Menuju Pemanfaatan Energi yang Optimum di Indonesia ... · PDF fileThese incorporate the trend...

13
Menuju Pemanfaatan Energi yang Optimum di Indonesia: Pengembangan Model Ekonomi-Energi dan Identifikasi Kebutuhan Infrastruktur Energi Hari Kristijo & Hanan Nugroho *) Abstract While Indonesia is blessed with diverse and considerable energy resources, the imbalances phenomenon between energy demand and their supply potentials are notably growing. Demand is centered in the populous-industrial island of Java, whereas energy resources are scaterred in some low density economies separated by distances from Java. For quite long periods Indonesia has been depending largely on oil, despite the fact that the country’s natural gas and coal reserves are larger than that of oil. In addition, gas and coal’s prices are also cheaper. Lack of energy infrastructures is still a major obstacle for the country to deliver its energy reserves in domestic market. Taking all of these, it is clear that searching an optimum energy mix is critical issue for the archipelago Indonesia. This paper addresses Indonesia’s energy mix issue by preparing a database for national energy demand and supply, then developing a national energy-economy model, simulating the mode land, based on the model simulation, proposing recommendations, on energy infrastructures in particular. The model (INOSYD) was developed using system dynamics approach, whereas the structure consists of energy, macroeconomic, environment and infrastructure moduls. The model has projected Indonesia’s sectoral energy demand to 2020, for electricity and non-electricity, as well as predicted energy demand by sources and sector under several economic growth scenarios. These incorporate the trend for fossil fuels exports and imports. Assessment of the need for additional energy infrastructures has been made using the model, to include oil refinery/gas plants, oil and gas pipelines, coal harbour/railway, electricity generation and transmission/distribution. *) Ir. Hari Kristijo, M.Sc dan Dr. Ir. Hanan Nugroho, M.Sc, keduanya adalah Perencana Bidang Energi dan Pertambangan, Bappenas-red 1

Transcript of Menuju Pemanfaatan Energi yang Optimum di Indonesia ... · PDF fileThese incorporate the trend...

Page 1: Menuju Pemanfaatan Energi yang Optimum di Indonesia ... · PDF fileThese incorporate the trend for fossil fuels exports and imports. ... besar dan sangat beragam, ... Makalah ini membahas

Menuju Pemanfaatan Energi yang Optimum di Indonesia: Pengembangan Model Ekonomi-Energi dan Identifikasi

Kebutuhan Infrastruktur Energi

Hari Kristijo & Hanan Nugroho *)

Abstract

While Indonesia is blessed with diverse and considerable energy resources, the imbalances

phenomenon between energy demand and their supply potentials are notably growing. Demand is centered in the populous-industrial island of Java, whereas energy resources are scaterred in some low density economies separated by distances from Java. For quite long periods Indonesia has been depending largely on oil, despite the fact that the country’s natural gas and coal reserves are larger than that of oil. In addition, gas and coal’s prices are also cheaper. Lack of energy infrastructures is still a major obstacle for the country to deliver its energy reserves in domestic market. Taking all of these, it is clear that searching an optimum energy mix is critical issue for the archipelago Indonesia.

This paper addresses Indonesia’s energy mix issue by preparing a database for national energy demand and supply, then developing a national energy-economy model, simulating the mode land, based on the model simulation, proposing recommendations, on energy infrastructures in particular. The model (INOSYD) was developed using system dynamics approach, whereas the structure consists of energy, macroeconomic, environment and infrastructure moduls.

The model has projected Indonesia’s sectoral energy demand to 2020, for electricity and non-electricity, as well as predicted energy demand by sources and sector under several economic growth scenarios. These incorporate the trend for fossil fuels exports and imports. Assessment of the need for additional energy infrastructures has been made using the model, to include oil refinery/gas plants, oil and gas pipelines, coal harbour/railway, electricity generation and transmission/distribution.

*) Ir. Hari Kristijo, M.Sc dan Dr. Ir. Hanan Nugroho, M.Sc, keduanya adalah Perencana Bidang Energi dan Pertambangan, Bappenas-red

1

Page 2: Menuju Pemanfaatan Energi yang Optimum di Indonesia ... · PDF fileThese incorporate the trend for fossil fuels exports and imports. ... besar dan sangat beragam, ... Makalah ini membahas

1. Pendahuluan

Indonesia memiliki aneka ragam sumber daya energi dalam jumlah memadai namun

tersebar tidak merata. Konsumsi energi tumbuh pesat seiring pertumbuhan penduduk dan ekonomi. Sebagian besar beban konsumsi berada di Jawa, pulau yang membutuhkan banyak energi, namun yang tidak memiliki sumberdayanya sendiri dalam jumlah memadai. Sebaliknya, banyak sumber energi terdapat di tempat berpenduduk sedikit, kegiatan ekonominya belum berkembang serta berjarak cukup jauh dari Jawa.

