Majalah Unimed Edisi 6 2013 p...

54

Transcript of Majalah Unimed Edisi 6 2013 p...

1MAJALAH UNIMED

EDISI 6 APRIL - JUNI 2013

2MAJALAH UNIMED

EDISI 6 APRIL - JUNI 2013

3MAJALAH UNIMED

EDISI 6 APRIL - JUNI 2013

4MAJALAH UNIMED

EDISI 6 APRIL - JUNI 2013

5MAJALAH UNIMED

EDISI 6 APRIL - JUNI 2013

6MAJALAH UNIMED

EDISI 6 APRIL - JUNI 2013

HUMAS UNIMED

7MAJALAH UNIMED

EDISI 6 APRIL - JUNI 2013UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

olah Prof. Dr. Tina

Mariany Arifin.

Selanjutnya FBS selama

dua priode dipimpin

oleh Drs. Irwandi, M.Pd

(1999-2003) dan (2003-

2007). Pada tahun 2007

dengan periode kerja

hingga tahun 2011,

Fakultas Bahasa dan

Seni dipimpin oleh

Prof.Dr. Khairil Ansari,

M.Pd. Priode berikutnya

FBS dipimpin oleh Dr.

Isda Pramuniati,

M.Hum. (2011-

sekarang).

Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan

menjadi fakultas yang terbaik dan terkemuka dalam

pembelajaran bahasa dan seni dengan orientasi kepada

lulusan, mutu layanan pendidikan, dan pemenuhan

permintaan pasar kerja/industri dalam konteks lokal,

regional, dan global.

1. Memberikan pelayanan kepada masyarakat dalam

bidang (pengajaran dan pembelajaran) bahasa dan

seni.

2. Menumbuhkan budaya akademik yang kondusif

dalam konteks sosial lokal, nasional, regional, dan

global dengan memberdayakan segala potensi yang

dimiliki.

3. Mendidik tenaga akademik dan/atau profesional

yang bermutu dalam bidang pengajaran bahasa dan

seni.

4. Menghasilkan dan mengembangkan ilmu

pengetahuan dan teknologi dalam bidang

(pengajaran) bahasa dan seni dalam konteks lokal,

nasional, regional, dan global.

Visi

Misi

FAKULTAS BAHASA DAN SENIUNIMED

Fakultas Bahasa dan

Seni (FBS) Universitas

Negeri Medan

kelahirannya sama

dengan berubahnya

FKIP USU menjadi IKIP

Medan pada tangal 23

juni 1963. Pada awalnya

fakultas ini bernama

Fakultas Keguruan

Sastra dan Seni yang

hanya terdiri atas dua

jurusan, yaitu Bahasa

Indonesia dan Bahasa

Inggris. Setelah

berkembang beberapa

tahun mulai muncul

jurusan baru seperti Bahasa Jepang, Seni Musik, Seni

Rupa. Lalu berubahlah nama fakultas ini menjadi

Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni.

Selanjutnya, terjadi pula perubahan (konversi) IKIP

Medan menjadi Universitas Negeri Medan sesuai

dengan SK Presiden No. 124 Tahun 1999 pada tanggal 7

Oktober 1999, maka terjadilah perubahan berikutnya

Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni menjadi Fakultas

Bahasa dan Seni. Fakultas ini tidak hanya mengasuh

program studi kependidikan (DIK) saja tetapi juga

mengasuh Program Studi Nonkependidikan (Nondik)

Sesuai sejarah awal Fakultas Keguruan Sastra dan Seni

dipimpin oleh dekan pertama yaitu Drs. Amandus

Simangunsong (1965-1967). Selanjutnya, dipimpin oleh

Dr. D.P. Tampubolon (1967-1971). Dilanjutkan oleh Dr.

M. Butar-butar (1971-1973). Kemudian dijabat oleh Drs.

Bistok Sirait, M.Sc. (1973-1975). Dilanjutkan selama dua

periode oleh Dr. Mangasa Silitonga (1975-1980).

Kepemimpinan berikutnya dijabat oleh Drs. S.B.P.

Sibuea (1980-1983) dan dilanjutkan oleh Drs. Abubakar

(1983-1986).Kepemimpinan berikutnya dijabat oleh

Prof. Dr. M. Butar-butar (1986-1993). Dilanjutkan Oleh

Drs N.H. Nainggolan (1993-1996). Pada masa sebelum

berubah menjadi FBS Unimed kepemimpinan dijabat

PIMPINAN FAKULTAS BAHASA DAN SENI

Dekan FBS : Dr. Isda Pramuniati, M.Hum.

Pembantu Dekan I : Drs. Zulkifli, M.Sn. (Bidang Akademik)

Pembantu Dekan II : Drs. Basyaruddin, M.Pd. (Bidang Keuangan dan Sarana Prasarana

Pembantu Dekan III : Dr. Daulat Saragih, M.Hum. (Bidang Kemahasiswaan)

Gedung Fakultas Bahasa dan Seni

HUMAS UNIMED

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN8MAJALAH UNIMED

EDISI 6 APRIL - JUNI 2013

Tujuan

RENCANA PENGEMBANGAN JANGKA PANJANG

1. Menghasilkan lulusan dalam bidang ilmu

(pengajaran) bahasa dan seni yang unggul dan

profesional

2. Menghasilkan tenaga akademik dan/atau

propesional dalam bidang (pengajaran) bahasa dan

seni untuk menunjang keefektipan dan keefisienan

pelaksanaan pendidikan.

3. Menghasilkan dan mengembangkan karya

(pembelajaran) bahasa dan seni yang inovatip

produktif untuk memenuhi kebutuhan konteks

sosial lakal, nasional, regional, dan global.

Untuk mengarahkan perkembangannya ke masa

yang akan datang, civitas akademika di Fakultas Bahasa

dan Seni telah merumuskan visi dan misi yang sejalan

dengan visi dan misi Unimed, dan arah prioritas

perkembangan Sumatera Utara di bidang industri,

perdagangan dan pariwisata.

Fakultas Bahasa dan Seni merupakan salah satu

fakultas yang ada di Universitas Negeri Medan,

menaungi 5 Jurusan yaitu :

1. Jurusan Bahasa Indonesia, terdiri dari Prodi

Pendidikan Bahasa Indonesia dan Prodi Bahasa dan

Sastra Indonesia.

2. Jurusan Bahasa dan Sastra Inggris, terdiri dari Prodi

Pendidikan Bahasa Inggris dan Prodi Sastra Inggris.

3. Jurusan Bahasa Asing, terdiri dari Prodi Pendidikan

Bahasa Prancis dan Prodi Pendidikan Bahasa

Jerman.

4. Jurusan Sandratasik, terdiri dari Prodi Pendidikan

Seni Tari dan Prodi Pendidikan Seni Musik.

5. Jurusan Seni Rupa dengan Prodi Pendidikan Seni

Rupa

Meskipun telah memperoleh perluasan mandat

untuk mengelola program studi non-kependidikan, FBS

masih mengutamakan mandat sebagai lembaga

pendidik tenaga kependidikan di samping telah

membuka dua buah program studi baru non-

kependidikan, yaitu program studi Sastra Indonesia dan

Sastra Inggris. Selain itu juga dipersiapkan pembukaan

dua buah program studi baru non-kependidikan, yaitu

program studi seni murni dengan peminatan seni lukis

dan seni patung; dan program studi desain dengan

peminatan utama desain grafis dan desain produk

industri. Pembukaan program studi baru tersebut untuk

mewujudkan visi dan misi Unimed “menjadi universitas

yang unggul di bidang pendidikan, industri, dan

pariwisata”. Jumlah dosen FBS Unimed sebanyak 193

orang, dengan rincian berpendidikan S1 sebanyak 18

orang (19,35%), S2 150 (77,72%), dan S3 25 (12,95%).

(tabel 14). Ini merupakan kekuatan utama FBS. Selama

lima tahun terakhir, jumlah mahasiswa FBS

mengalami kenaikan dari 649 (tahun 2006) menjadi

3.747 (tahun 2011). Meski kuantitas dan kualitas input

menunjukkan kenaikan namun belum cukup

memuaskan. Kualitas input yang kurang memuaskan

tersebut belum sepenuhnya dapat ditindaklanjuti

melalui penumbuhan budaya belajar mandiri.

Akibatnya masa studi dan kualitas lulusan belum

memuaskan terhadap perkembangan kebutuhan

stakeholders. Faktor lain yang belum mendukung

adalah pemanfaatan fasilitas belajar yang belum

optimal disamping aspek kecukupan dan kesesuaian

yang belum memadai.

Dalam kondisi keterbatasan sumber daya, FBS tetap

menunjukkan komitmen yang tinggi dalam meraih

berbagai peluang dan menggerakkan kemajuan

pendidikan di Sumatera Utara dan nasional. Untuk

meningkatkan kualitas guru, sivitas FBS ikut terlibat

dalam sertifikasi guru dalam jabatan, pendidikan guru

dalam jabatan, pendidikan profesi guru, dan

pengembangan industri, budaya, dan pariwisata,

khususnya di Sumatera Utara. Berbagai hibah kompetisi

yang diperoleh telah mendorong FBS untuk mampu

menata efisiensi internal sehingga motivasi dan

kemampuan dosen FBS dalam bidang penelitian,

publikasi ilmiah, penulisan buku, dan menghasilkan

prototipe model pembelajaran menjadi lebih baik.

Pertunjukan Teater dan Musik oleh mahasiswa FBS

7MAJALAH UNIMED

EDISI 6 APRIL - JUNI 2013UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

Tujuan

Standar Kompetensi Lulusan

1. Menghasilkan lulusan yang beriman dan bertaqwa

kepada Tuhan Yang Maha Esa, berjiwa Pancasila,

memiliki integritas dan kepribadian yang tinggi,

bersifat terbuka dan tanggap terhadap perubahan

dan kemajuan ilmu pengetahuan dan masalah yang

dihadapi masyarakat, khususnya yang berkaitan

dengan bidang keahliannya.

2. Menghasilkan lulusan yang profesional, tangguh,

unggul, bermoral, mempunyai jiwa kepemimpinan,

berkemampuan tinggi dan mampu bersaing

ditingkat nasional dalam mengisi kebutuhan segala

aspek serta peranan dalam kegiatan pendidikan,

pengajaran, penelitian dan pengembangan ilmu

pengetahuan dalam bidang MIPA dan yang

berhubungan denganMIPA.

1. Kompeten berfikir logis dan analitis dalam

memecahkan masalah pendidikan, pengajaran, dan

pengembangan pengetahuan dalam bidang

MIPAdengan menggunakan kurikulum MIPAyang

bermutu.

2. Kompeten bekerja mandiri dalam semua aspek

FAKULTAS MATEMATIKADAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

(FMIPA) UNIMED

Visi :

Misi:

Menjadi Fakultas yang unggul dalam bidang

pendidikan, penelitian, dan inovasi bidang MIPA

berstandar nasional dan internasional.

1. Menyelenggarakan pendidikan, pengajaran dan

pengembangan pengetahuan dalam bidang MIPA

yang berkualitas melalui proses pembelajaran

dengan menggunakan kurikulum MIPA yang

bermutu mengikuti standar nasional dan

internasional.

2. Menggalang kemajuan penelitian secara terpadu

dalam semua aspek keilmuan bidang MIPA yang

bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan,

teknologi dan kemasyarakatan.

3. Menyelenggarakan pengabdian kepada masyarakat

dalam bidang pendidikan dan aspek keilmuan

bidang MIPA berlandaskan tanggungjawab sosial

yang besar terhadap kepentingan masyarakat.

4. Menjalin kerjasama secara berkelanjutan dengan

lembaga pendidikan tinggi lain, dunia usaha dan

industri, dan masyarakat dalam bidang pendidikan

dan aspek keilmuan bidang MIPA.

5. Meningkatkan kualitas staf pengajar dari segi

keilmuan, praktek dan metode pengajaran yang

memiliki budaya kerja yang nyaman, tanggap, peduli

dan bertanggung jawab serta berusaha memberikan

pelayanan secara profesional dengan berorientasi

pada kepuasan pelanggan dengan menerapkan

sistem manajemen mutu.

6. Mengembangkan organisasi fakultas yang sehat

sesuai dengan tuntutan zaman serta meningkatkan

kualitas manajemen yang transparan, standar dan

baku yang dapat mendukung kegiatan dan

pelayanan.

PIMPINAN FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

Dekan FMIPA : Prof. Drs. Motlan, M.Sc. Ph.D.

Pembantu Dekan I : Prof. Dr. Herbert Sipahutar, M.Sc. (Bidang Akademik)

Pembantu Dekan II : Prof. Dr. Muktar, M.Pd. (Bidang Keuangan dan Sarana Prasarana

Pembantu Dekan III : Drs. M. Yusuf Nasution, M.Si. (Bidang Kemahasiswaan)

Gedung Fakultas MIPA Unimed

HUMAS UNIMED

keilmuan bidang MIPA yang bermanfaat bagi

pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan

masyarakat.

3. Kompeten mengkomunikasikan ide dan informasi

tentang hasil penelitian maupun pengabdian

kepada masyarakat dalam bidang pendidikan dan

aspek keilmuan bidang MIPA demi kepentingan

masyarakat.

4. Kompeten dalam meningkatkan ilmu pengetahuan

dan keahlian menerapkan konsep-konsep MIPA

untuk menyelesaikan berbagai persoalan dalam

ruang lingkup bidang MIPA secara mandiri.

5. Kompeten menggunakan teknologi komputer dalam

rangka aplikasi ilmu bidang MIPA.

6. Kompeten melakukan evaluasi, analisis data dan

membuat solusi yang efektip untuk mengatasi

masalah yang berkaitan dengan pengembangan

ilmu bidang MIPA.

7. Kompeten merencanakan dan mengorganisasikan

aktivitas

8. Kompeten beradaptasi dengan lingkungan

pekerjaan dan masyarakat.

Saat ini FMIPA UNIMED mengasuh empat jurusan

dan masing-masing jurusan mengasuh dua Program

Studi. Jurusan Matematika dengan Prodi Pendidikan

Matematika dan Prodi Matematika. Jurusan Fisika

terdiri dari Prodi Pendidikan Fisika dan Prodi Fisika.

Jurusan Kimia terdiri dari Prodi Pendidikan Kimia dan

Prodi Kimia. Jurusan Biologi terdiri dari Prodi

Pendidikan Biologi dan Prodi Biologi.

Peningkatan mutu sumber daya manusia (SDM)

merupakan tuntutan globalisasi dalam upaya

mendukung keberhasilan pembangunan nasional.

Untuk meningkatkan SDM berdaya saing global,

pemerintah telah memberi kesempatan kepada

penyelenggara pendidikan untuk perluasan akses

membuka sekolah dengan berbagai jenis kategori

seperti Sekolah Internasional. Sekolah bertaraf

Intemasional (SBI). Sekolah Rintisan Intemasional,

Sekolah Bilingual, dan sejenisnya pada berbagai jenjang

pendidikan. Dalam rangka pemenuhan kebutuhan guru

bidang Matematika dan Ilmu Pengetabuan Alam (MIPA)

yang akan mengajar di Sekolah Menengah (SMP,

SMA/SMK/MA) bertaraf intemasional, maka Fakultas

Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA)

Universitas Negeri Medan (Unimed) sejak tahun

akademik 2008/2009 telah membuka Program Bilingual

dan Kelas Internasional pada 4 (empat) Program Studi

(prodi), yaitu Prodi Pendidikan Matematika, Prodi

Pendidikan Fisika, Prodi Pendidikan Kimia dan Prodi

Pendidikan Biologi. Program Bilingual adalah program

akademik dengan individu yang dapat menggunakan

dua kemampuan bahasa (Indonesia dan Inggris),

memiliki pemahaman yang tinggi mengenai kompetensi

speaking, reading, and writing dalam dua bahasa

Pembelajaran (teaching or reading) bilingual meliputi

penggunaan dua bahasa dalam kegiatan pembelajaran

Jurusan dan Program Studi

Program Bilingual/Kelas Internasional

(teacing and learning instruction). Kelas Intemasional

memiliki fasilitas, sumberdaya, kegiatan akademik, dan

output lulusan berstandar intemasional.

Tujuan umum Program Kelas Intemasional dan

Bilingual FMIPA Unimed adalah untuk memberikan

kesempatan bagi masyarakat menempuh pendidikan

dengan menggunakna fasilitas belajar di Universitas

Negeri Medan sesuai dengan ketentuan Program Kelas

Internasional dan Bilingual FMIPA Unimed. Tujuan

khusus Program Kelas Intemasional dan Bilingual FMIPA

Unimed adalah :

(1) Mencetak calon guru bidang MIPA yang mampu

mengajar di dalam dan di luar negeri, khususnya di

negara-negara Asia Tenggara dan Australia

menggunakan bahasa intemasional,

(2) Mencetak calon guru bidang MIP Ayang mampu

mengajar dan mengembangkan karir pada Sekolah

Internasional. Sekolah Bertaraf Internasional,

Sekolah Rintisan Internasional, Sekolah Bilingual,

dan sejenisnya.

(3) Meningkatkan kemampuan lulusan pada

penguasaan bidang MIPA dan pembelajarannya

untuk dapat melanjutkan studi ke luar negeri.

Rekrutmen calon mahasiswa Program

Bilingual/Kelas internasional FMIPA Unimed dilakukan

melalui seleksi calon mahasiswa yang berlaku di

Unimed, yaitu melalui jalur SNMPTN, dan SLMPTN, di

tambah dengan test TOEFL dimana TOEFL calon

mahasiswa yang bisa diterima adalah minimal 400.

Mahasiswa Program Bilingual / Kelas Internasional

FMlPA Unimed dinyatakan lulus dan memperoleh gelar

dari Universitas Negeri Medan apabila memenuhi

ketentuan yang berlaku di Universitas Negeri Medan

sebagaimana yang program pendidikan pada Program

Reguler. Predikat kelulusan setelah menyelesaikan

program pendidikan pada Program Kelas Internasional

dan Bilingual FMIPA Unimed sesuai dengan predikat

kelulusan Program Reguler. Ijazah dan transkrip nilai

lulusan Program Kelas Internasional dan Bilingual

FMIPA Unimed dibuat dalam Bahasa Indonesia dan

Bahasa Inggris.

HUMAS UNIMED

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN10MAJALAH UNIMED

EDISI 6 APRIL - JUNI 2013

Gedung Laboratorium Fisika FMIPA Unimed

7MAJALAH UNIMED

EDISI 6 APRIL - JUNI 2013UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

kebutuhan dunia usaha dan industri dalam konteks

lokal, nasional, regional dan global (4) menyebarluas-

kan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam bidang

teknik dan kejuruan untuk meningkatkan kualitas

kehidupan masyarakat.

Selain itu, usaha fakultas untuk meningkatkan

kemampuan dosen dalam melaksanakan Tri Darma

Perguruan Tinggi para dosen diberi kesempatan untuk

mengikuti kegiatan-kegiatan yang diadakan secara

berkala dan berkesinambungan seperti lokakarya,

seminar, lokakarya, pelatihan, dan magang. Kegiatan-

kegiatan tersebut dilakukan agar para staf pengajar

selalu mengikuti perkembangan bidang ilmunya serta

dapat meningkatkan mutu pengajarannya.

Tidak hanya staf pengajar, Fakultas Teknik (FT) Unimed

juga memiliki Lab dan Workshop yang tersebar di tiap

Jurusan seperti Lab Pengujian Bangunan dan Studio

Gambar FT, Lab Elektro, Lab Mekatronika, Lab Otmotif,

Lab Boga, Busana Rias serta lab Komputer. Untuk

kurikulumnya sendiri, FT menggunakan pengembangan

Konsep Reseurces Sharing (untuk peningkatan kualitas

lulusan dalam jalur tenaga kependidikan khususnya

dalam penguasaan materi), kemudian Pengembangan

Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) tahun 2005,

Revisi KBK 2005 tahun 2007, dan menggunakan

Pengembangan KBK Sistem Blok tahun 2008 dan

tentunya untuk Peraturan yang diterapkan di FT selalu

mengacu pada peraturan yang dibuat oleh Ditjen Dikti.

FFAKULTAS TEKNIK (FT)UNIMED

Fakultas Teknik (FT) Universitas Negeri Medan

(UNIMED) memiliki visi untuk menjadi fakultas yang

terkemuka dalam pendidikan kejuruan (vocational-

tecnical education) dan teknik (engineering) dengan

orientasi kepada mutu lulusan, mutu layanan

pendidikan yang mengarah pada pemenuhan standar

dunia kerja dan industri.

Serta misi untuk (1) menyelenggarakan pendidikan yang

bermutu dalam ilmu teknik dan pendidikan kejuruan

(2) menyelenggarakan penelitian dalam rangka

engembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam

bidang pendidikan kejuruan dan teknik (3) mengem

bangkan budaya kewirausahaan dan menjalin

kerjasama dengan institusi di dalam dan luar UNIMED

(4) memberikan layanan kepada masyarakat dalam

bidang pendidikan kejuruan dan teknik (5) menumbuh-

kan budaya ilmiah yang kondusif dengan memberdaya-

kan seluruh potensi yang dimiliki (6) membina suasana

akademik dan iklim organisasi yang sehat.

Sedangkan tujuan dari Fakultas Teknik sendiri antara

lain yaitu, (1) menghasilkan lulusan yang bertaqwa

kepada Tuhan Yang Maha Esa dan bermutu dalam

ilmu teknik dan atau pendidikan kejuruan (2)

menghasilkan calon tenaga akademik dan/ atau

kejuruan dalam bidang ilmu teknik dan kejuruan

untuk menunjang keefektif dan keefisien pelaksanaan

pendidikan (3) menghasilkan karya (teknik dan

kejuruan) yang inovatif produktif untuk memenuhi

PIMPINAN FAKULTAS TEKNIK

Dekan FT : Prof. Dr. Abdul Hamid, K. M.Pd.

Pembantu Dekan I : Prof. Dr. Sumarno, M.Pd. (Bidang Akademik)

Pembantu Dekan II : Dr. Nathanael Sitanggang, MPd. (Bidang Keuangan dan Prasarana)

Pembantu Dekan III : Dra. Rosnelli, M.Pd. (Bidang Kemahasiswaan)

HUMAS UNIMED

Gedung Fakultas Teknik Unimed Gedung Laboratorium Teknik Mesin

HUMAS UNIMED

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN12MAJALAH UNIMED

EDISI 6 APRIL - JUNI 2013

yang tinggi dalam kehidupan bermasyarakat khususnya

dalam penerapan pendidikan ilmu sosial dan budaya.

Pada dasarnya pengembangan kebijakan dan

program periode 2006-2010 dilakukan sesuai dengan

evaluasi capaian pada periode sebelumnya. Kebijakan

dan Program FIS-Unimed mengacu pada universitas

yang dibagi menjadi tiga bagian, yakni: (1) pemerataan

dan perluasan akses pendidikan, (2) peningkatan mutu,

relevansi dan daya saing, dan (3) penguatan tata kelola,

akuntabilitas dan pencitraan publik. Ketiga pilar ini

diperluas menjadi 5K, yakni Ketersediaan,

Keterjangkauan, Kualitas, Kesetaraan dan Keterjaminan

untuk memperoleh pekerjaan.

Kebijakan riset kependidikan berlandaskan

kebutuhan riil di sekolah dilakukan untuk memperkaya

bahan ajar bidang kependidikan berupa inovasi-inovasi

dalam pembelajaran. Pengembangan sumber belajar

dan sistem pendidikan yang efektif dan efisien akan

diupayakan dengan melibatkan sivitas akademika

bekerjasama dengan instansi lain yang terkait.

Peningkatan mutu pembelajaran akan bermuara pada

peningkatan kualitas sumberdaya manusia dan

kesejahteraan hidup masyarakat. Sebagai fakultas yang

memiliki jurusan dan prodi yang tidak dimiliki oleh

universitas lain di Sumatera Utara, FIS-Unimed harus

menjadi pusat konsultasi untuk memecahkan masalah-

masalah di bidang pendidikan ilmu sosial dan budaya.

Dosen FIS-Unimed akan didorong untuk menghasilkan

publikasi baik berupa buku atau tulisan yang dimuat di

jurnal nasional/internasional dalam upaya

meningkatkan kualitas pendidikan dan peran serta

pengembangan ilmu oleh FIS-Unimed.

FIS Unimed juga mengambil peran untuk

mengembangkan potensi pariwisata Sumatera Utara

dengan melibatkan dosen dan mahasiswa dari

jurusan/program studi yang relevan. Sektor ini

merupakan penyumbang PAD yang terus mengalami

peningkatan di Sumatera Utara hingga tahun 2005.

FAKULTAS ILMU SOSIALUNIMED

Visi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan (FIS-

Unimed) adalah:

Unggul di bidang pendidikan maksudnya adalah

fakultas beserta program studi yang dinaungi FIS

digerakkan untuk menyelenggarakan pendidikan tinggi

berkualitas untuk menghasilkan calon guru profesional

pada bidang pendidikan ilmu-ilmu sosial dan budaya.

Unggul di bidang ilmu sosial dan budaya maksudnya

adalah bahwa fakultas beserta program studi di

lingkungan FIS mengemban tanggung jawab untuk

menyelenggarakan pendidikan, pengembangan ilmu

sosial dan budaya melalui penelitian, dan penerapan-

nya melalui pengabdian kepada masyarakat.

Keunggulan tersebut diwujudkan melalui

penyelenggaraan pendidikan berkualitas, penelitian

dasar dan terapan yang seimbang berbasis kebutuhan

riil stakeholders dan kepentingan pengembangaan ilmu

pengetahuan, serta pengabdian kepada masyarakat

baik yang bersifat non profit oriented maupun income

generate. Cita-cita ini hanya dapat diwujudkan apabila

segenap sivitas akademika FIS dapat sepenuhnya

berperan baik dalam bidang inovasi pembelajaran,

penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat.

Untuk mewujudkan visi di atas, ditetapkan 4 misi,

yakni: (1) Mengajarkan pendidikan ilmu sosial dan

budaya melalui proses pembelajaran yang berbasis

kompetensi secara profesional, (2) Mengembangkan

ilmu sosial dan budaya melalui kegiatan penelitian

secara individual maupun kelembagaan, (3)

Mengaplikasikan pendidikan ilmu sosial dan budaya

untuk masyarakat luas melalui kegiatan pengabdian dan

kerjasama dengan berbagai kalangan, (4) Mendorong

usaha-usaha penciptaan masyarakat yang agamis,

bermoral, disiplin, profesional, dan memiliki etos kerja

“menjadi fakultas yang unggul dalam pengembangan

pendidikan, ilmu-ilmu sosial dan dan budaya”.

PIMPINAN FAKULTAS ILMU SOSIAL

Dekan FIS : Dr. Restu, M.S.

Pembantu Dekan I : Dra. Nurmala Berutu, M.Pd. (Bidang Akademik)

Pembantu Dekan II : Drs. Sugiharto, M.Si. (Bidang Keuangan dan Sarana Prasarana)

Pembantu Dekan III : Drs. Liber Siagian, M.Si. (Bidang Kemahasiswaan)

Kenaikan sektor ini mencapai 62%, sedang sektor-

sektor lain hanya berkisar 4%. Peningkatan peran FIS-

Unimed bagi pengembangan pariwisata Sumatera

Utara akan terus diupayakan terutama melalui kajian

dosen dan mahasiswa di Jurusan Pendidikan Geografi,

Jurusan Pendidikan Sejarah, dan Prodi Antropologi.

Penyelenggaraan kegiatan pendidikan dilakukan untuk

menghasilkan lulusan yang kompeten sesuai dengan

tuntutan kebutuhan stakeholder. Untuk itu dilakukan

kegiatan pembelajaran, pengembangan kurikulum,

evaluasi hasil belajar, dengan audit mutu akademik

untuk melakukan peningkatan mutu berkelanjutan yang

dikoordinasi oleh Kantor Jaminan Mutu (KJM) Unimed.

Selanjutnya FIS-Unimed akan terus mengembangkan

pendidikan berkualitas untuk menghasilkan tenaga

kependidikan dan pendidikan untuk guru dalam

jabatan. Kegiatan ini dilakukan secara integratif dengan

kegiatan penelitian dan pengabdian kepada

masyarakat.

Penataan kegiatan penelitian diawali dengan

penetapan arah kebijakan berbasis penyelesaian

masalah stakeholder dengan prinsip income generating.

Untuk memperoleh hasil yang optimal, kegiatan ini

dirancang dengan melibatkan potensi sumberdaya

manusia, biaya, serta sarana dan prasarana.

Pembinaan komunitas belajar dan penelitian

diupayakan dengan melibatkan scientific leader yang

kuat, mampu bekerja keras, tekun, teliti, militan,

akademikus sejati, dan memiliki sifat terbuka, jujur,

demokratis, dan kritis. Komunitas ini diarahkan dapat

bekerja sebagai critical mass untuk tujuan elusidasi

masalah sejenis dalam satu payung kerja.

Sesuai dengan rencana Unimed menjadi teaching

dan research institution yang unggul dilakukan atas

komitmen di tingkat pimpinan melalui kebijakan-

kebijakan yang inovatif maka dosen FIS-Unimed

diarahkan untuk melakukan penelitian-penelitian

bidang pendidikan berbasis kebutuhan riil di lapangan.

Hasil penelitian tersebut dapat digunakan untuk

pengembangan pembelajaran berbasis sosio-kultural,

desain dan implementasi penerapan kontrak kuliah,

web-based learning, project-based learning, research-

based learning, critical book report, portofolio

pengajaran, dan manajemen laboratorium. Penelitian

untuk menghasilkan sistem pendidikan yang efektif,

efisien, dan berkualitas juga akan dilakukan untuk

meningkatkan peran Unimed sebagai lembaga

pendidikan tenaga kependidikan (LPTK).

Motto : “Kerjakan sesuatu dengan ikhlas

dan benar”.

Budaya : “Kerja keras, jujur, santun,

koperatif, saling menghargai dan

kompetitif ”.

