PENGARUH SARANA PRASARANA DAN CARA BELAJAR SISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA
MENUMBUHKAN SEMANGAT BELAJAR SISWA SEKOLAH DASAR …
Transcript of MENUMBUHKAN SEMANGAT BELAJAR SISWA SEKOLAH DASAR …
Al-Isyraq: Jurnal Bimbingan, Penyuluhan, dan Konseling Islam
Vol. 4, No. 2 (2021), pp. 71-90
e-ISSN. 2685-8509; p-ISSN. 2685-5453
Homepage: https://alisyraq.pabki.org/index.php/alisyraq/
71
MENUMBUHKAN SEMANGAT BELAJAR SISWA SEKOLAH
DASAR DALAM PROSES PEMBELAJARAN DARING DI
MASA PANDEMI COVID-19 MELALUI INTERVENSI
BIMBINGAN DAN KONSELING
GROWING THE LEARNING SPIRIT OF PRIMARY SCHOOL
STUDENTS IN ONLINE LEARNING PROCESS IN COVID-19
PANDEMIC THROUGH GUIDANCE AND COUNSELING
INTERVENTION
Muhammad Taufik Firdaus1*, N Nurjannah2 1 Konsentrasi Bimbingan Konseling Islam, Magister Interdisciplinary Islamic Studies,
Pascasarjana, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Indonesia 2 Program Studi Bimbingan dan Konseling Islam, Fakultas Dakwah dan Komunikasi,
UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Indonesia
*E-mail: [email protected]
Abstract
Various surveys and studies show that the online learning process makes some students experience a decreased enthusiasm for learning. To foster students' enthusiasm for learning, of course it is influenced by many things, one of which is through counseling
guidance services. So, this study aims to see how counseling guidance efforts to foster the enthusiasm of primary school students' learning in the online learning process during the COVID-19 pandemic. The research method uses a qualitative approach with the type of case study, the research subject is the party providing counseling guidance
services at SD Martadah Baru, object of this research is how the counseling guidance models and techniques are used in an effort to foster learning enthusiasm for primary school students. The results of this study indicate that in an effort to foster students' enthusiasm for learning, counselors use a behavior counseling model with modeling and
storytelling techniques. Then also carry out education or some kind of providing understanding to parents of students, related to their very important role in the online learning process, such as accompanying, supervising, supporting and facilitating children when learning activities from home. Behaviorism is a theory to shape behavior,
which can be used to achieve certain goals or targets, such as growing students'
enthusiasm and motivation to learn. Modeling techniques can change students' behavior, attitudes and characteristics into enthusiasm for learning because they are motivated by their role models. Storytelling techniques can be used to foster students' enthusiasm for learning, because it is in accordance with their character who was in a
fantasy period.
Keywords: Learning Spirit; Online Learning; Guidance and Counseling Intervention.
Al-Isyraq: Jurnal Bimbingan, Penyuluhan, dan Konseling Islam
Vol. 4, No. 2 (2021), pp. 71-90
72
Abstrak
Berbagai survei dan penelitian menunjukkan bahwa proses pembelajaran
daring membuat sebagian siswa mengalami semangat belajar yang cenderung menurun. Untuk menumbuhkan semangat belajar siswa, tentunya di
pengaruhi oleh banyak hal, salah satunya dapat melalui layanan bimbingan konseling. Maka penelitian ini bertujuan melihat bagaimana upaya bimbingan
konseling untuk menumbuhkan semangat belajar siswa sekolah dasar dalam proses pembelajaran daring di masa pandemi COVID-19. Metode penelitian menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis studi kasus, subjek
penelitian pihak yang memberikan layanan bimbingan konseling di SD Martadah Baru, objek penelitian ini bagaimana model dan teknik bimbingan
konseling yang digunakan dalam upaya menumbuhkan semangat belajar
siswa sekolah dasar. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dalam upaya
menumbuhkan semangat belajar siswa, konselor menggunakan model konseling behavior dengan teknik modeling dan bercerita. Kemudian juga melakukan edukasi atau semacam memberikan pemahaman kepada orang tua
siswa, terkait peran mereka yang sangat penting dalam proses pembelajaran daring, seperti mendampingi, mengawasi, men-support dan memfasilitasi anak
ketika kegiatan belajar dari rumah. Behavioristik merupakan salah satu teori untuk membentuk perilaku, dapat digunakan untuk mencapai tujuan atau
target tertentu seperti menumbuham semangat dan motivasi belajar siswa. Teknik modeling dapat merubah perilaku, sikap, dan sifat siswa menjadi
semangat belajar karena termotivasi dari role model-nya. Teknik bercerita
dapat digunakan untuk menumbuhkan semangat belajar siswa, karena sesuai dengan karakter mereka yang berada pada masa fantasi.
Kata Kunci: Semangat Belajar; Pembelajaran Daring; Intervensi Bimbingan
Konseling.
Pendahuluan
Kunci kesuksesan seorang siswa di masa depan ialah dengan terus semangat
dalam belajar, mempunyai semangat dan motivasi belajar adalah sesuatu yang
penting juga untuk mengembangkan diri. Siswa seharusnya terus memiliki
semangat dan motivasi belajar, karena dengan motivasi tersebut akan menjadi
pendorong untuk mecapai prestasi dan dapat mengarahkan perbuatannya kearah
tujuan yang hendak di capai (Emda, 2018). Motivasi belajar merupakan suatu segi
kejiwaan yang bisa mengalami perkembangan karena terpengaruh dari kondisi
kematangan psikologis dan fisiologis siswa. Unsur-unsur yang mempengaruhi
motivasi belajar diantaranya yaitu: cita-cita dan aspirasi siswa, kondisi siswa,
kemampuan siswa, dan kondisi lingkungan siswa (Kompri, 2016). Selain unsur
Al-Isyraq: Jurnal Bimbingan, Penyuluhan, dan Konseling Islam
Vol. 4, No. 2 (2021), pp. 71-90
73
yang ada di dalam diri siswa, motivasi, dan semangat belajar siswa pada proses
pembelajaran daring di masa pandemi COVID-19 juga dipengaruhi oleh peran guru
dalam menentukan cara, teknik dan metode ketika memberikan pelajaran (Arianti,
2019; Manizar, 2015), peran orang tua dalam mendampingi anak ketika belajar
dirumah (Anggraini et al., 2020; Chusna & Utami, 2020), dan juga layanan
bimbingan konseling dapat berperan dalam upaya menumbuhkan semangat belajar
siswa (Badaruddin, 2015; Zarniati et al., 2016).
