Menerjemahkan Bahasa Arab: Antara Ilmu dan Seni · 2020. 8. 10. · Menerjemahkan Bahasa Arab:...
Transcript of Menerjemahkan Bahasa Arab: Antara Ilmu dan Seni · 2020. 8. 10. · Menerjemahkan Bahasa Arab:...
Vol. 12, No. 1, Juni 2017
Menerjemahkan Bahasa Arab:Antara Ilmu dan Seni
Siti ShalihahIAIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten Indonesia
Received April 23, 2017/Accepted June 18, 2017
AbstractThere are so many languages spoken by every community in the
world today. This requires everyone to mastery various languages tofacilitate the communication between members of one group to others.Because it would be a problem if members of one group communicate withone other member of the group but they do not understand each other,especially in the content of the message that delivered. Then we needtranslation to solve that issue. Translation is the process of transferringtext messages of the source language into the target language. The practicalpurpose of the message diversion process is to assist the target languagetext reader in understanding the message intended by the original authorof the source language text. This assignment assigns the translator to a veryimportant position in disseminating science and technology. When scienceand technology are understood as part of a culture, indirect translatorsparticipate in the process of cultural transfer. Translating is not pure scienceand not pure art. Translating is a practical art. In other words, translatingis the artistic skill with the help of theoretical sciences.
Keywords: Arabic, Language, Art, Science, Translation.
A. Pendahuluan
A lquran dengan kemukjizatannya tampil dalam Bahasa Arab,sebuah bahasa juga memiliki keistimewaan tersendiri.Keistimewaan ini selain karena sebagai penampil pesan-pesan
Tuhan, juga karena memiliki sifat-sifat istimewa yang tak dimilikioleh bahasa-bahasa lain di dunia. Menurut Syâhîn nampakbahwasanya bahasa ini memiliki fleksibilitas suara yang tinggi dalamhal irama dan kekonstanannya meskipun telah melewati masa yangsudah lama, keserasian antara suara, perubahan pola-pola ritmis
At-Ta’dib. Vol. 12. No. 1, June 2017 Available online at:ISSN: 0216-9142 https://ejournal.unida.gontor.ac.id/index.php/tadib/indexDOI: http://dx.doi.org/10.21111/at-tadib.v12i1.867 e-ISSN: 2503-3514
158 Siti Shalihah
Jurnal At-Ta’dib
dengan makna yang ditimbulkannya.1 Selain itu menurut Qal’ahJî,2 bahasa ini berasal dari Kabilah Quraisy yang memiliki tingkatkefasihan tinggi, kecermatan dalam pengungkapan makna tertentu,ringan dalam pengucapan, dan kaya makna dibandingkan denganbahasa kabilah-kabilah lainnya.
Untuk kepentingan telaah kebahasaan Al-Qur’an kiranyacukup beralasan jika mempertimbangkan pendapat al-Qurrafi3
bahwa, bahasa dilihat dari pemakaiannya terdapat tiga kategori yaitual-Wadl’a ( ), al-Isti’mal ( ), dan al-Haml ( ). al-Wadl’aaadalah bahasa titipan dari pemiliknya yang berarti bahwa pemilikbahasa tersebut adalah Bahasa Arab. al-Isti’mal adalah pengguna atauyang menggunakan bahasa dari pemilik bahasa tersebut dalam posisiinilah Alquran yang berbahasa Arab itu, berarti sebagai penggunaBahasa Arab. al-Haml adalah memahami maksud yang terkandungdalam bahasa pengguna tersebut baik berupa penafsiran(interpretasi) maupun terjemahan (alih bahasa).
B. Definisi PenerjemahanIstilah “penerjemahan” diadaptasi dari kata dasar “terjemah”
yang berasa dari bahsa Armenia “turjumân”.4 Kata ”turjumân”sebentuk dengan “tarjamân” dan ”tarjuman” yang berarti orang yangmenjelaskan tuturan (kalâm) dengan bahasa lain.5 Pemaknaan inidapat dipahami karena aktivitas penerjemahan adalah memaknaituturan suatu bahasa dalam bahasa lain, dan memaknai tuturanberarti menjelaskannya agar dapat dipahami oleh penutur bahasasasaran. Karena itu Dîdâwî mengartikan “tarjamân” sebagai orangyang mengalihkan suatu bahasa ke bahasa lain.6
Seperti halnya ilmu-ilmu lain, di dalam penerjemahan ditemu-kan banyak definisi. Berbagai defenisi itu mencerminkan pandanganahli yang membuat defenisi tentang hakikat terjemah dan proses
