Jurnal Pendidikan MIPA, Vol. 5. No. 2, Jul Des 2015 ISSN: 2088 … · 2016. 6. 18. · Jurnal...

206
Jurnal Pendidikan MIPA, Vol. 5. No. 2, Jul – Des 2015 ISSN: 2088-0294 i

Transcript of Jurnal Pendidikan MIPA, Vol. 5. No. 2, Jul Des 2015 ISSN: 2088 … · 2016. 6. 18. · Jurnal...

  • Jurnal Pendidikan MIPA, Vol. 5. No. 2, Jul – Des 2015 ISSN: 2088-0294

    i

  • Jurnal Pendidikan MIPA, Vol. 5. No. 2, Jul – Des 2015 ISSN: 2088-0294

    ii

    JURNAL PENDIDIKAN MIPA

    SUSUNAN REDAKSI

    Pelindung dan Penasehat

    Drs. H. Sudirman Ismail, M.Si. Ketua STKIP Taman Siswa Bima

    Dr. Ibnu Khaldun, M.Si. Pelaksana Harian STKIP Taman Siswa Bima

    Penganggung Jawab

    Syarifuddin, S.Pd., M.Pd. Ketua LPPM STKIP Taman Siswa Bima

    Ketua Penyunting

    Mariamah, M.Pd.

    Sekretaris Penyunting

    Asriyadin, M.Pd.

    Penyunting Pelaksana

    Syarifuddin.S.Si, M.Pd.

    Yus’iran, M.Pd.

    Muliana, M.Pd.

    Muliansani, M.Kom

    Penyunting Ahli (Mitra Bestari)

    Prof. Dra. Herawati Susilo, M.Sc., Ph.D. Universitas Negeri Malang

    Prof. Dr. Agil Alidrus, M.Pd. Universitas Mataram

    Dr. Amran Amir, M.Pd. STKIP Bima

    Dr. Syahruddin, M.Si.

    Bendahara

    Nanang Diana, M.Pd.

    Alamat Redaksi

    Redaksi Jurnal Pendidikan MIPA

    LPPM STKIP Taman Siswa Bima

    Jln. Lintas Bima – Tente Palibelo. Tlp (0374) 42891

    Email: [email protected]

    Jurnal Pendidikan MIPA STKIP Taman Siswa Bima, terbit 2 kali setahun dengan

    edisi Januari – Juni dan Juli - Desember. Sebagai media informasi, pemikiran dan

    hasil penelitian yang berkaitan dengan pendidikan Matematika dan ilmu

    Pengetahuan Alam.

    mailto:[email protected]

  • Jurnal Pendidikan MIPA, Vol. 5. No. 2, Jul – Des 2015 ISSN: 2088-0294

    iii

    JURNAL PENDIDIKAN MIPA

    Volume 5 no 2, Juli - Desember 2015

    ISSN : 2088-0294

    DAFTAR ISI

    Pengembangan Buku Ajar Mata Kuliah Teori Bilangan pada

    Mahasiswa Semester III Jurusan Pendidikan Matematika STKIP

    Taman Siswa Bima Tahun Akademik 2014/2015

    Mariamah & Nanang Diana

    1 – 12

    Efektivitas Penggunaan Media pembelajaran E-learning pada

    Pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi terhadap Hasil

    Belajar Siswa kelas x SMK Negeri 2 Makassar.

    Hardiansyah

    13 – 21

    Studi Pelaksanaan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (Ktsp) di

    SMK Negeri 5 Makassar

    Muliana

    22 – 32

    Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keterampilan Elektronika Siswa

    SMK 2 Kota Bima

    Nur Fitrianingsih

    33 – 46

    Meningkatkan Kemandirian dan Motivasi Belajar Mahasiswa

    Melalui Metode Pemberian Tugas Berbantuan Internet Matakuliah

    Strategi Belajar Mengajar

    Syarifuddin & Mikrayanti

    47 - 58

    Optimalisasi Solusi Interaktif Penyembuhan Islami Berdasarkan

    Diagnosa Tiga Indera Dengan Strategi Forward Chaining

    Menggunakan Algoritma Fuzzy

    Ita Fitriati

    59 - 71

    Keefektifan Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD-PS dengan Tipe

    Jigsaw-PS ditinjau dari Motivasi Belajar, Kemampuan

    Interpersonal dan Prestasi Belajar Matematika

    Muhammad Yusuf

    72 – 89

    Penerapan Metode Drill dengan Teknik Evaluasi Olimpiade

    Matematika untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar

    Matematika Siswa pada Kelas VII SMPN I Bolo

    Adi Apriadi Adiansha

    90–102

    Optimasi Model Pembelajaran Berbasis E-Learning dengan

    Dropbox dalam Proses Kegiatan Belajar Mengajar

    Muliansani

  • Jurnal Pendidikan MIPA, Vol. 5. No. 2, Jul – Des 2015 ISSN: 2088-0294

    iv

    Penerapan pendekatan pengulangan auditori kemampuan berpikir

    (pakb) untuk meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar siswa

    Arif Rahman

    Peningkatan Motivasi dan Aktivitas Belajar Biologi Siswa melalui

    Problem Based Laerning (PBL) dengan Metode Eksplorasi pada

    Materi Pokok Keanekaragaman Hayati untuk Siswa Kelas X di

    SMA N 1 Godean Sleman Yogyakarta Tahun Ajaran 2009/2010

    Sri Lastuti

    Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Tgt (Team Games

    Tournamen) dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa pada

    Pokok Bahasan Bentuk Pangkat Siswa Kelas X3 Man 3 Bima

    Tahun Pelajaran 2013/2014

    Syarifuddin & Dirman

    Penerapan Pendekatan Pembelajaran Matematika Realistik (PMR)

    untuk Meningkatkan Penguasaan Materi Bilangan Pecahan Siswa

    Kelas VIID SMP Negeri 8 Kota Bima Tahun Pelajaran 2013/2014

    H. Gunawan & Agung wirawan

    Penerapan Model Accelerated Learning untuk Meningkatkan

    Motivasi Belajar Siswa Kelas X4 SMAN 3 Kota Bima Tahun

    Pelajaran 2012/2013

    Haryono & Susyantri

    103 - 113

    Pengaruh Model Kooperatif Tipe Teams Games Tournaments

    (TGT) terhadap Hasil Belajar IPA Fisika pada Siswa Kelas IX SMP

    Negeri 14 Kota Bima Tahun Pelajaran 2015/2016

    Endang Susilawati & Ema Susanti

    Efektifitas Moving Class dalam Peningkatan Prestasi Belajar Fisika

    Asriyadin

    Penerapan Pendekatan Pembelajaran Kontekstual Berbasis

    Questioning dalam Meningkatkan Hasil Belajar Fisika Siswa Kelas

    XI IPA SMA Negeri 3 Woja Tahun Pelajaran 2013/2014

    Yus’iran & Baris V R

    Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Fisika Materi Pokok Kalor

    Dengan Pendekatan Ctl (Contextual Teaching And Learning) Pada

    Siswa Kelas Vii4 Smp Negeri 1 Kota Bima Tahun Pelajaran

    2014/2015

    Lis Herlina

  • Jurnal Pendidikan MIPA, Vol. 5. No. 2, Jul – Des 2015 ISSN: 2088-0294

    1

    PENGEMBANGAN BUKU AJAR MATA KULIAH TEORI BILANGAN PADA

    MAHASISWA SEMESTER III JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA

    STKIP TAMAN SISWA BIMATAHUN AKADEMIK 2014/2015

    Mariamah & Nanang Diana

    Dosen STKIP Taman Siswa Bima

    [email protected]

    Abstrak

    Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah untuk menghasilkan bahan

    ajar berupa buku ajar mata kuliah teori bilang yang valid, untuk mahasiswa jurusan

    pendidikan matematika di STKIP Taman Siswa Bima.

    Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Development research).

    Penelitian ini difokuskan pada pengembangan bahan ajar teori bilangan untuk

    meningkatkan prestasi belajar mahasiswa. langkah-langkah yang seharusnya ditempuh

    dalam penelitian pengembangan (research and development) meliputi: (1) studi

    pendahuluan, (2) perencanaan, (3) pengembangan model hipotetik, (4) penelaahan

    model hipotetik, (5) revisi, (6) uji coba terbatas, (7) revisi hasil uji coba, (8) uji coba

    lebih luas, (9) revisi model akhir, dan (10) diseminasi dan sosialisasi. Instrumen untuk

    Mengukur Kevalidan antara lain Lembar validasi penyajian materi 2) Lembar Validasi

    bahasa 3) Lembar validasi kesuaian materi dengan kurikulum. Instrumen untuk

    Mengukur Kepraktisan :1) Angket Penilaian teman sejawat, 2) Angket Respons

    mahasiswa. Analisis data untuk mengrtahui tingkat kevalidan dan kepratisan

    menggunakan kategori syaifuddin Azwar.

    Hasil penelitin ini untuk aspek kemenarikan berkategori tinggi dan indikator

    kejelasan, kesesuaian, dan ketepatan berkategori sangat tinggi. Dapat disimpulkan

    berdasarkan tinjauan dan penilaian ahli materi teori bilangan dan mahasiswa (melalui

    uji coba kelompok kecil, uji coba kelompok besar) bahwa pengembangan buku ajar

    teori bilangan pada mahasiswa jurusan pendidikan matematika di STKIP Taman Siswa

    Bima layak digunakan sebagai sumber belajar menurut respon dosen dan mahasiswa

    dalam proses pembelajaran.

    Kata kunci: buku ajar, teori bilangan

    PENDAHULUAN

    Teori bilangan merupakan mata kuliah yang membahas tentang sifat-sifat

    bilangan bulat serta relasi didalamnya, PBB, KPK, bilangan prima, modulo, keterbagian

    dan kekongruenan. Materi-materi yang dibahas dalam teori bilangan ini merupakan

    materi yang sangat dibutuhkan untuk mata kuliah lain dan sangat besar penerapannya

    dalam kehidupan sehari-hari.

    Buku mata kuliah teori bilangan tersebar diberbagai literatur seperti buku teks

    karangan Indonesia, buku teks karangan asing, makalah, dan sumber elekstronik seperti

    dalam internet sehingga dari berbaigai sumber ini dapat saling melengkapi. Hal ini juga

    mengakibatkan mahasiswa kesulitan untuk mengumpulkan buku perkuliahan. Meskipun

    semua sumber tersebut saling melengkapi, namun seorang mahasiswa tidak mungkin

    memiliki atau memperoleh seluruh materi tersebut. Kondisi seperti ini menyebabkan

    mahasiswa menjadi sangat tergantung kepada dosen, sehingga proses pembelajaran di

    kelas menjadi kurang efektif. Dosen menjadi satu-satunya sumber belajar, mahasiswa

    mailto:[email protected]

  • Jurnal Pendidikan MIPA, Vol. 5. No. 2, Jul – Des 2015 ISSN: 2088-0294

    2

    cen-derung hanya mendengarkan, akibatnya terlalu banyak waktu yang tersita oleh

    dosen untuk menjelaskan materi, sehingga kesempatan untuk membimbing mahasiswa

    dalam proses pembelajaran hampir tidak dapat dilaksanakan. Oleh karena itu, materi-

    materi tersebut perlu dihimpun oleh dosen pengampu mata kuliah untuk menjadi bahan

    ajar, kesemua hal di atas berdasarkan pengamatn peneliti saat mengajar pada mata

    kuliah teori bilangan. Dengan demikian, mahasiswa akan mempunyai sebuah pegangan

    pokok bahan ajar yang dapat digunakan untuk belajar secara mandiri,sementara sumber-

    sumber lain dapat digunakan untuk pengayaan.

    Buku ajar yang akan dikembangkan ini akan berbeda dengan buku-buku yang lain

    seperti urian contoh yang dijabarkan secara sederhana, skope materi tidak terlalu

    meluas, hanya dibatasi pada lima bab yang terdiri dari materi bilangan bulat, induksi

    matematika, keterbagian, kongruensi dan bab terahir tentang FPB dan KPK. Materi

    yang ditentukan ini berdasarkan hasil analisis kemampuan mahasiswa. Selain buku yang

    dikembangkan ini, bagi mahasiswa yang berinisisatif mencarai sumber lain, tidak

    dibatasi dan dapat menggunakan buku-buku lain sebagai referensi belajar.

    Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) nomor 41 tahun 2007 tentang

    Standar Proses, yang antara lain mengatur tentang perencanaan proses pembelajaran

    yang mensyaratkan bagi pendidik salah satunya adalah dosen untuk mengembangkan

    perangkat pembelajaran. Pendidik diharapkan mampu mengembangkan materi

    pembelajaran dengan buku ajar sebagai salah satu sumber belajar yang merupakan

    elemen dalam RPP. Buku ajar merupakan bagian yang penting dalam pelaksanaan

    pendidikan. Dengan adanya buku ajar dosen akan lebih mudah dalam melaksanakan

    pembelajaran dan mahasiswa akan lebih terbantu dan mudah dalam belajar (Depdiknas,

    2007)

    Menurut Badan Standar Nasional (BSNP) tahun 2006 bahwa buku ajar yang baik

    tentunya memiliki syarat antara lain: kesesuain isi dengan kurikukum, keterbacaa,

    penyajian materi dan kemudahan untuk dipahami oleh mahasiswa.

    Buku ajar merupakan salah bentuk media instruksional yang dapat digunakan

    dalam proses pembelajaran. Kemp dan Dayton mengidentifikasi manfaat penggunaan

    media instruksional dalam proses pembelajaran, yaitu: (1) Penyampaian materi

    perkuliahan dapat diseragamkan, (2) Proses instruksional menjadi lebih menarik, (3)

    Proses belajar mahasiswa menjadi lebih interaktif, (4) Jumlah waktu belajar-mengajar

    dapat dikurangi, (5) Kualitas belajar mahasiswa dapat ditingkatkan, (6) Proses belajar

    dapat terjadi di mana saja dan kapan saja, (7) Sikap positif mahasiswa terhadap buku

    belajar maupun terhadap proses belajar itu sendiri dapat ditingkatkan, dan (8) Peran

    dosen dapat berubah ke arah yang lebih positif (Trisnaningsih, 2007:3).

    Dari uraian di atas, tentunya sangat diperlukan untuk mengembangkan buku ajar

    agar nantinya mempermudah mahasiswa dalam proses pembelajaran, harapan agar

    pemahaman mahasiswa dapat ditingkatkan.

    Buku ajar merupakan buku atau materi pembelajaran yang disusun secara

    sistematis yang digunakan Guru dan siswa dalam KBM (Depdiknad, 2008: 3). Buku

    dapat dijadikan pegangan pembelajaran yang digunakan untuk menyajikan materi

    (Rusyana dalam Suharyadi, dkk, 2003: 2).

    Menurut National Center for Vocational Education Research Ltd/National Center

    for Competency Based Training(Danu Aji Nugraha, dkk, 2013: 1), bahan ajar adalah

    segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu guru/ instruktur dalam

    melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas.

    Lebih lanjut disebutkan bahwa buku ajar berfungsi sebagai: 1) Pedoman bagi

    Pengajar yang akan mengarahkan semua aktivitasnya dalam proses pembelajaran,

    sekaligus merupakan substansi kompetensi yang seharusnya diajarkan kepada siswa. 2)

  • Jurnal Pendidikan MIPA, Vol. 5. No. 2, Jul – Des 2015 ISSN: 2088-0294

    3

    Pedoman bagi Siswa atau mahasiswa yang akan mengarahkan semua aktivitasnya dalam

    proses pembelajaran, sekaligus merupakan substansi kompetensi yang seharusnya

    dipelajari/dikuasainya. 3) Alat evaluasi pencapaian/penguasaan hasil pembelajaran.

    Sebuah buku ajar paling tidak mencakup antara lain : 1) Petunjuk belajar

    (Petunjuk siswa/guru), 2) Kompetensi yang akan dicapai, 3) Content atau isi materi

    pembelajaran, 4) Informasi pendukung, 5) Latihan-latihan, 6) Petunjuk kerja, dapat

    berupa Lembar Kerja (LK), 7) Evaluasi, 8) Respon atau balikan terhadap hasil

    evaluasi(Depdiknas, 2008: 5).

    Menurut BSN (Suharyadi, dkk, 2003: 2) bahwa buku ajar yang baik harus

    memenuhi kriteria penilaian yang meliputi aspek kesesuaian isi dengan kurikulum,

    penyajian materi, aspek keterbacaan, dan aspek kemudahan.

    Saleh Haji (2011: 2) menyatakan bahwa kualitas bahan ajar yang terdiri atas 3

    bagian, yaitu kualitas dari aspek materi, kualitas dari aspek penyajian, dan kualitas dari

    aspek keterbacaan.Buku ajar disusun dengan tujuan: a) Menyediakan buku ajar yang

    sesuai dengan tuntutan kurikulum dengan mempertimbangkan kebutuhan mahasiswa,

    yakni buku ajar yang sesuai dengan karakteristik dan setting atau lingkungan sosial

    mahasiswa, b) Membantu mahasiswa dalam memperoleh alternatif buku ajar di samping

    buku-buku teks yang terkadang sulit diperoleh. c) Memudahkan pengajar dalam

    melaksanakan pembelajaran.

    Ada sejumlah manfaat yang dapat diperoleh apabila seorang pengajar

    mengembangkan buku ajar sendiri, yakni antara lain; pertama, diperoleh buku ajar yang

    sesuai tuntutan kurikulum dan sesuai dengan kebutuhan belajar mahasiswa, kedua, tidak

    lagi tergantung kepada buku teks yang terkadang sulit untuk diperoleh, ketiga, buku ajar

    menjadi labih kaya karena dikembangkan dengan menggunakan berbagai referensi,

    keempat, menambah khasanah pengetahuan dan pengalaman pengajar dalam menulis

    buku ajar, kelima, buku ajar akan mampu membangun komunikasi pembelajaran yang

    efektif antara pengajar/Guru dengan mahasiswa karena mahasiswa akan merasa lebih

    percaya kepada gurunya.

    Di samping itu, guru juga dapat memperoleh manfaat lain, misalnya tulisan

    tersebut dapat diajukan untuk menambah angka kredit ataupun dikumpulkan menjadi

    buku dan diterbitkan.Dengan tersedianya buku ajar yang bervariasi, maka

    mahasiswaakan mendapatkan manfaat yaitu, kegiatan pembelajaran menjadi lebih

    menarik. mahasiswaakan lebih banyak mendapatkan kesempatan untuk belajar secara

    mandiri dan mengurangi ketergantungan terhadap kehadiran guru. mahasiswa juga

    akan mendapatkan kemudahan dalam mempelajari setiap kompetensi yang harus

    dikuasainya.

    Mila Anggela, dkk (2013: 2) Buku ajar sangat bermanfaat digunakan dalam

    pembelajaran, adapun manfaat buku ajar antara lain: 1) Dapat mempercepat

    pembahasan bahan kajian. 2)Siswa dapat mempelajari bahan kajian yang akan diajarkan

    lebih awal. 3)Dalam buku ajar dapat juga disisipkan latihanlatihan yang harus

    dikerjakan siswa yang berorientasi masalah kontekstual. 4) Soal dapat dibuat

    berdasarkan buku ajar sehingga penilaiannya lebih fair sesuai kemampuan siswa.

    5)Dengan adanya buku ajar, teori yang disampaikan guru yang belum dapat dipahami di

    kelas, siswa dapat mempelajari kembali dari buku ajar tersebut. 6)Dengan adanya buku

    ajar, jika ada tugas yang harus dikerjakan di rumah siswa sudah memiliki salah satu

    referensi untuk mengerjakannya

    Pengembangan buku ajar hendaklah memperhatikan prinsisp-prinsip

    pembelajaran. Di antara prinsip pembelajaran tersebut adalah: 1) Mulai dari yang

    mudah untuk memahami yang sulit, dari yang kongkret untuk memahami yang abstrak,

    Mahasiswaakan lebih mudah memahami suatu konsep tertentu apabila penjelasan

  • Jurnal Pendidikan MIPA, Vol. 5. No. 2, Jul – Des 2015 ISSN: 2088-0294

    4

    dimulai dari yang mudah atau sesuatu yang kongkret, sesuatu yang nyata ada di

    lingkungan mereka. Misalnya untuk menjelaskan konsep pasar, maka mulailah

    mahasiswa diajak untuk berbicara tentang pasar yang terdapat di tempat mereka tinggal.

    Setelah itu, kita bisa membawa mereka untuk berbicara tentang berbagai jenis pasar

    lainnya. 2) Pengulangan akan memperkuat pemahaman. Dalam pembelajaran,

    pengulangan sangat diperlukan agar mahasiswa lebih memahami suatu konsep. Dalam

    prinsip ini kita sering mendengar pepatah yang mengatakan bahwa 5 x 2 lebih baik

    daripada 2 x 5. Artinya, walaupun maksudnya sama, sesuatu informasi yang diulang-

    ulang, akan lebih berbekas pada ingatan. Namun pengulangan dalam penulisan buku

    belajar harus disajikan secara tepat dan bervariasi sehingga tidak membosankan. c)

    Umpan balik positif akan memberikan penguatan terhadap pemahaman Mahasiswa, d)

    Motivasi belajar yang tinggi merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan belajar.

    Seorang mahasiswayang memiliki motivasi belajar tinggi akan lebih berhasil dalam

    belajar. Untuk itu, maka salah satu tugas guru/pengajar dalam melaksanakan

    pembelajaran adalah memberikan dorongan (motivasi) agar mahasiswa mau belajar.

    Banyak cara untuk memberikan motivasi, antara lain dengan memberikan pujian,

    memberikan harapan, menjelas tujuan dan manfaat, memberi contoh, ataupun

    menceritakan sesuatu yang membuat siswa senang belajar, dll. d) Mencapai tujuan

    ibarat naik tangga, setahap demi setahap, akhirnya akan mencapai ketinggian

    tertentu.Pembelajaran adalah suatu proses yang bertahap dan berkelanjutan. Untuk

    mencapai suatu standard kompetensi yang tinggi, perlu dibuatkan tujuan-tujuan antara.

    Ibarat anak tangga, semakin lebar anak tangga semakin sulit kita melangkah, namun

    juga anak tangga yang terlalu kecil terlampau mudah melewatinya. Untuk itu, maka

    pengajar perlu menyusun anak tangga tujuan pembelajaran secara pas, sesuai dengan

    karakteristik mahasiswa. Dalam buku ajar, anak tangga tersebut dirumuskan dalam

    bentuk indikator-indikator kompetensi. e) Mengetahui hasil yang telah dicapai akan

    mendorong mahasiswa untuk terus mencapai tujuan. Ibarat menempuh perjalanan jauh,

    untuk mencapai kota yang dituju, sepanjang perjalanan kita akan melewati kota-kota

    lain. Kita akan senang apabila pemandu perjalanan kita memberitahukan setiap kota

    yang dilewati, sehingga kita menjadi tahu sudah sampai di mana dan berapa jauh lagi

    kita akan berjalan. Demikian pula dalam proses pembelajaran, guru ibarat pemandu

    perjalanan. Pemandu perjalanan yang baik, akan memberitahukan kota tujuan akhir

    yang ingin dicapai, bagaimana cara mencapainya, kota-kota apa saja yang akan dilewati,

    dan memberitahukan pula sudah sampai di mana dan berapa jauh lagi perjalanan.

    Dengan demikian, semua peserta dapat mencapai kota tujuan dengan selamat. Dalam

    pembelajaran, setiap anak akan mencapai tujuan tersebut dengan kecepatannya sendiri,

    namun mereka semua akan sampai kepada tujuan meskipun dengan waktu yang

    berbeda-beda. Inilah sebagian dari prinsip belajar tuntas.

    METODE PENELITIAN

    Model PengembanganPenelitian ini merupakan penelitian pengembangan

    (Development research). Menurut Borg dan Gall (1983: 772), penelitian pengembangan

    adalahsuatu proses yang digunakan untuk mengembangkan atau memvalidasi produk-

    produkyang digunakan dalam pendidikan dan pembelajaran. Penelitianpengembangan

    menurut Gay (1981: 10) bukan untuk menguji teori tetapimengembangkan secara efektif

    produk yang digunakan di sekolah. Selanjutnya menurut (Borg and Gall, 2003: 271)

    langkah-langkah yang seharusnya ditempuh dalam penelitian pengembangan (research

    and development) meliputi: (1) studi pendahuluan, (2) perencanaan, (3) pengembangan

    prodak, (4) validasi ahli, (5) revisi, (6) uji coba terbatas, (7) revisi hasil uji coba, (8) uji

  • Jurnal Pendidikan MIPA, Vol. 5. No. 2, Jul – Des 2015 ISSN: 2088-0294

    5

    coba lebih luas, (9) revisi model akhir, dan (10) diseminasi dan sosialisasi. Namun

    Model penelitian dan pengembangan Borg dan Gall ini penerapannya dalam

    pengembangan buku ajar teri bilangan pada mahasiswa semester III di STKIP Taman

    Siswa Bima dilaksanakan sampai pada tahap diseminasi dan implementasi produk.

    Instrumen untuk mengukur kejelasan, kesesuaian, kemenarikan dan ketepatan isi

    buku digunakan instrumen yang berupa angket. Angket diberikan kepada ahli materi

    dan mahasiswa. Analisis hasil angket dari uji kevalidan ahli dan angket hasil uji coba

    prodak, akan dianalisis menggunakan kategori menurut Syaifuddin Azwar berikit ini.

