MODEL PENGELOLAAN PROGRAM PENGALAMAN LAPANGAN …

13
Model Pengelolaan Program Pengalaman Lapangan ... (Muhroji dan Catur Budi Setyanto) 149 MODEL PENGELOLAAN PROGRAM PENGALAMAN LAPANGAN PROGRAM STUDI GURU SEKOLAH DASAR FKIP UMS Muhroji dan Catur Budi Setyanto Program Studi PGSD Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Surakarta [email protected] ABSTRACT The purposes of this study are threefolds: a. Describe the management of PPL of PGSD FKIP-UMS conducted so far. b. Formulate the management of model PGSD FKIP PPL- UMS in accordance with the demands of competence. c. Describe the policies that should be done so that the PPL management of PGSD FKIP-UMS match with the needs of stakeholders. The type of the research is qualitative research with design phenomenology. The experiment is conducted in the Faculty of Teacher trainning of UMS, School of part- ners/where PPL isconducted and associated institutions. The sources of the data are in the form of guidelines for the implementation of PGSD PPL and PPL documents and re- source activities. The data collection techniques using the techniques of documentation, observation, and interviews as well as a forum group discussion (FGD). The data are analyzed critically. Critical analysis is conducted are a flow includes the steps of data reduction, data display and conclusion. The validity of the data is done by triangulation of methods and sources and do forum group discussion (FGD). The results of the study can be stated as follows : 1. PPL PGSD management : a. implemented by the management unit of PPL, b. PPL management of model of FKIP PGSD-UMS can be broadly grouped into two, namely : 1). PPL programmed, and 2). PPL independent. c. PPL program is intended for regular students, implemented in semester VII, and PPL Independent of PSKGJ for students/students who have become teachers, implemented according to the needs. d. PPL in the curriculum of PGSD FKIP-UMS is an integral part in preparing the prospec- tive students as professional teachers. e. PPL PGSD FKIP-UMS is more emphasied on the practice of schooling and learning practices. 2. PPL PGSD model was promoted “Model Pengelolaan Terpadu/Kolaboratif”, PGSD FKIP-UMS relationship with partner school not only in implement PPL stage. But since PGSD Curriculum development, implementa- tion PPL to reporting stage. 3. policies that should be done PGSD FKIP-UMS are : a. It has “Laboratorium School”; b. PPL financing should include comprehensive activities; c. election partner school with more emphasis on teacher competence oficials than school acreditation. Keywords: PPL Programmed. PPL Independent, Integrated Management Model / Collaborative.

Transcript of MODEL PENGELOLAAN PROGRAM PENGALAMAN LAPANGAN …

Page 1: MODEL PENGELOLAAN PROGRAM PENGALAMAN LAPANGAN …

Model Pengelolaan Program Pengalaman Lapangan ... (Muhroji dan Catur Budi Setyanto) 149

MODEL PENGELOLAAN PROGRAM PENGALAMAN LAPANGANPROGRAM STUDI GURU SEKOLAH DASAR FKIP UMS

Muhroji dan Catur Budi Setyanto

Program Studi PGSD Fakultas Keguruan dan Ilmu PendidikanUniversitas Muhammadiyah Surakarta

[email protected]

ABSTRACT

The purposes of this study are threefolds: a. Describe the management of PPL of PGSDFKIP-UMS conducted so far. b. Formulate the management of model PGSD FKIP PPL-UMS in accordance with the demands of competence. c. Describe the policies that shouldbe done so that the PPL management of PGSD FKIP-UMS match with the needs ofstakeholders. The type of the research is qualitative research with design phenomenology.The experiment is conducted in the Faculty of Teacher trainning of UMS, School of part-ners/where PPL isconducted and associated institutions. The sources of the data are in theform of guidelines for the implementation of PGSD PPL and PPL documents and re-source activities. The data collection techniques using the techniques of documentation,observation, and interviews as well as a forum group discussion (FGD). The data areanalyzed critically. Critical analysis is conducted are a flow includes the steps of datareduction, data display and conclusion. The validity of the data is done by triangulation ofmethods and sources and do forum group discussion (FGD). The results of the study canbe stated as follows : 1. PPL PGSD management : a. implemented by the managementunit of PPL, b. PPL management of model of FKIP PGSD-UMS can be broadly groupedinto two, namely : 1). PPL programmed, and 2). PPL independent. c. PPL program isintended for regular students, implemented in semester VII, and PPL Independent of PSKGJfor students/students who have become teachers, implemented according to the needs. d.PPL in the curriculum of PGSD FKIP-UMS is an integral part in preparing the prospec-tive students as professional teachers. e. PPL PGSD FKIP-UMS is more emphasied onthe practice of schooling and learning practices. 2. PPL PGSD model was promoted “ModelPengelolaan Terpadu/Kolaboratif”, PGSD FKIP-UMS relationship with partner schoolnot only in implement PPL stage. But since PGSD Curriculum development, implementa-tion PPL to reporting stage. 3. policies that should be done PGSD FKIP-UMS are : a. Ithas “Laboratorium School”; b. PPL financing should include comprehensive activities;c. election partner school with more emphasis on teacher competence oficials than schoolacreditation.

Keywords: PPL Programmed. PPL Independent, Integrated Management Model /Collaborative.

Page 2: MODEL PENGELOLAAN PROGRAM PENGALAMAN LAPANGAN …

Profesi Pendidikan Dasar, Vol. 1, No. 2, Desember 2014: 149-161150

PENDAHULUAN

Pemerintah Indonesia menunjukkan per-hatian yang cukup besar terhadap peningkatanmutu pendidikan. Hal ini dapat dilihat dari adanyaperaturan standardisasi nasional penddikan yangselalu disesuaikan dengan kebutuhan, standarkelulusan yang semakin meningkat, pengawasanpenyelenggaraan/pengelolaan lembaga pendi-dikan yang semakin intensif, seperti adanya akre-ditasi dan persyaratan guru yang semakin tinggi.

Dalam upaya meningkatkan mutu pendi-dikan peran guru sangat penting. Hal ini dapatdilihat adanya regulasi yang berkaitan denganguru. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003tentang Sistem Pendidikan Nasional, Undang-Undang Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru danDosen, Peraturan Pemerintah No. 74 Tahun2008 tentang Guru, serta Peraturan MenteriPendidikan Nasional No. 8 Tahun 2009 tentangProgram Pendidikan Profesi Guru Pra Jabatan,menegaskan peranan strategis guru dan dosendalam peningkatan mutu pendidikan. Gurumerupakan jabatan profesional yang menuntutagar guru memiliki kualifikasi akademik,kompetensi, sertifikat pendidik, sehat jasmani danrohani serta memiliki kemampuan untukmewujudkan tujuan pendidikan nasional.