Berbagai survei dan penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa
selama masa pandemi COVID-19 ini semangat belajar siswa cenderung menurun
(Ramadanti & Adela Putri, 2020; Rinawati & Darisman, 2020), tentunya hal ini
disebabkan oleh berbagai permasalahan yang di hadapi oleh masing-masing siswa
(Cahyani et al., 2020). Permasalahan-permasalahan tersebut muncul karena
beberapa faktor seperti faktor teknis, kondisi mental siswa, dan lingkungan keluarga
siswa. Penerapan pembelajaran daring mengharuskan siswa untuk mempunyai
smartphone dalam menunjang proses pembelajaran daring, dan masih ada di
beberapa tempat yang jaringan internetnya susah dan tidak stabil. Guru juga
mengalami kendala dalam pengelolaan pembelajaran dan memilih aplikasi
pembelajara yang tepat agar semua siswa dapat mengikuti proses pembelajaran dari
rumah, dan guru tidak dapat mengawasi, memberikan penilaian dan mengevaluasi
hasil pembelajan secara optimal (Rigianti, 2020).
Proses pembelajaran daring di masa pandemi COVID-19 juga
mempengaruhi kondisi kesehatan mental dan sosial seorang siswa. Kurangnya
berinteraksi dengan teman maupun lingkungan sekitar, kondisi tersebut
berpengaruh terhadap tingkat stres, kecemasan dan pikiran depresi di kalangan
siswa (Son et al., 2020), sehingga dalam proses pembelajaran dari rumah mereka
merasakan kebosanan dan semangat belajar menurun. Oleh karena itu, diperlukan
layanan konseling yang tepat dalam upaya menjaga dan mendorong agar kondisi
kesehatan siswa tetap dalam kondisi baik (Sahu, t.t.), kemudian peran orang tua
juga sangat penting dalam memberikan semangat dan motivasi belajar seorang
anak (Anggraini et al., 2020). Terlebih dalam proses pembelajaran daring orang tua
menjadi bagian terpenting dan menjadi partner guru untuk mencapai hasil
Al-Isyraq: Jurnal Bimbingan, Penyuluhan, dan Konseling Islam
Vol. 4, No. 2 (2021), pp. 71-90
74
pembelajaran yang optimal, terkhusus anak usia sekolah dasar yang masih sangat
memerlukan bimbingan dan arahan dalam proses belajarnya.
Menjawab permasalahan-permasalahan terhadap dinamika pembelajaran
yang di alami siswa di masa pandemi COVID-19 ini, bimbingan konseling dapat
memberikan peranannya sebagai layanan konseling. Fungsi layanan bimbingan
konseling di antaranya dapat membantu problem-problem siswa terkait bimbingan
belajar, karir, pribadi, dan sosial. Terkhusus pada kajian ini untuk menumbuhkan
semangat belajar pada siswa sekolah dasar. Penelitian ini diharapkan dapat
memberikan kontribusi dalam pemecahan masalah yang di hadapi siswa maupun
guru untuk mencari solusi dalam permasalahan menumbuhkan semangat belajar.
Dan juga untuk memperkaya literasi dan khazanah keilmuan di bidang bimbingan
konseling, maupun bidang pendidikan terutama di masa pandemi COVID-19.
Maka dari itu, penelitian ini bertujuan untuk melihat dan membahas tentang upaya
bimbingan dan konseling dalam menumbuhkan semangat belajar siswa sekolah
dasar dalam proses pembelajaran daring di masa pandemi COVID-19.
Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode kualitaitf dengan jenis studi kasus, jenis
pendekatan ini sangat sesuai untuk menjawab pertanyaan “bagaimana”. Tujuan
penelitian ini adalah ingin mengetahui bagaimana campur tangan atau peran
bimbingan dan konseling untuk menumbuhkan semangat belajar siswa dalam
proses pembelajaran daring di masa pandemi COVID-19. Subjek penelitian ini
pihak yang memberikan layanan bimbingan konseling kepada siswa SD Martadah
Baru dalam upaya menumbuhkan semangat belajar anak di masa pandemi
COVID-19. Objek penelitian ini adalah bagaimana model dan teknik bimbingan
konseling yang digunakan dalam upaya menumbuhkan semangat belajar siswa SD.
Tempat penelitian adalah di Sekolah Dasar Martadah Baru, Kab. Tanah Laut,
Kalimantan Selatan. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan wawancara dan
observasi, analisis data dilakukan dengan cara mengolah dan menganalisis data-
data yang di diperoleh menjadi data yang terstruktur, teratur sistematik, dan
mempunyai makna.
Al-Isyraq: Jurnal Bimbingan, Penyuluhan, dan Konseling Islam
Vol. 4, No. 2 (2021), pp. 71-90
75
Hasil dan Pembahasan
Pembelajaran Daring di Masa Pandemi COVID-19
Proses belajar dari jarak jauh menjadi solusi alternatif untuk sementara
waktu demi mencegah penyebaran virus COVID-19. Namun demikian,
problematika dari penerapan pembelajaran daring secara nasional ini tentunya
sangat kompleks, baik dari guru atau tenaga pendidik kemudian siswa bahkan
orang tua (Mansyur, 2020). Problem yang mendasar dari pembelajaran daring masih
terdapat wilayah atau desa yang belum ada sinyal internet atau sinyal telepon
seluler, bahkan ada yang belum memiliki aliran listrik. Berdasarkan sumber Badan
Pusat Statistik sebanyak 13.720 desa atau sebanyak 16,3% di Indonesia belum ada
sinyal telpon maupun internet (Badan Pusat Statistik, t.t.). Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan RI juga menyatakan bahwa sebanyak 40.779 atau 18% Sekolah
Dasar dan Sekolah Menengah tidak ada akses internet bahkan sebanyak 7.552
masih belum terpasang listrik. Hal tersebut hanya salah satu permasalahan teknis
yang dialami oleh para siswa maupun guru untuk mengikuti pembelajaran daring
di masa pandemi COVID-19. Problem teknis lainya seperti siswa SD yang tidak
mempunyai smartphone, jaringan internet yang tidak stabil, tidak memiliki kouta
internet, dan kurang bisa menjalankan aplikasi-aplikasi dalam meunjang proses
pembelajaran daring (Aji, 2020; Rigianti, 2020).
