IP Address

50
Modul WAN IP Address,IP Subnet,IP Router,IP Datagram,IP CIDR Oleh : Intan Saputri Marpaung (08) Yuvidah A (25) PEMERINTAH KOTA MALANG DINAS PENDIDIKAN SMK NEGERI 8 MALANG BERSERTIFIKASI INTERNASIONAL Jl. Teluk Pacitan (0341) 479148 Fax (0341) 479164 Website : Http://www.smkn8mlg.sch.id Email : [email protected]

description

sekilas tenteang ip address

Transcript of IP Address

Page 1: IP Address

Modul WAN IP Address,IP Subnet,IP Router,IP Datagram,IP CIDR

Oleh :

Intan Saputri Marpaung (08)

Yuvidah A (25)

PEMERINTAH KOTA MALANG

DINAS PENDIDIKAN SMK NEGERI 8 MALANG

BERSERTIFIKASI INTERNASIONAL

Jl. Teluk Pacitan (0341) 479148 Fax (0341) 479164

Website : Http://www.smkn8mlg.sch.id Email : [email protected]

Page 2: IP Address

2

KATA PENGANTAR

Penyusun memanjatkan puji syukur kepada Allah SWT yang

telah melimpahkan Rahmat dan Hidayah-Nya, sehingga penyusun

dapat menyelesaikan pembuatan buku modul WAN dengan baik.

Penyusunan Modul ini sebagai prasyarat sebagai nilai tugas

untuk syarat kelulusan nilai ujian yang ada di SMK Negeri 8 Malang.

Penyusun mendapat bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak dalm

menyelesaikan modul WAN ini. Penyusun mengucapkan terima kasih

kepada:

1. Bapak Guru Mata Pelajaran WAN yang telah member kami

tugas untuk menyusun modul ini.

2. Rekan penyusun yang telah bekerja sama dalam membantu

menyelesaikan modul ini.

3. Kedua Orang Tua yang telah memberikan semangat Dan

membiayai sampai selesainya laporan ini.

4. Semua pihak yang tidak dapat penyusun sebutkan satu persatu.

Penyusun berharap semoga laporan ini bermanfaat bagi

penyusun pribadi maupun pembaca. Amin.

Malang, 27 Mei 2010

Penyusun

.………………

Page 3: IP Address

3

DAFTAR ISI

Kata Pengantar ………………………………………..

Daftar Isi …….………………………………………..

Bab I Materi IP Address

1.1 Pendahuluan…………………………………

1.2 Format IP Address…………………………..

1.3 Pembbagian Kelas IP Address………………

1.4 Address Khusus…………………………….

1.5 Aturan Dasar Pemilihan Network dan Host ID..

1.6 Informasi Mengenai IP……………………..

Bab II Materi IP Subnet

2.1 Pendahuluan………………………………..

Bab III Materi IP Routing

3.1 Pendahuluan…………………………………

Bab IV Materi IP Datagram

4.1 Pendahuluan

Bab V Materi IP CIDR

5.1 Pendahuluan

5.2 Latar Belakang

Penutup……….………………………………………….

Daftar Pustaka……………………………………………

Page 4: IP Address

4

BAB I

IP ADDRESS

1.1 Pendahuluan

IP Address adalah alamat yang diberikan pada jaringan

computer dan peralatan jaringannya sehingga merupakan meted

pengalamatan yang telah diterima diseluruh dunia. IP berupa

angka yang unik. Didalam Ip terdiri dari dua bagian, yaitu Nework

ID dan Host ID.Network ID menunjukkan nomor network

sedangkan Host ID mengidentifikasi host dalam satu network.

1.2 Format IP Address

IP address terdiri dari bilangan biner 32 bit yang per IP

dipisahkan oleh titik(.). Dalam IP terdiri atas empat octet, satu

octet terdiri 8 bit. Bentuk IP Address dapat dituliskan sebagai

berikut :

xxxxxxxx.xxxxxxxx.xxxxxxxx.xxxxxxxx

Jadi IP Address ini punya range dari

00000000.00000000.00000000.00000000 atau

11111111.11111111.11111111.11111111. Notasi Ip address

dengan menggunakan bilangan biner .

1.3 Pembagian Kelas IP Address

IP digambarkan dengan sederetan angka berupa

kombinasi 4 deret bilangan antara 0 s/d 255 yang masing-masing

dipisahkan oleh tanda titik (.), mulai dari 0.0.0.1 hingga

Page 5: IP Address

5

255.255.255.255.

IP Address data dipisahkan menjadi 2 bagian, yakni

bagian network(Net ID) dan bagian host (Host ID). Net ID

berperan untuk identifikasi suatu network dari network

lain,sedangkan host ID untuk identifikasi host dalam suatu

network. Jadi, seluruh host yang tersambung dalam jaringan yang

sama memiliki net

ID yang sama pula. Sebagian dari bit-bit bagian awal dari IP

Address merupakan network bit/network number ,sisanya untuk

host. IP Address dibagi menjadi lima kelas, yaitu kelas A, kelas B,

kelas C, kelas D, kelas E. Perbedaaan tiap kelas adalah pada

ukuran dan jumlahnya. Contohnya IP kelas A dipakai oleh sedikit

jaringan namun jumlah host yang dapat ditampung oleh tiap

jaringan sangat besar. Kelas D dan E tidak digunakan secara

umum, kelas D digunakan bagi jaringan multicast dan kelas E

utnuk keperluan eksperimental. Perangkat lunak Internet Protokol

menentukan pembagian jenis kelas ini dengan menguji beberapa

bit pertama. Penentuan kelas ini dilakukan dengan cara berikut ini :

Bit pertama IP address kelas A adalah 0, dengan panjang net

ID 8 bit dan panjang host ID 24 bit. Jadi byte pertama IP

address kelas A mempunyai range dari 0-127. Jadi pada

kelas A terdapat 127 network). IP address kelas A diberikan

untuk jaringan dengan jumlah host yang sangat besar, IP

kelas ini dapat dilukiskan pada gambar berikut ini:

Page 6: IP Address

6

0-127 0-255 0-255 0-255

0nnnnnnn hhhhhhhh hhhhhhhh hhhhhhhh

Network ID Host ID

IP Address kelas A

Dua bit IP address kelas B selalu diset 10 sehingga byte

pertamanya selalu bernilai antara 128-191. Network ID

adalah 16 bit pertama dan 16 bit sisanya adalah host ID

sehingga kalau ada komputer mempunyai IP address

167.205.26.161, network ID = 167.205 dan host ID =

26.161.

Pada. IP address kelas B ini mempunyai range IP dari 128.0.xxx.xxx

sampai 191.155.xxx.xxx, yakni

berjumlah 65.255 network.IP kelas B dapat dilukiskan pada gambar

berikut ini :

128-191 0-255 0-255 0-255

10nnnnnn nnnnnnnn hhhhhhhh hhhhhhhh

Network ID Host ID

IP Address kelas B

Page 7: IP Address

7

IP address kelas C mulanya digunakan untuk jaringan

berukuran kecil seperti LAN. Tiga bit pertama IP address

kelas C selalu diset 111.