Komitmen : “Keterwujudan Visi, Keterlaksanaan

Misi, Ketercapaian Tujuan,

Ketepatan sasaran, Kecukupan dan

kesesuaian kebijakan, Keandalan

Program, Kebermaknaan Kegiatan,

Keruntutan Prosedur,

Keberlanjutan Indikator (8K).

13MAJALAH UNIMED

EDISI 6 APRIL - JUNI 2013UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

HUMAS UNIMED

Gedung Fakultas Ilmu Sosial Unimed

HUMAS UNIMED

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN14MAJALAH UNIMED

EDISI 6 APRIL - JUNI 2013

2. Penguatan

kualitas sumber

daya manusia

serta daya

dukung sarana

dan prasarana

secara

berkelanjutan

dalam

menunjang

aktifitas

penelitian dan

pengabdian

masyarakat.

3. Menciptakan

iklim akademik

dan masyarakat

akademik yang

kondusif untuk

pengembangan

ilmu ekonomi,

pendidikan dan

kewirausahaan

4. Menghasilkan

berbagai kerjasama

untuk meningkatkan sarana pelaksanaan tri dharma

peruguruan tinggi.

Sasaran dan strategi pencapaiannya

1. Menghasilkan lulusan yang memiliki jiwa

kewirausahaan, kompeten, kompetitif, profesional,

dan bertanggung jawab (soft skill) dalam penerapan

kompetensi sesuai disiplin ilmunya dengan masa

studi 4 tahun, IPK 3,00 sebanyak 100 %, masa

tunggu mendapatkan pekerjaan 3 bulan

2. Menghasilkan penelitian dan karya pengabdian

kepada masyarakat yang bertarap Nasional

3. Terciptanya kualitas dosen dan staf administrasi

yang memiliki komitmen,etika,integritas dan

akuntabilitas.

4. Menghasilkan jalinan kerjasama yang menghasilkan

income minimal 3 instansi pertahun.

FAKULTAS EKONOMIUNIMED

Visi

Misi

Unggul dalam bidang pendidikan dan ilmu ekonomi

1. Menyelenggarakan proses pembelajaran dalam

bidang pendidikan dan ilmu-ilmu ekonomi berbasis

kompetensi secara profesional.

2. Aktif dalam pengembangan bidang pendidikan dan

ilmu ekonomi melalui penelitian dan pengabdian

pada masyarakat.

3. Menumbuh kembangkan budaya kewirausahaan

dalam kehidupan masyarakat.

4. Aktif bekerjasama dengan Stakeholder untuk

mendorong income generating

Tujuan

1. Menghasilkan sarjana pendidikan ekonomi dan

sarjana ekonomi yang kompeten dan profesional.

PIMPINAN FAKULTAS EKONOMI

Dekan FE : Drs. Kustoro Budiarta, M.E.

Pembantu Dekan I : Drs. Thamrin, M.Si. (Bidang Akademik)

Pembantu Dekan II : Drs. Bangun Napitupulu, M.Si. (Bidang Keuangan dan Prasarana)

Pembantu Dekan III : Drs. Surbakti Karo-karo, M.Si. Ak. (Bidang Kemahasiswaan)swaan)

Gedung Fakultas Ekonomi Unimed

15MAJALAH UNIMED

EDISI 6 APRIL - JUNI 2013UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2. Menerapkan dan mengembangkan Ilmu

Pengetahuan dan Teknologi dalam bidang olahraga

3. Mewujudkan suasana akademik yang kondusif

4. Mewujudkan manajemen organisasi FIK Unimed

yang sehat dan bermutu

5. Menghasilkan karya-karya inovatif dan kreatif dalam

bidang kependidikan dan spotsains

6. Terjalin kerjasama antara FIK Unimed dengan

instansi pemerintah swasta, industri dan pariwisata

Standar Kompetensi Lulusan FIK Unimed :

- Kompetensi Guru Pend. Jasmani

- Kompetensi Pelatih dan Wasit serta Juri Olahraga

- Kompetensi Instruktur Olahraga kesegaran jasmani

dan kesehatan

- Kompetensi Manajer dan Administrasi organisasi

olahraga

- Kompetensi Fisioterapi olahraga

- Kompetensi Manajer olahraga kesehatan dan

olahraga rekreasi

- Kompetensi Masseur olahraga

FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAANUNIMED

Visi

Misi

Tujuan

Mewujudkan Fakultas Ilmu Keolahragaan yang unggul

dalam bidang Pendidikan dan Ilmu Keolahragaan

1. Menyelenggrakan Pendidikan, Penelitian dan

Pengabdian kepada masyarakat

2. Menyelenggarakan pendidikan untuk menghasilkan

sarjana yang berkualitas dan profesional dibidang

Pendidikan Jasmani, Kepelatihan dan Ilmu

Keolahragaan

3. Menyelenggarakan FIK UNIMED sebagai pusat

penelitian Ilmu Keolahragaan di wilayah

Sumatera

4. Menyelenggarakan FIK UNIMED sebagal Pusat

Kajian Prestasi Olahraga wilayah Sumatera

1. Menghasilkan lulusan yang memiliki kompetensi

yang profesional dibidang pendidikan jasmani,

rekreasi, kepelatihan dan Ilmu Keolahragaan

PFAKULTAS FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN

Dekan FIK : Drs. Basyaruddin Daulay, M.Kes.

Pembantu Dekan I : Drs. Suharjo, M.Pd. (Bidang Akademik)

Pembantu Dekan II : Drs. Mesnan, M.Kes. (Bidang Keuangan dan Sarana Prasarana)

Pembantu Dekan III : Dr. Budi Valianto, M.Pd. (Bidang Kemahasiswaan)

HUMAS UNIMED

Gedung Fakultas Fakultas Ilmu Keolahragaan

HUMAS UNIMED

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN16MAJALAH UNIMED

EDISI 6 APRIL - JUNI 2013

sesuai dengan

profesinya.

5. Menguasai dan

melakukan evaluasi,

analisis dan

interpretasi data

untuk

pengembangan

pelaksanaan

program pendidikan

dan pembelajaran.

6. Menguasai kaidah,

norma atau etika

sesuai dengan

bidangnya serta

dapat

mengintegrasikan

dalam segenap

tindakan atau

perbuatan dalam

profesinya.

7. Mampu mengintegrasikan dan mengaplikasikan

temuan-temuan hasil penelitian dalam tugasnya

untuk meningkatkan mutu layanan sesuai dengan

profesinya.

1. Menghasilkan sarjana pendidikan yang kompeten

dan profesional.

2. Memberikan bekal kepada mahasiswa dengan

penguasaan ilmu pendidikan, pembelajaran yang

bermanfaat untuk dirinya dalam kegiatan pelayanan

masyarakat dengan sikap dan perilaku yang sesuai

dengan tata kehidupan bersama.

3. Menciptakan iklim akademik dan masyarakat

akademik yang kondusif untuk pengembangan ilmu

pendidikan, pembelajaran, layanan konseling, dan

pendidikan masyarakat.

Menghasilkan lulusan yang disiplin, profesional, dan

memiliki etos kerja yang tinggi dalam kehidupan

bermasyarakat, khususnya dalam penerapan

pendidikan, pembelajaran, layanan konseling, dan

pendidikan masyarakat.

Tujuan

FAKULTAS ILMU PENDIDIKANUNIMED

Misi

Standar Kompetensi Lulusan

1. Menyelenggarakan proses pembelajaran dalam

bidang pendidikan dan ilmu-ilmu pendidikan

berbasis kompetensi secara profesional.

2. Aktif dalam pengembangan bidang pendidikan dan

ilmu pendidikan lewat jalur internal dan eksternal.

3. Menciptakan atmosfir akademik yang sehat melalui

kegiatan-kegiatan penelitian, keilmuan, dan terapan.

4. Menumbuhkembangkan budaya mutu dalam

pembelajaran, layanan konseling, dan pendidikan

masyarakat.

1. Mampu menyampaikan ide tau gagasan secara

kumulatif secara lisan dan tulisan

2. Mampu memecahkan permasalahan pendidikan

dan pembelajaran dengan pendekatan ilmiah sesuai

dengan bidang keahliannya.

3. Menguasai substansi materi subjek sesuai dengan

bidang keahliannya.

4. Menguasai dan dapat menggunakan teknologi

pendidikan dalam pengembangan tugas pelayanan

PIMPINAN FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

Dekan FIP : Drs. Nasrun, M.S.

Pembantu Dekan I : Prof. Dr. Yusnardi, M.S. (Bidang Akademik)

Pembantu Dekan II : Drs. Aman Simaremare, M.Pd. (Bidang Keuangan dan Prasarana)

Pembantu Dekan III : Drs. Edidon Hutasuhut, M.Pd. (Bidang Kemahasiswaan)

Gedung Fakultas Ilmu Pendidikan Unimed

17MAJALAH UNIMED

EDISI 6 APRIL - JUNI 2013UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

Teknologi Pendidikan diselenggarakan dengan

kerjasama dengan Program Pasca Sarjana

Universitas Negeri Jakarta.

6. Setiap program studi dipimpin oleh seorang Ketua

dan Sekretaris, dan bertanggungjawab kepada

Direktur.

Daftar 12 program studi tersebut sebagai berikut :

SEKOLAH PASCASARJANAUNIMED

Visi :

Misi:

Tujuan

Program Pascasarjana yang unggul dalam pembelajaran

dan penelitian dikalangan LPTK secara nasional dan

diakui secara internasional.

1. Menghasilkan lulusan yang kompeten, profesional

dan memiliki sikap ilmiah yang selaras dengan

perkembangan ipteks.

2. Menghasilkan karya ilmiah yang layak terbit di jurnal

penelitian dan layak diseminarkan di tingkat

nasional dan intemasional.

3. Terwujudnya saling membutuhkan antara

pemangku kepentingan dan program pascasarjana,

4. Dihasilkannya kerjasama yang saling menguntung-

kan antar program pascasarjana dengan pemangku

kepentingan.

1. Menyelenggarakan program-program pendidikan

dan pelatihan untuk mengembangkan sumberdaya

manusia kompetensi baik tingkat knowledge, skill

sampai ke tingkat abilities.

2. Menyelenggarakan pengkajian ilmu pengetahuan

dan teknologi untuk kemajuan umat manusia.

3. Menyelenggarakan kerjasama dengan PPs di

berbagai perguruan tinggi dalam bentuk

penyelenggaraan pendidikan dan penelitian,

Kerjasama juga dilakukan dengan pemerintah dan

swasta dalam bidang penelitian dan pelatihan.

4. Secara Struktural PPs berada di bawah Rektor, PPs

dipimpin oleh seorang Direktur dan dibantu dua

orang asisten, yang masing-masing membawahi

bidang akademik dan bidang administrasil

keuangan.

5. Saat ini Program Pasca Sarjana Unimed memiliki 12

program studi, terdiri dari 10 (sepuluh) program S2,

dan 2 program S3, S2 keseluruhan diselenggarakan

secara mandiri. Program S3 Manajemen Pendidikan

diselenggarakan secara mandiri, sedang S3

PIMPINAN SEKOLAH PASCASARJANA

Direktur PPs : Prof. Dr. Abdul Muin Sibuea, M.Pd.

Asdir I : Dr. Arif Rahman, M.Pd.

Asdir II : Prof. Dr. Sahat Siagian, M.Pd.

HUMAS UNIMED

HUMAS UNIMED

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN18MAJALAH UNIMED

EDISI 6 APRIL - JUNI 2013

yang muncul akibat dinamika dan perubahan tata nilai

masyarakat. Pengembangan SDM dilakukan agar

masyarakat memiliki kesiapan dalam menghadapi

persaingan hidup yang semakin kompetitif.

Lembaga Pengabdian kepada Masyarakat

Universitas Negeri Medan (LPM Unimed) pada awalnya

disebut Pengabdian Pada Masyarakat pada masa

Institut

Keguruan dan

Ilmu

Pendidikan

(IKIP) Medan.

Ketika itu LPM

merupakan

bahagian dari

Lembaga

Penelitian IKIP

Medan.

Pengabdian

Pada

Masyarakat

dipindahkan

dari Lembaga

Penelitian

pada tahun

1978

berdasarkan

surat Rektor

IKIP Medan Nomor: 3033/UU/Rek/7/IKIP/78, tanggal 27

Juli 1978. Sesuai dengan Keputusan Presiden Republik

Indonesia Nomor: 124 Tahun 1999, tanggal 7 Oktober

1999 tentang perubahan IKIP Medan menjadi

Universitas Negeri Medan (UNIMED) maka dengan

sendirinya Lembaga Pengabdian kepada Masyarakat

IKIP Medan atau LPM IKIP Medan juga berganti nama

menjadi Lembaga Pengabdian kepada Masyarakat

Universitas Negeri Medan (LPM UNIMED). Perubahan

ini sekaligus merubah visi, misi, dan tujuan Lembaga

Pengabdian kepada Masyarakat (LPM) UNIMED yang

tertuang dalam Keputusan Menteri Pendidikan dan

Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 271/0/1999

tanggal 14 Oktober 1999 tentang Organisasi Tata kerja

Visi, Misi, dan Tujuan

LEMBAGA PENGABDIANKEPADA MASYARAKAT

UNIMEDPeranan perguruan tinggi dalam mengatasi

permasalahan yang terjadi di masyarakat adalah

dengan menerapkan ilmu pengetahuan, teknologi,

dan/atau seni dalam upaya meningkatkan taraf hidup

masyarakat dan membantu masyarakat memiliki daya

saing. Upaya tersebut seharusnya dilakukan oleh civitas

academica melalui kegiatan pengabdian kepada

masyarakat sebagai salah satu dari Tri Dharma

perguruan tinggi. Kegiatan pengabdian kepada

masyarakat di

Universitas

Negeri Medan

(Unimed)

dikoordinasik

an oleh

Lembaga

Pengabdian

Kepada

Masyarakat.

Unimed

memiliki

sumber daya

peralatan dan

sumber daya

manusia

(SDM) yang

memungkinka

n untuk

membantu

masyarakat,

dunia usaha, dan dunia industri untuk meningkatkan

daya saing. Sumber daya manusia yang ada diupayakan

untuk menghasilkan pengetahuan baru untuk

meningkatkan daya saing bangsa, dan mengadaptasi

pengetahuan yang telah ditemukan untuk mendukung

daya saing dan kesejahteraan masyarakat. Lembaga

Pengabdian Kepada masyarakat Universitas Negeri

Medan berupaya meningkatkan peran dalam

memfasilitasi dan memberdayakan warga kampus

untuk melakukan pengabdian kepada masyarakat

secara tepat sasaran dengan mempertimbangkan

kearifan lokal. Upaya yang dilakukan oleh LPM Unimed

dalam pembinaan masyarakat adalah mempercepat

upaya peningkatan kemampuan SDM menggunakan

IPTEKS Inovatif maupun memecahkan permasalahan

Gedung LPM Unimed

19MAJALAH UNIMED

EDISI 6 APRIL - JUNI 2013UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

HUMAS UNIMED

Universitas Negeri Medan.

Dalam Peraturan Pemerintah No. 60 tahun 1999

pasal 44 dinyatakan bahwa: (1) Pengabdian kepada

masyarakat dilaksanakan oleh perguruan tinggi melalui

lembaga pengabdian kepada masyarakat, fakultas,

pusat penelitian, jurusan, laboratorium, kelompok dan

perorangan; (2) LPM merupakan unsur pelaksana di

lingkungan perguruan tinggi untuk menyelenggarakan

kegiatan pengabdian kepada masyarakat dan ikut

mengusahakan sumber daya yang diperlukan,

mengusahakan serta mengendalikan administrasi

sumber daya yang diperlukan. Ayat 1 dan 2 Peraturan

Pemerintah tersebut mengandung makna bahwa

dalam menjalankan fungsi dan tugasnya sistem yang

ada di LPM harus berfungsi dengan baik yang

memungkinkan unsur-unsur pelaksana pengabdian itu

seperti fakultas, pusat penelitian, jurusan,

laboratorium/bengkel/sanggar, kelompok dan

perorangan bersinergi dengan LPM. Dengan demikian,

sejalan dengan fungsinya sebagai pengedali

administrasi pengabdian kepada masyarakat di tingkat

perguruan tinggi, LPM menjadi pintu gerbang sekaligus

muara bagi pengelolaan pengabdian masyarakat

tersebut.

Dalam menjalankan fungsi dan tugasnya, Lembaga

Pengabdian Masyarakat Unimed selama ini memiliki

struktur organisasi kelembagaan yang unsur-unsurnya

terdiri atas: pimpinan, koordinator program dan tenaga

administrasi. LPM Unimed dipimpin oleh ketua LPM

dan untuk menjalankan tugasnya dibantu oleh seorang

sekretaris LPM.

Berdasarkan visi dan misi tersebut Lembaga

Pengabdian kepada Masyarakat (LPM) UNIMED

mempunyai fungsi:

1. Menerapkan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni.

2. Meningkatkan relevansi program UNIMED dengan

kebutuhan masyarakat.

3. Memberikan bantuan kepada masyarakat dalam

bentuk pendidikan dan pelatihan, dan

pengembangan sumber daya manusia.

4. Merencanakan dan melaksanakan pengembangan

pola dan konsepsi pembangunan nasional, wilayah

dan daerah.

5. Memberikan pelayanan klinik konsultasi bisnis dan

penempatan kerja.

6. Melaksanakan urusan ketatausahaan.

Sasaran kegiatan pengabdian kepada masyarakat

yang dikordinasi melalui LPM Unimed pada Rencana

Strategis (Renstra) 2012 – 2015 sebagai berikut:

1. Tersedia teknologi tepat guna (TTG) yang

bermanfaat bagi peningkatan daya saing masyarakat

FUNGSI

SASARAN

2. Tersedia layanan masyarakat pendidikan berbasis

penelitian dan inovasi

3. Dosen dan mahasiswa terlibat dalam kegiatan

pengabdian kepada masyarakat berbasis IPTEKS

4. Tersedia solusi efektif untuk mengatasi

permasalahan masyarakat

5. Tersedia layanan untuk pengembangan kemampuan

kewirausahaan mahasiswa dan/atau masyarakat

LPM Unimed telah bekerjasama dengan beberapa

sekolah dalam kegiatan peningkatan kemampuan guru

dan siswa dalam menyelesaikan soal olimpiade sains.

Selanjutnya LPM Unimed juga melakukan

Pengembangan Budaya Kewirausahaan yang

merupakan kegiatan untuk mengembangkan budaya

kewirausahaan di kalangan sivitas akademika perguruan

tinggi dan masyarakat sekitar/desa binaan. Berbagai

kegiatan yang telah dilakukan antara lain: Kuliah

Kewirausahaan, Magang Kewirausahaan, Kuliah Kerja

Usaha, Inkubator Wirausahawan Baru, dan Konsultasi

Bisnis dan Penempatan Kerja. Aktivitas lain yang juga

telah dilakukan oleh LPM Unimed adalah

Pengembangan dan Penerapan Hasil Penelitian yang

telah dilakukan oleh dosen. Telah dilakukan rekayasa

metoda mengajar dan penciptaan alat-alat peraga yang

relevan dengan sosial budaya anak didik di Sumatera

Utara misalnya, dapat dikembangkan melalui kegiatan-

kegiatan penelitian dengan pendekatan Research and

Development. Unimed juga telah melakukan

pengembangan dan penerapan hasil penelitian berupa

penelitian Kaji Tindak (Action Research). Unimed juga

telah melakukan pembinaan guru dalam melaksanakan

Penelitian Tindakan Kelas dalam upaya pengembangan

profesionalisme guru.

Pada tahun 2012, LPM Unimed melakukan

kerjasama dengan Pertamina dalam sebagai Corporate

Social Responsibility (CSR) dalam pembinaan guru dan

kegiatan Social Mapping untuk peningkatan

kemandirian dan kesejahteraan masyarakat di kota

Pematang Siantar, Belawan, dan Tandem. LPM Unimed

juga membantu Direktorat Pembinaan Sekolah Dasar

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud)

dalam melakukan survey SD yang rusak dalam Program

Gerakan Nasional Penuntasan Rehabilitasi Ruang Kelas

Rusak Berat SD dan SMP. Survey dilakukan dengan

sumberdaya manusia yang tersedia di jurusan Teknik

Bangunan, Fakultas Teknik Unimed. Pada tahun yang

sama, LPM Unimed juga dipercaya untuk melakukan

Benchmarking Perbandingan Pembiayaan Pendidikan

dengan Thailand, Korea Selatan, China dan Malaysia

yang dibiayai oleh Direktorat Jenderal Pendidikan

Menengah Kemdikbud. Selain itu, juga dilakukan

kegiatan peningkatan mutu pendidikan di seluruh

kabupaten/kota yang ada di Sumatera Utara dengan

dana dari DP2M Dikti Kemdikbud.

HUMAS UNIMED

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN20MAJALAH UNIMED

EDISI 6 APRIL - JUNI 2013

beberapa program kerja, tema payung penelitian, dan

sasaran serta indikator kinerja untuk memicu

kreativitas dosen dan mahasiswa dalam melakukan

penelitian yang bermutu dan mampu memperoleh

HaKI. Lembaga penelitian Unimed berusaha

meningkatkan peran dan fungsinya dalam memfasilitasi

dan memberdayakan dosen untuk melakukan

penelitian inovatif yang mempertimbangkan kearifan

lokal serta pengabdian masyarakat yang tepat sasaran.

Rencana Induk Pengembangan Pelitian Universitas

Negeri Medan merupakan arahan kebijakan dan

pengambilan keputusan dalam pengelolaan penelitian

institusi dalam jangka waktu 5 tahunan. Rencana Induk

Penelitian disusun berdasarkan Renstra Unimed,

Renstra Lembaga Penelitian Unimed, Program

Unggulan Unimed (13 Program Terobosan), dan Grand

Desain 2011-2025. Unimed telah menetapkan payung

dan tema penelitian, sedangkan Pusat Penelitian dan

Kelompok Dosen Bidang Keahlian diminta untuk

mengembangkan roadmap penelitian. Berdasarkan visi

dan misi institusi, lembaga penelitian Unimed

menetapkan tiga bidang penelitian , yakni: penelitian

bidang pendidikan, penelitian rekayasa industry, dan

penelitian rekayasa budaya/pariwisata. Penelitian

unggulan bidang pendidikan adalah pendidikan

karakter, sedangkan penelitian unggulan bidang

rekayasa industri terkait dengan sains, teknologi, dan

lingkungan disesuaikan dengan agenda riset nasional

serta kompetensi peneliti yang dimiliki Unimed, yakni:

energi baru dan terbarukan, penelitian bibit unggul

untuk ketahanan pangan, material canggih/nano

material, rekayasa mesin pertanian. Dalam bidang

ekonomi dilakukan penelitian pengembangan UMKM.

Penelitian tentang rekayasa budaya dan pariwisata

dilakukan oleh peneliti seni dan peneliti bahasa,

terutama terkait seni dan budaya lokal Sumatera Utara.

LEMBAGA PENELITIANUNIMED

Visi Universitas Negeri Medan (Unimed) adalah menjadi

Universitas yang Unggul di Bidang Pendidikan, Rekayasa

Industri dan Budaya, dan misi, yakni: (1) menyeleng-

garakan pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada

masyarakat, (2) mengembangkan Unimed menjadi

teaching and research institution yang unggul, (3) me-

ngembangkan budaya kewirausahaan, (4) menumbuh-

kan budaya ilmiah di kalangan warga Unimed, dan (5)

membina suasana akademik dan iklim organisasi yang

sehat. Untuk mewujudkan keseluruhan misi di atas

Lembaga Penelitian telah menyusun Rencana Induk

Penelitian (RIP) Unimed dengan berbagai taget

capayan. Sehingga visi Lembaga Penelitian dirumuskan

sebagai berikut: “Lembaga Yang Unggul Dalam Bidang

Penelitian, Pengembangan dan Inovasi”.

Misi Lembaga Penelitian Universitas Negeri Medan

adalah

1. Menyelenggarakan kegiatan penelitian dan

pengembangan dalam bidang pendidikan, rekayasa

industri, dan budaya.

2. Memfasilitasi dan menyelenggarakan peningkatan

kemampuan dalam bidang penelitian,

pengembangan, inovasi, dan publikasi ilmiah.

3. Menyelenggarakan pembinaan dan evaluasi

penelitian bermutu.

4. Memfasilitasi pembentukan jaringan kerjasama

penelitian dengan dunia akademik, dunia usaha,

lembaga pemerintah dan institusi lainnya melalui

pola-pola kemitraan.

Sedangkan tujuan Lembaga Penelitian yang ingin

dicapai oleh Lembaga Penelitian Unimed adalah:

1. Menghasilkan penelitian dan pengembangan

berkualitas sebagai solusi bagi permasalahan

stakeholder dalam bidang akademik dan non

akademik.

2. Menghasilkan karya ilmiah yang dapat

dipergunakan untuk peningkatan kualitas

pendidikan dan pengabdian pada masyarakat.

3. Menghasilkan karya inovatif berbasis penelitian dan

pengembangan yang dapat meningkatkan citra dan

reputasi Unimed.

4. Menghasilkan jasa/produk penelitian dan

pengembangan yang dapat dipergunakan untuk

income generate.

Beberapa tujuan dapat dicapai, namun indicator

pencapaian masih taraf minimal. Beberapa indicator

seperti capaian HaKI belum diperoleh sampai akhir

tahun 2012. Untuk mendukung percepatan pencapaian

tujuan, Lembaga Penelitian (Lemlit) menetapkan

21MAJALAH UNIMED

EDISI 6 APRIL - JUNI 2013UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

Waktu Pelayanan

Sistem Pelayanan

Peminjaman

Layanan Jurnal On Line

Lain-Lain

1. Perpustakaan Pusat

Senin - Jum'at : 08.00-17.00WIB

Sabtu : 08.30 15.00WIB

2. Ruang Baca Perpustakaan di Fakultas Sesuai dengan

jam kerja.

1. Pelayanan Terbuka, ialah perpustakaan yang

membolehkan pengguna perpustakaan mengambil

sendiri bahan pustaka yang diperlukan (koleksi

standar, koleksi tandon, buku rujukan,

majalah).

2. Pelayanan Tertutup, ialah

perpustakaan yang tidak membolehkan

pengguna perpustakaan mengambil

sendiri bahan pustaka yang diperlukan

(tesis dan

karya ilmiah, koleksi audio visual).

1. Peminjaman dilakukan di meja

Sirkulasi dengan menunjukkan Kartu

Perpustakaan yang masih berlaku.

2. Koleksi teks book dapat dipinjam sebanyak 2 (dua)

eksemplar selama 2 (dua) minggu.

3. Koleksi tandonlreserve book dapat dipinjam

sebanyak 2 (dua) eksemplar untuk jangka waktu

satu hari.

4. Peminjaman dapat diperpanjang 2 (dua) kali.

5. Keterlambatan pengembalian pinjamam dikenakan

denda Rp.500,- per hari per buku untuk semua

koleksi.

6. Bagi peminjam yang tidak membawa kartu anggota

tidak akan dilayani.

Menyediakan layanan on line jumal ProQuets dan

lainnya yang dapat diakses

melalui internet.

1. Tersedia fasilitas jasa Wartel, Fotocopy, Kantin,

Internet

2. Pelayanan Audio visual pada UPT Perpustakaan

UNIMED tersedia berupa kaset., CD-ROM dan data

Digital

3. Bimbingan pengguna dapat dilakukan secara

perorangan atau kelompok.

4. Menyediakan informasi IPTEKikeIjasama dengan

KMNRT dan grey literature dalam bentuk digital.

PERPUSTAKAAN UNIMEDPerpustakaan sebagai sumber informasi mempunyai

tugas mengumpul,mengolah dan menyebarluaskan

informasi agar dapat dimanfaatkan oleh pemakai

semaksimal mungkin.

UPT Perpustakaan UNIMED, sebagai unit pelayanan

teknis, mempunyai tugas menyediakan informasi bagi

kebutuhan sivitas akademika UNIMED.

Perpustakaan UNIMED memiliki koleksi lebih dari

149.364 eksemplar dalam berbagai disiplin ilmu. Luas

gedung 3000 m' yang terdiri dari 3 (tiga) lantai dengan

kapasitas 400 tempat duduk.

Lantai I : Ruang Kepala, Tata Usaha, Pengembalian

Buku, Ruang Belajar dosen, Gudang, Lobby,

Penitipan Tas/locker, Wartel, kantin,

Fotocopy, R. Sholat, WiFi, Toilet

Lantai II : Ruang Pengolahan, Pengadaan, penjilidan,

Server, Automasi, bagian peminjaman,

Ruang Baca, Koleksi buku /teks, Toilet.

Lantai III : Audio Visual & Koleksi Digital, Ruang koleksi

Berkala/Majalah/Jurnal/ Koran, Skripsi/Tesis

dan Karya Ilmiah, Koleksi Rujukan, Koleksi

Reserve Book/Tandon

Susunan koleksi berdasarkan klasifikasi DDC.

Terbitan Berkala disusun menurut abjad Judul.

000 - Karya Umum

100 - Filsafat dan psikologi

200 - Agama

300 - Ilrnu-ilmu Sosial

400 - Bahasa

500 - Ilmu-ilmu Murni (pasti/Alam)

600 - Ilmu-ilmu Terapan (Teknologi)

700 - Kesenian, hiburan, olahraga

800 - Kesusasteraan

900 - Geografi dan Sejarah umum

Untuk menemukan koleksi, perpustakaan menyediakan

sarana penelusuran katalog on-line yaitu OPAC (On Line

Public Access Catalogue).

Klasifikasi DDC diberikan sebagai berikut:

HUMAS UNIMED

Gedung Perpustakaan Unimed yang baru

HUMAS UNIMED

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN22MAJALAH UNIMED

EDISI 6 APRIL - JUNI 2013

berdasarkan SK Rektor Unimed Nomor

028/H33.KEP/KP/2008 tentang Pembentukan dan

Pengangkatan Kepala Pusham Unimed tanggal 31

Januari 2008 secara resmi Pusham Unimed lahir di

bawah kepemimpinan Majda El Muhtaj.

