MAKALAH Tiar (Repaired)

download MAKALAH Tiar (Repaired)

of 10

Transcript of MAKALAH Tiar (Repaired)

  • 7/16/2019 MAKALAH Tiar (Repaired)

    1/10

    1

    Makalah Seminar Kerja Praktik

    PENGOPRASIAN JARINGAN DISTRIBUSI DI WILAYAH

    KERJA PT. PLN (PERSERO) AREA PURWOKERTO RAYON PURWOKERTO KOTA

    Oleh: Tiar Kusuma Dewi 21060110060051disampaikan dalam kegiatan Seminar Kerja Praktik

    Jurusan PSD III Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro Semarang

    pada 4 April 2013

    ABSTRAK

    Untuk meningkatkan pelayanan dalam pasokan tenaga listrik ke pelanggan, termasuk

    menjaga keandalan energi listrik. PLN melakukan beberapa langkah diantaranya dengan memasang

    berbagai macam proteksi pada jaringan dan pemeliharaan semua jaringan beserta proteksinya.

    Begitu juga dengan penanganan apabila terjadi gangguan yang menyebabkan supply listrik kepadakonsumen terhambat. Penaganan gangguan tersebut meliputi pengaturan, pembagian, pemindahan,

    dan penyaluran tenaga listrik kepada konsumen secepat mungkin serta menjamin kelangsungan

    penyaluran dan pelayanan.

    Dalam hal ini penentuan atau perencanaan instalasi jaringan harus di sesuaikan dengan

    beberapa sumber, diantaranya dari buku Standar SPLN, Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL),

    SOP (Standing Operation Procedure), PK (Perintah Kerja) dan peraturan daerah masing-masing.

    Kata kunci : Manuver , Proteksi.

    I. PENDAHULUAN

    I.1. Latar Belakang

    Dalam upaya memajukan kesejahteraan

    masyarakat dan mencerdaskan kehidupan

    bangsa, tenaga listrik merupakan komponen

    produk utama yang penting, karena merupakan

    pendorong dalam kegiatan di sector ekonomi.

    Tenaga listrik merupakan salah satu aspek

    dalam menunjang pembangunan dan dapat

    dirasakan dalam setiap kegiatan manusia yang

    merupakan kebutuhan universal.

    Untuk mendapatkan tenaga listrik

    diperlukan suatu system yang saling terkait

    satu dengan lainya , karena pusat pusat

    pembangkit biasanya terletak jauh dari pusat

    beban atau pemakaian. Oleh karena itu

    diperlukan saluran yang berfungsi

    menyalurkan tenaga listrik melalui

    penghantar. Salah satu sub sistem penyaluran

    tenaga yang terpenting adalah saluran tranmisi

    dan distribusi.

    Mengingat pentingnya fungsi salah satu

    sub sistem dari sistem penyaluran tenagalistrik terutama dalam hal ini adalah saluran

    distribusi maka perlunya diperhatikan kriteria

    dan kaidah atau spesifikasi standar dan

    kriteria, baik material, peralatan dan sistem,

    akan dicapai suatu sistem dengan keandalan

    yang tinggi dan kontinuitasnya terjamin.

    Disinilah akan terlihat pentingnya PT.PLN

    (PERSERO) yang berfungsi mengatur dan

    memanageman listrik di indonesia baik dalam

    penyaluran ( Transmisi dan Distribusi )

    maupun pelayanan bagi masyarakat sehingga

    listrik dapat dirasakan oleh semua lapisan

    masyarakat indonesia dan listrik benar benar

    menjadi komponen produksi utama yang

    berfungsi untuk mencerdaskan bangsa dan

    mensejahterakan masyarakat.

    I.2. Batasan Masalah

    Dalam pembahasan ini, ditekankan pada

    pengertian Pengoperasian Jaringan

    Distribusin berdasar pada Standing Operating

    Procedure (SOP).

  • 7/16/2019 MAKALAH Tiar (Repaired)

    2/10

    2

    I.3. Tujuan

    Adapun tujuan Praktek Kerja Lapangan ini

    adalah :

    1. Melalui Praktek Kerja Lapangan ini,

    mahasiswa dapat menambah pengetahuan

    dan pengalaman yang luas di bidang

    ketenagalistrikan.

    2. Meningkatkan kualitas ketrampilan dan

    kemampuan praktek mahasiswa sebagai

    calon tenaga kerja siap kerja.

    3. Menerapkan ilmu pengetahuan yang

    didapat dari perusahaan tempat Praktek

    Kerja Lapangan.

    4. Sebagai studi banding antara teori yang

    sudah didapat pada waktu kuliah dengankeadaan sebenarnya yang dialami pada

    saat pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan

    di suatu perusahaan.

    5. Menambah wawasan dan pengalaman

    yang tidak diperoleh di bangku kuliah.

    6. Melatih rasa tanggung jawab dalam

    mengemban tugas.