Terkait dengan hal tersebut di atas, dalamupaya meningkatkan mutu guru sebagaimanadiamanahkan UU No. 14 Tahun 2005 dan PP74 Tahun 2008, menyebutkan bahwa guru harusberpendidikan minimal S1/D-IV dan wajibmemiliki sertifikat pendidik yang diperoleh melaluipendidikan profesi.

Mengacu pada UU No. 14 tahun 2005tentang guru dan dosen pasal 6 yang menyatakanbahwa guru dan dosen wajib memiliki kualifikasiakademik dan kompetensi sebagai agen pembe-lajaran yang sehat jasmani dan rohani, memilikikemampuan untuk mewujudkan tujuan pendi-dikan nasional, maka FKIP-UMS sebagai LPTK

pencetak guru ikut bertanggungjawab untukmengawal amanah UU tersebut.

Pelaksanaan PPL yang diselenggarakanFKIP-UMS sampai saat ini kurang efektif. Halini disebabkan rasio sekolah mitra yang dilibatkandalam pelaksanaan PPL dengan mahasiswapeserta PPL kurang ideal. Rata-rata setiapsekolah mitra membina 30-35 mahasiswa nonPGSD dan PGPAUD, sedangkan mahasiswaPGSD dan PGPAUD antara 10-12 mahasiswasetiap sekolah mitra. Akibatnya frekuensi praktekmengajar dan pembimbingan mahasiswa PPLdirasakan masih kurang maksimal.

Rasio dosen pembimbing lapangan denganmahasiswa peserta PPL juga masih kurang ideal.Di mana untuk tahun akademik 2011/2012 rasiodosen mahasiswa PPl untuk PGSD satu dosenmembimbing 20/24 mahasiswa. Di samping itudosen di kampus tidak saja mengajar tetapi jugamembimbing skripsi dan tugas tri darma perguruantinggi yang lain, sehingga pelaksanaan pembim-bingan PPL kurang maksimal, artinya belumterlibat dalam proses perencanaan, pembim-bingan mengajar dan penilain uji kompetensibelum maksimal.

Pelaksanaan pembimbingan mahasiswadalam PPL selama ini didominasi oleh gurupamong, akibatnya peran dosen pembimbinglapangan (DPL) masih kurang. Disamping itu,berdasarkan pengamatan sementara menunjukanbahwa sebagian besar dari guru pamong belummemenuhi sebagai guru profesional sebagaimanadiamanatkan dalam UU No. 14 Tahun 2005.Guru pamong dalam pelaksanaan pembelajaranmasih banyak menggunakan pendekatan yangkonvesional. Padahal tuntutan ke depan pembe-lajaran harus menggunakan pembelajaran tematikintegratif (Depdiknas 2013) yang aktif daninovatif

Pembekalan yang diterima mahasiswasebelum terjun di sekolah masih belum memadai.Pembekalan yang diberikan lebih banyak

Page 3: MODEL PENGELOLAAN PROGRAM PENGALAMAN LAPANGAN …

Model Pengelolaan Program Pengalaman Lapangan ... (Muhroji dan Catur Budi Setyanto) 151

berkaitan dengan proses pembelajaran, semen-tara tugas profesional harus didukung denganberbagai ilmu pengetahuan, seperti psikologi,sosiologi, dan komunikasi. Materi-materi tersebutsebenarnya sudah diberikan kepada mahasiswa,tetapi perlu refresing mendekati pelaksanaanPPL.

Pembelajaran mikro yang berbasis pembe-lajaran tematik integratif dan pembelajaran aktif(active learning) bagi mahasiswa PGSD akanberdampak pada tingginya tingkat kebermaknaanbelajar dan ketuntasan belajar (mastery learn-ing). Dari sinilah akhirnya penguasaan kompe-tensi calon guru SD akan meningkat. Kompetensiprofesional pembelajaran tematik integratif danpembelajaran aktif yang memadai memudahkancalon guru SD dalam melaksanakan tugasprofesionalnya sebagai guru. Oleh karena itu,pembelajaran mikro bagi mahasisw PGSD lebihdititik beratkan pembelajaran tematik.

Untuk mencapai tujuan dan outcomessebagaimana dikemukakan di atas, programpengalaman lapangan(PPL) perlu dikelola denganbaik. Thesis ini akan mendeskripsikan penge-lolaan PPL PGSD FKIP-UMS yang selama inidilakukan, dan bagaimana model pengelolaan PPLPGSD FKIP-UMS yang sebaiknya dilakukan agartujuan program studi PGSD FKIP-UMSmenghasilkan guru profesional dapat tercapai.

Dalam rangka menghasilkan guru yangprofesional tersebut FKIP-UMS harus berbenahdiri. Salah satu aspek yang harus dibenahi agarmenghasilkan guru yang profesional adalahpemberian bekal pengalaman mengajar yangoptimal sebelum mahasiswa terjun di masyarakat,mengamalkan ilmunya sebagai guru. ProgramPengalaman Lapangan (PPL) merupakan salahsatu kegiatan kurikuler yang wajib dilaksanakanoleh mahasiswa FKIP–UMS untuk mencapaiderajat gelar sarjana pendidikan.

Program pengalaman lapangan akan dapatmengahasilkan hasil yang maksimal perlu penge-

lolaan yang baik, dari mulai perencanaan,pengorganisasian, pelaksaaan dan pengawasan.Program S1 PGSD merupakan program baru,karena sebelumnya untuk menjadi guru SD cukupluusan SLTA (SPG), Lahirnya UU No. 14 tahun2005 mensyaratkan untuk menjadi guru SD harusminimal S1/D4. Program studi PGSD FKIP-UMS mulai dibuka tahun 2007, artinyapelaksanaan PPL bagi program studi PGSD barudilaksanakan empat angkatan. Setiap diadakanevaluasi pelaksanaan PPL banyak sekali masukanbaik dari guru pamong, dosen pembimbingmaupun mahasiswa untuk perbaikan pengelolaanPPL. Oleh karena itu, dalam penelitian ini akanmenjawab pertanyaan bagaimana pelaksanaanPPL PGSD FKIP-UMS seharusnya dilak-sanakan.

