komplikasi fraktur

18
KOMPLIKASI

description

Komplikasi Fraktur

Transcript of komplikasi fraktur

Slide 1

KOMPLIKASIKomplikasi FrakturEarlyVisceral injuryVascular injuryNerve injuryCompartment syndromeHemarthrosisInfectionGas gangreneFracture blistersPlaster and pressure sores

LateDelayed unionNon unionMalunionAvascular necrosisGrowth disturbancesBed soresMyositis ossificationNerve compressionTendon lesionMuscle contractureJoint instabilityJoint stiffnessOsteoarthritis Komplikasi Dini :Lesi VaskulerTrauma vaskular dapat melibatkan arteri&vena. Perdarahan dapat menyebabkan iskemia kehilangan tungkai, nekrosis dan kegagalan organ multipel & jika tidak terkontrol akan mengarah kepada kematianGambaran klinis dari trauma arteri :perdarahan luar, iskemia, hematoma pulsatil, atau perdarahan dalam yang disertai tanda-tanda syok, defisit neurologis (sensoris maupun motoris, seperti rasa baal&penurunan kekuatan motoris), akral pucat dan dingin pada perabaan.Tanda-tanda iskemia:nyeri terus-menerus, parestesia, paralisis, pucat, dan poikilotermia.

Kesulitan untuk mendiagnosis trauma vaskular : pada hematoma yang luas pada patah tulang tertutup. Pengisian kapiler tidak menggambarkan keadaan sirkulasi karena dapat berasal dari arteri kolateral, namun penting untuk menentukan viabilitas jaringan.

Komplikasi trauma vaskuler :Thrombosis, infeksi, stenosis, fistula arteri-vena, dan aneurisma palsu.Trombosis, infeksi, dan stenosis : komplikasi yang dapat terjadi segera pascaoperasi, Fistula arteri-vena dan aneurisma palsu merupakan komplikasi lama. R

Injury pada Nervus

Sindroma Kompartemen5 P yang menggambarkan gejala klinis sindroma kompartemen, yaitu:a.Pain b.Paresthesiac.Pallord.Paralysise.PulsenessNekrosis saraf dan otot dalam kompartemen terjadi setelah kurang lebih 12 jam (Apley dan Solomon, 2001).Perdarahan, edema, radang, dan infeksi dapat meningkatkan tekanan pada salah satu kompartemen osteofasia. Terjadi penurunan aliran kapiler yang mengakibatkan iskemia otot, yang akan menyebabkan edema, sehingga mengakibatkan tekanan yang lebih besar lagi dan iskemia yang lebih hebat. Meningkatnya tekanan jaringan menyebabkan obstruksi vena dalam ruang yang tertutup. Peningkatan tekanan terus meningkat hingga tekanan arteriolar intramuskuler bawah meninggi. Pada titik ini, tidak ada lagi darah yang akan masuk ke kapiler, menyebabkan kebocoran ke dalam kompartemen, sehingga tekanan dalam kompartemen semakin meningkat. Penekanan saraf perifer disekitarnya akan menimbulkan nyeri hebat. Bila terjadi peningkatan intra kompartemen, tekanan vena meningkat. Setelah itu, aliran darah melalui kapiler akan berhenti. Dalam keadaan ini penghantaran oksigen juga akan terhenti, Sehingga terjadi hipoksia jaringan (pallor). Jika hal ini terus berlanjut, maka terjadi iskemia otot dan nervus, yang akan menyebabkan kerusakan ireversibel komponen tersebut. Gas Gangren Infeksi klostridium, terutama Clostridium welchii. Organisme anaerob berkembang biak hanya dalam jaringan dengan tekanan oksigen yang rendah; karena itu, tempat utama infeksinya adalah luka yang kotor dengan otot mati yang telah ditutup tanpa debridemen yang memadai. Toksinnya menghancurkan dinding sel & dengan cepat mengakibatkan nekrosis jaringan (Apley dan Solomon, 2001).