Secara berturut-turut SK Rektor Unimed juga

mengalami perubahan beberapa kali, yakni pertama SK

Rektor Unimed Nomor 0069/H33.KEP/KP/2010 tentang

Pengangkatan Personil Pengelola Pusat Studi Hak Asasi

Manusia (PUSHAM) Lembaga Penelitian Universitas

Negeri Medan; dan terakhir SK Rektor Unimed Nomor

0006/H.33.KEP/KP/2011 tentang Personil Pengelola

Pusat Studi Hak Asasi Manusia (PUSHAM) Lembaga

Penelitian Universitas Negeri Medan.

Menjadi pusat data, informasi dan dokumentasi dalam

kajian, penelitian dan pendidikan HAM di Sumatera

Utara.

1. Mendukung pencapaian visi dan misi Unimed

melalui penyelenggaraan kajian, penelitian dan

pendidikan HAM.

2. Meningkatkan kualitas dan kuantitas penulisan dan

penelitian ilmiah bidang HAM di Unimed.

Mewujudkan Pusham Unimed sebagai pusat studi

data, informasi dan dokumentasi dalam kajian,

penelitian dan pendidikan HAM dalam kerangka

menjawab perkembangan ilmu pengetahuan dan

perubahan sosial masyarakat.

Untuk mendukung pencapaian tujuan tersebut,

Pusham Unimed menetapkan beberapa program

pengembangan sebagai berikut:

1. Penguatan kemampuan personalia dan

kelembagaan Pusham Unimed

2. Penguatan infrastruktur sebagai pusat data dan

dokumentasi kajian dan pendidikan HAM di

Sumatera Utara

3. Peningkatan keterlibatan dalam upaya-upaya

diseminasi, edukasi dan advokasi HAM baik lokal,

nasional maupun internasional;

Peningkatan kualitas penerbitan atas hasil-hasil

penulisan dan penelitian ilmiah di bidang HAM.

Visi

Misi

Tujuan & Program Pengembangan

a. Tujuan

b. Program Pengembangan

PUSAT STUDI SEJARAHDAN ILMU-ILMU SOSIAL

(PUSSIS) UNIMEDRiwayat Singkat

Dalam perkembangannya, pusat-pusat studi hak

asasi manusia di banyak universitas, baik di dalam

muapun luar negeri, telah menjadi fenomena menarik.

Dengan hadirnya pusat-pusat kajian HAM

melambangkan kehadiran dan peran aktual perguruan

tinggi dalam merespon dan merancang konstruk kajian

hak asasi manusia (HAM) berdasarkan prinsip-prinsip

universal HAM. Perkembangan ini menjadi menarik

ketika keterlibatan pusat-pusat kajian HAM di

perguruan tinggi dirasakan membawa implikasi positif

bagi arah perkembangan kemajuan dalam upaya

penghormatan dan perlindungan HAM di seluruh

dunia, khususnya di Indonesia.

Pusat Studi HAM Universitas Negeri Medan

(Pusham Unimed) hadir sebagai bagian nyata dari

kesadaran dan kepedulian dalam upaya memenuhi

kebutuhan dan kepentingan untuk memajukan dan

meningkatkan budaya penghormatan dan perlindungan

HAM di Indonesia, khususnya di Sumatera Utara.

Sebagai salah satu unit pelaksana tugas akademis,

Pusham Unimed berperan melakukan pengkajian

(study) dan penelitian (research) dalam lingkup kajian

dan pendidikan HAM.

Sejarah kelahiran Pusham Unimed tidak bisa

dipisahkan dari Jurusan Pendidikan Pancasila dan

Kewarganegaraan Fakultas Ilmu Sosial (PPKn FIS)

Unimed. Pada Sabtu 15 Desember 2007, komunitas

dosen muda FIS Unimed menyelenggarakan Seminar

Nasional bertajuk HAK ASASI MANUSIA UNTUK SEMUA;

REFLEKSI 59 TAHUN DUHAM PBB. Seminar tersebut

menghadirkan narasumber Prof. Harkristuti

Harkrisnowo, Ph.D (Direktur Jenderal HAM Departemen

Hukum dan HAM RI), Ifdhal Kasim (Ketua Komnas HAM

RI) dan Suparman Marzuki (Direktur Eksekutif Pusham

UII Yogyakarta), dan Majda El Muhtaj (Dosen PPK-n FIS

Unimed).

Seminar itu dihadiri dan dibuka secara resmi oleh

Rektor Unimed Bapak Prof.Dr. Syawal Gultom.

Keinginan yang cukup kuat untuk mendirikan Pusham

ternyata disambut baik oleh pimpinan Unimed. Pada

saat pembukaan seminar, Rektor Unimed menegaskan

dukungannya bahwa ”Pusham Unimed harus muncul

dan berdiri di Unimed.” Sambutan Rektor ini

memberikan semangat baru bagi keluarga besar FIS

Unimed sekaligus mendapatkan dukungan penuh dari

Direktorat Jenderal HAM Departemen Hukum dan HAM

RI dan komunitas Pusham se-Indonesia. Maka

23MAJALAH UNIMED

EDISI 6 APRIL - JUNI 2013UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

Visi

Misi

Motto

Budaya

Visi Humas Unimed adalah Menjadi pelayan dan

penyedia informasi bagi publik internal dan eksternal

Unimed.

Misi Humas Unimed adalah Memberikan informasi

yang akurat, tepat dan komprehensif dalam menunjang

Tridharma Perguruan Tinggi serta mendorong

tercapainya visi Unimed.

Motto Humas Unimed adalah “Menyampaikan

Informasi dengan benar, akurat dan efektif”

Budaya Humas Unimed adalah “Kerja keras, jujur,

santun, koperatif, saling menghargai dan kompetitif”

Selama lima tahun terakhir, Humas Unimed sangat

aktif dalam mengikuti berbagai kegiatan Kehumasan

dalam tingkat regional dan nasional. Humas Unimed

sudah bergabung dan aktif dalam Badan Koordinasi

Kehumasan Pemerintah, Forum Komunikasi Humas

Perguruan Tinggi dan BakoRhumas Pemerintah

Sumatera Utara. Keaktifan Humas Unimed dalam

berbagai kegiatan dan organisasi kehumasan tersebut

akan membantu dalam penyusunan Grand Design demi

terwujudnya undang-undang keterbukaan informasi

publik.

Dalam kondisi keterbatasan sumber daya, Humas

Unimed tetap akan menunjukkan komitmen yang tinggi

dalam meraih berbagai peluang, seperti mampu

bekerja sama dengan baik dan produktif dengan

Kehumasan Pemerintah, Perguruan Tinggi lain dan

Mediam massa lokal dan nasional dalam mendukung

ketercapaiannya visi dan misi Unimed kedepan.

Beberapa permasalahan terkait manajemen SDM,

keuangan dan asset serta system informasi juga masih

di alami oleh Humas Unimed. Permasalah manajemen

sumber daya manusia adalah penempatan dan

pengembangan sumber daya manusia belum sepenuh-

nya relevan dengan kebutuhan. SDM belum relevan

(ditinjau dari aspek kecukupan dan kesesuaian keahli-

an), system manajemen SDM belum sepenuhnya sesuai

dengan prinsip efisiensi, dan sistem penyampaian

informasi belum menggunakan media online (internet).

HUMAS UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

Humas Universitas Negeri Medan adalah

salah satu unit yang ada di Unimed yang

berperan dalam bidang kehumasan.

Humas merupakan unit garda terdepan dalam

memberikan pelayanan publik dalam hal informasi

kepada pihak internal dan eksternal. Humas Unimed

dengan visi menjadi pelayan dan penyedia informasi

bagi publik internal dan eksternal Unimed dengan

berbagai rancangan program kerja yang akan

dilaksanakan dalam menunjang kemajuan dan

keakuratan dalam penyampaian informasi.

Universitas Negeri Medan sebagai Perguruan Tinggi,

di era kompetisi, tentunya harus mampu bersaing agar

tetap bisa meraup mahasiswa sesuai kapasitas yang

ada, tidak lagi mengandalkan uang subsidi pemerintah

dalam mengelola, akan tetapi dituntut untuk mandiri,

setidaknya ini berdampak terhadap uang kuliah calon

mahasiswa yang cukup mahal. Citra dan reputasi

perguruan tinggi dibangun melalui kegiatan public

relations (humas), karena humas semakin tidak bisa

dicegah kehadirannya untuk kepentingan organisasi

baik itu organisasi komersial (perusahaan) atau

nonkomersial (perusahaan nirlaba). Aktivitas humas

sehari-hari adalah menyelenggarakan komunikasi

timbal balik (two way communication) antara organisasi

dan publiknya, yang bertujuan untuk menciptakan

saling pengertian dan dukungan bagi tercapainya suatu

tujuan tertentu, kebijakan, kegiatan produksi barang

atau pelayanan jasa, dan sebagainya, demi kemajuan

dan reputasi positif organisasi. Jadi kegiatan

Kehumasan tersebut sangat erat hubungannya dengan

pembentukan opini publik dan perubahan sikap

masyarakat.

Humas Unimed sebagai bagian yang tidak

terpisahkan dalam paradigma pendidikan tinggi itu,

bertugas untuk memberikan laporan dan penjelasan

kepada masyarakat luas. Dalam pelaksanaannya,

Humas Unimed telah melakukan berbagai kegiatan

seperti press release, penyediaan sumber informasi

bagi civitas akademika Unimed, peliputan berbagai

kegiatan, Penerbitan Buletin Humas Unimed, Pelatihan-

pelatihan Kehumasan dan kegiatan lainnya dalam

mendukung tercapainya visi, misi dan tujuan Unimed.

Adapun visi dan misi humas Unimed antara lain:

HUMAS UNIMED

Rencana UKT di Unimed Pemberlakuan

UKT hanya untuk mahasiswa baru S1

dan D-3 Reguler. Tahun 2013/2014.

Pembayaran tunggal seluruh biaya kuliah dalam

satu kali pembayaran Uang Kuliah Persemester.

Mengklasifikasi mahasiswa ke dalam lima

kategori besaran uang kuliah berdasarkan

kemampuan ekonomis berdasarkan indikator

tertentu. Kemampuan ekonomis diturunkan

dari indikator-indikator tertentu.

Menindaklanjuti Undang-Undang No. 12 tahun

2012 pasal 88 Pemerintah memberikan BOPTN

(bantuan operasional perguruan tinggi Negeri)

untuk membantu biaya operasional sehubungan

pemberlakuan UKT. Sesdirjen telah memberikan

persetujuan penggolongan rentang tarif UKT

Unimed Tahun 2013.

Hasil Perhitungan Unit Cost Unimed 2012 rata-

rata per mahasiswa sampai lulus memerlukan

dana dana sebesar Rp 67.800.000 atau Rp

8.475.000 per semester untuk membiayai

pengeluaran sebagai berikut :

- Biaya Langsung : Sumber Daya Manusia,

Bahan Habis Pakai, Depresiasi Sarana,

Depresiasi Gedung.

- Biaya Tidak Langsung : Biaya Operasional,

Biaya Pemeliharaan, dan Kegiatan Lain

Berdasarkan data historis pembayaran SPP,

uang pratikum, dan uang lainnya, mahasiswa

sampai lulus rata- rata hanya Rp 8.391.500

atau Rp 1.048.937/Semester. Kesimpulannya

Pemerintah menanggung dana 87,62% (Rp

7.426.063,- / Rp 8.475.000,-) dan

mahasiswa/masyarakat menanggung 12,38%

(Rp 1.048.937,- / Rp 8.475.000,-). Tarif UKT

yang akan diberlakukan di Unimed terdiri dari

beberapa kategori yakni : kategori tidak mampu

Rp. 500.000,-, kategori tidak mampu Rp.

750.000,-, kategori cukup mampu Rp.

1.050.000,-, kategori mampu Rp. 1.250.000,-,

dan kategori sangat mampu Rp. 1.600.000,-.

UANG KULIAH TUNGGALAKAN DIBERLAKUKAN DI UNIMEDT.A 2013/2014

HUMAS UNIMED

24MAJALAH UNIMED

EDISI 6 APRIL - JUNI 2013

25MAJALAH UNIMED

EDISI 6 APRIL - JUNI 2013

Sembilan belas SMP dan SMA/SMK se-kota

Medan, pada hari Kamis tanggal 23/5/2013,

mengikuti lomba tari yang diselenggarakan pihak

Fakultas Bahasa dan Seni (FBS) Unimed kerjasama

dengan sejumlah sekolah. Lomba ini dihelat di halaman

parkir FBS. Acara berlangsung meriah dan sangat

menghibur. Para peserta lomba menari dengan rancak

dan piawai, walau usia mereka masih belia. Tak heran,

untuk setiap penampilan selalu menuai decak kagum

dari penonton dan dewan juri.

Kerancakan dan kepiawaian anak-anak tersebut

sungguh membesarkan hati Ketua Panitia, Nurwani SST

Mhum. “Di sini saya melihat banyak sekali remaja

cerdas dan berbakat.” katanya. Lebih lanjut Nurwani

mengatakan, lomba ini terselenggara sebagai bagian

dari mata kuliah wajib bagi mahasiswa jurusan seni tari.

Mahasiswa harus bisa melatih dan membimbing siwa-

siswa sekolah untuk menguasai minimal satu dua tarian

daerah.

Atas kerjasama itulah, siswa dari beberapa sekolah

ini terampil menari berkat didikan dan latihan dari

mahasiswa FBS Unimed. Asyiknya, mahasiswa FBS yang

menjadi pelatih bagi para siswa sekolah ini, tidak

sekadar memenuhi tuntutan mata kuliah.

Tetapi mereka memanfaatkan peluang ini untuk

berkiprah secara benar. Mereka melatih siswa menari,

membimbing para remaja tersebut dengan tekun, ulet

serta memberi didikan moral lewat kearifan lokal.

Nurwani menyadari, ternyata daya tumbuh kreativitas

mahasiswanya beserta anak-anak sekolah itu benar-

benar luar biasa. Mereka bisa mengeksplorasi diri dan

tak kesulitan mentransfer kreativitasnya kepada anak

sekolah.

Berkat kreativitas itu, hingga pelataran FBS pun

menjulang menjadi panggung pengabadian 19 tarian,

diantaranya: Tari Zapin Cadar, Tor-tor Maryam Ulos, Tor-

tor Baoa Boru, Tari Bambu, Tari Panen, Tor-tor Tandok,

Fantastic Dance.

Lalu, Tor-tor Ulos, Tari Jaranan Mbok Jamu, Tari Balqis,

Tari Memetik Salak, Tari Partoppuann Anak Boru, Tari

Zapin DAngdung Ceria, Tadika Mesta, Kisah Putih Biru,

Manfaatkan peluang

HUMAS UNIMED

Rencana Besaran UKT Untuk Tiap Kategori

Perbandingan Total Pembayaran Kelompok Eksakta

(Uang Kuliah Lama vs Baru)

Perbandingan Total Pembayaran Kelompok Non-

Eksakta (Uang Kuliah Lama vs Baru)

19 SEKOLAH SE-KOTA MEDANLOMBA TARI DI UNIMED

Tari Mamoru Manuk, Tari Jamu Gendong, Wake Up

Dance. Tari-tarian ini sebagian hasil eksplorasi

kreativitas mahasiswa. (dgh)

ementrian Pendidikan dan Kebudayaan

(Kemendikbud) bersama 17 lembaga Pendidikan

Tenaga Kependidikan (LPTK) kembali merekrut

dan membekali, menerjunkan peserta Sarjana

Mendidik di Daerah Terdepan, Terluar, dan Tertinggal

(SM-3T) untuk tahun 2013 yang merupakan angkatan

III.

Univesitas Negeri Medan (UNIMED) sebagai salah

satu LPTK penyelenggara akan kembali merekrut calon

peserta SM-3T tahun 2013. Pendaftaran akan dilakukan

secara online melalui situs . Atau

http://103.23.100.50.

Program ini sudah dibuka sejak tahun 2011 yang lalu,

untuk tahun pertama peminat SM-3T masih kurang.

Ada sebagian peserta yang lolos menarik diri dan

membatalkan untuk mengikuti program SM-3T. "Setiap

tahun tren untuk jumlah pendaftar terus meningkat,

tahun lalu pendaftar berjumlah 1.300 dan yang

diterima hanya 205 orang," ujar Koordinator SM-3T

Unimed Dr. Sanusi Hasibuan M.Kes di ruang kerja

Pembantu Rektor I Unimed.

Sanusi memaparkan, tes online akan digelar 26-28

Juli dan pengumuman hasil tes 3 Agustus. Program

studi yang dibuka untuk menjadi peserta SM-3T yakni,

Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Guru Sekolah

Dasar (PGSD), Pendidikan Luar Biasa, Pendidikan

Kewarganegaraan, Pendidikan Bahasa Indonesia,

Bahasa Inggrs, Matematika, Fisika, Kimia, Biologi, IPA,

IPS, Sejarah, Geografi, Seni, Ekonomi, Konseling, serta

Pendidikan Jasmani.

"Seluruh program pendidikan tersebut bisa

mendaftarkan diri, ini terbuka untuk umum dan bukan

hanya untuk lulusan dari Unimed. Asalkan lulusan mulai

tahun 2011-2013," ujar PR I Unimed, Prof Dr. Khairil

Anshari, M.Pd. Beliau mengatakan untuk tahun ini

kuota untuk nasional berjumlah 3.500, dan jatah yang

diberikan untuk Unimed berjumlah 200.

Untuk yang berhasil lulus program SM-3T akan

dikontrak selama 2 tahun. Tahun pertama mengabdikan

diri di daerah terluar, sedangkan tahun kedua akan

mengikuti Pendidikan Profesi Guru (PPG) dengan

beasiswa penuh dari pemerintah. "Selama mengabdi

para peserta akan mendapatkan uang biaya hidup,

transportasi pulang-pergi, asuransi kesehatan,

kelengakapan selama mengabdi. Untuk tahun ini

kemungkinan akan sama seperti tahun lalu, peserta

SM-3T akan dikirimkan ke simelu, Kabupaten Nias dan

kemungkinan akan ke Aceh Timur," ucapnya.

K

www.sm-3t.dikti.go.id

Kursus Mahir Dasar bagi Program Profesi Guru

Sarjana Mendidik daerah Terdepan Terluar

Terpencil (PPG-SM-3T) Unimed atas kerjasama

Unimed dengan gerakan Pramuka Kwardasu sejak 18

Mai 2013 berakhir, Minggu (9/6) di kampus Unimed

Medan Estate.

Kwarda Sumatera Utara diwakili Sekretaris dr. H.

Aris Yudhariansyah, MM mengatakan para sarjana yang

mendapat pelatihan kepramukaan ini nantinya

diharapkan dapat mengembangkan Gerakan Pramuka

di Gugus Depan secara profesional yg baik dan benar

ditempat bertugas sebagai tenaga pendidik. Aris

Yudhariansyah juga menjelaskan sertifikat KMD yang

didapat saat ini adalah berstandard Nasional yang

dapat digunakan untuk melanjutkan pendidikan Kursus

Mahir tingkat Lanjutan (KML) dimanapun bertugas.

Sehubungan keaktifan serta keseriusan mengikuti

pelatihan ini, Kwardasu kata dr. Aris menyampaikan

ucapan terimaksih. Begitu pula kepada Unimed yang

telah mengagas kegiatan ini dengan harapan dapat

berkesinambungan seperti langkah yang lalu, Fakultas

Ilmu Ke olahragaan (FIK) Unimed telah melaksanakan

KMD bagi Mahasiswa semester VI yg nantinya juga

sudah dibekali dengan ilmu ke Pramukaan.

Keseriusan

Pimpinan Sekolah Staf dan Komando TNI melakukan

kunjungan ke Universitas Negeri Medan pada mei 2013

yang lalu. Rektor Unimed beserta pimpinan laninya

menyambut dengan bahagia dan penuh kekeluargaan.

Antara kedua belah pihak Sekolah Staf dan Komando

TNI dan Pimpinan Unimed melakukan pertemuan di

ruang rektor guna melakukan sambutan dan diskusi

hangat sebagai wadah curahan maksud dan tujuan

HUMAS UNIMED

26MAJALAH UNIMED

EDISI 6 APRIL - JUNI 2013

UNIMED REKRUTPESERTA SM-3T TAHUN 2013

UNIMED MELAKSANAKAN KMDATAS KERJASAMA DENGANKWARDASU

SEKOLAH STAF & KOMANDO TNIBERKUNJUNG KEUNIMED

27MAJALAH UNIMED

EDISI 6 APRIL - JUNI 2013

gedung BIRO Rektor Unimed dan di saksikan oleh para

pembantu rektor, pada dekan dan pembantu dekan

dilingkungan Unimed dan para kepala Biro di Unimed.

Adapun yang dilantik oleh rektor sebagai pembantu

dekan dilingkungan FMIPA untuk periode 2013 - 2017

yakni sebagai pembantu dekan I Prof. Dr. Herbert

Sipahutar, M.S, M.Sc, menggantikan Drs. Pasar Maulim

Silitonga, M.S,. sebagai pembantu dekan II Prof. Dr.

Mukhtar, M.Pd, menggantikan Dra. Martina Restuati,

M.S, dan sebagai pembantu dekan III Drs. Muhammad

Yusuf, M.Si, menggantikan Drs. Asrin Lubis, M.Pd.

Dalam sambutan di acara pelantikan pembantu

dekan tersebut rektor menyampaikan hendaknya para

pembantu dekan dilingkungan fakultas matematika dan

ilmu pengetahuan alam (FMIPA) Unimed yang baru ini

bisa membawa kebaikan dan perubahan FMIPA

kedepan lebih dari yang diperbuat oleh para pembantu

dekan yang lama. Bukan berarti para pembantu dakan

yang lama tidak bagus, sangat bagus pun, tapi harapan

kita bersama bisa lebih dari yang lama, kan tidak baik

juga kalau periode yang baru sama dengan periode

yang lama, kan orangnya saja sudah beda. Selanjutnya

tentu harus terus bekerja sama dengan pak Dekan

FMIPA Prof. Motlan, M.Sc. Ph.D., semoga apa yang kita

buat dan lakukan bersama nantinya akan membawa

kebaikan untuk diri kita dan Universitas yang kita cintai

ini. (tim majalah humas unimed)

aru-baru ini beberapa dosen dan pegawai

dilingkungan Universitas Negeri Medan

mendapatkan beberapa penghargaan

kehormatan dari Presiden Republik Indonesia atas jasa

dan darmabaktinya sebagai pegawai negeri sipil.

Dalam surat keputusan Presiden Republik Indonesia

nomor : 62/TK/TAHUN 2012 yang ditanda tangani

langsung oleh presiden RI DR. H. Susilo Bambang

B

HUMAS UNIMED

pimpinan Sekolah Sfat dan Komando TNI itu berkunjung

ke Unimed.

Rektor Unimed Prof. Dr. Ibnu Hajar,M.Si.

mengatakan bahwa tujuan dari Pimpinan Sekolah Staf

dan Komando TNI melakukan kunjungan keUnimed

tercinta ini adalah melakukan penjajakan awal dalam

upaya melakukan kerjasama (MoU) antara Sekolah Staf

dan Komando TNI dengan Universitas Negeri Medan

dalam bidang pendidikan, pelatihan, penelitian dan

pengabdian masyarakat. Dasar mereka (sekolah staf

dan komando TNI) ingin menjalin kerjasama dengan

Unimed karena menurut mereka Unimed salah satu

perguruan tinggi baik yang konsisten dalam

pembentukan karakter mahasiswa dan lulusan, serta

beberapa program studi di Unimed mengembangkan

arah agar lulusan memiliki kompetensi yang unggul

yang sejalan dengan harapan lulusan Sekolah Staf dan

Komando TNI.

Rektor Unimed beserta kepala Humas Tappil Rambe

juga berkomentar dari hasil pertemuan tersebut,

setelah kerja sama disepakati nantinya, maka prajurit

TNI yang dididik di Sekolah Staf dan Komando TNI bisa

sering dan melanjutkan di studi dibeberapa program

studi di Unimed, bahkan bisa melanjutkan pendidikan

strata 2 (magister) di Universitas Negeri Medan.

Mudah-mudahan harapan Unimed dan harapan

sekolah staf dan komando TNI akan berlanjut sesuai

apa yang telah diperbincangkan dan sepakati bersama

tadi, karena jika hal itu terwujud tentunya kan akan

membawa nilai plus atau kebaikan bagi Unimed tercinta

ini. (tim majalah humas unimed)

ektor Unimed Prof. Dr. Ibnu Hajar, M.Si.

melantik para Pembantu Dekan Fakultas

Matamatika dan Ilmu Pengetahuan Alam

(FMIPA) Universitas Negeri Medan pada 17 Mei 2013 di

R

FMIPA UNIMED MELAKUKANPERGANTIAN PIMPINAN

PRESIDEN RI MEMBERIKANPENGHARGAANKEPADABEBERAPA ORANG DI UNIMED

Yudhoyono, pemerintah RI menetapkan para dosen dan

pegawai yang berjasa kepada negara dan layak

Satu upaya perubahan yang dilakukan oleh

Unimed Press dengan menjalin percetakan

perguruan tinggi yang sudah memiliki reputasi

baik dalam hal percetakan buku ilmiah, yakni IPB Press.

Sebagai upaya perubahan tersebut Unimed Press

melakukan kegiatan workshop yang dilaksanakan pada

18 juni 2013 di ruang sidang A Biro Rektor Unimed.

Kegiatan ini sebagai upaya memberikan motivasi bagi

dosen-dosen Unimed dalam menulis buku di perguruan

tinggi. Sekaligus memberikan keterangan berkaitan

dengan teknik meningkatkan mutu cetakan buku

dengan hasil yang lebih baik dari biasanya. Unimed

Press melakukan kegiatan ini dengan menghadirkan

langsung direktur IPM Press yakni Dr. It. Elang Ilik

Martawijaya, MM.

Rektor Unimed Prof. Dr. Ibnu Hajar, M.Si. dalam

sambutan pembukaan kegiatan ini menyampaikan

bahwa terobosan baru ini mudah-mudahan akan

membawa kebaikan bagi Unimed Press dalam

menjawab kebingungan dan keragu-raguan para dosen

Unimed untuk menerbitkan karya ilmiahnya buku ISBN

di Unimed Press. Unimed juga berharap pihak IPB Press

berkenan membuka pintu kepada Unimed untuk mau

menjalin kerja sama dalam perbaikan cetak buku dan

kualitas cetakannya. Mudahan-mudahan bisa hasil

karya-karya ilmiah populer dosen Unimed di cetak di

IPB Press melalui Unimed Press dengan biaya yang agak

miring dan kualitas bagus.

Sementara kepala Unimed Press Dr. Phil. Ichwan

Azhari, M.S. juga berkomentar setidaknya kegiatan ini

dalam menghadirkan direktur IPB Press akan

berdampai baik bagi bangkitnya Unimed Press menjadi

percetakan internal Unimed yang mampu memfasilitasi

para ilmuwan Unimed dalam mempublikasikan karya-

karya populernya kepada masyarakat. Kita juga Unimed

Press tahun ini berusaha akan mencetak 100 judul buku

yang mau kita cetak di tahun 2013. Kita sedang

merancang mimpi besar kita bersama dalam

menerbitkan 100 buku ilmiah ber ISBN. Bagi para

peserta kegiatan ini pun setelah kegiatan berakhir bida

memberikan file ke Unimed Press untuk di cetak tahun

HUMAS UNIMED

28MAJALAH UNIMED

EDISI 6 APRIL - JUNI 2013

SATPAM BARU UNIMED

29MAJALAH UNIMED

EDISI 6 APRIL - JUNI 2013

Selanjutnya ada pula presentase yang disajikan oleh

mahasiswa dari unimed yaitu Siti Annisa Lubis dan Rizky

Tri Amelia, dua mahasiswa yang memiliki prestasi yang

amat cemerlang dalam perjalanan kuliah mereka. Rizky

sendiri pernah mengikuti kompetisi Francophonie

tingkat nasional dan meraih peringkat kelima se-

indonesia, padahal dia baru duduk di smester empat

dan pesaingnya rata – rata berada di smester enam dan

delapan. Mereka memperkenalkan kota medan dengan

baik, serta mempromosikan berbagai keunggulan kota

medan baik dari segi wisata, kuliner, seni budaya dan

sebagainya. Hal ini mengundang respon baik dari

mahasiswa unibraw yang belum pernah mengunjungi

kota medan sebelumnya. Dan acara ini diakhiri oleh

kegiatan saling menukar souvenir oleh dosen dan

mahasiswa. Pihak unibraw mereka memberikan sebuah

plakat dari fakultas, dan dari unimed memberikan ulos

berwarna cerah. Terlihat dosen dari kedua universitas

tersebut berdampingan menggunakan kain ulos di

pundak mereka. Dan untuk mahasiswa, perwakilan dari

unimed adalah Randy Adhitya Hutabarat memberikan

ulos, dan juga mengenakannya dengan ketua himpunan

mahasiswa program studi dari unibraw, adegan ini

mengundang kericuhan dari mahasiswa yang

menyaksikannya.

enin (20/5) pukul 08:00 WIB seperti yang dapat

dilihat di channel televisi TV ONE, mahasiswa

unimed sedang melaksanakan kegiatan tarian

flash-mob yang bertemakan adat tradisional batak

yaitu, sigale – gale dan dilanjutkan tarian dengan unsur

latin. Tampak baik dekan, dosen, staf kantor dan juga

mahasiswa yang berjumlah lebih dari seribu orang

bersatu padu dalam balutan pakaian berwarna jingga

yang merupakan warna khas dari fakultas bahasa dan

seni unimed. Hari ini yang bertepatan pula dengan hari

kebangkitan nasional dirayakan dengan cukup meriah

oleh tumpah ruah semangat dari peserta tarian

tersebut. Setelah dilaksanakn pawai dan pembukaan

acara oleh dekan fbs ibu Isda Pramuniarti maka dibuka

pula acara tahunan prodi bahasa prancis yaitu

Francophonie. Acara yang biasanya dilaksanakan

pada 20 Maret tiap tahunnya oleh seluruh orang yang

berbahasa prancis diseluruh dunia. Pada tahun ini,

prodi bahasa prancis berkesempatan bekerjasama

dengan prodi seni music dalam berbagai hal dan

mendukung kesuksesan acara tersebut. Ketua panitia

acara Francophonie yaitu Randy Adhitya Hutabarat,

yang merupakan mahasiswa angkatan 2009 mengaku

sangat beruntung karena acara yang mereka laksanakan

berjalan mulus dan sukses, tentu saja karena dukungan

dari berbagai pihak.

