Knowlede sharing Vibration.pptx

8/19/2019 Knowlede sharing Vibration.pptx

1/86

BASIC VIBRATION

Wahyu Yoga Adzanninggar &

Nurul Chandra Purnama

201


2/86

Vibrasi pada dasarnya dapat diartikan sebagai gerakosilasi dari suatu partikel atau suatu bodi terhadap titik

referensi yang tetap. Gerakan tersebut dapat berupa

geral harmonik (sinusoidal) atau komplek (non-

sinusoidal). Vibrasi dapat terjadi dalam berbagai pola

seperti bending / transilasi, rotasi atau kombinasi antara

translasi dan rotasi.

VIBRATION ANALYSIS


3/86

Vibrasi dapat menyebabkan kerusakan struktur atau

mesin beserta komponennya sebagai akibat dari

salah operasi, keausan, fatigue failure dst.

Karakteristik Vibrasi

a) Frekuensi (H)!

b) "mplitudo, dapat juga berupa displa#ement,

$elo#ity, dan a##eleration %$ibration le$el

biasanya dinyatakan dengan d& (de#ibels)'.

Dampak Vibrasi Berlebih


4/86

onitoring an "nalisis VibrasiMerupakan salah satu teknik / cara paling umum digunakan untuk:

1. Mengetahui kondisi rotating equipment dan stabilitas sruktur dalam suatu

sistem .

2. Untuk memonitior tentang: keausan (wear), imbalance, misalignment,

mechanical looseness, bearing damage, belt flaws, kaitasi, fatigue dll

a. Melokalisir / memperkirakan !orn "earings and #earsb. Melokalisir Misalignment

c. Membalansing rotor

$. Melokalisir Electrical Problems dalam mesin

%. Mengealuasi resonansi mekanis

%. &apat diaplikasikan pada semua rotating e'upment seperti: motor, pompa,

turbin, kompresor, engines, bearing, gearboes, poros dll


5/86

1. Mesin ideal tidak akan menghasilkan vibrasi karena semua energi

diubah menjadi kerja

2. Design yang baik akan menghasilkan vibrasi kecil (low level

vibration)

3. Komponen tertentu pada suatu mesin akan aus karena penuaan

sehingga vibrasi meningkat

. !ila digunakan secara tepat" vibration analysis dapat mendeteksi

lebih a#al problem mekanis pada mesin sebelum mengalami

masalah lebih serius$. Deteksi lebih a#al ini akan dapat memperkirakan lead time untuk

menyelesaikan masalah tersebut

6. Reliability" availability dan umur alat dapat ditingkatkan

%. &igh 'ibration il *eaks

Perlu Dicatat Bahwa


6/86

ritical *peed•

*etiap komponen berotasi mempunyai ke#epatankritis.

• +e#epatan kritis sama dengan ke#epatan pada saatterjadi resonansi dari sistem

• Vibrasi relatif tinggi• angan membiarkan mesin beroperasi relatif lama

&amping

1. +esekan antar komponen dalam sistem (internal friction)

2. +esekan mekanis antara object dengan sekelilingnya

3. +esekan antara object dengan ,luida sekelilingnya.

- mplitude - /re0uency - atural /re0uency - /orcing

/re0uency

- esonance - Damping - ritical 4peed

+esonansi terjadi bila ,rekuensi alami (natural frequency) sama

dengan ,rekuensi gaya pemaksa

&eberapa stilah


7/86

*haft Vibration

Natural frequency

Resonance

Operating frequency

Damping ratio is

small for typical

shafts

Forcing frequency


8/86

. a#hine out of balan#e. a#hine out of alignment

0. 1esonan#e

2. &ent shafts

3. Gear mesh disturban#es

4. &lade pass disturban#es

5. Vane pass disturban#es

6. 1e#ir#ulation 78a$itation

9. otor faults (rotor 7

stator)

:.&earing failures

PROBLEA ! "A#LTS PADA ESIN YAN$DAPAT DIIDENTI"IKASI LE%AT VIBRATION

ANALYSIS

Pe&'aruh Terbesar

. *";G


9/86


10/86


11/86


12/86

"mplitude 7 FreBuen#y


13/86


14/86

Axial

>ipe Vibrasiodes Vibrasi


15/86

Vibrasi

Tipe:

Linier,

Bending,

Rotasi .

