KSA Pert 6 Christensen
-
Upload
ecca-caca-caca -
Category
Documents
-
view
26 -
download
6
description
Transcript of KSA Pert 6 Christensen
![Page 1: KSA Pert 6 Christensen](https://reader036.fdocuments.in/reader036/viewer/2022082417/563db8fd550346aa9a98ec1f/html5/thumbnails/1.jpg)
Page 1 of 4
Pert 6
Why do firms rarely adopt IFRS voluntarily?
Academics find significant benefits and the costs appear to be low
1. Pendahuluan
Kim dan Shi menemukan bahwa, rata-rata, adopsi secara sukarela atas International Financial Reporting Standards
(IFRS) terkait dengan peningkatan 59% informasi spesifik perusahaan yang dikapitalisasi pada harga saham. Penelitian ini
menemukan bahwa adopsi IFRS secara sukarela dikaitkan dengan perbaikan signifikan dalam lingkungan informasi yang
konsisten dengan mayoritas makalah yang diterbitkan dalam top accounting journals mengenai konsekuensi dari adopsi IFRS
Mirip dengan Kim dan Shi, banyak studi secara implisit atau eksplisit menyatakan perbaikan dalam lingkungan informasi bila
mengadopsi IFRS pada standar akuntansi. Sebuah tinjauan literatur pada konsekuensi ekonomi dari adopsi IFRS
menyimpulkan bahwa adopsi IFRS mengarah ke manfaat pasar modal yang signifikan. Kesimpulan seperti itu akan terlalu
dini. Secara khusus, kesimpulan semacam itu mengabaikan fakta bahwa mayoritas manajer memutuskan untuk tidak
mengadopsi IFRS ketika diberi pilihan. Hal ini menimbulkan pertanyaan: mengapa perusahaan memilih untuk tidak
mengadopsi IFRS secara sukarela ketika manfaatnya besar dan biaya tampaknya rendah? Kami mencoba untuk menjawab
pertanyaan ini melalui diskusi dengan argumen dan bukti Kim dan Shi.
Selama satu dekade terakhir, Dewan Standar Akuntansi Internasional (IASB) telah sukses dalam mempromosikan
penggunaan IFRS. Segelintir perusahaan yang menggunakan IFRS di pertengahan 1990-an telah meningkat menjadi ribuan
pada 2011. Kemajuan yang luar biasa ini didorong oleh kewajiban mengadopsi IFRS di lebih dari 90 negara. Adopsi wajib
IFRS sering dibenarkan dengan mengacu pada studi akademik yang mendokumentasikan manfaat pasar modal di sekitar
pengadopsian IFRS. Bahkan saat ini, Amerika Serikat sedang mempertimbangkan untuk mengadopsi secara wajib IFRS bagi
perusahaan yang terdaftar di bursa (SEC 2008). Terhadap latar belakang ini, studi tentang konsekuensi ekonomi dari adopsi
IFRS sangat relevan, dan Kim dan Shi pantas mendapatkan kredit untuk mengatasi pertanyaan yang penting bagi akademisi
dan pembuat kebijakan. Relevansi kebijakan dari studi tentang konsekuensi dari adopsi IFRS menjamin penekanan yang kuat,
namun, juga memberikan peringatan pada kesimpulan yang diambil.
Kim dan Shi memberikan bukti berdasarkan sampel perusahaan dari 34 negara yang mengadopsi IFRS secara
sukarela selama periode tujuh tahun dari 1998 sampai 2004. Mereka menggunakan sinkronisitas harga saham sebagai (inverse)
ukuran informasi-perusahaan tertentu dalam harga saham dan menunjukkan bahwa harga saham menggabungkan informasi
spesifik perusahaan lebih untuk pengadopsi IFRS secara sukarela dari pada perusahaan GAAP lokal. Kim dan Shi juga
mendokumentasikan bahwa adopsi IFRS dikaitkan dengan penurunan terbesar dalam sinkronisitas ketika analis berikut rendah
dan institusi lemah. Mereka menarik tiga kesimpulan berdasarkan bukti mereka: (1) IFRS meningkatkan lingkungan informasi
dengan memfasilitasi arus informasi spesifik perusahaan ke pasar, (2) peran pengurang-sinkronisitas IFRS akan lebih jelas
ketika ada informasi yang kurang bersaing dari analis, dan (3) adopsi IFRS dapat menggantikan institusi - institusi yang lemah.