Acara ini merupakan pesta tahunan, tapi bukan

S

HUMAS UNIMED

ini.

Dalam paparan sajiannya Dr. It. Elang Ilik

Martawijaya, MM selaku direktur IPB Press

berkomentar bahwa buku-buku yang sudah di cetak

ditahun 2010-2012 masuk dalam kategori baik. Saya

nyakin Unimed Press mampu mengakomodir para

dosen Unimed untuk mau menulis buku ilmiah populer

ber ISBN. Selain itu juga saya yakin Unimed Press jika

terancang dengan baik akan mampu menjadi

percetakan internal yang akan mencetak semua bentuk

cetak yang selama ini di cetak diluar Unimed. Sehingga

Unimed Press tidak akan mendapatkan dana tambahan

dari hasil cetak yang selama ini dicetak diluar Unimed.

Mahasiswa prodi bahasa prancis Unimed

berkesempatan melaksanakan studi tour di

Unibraw (Universitas Brawijaya), Malang

pada senin (6/5) tepatnya di aula serba guna Fakultas

Ilmu Budaya, sekitar pukul 9:30 WIB. Acara ini

merupakan kali pertama dilaksanakan oleh program

studi bahasa prancis di kota Malang. Acara ini dibuka

dengan kata sambutan oleh kepala program studi

bahasa prancis Unibraw Bpk Agam Agus Siswanto,

kemudian dilanjutkan oleh dosen bahasa prancis

Unimed Bpk. Andi wete Polili dan Bpk. Abdul Ghofur.

Suasana hangat sangat terasa dalam pembukaan dan

juga terjadi interaksi antar dosen dan mahasiswa baik

dari unimed maupun unibraw. Agenda kedua

dilanjutkan oleh presentase ketua himpunan

mahasiswa program studi bahasa prancis yaitu Trias

Desy Aristanty. Ia menjelaskan berbagai kegiatan yang

mereka lakukan di unibraw, dimana mereka memiliki

berbagai klub yang menjadi sarana pengembanangan

bakat seluruh mahasiswa prodi tersebut, misalnya

memasak, olahraga, seni musik, drama dan lain – lain.

Tak lupa pula ia menyampaikan kegiatan rutin setiap

tahun prodi bahasa prancis di seluruh Indonesia yaitu

Francophonie.

UNIMED PRESS MENJALINKERJASAMA DENGAN IPB PRESS

KUNJUNGAN MAHASISWA PRODIBAHASA PRANCIS UNIMEDKE UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG

melulu kegiatan bersenang-senang. Mereka juga tetap

menjunjung tinggi aspek pendidikan. Buktinya diadakan

HUMAS UNIMED

30MAJALAH UNIMED

EDISI 6 APRIL - JUNI 2013

KEGIATAN RUTIN TAHUNANPROGRAM STUDIBAHASA PRANCIS UNIMED

31MAJALAH UNIMED

EDISI 6 APRIL - JUNI 2013

HUMAS UNIMED

UNIMED BUKA UMB-PT(SELEKSI JALUR MANDIRI)

MAHASISWA BARU

Drs.H.Basyarauddin Daulay,M.Kes

Nama : Drs.H.Basyarauddin Daulay,M.Kes

Jabatan : Dekan FIK

NIP : 19640403 199203 1 001

TTL : Jambur Batu, 04 Maret 1964

Keahlian : Bola Voli

KDKB : Bola Voli

Alamat : Jl. Sumantri Brojonegoro No. 37

HP : 08126557218

PENDIDIKAN:

S1 : Jurusan Pendidikan Kepelatihan di

IKIP Medan ,Tahun lulus 1989

S2 : Jurusan Ilmu Kesehatan dan Olahraga

di Surabaya, Tahun lulus 1997

S3 : Jurusan Manajemen Pendidikan di

Unimed, Tahun 2008-sekarang

HUMAS UNIMED

Mendengar dan melihat namanya, maka kita akanlangsung tahu siapa dia. Sosok seorang lelakiyang ramah dan tegas terpancar dari auranya.

Menjadi dekan FIK Unimed dan Ketua Umum BAPORKORPRI Sumut tahun 2013-2018.

Drs. H. Basyarauddin Daulay, M.Kes sosok seorang yangmemiliki segudang pengalaman dan prestasi. Tentunyasesuai dengan jurusan yang diambil. Dekan Fakultas IlmuKeolahragaan (FIK) ini memulai pengalaman sebagaiSekretaris Jurusan PKO, kemudian di tahun 2002 – 2007menjadi sekretaris SP4 Unimed dan menjabat sebagai DekanFIK selama dua periode dari tahun2007 hingga sekarang.

Memulai pendidikan tahun 1977 di SD Negeri Telaga Jernih,lalu SMP Maju Telaga Jernih di tahun 1980, SGO Medantahun 1984, lanjut menempuh pendidikan S-1 JurusanPendidikan Kepelatihan di IKIP Medan tahun 1989, S-2 diSurabaya tahun 1997 mengambil jurusan Ilmu Kesehatandan Olahraga dan pendidikan S-3 di tempuh di Unimed2008-sekarang dengan fokus jurusan ManajemenPendidikan.

Lelaki kelahiran Jambur Batu, 04 Maret 1964 ini memilikidua orang anak yang masih menembuh dunia pendidikan,mereka adalah Dio Alif Airlangga Daulay dan M. HabibAkbar Daulay. Karunia terindah dari pernikahnnya bersamaHj. Anita, S.Pd. Beliau telah melakukan kunjungan keberbagai negera di dunia, untuk mengikuti kegiatan studibanding dan pelatihan-pelatihan. Seperti Studi Banding keBeijing Sport University – Institut Sport Shanghai tahun2008 (RRC-Beijing), kemudian di tahun 2009 beliauberangkat untuk mengikuti Pelatihan Alat Fisiologi CharlesSturt University Buthrust, Australia (Sydney), studi bandingke Institut Pendidikan Nisam SMK Datuk Mazetin Kinabalu,Malaysia-2010. Mengikuti studi banding ke University OgMarryland dan Florida State University, Amerika Serikat-2010, kemudian di tahun 2011 beliau berangkat ke Bangkokuntuk mengikuti studi bangding ke Institut PhysicalEducation Bangkok dan di tahun 2012 menjadi DelegasiIndonesia Olympiade London, Inggris.

Pengalaman di bidang lain yang juga pernah di sandangbeliau adalah menjadi Wasit Nasional Sofball tahun 1993-2004, Pengurus KONI Sumut tahun 2008-2012 dan 2012-2016,

Dekan Fakultas Ilmu Keolahragaan (FIK)

ketua Pengprov ISORI Sumut tahun 2008 – sekarang ,ketua Harian PBVSI Sumut tahun 2012-2017, ketua BidangOlahraga dan Kesehatan DPP KORPRI Sumut tahun 2019-1025 dan menjadi Ketua Umum BAPOR KORPRI Sumuttahun 2013-2018

32MAJALAH UNIMED

EDISI 6 APRIL - JUNI 2013 PROFIL DOSEN

Dr. Mursini, M.Pd.Dr. Mursini, M.Pd.

merupakan sosok

dosen bersahaja selalu

tampil apa adanya,

bekerja dengan penuh

semangat dan

berdedikasi tinggi, ulet,

disiplin, mudah bergaul

dan ramah tamah.

Terlebih dengan

mahasiswa ia masih

suka nongkrong

berbincang tentang

akademik,

perkembangan

teknologi dan seni serta masalah interen lainnya. Masih

suka bergabung di Taman Budaya dalam aktivitas

Laboratorium Sastra. Kegiatan baca puisi, menulis cerita

pendek, dan melatih bermain drama masih dilakoninya.

Sejak tahun 2011 sampai sekarang beliau aktif

menyutradari pentas seni drama FBS Unimed bekerja

sama dengan Laboratorium Sastra Taman Budaya

Sumatera Utara. Hingga April 2013 beliau berhasil

memproduksi 24 judul pementasan drama di Sumatera

Utara. Seni drama tersebut ditampilkan pada pagelaran

lomba seni drama dan teater Sumatera Utara. Pada

tahun 2004 pernah menyutradari pentas drama untuk

pengembangan bakat bagi siswa SMA di Kota Medan.

Perempuan yang lahir di Semarang 28 November 1962

ini diberi kepercayaan menjadi Ketua Pusat Penelitian

FBS priode 2012-2016. Sebelumnya, pernah menjadi

Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra

Indoensia periode 2007-2011. Semua yang dikerjakan

selalu berpedoman pada prinsip Unimed yakni bekerja

dengan benar dan iklas.

Beliau juga aktif melakukan penelitian. Beberapa

penelitian yang dilakukan dalam 5 tahun terakhir ini

antara lain adalah Efektivitas Metode Pembelajaran

Discovery dalam Pembelajaran Menulis Puisi di SMA

Negeri 21 Medan Tahun 2008, Pemetaan dan

Pengembangan Model Peningkatan Mutu Pendidikan

SMA di Kabupaten Padang Lawas Tahun 2011,

Pemetaan dan Pengembangan Model Peningkatan

Mutu Pendidikan SMA di Kabupaten Tapanuli Tengah

dan Kota Sibolga Tahun 2011, Upaya Meningkatkan

Kemampuan Menulis Artikel Sastra Anak dengan Model

Pembelajaran Tutor Sebaya dan Media Internet oleh

Mahasiswa Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia FBS

Unimed, Implementasi Contextual Teaching and

Learning Melalui Riset Mini dalam Perkuliahan

Penelitian Pengajaran untuk Meningkatkan Kompetensi

Mahasiswa Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia

Mengembangkan Proposal Penelitian, Penerapan

Model Pembelajaran Peta Konsep (Mind Mapping)

terhadap Kemampuan Menulis Cerpen Anak Berbasis

Karakter oleh Mahasiswa Jurusan Bahasa dan Sastra

Indonesia Tahun Pembelajaran 2011/2012, Pengaruh

Komunikasi Pimpinan Tingkat Prodi, Efektivitas Tim,

Motivasi Kerja, Etika terhadap Kinerja Dosen Unimed,

dan Pengembangan Bahan Ajar Berbasis ICT sebagai

33MAJALAH UNIMED

EDISI 6 APRIL - JUNI 2013

HUMAS UNIMED

Nama : Dr. Mursini, M.Pd.

NIP : 196211281988032002

Pekerjaan : Dosen Jurusan Bahasa dan SastraIndonesia FBS UNIMED

Pangkat : Pembina/IV-B

Alamat : Jln. Jamin Ginting G. Aman No. 10Medan

Hp : 08126312996

Pendidikan

S1 : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia IKIP

Medan (1987)

S2 : Pendidikan Bahasa Indonesia IKIP Malang (1995)

S3 : Manajemen Pendidikan Universitas NegeriMedan (2013)

Usaha untuk Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Mata

Kuliah Pembelajaran Bahan Ajar di Jurusan Bahasa dan

Sastra Indonesia FBS Unimed.

Pada tahun 2011 memenangkan penulisan hibah buku

yang di danai oleh Unimed yang berjudul “Pembelajaran

Apresiasi Prosa Fiksi dan Puisi Anak-anak”. Pada tahun

2012 memenangkan penulisan buku ke-2 yang didanai

oleh Unimed yang berjudul “Pengembangan Bahan Ajar

Bahasa dan Sastra Indonesia”. Sebelumnya, beliau juga

sudah mengembangkan kreativitasnya dan menerbitkan

beberapa buku ber-ISBN yakni pada tahun 2010 yang

berjudul “Bimbingan Apresiasi Sastra Anak-anak”. Pada

tahun 2010 yang berjudul “Filsafat Ilmu Pengembang

Wawasan Berfikir Kritis “. Pada tahun 2011 berjudul

“Apresiasi dan Pembelajaran Sastra Anak-anak”. Pada

tahun 2011 yang berjudul “Pembelajaran Bahasa

Indonesia di Kelas Tinggi”. Selain itu, aktif melakukan

Pengabdian Masyarakat dalam bentuk pelatihan dan

pembinaan dalam pendidikan serta bersama beberapa

rekannya menulis beberapa artikel ilmiah sejak 2003

sampai sekarang.

Di samping itu, beliau aktif mempresentasikan

makalah dalam forum-forum seminar nasional maupun

internasional, sejak 2004 sampai sekarang. Pada tahun

2009, beliau menjadi narasumber pada International

Seminar Paper Resource Based Instruction (Pembelajaran

Berbasis Aneka Sumber) February 21 st 2009 di

Pascasarjana Unimed. Tahun 2009, International Seminar

Integration of Hard Skill and Soft Skill to Increase Teacher,

Lectures, and Graduated Competence at the Globalization

Era. Unimed, 10 Oktober 2009. Tahun 2009, sebagai

Narasumber pada seminar internasional dengan tema

Enchancing the Quality of Students by implementation of

Soft Skill, Inovation, and Learning Revolution, di FBS

Unimed. Pada tahun 2010 mengikuti International

Seminar Language, Literature, and Cultural in Southeast

Asia on June 3 rd-5th 2010 di Trang Thailand. Pada tahun

2011 mengikuti International Seminar Creative and

Innovative Language Laerning in the ICT Contributing to

Development on Juni 10-12 June 2011 di Bali. Tahun 2012,

menjadi narasumber pada International Seminar:

Language, Literature, Culture, and Education in Southeast

Asia- II Tgl 15-17 November 2012 di Bangkok.

PROFIL DOSEN

Drs. M. Joharis, MM., M.Pd.

Drs. H. M.Joharis Lubis, MM, M.Pd Lahir di

Medan 12 Februari 1962 Alumnus Program

Studi Pascasarjana Administrasi Pendidikan

Unimed tahun 2007, Pascasarjana Manajemen

Sumberdaya Manusia Universitas Ganesha Jakarta

Tahun 2000, tahun 2010 sampai sekarang melanjutkan

studi pada pendidikan doktor Manajemen Pendidikan

Unimed. Sejak tahun 1989 sampai saat ini bertugas

sebagai dosen PNS di FBS Unimed, mengajar di

beberapa perguruan tinggi swasta seperti FKIP UISU,

STKIP Budidaya Binjai, STMIK AMIK INTEL-com Global

indo, STIPAP Perkebunan,STIE Nusa Bangsa Medan.

Karya Tulis Ilmiah Buku Ber-ISBN dan jurnal yang

telah di terbitkan antara lain Bahasa Jurnalistik dan

Kepenyiaran (Penerbit Halaman Moeka Publishing

Jakarta : 2009), Seminar (Penerbit Cita Pustaka

Bandung : 2009), Keterampilan Berseminar (Penerbit

Halaman Moeka Publishing Jakarta : 2013).

Pengalaman Organisasi Profesi dan Kemasyarakatan

antara Lain Ketua Tim Teknis Sarjana Penggerak

Pembangunan Desa (SP-3) Dinas Pemuda dan Olah

Raga Sumatera Utara 2008-2010, Wakil Ketua Urusan

Pemberdayaan Kerja sama antar Lembaga (Federasi

Olah Raga Masyarakat Indonesia Prov. Sumatera Utara)

2008-2012, Panitia Kerja Tetap Daerah dan Tim Penilai

Pemuda Pelopor Tingkat Prov. Sumatera Utara 2010,

Menjadi asesor bagi seritifikasi guru 2007 sd sekarang,

Ketua Generasi Muda Mathla'ul Anwar SUMUT 2005 sd

sekarang, Ketua Gerakan Rakyat Sadar Hukum

Indonesia (GRASHI) 2003 sd sekarang, Direktur

Lembaga Kajian Pelayanan Publik Sumatera Utara 2003

sd sekarang, Ketua Konsultan Pendidikan Indonesia (

KOPINDO) Tahun 2010 Sampai Sekarang, Ketua I

34MAJALAH UNIMED

EDISI 6 APRIL - JUNI 2013

HUMAS UNIMED

Nama : Drs. M. Joharis, MM., M.Pd.

NIP : 196202121990031003

Pekerjaan : Dosen Jurusan Bahasa dan SastraIndonesia FBS UNIMED

Pangkat : Pembina/IV-A

Alamat : Jln.Beringin 6 No.49A Gaperta

Hetvetia Medan

Hp : 0811641874

Pendidikan

S1 : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia IKIP

Medan

S2 : Administrasi Pendidikan Unimed (2007)

S3 : Manajemen Pendidikan Universitas NegeriMedan (2013-sekarang)

Asosiasi Dosen Indonesia ( ADI WIL SUMUT) 2009-2013,

Ketua I Dewan Pendidikan Kota Medan 2009- 2012, Ketua

Komite Sekolah SMA N 4 Medan 2010 samapai Sekarang

Ketua Federasi olahraga Masyarakat Indonesia ( FORMI)

Sumut 2012 sampai sekarang, Wakil Sekertaris Majelis

Pemuda Wilayah ( MPW) Pemuda Pancasila Sumatera

Utara 2012 Sampai sekarang, Sekertaris Majelis

Pertimbangan Organisasi (MPO) Majelis Pimpinan Cabang

Pemuda Pancasila ( MPC) PP Kota Medan, Ketua

Departemen Komisi Ekonomi umat Majelis Ulama

Indonesia Kota Medan 2006 – 2011, Majelis Ulama

Indonesia ( MUI) Kota Medan LPOM MUI Wakil Ketua

Tahun 2011 sampai sekarang, Konsultan, Konsultan

Supporting Manajemen pendidikan Dinas Pendidikan

Provsu Tahun 2011 sampai sekarang, Manajemen

Pendidikan SMP Dinas pendidikan PROVSU Tahun 2005-

2011, Konsultan Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (

LPMP ) tahun 2007- 20011. Jabatan Struktural di Unimed

Kepala Hubungan Masyarakat ( HUMAS) Tahun 1999-2001

Kepala Laboraturium Sanggar Bahasa FBS Unimed 1999-

2003, Ketua sekertaris program kegiatan LPM IKIP Medan

1999-2003, Senat FPBS Unimed Tahun 2000-2003.

Lelaki kelahiran Kota Medan ini merupakan sosok

ilmuwan, aktivis kepemudaan dan kepemerintahan ini

kelihatannya tak bersahabat dengan semua orang, namun

jika siapapun mendekati, bersahabat dan bersosial dengan

beliau pernyataan singkat tersebut sangatlah tidak sesuai

dengan kebenaran konsep diri yang beliau miliki. Hal yang

layak kita sematkan pada diri beliau adalah kebaikan hati,

keramahtamahan dan kesantunan yang terealisasi dalam

wujud asli yang dimiliki oleh penggerak kebenaran dan

kebertanggungjawaban.

Lelaki bersahaja dan sabahat semua golongan ini

kelahiran Medan, 12 februari 1962 menikah dengan

seorang perempuan yang baik hati dan kuat

kepercayaanya kepada suami, memiliki nama Julia

Chayanti Sitompul, S.H. telah dikarunia tiga orang anak

dua putri dan satu putra, yang ketiganya sedang

menempuh pendidikan tinggi di Unimed dan USU Medan.

PROFIL DOSEN

HUMAS UNIMED

ARTIKELPENYIARAN PUBLIK DAN

Oleh

Muhammad Surip, S.Pd. M.Si.

Dosen FBS Unimed

PUBLIC SPHERE

Pendahuluan

Mengapa kita berkomunikasi ? Apa fungsi komunikasi bagi manusia ? Pertanyaan ini begitu luas, bisa

dilihat dari berbagai sudut pandang. Sehingga tidak mudah bagi kita untuk menjawabnya. Apalagi kalau

pertanyaanya kita lebih fokuskan seperti, mengapa kita berkomunikasi ? cara-cara seperti apa yang

menjadikan komunikasi menjadi efektif, dsb.

Jika kita cermati lebih lanjut, pertanyaan tersebut merupakan dasar ketika kita akan mendalami proses

komunikasi antar manusia. Baik itu komunikasi yang bersifat langsung, interpersonal maupun komunikasi yang

menggunakan media, baik media komunikasi interpersonal dan media massa.

Kata Kunci: Media massa, Ideologi, Hegemoni.

Penyiaran Publik

Sebelum masuk ke istilah penyiaran publik, lebihbaik mendefinisikan terlebih dahulu kata publik sejauhdimungkinkan. Kata publik, ketika membicarakan padatingkat lembaga penyiaran publik, secara umumdilekatkan dalam konteks 'warga negara ( )dengan hak-haknya. Menjadi warga negara danmendapatkan hak-haknya adalah konsekwensi logissecara hukum (juga konsekwensi politis, administratif,dll) dari kontrak sosial bersama, yang melahirkannegara berikut dengan; wilayah negara, warga negara,dan pemerintahan, serta atribut lainya dari negaratersebut. Misalnya penggunaan publik yang dilekatkanpada transportasi publik, pelayanan publik, dll.

Secara khusus, publik dalam istilah penyiaran publiksebagaimana yang disebut oleh Efendi Ghazali dalam'Penyiaran Publik dan Penyiaran Komunitas Alternatiftapi Mutlak', bahwa kata publik diposisikan sekaligusdalam dua (2) pengertian yakni sebagai khalayak(pemirsa atau pendengar) dan sebagai partisipan yangaktif. Pemahaman ini terkait dengan kebebasanmenyatakan pendapat, hak untuk mendapatkaninformasi, serta upaya pemberdayaan masyarakatdalam proses menuju masyarakat madani. PhilipSavage, ,CBC (Radio Kanada) mengatakan bahwa yang dikenaldengan penyiaran publik yaitu; '

'.

Eric Barendt (dalam Mendel, 2000) membuatdefinisi tentang media penyiaran publik (

) sebagai media yang: 1) tersedia( ) secara general-geographis, 2) memiliki

terhadap identitas dan kultur nasional, 3)bersifat independen, baik dari kepentingan negaramaupun kepentingan komersil, 4) memiliki imparsialitasprogram, 5) memiliki ragam varietas program, dan 6)pembiayaannya dibebankan kepada pengguna media.Definisi tersebut mengandaikan bahwa penyiaranpublik dibangun didasarkan pada kepentingan, aspirasi,gagasan publik yang dibuat berdasarkan swadaya danswamandiri dari masyarakat atau publik pengguna dan

citizens

Manager of Coverage and Regulatory Affair

A public broadcaster

attemps to inform, antertain, and enligten the citizens

of the country as citizens first and foremost, that is as

active participants in the social, cultural, economic, and

political life iof Canada

public service

broadcasting

available

concern

pemetik manfaat penyiaran publik.

Oleh karena itu, ketika penyiaran publik dibangunbersama atas partisipasi publik, maka fungsi dan nilaikegunaan penyiaran publik tentunya ditujukan bagiberbagai kepentingan dan aspirasi publik. Sendjaja (2001,h.1) yang terinspirasi oleh Harol D. Lasswell (1946), telahmenguraikan beberapa fungsi sosial dari lembaga penyiaranpublik. , sebagai pengawas sosial (

). Yaitu merujuk pada upaya penyebaraninformasi dan interpretasi yang objektif mengenai berbagaiperistiwa yang terjadi di dalam dan di luar lingkungan sosialdengan tujuan kontrol sosial agar tidak terjadi hal-hal yangtidak diinginkan.

, Korelasi sosial ( ). Merujuk padaupaya pemberian interpretasi dan informasi yangmenghubungkan satu kelompok sosial dengan kelompoksosial lainnya atau antara satu pandangan denganpandangan lainnya dengan tujuan mencapai konsensus.Konsensus sosial ini biasanya untuk memperkuat rasaidentitas dari berbagai kelompok untuk menjadi satukekuatan besar bersama. Dan , Sosialisasi( ). Merujuk pada upaya pewarisan nilai-nilaidari satu generasi ke generasi lainnya, atau dari satukelompok ke kelompok lainnya. Nilai-nilai kearifanmasyarakat lokal harus terus dijaga dan dibentengi dari'serbuan' nilai-nilai modern yang ditampilkan melaluiinstitusi-institusi produksi.

Selanjutnya menurut Ashadi, ada beberapa hal yangperlu diperhatikan untuk kehadiran media penyiaran publikdi Indonesia. , telekomunikasi sebagai basismaterial. Keberadaan media penyiaran publik bertumpupada ranah (domain) telekomunikasi, yaitu fasilitastransmisi signal. Setiap transmisi menggunakan jalurtelekomunikasi berupa gelombang elektromagnetik yang'dikuasai' negara. Regulasi penyiaran publik harus menjaminpengelolaan spektrum gelombang tersebut dalam bingkaipenguatan publik.

, orientasi fungsi publik sebagai basis kultural.Basis kultural dari keberadaan media penyiaran publiksebagai institusi publik ditentukan oleh nilai bersama yangmenjadi dasar keberadaannya. Nilai dasar ini mulai dariketentuan hukum, kebijakan negara, serta konsensus yangtumbuh di lingkungan masyarakat tentang orientasi danfungsi sosial-kultural yang harus dijalankan oleh media

Pertama social

surveillance

Kedua social correlation

Ketiga

socialization

Pertama

Kedua

35MAJALAH UNIMED

EDISI 6 APRIL - JUNI 2013

HUMAS UNIMED

ARTIKELpenyiaran publik. nilai bersama ini diharapkandirumuskan oleh kaum profesional penyiran publiksebagai titik awal dalam penghayatan atas orientasifungsional kelembagaan.

, sistem jaringan publik. Sistem penyiaranpublik pada dasarnya berupa ranah jaringan ( )penyiaran dan stasiun penyiaran. Masing-masing ranahini dapat memiliki pola orientasi fungsional yang spesifik,serta pola hubungan institusional satu sama lain.Rumusan kedua macam pola ini diperlukan sebagai dasarsistemik kelembagaan penyiaran publik. Keberadaanmedia penyiran publik juga ditentukan oleh dukungansosial dan finansial. Secara kongkrit dukungan inidiwujudkan melalui adanya yang berfungsiuntuk mendorong dan mengawasi jalannya fungsikultural penyiaran publik, dan memberi dukungan sistemfinansial beroperasinya penyiaran publik.

, adanya profesi daninstitusi. dimaksudkan untukmemelihara standar profesi. Biasanya mencakup visi danmisi yang menjadi landasan dari seluruh standar tindakandan nilai hasil kerja kaum prefesional, bertolak dari sikapterhadap masyarakat, dan pemaknaan atas hasil kerjadalam konteks sosial. Pemaknaan hasil kerja dalamkonteks sosial ini perlu ditempatkan dalam konteksmakna sosial dari media penyiaran publik. Sebagai acuanstandar tindakan profesional dan hasil kerjanya suatuinstitusi memiliki dua sisi, eksternal untuk menjagamakna sosial dari media massa, dan internal sebagaidasar dalam penilaian (evaluasi) profesional sebagaibagian dalam sistem manejemen personalia.

Dan , sistem kontrol fungsi publik. Untukmenjaga agar suatu institusi dapat berjalan dalampenyelenggaraan yang bersih, perlu dijunjung tinggiprinsip akuntabilitas terhadap khususnyadan publik umumnya. Akuntabilitas memiliki dua sisi,menyangkut parameter akuntabilitas akuntasi danmenyangkut prinsip akuntabilitas sosial untuk menjagaorientasi fungsionalnya kepada publ ik . J ikapertanggungjawaban akuntansi melalui lembaga audit(publik maupun negara), maka akuntabilitas sosial perludipertanggung-jawabkan kepada danlembaga yang relevan. Lewat akuntabilitas sosial inikontrol atas fungsi publik yang harus dijalankan olehmedia penyiaran publik dapat berjalan.

Konsep mengenai dipicu pertama kalioleh tulisan Jurgen Habermas yang berjudul

pada tahun 1962. Dalam esai tersebut, Habermasmau mengatakan tentang terdapatnya sebuah wilayahsosial yang terbuka, bebas dari sensor dan dominasi.Wilayah itu disebutnya sebagai “public sphere'. Yaitusemua wilayah yang memungkinkan kehidupan sosialmanusia membentuk opini publik yang relatif bebas.Penekanannya mengenai pembentukan kepekaankemasyarakatan ( ), sebagai praktek sosialyang melekat secara budaya. Orang-orang yang terlibat didalam percakapan adalah orang-orangprivat, bukan orang dengan kepentingan bisnis atauprofesional, bukan pejabat atau politikus, yang memilikikebebasan dalam menyatakan pendapatnya.

Dalam pandangan Habermas, ia mengangkat konseppublic sphere berdasarkan pada istilah-istilah yang adadan berkembang dalam tradisi Eropa. Misalnya tentang

Ketiga

networks

stake-holder

Keempat code of conduct

Code of conduct

kelima

stake-holder

stake-holder

public sphere

The Public

Sphere

sense of public

public sphere

Debat .Public Sphere

coffe house salon tichgesllschaften

public sphere

public sphere

Salon, Coffe House Tichgesllschaften

Pertama Salon, Coffe House

Tichgesllschaften

Kedua

ketiga

Public

sphere

public

sphere

public sphere

(Inggris), (Prancis), dan(Jerman) pada abad ke-19 dan 20. Istilah-istilah yangdigunakan dalam membangun konsep public sphere. Makaselanjutnya, Habermas dikenal sebagai publicsphere borjuis. Sebab, tempat-tempat tersebut seringkalidijadikan sebagai sarana berkumpul para aristokratkerajaan. Dimana mereka secara tatap muka berdiskusi danberdialog dalam kerangka kepentingan sosial yang lebih luasuntuk mengubah hubungan antara kelas aristokrat dengankelas bisnis. Dengan demikian, bersifatindependen terhadap gereja dan negara dan terbuka untuksemua manusia.