Di tengah kekayaan sumberdaya energi yang dimiliki, Indonesia masih sangat

menggantungkan konsumsi energinya pada minyak bumi, sumber energi mahal dibandingkan gas bumi maupun batubara. Lebih berharga mengekspor minyak bumi daripada mengkonsumsinya di dalam negeri; sebaliknya, lebih berharga memanfaakan gas bumi di dalam negeri daripada mengekspornya secara besar-besaran ke luar negeri.

Potensi sumber energi di Indonesia mempunyai karakteristik cadangan energi primer yang

besar dan sangat beragam, ekspor sumber daya energi berperan vital terhadap ekonomi nasional, ekonomi domestik sangat sensitif terhadap fluktuasi harga energi di pasar dunia, dan permintaan terhadap energi final di dalam negeri tumbuh dengan pesat.

Komposisi pemanfaatan energi yang ideal dibutuhkan Indonesia untuk mengoptimumkan

sumber-sumberdaya energi yang dimilikinya dan memadukannya dengan aneka ragam kebutuhan energi yang terdapat dalam tempat-tempat yang berbeda.

Energy mix merupakan suatu konsep/strategi yang dapat dipergunakan sebagai alat (tool)

untuk mencapai pembangunan energi dan ekonomi yang berkelanjutan. Kebijakan bauran energi (energi mix) menekankan bahwa pemanfaatan energi perlu mengoptimumkan sumber energi yang ada. Indonesia tidak boleh tergantung pada sumber energi tak terbarukan berbasis fosil (minyak, batubara, dan gas), namun harus juga mengembangkan penggunaan energi terbarukan (air, panasbumi, tenaga surya), dstnya. Kebijakan bauran energi di Indonesia perlu dikembangkan dengan memperjelas strategi, sasaran penggunaan, jumlah pemanfaatan, dan pengelolaan energi nasional, dengan mempertimbangkan potensi energi, permintaan energi, infrastruktur energi serta faktor lainnya seperti harga energi, teknologi, pajak, investasi, dsb.

Makalah ini membahas issue bauran energi yang optimum di Indonesia. Sebagian besar pendapat/temuan di sini adalah berdasarkan studi yang pernah dilakukan Direktorat Energi, Telekomunikasi dan Informatika Bappenas dengan Pengkajian Energi Universitas Indonesia. Penekanan studi pada pembuatan model dinamik ekonomi-energi nasional, proyeksi kebutuhan energi primer dan energi final serta infrastruktur energi yang harus dikembangkan hingga perkiraan biaya pembangunannya. Jenis energi yang dikaji adalah bahan bakar fosil dan energi terbarukan (renewables). Proyeksi dilakukan hingga 2020.

Alur pikir studi ditunjukkan dalam Gambar 1. Analisis dimulai dengan membagi Indonesia ke dalam sejumlah zona, yang meliputi

kelompok pulau-pulau besar, dengan Jawa (Bali dan Madura) menjadi fokus. Untuk setiap zona dapat diperkirakan kebutuhan energinya. Potensi sumberdaya energi untuk setiap zona juga dibuatkan data base-nya, dan bersama dengan kebutuhan energinya, membentuk neraca energi untuk zona tersebut.

2

Page 3: Menuju Pemanfaatan Energi yang Optimum di Indonesia ... · PDF fileThese incorporate the trend for fossil fuels exports and imports. ... besar dan sangat beragam, ... Makalah ini membahas

3

Pola alokasi energi antara sumber-sumber energi dengan permintaan energinya sekarang dijadikan acuan dalam menentukan pola alokasi “terbaik” yang nantinya dilakukan, berdasarkan kriteria “biaya” termurah. Pada dasarnya, penambahan suatu infrastruktur energi diperlukan bila model mengindikasikan telah terjadi “gap” antara kebutuhan energi dengan kapasitas infrastruktur yang ada.