1 Taufiq Muhammad Syâhîn, ‘Awâmil Tanmiyah al-Lughah al-‘Arabiyah, (al-Qâhirah:Maktabah Wahbah, 1993), p. 5.
2 Mahmûd Rawwâs Qal’ah Jî, Lughah al-Qur‘ân, Lighah al-‘Arab al-Mukhtârah, (Beirut:Dâr al-Nafâis, 1988), p. 49.
3 Syihab al-Din Abu al-Abbas Muhammad al-Idris al-Qurrafi, Syarh Tanqih al-Futshulfi Ikhtishar al-Husul fi al-Ushul, (Kuwait Daar al-Fikr, 1973). p. 20.
4 Muhammad Dîdâwî, ‘Ilm al-Tarjamah Baina al-Nazhriiyah wa al-Tathbîq, (Tûnis:Dâr al-Ma’ârif, 1992), p. 37.
5 Louis Ma’lûf, Al-Munjid fi al-Lughah wa al-A’lâm, (Bîrût: Dar al-Masyriq, 1994), p. 60.6 Muhammad Dîdâwî, ‘Ilm al-Tarjamah …, p. 37.
Menerjemahkan Bahasa Arab: Antara Ilmu dan Seni 159
Vol. 12, No. 1, Juni 2017
penerjemahan. Catford menyatakan: Translation is the replacementof textual material in one language by equivalence textual material inanother language.7 (penerjemahan adalah penggantian materitekstual dalam suatu bahasa dengan materi tekstual yang sama atausepadan dalam bahasa lain.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) dijelaskan bahwaistilah penerjemahan terbentuk dari kata “terjemah” yang diimbuhdengan “pe-an” yang menunjukkan kata benda (nomina), yaituproses, cara, dan perbuatan menerjemahkan atau pengalih bahasaan.Sementara itu arti istilah “terjemah” dalam KBBI sama dengan“menerjemahkan” sebagai kata kerja (verba) yang didefinisikansebagai aktivitas menyalin (memindahkan) suatu bahasa ke bahasalain atau mengalihbahasakan.8
Syihabuddin mengutip pendapat al-Zarqânî mengemukakanbahwa secara etimologis istilah penerjemahan itu memiliki empatmakna yaitu:1. Menyampaikan tuturan kepada yang tidak menerima tuturan
itu. Makna ini terkandung dalam syair-- artinya “usiaku sudah memasuki
80 tahun, pendengaranku memerlukan penerjemah”.2. Menjelaskan perkataan dengan bahasa yang sama, misalnya
bahasa Arab dijelaskan dengan bahasa Arab, begitu pula bahasaIndonesia dijelaskan dengan bahasa Indonesia pula.
3. Menafsirkan dengan bahasa yang berbeda, misalnya bahasa Arabdijelaskan dengan bahasa Indonesia.
4. Memindahkan perkataan dari suatu bahasa ke bahasa lainseperti mengalihkan bahasa Arab ke bahasa Indonesia.
Makna etimologis di atas memperlihatkan adanya satu ke-khasan yang manyatukan empat makna tersebut yakini me-nerjemahkan berarti menjelaskan dan menerangkan perkataan, baikpenjelasan itu berbeda maupun sama.9
Adapun secara terminologis penerjemahan adalah memindah-kan makna dari suatu bahasa ke bahasa lain baik secara tertulis
7 Catford. J.C, Linguistic Theory of Translation (Oxford: Oxford University,1965), p. 20.8 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama, 2008), h. 1452.9 Syihabuddin, Teori dan Praktik Penerjemahan Arab-Indonesia, (Bandung: Humaniora,
2005), h. 8.
160 Siti Shalihah
Jurnal At-Ta’dib
maupun lisan dengan menjaga kesesuaian antara bagasa sumberdengan bahasa sasaran.10 Dengan perkataan lain, penerjemahan adalahmengungkapkan makna perkataan suatu bahasa di dalam bahasa laindengan memenuhi seluruh makna dan maksud perkataan itu.
