Mendorong Transparansi & Aksesibilitas Lewat ‘Electronic ... News Q4 _2018.pdf · 2 kPei...
Transcript of Mendorong Transparansi & Aksesibilitas Lewat ‘Electronic ... News Q4 _2018.pdf · 2 kPei...
000011101001000011000100001000
00
00
00
00
00
00
00
00
111010
010
00
0110
00
100
00
100
0
00
00
00
00
00
00
00
00
1 1 1 01 0
01 0
00
01 1 0
00
1 00
00
1 00
0
00
00
00
00
00
00
00
00
1 1 1 01 0
01 0
00
01 1
00
00
11
11
11
00
00
00
00
11
10
00
01
11
01
00
10
00
01
10
00
00
00
111
11
100
00
00
00
11
10
00
01
110
indeks >>Mendorong Transparansi & Aksesibiltas Lewat ‘Electronic Book Building’
1Merangkul investor nusantara Lewat “Perusahaan efek daerah”
4kegiatan kLik di Triwulan iii 2018
statistikkilas Peristiwa7 8
63 Basket Bond Futures, Produk
derivatif Baru
Melakukan yang Terbaik agar Menjadi Orang yang siap
5
ArTikeL uTAMA
JK bersama dengan Self-Regulatory Organization (SRO), yakni BEI, KPEI dan KSEI tengah mempersiapkan penerapan Electronic Book Building (EBB)
untuk penawaran saham perdana (Initial Public Offering/IPO). Penerapan EBB dilatarbelakangi oleh tujuan untuk meningkatkan jumlah investor khususnya retail, mendorong transparansi penjatahan saham, pengawasan regulator yang lebih efektif, pembentukan harga saham perdana yang lebih optimal, serta peningkatan efisiensi dan optimalisasi dalam mekanisme book building. Pengembangan EBB merupakan bagian dari Program Pengembangan Infrastruktur Pasar Modal (PPIPM).
Latar belakang tersebut juga diperkuat dengan dilakukannya kajian oleh tim PPIPM di tahun 2015, terkait masih ditemukannya kendala pada book building saat ini, diantaranya penetapan harga yang belum merefleksikan pasar, akses penawaran umum yang terbatas melalui agen penjual, tingginya volatilitas harga di awal hari perdagangan, dan kurang meratanya cakupan basis investor. Hasil kajian ini berujung pada kesimpulan bahwa perlu adanya mekanisme yang lebih
O
Sistem Electronic Book Building tengah dipersiapkan SRO sebagai bagian dari Program Pengembangan Infrastruktur Pasar Modal. Sistem ini diharapkan memperkuat basis pemodal retail sekaligus mendukung transparansi pembentukan harga saham perdana.
Mendorong Transparansi & Aksesibilitas Lewat ‘Electronic Book Building’
e d i s i 4 I Tr i w u l a n i V l 2 0 1 8
PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia
1KPEI Newsletter
efektif, efisien dan transparan dalam penawaran saham perdana, mulai dari proses book building, penawaran umum, penjatahan hingga diperdagangkan pada hari pertama di pasar sekunder.
Pembahasan konsep EBB sebenarnya sudah dilakukan sejak September 2017, meskipun proyek ini baru masuk program kerja PPIPM tahun 2018. Sesuai agenda, November tahun ini konsep EBB akan masuk tahap soft launching. Tujuannya memperkenalkan aplikasi web front end, sementara rencana live pada Maret 2019.
November tahun ini konsep EBB akan masuk tahap soft
launching aplikasi web front end EBB, sementara rencana
live pada Maret 2019.
KPEI Newsletter2
Edisi 4 I Triwulan IV l 2018
Rencana soft launching akan melibatkan pilot Anggota Bursa, APEI, Lead Underwritter, bebe rapa emiten untuk melakukan simulasi penggunaan front end EBB.
Pemerataan & Transparansi Kepala Divisi Perencanaan Strate
gis dan Manajemen Proyek KPEI, Jerri Parulian mengatakan bahwa pemerataan kesempatan dan transparansi menjadi motif penting dalam penerapan EBB. Itu sebabnya, sejak order terjadi di sistem EBB, sudah ditetapkan persentase bagian yang ditawarkan kepada investor retail (pool) dan investor institusional (fix). Cara ini juga mendukung upaya pe ningkatan jumlah investor retail yang dapat meningkatkan jumlah investor di pa sar modal secara keseluruhan. “Ada semangat untuk mengatur persentase tertentu untuk dialokasikan kepada pooling investor maupun fix investor, sehingga proses penjatahan menjadi le bih transparan dan menciptakan harga perdana yang optimal baik bagi emi ten maupun bagi pasar” tutur Jerri.