Model ekonomi-energi yang dimanfaatkan adalah INOSYD (Indonesian Energy Outlook

Using System Dynamic), suatu model sistem dinamik1 yang dirintis pengembangannya oleh Pengkajian Energi UI dan Bappenas. Pemodelan dan berbagai simulasi dilakukan dengan bahasa POWERSIM.2

Berdasarkan hasil simulasi, disusun rekomendasi kebijakan energy mix yang

memperhatikan sumber energi, lokasi pusat konsumen energi, dan aspek geografi/demografi. Selanjutnya, direkomendasikan pengembangan infrastruktur untuk membangkitkan dan menyalurkan energi secara efisien.

2. Pemodelan Energy Mix Indonesia

Kerangka model INOSYD ditunjukkan pada Gambar 2. Modul yang dikembangkan

meliputi permintaan energi, penyediaan energi, ekonomi makro dan lingkungan. Jaringan Sistem Energi (Reference Energi System, RES) dari INOSYD disempurnaan, terutama sisi infrastruktur penyediaan energinya.

Energi primer mengalami berbagai proses sebelum dapat dimanfaatkan oleh konsumen,

berupa konversi ke bentuk energi lainnya, pengilangan energi menjadi berbagai jenis fraksi bahan bakar, serta transmisi dan distribusi. Pada setiap proses, penggunaan berbagai jenis teknologi, sarana dan prasarana menimbulkan kehilangan energi, sehingga energi yang terpakai selalu lebih kecil dibanding energi primernya.

Jaringan sistem energi (RES) digunakan untuk merepresentasikan aktivitas/ hubungan dari

sebuah sistem energi. RES bukan hanya sarana untuk menunjukkan energy balance, namun juga berfungsi sebagai kerangka analitis untuk memperkirakan besarnya permintaan energi. Gambar 3 memperlihatkan Jaringan Sistem Energi umum, sedangkan yang dipergunakan dalam studi ini merupakan pengembangan lanjut dari RES tersebut yang disesuaikan dengan kondisi Indonesia.

Setiap link pada jaringan RES mewakili suatu aktivitas proses (suplai, konversi energi,

distribusi, atau penggunaannya). Beberapa proses tersebut menimbulkan kehilangan energi, yang direpresentasikan dengan effisiensi (η). Besarnya energi pada successive link (en) dihitung dari predecessor link (en-1), dengan persamaan umum:

1 Sistem dinamik merupakan suatu metodologi untuk mempelajari sistem kompleks. Dikembangkan pertama kali oleh Jay Forrester di MIT (1960-an), pendekatan ini antara lain pernah digunakan untuk menyusun model dunia dalam Limits to Growth (Meadows & Meadows, 1973, laporan untuk Club of Rome). Aplikasi sistem dinamik banyak dikembangkan dalam bidang bisnis, kebijakan publik dan pengkajian energi-ekonomi-lingkungan. Pendekatan sistem dinamik terdiri dari pendefinisian masalah, pengembangan hipotesis terhadap permasalahan (menggunakan causal-loop diagram), menuliskan bahasa komputernya, melakukan simulasi dan pengujian, dan merekomendasikan keputusan berdasarkan hasil simulasi. 2 Adalah salah satu bahasa komputer yang dikembangkan untuk menerjemahkan metodologi sistem dinamik ke dalam bahasa komputer, sehingga mudah dilakukan berbagai simulasinya. Bahasa ini dikembangkan oleh perusahaan perangkat lunak Powersim (http://www.powersim.com).

Page 4: Menuju Pemanfaatan Energi yang Optimum di Indonesia ... · PDF fileThese incorporate the trend for fossil fuels exports and imports. ... besar dan sangat beragam, ... Makalah ini membahas

11

−×⎟⎠⎞

⎜⎝⎛= nn ee η ..............................................................................(1)

Terkadang, suatu energi diperoleh melalui berbagai proses konversi. Sebagai contoh, energi listrik diperoleh dari berbagai jenis pembangkitaan listrik (power generation) sehingga dengan demikian perlu diketahui besar kontribusi masing-masing proses, yang dinyatakan dalam fraksi f.

