LAPORAN PENDAHULUAN SKIZOFRENIA.docx

40
Homepage RSS Search: LAPORAN PENDAHULUAN SKIZOFRENIA HOME ALL ARTICLE ( DAFTAR ISI ) PRIVACY AND POLICY ABOUT ME MOTTO Thursday, January 30, 2014 LAPORAN PENDAHULUAN SKIZOFRENIA Browse » Home » Laporan Pendahuluan Asuhan Keperawatan Lengkap » LAPORAN PENDAHULUAN SKIZOFRENIA LAPORAN PENDAHULUAN SKIZOFRENIA A. Definisi Skizofrenia 1. Skizofrenia adalah suatu bentuk psikosa fungsional dengan gangguan utama pada proses fikir serta disharmoni (keretakan, perpecahan) antara proses pikir,

Transcript of LAPORAN PENDAHULUAN SKIZOFRENIA.docx

Page 1: LAPORAN PENDAHULUAN SKIZOFRENIA.docx

Homepage RSS Search:

LAPORAN PENDAHULUAN SKIZOFRENIA

HOME ALL ARTICLE ( DAFTAR ISI ) PRIVACY AND POLICY ABOUT ME MOTTO

Thursday, January 30, 2014

LAPORAN PENDAHULUAN SKIZOFRENIA Browse » Home » Laporan Pendahuluan Asuhan Keperawatan Lengkap » LAPORAN

PENDAHULUAN SKIZOFRENIA

LAPORAN PENDAHULUAN SKIZOFRENIA

A.   Definisi Skizofrenia

1.    Skizofrenia adalah suatu bentuk psikosa fungsional dengan gangguan

utama pada proses fikir serta disharmoni (keretakan, perpecahan) antara

proses pikir, afek/emosi, kamauan dan psikomotor disertai distorsi

Page 2: LAPORAN PENDAHULUAN SKIZOFRENIA.docx

kenyataan, terutama karena waham dan halusinasi; asoisasi terbagi-bagi

sehingga timbul inkoherensi, afek dan emosi perilaku bizar.

2.    Skizofrenia merupakan bentuk psikosa yang banyak dijumpai dimana-

mana namun faktor penyebabnya belum dapat diidentifikasi secara jelas.

Kraepelin menyebut gangguan ini sebagai demensia precox (demensia

artinya kemunduran intelegensi dan precox artinya muda/sebelum

waktunya).

B.   Etiologi Skizofrenia

Terdapat beberapa teori yang dikemukakan para ahli yang menyebabkan

terjadinya skizofrenia. Teori teori tersebut antara lain:

1.    Endokrin

Teori ini dikemukakan berhubung dengan sering timbulnya Skizofrenia

pada waktu pubertas, waktu kehamilan atau puerperium dan waktu

klimakterium, tetapi teori ini tidak dapat dibuktikan.

2.    Metabolisme

Teori ini mengemukakan bahwa skizofrenia disebabkan karena gangguan

metabolisme karena penderita tampak pucat, tidak sehat, ujung extremitas

agak sianosis, nafsu makan berkurang dan berat badan menurun serta

pada penderita dengan stupor katatonik konsumsi zat asam menurun.

Hipotesa ini masih dalam pembuktian dengan pemberian obat

halusinogenik seperti meskalin dan asam lisergik diethylamide (LSD-25).

Obat-obat tersebut dapat menimbulkan gejala-gejala yang mirip dengan

gejala-gejala skizofrenia, tetapi reversible.

3.    Teori Adolf Meyer

Skizofrenia tidak disebabkan oleh penyakit badaniah sebab hingga

sekarang tidak dapat ditemukan kelainan patologis anatomis atau fisiologis

Page 3: LAPORAN PENDAHULUAN SKIZOFRENIA.docx

yang khas pada susunan saraf tetapi Meyer mengakui bahwa suatu

konstitusi yang inferior atau penyakit badaniah dapat mempengaruhi

timbulnya Skizofrenia. Menurut Meyer Skizofrenia merupakan suatu reaksi

yang salah, suatu maladaptasi, sehingga timbul disorganisasi kepribadian

dan lama kelamaan orang tersebut menjauhkan diri dari kenyataan

(otisme).

4.    Teori Sigmund Freud

Teori Sigmund freud juga termasuk teori psikogenik. Menurut freud,

skizofrenia terdapat:

1)    Kelemahan ego, yang dapat timbul karena penyebab psikogenik ataupun

somatik

2)    Superego dikesampingkan sehingga tidak bertenaga lagi dan Id yamg

berkuasa serta terjadi suatu regresi ke fase narsisisme

3)    Kehilangaan kapasitas untuk pemindahan (transference) sehingga terapi

psikoanalitik tidak mungkin.

5.    Eugen Bleuler

Penggunaan istilah Skizofrenia menonjolkan gejala utama penyakit ini yaitu

jiwa yang terpecah belah, adanya keretakan atau disharmoni antara proses

berfikir, perasaan dan perbuatan. Bleuler membagi gejala Skizofrenia

menjadi 2 kelompok yaitu gejala primer (gangguan proses pikiran,

gangguan emosi, gangguan kemauan dan otisme) gejala sekunder

(waham, halusinasi dan gejala katatonik atau gangguan psikomotorik yang

lain).

Teori tentang skizofrenia yang saat ini banyak dianut adalah sebagai

berikut:

1.    Genetik

Page 4: LAPORAN PENDAHULUAN SKIZOFRENIA.docx

Teori ini telah dibuktikan dengan penelitian tentang keluarga-keluarga

penderita skizofrenia terutama anak-anak kembar satu telur sehingga

dapat dipastikan factor genetik turut menentukan timbulnya skizofrenia.

