Paleon ACARA 3

download Paleon ACARA 3

of 16

description

Filum Porifera

Transcript of Paleon ACARA 3

UNIVERSITAS TADULAKOFAKULTAS TEKNIKPROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI

PRAKTIKUM PALEONTOLOGI

NAMA : Muh. Taufiq KurniawanHARI/TGL : Kamis, 15-10-15NIM : F 121 14 010ACARA : Phylum Porifera

TINJAUAN PUSTAKAFILUM PORIFERA1. Pengertian Porifera, porus = lubang kecil (pori) dan ferre = mempunyai. Jadi, Porifera dapat diartikan hewan yang memiliki pori pada struktur tubuhnya. Tubuh porifera masih diorganisasi pada tingkat seluler yaitu tersusun atas sel-sel yang cenderung bekerja sendiri. Belum ada koordinasi antara sel satu dengan sel lainnya. Porifera termasuk hewan diploblastik karena tubuh hewan ini terdiri dari sua lapis sel. Sel-sel yang melapisi bagian luar tubuh disebut sel epithellum dermal (dermal amoebosit), sedangkan sel-sel bagian dalam tubuh yang melapisi spongocoel terdiri atas sel-sel bersilia yang disebut sel leher atau choanosit. Di antara kedua lapisan tersebut terdapat zat antara yang tersusun dari vahan gelatin yang disebut mesenkim.

2. Tempat Hidup Porifera merupakan hewan bersel banyak (multiseluler) yang paling sederhana. Sebagian besar hewan ini hidup di laut dangkal, sampai kedalaman 3,5 meter, dan hanya satu suku (familia) yang hidup di habitat air tawar yaitu Spongilidae.

3. Ciri Ciri Ciri-ciri umum Porifera adalah sebagai berikut: Tubuhnya asimetris maupun simetris, berbentuk radial simestris Tubuhnya terdiri dari 2 lapisan sel (dipoblastik), sel-selnya tersusun sebagai jaringan yang belum sempurna dengan mesenkim di antaranya Tubuh berpori, mikroskopik, pori-pori disebut ostia, yang mempunyai saluran dalam rongga tubuh pada ujung bebas terdapat oskulum. Sebagian atau seluruh bagian dalam tubuh merupakan sel-sel koanosit (suatu sel yang berflagel) Porifera belum mempunyai organ, simetri tubuh, sel-sel pengindra, sel saraf, saluran pencernaan., jaringan saraf maupun mulut. Porifera hidup secara heterotof.Makananya adalah bakteri dan plankton.Pencernaan dilakukan secara intraseluler di dalam koanosit dan amoebosit. Porifera yang telah dewasa tidak dapat berpindah tempat (sesil), hidupnya menempel pada batu atau benda lainya di dasar laut. Mereka mempunyai daya regenerasi yang tinggi, artinya mampu menumbuhkan kembali bagian tubuh yang hilang (rusak). Hidupnya melekatkan diri pada suatu dasar. Hidup di air tawar. Morfologi tubuhnya biasanya menyerupai tumbuhan seperti piala atau seperti vas bunga.