⎟⎠⎞⎜

⎝⎛××= − η

11nn efe .....................................................................(2)

Gambar 1. Alur pikir studi

Gambar 2. Kerangka model INOSYD

4

Page 5: Menuju Pemanfaatan Energi yang Optimum di Indonesia ... · PDF fileThese incorporate the trend for fossil fuels exports and imports. ... besar dan sangat beragam, ... Makalah ini membahas

Gambar 3. Contoh Jaringan Sistem Energi sederhana

Primary EnergySupply

ConversionTechnology

End-UseTechnology

Demand forEnergy Service

Renewable, eg.- Biomass- Hydro

Mining, eg.- Crude Oil- Natural Gas- Coal

Import, eg.- Oil Products- Crude Oil

ssExport

Fuel ProcessingPlant, eg.- Oil Refineries- Gas Refineries

Power Plant, eg.- Gas- Coal- Renewable

Industry, eg.- Steam Boiler- Machinery

Commercial, eg.- Air Conditioner- Light Bulbs

Households, eg.- Refrigerator- Air Conditioning- Cooking

Transport, eg.- Gasoline Car- Diesel Car

Industry

Commercial

Household

Transport

2.1 Ramalan permintaan energi

Peramalan adalah pekerjaan rumit namun harus dilakukan dalam rangka perencanaan energi.

Permintaan energi dapat digolongkan menjadi permintaan energi listrik dan permintaan

energi non-listrik. Sektor permintaan energi dapat dikelompokkan ke dalam industri, rumah tangga, komersial dan transportasi.

Peramalan kebutuhan tenaga listrik secara makro dilakukan dengan metode ekonometrik,

yang menyatakan permintaan energi listrik (kwh) = ƒ (pertumbuhan ekonomi, tarif listrik, pertumbuhan penduduk) atau disederhanakan ke dalam persamaan regresi:

xxx bbbb 321

3210=Υ ………………………………………… (3) di mana:

Y = Pemakaian energi listrik χ1, χ2, χ3 = Pendapatan, harga listrik, jumlah konsumen b0 = Konstanta b1, b2, b3 = Elastisitas χ1, χ2, χ3 terhadap Y

Kajian yang dilakukan menemukan beberapa persamaan regresi untuk permintaan lisrik

nasional, sebagai berikut:

ETot Listrik = ETot Listrik –1 { 1 + elastisitas x g PDB }n ......................................... (4)

5

Page 6: Menuju Pemanfaatan Energi yang Optimum di Indonesia ... · PDF fileThese incorporate the trend for fossil fuels exports and imports. ... besar dan sangat beragam, ... Makalah ini membahas

dimana ETotListrik : Konsumsi energi listrik total (Juta SBM)

gPDB : laju pertumbuhan PDB Elastisitas : Laju pertumbuhan permintaan energi listrik /laju

pertumbuhan PDB

Permintaan listrik untuk sektor rumah tangga didekati dengan persamaan regresi seperti untuk kebutuhan listrik total. Permintaan listrik untuk kelompok pengguna lain (industri, komersial, perkantoran dan sarana umum) didekati berdasarkan hubungan elastisitas masing-masing kelompok tersebut terhadap rumah tangga.

Berikut hasil estimasi permintaan tenaga listrik untuk kelompok-kelompok konsumen listrik

tersebut: Rumah tangga: ERT Listrik = 391,381 - 11,994 HListrik RT per KWh

+ 0,009 PDB + 1,072 ERT Listrik – 1 .................................. (5)

Komersial: ekr = RTRT //

ΔΚΔΚ

................................................................................. (6) Dengan demikian, setelah angka pertumbuhan kelompok rumah tangga diperoleh maka angka pertumbuhan kelompok komersial dapat dihitung :

Kt = rt . ekr .................................................................................. (7) Kt = Kt-1 . (1 + rt . ekr) ................................................................ (8)

Permintaan listrik untuk kelompok industri serta perkantoran dan sarana umum didekati

dengan metode yang serupa dengan yang dilakukan untuk sektor komersial.

Untuk energi bukan listrik, permintaan energi masing-masing kelompok pengguna energi adalah sebagai berikut: Industri: Eind = 0.749 E ind-1 + 0.000323 PDB + 4.795 ........................................ (9) Transportasi: Etrans = 0.0209 Etrans-1 + 0.000487 PDB +1.78 10-6 Pop – 298.91 ...(10) Komersial: Ekom = 0.241 EKom-1 + 7.16 10-5 PDB –4.395 .......................................... (11)

Rumah Tangga: ERT= ERT 2000 (1 + elastisitas x PDB )n .......................................... (12)

2.2 Modul penyediaan energi

Modul penyediaan energi yang dikembangkan terdiri dari modul energi primer minyak, gas, batubara, dan energi terbarukan. Analisis sistem dinamik dilakukan terhadap semua sumber energi primer yang ada. Sebagai contoh, di bawah ini dijelaskan sebagian alur pikir dan parameter yang digunakan dalam penyusunan modul penyediaan minyak dan gas bumi (Gambar 4).