Apa yang ditampilkan Habermas tentang public sphereborjuis baik , dansecara filosofis dan institusional memiliki kesamaan dalambeberapa hal. , baik , dan

sama-sama melihat kesetaraan sebagaimanusia dalam kontek berkomunikasi dan berbagiinformasi melalui tradisi dialog. Dalam diskusi tersebutmereka melepaskan diri dari berbagi atribut sosial danbudaya serta kepentingan ekonomi tertentu. Dalam artitertentu, masing-masing mereka berfungsi sebagaipendidik.

, diskusi dalam konteks public spheremengandaikan proses mempermasalahkan kawasan-kawasan atau bidang-bidang yang ada pada masaselanjutnya tidak dipertanyakan. Masalah tersebut adalahproduk budaya (seperti kesenian dan sastra) menjadikomoditas yang bersifat profan. Dalam konteks kritikkesenian muncul peran baru yakni kritikus seni (yangmewakili publik sekaligus pendidik) selanjutnya peran inidigantikan oleh periodicals essay yang merupakan jurnalkritis dari diskusi kelompok cafe kopi. Peran ini muncul padaabad ke-18 yang pada saat itu muncul pandangan bahwafilosofi, kesenian, dan sastra kritis yang dapat mencerahkanproses kehidupan.

Dan , sama halnya dengan proses perubahanbudaya menjadi komoditas, public sphere pada dasarnyabersifat inklusif. Para peserta diskusi senantiasa mengaitkandengan kepentingan masyarakat yang lebih luas dan objekyang didiskusikan dapat diakses oleh siapa saja.

borjuis memang berkembang dari sistem feodal yangmenolak prinsip-prinsip diskusi publik terbuka padamasalah-masalah universal. Walaupun telah eksis publicsphere pada zaman Yunani kuno, namun tidak sampai abadke-7 dan ke-8 Eropa, bersama perkembangan kapitalisme,public sphere diasumsikan sebagai bentuk yang lebihberbeda.

Dalam konteks ini, negara dipisahkan dengan domainpublik. Dimana negara dengan perangkat kekuasaanyacenderung bersikap 'keras' terhadap domain publik. Padatingkatan ini mendorong lahirnya celah public sphere diantara masyarakat sendiri. Dimana tujuan utama dari

tersebut adalah menjadikan orang-orang mampuuntuk merefleksikan dirinya secara kritis dan dalam praktek-praktek negara, baik secara sosial, politik, ekonomi, ataupunkebudayaan. Walaupun memang, jika ditelusuri lebih jauhkonsep public sphere Habermas berawal dari kalanganborjuis laki-laki, bangsawan dan intelektual. Dalam konteksini, mereka secara sadar dan rasional bertemu untukmendiskusikan karya-karya sastra. Sementara percakapan-percakapan ini terus didasarkan pada praktek-praktekekslusi, bagi Habermas paling tidak praktek itu menahankeberadaan tertentu. Lebih jauh menurut Habermas,perbincangan kritis yang potensial dalam

36MAJALAH UNIMED

EDISI 6 APRIL - JUNI 2013

HUMAS UNIMED

sesungguhnya ditopang oleh tiga alasan utama. Tigaalasan ini berdasarkan realitas historis yang berlaku padasaat keadaan Eropa masa itu dimana Habermasmengambil konsep public sphere borjuis. ,hubungan sosial yang akhirnya berubah dari kritik sastrakepada kritik politik membuka jarak sosial dimanaargumen terkuat dinyatakan melawan status quo. ,area debat sosial yang tertutup di bawah feodalismetelah kehilangan aura yang telah diberikan oleh gerejadan istana dan menjadi dipermasalahkan melaluipercakapan yang tidak memandang status peserta. Dan

, Habermas berpendapat bahwa pertemuan-pertemuan yang terjadi di Eropa di salon-salon dan

, terutama tahun 1680-1730, bersifat inklusif danekslusif.

Karena sifat keterbukaan yang dibangun dari modelpublic sphere borjuis-nya Habermas, tentunya terdapatsyarat-syarat yang memungkinkan orang-orang untukdapat berpartisipasi ambil bagian dalam dialog-dialogtersebut. Pada mula lahirnya masih sangat dibatasi,sebab faktor klaim yang dibuat adalah bahwa aktivitas inimembentuk “mouthpiece' terhadap publik. Habermasberpendapat bahwa sementara “publik” masih kecil,prinsip-prinsip universalitas mulai diterima; mereka yangmemenuhi kriteria rasional, laki-laki dan sifatnyabermanfaat bagi dirinya, melalui partisipasi aktif, dalam

. Melalui prinsip publisitas, diaberpendapat, tidak dapat dipungkiri lagi bahwapenggunaan pemikiran publik menjadi superior terhadapmanfaat privatnya. Pencarian kebenaran melalui dimensiintersubjektif yang merefleksikan baik dalammaupun negara. Menurut Habermas, memungkinkanadanya perbedaan untuk mereformasi hubungankekuatan yang asimetris. Kelas laki-laki kapitalis yangdominan menjaga posisi hegemoni melalui praktek-praktek eksklusi, sementara secara bersamaanmenyediakan latar budaya untuk mengkritik.

Pelayanan publik. Model pelayanan publik () dinilai telah gagal dalam usaha mengemban dua

fungsi media dalam ranah . Dua fungsitersebut yaitu mengumpulkan dan menyebarluaskaninformasi (peran jurnalis) dan menyediakan forum publikuntuk melakukan debat (peran politikus). Jurnalis dalampersoalan pelayanan publik menjalankan dua fungsitersebut atas nama publik di bawah aturankeseimbangan dan objektivitas yang tinggi. Kondisi inimenimbulkan kontradiksi.Untuk mengatasi hal tersebutdiperlukan adanya struktur kebebasan informasi, jurnalisyang terlatih dan profesional, struktur ketentuanpelayanan publik, nilai-nilai profesionalitas, akses yangterbuka bagi keahlian-keahlian sosial, dan juga olehstruktur bertanggung-gugat publik. Untuk menjaminkeberlangsungan dan keberagaman informasi bagi ranahpublik, debat politik haruslah bersifat sangat politikdengan memberikan akses pada partai politik sertagerakan sosial di publik untuk tampil melalui media.

Saat ini, siaran pelayanan publik cenderungmenjauhkan diri dari sifat politik konsumerisme dengancara mempertentangkan siaran dengan politikus.Politikus dikritik dan dilihat sebagai pengintervensi danpengendali siaran. Penurunan partai politik dalam mediamenjadi masalah karena dalam masyarakat terpisah olehkonflik kepentingan, kepentingan rasionalis danuniversalis. Bagaimanapun juga keterlibatan politik tidakbisa dihindari karena untuk mengangkat berbagai isuseperti gerakan perempuan adalah tidak mungkin tanpa

Pertama

Kedua

ketiga

coffe

house

public sphere

civil society

public

service

public sphere

mengkaitkan dengan tujuan ekonomi sosial dalam strukturdan program umum dari prioritas politik.

Universalisme dan internasional. Kekuatankonsep berkenaan dengan pelayanan publikbersifat universalisme. Dalam arti bahwa adanya lingkupstruktur keputusan politik sama batasnya dalam lingkupkekuasaan yang dikontrolnya. Dengan demikian, pelayananumum di tingkat nasional hendaknya menjangkau seluruhwarga negara untuk dapat berpartisipasi dalam debat publikdan juga hendaknya memasukan sebanyak mungkin ragampandangan yang relevan. Masalah hubungan antara salurankomunikasi dan kekuasaan politik menjadi masalah apabiladilihat dalam aspek transnasional perkembangan media.Kesulitan membangun di tingkat nasional akanmudah dikalahkan oleh perkembangan ditingkat internasional.

Di samping itu, munculnya kecenderungan-kecenderungan terjadinya internasionalisasi media sebagaiancaman lebih lanjut dari model pelayanan publik yangideal. Internasionalisasi media yang berupa kepemilikanmedia, pengendalian dan isi menjadi tidak secara koherenbisa mewujudkan internasionalisasi publik, atau publiknasional sebagaimana yang dilakukan oleh BBC di Inggris.Sebab, agenda umum publik belum didominasi olehkejadian-kejadian internasional yang bisa menyatukanproyek identifikasi khalayak internasional sebagai bagianatau anggota dari publik internasional. Di samping itu jugatidak mampu menyatukan perasaan, emosi bahkan pikiranpublik secara nyata.

Dalam konteks ini, Garnham melakukan identifikasiterhadap kecenderungan-kecenderungan yang mengarahpada inter-nasionalisai media sebagai ancaman lebih lanjutmodel pelayanan publik yang ideal. Dan model pengamatanini menekankan kontradiksi bahwa pemilikan media,pengendalian dan isi menjadi semakin menginternasionaltetapi tidak dapat diartikan sudah menciptakan publikinternasional atau publik nasional seperti halnya BBC diInggris. Agenda umum publik belum didominasi olehkejadian-kejadian internasional yang dapat menyatukanidentifikasi khalayak internasional sebagai anggota daripublik. Juga mereka tidak dapat membentuk perasaaninternasional yang tepat dan koheren.

Dengan demikian, tentunya media massa yangdidalamnya termasuk adalah penyiaran publik berorientasipada penyiaran yang mengusung nilai-nilai lokal dankepentingan-kepentingan masyarakat lokal. Habermasberpendapat bahwa pada awalnya media dibentuk danmenjadi bagian integral dari tetapi kemudiandikomersialkan menjadi komoditas ( ) melaluidistribusi secara massal dan menjual khalayak massa untukperusahaan periklanan, sehingga media jauh dari perannyasemula sebagai public sphere. Dalam konteks ini,sebenarnya Habermas menolak prinsip-prinsip ataumekanisme yang dibangun dalam media massa yangterwadahi sebagai lembaga penyiaran publik.

Dalam pandangan Habermas, media massa penyiarankomersial telah menyebabkan informasi sebagai komoditasdan jauh dari kepentingan publik secara luas. Mediapenyiaran komersial dalam arti tertentu tidak dapat menjadisarana terbangunya wialyah publik secara adil, terbuka dandemokratis sebagaimana yang dimuat dalam konsep publicsphere. Hal ini memang karena Habermas mengandaikanmedia massa sebagai media sebagaimana idealnya publicsphere. Dan teori ini yang pad akhirnya dikritik oleh (lihat

public sphere

public sphere

public sphere

public sphere

public sphere

comodified

Debat Penyiaran Publik dan Public Sphere Habermas

ARTIKEL 37MAJALAH UNIMED

EDISI 6 APRIL - JUNI 2013

HUMAS UNIMED

ARTIKELThompson, 1983). Bagi Thomson, konsep Habermastersebut terlalu mengidealisasikan dan meromantisirdunia yang sangat elit dan dunia laki-laki, juga terlalumenekankan pers kelas pekerja yang radikal (Curran danSeaton, 1983).

Dengan demikian, Habermas juga terlalu pesimistikdalam menilai kemajuan media massa. Koran, radio,televisi pada masa itu jelas mengadakan forum untukdiskusi mengenai isue-isue yang menjadi perhatianumum. Diskusi tersebut melibatkan orang-orangberpengetahuan, tertarik dan dapat berbicara mewakilikepentingan sosial yang lebih luas dan yang mempunyaipotensial pengaruh politik. Habermas juga terlalumemberikan perhatian berlebih pada berita politikdalam dan membesar-besarkankecurangan-kecurangan yang ditimbulkan komersialisasimedia massa pada abad 19 dan 20-an. Dimana nilai-nilaitersebut telah ditinggalkan sedemikian rupa olehlemabag penyiaran yang bersifat komersial (swasta).

Lalu bagaimana dengan penyiaran publik? Apakahhabermas sependapat dengan konsep yang ditawarkandalam penyiaran publik? Dan apakah penyiaran publikdalam arti tertentu merupakan wadah dari publicsphere? Atau dalam pengertian lain penyiaran publikmerupakan sarana media yang dianggap dapat menjadidan membangun public sphere saat ini? Dalammenjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut, Habermastidak secara eksplisit menyebut adanya atau terdapatnyaistilah penyiaran publik dalam konteks public sphere.Akan tetapi, nilai-nilai dan konsep yang dibangun dalamkonteks penyiaran publik yang lebih menekankan kepadakepentingan dan aspirasi publik sejalan dengan apa yangdisebut habermas sebagai public sphere. Mengapademikian, sebab menurut Habermas public spheremerupakan celah ruang diantara negara ( ), dan

, dimana setiap warga negara bisa melibatkan diridalam diskursus tentang masalah bersama dan untukmengontrol negara dan pasar. Celah tersebut dapat diisidan diperankan oleh media massa yang berfungsi ke-publikan (bc; lembaga penyiaran publik) sebagai lembagayang memasok dan menyebarluaskan informasi yangdiperlukan untuk penentuan sikap dalam masyarakat.

Dalam konteks ini, penyiaran publik jugamemfasilitasi pembentukan opini publik denganmenempatkan dirinya sebagai wadah independen untukperdebatan publik, menyangkut isu ekonomi, politik,sosial, dan budaya.. Masalahnya adalah, adakah mediayang murni memerankan kekuatan publik tersebut danterbebaskan dari pengaruh sistem negara dan sistempasar. Lebih-lebih pada sebuah sistem politik yang antidemokrasi dan pada kondisi ekonomi pasar bebas yangditopang oleh sistem kapitalis, dapatkah media bersikapindependen ? Jawabannya, paling tidak penyiaran publikmenjadi alternatif dalam membangun public sphereideal sebagaimana yang hendak dibangun dandikonsepkan dalam public sphere.

Sebab, jika berharap pada media massa komersialtentunya hal itu sangat sulit sekali dalam menciiptakanpublic sphere. Hal itu dikarenakan, lembaga penyiarankomersial telah meninggalkan fungsinya sebagaipenyiaran edukasi yang berpihak pada publik dan publicsphere. Karena telah meninggalkan nilai-nilai yangmelekat pada penyiaran publik dan urgensi dari publicsphere, yaitu sebagaimana yang disebut oleh DenisMcQuail, dalam Senjaja (2001, h.3) adalah faktoridependensi, solidaritas, keanekaragaman (opini dan

public sphere

state civil

society

akses), objektivitas dan kualitas informasi.

Mengapa demikian, sebab secara filosofis, urgensikehadiran media penyiaran publik berangkat dari kehidupanpublik yang dilihat dari posisi sebagai warga masyarakathanya dalam dua ranah, yaitu dalam lingkup kekuasaan danlingkup pasar. Padahal, masyarakat memiliki ruangtersendiri unutk berapresiasi, berkarya, berpendapat, danbersikap terhadap realitas yang ada di sekelilingnya. Olehkarena itu, munculnya pandangan dikotomis yangmengabaikan peran dan posisi warga negara dalam kontekhubungan sosial dan bernegara telah mengabaikan adanyakenyataan tentang ranah publik yang diharapkan dapatmenjadi zona bebas dan netral yang di dalamnyaberlangsung dinamika kehidupan yang bersih darikekuasaan dan pasar. Habermas menyebut ranah ini sebagairanah publik ( ).

Oleh karena itu, untuk menjelaskan hal tersebut,menurut Habermas (dalam Barret, 1995, h, 239-240), yangmenyebut tentang awal dibentuknya media. Menurutnya,pada awalnya media dibentuk dan menjadi bagian integraldari tetapi kemudian dikomersilkan menjadikomoditi ( ) melalui distribusi secara massaldan menjual khalayak massa ke perusahaan periklanan,sehingga media menjauh dari peran . Kondisitersebut yang menyebabkan kenapa Habermasberpendapat media komersial jauh dari nilai-nilai publicsphere. Nah, dalam konteks ini penyiaran publik menjadialternatif yang secara implisit mengandung ajaran publicsphere.

Pada saat yang sama, Ashadi (2001, h.3) mengatakanbahwa dapat diwujudkan antara lain dimulaidari paradigma yang menggerakkan dinamika kehidupanpublik yang berbasis nilai kultural. Nilai kultural inimerupakan pemaknaan atas setiap kegiatan dalam ranahpublik. Ini dapat dilihat melalui dominasi dan monopoli yangdilakukan oleh pihak kekuasaan dan pasar harus dijauhkandari kehidupan publik, dan secara positif membangunotonomi dan independensi institusi sosial. Maka,membangun pada dasarnya adalah membalikarus utama yang tadinya 'dari kekuasaan negara dan pasarke warga', menjadi ' dari warga ke kekuasaan nagara danpasar'. Dan ini dapat dilakukan melalui penyiaran publik.

Penyiaran publ ik yang secara relat i f dapatmengakomodir public sphere yang di dalamnya memilikiotonomi dan independensi. Juga memfasil itasiberlangsungnya kegiatan kultural dalam berbagai aspekkehidupan fungsional. Penyiaran publik sebagai publiksphere diharapkan menjadi format baru kehidupan publikyang dapat mengakomodasi berbagai kepentingan publikmenjadi visi bersama dalam penyelenggaraan kehidupanpublik secara terhormat dan demokratis. Dalam konteksreformasi kekinian, mestinya terbuka peluang untukmembangun format baru atas keberadaan media penyiaranpemerintah (RRI/TVRI) menjadi institusi otonom danindependen yang menjalankan fungsi kultural dalam ranahpublik (baca: media penyiaran publik). Dalam kerangkapencapaian ruang publik yang berbasis pada pemenuhak-hak-hak publik dalam mengakses, menerima, danmemberikan informasi secara terbuka dan bertanggung-jawab.

Menurut pengamatan Keane, media publik memberikankesempatan kesempatan berbicara dan didengarkan secaratidak merata di antara para pembaca. Merekamengandalkan casting profesional atau orang-orang yangmenjadi 'langganan' yang ditunjuk sendiri oleh media untukberbicara mewakili umum. Murdock mengacu kepada

public sphere

public sphere

commodified

public sphere

civil society

civil society

38MAJALAH UNIMED

EDISI 6 APRIL - JUNI 2013

HUMAS UNIMED

kegagalan siaran publik dalam mengikuti langkahdiskursus sosial politik yang meningkat dengan cepat.Sistem demokratis di tingkat nasional yang bertanggung-jawab memerlukan sistem media yang mempunyai batasyang sama yang dapat menghasilkan diskusi-diskusi isue-isue publik yang tidak berkaitan dengan kepentinganpartisan.

Oleh karena itu, dalam industri media perlindunganpaling efektif adalah dengan monopoli publik yangdilindungi negara, yang didasarkan pada prinsipperlindungan trehadap baranag umum, yang walaupunkeliru dapat menyadarkan kepada pentingnya implikasiperluasan pasar bebas. Keane berpendapatkeberagaman komunikasi media komunikasi non-pemerintah dan penciptaan badan-badan pengaturanyang supranasional dan bertanggung-gugat secara politisdan pemberian tanggung-jawab kepada koorporasimedia yang besar dapat memperbaiki model pelayananpublik. Currant (1991) mengusulkan model campurantelevisi publik ini dengan sektor swasta, profesional,sosial, dan sipil.

Dalam tahap demikian, Habermas menyebut sebagaisebuah kondisi yang menyebabkan kemunduran dari

. Menurut Habermas penurunan tersebutkarena perubahan media, dalam arti media dari milikpublik menjadi komersial sebagaimana yang terjjadi dimasa sekarang. Sedangkan, menurut Phillip Elliotdikatakan bahwa penyebabnya adalah komersialisasimasyarakat secara umum, dan peningkatan pasar karenakebijakan Reagen dan Teacher yang lebih menentukanhubungan antara provider dengan konsumen dari barangdan jasa.

Yang utama, dalam melihat persoalan di atasterutama menyangkut keterkaitan konsep penyiaranpublik dalam kaitannya dengan pembentukan publicsphere ideal sebagaimana yang disebut oleh Habermas,tentunya memiliki beberapa kekurangan-kekurangan.Akan tetapi, konsep Habermas tentang public spheretentunya juga memiliki kelebihan-kelebihan. Kelebihantersebut antara lain; , Kebenaran ( )sosiologis yang mengesankan dan menggambarkankelangkaan karya yang setara untuk media lain, dalamkonteks dan sejarah yang berbeda. , memberikanpengaruh kuat pada massa glasnost diikuti olehtumbangnya Uni Soviyet dan Eropa Timur. ,Inspirasi kebijakan Reagen dan Teacher dan difusi danpenerapan tersebut pada birokrasi umum denganmaksud untuk merevitalisasi dan memperkuat ideologikapitalis dan praktek kapitalis menimbulkan suatukondisi 'menantang' analisis oposisional radikal, danpada saat yang sama kondisi tersebut memperlemahlegitimasi dan kesempatan menggunakan analisistersebut.

, kepentingan praktis penelitian untukmembantu mendefinisikan ulang dan mengatur perananmedia di timur, bersamaan dengan kepentingan baratberkenaan dengan konsekwensi-konsekwensiswastanisasi media publik dan komersialisasi yang lebihintensif pada media swasta. Dan , Keuntunganpolitis bagi para intelektual media untuk membangundialog dengan dunia dalam kehidupan akademis.

Murdock mengusulkan prinsip-prinsip mendasaryakni kebutuhan akses terhadap informasi, nasehat dananalisis yang memungkinkan mereka untuk mengetahuiapa hak pribadi mereka dan mengusahakannya secaraefektif; akses terhadap beragam informasi, debat pada

public sphere

pertama authenticity

Kedua

Ketiga

Keempat

kelima

bidang-bidang yang melibatkan pilihan-pilihan politikpublik; fasilitas untuk mengenali diri dan aspirasi merekadalam representasi dan pembentukannya dalam media.Media publik memberikan lisensi untuk berbicara danmendengar secara tidak adil, karena pembicara ditunjukdan belum tentu mewakili kepentingan publik.

Jadi, untuk menguatkan penyiaran publik sebagai modeldari pelayanan publik ( ) yang dapatmenguatkan bangunan public sphere tentunya harusm e l a k u k a n h a l - h a l y a n g d a p a t m e n d u k u n gkeberlangsungan model pelaynaan publik yang dimaksud.Sehingga, cita-cita tentang public sphere sebagaimana yangdisebut oleh Habermas dapat terealisasikan. Konsep ini lahirdari pandangan Nicholas Garnham, , melakukanpengandaian dan usaha-usahanya untuk mengem-bangkanpraktek-praktek dalam serangkaian hubungan-hubungansosial yang lebih bersifat politik daripada ekonomi. Dan

pada saat yang sama berusaha memisahkan diri daripengendalian negara (pengendalian politik).

Oleh karena itu, yang paling utama adalahmengembalikan masyarakat sebagai manusia politik karenarelasi sosial yang ada telah dibentuk oleh ideologikonsumerisme dengan mengajukan isue-isue ekonomi danpolitik, pelayanan publik, dan perantara pengetahuan( ), pelayanan publik dan partai,pelayanan umum, universalisme dan public sphereinternasional. Dalam konteks ini sesungguhnya publicsphere akan dapat terwujud, memang tidak sebagaimanayang disebut Habermas sebagai public sphere borjuis.Namun demikian, cita-cita dari public sphere Habermasdapat terwujud melalui pembentukan penyiaran publik dibeberapa tempat yang dapat menjadai sarana diskusi publikdalam persoalan-persoalan sosial, politik, dan sebagainya.

Baran, Stanley J., 2000, :Foundat ion, Ferment and Future, NewYork:Wadsworth

Berry, David, (2000), , Oxford: FocalPress

Chris. Eds (1995), , New York;Arnold.

Curran and Gurevitch (eds), 1991, ,London:Edward Arnold.

Habermas, J, 1989, . In BoydBarrtet, Oliver and

Newbold, Chris. Eds (1995), ,New York; Arnold.

Hardiman, F. Budi,

, (1993), Yogyakarta, Penerbit Kanisius.

Garnham, Nicholas, . InBoyd Barrtet, Oliver and Newbold, Chris. Eds(1995), , New York;Arnold.

Elliot, Phillip,. In Boyd

Barrtet, Oliver and Newbold, Chris. Eds (1995),, New York; Arnold.

Senjaja, S. Djuarsa dan Ashadi Siregar, (2001),, Yogyakarta: UGM

the public service models

pertama

kedua,

knowledege broking

Mass Communication Theory

Ethic and Media Culture

Approach to Media Reader

Mass Media and Society

Institution of the Public Sphere

Approach to Media Reader

Menuju Masyarakat Komunikatif, Ilmu

Masyarakat dan Posmodern menurut Jurgen

Habermas

The Media and The Public Sphere

Approach to Media Reader

Intelectuals in the Information society and the

dissappearence of the Public Sphere

Approach to Media Reader

Kumpulan

Makalah Seminar Televisi Publik

Kepustakaan

Stevensen, Nick,, 1995 sage

Publication, London

Understanding Media Cultures,

SocialTheory and Mass Communication

ARTIKEL 39MAJALAH UNIMED

EDISI 6 APRIL - JUNI 2013

HUMAS UNIMED

Globalisasi Media dan Hegemoni

Oleh

Hendra Kurnia Pulungan, S.Sos., M.I.Kom.

Dosen FBS Unimed

Pendahuluan

Proses globalisasi sering dikaitkan dengan arus informasi dan perkembangan teknologi. Hadirnya media

ditengah-tengah masyarakat yang berkembang secara tidak langsung memberikan gambaran tentang

perkembangan sebuah bangsa. Media penyiaran elektronik dan cetak memberikan potensi dampak

informasi kepada semua lapisan masyarakat. Media massa mempunyai ruang yang cukup besar untuk

memberikan layanan publik atas kebutuhan informasi, hiburan dan pendidikan.

Globalisasi media merupakan subuah proses alamiah, sehingga dalam konteks globalisasi media sering

dikaitkan dengan globalisasi budaya. Sehingga kekhawatiran akan lunturnya nilai-nilai budaya dan paham

kebangsaan serta nasionalisme selalu muncul sejalan dengan perkembangan media, tetapi dibalik itu semua

ketergantungan akan media juga besar.

Dengan demikian globalisasi media adalah sesuatu yang tidak biasa terelakkan oleh setiap bangsa, namun

yang menjadi pertayaan adalah bagaimana kita menyikapi dan merasakan seberapa besar dampak

globalisasi media terhadap budaya masyarakat Indonesia.

Globalisasi Media

Budaya menonton televisi sangat kental bagi

masyarakat kita. Kehadiran televisi adalah wajar bagi

ruang kehidupan yang telah maju (modern). Namun,

mengapa televisi sangat mempengaruhi pola hidup

manusia? Bahkan, tanpa kita sadari acara televisi dapat

membawa pada pergeseran budaya. Berkembangnya

stasiun televisi membuat semakin ketatnya persaingan

tayangan acara pada setiap stasiun televisi. Bahkan

tidak sedikit dari pemerhati televisi bahkan masyarakat

awam yang mengeluhkan kualitas isi yang tidak

mendidik bahkan merusak masyarakat. Tayangan

kekerasan, kriminal, mistik, porno, pelecehan,

mendominasi media massa kita. Hal ini juga

berdampak pada media cetak yang menggunakan

headline surat kabar dengan bahasa Indonesia asal-

asalan, tampilan presenter yang yang di bawah standar.

Secara apriori kita bisa mengatakan bahwa

hadirnya televisi tidak menjadi masalah, tetapi tampilan-

tampilan yang ada di dalamnya, sangat krusial bagi

masyarakat. Melalui potongan-potongan gambar yang

dianggap global itulah, masyarakat terhipnotis untuk

mengikuti. Ada mode baru baik pakaian, otomotif

bahkan tren pergaulan. Ada telenovela atau sinetron

yang bisa menggosongkan masakan ibu-ibu di dapur dan

lain-lain.

Kita dapat mengambil salah satu contoh kasus

globalisasi media massa dalam mengimpliflikasikan nilai-

nilai budaya global bercorak hegemoni dari barat dapat

dilihat dari salah satu acara tayangan pada salah satu stasiun

televisi, yaitu pemutaran film Superman VI . Superman

adalah merupakan kebudayaan barat, oleh karena itu

mewakili budaya modern, ceritanya sangat dinamis.

Penuturannya sudah diterjemahkan kedalam pelbagai

bahasa termasuk bahasa Indonesia. Visualisasinya

imajinatif, kaya warna, kaya ekspresi, terkesan lebih hidup,

mendekati realitas keseharian dengan dilengkapi

persenjataan super canggih, seperi persenjataan militer.

Tayangan Superman dianggap lebih komunikatif dan pandai

memilih waktu yang tepat untuk ditampilkan.

Secara sadar atau tidak banyak sekali anal-anak di

Indonesia yang menyukai sosok super hero yang berasal dari

produk budaya barat ini. Bahkan dengan mudahnya kita

mencari mainan anak-anak, merchandise dengan atribut

Superman diperjual belikan. Sosok Superman juga sering

ditiru pada anak-anak bangsa ini. Bentuk peniruan gaya dan

tingkat laku dari pahlawan modern ini divisualisasikan

dengan menggunakan kaos bersayap yang bergambar atau

berlambang Superman.

Hadirnya tayangan-tayangan produksi barat

menggeser sosok super hero produksi Indonesia. Mitos

Gatotkaca tak lagi dikenal oleh anak-anak bangsa ini,

Gatotkaca merupakan mitos pahlawan Indonesia, dia bisa

terbang dengan menggunakan medium kutang

ontrokusumo, kebal terhadap segala senjata, bertulang baja

dan berotot kawat. Hal ini menunjukkan ideologi dominan

ARTIKEL40MAJALAH UNIMED

EDISI 6 APRIL - JUNI 2013

HUMAS UNIMED

kapitalisme menjungkir balikan sikap dan persepsi

masyarakat. Masyarakat sebagai konsumen tetap televisi

senantiasi bersikap dan bergaya dengan bersandar pada

'citra' yang dibangun dari televisi.