4. Klasifikasi a. Tipe Saluran Berdasarkan tipe salurannya dibagi tiga, yaitu: Tipe AksonMerupakan tipe sluran yang paling sederhana,secara berurutan terdiri atas ostia, spongocoel, dan oskulum. Contohx Leucosolenia sp dan Clatharina blanca Tipe SikonMerupakan tipe saluran yang meliputi ostia, saluran radial yang tidak bercabang, spongocoel, dan oskulum. Contohnya: Pheronema sp, Schypa sp, dan Sycon glatinosum. Tipe Leukon (ragon)Ini merupakan tipe saluran terumit. Saluranya terdiri atas ostia, saluran radial yang bercabang-cabang, spongocoel, dan oskulum. Contohnya: Euspongia officianalis dan Euspongia mollissima.b. Komposisi Zat Penyusun TubuhBerdasarakan komposisi penyusun tubuh, dibedakan menjadi tiga yaitu: CalcareaMemiliki tubuh yang tersusun dari zat kalsium karbonat ( CaCO3), yang memiliki ukuran tubuh yang kecil. Contohnya Clatharina blanca, Sycon glatinosum. Hexactinelida Memiliki rangka tubuh yang tersusun dari zat silika (SiO2). Contohnya : Pheronema sp. DemospongiaeRangka tubuhnya tersusun dari serabut spongin ( zat tanduk ), dan ada juga yang tesusun dari serabut spongin dan zat silika. Contohnya: Euspongia officianalis, Euspongia mollissima, dan Spongia carteri.c. Kerangka Tubuh dan Bentuk SpikulaDibagi atas tiga kelas yaitu: Kelas Calcarea, kerangka tubuh berupa spikula seperti duri-duri kecil dari Kalsium Karbonat, skeleton terdiri dari spikula zat kapur (CaCO3). Misalnya Scypa, Grantia, Leucosolenia botrioides, Sycon ciliatum, Clathrina sp. Kelas Hexatinellida, kerangka tubuh berupa spikula yang mengandung Silikat atau Kersik (SiO2). Bentuk tubuh umumnya berbentuk silinder atau corong. Misalnya Euplectella aspergilium, Phenorem sp. Kelas Demospongia, kerangka tubuh terbuat dari spongin saja, atau campuran spongin dan zat kersik. Misalnya Euspongia sp dan Spongilla sp. Demospongia dibagi menjadi dua ordo:1. OrdoTetraxonidaTermasuk dalam famili Desmacidonidae. Sponge tegak, bercabang-cabang, dan kadang-kadang beranastomose. Bentuknya bermacam-macam, padat (massife), berbentuk tabung, dan sistem kanalnya kompleks. Contoh: Microcionasp.2. Ordo Kebatosa. Sponge ini terdiri dari serabut spongin dari zat tanduk, termasuk famili Spongiidae, tubuhnya pipih massif, membentuk jala kecil yang sering terdapat pasir atau benda asing lainnya, dan tipe kanalnya leucon. Contohnya: Euspongiasp.

5. Fungsi1. Rangka tubuh dari porifera dapat digunakan sebagai alat pembersih.2. Dapat digunakan sebagai spons untuk mandi.3. Sebagai obat untuk kanker.4. Pembersih karat dan bahan baku obat-obatan.5. Menjaga ekosistem laut6. Fosilnya digunakan untuk menentukan umur dari batuan sedimen..

UNIVERSITAS TADULAKOFAKULTAS TEKNIKPROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI

PRAKTIKUM PALEONTOLOGI

NAMA : Muh. Taufiq KurniawanHARI/TGL : Kamis, 15-10-15NIM : F 121 14 010ACARA : Phylum Porifera

PEMBAHASANPada Praktikum Paleontologi Acara 3, Phylum Porifera ini, terdapat 5 sampel fosil yang di teliti dan di deskripsi.1. Fosil Talpaspongia ClavataFosil ini merupakan filum Porifera, kelas Calcarea, family Talpaspongianidae, genus Talpaspongia, dan spesies Talpaspongia SP. Mula-mula organisme ini mati dan tertransportasi oleh agen geologi seperti air. Organisme harus terhindar dari proses pembusukan. Kemudian organisme terendapkan bersama dengan material-material sedimen pada sebuah cekungan yang relatif stabil. Lambat laun semakin banyak material sedimen yang mengendap pada cekungan tersebut maka organisme akan menerima tekanan yang sangat kuat dan sisa dari organisme tadi akan terkompaksi, sehingga pori-pori dari organisme tersebut akan mengecil dan tersementasi oleh material-material sedimen, kemudian organisme akan terlitifikasi. Proses pemfosilannya berupa permineralisasi. Permineralisasi merupakan proses perubahan dimana jika terjadi peroses perubahan mineral menyebabkan pergantian secara menyeluruh mineral penyusun fosil oleh mineral lain yang lebih resisten. Proses tersingkapnya fosil ini di akibatkan dari adanya gaya endogen dan gaya eksogen. Gaya endogen berupa gaya uplift (pengangkatan) yang menyebabkan lempeng bumi akan terangkat muncul ke permukaan bumi. Setelah itu gaya eksogen berupa erosi dan pelapukan. Erosi dan pelapukan batuan oleh agen geologi seperti air dan angin menyebabkan material yang menutupi fosil tadi akan terkikis, sehingga lama kelamaan fosil akan tersingkap. Adapun bagian-bagian fosil yang masih dapat di jumpai Test merupakan bagian kesuluruhan dari fosil. Ektoderm merupakan dinding bagian luar. Endoderm meupakan dinding bagian dalam. Ostia merupakan lubang atau pori yang berfungsi untuk mengeluar masukkan air. Holdfast merupakan bagian tempat tertambatnya organisme. Oskulum yaitu pori-pori besar yang terdapat pada fosil sebagai tempat keluar masuknya air. (Gambar 1)