    Tabel 01. Kriteria kevalidan buku teori bilangan Interval Kriteria

    Mi+1,5Si

  • Jurnal Pendidikan MIPA, Vol. 5. No. 2, Jul – Des 2015 ISSN: 2088-0294

    6

    Kemenarikan 3,10,12,17 3 3 3 3 - 12 3

    Ketepatan 5,11,14,15,16 3 3 3 3 3 3 3

    b. Data Hasil Uji Coba Kelompok Kecil Data uji coba kelompok kecil diberikan kepada 2 orang mahasiswa jurusan

    matematika. Adapun data yang diperoleh dari hasil uji coba tersebut dapat dilihat

    dalam tabel berikut ini:

    Tabel 03. Data Hasil uji coba kelompok kecil Mahasiswa Indikator No angket Skor Total X

    I

    Kejelasan 1, 8, & 13 4 3,6 3,4 11 3,7

    Kesesuaian 2,4,6,7,9 4 4 3 3 3,2 17,2 3,4

    Kemenarikan 3,10,12,17 3 3,2 3,6 3 12,8 3,1

    Ketepatan 5,11,14,15,16 3 3,6 3,2 4 4 17,8 3,56

    II

    Kejelasan 1, 8, & 13 4 3,8 3,4 11,2 3,73

    Kesesuaian 2,4,6,7,9 4 4 4 3 3,4 18,4 3,68

    Kemenarikan 3,10,12,17 3 3 3,8 3 12,8 3,2

    Ketepatan 5,11,14,15,16 3 4 3 3 4 17 3,4

    c. Data Hasil Uji Coba Produk pada kelompok besar Data uji coba kelompok besar diberikan kepada lima orang mahasiswa. Data

    tersebut dapat dilihat dalam tabel berikut ini:

    Tabel. 04. Hasil uji coba kelompok besar Mahasiswa INDIKATOR No angket Skor Total X

    I

    Kejelasan 1, 8, & 13 2 3,2 3,4 8,6 2,8

    Kesesuaian 2,4,6,7,9 3 3 3 3 3,6 15,5 3,12

    Kemenarikan 3,10,12,17 3 3,6 3,6 3 13,5 3,4

    Ketepatan 5,11,14,15,16 3 3,6 3,2 3 3 15,8 3,16

    II

    Kejelasan 1, 8, & 13 2 4 2,6 8,6 2,8

    Kesesuaian 2,4,6,7,9 4 4 4 4 3 19 3,8

    Kemenarikan 3,10,12,17 2 3 3,6 3 11,6 2,9

    Ketepatan 5,11,14,15,16 3 3,6 3 4 4 17,6 3,52

    III

    Kejelasan 1, 8, & 13 4 4 3,4 11,4 3,8

    Kesesuaian 2,4,6,7,9 4 4 4 4 4 20 4

    Kemenarikan 3,10,12,17 3 3 3 3 12 3

    Ketepatan 5,11,14,15,16 3 3,6 3 4 3 16,6 3,32

    IV Kejelasan 1, 8, & 13 1 3,2 3 7,2 2,4

    Kesesuaian 2,4,6,7,9 3 3 3 3 3,4 15,4 3,08

    Kemenarikan 3,10,12,17 3 3 3 3 12 3

    Ketepatan 5,11,14,15,16 3 3 3 3 4 16 3,2

    IV Kejelasan 1, 8, & 13 3 3 3 9 3

    Kesesuaian 2,4,6,7,9 4 4 4 4 3 19 3,8

    Kemenarikan 3,10,12,17 4 4 4 4 16 4

    Ketepatan 5,11,14,15,16 3 3 3 3 3 15 3

    Analisis Data

    Berdasarkan tabel penyajian data, maka dalam bagian ini dapat diuraikan

    análisis data, yang diperoleh dari teman sejawat (uji coba kelompok kecil, uji coba

    kelompok besar).

    1. Analisis Data Hasil Evaluasi Ahli Berikut ini análisis data yang dilakukan berdasarkan data hasil evaluasi dari

    teman sejawat, dari aspek-aspek tersebut dapat dideskripsikan pada tabel berikut:

    Tabel. 05. Hasil analisis evaluasi ahli Ahli INDIKATOR Interval Kategori

    I

    Kejelasan 3,25 < 4 ≤ 4 Sangat tinggi

    Kesesuaian 3,25 < 3,6 ≤ 4 Sangat tinggi

    Kemenarikan 3,25 < 3,5 ≤ 4 Sangat tinggi

    Ketepatan 3,25 < 3,75≤ 4 Sangat tinggi

    Kejelasan 3,25 < 3,6 ≤ 4 Sangat tinggi

  • Jurnal Pendidikan MIPA, Vol. 5. No. 2, Jul – Des 2015 ISSN: 2088-0294

    7

    II Kesesuaian 3,25 < 3,4 ≤ 4 Sangat tinggi

    Kemenarikan 3,25 < 3 ≤ 4 Sangat tinggi

    Ketepatan 3,25 < 3≤ 4 Sangat tinggi

    Berdasarkan tabel di atas bahwa hasil analisis ahli diperoleh data dari empat

    indikator yakni kejelasan, kesesuaian, kemenarikan, dan ketepatan isi buku diperoleh

    kategori sangat tinggi kevalidannya.

    2. Analisis Data Hasil Uji Coba Kelompok Kecil Berikut ini análisis data yang dilakukan berdasarkan data hasil evaluasi dari

    mahasiswa pada uji kelompok kecil, dari aspek-aspek tersebut dapat dideskripsikan

    pada tabel 06 persentase análisis data uji kelompok kecil.

    Tabel. 06. Hasil analisis uji coba kelompok kecil Mahasiswa INDIKATOR Interval Kategori

    I

    Kejelasan 3,25 < 3,7 ≤ 4 Sangat tinggi

    Kesesuaian 3,25 < 3,4 ≤ 4 Sangat tinggi

    Kemenarikan 2,75< 3,1 ≤ 3,25 Tinggi

    Ketepatan 3,25 < 3,56≤ 4 Sangat tinggi

    II

    Kejelasan 3,25 < 3,73 ≤ 4 Sangat tinggi

    Kesesuaian 3,25 < 3,65 ≤ 4 Sangat tinggi

    Kemenarikan 2,75 < 3,2 ≤ 3,25 Tinggi

    Ketepatan 3,25 < 3,4 ≤ 4 Sangat tinggi

    Dari hasil uji coba kelompok kecil, untuk indikator kemenarikan tampilan

    berkategori tinggi dan indikator lainnya berkategori sangat tinggi

    3. Analisis Data Hasil Uji Coba Kelompok besar Hasil analisis data uji coba skala besar yang diberikan kepada 5 orang

    mahasiswa dapat dilihat pada tabel 07 berikut ini:

    Tabel. 07. Hasil analisis uji coba kelompok besar Mahasiswa INDIKATOR Interval Kategori

    I

    Kejelasan 2,75< 2,86 ≤ 3,25 Tinggi

    Kesesuaian 3,25 < 3,12 ≤ 4 Sangat tinggi

    Kemenarikan 3,25 < 3,38 ≤ 4 Sangat tinggi

    Ketepatan 3,25 < 3,16≤ 4 Sangat tinggi

    II

    Kejelasan 2,75 < 3,8 ≤ 3,25 Tinggi

    Kesesuaian 3,25 < 3,8 ≤ 4 Sangat tinggi

    Kemenarikan 2,75 < 2,9 ≤ 3,25 Tinggi

    Ketepatan 3,25 < 3,52 ≤ 4 Sangat tinggi

    III Kejelasan 3,25 < 3,8 ≤ 4 Sangat Tinggi

    Kesesuaian 3,25 < 4 ≤ 4 Sangat tinggi

    Kemenarikan 2,75 < 3 ≤ 3,25 Tinggi

    Ketepatan 3,25 < 3,32 ≤ 4 Sangat tinggi

    IV Kejelasan 2,25< 2,4 ≤ 2,75 Sedang

    Kesesuaian 2,75 < 3,08 ≤ 3,25 Tinggi

    Kemenarikan 2,75 < 3 ≤ 3,25 Tinggi

    Ketepatan 2,75 < 3,2 ≤ 3,25 Tinggi

    V Kejelasan 2,75 < 3,8 ≤ 3,25 tinggi

    Kesesuaian 3,25 < 3,32 ≤ 4 Sangat tinggi

    Kemenarikan 3,25 < 4 ≤ 4 Sangat tinggi

    Ketepatan 2,75 < 3 ≤ 3,25 Tinggi

    Dari hasil uji coba kelompok besar di atas, terlihat masih banyak kekurangan-

    kekurangan terutaman pada kejelasan dan kemenarikan tampilan kover buku,

    penulisan angka-angka dan warna gambar pada kover. Penampilan contoh soal.

    Revisi Produk

    Berdasarkan data yang telah dikumpulkan dari hasil analisis para ahli, ada

    beberapa bagian produk yang perlu direvisi. Hal ini dilakukan untuk memaksimalkan

    buku ajar teori bilangan. Berikut akan diuraikan revisi tahap I dan revisi tahap II

  • Jurnal Pendidikan MIPA, Vol. 5. No. 2, Jul – Des 2015 ISSN: 2088-0294

    8

    1. Revisi tahap I Revisi tahap ini dilakukan setelah mendapatkan masukan dan saran dari teman

    sejawat. Data yang diperoleh digunakan sebagai dasar dalam melakukan revisi pada

    tahap selanjutnya yaitu uji coba kelompok kecil.

    Adapaun saran dan masukan dari ahli/teman sejawat yang sebagai berikut:

    a) Kover buku terlalu ramai dan angka-angka yang terlalu besar tampilannya. b) Warna dasar kover buku jangan senada dengan warna angka, sehingga

    tampilannya tampak jelas.

    c) Penyelesaian soal lebih diperhatikan lagi d) Tata tulis diperhatikan kembali e) Lengkapi daftar pustaka

    Masukan mahasiswa dari hasil uji coba kelompok kecil antara lain:

    a) Tampilan kover belum bagus dan usahakan menggunakan warna yang terang b) Warna dasar kover buku jangan senada dengan warna angka, sehingga

    tampilannya tampak jelas

    c) Contoh soal pada bab II kurang jelas 2. Revisi Tahap II

    Pada tahap kedua, adapun bagian yang direvisi berdasarkan masukan dari uji

    coba kelompok besar yaitu melengkapi halaman untuk bagian daftar isi dan lengkapi

    daftar pustaka

    PEMBAHASAN

    Penelitian ini berawal dari permasalahan dan analisis kebutuhan, yang dilakukan

    pada mahasiswa jurusan pendidikan matematika di STKIP Taman Siswa Bima melalui

    observasi yang kemudian melakukan pengkajian. Selanjutnya peneliti merencanakan

    dan menetapkan tujuan yang dilanjutkan dengan membuat produk awal. Penelitian yang

    dilakukan setelah direvisi perlu dikaji atas dasar evaluasi dua ahli dan uji coba lapangan

    skala kecil dan uji coba lapangan skala besar. Berdasarkan data dari evaluasi ahli materi

    teori bilangan terdapat beberapa revisi terhadap produk yang dikembangkan, antara lain:

    1) Kover buku terlalu ramai dan angka-angka yang terlalu besar tampilannya, 2) Warna

    dasar kover buku jangan senada dengan warna angka, sehingga tampilannya tampak

    jelas, 3) Penyelesaian soal lebih diperhatikan lagi, 4) Tata tulis diperhatikan kembali, 5)

    Lengkapi daftar pustaka.

    Hasil uji coba kelompok kecil, terdapat beberapa masukan antara lain: 1)

    Tampilan kover belum bagus dan usahakan menggunakan warna yang terang, 2) Warna

    dasar kover buku jangan senada dengan warna angka, sehingga tampilannya tampak

    jelas, 3) Contoh soal pada bab II kurang jelas. Sedangkan hasil uji coba kelompok besar,

    terdapat masukan antara lain: sesuaikan halaman buku dengan daftar isi dan lengkpi

    daftar pustaka.

    Setelah melakukan revisi sesuai dengan ketentuan di atas, masih terdapat beberapa

    kelemahan pada produk yang dikembangkan antara lain:

    1. Memerlukan adanya evaluasi dan uji coba pada subyek yang lebih besar atau luas. 2. Memerlukan penelitian lebih lanjut tentang efektifitas produk yang dikembangkan. Produk ini selain memiliki kelemahan seperti tersebut di atas, akan tetapi produk ini

    juga memiliki beberapa kelebihan:

    1. Produk ini telah melalui tinjauan dua ahli, sehingga banyak masukan untuk perbaikan produk untuk mencapai tujuan yang diinginkan.