Ideologi sebagai suatu defenisi realitas yang

kabur dan gambaran hubungan antar kelas, atau

”hubungan imajiner para indivudu dengan kondisi

keberadaan mereka yang sebenarnya” (Althusser, dalam

Mc.Quail, 1991: 66) tidaklah dominan dalam pengertian

bahwa ideologi itu dipaksakan oleh kelas penguasa,

tetapi merupakan pengaruh budaya yang disebarkan

secara sadar dan dapat meresap , serta berperan dalam

menginterpretasikan pengalaman tentang kenyataan.

Proses interpretasi itu memang berlangsung

tersembunyi (samar), tetapi terjadi secar terus-menerus.

Menurut Hall (dalam Mc. Quail, 1991:66) mengatakan,

Konsep dominasi, yang berarti pemaksaan kerangka

pandangan secara langsung terhadap kelas yang lemah,

melalui penggunaan kekuatan dan keharusan ideologis

yang terang-terangan, belumlah cukup untuk

menampung semuan kompleksitas permasalahan. Orang

harus memahami bahwa dominasi berlangsung pada

tahap sadar maupun tidak sadar. Dengan kata lain, orang

harus melihatnya sebagai alat dari sistem hubungan yang

terkait, bukannya sebagai upaya pilih-kasih para individu

yang dilakukan secara sadar dan terang-terangan melalui

penetapan peraturan dan pengecualian yang dinyatakan

melalui bahasa dan wacana.

Hegemoni sendiri bermakna dominasi dari

sebuah ideologi yang salah atau pemikiran terhadap

suatu kondisi sebenarnya. Sesungguhnya ideologi tidak

disebabkan oleh sistem ekonomi tetapi tertanam di

semua aktivitas masyarakat. Oleh karena itu, ideologi

tidak dipaksakan oleh satu kelompok ke kelompok

lainnya, akan tetapi meresap dan tertanam secara tidak

disadari oleh masyarakat. Ideologi yang dominan

mengekalkan keinginan kaum tertentu terhadap

kelompok lain, dan media berperan penting dalam

proses ini.

Polemik bercorak hegemoni di Indonesia

mempunyai dampak yang sangat besar bukan hanya

nilai-nilai budaya yang terinflikasikan oleh media massa,

tetapi juga telah merambah ke dalam pemikiran kaum

akademisi dan intelektual Indonesia. Bagaimana tidak?,

banyaknya pelajar atau mahasiswa yang menuntut ilmu

di luar negeri lalu pulang dengan membawa

pemahaman/pemikiran tentang cultural studies,

dekonstruksi, post kolonial, dan lain-lain. Ini dijadikan

tren pemikiran yang semakin lama semakin berkembang.

Budaya meniru yang berkembang di dalam masyarakat

kita membuat seringnya kita salah dalam mengupas

Hegemoni

permasalahan lokal sendiri. Ini terlihat dari banyaknya kita

belajar dan diajarkan tentang teori-teori yang

sesungguhnya belum tercipta di Indonesia. Kadang kita

menerapkan teori barat dengan konteks sosial Indonesia,

sementara teori-teori itu muncul dari masalah sosial di luar

wilayah kita sendiri. Seperti contoh, apakah sama mengupas

masalah perempuan di Indonesia dengan di Eropa, tetapi

kita selalu menggunakan teori-teori dengan pukul rata

tanpa melihat perbedaaan karakter wilayah dan budaya

yang ada.

Ini menjadi pekerjaan yang tidak mudah para

akademisi dan filsuf lokal untuk selalu memunculkan

wacana lokal agar dapat mengimbangai arus pemikiran

barat. Mengangkat wacana lokal bukan berarti kita

menampilkan primordialisme, tetapi lebih menunjukkan

sebuah identitas diri agar dapat menggali kembali khazanah

pemikiran untuk menjadikan fondasi keberadaan sebuah

entitas sosial masyarakat yang kaya akan budaya dan etnis.

Pada era globalisasi saat ini, imperialisme media

meliputi dimensi ekonomi, ideologi, politik dan kultural.

Disini media menjadi ajang bagi para produsen media untuk

menggunakan modif ikasi ni lai-ni lai yang layak

diperjualbelikan dalam pasar yang kompetitif. Dapat

dikatakan hal tersebut bersifat tendensius baik secara

ekonomis maupun sosio-kultural. Media massa lewat

televisi menundukkan masyarakat melalui kesepakatan

semu (tidak memaksa dengan fisik) yang sebenarnya

dirancang dalam ruang dominasi dan subordinasi. Akan

halnya dengan iklan di televisi, khalayak didorong untuk

menganggap diri mereka sebagai pasar, bukan publik,

sebagai konsumen dan bukan warga.

John Fiske (dalam Storey, 2007:30) berpendapat

bahwa komoditas budaya – termasuk televisi – yang dari situ

budaya tersebar dalam dua ekonomi sekaligus: ekonomi

finansial dan ekonomi kultural. Ekonomi finansial terutama

menaruh perhatian pada nilai tukar, sedangkan ekonomi

kultural terutama berfokus pada nilai guna – ”makna,

kesenangan, dan identitas sosial”. Hal ini menunjukkan ada

interaksi yang kontinu diantara dua ekonomi yang terpisah

namun terkait ini.

Kita dapat mengambil contoh tayangan acara

Dangdut Mania Dadakan yang hingga kini telah memasuki

episode 4. Program ini dibuat oleh TPI untuk menarik

kembali minat musik dangdut sebagai musik rakyat dan

mencari penyayi yang berasal dari masyarakat umum.

Selanjutnya produsen acara mencari sponsor dengan

beberapa perusahaan pengiklan selama acara tersebut

ditayangkan, ini merupakan bentuk dalam ekonomi

finansial. Dalam bentuk ekonomi kultural, program ini

menarik perhatian pemirsa televisi sebagai tontonan yang

menghibur dan menyenangkan. Dengan waktu yang sama

Pendekatan ekonomi politik Media

ARTIKEL 41MAJALAH UNIMED

EDISI 6 APRIL - JUNI 2013

HUMAS UNIMED

ARTIKELpemirsa televisi berubah menjadi komoditas (peserta

acara dalam acara DMD), dan mengikuti audisi.

Dari contoh di atas dapat kita pahami bahwa

pola konsumsi media massa juga dibentuk oleh

kerjasama “pengusaha” media dan pengusaha lain.

maka masalah tidak hanya pada produksi dan distribusi

suatu komoditas, tetapi juga ideologi komoditas yang

bekerja dalam menghasilkan media. Pendekatan

ekonomi politik tidak mempercayai hubungan sebab-

akibat terjadi secara linier, tetapi sesuatu terjadi karena

hubungan yang kompleks.

Berbicara pendekatan ekonomi Politik di media

massa tak terlepas dari kritik yang terkait dengan

kepemilikan media massa dan kontrol. Pendekatan

politik ekomoni juga mengidentifikasi hubungan antara

negara dan masyarakat media. Negara tidak dilihat

sebagai netral tetapi sebagai forum yang besar yang

memiliki kepentingan ekonomi excercise banyak kuasa

dan pengaruh, paling tidak kuasa dan pengaruh melalui

peraturan publik dan media pribadi.

Ekonomi politik merupakan hubungan sebab

dan akibat dengan merujuk pada konteks sosial ekonomi

luas secara holistik. Isi media massa di tanah air tidak

dapat terlepas dari siapa penguasa sumber-sumber

produksi media massa. Ini dapat dilihat antara lain dari

kepemilikian media massa, kepemilikan rumah produksi

penghasil acara-acara televisi. Kepemilikan media massa

di Indonesia dapat dilihat antara lain: Televisi Pendidikan

Indonesia (TPI), Rajawali Citra Televisi Indonesia (RCTI),

Metro TV, Media Indonesia, dimiliki oleh kelompok

usaha Bimantara. Majalah Cosmopolitan, Cosmo Girl,

Hard Rock FM dimiliki oleh kelompok usaha yang

dikendalikan pengusaha Adiguna Sutowo. AN TV dimiliki

kelompok usaha Bakrie. Indosiar dimiliki kelompok usaha

Salim. Dari contoh-contoh ini, dapat disimpulkan bahwa

pemilik media bukan orang orang yang berlatar belakang

pendidikan media, tetapi pengusaha. Rumah Produksi

yang memproduksi tayangan televisi terbanyak adalah

kelompok Multivision Plus yang dikomandani Raam

Punjabi.

Dari kenyataan ini dapat disimpulkan bahwa

penguasa sumber- sumber media televisi adalah

pengusaha. Ideologi dari aktivitas pengusaha adalah

m e n j u a l s e s u a t u u n t u k m e n d a p a t k a n

profit/keuntungan. Tanpa keuntungan perusahaan akan

ditutup. Jadi televisi adalah bisnis, pemilik televisi adalah

pengusaha media. Karena tujuan usaha adalah

mendatangkan profit, maka isi siaran media massa

digunakan untuk menciptakan pasar bagi perusahaan

yang menjalin kerja sama antara pengusaha media

televisi dan pengusaha lainnya. Keduanya saling terkait

dan tergantung satu dengan lainnya. Perusahaan

pertelevisian memerlukan iklan untuk biaya servive dan

sebaliknya perusahaan produksi memerlukan media untuk

memasarkan barang mereka. Ringkas kata, program televisi

tunduk kepada pertimbangan ekonomi. Bahkan untuk

televisi yang mengusung paradigma pendidikan sekaligus.

Globalisasi media berpengaruh besar kepada

penyebaran budaya populer global dalam kaitannya dengan

globalisasi budaya sekarang ini, asumsi globalisasi media

merupakan salah satu sumber utama dalam mengenalkan

budaya lain kepada masyarakat luas. Indikasi globalisasi

media secara tidak sadar dapat mengikis identitas

kebudayaan nasional suatu bangsa, dan menciptakan

budaya baru yang lebih diterima oleh masyarakat secara

majemuk. Khususnya Indonesia yang dikenal bangsa yang

mempunyai banyak suku, tidak mampu menahan imbas

globalisasi media dalam mempertahankan kebudayaan

sendiri sebagai suatu identitas bangsa.

Perkembangan dalam bidang informasi memacu

setiap bangsa untuk hidup dalam modernisasi globalisasi

media. Hal ini secara tidak langsung melibatkan aktifitas

globalisasi budaya (masyarakat cenderung menikmati). Ini

membuktikan masyarakat luas secara sadar ikut menikmati

globalisasi. Khususnya globalisasi budaya, meskipun ada

tantangan dari sejumlah masyarakat lainnya akan globalisasi

budaya yang sampai sekarang masih terus berjalan.

Dominasi ini menyebabkan ideologi hegemoni menyebar

dan diserap masyarakat luas dan hidup dalam modernitas

globalisasi.

Sekarang ini masyarakat Indonesia mendapatkan

serbuan yang sangat kuat dari berbagai informasi yang

berasal dari pemahaman bangsa lain. Heterogenitas

masyarakat Indonesia yang terbagi dalam suku, etnis,

daerah yang luas, membuat bangsa ini dianggap pasar

ekomoni yang cukup menguntungkan bagi negara maju. Hal

ini dapat terlihat dari banyaknya produk-produk luar negeri

yang masuk dan digunakan oleh masyarakat kita, dan

menjadikan buatan atau merk luar negeri sebagai sebuah

alasan untuk menaikkan strata sosial dan gaya hidup di

masyarakat.

Mc. Quail, Dennis. 1991. Teori Komunikasi Massa Suatu

Pengantar. Jakarta: Erlangga.

Severin, Werner J. & James W. Tankard, Jr. 2005. Teori

Komunikasi: sejarah, Metode, & Terapan di

Dalam Media Massa. Jakarta: Kencana.

Storey, John. 2007. Cultural Studies dan Kajian Budaya Pop:

Pengantar Komprehensif Teori dan Metode.

Yogyakarta&Bandung: Jalasutra.

Littlejohn, Stephen W and Karen A. Foss. 2005.

. New Mexico:

Wadsworth, Thomson Learning.

Simpulan

Daftar Literatur

Theories of

Human Communication

42MAJALAH UNIMED

EDISI 6 APRIL - JUNI 2013

HUMAS UNIMED

MENINGKATKAN KEBERANIAN DAN KEMAMPUAN BERBICARA MAHASISWA PROGRAM STUDI

BAHASA PRANCIS FBS UNIMED DENGAN MENGGUNAKAN METODE QUANTUM TEACHING

Oleh

Irwandy

Dosen Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan

In the daily life, human is inseparable from the activity of communication to convey suggestions, thoughts,

ideas, and feelings to others. Therefore, language learning should be more directed at improving the

leaners' ability in using the language functions, that is for personal communication activities. Classroom

action research is a research that aims to solve the problems of teaching in a particular class. The results

which are obtained from the study like this cannot be generalized as done in an experimental research.

Action research is a self reflective teaching that will benefit for educators (teachers), teaching institutions

(schools), authors, and education providers. Through action research, teachers can find a variety of learning

strategies to improve students' learning achievement. This study is aimed at improving the courage and the

ability of the third semester students of the French Study Program of Languages and Arts Faculty of State

University of Medan by applying Quantum Teaching. The result of the study shows that Quantum Teaching

methods can improve the courage and the ability of the students' in speaking. It is shown from the average

score of the students' learning outcomes who initially scored enough became good in only one cycle of four

meetings.

PENDAHULUAN

Kegiatan pembelajaran bahasa Prancis di Unimedtanpaknya masih banyak didominasi oleh penggunaanmetode pembelajaran yang menempatkan pengajar padaperan yang lebih aktif dibanding dengan peran pembelajar.Hal semacam ini berakibat pada miskinnya kreativitas danaktivitas pembelajar. Pembelajar hanya memiliki kebiasaanmenerima segala sesuatu yang datang dari pengajar tanpaadanya modifikasi, apalagi suatu konstruksi. Pembelajarcenderung menjadi pemalu dan penakut untukmengekspresikan gagasan-gagasan yang dimilikinya.

Berpijak dari hal di atas, tampaknya model pembelajaranperlu diubah. Model pembelajaran yang berpusat padapengajar (teacher centered) hendaknya diubah menjadipembelajaran yang berpusat pada pembelajar (studentcentered). Pada pembelajaran ini pembelajar hendaknyadiberi kesempatan yang lebih luas untuk mengembangkanpotensi yang ada pada dirinya. Pemberian kesempatan inijuga hendaknya disertai dengan pemberian dorongan(motivasi) pada pembelajar agar lebih percaya diri. Dengandemikian, rasa malu dan takut akan berubah menjadi beranidan percaya diri, yang akhirnya akan berdampak padapeningkatan kualitas pembelajaran akibat adanyapeningkatan kreativitas dan aktivitas pembelajar.

Pembelajar bahasa hendaknya lebih diarahkan padapeningkatan kemampuan pembelajar dalam menggunakanfungsi bahasa, yaitu untuk kegiatan komunikasi. Dalamkegiatan komunikasi, penutur dan petutur diharuskan salingmengerti atas segala yang dituturkan. Untuk itu, penutur danpetutur dituntut untuk mengetahui makna setiap ujaran.Dengan demikian, penguasaan kosa kata akan sangatmembantu dalam kegiatan komunikasi. Hal ini senada denganpendapat Valette (dalam Madya, 1990) yang menyatakanbahwa pemerolehan kosa kata merupakan satu aspek pentingdalam kemampuan berbicara.

Berkenaan dengan hal di atas, proses pembelajaranseyogyanya semaksimal mungkin diarahkan pada kegiatankomunikasi khususnya komunikasi lisan. Hal ini mengingatkomunikasi lisan merupakan komunikasi yang paling banyak

digunakan. Hampir pada setiap saat manusia berkomunikasisecara lisan. Untuk itu, pembelajar hendaknya diberi kesempatanyang lebih luas untuk dapat melatih keterampilan berbahasalisan mereka dalam kegiatan komunikasi nyata. Dalam hal ini,penguasaan kosa kata, pemahaman struktur kalimat dan tatabahasa pembelajar akan membantu proses kegiatankomunikasinya.

Berdasarkan hasil pengamatan awal dan angket mahasiswa,diperoleh data awal bahwa mahasiswa kurang memilikikeberanian untuk berbicara dalam bahasa sasaran (Prancis)akibat adanya rasa takut yang berlebihan jika berbuat salah.Perasaan takut ini disebabkan oleh tindakan pengajar yang seringmenegur dengan nada marah manakala mendapati mahasiswayang salah dalam kegiatan berbahasa. Akhirnya mahasiswa takutuntuk mempraktekkan pengetahuan bahasanya dalam kegiatankomunikasi nyata. Bagaimanapun, kemampuan berbicarapembelajar juga dipengaruhi oleh tingkat keberanian pembelajardalam kegiatan berbicara dalam bahasa sasaran.

Pada hakekatnya pembelajaran bahasa adalah membantumeningkatkan kompetensi pembelajar dalam menggunakanbahasa sebagai sarana komunikasi. Pengajar bahasa hendaknyalebih mengarahkan kegiatan pembelajaran pada .aktivitaspembelajar dalam menggunakan bahasa sebagai saranakomunikasi, baik secara lisan maupun tulisan guna tercapainyakompetensi komunikatif pembelajar. Oleh karena itu, aktivitasyang lebih dominan dalam pembelajaran adalah aktivitaspembelajar, bukan pengajar. Pengajar sebaiknya lebih berperansebagai seorang fasilitator dan motivator dalam pembelajaran.

Teori tentang pembelajaran bahasa yang dapat dijadikanrujukan pengajar dalam pembelajaran bahasa diantaranyaadalah teori dan

. Menurut Pateda (1991), teoridengan tokoh utamanya Skinner menyatakan bahwa adahubungan antara rangsangan ( ) dengan jawaban( ). Teori ini dengan tegas menyatakan bahwa anak-anakbelajar bahasa melalui suatu proses peniruan terhadap sesuatuyang terjadi pada lingkungan sekitarnya. Peniruan itu biasanya

KAJIAN TEORI

behaviorisme, mentalisme (kognitivisme),

konstruktivisme behavoirisme

stimulus

response

ARTIKEL 43MAJALAH UNIMED

EDISI 6 APRIL - JUNI 2013

HUMAS UNIMED

ARTIKELdisertai dengan persetujuan-persetujuan orang-orangdisekitarnya. Jika stimulus diberikan kepada seorang anak,maka anak tersebut akan memberikan suatu respon tertentu.Jika respon itu mendapat persetujuan dari orang disekitarnya, maka anak tersebut akan memberikan responyang sama manakala mendapat stimulus yang sama.Sebaliknya, jika respon yang diberikan anak atas suatustimulus itu tidak mendapat persetujuan dari orang-orang disekitarnya, maka anak tersebut akan memberikan responyang berbeda atas stimulus yang sama.

Tugas utama pengajar menurut teori ini adalahmemberikan stimulus yang sebanyak-banyaknya kepadapembelajar agar memperoleh pengalaman berbahasa yangsebanyak-banyaknya, yang akhirnya dapat berakibat padaperubahan tingkah laku pembelajar. Pembelajar harusmendapat kesempatan yang luas untuk mengembangkanpengalaman berbahasanya melalui pemberian beranekaragam stimulus. Oleh karena itu, stimulus hendaknyadirencanakan secara terstruktur agar perubahan tingkah lakuyang diinginkan sesuai dengan tujuan pembelajaran.Kesalahan sekecil apapun harus segera diluruskan agar tidakdiulangi oleh pembelajar.

Teori justru menyatakan hal yang berbedadari pandangan Menurut Chomsky dalamDardjowidjojo (2000), teori menyatakan bahwamanusia lahir sudah memiliki

inilah yang memiliki peranan sangat penting dalamproses penguasaan suatu bahasa.

Berkaitan dengan pembelajaran bahasa, secaraimplikasional dikatakan bahwa jika manusia itu memiliki ,maka cara manusia belajar bukanlah dengan kegiatanstimulus dan respon sebagaimana pandangan kaum

Chomsky dengan tegas menyatakan bahwamanusia tidak dapat mengajarkan bahasa. Manusia hanyadapat menciptakan “

Mengingat manusia itu memiliki sifat kreatif, dankreativitas itu terdapat pada pembelajar, maka prosespembelajaran hendaknya lebih diarahkan pada pembelajar( ). Lebih lanjut Dardjowidjojo mengatakanpembelajaran yang berpusat pada pembelajar berarti bahwasuatu kegiatan pengajaran hendaknya lebih dicurahkan padaaspek psikologis yang dilalui pembelajar dalam usahamempelajari bahasa. Oleh karena itu, pengajar dituntut untukselalu menyelami jiwa para pembelajarnya sebelum, ketika,dan setelah proses pengajaran berlangsung.

Teori memandang bahwa pembelajarsecara individu mencari dan memindahkan informasi yangkompleks. Teori ini berpendapat bahwa pembelajar secarateratur mencocokkan informasi-informasi baru denganaturan-aturan lama dan merevisi aturan-aturan tersebut jikadianggap sudah tidak sesuai lagi. Menurut Slavin yang dikutipoleh Muhajir (2001), mengatakan bahwa kaum

memandang bahwa pembelajar diberikankesempatan sendiri untuk menggunakan strateginya dalambelajar secara sadar, dan pengajar membimbing pembelajarke tingkat pengetahuan yang lebih tinggi.

Menurut Suparno (1997), secara garis besar pemerolehanbahasa melalui teori adalah (1) pengetahuandibangun oleh pembelajar sendiri, baik secara individualmaupun sosial, (2) pengetahuan tidak dapat dipindahkan daripengajar ke pembelajar, kecuali hanya dengan keaktivanpembelajar itu sendiri untuk bernalar, (3) pembelajar aktifmengkonstruksi terus menerus sehingga selalu terjadiperubahan konsep menuju ke konsep yang lebih rinci,lengkap, serta sesuai dengan konsep ilmiah, dan (4) pengajarhanya sekedar membantu menyediakan sarana dan situasiagar proses konstruksi pembelajar berjalan dengan baik.

Prinsip utama pembelajaran bahasa menurut Brown(1994) ada tiga, yaitu prinsip kognitif, prinsip afektif, danprinsip linguistik. Dikatakan prinsip kognitif karenaberhubungan dengan fungsi mental dan intelektual. Prinsip initerdiri atas otomatisasi ( ), pembelajaran

kognitivisme

behavioristik.

kognitivisme

language acquisition device

(LAD). LAD

LAD

behavioristik.

a rich linguistic environment for the

intuitive heuristcs that the normal human automatically

processes”.

learner centered

konstruktivisme

konstruktivisme

konstruktivisme

automaticity

bermakna ( ), harapan akan penghargaan (), motivasi intrinsik ( ),

dan investasi strategis ( ). Dikatakan prinsipafektif karena berhubungan dengan proses emosional manusiaseperti perasaan tentang dirinya, hubungan dalam komunitaspembelajar, dan tentang emosi di antara bahasa dan budaya.Prinsip ini terdiri atas egoisme bahasa ( ),kepercayaan diri ( ), keberanian untuk ambil resiko( ), dan hubungan antara bahasa dan budaya (

). Dikatakan prinsip linguistik karenaberhubungan dengan kompleksitas sistem bahasa itu sendiri.Prinsip ini terdiri atas pengaruh bahasa ibu (

), pengaruh sistem linguistik bahasa lain ( ),dan kompetensi komunikatif ( ).

Salah satu metode pengajaran dalam pembelajaran bahasaadalah metode pengajaran . Menurut DePorter (2000), menggunakan asas utama“Bawalah dunia mereka ke dunia kita dan antarkan dunia kita kedunia mereka”. Segala strategi, model, interaksi dengan siswa,rancangan kurikulum, dan setiap metode instruksional dibangundi atas asas tersebut.

Dalam pembelajaran, menggunakanrancangan pembelajaran: tumbuhkan, alami, namai,demonstrasikan, ulangi, dan rayakan yang disingkat denganistilah TANDUR. Rancangan ini dilaksanakan secara terpadudalam kegiatan pembelajaran sehingga situasi kegiatanpembelajaran menjadi sangat aktif, dinamis, dan menyenangkandengan hasil memuaskan.

Langkah pertama adalah Tumbuhkan Pengajar terlebihdahulu menumbuhkan motivasi belajar pembelajar denganmenjelaskan manfaat dari mempelajari topik yang akandipelajari. Selain itu, pengajar juga dapat memanfaatkan mediagambar, cerita, dan lain-lain. Langkah kedua adalah Alami.Pengajar memberikan mereka pengalaman belajar; tumbuhkan“kebutuhan untuk mengetahui”. Unsur ini memberi pengalamanpada pembelajar, dan memanfaatkan hasrat alami otak untukterus belajar. Langkah ketiga adalah Namai. Berikan “data”, tepatsaat minat memuncak. Penamaan memuaskan hasrat alami otakuntuk memberikan identitas, mengurutkan, dan mendefinisikan.Penamaan dibangun di atas pengetahuan dan keingintahuanpembelajar saat itu. Penamaan adalah saatnya untukmengajarkan konsep, keterampilan berpikir, dan strategi belajar.Langkah keempat adalah Demonstrasikan. Berikan kesempatanpada mereka untuk mengaitkan pengalaman dengan data baru,sehingga mereka menghayati dan membuatnya sebagaipengalaman pribadi. Langkah kelima adalah Ulangi. Rekatkangambaran keseluruhannya. Pengulangan dapat memperkuatkoneksi saraf dan menumbuhkan rasa ”aku tahu bahwa aku tahuini”. Dengan demikian, pengulangan harus dilakukan secara multimodalitas dan multi kecerdasan, lebih baik dalam konteks yangberbeda dengan asalnya. Langkah terakhir adalah Rayakan. Ingat,jika layak dipelajari, maka layak pula dirayakan. Perayaanmenambatkan belajar dengan asosiasi positif. Perayaan memberirasa rampung dengan menghormati usaha, ketekunan, dankesuksesan.

Berdasarkan pada kajian teori di atas ditarik hipotesis bahwametode pengajaran sangat efektif digunakanuntuk meningkatkan keberanian dan kemampuan berbicaramahasiswa program studi bahasa Prancis FBS Unimed.

Sebelum pembelajaran berbicara bahasa Prancismenggunakan metode dilaksanakan padasubjek penelitian, peneliti terlebih dahulu melaksanakanobservasi awal. Observasi dilakukan melalui pengamatanlangsung pada kelas yang sedang melaksanakan pembelajaranberbicara bahasa Prancis Selain itu juga diberikanangket kepada mahasiswa untuk mengetahui respon mahasiswaterhadap kegiatan pembelajaran bahasa Prancis yang telahdijalani serta model pembelajaran berikutnya.

Berdasarkan hasil observasi awal diperoleh data awalpembelajaran berbicara bahasa Prancis masih lebih banyak

meaningful learning the

anticipation of reward intrinsic motivation

strategic investment

language ego

self confidence

risk taking the

language culture connection

the native language

effect interlanguage

communicative competence

quantum teaching

Quantum teaching

quantum teaching

quantum teaching

Quantum Teaching

.

HASIL PENELITIAN

Kondisi Awal Pembelajaran1.

( ).expression orale

44MAJALAH UNIMED

EDISI 6 APRIL - JUNI 2013

HUMAS UNIMED

menekankan pada prinsip linguistik, sedangkan prinsip kognitifdan afektif masih kurang mendapat perhatian. Hal ini tampakdari aktivitas dosen yang lebih banyak menyampaikan materidan mengajak pembelajar untuk berbicara dalam bahasasasaran. Peran dosen tampak lebih dominan dalampembelajaran. Dosen sering menegur (memperbaiki)kesalahan-kesalahan yang dibuat oleh mahasiswa. Selain itu,mayoritas pembelajar masih tampak takut untuk berbicara.Suasana pembelajaran yang santai dan menyenangkan namunserius belum terlihat. Pembelajaran masih tampak kaku sepertiyang tampak pada data berikut.

Pada saat pengajar meminta mahasiswa untukmemberikan penjelasan mengenai gambar yang menjadibahan pembelajaran, hanya terdapat 5 orang mahasiswa yangberani memberikan komentar. Sementara itu, mahasiswa yanglain cenderung untuk menjadi pendengar yang baik. Hal inimenjadi suatu pertanda bahwa pada umumnya mahasiswakurang berani untuk menanggung resiko atas kesalahanberbahasa Prancis. Gambaran lebih jelasnya mengenai hasilobservasi kegiatan dosen dan mahasiswa dapat dilihat padatabel hasil observasi kegiatan dosen dan mahasiswa dapatdilihat pada tabel berikut.

Racontez s'il vous plaît! Qu'est-ce qu'il y a dans cette

image?

Tabel 1

Hasil Obsevasi Sebelum Menggunakan Metode Quantum

Teaching

Berdasarkan hasil angket pembelajaran diperoleh databahwa pada dasarnya pembelajaran kurang senang terhadpmodel pembelajaran berbicara bahasa Prancis yang telahdijalani. Pembelajar menginginkan suasana yang lebih santainamun serius dalam pembelajaran. Pembelajar menginginkanjerih payah mereka dalam belajar dihargai. Pembelajarmenginginkan adanya suasana yang lebih akrab antara dosendan pembelajar.

Berdasarkan hasil kajian teori, hasil observasi awal,angket mahasiswa, dan hasil tes kemampuan berbicaramahasiswa tersebut disepakati bahwa teknik permainan dapatdijadikan sebagai suatu teknik pembelajaran yang cocok untukdigunakan dalam pembelajaran berbicara bahasa Prancisuntuk meningkatkan kemampuan berbicara mahasiswa.Selanjutnya, peneliti dan dosen mitra menyusun rencanapembelajaran dan perlengkapan-perlengkapan pembelajaranlain.