Kami memberikan perspektif alternatif pada bukti dan interpretasi yang ditawarkan Kim dan Shi. Dalam Sect. 2, kami
mengevaluasi argumen utama dan temuan yang Kim dan Shi andalkan untuk menarik kesimpulan mereka. Kami memulai
dengan menyatakan bahwa frekuensi global yang rendah pengadopsian IFRS secara sukarela tidak konsisten dengan
interpretasi kausal manfaat yang besar yang didokumentasikan sekitar pengadopsian IFRS. Kami kemudian menunjukkan
bahwa variasi dalam keuntungan bersih dari adopsi IFRS diperkirakan oleh Kim dan Shi tidak memprediksi mana saja
perusahaan yang secara sukarela mengadopsi IFRS. Ini berarti bahwa manajer irasional atau manfaat yang tidak benar
diperkirakan. Kami berpendapat bahwa yang terakhir lebih mungkin. Dalam Sect. 3, kami memberikan penjelasan alternatif
untuk hasil Kim dan Shi dimana manajer berperilaku rasional tapi IFRS per se memiliki sedikit atau tidak ada efek langsung
pada lingkungan informasi perusahaan. Pada dasarnya, sebagian besar pengadopsi IFRS secara sukarela menerapkan standar
![Page 2: KSA Pert 6 Christensen](https://reader036.fdocuments.in/reader036/viewer/2022082417/563db8fd550346aa9a98ec1f/html5/thumbnails/2.jpg)
Page 2 of 4
untuk membuat daftar segmen pasar saham baru yang memerlukan kepatuhan terhadap IFRS secara kontrak. Keputusan untuk
mendaftarkan di segmen baru bertepatan dengan perubahan fundamental perusahaan yang meningkatkan lingkungan informasi,
tetapi IFRS bukan penyebabnya. Penjelasan alternatif ini berkaitan erat dengan diskusi di Christensen et al. (2008), Daske et al.
(2011).
2. Main Argumen and Finding
Kim dan shi menemukan bahwa penurunan dalam harga saham berhubungan dengan adopsi IFRS. Argumen
paling umum mengenai adopsi IFRS adalah mengenai kualitas diclosure dan hal ini akan meningkatkan benefit yang
signifikan dengan pengadopsian IFRS. Dalam hal ini saya (peneliti) menemukan dan mendiskuiskan mengenai
implikasinya. Namun standar akuntansi memberikan kebebasan bagi manajer dan oleh karena itu tidak dapat dikatakan
bahwa IFRS akan meningkatkan kualitas diclosure
Kim dan Shi berpendapat bahwa adopsi IFRS memang membutuhkan biaya yang besar namun itu sebanding
dengan benefit yang didapatkand dari mengadopsi IFRS.
Manfaat yang signifikan dari adopsi IFRS yang didokumentasikan oleh Kim dan Shi konsisten dengan penelitian
sebelumnya tentang konsekuensi ekonomi dari adopsi IFRS, namun tidak konsisten dengan prakteknya.
Mempertimbangkan frekuensi adopi IFRS yang dilaporkan Kim dan Shi pada tabel 1, statistik deskriptif pada panel B
mengindikasikan bahwa sebelum tahun 2000 sangat sedikit perusahaan yang menggunakan IFRS secara sukarela, hampir
keselurhan perusahaan tersebut adalah anggota dari EU. Adopsi diatas tahun 2000 dikategorikan sebagai mandatori, bukan
sukarela. Karena EU mendeklarasikan bahwa pada tahun 2005 penggunaan IFRS (secara mandatory) harus dilakukan.
Kim dan Shi melaporkan dari keseluruhan sampel perusahaan, pada tahun 2000 hanya 5% sampel yang mengadopsi IFRS,
dan setelah mandatori IFRS di EU meningkat menjadi 9%. Kesimpulannya bahwa perusahaan yang mengadopsi IFRS
secara sukarela benar-benar sangat jarang. Secara rasional, manfaat yang besar terkait penggunaan IFRS nampak tidak
konsisten dengan jumlah perusahaan yang mengadopsi IFRS secara sukarela.
Alasan rasional yang terjadi adalah bahwa biaya untuk mengadopsi IFRS tidak sebanding dengan manfaat yang
mungkin akan dirasakan perusahaan. Sangat sulit untuk mengestimasikan biaya adopsi IFRS, beberapa argumen
menyatakan kemungkinan data milik Kim dan Shi terbatas pada periode yang dipertimbangkan Kim dan Shi.