    II. PENGOPERASIAN JARINGAN

    DISTRIBUSI

    2.1 Pengertian

    Pengoperasian Jaringan Distribusi

    adalah segala kegiatan yang mencakup

    pengaturan, pembagian, pemindahan, dan

    penyaluran tenaga listrik kepada konsumen

    secepat mungkin serta menjamin

    kelangsungan penyaluran dan pelayanan.

    Yaitu dengan mengoprasikan peralatan

    maneuver sesuai dengan situasi dan kondisi

    sehingga suplay listrik ke pelanggan tidak

    terhenti.

    2.2. Tolak Ukur Kinerja Pengoperasian

    Jaringan Distribusi

    a) Mutu Listrik Harus Terjaga

    Ada 2 (dua) hal yang menyatakan menjadi

    ukuran mutu listrik, yaitu tegangan dan

    frekuensi.

    Faktor yang membuat baik-tidaknya mutu

    listrik tersebut dari sisi distribusi adalah

    faktor pembebanan pada system distribusi

    yaitu pembebanan yang tidak stabil oleh

    karena pengoperasian normal atau karena

    lebih banyak akibat gangguan pada suplai

    dari GI dan Penyulang.

    b) Keandalan Penyaluran Tenaga Listrik

    Tinggi

    Sebagai indicator penyaluran adalah

    angka lama dan seringnya pemadaman

    pada pelanggan yang disebut angka SAIDI

    dan SAIFI.

    SAIDI = lama padam x jumlah pelanggan

    padam

    Jumlah pelanggan x 1 tahun

    =menit/pelanggan . tahun

    SAIFI = seringnya padam x daya tidak

    tersalurkan

    Jumlah pelanggan x 1 tahun=kali/pelanggan . tahun

    Beberapa faktor yang mempengaruhi nilai

    SAIDI dan SAIFI dari sisi distribusi adala :

    Konvigurasi jaringan yang berkaitan

    dengan maneuver

    Kondisi jaringan yang rentan terhadap

    gangguan dari dalam system maupun dari

    luar system

    Cara pengoperasian yang tidak

    memperhatikan kemampuan peralatan

    maupun kemampuan pasokan daya.

    c) Keamanan dan Keselamatan Terjamin

    Sebagai indicator adalah jumlah angka

    kecelakaan akibat listrik pada personil dan

    kerusakan pada instalasi/peralatan serta

    lingkungan.

    Upaya untuk meningkatkan keamanan dan

    keselamatan diantaranya :

    Kondisi instalasi memenuhi

    persyaratan

    System proteksi berfungsi baik

    Pemeliharaan instalasi sesuai jadwal

    Alat kerja dan peralatan keselamatankerja memenuhi syarat

    Koordinasi kerja baik

    Sikap dan cara kerja memperhatikan

    K2/K3

    Menginformasikan kepada masyarakat

    tentang bahaya listrik dan

    menghindarinya.

  • 7/16/2019 MAKALAH Tiar (Repaired)

    3/10

    3

    d) Biaya Pengoperasian Efisien

    Sebagai indikator adalah angka susut

    jaringan, yaitu selisih antara energy yang

    dikeluarkan oleh gardu atau pembangkit

    dengan energy yang digunakan oleh

    pelanggan.

    e) Mempertahankan Kepuasan Pelanggan

    Mempertahankan kepuasan pelanggan

    dapat terjadi bila kebutuhan akan listrik

    oleh konsumen baik kualitas, kuantitas, dan

    kontinuitas pelayanan terpenuhi, maka dari

    itu yang perlu dilakukan diantaranya :

    Pengendalian tegangan, yaitu

    mengadakan pengaturan mulai dari

    tingkat suplai sampai ke titik ujung pada

    batas toleransi yang diijinkan.

    Pengendalian beban, yaitu membatasi

    pembebanan sesuai kemampuan sumber

    pasokan tenaga listrik, maupun peralatan

    dan material jaringan.

    2.3 Prosedur Pengoperasian Jaringan

    Distribusi

    Yang dimaksud dengan prosedur operasi

    pengaturan dan pengusahaan jaringan

    tegangan menengah adalah usaha

    menjamin kelangsungan penyaluran tenaga

    listrik, mempercepat penyelesaiangangguan gangguan yang timbul, serta

    dilain pihak menjaga keselamatan baik

    petugas pelaksana operasi maupun

    instalasinya sendiri.

    Pengoperasian jaringan distribusi tegangan

    menengah tersebut dilaksanakan dengan :

    1. Memanuver atau memanipulasi

    jaringan, dengan menggunakan

    telekontrol maupun dilapangan.

    2. Menerima informasi - informasi

    mengenai keadaan jaringan dan

    kemudian membuat penilaian(observasi) seperlunya guna

    menetapkan tindak lanjutan.

    3. Menerima besaran-besaran

    pengukuran pada jaringan yang

    kemudian membuat penilaian

    (observasi) seperlunya guna

    menetapkan tindak lanjutan.

    4. Mengkoordinasikan pelaksanaanya

    dengan pihak - pihak lain yang

    bersangkutan.