C. Urgensi PenerjemahanMenerjemahkan itu bukan ilmu murni dan bukan pula murni
seni. Menerjemahkan adalah seni praktis.11 Dengan kata lain,menerjemahkan adalah keterampilan berkesenian dengan bantuanilmu-ilmu teoritis. Karena itu kita sering menemukan kesulitanmenyatakan hasil penerjemahan itu dikatakan baik, yang satunyalagi dikatakan sedang dan yang satunya lagi dikatakan jelek.
Setiap bahasa memiliki kekhususan yang membedakannyadengan bahasa lain. Karena bahasa adalah sistem lambang bunyiarbitrer yang digunakan para anggota kelompok sosial untuk bekerjasama, berkomunikasi, dan mengidentifikasikan diri. Karenadigunakan oleh suatu masyarakat, tentu bahasa dengan kearbitreran-nya menjadi produktif dan dinamis sehingga pada akhirnya setiapbahasa akan terbentuk ciri khas yang tidak terdapat ataupun dimilikibahasa yang lainnya.12 Di dunia ini sangat banyak sekali bahasa yangdigunakan setiap anggota kelompok, akan menjadi persoalan apabilaanggota dari satu kelompok berkomunikasi dengan satu anggotakelompok yang lainnya.Untuk itu diperlukan penerjemahan untukmenjembatani persoalan tersebut.
Penerjemahan merupakan proses pengalihan pesan teksbahasa sumber ke dalam bahasa sasaran. Tujuan praktis dari prosespengalihan pesan itu ialah untuk membantu pembaca teks bahasasasaran dalam memahami pesan yang dimaksudkan oleh penulisasli teks bahasa sumber. Tugas pengalihan ini menempatkanpenerjemah pada posisi yang sangat penting dalam menyebarluas-kan ilmu pengetahuan dan teknologi. Apabila ilmu pengetahuandan teknologi dipahami sebagai bagian dari budaya, secara tidaklangsung penerjemah turut serta dalam proses alih budaya.
10 Diterjemahkan secara bebas dari simpulan Muhammad Dîdâwî, ‘Ilm al-Tarjamah…, p. 15.
11 Nur Mufid dan Kaserun AS. Rahman, Buku Pintar Menerjemahkan Arab-IndonesiaCara Paling Tepat, Mudah dan Kreatif, (Surabaya: Pustaka Progressif, 2007), h. 6.
12 Acep Hermawan, Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab, (Bandung: RemajaRosdakarya, 2011), h. 58.
Menerjemahkan Bahasa Arab: Antara Ilmu dan Seni 161
Vol. 12, No. 1, Juni 2017
Sebagai tindak komunikasi, kegiatan terjemahan tidak terlepasdari permasalahan bahasa. Dengan demikian, penerjemahanmerupakan kegiatan yang melibatkan bahasa dan dalam pem-bahasannya tidak dapat mengabaikan pemahaman tentang konsep-konsep bahasa itu sendiri.13
Penerjemahan sebagai transformasi antar bahasa merupakangejala yang menyita perhatian pakar beberapa bidang ilmu. Bagiahli sastra, masalah terjemahan adalah masalah keunggulan artistikpenerjemah, kemampuannya menyampaikan ragam sastraindividual pengarang dan mempertahankan citra dasar dan isi karyasastra yang diterjemahkannya. Hanya saja, terjemahan ragam sastratidak mungkin berdiri sendiri, tapi berkaitan dengan terjemahanragam bahasa lainnya dalam bingkai kaidah-kaidah universal.14
Kajian tentang penerjemahan Arab-Indonesia secara khusussebagai bahasa asing merupakan kajian yang urgen. Beberapa tahunbelakangan banyak didapati buku tentang teori-teori penerjemahanArab-Indonesia, baik buku yang hanya membicarakan tentang teoripenerjemahan Arab-Indonesia dan ada yang juga dilengkapi denganlatihan-latihan menerjemahkan teks-teks Arab baik kategori mudahsampai tingkat kesulitannya tinggi. Buku yang demikian ini sangatdinanti para penerjemah, mahasiswa dan orang-orang yangberkecimpung dalam dunia penerjemahan khususnya penerjemah-an Arab-Indonesia.