Ari Tristianto, Kepala Unit Surat Utang & Derivatif KPEI menambahkan bahwa alokasi yang tidak merata juga bisa membuat likuiditas transaksi saham terhambat. Semakin rendah persebaran alokasi pada pasar perdana, potensi peningkatan harga saham semakin tinggi tetapi tidak disertai dengan likuiditas perdagangan di pasar sekunder.
Mekanisme Electronic Book BuildingSesuai permintaan OJK, SRO di
minta melakukan pengembangan sistem, dimana BEI bertanggung jawab sebagai koordinatornya. Sementara masingmasing SRO mengembangkan sistem yang nanti terintegrasi dengan sistem EBB. BEI bertugas menyediakan front end sistem EBB. Sedangkan KPEI mempersiapkan sistem untuk proses validasi order terhadap pemenuhan dana dan distribusi saham ke investor. Sementara, sistem KSEI untuk menangani proses pemindahbukuan dana dan saham.
Sistem front-end yang dikembang
A R T I K E L U TA M A
kan BEI, selain untuk menampung order dari investor juga befungsi untuk proses penjatahan. Order dari dua klasifikasi nasabah ini kemudian dikirim ke sistem KPEI untuk divalidasi terkait ketersediaan dana. Jika dana tersedia, maka order dinyatakan valid. Jika tidak, order tidak bisa ditindaklanjuti. Perlu dicatat bahwa ke tersediaan dana sebelum order, pada konsep EBB, bersifat mutlak sebelum or-der dilakukan.
Tahapan selanjut nya dilakukan pemetaan untuk memvalidasi ulang kesesuaian antara pemesanan dengan ketersediaan dana. Rencananya validasi
akan berlangsung hingga H1 perdagangan. Jika dana terbukti cukup, KPEI kembali melaporkan ke bursa tentang status vali dasi untuk selanjutnya ditentukan penjatahan final, sesuai porsi tiap investor. Berdasarkan hasil validasi, Badan Admi nistrasi Efek
(BAE) akan berkomunikasi dengan manajemen emiten untuk melaporkan proses penawaran, dan selanjutnya diterbitkan saham secara elektronik di KSEI.
Proses penjatahan sendiri memperhitungkan tingkat permintaan investor. Jika terjadi kelebihan permintaan terutama nasabah retail, maka sistem EBB dapat memproses penjatahan secara proporsional dan bahkan menambah porsinya. “Hal ini penting untuk mencegah penjatahan yang bisa saja tidak seimbang dan adil” tutur Ari. Setelah pembentukan saham selesai dilakukan oleh BAE atas instruksi dari emiten melalui KSEI, selanjutnya KPEI menyampaikan dana hasil emisi kepada emiten melalui Lead Underwriter secara bersamaan dengan penyerahan saham oleh Lead Underwriter ke rekening KPEI melalui mekanisme DVP (delivery versus payment). Kemudian, KPEI mendistribusikan saham kepada masingmasing investor sesuai dengan penjatahan final. Semua perpindahan saham dan uang ini terjadi di KSEI.
Keseluruhan proses di atas berjalan secara efektif mulai dari validasi, penjatahan final, bahkan proses distribusi dapat dilakukan dalam satu hari, sebelum perdagangan di pasar sekunder, sehingga investor tidak perlu berlamalama untuk dapat memperdagangkan saham di keesokan harinya.F [TiM redAksi]
Merespon pasar modal modern di era ekonomi digital, sesuai tema HUT Pasar Modal Indonesia yang ke40 tahun, OJK dan SRO tengah bersiap mengimplementasikan proses book building IPO secara elektronik. Selain itu, akan diluncurkan produk derivatif baru “Basket Bond Futures” sebagai alternatif pilihan berinvestasi. Dan juga, untuk menjangkau investor di level daerah secara lebih intensif, akan ada pendirian Perusahaan Efek Daerah.
Semua ulasan di atas dibahas dalam edisi Newsletter kali ini. Sosok Direktur KPEI yang baru juga dikupas dengan cukup menarik pada artikel profil. Artikel rutin lainnya seperti kegiatan KLIK, kilas peristiwa dan data statistik juga tersedia.
Harapan kami, semoga edisi IV 2018 ini, dapat menambah wawasan dan bisa bermanfaat bagi para pembaca.