Network ID terdiri dari 24 bit dan host ID 8 bit sisanya

sehingga dapat terbentuk sekitar 2 juta network dengan

masing-masing network memiliki 256 host. IP kelas C dapat

dilukiskan pada gambar berikut ini :

192-223 0-255 0-255 0-255

nnnnn nnnnnnnn nnnnnnnn hhhhhhhh

Network ID Host ID

IP Address kelas C

IP address kelas D digunakan untuk keperluan multicasting.

4 bit pertama IP address kelas D selalu diset 1110 sehingga

byte pertamanya berkisar antara 224- 247, sedangkan bit-bit

berikutnya diatur sesuai keperluan multicast group yang

menggunakan IP address ini. Dalam multicasting tidak

dikenal istilah network ID dan host ID.

IP address kelas E tidak diperuntukkan untuk keperluan

umum. 4 bit pertama IP address kelas ini diset 1111

sehingga byte pertamanya berkisar antara 248-255.

Page 8: IP Address

8

Sebagai tambahan dikenal juga istilah Network Prefix, yang

digunakan untuk IP address yang menunjuk bagian jaringan.Penulisan

network prefix adalah dengan

tanda slash ―/‖ yang diikuti angka yang menunjukkan panjang

network prefix ini dalam

bit. Misal untuk menunjuk satu network kelas B 167.205.xxx.xxx

digunakan penulisan

167.205/16. Angka 16 ini merupakan panjang bit untuk network

prefix kelas B.

1.4 Address Khusus

Selain address yang dipergunakan untuk pengenal host,ada

beberapa jeniis address yang digunakan untuk keperluan khusus dan

tidak boleh digunakkan untuk pengenalan host. Address tersebut

adalah :

Network Address

Address ini digunakan untuk mengenali suatu network pada jaringan

internet. Tujuannya adalah untuk menyederhanakan informasi

routing pada Internet. Router cukup melihat network address untuk

menentukan ke router mana datagram tersebut harus dikirimkan.

Broadcast Address

Page 9: IP Address

9

Address ini digunakan untuk mengirim/menerima informasi yang

haarus diketahui oleh seluruh host yang ada pada suatu network.

Dengan adanya alamat ini, maka hanya host tujuan saja yang

memproses data tersebut.

Multicast Address

Kelas A,B,C adalah address yang digunakan untuk komunikasi adalah

address yang digunakan untuk komunikasi antar host, yang

menggunakan datagram-datagram unicast. Artinya datagram/paket

memiliki address tujuan berupa satu host tertentu.

1.5 Aturan Dasar Pemilihan Network ID dan Host ID

Berikut adalah aturan-aturan dasar dalam menentukan network

ID dan host ID yang digunakan :

Network ID tidak boleh sama dengan 127

Network ID 127 secara default digunakan sebagai alamat loopback

yakni IP

address yang digunakan oleh suatu komputer untuk menunjuk dirinya

sendiri.

Network ID dan host ID tidak boleh sama dengan 255

Network ID atau host ID 255 akan diartikan sebagai alamat broadcast.

ID ini

merupakan alamat yang mewakili seluruh jaringan.

Network ID dan host ID tidak boleh sama dengan 0

Page 10: IP Address

10

IP address dengan host ID 0 diartikan sebagai alamat network. Alamat

network

digunakan untuk menunjuk suatu jaringn bukan suatu host.

Host ID harus unik dalam suatu network.

Dalam suatu network tidak boleh ada dua host yang memiliki host ID

yang sama.

2.6 Informasi Mengenai IP

IP menawarkan layanan sebagai protokol antar jaringan

(inter-network), karena itulah IP juga sering disebut

sebagai protokol yang bersifat routable. Header IP

mengandung informasi yang dibutuhkan untuk menentukan rute

paket, yang mencakup alamat IP sumber (source IP address)

dan alamat IP tujuan (destination IP address). Anatomi alamat

IP terbagi menjadi dua bagian, yakni alamat jaringan (network

address) dan alamat node (node address/host address).

Penyampaian paket antar jaringan (umumnya disebut sebagai

proses routing), dimungkinkan karena adanya alamat jaringan

tujuan dalam alamat IP. Selain itu, IP juga mengizinkan

pembuatan sebuah jaringan yang cukup besar, yang disebut

sebagai IP internetwork, yang terdiri atas dua atau lebih

jaringan yang dihubungkan dengan menggunakan router

berbasis IP.

IP mendukung banyak protokol klien, karena memang IP

merupakan "kurir" pembawa data yang dikirimkan oleh

Page 11: IP Address

11

protokol-protokol lapisan yang lebih tinggi dibandingkan

dengannya. Protokol IP dapat membawa beberapa protokol

lapisan tinggi yang berbeda-beda, tapi setiap paket IP hanya

dapat mengandung data dari satu buah protokol dari banyak

protokol tersebut dalam satu waktu. Karena setiap paket dapat

membawa satu buah paket dari beberapa paket data, maka harus

ada cara yang digunakan untuk mengidikasikan protokol lapisan

tinggi dari paket data yang dikirimkan sehingga dapat

diteruskan kepada protokol lapisan tinggi yang sesuai pada sisi

penerima. Mengingat klien dan server selalu menggunakan

protokol yang sama untuk sebuah data yang saling

dipertukarkan, maka setiap paket tidak harus mengindikasikan

sumber dan tujuan yang terpisah. Contoh dari protokol-protokol

lapisan yang lebih tinggi dibandingkan IP adalah Internet

Control Management Protocol (ICMP), Internet Group

Management Protocol (IGMP), User Datagram Protocol (UDP),

dan Transmission Control Protocol (TCP).

IP mengirimkan data dalam bentuk datagram, karena

memang IP hanya menyediakan layanan pengiriman data secara

connectionless serta tidak andal (unreliable) kepada protokol-

protokol yang berada lebih tinggi dibandingkan dengan

protokol IP. Pengirimkan connectionless, berarti tidak perlu ada

negosiasi koneksi (handshaking) sebelum mengirimkan data

dan tidak ada koneksi yang harus dibuat atau dipelihara dalam

lapisan ini. Unreliable, berarti IP akan mengirimkan paket tanpa

proses pengurutan dan tanpa acknowledgment ketika pihak

Page 12: IP Address

12

yang dituju telah dapat diraih. IP hanya akan melakukan

pengiriman sekali kirim saja untuk menyampaikan paket-paket

kepada hop selanjutnya atau tujuan akhir (teknik seperti ini

disebut sebagai "best effort delivery"). Keandalan data bukan

merupakan tugas dari protokol IP, tapi merupakan protokol

yang berada pada lapisan yang lebih tinggi, seperti halnya

protokol TCP.

Bersifat independen dari lapisan antarmuka jaringan

(lapisan pertama dalam DARPA Reference Model), karena

memang IP didesain agar mendukung banyak komputer dan

antarmuka jaringan. IP bersifat independen terhadap atribut

lapisan fisik, seperti halnya pengabelan, pensinyalan, dan bit

rate. Selain itu, IP juga bersifat independen terhadap atribut

lapisan data link seperti halnya mekanisme Media access

control (MAC), pengalamatan MAC, serta ukuran frame

terbesar. IP menggunakan skema pengalamatannya sendiri,

yang disebut sebagai "IP address", yang merupakan bilangan

32-bit dan independen terhadap skema pengalamatan yang

digunakan dalam lapisan antarmuka jaringan.