    5. Mengawasi jaringan secara kontinyu.

    6. Mengusut dan melokalisir gangguan

    jaringan.

    7. Mendeteksi gangguan jaringan

    sehingga titik gangguannya dapat

    ditemukan untuk diperbaiki

    Kegiatan operasi distribusi ini dibedakan

    dalam dua keadaan yaitu keadaan normal

    dan keadaan gangguan. Operasi sistem

    distribusi juga tergantung dari beberapa hal,

    antara lain berdasarkan pada konfigurasi

    dan pola jaringan sistem distribusi yang

    digunakan. Dalam operasi sistem distribusi,

    setiap alur tugas dari pekerjaan ditentukan

    oleh prosedur tetap yang biasa disebut

    Standing Operation Procedure ( SOP ),

    dimana SOP adalah prosedur yang dibuat

    berdasarkan kesepakatan / ketentuan yangharus dipatuhi oleh seseorang atau tim

    untuk melaksanakan tugas / fungsinya agar

    mendapatkan hasil yang optimal dan untuk

    mengantisipasi kesalahan manuver,

    kerusakan peralatan dan kecelakaan

    manusia.

    2.4 Pengoperasian JTM Sistem Radial

    Pola radial adalah jaringan yang setiap

    saluran primernya hanya mampu

    menyalurkan daya dalam satu arah aliran

    daya. Jaringan ini biasa dipakai untuk

    melayani daerah dengan tingkat kerapatan

    beban yang rendah. Keuntungannya ada

    pada kesederhanaan dari segi teknis dan

    biaya investasi yang rendah. Adapun

    kerugiannya apabila terjadi gangguan dekat

    dengan sumber, maka semua beban saluran

    tersebut akan ikut padam sampai gangguan

    tersebut dapat diatasi.

    Keadaan Normal

    1. Semua peralatan hubung dalamkeadaan masuk

    2. Koordinasi pengaman PMT, Reclosserdan Sectionalizer, Fuse Cut Out (bila

    ada) harus benar

    http://4.bp.blogspot.com/-J6FOEzKw4OI/TW4cyjnpx3I/AAAAAAAAAKA/IupVWmMTkWY/s1600/Pola+jaringan+radial.jpg
  • 7/16/2019 MAKALAH Tiar (Repaired)

    4/10

    4

    3. Penampang penghantar perludiperhitungkan dengan cermat

    Keadaan Gangguan

    1. Pemadaman pada sebagian jaringantidak dapat dihindarkan

    2. ABSW atau saklar tiang, Fuse CutOut, Jumper dapat dipakai untuk

    sarana melokalisir gangguan

    3. Penormalan Jaringan dilakukansetelah gangguan diperbaik

    2.5 Pengoperasian JTM Sistem Spindel

    Jaringan primer pola spindel merupakan

    pengembangan dari pola radial dan loop terpisah.

    Beberapa saluran yang keluar dari gardu induk

    diarahkan menuju suatu tempat yang disebut gardu

    hubung (GH), kemudian antara GI dan GH tersebut

    dihubungkan dengan satu saluran yang disebutexpress feeder. Sistem gardu distribusi ini terdapat

    disepanjang saluran kerja dan terhubung secara seri.

    Saluran kerja yang masuk ke gardu dihubungkan oleh

    saklar pemisah, sedangkan saluran yang keluar dari

    gardu dihubungkan oleh sebuah saklar beban. Jadi

    sistem ini dalam keadaan normal bekerja secara radial

    dan dalam keadaan darurat bekerja secara loop

    melalui saluran cadangan dan GH.

    Keadaan Normal

    a. Posisi jaringan di

    GH adalah : PMB/LBS seluruh

    penyulang/feeder kerja dalam keadaan

    keluar

    PMB/LBS Express

    Feeder/penyulang dalam keadaan

    masuk

    b. APD menerima

    pemberitahuan perubahan keadaan

    jaringan di GI dari operator lapangan

    Cabang/Area dan Melalui

    printer/Display Dispatcher APD

    c. Pemasukan dan

    pengeluaran PMB/LBS dilaksanakan

    oleh operator lapangan cabang/Area/AJ

    atas permintaan APD

    d. Posisi jaringan di

    gardu distribusi adalah :