Kompetensi guru dalam menjalankan dan memanfaatkan media
pembelajaran benar-benar diuji. Hasil pengamatan di lapangan ditemukan bahwa
ada beberapa guru mengalami kesulitan dalam menerapkan pembelajaran berbasis
teknologi. Hal ini masih jauh dari harapan dan kondisi ini belum dapat memadai
dalam pemanfatan teknologi untuk media pembelajaran jarak jauh. Kondisi
tersebut akan berdampak ke siswa, mereka akan menjadi pasif, dan merasa jenuh
saat proses pembelajaran. Dan hal tersebut sangat wajar mengingat sebelumya
tidak ada pelatihan bagi guru untuk menjalankan sistem pembelajaran daring yang
diberikan oleh pemerintah.
Peran guru dalam menyusun materi pembelajaran yang dilakukan secara
daring juga dituntut dengan ekstra dan maksimal. Karena harus dapat
mengorganisasikan dan mengurutkan materi secara logis agar antara topik satu
Al-Isyraq: Jurnal Bimbingan, Penyuluhan, dan Konseling Islam
Vol. 4, No. 2 (2021), pp. 71-90
76
dengan lainnya berkaitan dan jelas, sehingga tidak terjadi miskonsepsi antara guru,
murid dan wali murid ketika mempelajari materi yang diberikan secara daring
(Rigianti, 2020). Kemudian dalam proses pemberian nilai juga ada kendala seperti
kesulitan dalam menilai terutama dari aspek afektif, berdasarkan Kurikulum 2013
penilaian kegiatan pembelajaran meliputi aspek afektif, kognitif dan psikomotorik.
Penilaian afektif biasanya dilakukan secara alamiah ketika seorang siswa
beinteraksi, bersosialisasi, dan berkomunikasi dengan teman maupun dengan guru.
Diterapkan pembelajaran daring maka tidak dapat memantau hal tersebut sehingga
menjadi kendala dalam memberikan penilaian (Aji, 2020).
Pembelajaran daring juga memberikan dampak terhadap psikologis siswa,
seperti timbulnya perasaan tidak nyaman terhadap aktifitas sosial mereka. Hal
tersebut disebabkan karena perkembangan sosial anak usia SD mulai nyaman dan
menyukai aktivitas bersama teman-temannya di sekolah, dan juga menjadi sarana
mereka untuk eksistensi diri. Dengan demikian diberlakukannya pembelajaran
daring dalam kurun waktu yang relatif lama maka anak-anak secara umum akan
rentan mengalami gangguan kesehatan mental dan psikologisnya. Berdasarkan
hasil penelitian yang dilakukan di Hubei China bahwa dampak dari karantina dan
proses pembelajaran daring menyebabkan anak-anak mengalami tekanan
emosional, depresi, kecemasan, dan stress (Golberstein et al., 2020). Begitupula di
Indonesia anak-anak mengalami bosan di rumah, stres, khawatir ketinggalan
pelajaran dan merindukan teman-temanya (Tabi’in, 2020).
Melihat dampak psikologis dan masalah kesehatan mental yang dialami
oleh anak-anak terkait pembelajaran jarak jauh di masa pandemi ini, maka
diperlukan upaya-upaya strategis yang harus diperkuat pada masa pandemi untuk
memberikan layanan kesehatan mental (mental health) bagi para siswa. Layanan
tersebut salah satunya dapat berupa program bimbingan konseling, dengan adanya
layanan konseling baik online maupun offline dengan metode konseling individu,
kelompok maupun konseling sebaya harapannya agar para siswa dapat dengan
mudah mendapatkan bimbingan dan konseling ketika merasa memiliki tekanan
psikis (Supriyanto et al., 2020). Layanan seperti ini telah diterapkan di berbagai
negara seperti China (Cui et al., 2020), Australia, dan Jepang, mereka sangat
Al-Isyraq: Jurnal Bimbingan, Penyuluhan, dan Konseling Islam
Vol. 4, No. 2 (2021), pp. 71-90
77
intensif memberikan layanan konseling online maupun offline, yang berhasil
memberikan dampak positif terhadap permasalahan kesehatan mental anak dan
remaja akibat pandemi COVID-19.
Peran Bimbingan dan Konseling: Sebuah Uraian Komprehensif
Layanan bimbingan konseling di masa pandemi COVID-19 seperti ini dapat
membimbing, membantu, dan memberikan trik dan solusi kepada siswa agar tidak
stres, cemas, takut, dan putus asa dalam menjalani pembelajaran daring selama
pandemi COVID-19. Tidak hanya kepada siswa tetapi juga membangun
komunikasi kepada orang tua siswa agar semakin mudah mencari solusi
permasalahan ketika anak mengalami problem seperti disebutkan di atas.
Bimbingan konseling berperan aktif untuk memastikan siswa bisa belajar dengan
baik dirumah, salah satu caranya yaitu dengan menjaga dan membangun semangat
belajar siswa agar tercapainya standar kompetensi yang diharapkan walaupun
proses pembelajarannya jarak jauh. Konselor atau guru bimbingan konseling dapat
menggunakan berbagai teknik dan metode dalam upaya memotivasi siswa agar
selalu semangat dalam belajar seperti memilih cara belajar agar mengurangi rasa
bosan dan jenuh, memberikan layanan konseling yang adaptif yakni layanan yang
sesuai dengan keadaan yang dibutuhkan, memberi motivasi belajar dengan
bercerita tentang tokoh-tokoh dunia yang sukses karena giat dan tekun dalam
belajar, memberikan role model yang dapat ditiru dan di ikuti untuk menumbuhkan
rasa semangat belajar, dan juga membangun komunikasi kepada orang tua siswa
agar dapat berperan dalam mengawasi, membimbing dan mengarahkan anak ketika
kegiatan belajar dari rumah.
Di masa pandemic, layanan bimbingan konseling tetap bisa di jalankan
dengan menggunakan layanan cyber counseling (konseling berbasis dunia maya).
Cyber conseling merupakan layanan konseling profesional dengan melibatkan
konselor dan konseli melalui media video conference seperti Zoom, Google Meet,
Whatsapp, dan media conference lainya yang dapat digunakan. Cyber counseling
dapat dilakukan dimana dan kapan saja dan dapat bertatap muka secara online
tanpa bertemunya kedua belah pihak secara fisik. Hasil dari beberapa penelitian
Al-Isyraq: Jurnal Bimbingan, Penyuluhan, dan Konseling Islam
Vol. 4, No. 2 (2021), pp. 71-90
78
mengenai efektivitas cyber counseling menunjukkan bahwa dapat membantu
perkembangan konsep diri siswa (Kw & S, 2019). Layanan ini dapat digunakan
untuk memberikan bimbingan individu siswa agar tetap termotivasi dan semangat
dalam belajar.