Untuk mendukung ukuran frame terbesar yang dimiliki oleh

teknologi lapisan antarmuka jaringan yang berbeda-beda, IP

dapat melakukan pemecahan terhadap paket data ke dalam

beberapa fragmen sebelum diletakkan di atas sebuah saluran

jaringan. Paket data tersebut akan dipecah ke dalam fragmen-

fragmen yang memiliki ukuran maximum transmission unit

(MTU) yang lebih rendah dibandingkan dengan ukuran

Page 13: IP Address

13

datagram IP. Proses ini dinamakan dengan fragmentasi

([[Fragmentasi paket jaringan|fragmentation). Router atau host

yang mengirimkan data akan memecah data yang hendak

ditransmisikan, dan proses fragmentasi dapat berlangsung

beberapa kali. Selanjutnya host yang dituju akan menyatukan

kembali fragmen-fragmen tersebut menjadi paket data utuh,

seperti halnya sebelum dipecah.

Dapat diperluas dengan menggunakan fitur IP Options

dalam header IP. Fitur yang dapat ditambahkan contohnya

adalah kemampuan untuk menentukan jalur yang harus diikuti

oleh datagram IP melalui sebuah internetwork IP.

Page 14: IP Address

14

BAB II

IP Subnet

2.1 Pendahuluan

Subnet mask digunakan untuk menentukan alokasi IP

bagi komputer-komputer pada usatu jaringan local sehingga tiap

computer dapat saling terhubung dalam jaringan.Subneting dapat juga

berarti teknik pembagian sebuah network ID menjadi beberapa

network ID lain dengan jumlah anggota yang lebih kecil. Subnet mask

merupakan angka biner yang digunakan untuk

membedakan network ID dengan host ID

menunjukkan lokasi suatu host, apakah ia berada pada jaringan

lokal atau tidak

Subnetting mempunyai kegunaan :

1. Menggabungkan teknologi jaringan yang berbeda.

Adanya penggunaan teknologi yang berbeda dalam sebuah

organisasi dalam jaringan LAN.

2. Mengatasi Ketebatasan Teknologi.

Sebagian besaar teknologi LAN memiliki batas keampuan

berdasarkan pada jumlah host yang terhubung, dan panjang total dari

kabel.

Pada subnet mask, bit-bit yang menyatakan network ID diset bernilai

1 sementara host ID diset bernilai 0. Dengan demikian untuk IP kelas

Page 15: IP Address

15

A, B, dan C dapat diketahui bahwa subnet masknya adalah seperti

berikut;

Kelas IP Subnet mask

Dalam desimal

A 11111111.00000000.00000000.00000000 255.0.0.0

B 11111111.11111111.00000000.00000000 255.255.0.0

C 11111111.11111111.11111111.00000000 255.255.255.0

Tabel Subnet mask IP kelas A, B, C

Hal ini sesuai dengan network ID dan host ID dari masing-masing

kelas IP tersebut.

Namun demikian kita bisa pula menggunakan subnet mask untuk

menentukan letak suatu host dalam jaringan lokal. Sebagai contoh,

bila kita mendapatkan alokasi IP kelas B, yaitu 167.20.x.x, maka kita

bisa membagi alokasi IP ini menjadi beberapa buah jaringan lokal.

Identitas jaringan lokal tersebut ditentukan dari bit-bit subnet mask

ini. Dengan demikian IP untuk masing-masing host akan berbentuk

seperti berikut,

Gambar Format alamat IP dengan subnet mask

Bila kita ingin membagi alokasi IP kelas B ini menjadi beberapa buah

jaringan lokal dengan alokasi IP kelas C, kita bisa menggunakan

subnet mask ini. Caranya adalah sebagai berikut,

Karena network ID dari kelas B berjumlah 16 bit sementara

network ID dari kelas C berjumlah 24 bit, maka selisihnya kita

Network ID Subnet ID Host ID

Page 16: IP Address

16

jadikan sebagai subnet ID. Dengan demikian subnet ID akan

berjumlah 8 bit.

Subnet ID ini diset sebagai angka 1. Dengan demikian subnet

mask untuk masing-masing jaringan lokal adalah sama dengan

subnet mask untuk IP kelas C, yaitu

11111111.11111111.11111111.00000000

Dengan cara ini sebuah alamat IP kelas B dapat dibagi menjadi 256

jaringan lokal dengan IP kelas C, yaitu 167.20.0.x, 167.20.1.x,

167.20.2.x, …, 167.20.255.x. Cara penulisan ini tidak umum. Cara

yang lebih umum adalah 167.20.0/16, 167.20.1/16, 167.20.2/16, …,

167.205.20.255/16. Angka 16 di sini menyatakan bahwa network ID

terdiri dari 16 bit.Subnetting dilakukan pada saat konfigurasi interface.

Page 17: IP Address

17

BAB III

IP Router

3.1 Pendahuluan

Router memiliki kemampuan melewatkan paket IP dari

satu jaringan ke jaringan lain yang mungkin memiliki banyak jalur

diantara keduanya. Router-router yang saling terhubung dalam

jaringan internet turut serta dalam sebuah algoritma routing

terdistribusi untuk menentukan jalur terbaik yang dilalui paket IP dari

system ke system lain. Proses routing dilakukan secara hop by hop. IP

tidak megnetahui jalur keseluruhan menuju tuuan setiap paket. IP

routing hanya menyediakan IP address dari router berikutnya yang

menurutnya lebih dekat ke host tujuan.

Router dapat digunakan untuk menghubungkan sejumlah

LAN sehingga trafik yang dibangkitkan oleh suatu LAN terisolasikan

dengan baik dari trafik yang dibangkitkan oleh LAN yang lain. Jika

dua atau lebih LAN terhubung dengan router, setiap LAN dianggap

sebagai subnetwork yang berbeda. Merip dengan bridge, router da[at

dihubungkan network interface yang berbeda.

Router terletak pada Layer 3 dalam OSI, router hanya perlu

mengetahui Net-Id (no mor jaringan) dari data yang diterimanya untuk

diteruskan ke jaringan yang dituju. Router bekerja di lapisan ke 3 OSI

Layer. Jika sebuah nerwork terhubung secara langsung, maka router

sudah tahu bagaimana menghubungi network itu. Jika sebuah network

tidak terhubung secara langsung, router harus mempelajari bagaimana

cara mencapai network remote tersebut dengan dua cara :

Page 18: IP Address

18

mengguanakan routing statis,yang berarti seseorang harus mengetikan

dengan tangan tentang semua lokasi network ke routing table,atau

melalui apa yang disebut routing dinamis.

Pada routing dinamis, sebuah protocol pada satu router berkomunikasi

dengan protocol yang sama yang bekerja di router tetangga. Router

kemudian akan saling melakuakan update tentang semua network

yang mereka ketahui dan menempatkan informasi tersebut ke routing

table. Jika suatu perubahan terjadi di network,maka protocol routing

dinamis secara otomatis akan memberitahukan semua router tentang

apa yang terjadi. Jika routing statis digunakan,maka seorang

administrator bertanggung jawab untuk melakuakan update semua

perubahan tersebut,secara manual ke semua router. Biasanya, pada

sebuah network yang besar,digunakan kombinasi dari routing dinamis

dan routing statis.