Transducer mengukur :Percepatan (Acceleration),

Kecepatan (Velocity),

Simpangan (Displacement)

!arameter Vi"rasi

Fast Fourier Transformation [FFT, Jean Babtiste Fourier (1768

18!"#$ meru%akan teknologi ma&u untuk menguba' signal

ibrasi (time domain# ke )alam bentuk s%ektrum (frequency

domain#


16/86

Vi"ration #easurements

• Acceleration

•

Kecepatan (Velocity)• Simpangan (Displacement)

• Suara (Acoustics)

$ensor

! "ontact #ype

$! %on&contact #ype

*ana +ang terbaik %

&ontact type: lebi' mura', lebi' se)er'ana teta%i

)i%engaru'i ole' )am%ing mesin (bearing )an massa#.

Non'contact type (e))+ urrent %robe# biasan+a

)igunakan untuk rotor dynamics.

Aeleration )alam g-s (grait+#, eloit+ )alam i%s

(in/se#, 0))+ urrent %robe )alam mils.


17/86

K(&tr(l Vibrasi1.2urangi atau eleminir ga+a %emaksa )engan

balaning / remoal,3.4unakan )am%ing +ang uku% untuk membatasi

am%litu)o,

!.5solasi sumber ibrasi )ari sekeliling )engan menggunakan %egas / stiffness,

.4unakan suatu beban ounterbalaning berlaanan

)engan ga+a %emaksa.


18/86

1. 5oros melengkung (antara bearing).

2. 5oros melengkung akibat overhung weight .3. Massa rotor atau ,luida dalam rotor tidak terdistribusi

merata (mass unbalance).

. Komponen6komponen rotor longgar.

$. danya eksentrisitas pada diameter rotor.

7. Misalignment pada sumbu rotor.

%. Kopling longgar.

8. 9oleransi komponen6komponen dari rotor sudah melebihi batas toleransi.

:. acat atau kavitasi dalam rotor.

1;.Misalignment pada poros bearing.

Cenyebab ?nbalan#e


19/86

$pectrum analyser : mengukur signal suara atau getaran )an

selan&utn+a mentransformasikann+a )alam bentuk komponenfrekuensi .

9elaksanaan ins%eksi rutin akan )a%at mengeta'ui a%aka'

signal suara atau getaran +ang ter&a)i tela' mena%ai ambang

batas atau ti)ak.

;T2 men)a%atkan s%ektrum +ang akan )ianalisis,

)i%erlukan accelerometer +ang )i%asang %a)a alat +ang akan

)iukur getarann+a.Biasan+a accelerometer )i%asang %a)a posisi bantalan, atau

%a)a bedplate atau machine’s feet .

SPE)TRAL ANALYSIS


20/86

>ime $s. FreBuen#y domain


21/86


22/86


23/86


24/86

4ambar )i atas menun&ukkan ba'a frekuensi +angter&a)i ti)ak sama se%an&ang aktu t.

* t


25/86

*pe#trum


26/86

Tam%ilan s%ektrum meru%akan informasi vital )an

meru%akan sesuatu +ang sulit untuk )iekstrak )ari

waveform


27/86


28/86


29/86


30/86


31/86

"ast "(urier Tra&s*(rmati(&+""T,

TRAN$FOR#A$ FO*R+R

mengkonersi kuragelombang (waveform# )alambentuk frekuensi.


32/86

Jika fungsi f(k# meru%akan fungsi sinus, maka transformasiFourier F(# memiliki 'arga tunggal. Bila )iambil f(k#meru%akan fungsi sinus.

s%ektrum

aeform


33/86

s%ektrum

aeform


34/86

-22: (diagnosti#instrument)


35/86


36/86

&alan#ingBala&ci&' diartikan sebagai proses penambahan /

pengurangan massa pada satu bidang atau pada lebihdari satu bidang dari rotor yang bergerak. Cenambahan

atau pengurangan massa pada komponen berputar ini

harus dilakukan sedemikian rupa sampai diperoleh

bala&ce le-el yang diinginkan.

"da banyak #ara yang dapat ditempuh untuk

menambahkan massa pada rotor berputar, dan salah

satu diantaranya adalah dengan penambahan potongan

logam pada rotor dengan #ara pengelasan. assa ini

ditempatkan pada sudu (blade) atau pada ujung roda.

8ara seperti ini biasanya dilakukan pada rotor-rotor kerja

ringan dan ke#epatan lambat.