Gambar 1. Sketsa TalpaspongiaFosil ini berbentuk Conical. Conical merupakan bentuk yang menyerupai kerucut. Fosil ini memiliki komposisi kimia berupa Kalsium Karbonat (CaCO3) hal ini dapat dibuktikan jika fosil ditetesi oleh HCl, fosil ini bereaksi. Berdasarkan komposisi kimianya maka dapat disimpulkan bahwa fosil ini terendapkan di laut dangkal. Menurut skala waktu geologi, fosil ini hidup pada zaman Kapur Atas (100 65 juta tahun yang lalu).

Manfaat dari fosil ini sebagai penentu umur relative dari suatu lapisan sedimen dan lingkungan pengendapan,menjadi bukti dari kehidupan masa lalu,penentu iklim pada saat terjadinya sedimentasi dan kedalaman sedimentasi,sebagai penunjuk rekonstruksi paleogeopgrafi, sebagaipenentu top dan bottom pada suatu lapisan yang mengandungnya. Selain itu juga untuk penentuan biostratigrafi juga untuk menentukan arah aliran sedimen dan untuk mengetahui korelasi batuan.

UNIVERSITAS TADULAKOFAKULTAS TEKNIKPROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI

PRAKTIKUM PALEONTOLOGI

NAMA : Muh. Taufiq KurniawanHARI/TGL : Kamis, 15-10-15NIM : F 121 14 010ACARA : Phylum Porifera

2. Fosil ReceptaculitesFosil ini merupakan filum Porifera, family Receptaculitesidae, genus Receptaculites dan spesies Receptaculites SP. Mula-mula organisme ini mati dan tertransportasi oleh agen geologi seperti air. Organisme harus terhindar dari proses pembusukan. Kemudian organisme terendapkan bersama dengan material-material sedimen pada sebuah cekungan yang relatif stabil. Lambat laun semakin banyak material sedimen yang mengendap pada cekungan tersebut maka organisme akan menerima tekanan yang sangat kuat dan sisa dari organisme tadi akan terkompaksi, sehingga pori-pori dari organisme tersebut akan mengecil dan tersementasi oleh material-material sedimen, kemudian organisme akan terlitifikasi. Proses pemfosilannya berupa permineralisasi. Permineralisasi merupakan proses perubahan dimana jika terjadi peroses perubahan mineral menyebabkan pergantian secara menyeluruh mineral penyusun fosil oleh mineral lain yang lebih resisten. Proses tersingkapnya fosil ini di akibatkan dari adanya gaya endogen dan gaya eksogen. Gaya endogen berupa gaya uplift (pengangkatan) yang menyebabkan lempeng bumi akan terangkat muncul ke permukaan bumi. Setelah itu gaya eksogen berupa erosi dan pelapukan. Erosi dan pelapukan batuan oleh agen geologi seperti air dan angin menyebabkan material yang menutupi fosil tadi akan terkikis, sehingga lama kelamaan fosil akan tersingkap. Adapun bagian-bagian fosil yang masih dapat di jumpai Test merupakan bagian kesuluruhan dari fosil. Ektoderm merupakan dinding bagian luar. Ostia merupakan lubang atau pori yang berfungsi untuk mengeluar masukkan air. (Gambar 2)