3.2 Proses Routing IP

Proses routing IP sebenarnya cukup sederhana dan tidak

berubah terhadap ukuran network yagn anda miliki. Sebagai contoh,

kita akan menggunakan gambar berikut untuk menjelaskan langkah

demi langkah tentang apa yang terjadi jika host A ingin

berkomunikasi dengan host B di sebuah network yang berbeda.

Host A -------------------- Lab A ------------------------

Host B (172.16.20.1) (172.16.10.2) (172.16.20.2)

Page 19: IP Address

19

Pada contoh ini, seorang user di Host A melakukan ping ke

alamat IP Host B. Routing tidak lebih sederhana dari ini, tetapi masih

sendiri dari banyak langkah. Mari kita membahas langkah-langkah

tersebut :

1. Internet Control Message Protocol (ICMP) menciptakan sebuah

payload (data) pemintaan echo (di mana isinya hanya abjad di

field data).

2. ICMP menyerahkan payload tersebut ke Internet Protocol (IP),

yang lalu menciptakansebuah paket. Paling sedikit, paket ini

berisi sebuah alamat asal IP, sebuah alamat tujuan IP, dan

sebuah field protocol dengan nilai 01h (ingat bahwa Cisco suka

menggunakan 0x di depan karakter heksadesimal , jadi di router

mungkin terlihat seperti 0x01). Semua itu memberitahukan

kepada host penerima tentang kepada siapa host penerima harus

menyerahkan payload ketika network tujuan telah dicapai –

pada contoh ini host menyerahkan payload kepada protocol

ICMP.

3. Setelah paket dibuat, IP akan menentukan apakah alamat IP

tujuan ada di network local atau network remote.

4. Karena IP menentukan bahwa ini adalah permintaan untuk

network remote, maka paket perlu dikirimkan ke default

gateway agar paket dapat di route ke network remote. Registry

di Windows dibaca untuk mencari default gateway yang telah di

konfigurasi.

Page 20: IP Address

20

5. Default gateway dari host 172.16.10.2 (Host A) dikonfigurasi

ke 172.16.10.1. Untuk dapat mengirimkan paket ini ke default

gateway, harus diketahui dulu alamat hardware dari interface

Ethernet 0 dari router (yang dikonfigurasi dengan alamat IP

172.16.10.1 tersebut) Mengapa demikian? Agar paket dapat

diserahkan ke layer data link,lalu dienkapsulasi menjadi frame,

dan dikirimkan ke interface router yang terhubung ke network

172.16.10.0. Host berkomunikasi hanya dengan alamat

hardware pada LAN local. Penting untuk memahami bahwa

Host A, agar dapat berkomunikasi dengan Host B, harus

mengirimkan paket ke alamat MAC (alamat hardware) dari

default gateway di network local.

6. Setelah itu, cache ARP dicek untuk melihat apakah alamat IP

dari default gateway sudah pernah di resolved (diterjemahkan)

ke sebuah alamat hardware:

Jika sudah, paket akan diserahkan ke layer data link

untuk dijadikan frame (alamat hardaware dari host tujuan

diserahkan bersama tersebut).

Jika alamat hardware tidak tersedia di cache ARP dari

host, sebuah broadcast ARP akan dikirimkan ke network

local untuk mencari alamat hardware dari 172.16.10.1.

Router melakukan respon pada permintaan tersebut dan

menyerahkan alamat hardware dari Ethernet 0, dan host

akan menyimpan (cache) alamat ini. Router juga akan

melakukan cache alamat hardware dari host A di cache

ARP nya.

Page 21: IP Address

21

7. Setelah paket dan alamat hardware tujuan diserahkan ke layer

data link, maka driver LAN akan digunakan untuk menyediakan

akses media melalui jenis LAN yang digunakan (pada contoh

ini adalah Ethernet). Sebuah frame dibuat, dienkapsulasi dengan

informasi pengendali. Di dalam frame ini alamat hardware dari

host asal dan tujuan, dalam kasus ini juga ditambah dengan

field EtherType yang menggambarkan protocol layer network

apa yang menyerahkan paket tersebut ke layer data link- dalam

kasus ini, protocol itu adalah IP. Pada akhir dari frame itu

terdapat sebuah field bernama Frame Check Sequence (FCS)

yang menjadi tempat penyimpanan dari hasil perhitungan

Cyclic Redundancy Check (CRC).

8. Setelah frame selesai dibuat, frame tersebut diserahkan ke layer

Physical untuk ditempatkan di media fisik ( pada contoh ini

adalah kabel twisted-pair )dalam bentuk bit-bit, yang dikirim

saru per satu.

9. Semua alat di collision domain menerima bit-bit ini dan

membuat frame dari bit-bit ini. Mereka masing-masing

melakukan CRC dan mengecek jawaban di field FCS. Jika

jawabannya tidak cocok, frame akan dibuang.

Jika CRC cocok, maka alamat hardware tujuan akan di cek

untuk melihat apakah alamat tersebut cocok juga (pada contoh

ini, dicek apakah cocok dengan interface Ethernet 0 dari router).

Jika alamat hardware cocok, maka field Ether-Type dicek untuk

mencari protocol yang digunakan di layer Network.

Page 22: IP Address

22

10. Paket ditarik dari frame, dan apa yang tertinggal di frame akan

dibuang. Paket lalu diserahkan ke protocol yang tercatat di field

Ether-Type—pada contoh ini adalah IP.

11. IP menerima paket dan mengecek alamat tujuan IP. Karena

alamat tujuan dari paket tidak sesuai dengan semua alamat yang

dikonfigurasi di router penerima itu sendiri, maka router

penerima akan melihat pada alamat IP network tujuan di routing

tablenya.

12. Routing table harus memiliki sebuah entri di network

172.16.20.0, jika tidak paket akan dibuang dengan segera dan

sebuah pesan ICMP akan dikirimkan kembali ke alamat

pengirim dengan sebuah pesan ―destination network

unreachable‖ (network tujuan tidak tercapai)

13. Jika router menemukan sebuah entri untuk network tujuan di

tabelnya, paket akan dialihkan ke interface keluar (exit

interface)—pada contoh, interface keluar ini adalah interface

Ethernet 1.

14. Router akan melakuakan pengalihan paket ke buffer Ethernet 1.

15. Buffer Ethernet 1 perlu mengetahui alamat hardware dari host

tujuan dan pertama kali ia akan mengecek cache ARP-nya.

Jika alamat hardware dari Host B sudah ditemukan, paket dan

alamat hardware tersebut akan diserahkan ke layer data link

untuk dibuat menjadi frame.

Jika alamat hardware tidak pernah diterjemahkan atau di

resolved oleh ARP (sehingga tidak dicatat di cache ARP),

Page 23: IP Address

23

router akan mengirimkan sebuah permintaan ARP keluar dari

interface E1 untuk alamat hardware 172.16.20.2.

Host B melakukan respon dengan alamat hardwarenya, dan

paket beserta alamat hardware tujuan akan dikirimkan ke layer data

link untuk dijadikan frame.

16. Layer data link membuat sebuah frame dengan alamat hardware

tujuan dan asal , field Ether-Type, dan field FCS di akhir dari

frame. Frame diserahkan ke layer Physical untuk dikirimkan

keluar pada medium fisik dalam bentuk bit yang dikirimkan

satu per satu.