    PMB/LBS incoming kearah GI Masuk

    PMB/LBS outging kearah GI masuk

    e. Operator lapangan

    wajib dan bertanggung jawab untuk

    segera melaporkan kepada APD

    Keadaan Gangguan

    a. APD menerima

    pemberitahuan keadaan jaringan dari

    indikasi keluarnya PMT dan

    bekerjanya Releb. APD menetapkan

    section gangguan pada

    penyulang/feeder, bila dilengkapi

    teleprocessing

    c. Melokalisir

    gangguan berdasarkan section yang

    terganggu

    d. Mengadakan

    maneuver pada jaringan yang tidak

    terganggu

    e. Mengadakan

    perbaikan gangguan oleh regupemeliharaan

    f. Penormalan jaringan

    dilakukan setelah gangguan diperbaiki

    2.5 Pengoperasian JTM Lingkar/Loop

    Jaringan pola loop adalah jaringan yang

    dimulai dari suatu titik pada rel daya yang

    berkeliling di daerah beban kemudian

    kembali ke titik rel daya semula. Pola ini

    ditandai pula dengan adanya dua sumber

    pengisian yaitu sumber utama dan sebuah

    sumber cadangan. Jika salah satu sumber

    pengisian (saluran utama) mengalami

    http://3.bp.blogspot.com/-2RdqwbZNSI4/TW4cyA0CWBI/AAAAAAAAAJ4/-13hLkCwnOQ/s1600/pola+jaringan+loop.jpghttp://4.bp.blogspot.com/-VLDil4q0RnM/TW4cyoCp9mI/AAAAAAAAAKI/8V79z_V8pTg/s1600/pola+jaringan+spindel.jpg
  • 7/16/2019 MAKALAH Tiar (Repaired)

    5/10

    5

    gangguan, akan dapat digantikan oleh

    sumber pengisian yang lain (saluran

    cadangan). Jaringan dengan pola ini biasa

    dipakai pada sistem distribusi yang

    melayani beban dengan kebutuhan

    kontinyuitas pelayanan yang baik (lebih

    baik dari pola radial).

    Keadaan Normal

    a. Posisi normal jaringan disusun /

    ditetapkan berdasarkan Beban, jarak,

    kemampuan penghantar, tingkat

    urgensi penyaluran dan sebagai

    saluran cadangan.

    b. PMS tiang pada saluran utama dalam

    keadaan keluar/terbuka

    c. PMS tiang pada saluran percabangan

    dalam keadaan masukd. APD menerima pemberitahuan

    perubahan pada jaringan dari operator

    lapangan PLN Area/cabang

    e. Pemasukan/pengeluaran PMS/PTS,

    PMT dan PMS gardu dilaksankan oleh

    operator lapangan

    f. Operator lapangan wajib dan

    bertanggung jawab untuk segera

    melaporkan pada APD atas pelaksanaan

    pengaturan

    Keadaan Gangguana. APD menerima pemberitahuan keadaan

    gangguan penyulang / feeder dari :

    Indikasi keluarnya PMT dan

    bekerjaya Rele

    Indikasi keluarnya secara tetap, dari

    kondisi Recloser section/tiang

    b. Mengadakan pengusutan gangguan

    c. Mengadakan maneuver jaringan

    d. Penormalan jaringan dilakukan setelah

    gangguan diperbaiki

    2.7 Manuver Jaringan DistribusiManuver / manipulasi jaringan

    distribusi adalah serangkaian kegiatan

    membuat modifikasi terhadap operasi

    normal dari jaringan akibat dari adanya

    gangguan atau pekerjaan jaringan yang

    membutuhkan pemadaman tenaga listrik,

    sehingga dapat mengurangi daerah

    pemadaman dan agar tetap tercapai kondisi

    penyaluran tenaga listrik yang semaksimal

    mungkin. Kegiatan yang dilakukan dalam

    manuver jaringan antara lain :

    a. Memisahkan bagianbagian jaringan

    yang semula terhubung dalam keadaan

    bertegangan ataupun tidak bertegangan

    dalam kondisi normalnya.

    b. Menghubungkan bagianbagian

    jaringan yang semula terpisah dalam

    keadaan bertegangan ataupun tidak

    bertegangan dalam kondisi normalnya.

    2.8 Peralatan Manuver

    Optimalisasi atas keberhasilan kegiatan

    manuver jaringan dari segi teknis ditentukan

    oleh konfigurasi jaringan dan peralatan

    manuver yang tersedia di sepanjang jaringan.Peralatan yang dimaksud adalah peralatan

    peralatan jaringan yang berfungsi sebagai

    peralatan hubung. Peralatan itu yaitu :

    1. Pemutus Tenaga (PMT)

    Pemutus tenaga (PMT) adalah adalah

    alat pemutus tenaga listrik yang

    berfungsi untuk menghubungkan dan

    memutuskan hubungan listrik

    (switching equipment) baik dalam

    kondisi normal (sesuai rencana dengan

    tujuan pemeliharaan), abnormal

    (gangguan), atau manuver system,

    sehingga dapat memonitor kontinuitas

    system tenaga listrik dan keandalan

    pekerjaan pemeliharaan. Ditinjau dari

    media pemadam busur apinya PMT

    dibedakan atas :

    - PMT dengan media minyak (Oil

    Circuit Breaker)

    - PMT dengan media gas SF6 (SF6

    Circuit Breaker)

    - PMT dengan media vacum (Vacum

    Circuit Breaker)2. Disconector (DS)/Saklar Pemisah.