Program bimbingan belajar dalam bimbingan konseling bertujuan
membantu siswa supaya mampu mengatasi permasalahan belajarnya terkhusus
dalam hal ini agar siswa mampu mengatasi permasalah malas belajar dan dapat
menciptakan semangat belajarnya kembali. Membantu menemukan dan mencari
cara belajar yang tepat guna menghindari rasa bosan dan jenuh ketika belajar
mandiri dirumah, megembangkan kebiasaan belajar yang baik sehingga tercapainya
belajar secara optimal, teknik pemberian bimbingan belajar dapat individual
maupun kelompok sesuai kondisi yang diperlukan.
Menumbuhkan Semangat Belajar Siswa: Sebuah Ulasan
Agar siswa selalu termotivasi dan semangat mengikuti pembelajaran
terutama di masa pandemi COVID-19 dapat di pengaruhi dari beberapa faktor,
seperti kualitas guru yang selalu meningkatkan kualitas pembelajaran, metode
pembelajaran yang menarik dan tepat, memaksimalkan fasilitas pembelajaran,
memanfaatkan media pembelajaran. Selain hal tersebut, masih terdapat banyak
faktor yang dapat mendorong, mengerakkan dan menumbuhkan motivasi semangat
belajar siswa salah satunya melalui program bimbingan konseling. Dalam kegiatan
bimbingan konseling terdapat banyak teori, teknik dan metode dalam memberikan
treatmen dengan tujuan menumbuhkan semangat belajar siswa. Dalam penelitian
ini akan mengulas teori behavior menggunakan teknik modeling dan bercerita serta
konseling keluarga atau memberikan pemahaman kepada orang tua dalam upaya
menumbuhkan semangat belajar siswa SD. Proses konseling yang dilakukan oleh
guru Bimbingan Konseling yaitu dari identifikasi masalah, diagnosa, prognosa,
kemudian dilakukan treatment atau pemberian bantuan menggunakan model
konseling behavioristik dengan teknik modelling dan bercerita tentang tokoh-tokoh
sukses dunia agar termotivasi untuk mencontoh dalam aspek semangat belajarnya.
Tidak hanya fokus kepada anak, guru bimbingan konseling juga memberikan
Al-Isyraq: Jurnal Bimbingan, Penyuluhan, dan Konseling Islam
Vol. 4, No. 2 (2021), pp. 71-90
79
edukasi kepada orang tua siswa terkait peran mereka terhadap semangat belajar
anak-anak.
Teori Behavior: Sebuah Kerangka Konsepsi
Teori behavior merupakan salah satu teori, teknik, dan model konseling
yang dapat dilakukan untuk menumbuhkan dan meningkatkan motivasi belajar
siswa. Teori ini merupakan proses pembentukan, yaitu membentuk dan membawa
siswa untuk mencapai tujuan atau target tertentu seperti menumbuham semangat
dan motivasi belajar siswa (Nahar, 2016). Keunggulan behavior ialah menekankan
pada perubahan tingah laku ke arah yang lebih baik dengan menggunakan berbagai
teknik-teknik, dalam pembahasan ini akan mengkaji teori behavior dengan teknik
modelling dan bercerita. Berdasarkan hasil penelitian model konseling behavioral
dengan teknik modelling dapat meningkatkan motivasi belajar siswa (Rumiani et
al., 2014).
Corey menyatakan bahwa teori behaviristik menitik beratkan pada perilaku
seseorang individu, perilaku individu tersebut timbul karena terpengaruh adanya
stimulus (rangsangan eksternal). Stimulus akan menimbulkan reaksi berupa gerak
dan perubahan jasmani yang bisa di lihat secara objektif dan bisa dipelajari dari
luar (Corey & Corey, 1997). Aliran dalam teori behavioristik memandang fokus
utama dari belajar adalah hasil belajar (perubahan perilaku) tidak berasal dari
kemampuan internal manusia tetapi berasal faktor stimulus yang menimbulkan
respon. Untuk itu, jika ingin menumbuhkan semangat dan motivasi belajar siswa
juga harus menggunakan stimulus yang dirancang sedemikian rupa sehingga bisa
menimbulkan respons yang positif sehingga menghasilkan motivasi belajar.
Teknik Modeling: Uraian Proses Pelaksanaan
Terdapat banyak teknik dalam pengaplikasian teori behavioritik, salah
satunya teknik modeling. Proses teknik ini ialah dimana tingkah laku individu atau
seseorang (model) bertindak sebagai stimulus yang akan mempengaruhi tingkah
laku, sikap dan pikiran seorang konseli atau klien. Model konseling behavior
dengan teknik modeling seperti ini merupakan teknik konseling agar seseorang
Al-Isyraq: Jurnal Bimbingan, Penyuluhan, dan Konseling Islam
Vol. 4, No. 2 (2021), pp. 71-90
80
dapat merubah perilakunya dengan belajar melalui observasi langsung (observational
learning) yaitu untuk meniru perilaku orang maupun tokoh yang ditiru, sehingga
individu atau siswa memperoleh tingkah laku, sifat dan sikap baru yang diinginkan
(Usman et al., 2017). Secara sederhana, teknik ini ialah proses bagaimana individu
(siswa) belajar dari mengamati orang lain. Teknik ini merupakan salah satu
intervensi yang paling banyak di gunakan dan di teliti dalam dunia psikologis
(Taylor et al., 2005).
Teknik modeling dalam proses konseling behavior bertujuan agar seorang
siswa diharapkan dapat mengubah sifat, sikap, dan perilaku maladaptif seperti
malas belajar dengan menirukan seseorang model nyata (Rumiani et al., 2014).
Dengan mempelajari tingkah laku baru dengan mengamati dan mempelajari
keterampilan dan kebiasaan yang dimiliki oleh seorang model. Dalam hal ini untuk
dapat menumbuhkan semangat dan motivasi belajar siswa. Role model tersebut
berperan sebagai rangsangan bagi perubahan tinghkah laku, pikiran-pikiran, dan
sikap. Proses modeling seorang individu (siswa) mengamati seorang model
kemudian diperkuat dengan mencontoh tingkah laku sang model. Mengapa teknik
modeling dapat menumbuhkan motivasi dan semangat belajar siswa karena pada
teknik ini konselor atau guru bimbingan konseling memperlihatkan model-model
yang dapat mendorong siswa agar meningkatkan semangat belajarnya. Macam-
macam pencontohan yang dapat dijadikan modeling menurut Corey ada tiga
sebagai berikut.
