KEBAHAGIAAN DI TEMPAT KERJA: EFEKTIVITAS INTERVENSI ...

14
JURNAL INTERVENSI PSIKOLOGI P-ISSN: 2085-4447; E-ISSN: 2579-4337 Volume 12, Nomor 1, Mei 2020 DOI :10.20885/intervensipsikologi.vol12.iss1.art5 Copyright @ 2020 Authors. This is an open-access article distributed under the terms of the Creative Commons Attribution License. (http://creativecommons.org/licences/by-sa/4.0/) 51 KEBAHAGIAAN DI TEMPAT KERJA: EFEKTIVITAS INTERVENSI PSIKOLOGI BERBASIS ONLINE “LATIHAN TIGA HAL BAIK” Nur Rahmat Laba Erika Setyanti Kusumaputri 1 Program Studi Psikologi Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta ABSTRACT.This study aims to determine the effectiveness of gratitude exercise using three good things techniques on happiness at work enhancement. Participants of this study were 15 employees from DI Yogyakarta, Jawa Tengah, Kalimantan Timur, Sulawesi Selatan, Sulawesi Barat, Sulawesi Tenggara, and Papua, aged 21-28 years divided into two groups: experimental (n=8) and control group (n=7). The design was a randomized pretest-posttest control group. Collecting data used to happiness at work scale prepared by the researcher. Data analysis methods used by using Mann Whitney U technique for differences of the gain score in the experimental and control group data score. The result of gain score analysis showed t value = 8.500 and p-value of 0.021 (p<0.05), indicating there is a significant difference between the experimental group and control group after gratitude exercise. The result shows that gratitude exercise using three good things techniques is effective to increase happiness at work of employees. Key notes: gratitude exercise, happiness at work, three good things ABSTRAK. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas latihan kebersyukuran three good things terhadap peningkatan kebahagiaan di tempat kerja. Partisipan pada penelitian ini adalah 15 orang karyawan di DI Yogyakarta, Jawa Tengah, Kalimantan Timur, Sulawesi Selatan, Sulawesi Barat, Sulawesi Tenggara, dan Papua, berusia 21-28 tahun yang dibagi ke dalam dua kelompok, yaitu kelompok eksperimen (n=8) dan kelompok kontrol (n=7). Desain yang digunakan pada penelitian ini adalah randomized pretest-posttest control group. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan menggunakan skala kebahagiaan di tempat kerja yang disusun peneliti. Metode analisis data menggunakan teknik Mann Whitney U untuk menguji perbedaan gainscore pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Hasil analisis gainscore menunjukkan nilai t = 8.500 serta nilai p = 0.021 (p<0.05). Hal ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol setelah latihan kebersyukuran. Hasil penelitian menunjukkan bahwa latihan kebersyukuran menggunakan teknik three good things efektif untuk meningkatkan kebahagiaan di tempat kerja pada karyawan. Kata Kunci: latihan kebersyukuran, kebahagiaan di tempat kerja, tiga hal baik 1 Korespodensi artikel dapat menghubungi [email protected]

Transcript of KEBAHAGIAAN DI TEMPAT KERJA: EFEKTIVITAS INTERVENSI ...

Page 1: KEBAHAGIAAN DI TEMPAT KERJA: EFEKTIVITAS INTERVENSI ...

JURNAL INTERVENSI PSIKOLOGI P-ISSN: 2085-4447; E-ISSN: 2579-4337

Volume 12, Nomor 1, Mei 2020

DOI :10.20885/intervensipsikologi.vol12.iss1.art5

Copyright @ 2020 Authors. This is an open-access article distributed under the terms of the Creative Commons Attribution License. (http://creativecommons.org/licences/by-sa/4.0/)

51

KEBAHAGIAAN DI TEMPAT KERJA: EFEKTIVITAS INTERVENSI

PSIKOLOGI BERBASIS ONLINE “LATIHAN TIGA HAL BAIK”

Nur Rahmat Laba Erika Setyanti Kusumaputri1

Program Studi Psikologi

Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga

Yogyakarta

ABSTRACT.This study aims to determine the effectiveness of gratitude exercise using three good things techniques on happiness at work enhancement. Participants of this study were 15 employees from DI Yogyakarta, Jawa Tengah, Kalimantan Timur, Sulawesi Selatan, Sulawesi Barat, Sulawesi Tenggara, and Papua, aged 21-28 years divided into two groups: experimental (n=8) and control group (n=7). The design was a randomized pretest-posttest control group. Collecting data used to happiness at work scale prepared by the researcher. Data analysis methods used by using Mann Whitney U technique for differences of the gain score in the experimental and control group data score. The result of gain score analysis showed t value = 8.500 and p-value of 0.021 (p<0.05), indicating there is a significant difference between the experimental group and control group after gratitude exercise. The result shows that gratitude exercise using three good things techniques is effective to increase happiness at work of employees.

Key notes: gratitude exercise, happiness at work, three good things

ABSTRAK. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas latihan kebersyukuran three good things terhadap peningkatan kebahagiaan di tempat kerja. Partisipan pada penelitian ini adalah 15 orang karyawan di DI Yogyakarta, Jawa Tengah, Kalimantan Timur, Sulawesi Selatan, Sulawesi Barat, Sulawesi Tenggara, dan Papua, berusia 21-28 tahun yang dibagi ke dalam dua kelompok, yaitu kelompok eksperimen (n=8) dan kelompok kontrol (n=7). Desain yang digunakan pada penelitian ini adalah randomized pretest-posttest control group. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan menggunakan skala kebahagiaan di tempat kerja yang disusun peneliti. Metode analisis data menggunakan teknik Mann Whitney U untuk menguji perbedaan gainscore pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Hasil analisis gainscore menunjukkan nilai t = 8.500 serta nilai p = 0.021 (p<0.05). Hal ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol setelah latihan kebersyukuran. Hasil penelitian menunjukkan bahwa latihan kebersyukuran menggunakan teknik three good things efektif untuk meningkatkan kebahagiaan di tempat kerja pada karyawan. Kata Kunci: latihan kebersyukuran, kebahagiaan di tempat kerja, tiga hal baik

1 Korespodensi artikel dapat menghubungi [email protected]

Page 2: KEBAHAGIAAN DI TEMPAT KERJA: EFEKTIVITAS INTERVENSI ...