    Sebuah alat pemutus yang digunakan

    untuk menutup dan membuka pada

    komponen utama pengaman/recloser,

    DS tidak dapat dioperasikan secara

    langsung, karena alat ini mempunyai

    desain yang dirancang khusus dan

    mempunyai kelas atau spesifikasi

    tertentu, jika dipaksakan untuk

    pengoperasian langsung, maka akan

    menimbulkan busur api yang dapat

    berakibat fatal. Yang dimaksud

  • 7/16/2019 MAKALAH Tiar (Repaired)

    6/10

    6

    dengan pengoperasian langsung

    adalah penghubungan atau pemutusan

    tenaga listrik dengan menggunakan

    DS pada saat DS tersebut masih dialiri

    tegangan listrik. Pengoperasian DS

    tidak dapat secara bersamaan

    melainkan dioperasikan satu per satu

    karena antara satu DS dengan DS

    yang lain tidak berhubungan, biasanya

    menggunakan stick (tongkat khusus)

    yang dapat dipanjangkan atau

    dipendekkan sesuai dengan jarak

    dimana DS itu berada, DS sendiri

    terdiri dari bahan keramik sebagai

    penopang dan sebuah pisau yang

    berbahan besi logam sebagai

    switchnya.3. Air Break Switch (ABSW)

    peralatan hubung yang berfungsi

    sebagai pemisah dan biasa dipasang

    pada jaringan luar. Biasanya medium

    kontaknya adalah udara yang

    dilengkapi dengan peredam busur api /

    interrupter berupa hembusan udara.

    ABSw juga dilengkapi dengan

    peredam busur api yang berfungsi

    untuk meredam busur api yang

    ditimbulkan pada saat membuka /

    melepas pisau ABSw yang dalam

    kondisi bertegangan. Kemudian

    ABSw juga dilengkapi dengan isolator

    tumpu sebagai penopang pisau ABSw,

    pisau kontak sebagai kontak gerak

    yang berfungsi membuka / memutus

    dan menghubung/ memasukan ABSw,

    serta stang ABSw yang berfungsi

    sebagai tangkai penggerak pisau

    ABSw. Perawatan rutin yang

    dilakukan untuk ABSw karena sering

    dioperasikan, mengakibatkan pisau-pisaunya menjadi aus dan terdapat

    celah ketika dimasukkan ke

    peredamnya / kontaknya. Celah ini

    yang mengakibatkan terjadi lonjakan

    bunga api yang dapat membuat ABSw

    terbakar.

    4. Load Break Switch (LBS)

    Load Break Switch (LBS) atau saklar

    pemutus beban adalah peralatan

    hubung yang digunakan sebagai

    pemisah ataupun pemutus tenaga

    dengan beban nominal. Proses

    pemutusan atau pelepasan jaringan

    dapat dilihat dengan mata telanjang.

    Saklar pemutus beban ini tidak dapat

    bekerja secara otomatis pada waktu

    terjadi gangguan, dibuka atau ditutup

    hanya untuk memanipulasi beban.

    Alat ini memungkinkan perbaikan

    jaringan saat terjadi gangguan

    ditengahtengah jalur jaringan,

    sehingga tidak sampai memutuskan

    aliran listrik. Dalam pendistribusian

    tenaga listrik dari satu jaringan ke

    jaringan yang lain, akan dijumpai

    suatu titik temu yang disebut gardu

    hubung / Key Point. Hal ini

    memungkinkan untuk mengisi dan

    menerima distribusi tenaga listrik darisatu penyulang ke penyulang lain yang

    mengalami gangguan

    5. Recloser

    Recloser adalah peralatan yang

    digunakan untuk memproteksi bila

    terdapat gangguan, pada sisi hilirnya

    akan membuka secara otomatis dan

    akan melakukan penutupan balik

    (reclose) sampai beberapa kali

    tergantung penyetelannya dan

    akhirnya akan membuka secara

    permanen bila gangguan masih belum

    hilang (lock out). Penormalan recloser

    dapat dilakukan baik secara manual

    maupun dengan sistem remote.

    Recloser juga berfungsi sebagai

    pembatas daerah yang padam akibat

    gangguan permanen atau dapat

    melokalisir daerah yang terganggu

    6. FCO (Fuse Cut Out)

    Sebuah alat pemutus rangkaian listrik

    yang berbeban pada jaringan distribusi

    yang bekerja dengan cara meleburkanbagian dari komponenya (fuse link)

    yang telah dirancang khusus dan

    disesuaikan ukurannya. FCO ini

    terdiri dari :

    1. Rumah Fuse (Fuse Support)

    2. Pemegang Fuse (Fuse Holder)

    3. Fuse Link

    2.9 Peralatan Manuver

    Hal-hal yang perlu diperhatikan dan

    dipersiapkan saat akan melaksanakan kegiatan

    manuver diantaranya yaitu :

  • 7/16/2019 MAKALAH Tiar (Repaired)

    7/10

    7

    a. Mengetahui keadaan operasi normal

    maupun darurat dari bagian jaringan

    yang mutakhir.

    b. Mengetahui kemampuan seluruh

    peralatan yang terpasang pada jaringan.

    c. Mengikuti secara kronologis keadaan

    yang terjadi pada jaringan, manuver

    manuver yang berlangsung.

    d. Mengetahui tata cara komunikasi dalam

    operasi jaringan.

    e. Mempersiapkan peralatan manuver.

    f. Perlengkapan pengaman.

    g. Peralatan kerja, K3 / K2, alat ukur dan

    SOP.

    h. Sarana transportasi / kendaraan.