Buku tentang penerjemahan Arab-Indonesia sebenarnyaterlambat berkembangnya dibandingkan dengan buku yang membahastentang penerjemahan Inggris-Indonesia, hal itu dapat dibuktikandengan tahun terbit kedua penerjemahan tersebut. Menurutpenulis, buku tentang penerjemahan Inggris-Indonesia sudah dimulaidari tahun 1989-an sampai sekarang makin banyak ditemukan bukupenerjemahan Inggris-Indonesia sedangkan buku penerjemahan Arab-Indonesia mulai berkembang sekitar tahun 2000-an, walaupunsebelumnya hanya berbentuk modul dan artikel-artikel.15
Berkualitas tidaknya suatu terjemahan dapat ditentukanmelalui tiga sudut pandang yaitu keakuratan, kejelasan, dan
13 Rochayah Machali, Pedoman Bagi Penerjemah (Bandung:Mizan, 2009), h. 39.14 Salehan Moentaha, Bahasa dan Terjemahan (Jakarta: PT. Kesaint Blanc, 2006), h. 2.15 Pada tahun 1989 buku yang terbit membahas tentang penerjemahan Inggris-
Indonesia adalah Seni Menerjemahkan oleh A. Widyamartaya yang terus dicetak ulang sampaitahun 1994 sampai sekarang banyak ditemukan buku penerjemahan tersebut. Sedangkan
162 Siti Shalihah
Jurnal At-Ta’dib
kewajaran. Keakuratan berarti sejauhmana pesan dalam teks bahasasumber disampaikan dengan benar dalam teks bahasa sasar-an. Kejelasan berarti sejauhmana pesan yang dikomunikasikan dalamteks bahasa penerima dapat dipahami dengan mudah pembacasasaran. Makna yang ditangkap pembaca Bsa sama dengan maknayang ditangkap pembaca bahasa sasaran. Kewajaran berartisejauhmana pesan dikomunikasikan dalam bentuk yang lazim,sehingga pembaca teks bahasa penerima terkesan bahwa naskahyang dibacanya adalah naskah asli yang ditulis dalam bahasanyasendiri.
Setiap penerjemah hendaknya menghasilkan terjemahanberkualitas. Sejak sebuah terjemahan dimulai, ada sejumlahpertanyaan dalam benak penerjemah. Bagaimana memahami pesanpada teks bahasa sumber dengan akurat? Bagaimana pesan bahasasumber dapat dikomunikasikan dengan benar dalam teksbahasa sasaran ? Apakah pesan yang dialihkan itu dapat dipahamidengan baik oleh pembaca Bsu? Bagaimana menemukan kata dankalimat yang akurat, jelas, dan wajar agar pembaca sasaran tidakterkesan asing dengan naskah terjemahan.
Di Indonesia gerakan penerjemahan secara besar-besarandicanangkan oleh Kongres Bahasa Indonesia pada tahun 1978.Kongres ini memprogramkan akan melaksanakan gerakan tersebutpada awal PELITA (Pembangunan Lima Tahun) III. Tujuan yanghendak dicapai oleh Kongres Bahasa Indonesia ini adalah meng-galakkan penerjemahan dan mewujudkan bahasa Indonesia sebagaipendukung pengembangan dan pemanfaatan ilmu pengetahuandan teknologi.16
Kita tidak tahu hasil canangan dan program kongres tersebutsecara pasti. Tetapi yang jelas gerakan itu lantas disusul olehUniversitas Nasional Jakarta pada tahun 1986 yang dipelopori olehrektornya, Sutan Takdir Alisyahbana.17 Dia mendirikan PusatPenerjemahan Nasional yang menargetkan untuk menerjemahkantidak kurang dari 15 ribu judul buku asing dalam segala lapanganilmu pengetahuan dan perkembangan kehidupan masyarakat dan
buku penerjemahan bahasa Arab-Indonesia tahun 2000-an dengan adanya buku Teori danPraktik Penerjemahan Arab-Indonesia dan bermunculanlah buku-buku penerjemahan Arab-Indonesia yang lainnya.