Pertama, standar pada saat Kim dan Shi melakukan penelitian dikembangkan oleh dikembangkan oleh IASC. IASC
mempunyai anggota sebanyak 9 negara dengan tradisi akuntansi yang berbeda-beda (eg Prancis, Jerman, US, Jepang),
sepertiga dari mereka memerlukan persetujuan atas ED dan standar finalnya. Karena beberapa delegasi negara tersebut
bertahan pada praktek akuntansi negara mereka sendiri dan menginkan fleksibilitas untuk mendapatkan pilihan dalam
perlakuan akuntansi, banyak standar dari IASC merupakan pilihan bebas (Zeff, 2012).contohnya standar tentang property,
plant and equiptment (IAS 16) membebaskan pilihan penggunaan HCA atau FVA terkait tradisi Jerman yang penilaian
asetnya sangat konservatif dan tradisi UK yang merevaluasi aset.
Kedua, IASC dan selanjutnya IASB menggunakan pendekatan principal based dalam pembuatan standarnya, yang
berbeda dari standar akuntansi US.
Apa yang menjadi alasan sedikitnya pengadopsi IFRS secara sukarela di negara-negara yang lemah paksaannya
lebih mengagetkan, bahwa dalam penemuan Kim dan Shi manfaat penggunaan IFRS di negara yang lemah institusi dan
paksaannya adalah yang terbesar. Manfaat yang besar dan biaya adopsi yang rendah diprediksi akan membuat negara-
negara tersebut bergabung menggunaan IFRS dibanding negara0negara dengan institusi yang kuat dan dalam penelitian ini
ditemukan kebalikannya, bahwa 69% pengadopsi sukarela berasal dari negara dengan institusi yang kuat seperti Swiss dan
Jerman , dibanding India, Thailand, meksiko, dan Brazil yang tidak ditemukan pengadopsi sukarela IFRS.
Dari sini disimpulkan bahwa sikap manajer yang tidak rasional atau adopsi IFRS tidak menjelaskan manfaat yang
diestimasikan oleh Kim dan Shi.
![Page 3: KSA Pert 6 Christensen](https://reader036.fdocuments.in/reader036/viewer/2022082417/563db8fd550346aa9a98ec1f/html5/thumbnails/3.jpg)
Page 3 of 4
3. Penjelasan alternatif untuk manfaat pasar modal sekitar adopsi IFRS
Alternatif penjelasan untuk temuan bahwa adopsi IFRS secara sukarela dikaitkan dengan capital market benefits
di mana manajer membuat pilihan standar akuntansi yang rasional. Penjelasan alternatif sebagian didasarkan pada argumen
dan temuan di Daske et al. (2011), dimana dijelaskan bahwa 69% dari perusahaan pengadopsi IFRS secara sukarela terletak
di Jerman atau Swiss. Pada tahun 2000, 73% dari pengadopsi IFRS secara sukarela berkantor pusat di Jerman atau
Switzerland. Alasan jumlah yang relatif tinggi pengadopsi IFRS secara sukarela di negara-negara itu adalah penciptaan
segmen pasar saham memerlukan penerapan International Accounting Standards. Adapun segmen pasar baru yang terbesar,
Neuer Markt di Frankfurt Stock Exchange, didirikan pada tahun 1997, yang bertepatan dengan peningkatan adopsi IFRS
secara sukarela pada awal tahun 1998. Penerapan Standar Akuntansi Internasional adalah salah dari beberapa persyaratan
kontrak untuk dicatatkan pada segmen baru, dan jika biaya mengadopsi IFRS cukup rendah, manajer akan
mempertimbangkan secara rasional untuk mengadopsi IFRS mengingat perusahaannya dapat terdaftar di segmen baru
sehingga dapat memperoleh capital market benefits. Jadi dengan sistem kontrak menjelaskan mengapa beberapa
perusahaan mengadopsi IFRS sukarela.
Sistem kontrak juga dapat menjelaskan manfaat pasar modal sekitar adopsi IFRS karena untuk berkontrak
tidak dilakukan secara acak. Manajer memiliki insentif terbesar untuk mempertimbangkan kembali keputusan mereka
ketika mendaftarkan perusahaan mereka dalam suatu segmen pasar modal untuk memperoleh modal eksternal.