Tujuan penelitian ini ada tiga: a. Men-deskripsikan pengelolaan PPL PGSD FKIP-UMS yang dilakukan selama ini. b. Merumuskanmodel pengelolaan PPL PGSD FKIP-UMS yangsesuai dengan tuntutan kompetensi. dan c.Mendeskripsikan kebijakan yang sebaiknyadilakukan agar pengelolaan PPL PGSD FKIP-UMS sesuai dengan kebutuhan stake holder.

Fakultas Keguruan dan Ilmu PendidikanUMS merupakan lembaga pendidikan tenagakependidikan yang menyelenggarakan pendidi-kan calon guru. Sejak tahun 2009 diberi keper-cayaan pemerintah untuk melaksanakan sertifikasiguru dalam jabatan dan pada ahun 2012 diberikepercayaan untuk menyelenggarakan Pen-didikan Profesi Guru (PPG) dalam jabatan.Sesuai dengan UU Guru dan Dosen No. 14 Tahun2005 seorang guru wajib memiliki kualifikasiakademik, kompetensi, sertifikat pendidik, sehatjasmani dan rohani, serta memiliki kemampuanmewujudkan tujuan nasional. Pendidikan CalonGuru SD (PGSD) di FKIP UMS mengacu padaUU tersebut. Lulusan PGSD FKIP-UMS di-arahkan kepada penguasaan kompetensi sebagaitenaga professional di bidang pendidikan seolahdasar.

Page 4: MODEL PENGELOLAAN PROGRAM PENGALAMAN LAPANGAN …

Profesi Pendidikan Dasar, Vol. 1, No. 2, Desember 2014: 149-161152

Kompetensi guru (UU No 14 Tahun 2005,Pasal 10) meliputi; kompetensi pedagogik,kompetensi kepribadian, kompetensi profes-sional, dan kompetensi sosial,. Hal ini berartibahwa seorang guru atau termasuk calon gurudituntut memiliki sejumlah kompetensi sebagaibekal untuk melaksanakan tugas secaraprofesional (PP No. 74 Tahun 2008, Pasal 3).

Dalam melaksanakan tugas keprofesio-nalan (UU No 14 Tahun 2005, Pasal 20), guruberkewajiban: a. merencanakan pembelajaran,melaksanakan proses pembelajaran yang ber-mutu, serta menilai dan mengevaluasi hasil pembe-lajaran; b. meningkatkan dan mengembangkankualifikasi akademik dan kompetensi secaraberkelanjutan sejalan dengan perkembangan ilmupengetahuan, teknologi, dan seni; c. bertindakobjektif dan tidak diskriminatif atas dasarpertimbangan jenis kelamin, agama, suku, ras,dan kondisi fisik tertentu, atau latar belakangkeluarga, dan status sosial ekonomi peserta didikdalam pembelajaran; d. menjunjung tinggiperaturan perundang-undangan, hukum, dankode etik guru, serta nilai-nilai agama dan etika;dan e. memelihara dan memupuk persatuan dankesatuan bangsa.

Tugas guru sebenarnya cukup banyak,tetapi yang menjadi perhatian utama masyarakatpada umumnya adalah pelaksanaan prosespembelajaran di sekolah. Oleh karena itu, semuamahasiswa PGSD FKIP-UMS selama megikutipendidikan di kampus diberi “pengalamanbelajar” secara teortik dan praktik sesuai dengantuntutan profesi diatas. Pengalaman belajar secarateoritik diselenggarakan dalam perkuliahan,sedangkan pengalaman praktik diberikan dilaboratorium dan di sekolah mitra.

Praktik di sekolah lebih menekankan padapraktek persekolahan dan praktik yang mene-kankan kemampuan melaksanakan pembe-lajaran, tanpa mengesampingkan kompetensikepribadian maupun sosial. PPL merupakanpuncak dari pembekalan yang diberikan kepada

mahasiswa dalam kaitannya dengan kompetensiyang harus dikuasai dan inti dari pendidikan guruitu sendiri.

Program pengalaman lapangan merupakankegiatan kurikuler dengan bobot 4 sks dan dilak-sanakan pada semester ke enam. Mahasiswabisa melaksanakan PPL setelah mengambil matakuliah kependidikan, pembelajaran, dan Micro-teachig. PPL bertujuan agar mahasiswa ProgramStudi S1 PGSD FKIP UMS memiliki kompetensipaedagogik, kompetensi kepribadian, kompe-tensi sosial dan kompetensi profesional.

Pelaksanaan PPL program studi PGSDFKIP-UMS melibatkan berbagai pihak, baikFKIP-UMS maupun pihak luar. Oleh karena itu,perlu adanya perencanaan dan persiapan yangmatang, baik yang berhubungan dengan maha-siswa, dosen pembimbing, sekolah mitra, dinaspendidikan dan kebudayaan maupun yayasanyang membawahi sekolah mitra. Untuk menya-makan persepsi semua yang terlibat dalampelaksanaan PPL dbuatkan pedoman PPL.

Pengelolaan pada dasarnya sama denganmanajemen, yang secara umum diartikan sebagairangkaian kegiatan yang dilakukan olehsekelompok orang yang bekerja sama dalammencapai tujuan tertentu. Manajemen berasal daribahasa Inggris to manage yang berarti mengurus,mengatur, melaksanakan dan mengelola (Echols,J. M. Dan Hasan Shadily, 1987: 372). Apa yangdimaksud dengan manajemen, manajemen sepertiistilah lain yang berhubungan dengan aktivitasmanusia sulit definisikan secara tepat. Dalamkenyataannya tak ada definisi manajemen yangtelah diterima secara umum. Mary Parker Follettmenefinisikan manajemen sebagai seni dalammenyelesaikan pekerjaan melalui orang lain (T.Hani Handoko, 2000: 10). Definisi ini mengan-dung arti bahwa para manajer dalam mencapaitujuan organisasi melalui pengaturan orang lainuntuk melakukan tugas-tugas yang mungkindiperlukan, jadi manajer tidak bekerja sendirian.

Page 5: MODEL PENGELOLAAN PROGRAM PENGALAMAN LAPANGAN …

Model Pengelolaan Program Pengalaman Lapangan ... (Muhroji dan Catur Budi Setyanto) 153

Definisi tersebut bisa saja digunakan, tetapidalam kenyataannya manajemen pengertiannyabisa sangat luas, sehingga tidak ada definisi yangdigunakan secara konsisten oleh semua orang.Definisi yang lebih kompleks dikemukakan olehStoner yang dikutip Hadari Nawawi (2000: 36)“manajemen adalah proses perencanaan, peng-organisasian, pengarahan dan pengawasankegiatan anggota organisasi dan menggunakansumber-sumber daya organisasi lainnya, agarmencapai tujuan organisasi yang telah ditetap-kan”.