16 A. Widyamartaya, Seni Menerjemahkan (Yogyakarta: Kanisius, 1993), h. 917 Ibid., h. 10.
Menerjemahkan Bahasa Arab: Antara Ilmu dan Seni 163
Vol. 12, No. 1, Juni 2017
kebudayaan dalam waktu kurang dari 15 tahun atau sebelum akhirabad 20. Secara eksplisit disebutkan bahwa pusat penerjemahannasional tersebut bertujuan mengangkat bahasa Indonesia ke tingkatkedewasaan sebagai bahasa modern sejajar dengan bahasa dunialainnya.
Tak dapat dipungkiri, karya-karya terjemahan dari bahasa Arabke bahasa Indonesia sangat banyak jumlahnya, baik itu terjemahanAlquran, kitab-kitab klasik mengenai tauhid, fikih, tasawuf, bahasaArab bahkan kitab kontemporer. Tidak terhitung lagi berapa orangatau instansi yang telah menerjemahkan kitab-kitab Arab tersebut.
Ketika melakukan penerjemahan buku yang berbahasa Arabmaupun bahasa yang lainnya, tidak diragukan lagi penerjemahmenemui permasalahan-permasalahan yang berkaitan denganaspek kebahasaan, non kebahasaan, dan kebudayaan. Sekarangperalatan teknologi semakin canggih sehingga penerjemahan pundapat dilakukan dengan mesin penerjemah yang telah disediakansitus-situs tertentu. Biarpun demikian penerjemahan dengan mesinpenerjemah tidak sepenuhnya dapat dipertanggungjawabkan karenadapat dipastikan terdapat kesalahan dan kekeliruan dalamterjemahannya dan sering kali dapat membuat kesalahpahaman. Halini karena mesin adalah perangkat yang kaku yang tidak menyesuai-kan dengan konteks bahasa. Terjemahan yang dihasilkan programkomputer sangat tidak akurat dan karena itu memerlukanpenyuntingan (editing) penerjemah manusia (human translator).Namun tentu saja mesin terjemah tetap memiliki peran yang sangatpenting, terutama dalam hal pencarian makna kata secara leksikal.
D. Proses PenerjemahanYang dimaksud proses penerjemahan di sini adalah suatu model
yang dimaksudkan untuk menerangkan proses pikir (internal) yangdilakukan manusia saat melakukan penerjemahan. Dulu orangberpendapat bahwa penerjemahan dapat dilakukan secar linier,karena terjadi secara langsung dan satu arah. Proses ini seringdigambarkan dalarn bagan berikut:
164 Siti Shalihah
Jurnal At-Ta’dib
Gambar 1Proses Penerjemahan Linier
Teks Bahasa
Sumber Teks Bahasa
Sasaran
Gambar di atas dimaksudkan untuk menjelaskan bahwapenerjemah langsung menuliskan kembali teks bahasa sumberdalam teks bahasa sasaran. Ini bias saja dilakukan jika teks yangditerjemahkan memang sederhana, tidak memiliki faktor-faktoryang kompleks. Contoh teks sederhana yang bisa diterjemahkansecara linier:
(Petani pergi ke sawah) .
Tak ada masalah dalam penerjemahan teks tersebut, karenadapat dilakukan secara langsung dengan memadankan kata-katadan susunannya ke dalam bahasa terjemahan. Makna yang ter-kandung di dalamnya juga relative tidak tereduksi saat diterjemah-kan ke dalam bahasa terjemahan. Namun jika teks bahasa sumberitu kompleks, maka perlu mempertimbangkan faktor-faktor yangmempengaruhinya agar makna yang dikandung oleh teks ituterpindahkan dengan utuh. Contohnya teks berikut ini:
Penerjemahan teks bahasa sumber di atas tidak bisa secepatteks pertama mengingat banyak variabel yang terlibat di dalamnya,antara kalin konteks sosial politik, budaya, bahasa. Oleh sebab itupenerjemah harus berhati-hati dalam melindungi makna yang akandipindahkan ke dalam bahasa sasaran. Tentu saja teks tersebut tidakbisa diterjemahkan seperti berikut ini:
Pertarungan antar peradaban dan dialog-dialognya merupakan salahsatu persoalan yang menyibukan dunia.