    2. Produk ini dapat digunakan oleh mahasiswa dan dosen pengampu teori bilangan. Untuk mahasiswa dapat dijadikan sebagai sumber belajar tambahan untuk

  • Jurnal Pendidikan MIPA, Vol. 5. No. 2, Jul – Des 2015 ISSN: 2088-0294

    9

    mempermudah dalam pemahaman materi teori bilangan. Untuk dosen pendidikan

    matematika, diharapkan dapat digunakan menjadi referensi tambahan sebagai acuan

    dalam proses perkuliahan.

    PENUTUP

    Setelah dilakukan penelitian dan diperoleh hasilnya, maka dapat disimpulkan

    berdasarkan tinjauan dan penilaian ahli materi teori bilangan dan mahasiswa (melalui

    uji coba kelompok kecil, uji coba kelompok besar) bahwa pengembangan buku ajar

    teori bilangan pada mahasiswa jurusan pendidikan matematika di STKIP Taman Siswa

    Bima layak digunakan sebagai sumber belajar menurut respon guru dan siswa dalam

    proses pembelajaran.

    DAFTAR PUSTAKA

    BSN. (2006). Pandauan Penyususnan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Jenjang

    Pendidikan Dasar Dan Menengah. Jakarta: Depdiknas

    Danu Aji Nugraha, dkk. (2013).Pengembangan Bahan Ajar Reaksi Redoks Bervisi Sets,

    Berorientasi Konstruktivistik. Journal of Innovative Science Education. Program

    Pasca Sarjana Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Semarang

    Indonesia. Diunggah pada tanggal 21 Oktober 2015 dari

    file:///C:/Users/mariamah/Downloads/1289-2486-2-PB.pdf

    Depdiknas . (2007). Peraturan menteri pendidikan nasional republik indonesia nomor

    41, tahun 2007 tentang standar proses untuk satuan Pendidikan Dasar dan

    Menengah.

    Direktorat ManajemenPendidikan Dasar dan Menegah. 2008. Panduan Pengembangan

    Bahan Ajar. Tut Wuri Handayani

    Borg, WR dan Gall, MD. 1983. Educational Research: An Introduction Fourth Edition.

    New York: Longman.

    Ghufron Nur. (2012). Gaya Belajar Kajian Teoritik. Jogjakarta: Pustaka Pelajar.

    Nasution. 1982. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta.

    Mila Anggela, dkk. (2013). Pengembangan Buku Ajar Bermuatan Nilai-Nilai Karakter

    Pada Materi Usaha Dan Momentum Untuk Pembelajaran Fisika Siswa Kelas XI

    SMA. Diunggah pada tanggal 21 Oktober 2015 dari

    http://fisika.fmipa.unp.ac.id/wp-content/uploads/2014/12/File4.pdf

    Nurkencana. 1987. Penyelenggaraan Pendidikan di Sekolah. Jakarta:CV.Citra Pesona.

    Russefendi,ET. 1997. Pengajaran Matematika Modern. CV.Tarsito.

    Rusyana, dkk. 2013. Pengembangan buku ajar berbasis kontekstual pada materi asam

    basa. Jurnal Riset dan praktek pendidikan Kimia Vol.1 No.1 tahun 2013.

    file:///C:/Users/mariamah/Downloads/1289-2486-2-PB.pdfhttp://fisika.fmipa.unp.ac.id/wp-content/uploads/2014/12/File4.pdf

  • Jurnal Pendidikan MIPA, Vol. 5. No. 2, Jul – Des 2015 ISSN: 2088-0294

    10

    Sadam Thaibin, Eny Enawaty dan Ira Lestari. Pengembangan Buku Ajar Ipa Smp

    Dilengkapi Dengan Media Permainan Ular Tangga Chemistry (UTACHI).

    Diunggah pada tanggal 21 Oktober dari

    file:///C:/Users/mariamah/Documents/pengembangan%20buku%20ular%20tangg

    a.pdf.

    Saleh Haji. 2011. Model Bahan Ajar Matematika Smp Berbasis Realistic Mathematics

    Education Untuk Mengembangkan Kemahiran Matematika. Jurnal Exacta, Vol.

    IX No. 1 Juni 2011 . ISSN 1412-3617 Diunggah pada tanggal 21 Oktober 2015

    dari http://repository.unib.ac.id/526/1/07.%20Saleh%20Haji%20Hal.%2045-

    50.pdf

    Sukarman Hery. 1993. Teori Bilangan. Jakarta: Departemen Pendidikan dan

    Kebudayaan.

    Trisnawati.2007. Pengembangan Bahan Ajar Untuk Meningkatkan Pemahaman Materi

    Mata Kuliah Demografi Teknik. Jurnal Ekonomi & Pendidikan, Volume 4 Nomor

    2. Diunggah pada tanggal 12 Oktober 2014 di

    http://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=1&ved=0

    CCIQFjAA&url=http%3A%2F%2Fjournal.uny.ac.id%2Findex.php%2Fjep%2Far

    ticle%2Fdownload%2F607%2F464&ei=UUhIVKjgDMeKuwSM5oCoCw&usg=

    AFQjCNEUZmuDEOoL7LTKO_a-_88N_FKXDg&bvm=bv.77880786,d.c2E

    file:///C:/Users/mariamah/Documents/pengembangan%20buku%20ular%20tangga.pdffile:///C:/Users/mariamah/Documents/pengembangan%20buku%20ular%20tangga.pdf

  • Jurnal Pendidikan MIPA, Vol. 5. No. 2, Jul – Des 2015 ISSN: 2088-0294

    11

    EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN

    E-LEARNING PADA PELAJARAN TEKNOLOGI INFORMASI

    DAN KOMUNIKASI TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS X SMK

    NEGERI 2 MAKASSAR

    Hardiansyah

    Dosen STKIP Taman Siswa Bima

    ABSTRAK

    Penelitian ini bertujuan : (1) untuk mengetahui efektivitas penggunaan media

    pembelajaran E-learningpada pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi terhadap

    hasil belajar siswa Kelas X SMK Negeri 2 Makassar, (2) untuk mengetahui seberapa

    besarkah pengaruh efektifitaspenggunaan E-learninguntuk meningkatkan hasil belajar

    siswa pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi terhadap hasil belajar siswa Kelas

    X SMK Negeri 2 Makassar. (3) Untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang

    mempengaruh efektifitas penggunaan media E-learning terhadap hasil belajar siswa

    Kelas X SMK Negeri 2 Makassar pada pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi.

    Model Penelitian yang digunakan ini adalah penelitian eksperimen dengan sampel

    penelitiannya adalah Program Studi Keahlian Teknik Komputer dan Jaringan SMK

    Negeri 2 Makassar. Adapun desain penelitian yang digunakan adalah pretest-posttest

    control dan eksperimen. Uji beda dilakukan untuk mengukur perbedaan efektivitas

    media pembelajaran E-Learning kelompok eksperimen dan media pembelajaran

    kelompokkontrol berdasarkan hasil belajarnya. Hasil penelitian menemukan bahwa: (1)

    Efektivitas penggunaan media pembelajaran E-Learning lebih tinggi daripada

    menggunakan media pembelajaran konvensional. Hal ini ditunjukkan oleh hasil uji

    hipotesis posttest pada hasil belajar sehingga ‘Efektivitas penggunaan media

    pembelajaran E-Learning lebih tinggi daripada penggunaan media pembelajaran

    konvensional dalam meningkatkan hasil belajar siswa kelas X SMK Negeri 2 Makassar

    pada mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi. (2) Perhitungan nilai gain

    ternormalisasi antara kelas eksperimen tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol. (3)

    Faktor-faktor yang mempengaruh efektifitas penggunaan media E-learning meliputi

    instrumental, materi pelajaran, minat siswa dalam menggunakan media pembelajaran E-

    Learning, fasilitaslaboratorium komputer dan koneksi internet, kemampuan guru

    memanfaatkan teknologi informasi dan faktor motivasi siswa.

    Kata kunci : media pembelajaran, E-Learning, kontrol, hasil belajar.

    PENDAHULUAN

    Perkembangan teknologi saat ini, khususnya pada komputer dan internet telah

    mengubah paradigma masyarakat dalam mencari dan mendapatkan informasi, yang

    tidak lagi terbatas pada informasi surat kabar, audio visual dan elektronik, tetapi juga

    sumber-sumber informasi lainnya yang salah satu diantaranya melalui jaringan internet.

    Salah satu bidang yang mendapatkan dampak yang cukup berarti dengan perkembangan

    teknologi ini adalah bidang pendidikan, dimana pada dasarnya pendidikan merupakan

    suatu proses komunikasi dan informasi dari pendidik kepada peserta didik yang berisi

    informasi-informasi pendidikan, yang memiliki unsur-unsur pendidik sebagai sumber

    informasi. Media sebagai sarana penyajian ide, gagasan dan materi pendidikan serta

    peserta didik itu sendiri, kemudian dinyatakan pula bahwa beberapa bagian unsur ini

  • Jurnal Pendidikan MIPA, Vol. 5. No. 2, Jul – Des 2015 ISSN: 2088-0294

    12

    mendapatkan sentuhan media teknologi informasi, sehingga mencetuskan lahirnya ide

    tentang e-learning.

    Usaha untuk meningkatkan prestasi siswa dapat dilakukan denganmedia

    pembelajaran yang disesuaikan dengan mata pelajaran yang akan disampaikanoleh para

    pendidik. Efektivitas suatu media akan tercapai bila penggunaannya disesuaikan dengan

    karakteristik sasaran. Oleh karena itu, pada saat memilih media, selain memperhatikan

    tujuan yang akan dicapai, juga harus mengetahui secara tepat, siapayang menjadi

    sasaran. Apabila pemilihan media hanya didasarkan pada satu sisi saja tujuan atau

    sasaran, besar kemungkinan fungsi media menjadi kurang efektif.

    Teknologi baru terutama dalam bidang TIK memiliki peran yang semakin

    penting dalam pembelajaran. Banyak orang percaya bahwa multimedia akan dapat

    membawa kita kepada situasi belajar dimana E-learning with effort akan dapat

    digantikan dengan learning with fun. Apalagi dalam pembelajaran orang dewasa,

    learning with effort menjadi hal yang cukup menyulitkan untuk dilaksanakan karena

    berbagai faktor pembatas seperti usia, kemampuan daya tangkap, kemauan berusaha,

    dan lain-lain. Jadi proses pembelajaran yang menyenangkan, kreatif, tidak

    membosankan menjadi pilihan para fasilitator. Jika situasi belajar seperti ini tidak

    tercipta, paling tidak multimediadapat membuat pembelajaran lebih efektif.

    Masalah merupakan bagian pokok dari suatu kegiatan penelitian dimana penulis

    mengajukan pertanyaan terhadap dirinya tentang hal-hal yang akan di cari jawabannya

    melalui kegiatan penelitian

    1. Bagaimana efektivitas penggunaan media pembelajaran E-Learning pada pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi terhadap hasil belajar siswa Kelas X SMK

    Negeri 2 Makassar?

    2. Seberapa besarkah pengaruh efektifitaspenggunaan E-lerning untuk meningkatkan hasil belajar siswa pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi terhadap hasil

    belajar siswa Kelas X SMK Negeri 2 Makassar?

    3. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruh efektifitas penggunaan media E-learning terhadap hasil belajar siswa Kelas X SMK Negeri 2 Makassar pada pelajaran

    Teknologi Informasi dan Komunikasi?

    METODE PENELITIAN

    Jenis dan Lokasi Penelitian

    1. Jenis penelitian Jenis penelitian ini adalah Eksperimen yaitu penelitian yang dilakukan dengan

    memberikan perlakuan (treatment) tertentu terhadap subjek penelitian yang

    bersangkutan dengan menggunakan desain eksperimen Pretest- Posttest Control

    Group Design. Kelompok eksperimen diberikan perlakuan penggunaan media

    pembelajaran E-Learning dan pada kelompok kontrol diberikan perlakuan yang

    diberlakukan di sekolah (Media ceramah oleh guru). Rancangan penentuan sampel

    ini menggunakan teknik Random Sampling, dimana terdapat kelas X SMK Negeri 2

    Makassar, kelas dengan jumlah 60 siswa.

    2. Lokasi penelitian Penelitian ini berlokasi di SMKN 2 Makassar. Penilitian ini berlangsung pada

    bulan Januari sampai Mei Tahun 2015.

    Subjek Penelitian

    Subjek Penelitian adalah siswa SMKN 2 Makassar kelas X Teknik Komputer

    Jaringan (TKJ) sebanyak 60 siswa.

  • Jurnal Pendidikan MIPA, Vol. 5. No. 2, Jul – Des 2015 ISSN: 2088-0294

    13

    Teknik Analisis Data

    Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan dua analisis, yaitu teknik

    analisis statistik deskriptif dan teknik analisis inferensial parametrik. Analisis statistik

    deskriptif digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan respon dan

    hasil belajar yang telah terkumpul dari hasil penelitian.

    HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

    Hasil Penelitian

    Pada uraian bab ini akan dipaparkan tentang hasil uji coba instrumen, hasil

    penelitian, analisis data dan pembahasan. Data yang diolah adalah hasil dari tes kognitif

    (pretest dan posttest). Penelitian dilakukan terhadap dua kelas, yaitu kelompok

    eksperimen dengan jumlah siswa 30 orang diberikan perlakuan dengan media

    pembelajaran E-Learning, sedangkan pada kelompok kontrol sebagai kelompok

    pembanding dengan jumlah siswa 30 orang diberikan perlakuan dengan media

    pembelajaran dengan menggunakan media pembelajaran E-Learning sehingga jumlah

    sampel penelitian di SMK Negeri 2 Makassar berjumlah 60 orang siswa.

    1. Deskripsi efektivitas penggunaan media E-learning Berdasarkan analisis data keefektivitas, maka dibutuhkan upaya pengembangan

    media pembelajaran E-learningyang dapat mendukung proses pembelajaran pada

    keahlian Teknik Komputer dan Jaringan Program Studi Komputer dan Jaringan SMK

    2 Negeri Makassar. Media E-learningtersebut diharapkan mampu mendukung proses

    pembelajaran pada kompetensi keahlian Teknik Komputer dan Jaringan. Salah satu

    media pembelajaran E-learningyang dapat dikembangkan untuk kebutuhan tersebut

    adalah E-learning.

    Data hasil penelitian yang digunakan adalah berbentuk skor pretest, skor

    posttest, dan skor gain. Skor gain diperoleh dari selisih antara skor pretest dan skor

    posttest baik siswa yang belajar dengan menggunakan media pembelajaran E-

    Learning maupun siswa yang belajar menggunakan media pembelajaran eksperiment

    dan control.

    a. Analisis Hasil Belajar Siswa Data hasil belajar siswa terhadap pembelajaran pada kelas eksperimen dan

    kelas kontrol yang diperoleh dari tes hasil belajar siswa. dapat dilihat pada Tabel.

    Tabel Hasil Analisis StatistikDeskriptif Hasil Belajar Siswa

    Statistik Nilai

    Pretes Kelas eksperimen Pretes Kelas kontrol

    Subjek 30 30 30 30

    Rata-rata 62.1 85 56.76667 83.9

    Median 62 86.5 58 86.5

    Modus 61 87 58 87

    Standar Deviasi 1.777 6.938 3.783 4.607

    Varians 3.157 48.133 14.312 21.223

    Rentang 6 30 15 14

    Nilai Terendah 59 78 46 76

    Nilai Tertinggi 65 100 61 90

    Berdasarkan terlihat bahwa rata-rata hasil belajar siswa pada pembelajaran

    Instalasi Sistem Operasi berbeda antara kelas eksperimen yang menggunakan

    media pembelajaran E-elearning pada kelas eksperimen dan kelas kontrol, yaitu

    85,10 dan 83,90. Median untuk kelas eksperimen adalah 86 dan untuk kelas

    kontrol adalah 86. Modus untuk kelas eksperimen adalah 87 dan pada kelas

    kontrol 87. Sedangkan varians untuk kelas eksperimen adalah 48,133 dan untuk

    kelas kontrol adalah 21,223. Nilai terendah untuk kelas eksperimen adalah 78 dan

  • Jurnal Pendidikan MIPA, Vol. 5. No. 2, Jul – Des 2015 ISSN: 2088-0294

    14

    nilai tertinggi 100 dengan rentang 30. Sedangkan kelas kontrol, hasil belajar siswa

    dengan nilai terendah 76 dan nilai tertinggi 90 dengan rentang 14.

    Tabel Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Siswa media pembelajaran E-elearning

    kelas eksperimen dan kelas kontrol

    NILAI KATEGORI EKSPERIMEN KONTROL

    FREKUENSI % FREKUENSI %

    81 - 100 Sangat Tinggi 19 80 17 70

    61 - 80 Tinggi 11 20 13 30

    41 - 60 Cukup 0 0 12

    21 - 40 Rendah 0 0 4

    0 -20 Sangat Rendah 0 0 0 0

    Jumlah 30 100 30 100

    Berdasarkan data distribusi frekuensi nilai hasil belajar siswa kelas

    eksperimen dan kelas kontrol dapat digambarkan pada Diagram

    Diagram Nilai Hasil Belajar Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

    Berdasarkan Tabel 6 dan Gambar 6 terlihat bahwa hasil belajar siswa Pada

    kelas eksperimen persentasi berada pada kategori sangat tinggi adalah 80% dan

    kategori tinggi adalah 30%. Pada kelas eksperimen tidak ditemukan adanya siswa

    memiliki nilai cukup.

    b. Uji Hipotesis efektivitas media E-learning Uji t yang disajikan pada Lampiran 11 halaman 106, diperoleh t hitung

    sebesar 5,955. Dengan melihat tabel distribusi t, diperolah t tabel dengan df (n-2)

    atau 60-2 = 58 dengan pengujian 2 sisi (signifikansi = 0.025) hasil yang diperoleh

    untuk t tabel adalah 2,005. Maka dapat disimpulkan bahwa t hitung> t tabel dan µ1 ≠

    µ2berarti H1 diterima, artinya bahwa Efektivitas penggunaan media pembelajaran

    E-Learning efektif dibandingkan dengan menggunakan media pembelajaran

    konvesional.

    2. Analisis pengaruh efektivitas penggunaanE-learning untuk meningkatkan hasil belajar

    Soal hasil belajar siswadiberikan di akhir rangkaian pembelajaran, untuk

    mengetahui pengetahuan siswa setelah mengikuti proses pembelajaran yang diberi

    perlakuan berupa penerapan media pembelajaran E-Learning. Berikut disajikan

    analisis statistik deskriptif skor pretest kelas eksperimen dan kelas kontrol dengan

    perhitungan menggunakan program SPSS 20.0.

    Nilai gain didapat dari selisih nilai posttest dan nilai pretest. Karena hasil

    belajar merupakan hasil yang diperoleh siswa setelah pembelajaran, maka hasil

    belajar yang dimaksud yaitu adanya peningkatan yang dialami siswa. Untuk

    01020304050607080

    Sangat Tinggi Tinggi Cukup Rendah SangatRendah

    81 - 100 61 - 80 41 - 60 21 - 40 0 -20

    1911

    0 0 0

    80

    20

    0 0 0

    17 13 124 0

    70

    30

    0

    EKSPERIMEN FREKUENSI EKSPERIMEN % KONTROL FREKUENSI KONTROL %

  • Jurnal Pendidikan MIPA, Vol. 5. No. 2, Jul – Des 2015 ISSN: 2088-0294

    15

    mengetahui efektivitas penggunaan media E-elearnigpada kelas eksperimen dan

    penggunaan media pembelajaran konvensional pada kelas kontrol digunakan

    perhitungan gain. Hasil dari perhitungan gain ternormalisasi (g) pada kelas

    eksperimen dan kontrol dapat dilihat pada tabel.

    Tabel Hasil Indeks Gain Kelas Eksperimen dan Kontrol Kelompok pretest postest G g Kriteria

    eksperimen 65 100 35 1.00000 Tinggi

    kontrol 61 90 29 0.74359 Rendah

    Berdasarkan data nilai pretest dan pretest pada kelas eksperimen dan kotrol,

    diperoleh nilai gain ternormalisasi kelas eksperimen sebesar 1.000 dapat dikatakan

    sedang dan kelas kontrol sebesar 0.743. Nilai tersebut diinterpretasikan ke dalam

    kriterium nilai , diperoleh efektivitas media pembelajaran E-Learning di kelas

    eksperiment tergolong tinggi.

    Gambar. Nilai gain kelas eksperimen dan kelas kontrol

    Jika dibandingkan nilai gain antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol,

    dapat disimpulkan bahwa efektivitas penggunaan media pembelajaran E-Learning di

    kelas eksperimen dan kelas kontrol tinggi di bandingkan menggunakan media

    pembelajaran konvensional.

    3. Faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas penggunaan E-learning terhadap hasil belajar

    Metode yang efektif memungkinkan siswa untuk mengalami kemajuan pada

    tingkat kecepatanyang berbeda, materi yang berbeda, dan bahkan berpartisipasi

    dalam aktivitas yang berbeda. Pembelajar perlu mengetahui apakah pemikirannya

    berada jalur yang benar atau tidak guru dapat memberikan umpan balik pada koreksi

    paper, pesan elektronik dari komputer. Kita cenderung lebih suka mengingat dan

    proses pembelajaran sampai saat ini. Aturan-aturan dari pendidik dan pebelajar telah

    berubah karena dipengaruhi media dan teknologi yang digunakan di dalam kelas.

    Perubahan ini sangat esensial, karena sebagai penuntun dalam proses pembelajaran,

    pendidik (guru) berhak menguji media dan teknologi dalam konteks belajar dan itu

    berdampak pada hasil belajar siswa.

    Aturan-aturan dari pendidik dan pebelajar telah berubah karena dipengaruhi

    media dan teknologi yang digunakan di dalam kelas. Perubahan ini sangat esensial,

    karena sebagai penuntun dalam proses pembelajaran, pendidik (guru) berhak

    menguji media dan teknologidalam konteks belajar dan itu berdampak pada hasil

    belajar siswa.

    1. Faktor instrumental, yaitu perangkat belajar yang dapat digolongkan dua macam. Pertama,hardware, seperti gedung sekolah, alat-alat belajar, fasilitas belajar, dan

    eksperimen0

    20

    40

    60

    80

    100

    eksperimen

    kontrol

  • Jurnal Pendidikan MIPA, Vol. 5. No. 2, Jul – Des 2015 ISSN: 2088-0294

    16

    lain sebagainya. Kedua, software, seperti kurikulum sekolah, peraturan-peraturan

    sekolah, buku panduan, silabus, dan lain sebagainya.

    2. Faktor materi pelajaran (yang diajarkan ke siswa). Faktor ini hendaknya disesuaikan dengan usia perkembangan siswa, begitu juga dengan metode

    mengajar guru, disesuaikan dengan kondisi perkembangan siswa.

    3. Faktor Minat siswa dalam menggunakan media pembelajaran E-Learning yaitu siswa kecenderungan tidak memperhatikan dan mengenang beberapa mata

    pelajaran lewat media pembelajaran E-Learning.

    4. Fasilitas laboratorium komputer dan koneksi internet salah satu faktor pengaruhnya perkembangan media pembelajaran E-Learning karna faktor

    pendukung penerapan pembelajaran ini harus memadai, agar efektivitas

    pembelajaran dapat terlaksana dengan baik.

    5. Faktor kemampuan guru memanfaatkan teknologi informasi, disain media pembelajaran E-Learning dan keaktifan siswa memanfaatkan teknologi informasi

    pada siswa kelas X SMK Negeri 2 Makassar telah cukup memadai, namun yang

    perlu diperhatikan adalah keterbatasan bandwidh yang masih disoroti oleh

    responden belum mendukung kecepatan akses data pembelajaran yang

    dibutuhkan, kemampuan guru belum sepenuhnya mendapat dukungan positif dari

    responden, dan disain model pembelajaran E-Learning masih relatif perlu

    pengembangan, hal ini dapat dipahami karena masih banyak guru yang

    memberikan matari secara konvensional.

    6. Faktor Motivasi siswa adapun paraAhli motivasi telah menyatakan bahwa perilaku individu dapat ditentukan oleh dua faktor, yaitu faktor yang disebut

    sebagai faktor motivasi intrinsik dan faktor motivasi ekstrinsik. Individu akan

    menerima sebuah sistem informasi apabila dalam penggunaannya, sistem tersebut

    menarik bagi individu tersebut.

    PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

    Hasil analisis data penelitian yang dibuktikan melalui analisis uji statistik dengan

    bantuan software SPSS 20.0 menunjukkan bahwa kemampuan awal siswa kelas kontrol

    dan kelas eksperimen adalah sama (homogen). Hal ini dapat dilihat dari nilai rata-rata

    hasil pretest kedua kelas dan dibuktikan dengan uji t untuk melihat persamaan dua rata-

    rata. Hasilnya menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan kemampuan awal antara

    kelas eksperimen dan kontrol. Hal ini wajar karena kedua kelas tersebut belum

    mendapatkan perlakuan dan materi belajar. Setelah proses pembelajaran dilaksanakan

    dengan memberi perlakuan dengan media pembelajaran E-Learning pada kelas

    eksperimen dan perlakuan dengan media pembelajaran konvensional pada kelas kontrol,

    menunjukkan bahwa hasil belajar akhir kedua kelompok mengalami perbedaan.