Mengartikan manajemen sebagai seniberarti manajemen itu merupakan kemampuandan ketrampilan pribadi seseorang. Sedangmengartikan manajemen sebagai prosesmenunjukkan bahwa manajemen itu merupakancara yang sistematis dalam melakukan pekerjaan.Manajemen merupakan proses karena semuamanajer, siapapun orangnya, apakah punya atautidak kecakapan dan ketrampilan khusus harusmelakukan kegiatan-kegiatan tertentu yang salingberkaitan guna mencapai tujuan yang telahditentukan.

Proses kegiatan-kegiatan manajemen,seperti perencanaan, pengorganisasian, penga-rahan dan pengawasan para ahli juga tidak adakesepakatan mengenai kegiatan ini. Peren-canaan, bararti bahwa para manajer memikirkankegiatan mereka sebelum melaksanakan.Rencana ini disusun berdasarkan data, metodedan logika tertentu bukan berdasarkan padadugaan atau pera-saan tertentu.

Pengorganisasian, berarti bahwa paramanajer mengkoordinasikan sumua sumber dayabaik personal maupun material. Kemampuanmanajer terletak pada kemampuan mengkoor-dinasikan semua sumber daya untuk mencapaitujuan secara efektif dan efisien. Pengkoordinasianmerupakan bagian vital dari tugas manajer.

Pengarahan, artinya manajer ataupemimpin mengarahkan, memimpin dan mempe-

ngaruhi bawahan untuk melakukan pekerjaandalam rangka mencapai tujuan. Pengawasan,artinya manajer berupaya untuk menjamin bahwaorganisasi bergerak kearah tujuan yang telahditentukan.

Pengelolaan PPL dalam penelitian iniartinya bagaimana program/kegiatan PPL diPGSD FKIP-UMS direncanakan, diorganisir,dilaksanakan dan bagaimana pengawasannya.Pengelolaan PPl progam studi PGSD FKIP-UMS secara garis besar dibagi dua, yaitu a.terprogram, dan b. mandiri. PPL terprogramartinya tempat pelaksanaan PPL ditentukan olehunit pelaksana PPL dan diperuntukkan bagimahasiswa reguler, sedangkan PPL mandiritempat PPL ditentukan oleh mahasiswa,diperuntukkan bagi mahasiswa yang sudahmenjadi guru.

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian ini penelitian kualitatifdengan desain phenomenologis. Artinya penelitianyang hasilnya menggambarkan fenomena yangterjadi pada pengelolaan PPL PGSD FKIP-UMS. Penelitian dilaksanakan di FKIP UMS,Sekolah mitra/tempat PPL dan lembaga yangterkait. Penelitian dilaksanakan mulai juli 2013-6 Januari 2014.

Data yang dikumpulkan meliputi dataprimer dan data sekunder berkaitan dengankegiatan PPL. Data yang dikumpukan meliputiperencanaan, pelaksanaan dan evaluasi PPL,yang mencakup tempat, waktu, personal danproses pengelolaan PPL. Data primer berasal darinara sumber dan data sekunder diperoleh daridokumen kegiatan PPL. Sumber data berupapedoman pelaksanaan PPL PGSD, dan dokumenkegiatan PPL. Nara sumber dalam penelitian inipimpinan fakultas, pimpinan program studi,kepala laboratorium microteaching dan PPL,dosen pembimbing lapangan, kepala sekolah,guru pamong/pembimbing dan mahasiswa.

Page 6: MODEL PENGELOLAAN PROGRAM PENGALAMAN LAPANGAN …

Profesi Pendidikan Dasar, Vol. 1, No. 2, Desember 2014: 149-161154

Peneliti bertindak sebagai instrumenpenelitian dan siswa. Teknik pengumpulan datamenggunakan teknik dokumentasi, observasi, danwawancara serta forum group discussion(FGD). Dokumentasi untuk mengumpulkan datayang berkaitan dengan Pelaksanaan PPL. Teknikdokumentasi penting dalam penelitian ini, karenapenelitian ini diperuntukkan kejadian yang telahlalu atau pelaksanaan PPL tahun 2012 dansebagian tahun 2013. Sedangkan teknik inter-view digunakan untuk mengetahui kebijakanpengelolaan PPL dan mengecek data dokumenyang ada. Sedangkan teknik observasi untukmencocokkan data dokumen dan hasil interviewdengan kondisi yang sebenarnya.

Instrumen yang digunakan dalam penelitianini disusun berdasarkan standar proseduroperasional PPL yang berlaku di buku pedomanmaupun pelaksanaan yang dilakukan dibeberapaperguruan tinggi lain. Wawancara dilakukankepada pimpinan fakultas, pimpinan programstudi, pengelola PPL, Dosen pembimbing danwakil guru pembimbing. FGD dilakukan untukmendapatkan masukan bagaimana model penge-lolaan PPL yang sesuai dengan tuntutan kom-petensi.

Data dianalisis secara kritis. Analisis kritisdilakukan dengan metode alir yang langkah-langkahnya meliputi reduksi data, penyajian datadan penarikan kesimpulan. Analisis kritis untukmencari kelebihan dan kelemahan modelpengelolaan PPL PGSD FKIP-UMS Tahun2012 dan membandingkan pelaksanaan denganbuku pedoman maupun membandingkan dengantuntutan masyarakat sesuai dengan kompetensi.

Sumber data berupa pedoman pelaksa-naan PPL, dan dokumen kegiatan PPL. Narasumber dalam penelitian ini pimpinan fakults,pimpinan program studi, kepala laboratoriummicroteaching dan PPL, dosen pembimbinglapangan, kepala sekolah, guru pamong danmahasiswa. Validitas data dilakukan dengan

triangulasi metode maupun sumber sertadilakukan forum group discussion (FGD).