Angka kesakitan bagi saudara tiri 0,9-1,8 %,  bagi saudara kandung 7-15

%, bagi anak dengan salah satu orang tua yang menderita Skizofrenia 40-

68 %, kembar 2 telur 2-15 % dan kembar satu telur 61-86 % (Maramis,

2009). Pengaruh genetik ini tidak sederhana seperti hokum Mendel, tetapi

yang diturunkan adalah potensi untuk skizofrenia (bukan penyakit itu

sendiri).

2.    Neurokimia

Hipotesis dopaminmenyatakan bahwa skizofrenia disebabkan overaktivitas

pada jaras dopamine mesolimbik. Hal ini didukung dengan temuan bahwa

amfetamin yang kerjanya meningkatkan pelepasan dopamine, dapat

menginduksi psikosis yang mirip skizofrenia dan obat anti psikotik bekerja

dengan mengeblok reseptor dopamine, terutama reseptor D2.

3.    Hipotesis Perkembangan Saraf

Studi autopsi dan studi pencitraan otak memperlihatkan abnormalitas

struktur dan morfologi otak penderita skizofrenia antara lain berupa berat

orak rata-rata lebih kecil 6% dari normal dan ukuran anterior-anterior yang

4% lebih pendek, pembesaran ventrikel otak yang nonspesifik, gangguan

metabolisme di daerah frontal dan temporal serta kelainan susunan seluler

pada struktur saraf di beberapa korteks dan subkortek. Studi

neuropsikologis mengungkapkan deficit di bidang atensi, pemilihan

konseptual, fungsi eksekutif dan memori pada penderita skizofrenia.

C.   Pembagian Skizofrenia

Kraepelin membagi Skizofrenia dalam beberapa jenis berdasarkan gejala

Page 5: LAPORAN PENDAHULUAN SKIZOFRENIA.docx

utama antara lain :

1. Skizofrenia Simplek

Sering timbul pertama kali pada usia pubertas, gejala utama berupa

kedangkalan emosi dan kemunduran kemauan. Gangguan proses berfikir

sukar ditemukan, waham dan halusinasi jarang didapat, jenis ini timbulnya

perlahan-lahan.

2. Skizofrenia Hebefrenia

Permulaannya perlahan-lahan atau subakut dan sering timbul pada masa

remaja atau antaraa 15-25 tahun. Gejala yang menyolok ialah gangguan

proses berfikir, gangguan kemauaan dan adaanya depersenalisasi atau

double personality. Gangguan psikomotor seperti mannerism, neologisme

atau perilaku kekanak-kanakan sering terdapat, waham dan halusinaasi

banyak sekali.

3. Skizofrenia Katatonia

Timbulnya pertama kali umur 15-30 tahun dan biasanya akut serta sering

didahului oleh stress emosional. Mungkin terjadi gaduh gelisah katatonik

atau stupor katatonik.

4. Skizofrenia Paranoid

Gejala yang menyolok ialah waham primer, disertai dengan waham-waham

sekunder dan halusinasi. Dengan pemeriksaan yang teliti ternyata adanya

gangguan proses berfikir, gangguan afek emosi dan kemauan.

5. Episode Skizofrenia akut

Gejala Skizofrenia timbul mendadak sekali dan pasien seperti dalam

keadaan mimpi. Kesadarannya mungkin berkabut. Dalam keadaan ini

timbul perasaan seakan-akan dunia luar maupun dirinya sendiri berubah,

semuanya seakan-akan mempunyai suatu arti yang khusus baginya.

Page 6: LAPORAN PENDAHULUAN SKIZOFRENIA.docx

6. Skizofrenia Residual

Keadaan Skizofrenia dengan gejala primernya Bleuler, tetapi tidak jelas

adanya gejala-gejala sekunder. Keadaan ini timbul sesudah beberapa kali

serangan Skizofrenia.

7. Skizofrenia Skizo Afektif

Disamping gejala Skizofrenia terdapat menonjol secara bersamaaan juga

gejala-gejal depresi (skizo depresif) atau gejala mania (psiko-manik). Jenis

ini cenderung untuk menjadi sembuh tanpa defek, tetapi mungkin juga

timbul serangan lagi.

 

SKIZOFRENIA

D.   Manifestasi Klinik Skizofrenia

1.    Gejala Primer         Gangguan proses pikir (bentuk, langkah dan isi pikiran). Yang paling

menonjol adalah gangguan asosiasi dan terjadi inkoherensi         Gangguan afek emosi1)    Terjadi kedangkalan afek-emosi2)    Paramimi dan paratimi (incongruity of affect / inadekuat)3)    Emosi dan afek serta ekspresinya tidak mempunyai satu kesatuan4)    Emosi berlebihan5)    Hilangnya kemampuan untuk mengadakan hubungan emosi yang baik

Page 7: LAPORAN PENDAHULUAN SKIZOFRENIA.docx

         Gangguan kemauan1)    Terjadi kelemahan kemauan2)    Perilaku negativisme atas permintaan3)    Otomatisme : merasa pikiran/perbuatannya dipengaruhi oleh orang lain         Gejala psikomotor1)    Stupor atau hiperkinesia, logorea dan neologisme2)    Stereotipi3)    Katelepsi : mempertahankan posisi tubuh dalam waktu yang lama4)    Echolalia dan echopraxia         Autisme.2.    Gejala Sekunder         Waham         Halusinasi

Istilah ini menggambarkan persepsi sensori yang salah yang mungkin meliputi salah satu dari kelima pancaindra. halusinasi pendengaran dan penglihatan yang paling umum terjadi, halusinasi penciuman, perabaan, dan pengecapan juga dapat terjadi

E.   Rentang Respon Skizofrenia

RENTANG RESPON SKIZOFRENIA

Page 8: LAPORAN PENDAHULUAN SKIZOFRENIA.docx

F.    Penatalaksanaan Skizofrenia

1. Terapi Somatik (Medikamentosa)

Obat-obatan yang digunakan untuk mengobati Skizofrenia disebut

antipsikotik. Antipsikotik bekerja mengontrol halusinasi, delusi dan

perubahan pola fikir yang terjadi pada Skizofrenia. Pasien mungkin dapat

mencoba beberapa jenis antipsikotik sebelum mendapatkan obat atau

kombinasi obat antipsikotik yang benar-benar cocok bagi pasien.