Gambar 2. Sketsa ReceptaculitesFosil ini berbentuk Radial. Radial merupakan bentuk yang Tidak Jelas. Fosil ini memiliki komposisi kimia berupa Kalsium Karbonat (CaCO3) hal ini dapat dibuktikan jika fosil ditetesi oleh HCl, maka fosil ini bereaksi. Berdasarkan komposisi kimianya maka dapat disimpulkan bahwa fosil ini terendapkan di laut dangkal. Menurut skala waktu geologi, fosil ini hidup pada zaman Ordovisium Atas (450 435 juta tahun yang lalu). Manfaat dari fosil ini sebagai penentu umur relative dari suatu lapisan sedimen dan lingkungan pengendapan,menjadi bukti dari kehidupan masa lalu,penentu iklim pada saat terjadinya sedimentasi dan kedalaman sedimentasi,sebagai penunjuk rekonstruksi paleogeopgrafi, sebagaipenentu top dan bottom pada suatu lapisan yang mengandungnya. Selain itu juga untuk penentuan biostratigrafi juga untuk menentukan arah aliran sedimen dan untuk mengetahui korelasi batuan.

UNIVERSITAS TADULAKOFAKULTAS TEKNIKPROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI

PRAKTIKUM PALEONTOLOGI

NAMA : Muh. Taufiq KurniawanHARI/TGL : Kamis, 15-10-15NIM : F 121 14 010ACARA : Phylum Porifera

3. Fosil SpongeFosil ini merupakan filum Porifera, Kelas Calcarea, family Spongenidae, genus Sponge dan spesies Sponge SP. Mula-mula organisme ini mati dan tertransportasi oleh agen geologi seperti air. Organisme harus terhindar dari proses pembusukan. Kemudian organisme terendapkan bersama dengan material-material sedimen pada sebuah cekungan yang relatif stabil. Lambat laun semakin banyak material sedimen yang mengendap pada cekungan tersebut maka organisme akan menerima tekanan yang sangat kuat dan sisa dari organisme tadi akan terkompaksi, sehingga pori-pori dari organisme tersebut akan mengecil dan tersementasi oleh material-material sedimen, kemudian organisme akan terlitifikasi. Proses pemfosilannya berupa permineralisasi. Permineralisasi merupakan proses perubahan dimana jika terjadi peroses perubahan mineral menyebabkan pergantian secara menyeluruh mineral penyusun fosil oleh mineral lain yang lebih resisten. Proses tersingkapnya fosil ini di akibatkan dari adanya gaya endogen dan gaya eksogen. Gaya endogen berupa gaya uplift (pengangkatan) yang menyebabkan lempeng bumi akan terangkat muncul ke permukaan bumi. Setelah itu gaya eksogen berupa erosi dan pelapukan. Erosi dan pelapukan batuan oleh agen geologi seperti air dan angin menyebabkan material yang menutupi fosil tadi akan terkikis, sehingga lama kelamaan fosil akan tersingkap. Adapun bagian-bagian fosil yang masih dapat di jumpai Test merupakan bagian kesuluruhan dari fosil. Ektoderm merupakan dinding bagian luar. Ostia merupakan lubang atau pori yang berfungsi untuk mengeluar masukkan air. (Gambar 3)