HASIL PENELITIAN DAN PEMBA-HASAN

PPL merupakan salah satu kegiatankurikuler yang wajib dilaksanakan oleh mahasiswaagar memiliki empat kompetensi yangdipersyaratkan untuk menjadi guru professional,yaitu: kompetensi paedagogik, kompetensiprofesional, kompetensi kepribadian dankompetensi sosial. Di Australia dibagi menjadi 3,yaitu: profesional knowledge, profesional prac-tice, dan profesional engagement (StandardsFor Graduating Teachers, 2014). PPL meru-pakan kegiatan mengimplementasikan penge-tahuan, sikap dan ketrampilan yang diperoleh dariproses pembelajaran yang telah dilakukanmahasiswa selama tiga tahun di bangku kuliah(Pedoman, 2013; 1). Penelitian yang dilakukanoleh Edith Samuel Nayimuli (2009) dengan judulTeaching Practice: a make or break phase forstuden teachers, menunjukkan bahwa Praktekmengajar di sekolah memberikan pengalamanyang positif bagi mahasiswa, tetapi jugamengalami tantangan yang mempengaruhipersepsi mahasiswa terhadap profesi guru. Olehkarena itu PPL harus dikelola dengan baik danprofesional. Artinya PPL harus direncanakan,diorganisir, dilaksanakan dan di kontrol/diawasidengan baik.

Pengelolaan PPL mencakup semua ke-giatan yang berkaitan dengan PPL. Kegiatandiawali dengan rapat koordinasi pengelola PPLdengan pimpinan program studi, pimpinanfakultas, dan PSKGJ, Rapat akan lebih baikapabila tidak hanya dilaksanakan menjelangpelaksanaan PPL, tetapi sebelumnya sudahdiadakan rapat dengan dosen microteachingyang diharapkan memberikan bekal kepadamahasiswa dalam pelaksanaan PPL.

Page 7: MODEL PENGELOLAAN PROGRAM PENGALAMAN LAPANGAN …

Model Pengelolaan Program Pengalaman Lapangan ... (Muhroji dan Catur Budi Setyanto) 155

Model pengelolaan PPL PGSD-FKIPUMS secara garis besar dapat dikelompokkanmenjadi 2, yaitu: 1. PPL terprogram, dan 2. PPLmandiri. Model pengelolaan terprogram adalahmodel pengelolaan dimana dari perencanaansampai dengan evaluasi yang berperan aktifadalah unit pengelola PPL, sedangkan mahasiswapasif. Mahasiswa melaksanakan apa yang sudahdiprogramkan oleh unit pengelola PPL. Modelpengelolaan terprogram diperuntukkan bagimahasiswa reguler S1. Model pengelolaanmandiri adalah model pengelolaan dimanamahasiswa berperan aktif dalam menentukanlokasi dan guru pembimbing. Model pengelolaanmandiri diperuntukkan bagi mahasiswa yangsudah mengajar atau menjadi guru. Program inimerupakan kerjasama dengan dinas pendidikanuntuk meningkatkan kompetensi guru yang belumSarjana.

Perencanaan kegiatan PPL dilakukan olehunit pengelola PPL pada LaboratoriumMicroteaching dan PPL FKIP-UMS. Peren-canaan kegiatan PPL terprogram dilaksanakanpada bulan mei-juni tahun berjalan sedangkanPPL mandiri dapat dilakukan setiap saat.Perencanaan meliputi penentuan lokasi/tempatpelaksanaan PPl, program/kegiatan PPL danrencana anggaran PPL.

Tempat atau sekolah yang dipakai pelak-sanaan PPL harus memenuhi syarat sebagaiberikut: a. Sekolah harus berakreditasi minimalB, b. Lokasi disekitar kampus UMS (kurang dari10 km). c. Jumlah murid cukup, d. Memiliki mini-mal seorang guru yang profesional(s1 atausertifikat pendidik), e. Bersedia menjalinkerjasama dengan FKIP-UMS. Untuk PPLmandiri tidak memperhatikan syarat-syarattersebut.

Pada tahun 2013 mahasiswa PGSDFKIP-UMS yang mengikuti PPL terprogram ada263 orang, ditempatkan di 25 sekolah dasar.Kegiatan PPL yang direncanakan meliputi: 1).Rapat koordinasi pimpinan program, pimpinan

fakultas dan pengelola PPL. 2). Rapat koordinasiantara pimpinan fakultas dengan pimpinan sekolahmitra. 3). Penggandaan buku Pedoman PPLPGSD FKIP UMS. 4). Penyelesaian persyaratanakademik dan administrasi. 5). Pembekalandosen pembimbing lapangan. 6). Pembekalanguru pamong. 7). Pendistribusian mahasiswa kesekolah/lembaga mitra. 8). Penyerahan maha-siswa ke sekolah mitra. 9). Pelaksanaan PPL disekolah mitra. 10). Monitoring pelaksanaan PPLdi sekolah mitra. 11). Evaluasi pelaksanaan PPLdengan sekolah mitra. 12). Penarikan mahasiswadari sekolah mitra. 13). Penyusunan laporanpelaksanaan PPL. 14). Penyerahan Laporanpelaksanaan PPL. 15). Penilaian Peseta. 16).Sertifikat dan Yudicium(Pedoman PPL, 2013; 4).Kegiatan PPL mandiri lebih sederhana, karenapeserta sudah menjadi guru, Tujuannya lebihmenekankan pada peningkatan kompetensipaedagogik dan kompetensi profesional.

Perencanaan PPL ditunjukkan adanyabuku pedoman, standar operasional prosedur(SOP), dan angaran kegiatan PPL. Pedoman danSOP akan dapat dilaksanakan apabila didukungdengan anggaran yang memadai. Secara umumbuku pedoman yang ada sudah dapat mendukungtercapainya tujuan PPL, tetapi dalam operasional-nya perlu pedoman yang lebih detail. Misalnya diSD yang dikembangkan 5 mata pelajaran, belumada ketentuan mata pelajaran yang harus diprak-tikkan mahasiswa, pedoman baru menunjuk padafrekuensi praktik pembelajaran. Pedoman akandapat dilaksanakan dengan baik apabila didukungdengan angaran yang memadai.

Pengorganisasian pelaksanaan PPL PGSDFKIP-UMS tidak ditangani oleh ketua ProgramStudi, tetapi dilaksanakan oleh unit LaboratoriumMicroteaching dan PPL sebagai unit pelaksanateknis FKIP-UMS. Pengorganisasian pengelolaPPL program studi PGSD FKIP-UMS sudahtepat tidak dikelola oleh program studi, karenabeban program studi yang sudah berat untukmengelola kegiatan kurikuler yang rutin. Kegiatan

Page 8: MODEL PENGELOLAAN PROGRAM PENGALAMAN LAPANGAN …

Profesi Pendidikan Dasar, Vol. 1, No. 2, Desember 2014: 149-161156

PPL melibatkan banyak pihak, ekternal maupuninternal oleh karena itu perlu pengelola yangmemang hanya menangani PPL ( DannyMeirawan, 2004 dan UNY, 2007).