1) Live model yakni model nyata, yang dijadikan model contohnya seorang guru,
anggota keluarga atau seseorang tokoh yang dikagumi.
2) Symbolic model atau model simbolik yakni tokoh yang dapat dilihat melalui
media, film, dan video.
3) Multiple model atau model ganda yang terjadi dalam kelompok, yakni seseorang
yang berinteraksi dalam suatu kelompok kemudian ia mengamati sikap orang-
orang dikelompok tersebut dan ia mengubah sikap dan perilakunya sesuai
dengan yang ia amati.(Corey, 2009)
Proses konseling pertama-tama melakukan pendekatan terhadap siswa agar
terjalin hubungan yang dekat antara konselor dengan siswa sehingga memudahkan
Al-Isyraq: Jurnal Bimbingan, Penyuluhan, dan Konseling Islam
Vol. 4, No. 2 (2021), pp. 71-90
81
pada tahap treatment atau terapi. Sesudah terjalin hubungan yang baik, proses
selanjutnya menjelaskan maksud dan tujuan dari kegiatan konseling ini yaitu untuk
membantu menumbuhkan semangat belajar mereka di masa pembelajaran daring
karena pandemi COVID-19. Fokus permasalahan yang dilihat ialah menurunnya
semangat dan motivasi belajar karena mereka kesulitan dalam mengerjakan tugas-
tugas yang diberikan oleh guru dan tidak ada yang membimbing maupun
mengawasi jika mereka ingin menannyakan sesuatu. Maka dalam proses konseling
ini sebelum memberikan treatment terlebih dahulu membimbing mengerjakan tugas-
tugas mereka, dengan demikian maka proses konseling yang akan dilakukan
semakin mendapatkan simpati dan perhatian dari mereka.
Setelah mendapatkan perhatian dan simpati yang baik dari siswa, maka
hubungan sudah terjalin dengan baik pula. Langkah selanjutnya mewawancarai
dengan mencari informasi apakah siswa sudah memiliki role model yang dapat di
jadikan modeling dalam upaya menumbuhkan semangat dan motivasi belajar
siswa. Sebagian sudah memiliki model sendiri seperti publik figur, artis dan aktor,
sebagian belum memiliki role model. Yang belum memiliki model akan dibantu oleh
konselor dalam mencari role model untuk mengamati dan mengikuti tingkah laku,
sikap dan sifat model tersebut. Siswa yang sudah memiliki model sendiri, yang
mana model tersebut seorang publik figure, maka model tersebut masuk dalam
kategori model simbolik, yakni siswa akan mengamati, melihat dan meniru model
tersebut melalui media film, vidio youtube atau media lainnya. Ada siswa yang
meidolakan publik figur yang bernama Iqbal Dhiafikri Ramadhan, tokoh tersebut
merupakan seorang Brand Ambassador di Ruang Guru. Maka siswa akan diarahkan
untuk mengamati, melihat, dan dapat menirukan tokoh tersebut dalam aspek
pendidikan dan semangat belajarnya. Agar tumbuh rasa semangat dan motivasi
belajarnya karena menirukan role model yang siswa idolakan tersebut, dan kebetulan
tokoh aktif di start-up penyedia layanan dan konten pendidikan berbasis teknologi,
tentunya hal ini akan sangat membantu keefektifitasan teknik modeling yang
dipilih dalam proses konseling behavioristik dalam upaya menumbuhkan semangat
belajar siswa.
Al-Isyraq: Jurnal Bimbingan, Penyuluhan, dan Konseling Islam
Vol. 4, No. 2 (2021), pp. 71-90
82
Tahapan setelah mempunyai modeling yang dijadikan objek pengamatan
dan akan ditiru dan di ikuti oleh siswa, maka langkah selanjutnya melaksanakan
tahapan-tahapan yang ada dalam proses modeling. Tahapan tersebut ialah tahap
perhatian, tahap retensi, tahap reproduksi, tahap motivasi dan penguatan
(Woolfolk & Hoy, 2013). Pada tahap perhatian siswa di arahkan agar
memperhatikan perilaku model dan dipersepsi secara cermat, tahap retensi intinya
adalah seorang siswa harus mengingat prilaku yang diamati, tahap reproduksi
diharapkan siswa sudah dapat menguasai dan mereproduksi perilaku yang telah
diamati, terakhir tahap motivasi dan penguatan, pada tahap ini penguatan
merupakan aspek penting dalam pembelajaran melalui pengamatan. Penguatan
berfungsi untuk mengingat dan mereproduksi perilaku model, proses modeling
akan menjadi efektif jika siswa memiliki motivasi tinggi untuk mau melakukan
tingkah laku, sikap, dan sifat modelnya. Hasil dari proses konseling behavior
dengan teknik modeling ini dikategorikan cukup berhasil, hal tersebut ditandai
dengan perubahan perilaku, sikap dan sifat yang ditunjukkan oleh siswa terutama
terlihatnya semangat belajar karena termotivasi mengikuti dan meniru role model-
nya.
Teknik Bercerita: Sebuah Penjelasan Ringkas
Teknik bercerita dalam proses belajar dapat membantu perkembangan aspek
pribadi anak meliputi aspek kognitif, afektif dan psikomotorik (Lesmana, 2012).
Dalam layanan bimbingan konseling kepada siswa SD, teknik bercerita dapat
digunakan karena hal ini sesuai dengan karakter mereka yang berada pada masa
fantasi. Mereka akan senang mendengarkan cerita dan telah mampu menyimak
cerita-cerita yang di sampaikan, metode bercerita juga efektif meningkatkan
motivasi belajar siswa (Eni Rohaeni, 2016). Melalui teknik ini, konselor atau guru
BK dapat becerita yang sudah dirancang, dengan tujuan cerita tersebut dapat
menumbuhkan semangat belajar siswa SD dalam proses pembelajaran daring
karena dampak dari pandemi COVID-19.