Menerjemahkan Bahasa Arab: Antara Ilmu dan Seni 165
Vol. 12, No. 1, Juni 2017
Bahasa terjemahan tersebut rancu dan agak sulit untukdipahami karena tidak memperhitungkan konteks bahasa dan sosialpolitik yang mempengaruhinya. Jika penerjemah memperhatikanberbagai hal yang berhaitan dengan teks bahasa sumber tersebut diatas, maka redaksi bahasa sasaran yang cocok adalah:
Problematika pertarungan dan dialog antarperadaban adalah salahsatu persoalan politik yang menyita perhatian dunia.
Jadi, apakah proses penerjemahan untuk kedua kalimat di atasberbeda? Tentu saja tidak. Hanya saja, untuk kalimat pertarna, prosesitu berlangsung begitu cepat, sementara untuk kalimat keduaprosesnya berjalan lambat. Oleh karena itu, Nida dan Tabermenggambarkan proses penerjemahannya, yakni penerjemahandinamis, sebagai berikut:18
Gambar 2Proses Penerjemahan Menurut Nida dan Taber
Dalam proses ini terdapat tiga tahap, yaitu tahap analisis,transfer, dan restrukturisasi. Dalam tahap analisis, penedemahmenganalisis teks bahasa sumber dalam hal (1) hubungan gramatikalyang ada dan (b) makna kata dan rangkaian kata kata untuk me-
18 Eugene A. Nida & Charles R. Taber, 1982. The Theory and Practice of Translation.(Leiden: E. J. Brill, 1982), p. 33.
166 Siti Shalihah
Jurnal At-Ta’dib
mahami makna atau isinya secara keseluruhan. Hasil tahap ini, yaitumakna bahasa sumber yang telah dipahami, ditransfer di dalampikiran penerjemah dari bahasa sumber ke dalam bahasa sasaran.Baru setelah itu, dalam tahap restrukturisasi, makna tersebut dituliskembali dalam bahsa sasaran sesuai dengan aturan dan kaidah yangada dalam bahasa sasaran. Proses di atas kelihatannya rumit, tetapisetelah dipahami sebenamya cukup mudah.
Meskipun demikian, Suryawinata dan Haryanto berusahamemperjelas skema tersebut dalam empat tahap sebagai berikut:
1. Tahap analisis atau pemahamanDalam tahap ini struktur lahir (atau kalimat yang ada) dianalisis
menurut hubungan gramatikal, menurut makna kata ataukombinasi kata, makna tekstual, dan bahkan makna kontekstual.Ini merupakan proses transformasi balik.
2. Tahap transferDalam tahap ini materi yang sudah dianalisis dan dipahami
maknanya tadi diolah penerjemah dalam pikirannya dan dipindahdari bahasa sumber ke dalam bahasa sasaran. Dalam tahap ini belumdihasilkan rangkaian kata; semuanya hanya teradi di dalam batinpenerjemah.
3. Tahap restrukturisasiDalam tahap ini penedemah berusaha mencari padanan kata,
ungkapan, dan struktur kalimat yang tepat dalam bahasa sasaransehingga isi, makna, dan pesan yang ada dalam teks BSu tadi bisadisampaikan sepenuhnya dalam bahasa sasaran.
4. Tahap evaluasi dan revisiSetelah didapat hasil terjemahan di bahasa sasaran, hasil itu
dievaluasi atau dicocokkan kembali dengan teks aslinya. Kalau dirasamasih kurang padan, maka dilakukanlah revisi.19
Selain Nida dan Taber, Larson20 juga mengajukan model prosespenerjemahan. Model tersebut secara garis besar sama, tetapi
19 Zucrhridin Suryawinata & Sugeng Haryanto, Translation: Bahasan Teori danPenuntun Praktis Menerjemahkan, (Yogyakarta: Kanisius, 2003), h. 19.
20 Mildred L. Larson, 1998. Meaning-Based Translation: A Guide to Cross-LanguageEquivalence. 2nd Edition. (USA: University Press of America, Inc., 1998), p. 3-4.