    2.10 SOP/Prosedur Tetap DalamPelaksanaan Manuver Jaringan

    Prosedur atau SOP yang harus

    dilaksanakan petugas saat akan melaksanakan

    manuver adalah :

    a. Manuver secara manual : mengirim

    petugas ke lapangan.

    b. Manuver dengan control : dilakukan dari

    GI / Gardu Induk.

    c. Manuver dengan control jarak jauh :

    dilakukan dari pusat control APD yang

    melayani daerah / area yang cukup luas.

    2.11 Prosedur Komunikasi

    Alat Komunikasi Yang Digunakan :

    Telepon

    JWOT (Java West Optic

    Telecomunication)

    PLC (Power Line Carier)

    Radio Komunikasi

    Tata Tertib Berkomunikasi :

    Fasilitas telekomunikasi operasional

    hanya digunakan untuk menyampaikan

    berita operasional jaringan distribusi

    Tidak dibenarkan menyampaikan berita

    yang berada di luar tanggung jawab piket

    pelaksana/ pengatur distribusi

    Tidak dibenarkan bergurau/ berbicara

    tidak sopan

    Setiap berita operasional harus ditulis dan

    diulang pembacaannya secara detail

    Penerima berita harus membaca ulang

    seluruh berita yang diterima

    Berita operasional diusahakan

    disampaikan secara langsung

    Semua informasi yang diperlukan baik

    lisan atau tertulis harus dicatat atau

    direkam

    Setiap menyampaikan

    informasi/menerima berita harus

    menyebut identitas,waktu dan tanggal

    III. Pengoperasian Jaringan Distribusi di

    PT. PLN (Persero) Rayon Purwokerto

    Kota

    PT PLN (Persero) Rayon Purwokerto

    Kota merupakan kantor jaga yang berada di

    wilayah Purwokerto, khususnya daerah kota

    dan sekitarnya. Adapun untuk jaringandisuplai dari Gardu Induk (GI) Kalibakal dan

    Gardu Induk (GI) Rawalo melalui 15 feeder

    atau Penyulang, yaitu :

    1. Kalibakal 1 (KBL 1)

    2. Kalibakal 2 (KBL 2)

    3. Kalibakal 3 (KBL 3)

    4. Kalibakal 4 (KBL 4) / dalam proses

    pemeliharaan.

    5. Kalibakal 5 (KBL 5)

    6. Kalibakal 6 (KBL 6)

    7. Kalibakal 7 (KBL 7)

    8. Kalibakal 8 (KBL 8)9. Kalibakal 9 (KBL 9)

    10. Kalibakal 10 (KBL 10)

    11. Kalibakal 11 (KBL 11)

    12. Kalibakal 12 (KBL 12)

    13. Kalibakal 13 (KBL 13)

    14. Rawalo 2 (RWO 2)

    15. Rawalo 3 (RWO 3)

    3.1 Alur Komunikasi Manuver

    Dalam berkomunikasi, alur komunikasi

    dimulai dari piket di lapangan, Piket lapanganbila akan mengoperasikan alat di jaringan

    ( misal ABSW / Recloser/LBS ) harus

    memberi tahu ke piket yang ada di Rayon,

    kemudian Piket Rayon akan meminta ijin

    kepada piket Area guna pengoperasian

    peralatan baik untuk pelimpahan, pemadaman,

    penyalaan dan manuver jaringan. Setelah

    mendapat pemberitahuan dari piket Rayon,

    piket Area akan berkoordinasi dengan piket

    Gardu Induk (GI) untuk melakukan

    pengamatan di penyulang yang sedang

    dioperasikan. Setelah itu piket Area memberi

  • 7/16/2019 MAKALAH Tiar (Repaired)

    8/10

    8

    ijin kepada piket Rayon untuk melakukan

    pengoprasian jaringan. Lalu piket Rayon

    memberi perintah kepada piket lapangan untuk

    mengoprasikan alat.