6

Page 7: Menuju Pemanfaatan Energi yang Optimum di Indonesia ... · PDF fileThese incorporate the trend for fossil fuels exports and imports. ... besar dan sangat beragam, ... Makalah ini membahas

7

Minyak dan gas bumi digambarkan sebagai aliran material dari sumber aliran ke tempat penampungan. Untuk mengalirkan dari sumber diperlukan pengontrolan laju alir. Pengontrolan kebutuhan minyak dan gas bumi dilakukan dengan mengontrol laju penemuan (eksplorasi) dan laju produksi. Kegiatan eksplorasi dan produksi merupakan struktur umpan balik (feedback loop) yang bersifat negatif (opposite). Ini karena minyak bumi dan gas bumi adalah sumber daya yang terbatas dan tidak dapat diperbaharui (non-renewable resources). Kegiatan eksplorasi dan produksi mengakibatkan cadangan minyak bumi dan gas bumi mengalami penurunan, dengan penurunan yang bersifat asimptotik.

Gambar 4. Struktur model penyediaan minyak bumi

Model penyediaan energi dalam bentuk struktur umpan balik tersebut ditransformasikan

dan disimulasikan dengan bahasa POWERSIM.

3. Simulasi dan optimasi energy mix Indonesia INOSYD dilengkapi dengan modul optimasi untuk meminimumkan biaya suplai energy

mix, dengan masukan parameter makroekonomi dan keluaran permintaan energi per jenis dan sektor, untuk energi listrik maupun non listrik. Modul optimasi dilengkapi data biaya energi (investasi, biaya O&M, dan biaya bahan bakar) untuk konversi energi maupun transportasi energi. Pekerjaan optimasi dilakukan dengan memanfaatkan modul Solver.

Dalam optimasi, fungsi tujuan (objective function) atau target variable yang

diminimumkan adalah discounted cost of energy system:

itkit

t

t

iit

kit

iit

t

t

iit

ait

t

tirCqxCCqeCq ∑∑∑∑∑∑ +++ )(

.....................(13) dimana :

Ca : Biaya bahan bakar (fuel cost) (US$/SBM) Ci : Biaya investasi per unit kapasitas (US$/SBM) Ck : Biaya operasi dan pemeliharaan (US$/SBM)

Page 8: Menuju Pemanfaatan Energi yang Optimum di Indonesia ... · PDF fileThese incorporate the trend for fossil fuels exports and imports. ... besar dan sangat beragam, ... Makalah ini membahas

e : Aliran energi (SBM/tahun) q : discounted factor x : Penambahan kapasitas (SBM/tahun) r : Kapasitas terpasang yang telah ada (SBM/tahun) i : Jenis energi t : Tahun

Simulasi dilakukan untuk memahami perilaku energi Indonesi hingga tahun 2020 berdasarkan beberapa macam perkiraan pertumbuhan ekonomi. Ramalan permintaan dilakukan untuk berbagai macam jenis energi, termasuk ekspor dan impornya. Berdasarkan ramalan permintaan dan penyediaan energi yang mungkin, disusun neraca energi (energy balance) Indonesia untuk berbagai periode.

Beberapa hasil simulasi dikemukakan di bawah ini.3

Pertumbuhan PDB 5 persen mengakibatkan pertumbuhan permintaan minyak bumi 3,8 persen, gas bumi 5,6 persen dan batubara 4,3 persen. Pertumbuhan permintaan energi terbarukan akan selalu lebih rendah dibanding energi fosil bila tidak diikuti dengan kebijakan yang tegas untuk meningkatkan penggunaannya.

Simulasi menunjukkan ekspor minyak mentah (crude oil) terus menurun dan mendekati nol

pada tahun 2020. Lonjakan impor minyak mentah akan terjadi mulai 2008, karena permintaan domestik yang naik pesat. Impor produk-produk minyak (oil products) meningkat, dan minyak mentah untuk input kilang akan lebih banyak berasal dari impor.