Antipsikotik pertama diperkenalkan 50 tahun yang lalu dan merupakan

terapi obat-obatan pertama yang efekitif untuk mengobati Skizofrenia.

Terdapat 3 kategori obat antipsikotik yang dikenal saat ini, yaitu antipsikotik

konvensional, newer atypical antipsycotics, dan Clozaril (Clozapine)

a.    Antipsikotik Konvensional

Obat antipsikotik yang paling lama penggunannya disebut antipsikotik

konvensional. Walaupun sangat efektif, antipsikotik konvensional sering

menimbulkan efek samping yang serius. Contoh obat antipsikotik

konvensional antara lain :

         Haldol (haloperidol) 5. Stelazine ( trifluoperazine)

         Mellaril (thioridazine) 6. Thorazine ( chlorpromazine)

         Navane (thiothixene) 7. Trilafon (perphenazine)

         Prolixin (fluphenazine)

Akibat berbagai efek samping yang dapat ditimbulkan oleh antipsikotik

konvensional, banyak ahli lebih merekomendasikan penggunaan newer

atypical antipsycotic.

Ada 2 pengecualian (harus dengan antipsikotok konvensional). Pertama,

pada pasien yang sudah mengalami perbaikan (kemajuan) yang pesat

Page 9: LAPORAN PENDAHULUAN SKIZOFRENIA.docx

menggunakan antipsikotik konvensional tanpa efek samping yang berarti.

Biasanya para ahli merekomendasikan untuk meneruskan pemakaian

antipskotik konvensional. Kedua, bila pasien mengalami kesulitan minum

pil secara reguler. Prolixin dan Haldol dapat diberikan dalam jangka waktu

yang lama (long acting) dengan interval 2-4 minggu (disebut juga depot

formulations). Dengan depot formulation, obat dapat disimpan terlebih

dahulu di dalam tubuh lalu dilepaskan secara perlahan-lahan. Sistem depot

formulation ini tidak dapat digunakan pada newer atypic antipsychotic.

b.    Newer Atypcal Antipsycotic

Obat-obat yang tergolong kelompok ini disebut atipikal karena prinsip

kerjanya berbda, serta sedikit menimbulkan efek samping bila

dibandingkan dengan antipsikotik konvensional. Beberapa contoh newer

atypical antipsycotic yang tersedia, antara lain :

         Risperdal (risperidone)

         Seroquel (quetiapine)

         Zyprexa (olanzopine)

c.    Clozaril

Clozaril mulai diperkenalkan tahun 1990, merupakan antipsikotik atipikal

yang pertama. Clozaril dapat membantu ± 25-50% pasien yang tidak

merespon (berhasil) dengan antipsikotik konvensional. Sangat

disayangkan, Clozaril memiliki efek samping yang jarang tapi sangat serius

dimana pada kasus-kasus yang jarang (1%), Clozaril dapat menurunkan

jumlah sel darah putih yang berguna untuk melawan infeksi. Ini artinya,

pasien yang mendapat Clozaril harus memeriksakan kadar sel darah

putihnya secara reguler. Para ahli merekomendaskan penggunaan.

Clozaril bila paling sedikit 2 dari obat antipsikotik yang lebih aman tidak

berhasil.

Page 10: LAPORAN PENDAHULUAN SKIZOFRENIA.docx

Sediaan Obat Anti Psikosis dan Dosis Anjuran

No   Nama Generik                           Sediaan                                              

Dosis

1.     Klorpromazin                   Tablet, 25 dan 100 mg,                         150 -

600 mg/hari

   Injeksi 25 mg/ml

2      Haloperidol                      Tablet, 0,5 mg, 1,5 mg, 5 mg,               5 - 15

mg/hari

   Injeksi 5 mg/ml 

3      Perfenazin                       Tablet 2, 4, 8 mg                                 12 - 24

mg/hari

4      Flufenazin                       Tablet 2,5 mg, 5 mg                             10 - 15

mg/hari

5      Flufenazin dekanoat          Inj 25 mg/ml                                       25

mg/2-4 minggu

6      Levomeprazin                  Tablet 25 mg, Injeksi 25 mg/ml             25 -

50 mg/hari

7      Trifluperazin                    Tablet 1 mg dan 5 mg                          10 - 15

mg/hari

8      Tioridazin                        Tablet 50 dan 100 mg                          150 -

600 mg/hari

9      Sulpirid                           Tablet 200 mg                                     300 -

600 mg/hari                                               Injeksi 50

mg/ml                                 1 - 4 mg/hari

10    Pimozid                           Tablet 1 dan 4 mg                               1 - 4

mg/hari

Page 11: LAPORAN PENDAHULUAN SKIZOFRENIA.docx

11     Risperidon                      Tablet 1, 2, 3 mg                                 2 - 6

mg/hari

 

SKIZOFRENIA

Pemilihan Obat untuk Episode (Serangan) Pertama

Newer atypical antipsycoic merupakn terapi pilihan untuk penderita

Skizofrenia episode pertama karena efek samping yang ditimbulkan

minimal dan resiko untuk terkena tardive dyskinesia lebih rendah. Biasanya

obat antipsikotik membutuhkan waktu beberapa saat untuk mulai bekerja.