Proses konseling dengan teknik bercerita dilakukan dari tahap persiapan dan
pelaksanaan. Dalam tahap persiapan, konselor merencanakan dan mempersiapkan
Al-Isyraq: Jurnal Bimbingan, Penyuluhan, dan Konseling Islam
Vol. 4, No. 2 (2021), pp. 71-90
83
identifikasi masalah, menetapkan tujuan, menetapkan tema cerita dan mencari
media yang digunakan dalam bercerita. Permasalahan dalam kasus ini
melemahnya semangat belajar yang dialami oleh siswa karena proses pembelajaran
daring dampak dari pandemi COVID-19. Tujuan dari pemberian cerita ini agar
siswa termotivasi dan tumbuh semangat belajarnya meskipun belajar dari rumah,
tema cerita yang diberikan yaitu dengan cerita-cerita tentang tokoh dunia yang
berhasil sukses dan memiliki andil besar terhadap kehidupan manusia karena
semangat serta motivasi belajar yang dimiliki tokoh tersebut kuat. Teknik dan
media yang digunakan konselor langsung menceritakan tema-tema cerita yang
sudah ditetapkan dan menggunakan buku-buku biografi tokoh dunia yang sukses.
Tahap pelaksanaan teknik bercerita ini meliputi pembukaan, kegiatan inti,
diskusi atau tanya jawab, dan terakhir evaluasi. Pada tahap pembukaan, konselor
menciptakan hubungan yang baik dengan siswa dan memotivasi mereka agar
semangat mengikuti dengan baik proses konseling yang akan dilakukan. Posisi
duduk juga harus di atur sedemikian rupa agar siswa duduk dalam posisi enak
ketika mendengarkan cerita, kemudian menyampaikan topik dan tema cerita yang
akan di sampaikan serta menjelaskan aturan-aturan yang harus dilakukan dan
diikuti selama konselor bercerita. Masuk pada proses kegiatan inti yaitu
menyampaikan cerita yang sudah disiapkan dengan baik dan banar, konselor harus
memperhatikan aspek vokal atau suara, intonasi, dan cara pengucapan dalam
menyampaikan cerita harus jelas. Materi cerita menceritakan tokoh dunia bernama
Thomas Alfa Edison, cerita tersbut mengenai arti pentingnya belajar agar tumbuh
semangat belajar siswa. Alur cerita dimulai dari keadaan tokoh tersebut di masa
kecilnya, keadaan ekonomi yang sulit dan mengharuskan ia kerja keras seperti
berjualan koran, menjual makanan dan minuman untuk biaya hidupnya. Di masa
kecilnya, Edison juga pernah dicap anak yang bodoh, sampai-sampai dia keluar
dari sekolah. Namun hal terpenting yang harus kita ikuti adalah semangatnya
dalam belajar, dia belajar setiap hari dengan keras untuk membuktikan bahwa ia
bisa menciptakan sesuatu yang bermanfaat bagi manusia. Akhirnya, ia berhasil
menemukan lampu yang sangat bermanfaat bagi umat manusia hingga sekarang
ini.
Al-Isyraq: Jurnal Bimbingan, Penyuluhan, dan Konseling Islam
Vol. 4, No. 2 (2021), pp. 71-90
84
Amanat dan intisari yang ditekankan dari materi cerita yang diceritakan
kepada siswa ini adalah pesan agar terus dan semangat belajar, meskipun dalam
keadaan dan kondisi apanpun, demi meraih cita-cita yang di inginkan. Setelah
diberikan treatment dengan teknik bercerita dengan tujuan untuk menumbuhkan
semangat belajar siswa, mereka sangat antusias dalam mengikuti proses konseling
dengan teknik tersebut. Kemudian siswa mulai terlihat bergairah kembali untuk
belajar dan sedikit demi sedikit mulai tumbuh motivasi belajarnya.
Berbagai Peran Orang Tua pada Anak
Peran keluarga terutama orang tua sangat berpengaruh terhadap motivasi
dan semangat belajar siswa. Selama pembelajaran daring peran orang tua sangat
penting, karena orang tua ikut mengorganisir kondisi belajar anak dirumah. Orang
tua akan menjadi fasilitator, pembimbing dan pengarah ketika anak melaksanakan
proses pembelajaran dari rumah (Chusna & Utami, 2020). Upaya konselor dalam
hal ini dapat memberikan layanan informasi kepada orang tua siswa agar orang tua
mengawasi, mendidik, men-support, dan memfasilitasi anak-anak pada proses
pembelajaran daring. Karena dalam proses pembelajaran jarak jauh seperti ini guru
tidak dapat menjalankan peran-peran tersebut, guru hanya berperan sebagai
perencana, pelaksana, dan pengelola seperti materi-materi yang akan diberikan dan
yang akan menilai dan mengevaluasi. Guru dan orang tua memiliki peran yang
mendasar dan penting dalam membantu proses belajar anak dirumah, begitu pula
peran guru bimbingan konseling maupun konselor. Maka harus bekerja sama dan
saling bersinergi ketiga-tiganya dalam menjalankan peranannya untuk
mengoptimalkan proses pembelajaran secara daring, agar para siswa tetap
semangat dan antusias dalam proses pembelajaran. Salah satu peran guru
bingingan konseling yaitu menjalankan fungsinya seperti memberikan pemahaman,
pencegahan, pengentasan dan pengembangan baik kepada siswa maupun orang
tua, terkait dengan proses pembelajaran daring ini (Nugroho, 2020).
Guru bimbingan konseling atau konselor selain fokus kepada siswa juga
harus memperhatikan keluarga/orang tua siswa, memberikan pemahaman kepada
orang tua siswa mengenai pentingnya peranan mereka selama anak-anak belajar
Al-Isyraq: Jurnal Bimbingan, Penyuluhan, dan Konseling Islam
Vol. 4, No. 2 (2021), pp. 71-90
85
dari rumah. Posisi orang tua dalam kondisi seperti ini menjadi partner pihak guru
dan sekolah guna mencapai keberhasilan pendidikan anak-anaknya, maka sangat
diperlukan pembekalan panduan-panduang yang harus mereka lakukan yang sesuai
dengan kebutuhan anak-anak saat ini.
Dalam prosesnya, guru bimbingan konseling membangun komunikasi yang
baik kepada orang tua siswa, kemudian secara spesifik memberikan pemahaman
kepada orang tua siswa yaitu orang tua berperan mendampingi anak dalam
mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh guru, memberikan dan menciptakan
lingkungan yang nyaman untuk anak ketika belajar dirumah, memberikan fasilitas
belajar dalam menunjang proses belajar daring, menjalin komunikasi yang positif
dengan anak, mengawasi anak agar tidak hanya main-main ketika belajar,
memberikan reward kepada anak sehingga dapat semangat, dan memotivasi mereka
dalam belajar.