Pelaksanaan PPL di sekolah mitra selama2 bulan bagi SD biasa dan satu setengah bulan diSD yang melaksanakan pembelajaran fullday,PPL mandiri dilaksanakan selama satu bulan.Apabila ada libur selain hari mingggu dan liburresmi tidak diperhitungkan. Waktu pelaksanaanini sudah termasuk pelaksanaan ujian PPL.Observasi biasanya memakan waktu selamasekitar satu minggu. Mahasiswa selama dua bulanakan melaksanakan kegiatan persekolahan danpembelajaran.

Praktik persekolahan merupakan suatukegiatan yang dilakukan mahasiswa ProgramStudi S1 PGSD FKIP UMS dalam bidang yangberkaitan dengan manajemen sekolah dankegiatan ekstra kurikuler. Kegiatan praktikpersekolahan yang dilakukan oleh mahasiswaantara lain: 1). Mengikuti rapat guru. 2).Membimbing kegiatan Pramuka. 3). Mengikutikegiatan UKS. 4). Mengerjakan administrasisekolah,4). Membimbing ekstra kurikuler. 5).Mengikuti upacara bendera. 6). Tugas piket dankegiatan lain yang menunjang wawasan keguruan.

Praktik Pembelajaran dilakukan secaraterbimbing dan mandiri, hal ini merupakankegiatan yang harus dilakukan oleh mahasiswaProgram Studi S1 PGSD FKIP UMS. Maha-siswa melaksanakan praktik pembelajaran 10sampai 20 kali sampai dinyatakan cakap dantrampil dalam melaksankan proses pembelajaranoleh guru pamong. Mahasiswa prPPL mandirihanya melaksanakan praktik pembelajaran aktifdengan membuat RPP terbimbing minimal 5.Frekuensi praktik pembelajaran dan praktikperskolahan ditiap sekolah sangat beragam,sehingga sering menimbulkan kecemburuandiantara mahasiswa. Praktik pembelajaranmeliputi kegiatan: a). Membuat persiapanpembelajaran (RPP); b). Melaksanakan proses

pembelajaran; c. Menyiapkan media pem-belajaran; dan d). Membuat evaluasipembelajaran.

Koordinasi dengan sekolah mitra tahun2013 dilaksanakan bersamaan dengankoordinasi dengan sekolah mitra SLTP danSLTA, pelaksanaan kurang efektif, karenapertama, jumlah sekolah mitra SD 25, TK 10dan sekolah menengah lebih dari 30. Kedua,materi PPL di sekolah dasar berbeda dengan PPLdi sekolah menengah. Ketiga, waktu koordinasidengan sekolah mitra terbatas, keempat, dosenpembimbing tidak hanya membimbing di satusekolah, tetapi rata-rata dua sekolah. Koordinasidengan sekolah mitra sebaiknya dipisahkan antaramitra sekolah dasar dengan mitra sekolahmenengah maupun TK.

Pembimbingan mahasiswa perlu per-baikan, baik pembimbingan dari dosen maupundari guru pamong. Pembimbingan dari Dosenkurang efektif, karena jumlah dosen PGSDFKIP-UMS jumlahnya terbatas, rasio pem-bimbingan 1 : 24, hal ini bisa diatasi denganpelaksanaan PPL diadakan pada semester gasaldan semester genap atau lebih baik dibuat 3gelombang/angkatan. Setiap dosen hanyamembimbing 12 atau 8 mahasiswa setiap kegiatanPPL. Dengan konsekuensi membengkaknyaanggaran PPL. Pembimbingan daro guru pamongsangat beragam, kualifikasi guru pamong harusjelas, sesuai dengan standar guru profesional (UUNo. 15 Tahun 2005).

Pembimbingan dari guru pamong perluspesifikasi yang jelas. Misalnya pembimbingandalam pembelajaran kelas rendah, dan kelastinggi, pembimbingan untuk mata pelajaran IPA,Matematika, Bahasa Indonesia, IPS dan PPKN(UNY, 2007). Pembimbingan berkaitan denganmedia pembelajaran maupun evaluasi pembe-lajaran. Penunjukan pembimbing sepenuhnyadiserahkan kepada kepala sekolah, sementarakondisi guru yang ada di sekolah mitra belum

Page 9: MODEL PENGELOLAAN PROGRAM PENGALAMAN LAPANGAN …

Model Pengelolaan Program Pengalaman Lapangan ... (Muhroji dan Catur Budi Setyanto) 157

semua guru memenuhi guru profesional, baikpendidikan maupun kompetensinya. PengelolaPPL dalam menentukan sekolah mitra harusmemilih sekolah mitra yang dapat membimbingmahasiswa sesuai dengan tujuan PPL. Syaratsekolah dasar bisa dipakai untuk PPL tidak hanyadilihat dari akreditasi sekolah tatapi di lihat sumberdaya manusia/ guru yang dimiliki.

Pembekalan kepada mahasiswasebenarnya sudah dilaksanakan jauh hari sebelumpelaksanaan PPL. Secara akademik sejakmahasiswa masuk semester satu. Pembekalanyang dilaksanakan di kampus dipandang masihkurang (FGD, 7 Nopember 2013), terutamaberkaitan dengan: pengelolaan kelas, mediapembelajaran, evaluasi pembelajaran, bahasaIndonesia dan psikologi pendidikan. Pembekalandi kampus disamping mata kuliah danmicroteaching pada semester genap(semester6) perlu di lengkapi dengan observasi di sekolahyang dilaksanakan secara terstruktur. Pembe-kalan mahasiswa menjadi tanggung jawab semuadosen program studi, tidak bisa hanya dilak-sanakan menjelang pelaksanaan PPL. Penelitianyang dilakukan oleh magdalena Kubanyiova(2006) menunjukkka bahwa pelatihan terhadapguru yang dilakukan selama 20 jam tidakmengubah pengetahuan dan perilaku guru dalamproses pembelajaran Penelitian yang dilakukanoleh Azeem, Muhammad (2011) Sebagian besarmahasiswa tidak diberitahu tentang aturan danperaturan sekolah tempat praktik.