Konsumsi gas bumi akan meningkat; karena harganya yang murah dibandingkan minyak

bumi dan sifatnya yang akrab lingkungan. Batubara juga akan meningkat penggunaanya, khususnya untuk memenuhi permintaan listrik. Peningkatan permintaan kedua jenis energi ini membutuhkan dukungan pembangunan infrastruktur.

Pengaruh PDB terhadap permintaan energi non-listrik lebih sensitif untuk sektor industri

dan transportasi relatif terhadap sektor rumah tangga dan komersial. Data pangsa (share) baik energi primer maupun energi final hasil simulasi menunjukkan

kecenderungan peningkatan penggunaan gas bumi dan batubara dan penurunan minyak bumi. Pangsa energi terbarukan mengalami penurunan walaupun secara absolut nilainya meningkat. Prakiraan energy mix ini dapat dipergunakan sebagai landasan kebijakan energi ke depan.

4. Analisis infrastruktur energi Indonesia

Infrastruktur energi meliputi infrastruktur konversi energi (pembangkit listrik, kilang minyak, kilang gas) serta infrastruktur transmisi dan distribusi energi (pipa minyak, pipa gas, jaringan transmisi dan distribusi listrik, dermaga minyak dan batubara, depo penyimpanan BBM dan gas, dstnya). Dikaji ketersediaan infrastruktur energi di Indonesia serta pengembangan infrastruktur energi yang harus dilakukan untuk memenuhi kebutuhan energi dan memanfaatkan ketersediaan sumber energi, khususnya domestik.

Kebutuhan penambahan infrastruktur diindikasikan oleh selisih permintaan energi dengan kapasitas infrastruktur yang tersedia. Untuk kilang dan pembangkit listrik secara otomatis dapat ditentukan kebutuhannya. Namun demikian lokasi kilang dan pembangkit listrik diskenariokan

3 Pembahasan mengenai simulasi dan hasil-hasilnya tidak bisa dituliskan seluruhnya di sini karena kendala keterbatasan halaman. Pembaca yang menginginkan pembahasan yang cukup rinci disilakan menghubungi penulis.

8

Page 9: Menuju Pemanfaatan Energi yang Optimum di Indonesia ... · PDF fileThese incorporate the trend for fossil fuels exports and imports. ... besar dan sangat beragam, ... Makalah ini membahas

9

berdasarkan pertimbangan lokasi sumber energi, lokasi konsumen, biaya transportasi, dll. Untuk transportasi energi, diskenariokan jalur-jalur transmisi dan distribusi yang harus dibangun dengan mempertimbangkan rute dan biaya pembangunan termurah, dstnya. Dengan demikian, tetap dibutuhkan pertimbangan pakar (expert judgement) untuk menentukan lokasi pembangunan suatu infrastruktur.

Sebagai contoh, dengan menggunakan optimasi fraksi minyak bumi sebagai energi primer

dalam pemenuhan BBM, dapat diproyeksikan kebutuhan infrastruktur konversi energi primer untuk minyak bumi, yaitu kilang minyak (refinery), dimana minyak mentah diproduksi menjadi BBM melalui proses distilasi dan konversi. Dengan memperhatikan selisih antara permintaan BBM dan kapasitas kilang yang ada serta faktor kapasitasnya ditentukan besar penambahan kapasitas kilang yang diperlukan. Selanjutnya, ditentukan besarnya investasi untuk pembangunan kilang tersebut. Untuk menggambarkan kebutuhan pengembangan infrastruktur konversi, transmisi dan distribusi energi, di bawah ini diuraikan kebutuhan pengembangan infrastruktur energi dan investainya untuk beberapa jenis energi.4

Permintaan LPG di dalam negri cenderung meningkat, dan perlu dipenuhi oleh pabrik LPG yang berasal dari kilang minyak. LPG dari kilang LNG akan menurun akibat turunnya produksi LNG. Produksi LNG Arun menurun karena penurunan cadangan gas, walaupun demikian pasokan gas untuk LNG Arun akan cukup untuk memenuhi kontrak penjualan sampai tahun 2006.