Waktu yang dugunakan pada pertemuan pertama adalah120 menit (2 SKS). Peneliti bersama dosen mitramempersiapkan segala instrumen dan skenario pembelajarandengan menggunakan metode yang akandigelar. Sebagai aktor pelaksana kegiatan pembelajaran, salahseorang dosen mitra memulai pembelajaran denganmemberikan motivasi kepada pembelajar. Isi motivasi yangdiberikan adalah tentang pentingnya mempelajari bahasaasing khususnya bahasa Prancis. Pengajar berusahameyakinkan mahasiswa akan pentingnya mempelajari bahasaPrancis. Berikut ini cuplikan isi motivasi yang disampaikan olehpengajar. “

…”

Usaha ini kurang mendapat perhatian dari pembelajar.Banyak mahasiswa yang masih berbicara dengan teman

2. Pelaksanaan Pembelajaran

a. Pertemuan Pertama Siklus 1

Quantum Teaching

Bahasa Prancis merupakan bahasa yang sangat

penting di dunia. Terdapat lebih dari 42 negara yang

menggunakan bahasa Prancis. Di Indonesia, banyak

perusahaan yang memerlukan tenaga kerja berbahasa

Prancis

sekelasnya saat dosen mitra berbicara untuk memberikanmotivasi seperti yang dilakukan oleh mahasiswa dengan kodeM8, M2, dan M8

Sebagaimana yang terdapat pada skenario pembelajaran,langkah selanjutnya pengajar menjelaskan tujuan dan prosedurkegiatan pembelajaran. Hal ini dimaksudkan agar pembelajarmengetahui dengan tepat maksud kegiatan pembelajaran yangsedang digelar dan hal-hal apa yang harus dilakukan olehpembelajar pada saat pembelajran berlangsung. Langkah inimendapat sambutan posistif dari pembelajar.

Pada pertemuan pertama siklus 1, pengajar menggunakanlagu berbahasa Prancis sebagai media pembelajaran. Pengajarmemperdengarkan kepada mahasiswa sebuah lagu dari CelineDion yang berjudul Pengajara juga membagikansalinan teks lagu yang belum sempurna. Melalui kegiatanmendengarkan, pembelajar diharapkan mampu mengisi bagian-bagian yang masih kosong.

Pada saat lagu diperdengarkan, semua mahasiswa tampakserius mendengarkan lagu tersebut. Mahasiswa juga berusahamengisi bagian kosong yang ada dalam salinan teks lagu itu.Setelah empat kali lagu itu diperdengarkan kepada mahasiswa,pengajar meneruskan kegiatan pembelajaran denganmenanyakan pada mahasiswa tentang isi bagian kosong yang adadalam teks. Pada saat itu, terdapat 8 orang mahasiswa yang maumemberikan jawaban atas pertanyaan pengajar. Langkahselanjutnya, pengajar meminta tanggapan mahasiswa tentang isilagu tersebut. Sangat disayangkan, pada kegiatan ini hanyaterdapat 5 orang mahasiswa yang memberikan komentar. Merekaadalah mahasiswa dengan kode M4, M13, M14, M20, dan M31.Pengajar berusaha menjalin komunikasi langsung denganmahasiswa yang belum mau berbicara, namun hasilnya kurangmaksimal. Mayoritas mahasiswa lebih banyak tidak memilikigagasan tentang lagu yang dipelajari. Kondisi ini berlangsungcukup lama. Pengajar terus berusaha meningkatkan partisipasiaktif mahasiswa, tapi mahasiswa tetap pasif.

Sebelum waktu pembelajaran terakhir, pengajar memberipenjelasan kepada mahasiswa tentang kata-kata atau istilahpenting yang terdapat dalam lagu. Selanjutnya, pengajar menutuppelajaran dengan memberikan tugas mandiri pada pembelajar.Pembelajar diberi tugas membuat komentar tentang lagu yangdipelajari secara tertulis. Pada akhir pembelajaran, pengajarkembali memberikan motivasi kepada mahasiswa agar lebihberani dan percaya diri dalam kegiatan pembelajaran. Berikut inicuplikan data pada sesi akhir pembelajaran. “

Semua kegiatan di atas direkam oleh peneliti dan dosen mitrayang tidak bertugas mengajar dengan menggunakan instrumencatatan lapangan. Pada saat pembelajaran berlangsung, penelitidan dosen mitra melaksanakan kegiatan evaluasi hasil belajar.Kegiatan evaluasi hasil belajar hanya dilakukan pada mahasiswayang berbicara dalam bahasa Prancis saat kegiatan pembelajaran.Sedangkan mahasiswa yang pasif dianggap tidak mendapat skor(nilai). Kriteria penilaian pada evaluasi hasil belajar mahasiswameliputi aspek-aspek berikut: (1) penguasaan kosa kata, (2)ketepatan gramatikal, (3) kelancaran, (4) pronounsiasi, dan (5)relevansi isi pembicaraan. Rentang nilai masing-masing aspekpenilaian adalah 0 sampai 4.

Berdasarkan hasil observasi, ada beberapa hal yang menjadicatatan dalam pertemuan pertama, yaitu: (1) pengajar kurangmampu dalam memberikan motivasi terhadap pembelajar. Hal initampak dari kurangnya perhatian pembelajar terhadap pengajarpada saat memberikan motivasi. Penyebab utamanya adalah isimotivasi yang mungkin kurang menarik perhatian dan minatpembelajar, (2) kemampuan pengajar dalam mendesain ruanganmasih kurang. Hal ini tampak dari banyaknya bangku yang takterpakai di dalam ruang belajar. Ruang belajar tampak tidak rapiakibat banyaknya bangku yang tidak terpakai, (3) partisipasi aktifpembelajar dalam kegiatan pembelajaran dalam kelas secaramayoritas masih dalam kategori kurang. Hal ini tampak darijumlah mahasiswa yang berbicara bahasa Prancis hanya 8 orang.

Il suffisait d'aimer.

Saudara, apapun

hasil yang didapat harus disyukuri, apa yang telah saudara

lakukan pada pertemuan ini dirasa masih jauh dari harapan. Tapi

saya yakin bahwa ke depan, anda akan berbuat jauh lebih baik.

Untuk itu, mari bertepuk tangan untuk hasil belajar hari ini

ARTIKEL 45MAJALAH UNIMED

EDISI 6 APRIL - JUNI 2013

Kegiatan Jumlah Mahasiswa

Keterlibatan dalam proses

Pembelajaran secara umum

Kurang Cukup Baik Sangat Baik

5 (16%) 21 (66%) 6 (19%) 0 (0%)

Aktivitas dalam Tanya jawab 20 (63%) 6 (19%) 6 (19%) 0 (0%)

Keterampilan mengajar dosen v

HUMAS UNIMED

ARTIKELHal ini mengindentifikasikan bahwa keberanian berbicaramahasiswa juga sangat rendah, (4) hasil belajar mahasiswasecara klasikal masih sangat rendah. Untuk lebih jelasnya dapatdilihat pada tabel berikut.

Sebelum pembelajaran dimulai, peneliti, mahasiswa, dandosen mitra mendisain bangku belajar mahasiswa dalamU. Jumlah bangku yang ada dalam kelas sama dengan jumlahsubjek penelitian yaitu 32. Bangku yang tidak terpakaidikeluarkan dari ruang kuliah. Ruang belajar tampak lebihlapang. Hal ini tentu berbeda dengan situasi pembelajaransebelumnya dimana ruang belajar terasa sangat padat.

Setelah kegiatan mendesain ruang belajar selesai, pengajarmemulai pembelajaran dengan memberikan dorongan padamahasiswa agar lebih giat belajar dari pertemuan pada minggusebelumnya. Pengajar berharap pada mahasiswa agar lebihaktif dan berani dalam berbahasa Prancis. Pengajarmengatakan bahwa rasa takut dan malu itu merupakan halyang biasa dalam kegiatan pembelajaran bahasa asing. Namunhal ini janganlah dijadikan suatu kebiasaan. Berikut cuplikan isimotivasi pengajar pada pertemuan kedua. “

…”

Suasana tampak tenang saat pengajar memberikanmotivasi. Mahasiswa mendengarkan dengan serius apa yangdisampaikan oleh pengajar. Selanjutnya pengajar menjelaskantujuan dan prosedur pembelajaran yang akan digelar. Padapertemuan ini, pengajar menggunakan media gambar sebagaimedia pembelajaran. Pengajar membagikan kepadapembelajar salinan poster iklan bergambar. Selanjutnyapengajar memberikan waktu kepada mahasiswa selama 15menit untuk membuat komentar tentang isi iklan tersebut.

Mahasiswa tampak serius belajar. Ada yang belajar secaraindividual, ada pula yang belajar secara kelompok. Setelahwaktu yang disediakan untuk mahasiswa telah habis, pengajarmulai mengajak mahasiswa untuk memberikan tanggapan atasiklan yang ada dalam poster. Pengajar berharap agarmahasiswa berinisiatif untuk berbicara, bukan hanya mauberbicara ketika ditanya langsung oleh pengajar. Usaha inikurang berhasil. Mahasiswa masih tampak pasif. Hanya ada 4mahasiswa yang mau berbicara. Mereka ini adalah mahasiswayang aktif dalam pertemuan sebelumnya.

Melihat situasi pembelajaran yang kurang aktif, pengajarmengubah teknik pembelajaran dengan teknik sosiodrama.Pada teknik ini sekelompok pembelajar diharapkan melakukan

menurut tema yang telah ditentukan. Tema yang dipilihadalah tamasya keluarga. Mahasiswa diharapkan memerankansuatu dialog keluarga dalam suatu perjalanan dengan mobilpribadi.

Pengajar memilih tiga orang mahasiswa untukmemerankan peran di atas di depan kelas. Dalampenampilannya, mereka kurang mampu menampilkanpenampilan yang menarik. Hanya ada satu orang yang aktif.Sedangkan dua orang lagi masih cenderung pasif. Oleh karena

Tabel 2

Hasil Observasi Pertemuan Pertama Siklus 1

b. Pertemuan Kedua Siklus 1

letter

Saudara-saudara,

pada pertemuan minggu kemarin hanya terdapat 8 orang

mahasiswa yang berpartisipasi aktif. Hal ini sungguh sangat

memprihatinkan. Saya paham bahwa hal semacam ini adalah

suatu yang sering terjadi dalam kelas bahasa. Tapi jika anda

terus berada dalam belenggu rasa malu dan takut, maka

selamanya anda akan terus dihantui oleh ketakutan itu dan

terus ditakut-takuti oleh zaman. Jika anda tidak mau ke luar

dari lingkaran itu, maka saya ucapkan selamat menempuh

hidup menderita

acting

itu dialog terjadi kurang lancar. Melihat fenomena di atas,pengajar memilih tiga orang mahasiswa lain untuk melakukanperagaan. Penampilan kelompok kedua ini terjadi sangat baik.Ketiga peserta mampu memerankan peran masing-masingdengan baik. Terjadi dialog yang mampu menarik perhatianmahasiswa yang lain. Banyak mahasiswa yang tertawa gembiramelihat penampilan kelompok ini. Setelah penampilan selesai,pengajar meminta pada mahasiswa yang lain untuk memberikankomentar atas penampilan kedua kelompok. Terdapat 13mahasiswa yang memberikan tanggapan atas penampilan keduakelompok. Hal ini berarti terdapat 19 orang mahasiswa yangberpartisipasi aktif. Isi tangapan meliputi peran, gramatikal,pronounsiasi, dan penggunaan kata yang kurang tepat padakonteksnya.

Pada akhir pembelajaran, pengajar memperbaiki kesalahanberbicara yang dilakukan oleh mahasiswa dan merayakankeberhasilan mahasiswa dengan bertepuk tangan bersama.Berdasarkan hasil pengamatan peneliti dan dosen mitra, terdapattiga hal penting. Pertama, upaya pengajar dalam memotivasimahasiswa berdampak positif terhadap perilaku mahasiswa.Kedua, digunakannya sosiodrama sebagai teknik pembelajaranmampu mengubah suasana pembelajaran menjadi lebih aktif.Mahasiswa lebih berani berbahasa Prancis di dalam kelas. Hal iniberbeda jauh dengan penggunaan media gambar dan lagu. Ketiga,desain ruang belajar masih belum baik dan nyaman. Meskipundemikian, terdapat perubahan yang signifikan terhadapkeberanian berbicara mahasiswa. Hal ini berdampak pula padanilai rata-rata hasil belajar mahasiswa seperti yang terlihat padatabel berikut.

Sebelum pembelajaran dimulai, peneliti, mahasiswa, dandosen mitra mendisain bangku belajar mahasiswa dalam U.Jumlah bangku yang ada dalam kelas sama dengan jumlah subjekpenelitian yaitu 32. Bangku yang tidak terpakai dikeluarkan dariruang kuliah. Ruang belajar tampak lebih lapang.

Pengajar memulai pelajaran dengan memperdengarkan laguberbahasa Prancis. Hal ini dimaksudkan agar suasana batinpembelajar lebih santai. Setelah itu pengajar meminta seorangmahasiswa untuk memimpin menyanyikan lagu kebangsaanNegara Republik Indonesia. Hal ini dimaksudkan agar semangatjuang mahasiswa untuk meningkatkan kecerdasan bangsasemakin tinggi. Setelah itu, pengajar memimpin kegiatanrelaksasi. Semua mahasiswa duduk dengan relaks sambilmelakukan kegiatan pernafasan sempurna. Pada saat yangbersamaan, pengajar kembali mengingatkan mahasiswa agartidak menyia-nyiakan kesempatan belajar yang diperoleh karenatidak semua orang dapat melanjutkan pendidikan sampai keperguruan tinggi. Berikut ini kutipan pesan pengajar. “

…”

Suasana tampak tenang ketika kegiatan relaksasi ini.Beberapa mahasiswa tampak sedih. Pada saat itu pula, pengajarmengajak mahasiswa untuk dapat memberikan yang terbaik buat

Tabel 3

Hasil Observasi Pertemuan Kedua Siklus 1

c. Pertemuan Ketiga Siklus 1

letter

Saudara-

saudara! Banyak orang yang ingin seperti anda, menjadikan

kampus sebagai tumpuan harapan masa depan, menorehkan

harapan pada pena dan logika. Namun karena kemiskinan

membuat mereka harus bekerja. Ada yang jadi pedagang, petani,

buruh pabrik, tukang becak, dan lain-lain. Bukankah kuliah itu

mahal. Lihatlah cucuran keringat keluarga anda yang berjuang

mencari uang untuk kuliah anda. Namun sayang, anda sering sia-

siakan jerih payah mereka

46MAJALAH UNIMED

EDISI 6 APRIL - JUNI 2013

Kegiatan Jumlah Mahasiswa

Keterlibatan mahasiswa dalam

Proses pembelajaran secara

umum

Kurang Cukup Baik Sangat

Baik

16 (50%) 10 (31%) 6 (19%) 0 (0%)

Aktivitas dalam Tanya jawab 24 (75%) 3 (9%) 6 (19%) 0 (0%)

Keterampilan mengajar dosen

Dengan metode Quantum

Teaching

v

Kegiatan Jumlah Mahasiswa

Keterlibatan mahasiswa dalam

Proses pembelajaran secara

umum

Kurang Cukup Baik Sangat

Baik

5 (16%) 20 (62%) 7 (21%) 0 (0%)

Aktivitas dalam Tanya jawab 12 (38%) 11 (34%) 9 (28%) 0 (0%)

Keterampilan mengajar dosen

Dengan metode Quantum

Teaching

v

HUMAS UNIMED

orang-orang yang berjasa dalam kehidupan mereka denganbelajar lebih giat. Selanjutnya pengajar menyampaikan tujuandan teknik pembelajaran yang akan digunakan.

Pada pertemuan ketiga ini pengajar memilih tekniksosiodrama sebagai teknik pembelajaran. Ada dua tema yangdiperankan mahasiswa yaitu cinta yang kandas dan tersesat ditengah hutan. Pengajar memberi kebebasan kepadamahasiswa untuk membuat kelompok sendiri. Jumlah anggotakelompok disesuaikan dengan jumlah peran yang akandimainkan. Pengajar memberi waktu tiap-tiap kelompok 30menit untuk menyusun skenario. Pada saat itu, pengajarmembantu kelompok pembelajar yang memiliki masalahkebahasaan. Suasana kelas menjadi ramai. Masing-masingkelompok berdiskusi dengan antusias. Namun sayang,kebanyakan mereka berdiskusi dalam bahasa Indonesia.Setelah kegiatan persiapan selesai, salah satu kelompok tampilke depan. Mereka terdiri dari empat orang mahasiswa. Kasusyang terjadi dalam tema ini adalah penolakan orang tuaseorang gadis atas lamaran kekasihnya.

Tema ini diperankan dengan sangat bagus. Terjadi dialogyang lancar, alami, dan spontan. Masing-masing anggotakelompok berbicara sesuai dengan konteks tanpa ada yangmembaca teks. Anggota kelompok yang lain memperhatikanperagaan dengan serius. Setelah peragaan selesai, kelompoklain tampil dengan tema yang lain. Cerita yang ditampilkanadalah perjalanan studi wisata mahasiswa jurusan biologi kehutan. Di tengah hutan mereka tersesat dan tidak dapatmenemukan jalan ke luar. Akhirnya mereka tinggal di hutanberhari-hari.

Semua kelompok menampilkan cerita yang bervariasiwalaupun dalam tema yang sama. Ada kelompok yang tampildengan sangat bagus. Ada pula kelompok yang tampil kurangmemuaskan. Tetapi yang jelas, pada pertemuan ini semuamahasiswa terlibat dalam kegiatan dialog walaupun dalamintensitas yang berbeda. Setelah kegiatan pementasan selesai,pengajar kembali membuka dialog antar mahasiswa mengenaikegiatan pementasan tiap-tiap kelompok. Terdapat 24 orangmahasiswa yang memberikan tanggapan. Langkahselanjutnya, pengajar memberikan penjelasan atas materipelajaran khususnya berkenaan dengan pengucapan,gramatikal, dan pemakaian kosa kata. Yang terakhir, pengajarmengajak mahasiswa untuk merayakan keberhasilanmahasiswa dengan bertepuk tangan.

Berdasarkan hasil pengamatan peneliti dan dosen mitra,terdapat empat hal penting. Pertama, upaya pengajar dalammemotivasi mahasiswa berdampak positif terhadap perilakumahasiswa. Kedua, digunakannya sosiodrama sebagai teknikpembelajran mampu mengubah suasana pembelajaranmenjadi lebih aktif. Mahasiswa lebih berani berbahasa Prancisdi dalam kelas. Ketiga, desain ruang belajar semakin baik dannyaman. Keempat, terdapat perubahan yang signifikanterhadap keberanian berbicara mahasiswa. Hal ini berdampakpula pada nilai rata-rata hasil belajar mahasiswa sepertiterlihat pada tabel berikut.

Pada pertemuan keempat, pengajar kembalimelaksanakan kegiatan pembelajaran seperti padapertemuan ketiga. Teknik pembelajaran yang dipilih samadengan minggu sebelumnya yaitu sosiodrama. Ada empattema yang diperankan oleh mahasiswa, yaitu di restoran,

Tabel 4

Hasil Observasi Pertemuan Ketiga Siklus 1

d. Pertemuan Keempat Siklus 1

tragedi di suatu pertunjukan musik, kecelakaan pesawat, danberolah raga.

Pengajar memberi kebebasan kepada mahasiswa untukmemilih kelompok sendiri. Jumlah anggota kelompokdisesuaikan dengan jumlah peran yang akan dimainkan.Pengajar memberi waktu tiap-tiap kelompok 30 menit untukmenyusun skenario. Pada saat itu, pengajar membantukelompok pembelajar yang memiliki masalah kebahasaan.

Seperti halnya pada pertemuan minggu ketiga, suasana kelasmenjadi ramai. Masing-masing kelompok berdiskusi denganantusias. Namun sayang, kebanyakan mereka masih berdiskusidalam bahasa Indonesia. Setelah kegiatan persiapan selesai,msing-masing kelompok tampil sesuai tema yang dipilih.

Semua kelompok menampilkan cerita yang bervariasiwalaupun dalam tema yang sama. Penampilan masing-masingkelompok pada pertemuan keempat semakin bagus. Semuamahasiswa terlibat dalam kegiatan dialog walaupun dalamintensitas yang berbeda. Setelah kegiatan pementasan selesai,pengajar kembali membuka dialog antar mahasiswa mengenaikegiatan pementasan tiap-tiap kelompok. Terdapat 17mahasiswa yang memberikan tanggapan. Langkah selanjutnya,pengajar memberikan penjelasan atas materi pembelajarankhususnya berkenaan dengan pengucapan, gramatikal, danpemakaian kosa kata. Pengajar menutup pembelajaran denganmemberikan tugas mandiri pada mahasiswa dan merayakankeberhasilan mahasiswa dengan bertepuk tangan bersama.

Berdasarkan hasil pengamatan peneliti dan dosen mitra,kegiatan pembelajaran pada pertemuan keempat semakin baik.Partisipasi aktif mahasiswa semakin meningkat. Hal iniberdampak pula pada peningkatan hasil belajar mahasiswa baiksecara individual maupun klasikal seperti terlihat pada tabelberikut.

Pelaksanaan pembelajaran berbicara bahasa Prancis padasiklus 1 menunjukkan hasil yang sangat menggembirakankhususnya pada pertemuan ketiga dan keempat jikadibandingkan dengan kondisi pembelajaran menggunakanmetode .

Hasil pengamatan menunjukkan suasana pembelajarantampak sangat kaku pada pembelajaran sebelum penelitian inidilaksanakan. Mayoritas pembelajar cenderung lebih pasif.Mahasiswa tampak takut dan malu untuk berbicara dalambahasa Prancis. Sedangkan pada saat penelitian tindakan inidilaksanakan, terjadi perubahan yang cukup berarti. Pembelajartampak lebih berani berbicara walaupun masih terdapatbeberapa kesalahan mulai dari kesalahan pengucapan, tatabahasa, struktur kalimat, dan kekurangan penguasaan kosa kata.Mayoritas pembelajar tidak lagi takut dan malu berbicara dalambahasa Prancis.

Dari hasil observasi pengamat, dan data hasil belajarpembelajar pada siklus 1, diperoleh kesimpulan sebagai berikut.(1) kemampuan pengajar dalam mengelola pembelajarandengan menggunakan metode dikategorikanpada pertemuan pertama menunjukkan nilai cukup. Namunpada pertemuan berikutnya, kondisi tersebut dapat diperbaikisehingga menjadi nilai baik dan akhirnya sangat baik. (2)Aktivitas pembelajar secara umum mengalami peningkatan yangcukup baik khususnya pada pertemuan kedua, ketiga dankeempat. Sikap dan motivasi belajar, aktivitas dalam tanyajawab, dan aktivitas dalam kelompok juga mengalamipeningkatan. (3) Perkembangan hasil belajar pembelajar dari

Tabel 5

Hasil Observasi Pertemuan Keempat Siklus 1

3. Rangkuman Pembelajaran Pada Siklus 1

Quantum Teaching

Quantum Teaching

ARTIKEL 47MAJALAH UNIMED

EDISI 6 APRIL - JUNI 2013

Kegiatan Jumlah Mahasiswa

Keterlibatan mahasiswa dalam

Proses pembelajaran secara

umum

Kurang Cukup Baik Sangat

Baik

2 (6%) 15 (47%) 11 (34%) 4 (13%)

Aktivitas dalam Tanya jawab 5 (15%) 15 (47%) 8 (25%) 4 (13%)

Keterampilan mengajar dosen

Dengan metode Quantum

Teaching

v

Kegiatan Jumlah Mahasiswa

Keterlibatan mahasiswa dalam

Proses pembelajaran secara

umum

Kurang Cukup Baik Sangat

Baik

0 (0%) 12 (37%) 13 (41%) 7 (22%)

Aktivitas dalam Tanya jawab 0 (0%) 17 (53%) 8 (25%) 7 (22%)

Keterampilan mengajar dosen

Dengan metode Quantum

Teaching

v

HUMAS UNIMED

ARTIKELpertemuan pertama sampai keempat mengalamipeningkatan yang signifikan. Peningkatan tertinggi terdapatpada pertemuan ketiga dan keempat. (4) Jika dilihatperbandingan peningkatan hasil belajar pada pertemuanpertama sampai ke pertemuan keempat, jelas terlihat terjadipeningkatan hasil belajar yang signifikan, dengan kata laindari nilai kurang menjadi baik.

Penelitian tindakan kelas (PTK) merupakan penelitianyang bertujuan untuk memecahkan permasalahanpengajaran di dalam kelas tertentu. Hasil yang diperoleh daripenelitian model ini tidak dapat digeneralisir sebagaimanapenelitian eksperimenal. Hanya saja lankah-langkah yangditempuh oleh peneliti dalam penelitian ini dapat dijadikanrujukan pada penelitian yang sama pada kelas dan bidangstudi yang berbeda.

Pelaksanakan PTK berangkat dari kesadaran akan adanyasuatu persoalan atau permasalahan yang dihadapi olehpengajar dalam kelas yang dirasakan akan mengganggu ataumenghalangi pencapaian tujuan pembelajaran (Suyanto,1997). Tujuan PTK bukanlah sekedar berusahamengungkapkan penyebab dari berbagai permasalahanpembelajaran yang dihadapi, tetapi lebih penting lagi adalahuntuk mencari solusi berupa tindakan nyata untuk mengatasipermasalahan pembelajaran tersebut (Depdikbud, 1999).

Penelitian tindakan kelas merupakan bentuk kajian yangbersifat reflektif oleh pelaku tindakan melalui prosespengkajian berdaur ( ) yang terdiri atas empat tahapanyaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan, danrefleksi. Pada perencanaan, pelaku tindakan terlebih dahulumenyusun skenario pembelajaran yang akan digelar danmempersiapkan instrumen-instrumen yang dibutuhkandalam pembelajaran. Pada pelaksanaan, pelaku tindakanmelaksanakan seluruh kegiatan sebagaimana yang terdapatpada skenario pembelajaran. Pada pengamatan, pelakutindakan mengamati segala perilaku yang terjadi di dalamkelas dan akibat yang ditimbulkan dari pelaksaan tindakanyang digelar. Sedangkan dalam refleksi, pelaku tindakanmenentukan perlu tidaknya melakukan tindakan yang samaatau mencari tindakan lain. Selain itu pelaku tindakan jugamenentukan perlu tidaknya melakukan tindakan untuk siklusberikutnya. Jika permasalahan sudah dianggap selesai, makapenelitian dapat dihentikan, namun jika permasalahandianggap belum selesai, maka penelitian harus terusdilanjutkan hingga permasalahan itu terpecahkan denganjangka waktu yang tidak dapat ditentukan.

Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkankeberanian dan kemampuan berbicara mahasiswa programstudi bahasa Prancis FBS Unimed dengan menggunakanmetode . Penelitian ini hanyadilaksanakan selama satu siklus, yang memakan waktu satubulan. Hasil penelitian ini dapat digambarkan sebagaiberikut.

(1) Berdasarkan hasil observasi awal, dan penyebaran angkettentang respon pembelajar mengenai kegiatan pembelajaranberbicara bahasa Prancis diperoleh data bahwa: (a)pembelajar masih tampak malu dan takut dalam kegiatankomunikasi bahasa Prancis, (b) pembelajar menginginkansuasana belajar yang lebih akrab antara pengajar danpembelajar, (c) peran pengajar masih lebih dominan dalamkegiatan pembelajaran, dan (d) motivasi belajar pembelajarmasih rendah.

(2) Siklus 1 digelar dalam empat kali pertemuan. Hasil daripelaksanaan tindakan menunjukkan bahwa telah terjadipeningkatan hasil belajar yang baik. Peningkatan hasil belajarini dipengaruhi oleh peningkatan keberanian berbicaramahasiswa. Jika nilai rata-rata hasil tersebut dijadikan nilaidengan ketentuan 0 – 5 = kurang, 6 – 10 = cukup, 11 – 15 =baik, dan 16 – 20 = baik sekali, maka telah terjadipeningkatan nilai rata-rata hasil belajar mahasiswa dari nilaicukup menjadi baik hanya dalam waktu empat kalipertemuan.

DISKUSI HASIL PENELITIAN

cyclical

Quantum Teaching

(3) Peningkatan keberanian berbicara mahasiswa daripertemuan pertama sampai dengan pertemuan keempatadalah 9 orang pada pertemuan pertama, 20 orang padapertemuan kedua, 32 orang pada pertemuan ketiga dankeempat.

Sesuai dengan definisi PTK yaitu suatu bentuk kajian yangbersifat reflektif oleh pelaku tindakan yang dilakukan secaraberulang-ulang sampai suatu permasalahan dapat teratasi,maka peneliti bersama dosen mitra beranggapan bahwapermasalahan yang terjadi pada pengajaran berbicara bahasaPrancis mahasiswa telah teratasi. Hal ini tampak daripeningkatan keberanian berbicara dan nilai rata-rata hasilbelajar yang cukup signifikan.

Belajar sangat dipengaruhi oleh adanya dorongan (motivasi)baik motivasi intrinsik maupun ekstrinsik. Motivasi intrinsikadalah motivasi yang tumbuh di dalam diri pembelajar akibatadanya kesadaran pribadi tentang pentingnya mempelajarisesuatu. Sedangkan motivasi ekstrinsik adalah motivasi yangtumbuh akibat pengaruh dari luar diri pembelajar. Pengaruh-pengaruh itu antara lain keinginan untuk mendapat pujian,pengakuan, pekerjaan, dan lain-lain.

Pengajar memiliki peran yang sangat besar dalammembangun motivasi ekstrinsik pengajar. Kemampuan inimutlak harus dimiliki oleh seorang pengajar. Pengajar yang tidakmemiliki kemampuan untuk membangun motivasi ekstrinsik,pembelajar akan mendapatkan hambatan yang serius ketikamengajar di kelas yang pembelajarnya memiliki motivasiinstrinsik yang rendah. Tetapi jika pembelajar sudah memilikimotivasi instrinsik yang tinggi, peran pengajar untukmembangkitkan motivasi ekstrinsik akan berkurang. Namunbagaimanapun kemampuan untuk membangkitkan motivasiekstrinsik ini sangat diperlukan oleh pengajar.