Peran orang tua dalam mendampingi anak belajar selama pembelajaran
daring tidak hanya mementingkan aspek kognitif atau pencapaian akademiknya
saja, tetapi orang tua diharapkan dapat memperhatikan aspek afektif dan
psikomotorik anak. Sikap seperti berakhlak mulia, mandiri, kreatif, bertangung
jawab, dan juga aspek religiusitas agar anak beriman dan bertaqwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa harus dapat di wujudkan dan dikembangkan. Hal tersebut sesuai
dengan tujuan pendidikan nasional yang telah di atur dalam Undang Undang
Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 pasal 3. Kemudian orang tua
diharapkan dapat menciptakan lingkungan yang kondusif dan nyaman ketika anak
belajar dirumah, hal tersebut sesuai dengan anjuran menurut Kemendikbud bahwa
peran orang tua menciptakan lingkungan yang aman, nyaman dan menyenangkan,
membuat pembiasaan, serta mengasuh dengan baik (Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan, 2017). Kondisi seperti itu dapat di aplikasikan dengan membangun
kelekatan kepada anak seperti memberikan kasih sayang dengan dekapan, pelukan,
rangkulan, dan belaian dari orang tua. Dengan demikian, perkembangan dan
pertumbuhan pribadi anak menjadi optimal.
Orang tua diharapkan dapat menjalin komunikasi yang baik dengan anak,
komunikasi yang baik akan mempererat hubungan, sehingga orang tua dapat
mengetahui keinginan dan kebutuhan anak, serta dapat menyampaikan keinginan
Al-Isyraq: Jurnal Bimbingan, Penyuluhan, dan Konseling Islam
Vol. 4, No. 2 (2021), pp. 71-90
86
serta harapan orang tua terhadap anak. Selain hal tersebut, anak akan semakin
terbuka kepada orang tua, dengan begitu anak akan merasa aman, nyaman dan
menyenangkan berada di lingkungan keluarga dan tercipta lingkungan yang
menyenangkan untuk belajar di rumah (Hatimah, 2016).
Simpulan
Menumbuhkan semangat belajar siswa pada proses pembelajaran daring
diperlukan metode dan peran berbagai pihak, seperti cara guru dalam mengajar
dengan metode yang menarik, peran orang tua dalam mendampingi dan
memfasilitasi anak selama proses belajar di rumah, dan juga peran bimbingan
konseling untuk memberikan pelayanannya dalam upaya menumbuhkan semangat
belajar siswa. Terdapat banyak metode, teknik, dan model konseling yang dapat
menumbuhkan motivasi belajar siswa, di antaranya menggunakan model konseling
behavior dengan teknik modeling, bercerita, dan memberikan pemahaman kepada
orang tua siswa terkait peranan mereka yang sangat penting untuk menumbuhkan
semangat belajar anak selama proses pembelajaran dari rumah. Model konseling
behavior dapat membantu memberikan stimulus kepada siswa agar semangat dan
termotivasi untuk belajar. Teknik modeling dapat membangkitkan gairah dan
semangat belajar siswa karena mereka termotivasi berusaha mengikuti dan
mencontoh role model yang mereka idolakan. Role model tersebut berperan sebagai
rangsangan bagi perubahan tingkah laku, pikiran, sifat, dan sikap seorang siswa.
Teknik bercerita dapat digunakan untuk menumbuhkan semangat belajar siswa,
karena sesuai dengan karakter mereka yang berada pada masa fantasi. Terakhir,
peran orang tua sangat berpengaruh terhadap semangat dan motivasi siswa, cara
mereka mendampingi, mengawasi, men-support, dan memfasilitasi anak ketika
kegiatan belajar di rumah akan memberikan dampak terhadap semangat belajar
yang dimiliki oleh siswa.
Daftar Pustaka
Aji, R. H. S. (2020). Dampak Covid-19 pada pendidikan di Indonesia: Sekolah,
keterampilan, dan proses pembelajaran. Salam: Jurnal Sosial dan Budaya Syar-
i.(7), 5, 395–402.
Al-Isyraq: Jurnal Bimbingan, Penyuluhan, dan Konseling Islam
Vol. 4, No. 2 (2021), pp. 71-90
87
Anggraini, V. A., Rahayu, E., & Islam, S. N. (2020). Peran Orang Tua Dalam
Pendampingan Anak Usia Sd/Mi Dalam Pembelajaran Online Di Saat Pandemi Covid-19. Auladuna: Jurnal Prodi Pendidikan Guru Madrasah
Ibtidaiyah, 2(02), 92–105. https://doi.org/10.36835/au.v2i02.418
Arianti, A. (2019). Peranan Guru Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa.
Didaktika : Jurnal Kependidikan, 12(2), 117–134.
https://doi.org/10.30863/didaktika.v12i2.181
Badan Pusat Statistik. (t.t.). Diambil 19 Januari 2021, dari
https://www.bps.go.id/indicator/153/1231/1/jumlah-desa-tertinggal.html
Badaruddin, A. (2015). Peningkatan Motivasi Belajar Siswa Melalui Konseling Klasikal.
CV Abe Kreatifindo.
Cahyani, A., Listiana, I. D., & Larasati, S. P. D. (2020). Motivasi Belajar Siswa SMA pada Pembelajaran Daring di Masa Pandemi Covid-19. IQ (Ilmu Al-
Qur’an): Jurnal Pendidikan Islam, 3(01), 123–140.
https://doi.org/10.37542/iq.v3i01.57
Chusna, P. A., & Utami, A. D. M. (2020). Dampak Pandemi Covid-19 Terhadap
Peran Orang Tua Dan Guru Dalam Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Daring Anak Usia Sekolah Dasar. Premiere: Journal of Islamic Elementary
Education, 2(1), 11–30.
Corey, G. (2009). Theory and Practice of Counseling and Psychotherapy. Cengage
Learning EMEA.
Corey, G., & Corey, G. (1997). Teori dan praktek konseling dan psikoterapi /
Gerald Corey; alih bahasa: E. Koeswara. 1. Konseling (psikologi) <br>2. Psikoterapi,teori Dan Praktek Konseling Dan Psikoterapi / Gerald Corey; Alih
Bahasa: E. Koeswara, 1997(1997), 1–99. https://doi.org/1997
Cui, Y., Li, Y., & Zheng, Y. (2020). Mental health services for children in China during the COVID-19 pandemic: Results of an expert-based national survey among child and adolescent psychiatric hospitals. European Child & Adolescent
Psychiatry, 1–6. https://doi.org/10.1007/s00787-020-01548-x
Emda, A. (2018). Kedudukan Motivasi Belajar Siswa Dalam Pembelajaran.