17. Host B menerima frame dan segera melakuakan CRC. Jika hasil

CRC sesuai dengan apa yang ada di field FCS, maka alamat

hardware tujuan akan dicek. Jika alamat host juga cocok, field

Ether-Type akan di cek untuk menentukan protocol yang akan

diserahi paket tersebut di layer Network—Pada contoh ini,

protocol tersebut adalah IP.

Page 24: IP Address

24

BAB IV

IP DATAGRAM

4.1 Pendahuluan

Paket dalam lapisan IP disebut dengan datagram. Gambar

―Header Protocol IP‖ memperlihatkan datagram sebuah IP. Datagram

IP panjangnya variabel yang terdiri atas data dan header. Panjang

header bisa antara 20 sampai 60 byte. Header ini memuat informasi

yang penting sekali untuk keperluan routing dan pengiriman. Berikut

penjelasan tentang isi daripada header :

Ver/Version

Field Version mengawasi versi protokol pada datagram.

Dengan memasukkan versi pada setiap datagram akan

dimungkinkan untuk mempunyai transmisi antara dua buah

versi, dimana sebagian mesin mengoperasikan versi lama dan

mesin lainnya menjalankan versi baru. Dalam hal ini versi

protokol IP yang dipakai dan saat ini versi IP yang dipakai ialah

IP versi 4 (IPv4). (versi terbaru IPv6)

Page 25: IP Address

25

Gambar : Header Protokol IP

IHL (Internet Header Length) Panjang Header

Panjang header ditentukan oleh field yang ada pada

header yaitu IHL, panjang header itu sendiri mengikuti dari

panjang IHL, yaitu 32 bit words. Panjang minimun adalah 5

yang dipakai apabila tidak ada option, nilai maksimun field 4

bit ini adalah 15, yang membatasi header pada 60 byte sehingga

field option mempunyai panjang 40 byte. Untuk beberapa

option, seperti option yang mencatat route yang dipakai paket,

40 byte sangat tidak mencukupi. Hal ini akhirnya menyebabkan

option menjadi tidak berguna.

Page 26: IP Address

26

Type of Service Jenis Pelayanan

Service type: Ada 8 bit yang menginformasikan

bagaimana datagram harus ditangani oleh router. Field ini

dibagi menjadi 2 subfield yakni: precedence (3 bit) dan service

type (TOS=Type Of Service) (4 bit). Sisa bit tidak digunakan.

Arti ke 8-bit tersebut adalah :

Bit Diskripsi

0 – 2 Prioritas, tingkat 0 s/d tingkat 7

Tingkat 0: Normal

Tingkat 7: Prioritas paling tinggi

3 Indikasi tundaan: 0= normal; 1=

rendah

4 Indikasi Throughput: 0= normal; 1=

tinggi

5

Indikasi Keandalan: 0= normal; 1=

tinggi

Page 27: IP Address

27

6 – 7

Cadangan untuk penggunaan akan

datang

IP standar tidak menetapkan aksi khusus terhadap harga

Type of Service ini.

Beberapa host dan router mengabaikan type of Service ini dan

beberapa yang lain mempergunakannya untuk membuat

keputusan perutean.

Total length

Terdiri dari 16-bitPanjang Datagram IP. Panjang

datagram IP maksimumnya adalah 65.535 byte meliputi segala

hal dalam delay-header dan data. Namun untuk masa depan

akan membutuhkan datagram yang lebih besar lagi.

Identifier / Identification

terdiri dari 16-bit. Identification diperlukan untuk

mengizinkan host tujuan menentukan datagram pemilik

fragment yang baru datang. Semua fragment suatu datagram

Page 28: IP Address

28

berisi nilai Identification yang sama, sehingga ia dapat

melakukan perakitan kembali (reassembly) datagram tersebut.

Flagterdiri dari 3-bit.

Flag diperlukan untuk menjaga agar fragment datagram

tetap utuh ( tidak terpotong-potong ) dan memberikan tanda

bahwa fragment datagram telah tiba. Arti ketiga bit tersebut

adalah :

- Bit ke-1 : untuk cadangan, biasanya dibuat tetap O.

- Bit ke-2 : 0 = datagram boleh dipecah (may fragment).

- 1 = datagram tak boleh dipecah (don't fragment).

- Bit ke- 3 : 0 = pecahan datagram yang terakhir (last

fragment).

- 1 = bukan pecahan datagram yang terakhir (more fragment).

Fragment Offset.

Untuk memberitahukan di antara datagram mana yang

ada pada saat itu yang memiliki fragment yang bersangkutan.

Seluruh fragment kecuali yang terakhir di dalam datagram harus

Page 29: IP Address

29

merupakan perkalian 8 byte, yaitu satuan fragment elementer.

Karena tersedia 13 bit, maka terdapat nilai maksimum fragment

per datagram, yang menghasilkan panjang datagram maksimum

65.536 byte dimana lebih besar dari panjang datagram IP.

Time to Live.

Counter yang digunakan untuk membatasi umur paket.

Field ini diharapkan dapat menghitung waktu dalam detik, yang

memungkinkan umur maksimum 225 detik. Counter harus

diturunkan pada setiap hop dan diturunkan beberapa kali bila

berada dalam antrian router dalam waktu yang lama. Pada

kenyataannya, field ini hanya menghitung hop. Ketika counter

mencapai nol, paket dibuang dan paket peringatan dikirimkan

kembali ke host sumber. Feature ini mencegah datagram agar

tidak kehilangan arah, sesuatu yang mungkin terjadi bila tabel

routing rusak.

Transport Protocol

Field ini berisi 8 bit yang mendefinisikan lapisan

protokol di atasnya menggunakan layanan lapisan IP. Sebuah

datagram IP dapat membungkus data dari beberapa tingkat

Page 30: IP Address

30

protokol di atasnya seperti TCP, UDP, ICMP dan IGMP. Ketika

protokol IP me-multiplex dan me-demultiplex data dari

tingkatan protokol di atasnya, nilai field ini menolong proses

ketika datagram sampai ke tujuan alamat akhir.

Header Checksum

Hanya melakukan verifikasi terhadap header saja.

Checksum ini sangat berguna untuk mendeteksi error yang

dihasilkan oleh memory yang buruk di dalam router. Algoritma

adalah dengan menambah semua half-word 16 bit pada saat

checksum datang, dengan menggunakan perhitungan

komplemen satu dan mengambil komplemen satunya sebagai

hasilnya. Agar algoritma ini dapat berfungsi, Header checksum

diasumsikan bernilai 0 pada saat datang. Algoritma ini lebih

baik dibandingkan dengan bila menggunakan penambahan

biasa. Perlu dicatat bahwa Header checksum harus dihitung

kembali di setiap hop, karena sedikitnya sebuah field selalu

berubah ( field Time to Live – TTL ). Akan tetapi cara tertentu

dapat digunakan untuk mempercepat perhitungan.

Source Address dan Destinasion Address.

Page 31: IP Address

31

Menandai nomor jaringan dan nomor host. Source

address 32 bit berisi informasi alamat IP dari host pengirim.

Destination address 32 bit yang berisi informasi alamat IP

tujuan.

Option.