    Perbedaan hasil belajar ditunjukkan oleh nilai rata-rata kelas eksperimen 85 sedangkan

    pada kelas kontrol 83. Dari nilai rata-rata posttest terlihat bahwa hasil belajar kelas

    eksperimen lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol.

    Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada setiap pertemuan, di kelas

    eksperimen siswa dituntut untuk dapat berperan lebih aktif dalam memperoleh

    kesempatan membangun sendiri pengetahuannya sehingga memperoleh pemahaman

    yang mendalam serta dalam proses pembelajarannya lebih bervariatif seperti meng-

    upload, men-download maupun mendemonstrasikan hasil praktik belajarnya.

    Peningkatan hasil belajar yang diraih oleh kelas eksperimen dikarenakan adanya

    suasana belajar di kelas yang lebih kondusif, aktif dan minat serta antusias siswa sangat

  • Jurnal Pendidikan MIPA, Vol. 5. No. 2, Jul – Des 2015 ISSN: 2088-0294

    17

    terlihat dibandingkan pada kelas kontrol, terutama pada hal distribusi materi

    pembelajaran yang tidak terpusat hanya pada guru.

    Budaya belajar yang dikembangkan di kelas eksperimen adalah keaktifan siswa

    dalam membangun sendiri keingintahuannya, membangun karakter keinginan

    membantu teman yang kesulitan, serta pemanfaatan waktu yang bisa optimal di kelas

    karena kegiatan sudah terstruktur. Pada E-Learning terdapat kegiatan terstruktur untuk

    setiap pertemuan, sehingga siswa mampu memanajemen waktu belajar di kelas yang

    harapannya sejalan dengan mengoptimalkan fasilitas yang ada. Dengan demikian,

    keaktifan siswa dalam membangun sendiri pengetahuannya diharapkan dapat membantu

    siswa untuk lebih lama mengingat dan memahami materi pelajaran. Hasil belajar siswa

    yang meningkat, kelebihan-kelebihan lain yang mendukung E-Learning efektif

    ditunjukkan dari beberapa indikator dalam proses pembelajaran, antara lain

    meningkatnya keaktifan siswa, baik dalam hal bertanya maupun mempresentasikan

    tugas yang telah diselesaikannya. Kelebihan lainnya adalah tugas siswa menjadi lebih

    variatif dan kreatif karena siswa memiliki sumber belajar yang luas sehingga memiliki

    referensi materi lebih banyak dibandingkan dengan siswa pada kelas kontrol yang tidak

    menggunakan media E-Learning. Keunggulan siswa yang menggunakan E-Learning

    adalah memiliki kemampuan lebih dalam berinteraksi dengan internet dan

    penggunaannya, misal paham tentang cara meng-upload tugas serta mengetahui link-

    link belajar untuk meningkatkan kreativitas dalam mengerjakan tugas.

    Pelaksanaan pembelajaran pada kelompok eksperimen pada awalnya mengalami

    sedikit hambatan. Pembelajaran yang baru bagi guru dan siswa memerlukan waktu

    untuk penyesuaian. Tetapi hambatan-hambatan yang terjadi perlahan dapat dikurangi

    karena partisipasi aktif siswa dalam proses pembelajaran. Aktifitas di dalam kelas yang

    bervariatif dapat menambah semangat, motivasi, karakter berbagi, membantu dalam

    memecahkan masalah dan dapat menciptakan lingkungan belajar positif, sehingga

    pembelajaran menjadi lebih interaktif dan efektif. Seluruh uraian di atas menunjukkan

    bahwa secara umum pembelajaran TIK dengan menggunakan media pembelajaran E-

    Learning memberikan pengaruh yang berarti dan efektif dalam meningkatkan hasil

    belajar siswa kelas X SMK Negeri 2 Makassar.

    Proses pembelajaran sebenarnya didominasi oleh kegiatan manajemen informasi.

    Ada tiga komponen utama dalam informasi, yaitu pemakai, akses dan informasi. Dalam

    proses pembelajaran sebagai pemakai adalah siswa, sebagai informasi adalah materi

    pembelajaran yang berasal dari buku, basis data komputer, basis pengetahuan atau

    sumber informasi lainnya.

    KESIMPULAN

    Berdasarkan hasil penelitian pada kelas X Teknik Komputer Jaringan pada SMK

    Negeri 2 Makassar tentang efektivitas penggunaan media pembelajaran E-Learning

    pada pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi terhadap hasil belajar siswa Kelas

    X SMK Negeri 2 Makassar maka disimpulkan bahwa:

    1. Efektivitas penggunaan media pembelajaran E-Learning lebih tinggi daripada menggunakan media pembelajaran konvensional. Hal ini ditunjukkan oleh hasil uji

    hipotesis posttest pada hasil belajarsehingga ‘Efektivitas penggunaan media

    pembelajaran E-Learning lebih tinggi daripada penggunaan media pembelajaran

    konvensional dalam meningkatkan hasil belajar siswa kelas X SMK Negeri 2

    Makassar pada mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi.

    2. Perhitungan nilai gain ternormalisasi antara kelas eksperimen tinggidibandingkan dengan kelas kontrol.

  • Jurnal Pendidikan MIPA, Vol. 5. No. 2, Jul – Des 2015 ISSN: 2088-0294

    18

    3. Faktor-faktor yang mempengaruh efektifitas penggunaan media E-learning meliputi instrumental, materi pelajaran, minat siswa dalam menggunakan media

    pembelajaran E-Learning, fasilitaslaboratorium komputer dan koneksi internet,

    kemampuan guru memanfaatkan teknologi informasi dan faktor motivasi siswa.

    DAFTAR ISI

    Ade Suyitno. 2012. Facebook Sebagai Media Kreatif E-Learning Untuk Distance [On-

    Line]. Tersedia : http:www.asep-hs.web.ugm.ac.id.

    Agus Marsidi. 2007. Pendidikan Luar Biasa Profesi Keguruan. Jakarta : Dikti.

    Allen, Mary J. & Yen, Wendy M. 2001. Introduction to Measurement Theory.

    Ariesto Hadi Sutopo. 2003. Multimedia Interaktif Dengan Flash. Yogyakarta :

    Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Yogyakarta: Rineka

    Cipta.

    Arsyad, A. 2004. Media Pembelajaran. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

    Asep Herman Suyanto. 2005. Mengenal E-Learning. Universitas Gadjah Mada.

    Azhar Arsyad. 2004. Media Pembelajaran. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

    Azwar, S. 2012. Reliabilitas dan Validits Edisi 2. Yogyakarta: Penerbit Pustaka Pelajar.

    Bambang, H. 2012. Sistem Operasi Edisi Kelima. Bandung: Informatika.

    Dagun, S. D. 1997. Kamus Besar Ilmu Pengetahuan. Jakarta: Lembaga Pengkajian &

    Kebudayaan.

    Darmawang, 2008. StrategiPembelajaran KejuruanMakassar: Badan Penerbit UNM.

    Direktori File UPI, 2010 Prinsip Didaktif Modern (file pdf). http://file.upi.edu.Diakses

    tanggal 17 Februari 2014.

    Djamarah, S.B & A.Zin 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta

    England : Waveland Pr Inc.

    Fathurohman 2011, jurnal Pengaruh Pengembangan Model Pembelajaran E-Learning

    Terhadap Prestasi Belajar Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas

    Muhammadiyah Semarang.

    Gotcha, 2011. Pengertian Macromedia Flash. http://edodoemungkin.blogspot.com.

    Diakses Tanggal 05 September 2014.

    Hadis, 2008. Psikologi dalam pendidikan. Bandung : alfabeta

    Haling, A. 2007. Belajar dan Pembelajaran. Makassar: Badan Penerbit UNM.

    http://file.upi.edu/http://file.upi.edu/Direktori/FPOK/JUR._PEND._KESEHATAN_&_REKREASI/PRODI._ILMU_KEOLAHRAGAAN/195911041986011-BADRUZAMAN/perbaikan_dmp_renang.pdfhttp://edodoemungkin.blogspot.com/

  • Jurnal Pendidikan MIPA, Vol. 5. No. 2, Jul – Des 2015 ISSN: 2088-0294

    19

    Hamalik, O. 2011. Proses Belajar Mengajar. Jakarta : Bumi Aksara.

    Latahang, 2010. Langkah-Langkah Penelitian R & D. http://myfortuner.wordpress.com.

    Diakses Tanggal 05 September 2014.

    Learning di Era Global. Makalah dipresentasikan di BPU DINAMIK7 UPI.

    Nur, M. 2011. Pembelajaran Berdasarkan Masalah. Surabaya: PSMS Unesa. Tim

    Sertifikasi Unesa. 2010. Modul Pembelajaran Inovatif. Surabaya: PLPG Unesa.

    Permendiknas No. 41 Tahun 2007. Standar Proses Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan

    Menengah. File Pdf.http://akhmadsudrajat.files.wordpress.com. Diakses Tanggal

    15 Februari 2014.

    Poluan, (2014) Evaluasi Implementasi Sistem E-Learning Menggunakan Model

    Evaluasi Hot Fit Studi Kasus Universitas Sam Ratulangi. E-journal Teknik

    Informatika, Volume 4, No. 2 (2014), ISSN : 2301-8364

    Purwanto, Y. 2009. Paradigma Baru Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media

    Group.

    Sagala, S. 2009. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta

    Santrock, J.W. 2007. Psikologi Pendidikan. Jakarta : kencana Prenada Media Group

    Sardiman, A.M. 2011. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta : Rajawali pres

    Slameto.2010 Belajar dan faktor yang mempengaruhinya. Jakarta : Rineka Cipta

    Sudjana, N. 1997. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru

    Algensindo.

    Sudjana,dkk. 2005. Teknologi Pengajaran.Bandung: Sinar Baru

    Ulfia Rahmi. 2013.Video Model Tutorial Dalam Pembelajaran Berbasis Komputer.

    http://www.youtube.com. Diakses Tanggal 03 Maret 2013.

    Uno. 2011. Teori motivasi dan pengukurannya. Jakarta : Bumi Aksara

    UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003. File pdf. http://www.usu.ac.id/sisdiknas. Diakses

    Tanggal 15 Februari 2014.

    Walter Dick, Lou Carey and James O. Carey. 2001. The Systematic Design of

    Instruction. Fifth Edition. New York: Longman.

    Widada, HR. 2010. Mudah Membuat Media Pembelajaran (Multimedia Interaktif:

    untuk Guru Profesional. Yogyakarta: Pustaka Widyatama.

    http://myfortuner.wordpress.com/http://akhmadsudrajat.files.wordpress.com/http://www.youtube.com/http://www.usu.ac.id/sisdiknas.%20%20Diakses%20Tanggal%2015%20Februari%202014http://www.usu.ac.id/sisdiknas.%20%20Diakses%20Tanggal%2015%20Februari%202014

  • Jurnal Pendidikan MIPA, Vol. 5. No. 2, Jul – Des 2015 ISSN: 2088-0294

    20

    STUDI PELAKSANAAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN

    (KTSP) DI SMK NEGERI 5 MAKASSAR

    Muliana

    Dosen Program Studi Pendidikan Fisika STKIP Taman Siswa Bima

    email : [email protected]

    A B S T R A K

    Penyelenggaraan pendidikan nasional dilakukan secara birokratis-sentralistis,

    sehingga menempatkan sekolah sebagai penyelenggara pendidikan yang sangat

    tergantung pada kebutuhan birokrasi yang mempunyai jalur sangat panjang dan kadang-

    kadang kebijakan yang dikeluarkan tidak sesuai dengan kondisi sekolah setempat

    sehingga sekolah kehilangan kemandirian, motivasi, dan inisiatif untuk

    mengembangkan dan memajukan lembaganya termasuk peningkatan mutu pendidikan

    sebagai salah satu tujuan pendidikan nasional.

    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar persentase pencapaian

    tiap-tiap aspek penelitian yang telah ditetapkan berupa aspek kurikulum, aspek

    penerapan kurikulum, aspek proses belajar mengajar, aspek tenaga pendidik dan

    kependidikan, aspek manajemen, dan aspek penilaian. Populasi penelitian adalah Guru

    SMK Negeri 5 Makassar. Berdasarkan tabel penentuan jumlah populasi teknik

    pengambilan sampel ditentukan berdasarkan tabel krecjie) yang menyatakan dalam

    melakukan perhitungan ukuran sampel didasarkan pada kesalahan 5 % jadi sampel yang

    diperoleh menunjukkan kepercayaan 95 % terhadap populasi. Sehingga dari jumlah

    populasi 133 orang diambil sampel 98 orang. Instrumen yang digunakan adalah

    dokumentasi dan lembar observasi.