Salam Semangat,redaksi
E D I T O R I A L
Penerbit: PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia
Penasihat: Direksi
Penanggung Jawab: Sekretaris Perusahaan
dewan redaksi: Reynant Hadi, Diah Sugiretno, Lisda Sitohang, dan M Yaser Arafat
Alamat Redaksi & Sirkulasi:Gedung Bursa Efek Indonesia, Menara I Lt. 5Jl. Jend. Sudirman Kav 5253Jakarta 12190Telp: 021515 5115; 515 5125Fax: 021515 5120Toll Free: 0800100KPEI (5734)Email: [email protected]: www.kpei.co.id
Jerri Parulian mengatakan bahwa pemerataan kesempatan dan transparansi menjadi motif penting dalam penerapan EBB.
3
Edisi 4 I Triwulan IV l 2018
KPEI Newsletter
untuk melengkapi produk derivatif yang sudah ada saat ini, akan hadir produk baru “Basket Bond Futures”. Produk yang digagas Tim Pengembangan Pasar surat
utang ini siap diluncurkan akhir tahun ini.
A R T I K E L K H U S U S
ebutuhan produk derivatif di pasar modal sangat diperlukan untuk memfasilitasi lindung
nilai terhadap underlying asset yang dimiliki. Di BEI saat ini sudah tersedia produkproduk derivatif seperti Kontrak Opsi Saham (KOS), Kontrak Berjangka Indeks Efek (KBIE), dan Kontrak Berjangka Surat Utang Negara (KBSUN). KPEI sebagai Lembaga Kliring dan Penjaminan memfasilitasi produk derivatif ini melalui mekanisme kliring, penyelesaian serta penjaminannya. Semakin berkembangnya pasar modal Indonesia, tentunya diferensiasi produk semakin dibutuhkan termasuk produk derivatif. Akhir tahun ini, SRO siap meluncurkan produk derivatif baru, yaitu Basket Bond Futures atau dikenal dengan istilah Kontrak Berjangka Sekumpulan Surat Utang Negara (KBSSUN).
Sebagai informasi, derivatif merupakan kontrak atau perjanjian yang nilai atau peluang keuntungannya berkaitan dengan kinerja aset lain. Aset lain ini disebut sebagai underlying assets. Efek derivatif merupakan efek turunan dari efek “utama” baik yang bersifat penyertaan maupun utang. Efek turunan dapat berarti turunan langsung dari efek “utama” maupun turunan selanjutnya.
Produk Basket Bond Futures diinisiasi oleh Tim Pengembangan Pasar Surat Utang (TPPSU), berdasarkan masukan dari Himpunan Pedagang Surat Utang (Himdasun). Seperti dijelaskan Ari Tristianto, Kepala Unit Surat Utang dan Derivatif KPEI, Himdasun menyampaikan perlu ada lebih banyak produk derivatif sebagai sarana lindung SUN benchmark maupun non benchmark, dengan kuotasi yang sesuai dengan
kan data dari Indonesia Bond Pricing Agency (IBPA). Yang membedakan hanya underlying saja. Pada KBSUN, SUN yang menjadi underlying ditentukan oleh Direktorat Jendral Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR), sedangkan Basket Bond Futures, ditentukan oleh BEI.
Penerbitan Basket Bond Future, kata Ari, akan diimplementasikan pada akhir tahun 2018 dengan penggunaan Sistem Kliring Derivatif sebagai sarana pendukung proses kliring dan penyelesaian. “Sebetulnya dari sisi KPEI tidak banyak persiapan yang dilakukan untuk mendukung kehadiran produk derivatif ini, karena tinggal menggunakan sistem yang sama de ngan produkproduk derivatif sebelumnya yang
sudah diperdagangkan di BEI,” tambahnya.
Beberapa tahapan persiapan yang telah dijalankan diantaranya adalah pengkajian dengan Himdasun, Focus Group Discussion, penyesuaian sistem, pengujian sistem dengan melibatkan pelaku pasar, serta menyiap kan peraturan nya. Implementasi akan dilakukan jika semua tahapan telah siap, baik dari sistem, peraturan, kesiapan partisipan dan lainnya, kemu
dian akan dimintakan persetujuan OJK untuk implementasi tersebut, sesuai dengan timeline yang sudah dijadwalkan yaitu Desember 2018.
“Harapannya dengan adanya Bas-ket Bond Futures ini nantinya dapat memberikan alternatif bagi investor dalam melakukan hedging atau lindung nilai SUN. Adanya tambahan produk baru ini, besar harapan kami bahwa transaksi derivatif dapat meningkat dan didukung oleh infrastruktur yang dibangun oleh masingmasing Anggota Bursa terutama terkait dengan fasilitas online trading-nya sehingga terdapat kemudahan bagi investor dalam bertransaksi” tutur Ari.F
[TiM redAksi]
K market practice dan implementasi di bursa luar negeri.