Header datagram IP mempunyai panjang yang tetap

yakni 20 byte. Sedangkan panjang header yang variabel adalah

40 byte. Oleh sebab itu header datagram IP berkisar antara 20

hingga 60 byte. Panjang header variabel ini adalah option. Yang

digunakan untuk kepentingan pengetesan dan debugging.

Option mempunyai panjang yang dapat diubah-ubah. Masing-

masing diawali dengan kode-kode bit yang

mengindentifikasikan option. Sebagian option diikuti oleh field

option yang panjangnya 1 byte, kemudian oleh satu atau lebih

byte-byte data.

Page 32: IP Address

32

diantaranya :

- Strict Source Route: berisi sederetan alamat IP dari router-

router yang akan dikunjungi dalam melewati jalan untuk

mencapai host tujuan. Router-router ini juga akan dilewati

oleh trafik yang kembali dari tujuan ke sumber.

- Loose Source Route: berisi daftar alamat .IP dari router-

router yang akan dikunjungi dalam melewati jalan untuk

mencapai host tujuan. Loose Source Route ini berfungsi

terutama hanya sebagai penunjuk jalan dalam mencapai

host tujuan, sehingga trafik dapat melewati beberapa router

antara tambahan lainnya yang terdapat disepanjang jalan

yang akan dilaluinya.

- Record Route: berisi daftar alamat IP dari router-router yang

dikunjungi oleh suatu datagram. Setiap router yang

dikunjungi oleh datagram disepanjang jalan dalam

mencapai tujuan alamat IP nya akan ditambahkan kedalam

daftar tersebut. Panjang medan daftar ini di-set oleh

pengirim pada ukuran yang memungkinkan tidak akan

penuh sebelum datagram tersebut mencapai host tujuan.

Page 33: IP Address

33

- Timestamp : medan tempat catatan rekaman waktu saat

datagram dikirimkan. Setiap simpul yang dikunjungi oleh

datagram tersebut dalam\ perjalanannya menuju host tujuan

akan menambahkan catatan rekaman waktu ini.

Gambar : Timestamp

- Padding, jumlah bitnya variabel: digunakan untuk

menjamin bahwa akhir header IP adalah kelipatan 32-bit.

Padding terdiri dari option-option :

1. Option Security, menyatakan sejauh mana kerahasiaan

informasinya, dengan kata lain menspesifikasikan tingkat

kerahasiaan datagram.

2. Option Strict Source Routing, memberikan lintasan

lengkap dari sumber ke tujuan dalam bentuk sejauh

Page 34: IP Address

34

alamat IP. Datagram diperlukan untuk mengikuti lintasan

eksa tersebut.

3. Option Loose Source Routing, mengharuskan paket

melintasi daftar router yang telah ditentukan, dan dalam

urutan yang telah ditentukan, tapi tidak diizinkan untuk

melewati router lainnya selama perjalanannya.

4. Option Record Route, memberitahukan router-router di

sepanjang lintasan agar menambah alamat IP-nya ke field

option.

5. Option Times Stamps, mirip dengan option record route

kecuali disamping merekam alamat IP 32 byte-nya setiap

router juga perlu merekam time stamp 32 byte.

- Data, jumlah bitnya variabel: menyatakan panjang

informasi. Panjang data harus kelipatan 8-bit (oktet).

panjang maksimum data plus header adalah 65535 oktet dan

minimum adalah 576 oktet

Page 35: IP Address

35

Fragmemntasi

Dalam perjalanannya menuju tujuan, data akan melewati

berbagai macam interfaceyang berbeda. Dimana masing-masing

interface memiliki kemampuan yang berbeda

untukmengirimkan frame data. Kemampuan ini disebut

Maximum Transfer Unit (MTU). Batasmaksimum data dapat

ditempatkan dalam 1 frame.IP dapat memisahkan data yang

terkirim menjadi sebesar MTU. Proses pemisahan inidisebut

fragmentasi (fragmentation).

Enkapsulasi Datagram

Ingat bahwa ukuran maksimum datagram IP adalah 65,535

octets (IPv4)

Agar proses pengangkutan datagram di internet dapat

dilakukan secara efisien, maka lebih dikekehendaki bahwa

datagram dapat dipetakan secara langsung ke dalam satu

frame jaringan fisik (data link networks

Page 36: IP Address

36

BAB V

IP CIDR

5.1 Pendahuluan

Classless Inter-Domain Routing (CIDR) adalah sebuah

metodologi pengalokasian alamat IP dan routing paket Internet

Protocol. Saat itu diperkenalkan pada tahun 1993 untuk menggantikan

arsitektur menangani desain jaringan sebelum classful di Internet

dengan tujuan untuk memperlambat pertumbuhan tabel routing pada

router di Internet, dan membantu memperlambat kelelahan cepat

alamat IPv4.

Alamat IP yang digambarkan sebagai terdiri dari dua kelompok

bit di alamat: bagian paling penting adalah alamat jaringan yang

mengidentifikasi seluruh jaringan atau subnet dan bagian paling

penting adalah host identifier, yang menentukan antarmuka host

tertentu pada jaringan itu. Divisi ini digunakan sebagai dasar lalu

lintas routing antara jaringan IP dan untuk kebijakan alokasi alamat.

desain jaringan classful untuk IPv4 ukuran alamat jaringan sebagai

satu atau lebih kelompok 8-bit, sehingga blok dari Kelas A, B, C atau

alamat. Classless Inter-Domain Routing mengalokasikan ruang alamat

ke penyedia layanan Internet dan pengguna akhir pada setiap batas bit

Page 37: IP Address

37

alamat, bukan pada segmen 8-bit. Dalam IPv6, namun pengenal host

memiliki ukuran tetap 64 bit dengan konvensi, dan subnet yang lebih

kecil tidak pernah dialokasikan kepada pengguna akhir.

Notasi CIDR menggunakan sintaks yang menentukan alamat IP

untuk IPv4 dan IPv6, menggunakan alamat dasar jaringan diikuti

dengan sebuah garis miring dan ukuran prefix routing, misalnya,

192.168.0.0/16 (IPv4), dan 2001: db8:: / 32 (IPv6).

5.2 Latar Belakang

Selama dekade pertama Internet modern setelah penemuan

Domain Name System (DNS) itu menjadi jelas bahwa sistem

diciptakan berdasarkan desain jaringan classful pembagian ruang

alamat dan routing paket IP tidak terukur.

Untuk mengatasi kekurangan, Internet Engineering Task Force

diterbitkan pada tahun 1993 yang baru standar, RFC 1518 dan RFC

1519, untuk mendefinisikan konsep baru dari alokasi blok alamat IP

dan metode baru routing paket IPv4. Sebuah versi baru dari spesifikasi

ini diterbitkan sebagai RFC 4632 pada tahun 2006. [4]

Page 38: IP Address

38

Alamat IP dianggap sebagai terdiri dari dua bagian:

mengidentifikasi jaringan-prefix diikuti oleh pengenal host dalam

jaringan itu. Dalam arsitektur jaringan sebelum classful, alokasi

alamat IP didasarkan pada oktet (segmen batas 8-bit) dari alamat IP

32-bit, memaksa baik 8, 16, atau prefiks jaringan 24-bit. Dengan

demikian, alokasi terkecil dan blok routing hanya berisi alamat-256

terlalu kecil untuk sebagian besar perusahaan, dan blok yang lebih

besar berikutnya berisi alamat-65.536 terlalu besar untuk digunakan

secara efisien oleh bahkan organisasi besar. Hal ini menyebabkan

inefisiensi dalam menggunakan alamat serta routing karena jumlah

besar dialokasikan kecil (kelas-C) jaringan dengan pengumuman rute

individu, yang terpisah secara geografis dengan sedikit kesempatan

untuk agregasi rute, menciptakan permintaan alat berat pada routing.