Nur Rahmat Laba & Erika Setyanti Kusumaputri

52 Jurnal Intervensi Psikologi,

Kebahagiaan di tempat kerja

merupakan salah satu faktor kesuksesan

bisnis. Karyawan yang bahagia akan

memberikan keuntungan bagi organisasi

seperti perasaan positif individu yang

membuatnya merasa puas, memiliki

intensitas turnover yang relatif kecil,

menjadi lebih produktif sehingga akan

menciptakan kualitas sumber daya manusia

yang baik (Albrecht, 2010). Lebih lanjut,

penelitian Pryce-Jones dan Lindsay (2014)

menunjukkan bahwa karyawan yang

bahagia dua kali lebih produktif, enam kali

lebih berenergi, hanya 1/10 kali merasakan

sakit, dan berniat untuk tinggal dua kali lebih

lama di organisasi dibandingkan dengan

karyawan yang tidak bahagia.

Data tahun 2014, berdasarkan hasil

survei Lembaga Penelitian Accenture,

menunjukkan bahwa dari 30 negara,

karyawan Indonesia justru yang paling tidak

bahagia, hanya 18 persen yang memiliki

kepuasan dalam pekerjaannya (Triananda,

2014). Selain itu, sebagaimana dilansir situs

CNN Indonesia, sebanyak 33 persen pekerja

Indonesia tidak bahagia. Data ini diperoleh

berdasarkan hasil survei Jobstreet.com

selama dua bulan mengenai motivasi

kebahagiaan di tempat kerja. Hasil survei

mengungkapkan 33,4 persen responden

yang merupakan ‘Generasi Y’ dengan

rentang usia 22-26 tahun dan pengalaman

bekerja 1-4 tahun, menyatakan mereka tidak

bahagia di tempat kerja (Khoiri, 2016).

Penelitian dari British Chancyento di

tahun 2007 menyebutkan bahwa kurangnya

komunikasi dengan atasan, gaji yang tidak

sesuai, tidak adanya apresiasi terhadap ide

dan prestasi, tidak efektifnya kepemimpinan

atasan, kondisi kerja yang tidak tepat,

kurangnya kesempatan pengembangan diri

dan pekerjaan yang tidak menyenangkan,

merupakan faktor-faktor yang membuat

karyawan tidak bahagia di tempat kerja dan

memunculkan emosi negatif (Rodríguez-

Muñoz & Sanz-Vergel, 2013). Yuwono dkk

(2005) mengatakan bahwa lingkungan yang

tidak menyenangkan di tempat kerja

menjadi salah satu penyebab utama stress

dan ketidakbahagiaan pada karyawan.

Fisher (2010) menyatakan bahwa

untuk meningkatkan kebahagiaan di tempat

kerja ada dua cara yang dapat dilakukan,

yakni tindakan individu itu sendiri dan juga

kontribusi dari tindakan organisasi.

Beberapa cara individu untuk meningkatkan

kebahagiaan secara umum adalah latihan

bersyukur, memelihara hubungan, dan

penerapan flow dalam setting pekerjaan.

Menurut Chancellor dkk (2015), intervensi

yang dapat dilakukan dalam meningkatkan

kebahagiaan di tempat kerja adalah

intervensi berupa latihan kebersyukuran

dengan teknik three good things.

Latihan kebersyukuran dengan teknik

three good things merupakan salah satu

intervensi psikologi positif. Sin dan

Lyubomirsky (2009) mendefinisikan

intervensi psikologi positif (IPP) sebagai

sebuah kegiatan yang disengaja dan

dirancang untuk menumbuhkan perasaan

positif, perilaku atau kognisi. Ada banyak

jenis intervensi psikologi positif di

antaranya rasa syukur, optimisme dan

mengidentifikasi kekuatan/kelebihan.

Penelitian-penelitian mengenai

intervensi psikologi positif mulai banyak

dilakukan di dunia industri dan organisasi.

Meskipun penelitian tersebut lebih banyak

berlangsung di negara-negara Barat, namun

telah ada beberapa penelitian yang

mengukur kebahagiaan karyawan atau

kebahagiaan di tempat kerja pada budaya

Timur. Salah satunya adalah penelitian

Chancellor dkk (2015). Mereka melakukan

penelitian terhadap karyawan (partisipan)

yang diberi perlakuan dengan meminta

partisipan untuk mengingat tiga peristiwa

positif yang mereka alami di tempat kerja

dan menuliskannya setiap minggu selama

enam minggu. Hal ini terbukti efektif dalam

meningkatkan kebahagiaan karyawan di

Jepang.

Page 3: KEBAHAGIAAN DI TEMPAT KERJA: EFEKTIVITAS INTERVENSI ...

Kebahagiaan di Tempat Kerja: Efektivitas Intervensi Psikologi Berbasis Online “Latihan Tiga Hal Baik”

Jurnal Intervensi Psikologi, 53

Penelitian Csikszentmihalyi (2008)

juga membuktikan keterkaitan antara rasa

syukur dan emosi positif. Emosi positif

dikaitkan dengan sejumlah hasil pekerjaan

positif karyawan, seperti dapat menjadi

lebih fokus pada tugas, produktif dan

cenderung mengalir/flow. Latihan

kebersyukuran three good things meminta

peserta untuk menuliskan tentang tiga hal

yang berjalan dengan baik di setiap hari

mereka dan mengapa hal tersebut bisa

terjadi (Summerfield, 2016).

Metode latihan keberyukuran dengan

teknik three good things diadaptasi dari

Seligman dkk (2005) yang meliputi tiga

metode/cara. Pertama, memikirkan penga-

laman positif. Memikirkan pengalaman

positif bertujuan agar subjek dapat

mengenali pengalaman positif di setiap

harinya meskipun itu hanya hal kecil dan

sederhana. Memikirkan pengalaman positif

akan memunculkan emosi positif (Seligman

dkk, 2005). Penelitian menunjukkan bahwa

me-recall (memikirkan pengalaman positif),

selain meningkatkan kebahagiaan, juga

membuat karyawan datang lebih awal dan

bergerak lebih aktif, menunjukkan perilaku

prososial dengan rekan kerja (Chancellor

dkk, 2015).