Kajian awal yang dilakukan BEI sejalan dengan masukan dari Himdasun tersebut, yaitu menerbitkan produk derivatif baru dengan underlying tidak hanya Surat Utang Negara (SUN) benchmark, namun berupa sekumpulan SUN (basket bond) pada obligasi negara dengan menggunakan kuotasi berupa harga. Basket bond adalah sekumpulan SUN yang diterbitkan oleh
pemerintah Indonesia dan memiliki periode jatuh tempo dalam rentang waktu tertentu. Spesifikasi Basket Bond Futures sendiri akan ditetapkan oleh BEI.
Apa yang membedakan KBSUN dengan Basket Bond Futures ini? Dari sisi maturity produk, samasama terbagi ke dalam dua jenis yaitu SUN dengan durasi 5 tahun dan 10 tahun. Jika KBSUN, hanya 1 instrumen SUN yang menjadi benchmark, sedangkan Basket Bond Futures terdiri dari maksimal 3 instrumen SUN. Selain itu, SUN dalam Basket Bond Futures berada dalam range term to maturity yang sama dan SUN dipilih berdasarkan top outstand-ing value. Baik KBSUN dan Basket Bond Futures, acuan harganya mengguna
Basket Bond Futures, Produk derivatif Baru
KPEI Newsletter4
Edisi 4 I Triwulan IV l 2018
P R O F I L
di ekonomi jadi mengerti, namun secara teori belum tahu. Dengan mengambil strata dua (S2) ini, saya bisa dapat keduanya, yaitu praktek dan teori,” lanjutnya.
Dengan pengalamannya selama 20 tahun di pasar modal, ia menjadi saksi perkembangan pesat pasar modal Indonesia. Ia mengalami masa saat saham masih berbentuk kertas hingga menjadi scriptless. Dari perdagangan bursa mengunakan trading floor hingga remote trading dan kemudian menjadi online trading. Perubahan tersebut menurutnya, merupakan suatu evolusi yang berlangsung selama 20 tahun ia bekerja.
Setelah dipercaya menjadi Direktur I KPEI, ia memiliki target khusus untuk mengembangkan Perusahaan. Ia mencontohkan dari sisi keuangan, misalnya, akan melakukan diversifikasi sumber
P R O F I L
ditunjuk sebagai direktur i kPei, umi kulsum memiliki tugas mengembangkan divisi yang dibawahinya.
Menjadikan pendapatan Perseroan lebih diversified, melakukan efisiensi biaya, dan menyediakan layanan yang handal, menjadi salah satu tanggung jawabnya.
er Agustus 2018 lalu, KPEI resmi memiliki jajaran Direksi baru yang lengkap. RUPS KPEI meng
angkat Umi Kulsum sebagai Direktur I KPEI. Secara fungsi, Direktur I KPEI akan bertugas membawahi Divisi Keuangan dan Akuntansi, Divisi Hukum dan Keanggotaan, Divisi Kliring, Penyelesaian dan Pinjam Meminjam Efek, dan Divisi Operasional IT.
Sosok Umi Kulsum di lingkungan Self-Regulatory Organization (SRO) dan pelaku pasar modal sendiri, bukanlah figure yang asing. Beliau telah bergabung dalam lingkungan pasar modal dari semenjak awal kariernya selepas menyelesaikan gelar Sarjana Teknik Kimia di Institut Teknologi Bandung pada 1997. Berawal dari pembukaan lowongan sebagai management train-ee di Bursa Efek Surabaya (BES) pada awal 1998, Umi Kulsum memantapkan diri mengabdi diri demi pengembangan pasar modal sampai hari ini. Meski berlatar belakang pendidikan teknik, ibu satu orang putra ini cukup menikmati pekerjaan dan menemukan tantangan tersendiri bekerja di bidang yang berbeda dengan pendidikannya.
“Hanya kebetulan yang menerima saya BES duluan, seiring waktu, pada akhirnya saya menikmati pekerjaan ini, sehingga saya teruskan saja. Di pasar modal, challenge-nya terus berkembang seiring dengan pekerjaan yang semakin kompleks,” ujar wanita yang menyukai travelling ini.
Menyadari bahwa latar belakang pendidikannya kurang menunjang dengan pekerjaan yang ditekuninya sekarang, Umi Kulsum melanjutkan pendidikannya dengan mengambil Magister Management di Universitas Pelita Harapan dan lulus pada tahun 2007. Langkah ini ia tempuh untuk meningkatkan kapasitasnya. “Dulu karena saya kerja
P
Direktur I KPEI, umi kulsum
pendapatan KPEI. “Tantangannya adalah bagaimana membuat pendapatan lebih diversified dan juga membuat biaya lebih efisien. Dari sisi operasional, bagaimana KPEI bisa memberikan pelayanan yang lebih handal dari sebelumnya. Dari sisi keanggotaan, kepuasan Anggota Kliring juga menjadi concern,” tuturnya. Selain itu, ia juga akan mengawal target industri pasar modal menuju penyelesaian transaksi T+2 tercapai.