Sebagai eksperimental TCP / IP jaringan diperluas ke internet

selama tahun 1980-an, kebutuhan untuk skema pengalamatan yang

lebih fleksibel menjadi semakin jelas. Hal ini menyebabkan

perkembangan berturut-turut subnetting dan CIDR. Karena perbedaan

kelas lama diabaikan, sistem baru itu disebut tanpa kelas routing. Hal

ini didukung oleh protokol routing modern, seperti RIP-2, EIGRP, IS-

Page 39: IP Address

39

IS dan OSPF. Hal ini menyebabkan sistem yang asli yang disebut,

dengan back-formasi, routing classful.

5.3 VLSM

Classless Inter-Domain Routing didasarkan pada variabel-

panjang subnet masking (VLSM) yang memungkinkan jaringan yang

akan dibagi ke dalam subnet berukuran berbeda. Hal ini

memungkinkan penggunaan yang efisien dari subnet dan menghindari

membuang-buang alamat IP. subnet masker Variabel-panjang

disebutkan di RFC 950 (1985).

5.4 CIDR mencakup:

o Teknik VLSM dengan kualitas efektif menetapkan prefiks

sewenang-wenang-panjang. Alamat dalam notasi CIDR ditulis

dengan akhiran yang menunjukkan jumlah bit pada awalan,

seperti 192.168.0.0/16, di mana / 16 adalah akhiran, dan

192.168.0.0 adalah awalan.

o Agregasi dari prefiks beberapa bersebelahan ke supernets, dan,

sedapat mungkin di Internet, agregat iklan, sehingga

mengurangi jumlah entri pada tabel routing global. Agregasi

Page 40: IP Address

40

menyembunyikan berbagai tingkat subnetting dari tabel routing

internet, dan membalikkan proses subnetting dengan VLSM.

o Proses administrasi mengalokasikan blok alamat untuk

organisasi berdasarkan pada kebutuhan aktual dan jangka

pendek mereka diproyeksikan.

5.5 Perbandingan Antara VLSM dan CIDR

o VLSM digunakan untuk menerapkan subnet yang berbeda

ukuran, tetapi CIDR digunakan untuk mengimplementasikan

supernetting [5]

o Notasi CIDR digunakan di semua jenis pengalamatan

Classless IP: subnetting, / VLSM subnet yang berbeda

ukuran, CIDR / supernetting

o Untuk titik pandang sejarah, lihat Mengatasi Alokasi IPv4

5.6 Blok CIDR

CIDR adalah terutama standar, bitwise awalan berbasis bagi

penafsiran alamat IP. Hal memfasilitasi routing dengan

memungkinkan blok alamat yang akan dikelompokkan bersama ke

dalam satu entri tabel routing. Kelompok-kelompok ini, biasa disebut

Page 41: IP Address

41

blok CIDR, berbagi awal urutan bit dalam representasi biner alamat IP

mereka. IPv4 CIDR blok diidentifikasi menggunakan sintaks yang

sama dengan alamat IPv4: alamat empat bagian bertitik-desimal,

diikuti oleh tanda garis miring, maka angka 0 hingga 32: ABCD / N.

Bagian desimal bertitik ditafsirkan, seperti alamat IPv4, sebagai

bilangan biner 32-bit yang telah rusak menjadi empat oktet. Nomor

berikut slash adalah panjang awalan, jumlah bit awal bersama,

menghitung dari bit yang paling signifikan alamat. Ketika hanya

menekankan ukuran jaringan, istilah seperti / 20 digunakan, yang

merupakan blok CIDR dengan awalan 20-bit yang tidak ditentukan.

Sebuah alamat IP adalah bagian dari sebuah blok CIDR, dan

dikatakan untuk mencocokkan awalan CIDR jika bit N awal dari

alamat dan awalan CIDR adalah sama. Jadi, pemahaman CIDR

mensyaratkan bahwa alamat IP akan divisualisasikan dalam biner.

Karena panjang alamat IPv4 memiliki 32 bit, sebuah prefix CIDR N-

bit bit daun 32-N tertandingi, yang berarti bahwa 232-N korek alamat

IPv4 CIDR diberikan prefiks N-bit. Shorter CIDR prefiks alamat lebih

cocok, sedangkan pertandingan lagi CIDR prefiks lebih sedikit.

Page 42: IP Address

42

Sebuah alamat CIDR dapat mencocokkan beberapa prefiks dengan

panjang yang berbeda.

CIDR juga digunakan dengan alamat IPv6 sintaks dan semantik

yang identik. Panjang prefiks dapat berkisar 0-128, karena jumlah bit

yang lebih besar di alamat tersebut, namun, dengan konvensi subnet

pada jaringan lapisan MAC siaran selalu memiliki pengenal host 64-

bit. prefiks lebih besar jarang digunakan bahkan pada link point-to-

point.

5.7 Penugasan blok CIDR

Ditugaskan Internet Numbers Authority (IANA) masalah untuk

Regional Internet Registries (RIR) besar, pendek-awalan (biasanya /

8) blok CIDR. Sebagai contoh, 62.0.0.0 / 8, dengan lebih dari enam

belas juta alamat, ini dikelola oleh RIPE NCC, yang RIR Eropa. RIR,

masing-masing bertanggung jawab untuk wilayah tunggal, besar,

geografis (seperti Eropa atau Amerika Utara), kemudian membagi

alokasi-alokasi ke blok yang lebih kecil dan masalah mereka untuk

pendaftar Internet lokal. Proses pengelompokan ini dapat diulang

beberapa kali pada berbagai tingkat delegasi. Akhir subnet jaringan

pengguna menerima ukuran sesuai dengan ukuran jaringan mereka

Page 43: IP Address

43

dan proyeksi kebutuhan jangka pendek. Jaringan dilayani oleh ISP

tunggal didorong oleh rekomendasi IETF untuk mendapatkan ruang

alamat IP secara langsung dari ISP mereka. Jaringan dilayani oleh

beberapa ISP, di sisi lain, sering dapat memperoleh blok CIDR

independen langsung dari RIR yang sesuai.

Sebagai contoh, pada akhir tahun 1990an, alamat IP

208.130.29.33 (sejak ditugaskan) digunakan oleh www.freesoft.org.

Analisis alamat ini mengidentifikasi tiga prefiks CIDR.

208.128.0.0/11, sebuah blok CIDR besar berisi lebih dari 2 juta

alamat, telah ditugaskan oleh ARIN (Amerika Utara RIR) untuk MCI.

Penelitian Otomasi Sistem, sebuah VAR Virginia, sewa koneksi

Internet dari MCI dan diberi blok 208.130.28.0/22, hanya mampu

menangani lebih dari 1000 perangkat. ARS menggunakan / 24 blok

untuk server yang dapat diakses publik, yang merupakan salah satu

208.130.29.33.