Kedua, menuliskan pengalaman positif

yang dialami bertujuan agar subjek dapat

mengingat lebih lama pengalaman dan

emosi positif yang dialami (Seligman dkk,

2005). Penelitian psikologis menunjukkan

bahwa menulis membantu mengatur pikiran

dan memfasilitasi integrasi dan juga

membantu seseorang menerima pengala-

mannya dan menempatkannya dalam

sebuah konteks. Menulis tentang kejadian

yang tidak menyenangkan bahkan traumatis

sangat direkomendasikan oleh terapis

(Emmons, 2007).

Ketiga, merefleksikan pengalaman

positif yang dialami. Mengapa hal tersebut

bisa terjadi dan seperti apa peranan

seseorang dengan adanya pengalaman

positif tersebut, hal ini bertujuan agar subjek

dapat mendalami dan memaknai

pengalaman positifnya, mencari penyebab

hadirnya pengalaman positif yang tentu

dapat meningkatkan rasa syukurnya

(Seligman dkk, 2005). Watkins (2014)

menyatakan bahwa aktivitas refleksi

sederhana terhadap kebaikan seseorang

dalam situasi yang membuat individu

bersyukur akan menghasilkan peningkatan

afek positif secara signifikan.

Lebih lanjut McCullough dkk (2002)

menemukan bahwa orang yang memiliki

rasa syukur yang tinggi ternyata memiliki

rasa iri hati dan depresi yang rendah.

Kebersyukuran juga mengarahkan sese-

orang untuk memandang dirinya lebih

positif. Penelitian Froh, Yurkewicz dan

Kashdan (Dewanto & Retnowati, 2015)

membuktikan bahwa rasa syukur memiliki

hubungan yang kuat dengan penghargaan

terhadap diri, pandangan hidup positif dan

inisiatif. Cara ini dapat meningkatkan

keyakinan dan kepercayaan diri karyawan.

Intervensi dengan pengulangan yang

singkat belum membentuk pengalaman

emosi dan memori positif dalam jangka

waktu lama (Silton, 2018). Karenanya,

diperlukan latihan berulang dalam jangka

waktu yang cukup sehingga bagian korteks

terjadi penebalan yang mengkondisikan

konsistensi kebersyukuran (Miller dkk,

2014). Penelitian sebelumnya menunjukkan

bahwa dibandingkan dengan orang yang

kurang bersyukur, orang yang bersyukur

melaporkan adanya pengalaman kebaha-

giaan yang lebih besar (Overwalle dkk,

dalam Mukhlis, 2016).

Beberapa penelitian dalam psikologi

positif khususnya latihan kebersyukuran

telah banyak memanfaatkan media internet

baik dalam merekrut partisipan, mengum-

pulkan data prates-pascates, penugasan

serta pemberian intervensi (Chancellor dkk,

2015). Internet menyediakan media pengi-

riman yang dapat diandalkan dengan

informasi yang tetap sama di setiap

presentasi berulang. Komputer kebal

Page 4: KEBAHAGIAAN DI TEMPAT KERJA: EFEKTIVITAS INTERVENSI ...

Nur Rahmat Laba & Erika Setyanti Kusumaputri

54 Jurnal Intervensi Psikologi,

terhadap kelelahan, penyakit, kebosanan

atau sifat manusia yang lain. Internet

menawarkan akses pengguna ke informasi,

namun tetap mempertahankan anonimi-

tasnya dan dapat diakses dari jauh tanpa

terbatas letak geografis dan juga sebagai

sarana dengan kemampuan aksesibilitas

yang tinggi (Mitchell dkk, 2010).

Intervensi latihan kebersyukuran

three good things melalui sarana internet

dinilai efektif dalam meningkatkan

kebahagiaan di tempat kerja pada karyawan.

Karyawan yang mendapatkan perlakuan

latihan kebersyukuran three good things

lebih bahagia dibandingkan dengan

karyawan yang tidak mendapat perlakuan.

Penelitian ini bertujuan untuk melihat

efektivitas latihan kebersyukuran three good

things melalui sarana internet dalam

meningkatkan kebahagiaan di tempat kerja.

Penelitian dalam meningkatkan kebaha-

giaan di tempat kerja menjadi topik yang

menarik dan memberikan manfaat bagi

perkembangan ilmu pengetahuan terutama

dalam psikologi dan juga manfaat praktis

untuk perusahaan/instansi dalam

meningkatkan kebahagiaan di tempat kerja.

METODE PENELITIAN

Desain Penelitian

Desain penelitian ini menggunakan

true experimental design, yaitu eksperimen

dengan melakukan random assignment.

Random assignment digunakan ketika subjek

dapat diberikan tugas secara acak untuk

menerima suatu treatment (Myers &

Hansen, 2012). Random assignment

dilakukan dengan cara membagi secara acak

subjek ke dalam kelompok-kelompok

penelitian dengan menggunakan bantuan

Microsoft Excel. Jenis desain dalam

penelitian ini adalah randomized pretest-

posttest control group design. Desain ini

melibatkan dua kelompok partisipan yaitu

kelompok eksperimen dan kelompok

kontrol.

Pada penelitian ini kelompok

eksperimen mendapat perlakuan berupa

latihan kebersyukuran dengan teknik three

good things, yaitu menuliskan tiga hal baik

yang mereka lalui di dalam pekerjaan dan

alasan mengapa hal tersebut bisa terjadi

serta bagaimana peran mereka dalam

peristiwa tersebut. Partisipan akan

diberikan pengingat (notification) dan

instruksi setiap harinya melalui whatsapp

disertai link website untuk menuliskan tiga

hal tersebut. Sedangkan untuk kelompok

kontrol tidak diberikan perlakuan apa-apa.

Intervensi ini bersifat Internet Based-

Intervention, yaitu pemberian skala dan

instruksi perlakuan dilakukan melalui

internet dan media sosial. Setelah mengisi

informed consent partisipan dalam

penelitian memiliki akun yang berupa

username dan password yang telah dibuat

oleh peneliti untuk log in ke website yang

telah dirancang untuk penelitian. Hal

tersebut untuk mengurangi kelemahan dari

intervensi berbasis internet, yakni

berkenaan dengan keamanan data

partisipan. Dengan adanya penggunaan

username dan password, maka hanya

partisipan yang terlibat dalam penelitian ini

yang dapat masuk ke website.

Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini berjumlah 15

orang. Partisipan adalah karyawan

perusahaan/instansi di antaranya pegawai

BUMN, PNS, tenaga kontrak, karyawan

swasta bagian pelayanan, dosen, EO, teknisi

dan konsultan yang telah bekerja lebih dari

satu tahun yang memiliki rentang usia 21-28

tahun dan memiliki skor kebahagiaan dalam

kategori sedang sampai rendah dari skala

kebahagiaan di tempat kerja yang disusun

peneliti berdasarkan aspek dari Pryce-Jones

(2010) .

Subjek dalam penelitian ini berasal

dari beberapa provinsi, di antaranya Daerah

Istimewa Yogyakarta, Jawa Tengah,

Page 5: KEBAHAGIAAN DI TEMPAT KERJA: EFEKTIVITAS INTERVENSI ...

Kebahagiaan di Tempat Kerja: Efektivitas Intervensi Psikologi Berbasis Online “Latihan Tiga Hal Baik”

Jurnal Intervensi Psikologi, 55

Kalimantan Timur, Sulawesi Selatan,

Sulawesi Barat, Sulawesi Tenggara, dan

Papua. Mampu mengoperasikan dan

menggunakan internet serta media sosial,

tingkat pendidikan minimal D3, bekerja full

time dan tidak sedang mengikuti intervensi

lain.

Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data penelitian meng-

gunakan skala kebahagiaan di tempat kerja

yang disusun peneliti. Skala ini disusun

berdasarkan aspek-aspek kebahagiaan di

tempat kerja Pryce-Jones (2010), yaitu (1)

Kontribusi, (2) Keyakinan, (3) Budaya, (4)

Komitmen dan (5) Kepercayaan. Skala

kebahagiaan di tempat kerja berbentuk

empat pilihan. Pernyataan yang digunakan

dalam skala adalah pernyataan mendukung

(favourable) dan pernyataan tidak

mendukung (unfavourable). Pernyataan

pada skala memiliki empat alternatif

jawaban, yaitu Sangat Sesuai (SS), Sesuai (S),

Tidak Sesuai (TS), Sangat Tidak Sesuai (STS).

Penentuan skor pada jawaban yang

mendukung (favorable) untuk pilihan SS

bernilai 4, S bernilai 3, TS bernilai 2, STS

bernilai 1, sedangkan untuk skor pada

pernyataan tidak mendukung (unfavour-

able) pilihan jawaban SS bernilai 1, S bernilai

2, TS bernilai 3, STS bernilai 4. Skor

kebahagiaan di tempat kerja diperoleh

dengan cara menjumlahkan skor pada

keseluruhan aitem yang ada pada skala

tersebut. Semakin tinggi skor yang diperoleh

maka subjek diindikasikan memiliki

kebahagiaan di tempat kerja yang tinggi.

Sebaliknya, semakin rendah skor yang

diperoleh subjek menunjukkan rendahnya

perasaan bahagia di tempat kerja. Skala

kebahagiaan di tempat kerja yang digunakan

terdiri dari 48 aitem dengan Cronbach’s

Alpha sebesar 0.962

Proses Intervensi

Ada beberapa tahap dalam penelitian

ini. Pertama: Melakukan persiapan sebelum

penelitian. Persiapan dilakukan dengan

membuat alat ukur kebahagiaan di tempat

kerja, modul latihan kebersyukuran dengan

teknik three good things yang disusun

berdasarkan teori Seligman dkk (2005),

serta membuat website yang akan digunakan

sebagai sarana dalam pemberian perlakuan.

Pembuatan alat ukur kebahagiaan di tempat

kerja melalui prosedur pengecekan dengan

professional judgement. Selain itu juga

dilakukan pengecekan validitas pada modul

latihan kebersyukuran melalui FGD dengan

beberapa orang yang relevan serta

melakukan uji coba penggunaan website.

Kedua: Melakukan perekrutan

partisipan penelitian dan pembagian

kelompok. Perekrutan partisipan dilakukan

dengan cara mengirimkan pesan melalui

media sosial yang berupa informasi

mengenai penelitian. Partisipan direkrut

secara sukarela kemudian dipilih sesuai

dengan kriteria yang telah ditentukan dalam

penelitian. Partisipan yang terpilih sebagai

subjek penelitian kemudian diberikan

informed consent yang berisi tentang

gambaran, risiko, cara pengunduran diri,

kerahasiaan, hak dan kewajiban partisipan

selama mengikuti penelitian. Setelah

mengisi informed consent, subjek penelitian

kemudian dibagi ke dalam dua kelompok

secara acak menggunakan bantuan

Microsoft Excel.

Ketiga: Memberikan arahan cara

penggunaan website serta pemberian prates.

Subjek penelitian yang terpilih kemudian

diberi username dan password masing-

masing untuk dapat masuk ke website yang

digunakan dalam pemberian perlakuan.

Setelah diberikan penjelasan mengenai cara

penggunaan website, kemudian dilakukan

pengukuran prates skala kebahagiaan di

tempat kerja. Pengukuran ini dimaksudkan

untuk mengetahui hasil awal skor

Page 6: KEBAHAGIAAN DI TEMPAT KERJA: EFEKTIVITAS INTERVENSI ...

Nur Rahmat Laba & Erika Setyanti Kusumaputri

56 Jurnal Intervensi Psikologi,

kebahagiaan di tempat kerja sebelum diberi

perlakuan.

Keempat: Melakukan intervensi

berupa latihan kebersyukuran dengan

teknik three good things secara online

melalui website “Tiga Hal Baik”

http://tigahalbaik.000webhostapp.com.

Pemberian intervensi terdiri dari enam sesi

yang berlangsung selama enam hari. Setiap

sesi berdurasi selama 50 menit yang semua

sesinya dilakukan secara online melalui

media website “Tiga Hal Baik” yang dimulai

pada pukul 19:00 WIB dan pengiriman

instruksi melalui media whatsapp.

Intervensi bersifat self-intervention sehingga

peneliti hanya bertindak sebagai fasilitator

dan mengarahkan partisipan untuk

menuliskan tiga hal baik yang dilalui setiap

harinya di tempat kerja secara mandiri

melalui instruksi yang dikirimkan melalui

media whatsapp message. Pelaksanaan

intervensi dilakukan dengan log in ke

website “Tiga Hal Baik” http://tigahalbaik.

000webhostapp.com dan mengisi lembar

kerja yang berisi halaman untuk menuliskan

tiga hal baik yang dilalui di tempat kerja

setiap harinya, alasan mengapa peristiwa itu

terjadi dan bagaimana peran partisipan

dalam peristiwa yang dianggap hal baik.

Website penelitian juga dilengkapi dengan

beberapa tulisan yang akan bertujuan

memberikan wawasan baru kepada

partisipan mengenai latihan kebersyukuran.

Gambar 1 menunjukkan gambar dari

tampilan utama website “Tiga Hal Baik” .

Kelima: Melakukan pascates pada

subjek dengan memberi skala kebahagiaan

di tempat kerja untuk mendapatkan hasil

skor akhir setelah pemberian perlakuan

yang akan digunakan dalam proses analisis.

Selain memberikan skala, subjek juga

diarahkan untuk mengisi lembar evaluasi

pada website yang telah disediakan. Evaluasi

meliputi beberapa pertanyaan diantaranya

perasaan setelah melakukan latihan

kebersyukuran, pengalaman yang diperoleh,

kesulitan saat melakukan latihan dan

kendala yang dilalui serta saran

pengembangan untuk website .

Gambar 1. Website Penelitian (“Tiga Hal Baik” ( http://tigahalbaik.000webhostapp.com ))

Page 7: KEBAHAGIAAN DI TEMPAT KERJA: EFEKTIVITAS INTERVENSI ...

Kebahagiaan di Tempat Kerja: Efektivitas Intervensi Psikologi Berbasis Online “Latihan Tiga Hal Baik”

Jurnal Intervensi Psikologi, 57

Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan

dalam penelitian ini adalah analisis data

Mann Whitney U Test. Mann Whitney U Test

merupakan uji non-parametrik yang setara

dengan uji t namun memungkinkan terdapat

perbedaan sampel yang diteliti dan teknik

ini menguji ada tidaknya perbedaan pada

satu variabel tergantung yang bersifat

interval atau rasio yang disebabkan oleh

satu variabel bebas yang bersifat nominal

atau ordinal (Sarwono, 2018; Suseno, 2012).

Proses analisis data dalam penelitian ini

menggunakan software Statistical Package

Sosial Science (SPSS) versi 23 for windows.

HASIL PENELITIAN

Pengujian hipotesis dilakukan dengan

menggunakan Mann-Whitney U Test non-

parametrik (Suseno, 2012) dengan

menggunakan nilai gain score (selisih antara

prates dan pascates) pada kelompok

eksperimen dan kontrol. Peneliti

menggunakan nama inisial untuk menjaga

kerahasiaan partisipan. Tabel 1 merupakan

statistik deskriptif gain score pada kelompok

eksperimen dan kelompok kontrol.

Mann-Whitney U Test mengungkapkan

perubahan skor kebahagiaan di tempat kerja

dalam kelompok eksperimen dan kontrol

dengan menghitung skor perolehan masing-

masing partisipan. Penelitian ini

menganalisis nilai gain-score yang

merupakan selisih dari hasil skor perolehan

prates dan pascates.

Tabel 1 . Statistik deskriptif gain score

Kelompok N Min. Max. rerata Standar Deviasi Eksperimen 8 13 53 26.75 13.781 Kontrol 7 9 24 13.86 5.210

Tabel 2. Gain score kelompok eksperimen dan kontrol

Kelompok Partisipan Prates Pascates Gain Score Eksperimen AF 137 169 32 BA 139 168 29 DP 135 150 15 SH 130 167 37 FB 135 151 16 EF 111 164 53 AD 138 151 13 GR 129 148 19 Kontrol AN 138 148 10 IA 136 160 24 AR 139 154 15 IF 137 146 9 ID 134 150 16 AM 140 127 13 BN 135 145 10

Page 8: KEBAHAGIAAN DI TEMPAT KERJA: EFEKTIVITAS INTERVENSI ...

Nur Rahmat Laba & Erika Setyanti Kusumaputri

58 Jurnal Intervensi Psikologi,

Berdasarkan tabel 1, gain score

tingkat kebahagiaan pada kelompok

eksperimen berkisar antara 13 sampai 53,

sedangkan gain score pada kelompok

kontrol berkisar antara 9 sampai 24. Hasil uji

hipotesis menunjukkan nilai Mann Whitney

U pada gain score sebesar 8.500 dengan p=

0.021 (p<0.05). Hasil tersebut menunjukkan

bahwa terdapat perbedaan signifikan

berdasarkan skor kebahagiaan di tempat

kerja kelompok eksperimen dan kelompok

kontrol. Kelompok eksperimen mengalami

peningkatan kebahagiaan di tempat kerja

lebih tinggi setelah mendapat perlakuan

latihan kebersyukuran three good things

apabila dibandingkan dengan kelompok

kontrol yang tidak mendapatkan perlakuan.

PEMBAHASAN

Penelitian ini dimaksudkan untuk

mengetahui efektivitas pelatihan

kebersyukuran three good things terhadap

peningkatan kebahagiaan di tempat kerja

pada karyawan. Berdasarkan hasil yang

diperoleh pada penelitian ini menunjukkan

bahwa latihan kebersyukuran three good

things berpengaruh terhadap peningkatan

kebahagiaan di tempat kerja. Hasil

penelitian ini menunjukkan ada perbedaan

signifikan pada skor kebahagiaan di tempat

kerja antara kelompok eksperimen dan

kelompok kontrol setelah diberikan latihan

kebersyukuran three good things p=0.021

(p<0.05).

Pada pelaksanaan eksperimen selama

enam hari yang terdiri atas satu sesi setiap

harinya berjalan lancar secara keseluruhan.

Seluruh partisipan mengisi prates dan

pascates serta mengikuti semua sesi dalam

intervensi. Seluruh sesi dilakukan secara

online melalui website “Tiga Hal Baik”

Hasil penelitian ini konsisten dengan

hasil penelitian sebelumnya. Tim Lai dan O

(2017) dalam penelitiannya menunjukkan

bahwa latihan kebersyukuran three good

things menghasilkan perasaan bersyukur

dan adanya peningkatan kebahagiaan.

Penelitian Kaplan dkk (2014) juga

menunjukkan bahwa intervensi three good

things dapat meningkatkan kesejahteraan,

afek positif dan rasa syukur karyawan.

Sebelumnya, beberapa penelitian juga telah

menunjukkan bahwa latihan kebersyukuran

dapat meningkatkan kebahagiaan secara

umum dan juga menurunkan depresi

(Seligman dkk., 2005).

Fisher (2010) mengungkapkan

bahwa beberapa intervensi psikologi positif

mungkin dapat digunakan dalam

meningkatkan kebahagiaan di tempat kerja.

Latihan kebersyukuran teknik three good

things dengan setting pekerjaan

dimaksudkan sebagai sarana untuk

mengenali, mengekspresikan dan

memunculkan rasa syukur serta emosi

positif yang dirasakan di tempat kerja.

Latihan ini terdiri atas tiga bagian

diantaranya memikirkan, menuliskan dan

merefleksikan. Memikirkan hal-hal baik

dalam pekerjaan membuat seseorang

mampu keluar dari jebakan lingkaran

negatif.

Hal-hal negatif cenderung

dipertahankan oleh otak manusia sehingga

menutupi hal-hal positif. Ledgerwood

(Sexton, 2014) mengatakan bahwa struktur

kecil dalam otak yaitu amigdala berperan

penting dalam merespon secara emosional

terhadap kejadian yang menakutkan atau

kejadian traumatis, dengan meningkatkan

kesadaran menghadirkan hal-hal positif

yang dialami setiap harinya menjadikan otak

mengingat banyak peristiwa atau kejadian

positif.

Berdasarkan tabel 1 nilai rerata gain

score kelompok eksperimen lebih tinggi

(26.75) dibandingkan kelompok kontrol

(13.86). Hal tersebut menunjukkan bahwa

kelompok eksperimen memiliki selisih yang

tinggi antara prates dan hasil pascates dan

juga menunjukkan bahwa kelompok

Page 9: KEBAHAGIAAN DI TEMPAT KERJA: EFEKTIVITAS INTERVENSI ...

Kebahagiaan di Tempat Kerja: Efektivitas Intervensi Psikologi Berbasis Online “Latihan Tiga Hal Baik”

Jurnal Intervensi Psikologi, 59

eksperimen mengalami peningkatan

kebahagiaan lebih tinggi dibanding

kelompok kontrol. Selain itu dari hasil

evaluasi subjek kelompok eksperimen

menyatakan bahwa setelah melakukan

latihan kebersyukuran three good things,

subjek merasa mereka mulai menyadari

bahwa hal yang disyukuri bukan hanya hal

yang besar namun bisa jadi sesuatu yang

kecil dan sepele, memberikan bantuan

kepada orang lain, dan mengingat Tuhan

juga menjadi hal- hal positif yang dituliskan

oleh subjek.

Menurut Pryce-Jones (2010),

kebahagiaan di tempat kerja digambarkan

sebagai pola pikir yang memungkinkan

seseorang memaksimalkan kinerja dan

potensinya. Latihan kebersyukuran three

good things dapat meningkatkan aspek

kontribusi, keyakinan, budaya, komitmen

dan kepercayaan ditunjukkan dengan

adanya nilai rerata kelompok eksperimen

yang lebih tinggi dibandingkan kelompok

kontrol pada analisis per aspek yang

dilakukan.

Kelompok eksperimen memiliki nilai

rerata yang lebih besar dibandingkan

dengan kelompok kontrol. Pada aspek

kontribusi, kelompok eksperimen memiliki

nilai rerata yang lebih tinggi dibanding

kelompok kontrol. Hasil tersebut

menunjukkan bahwa intervensi three good

things dapat meningkatkan kebahagiaan di

tempat kerja dari aspek kontribusi. Temuan

ini juga mendukung penelitian Froh dkk

(2009) yang menyebutkan bahwa rasa

syukur memiliki hubungan yang kuat

dengan penghargaan diri, pandangan hidup

yang positif dan inisiatif. Penghargaan

terhadap diri berkaitan dengan aspek

kontribusi dimana aspek kontribusi

merupakan usaha yang seseorang lakukan

dan bagaimana persepsi mereka terhadap

hal tersebut. Penghargaan atas diri

mendorong kontribusi seseorang dalam

pekerjaannya. Selain itu pandangan hidup

yang positif merupakan emosi positif yang

berkaitan dengan komitmen. Aspek

komitmen juga memiliki peningkatan

dengan adanya perbedaan rerata kelompok

eksperimen dan kelompok kontrol pada

analisis aspek komitmen.

Selain meningkatkan afek positif,

mengingat hal baik juga berkaitan dengan

aspek budaya. Aspek budaya dalam

kebahagiaan di tempat kerja didefinisikan

sebagai sejauh mana seseorang merasa

cocok dengan pekerjaannya dan hal yang

berkaitan dengan pekerjaannya tersebut

seperti rekan kerja dan kolega. Sama halnya

dengan aspek komitmen, skor aspek budaya

mengalami perbedaan rerata antara

kelompok eksperimen dan kelompok

kontrol dengan nilai rerata kelompok

eksperimen yang lebih besar dibanding

kelompok kontrol. Literatur penelitian yang

ditemukan oleh peneliti mengemukakan

bahwa dengan mengingat hal baik dapat

membuat karyawan lebih produktif dan

menunjukkan perilaku prososial dengan

rekan kerja (Chancellor dkk., 2015).

Orang yang memiliki rasa syukur yang

tinggi memiliki rasa iri hati dan depresi yang

rendah (McCullough dkk., 2002). Berda-

sarkan penelitian yang dilakukan, dengan

pemberian perlakuan latihan kebersyu-

kuran three good things didapatkan juga

hasil bahwa intervensi tersebut dapat

meningkatkan kebahagiaan di tempat kerja

melalui aspek kepercayaan. Hasil tersebut

mendukung penelitian Yoichi dan Naomi

(2015) yang menunjukkan bahwa latihan

kebersyukuran three good things dapat

meningkatkan kepercayaan.

Berdasarkan nilai taraf signifikansi uji

hipotesis yakni 0,021 dapat dikatakan

bahwa nilai tersebut signifikan dan

bermakna. Desain penelitian dengan

pemberian perlakuan latihan keberyukuran

three good things setiap hari berturut- turut

dapat meningkatkan kebahagiaan di tempat

kerja. Menurut Seligman dalam Passmore &

Oades (2016) bahwa penggunaan teknik

three good things secara berulang misalnya

Page 10: KEBAHAGIAAN DI TEMPAT KERJA: EFEKTIVITAS INTERVENSI ...

Nur Rahmat Laba & Erika Setyanti Kusumaputri

60 Jurnal Intervensi Psikologi,

praktik sehari- hari dapat memperkuat jalur

saraf yang mencari aspek atau masalah

positif yang ditemui individu. Akibatnya,

fokus dan pemikiran negatif berkurang.

Seperti teknik lainnya, teknik three

good things adalah teknik yang bisa

dilakukan secara mandiri/latihan sendiri,

dimana latihan bisa menjadi pekerjaan

rumah, membantu orang mengembangkan

gaya berpikir lebih positif dan

meningkatkan kepuasan dalam kehidupan

dan pekerjaan (Passmore & Oades, 2016).

Pemberian konten mengenai pengenalan

three good things dalam website yang

digunakan membantu memaksimalkan hasil

penelitian. Hal ini membuat partisipan

penelitian menjadi lebih mandiri dalam

melakukan latihan kebersyukuran three

good things. Hal ini terlihat dari partisipan

DP dan SH yang mulai melakukan latihan

three good things lebih dulu secara mandiri

(sebelum pemberitahuan dikirimkan) pada

hari kedua. Upaya partisipan menjadi salah

satu faktor terpenting dalam

memaksimalkan hasil intervensi psikologi

positif (Chancellor dkk., 2015).

Meskipun hasil penelitian menun-

jukkan bahwa latihan kebersyukuran three

good things dapat meningkatkan kebaha-

giaan di tempat kerja namun ada beberapa

kelemahan dalam penelitian ini diantaranya

adalah tidak adanya pengukuran kembali

setelah pascates (follow up) sehingga hasil

penelitian tidak dapat menunjukkan

seberapa lama latihan kebersyukuran three

good things dapat mempengaruhi

kebahagiaan di tempat kerja.

Selain itu, meskipun kelompok

ekperimen memiliki peningkatan kebaha-

giaan yang signifikan dibandingkan dengan

kelompok kontrol namun ternyata

kelompok kontrol juga tetap mengalami

peningkatan skor kebahagiaan, hal ini

diduga karena adanya pengaruh variabel-

variabel bebas yang lain yang tentu harus

dikontrol.

Kelemahan yang lainnya adalah tidak

adanya fasilitator atau observer dalam

penelitian. Meskipun penelitian ini adalah

self intervention namun tentu juga

memerlukan fasilitator. Pada penelitian ini

peneliti yang bertindak sebagai fasilitator

bisa saja menimbulkan bias terhadap hasil

penelitian.

Selain itu, dalam penelitian ini subjek

yang mengikuti penelitian berasal dari

perusahaan/instansi yang berbeda-beda

sehingga membutuhkan usaha yang besar

untuk mengontrolnya dalam pemberian

perlakuan dan juga jumlah subjek terlalu

sedikit sehingga menyebabkan effect size

yang terlalu kecil pula.

SIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil analisis data

statistik diketahui bahwa hipotesis dalam

penelitian diterima, yakni latihan keber-

syukuran menggunakan teknik three good

things efektif untuk meningkatkan

kebahagiaan di tempat kerja pada karyawan.

Penelitian ini telah dilakukan

semaksimal dan sebaik mungkin, namun

masih terdapat kelemahan dan keter-

batasan. Oleh karena itu, peneliti memberi

masukan terhadap partisipan penelitian,

perusahaan dan penelitian selanjutnya.

Pertama, untuk partisipan penelitian.

Melalui proses intervensi, partisipan

penelitian diharapkan untuk menerapkan

latihan kebersyukuran three good things,

yaitu dengan mensyukuri setiap hal baik dan

merefleksikannya secara mandiri dan terus

menerus. Kedua, bagi peneliti selanjutnya

yaitu hendaknya melakukan penelitian

dengan pengambilan sampel pada satu

perusahaan/instansi untuk memudahkan

kontrol dan mengurangi subject mortality,

melakukan penelitian dengan jumlah sampel

yang lebih besar untuk meningkatkan effect

size serta melakukan perekrutan fasilitator

agar menghindari bias karena peneliti

terlibat dalam penelitian. Ketiga, bagi

Page 11: KEBAHAGIAAN DI TEMPAT KERJA: EFEKTIVITAS INTERVENSI ...

Kebahagiaan di Tempat Kerja: Efektivitas Intervensi Psikologi Berbasis Online “Latihan Tiga Hal Baik”

Jurnal Intervensi Psikologi, 61

perusahaan/instansi, yaitu agar memperha-

tikan kegiatan-kegiatan yang dapat

meningkatkan kebahagiaan di tempat kerja

pada karyawan salah satunya melalui

latihan kebersyukuran three good things

yang dapat dijadikan kegiatan rutin dalam

perusahaan.

DAFTAR PUSTAKA

Albrecht, S. L. (2010). Handbook of employee engagement: Perspective, issues, research and practice. UK: Edward Elgar Publishing Limited.

Chancellor, J., Layous, K., & Lyubomirsky, S.

(2015). Recalling positive events at work makes employees feel happier, move more, but interact less: A 6-week randomized controlled intervention at a Japanese workplace. Journal of Happiness Studies, 16(4), 871–887. https://doi.org/10.1007/s10902-014-9538-z

Csikszentmihalyi, M. (2008). Flow: The

psychology of optimal experience. New York: Harper Perennial Modern Classics.

Dewanto, W., & Retnowati, S. (2015).

Intervensi kebersyukuran dan kesejahteraan penyandang disabilitas fisik. E-Jurnal Gama JPP, 1(1), 33–47.

Emmons, R. A. (2007). Thanks; How the new

science of gratitude can make you happier. Boston: Houghton Miflin Company.

Fisher, C. D. (2010). Happiness at work.