Namun sebagai pemimpin, dirinya tidak ingin menjadi atasan bertangan besi. Menurutnya, atasan harus bisa memberikan arahan, tegas, dan memastikan arah kerja karyawannya. Di sisi lain, atasan yang baik juga harus mendengarkan feedback dari ba wahan. “Sekaligus memberikan kepercayaan yang cu kup kepada bawahan untuk bisa menunjukkan kinerja terbaik mereka,” ungkap wanita yang sebelumnya menjabat sebagai Kepala Divisi Pengem bangan Calon Emiten di BEI.
Sekedar berbagi tips dari pencapaian yang telah diraih nya, Umi Kulsum mengatakan salah satu prinsip yang ia
pegang dalam bekerja adalah melakukan yang terbaik. Menurutnya, jika hasilnya baik maka akan ada yang menghargai kerja keras dia. “Dari setiap atasan, saya selalu mengambil pela jaran dan hanya menyerap sesuatu yang baik dari
mereka. Salah satu atasan pernah bilang kesempatan itu akan datang pada orang yang siap. Oleh karena itu, kita harus siap,” tuturnya.
Saat ini memang dirinya masih aktif di industri pasar modal. Namun jika nanti masa pensiun tiba, ia mengaku ingin mengabdikan diri di dunia pendidikan. Ia ingin membagikan ilmu dan pengalamannya di bidang keuangan dengan cara mengajar. “Kalau punya ilmu tidak dibagikan, rasanya sayang,” tutupnya.F
[TiM redAksi]
Melakukan yang Terbaik agar Menjadi Orang yang siap
Dengan pengalamannya selama 20 tahun di pasar modal, ia menjadi saksi perkembangan pesat pasar modal Indonesia.
5
Edisi 4 I Triwulan IV l 2018
KPEI Newsletter
po tensi, didasari oleh indikator ekonomi daerah, seperti demografi, penyebaran penduduk dengan tingkat usia, pendapatan, saving, tingkat pertumbuh an ekonomi daerah, serta kemampuan menopang kebutuhan keuangan dae rah secara efektif dan efisien.
Oleh karena itu, diperlukan keterlibatan Pemerintah Daerah (Pemda) dalam menjembatani kebutuhan keuangan masyarakat dan daerahnya agar tingkat kepercayaan serta minat masyarakat dalam memanfaatkan layanan jasa PED menjadi semakin tinggi. Selain itu, keterlibatan Pemda juga dibutuhkan untuk menumbuhkan tingkat li terasi dan inklusi keuangan khususnya pasar modal di masyarakat daerah, menekan pertumbuh an investasi bodong yang merugikan ma syarakat di daerah, serta meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah melalui penyediaan sarana bagi pengusaha dan investor daerah.
Menurut Kepala Unit Ekuiti KPEI Hanifah, PED nantinya bisa menerap kan budaya setempat dan mampu memberdayakan sumber daya daerah nya. In
untuk mendorong literasi dan inklusi keuangan terkait pasar modal bagi masyarakat daerah, pembentukan Perusahaan efek daerah (Ped) pun digagas. Visi dan misi Ped ini bukan saja memiliki motif bisnis, namun
harus meningkatkan ekonomi daerah dan berkontribusi bagi pembangunan daerah.
erdiri dari sekitar 17.504 pulau, Indonesia menjadi negara kepulauan terbesar dengan
demografi penduduk yang tersebar dari Sabang sampai Merauke. Pembangunan infrastruktur yang belum merata dan koneksi teknologi yang belum menjangkau ke seluruh Nusantara, menjadi tantangan bagi semua industri, tak terkecuali industri pasar modal.
Kedua faktor tersebut berpotensi menghambat pertumbuhan jumlah investor dan membatasi upaya sosialisasi, edukasi, maupun penyebaran informasi tentang pasar modal. Hal ini yang melatarbelakangi OJK dan Self-Regula tory Organization (SRO) duduk bersama menyusun terbentuknya Perusahaan Efek Daerah (PED).
Disampaikan Kepala Divisi Perencanaan Strategis dan Manajemen Proyek KPEI Jerri Parulian, PED ini nantinya akan beroperasi di daerahdaerah dan diharapkan dapat meningkatkan potensi di daerah tersebut. “PED dibentuk oleh penduduk daerah setempat, yang mengenal daerah tersebut, sehingga kental dengan sifat kedaerahannya. Diharapkan PED tersebut dapat menyatu dengan daerahnya dan bergerak mewakili daerahnya,” tutur Jerri.
