Modul Penggunaan Path Loss

download Modul Penggunaan Path Loss

of 30

description

Engineering

Transcript of Modul Penggunaan Path Loss

PATHLOSS 4.0 TECHNICAL REFERENCE

PATHLOSS 4.0 TECHNICAL REFERENCE (INDONESIAN VERSION)PT HUANING CONSULTING INDONESIA

PATHLOSS 4.0 TECHNICAL REFERENCE

[INDONESIAN VERSION]

PT HUANING CONSULTING INDONESIA

Jl. Jendral Sudirman Kav. 1 Wisma 46 Kota BNI

14th Floor, Suite 14.08 Jakarta 10220 Indonesia

Tel: +62-21-5719876, Fax: +62-21-5724866

www.jsptpd.com

1. Buka aplikasi Pathloss 4.0 yang telah diinstal. Berikut ini adalah tampilan awal Pathloss.

2. Setelah itu, lakukan konfigurasi terlebih dahulu untuk penyesuaian contur peta di suatu tempat. Klik menu Configure ( Geographic Defaults.

Pilih Ellipsoid pada box Use, kemudian pilih konfigurasi Latitude dan Longitude berdasarkan letak daerah. Bila kita di Pulau Jawa yang terletak di selatan khatulistiwa, maka pilih latitudenya Southern Hemisphere dan longitudenya Eastern Hemisphere. Grid coordinate systemnya menggunakan UTM, second format pilih Nearest 0.01 Second. Klik tombol OK.

3. Langkah berikutnya adalah melakukan konfigurasi terrain. Klik menu Configure, pilih Terrain Database.

4. Setelah itu akan muncul window baru seperti di bawah ini. Pada kotak Primary, pilih Odyssey UTM. Selanjutnya klik tombol Setup Primary.

Pada box Odyssey - UTM, pilih Use specified UTM zone yang disesuaikan dengan lokasi daerah. Untuk pulau Jawa, pakai 49S, untuk Sulawesi pakai 51S.

5. Klik button Set Directory untuk memilih letak peta yang akan kita pakai. Pada contoh di bawah letak mapnya ada di drive F:/[Digital Map]/Area6javabali/indonesia6_hts/asset. Bila telah dipilih lokasi peta, klik OK pada box Browse for Folder.

Setelah itu, klik button Index pada box Odyssey-UTM untuk import index peta. Klik Files ( Import List.

Pada window baru, klik button Planet dan lakukan penyesuaian pada UTM zone. Setelah itu klik button OK.

Berikutnya pilih file Index pada folder map yang telah kita pilih di awal (langkah nomor 5). Setelah selesai, klik OK.

Hasil file index yang telah diload seperti tampak di bawah ini. Setelah itu klik Files ( Close. Setelah yakin semua setingan peta beres, klik Close pada box Odessey UTM dan klik OK pada box Configure Terrain Database.

6. Berikutnya kita akan meload peta lokasi site-site yang ada. Klik Module ( Map Grid.

Klik Files ( Open untuk memilih peta lokasi site.

Browse lokasi peta site, kemudian klik button Open.

Hasil site map yang telah di load akan tampak seperti di bawah ini. Bila ingin zoom, klik tombol zoom di bagian kiri atas, untuk membuat link, klik icon rantai di pojok kiri atas.

Kita dapat mengamati peta site yang digabung dengan contur wilayah yang ada (ketinggian tempat). Klik Module ( Network.

Setelah itu pulih menu Site Data ( Create background.

Tampak pada gambar di bawah adalah proses loading untuk create Network Background.

7. Di bawah adalah hasil load site map dan network background. Untuk zoom, klik Ctrl+drag left mouse. Untuk kembali ke ukuran semula, klik Ctrl+right mouse.

Untuk membuat satu hub / link microwave, cukup left mouse klik di Tx kemudian drag ke Rx. Anda dapat melakukan pengaturan terhadap Link Attributes, Map Crossings, Label, dll dengan cara right mouse klik pada hub yang telah dibentuk.

Pada contoh di bawah, apabila kita memilih Map Crossing, maka akan muncul beberapa informasi mengenai coordinat, true azimuth untuk masing-masing site, panjang lintasan antar site. Data ini dibutuhkan saat LOS Survey di lapangan.

Kita dapat menampilkan informasi dari masing-masing site (Site Name, Call Sign, Coordinates, dan Elevation) dengan cara double left click mouse pada satu site, kemudian pilih info yang diinginkan seperti contoh di bawah ini.

8. Langkah berikutnya adalah mengecek apakah link yang kita buat sudah sesuai dengan harapan. Caranya adalah left click mouse pada link (garis berwarna hitam pada gambar di bawah), kemudian pilih Summary.

Selanjutnya perhatikan nama kedua site pada Summary, apakah sudah sesuai dengan harapan. Pada Summary, anda dapat juga mengedit Frequency (MHz) operasi link microwave besrikut polarisasinya. Untuk link yang menggunakan frekuensi tinggi (lebih dari 10 GHz) sangat disarankan untuk memakai polarisasi vertical supaya link lebih reliable terhadap hujan (sumber : Rapaport).

9. Berikutnya kita buka Module ( Terrarin Data

Pada window Terrain Data, klik menu Operations ( Generate Profile

Pada window Generate Profile, tambahkan 20 meter pada field Distance Increment (km), kemudian klik tombol Generate. Penambahan tinggi 20 meter merupakan implementasi dari tinggi rata2 pepohonan sepanjang path yang dilalui oleh link microwave.

Setelah profile digenerate, klik Close pada window Generate Profile. Akan nampak profile/kontur permukaan bumi dari Cigudeg STO yang merupakan Far End ke Talaga Kahuripan (GF) yang merupakan Near End.

Dari modul Terrain Data ini, kita bias mengamati contur permukaan bumi dan informasi ketinggian dari tiap-tiap titik. Sebenarnya dari sini, kita sudah dapat melakukan asumsi apakah link microwave tersebut sudah LOS (Line of Sight) atau belum.

10. Df

11. Df

12. Df

13. Df

14. dfd

2007 by Imaduddin Latif Mukhtar, ST

Page 31 of 31