Gambar 3. Sketsa SpongeFosil ini berbentuk Radial. Radial merupakan bentuk yang Tidak Jelas. Fosil ini memiliki komposisi kimia berupa Kalsium Karbonat (CaCO3) hal ini dapat dibuktikan jika fosil ditetesi oleh HCl, maka fosil ini bereaksi. Berdasarkan komposisi kimianya maka dapat disimpulkan bahwa fosil ini terendapkan di laut dangkal. Menurut skala waktu geologi, fosil ini hidup pada zaman Ordovisium Atas (450 435 juta tahun yang lalu). Manfaat dari fosil ini sebagai penentu umur relative dari suatu lapisan sedimen dan lingkungan pengendapan,menjadi bukti dari kehidupan masa lalu,penentu iklim pada saat terjadinya sedimentasi dan kedalaman sedimentasi,sebagai penunjuk rekonstruksi paleogeopgrafi, sebagaipenentu top dan bottom pada suatu lapisan yang mengandungnya. Selain itu juga untuk penentuan biostratigrafi juga untuk menentukan arah aliran sedimen dan untuk mengetahui korelasi batuan.

UNIVERSITAS TADULAKOFAKULTAS TEKNIKPROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI

PRAKTIKUM PALEONTOLOGI

NAMA : Muh. Taufiq KurniawanHARI/TGL : Kamis, 15-10-15NIM : F 121 14 010ACARA : Phylum Porifera

4. Fosil HindiaFosil ini merupakan filum Porifera, Kelas Demospongia, family Hindianidae, genus Hindia dan spesies Hindia SP. Mula-mula organisme ini mati dan tertransportasi oleh agen geologi seperti air. Organisme harus terhindar dari proses pembusukan. Kemudian organisme terendapkan bersama dengan material-material sedimen pada sebuah cekungan yang relatif stabil. Lambat laun semakin banyak material sedimen yang mengendap pada cekungan tersebut maka organisme akan menerima tekanan yang sangat kuat dan sisa dari organisme tadi akan terkompaksi, sehingga pori-pori dari organisme tersebut akan mengecil dan tersementasi oleh material-material sedimen, kemudian organisme akan terlitifikasi. Proses pemfosilannya berupa permineralisasi. Permineralisasi merupakan proses perubahan dimana jika terjadi peroses perubahan mineral menyebabkan pergantian secara menyeluruh mineral penyusun fosil oleh mineral lain yang lebih resisten. Proses tersingkapnya fosil ini di akibatkan dari adanya gaya endogen dan gaya eksogen. Gaya endogen berupa gaya uplift (pengangkatan) yang menyebabkan lempeng bumi akan terangkat muncul ke permukaan bumi. Setelah itu gaya eksogen berupa erosi dan pelapukan. Erosi dan pelapukan batuan oleh agen geologi seperti air dan angin menyebabkan material yang menutupi fosil tadi akan terkikis, sehingga lama kelamaan fosil akan tersingkap. Adapun bagian-bagian fosil yang masih dapat di jumpai Test merupakan bagian kesuluruhan dari fosil. Ektoderm merupakan dinding bagian luar. Ostia merupakan lubang atau pori yang berfungsi untuk mengeluar masukkan air. Holdfast merupakan bagian tempat tertambatnya organisme. (Gambar 4)

Gambar 4. Sketsa HindiaFosil ini berbentuk Conical. Conical merupakan bentuk yang menyerupai kerucut. Fosil ini memiliki komposisi kimia berupa Kalsium Karbonat (CaCO3) hal ini dapat dibuktikan jika fosil ditetesi oleh HCl, maka fosil ini bereaksi. Berdasarkan komposisi kimianya maka dapat disimpulkan bahwa fosil ini terendapkan di laut dangkal. Menurut skala waktu geologi, fosil ini hidup pada zaman Perem Bawah (280 251 juta tahun yang lalu). Manfaat dari fosil ini sebagai penentu umur relative dari suatu lapisan sedimen dan lingkungan pengendapan,menjadi bukti dari kehidupan masa lalu,penentu iklim pada saat terjadinya sedimentasi dan kedalaman sedimentasi,sebagai penunjuk rekonstruksi paleogeopgrafi, sebagaipenentu top dan bottom pada suatu lapisan yang mengandungnya. Selain itu juga untuk penentuan biostratigrafi juga untuk menentukan arah aliran sedimen dan untuk mengetahui korelasi batuan.