Sebelum diputuskan pemberian salah satu obat gagal dan diganti dengan

obat lain, para ahli biasanya akan mencoba memberikan obat selama 6

minggu (2 kali lebih lama pada Clozaril)

Pemilihan Obat untuk keadaan relaps (kambuh)

Biasanya timbul bila pendrita berhenti minum obat, untuk itu, sangat

penting untuk mengetahui alasan mengapa penderita berhenti minum obat.

Terkadang penderita berhenti minum obat karena efek samping yang

ditimbulkan oleh obat tersebut. Apabila hal ini terjadi, dokter dapat

menurunkan dosis menambah obat untuk efek sampingnya, atau

mengganti dengan obat lain yang efek sampingnya lebih rendah. Apabila

Page 12: LAPORAN PENDAHULUAN SKIZOFRENIA.docx

penderita berhenti minum obat karena alasan lain, dokter dapat mengganti

obat oral dengan injeksi yang bersifat long acting, diberikan tiap 2- 4

minggu. Pemberian obat dengan injeksi lebih simpel dalam penerapannya.

Terkadang pasien dapat kambuh walaupun sudah mengkonsumsi obat

sesuai anjuran. Hal ini merupakan alasan yang tepat untuk menggantinya

dengan obat obatan yang lain, misalnya antipsikotik konvensonal dapat

diganti dengan newer atipycal antipsycotic atau newer atipycal antipsycotic

diganti dengan antipsikotik atipikal lainnya. Clozapine dapat menjadi

cadangan yang dapat bekerja bila terapi dengan obat-obatan diatas gagal.

Pengobatan Selama fase Penyembuhan

Sangat penting bagi pasien untuk tetap mendapat pengobatan

walaupun setelah sembuh. Penelitian terbaru menunjukkan 4 dari 5 pasien

yang behenti minum obat setelah episode petama Skizofrenia dapat

kambuh. Para ahli merekomendasikan pasien-pasien Skizofrenia episode

pertama tetap mendapat obat antipskotik selama 12-24 bulan sebelum

mencoba menurunkan dosisnya. Pasien yang mendertia Skizofrenia lebih

dari satu episode, atau balum sembuh total pada episode pertama

membutuhkan pengobatan yang lebih lama. Perlu diingat, bahwa

penghentian pengobatan merupakan penyebab tersering kekambuhan dan

makin beratnya penyakit.

Efek Samping Obat-obat Antipsikotik

Karena penderita Skizofrenia memakan obat dalam jangka waktu

yang lama, sangat penting untuk menghindari dan mengatur efek samping

yang timbul. Mungkin masalah terbesar dan tersering bagi penderita yang

menggunakan antipsikotik konvensional gangguan (kekakuan) pergerakan

otot-otot yang disebut juga Efek samping Ekstra Piramidal (EEP). Dalam

hal ini pergerakan menjadi lebih lambat dan kaku, sehingga agar tidak kaku

Page 13: LAPORAN PENDAHULUAN SKIZOFRENIA.docx

penderita harus bergerak (berjalan) setiap waktu, dan akhirnya mereka

tidak dapat beristirahat. Efek samping lain yang dapat timbul adalah tremor

pada tangan dan kaki. Kadang-kadang dokter dapat memberikan obat

antikolinergik (biasanya benztropine) bersamaan dengan obat antipsikotik

untuk mencegah atau mengobati efek samping ini. Efek samping lain yang

dapat timbul adalah tardive dyskinesia dimana terjadi pergerakan mulut

yang tidak dapat dikontrol, protruding tongue, dan facial grimace.

Kemungkinan terjadinya efek samping ini dapat dikurangi dengan

menggunakan dosis efektif terendah dari obat antipsikotik. Apabila

penderita yang menggunakan antipsikotik konvensional mengalami tardive

dyskinesia, dokter biasanya akan mengganti antipsikotik konvensional

dengan antipsikotik atipikal.

Obat-obat untuk Skizofrenia juga dapat menyebabkan gangguan

fungsi seksual, sehingga banyak penderita yang menghentikan sendiri

pemakaian obat-obatan tersebut. Untuk mengatasinya biasanya dokter

akan menggunakan dosis efektif terendah atau mengganti dengan newer

atypical antipsycotic yang efek sampingnya lebih sedikit. Peningkatan berat

badan juga sering terjadi pada penderita Sikzofrenia yang memakan obat.

Hal ini sering terjadi pada penderita yang menggunakan antipsikotik

atipikal. Diet dan olah raga dapat membantu mengatasi masalah ini. Efek

samping lain yang jarang terjadi adalah neuroleptic malignant syndrome,

dimana timbul derajat kaku dan termor yang sangat berat yang juga dapat

menimbulkan komplikasi berupa demam penyakit-penyakit lain. Gejala-

gejala ini membutuhkan penanganan yang segera.

2. Terapi Psikososial

a.    Terapi perilaku

Page 14: LAPORAN PENDAHULUAN SKIZOFRENIA.docx

Teknik perilaku menggunakan hadiah ekonomi dan latihan

ketrampilan sosial untuk meningkatkan kemampuan sosial, kemampuan

memenuhi diri sendiri, latihan praktis, dan komunikasi interpersonal.

Perilaku adaptif adalah didorong dengan pujian atau hadiah yang dapat

ditebus untuk hal-hal yang diharapkan, seperti hak istimewa dan pas jalan

di rumah sakit. Dengan demikian, frekuensi perilaku maladaptif atau

menyimpang seperti berbicara lantang, berbicara sendirian di masyarakat,

dan postur tubuh aneh dapat diturunkan.

b.    Terapi berorintasi-keluarga

Terapi ini sangat berguna karena pasien skizofrenia seringkali

dipulangkan dalam keadaan remisi parsial, keluraga dimana pasien

skizofrenia kembali seringkali mendapatkan manfaat dari terapi keluarga

yang singkat namun intensif (setiap hari). Setelah periode pemulangan

segera, topik penting yang dibahas didalam terapi keluarga adalah proses

pemulihan, khususnya lama dan kecepatannya. Seringkali, anggota

keluarga, didalam cara yang jelas mendorong sanak saudaranya yang

terkena skizofrenia untuk melakukan aktivitas teratur terlalu cepat.