&alan#in da at u a dilakukan den an men unakan


37/86

+asus unbalan#e

Hea$yspot

1otor

1otor

Hea$yspot

8entrifugalFor#e

Culling this Day

8entrifugalFor#e

Culling this Day

E re$olution later


38/86

./ Vibrasi mi&imum 0 #&bala&ce terutama disebabkan oleh

$ibrasi mesin1/ Suara ! kebisi&'a& mi&imum 0


39/86

Ke utu a& Ba a&c &'bila

2 tipe #&bala&ce./Static #&bala&ce 0 8entral prin#ipal aIis sejajar /

paralel dengan sumbu poros (shaft axis)

1/)(uple #&bala&ce 0 8entral prin#ipal aIisberpotongan sumbu poros pada titik beratnya. J ?se

ynami# ?nbalan#e to resol$e

2/D5&amic #&bala&ce 0 1andom (+ombinasi stati#

dan #ouple unbalan#e).

./$a'al melakuka& test terte&tu (a #omponent failsa #onforman#e test)

1/Vibrasi me&i&'kat (n#reased le$els of $ibration areobser$ed)

2/N(ise me&i&'kat (n#reased airborne noise isobser$ed)

3/Pemakaia& e&er'i me&i&'kat (=nergy in#rease innormal operation of ma#hine)

>i ? b l


40/86

>ipe ?nbalan#e

u e o


41/86

Rule of thumb = Le&'th t( Diameter+L!D, Rati(

;/ K :,3 L *ingleClane

:,3 K ;/ K ,:L *ingle Clane utk K 3: rpmL >Do Clane untuk M 3: rpm

;/ M ,: L >Do Clane

u e o >humb

;

;

;


42/86

Akar Pe&5ebab Vibrasi esi& +R((t)auses,

• Design defects: resonansi aktif ()esign ti)ak %resisi, sala' mem%re)iksi

frekuensi alami sistem termasuk fon)asi alat#•

#anufacturing defects: %engeoran, %emesinan, %erlakuan %anas,%roses assembling• Operating stresses: )a%at )isebabkan ole' a)an+a erosi (menguba'

balane on)ition#, eks%ansi t'ermal (menguba' kom%onen alignment#.

=al ini men+ebabkan beban )inamis %a)a bantalan uku% tinggi +ang

)a%at meningkatkan keausan.• #aintenance actions: bebera%a kea)aan +ang ber%engaru' %a)a ibrasi

antara lain:


43/86

. Canas lebih terlokalisir, seperti lokasi pengelasan pada

poros. >egangan belt terlalu tinggi

0. Coros atau bantalan megalami misalignment

2. +omponen pengganti yang digunakan substandard

3. +opling atau komponen lainnya terikat (binding)4. +urang pelumasan (lack of lubrication)

5. +omponen longgar (loose)

6. Cenggantian komponen berbeda berat dengan

komponen sebe-lumnya (dapat mempengaruhi kondisibalan#e)

9. Cemasangan kembali komponen berbeda orientasi

dengan sebe-lumnya (berpengaruh terhadap kondisi

balan#e)

Ti&4aka& Perbaika&


44/86

./B(&'kar ula&' +disassembly ,, pe&'amata& -isual,

bersihka&, dan pasa&' kembali dapat membantu

untuk mengetahui penyebab $ibrasi.

1/$a&ti ba&tala&

2/I4e&ti


45/86

1. 5oros melengkung (antara bearing).

2. 5oros melengkung akibat overhung weight .3. Massa rotor atau ,luida dalam rotor tidak terdistribusi merata (mass

unbalance).

. Komponen6komponen rotor longgar.

$. danya eksentrisitas pada diameter rotor.

7. Misalignment pada sumbu rotor.

%. Kopling longgar.

8. 9oleransi komponen6komponen dari rotor sudah melebihi batas

toleransi.

:. acat atau kavitasi dalam rotor.

1;.Misalignment pada poros bearing.