Pembimbingan mahasiswa sangat bera-gam, ada yang mendapatkan bimbingan yangmaksimal baik didalam kelas maupun di luarkelas(persiapan maupun refleksi) tetapi ada yanglebih banyak bimbingan diluar kelas, sementaradi kelas guru terlalu percaya kepada mahasiswa.Pembimbingan pada awal pelaksanaan lebihintensif dibanding setelah satu bulan di lapangan.Penelitian yang dilakukan oleh Azeem,Muhammad (2011) menemukan bahwa maha-siswa praktikan tidak diberikan pelatihan praktis

metode yang beraneka ragam untuk mengajarsebelum mereka dikirim untuk praktik mengajar.Pembimbingan masih lebih bersifat umum, tetapikurang detail (FGD, 7 Nopember 2013).Misalnya pembibingan dalam strategi pembe-lajaran yang beraneka ragam (Hisyam Zaini,2002), pembimbingan media pembelajaran ataupembimbingan dalam evaluasi pembelajaran.Pembimbingan yang bersifat umum terjadi karenaberagamnya guru pamong yang ada, baik ditinjaudari latar belakang pendidikan, maupunpengalaman serta pengembangan profesi yangdilakukan oleh guru.

Dosen berkunjung ke sekolah untukmemberikan konsultasi 4-6 kali, dengan durasiwaktu antara 1-2 jam(monev, 2013). Pem-bimbingan lebih banyak bersifat umum, setelahbertemu kepala sekolah atau guru, bertemudengan mahasiswa. Dosen pembimbing perlumengagendakan pertemuan antara guru pamongdan mahasiswa duduk bersama (rapat supervisi)mengevaluasi pelaksanaan PPL setelah berjalansekitar satu bulan.

Laporan kegiatan sebaiknya dibuat setiapkegiatan dan bersifat akademik, misalnya kegiatanpembelajaran yang dilakukan dievaluasi dariberagai segi apa yang sudah baik dan apa yangkurang dan mengapa hal ini terjadi, kemudiandiperbaiki pada aktivitas selanjutnya.

Penilaian dalam ujian PPL harus meng-gunakan Penilaian Acuan Patokan (PAP), tidakmenggunakan Penilaian Acuan Norma (PAN).Karena untuk melaksanakan tugas profesionalcalon guru harus memiliki kemampuan dankecakapan serta ketrampilan minimal yang harusdimiliki guru. Dalam kegiatan profesionalnya,Guru harus mempunyai kemampuan untukmerencanakan program pembelajaran(RPP) danmemiliki kemampuan untuk melaksanakan prosespembelajaran kedua kemampuan ini diperolehmelalui latihan yang berkesinambungan(Depdiknas, 2012).

Page 10: MODEL PENGELOLAAN PROGRAM PENGALAMAN LAPANGAN …

Profesi Pendidikan Dasar, Vol. 1, No. 2, Desember 2014: 149-161158

Pengawasan PPL dilakukan sejakperencanaan, pelaksanaan maupun evaluasi.Pengawasan dilaksanakan dengan membuatpedoman PPL, penyusunan program kerja PPLyang mengacu kepada kurikulum yang berlakudan perkembangan pendidikan dan Iptek padaumumnya serta mengadakan monitoring danevaluasi. Pengawasan pelaksanaan PPLdilaksanakan dengan monitoring dan evaluasiyang dilaksanakan pimpinan program studi danpimpinan fakultas. Monitoring PPL mandiridilaksanakan dengan cara inspeksi mendadakyang tanpa pemberitahuan terlebih dahulu. Rapatevaluasi PPL tahun 2013 dilaksanakan padatanggal 6 Januari 2014. Rapat evaluasi dilak-sanakan secara menyeluruh pelaksanaan PPL

mahasiswa FKIP, sehingga evaluasi PPL PGSDkurang maksimal. Sebaiknya rapat evaluasi PPLPGSD dilakukan terpisah dengan PPL programstudi lain, karena mempunyai karakteristik yangberbeda dngan yang lain.

Memperhatikan pembahasan diatas penulisberpendapat pengelolaan PPL PGSD FKIP-UMS sebaiknya dilaksanakan terpadu. Penge-lolaan PPL terpadu dimaksudkan pengelolaanPPL yang memadukan antara harapan dengankenyataan, tugas dan tanggung jawab denganhak, kepentingan PGSD FKIP-UMS dengansekolah mitra, kegiatan dan anggaran sertapelaksanaan pembelajaran dan persekolahanyang varatif dan terstruktur.

SD-MITRAPGSD-FKIP

1. Identifikasi dananalisis masalah,

2. Perencanaan PPL,3. Pelaksanaan PPL,4. Pemantauan PPL,5. Penilaian dan6. Pelaporan PPL.

Pengelolaan terpadu dapat juga disebutmodel pengelolaan kolaboratif, PGSD FKIP-UMS dengan sekolah mitra terlibat dalam setiaptahap kegiatan, mulai dari identifikasi dan analisismasalah, perencanaan, pelaksanaan, pemantauan,penilaian dan pelaporan PPL.

Pengelolaan PPL terpadu/kolaboratifdapat dikemukakan sebagai berikut:a. Pengelolaan PPL PGSD dilaksanakan oleh

unit pengelola PPL.b. Kemitraan PGSD FKIP-UMS dengan

sekolah mitra tidak hanya pada tahap

implementasi PPL, tetapi sejak penyusuankurikulum PGSD, pelaksanan PPL sampaitahap pelaporan.

c. PGSD FKIP-UMS memiliki “sekolahlaboratorium”

d. Pembekalan mahasiswa dilaksanakan secaraterpadu. Tanggung jawab pembekalanmenjadi tanggung jawab program studi,artinya semua dosen pengampu mata kuliah,tidak hanya menjadi dosen microteachingdan dosen pembimbing.

Page 11: MODEL PENGELOLAAN PROGRAM PENGALAMAN LAPANGAN …

Model Pengelolaan Program Pengalaman Lapangan ... (Muhroji dan Catur Budi Setyanto) 159

e. Materi pembekalan dosen pembimbing danguru pamong sama, sehingga persepsi ter-hadap pelaksanaan PPL sama.

f. Pelaksanaan PPL dapat dilakukan padasetiap semester. Mahasiswa boleh memilihakan melaksanakan PPL pada semestergasal atau semester genap, dengan memper-hatikan syarat-syarat yang ditentukan.

g. PPL dilaksanakan sesuai dengan kalendersekolah. Mahasiswa mulai melaksanakanPPL bersamaan dengan mulainya tahunajaran/awal semester sekolah.

h. Mahasiswa dapat melaksanakan PPLterprogram maupun mandiri. PPL ter-pro-gram dilaksanakan di sekitar kampus denPPL mandiri dilaksanakan di sekolah dasardi daerah dimana mahasiswa bertempattinggal/berasal.

i. Pelaksanaan pembelajaran dan persekolahanyang variatif dan terstruktur. Pembelajaranyang dilaksanakan mahasiswa denganmenggunakan berbagai pendekatan, modeldan strategi serta media pembelajaran.Praktik persekolahan dengan materi yangberaneka ragam.