Rencana yang terlalu optimistik tersebut berasal dari ketidaktahuan tentang

sifat skizofreniadan dari penyangkalan tentang keparahan penyakitnya.

Ahli terapi harus membantu keluarga dan pasien mengerti skizofrenia

tanpa menjadi terlalu mengecilkan hati. Sejumlah penelitian telah

menemukan bahwa terapi keluarga adalah efektif dalam menurunkan

relaps. Didalam penelitian terkontrol, penurunan angka relaps adalah

dramatik. Angka relaps tahunan tanpa terapi keluarga sebesar 25-50 %

dan 5 - 10 % dengan terapi keluarga.

c.    Terapi kelompok

Page 15: LAPORAN PENDAHULUAN SKIZOFRENIA.docx

Terapi kelompok bagi skizofrenia biasanya memusatkan pada

rencana, masalah, dan hubungan dalam kehidupan nyata. Kelompok

mungkin terorientasi secara perilaku, terorientasi secara psikodinamika

atau tilikan, atau suportif. Terapi kelompok efektif dalam menurunkan

isolasi sosial, meningkatkan rasa persatuan, dan meningkatkan tes realitas

bagi pasien skizofrenia. Kelompok yang memimpin dengan cara suportif,

bukannya dalam cara interpretatif, tampaknya paling membantu bagi

pasien skizofrenia.

d.    Psikoterapi individual

Penelitian yang paling baik tentang efek psikoterapi individual dalam

pengobatan skizofrenia telah memberikan data bahwa terapi alah

membantu dan menambah efek terapi farmakologis. Suatu konsep penting

di dalam psikoterapi bagi pasien skizofrenia adalah perkembangan suatu

hubungan terapetik yang dialami pasien sebagai aman. Pengalaman

tersebut dipengaruhi oleh dapat dipercayanya ahli terapi, jarak emosional

antara ahli terapi dan pasien, dan keikhlasan ahli terapi seperti yang

diinterpretasikan oleh pasien. Hubungan antara dokter dan pasien adalah

berbeda dari yang ditemukan di dalam pengobatan pasien non-psikotik.

Menegakkan hubungan seringkali sulit dilakukan; pasien skizofrenia

seringkali kesepian dan menolak terhadap keakraban dan kepercayaan

dan kemungkinan sikap curiga, cemas, bermusuhan, atau teregresi jika

seseorang mendekati. Pengamatan yang cermat dari jauh dan rahasia,

perintah sederhana, kesabaran, ketulusan hati, dan kepekaan terhadap

kaidah sosial adalah lebih disukai daripada informalitas yang prematur dan

penggunaan nama pertama yang merendahkan diri. Kehangatan atau

profesi persahabatan yang berlebihan adalah tidak tepat dan kemungkinan

dirasakan sebagai usaha untuk suapan, manipulasi, atau eksploitasi.

Page 16: LAPORAN PENDAHULUAN SKIZOFRENIA.docx

3. Perawatan di Rumah Sakit (Hospitalization)

Indikasi utama perawatan rumah sakit adalah untuk tujuan

diagnostik, menstabilkan medikasi, keamanan pasien karena gagasan

bunuh diri atau membunuh, prilaku yang sangat kacau termasuk

ketidakmampuan memenuhi kebutuhan dasar. Tujuan utama perawatan

dirumah sakit yang harus ditegakkan adalah ikatan efektif antara pasien

dan sistem pendukung masyarakat. Rehabilitasi dan penyesuaian yang

dilakukan pada perawatan rumahsakit harus direncanakan.

Dokter harus juga mengajarkan pasien dan pengasuh serta keluarga

pasien tentang skizofrenia. Perawatan di rumah sakit menurunkan stres

pada pasien dan membantu mereka menyusun aktivitas harian mereka.

Lamanya perawatan rumah sakit tergantung dari keparahan penyakit

pasien dan tersedianya fasilitas pengobatan rawat jalan. Rencana

pengobatan di rumah sakit harus memiliki orientasi praktis ke arah masalah

kehidupan, perawatan diri, kualitas hidup, pekerjaan, dan hubungan sosial.

Perawatan di rumah sakit harus diarahkan untuk mengikat pasien dengan

fasilitas perawatan termasuk keluarga pasien. Pusat perawatan dan

kunjungan keluarga pasien kadang membantu pasien dalam memperbaiki

kualitas hidup.

G.   Pohon Masalah Skizofrenia

Page 17: LAPORAN PENDAHULUAN SKIZOFRENIA.docx

PATHWAY SKIZOFRENIA

H.   Asuhan Keperawatan Skizofrenia

1. Pengkajian keperawatan skizofrenia

a.    Identitas

Sering ditemukan pada usia dini atau muncul pertama kali pada masa

pubertas.

b.    Keluhan Utama

Keluhan utama yang menyebabkan pasien dibawa ke rumah sakit

biasanya akibat adanya kumunduran kemauan dan kedangkalan emosi.

c.    Faktor Predisposisi

Faktor predisposisi sangat erat terkait dengan faktor etiologi yakni

keturunan, endokrin, metabolisme, susunan syaraf pusat, kelemahan ego.

d.    Psikososial

Page 18: LAPORAN PENDAHULUAN SKIZOFRENIA.docx

1)    Genogram

Orang tua penderita skizofrenia, salah satu kemungkinan anaknya 7-16 %

skizofrenia, bila keduanya menderita 40-68 %, saudara tiri kemungkinan

0,9-1,8 %, saudara kembar 2-15 %, saudara kandung 7-15 %.