Pe&5ebab #&bala&ce


46/86

K(&tr(l Vibrasi

1. 2urangi atau eleminir ga+a %emaksa )engan balancing /

removal

3. 4unakan damping +ang uku% untuk membatasi am%litu)o

!. 5solasi sumber ibrasi )ari sekeliling )engan menggunakan

%egas / stiffness

. 4unakan suatu beban counterbalancing berlaanan )engan

ga+a %emaksa

?nbalan#e


47/86

FlangeHu

b

&ore

High #on#entri#ity;oD run-out

;oD #on#entri#ityHigh run-out

?nbalan#e

1otatingbody

(#oupling)"Iis ofrotation(shaft)

8enterof

gra$ityBala&ce4 #&bala&ce


48/86


49/86

"Iis of

rotation

(shaft)

?nbalan#

e for#eon shaft

?nbalan#e

d

eBui$alent

mass

Hole in disk

shifts #enter

of gra$ity

opposite

side


50/86

?nbalan#e for#eon shaft

?nbalan#ed

eBui$alentmass

st plane

?nbalan#e

deBui$alent

massrd plane

Hole in diskshifts

#enter ofgra$ity toopposite

side

"Iis of

rotation

(shaft)


51/86

rilledholes forbalan#e

?nbalan#edeBui$alen

t massst plane

&alan#e

mass

&alan#e

mass

?nbalan#ed

eBui$alent mass

rd plane

Hole in diskshifts

#enter ofgra$ity toopposite

side

"Iis of rotatio

n(shaft)


52/86

ALI$NENT O" S>A"TSGaya $ibrasi yang timbul akibatkondisi misali'&me&t

menyebabkan kerusakan se#araperlahan terhadap seal, kopling,

dan elemen rotasi lainnya.

Cenggunaan metode alignmentse#ara presisi seperti sistem

re-erse 4ial i&4icat(r dan

laser akan menghasilkan


53/86

Carallel isalignment

"ngular isalignment


54/86

ial


55/86

*traight-=dge ethodof

8he#king Carallel

ial ndi#ator ethod of 8he#king Carallel

"lignment

ndi#atorial indi#ator

*e#uredto shaft

)hecki&' Ali'&me&t (& a Spacer )(upli&'


56/86

)hecki&' Ali'&me&t (& a Spacer )(upli&'

ial indi#atorfor

Carallelalignment

nsidemi#rometer for

angular

&ra#ket se#ureto

#oupling half

bolt

bolt

C i ? t k Ali t


57/86

Cersiapan ?ntuk Alignment A/ Base?plate I&specti(&

. Ceriksa seluruh m(u&ti&' sur*aces utk memastikan bahDa

mereka bebas #at, karat, dan kotoran lain.

a. Castikan bahDa m(u&ti&' sur*aces telah bersih

b. Castikan bahDa base?plate telah terpasang se#ara baik dan

le-el.

B/ E@uipme&t a&4 Dri-er I&specti(&

. Ceriksa seluruh m(u&ti&' sur*aces utk memastikan bahDa

mereka bersih dan bebas #at, karat dan kotoran lainnya.

)/ Shim I&specti(&

. Ceriksa semua shims utk memastikan bahDa mereka bersihdan bebas #at, karat dan kotoran lainnya

. Ceriksa semua dimensi shims yg akan digunakan dan #atatsemua pemba#aan pada masing-masing shims.

AN$AN BERAS#SI PADA DIENSI EKSAK DARI S>IS

Cumps "lignment


58/86

Cumps "lignment

1im and Fa#e ial ndi#ator "lignment RI AND "A)E

REVERSE DIAL INDI)ATOR

LASER ALI$NENT

1e$erse ial ndi#ator"lignment


59/86

"


60/86

REVERSE?INDI)ATOR ET>OD


61/86

Terima Kasih l/ e&4/ $at(t Subr(t(Ka-/ .9

akarta Selata& .1:6;www/i&4(&esiap(wer/c(/i4

k(&tak?ipCi&4(&esiap(wer/c(/i4

TOOLS "OR T>E RI$>T

http://www.indonesiapower.co.id/http://www.indonesiapower.co.id/http://www.indonesiapower.co.id/http://www.indonesiapower.co.id/


62/86

TOOLS "OR T>E RI$>TRES#LTS


63/86

SPEED +RP .;;;,

Cenggunaan Laser Ali'&me&t #ukup populer, tetapiharga alat mahal. Re-erse Dial I&4icat(r palingbanyak digunakan di lapangan

.3 .9 11 17

=I#ellent

" # # e p t a b l e

?na##eptable

:

;/1

;/3

;/7

;/9

./;

./1

./3

./7

./9

1/;

S>A"T ALI$NENT


64/86

Misalignment dari suatu eBuipment dan poros

penggerak dapat angular (sumbu kedua poros

concentric tetapi tidak paralel), parallel (sumbu keduaporos paralel tetapi tidak concentric), atau kombinasi

antara angular dan paralel.