Pembentukan PED nantinya akan membidik daerahdaerah yang ber
vestor daerah akan lebih percaya pada perusahaan yang berada di dae rahnya sendiri dibandingkan dengan PE yang ada di kotakota besar yang masuk ke daerah tersebut. Nantinya, kehadiran PED diharapkan membuat penetrasi di daerah lebih meningkat, sehingga masyarakat yang mengerti pasar modal dapat bertambah. Dengan begitu, jumlah investor bisa meningkat. “PED ini juga bisa menjadi surveillance agent, yang bertugas menyampaikan edukasi dan sosialisasi investasi dengan benar kepada masyarakat,” ujar Hanifah.
Rencananya, PED diharapkan bisa berperan sebagai Penjamin Emisi Efek, Perantara Pedagangan Efek, Agen Perdagangan Efek Reksa Dana, Penasehat Keuangan dan Pasar Modal, dan Kustodian Efek. Sehingga, PED juga akan
berfungsi sebagai penyedia layanan pendanaan melalui penawaran umum bagi pemerintahan daerah maupun calon emiten di daerah, penyedia layanan Perantara Pedagangan Efek bagi investor daerah, penyedia layanan Agen Perdagangan Efek Reksa Dana bagi masyarakat investor daerah, penyedia layanan pembukaan Rekening Dana Nasabah, Sing e
Investor Identification dan Sub Rekening Efek nasabah, penyedia layanan jasa kustodian efek, dan penyedia layanan edukasi, sosia li sasi serta informasi pasar mo dal bagi pemerintah daerah dan masyarakat daerah.
Menurut Hanifah, saat ini PED masih dalam tahap penyu sunan konsep dan diperkirakan akhir tahun ini aturannya sudah jelas dan bisa dituangkan ke dalam model bisnis PED. “Kesiapan dari SDM menjadi tantangan implementasi PED. Bagaimana menyiapkan SDM yang memiliki lisensi dan keahlian yang dibutuhkan. Me nyiapkan infrastruktur untuk koneksi mobile serta proses pemerataan karena ada daerah besar yang biasanya PE juga membuka cabang di situ,” ujar Hanifah.F
[TiM redAksi]
T
Merangkul investor nusantara Lewat “Perusahaan efek daerah”
E D U K A S I
Kehadiran PED diharapkan membuat penetrasi di daerah lebih meningkat, sehingga masyarakat yang mengerti pasar modal dapat bertambah. Dengan begitu, jumlah investor bisa meningkat.
KPEI Newsletter6
Edisi 4 I Triwulan IV l 2018
kan momen seru saat turnamen olahraga berlangsung. Untuk mengasah pengam bilan foto dengan kamera jenis tertentu, baik DSLR atau mirrorless, COP ini juga mengadakan kegiatan coaching clinic pada 2 Agustus 2018. Disini, KLIKérs diminta untuk membawa peralatan kamera yang dimiliki, dan selanjut nya akan diajarkan cara mengatur dan menyiapkan kamera dengan benar sebelum digunakan. Setelahnya, COP Fotografi mengadakan acara “Hunting Foto” ke Keraton Kaibon, Serang pada 17 Agustus 2018 dengan mengajak anggota dari COPnya.
COP lain yakni COP Bahasa juga secara rutin membuka kelas Bahasa Inggris untuk Office Support. Selama triwulan III, materi yang telah disampaikan adalah conversation, vocabu-lary dengan bermain Scrabble, cara membaca yang baik, dan cara menyusun kalimat secara lengkap. Selain itu, COP Bahasa juga mengadakan KPEI’s English Fun Corner dengan tema NGABEN, salah satu tradisi budaya Bali yang disampaikan oleh KLIKérs yang berasal dari Bali. Penjelasan tentang tata cara dan filosofi yang mendasari budaya NGABEN ternyata sangat menarik untuk disimak, apalagi dibawakan dengan menggunakan Bahasa Inggris. Kegiatan ini selain menambah pengetahuan, juga bisa melatih kemampuan Bahasa Inggris pembicara maupun peserta menjadi lebih baik.