2)    Konsep Diri

Kemunduran  kemauan dan kedangkalan emosi yang mengenai pasien

akan mempengaruhi konsep diri pasien.

3)    Hubungan Sosial

Klien cenderung menarik diri dari lingkungan pergaulan, suka melamun,

berdiam diri.

4)    Spiritual

Aktifitas spiritual menurun seiring dengan kemunduran kemauan.

e.    Status Mental

5)    Penampilan Diri

Pasien tampak lesu, tak bergairah, rambut acak-acakan, kancing baju tidak

tepat, resliting tak terkunci, baju tak diganti, baju terbalik sebagai

manifestasi kemunduran kemauan pasien.

6)    Pembicaraan

Nada suara rendah, lambat, kurang bicara, apatis.

7)    Aktifitas Motorik

Kegiatan yang dilakukan tidak bervariatif, kecenderungan

mempertahankan pada satu posisi yang dibuatnya sendiri (katalepsia).

8)    Emosi

Emosi dangkal

9)    Afek

Dangkal, tak ada ekspresi roman muka.

10) Interaksi Selama Wawancara

Page 19: LAPORAN PENDAHULUAN SKIZOFRENIA.docx

Cenderung tidak kooperatif, kontak mata kurang, tidak mau menatap lawan

bicara, diam.

11) Persepsi

Tidak terdapat halusinasi atau waham.

12) Proses Berfikir

Gangguan proses berfikir jarang ditemukan.

13) Kesadaran

Kesadaran berubah, kemampuan mengadakan hubungan dengan dan

pembatasan dengan dunia luar dan dirinya sendiri sudah terganggu pada

taraf tidak sesuai dengan kenyataan (secara kualitatif).

14) Memori

Tidak ditemukan gangguan spesifik, orientasi tempat, waktu, orang baik.

15) Kemampuan penilaian

Tidak dapat mengambil keputusan, tidak dapat bertindak dalam suatu

keadaan, selalu memberikan alasan meskipun alasan tidak jelas atau tidak

tepat.

16) Tilik diri

Tak ada yang khas.

f.     Kebutuhan Sehari-hari

Pada permulaan penderita kurang memperhatikan diri dan keluarganya,

makin mundur dalam pekerjaan akibat kemunduran kemauan. Minat untuk

memenuhi kebutuhannya sendiri sangat menurun dalam hal makan,

BAB/BAK, mandi, berpakaian, intirahat tidur.

2. Diagnosa Keperawatan Skizofrenia

a.    Isolasi sosial b.d harga diri rendah

Page 20: LAPORAN PENDAHULUAN SKIZOFRENIA.docx

b.    Resiko perubahan persepsi sensori: halusinasi pendengaran b.d menarik

diri

c.    Kurang perawatan diri b.d menarik diri

SKIZOFRENIA

Page 21: LAPORAN PENDAHULUAN SKIZOFRENIA.docx

3. Rencana Tindakan Keperawatan

a.      Diagnosa keperawatan: Isolasi sosial b.d harga diri rendah

Diagnosa

Keperawatan

PerencanaanIntervensi

Tujuan Kriteria Hasil

Isolasi sosial

b.d harga diri

rendah

Tujuan umum

Klien dapat melakukan

hubungan sosia

secara bertahap

- -

Tujuan khusus 1

Klien dapat membuna

hubungan saling

percaya

a.    Klien dapat

mengungkapkan

perawaannya

b.    Ekspresi wajah

bersahabat

c.    Ada kontak mata

d.    Menunjukkan rasa

senang

e.    Mau berjabat tangan

f.     Mau menjawab salam

g.    Klien mau duduk

berdampingan

h.    Klien mau

mengutarakan

masalah yang dihadapi

a.    Bina hubungan saling percaya

       Sapa klien secara ramah baik secara

verbal maupun nonverbal

       Perkenalkan diri dengan sopan

       Tanya nama lengkap klien dan nama

panggilanyang disukai

       Jelaskan tujuan pertemuan, jujur dan

menepati janji

       Tunjukkan sikap empati dan menerima

klien apa adanya

       Beri perhatian kepada klien

b.    Beri kesempatan untuk mengungkapkan

perawaannya tentang penyakit yang

diderita

c.    Sediakan waktu untuk mendengarkan

klien

d.    Katakana pada klien bahwa dia adalah

seorang yang berharga dan bertanggung

jawab serta mampu menolong dirinya

sendiri

Tujuan khusus 2 Klien mampu a.    Diskusikan kemampuan dan aspek positif

Page 22: LAPORAN PENDAHULUAN SKIZOFRENIA.docx

Klien dapat

mengidentifikasi

kemampuan dan

aspek positif yang

dimiliki

mempertahankan

aspek yang positif

yang dimilikiklien dan beri reinforcement

atas kemampuan mengungkapkan

perasaannya

b.    Saat bertemu klien hindarkan memberi

penilaian negatif

c.    Utamakan memberi pujian yang realistis

Tujuan khusus 3

Klien dapat menilai

kemampuan yang data

digunakan

a.    Kebutuhan klien

terpenuhi

b.    Klien dapat melakukan

aktivitas terasarah

a.    Diskusikan kemampuan klien yang masih

dapat digunakan selama sakit

b.    Diskusikan juga kemampuan yang dapat

dilanjutkan penggunaan di rumah sakit

dah di rumah nantinya

Tujuan khusus 4

Klien dapat

menetapkan dan

merencanakan

kegiatan sesuai

kemampuan

a.    Klien mampu

beraktivitas sesuai

kemampuan

b.    Klien mengikuti TAK

a.    Rencanakan bersama klien aktivitas yang

dapat dilakukan setiap hari sesuai

kemampuan, kegiatan mandiri, kegiatan

dengan bantuan minimal, kegiatan dengan

bantuan total

b.    Tingkatkan kegiatan klien sesuai toleransi

kondisi klien

c.    Berikan contoh cara pelaksanaan kegiatan

yang boleh klien lakukan

takut melaksanakannya)