    3.2 Manuver Jaringan Distribusi Karena

    Gangguan

    Misal terjadi PMT KBL 02 trip gangguan

    yaitu isolator pecah di KBL 02.50.U85.B41

    dan Recloser KBL 02.75.U40 mengalami trip

    langkah switching-nya adalah sbb :

    Langkah Switchingnya :

    Melepas ABSW KBL 02.75.U68

    Recloser KBL 02.75.U40 dimasukan

    kembali

    LBS KBL 02.50.U85.B68 diposisikanopen

    LBS KBL 02.50.U85.B115 dimasukan

    (Rawalo 02 menyuplai sampai LBS KBL

    02.50.U85)

    ABSW KBL 02.50.U85.B34 dilepas

    LBS KBL 02.50.U85.B15 Dimasukan

    menyuplai sampai ABSW KBL

    02.50.U85.B34

    Sedangkan penormalan konfigurasinya adalah:

    ABSW KBL 02.75.U68 dimasukansehingga tegangan sampai LBS KBL

    02.50.U85.B68 dan ABSW KBL

    02.50.U85.B34

    ABSW KBL 02.50.U85.B34 dimasukan

    LBS KBL 02.50.U85.B15 diposisikan

    close kembali

    KBL 02.50.U85.B68 diposisikan masuk

    LBS KBL 02.50.U85.B115 diposisikan

    open sehingga konvigurasi Kalibakal 02

    dan Rawalo 02 normal kembali

    3.3 Manuver Jaringan Distribusi karena

    Pekerjaan

    Misal ada pekerjaan perbaikan konduktor

    rantas di KBL 09.22 feeder KBL 09, langkahswitchingnya adalah sbb :

    Langkah Switchingnya :

    Menyamakan tegangan antara feeder

    KBL 09 dan KBL 07

    Memasukan LBS KBL 09.34.T23 joint

    antara KBL 09 dan KBL 07

    Melepas ABSW KBL 09.34.T12

    Recloser KBL 09.12 diposisikan Open

    Sedangkan penormalan konfigurasinya adalah:

    Recloser KBL 09.12 dimasukan

    kembali sehingga tegangan sampaiABSW KBL 09.34.T12

    ABSW KBL 09.34.T12 dimasukan

    LBS KBL 09.34.T23 dilepas kembali,

    konfigurasi antara KBL 09 dan KBL 07

    normal kembali.

    3.4 Pemeliharaan JTM utuk Keandalan

    Jaringan

    Dikarenakan letak atau wilayah kerja dari

    PT PLN (Persero) Rayon Purwokerto Kota

    di tengah perkotaan, dengan kondisi

    masyarakat yang sangat kritis, terdapat juga

    pelanggan-pelanggan dengan daya yang

    besar misalkan pabrik atau industri, Bank

    dan Perkantoran/Institusi lainnya,

    Permasalahan yang dihadapi oleh PT PLN

    (Persero) Rayon Purwokerto Kota adalah

    menjaga agar jaringan distribusi tenaga

    listrik agar tetap memiliki tingkat

    keandalan yang tinggi, sehingga kontinuitas

    distribusi tenaga listrik tetap terjaga.

    Berikut ini adalah table ujuk kerja PMT

    karena gangguan :

    Gangguan isolator pecah di

    Pekerjaan perbaikanPekerjaan perbaikanPekerjaan perbaikan

    Pekerjaan Perbaikan Konduktor rantas

  • 7/16/2019 MAKALAH Tiar (Repaired)

    9/10

    9

    No. Peralatan Januari Februari

    1. PMT KBL 01 0 0

    2. PMT KBL 02 2 0

    3. PMT KBL 03 2 2

    4. PMT KBL 04 0 05. PMT KBL 05 1 1

    6. PMT KBL 06 1 0

    7. PMT KBL 07 2 2

    8. PMT KBL 08 1 0

    9. PMT KBL 09 3 3

    10. PMT KBL 10 0 4

    11. PMT KBL 11 2 1

    12. PMT KBL 12 2 0

    13. PMT KBL 13 3 1

    14. PMT RWO 02 2 3

    15. PMT RWO 03 3 0

    Dari data data table di atas tersebut, dapat

    diketahui bahwa PMT KBL 09 dan PMT

    RWO 02 merupakan PMT yang paling sering

    mengalami trip. Hal itu tidak lepas dari

    kondisi jalur yang dilalui feeder tersebut,

    yang banyak terdapat pepohonan yang

    rindang, dikarenakan feeder Kalibakal 09

    menyuplai wilayah Ajibarang (pedesaan) dan

    feeder Rawalo 02 menyuplai daerah Patikraja

    (pedesaan). Selain ranting pepohonan,

    penyebab PMT sering trip juga diakibatkan

    oleh isolator yang retak/pecah, jumperan-

    jumperan dan konektor yang kurang baik

    sehingga menyebabkan jumperan putus,

    kerangka layang layang pun masih banyak

    bertebaran di jaringan. Bahkan tidak sedikit

    pula gangguan yang tidak ditemukan. Akan

    tetapi jika penyebab gangguan - gangguan

    tersebut tidak diselesaikan maka di waktu lain

    gangguan akan muncul kembali sehingga

    unjuk kerja PMT dan akan bertambah. Untuk

    menjaga kontinuitas distribusi tenaga listrik di

    wilayah PT PLN (Persero) Rayon PurwokertoKota upaya-upaya yang dilakukan antara lain

    sebagai berikut :