)O#PLIN$S

a. +opling merupakan sambungan mekanis yang

bersifat Neksibel antara ujung dua poros yang

dipasang satu sumbu.b. +opling juga berfungsi untuk membatasi panjang

poros (untuk gerakan mekanis atau ekspansi termal)

dalam batas yang diperkenankan, angular dan

parallel misalignment dari poros.


65/86

d. Misalignment yang diperkenankan akan ber$ariasi,

tergantung pada tipe kopling, dan harus mengikuti

spesiOkasi yang ditentukan oleh manufaktur

pembuatnya. *etiap peningkatan / perbaikan

alignment (terhadap spesiOkasi manufaktur) akanmeningkatkan umur dari eBuipment, kopling, dan

penggeraknya (dengan berkurangnya beban bantalan

dan keausan).e. +opling Neksibel yang umum digunakan deDasa ini

adalah dengan menggunakan rantai, roda gigi, steel

grid dan batang lentur (ex member ).

)O#PLIN$ ALI$NENT


66/86

. ;akukan alignment dari kopling dalam batas-batas

toleransi yang diijinkan oleh manufakturnya (untuk

parallel maupun angular misalignment ). *ebuah dial

indi#ator dapat digunakan saat alignment.

"djustment dilakukan dengan menggeser posisi

motor (mengubah shaft angle) dan dengan

menggunakan foot shims untuk mengatur tinggi

poros motor. angan mengubah posisi poros mesin

yang digerakkan maupun bantalannya..+etika alignment sudah tepat, ken#angkan semua

baut pengikat pada kopling dan pelat dasar motor.

;umasi kopling bila perlu.

)O#PLIN$ ALI$NENT

A&'ular isali'&me&t


67/86

• ?ntuk Cenge#ekan Angular Misalignment

a.*isipkan feeler gauge pada #elah antara kedua sisi

koplingb.Cutar kedua sisi kopling se#ara bersamaan (/2, E

dan P putaran)

#.8he#k #elah antara kedua sisi kopling pada lokasi

yang sama dan bandingkan dengan original gapcheck .

' '

• N(te: Cenge#ekan#e-lah antarakedua sisi kopling tanpa memutar

kedua sisikoplingnya dapatmenimbulkan su-atu kesalahan.Variasi #elah ini

harus sesuai

• ?ntukpemperbaikiangularmisalignment ,

aturlah posisi dan jumlah shimsyang terdapatpada dasar

penggerak atau



68/86


./ Cenge#ekan Carallel isalignment, dengan metode

dial indicator .

a. engan dial indi#ator terpasang pada eBuipmentatau poros penggerak, putar kedua poros se#ara

bersamaan dan #atat angka tertera pada dial

indicator readings untuk satu kali putaran penuh.

b. Cerbaikan parallel misalignment dengan mengaturshims pada bagian dasar penggerak.

1/ Note: +etika harus digunakan shims (dengan

mengatur posisi atau menambah jumlah shims pada

bagian baDah eBuipment) dan pemakaian dialindi#ator tidak memungkinkan, maka metode straight-

edge method dapat dikunakan untuk menge#ek

tingkat ke-paralel-an poros.

d l b ki k k


69/86

0. Cada peralatan besar, memungkinkan untuk

menggunakan limited end Noat #ouplings, sesuai

dengan spesiOkasi yang diperbolehkan untuk tiapkomponen.

2. 8elah antara kedua sisi kopling dapat di#he#k (untuk

mengetahui angular dan parallel misalignment)

dengan metode di atas. arak #elah antara kedua sisi

kopling dapat dilakukan dengan prosedur

a. untuk angular misalignment #he#k, sebuah inside

micrometer dapat dipakai untuk menggantikan

feeler gauge

b.untuk parallel misalignment #he#k, sebuah bracket

dipasang pada salah satu sisi kopling untuk

&elts and *hea$es


70/86

. *emua komponen (driver 7 driven) harus alignment.

Coros penggerak dan yang digerakkan harus paralel dan

V-belt harus memiliki sudut yang benar / tepat terhadap

poros. isalignment akan mengakibatkan belt aus, atau

lepas dari alurnya. Cenge#ekan alignment dapat

dilakukan dengan menempatkan straight edge pada rims

dari kedua sheaves.