    Hasil analisis deskriptif menunjukan bahwa studi pelaksanaan KTSP yang

    menyangkut Aspek kurikulum berada dalam kategori cukup baik, aspek penerapan

    kurikulum berada dalam kategori baik, aspek proses belajar mengajar berada dalam

    kategori cukup baik, aspek tenaga pendidik dan kependidikan berada dalam kategori

    baik, aspek manajemen berada dalam kategori baik, dan aspek penilaian berada dalam

    kategori baik. Berdasarkan hasil tiap-tiap aspek tersebut maka tingkat pencapain Studi

    Pelaksanaan KTSP secara umum di SMK Negeri 5 Makassar sudah baik/sesuai.

    Kata Kunci : Studi Pelaksanaan, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)

    PENDAHULUAN

    Era reformasi telah berlangsung sejak tahun 1998 memberikan keterlibatan

    langsung maupun tidak langsung dalam sektor pendidikan. Tampak bahwa sumber-

    sumber belajar di luar sekolah lebih banyak mewarnai perilaku peserta didik, karena itu

    pelaku pendidikan perlu melakukan perubahan mendasar baik pada proses maupun

    output pendidikan. Untuk mencapai tujuan yang baik harus dipandu dengan kurikulum

    yang baik, adaptik, dan mampu menghasilkan output yang siap menghadapi tantangan

    internal dan eksternal globalisasi.

    Dalam dunia modern, khususnya dalam rangka persaingan global yang semakin

    ketat diperlukan sumber daya manusia yang berkualitas, oleh karena itu pendidikan

    merupakan aset yang dominan untuk menghasilkan sumber daya manusia yang

    berkualitas.

    mailto:[email protected]

  • Jurnal Pendidikan MIPA, Vol. 5. No. 2, Jul – Des 2015 ISSN: 2088-0294

    21

    Pembangunan pendidikan nasional harus mengalami dinamika baik menyangkut

    kurikulum, format materi, sarana dan prasarana, maupun sistem dengan penyempurnaan

    yang continue. Sementara itu penyelenggaraan pendidikan nasional dilakukan secara

    birokratis-sentralistis, sehingga menempatkan sekolah sebagai penyelenggara

    pendidikan sangat tergantung pada kebutuhan birokrasi yang mempunyai jalur sangat

    panjang dan kadang-kadang kebijakan yang dikeluarkan tidak sesuai dengan kondisi

    sekolah setempat.

    Menghadapi persoalan-persoalan tersebut di atas, perlu dilakukan penataan

    terhadap sistem pendidikan, terutama berkaitan dengan kualitas pendidikan, serta

    relevansinya dengan kebutuhan masyarakat dan dunia kerja. Opini yang berkembang

    dalam dunia pendidikan saat ini berkenan dengan peningkatan mutu pendidikan baik

    pada lingkup pendidikan dasar, menengah, maupun perguruan tinggi. Salah satu yang

    masih hangat adalah dengan diberlakukannya kurikulum tingkat satuan pendidikan.

    Sukmadinata dikutip oleh Joko Susilo (2007) mengemukakan bahwa kurikulum

    mempunyai kedudukan sentral dalam seluruh proses pendidikan. Kurikulum

    mengarahkan segala bentuk aktifitas pendidikan demi tercapainya tujuan-tujuan

    pendidikan. Dengan kata lain bahwa kurikulum sebagai alat untuk mencapai tujuan

    pendidikan yaitu pembentukan manusia yang sesuai dengan falsafah hidup bangsa

    memegang peranan penting dalam sistem pendidikan.

    Dasar perlunya perubahan kurikulum menurut Muhadi dikutip Joko Susilo (2006)

    bahwa saat terjadi perkembangan dan perubahan dalam kehidupan masyarakat

    berbangsa dan bernegara yang perlu segera ditanggapi dan dipertimbangkan dalam

    penyusunan kurikulum baru pada setiap jenjang dan satuan pendidikan.

    KTSP merupakan suatu konsep yang menawarkan otonomi pada sekolah untuk

    menentukan kebijakan sekolah dalam rangka meningkatkan mutu, dan efisien

    pendidikan agar dapat memodifikasi keinginan masyarakat setempat serta menjalin

    kerja sama yang erat antara sekolah, masyarakat, industri, dan pemerintah dalam upaya

    membentuk pribadi peserta didik.

    Dalam pelaksanaan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) di SMK Negeri

    5 Makassar memberikan peluang bagi kepala sekolah, guru dan peserta didik untuk

    melakukan invasi dan improvisasi di sekolah dalam rangka meningkatkan mutu

    pendidikan di SMK Negeri 5 Makassar.

    Berdasarkan uraian tersebut maka perlu adanya perbaikan dalam penerapan

    kurikulum yang cukup menarik bagi penulis untuk melaksanakan suatu penelitian secara

    ilmiah dalam suatu penulisan yang berjudul “Studi Pelaksanaan Kurikulum Tingkat

    Satuan Pendidikan (KTSP) dalam Pembelajaran Di SMK Negeri 5 Makassar”.

    1. Pengertian Kurikulum Istilah “kurikulum” memiliki berbagai tafsiran yang dirumuskan oleh pakar-

    pakar dalam bidang pengembangan kurikulum sejak dulu sampai dengan dewasa ini.

    Istilah kurikulum berasal dari bahasa latin, yakni “curriculum”, artinya jarak yang

    harus ditempuh oleh seorang pelari. Pada waktu itu, pengertian kurikulum ialah

    jangka waktu pendidikan yang harus ditempuh oleh siswa yang bertujuan untuk

    memperoleh ijazah.

    Adapun definisi kurikulum versi Indonesia sebagaimana yang tertuang dalam

    Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional no. 20 tahun 2003 pada Bab 1 pasal 1,

    pengertian kurikulum adalah seperangkat rencana, dan pengaturan mengenai tujuan,

    isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman

    penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.

    Hamalik (2006) memberikan beberapa tafsiran kurikulum dalam tiga hal, yaitu:

    a. Kurikulum memuat isi dan materi pelajaran

  • Jurnal Pendidikan MIPA, Vol. 5. No. 2, Jul – Des 2015 ISSN: 2088-0294

    22

    b. Kurikulum sebagai rencana pembelajaran c. Kurikulum sebagai pengalaman belajar.

    Kurikulum merupakan suatu sistem. Oleh karena itu, kurikulum dibagi dari

    beberapa komponen yang saling kerja sama untuk mencapai tujuan. Komponen

    kurikulum yaitu sebagai berikut :

    a. Tujuan. b. Materi/pengalaman c. Organisasi d. Evaluasi

    Disamping memiliki peranan, kurikulum juga mengemban berbagai fungsi

    tertentu. Ansyar dan Nurtain dikutip oleh Abdul Haling (2007) mengemukakan

    fungsi kurikulum yaitu:

    (a) Fungsi preventif (b) Fungsi kolektif (c) Fungsi konstruktif

    2. Sejarah singkat KTSP Sejak Repelita 1, kebijakan pemerintah dalam meningkatkan mutu,

    relevansinya, dan efisiensinya sistem pendidikan dilakukan dengan penyempurnaan

    kurikulum yang pertama kali digunakan kurikulum 1950, kemudian diganti dengan

    kurikulum 1958.

    Sementara itu, kurikulum 1964 disusun, mulai dilaksanakan tahun 1965.

    kurikulum ini terus digunakan hingga 1968 sampai tersusunnya kurikulum 1968.

    pemberlakuan kurikulum 1968 bagi SMP, SMA, SMEA, SKKP, dan SKKA pada

    tahun 1969. Sedangkan kurikulum untuk sekolah menengah ekonomi pertama

    (sekarang sudah diintegrasikan dengan SNIPS) dan SPG pada tahun 1970. pada

    1965-1968 ditandai dengan pendekatan pengorganisasian materi pelajaran yang

    berada.

    3. Prinsip-prinsip KTSP Pelaksanaan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), sedikitnya harus

    memperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut.

    a. Pelaksanaan kurikulum didasarkan pada potensi, perkembangan kondisi peserta didik untuk menguasai kompetensi yang berguna bagi dirinya..

    b. Pelaksanaan kurikulum memungkinkan peserta didik mendapatkan pelayanan yang bersifat perbaikan, pengayaan, dan atau percepatan sesuai dengan potensi,

    tahap perkembangan, dan kondisi peserta didik dengan tetap memperhatikan

    keterpaduan pengembangan pribadi peserta didik yang berdimensi ketuhanan,

    keindividuan, kesusilaan, dan moral.

    c. Kurikulum dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan multi strategi dan multimedia sumber belajar dan teknologi yang memadai dan memanfaatkan

    lingkungan sekitar sebagai sumber belajar.

    d. Kurikulum dilaksanakan dengan menegakkan kelima belajar e. Kurikulum yang mencakup seluruh komponen kompetensi mata pelajaran, muatan

    lokal dan pengembangan diri diselenggarakan dalam keseimbangan, keterkaitan,

    dan kesinambungan yang cocok dan memadai antar kelas dan jenis serta jenjang

    pendidikan.

    f. Kurikulum dilaksanakan dengan mendayagunakan kondisi alam, sosial dan budaya serta kekayaan daerah untuk keberhasilan pendidikan dengan muatan

    seluruh bahan kajian secara optimal.

    g. Kurikulum dilaksanakan dalam suasana hubungan peserta didik dan pendidik yang saling menerima dan menghargai, akrab, terbuka, dan hangat, dengan prinsip

  • Jurnal Pendidikan MIPA, Vol. 5. No. 2, Jul – Des 2015 ISSN: 2088-0294

    23

    Tut Wuri Handayani, Ing Madia Mangun Karsa, Ing Ngarsa Sung Tulado

    (dibelakang memberikan daya dan kekuatan, di tengah membangun semangat dan

    prakarsa, di depan memberikan contoh dan teladan).

    4. Prinsip KTSP dalam Pendidikan Sesuai dengan prinsip diversifikasi dan desentralisasi pendidikan, maka

    pengembangan kurikulum digunakan prinsip dasar kesatuan dalam kebijakan dan

    keberagaman dalam pelaksanaan. Prinsip kesatuan dalam kebijakan yaitu dalam

    mencapai tujuan pendidikan perlu ditetapkan standar kompetensi mata pelajaran

    yang harus dicapai siswa secara nasional, pada setiap jenjang pendidikan.

    5. Pengertian Satuan Pendidikan Menurut ketentuan Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20

    Tahun 2003 pada Bab VI Pasal 13 ayat 1 disebutkan bahwa jalur pendidikan terdiri atas

    pendidikan formal, pendidikan non formal, dan informal yang dapat saling melengkapi

    dan memperkaya. Sedang dalam Pasal 14 disebutkan bahwa jenjang pendidikan formal

    terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi.

    6. Karakteristik KTSP KTSP merupakan bentuk operasional pengembangan kurikulum dalam konteks

    desentralisasi pendidikan dan otonomi daerah, yang akan memberikan kekuasaan

    baru terhadap sistem yang sedang berjalan selama ini. Hal ini diharapkan dapat

    membawa dampak terhadap peningkatan efesiensi dan efektivitas kinerja sekolah,

    khususnya dalam meningkatkan kualitas pembelajaran.

    Karakteristik KTSP bisa diketahui antara lain dari bagaimana sekolah dan

    satuan pendidikan dapat mengoptimalkan kinerja, proses pembelajaran, pengelolaan

    sumber belajar, profesionalisme tenaga kependidikan, serta sistem penilaian.

    METODE PENELITIAN

    1. Jenis Penelitian, Lokasi dan Waktu Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian yang bersifat deskriptif. Menurut Arikunto

    (2002), bahwa dalam penelitian deskriptif tidak diperlukan administrasi dan

    pengontrolan terhadap perlakuan, jadi penelitian deskriptif hanya bertujuan untuk

    mendeskripsikan atau menjelaskan peristiwa, kejadian atau fenomena yang akan

    diteliti.

    Penelitian ini dilaksanakan di SMK Negeri 5 Makassar, yakni pada tenaga

    pengajar (guru) SMK Negeri 5 Makassar. Waktu pelaksanaan penelitian berlangsung

    selama satu bulan, yaitu dimulai pada bulan November sampai Desember

    Populasi merupakan suatu kumpulan atau kelompok individu yang berwujud

    manusia, hewan, tumbuhan dan benda merupakan suatu kejadian yang kesemuanya

    terdapat dalam suatu ketentuan yang dijadikan sebagai suatu sasaran perhatian dalam

    penelitian, maka yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah guru SMK

    Negeri 5 Makassar, dengan jumlah 133 orang.

    Adapun cara pengambilan sampel yaitu dengan menggunakan teknik Random

    sampling. Berdasarkan tabel penentuan jumlah populasi teknik pengambilan sampel

    ditentukan berdasarkan tabel Krecjie dikutip oleh Sugiyono (2007) yang

    menyatakan dalam melakukan perhitungan ukuran sampel didasarkan pada kesalahan

    5 %. Jadi sampel yang diperoleh menunjukkan kepercayaan 95 % terhadap populasi.

    berdasarkan hal tersebut di atas guru yang menjadi sampel dari jumlah populasi

    adalah 98 orang.