    1. Melaksanakan Inspeksi Jaringan

    2. Mengadakan perambasan pohon di dekat

    jaringan secara berkala

    3. Melakukan Testo Pada Malam Hari

    4. Memperbaiki kulitas dari connector pada

    jumperan

    5. Upgrading Jaringan 1 Phasa menjadi 3

    Phasa

    3.6 Kendala & Problem Solving

    1. Gangguan yang terjadi ada 2 yaitu

    Gangguan Eksternal dan Internal:

    Gangguan internal :1. Komponen dari JTM

    (Jumper Putus, Kawat Putus, Isolator,

    fuselink putus)

    2. Peralatan JTM

    (FCO,ABSW,Arrester,Grounding)

    3. Gardu

    4. Tiang

    Gangguan Eksternal :

    1. Ranting-pohon yang melintang

    pada saluran SUTR

    2. Alam3. Pihak 3/Binatang

    4. Layang-layangan/umbul-umbul

    2. Cara Mengatasinya :

    1. Penghantarnya ditutup dengan

    selubung (Paralon & selang)

    2. Mengganti penghantar AAAC (tanpa

    isolasi) menjadi AAACS (dengan

    setengah isolasi)

    3. Memasang tutup pada Isolator

    IV. PENUTUP

    4.1 Kesimpulan

    1. Operasi jaringan distribusi adalah segala

    kegiatan yang mencakup pengaturan,

    pembagian, pemindahan, dan penyaluran

    tenaga listrik kepada konsumen secepat

    mungkin serta menjamin kelangsungan

    penyaluran/pelayanan.

    2. Sebagai tolok ukur atas keberhasilan pada

    pengoperasian dapat dilihat dari beberapaparameter, yaitu:

    Mutu listrik harus terjaga

    Keandalan penyaluran tenaga listrik

    Keamanan dan keselamatan kerja

    Biaya operasi efisien

    Mempertahankan kepuasan pelanggan

    3. Manuver / manipulasi jaringan distribusi

    adalah serangkaian kegiatan membuat

    modifikasi terhadap operasi normal dari

    jaringan akibat dari adanya gangguan atau

    pekerjaan jaringan yang membutuhkan

    pemadaman tenaga listrik, sehingga dapat

  • 7/16/2019 MAKALAH Tiar (Repaired)

    10/10

    10

    mengurangi daerah pemadaman dan agar

    tetap tercapai kondisi penyaluran tenaga

    listrik yang semaksimal mungkin.

    4. Peralatan Manuver Jaringan Distribusi

    antara lain :

    Pemutus Tenaga (PMT)

    Disconector/ Saklar Pemisah

    ABSW

    LBS

    Recloser

    FCO

    5. Manuver Jaringan Distribusi dilakukan

    karena :

    Karena adanya gangguan

    Karena adanya pemeliharaan terencana

    4.2. Saran

    1. Tingkatkan kegiatan pemeliharaanperalatan dan jaringan agar kontinuitas

    pendistribusian tenaga listrik tetap

    optimal

    2. Agar segera material dan peralatan yang

    diperlukan dalam pekerjaan dilengkapi,

    serta memperbaiki peralatan yang sudah

    rusak atau menggantinya, sehingga

    kinerja pelayanan gangguan dapat

    dilaksanakan dengan aman dan lebih

    cepat.

    3. Bagi karyawan / karyawati di PT PLN

    ( Persero ) Rayon Tegal Kota, semakinsemangat dan meningkatkan kinerja kita

    dalam melaksanakan tugas yang

    dipercayakan.

    4. Tingkatkan kerjasama yang baik dengan

    pihak-pihak ketiga ( Out Sourcing ) yang

    bekerjasama dan telah membantu PT

    PLN ( Persero ) dalam meningkatkan

    pelayanannya kepada pelanggan sehingga

    akan terjadi hubungan yang harmonis

    antara kedua belah pihak.

    V. DAFTAR PUSTAKA

    Marsudi, Djiteng.1990. Operasi Sistem

    Tenaga Listrik. Jakarta.

    Balai Pustaka.

    Perusahaan Listrik Negara.Pedoman Standar

    Konstruksi. 2008.

    Perusahaan Listrik Negara (APJ). Uraian

    Jabatan Karyawan.

    SPLN. 1983.Pola Pengamanan Sistem

    Bagian Tiga Sistem

    Distribusi 6 kV dan 20 kV.

    Jakarta: PT.PLN (Persero)

    PT.PLN(PERSERO) Dist. Jateng &

    DIY,2008. Pedoman

    Standart

    Konstruksi.Semarang:PT.P

    LN (PERSERO) Dist.

    Jateng dan DIY

    BIODATA PENULIS

    Tiar Kusuma Dewi(21060110060051)

    dilahirkan diPurbalingga, 13 Juli

    1992, menempuhseluruh pendidikan

    dari SD sampai SMAdi Purwokerto dan

    saat ini sedangmelanjutkan studi

    Program DIII TeknikElektro Fakultas

    Teknik UniversitasDiponegoro Semarang

    Semarang, Maret 2013

    Mengetahui dan menyetujui,Dosen Pembimbing

    Drs. Iman Setiono, MSi

    NIP.195411301985031004