Sebagai langkah untuk pengembangan LNG perlu dibangun Kilang LNG Tangguh (2007) dan Kilang LNG Matindok (2010). Sampai saat ini produk LNG semuanya diekspor, belum ada yang dimanfaatkan di dalam negeri. Namun di masa mendatang karena menurunnya pasokan dan meningkatnya permintaan gas di Jawa, perlu dibangun LNG Receiving Terminal yang dapat dipasok, misalnya dari LNG Tangguh (Papua). 5 Hingga tahun 2020, diperkirakan terdapat kebutuhan investasi sebesar 6,2 milyar US$ untuk pembangunan kilang LNG dengan kapasitas 17,74 juta ton/tahun, berlokasi di Tangguh (Papua) dan Matindok (Sulawesi).

Untuk keperluan distribusi gas bumi diperlukan tambahan jaringan pipa. Saat ini di Jawa

terdapat jaringan pipa gas Cirebon – Merak dan Pagerungan – Gresik, sedang di Sumatera terdapat jaringan pipa gas Grissik - Duri dan Grissik - Singapura. Sedang dalam masa pembangunan adalah jalur pipa transmisi Sumatera Selatan – Jawa Barat. Terkait dengan pengembangan industri yang membutuhkan gas bumi sebagai bahan bakar (fuel) maupun bahan baku (feedstock), permintaan gas yang meningkat untuk pembangkit tenaga listrik, dstnya, maka perlu dibangun jaringan pipa gas regional maupun nasional.

Rencana pengembangan infrastruktur gas nasional secara skematik diperlihatkan dalam

Gambar 5. Dengan mengikuti pola pemikiran serupa, dapat diturunkan beberapa kebutuhan

pengembangan infrastruktur batubara, yang meliputi pelabuhan, jalan darat, angkutan sungai maupun angkutan kereta api. Penyederhanaan analisis menghasilkan, di antaranya skenario pembangunan pelabuhan batubara pada Tabel 1.

4 Kajian Energy Mix di Indonesia, Bappenas-UI (2003) memuat laporan lengkap mengenai infrastruktur energi Indonesia: kondisi yang dimiliki sekarang, kebutuhan pengembangan dan perkiraan biaya biaya investasi untuk setiap jenis energi, baik energi fosil (minyak, gas, batubara) maupun energi non-fosil dan terbarukan (renewables). Hanya beberapa yang dicantumkan dalam tulisan ini. 5 Alternatif lain adalah membangun jalur transmisi pipa gas bumi dari Kalimantan Timur ke Jawa.

Page 10: Menuju Pemanfaatan Energi yang Optimum di Indonesia ... · PDF fileThese incorporate the trend for fossil fuels exports and imports. ... besar dan sangat beragam, ... Makalah ini membahas

Setelah mempertimbangkan kebutuhan pengembangan infrastruktur energi yang meliputi kilang minyak, pipa transmisi produk-produk minyak, kilang gas, jaringan transmisi gas, pelabuhan dan angkutan kereta api batubara, serta pembangkit dan transmisi listrik, diperkirakan kebutuhan biaya investasi untuk mewujudkan kebutuhan pengembangan infrastruktur energi tersebut.

Rangkuman kebutuhan biaya investasi bagi pengembangan infrastruktur energi, yang

diperoleh berdasarkan fungsi linear dari investasi infrastruktur energi sebelumnya, ditunjukkan dalam Tabel 2.

Gambar 5. Pengembangan infrastruktur gas bumi

Corridor-Singapore

Planned Pipeline

Duri-Grissik

West Natuna- Singapore

Block B-Duyong

So. Palembang Block

Mundu

Jawa Timur

Bunyu

Existing

Planned LNG Shipping

Tangguh

Medan Block

Bontang

55

1515

44

38

66

1111

1717

Existing LNG Refinery (Bilion Ton/Year)

Arun Block

Reserves NG (TCF)

LNG 18.50LPG 1.10

LNG 12.50LPG 1.60

3,300 km

1,700 km28”, 1066 km

28”, 740 km

32”, 370 km

Existing LPG Refinery

Planned LNG Refinery

42”, 676 km

42”, 620 km

16”, 74 km

28”, 256 km

42”, 1350 km

42”, 600 km

32”, 620 km 32”, 400 km

Tabel 1. Skenario pembangunan pelabuhan batubara

10

Page 11: Menuju Pemanfaatan Energi yang Optimum di Indonesia ... · PDF fileThese incorporate the trend for fossil fuels exports and imports. ... besar dan sangat beragam, ... Makalah ini membahas

Terminal Operator Lokasi Maximum

Vessel (DWT)

Tambahan kapasitas handling

(Juta Ton/Thn)