UNIVERSITAS TADULAKOFAKULTAS TEKNIKPROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI

PRAKTIKUM PALEONTOLOGI

NAMA : Muh. Taufiq KurniawanHARI/TGL : Kamis, 15-10-15NIM : F 121 14 010ACARA : Phylum Porifera

5. Fosil SiphoninaFosil ini merupakan filum Porifera, family Siphoninanidae, genus Siphonina dan spesies Siphonina SP. Mula-mula organisme ini mati dan tertransportasi oleh agen geologi seperti air. Organisme harus terhindar dari proses pembusukan. Kemudian organisme terendapkan bersama dengan material-material sedimen pada sebuah cekungan yang relatif stabil. Lambat laun semakin banyak material sedimen yang mengendap pada cekungan tersebut maka organisme akan menerima tekanan yang sangat kuat dan sisa dari organisme tadi akan terkompaksi, sehingga pori-pori dari organisme tersebut akan mengecil dan tersementasi oleh material-material sedimen, kemudian organisme akan terlitifikasi. Proses pemfosilannya berupa permineralisasi. Permineralisasi merupakan proses perubahan dimana jika terjadi peroses perubahan mineral menyebabkan pergantian secara menyeluruh mineral penyusun fosil oleh mineral lain yang lebih resisten. Proses tersingkapnya fosil ini di akibatkan dari adanya gaya endogen dan gaya eksogen. Gaya endogen berupa gaya uplift (pengangkatan) yang menyebabkan lempeng bumi akan terangkat muncul ke permukaan bumi. Setelah itu gaya eksogen berupa erosi dan pelapukan. Erosi dan pelapukan batuan oleh agen geologi seperti air dan angin menyebabkan material yang menutupi fosil tadi akan terkikis, sehingga lama kelamaan fosil akan tersingkap. Adapun bagian-bagian fosil yang masih dapat di jumpai Test merupakan bagian kesuluruhan dari fosil. Ektoderm merupakan dinding bagian luar. Ostia merupakan lubang atau pori yang berfungsi untuk mengeluar masukkan air. Holdfast merupakan bagian tempat tertambatnya organisme. (Gambar 5)

Gambar 5. Sketsa SiphoninaFosil ini berbentuk Radial. Radial merupakan bentuk yang Tidak jelas. Fosil ini memiliki komposisi kimia berupa Kalsium Karbonat (CaCO3) hal ini dapat dibuktikan jika fosil ditetesi oleh HCl, maka fosil ini bereaksi. Berdasarkan komposisi kimianya maka dapat disimpulkan bahwa fosil ini terendapkan di laut dangkal.Manfaat dari fosil ini sebagai penentu umur relative dari suatu lapisan sedimen dan lingkungan pengendapan,menjadi bukti dari kehidupan masa lalu,penentu iklim pada saat terjadinya sedimentasi dan kedalaman sedimentasi,sebagai penunjuk rekonstruksi paleogeopgrafi, sebagaipenentu top dan bottom pada suatu lapisan yang mengandungnya. Selain itu juga untuk penentuan biostratigrafi juga untuk menentukan arah aliran sedimen dan untuk mengetahui korelasi batuan.

Daftar Pustaka Laporan PRAKTIKUM PALEONTOLOGI Makassar 2012 Jurusan Teknik Geologi Universitas Hasanuddin. http://biology-community.blogspot.com/2009/02/proses-fosilisasi-pada-makhluk-hidup.html http://id.wikipedia.org/wiki/Porifera nitehawkripper.blogspot.com/2011/06/filum-porifera.html http://abhykatsu.blogspot.com/2011/12/makalah-porifera.html http://dhynasaputra.blogspot.com/2011/09/normal-0-false-false-false-en-us-x-none.html

Catatan AsistenParaf Asisten

Tanggal