  • Jurnal Pendidikan MIPA, Vol. 5. No. 2, Jul – Des 2015 ISSN: 2088-0294

    24

    %100xN

    FP

    Pada penelitian ini variabel yang dikaji adalah variabel tunggal yaitu

    “Pelaksanaan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dalam Pembelajaran di SMK

    Negeri 5 Makassar”.

    Adapun desain penelitian yang digunakan adalah desain deskriptif kualitatif,

    yang bertujuan untuk menggambarkan fenomena yang diteliti secara kualitatif,

    dengan demikian desain penelitian harus disusun sedemikian rupa, yang meliputi

    pembahasan seputar objek yang diteliti dengan membatasi diri pada ruang lingkup

    atau variabel yang diteliti, untuk memberikan arah dalam pencapaian tujuan

    pendidikan.

    Definisi operasional variabel perlu dirumuskan terlebih dahulu sebagai langkah

    untuk menghindari kemungkinan terjadinya interpretasi yang berbeda terhadap

    masalah yang akan diteliti, yaitu: KTSP adalah satuan rancangan kurikulum untuk

    memberikan kemampuan peserta didik yang mencangkup pengetahuan, keterampilan

    dan prilaku dengan memiliki berbagai kompetensi sebagai penguasaan terhadap

    suatu tugas, keterampilan sikap dan apresiasi sehingga dapat melanjutkan pendidikan

    atau bekerja dimasyarakat.

    Teknik pengumpulan data merupakan tahap yang sangat menentukan dalam

    suatu proses penelitian, untuk mendapatkan hasil yang baik. Oleh karena itu teknik

    pengumpulan data yang digunakan oleh penulis adalah dokumentasi dan lembar

    observasi.

    1. Dokumentasi. 2. Lembar Observasi

    Pengolahan data hasil penelitian ini menggunakan teknik analisis deskriptif.

    Analisis statistik deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan data dari masing-

    masing responden berupa rata-rata, standar deviasi (simpangan baku), kategori

    variabel dan persentase. Kemudian analisis statistik deskriptif dilakukan dengan

    menggunakan program SPSS 12for windows.

    Statistik deskriptif juga meliputi persentase, rata-rata dan standar deviasi.

    a. Rumus persentase

    Dimana :

    P = Persentase

    F = Frekuensi keterlaksanaan

    N = Jumlah sampel

    b. Rumus rata-rata

    N

    xX

    Dimana :

    X = Rata-rata

    Σx = Jumlah skor X

    N = Jumlah sampel

    c. Rumus standar deviasi

    N

    N

    xx

    SD

    2

    2

  • Jurnal Pendidikan MIPA, Vol. 5. No. 2, Jul – Des 2015 ISSN: 2088-0294

    25

    Dimana :

    SD = Standar deviasi

    X = Skor nilai

    N = Jumlah sampel

    P = 100xN

    n

    Keterangan : P = persentase

    n = Nilai yang diperoleh

    N = Jumlah seluruh nilai

    HASIL PENELITIAN

    Pada bab ini disajikan hasil analisis statistik deskriptif untuk memberikan

    gambaran umum tentang studi pelaksanaan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

    (KTSP) di SMK Negeri 5 Makassar. Hasil analisis deskriptif juga digunakan untuk

    mendeskriptifkan data dari masing-masing kelompok berupa rata-rata (mean), standar

    deviasi atau simpangan baku, kategori variabel, dan persentase.

    1. Hasil analisis statistik deskriptif a. Pelaksanaan KTSP yang menyangkut Aspek Kurikulum.

    Berdasarkan hasil penelitian pada lampiran 2, diperoleh data : Mean sebesar

    6,16; Median sebesar 6,29; Standar Deviasi 0,97; nilai terendah yang diperoleh

    adalah 2.00 dan nilai tertinggi adalah 7.00. Tabel dan histogram perolehan nilai

    responden dapat dilihat pada Tabel 1 dan Gambar 1

    Adapun distribusi frekuensi Pelaksanaan KTSP yang menyangkut Aspek

    Kurikulum, sebagaimana pada tabel berikut:

    Tabel 1. Distribusi Frekuensi Pelaksanaan KTSP yang Menyangkut Aspek

    Kurikulum

    Kategori Kelas Interval Frekuensi

    Absolut

    Persentase Relaif

    (%)

    Persentase

    Kumulatif (%)

    Baik 6,16 – 7,61 42 42,86 42,86

    Cukup Baik 4,70 – 6,16 53 54,08 96,94

    Tidak Baik < 4,70 3 3,06 100

    Jumlah 98 100

    Dari tabel 1 di atas dapat diketahui bahwa aspek kurikulum menunjukkan 53

    orang (54,08 %) guru termasuk dalam kategori cukup baik, 42 orang (42,86 %)

    guru berada dalam kategori baik dan 3 orang (3,06 %) guru berada dalam kategori

    tidak baik. Hal ini berarti bahwa pada umumnya tingkat pencapaian aspek

    kurikulum berada pada kategori cukup baik. Selanjutnya dari data di atas dapat

    digambrkan dalam bentuk histogram sebagai berikut :

    Gambar 1 Histogram Pelaksanaan KTSP yang menyangkut Aspek Kurikulum

    42,86

    54,08

    3,06

    0

    10

    20

    30

    40

    50

    60

    1

    Baik Cukup Baik Tidak Baik

  • Jurnal Pendidikan MIPA, Vol. 5. No. 2, Jul – Des 2015 ISSN: 2088-0294

    26

    b. PelaksanaanKTSP yang menyangkut Aspek Penerapan Kurikulum. Berdasarkan hasil penelitian pada Lampiran 2, diperoleh data : Mean

    sebesar 2,33; Median sebesar 2,44; Standar Deviasi 0,83; nilai terendah yang

    diperoleh adalah 0,00 dan nilai tertinggi adalah 3,00. Tabel dan Histogram

    perolehan nilai responden dapat dilihat pada Tabel 2 dan Gambar 2.

    Adapun distribusi frekuensi Pelaksanaan KTSP yang menyangkut Aspek

    Penerapan Kurikulum adalah sebagai berikut:

    Tabel 2. Distribusi Frekuensi Pelaksanaan KTSP yang menyangkut Aspek

    Penerapan Kurikulum

    Kategori Kelas Interval Frekuensi

    Absolut

    Persentase

    Relaif (%)

    Persentase

    Kumulatif (%)

    Baik 2,33 – 3,58 50 51,02 51,02

    Cukup Baik 1,09 – 2,33 35 35.71 86,73

    Tidak Baik < 1,09 13 13,27 100

    Jumlah 98 100

    Dari tabel 2 di atas dapat diketahui bahwa aspek penerapan kurikulum

    menunjukkan 50 orang (51,02 %) guru termasuk dalam kategori baik, 35 orang

    (35,71 %) guru berada dalam kategori cukup baik, dan 13 orang (13,27 %) guru

    berada dalam kategori tidak baik. Hal ini berarti bahwa pada umumnya tingkat

    pencapaian aspek penerapan kurikulum berada pada kategori baik. Selanjutnya

    dari data di atas dapat digambarkan dalam bentuk histogram sebagai berikut :

    Gambar 2 Histogram Pelaksanaan KTSP yang menyangkut Aspek Penerapan

    Kurikulum

    c. Pelaksanaan KTSP yang menyangkut Aspek Proses Belajar Mengajar. Berdasarkan hasil penelitian pada Lampiran 2, diperoleh data : Mean

    sebesar 8.10; Median sebesar 8.17; Standar Deviasi 8.17; nilai terendah yang

    diperoleh adalah 5.00 dan nilai tertinggi adalah 9.00. Tabel dan histogram

    perolehan nilai responden dapat dilihat pada Tabel 3 dan Gambar 3.

    Adapun distribusi frekuensi Pelaksanaan KTSP yang menyangkut Aspek

    Proses Belajar Mengajaradalah sebagai berikut:

    Tabel 3. Distribusi Frekuensi Pelaksanaan KTSP yang menyangkut Aspek Proses

    Belajar Mengajar

    Kategori Kelas Interval Frekuensi

    Absolut

    Persentase

    Relaif (%)

    Persentase

    Kumulatif (%)

    Baik 8,10 – 9,35 33 33,67 33,67

    Cukup Baik 6,86 – 8,10 63 64,29 97,96

    Tidak Baik < 6,86 2 2,04 100

    Jumlah 98 100

    Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa aspek Proses Belajar Mengajar

    (PBM) menunjukkan 33 orang (33,67 %) guru termasuk dalam kategori baik, 63

    orang (64,29 %) guru berada dalam kategori cukup baik, dan 2 orang (2,04 %)

    guru berada dalam kategori tidak baik. Hal ini berarti bahwa pada umumnya

    51,02

    35,71

    13,27

    0

    10

    20

    30

    40

    50

    60

    1

    Baik Cukup Baik Tidak Baik

  • Jurnal Pendidikan MIPA, Vol. 5. No. 2, Jul – Des 2015 ISSN: 2088-0294

    27

    tingkat pencapaian aspek Proses Belajar Mengajar (PBM) berada pada kategori

    baik. Selanjutnya dari data di atas dapat digambarkan dalam bentuk histogram

    sebagai berikut :

    Gambar 3 Histogram Pelaksanaan KTSP yang menyangkut Aspek Proses Belajar

    Mengajar

    d. Pelaksanaan KTSP yang Menyangkut Aspek Tenaga Pendidik dan Kependidikan

    Berdasarkan hasil penelitian pada Lampiran 2, diperoleh data : Mean

    sebesar 8,89; Median sebesar 9,46; Standar Deviasi 1,74; nilai terendah yang

    diperoleh adalah 4 dan nilai tertinggi adalah 11. Tabel dan Histogram perolehan

    nilai responden dapat dilihat pada tabel 4 gambar 4.

    Adapun distribusi frekuensi Pelaksanaan KTSP yang Menyangkut Aspek

    Tenaga Pendidik dan Kependidikan adalah sebagai berikut:

    Tabel 4. DistribusiFrekuensi Pelaksanaan KTSP yang Menyangkut Aspek Tenaga

    Pendidik dan Kependidikan

    Kategori Kelas Interval Frekuensi

    Absolut

    Persentase

    Relaif (%)

    Persentase

    Kumulatif (%)

    Baik 8,89 – 11,5 69 70,40 70,40

    Cukup Baik 6,28 – 8,89 13 13,27 92,67

    Tidak Baik < 6,28 16 16,33 100

    Jumlah 98 100

    Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa aspek tenaga pendidik dan

    kependidikan menunjukkan 69 orang (70,40 %) guru termasuk dalam kategori

    baik, 13 orang (13,27 %) guru berada dalam kategori cukup baik, dan 16 orang

    (16,33 %) guru berada dalam kategori tidak baik. Hal ini berarti bahwa pada

    umumnya tingkat pencapaian aspek tenaga pendidik dan kependidikan berada

    pada kategori baik. Selanjutnya dari data di atas dapat digambarkan dalam bentuk

    histogram sebagai berikut

    Gambar 4 Histogram Pelaksanaan KTSP yang Menyangkut Aspek Tenaga

    Pendidik dan Kependidikan

    e. Pelaksanaan KTSP yang Menyangkut Aspek Manajemen Berdasarkan hasil penelitian pada Lampiran 2 , diperoleh data : Mean

    sebesar 7,45; Median sebesar 7,84; Standar Deviasi 1,69; nilai terendah yang

    33,67

    64,29

    2,04

    0

    10

    20

    30

    40

    50

    60

    70

    1

    Baik Cukup Baik Tidak Baik

    70,4

    13,2716,33

    0

    10

    20

    30

    40

    50

    60

    70

    80

    1

    Baik Cukup Baik Tidak Baik

    Kategori

  • Jurnal Pendidikan MIPA, Vol. 5. No. 2, Jul – Des 2015 ISSN: 2088-0294

    28

    diperoleh adalah 3 dan nilai tertinggi adalah 9. Tabel dan histogram perolehan

    nilai responden dapat dilihat pada Tabel 5 dan gambar 5.

    Adapun distribusi frekuensi Pelaksanaan KTSP yang Menyangkut Aspek

    Manajemen adalah sebagai berikut:

    Tabel 5. Distribusi Frekuensi Pelaksanaan KTSP yang Menyangkut Aspek

    Manajemen

    Kategori Kelas Interval Frekuensi

    Absolut

    Persentase

    Relaif (%)

    Persentase

    Kumulatif (%)

    Baik 7,45– 9,99 52 53,06 53,06

    Cukup Baik 4,83– 7,45 40 40,82 93,88

    Tidak Baik < 4,83 6 6,12 100

    Jumlah 98 100

    Dari tabel di atas dapat diketahu