Media studies salman6
-
Upload
s-kunto-adi-wibowo -
Category
Technology
-
view
1.063 -
download
0
Transcript of Media studies salman6
Hegemony Hegemoni = dominasi dominasi tidak bersifat
represif dan tidak hanya dalam lingkup ekonomi politik
melibatkan persetujuan dari yang didominasi
membuatnya menjadi ‘alamiah’ dan ‘begitu adanya’
intellectuals intelektual adalah yang membentuk
persetujuan intelektual organik: intelektual yang memiliki akar
kuat di masyarakat, berusaha menghubungkan manusia dengan pengalaman ketertindasan mereka
intelektual tradisional: intelektual dalam birokrasi, teknokrasi dan agama yang tercerabut dari masalah di masyarakatnya
consent and hegemony Consent must be constantly won and rewon,
for people's material social experience constantly reminds them of the disadvantages of subordination and thus poses a threat to the dominant class... Hegemony... posits a constant contradiction between ideology and the social experience of the subordinate that makes this interface into an inevitable site of ideological struggle' (Fiske 1992: 291).
media and hegemony media menjadi tempat pertarungan ideologis
untuk memenangkan persetujuan world view dan bahasa/representasi makro dan mikro historis dan sekarang
critical discourse analysis is a type of discourse analytical research that
primarily studies the way social power abuse, dominance, and inequality are enacted, reproduced, and resisted by text and talk in the social and political context. With such dissident research, critical discourse analysts take explicit position, and thus want to understand, expose, and ultimately resist social inequality.
discourse/wacana (Latin discursus, meaning "running to and from") generally
refers to "written or spoken communication or debate A generalization of the concept of conversation to all
modalities and contexts. The totality of codified linguistic usages attached to a given
type of social practice. From a sociological standpoint, discourse is defined as any
practice by which individuals imbue reality with meaning a formalized way of thinking that can be manifested through
language, a social boundary defining what can be said about a specific topic
a discourse constitutes sequences of such relations to objects, subjects and other statements formed by discursive formation
level of text analysis semiotika struktural
sintagmatik dan paradigmatik linguistik kritis
struktur makro: tema atau topik superstruktur: kerangka dari teks struktur mikro: pilihan kata, bentuk kalimat, dan
gaya
meso level discursive practice: analisis produksi dan
konsumsi teks social cognition: analisis kognisi sosial di dalam
teks
macro level social practices: praktik ekonomi, politik,
budaya dan kesejarahan social contexts: konteks sosial dimana teks
tersebut muncul
sistem diskursif Tindakan sosial dimungkinkan dengan adanya
pengetahuan pengetahuan ideologi
(negatif-strukturalis/ahistoris-dialektika)pengetahuan pengetahuan (positif-post
strukturalis/historis-perspectivism)
Perbedaannya tidak hanya pada teknik analisis tapi pada tujuan analisis teks media itu sendiri
analisis ideologi kategori telah tersedia bagi kategori
penandaan (contoh: warna, tekstur, ukuran dan posisi)
kategori untuk kritik telah tersedia (contoh: ideologi gender, ras, kelas)
membutuhkan teori untuk menjelaskan ideologi (teori psikoanalisis, marxist-kritis)
tujuan analisisnya adalah untuk menyingkap ideologi dibalik iklan, penjelasan bagaimana ideologi itu bekerja telah disediakan oleh teori
analisis pengetahuan/diskursif
kategori didapatkan dari analisis kesejarahan Penjelasan tentang pengetahuan tidak
bersumber dari teori tapi dari kesejarahan wacana (contoh wacana etnis, politik, komunikasi politik dan kekuasaan)
tujuan analisisnya memberikan eksplanasi tentang bagaimana wacana-wacana tersebut memungkinkan kita memiliki pembacaan diskursif yg sedemikian rupa
rezim komunikasi jika anda mengajukan hasil analisis ideologi
anda kepada para aparat periklanan yang sedikit banyak juga telah membaca sosiologi kritis, jawaban mereka pasti “ah itu kan hanya teori kritis, pada kenyataannya masyarakat suka dan membeli’
masalahnya bukan pada mengapa masyarakat tertarik dan membeli tapi bagaiman rezim komunikasi/wacana ilmiah dijadikan ‘klaim kebenaran’