Kebijakan yang harus dilakukan olehFKIP-UMS agar pengelolaan PPL terpadu dapatdilaksanakan adalah sebagai berikut:a. PGSD FKIP-UMS perlu memiliki “Sekolah

Laboratorium”. Artinyan PGSD FKIP-UMSbekerjasama dengan Majlis PendidikanDasar dan Menengah Daerah, Cabang atauRanting Muhammadiyah yang ada di daerahsekitar UMS untuk menjadikan sekolahdasar atau madrasah ibtidaiyah Muham-madiyah menjadi sekolah laboratorium.Manajemen personalia, siswaan, keuangandan sarana tetap menjadi kewenangan MajlisPendidikan Dasar dan Menengah Muham-madiyah, tetapi manajemen kurikulummenjadi kewenangan PGSD FKIP-UMS

b. Kemitraan PGSD dengan Sekolah tidak bisa

hanya berkaitan dengan pelaksanaan PPL,tetapi harus lebih luas. Mencakup pen-didikan, penelitian dan pengembangan.Sekolah dilibatkan dalam penyusunankurikulum PGSD, dan kegiatan akademiklainnya

c. Pembiayaan PPL harus mencakup kegiatanyang komprehensif, pembiayaan tidak hanyadihitung pada pelaksanaan PPL, tetapitermasuk berbagai kegiatan yang mendukungpelaksanaan PPL

d. Penunjukan sekolah mitra lebih menekankanpada kompetensi guru pamong dibandingakreditasi sekolah. PGSD FKIP-UMS perlumemiliki data base sekolah mitra. Data gurudan karyawan, sarana prasarana dan datasiswa.

SIMPULAN DAN SARAN

Dari uraian dan pembahasan diatas dapatdisimpulkan sebagai berikut:1. Pengelolaan PPL PGSD : a. dilaksanakan

oleh unit pengelola PPL; b. modelpengelolaan PPL PGSD-FKIP UMS secaragaris besar dapat dikelompokkan menjadi2, yaitu: 1). PPL terprogram, dan 1). PPLmandiri; c. PPL teprogram diperuntukkanbagi mahasiswa reguler, dilaksanakan padasemester VII, dan PPL Mandiri untukmahasiswa PSKGJ/mahasiswa yang sudahmenjadi guru, dilaksanakan sesuai dengankebutuhan; d. PPL dalam kurikulum PGSDFKIP-UMS merupakan bagian integraldalam menyiapkan mahasiswa sebagai calonguru profesional; e. PPL PGSD FKIP-UMSmasih lebih menekankan pada praktikpersekolahan dan praktik pembelajaran.

2. Model PPL PGSD yang diusulkan “ModelPengelolaan Terpadu/Kolaboratif”, Ke-mitraan PGSD FKIP-UMS dengan sekolahmitra tidak hanya pada tahap implementasiPPL, tetapi sejak penyusuan kurikulum

Page 12: MODEL PENGELOLAAN PROGRAM PENGALAMAN LAPANGAN …

Profesi Pendidikan Dasar, Vol. 1, No. 2, Desember 2014: 149-161160

PGSD, pelaksanan PPL sampai tahappelaporan.

3. Kebijakan yang seharusnya dilakukanPGSD FKIP-UMS adalah: a. perlu memiliki“Sekolah Laboratorium”; b. Pembiayaan

PPL harus mencakup kegiatan yangkomprehensif; c. Penunjukan sekolah mitralebih menekankan pada kompetensi gurupamong dibanding akreditasi sekolah.

DAFTAR PUSTAKA

Depdikbud, 2012. Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, Jakarta: Pusbangprogdi.

Echols J. M. dan Hassan Shadily, 1987, Kamus Inggris Indonesia, Jakarta: Gramedia.

Edith Kiggundu, and Samuel Nayimuli, 2009, Teaching practice: a make or break phase

for student teachers, South African Journal of Education,Copyright © 2009 EASA

Vol 29: P. 345-358

FKIP-UMS, 2012. Program Pengalaman Lapangan, Surakarta: Laboratorium Fakultas.

FKIP-UMS,2013. Buku Pedoman FKIP, Surakarta: FKIP-UMS.

Helena Orrje, TT, The Incidence of OF ON-THE-JOB TRAINING, An Empirical Study usingSwedish Data, Sweden: Swedish Institute for Social Research Stockholm UniversityS-106 91 Stockholm P. 1-25.

Hisyam Zaini dkk., 2002. Desain Pembelajaran, Yogyakarta: CTSD IAIN Yogyakarta.

Kathleen Stassen Berger Theory and Practice: Teachingin the Real World THE NEA HIGHEREDUCATION JOURNAL 107,P. 107-116

Marie Tejero Hughes & Diana Martinez Valle Riestra, 2012 , Early Childhood Special Education:Insights from Educators and Families, International Journal of Education, ISSN 1948-5476 2012, Vol. 4, No. 2 P. 59-73.

Mamduh M. Hanafi, 1997, Manajemen, Yogyakarta: UPP AMP YKPN.

Mulyadi dan Johny Setyawan, 2001, Sistem Perencanaan dan Pengendalian Manajemen, Jakarta:Salemba Empat.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar NasionalPendidikan.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 74 Tahun 2008 tetang Guru.

Suharsimi Arikunto, 2008, Manajemen Pendidikan, Yogyakarta: Aditya Media.

T. Hani Handoko, 1994, Manajemen, Yogyakarta: BPFE.

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen.

Page 13: MODEL PENGELOLAAN PROGRAM PENGALAMAN LAPANGAN …

Model Pengelolaan Program Pengalaman Lapangan ... (Muhroji dan Catur Budi Setyanto) 161

UNY, 2007. Panduan Praktik Pengalaman Lapangan, Yogyakarta: FIP-UNY

UPI,tt. Panduan Praktek Kependidikan(PPK), Bandung: UPT PPL.

Victorian Institute of Teaching, 2013. Standards For Graduating Teachers.

W. Qazi, K. J. Rawat, M. Y Sharjeel, and MS Shila DeviI, 2009, Teacher Perception AboutImplementation Strategy Of B.Ed Teaching Practice In Real School Classrooms: Issuesand Challenges, The S.U. Jour. of Ed. Vol. XXXVIII, 2008-09, Pp. 54-76.