Septic ArthritisProses infeksi bakteri piogenik pada sendi yang jika tidak segera ditangani dapat berlanjut menjadi kerusakan kartilago hyalin artikular dan menyebabkan kehilangan fungsi sendi yang irreversibel. Penyebab: multifaktorial, tergantung pada interaksi patogen bakteri dan respon imun hospes. Proses ,3 tahap :kolonisasi bakteri, S.aureus memiliki reseptor bervariasi (adhesin) yang memediasi perlengketan efektif pada jaringan sendi yang bervariasi. Adhesin ini diatur secara ketat oleh faktor genetik, termasuh regulator gen asesori (agr), regulator asesori stafilokokus (sar), dan sortase terjadinya infeksi, induksi respon inflamasi hospes. Gejala klasik:demam yang mendadak, malaise, nyeri lokal pada sendi yang terinfeksi, pembengkakan sendi, dan penurunan kemampuan ruang lingkup gerak sendi. khasnya : nyeri berat & terjadi saat istirahat maupun dengan gerakan aktif maupun pasif.Faktor predisposisi:sumber bakterimia yang transien atau menetap (infeksi kulit, pneumonia, infeksi saluran kemih, adanya tindakantindakan invasiv, pemakai obat suntik, dll), penyakit sistemik yang mengenai sendi atau adanya trauma sendi.

Osteomielitis AkutInfeksi tulang yang terjadi secara akut.yang bisa disebabkan oleh penyebaran hematogen (melalui darah) dari fokus infeksi di tempat lain (misalnya Tonsil yang terinfeksi, lepuh, gigi terinfeksi, infeksi saluran nafas atas). Terdapat peningkatan insiden infeksi resisten penisilin, nosokomial, gram negatif dan anaerobik.

Staphylococcus aureus : penyebab 70% sampai 80% infeksi tulang. Organisme patogenik lainnya : Proteus, Pseudomonas dan Ecerichia coli. Awitan osteomielitis setelah pembedahan ortopedi:Akut fulminan stadium I: 3 bulan pertama & sering berhubungan dengan penumpukan hematoma atau infeksi superfisial. Infeksi awitan lambat (stadium 2) : 4 - 24 bulan setelah pembedahan. Infeksi awitan lama (stadium 3) biasanya akibat penyebaran hematogen & terjadi 2 tahun setelah pembedahan.

Respons inisial terhadap infeksi adalah peningkatan vaskularisasi dan edema. Setelah 2 atau 3 hari, trombosis pada pembuluh darah terjadi pada tempat tersebut, mengakibatkan iskemia dengan nekrosis tulang, lalu dapat menyebar ke jaringan lunak atau sendi di sekitarnya, kemudian terbentuk abses tulang (Apley et al., 2001).

Komplikasi Lambat :Penyembuhan Terlambat (Delayed Union)Pada patah tulang panjang yang sangat tergeser dapat terjadi robekan pada periosteum dan terjadi gangguan pada suplai darah intramedular. Kekurangan suplai darah pinggir dari patah tulang menjadi nekrosis menghambat penyembuhan tulang. Kerusakan jaringan lunak dan pelepasan periosteum juga dapat mengganggu penyembuhan tulang (Apley dan Solomon, 2001). Waktu maksimuj: 2 tahunNon-Union Bila keterlambatan penyembuhan tidak diketahui, meskipun patah tulang telah diterapi dengan memadai, cenderung terjadi non-union. Penyebab lain: adanya celah yang terlalu lebar dan interposisi jaringan (Apley dan Solomon, 2001). Waktu : > 2 tahun

Malunion Bila fragmen menyambung pada posisi yang tidak memuaskan, seperti contoh angulasi, rotasi, atau pemendekan yang tidak dapat diterima. Penyebabnya: tidak tereduksinya patah tulang secara cukup, kegagalan mempertahankan reduksi ketika terjadi penyembuhan, kolaps yang berangsur-angsur pada tulang yang osteoporotik atau kominutif (Apley dan Solomon, 2001).

Gangguan pertumbuhan Pada anak-anak, kerusakan pada fisis dapat mengakibatkan pertumbuhan yang abnormal atau terhambat. Patah tulang transversal pada lempeng pertumbuhan tidak selalu menyebabkan gangguan; patahan menjalar di sepanjang lapisan hipertrofik dan lapisan berkalsifikasi dan tidak pada daerah germinal maka, asalkan patah tulang ini direduksi dengan tepat, jarang terdapat gangguan pertumbuhan. Tetapi patah tulang yang memisahkan bagian epifisis pasti akan melintasi bagian fisis yang sedang tumbuh pertumbuhan asimetris & ujung tulang berangulasi secara khas; jika seluruh fisis rusak, mungkin terjadi perlambatan atau penghentian pertumbuhan sama sekali (Apley dan Solomon, 2001).

Instabilitas SendiLigamentous laxityKelemahan ototBone loss