Tujuan khusus 5

Klien dapat melakukan

kegiatan sesuai

dengan kondisi sakit

dan kemampuannya

Klien mampu

beraktivitas sesuai

kemampuan

a.    Berikan kesempatan kepada klien

mencoba kegiatan yang telah

direncanakan

b.    Beri pujian atas usaha dan keberhasilan

klien

c.    Diskusikan kemungkinan pelaksanaan di

rumah

Tujuan khusus 6 a.    Klien mampu a.    Beri pendidikan kesehatan kepada

Page 23: LAPORAN PENDAHULUAN SKIZOFRENIA.docx

Klien dapat

memanfaatkan system

pendukung yang ada

melakukan apa yang

diajarkan

b.    Klien mau memberikan

dukungan

keluarga tentang cara merawat klien

dengan isolasi social dan harga diri

rendah

b.    Bantu kelluarga memberi dukungan

selama klien dirawat

c.    Bantu keluarga menyiapkan lingkungan

dirumah

b.     Diagnosa keperawatan: resiko perubahan persepsi sensori:

halusinasi pendenganran b.d menarik diri

Diagnosa

Keperawatan

PerencanaanIntervensi

Tujuan Kriteria Hasil

Resiko

perubahan

persepsi

sensori:

halusinasi

pendengaran

b.d isolasi

sosial

Tujuan umum

Klien dapat

berinteraksi dengan

orang lain sehingga

tidak terjadi halusinasi

- -

Tujuan khusus 1

Klien dapat membuna

hubungan saling

percaya

Klien dapat

mengungkapkan

perasaan dan

keberadaannya secara

verbal

a.    Klien mau menjawab

salam

b.    Klien mau berjabat

tangan

c.    Mau menjawab

pertanyaan

d.    Ada kontak mata

e.    Klien mau duduk

a.    Bina hubungan saling percaya

       Sapa klien secara ramah baik secara

verbal maupun nonverbal

       Perkenalkan diri dengan sopan

       Tanya nama lengkap klien dan nama

panggilanyang disukai

       Jelaskan tujuan pertemuan, jujur dan

menepati janji

       Tunjukkan sikap empati dan menerima

klien apa adanya

       Beri perhatian kepada klien

b.    Beri kesempatan untuk mengungkapkan

perawaannya tentang penyakit yang

Page 24: LAPORAN PENDAHULUAN SKIZOFRENIA.docx

berdampingan dengan

perawat

diderita

c.    Sediakan waktu untuk mendengarkan

klien

d.    Katakana pada klien bahwa dia adalah

seorang yang berharga dan bertanggung

jawab serta mampu menolong diri sendiri

Tujuan khusus 2

Klien dapat

menyebutkan

penyabab menarik diri

Klien dapat

menyebutkan

penyebab menarik diri

yang berasal dari :

a.    Diri sendiri

b.    Orang lain

c.    Lingkungan

a.    Kaji pengetahuan klien tentang perilaku

menarik diri dan tanda-tandanya

b.    Beri kesempatak kepada klien untuk

mengungkapkan perasaan penyebab

menarik diri atau tidak mau bergaul

c.    Diskusikan dengan klien tentang perilaku

menarik diri, tanda dan gejala

d.    Berikan pujian tentang kemampuan klien

mengungkapkan perasaannya

Tujuan khusus 3

Klien dapat

menyebutkan

keuntungan

bersosialisasi dengan

orang lain dan

kerugian todak

bersosialisasi dengan

orang lain

Klien dapat

menyebutkan

keuntungan

berhubungan dengan

orang lain, misalnya

banyak teman, tidak

sendiri, bias berdiskusi,

terasa ramai, dapat

bercanda

a.    Kaji pengetahuan klien tentang

keuntungan dan manfaat bergaul dengan

orang lain

b.    Beri kesempatan kepada klien untuk

mengungkapkan perasaannya tentang

keuntungan berhubungan dengan orang

lain

c.    Diskusikan dengan klien tentang manfaat

berhubungan dengan orang lain

d.    Kaji pengetahuan klien tentang kerugian

bila todak bergaul dengan orang lain

e.    Beri kesempatan kepada klien untuk

mengungkapkan perasaannya tentang

kerugian bila tidak  berhubungan dengan

orang lain

Page 25: LAPORAN PENDAHULUAN SKIZOFRENIA.docx

f.     Diskusikan dengan klien tentang kerugian

bila tidak berhubungan dengan orang lain

g.    Beri reinforcement positif terhadap

kemampuan mengungkapkan perasaan

tentang kerugian tidak berhubungan

dengan orang lain

c.      Diagnosa keperawatan: Kurang perawatan diri b.d menarik diri

Diagnosa

Keperawatan

PerencanaanIntervensi

Tujuan Kriteria Hasil

Kurang

perawatan diri

b.d menarik diri

Tujuan umum

Pasien

mengungkapkan

keinginan untuk

melakukan kegiatan

hidup sehari-hari

- -

Tujuan khusus 1

Klien mampu

melakukan kegiatan

hidup sehari-hari

secara mandiri dan

mendemontrasikan

suatu keinginan untuk

melakukannya

Klien mampu

melakukan aktivitas

sehari-hari

a.    Pasien makan sendiri

tanpa bantuan.

b.    Pasien memilih

pakaian yang sesuai,

berpakaian merawat

dirinya tanpa bantuan.

c.    Pasien

mempertahankan

kebersihan diri secara

optimal dengan mandi

setiap hari dan

a.    Dukung pasien untuk melakukan kegiatan

hidup sehari-hari sesuai tingkat

kemampuan pasien

b.    Dukung kemandirian pasien, tapi berikan

bantuan saat pasien tidak dapat

melakukan beberapa kegiatan

c.    Perlihatkan secara konkret, bagaimana

melakukakn kegiatan yang menurut

pasien sulit melakukannya

d.    Bantu dalam menyiapkan perlengkapan

ADLs

e.    Berikan pengakuan dan penghargaan

positif untuk kemampuannya mandiri

Page 26: LAPORAN PENDAHULUAN SKIZOFRENIA.docx

melakukan prosedur

defekasi dan berkemih

tanpa bantuan.