Berkenaan dengan kegiatan pemberian motivasi, pengajartelah mampu membangun motivasi ekstrinsik pembelajarmelalui berbagai cara sebagaimana yang telah dipaparkan padabagian sebelumnya. Melalui suatu kontemplasi, pengajar telahmampu membawa mahasiswa ke alam yang penuh dengankesadaran. Pikiran mahasiswa dibuka untuk menyadari akanpentingnya tindakan-tindakan positif pada waktu sekarang danmeninggalkan kegiatan-kegiatan yang bernilai negatif. Melaluipemberian kepercayaan kepada mahasiswa, pengajar telahmampu meningkatkan rasa percaya diri mahasiswa. Peranpengajar yang lebih dominan dalam pembelajaran akanmenjadikan suasana belajar kurang baik. Apalagi jika pengajarberperilaku yang . Pengajar selalu mengoreksiberbagai kesalahan yang dilakukan pembelajar pada saatpembelajar berbicara atau bekerja. Peran semacam itu harussegera diubah. Pengajar perlu mengubah perannya dari seorangpentransfer ilmu pengetahuan dan seorang korektor menjadiseorang motivator dan fasilitator dalam kegiatan pembelajaran.

Berkenaan dengan perannya, pengajar telah mengubahperannya yang semula lebih aktif menjadi peran yang lebihmenekankan pada kegiatan mahasiswa. Pengajar menempatkandiri sebagai motivator dan fasilitator dalam pembelajaran.Pengubahan peran ini mampu mengubah suasana pembelajaranmenjadi kegiatan yang lebih baik. Pembelajar tampak lebih aktifdalam kegiatan pembelajaran.

Sehubungan dengan jalinan hubungan antara pengajar danpembelajar, pengajar telah mengubah paradigmanya dariseorang yang biasanya harus dihormati secara berlebihanmenjadi seorang teman belajar mahasiswa. Jalinan hubunganyang harmonis antara pengajar dan pembelajar telahmenjadikan suasana belajar sangat menyenangkan. Pembelajartidak lagi ragu, takut atau malu dalam menyampaikan gagasandan keinginan-keinginannya. Pembelajar tampak lebih beraniuntuk berbuat walaupun terdapat berbagai kesalahan dalamperbuatannya.

Penataan ruangan yang lebih bermakna menjadikan

pembelajar lebih nyaman dalam belajar. Adanya musik, hiasan

dinding dan lain-lain dapat menumbuhkan semangat dan

inspirasi mahasiswa dalam belajar. Adanya perayaan pada setiap

selesai kegitan pembelajaran adalah menjadikan mahasiswa

super power

48MAJALAH UNIMED

EDISI 6 APRIL - JUNI 2013

HUMAS UNIMED

merasa dihargai atas jerih payahnya. “Perayaan adalah

sarapan pelajar juara. Perayaan memberikan umpan balik

mengenai kemajuan dan meningkatkan asosiasi emosi positif

dengan pelajar” (Porter dkk, 2000). Sekecil apapun perayaan

yang dibuat akan menghasilkan suasana yang penuh dengan

kegembiraan. Kegembiraan dalam lingkungan pembelajaran

akan menambah semangat belajar pembelajar. Pengajar

perlu merayakan sekecil apapun hasil belajar pembelajar

walaupun hanya sekedar dengan tepuk tangan. Perayaan

merupakan pengakuan dan penghargaan atas prestasi

pembelajar.

Brown (1994), menyatakan bahwa terdapat tiga prinsip

utama dalam pembelajaran bahasa yaitu prinsip kognitif,

afektif, dan linguistik. Dikatakan prinsip kognitif karena

berhubungan dengan fungsi mental dan intelektual. Prinsip

ini terdiri atas otomatisasi ( ), pembelajaran

bermakna ( ), harapan akan penghargaan

( ), motivasi instrinsik (

), dan investasi strategis ( ).

Dikatakan prinsip afektif karena berhubungan dengan proses

emosional manusia seperti perasaan tentang dirinya,

hubungan dalam komunitas pembelajar, dan tentang emosi

diantara bahasa dan budaya. Prinsip ini terdiri atas egoisme

bahasa ( ), kepercayaan diri ( ),

keberanian untuk mengambil resiko ( ), dan

hubungan antara bahasa dan budaya (

). Dikatakan prinsip linguistik karena berhubungan

dengan kompleksitas sistem bahasa itu sendiri. Prinsip ini

terdiri atas pengaruh bahasa ibu ( ),

pengaruh bahasa lain ( ), dan kompetensi

komunikatif ( ).

Sesuai dengan pendapat di atas, peneliti dan dosen mitra

beranggapan bahwa dalam pembelajaran berbicara bahasa

Prancis pada masa sebelumnya masih kurang

memperhatikan prinsip afeksi dan kognisi. Pembelajaran

lebih terfokus pada prinsip linguistik. Dampak yang

ditimbulkan adalah rasa malu yang berlebihan dan tidak

percaya diri di kalangan pembelajar. Motivasi belajar dan

keberanian mahasiswa tampak masih rendah. Pembelajar

malu dan takut untuk mengekspresikan gagasan-gagasannya

dalam bahasa target. Tetapi melalui PTK yang dijalankan oleh

peneliti, pembelajaran pada mahasiswa telah diarahkan pada

keseimbangan ketiga prinsip pembelajaran bahasa tersebut.

Metode yang digunakan dalam

pembelajaran pada mahasiswa telah mampu meningkatkan

keberanian kemampuan berbicara pembelajar serta

mengubah sikap dan perilaku pembelajar terhadap proses

pembelajaran. Pembelajar telah memiliki sikap positif

terhadap pembelajaran yang pada akhirnya berdampak

positif pula pada hasil belajarnya. Oleh sebab itu, peneliti

berkeyakinan bahwa metode dapat

dijadikan solusi alternatif dalam memperbaiki hasil

pembelajaran berbicara bahasa Prancis.

Hal lain yang perlu dijadikan catatan, keberhasilan PTK ini

bukan semata-mata karena penggunaan metode

. Sikap pengajar terhadap prinsip-prinsip

pembelajaran bahasa dan penggunaan teknik yang sesuai

juga berpengaruh besar terhadap keberhasilan ini.

Penggunaan teknik sosiodrama telah mengubah suasana

pembelajaran dari suasana yang kaku dan menegangkan

menjadi suasana yang penuh dengan keceriaan.

Berdasarkan hasil PTK yang dilakukan pada mahasiswa

disimpulkan bahwa metode dapat

meningkatkan keberanian berbicara mahasiswa. Hal ini

automaticity

meaningful learning

the anticipation of reward intrinsic

motivation strategic investement

language ego self confidence

risk taking

language culture

connection

the native language effect

inter language

communicative competence

Quantum Teaching

Quantum Teaching

Quantum

Teaching

Quantum Teaching

SIMPULAN

tampak dari nilai rata-rata hasil belajar mahasiswa yang semula

mendapat nilai cukup menjadi baik hanya dalam satu siklus

dengan empat kali pertemuan. Teknik pembelajaran yang cocok

digunakan dalam pembelajaran menggunakan metode

adalah teknik sosiodrama. Selain itu

berdasarkan hasil observasi, dan angket tentang respon

pembelajar menunjukkan bahwa sikap belajar mahasiswa telah

mengalami perubahan positif. Pembelajar memiliki sikap dan

motivasi belajar yang lebih tinggi, lebih aktif dalam kegiatan

tanya jawab dan kerjasama dalam kelompok, serta lebih berani

dalam berbicara bahasa Prancis. Pembelajar merasa sangat

senang terhadap kegiatan pembelajaran. Disisi lain, aktivitas

pengajar juga mengalami peningkatan yang baik. Pengajar telah

menjalankan kegiatan pembelajaran sesuai dengan rencana

pembelajaran yang telah dibuat.

Pembelajaran bahasa tidak boleh hanya menekankan pada

prinsip linguistik saja. Prinsip-prinsip lainnya yaitu prinsip

kognitif dan afektif justru merupakan sesuatu yang sangat

penting untuk diperhatikan. Tingginya prinsip kognitif dan

afektif yang dimiliki pembelajar akan berpengaruh besar

terhadap kegiatan pembelajaran. Disinilah peran utama

pengajar, yaitu membangkitkan motivasi dan keberanian

pembelajar agar dapat belajar secara lebih mandiri.

Akhirnya penulis berpendapat bahwa terdapat enam faktor

yang mempengaruhi keberhasilan penelitian ini yaitu; (1)

kemampuan dosen dalam membangun motivasi, (2) kesediaan

dan kemampuan dosen mengubah perannya dari

menjadi ., (3) kemampuan dosen

dalam menjalin hubungan yang lebih harmonis dengan

mahasiswa, (4) kemampuan dosen dalam menerapkan

pembelajaran dengan menggunakan metode

, (5) penggunaan teknik sosiodrama, dan (6)

kemampuan dosen dalam menyeimbangkan prinsip-prinsip

pembelajaran bahasa dalam praktek pembelajaran di kelas.

Brown, H. Douglas. 1994.

New Jersey: Prentice-Hall Regents Englowood Cliffs.

Dardjowidjojo, Soenjono. 2000.

Dalam Bambang Kaswanti Purwo (Editor).

Jakarta: PT. BPK Gunung Mulia.

Depdikbud. 1999. Jakarta:

Depdikbud. Dirjen Dikti.

De Porter B., Reardon M. dan Sarah Singer-Nourie. 2000.

. Bandung: Penerbit Kaifa.

Madya, Suwarsih. 1980.

Tesis. (Tidak diterbitkan)

Yogyakarta: IKIP Yogyakarta.

Muhajir, Muhammad. 2001.

Tesis. (tidak diterbitkan). Surabaya: PPs.

Universitas Negeri Surabaya.

Pateda, Mansoer. 1991. . Yogyakarta: Kanisius.

Suparno, P. 1997.

Jogyakarta: Kanisius.

Quantum Teaching

Teacher

centered student centered

Quantum

Teaching

Teaching by Principles – An Interactive

Approache to Language

Pedagogy.

Pengajaran, Pembelajaran, dan

Pemerolehan Bahasa Asing.

Kajian Serba

Linguistik.

Penelitian Tindakan Kelas.

Quantum Teaching

Pengaruh Perkuliahan Semester 1

Terhadap Kemajuan dan Kemampuan Kosakata Mahasiswa

Bahasa Inggris Tingkat 1.

Upaya Peningkatan Kualitas

Pembelajaran IPA Fisika SLTP Dengan Model Problem Based

Instruction.

Linguistik Terapan

Filsafat Konstruktivisme Dalam Pendidikan.

DAFTAR PUSTAKA

ARTIKEL 49MAJALAH UNIMED

EDISI 6 APRIL - JUNI 2013

HUMAS UNIMED

CERPEN50MAJALAH UNIMED

EDISI 6 APRIL - JUNI 2013

Kata orang, tahu itu lunak, begitu lunak. Tapi bagiku, tahu

itu lambang semangat.

Seperti Ibu, bukan saja lantaran ia adalah seorang

perempuan yang kasih sayangnya begitu halus, terlebih

lantaran ia begitu tegar, walau dalam kelembutan.***

Pagi-pagi benar, ketika orang-orang masih berperang

dengan kantuk dan menimbang-timbang untuk menegakkan

ibadah atau melanjutkan kemalasan, ibu sudah datang.

Katanya, jika shubuh telah membumbung, langkah juga mesti

dipacu.

“Lekas berangkat, kumpulkan bekal yang banyak dan gapai

cita-citamu. Ibu yakin kau bisa, Nak.” Aku terkesiap. Rasanya

aku kembali mendengar Ibu berkata demikian tepat di samping

telingaku. Seperti dulu, saban shubuh, dengan kelembutannya,

Ibu selalu membangunkanku. Kata-kata takzim itu menjadi

penyemangat tiap kali lelah demikian berat. Aku juga sering

menolak dan berusaha berdalih agar diberi bonus, tak bangun

pagi atau belajar. Aih, tapi Ibu lebih mahir menjerat seutuhnya

diriku, sampai akhirnya segalanya telah menjadi kebiasaan.

“Aku pamit, Bu. Doakan semoga hari ini, bekal yang

kukumpulkan dapat menambah persiapan perjalanan nanti.”

gumamku dalam hati. Semoga Ibu bisa merasakan, walau dari

tempat yang jauh. Jam dinding menunjukkan pukul 04.30 wib.

Aku bergegas mengayuh sepeda, menuju pasar.

Jalanan masih terasa sunyi. Deru becak motor, angkutan

umum dan kereta belum terdengar gempita seperti biasanya.

Sesekali, aku berpapasan dengan lelaki tua yang di sepedanya

terikat sebuah cangkul, arit, dan kadang juga bakal pohon. Di

sampingnya, seorang perempuan yang kutaksir umurnya lebih

dari setengah abad, dengan topi bekas kampanye caleg, jaket

rajut yang banyak bolongnya, menganyuh sepeda menuju ke

arah kota. Ya, benar mereka adalah buruh cuci di rumah toke

cina. Masih banyak lagi yang serupa mereka. Di kampung ini

sebagian besar warga memang bekerja sebagai buruh di kota.

Sampai di Pasar Gambir. Walau belum setiap ruko

benderang, setidaknya penjual tahu, langgananku sudah

datang. Menunggu ia bersiap merapikan letak barang

dagangan, aku lebih sering menatap kosong ke jalanan.

Memikirkan sejumlah mata kuliah yang hari ini akan

dilangsungkan, tugas-tugas yang belum terselesaikan, atau

kadang idaman hati yang membikin aku kepayang.

Tiga kilo tahu, dua ratus enam puluh ribu rupiah. Harga

yang masih stabil sebelum BBM naik. Untuk pagi sampai

petang, ini cukup. Kalau semuanya terjual habis, keuntungan

yang kuperoleh cukup banyak. Tahu sudah ada di tangan,

saatnya membeli jamur tiram. Dari pasar ini, aku mesti

menempuh jarak yang cukup jauh untuk sampai ke tempat

penjualan jamur tiram. Sudah berlangganan di sana pula, maka

jarak demikian tak jadi persoalan.

Bang Abi, lelaki tiga puluh tahun itu sudah menanti di

depan kios. Sama halnya dengan langganan yang lain, shubuh

adalah waktunya jamur-jamur tiram diteruskan ke pedagang

makanan. Salah satunya, aku.

“Ini, satu kilo, delapan belas ribu. Sudah dengan korting.”

Bang Abi tertawa lepas. Ia seorang pedagang yang sukses. Aku

banyak belajar darinya.

Semua modal untuk hari ini sudah dibelikan bahan-bahan.

Aku bergegas pulang.

Pagi yang segar.

Aku tak mau mengulang-ulang pertanyaan, “mengapa harus

aku?” karena kurasa Tuhan sudah punya rencana lain yang lebih

manis. Walau tak sedikit yang melempar hinaan, tak apalah, justru

semakin kental semangatku untuk menyiapkan bekal. Sejak ibu

pulang ke rumah tuhan dan bapak jatuh sakit, aku tak punya

pilihan lagi selain bekerja agar tetap bisa kuliah. Beruntung, di

kampus aku mendapat beasiswa. Uang kuliah bisa ditanggulangi

dari beasiswa itu, kadang jika lebih, aku pergunakan untuk

membeli buku dan uang saku. Tiga bulan belakangan, aku

berjualan tahu tiram. Hasilnya lumayan untuk menutupi

kekurangan setiap hari.

“Wan, berapa banyak tahu tiram hari ini?” sesampainya di

rumah, dari pintu kamar, Bapak memandangiku yang masih

menyenderkan sepeda.

“Seperti biasa, Pak.” Aku menghela nafas yang masih ngos-

ngosan, “Dua ratus tahu, Pak.”

Bapak mengangguk. Aku tak tahu apa arti anggukannya. Tapi

begitu pun aku cukup puas. Setidaknya Bapak tak pernah habis-

habisnya menyemangati.

“Bapak sudah shubuh?”

“Sudah, sebaiknya kau juga shubuh dulu, Wan.”

Aku segera menuju kamar mandi, membersihkan tubuh dan

berwudhu. Bapak masih berdiri, di tempat yang tadi, dengan sorot

mata yang sama dan senyum yang sama. Tidak tampak akan

melakukan sesuatu atau mengucapkan sesuatu.

Lepas sholat, aku terkejut melihat beberapa tahu sudah siap

dibumbui.

“Bapak?” tanyaku penasaran.

Bapak cuma tersenyum tipis.

“Tangan Bapak sudah sembuh?”

“Sudah, Wan. Tenang saja, Bapak sudah sehat.” jawab Bapak

begitu meyakinkan.

Terharu sekali, mendapati Bapak yang untuk berjalan saja

nyaris tergopoh-gopoh, pagi ini menemani dan membantuku

memasak tahu tiram. Apalagi ketika dengan yakinnya ia

mengatakan, bahwa suatu hari nanti, ia akan begitu bahagia

melihatku berhasil.

Amin.

***

“Kawan-kawan, hari ini aku bawa tahu tiram. Percaya nggak

kalau rasanya ini benar-benar spesial? Ayo, cuma seribu. Murah

meriah!” di depan kelas, seperti ini, aku biasa menawarkan tahu

tiram kepada teman-teman. Kalau sedang tak ada dosen, tak pelak

empat puluh tahu langsung ludes di tempat. Apalagi kalau musim

hujan, tahu tiram yang masih hangat jadi serbuan.

Tidak hanya di dalam kelas, agar dua ratus tahu yang kubawa

ini habis, aku mesti berjalan di sekeliling kampus, menjajakan

pada teman-teman yang lain. Kadang, kalau sedang mujur, tak

mesti jauh-jauh hingga nyebrang fakultas. Di sekitar gedung

bahasa dan seni saja tahu tiram ini laris manis. Beda halnya kalau

sedang tak baik nasib, aku mesti berjalan hingga ke fakultas paling

ujung.

Demi ayah dan ibu, tak apalah. Yang penting kuliahku bisa

tetap lancar dan sedikit untuk membiayai perawatan ayah.

Aku lanjutkan berjualan. Hari ini cukup terik, tentu

berpengaruh pada tahu tiramku. Agar tetap terjual, aku putuskan

untuk berjualan ke fakultas lain.

“Kamu ke sini untuk kuliah atau jualan sih?” dalam perjalanan

menyusuri koridor-koridor fakultas, tiba-tiba seorang gadis

nyeletuk demikian. Spontan langkahku terhenti di hadapannya.

Kedua bola matanya memandangku begitu detil. Dari ujung

SEMANGAT TAHU TIRAMOleh: Sartika Sari(Sastrawan Nasional/MahasiswaProdi Sastra Indonesia Unimed)

HUMAS UNIMED

CERPEN 51MAJALAH UNIMED

EDISI 6 APRIL - JUNI 2013

rambut, pakaian, tas, celana hingga sepatu. Sepertinya ia

punya banyak keluhan.

“Hitung-hitung nambah uang saku, Mbak.” jawabku pelan.

Tidak diikuti dengan mata yang seperti mercusuar.

Gadis berkulit putih, lesung pipi dan bibir yang merona itu

pergi. Harum tubuhya begitu menyengat. Ia tak meninggalkan

jawaban atau perkataan apapun lagi. Tapi aku yakin, ia

memendam semua.

Ah, namanya berjuang, aku tak boleh begitu saja patah.

Satu semester lagi kuliahku selesai. Aku bisa menyadang gelar

sarjana pendidikan. Seperti impian Bapak dan Ibu.

Hari semakin siang. Untunglah mata kuliah hari ini hanya

satu, jadinya aku bisa berkeliling menjual tahu tiram. Kira-kira

lima puluh lagi. Aku istirahat sejenak di masjid. Seperti biasa,

menyantap nasi putih dan telor ceplok yang kusiapkan dari

rumah lalu menunaikan kewajiban bathin.

“Wan, Bapakmu pingsan.” dari parkiran masjid, Ata,

sahabat karib yang kebetulan juga bekerja dekat rumahku tiba-

tiba datang.

Buru-buru aku berlari ke arahnya.

“Kenapa, Ta?” tanyaku penasaran.

“Bapakmu pingsan lagi. Tadi jatuh di kamar mandi.” ucap

Ata tergesa-gesa. Wajahnya pucat pasi.

Tidak ada hal lain yang kupikirkan selain segera sampai di

rumah. Aku mengambil tas, tahu tiram yang tersisa dan

langsung naik diboncengan Ata. Degup jantungku sudah tak

karuan. Segala macam ketakutan menyergap. Aku belum siap!

Debu jalanan kian tebal. Deru kendaraan begitu tajam

memecah kesunyian. Tapi tidak di dadaku. Kabar siang ini

adalah sunyi yang paling dalam. Ia mengembalikanku pada

masa-masa kehilangan dulu, yang nyaris merenggut

kepercayaanku pada takdir tuhan.

Bapak masih dikerumuni jiran tetangga, sampai memenuhi

seisi rumah. Ini sama dengan kejadian sepuluh tahun lalu.

Aku, dibantu Ata dan beberapa orang tetangga langsung

membawa Bapak ke rumah sakit terdekat. Keadaan Bapak

benar-benar tak memungkinkan untuk dirawat di rumah.

diabetes mellitus Bapak sudah parah. Beberapa kali kakinya

terluka, tak bisa disembuhkan dan nyaris membuatnya tak bisa

jalan. Belum lagi jantung bapak yang lemah. ***

Dalam bulan ini, aku harus melunasi uang buku dan biaya

rumah sakit Bapak. Uang beasiswa belum keluar. Kalau mesti

berhutang lagi, aku tak tahu darimana dan pada siapa hendak

berlabuh. Sudah terlalu banyak, bahkan lebih dari

kemampuanku menalanginya.

Aku mesti berjualan lebih banyak lagi. Mulai besok, aku

akan membawa empat ratus tahu tiram. Sementara Bapak

dirawat, dari siang sampai malam aku akan berkeliling

menjajakan tahu ini. Aku yakin bisa membantu pelunasan

pembayaran.

“Wan, sudah malam, sebaiknya kau istirahat.” ucap Ata

pelan. Ia menemaniku menjaga Bapak malam ini.

“Sebentar lagi, Ta. Aku sedang menyiapkan tugas kuliah

dan karya tulis untuk ikut lomba. Hadiahnya lumayan. Mudah-

mudahan bisa rezeki dan jadi uang tambahan.”

“Sudah pukul 02.00, Wan. Besok saja kau lanjutkan.”

“Besok aku sudah berniat akan berjualan sampai malam,

Ta. Jadi, malam ini juga harus kuselesaikan.”

Tetap saja, apa pun yang dikatakan Ata tak bisa

memengaruhi keputusanku. Melihat wajah bapak yang masih

begitu lemah di sampingku, malam ini seperti sangat pendek,

dan aku mesti secepatnya menyelesaikan sejumlah target.

Sebelum esok hari, ketakutan-ketakutan semakin tajam

menyergap. Biar kantung mataku saja yang menghitam, asal

jangan bibir bapak, asal tidak namaku di catatan perkuliahan.

Shubuh tiba. Sebenarnya sekujur tubuhku begitu lemas.

Malam tadi, nyaris tak sempat meluruskan punggung. Tapi lagi

lagi, wajah Bapak yang masih tampak lemah itu jadi kekuatan.

Buru-buru aku menuju ke pasar untuk menyiapkan bahan-bahan

tahu tiram. Sementara Bapak, aku meminta tolong Ata untuk

menjaganya hari ini.

Jalanan terasa begitu dingin. Aku tak tahu apakah ini yang

semua orang rasakan, atau cuma aku. Tubuhku sempoyongan.

Beberapa kali hampir terjatuh dari sepeda

Aku benar-benar berusaha ekstra untuk menyiapkan bahan

dan menggoreng tahu tiram, hari ini. Lebih lelah lagi ketika harus

menampik sejumlah ketakutan-ketakutan yang datang dan

menghantui ketenanganku. Semoga Bapak baik-baik saja.

Pukul 08.00 wib, aku sampai di kampus dengan nafas yang

tersengal-sengal, pakaian yang apa adanya dan kantong plastik

berisi tahu tiram di kanan kiri. Mata kuliah metode penelitian

dimulai. Aku berusaha tetap serius dan maksimal. Setelahnya

langsung berjualan tahu tiram. ***

Beberapa hari sepanjang Bapak masih dirawat di Rumah Sakit,

siang dan malam aku upayakan untuk memperbanyak hasil

penjualan tahu tiram dan menyiapkan beberapa tulisan untuk

diikutkan lomba. Ini semakin berat ketika Bapak divonis demikian

parah penyakitnya, aku juga mesti mempersiapkan diri mengikuti

ujian akhir. Tadinya terbesit dalam hati ihwal keputusasaan. Letih

sekali rasanya menanggung semua itu. Dua puluh empat jam yang

berputar di kepalaku lebih mirip nominal harga obat-obatan, uang

buku, tahu tiram dan wajah Bapak yang kian lemah saja. Ah! Tapi

aku percaya Tuhan takkan diam.

“Biaya rumah sakit harus segera dilunasi, kalau tidak,

Bapakmu tidak akan mendapat perawatan.”

Perkataan itu masih jelas terngiang di telingaku. Entahlah, aku

nyaris pasrah.

“Tuhan, kalau memang sebatas ini rezekiku untuk membantu

Bapak, beri kami kekuatan. Tetapi jika masih diberi kesempatan,

kumohon beri kami kemudahan.”dalam linang air mata dan

segenap kelelahan ini, aku serahkan semua ini pada Nya. Tidak

ada kekuatan selain milik Nya.

Bapak belum pulih juga. Sedang persedian uangku menipis.

Siang ini, semoga saja ada kabar baik. Dengan semangat yang

sesungguhnya sudah tertatih-tatih, aku menyusuri koridor-

koridor di fakultas.

“Wan, kemari sebentar.” panggil Pak Tri, ketua program studi

Bahasa Indonesia sekaligus dosen pengampu akademikku.

Aku mendatangi Pak Tri. Lagi lagi, seperti orang-orang pada

umumnya, Pak Tri memandangiku dengan sangat detil. Tapi kali

ini, diikuti dengan senyum sumringah.

“Selamat, indeks prestasimu sangat bagus. Kau mendapat

beasiswa lagi.”

“Alhamdulillah, benar begitu, Pak?”

Pak Tri mengangguk. Terang saja, aku kegirangan.

“Ada kabar baik lagi,” Pak Tri menghela nafas, “mau tahu?”

“Iya, Pak. Kabar apa lagi, Pak?” aku tak sabar mendengarnya.

“Pagi tadi Bapak mendapat kiriman dari universitas di

Yogyakarta. Karya tulismu menjadi juara.” ucap Pak Tri dengan

semangat.

“Alhamdulillah, Pak.” Dadaku berkelebat kebahagiaan. Hari

ini, begitu banyak rezeki. Terima kasih, Tuhan. Semua perjuangan

ini kusembahkan untuk Ibu dan Bapak. Tidak ada keinginan selain

membahagiakan kedua malaikat yang sudah menjaga dan

merawatku di bumi.

Bu, ini juga karenamu. Karena pagi-pagi benar, ketika orang-

orang masih berperang dengan kantuk dan menimbang-timbang

untuk menegakkan ibadah atau melanjutkan kemalasan, kau

datang, menemaniku memacu langkah. Mempersiapkan bekal.

Unimed untuk berperan dalam

pencitraan. Paran tim humas dituntut

untuk secara serempak membangun

konsensus dan pemahaman,

menciptakan kepercayaan dan

harmoni, pandai bicara dan

mempengaruhi opini publik,

mengantisipasi konflik dan

menyelesaian perselisisihan internal.

Salah satu konsep dasar dari praktik

humas adalah mengetahui siapa yang

menjadi pendengar atau pemirsa.

Bagi praktisi humas global, ini berarti

mengetahui khalayak merupakan

kewajiban sehingga akan

menyesuaikan harapan dan

tantangan. Untuk itu, dibutuhkan

keahlian khusus termasuk

kemampuan berkomunikasi aktif

secara santun, beretika, dan

bermoral baik, serta memiliki skill

kehumasan untuk menunjang tugas

dan fungsi yang diamanahkan

pimpinan kepada personil humas.

Bapak Tappil Rambe, S.Pd. M.Si.,

selaku kepala Humas Universitas

Negeri Medan terus berupaya

melakukan berbagai terobosan dan

gagasan bersama tim humas untuk

perubahan kearah lebih baik dalam

meningkatkan pencitraan Unimed

kepada publik. Bentuk rancangan

yang akan difokuskan adalah

memelihara dan menjalin baik

hubungan yang terus terjaga dengan

para jurnalis dan media masa lokal

dan nasional. Selain itu melakukan

berbagai kegiatan pelatihan dan

workshop yang menunjang

peningkatan kualitas SDM Humas.

Para petugas humas dengan

tanggung jawab internal yang tinggi

harus mampu bersinergi terus

dengan media massa dan

melayaninya lebih dari sekedar

sebagai kolega, namun harus sering

duduk bersama dalam membatu

Marina K. Simorangkir, S.Sos

Lahir di Medan, 30 Maret 1979

HP. 081260740412

Bertugas di Humas Unimed sejak 2003

Syahruddin Siregar

Lahir di Medan, 05 Oktober 1961

abangda Ucok Humas sebagai

petugas humas Unimed sejak 1999,

HP. 081362329143

Arfi Lubis, S.Kom

Medan, 05 Oktober 1979 Bertugas

di Humas Unimed sejak 2004

HP. 081361111534

Jihan Siska

Bertugas di Humas Unimed

sejak 1 Juni 2013

HP. 081263609210

HUMAS UNIMED

52MAJALAH UNIMED

EDISI 5 JANUARI - MARET 2013

Jihan Siska

Drs. H. Aspikar

: