Karbohidrat
-
Upload
furqoni-nurul-ummah -
Category
Documents
-
view
41 -
download
0
description
Transcript of Karbohidrat
-
5/19/2018 Karbohidrat
1/13
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Karbohidrat merupakan senyawa organik yang terdiri dari unsur karbon,
hidrogen, dan oksigen dengan perbandingan 1 atom C, 2 atom H, 1 atom O. Karbohidrat
banyak terdapat pada tumbuhan dan binatang yang berperan struktural & metabolik.
Selain sebagai sumber energi, karbohidrat juga berfungsi sebagai cadangan makanan,
pemberi rasa manis pada makanan, membantu pengeluaran feses dengan cara mengatur
peristaltik usus, penghemat protein karena bila karbohidrat makanan terpenuhi, protein
terutama akan digunakan sebagai zat pembangun.(Lehninger,1997)
Karbohidrat dibagi menjadi beberapa kelas atau golongan sesuai dengan sifat-
sifatnya terhadap zat-zat penghidrolisis. Karbohidrat atau gula dibagi menjadi empat
golongan yaitu monosakarida, disakarida, oligosakarida, dan polisakarida.
(Sastrohamidjojo,2005)
Salah satu metode kimiawi yang dapat digunakan untuk analisa karbohidrat
adalah metode oksidasi dengan kupri. Metode ini didasarkan pada peristiwa
tereduksinya kupriokisida menjadi kuprooksida karena adanya kandungan senyawa gula
reduksi pada bahan (Sudarmadji,1996). Prinsip analisis kadar gula reduksi
menggunakan metode Nelson-Somogyi adalah gula reduksi akan mereduksi kuprioksida
menjadi kuprooksida, kuprooksida yang terbentuk direaksikan dengan arsenomolibdat
sehingga terbentuk molybdenum yang berwarna biru, intensitasnya diukur dengan
pengukuran absorbansi menggunakan spektrofotometer pada panjang gelombang 510-
600 nm. Pada analisis gula reduksi juga memerlukan kurva standar yang dapat
digunakan sebagai acuan atau referensi dalam menentukan konsentrasi yang
sebelumnya dengan absorbansi sampel. Selanjutnya persamaan kurva standar yang adatersebut menjadi dasar perhitungannya. (Suhardi,1997)
1.2Tujuan
1. Untuk mengetahui cara penentuan gula reduksi bahan pangan dan hasil pertanian.
2. Untuk mengetahui cara pengambilan sampel yang akan dianalisa (homogenisasi)
3.Untuk mengetahui cara ekstraksi gula reduksi dalam preparasi sampel bahan
pangan dan hasil pertanian yang akan dianalisis kadar gula reduksinya.
-
5/19/2018 Karbohidrat
2/13
BAB 2 BAHAN DAN PROSEDUR ANALISA
2.1 Bahan
2.1.1 Bahan Pangan yang Digunakan dalam Analisa1. Apel
Apel adalah jenis buah-buahan yang memiliki berbagai macam varietas dan
ciri-ciri tersendiri.Adabeberapa varietas apel yang memiliki aromatajam. Citarasa, aroma,
danteksturdari buahapel dihasilkan dari kurang lebih 230 komponen kimia, termasuk
pula beragam asam seperti asam asetat, asam format serta 20 jenis asam lain. Selain
itu, dalam apel juga terkandung alkohol yang berkisar 3040 jenis, ester sekitar 100
jenis, karbonil dan asetaldehid (Susanto dan Setyohadi, 2011).
Apel mengandung serat, flavonoids, dan fruktosa. Serat yang terkandung
dalam buah apel mampu menurunkan kadar kolesterol darah dan resiko penyakit
jantung koroner. Serat tak larut pada buah apel berfungsi untuk mengikat kolesterol
LDL dalam saluran cerna, sedangkan serat larutnya (pektin) dapat mengurangi
produksi kolesterol LDL di hati, menurunkan kolesterol. Flavonoid yang terkandung
dalam kulit apel disebut quercitin yang memiliki aktivitas antioksidan yang tinggi.
Fungsinya adalah mencegah serangan radikal bebas sehingga dapat melindungi tubuh
dari kemungkinan serangan kanker. (Ali Khomsan, 2006).
2. Pepaya
Pepaya adalah jenis buah-buahan yang berasal dari tanaman buah berupa
herba dari famili Caricaceae. Tanaman papaya dapat ditanam dan banyak dijumpai di
daerah tropis maupun subtropis. Buah pepaya merupakan yang memiliki banyak
manfaat dan bergizi tinggi (Hidayat,2004). Buah pepaya dapat dikonsumsi secara
langsung ataupun dijadikan minuman berupa jus. Buah pepaya sangat baik
dikonsumsi dan baik bagi kesehatan tubuh. Pepaya dapat mencegah kerutan yang
muncul pada kulit karena mengandung zat yang dapat meremajakan kolagen. Selain
itu, buah papaya yang matang juga baik untuk kesehatan mata. (Jealani, 2009).
2.1.2 Bahan Kimia yang Digunakan dalam Analisa
1. Arsenomolybdat
Arsenomolibdat merupakan reagen yang digunakan untuk bereaksi dengan
kupooksida. Pada reaksi ini terdapat perubahan warna menjadi biru karena reaksi
arsenomolibdat dan molibdenum (Mudanifah dan Susanto, 2010).
http://id.wikipedia.org/wiki/Buahhttp://id.wikipedia.org/wiki/Buah -
5/19/2018 Karbohidrat
3/13
a.2. CaCO3
Bubuk atau serbuk mikrokristal halus berwarna putih, tidak berbau. Praktis
tidak larut air; kelarutan dalam air ditingkatkan dengan adanya karbon dioksida
atau garam amonium meskipun adanya alkali hidroksida menurunkan
kelarutannya; tidak larut dalam alkohol; larut dengan effervescence dalam asam
asetat, dalam asam hidroklorida, dan dalam asam nitrat (Kathleen, 2007)
b.3. Glukosa Anhidrat
Glukosa anhidrat, senyawa organik, yang mengandung air kristal glukosa.
Sebagai kristal berwarna atau bubuk kristal putih, tidak berbau, manis. Larut
dalam air, sedikit larut dalam etanol. Glukosa adalah obat gizi. Dapat digunakan
untuk memproduksi injeksi glukosa, glukosa dan injeksi natrium klorida, senyawa
natrium laktat dan injeksi glukosa dan obat lain.(Larasatie,2012)
c.4. Nelson Somogyi
Penambahan reagen Nelson somogyi bertujuan untuk mereduksi kupri
oksida menjadi kupro oksida yang mana K-Na-tartrat yang terkandung dalam
reagen Nelson Somogyi berfungsi untuk mencegah terjadinya pengendapan kupri
oksida. Larutan Nelson berasal dari penambahan nelson A dan B dengan
perbandinga 25:1 yang dipanaskan pada suhu 100o
C selama 20 menit
(Sudarmadji,1984).
d.5. ZnSO4
(ZnSO4) adalah kristal tak berwarna,senyawa kimia yang larut dalam air,
bentuk terhidrasi. Larutan ZnSO4 dapat dibuat dari larutan CuSO4 dan Zn. Pada
pembuatan larutan ZnSO4 terjadi reaksi oksidasi dan reduksi secara spontan.
Konsep reaksi oksidasi dibagi menjadi 3 yaitu konsep reaksi redoks berdasarkan
pelepasan dan pengikatan oksigen, ditinjau dari serah terima elektron, dan konsepreaksi redoks berdasarkan perubahan bilangan oksidasi. (Rahmania, 2007)
6. aquadest
Aquades merupakan air hasil destilasi atau penyulingan dan merupakan air
murni yang hampir tidak mengandung mineral. Aquades merupakan bahan kimia yang
tidak berbahaya karena mempunyai pH netral sehingga tidak mempunyai efek tertentu
bagi manusia. Aquades juga memiliki rumus molekul air pada umumnya yaitu H O
yang berarti dalam satu molekul terdapat 2 atom hidrogen kovalen dan atom oksigen
-
5/19/2018 Karbohidrat
4/13
tunggal.selain itu berat molekul juga sama dengan air yaitu 18 g/mol dengan titik didih
100o C. (Gandjar,2007)
2.2 Persiapan Bahan
Untuk analisa kadar protein, langkah pertama untuk menyiapkan sampel adalah dengan
memotong sampel terlebih dahulu, kemudian ditumbuk. Bahan atau sampel (apel atau
pepaya) ditumbuk menggunakan mortar dan pestle. Fungsi dari penumbukan ini adalah
untuk memperbesar luas permukaan bahan sehingga karbohidrat mudah dianalisa, dan
mempermudah perlakuan selanjutnya.
2.3 Prosedur Analisa
2.3.1 Pembuatan Kurva Standar
Untuk membuat kurva standar, langkah pertama adalah menyiapkan 10 tabung
reaksi yang ditata di rak tabung reaksi. Kemudian siapkan larutan Nelson Somogyi,
yang terbuat dari campuran Nelson A dan Nelson B dengan perbandingan 1 : 25.
masing-masing tabung reaksi diisi dengan larutan Nelson Somogyi sebanyak 1 ml
menggunakan pipet ukur. Setelah itu tambahkan lagi glukosa anhidrat dengan volume
yang berbeda-beda (untuk kelas C shift 2 penambahan glukosa dengan volume 0,1 ml;
0,25 ml; 0,5 ml; 0,75 ml; 1 ml; 1,25 ml; 1,5 ml; 1,75 ml; dan 2 ml). Penambahan
glukosa yang berbeda ini berfungsi sebagai perbandingan kadar gula reduksi pada tiap
volume. Setelah itu, 10 tabung reaksi tersebut dimasukkan ke dalam beaker glass yang
berisi air. Beaker glass yang berisi 10 tabung reaksi itu dipanaskan di atas panci selama
20 menit. Pemanasan ini berfungsi untuk membentuk endapan berwarna merah.
Biasanya, semakin besar konsentrasi glukosa, maka endapan merah yang terbentuk
semakin banyak. Setelah dipanaskan, keluarkan tabung reaksi dari dalam beaker glass
dan tata kembali di rak tabung reaksi dengan urut. Setelah itu tambahkan larutan
arsenomolybdat masing-masing sebanyak 1 ml. Larutan arsenomolybdat berfungsi
untuk mengidentifikasi kadar gula reduksi pada larutan yang ada di tabung reaksi.
Setelah itu, masing-masing tabung reaksi ditera dengan aquadest sampai 10 ml.
Fungsinya adalah untuk pengenceran larutan kurva standar. Selanjutnya, masing-masing
tabung reaksi divortek agar larutan di dalamnya menjadi homogen atau tercampur rata.
Setelah divortek, dilakukan pengukuran nilai absorban dengan menggunakan
spektrofotometri. Spektrofotometri diatur dengan panjang gelombang 540 nm. Angka
-
5/19/2018 Karbohidrat
5/13
tersebut merupakan rangeuntuk mengidentifikasi warna biru. Karena pada pengukuran
nilai absorban ini akan diamati kadar karbohidrat yang ditandai dengan warna biru pada
larutan. Setelah semua larutan diukur dengan spektrofotometri, maka buat kurva standar
dengan menggunakan nilai absorban hasil pengukuran dengan spektrofotometri.
2.3.2 Pembuatan Sampel
Sampel yang sudah ditumbuk, ditimbang menggunakan neraca analitik
sebanyak 3 gram untuk mengetahui berat awal sampel. Kemudian sampel dimasukkan
ke dalam beaker glass, lalu ditera dengan aquadest sampai volume 75 ml sehingga
membentuk larutan. Kemudian larutan sampel diaduk dengan stirer dan magnetic stirer
supaya larutan menjadi homogen dan kandungan gula reduksi bisa larut dalam air.
Setelah itu tambahkan CaCO3, untuk menghindari terjadinya inversi gula saat
dipanaskan. Setelah itu larutan dipanaskan untuk mempercepat reaksi yang terjadipada
larutan. Setelah dipanaskan, tunggu hingga suhu larutan menurun, lalu siapkan labu
erlenmeyer, corong dan kertas saring. Larutan sampel yang sudah dipanaskan, disaring
menggunakan kertas saring untuk memisahkan filtrat dan ampas sampel. Kemudian
tambahkan larutan ZnSO4 pada larutan yang berfungsi untuk menjernihkan larutan.
Setelah itu tambahkan larutan BaOH dan diamkan beberapa saat sampai terbentuk
endapan. Siapkan labu takar, corong dan kertas saring. Setelah terbentuk endapan pada
larutan sampel, larutan disaring untuk memisahkan endapan dan filtrat langsung
disaring di labu takar. Kemudian hasil filtrasi pada labu takar ditera dengan aquadest
sampai batas ukur labu takar (100ml). Kemudian dari 100 ml larutan sampel,
dimasukkan ke dalam tiga tabung reaksi. Sebelumnya, 3 tabung reaksi ini sudah diisi
dengan larutan Nelson Somogyi masing-masing 1 ml. Larutan sampel dimasukkan ke
dalam tabung reaksi dengan volume 0,1 ml; 0,2 ml; dan 0,3 ml. Kemudian tambahkanlarutan arsenomolybdat masing-masing 1 ml untuk mengidentifikasi adanya gula
reduksi. Setelah itu, masing-masing tabung reaksi ditera dengan aquadest sampai
volume 10 ml. Kemudian larutan divortek supaya homogen. Setelah itu larutan sampel
pada tiap tabung reaksi diukur nilai absorbansinya menggunakan sprektofotometri
dengan panjang gelombang 540 nm.
-
5/19/2018 Karbohidrat
6/13
y = 0.3398x + 0.0105
R = 0.9978
0
0.1
0.2
0.3
0.4
0.5
0.6
0.7
0.8
0 0.5 1 1.5 2 2.5
Nilaiabsorbansi(y)
Konsentrasi glukosa (x)
BAB 3 HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Hasil
3.1.1 Kurva Standart
3.1.2 Analisa Sampel
1. Pepaya
a. Pepaya 0,1 ml
0,1
pepaya
mL
sampel
Nilai
absorbansi
Konsentrasi
gula (x)
Kadar gula
reduksi
sampel 1 0,1 0,219 0,616519174 20,55063913
sampel 2 0,1 0,215 0,604719764 20,15732547
sampel 3 0,1 0,784 2,283185841 76,10619469
sampel 4 0,1 0,671 1,949852507 64,99508358
rata-rata 45,45231072
SD 29,33433767
RSD 64,53871588
b. Pepaya 0,2 ml
0,2
pepaya
mL
sampel
Nilai
absorbansi
Konsentrasi
gula (x)
Kadar gula
reduksi
sampel 1 0,2 0,304 0,867256637 28,90855457
sampel 2 0,2 0,335 0,958702065 31,9567355
sampel 3 0,2 0,723 2,103244838 70,10816126
sampel 4 0,2 0,704 2,04719764 68,23992134
rata-rata 49,80334317
SD 22,41492545
RSD 45,00686906
-
5/19/2018 Karbohidrat
7/13
. Pepaya 0,3 ml
0,3
pepaya
mL
sampel
Nilai
absorbansi
Konsentrasi
gula (x)
Kadar gula
reduksi
sampel 1 0,3 0,548 1,587020649 52,9006883
sampel 2 0,3 0,425 1,224188791 40,80629302
sampel 3 0,3 0,771 2,244837758 74,82792527
sampel 4 0,3 0,679 1,973451327 65,78171091
rata-rata 58,57915438
SD 14,87748807
RSD 25,3972394
d. Sampel Pepaya Total
mL
sampelKonsentrasi gula
Kadar gula
reduksi
0,1 1,363569322 45,452310720,2 1,494100295 24,90167158
0,3 1,757374631 19,52638479
Rata-rata 29,96012236
SD 13,6831777
RSD 45,67130112
2. Apel
a. Apel 0,1 ml
0,1 apelmL
sampel
Nilai
absorbansi
Konsentrasi
gula (x)
Kadar gula
reduksi
sampel 1 0,1 0,545 1,578171091 52,60570305
sampel 2 0,1 0,579 1,678466077 55,94886922
sampel 3 0,1 0,784 2,283185841 76,10619469
sampel 4 0,1 0,671 1,949852507 64,99508358
rata-rata 62,41396264
SD 10,52202124
RSD 16,85844128
b. Apel 0,2 ml
0,2 apelmL
sampel
Nilai
absorbansi
Konsentrasi
gula (x)
Kadar gula
reduksi
sampel 1 0,2 0,695 2,020648968 33,67748279
sampel 2 0,2 1,033 3,017699115 50,29498525
sampel 3 0,2 0,723 2,103244838 35,05408063
sampel 4 0,2 0,704 2,04719764 34,11996067
rata-rata 38,28662734
SD 8,026110361
RSD 20,96322115
-
5/19/2018 Karbohidrat
8/13
45.452
62.414
49.803
38.286
58.579
30.326
0
10
20
30
40
50
60
70
Pepaya Apel
KadarGu
laReduksi(%)
0,1 ml
0,2 ml
0,3 ml
c. Apel 0,3 ml
0,3 apelmL
sampel
Nilai
absorbansi
Konsentrasi
gula (x)
Kadar gula
reduksi
sampel 1 0,3 1,028 3,002949853 33,36610947
sampel 2 0,3 1,263 3,696165192 41,06850213
sampel 3 0,3 0,771 2,244837758 24,94264176
sampel 4 0,3 0,679 1,973451327 21,92723697
rata-rata 30,32612258
SD 8,64413836
RSD 28,5039353
d. Sampel Apel Total
mL
sampel
Konsentrasi gulaKadar gula
reduksi0,1 1,872418879 62,41396264
0,2 2,29719764 38,28662734
0,3 2,729351032 30,32612258
Rata-rata 43,67557085
SD 16,7089169
RSD 38,25689413
3.2 Pembahasan
3.2.1 Kadar Gula Reduksi pada Bahan
Pada praktikum analisa kadar karbohidrat yang telah dilaksanakan, bahan yang
digunakan sebagai sampel adalah pepaya dan apel dengan konsentrasi yang berbeda.
Gambar 1.Nilai Kadar Gula Reduksi pada Pepaya dan Apel
Dari hasil praktikum yang dilakukan diperoleh nilai kadar gula reduksi yang
berbeda pada setiap konsentrasi sampel. Hal ini dapat dilihat pada diagram Gambar 1.
Pada sampel pepaya dengan konsentrasi 0,1ml didapat nilai kadar gula reduksi sebesar
-
5/19/2018 Karbohidrat
9/13
45,452%, pada konsentrasi 0,2 didapat hasil 49,803%, dan pada konsentrasi 0,3 didapat
nilai kadar gula reduksi 58,579%. Dari nilai tersebut dapat diketahui bahwa semakin
tinggi konsentrasi sampel, jumlah gula reduksi pada sampel juga lebih banyak. Namun
hal ini kurang sesuai dengan data dari Direktorat Gizi, Depkes RI (1979), yang
menunjukkan bahwa kandungan karbohidrat untuk 100 gram pepaya adalah 12,2%.
Menurut Hidayat (2001), kandungan kimia pada buah pepaya tergantung dari varietas
buah pepaya. Sehingga apabila terdapat perbedaan kadar gula reduksi, hal ini
disebabkan karena perbedaan varietas buah pepaya yang dianalisa.
Untuk sampel buah apel, nilai kadar gula reduksi yang dihasilkan untuk 0,1 ml
adalah 62,414%, untuk 0,2 ml adalah 32,286%, dan untuk 0,3 ml adalah 30,326%. Dari
ketiga konsentrasi sampel yang berbeda, terjadi penurunan kadar gula reduksi. Terjadi
penyimpangan pada analisa gula reduksi berbahan apel. Seharusnya, semakin besar
konsentrasi sampel, maka semakin besar pula kadar gula reduksinya. Penyimpangan ini
bisa disebabkan karena adanya kesalahan acak yang sulit dideteksi pada saat melakukan
analisa. Menurut Direktorat Gizi Depkes RI (1979), kadar karbohidrat pada buah apel
per 100 gram adalah 11,42%. Namun dari hasil analisa, nilai kadar gula reduksi
mencapai angka jauh di atas 11,42%. Seperti pendapat Susanto dan Setyohadi (2011)
komponen kimia didalam tanaman apel dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor antara
lain perbedaan varietas, keadaan iklim, tempat tumbuh, dan cara pemeliharaan tanaman,
cara pemanenan, kematangan pada waktu panen dan kondisi penyimpanan setelah
panen.
3.2.2 Nilai Standart DeviationdanRelativeStandart Deviation
Setelah didapat nilai kadar gula reduksi dari semua sampel, maka selanjutnya
dilakukan perhitungan untuk menentukan nilai Standart Deviation (SD) dan Relative
Standart Deviation(RSD). Hasil perhitungan nilai Standart Deviationdapat dilihat pada
Gambar 2.
Gambar 2.Standart Deviation Kadar Gula Reduksi Pepaya dan Apel
29.334
10.522
22.415
8.026
14.877
8.644
0
10
20
30
40
Pepaya ApelStandarDeviasi
(%)
0,1 ml
0,2 ml
0,3 ml
-
5/19/2018 Karbohidrat
10/13
Dari Gambar 2, dapat dilihat bahwa nilai Standart Deviationuntuk kadar gula
reduksi pada buah pepaya dan apel menunjukkan angka sangat tinggi (>1). Sedangkan
menurut Wijayanti (2008), Standart Deviationyang semakin kecil menunjukkan tingkat
penyebaran data yang semakin baik, nilai Standart Deviation terbesar adalah 1 untuk
tingkat keakuratan 95%. Hal ini menandakan bahwa tingkat keakuratan masih sangat
rendah. Hal ini disebakan karena kesalahan prosedur analisa. Kesalahan bisa disebabkan
oleh kesalahan kalibrasi alat atau pembacaan meniskus saat pemberian bahan-bahan.
Setelah diketahui nilai Standart Deviation, maka dilakukan perhitungan
RelativeStandart Deviation(RSD). Hasil perhitungan RSD untuk analisa gula reduksi
dapat dilihat pada Gambar 3.
Gambar 3.RelativeStandart Deviation Kadar Gula Reduksi Pepaya dan Apel
Berdasarkan Gambar 3, nilaiRelativeStandart Deviation(RSD) untuk kadar
gula reduksi buah pepaya dan apel, angka yang didapat sangat tinggi. Menurut Harmita
(2004) jika konsentrasi sampel 10gram/L, maka nilai SDR paling tinggi adalah sampai
7,3%. Sedangkan pada hasil perhitungan, nilai SDR yang dihasilkan lebih dari 7,3%.
Hal ini menandakan terjadi penyimpangan atau kesalahan saat melakukan analisa.
Kesalahan ini bisa disebabkan karena praktikan kurang teliti dan kurang cermat saat
menimbang bahan atau mengukur volume, sehingga data yang didapatkan tidak bisa
menghasilkan nilai Relative Standart Deviation (RSD) di bawah angka yang
seharusnya.
64.539
16.858
45.007
20.96325.397
28.504
0
20
40
60
80
Pepaya Apel
RSD(%)
0,1 ml
0,2 ml
0,3 ml
-
5/19/2018 Karbohidrat
11/13
BAB 4 KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran
-
5/19/2018 Karbohidrat
12/13
DAFTAR PUSTAKA
Ali Khomsan. 2006. Sehat dengan Makanan Berkhasiat. Editor: Irwan Suhanda.
Jakarta: Penerbit Buku Kompas.
Gandjar, I.G. dan Abdul Rohman. 2007. Kimia Farmasi Analisis. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar. Halaman 220, 240 dan 255.
Hidayat S. 2001. Prospek Pepaya Gunung (Carica pubescens) dari Sikunang,
Pegunungan Dieng, Wonosobo.Prosiding Seminar Sehari: Menggali Potensi
dan Meningkatkan Prospek Tanaman Hortikultura Menuju Ketahanan
Pangan. Bogor : Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor-LIPI.
Jealani. 2009.Ensiklopedi Kosmetika Nabati. Bandung :PustakaPopuler.
Kathleen, Parffit. 2007. Martindale The Complete Drug Reference. 35th edition.
London : The Pharmaceutical Press.
Larasatie, Dwi. 2012. Kimia Pangan : Analisa Karbohidrat.Yogyakarta : UGM
Press.
Lehninger, A.L. 1997.Dasar-dasar Biokimia(ed. Jilid 1, diterjemahkan oleh M.
Thenawidjaja). Jakarta: Erlangga.
Mudanifah dan W. H. Susanto. (2008). Proses Pembuatan Kombucha Murbei
(Morus alba L.) (Kajian Jenis Gula dan Lama Fermentasi). Malang :
Universitas Brawijaya
Rahmania, Inti. 2007. Modul Praktikum Kimia Analitik - Kompleksometri.
Bandung : Fakultas Matematika Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Al-
Ghifari
Sastrohamidjojo, H. 2005.Kimia Organik. Yogyakarta :Gadjah Mada University
Press.
Sudarmadji,S.,1984. Prosedur Analisa Untuk Bahan Makanan dan Pertanian.
Edisi Ketiga.Yogyakarta: Liberty
-
5/19/2018 Karbohidrat
13/13
Sudarmadji, Slamet.1996.Analisa Bahan Makanan dan Pertanian.Yogyakarta
:Liberty.
Suhardi. 1997.Analisa Kualitatif dan Kuantitatif Karbohidrat Bahan Makanan
dan Hasil Pertanian . Yogyakarta :UGM Press.
Susanto, Wahono H. dan Setyohadi, Bagus R. 2011. Pengaruh Varietas Apel
(Malus sylvestris) dan Lama Fermentasi oleh Khamir Saccharomyces
Cerivisiae Sebagai Perlakuan Pra-Pengolahan Terhadap Karakteristik
Sirup. Malang : Universitas Brawijaya. Jurnal Teknologi Pertanian Vol. 12
No. 3.