Terakhir, COP Art Station (COPAs) yang selalu menyediakan kelas Zumba rutin. Dan juga persiapan anggota COPAS mulai dari latihan menari hingga band musik untuk mengisi seremoni HUT KPEI di bulan Oktober mendatang.F [TiM redAksi]
kegiatan kLik Triwulan iii 2018
ada triwulan III 2018 kali ini, KPEI memperkenalkan acara shar-ing session dengan format baru
yaitu “Bincang kPei” yang sebe lumnya dikenal dengan nama “Thanks KLIK It’s Friday”. Yang membedakan dengan format lama, acara Bincang KPEI dikemas dengan waktu yang lebih efektif, sekitar 45 menit dibanding sebelumnya selama 1,5 jam dan tidak harus diselenggarakan di hari Jumat. Selain itu, tema sharing diambil sebagian besar dari artikel KPEI Newsletter yang telah diulas, namun ditambahkan sesi tanya jawab didalamnya. Narasumber nya pun sama seperti di KPEI Newsletter.
Program baru ini diawali dengan sharing yang mengambil tema “KM Re-ward Program & KPI” pada 9 Agustus 2018. Tema sharing ini dipilih menjadi tema perdana karena ingin menginformasikan mengenai perubahan KM Reward Program dan KPI yang harus dipenuhi KLIKérs. Sebagai pembicara adalah perwakilan KLIK team sebagai pengurus inti kegiatan KLIK KPEI. Tema lain yang diusung berikutnya adalah “KPEI’s KM : Where do we stand”, yang membahas tentang sejarah berdirinya KM KPEI untuk disampaikan kepada pengurus KM baru pada 30 Agustus 2018. Sharing ini dibawakan oleh perwakilan tim pendiri KM KPEI sebelumnya.
Berikutnya, Bincang KPEI menyuguhkan materi tentang Good Corporate Governance (GCG) pada tanggal 27 September 2018, dengan pembicara Cor-porate Secretary KPEI. Definisi hingga upaya KPEI dalam pemenuhan seluruh prinsip GCG serta penilaian praktik implementasi GCG yang telah dilakukan KPEI, disampaikan secara lugas dengan kalimat yang ringan, agar KLIKérs mudah memahaminya.
P
Bincang kPei, format baru sharing session yang dinilai lebih menarik bagi kLikérs. serta kegiatan COP yang bervariasi membuat kLikérs semakin antusias untuk
mengikutinya.
E D U K A S I
Tidak melulu tentang sharing, kegiat an KLIK di triwulan III juga diramaikan oleh COP. Mulai dari CoP Hobby Olahra-ga, yakni cabang Tenis Meja yang turut serta dalam turnamen Pingpong Capi tal Market Competition pada 14 Juli 2018 di GOR Soemantri Brojo negoro, Jakarta. Turnamen ini diikuti oleh ber bagai kalangan pegiat pasar modal diantara
nya OJK, SRO, emiten, analis, wartawan dan profesi pasar modal lainnya. Di internal KPEI sendiri, COP Hobby Olahraga telah menyelenggarakan turnamen dalam rangka HUT KPEI ke22 tahun. Turnamen yang dilombakan meliputi cabang Tenis Meja, Futsal, Tenis, Bulu Tangkis, Squash, dan Dart. Kegiatan turnamen diadakan dari 3 Agustus hingga 7 September 2018. Tak berhenti sampai HUT KPEI, COP Hobby Olahraga juga ikut memyemarakkan HUT Pasar Modal Indonesia ke41 tahun dengan menurunkan atlitatlit KPEI untuk berkompetisi dengan institusi pasar modal lainnya. Kegiatan ini berlangsung pada 27 September hingga 21 Oktober 2018.
Tidak hanya olahraga, COP Hob-by Fotografi juga berkesempatan ikut memeriahkan HUT KPEI dengan mengajak KLIKérs untuk mengabadi
7
Edisi 4 I Triwulan IV l 2018
KPEI Newsletter
rapat umum Pemegang saham Tahunan kPei 2018 (22 Juni 2018)
kPei Luncurkan sistem e-CLeArs yang BaruPeluncuran sistem eCLEARS yang baru dengan nama Enhancement Architecture eCLEARS pada 31 Mei 2018 di Mainhall BEI, Jakarta.
investor Gathering Pasar Modal (7 september 2018)
stakeholders seminar 2018 (18 september 2018)
Bantuan sosial OJk dan industri Jasa keuangan Bidang Pasar Modal kepada korban Bencana Gempa Lombok, nTB (13 Agustus 2018)
Studi Banding Implementasi Penyelesaian T+2 ke Thailand (27-28 September 2018)
Corporate and investor services seminar TdCCKPEI menghadiri Corporate and Investor Services Seminar yang diselenggarakan oleh Taiwan Depository & Clearing Corporation pada 2224 Agustus 2018 di Taipei Marriot Hotel, Taiwan.