Tahun Operasi

Kertapati PTBA SumSel 7.000 0.5 2005 Tarahan PTBA SumSbel 60.000 6 2010 Teluk Bayur PTBA Sumbar 40.000 2 2008 Pulau Baai Government Bengkulu 35.000 1 2005 Tanjung Api-api PTBA SumSel 40.000 20 2020 Tanjung Bara Kaltim Prima Kaltim 200.000 4 2008 Tanah merah Kideco Kaltim 20.000 3 2007 North Pulau Laut Arutmin Kalsel 150.000 5 2005 Balikpapan PT DPP Kaltim 60.000 2 2008 Indonesia Bulk Term. IBT Kalsel 70.000 5 2010 Tanjung Redep* Berau Kaltim 5.000 2 2008 Banjarmasin* Various Kalsel 6.000 5 2011 Kelanis* Adaro Kalteng 12.000 10 2015 Additional Total Handling Capacity 65.5

Tabel 2. Biaya investasi infrastruktur energi (juta USD)

Jenis Enegi Jenis Infrastruktur Investasi yang diperlukan sampai 2020 (mil. US$)

Minyak Bumi Kilang minyak, pipa tranmsisi, tangki timbun

17,3

Gas Bumi Kilang LNG, pipa transmisi, LNG receiving terminal

9,6

Batubara Pelabuhan batubara, rel kereta api batubara

1,34

Listrik Pembangkit, jaringan transmisi 62

Total 90,24 5. Ringkasan dan Kesimpulan

Makalah ini membahas issue bauran energi yang optimum di Indonesia, dengan penekanan pada pembuatan model dinamik ekonomi-energi, proyeksi kebutuhan energi primer dan energi final serta infrastruktur energi yang harus dikembangkan, termasuk perkiraan biayanya. Jenis energi yang dikaji terutama bahan bakar fosil, dan proyeksi dilakukan hingga 2020.

Dalam makalah ini dilaporkan model ekonomi energi yang dikembangkan, ramalan permintaan energi serta beberapa hasil simulasi, khususnya yang menyangkut minyak bumi, gas bumi, batubara dan kelistrikan. Dilaporkan pula kebutuhan infrastruktur yang perlu dibangun

11

Page 12: Menuju Pemanfaatan Energi yang Optimum di Indonesia ... · PDF fileThese incorporate the trend for fossil fuels exports and imports. ... besar dan sangat beragam, ... Makalah ini membahas

12

untuk mewadahi perkembangan permintaan energi serta kapasitas supplai yang tersedia, termasuk kebutuhan biaya pembangunannya

Page 13: Menuju Pemanfaatan Energi yang Optimum di Indonesia ... · PDF fileThese incorporate the trend for fossil fuels exports and imports. ... besar dan sangat beragam, ... Makalah ini membahas

Daftar Pustaka

Badan Perencanaan Pembangunan Nasional dan Pengkajian Energi Universitas

Indonesia. 2003. Kajian Kebijakan Energy Mix di Indonesia. Jakarta: Bappenas.

Nugroho, Hanan. 2004. Increasing the share of natural gas in national industry and

energy consumption: Infrastructure development plan? Jakarta: Perencanaan Pembangunan No. IX/3/2004.

Nugroho, Hanan. 2004. Pengembangan industri hilir gas bumi Indonesia: tantangan dan

gagasan. Jakarta: Perencanaan Pembangunan No. IX/4/2004.

Nugroho, Hanan. 2004. Energy in Asia. Presentasi. OPEC Office, Mei 2005.

Nugroho, H., et al. 2004. Gas pricing in Indonesia for promoting the sustainable economic

growth. Proceeding: The 19th World Energy Congress & Exhibition. Sydney: 5-9 September 2004.

Nugroho, Hanan. 2004. Percepat infrastruktur untuk mendongkrak pemakaian gas bumi.

Jakarta: Koran Tempo, 30 November 2004.

Nugroho, Hanan. 2005. Financing Indonesia’s natural gas infrastructure. Proceeding:

INDOGAS 2005: the 2nd international gas conference. Jakarta: 17-20 January 2005.

Nugroho, H., et al. 2005. Electricity Industry in Indonesia after the Implementation of Electricity

Law Number 20/2002: Proposed Agendas to Support Implementation of the Law. Proceeding: International Association for Energy Economics Conference, Taipei: Juli 2005.

13