Lantanida Journal, 5(2), 172–182. https://doi.org/10.22373/lj.v5i2.2838
Eni Rohaeni, E. (2016). Bimbingan Kelompok melalui Metode Bercerita untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa (Penelitian pada Siswa Kelas VIII di SMP
Mekar Arum Cinunuk Kabupaten Bandung) [Diploma, UIN Sunan Gunung
Djati Bandung]. http://digilib.uinsgd.ac.id/4704/
Golberstein, E., Wen, H., & Miller, B. F. (2020). Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) and Mental Health for Children and Adolescents. JAMA
Pediatrics, 174(9), 819–820.
https://doi.org/10.1001/jamapediatrics.2020.1456
Al-Isyraq: Jurnal Bimbingan, Penyuluhan, dan Konseling Islam
Vol. 4, No. 2 (2021), pp. 71-90
88
Hatimah, I. (2016). Keterlibatan Keluarga Dalam Kegiatan Di Sekolah Dalam
Perspektif Kemitraan. Pedagogia, 14(2), Article 2.
https://doi.org/10.17509/pedagogia.v14i2.3878
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. (2017). Menjadi Orang Hebat Untuk
Keluarga Dengan Anak Usia Dini. In My Hero. Jakarta: Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan, 98(25).
Kompri. (2016). Motivasi Pembelajaran Perspektif Guru dan Siswa. PT Rosda Karya.
Kw, S., & S, M. A. B. (2019). Konseling Individu Melalui Cyber Counseling
Terhadap Pembentukan Konsep Diri Peserta Didik. Bikotetik (Bimbingan Dan
Konseling: Teori Dan Praktik), 3(1), 6–10.
https://doi.org/10.26740/bikotetik.v3n1.p6-10
lesmana, A. R. (2012). Efektivitas Bimbingan Kelompok Melalui Teknik Bercerita Untuk
Mengembangkan Karakter Siswa [Other, Universitas Pendidikan Indonesia].
http://repository.upi.edu
Manizar, E. (2015). Peran Guru Sebagai Motivator Dalam Belajar. Tadrib, 1(2),
204–222.
Mansyur, A. R. (2020). Dampak COVID-19 Terhadap Dinamika Pembelajaran Di Indonesia. Education and Learning Journal, 1(2), 113–123.
https://doi.org/10.33096/eljour.v1i2.55
Nahar, N. I. (2016). Penerapan Teori Belajar Behavioristik Dalam Proses Pembelajaran. Nusantara: Jurnal Ilmu Pengetahuan Sosial, 1(1), Article 1.
http://jurnal.um-tapsel.ac.id/index.php/nusantara/article/view/94
Nugroho, G. B. (2020). Peran Guru Bimbingan Dan Konseling Dalam Pendampingan Belajar Siswa Selama Pembelajaran Online. Psiko Edukasi,
18(1), 73-83–83.
Ramadanti, N., & Adela Putri, S. (2020). Evaluasi Pembelajaran Daring Pada Siswa Sd
Kelas 4 Di Sdn Rejowinangun Selatan 4 Kota Magelang. 2(2). https://e-
journal.umc.ac.id/index.php/pro/article/view/1578
Rigianti, H. A. (2020). Kendala Pembelajaran Daring Guru Sekolah Dasar Di Banjarnegara. Elementary School: Jurnal Pendidikan Dan Pembelajaran Ke-SD-
An, 7(2), Article 2. https://doi.org/10.31316/esjurnal.v7i2.768
Rinawati, D., & Darisman, E. K. (2020). Survei tingkat kejenuhan siswa SMK belajar di rumah pada mata pelajaran produk kreatif dan kewirausahaan
selama masa pandemi covid-19. Journal of Science and Education (JSE), 1(1),
32–40.
Rumiani, N. W., Suarni, N. K., & Putri, D. A. W. M. (2014). Penerapan Konseling
Behavioral Teknik Modeling melalui Konseling Kelompok Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Kelas VIII 6 SMPN 2 Singaraja
Tahun Pelajaran 2013/2014. Jurnal Ilmiah Bimbingan Konseling Undiksha,
2(1).
Al-Isyraq: Jurnal Bimbingan, Penyuluhan, dan Konseling Islam
Vol. 4, No. 2 (2021), pp. 71-90
89
Sahu, P. (t.t.). Closure of Universities Due to Coronavirus Disease 2019 (COVID-
19): Impact on Education and Mental Health of Students and Academic Staff. Cureus, 12(4). https://doi.org/10.7759/cureus.7541
Son, C., Hegde, S., Smith, A., Wang, X., & Sasangohar, F. (2020). Effects of
COVID-19 on College Students’ Mental Health in the United States: Interview Survey Study. Journal of Medical Internet Research, 22(9), e21279.
https://doi.org/10.2196/21279
Supriyanto, A., Hartini, S., Irdasari, W. N., Miftahul, A., Oktapiana, S., & Mumpuni, S. D. (2020). Teacher professional quality: Counselling services
with technology in Pandemic Covid-19. Counsellia: Jurnal Bimbingan Dan
Konseling, 10(2), 176–189. https://doi.org/10.25273/counsellia.v10i2.7768
Tabi’in, A. (2020). Problematika Stay At Home Pada Anak Usia Dini Di Tengah
Pandemi Covid 19. Jurnal Golden Age, 4(1), 190–200.
Taylor, P. J., Russ-Eft, D. F., & Chan, D. W. L. (2005). A Meta-Analytic Review of Behavior Modeling Training. Journal of Applied Psychology, 90(4), 692–709.
https://doi.org/10.1037/0021-9010.90.4.692
Usman, I., Puluhulawa, M., & Smith, M. B. (2017). Teknik Modeling Simbolis Dalam Layanan Bimbingan Dan Konseling. Proceeding Seminar Dan
Lokakarya Nasional Bimbingan Dan Konseling 2017, 0(0), 84–92.
Woolfolk, A., & Hoy, A. W. (2013). Educational Psychology. Pearson Education
Limited.
Zarniati, Z., Alizamar, A., & Zikra, Z. (2016). Upaya Guru Bimbingan dan
Konseling Dalam Meningkatkan Kegiatan Belajar Peserta Didik. Konselor,
3(1), 12–16. https://doi.org/10.24036/02014312975-0-00
Al-Isyraq: Jurnal Bimbingan, Penyuluhan, dan Konseling Islam
Vol. 4, No. 2 (2021), pp. 71-90
90