Page 27: LAPORAN PENDAHULUAN SKIZOFRENIA.docx

I.      Daftar Pustaka

Maramis, Willy F. 2009. Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa. Ed 2. Surabaya.

Airlangga University Press

Stuart, Gail W. 2006. Buku Saku Keperawatan Jiwa. Ed 5. Jakarta. EGC

Schizophrenia. www.merck.com diakses tanggal 15 Oktober 2011

Schizophrenia. www.emedicine.com diakses tanggal 15 oktober 2011

Share this article : 29 Artikel Terkait : Laporan Pendahuluan Asuhan Keperawatan Lengkap

LAPORAN PENDAHULUAN CA PARU/ KANKER PARU

LAPORAN PENDAHULUAN SKIZOFRENIA

LAPORAN PENDAHULUAN KETOASIDOSIS DIABETIKUM (KAD)

LAPORAN PENDAHULUAN NYERI PUNGGUNG BAWAH (LOW BACK PAIN / LBP)

LAPORAN PENDAHULUAN MASTEKTOMI

LAPORAN PENDAHULUAN CA MAMMAE (CARSINOMA MAMMAE)/ KANKER PAYUDARA

LAPORAN PENDAHULUAN HIPOGLIKEMIA

LAPORAN PENDAHULUAN AKUT MIOKARD INFARK (AMI)

LAPORAN PENDAHULUAN ARTRITIS REUMATOID

LAPORAN PENDAHULUAN AMELOBLASTOMA

Title: LAPORAN PENDAHULUAN SKIZOFRENIA; Written by wiwing setiono; Rating: 5 dari 5

Diposkan oleh wiwing setiono Jam 8:06 PM Label: Laporan Pendahuluan Asuhan Keperawatan Lengkap

0 Comments

Page 28: LAPORAN PENDAHULUAN SKIZOFRENIA.docx

0 Comments nt.fb admin wiwing setiono

Newer Post Older Post Home

Subscribe to: Post Comments (Atom)

Popular Posts

LAPORAN PENDAHULUAN DIABETES MELITUS

LAPORAN PENDAHULUAN HIPERTENSI

LAPORAN PENDAHULUAN SC (SECTIO CAESARIA)

LAPORAN PENDAHULUAN GAGAL GINJAL KRONIK/ CHRONIC KIDNEY DISEASE (CKD)

LAPORAN PENDAHULUAN APENDISITIS

Author

wiwing setiono.skep.ns wiwing setiono

Page 29: LAPORAN PENDAHULUAN SKIZOFRENIA.docx

<a href="http://www.histats.com" target="_blank"><img src="http://sstatic1.histats.com/0.gif?2554655&amp;101" alt="free invisible hit counter" border="0" /></a>

Wikicek.com

Blog Archive

▼  2014 (47) o ►  March (11) o ►  February (3) o ▼  January (33)

LAPORAN PENDAHULUAN AMELOBLASTOMA LAPORAN PENDAHULUAN CA PARU/ KANKER PARU LAPORAN PENDAHULUAN SKIZOFRENIA INFEKSI NOSOKOMIAL LAPORAN PENDAHULUAN KETOASIDOSIS DIABETIKUM

(KAD) LAPORAN PENDAHULUAN NYERI PUNGGUNG BAWAH

(LOW BACK... LAPORAN PENDAHULUAN MASTEKTOMI LAPORAN PENDAHULUAN CA MAMMAE (CARSINOMA

MAMMAE)/ ... LAPORAN PENDAHULUAN HIDROSEFALUS LAPORAN PENDAHULUAN WAHAM LAPORAN PENDAHULUAN VERTIGO LAPORAN PENDAHULUAN COMBUSTIO/ LUKA BAKAR LAPORAN PENDAHULUAN ASMA LAPORAN PENDAHULUAN STROKE HEMORAGIK LAPORAN PENDAHULUAN HIPERTIROID LAPORAN PENDAHULUAN BPH (BENIGNA PROSTAT

HIPERPLAS... LAPORAN PENDAHULUAN APENDISITIS LAPORAN PENDAHULUAN DIABETES MELITUS (DM)

DENGAN U... PITTING EDEMA

Page 30: LAPORAN PENDAHULUAN SKIZOFRENIA.docx

LAPORAN PENDAHULUAN HEPATITIS PENGKAJIAN NEUROLOGI (SARAF KRANIAL, GLASGOW

COMA ... LAPORAN PENDAHULUAN STROKE NON HEMORAGIK LAPORAN PENDAHULUAN DERMATITIS LAPORAN PENDAHULUAN PPOK LAPORAN PENDAHULUAN EFUSI PLEURA LAPORAN PENDAHULUAN DEMENSIA SGB (SINDROMA GUILLAIN BARRE) DIAGNOSA KEPERAWATAN NANDA versi 2 DIAGNOSA KEPERAWATAN NANDA versi 1 INDUKSI PERSALINAN LAPORAN PENDAHULUAN BRONKITIS CONTOH DIAGNOSA KEPERAWATAN DAN DISCHARGE

PLANNING... DIAGNOSA KEPERAWATAN NANDA versi 3

►  2013 (43) o ►  December (24) o ►  November (19)

Template by Wikicek - Support Jual Online Busana Wanita and Bisnis Pulsa ElektrikHak Cipta Oleh LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN LENGKAPactivate javascript

Search her Search