Konsisten dengan argumen ini, maka adopsi IFRS secara sukarela dikaitkan dengan ketergantungan modal eksternal,
cross-listing, dan koneksi ke bank Suatu perusahaan dapat mengalami perubahan mendasar yang memotivasi upaya
untuk mendapatkan modal eksternal. Kebutuhan modal eksternal, pada gilirannya, meningkatkan manfaat untuk
listing di segmen baru. Perubahan mendasar juga mempengaruhi lingkungan informasi (misalnya, mengurangi
sinkronisitas harga saham).
Kim dan Shi mengakui masalah endogenitas dan menggunakan dua metode empiris untuk mengatasinya
yaitu dengan propensity score matching dan Heckman-type two-stage treatment effect approach. Propensity score
matching control untuk mengatasi perbedaan cross-sectional dalam variabel yang diamati dan karenanya tidak
mengurangi pertimbangan bahwa adopsi IFRS secara sukarela bisa bertepatan dengan dasar tetapi perubahan tidak
teramati pada perusahaan pengadopsi. Kedua, pendekatan Heckman idealnya bergantung pada setidaknya satu
instrumen yang valid. Sayangnya, instrumen yang valid sulit untuk mengidentifikasi dalam pengaturan ini, dan
instrumen yang dimaksud oleh Kim dan Shi, yaitu, foreign sales dan pertumbuhan, yang tidak mungkin memenuhi
pembatasan pengecualian. Artinya, penjualan asing dan pertumbuhan cenderung berkorelasi dengan pertumbuhan
peluang, yang dapat mempengaruhi sinkronitas harga saham sinkronisitas.
Akhirnya, sinkronisitas harga saham mungkin bukanlah variabel hasil yang ideal jika tujuannya adalah untuk
mengidentifikasi efek kausal dari adopsi IFRS. Meskipun mudah untuk menyatakan bahwa IFRS dapat
mempengaruhi kualitas laporan tahunan, dan mungkin interim, namun masih kurang jelas mengapa laporan tahunan
mempengaruhi sinkronisitas harga saham. Kim dan Shi mengukur sinkronisitas harga saham mingguan selama
setahun, sedangkan laporan tahunan diungkapkan hanya sekali setahun. Tidak jelas mengapa
pengungkapan/disclosure laporan keuangan tahunan mempengaruhi arus informasi sepanjang tahun. Di lain pihak,
perbaikan dalam arus informasi ke dalam harga saham sepanjang tahun malah cenderung lebih konsisten dengan
perubahan mendasar bagi perusahaan daripada pengaruh kausal laporan yang hanya diungkapkan setiap tahunnya.
![Page 4: KSA Pert 6 Christensen](https://reader036.fdocuments.in/reader036/viewer/2022082417/563db8fd550346aa9a98ec1f/html5/thumbnails/4.jpg)
Page 4 of 4
4. Ringkasan dan implikasi
Bukti Kim dan Shi (masalah ini)hadir bahwa adopsi IFRS terkait dengan penyelarasan penurunan harga saham.
Mereka menginterpretasikan hasil dari adopsi IFRS memfasilitasi arus informasi perusahaan tertentu ke dalam harga saham
dan memperbaiki lingkungan informasi perusahaan. Bukti mereka adalah penting dari kedua seorang akademisi dan
perspektif kebijakan.
Argumen utama saya adalah kemajuan yang besar untuk informasi lingkungan perusahaan Kim dan dokumen Shi
mengenai adopsi IFRS, meskipun konsisten dengan penelitian sebelumnya, muncul ketidak konsistenan dengan frekuensi
rendah terhadap adopsi IFRS secara global. Dengan asumsi bahwa manajer rasional, banyak sekali manfaat adopsi IFRS
harus lebih kecil daripada pada umumnya para akademisi apa yang mereka miliki. Alasan saya bahwa bias endogenitas
mungkin menjelaskan beberapa perubahan pasar modal sekitar adopsi IFRS.
Memperkirakan efek kausal standar akuntansi baru adalah tugas yang ambisius, dan tidak dapat dihindari bahwa
hasil dan interpretasi mereka akan dipertanyakan. Namun, mengingat relevansi kebijakan penelitian di bidang ini, saya
mendorong lebih banyak bukti tentang konsekuensi dari adopsi IFRS. Salah satu pertanyaan utama yang sebagian besar
tetap yang belum terjawab adalah: biaya apa untuk mengadopsi IFRS? Sebagian besar penelitian telah difokuskan pada
memperkirakan manfaat dari adopsi IFRS. Mengingat bahwa mengungkapkan preferensi perusahaan menunjukkan bahwa
sebagian besar menolak adopsi IFRS, berarti biaya harus signifikan atau yang manfaatnya kecil.