Edukasi Pasar Modal Kepada Pekerja Migran Indonesia di Hongkong (28-30 September 2018)
Penandatanganan Perjanjian Pemberian Layanan Fasilitas intraday Antara kPei dan Bri (27 Agustus 2018)
K I L A S P E R I S T I W A
KPEI Newsletter8
Edisi 4 I Triwulan IV l 2018
TrAnsAksi PinJAM MeMinJAM eFek
BulanTotal Rata-Rata Harian Jumlah
HariNilai (Rp) Volume (lembar) Frekuensi (kali) Nilai (Rp) Volume (lembar)
Januari 7,843,572,500.00 5,897,200.00 11 253,018,467.74 190,232.26 31Februari 7,434,246,600.00 1,577,800.00 20 265,508,807.14 56,350.00 28Maret 1,551,170,100.00 1,239,300.00 11 50,037,745.16 39,977.42 31April 17,866,523,500.00 12,000,500.00 9 595,550,783.33 400,016.67 30Mei 3,451,751,500.00 1,191,000.00 5 111,346,822.58 38,419.35 31Juni 11,144,520,700.00 1,466,100.00 13 371,484,023.33 48,870.00 30Juli 5,844,453,500.00 2,487,600.00 10 188,530,758.06 80,245.16 31
Agustus 11,609,837,500.00 4,764,200.00 13 374,510,887.10 153,683.87 31September 28,130,467,500.00 6,171,400.00 12 937,682,250.00 205,713.33 30
Total 94,876,543,400.00 36,795,100.00 104 347,533,126.01 134,780.59 273
Penggunaan (rp) Biaya (rp)
Total Penggunaan 177,751,719,121,300.00 3,782,750,517.77
RataRata Bulanan 19,750,191,013,477.80 420,305,613.09
RataRata Harian 971,320,869,515.30 20,670,767.86
FAsiLiTAs IntrAdAy
Data sampai dengan 28 September 2018
Tipe Produk Frekuensi (kali)
Volume (lembar) nilai (rp)
Index Futures - - -Indonesia Government Bond Futures - - -
TrAnsAksi deriVATiF
Data sampai dengan 28 September 2018
Data sampai dengan 28 September 2018
PenYeLesAiAn TrAnsAksi BursA
POsisi dAnA JAMinAnJenis Pasar nilai (rp) Persentase
Ekuiti 2,763,118,284,212.00 64.06%
DerivatifKontrak Berjangka 597,604,567.00 0.01%
Surat Utang 1,087,103.00 0.00%
Hasil Pengelolaan Dana Jaminan Ekuiti, KBIE dan Obligasi 1,549,941,548,582.61 35.93%
Total 4,313,658,524,464.61 100.00%
nilai (rp)
Cadangan Jaminan 148,569,268,411
POsisi CAdAnGAn JAMinAn
Data sampai dengan 28 September 2018
Jenis instrumen nilai Agunan (Rp) Persentase
Bank Garansi 4,108,801,300,000 57.23%Deposito 2,361,563,325,776 32.89%Dana Minumum Kas 698,915,880,996 9.73%Saham Bursa 10,500,000,000 0.15% Total 7,179,780,506,772 100.00%
kOMPOsisi AGunAn OFFLInE
Data sampai dengan 28 September 2018
Jenis instrumen nilai Agunan (Rp) Persentase Uang 254,833,597,097 1.29%Saham 19,326,460,683,908 97.95%Obligasi 150,291,720,000 0.76%
Total 19,731,586,001,005 100.00%
kOMPOsisi AGunAn OnLInE
Data sampai dengan 28 September 2018
Data sampai dengan 28 September 2018
ACs JuMLAh Ak(ACS)
Volume (Lembar) nilai (rp) Ak serah
Ak Terima
Total 57,413,600 28,774,481,475 39 95
Tertinggi harian 50,401,200 17,350,389,850 10 29
Ratarata harian 6,379,289 3,197,164,608 4 11
Terendah harian 22,900 76,840,000 1 2
ALtErnAtE CASH SEttLEmEnt (ACs)
Data sampai dengan 28 September 2018
S TAT I S T I K
Transaksi Bursa Penyelesaian Transaksi Bursa Efisiensi
Frekuensi (kali) Volume (lembar) Nilai (Rp) Volume (lembar) Nilai (Rp) Volume (%) Nilai (%)
Total 69,339,923 2,292,786,880,268 1,524,870,669,872,070 523,207,963,100 589,778,638,380,500 59.73 47.89
Tertinggi harian 559,769 342,349,012,015 38,849,679,547,622 5,116,417,300 7,688,714,677,100 71.55 55.00
Ratarata harian 389,550 12,880,825,170 8,566,689,156,585 2,939,370,579 3,313,363,136,969 59.11 47.77
Terendah harian 268,264 5,954,660,880 4,888,295,077,880 1,884,722,800 2,042,251,573,500 43.32 41.90