International Journal of Management Reviews, 12(4), 384–412. https://doi.org/10.1111/j.1468-2370.2009.00270.x

Froh, J. J., Yurkewicz, C., & Kashdan, T. B. (2009). Gratitude and subjective well-being in early adolescence: Examining gender differences. Journal of Adolescence, 32(3), 633–650. https://doi.org/10.1016/j.adolescence.2008.06.006

Kaplan, S., Bradley-Geist, J. C., Ahmad, A.,

Anderson, A., Hargrove, A. K., & Lindsey, A. (2014). A test of two positive psychology interventions to increase employee well-being. Journal of Business and Psychology, 29(3), 367–380. https://doi.org/10.1007/ s10869-013-9319-4

Khoiri, A. (2016). 33 persen pekerja

Indonesia tidak bahagia. Diakses pada 8 November 2018 dari https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20160722101825-277-146292/33-persen-pekerja-indonesia-tidak-bahagia?

McCullough, M. E., Emmons, R. A., & Tsang, J.

A. (2002). The grateful disposition: A conceptual and empirical topography. Journal of Personality and Social Psychology, 82(1), 112–127. https://doi.org/10.1037/0022-3514.82.1.112

Page 12: KEBAHAGIAAN DI TEMPAT KERJA: EFEKTIVITAS INTERVENSI ...

Nur Rahmat Laba & Erika Setyanti Kusumaputri

62 Jurnal Intervensi Psikologi,

Miller, L., Bansal, R., Wickramaratne, P., Hao, X., Tenke, C. E., Weissman, M. M., & Peterson, B. S. (2014). Neuroanatomical correlates of religiosity and spirituality a study in adults at high and low familial risk for depression. JAMA Psychiatry, 71(2), 128–135. https://doi.org/10.1001/ jamapsychiatry.2013.3067

Mitchell, J., Vella-Brodrick, D., & Klein, B.

(2010). Positive psychology and the internet: A mental health opportunity. E-Journal of Applied Psychology, 6(2), 30–41. https://doi.org/10.7790/ ejap.v6i2.230

Mukhlis, H. (2016). Pelatihan

kebersyukuran; Sebuah upaya untuk menurunkan kecemasan menghadapi ujian nasional pada siswa SMA. Jurnal Aisyah : Jurnal Ilmu Kesehatan, 1(1), 09–18. https://doi.org/10.30604/ jika.v1i1.3

Myers, A., & Hansen, C. (2012). Experimental

Psychology. USA: Wadsworth. Passmore, J., & Oades, L. (2016). Positive

psychology techniques; three good things. The Coaching Psychologist, 12(2).

Pryce-Jones, J. (2010). Happiness at work:

Maximizing your psychological capital for success. Chichester: Wiley-Blackwell.

Pryce-Jones, J., & Lindsay, J. (2014). What

happiness at work is and how to use it. Industrial and Commercial Training, 46(3), 130–134. https://doi.org/ 10.1108/ICT-10-2013-0072

Rodríguez-Muñoz, A., & Sanz-Vergel, A. I.

(2013). Happiness and well-being at work: A special issue introduction. Revista de Psicologia Del Trabajo y de Las Organizaciones, 29(3), 95–97. https://doi.org/10.5093/tr2013a14

Sarwono, J. (2018). Statistik untuk riset skripsi. Yogyakarta: Penerbit Andi.

Seligman, M. E. P., Steen, T. A., Park, N., &

Peterson, C. (2005). Positive psychology progress: empirical validation of interventions. The American Psychologist, 60(5), 410–421. https://doi.org/10.1037/0003-066X.60.5.410

Sexton, B. (2014). Clinical trials conducted at

Duke University with three cohorts: neonatal ICU, internal medicine residents and patien safety leadership. https://www.midmichigan.org/about

Silton, N. R. (2018). Scientific Concepts

Behind Happiness, Kindness and Empathy in Contemporary Society. USA: IGI Global;1 edition.

Sin, N. L., & Lyubomirsky, S. (2009).

Enhancing well-being and alleviating depressive symptoms with positice psychology interventions: A practice- friendly meta-analysis. Journal of Clinical Psychology, 65(5), 467–487.

Summerfield, T. (2016). Positive psychology

interventions: A comparison of the effects of three good things, best possible selves and a control task of early memories on dispositional gratefulness, life satisfaction, positive affect and negative affect. Dissertation, April, 1–24. https://e-space.mmu. ac.uk/599279/%0A http://www.e-space.mmu.ac.uk/e-space/handle/2173/599279

Suseno, M.N. (2012). Statistika : Teori dan

aplikasi untuk penelitian ilmu sosial dan humaniora. Yogyakarta: Ash-Shaff.

Page 13: KEBAHAGIAAN DI TEMPAT KERJA: EFEKTIVITAS INTERVENSI ...

Kebahagiaan di Tempat Kerja: Efektivitas Intervensi Psikologi Berbasis Online “Latihan Tiga Hal Baik”

Jurnal Intervensi Psikologi, 63

Tim Lai, S., & O, R. E. (2017). “The Three Good Things” – The effects of gratitude practice on wellbeing: A randomised controlled trial. Health Psychology Update, 26(1), 10–18. https://www.researchgate.net/publication/313845439_’The_Three_Good_Things’_-_The_effects_of_gratitude_practice_on_wellbeing_A_randomised_controlled_trial%0A https://www.researchgate.net/publication/313845439_’The_Three_Good_Things’_-_The_effects_of_gratitu

Triananda, K. (2014). Survei: dari 30 negara,

karyawan di Indonesia paling tidak bahagia. Diakses pada 29 Januari 2019 dari https://www.beritasatu. com/ekonomi/182879-survei-dari-30-negara-karyawan-di-indonesia-paling-tidakbahagia.html

Watkins, P. C. (2014). Gratitude and the good life: Toward a psychology of appreciation. New York: Springer Science+Business Media.

Yoichi, S., & Naomi, Y. (2015). RIETI

Discussion Paper Series 15-E-001 Does the Three Good Things Exercise Really Make People More Positive and Less Depressed ? A study in Japan.

Yuwono, I., Suhariadi, F., Handoyo, S.,

Fajrianthi, Muhammad, B.S., & Septarini, B.G. (2005). Psikologi industri dan organisasi. Surabaya: Fakultas Psikologi Universitas Airlangga.

Page 14: KEBAHAGIAAN DI TEMPAT KERJA: EFEKTIVITAS INTERVENSI ...

Nur Rahmat Laba & Erika Setyanti Kusumaputri

64 Jurnal Intervensi Psikologi,