. Cenggerak harus ditempatkan sedemikian rupa untuk

pengaturan jarak pusat belt. &elt tidak boleh terlalu

ken#ang atau kendor.

0. angan menekan belt terlaku kuat pada alur shea$e. Hal

ini dapat mengakibatkan belt rusak dan menurunkan

umur belt se#ara #epat. Cengurangan jarak pusat kedua

poros dapat dilakukan dengan menggeser penggerak

&elts and *hea$es


71/86

2. V-belt yang digunakan (panjang, lebar) harus sesuai

rekomendasi dari manufakturnya. V-belt pengganti yang

digunakan harus sesuai dengan standar manufakturnya.3. *lip yang terjadi pada belt akan menurunkan kapasitas.

8he#k ke#epatan eBuipment dengan tachometer . &unyi

atau asap yang timbul kadang sebagai tanda adanya

slip antara belt dan shea$e.

8orre#t >ension 8he#k for V-belt


72/86

&elt tensioningeNe#tion Q 8/42


73/86

&elt tensioning

&elt tension di#ek

dengan menggunakantensioning gage.

"djust dilakukan dgn

menggeser puli motor

peng-gerak.

&elt terlalu ken#ang akan

mem-perpendek umur

bantalan, dan kalau

terlalu kendor akan mem-

perpendek umur belt,

dapat mengurangi

performan#e dari mesin

&elt tension terke#il(diijinkan) men#egah slippada full load. *lip dapat

terjadi saat start-up,tetapi segera hilangsetelah mesin men#apaifull speed. &elt dapat

mengen#ang setelah ins-

8enter distan#e (8)

eNe#tion 8/42

Pe&'aruh Ali'&me&t


74/86

• ?mur rata-rata bantalan naik sampai

6: A• &iaya peraDatan turun sekitar 5 A

• "$ailability alat naik sekitar A

tas 4ari R(lli&' Beari&' isali'&me&t +>arris.:93,

Pe&'aruh Ali'&me&t

4:


75/86

Cengaruh

isalignment pada1oller &earings

isalignment (min)

A *

t a n d a r d ; i f e

4:

2:

3 : :

::

6:

4:

2:

:

Keu&tu&'a& 4ari Accurate Ali'&me&t


76/86

' '

. engurangi beban pada bantalan sehingga umur

bantalan naik. engurangi keausan pada komponen kopling

0. engurangi lengkungan poros (shaft bending)

2. enghilangkan kemungkinan shaft failure akibat

beban fatik

3. engurangi konsumsi energi ( R 5 A)

4. empertahankan proper internal rotor clearances

5. enurunkan getaran pada #asing mesin, bearing

housing dan rotor

5engaruh kenaikan beban terhadap umur bantalan


77/86

C Doa) inrease

C Dife erease

Ball bearingEt'er rolling

bearing element

1"13"3

"71""

1

3!3G

7"8187

1

37!763

78G"

g p

@ther rolling bearing #ylindri#al, spheri#al, tapered and needle bearing


78/86

5 Faktor ominan &erpengaruh pada


79/86

5 Faktor ominan &erpengaruh pada?mur 1olling &earing ;ife

1. 9utaran %oros (r%m#3. esign loa) rating %a)a bantalan ()ata manufaktur#

!. Ti%e rolling element (bola, rol, s%'erial, ta%ere), nee)le#

. Atual loa) (fore# %a)a bantalan

. 2emam%uan ba'an %elumas

6. ontamination leel

7. E%erating tem%erature


80/86

*H"F> *";G


81/86

'isali'&me&t

nfra-red s#anning


82/86

easuri&' (t(r Beari&' Vibrati(&


83/86

Acceler(meters (& a $ear B(F


84/86

oop !o"er #ensors to Monitor

$earing %ibration


85/86

&ailed Motor $earing


86/86

Terima Kasih l/ e&4/ $at(t Subr(t(

Ka-/ .9 akarta Selata& .1:6;

www/i&4(&esiap(wer/c(/i4

k(&tak?ipCi&4(&esiap(wer/c(/i4
http://www.indonesiapower.co.id/http://www.indonesiapower.co.id/http://www.indonesiapower.co.id/http://www.indonesiapower.co.id/

Knowlede sharing Vibration.pptx

Documents

Transcript of Knowlede sharing Vibration.pptx