Menerjemahkan Bahasa Arab: Antara Ilmu dan Seni 167
Vol. 12, No. 1, Juni 2017
kelihatannya lebih sederhana. Proses itu terdapat pada gambar dibawah ini:
Gambar 3Proses Penerjemahan Menurut Larson
Gambar proses penerjemahan Larson di atas menunjukkanbahwa prosesnya penerjemahan itu terdiri atas tahap mempelajaridan menganalisis kata kata, struktur gramatikal, situasi kornunikasidalam teks bahasa sumber, dan konteks budaya bahasa sumberuntuk memahami makna yang ingin disampaikan oleh teks bahasasumber. Ini sama persis dengan tahap analisis menurut Nida danTaber. Kemudian, makna yang telah dipahami tadi diungkapkankembali dengan menggunakan kosakata dan struktur gramatikalbahasa sasaran yang baik dan cocok dengan konteks budaya bahasasasaran. Proses ini sama dengan proses restrukturisasi Nida dan Taber.Yang berbeda adalah tahap transfer. Larson tidak mengemukakansecara terpisah tahap ini, tetapi dari uraian dan skemanya, tahap inijelas ada. Mungkin Larson menganggap bahwa proses ini otomatishadir jika penerjemah mengungkapkan kembali makna yangdipahami di dalam bahasa sasaran.
Untuk memberi gambaran proses ini, Suryawinata danHaryanto memberi contoh proses penerjemahan bahasa sumberbahasa Inggris: “I fell and hurt my knee”.
168 Siti Shalihah
Jurnal At-Ta’dib
1. Analisis leksikonI pembicarafell bergerak menuju tanah tanpa bias dikendalikanand ada tambahan idehurt hurt perbuatan melukai orang lain atau diri sendirimy milik pembicaraknee sendi antara tulang palia dan tulang kering
2. Analisis struktur gramatikalDari analisis gramatikal diperoleh hal hal berikut: (a) kalimatini kalimat majemuk rapatan berjenis kalimat positif ataukalimat afirmasi, dan (b) kalimat ini untuk menceritakankejadian pada masa lalu, karena kata “fell” adalah bentuk lampaudari kata “fall”.
3. Analisis konteks situasi menghasilkan pernahaman bahwakalimat ini mungkin sekali diucapkan oleh seseorang kepadatemannya.
4. Analisis konteks budaya menghasilkan pengertian bahwa tidakada hal-hal yang sifatnya sangat khusus dalam budaya Inggrisdalam kalimat ini. Ini bisa dimengerti bahwa tidak ada konsepbudaya khusus dalam ujaran ini.21
Dari hasil analisis teks asli ini dapat diperoleh makna bahwa sipernbicara ingin menceritakan kepada temannya bahwa pada waktuyang lampau dia terjatuh dan karenanya ada luka di sekitar sendiyang menghubungkan tulang paha dan tulang keringnya. Maknaini kemudian diungkapkan kembali dengan mempertirnbangkansegi segi leksikon (kata), struktur gramatikal, konteks situasi, dankonteks budaya bahasa sasaran, yakni bahasa Indonesia. Langkahini bisa digambarkan sebagai berikut:1. Pertimbangan leksikon bahasa sasaran
Langkah ini adalah pencarian kata kata bahasa sasaran yang bisadigunakan untuk mengungkapkan makna bahasa sumber.Langkah ini bisa digambarkan dengan sederhana sebagai berikut:
I saya, aku, hambaFell jatuh
21 Suryawinata, Zucrhridin & Sugeng Haryanto, Translation: Bahasan Teori danPenuntun Praktis Menerjemahkan. (Yogyakarta: Kanisius, 2003), h. 22.
Menerjemahkan Bahasa Arab: Antara Ilmu dan Seni 169
Vol. 12, No. 1, Juni 2017
And dan, sertaHurt melukaiMy milikku, milik saya, punyaku, punya sayaKnee lutut
2. Pertimbangan struktur gramatikalDalam bahasa Indonesia tidak ada pemarkah waktu lampauseperti halnya bahasa Inggris. Konsep ini harus dikatakanexplisit, dulu atau beberapa hari yang lalu.
Lebili jauh lagi, struktur kalimat majemuk rapatan dalambentuk afirmasi seperti struktur aslinya tidak bisa dipakai untukmengungkapkan makna yang sama dalam bahasa Indonesia.Tentu kita merasa tidak pas jika mendengar ada kalimat “Sayajatuh dan saya melukai lutut saya kemarin”. Oleh karena itu,harus dicari struktur kalimat yang bisa diterima di dalam bahasaIndonesia.
3. Pertimbangan konteks situasi dan budayaDalam mencari struktur yang pas ini, penerjemah harus pulamem pertimbangkan konteks situasi yang akrab. Kata “hamba”mungkin tidak tepat karena tidak ada konsep yang khas Inggris.Oleh karena itu, peneremah bisa mengabaikan masalah ini.
Pada akhirnya, mungkin bisa ditemukan kalimat akhir sebagaiterjemahan kalimat aslinya, yaitu “Saya terjatuh dan lutu sayaterluka”, atau “Aku terjatuh dan lututku terluka”.
E. KesimpulanTidak dapat dipungkiri, karya-karya terjemahan dari bahasa
Arab ke bahasa Indonesia sangat banyak jumlahnya, baik ituterjemahan Alquran, kitab-kitab klasik mengenai tauhid, fikih,tasawuf, bahasa Arab bahkan kitab kontemporer. Tidak terhitunglagi berapa orang atau instansi yang telah menerjemahkan kitab-kitab Arab tersebut.
Ketika melakukan penerjemahan buku yang berbahasa Arabmaupun bahasa yang lainnya, tidak diragukan lagi penerjemahmenemui permasalahan-permasalahan yang berkaitan denganaspek kebahasaan, non kebahasaan, dan kebudayaan.
170 Siti Shalihah
Jurnal At-Ta’dib
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa pada dasamyaproses penerjemahan terdiri dari dua tahap: (1) analisis teks asli danpemahaman makna dan/atau pesan teks asli dan (2) pengungkapankembali makna dan/atau pesan tersebut di dalam bahasa sasarandalam kata kata atau kalimat yang berterima di dalam bahasa sasaran.
Daftar Pustakaal-Abbas, Syihab al-Din Abu Muhammad al-Idris al-Qurrafi. Syarh
Tanqih al-Futshul fi Ikhtishar al-Husul fi al-Ushul, (Kuwait: Daaral-Fikr, 1973).
Catford. J.C. Linguistic Theory of Translation (Oxford: OxfordUniversity,1965).
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia,(Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2008)
Dîdâwî, Muhammad. ‘Ilm al-Tarjamah Baina al-Nazhriiyah wa al-Tathbîq, (Tûnis: Dâr al-Ma’ârif, 1992).
Eugene A. Nida & Charles R. Taber, 1982. The Theory and Practice ofTranslation. (Leiden: E. J. Brill, 1982).
Hermawan, Acep. Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab, (Bandung:Remaja Rosdakarya, 2011).
Ma’lûf, Louis. Al-Munjid fi al-Lughah wa al-A’lâm, (Bîrût: Dar al-Masyriq, 1994)
Machali, Rochayah. Pedoman Bagi Penerjemah (Bandung: Mizan,2009)
Mildred L. Larson, Meaning-Based Translation: A Guide to Cross-Language Equivalence. 2nd Edition. (USA: University Press ofAmerica, Inc., 1998).
Moentaha, Salehan. Bahasa dan Terjemahan (Jakarta: PT. KesaintBlanc, 2006).
Mufid, Nur dan Kaserun AS. Rahman, Buku Pintar MenerjemahkanArab-Indonesia Cara Paling Tepat, Mudah dan Kreatif,(Surabaya: Pustaka Progressif, 2007).
Qal’ah Jî, Mahmûd Rawwâs. Lughah al-Qur‘ân, Lighah al-‘Arab al-Mukhtârah, (Beirut: Dâr al-Nafâis, 1988).
Suryawinata, Zucrhridin & Sugeng Haryanto, Translation: Bahasan
Menerjemahkan Bahasa Arab: Antara Ilmu dan Seni 171
Vol. 12, No. 1, Juni 2017
Teori dan Penuntun Praktis Menerjemahkan . (Yogyakarta:Kanisius, 2003).
Syihabuddin, Teori dan Praktik Penerjemahan Arab-Indonesia, (Bandung: Humaniora, 2005).
Taufiq Muhammad Syâhîn, ‘Awâmil Tanmiyah al-Lughah al-‘Arabiyah, (al-Qâhirah: Maktabah Wahbah, 1993).
Widyamartaya, A. Seni Menerjemahkan (Yogyakarta: Kanisius, 1993).