Semua prefiks CIDR akan digunakan, di lokasi yang berbeda

dalam jaringan. Di luar jaringan MCI's, awalan 208.128.0.0/11 akan

digunakan untuk mengarahkan lalu lintas MCI tidak terikat hanya

untuk 208.130.29.33, tetapi juga untuk setiap dari sekitar dua juta

Page 44: IP Address

44

alamat IP dengan 11 bit awal yang sama. Dalam jaringan MCI's,

208.130.28.0/22 akan menjadi terlihat, mengarahkan lalu lintas ke

leased line melayani ARS. Hanya dalam jaringan ARS perusahaan

akan awalan 208.130.29.0/24 telah digunakan.

5.8 Subnet masks

Sebuah subnet mask adalah bitmask yang dikode oleh panjang

prefiks dalam notasi quad-bertitik: 32 bit, dimulai dengan sejumlah 1

bit sama dengan panjang prefiks, berakhir dengan 0 bit, dan dikodekan

dalam empat bagian bertitik-format desimal. Sebuah subnet mask

mengkodekan informasi yang sama sebagai awalan panjang, tapi ada

sebelum munculnya CIDR. Namun, dalam notasi CIDR, bit-bit prefix

selalu berdekatan, sedangkan subnet mask dapat menentukan bit non-

contiguous. Namun, ini tidak memiliki keunggulan praktis untuk

meningkatkan efisiensi.

5.9 Prefix aggregation

CIDR adalah sebuah cara alternatif untuk mengklasifikasikan

alamat-alamat IP berbeda dengan sistem klasifikasi ke dalam kelas A,

kelas B, kelas C, kelas D, dan kelas E. Disebut juga sebagai

supernetting atau summarization rute. Sebagai contoh, enam belas

Page 45: IP Address

45

berbatasan / 24 jaringan (sebelumnya Kelas C) dapat dikumpulkan

dan diiklankan ke jaringan yang lebih besar sebagai rute tunggal / 20,

jika 20 bit pertama dari alamat jaringan mereka cocok. Dua sejajar

bersebelahan / 20s kemudian dapat dikumpulkan ke / 19, dan

sebagainya. Hal ini memungkinkan penurunan yang signifikan dalam

jumlah rute yang harus diiklankan.

IP/CIDR Δ to last IP

addr

Mask Hosts

(*)

Class Notes

a.b.c.d/3

2

+0.0.0.0 255.255.255.2

55

1 1 /256

C

a.b.c.d/3

1

+0.0.0.1 255.255.255.2

54

2 1/128 C d = 0 ... (2n) ... 254

a.b.c.d/3

0

+0.0.0.3 255.255.255.2

52

4 1/64 C d = 0 ... (4n) ... 252

a.b.c.d/2

9

+0.0.0.7 255.255.255.2

48

8 1/32 C d = 0 ... (8n) ... 248

a.b.c.d/2

8

+0.0.0.15 255.255.255.2

40

16 1/16 C d = 0 ... (16n) ...

240

Page 46: IP Address

46

a.b.c.d/2

7

+0.0.0.31 255.255.255.2

24

32 1/8 C d = 0 ... (32n) ...

224

a.b.c.d/2

6

+0.0.0.63 255.255.255.1

92

64 1/4 C d = 0, 64, 128, 192

a.b.c.d/2

5

+0.0.0.127 255.255.255.1

28

128 1/2 C d = 0, 128

a.b.c.0/2

4

+0.0.0.255 255.255.255.0

00

256 1 C

a.b.c.0/2

3

+0.0.1.255 255.255.254.0

00

512 2 C c = 0 ... (2n) ... 254

a.b.c.0/2

2

+0.0.3.255 255.255.252.0

00

1,024 4 C c = 0 ... (4n) ... 252

a.b.c.0/2

1

+0.0.7.255 255.255.248.0

00

2,048 8 C c = 0 ... (8n) ... 24

a.b.c.0/2

0

+0.0.15.255 255.255.240.0

00

4,096 16 C c = 0 ... (16n) ...

240

a.b.c.0/1

9

+0.0.31.255 255.255.224.0

00

8,192 32 C c = 0 ... (32n) ...

224

a.b.c.0/1 +0.0.63.255 255.255.192.0 16,384 64 C c = 0, 64, 128, 192

Page 47: IP Address

47

8 00

a.b.c.0/1

7

+0.0.127.255 255.255.128.0

00

32,768 128 C c = 0, 128

a.b.0.0/1

6

+0.0.255.255 255.255.000.0

00

65,536 256 C =

1 B

a.b.0.0/1

5

+0.1.255.255 255.254.000.0

00

131,07

2

2 B b = 0 ... (2n) ... 254

a.b.0.0/1

4

+0.3.255.255 255.252.000.0

00

262,14

4

4 B b = 0 ... (4n) ... 252

a.b.0.0/1

3

+0.7.255.255 255.248.000.0

00

524,28

8

8 B b = 0 ... (8n) ... 248

a.b.0.0/1

2

+0.15.255.25

5

255.240.000.0

00

1,048,

576

16 B b = 0 ... (16n) ...

240

a.b.0.0/1

1

+0.31.255.25

5

255.224.000.0

00

2,097,

152

32 B b = 0 ... (32n) ...

224

a.b.0.0/1

0

+0.63.255.25

5

255.192.000.0

00

4,194,

304

64 B b = 0, 64, 128, 192

a.b.0.0/9 +0.127.255.2

55

255.128.000.0

00

8,388,

608

128 B b = 0, 128

Page 48: IP Address

48

a.0.0.0/8 +0.255.255.2

55

255.000.000.0

00

16,777

,216

256 B =

1 A

a.0.0.0/7 +1.255.255.2

55

254.000.000.0

00

33,554

,432

2 A a = 0 ... (2n) ... 254

a.0.0.0/6 +3.255.255.2

55

252.000.000.0

00

67,108

,864

4 A a = 0 ... (4n) ... 252

a.0.0.0/5 +7.255.255.2

55

248.000.000.0

00

134,21

7,728

8 A a = 0 ... (8n) ... 248

a.0.0.0/4 +15.255.255.

255

240.000.000.0

00

268,43

5,456

16 A a = 0 ... (16n) ...

240

a.0.0.0/3 +31.255.255.

255

224.000.000.0

00

536,87

0,912

32 A a = 0 ... (32n) ...

224

a.0.0.0/2 +63.255.255.

255

192.000.000.0

00

1,073,

741,82

4

64 A a = 0, 64, 128, 192

a.0.0.0/1 +127.255.255

.255

128.000.000.0

00

2,147,

483,64

8

128 A a = 0, 128

0.0.0.0/0 +255.255.255 000.000.000.0 4,294, 256 A

Page 49: IP Address

49

.255 00 967,29

6

Perhatikan bahwa subnet untuk disalurkan lebih besar dari / 31

atau / 32, 2 perlu dipotong dari jumlah alamat host yang tersedia -

alamat terbesar adalah (konvensional [6]) digunakan sebagai alamat

broadcast, dan biasanya alamat terkecil digunakan untuk

mengidentifikasi jaringan itu sendiri. Lihat RFC 1812 untuk lebih

detail. Hal ini juga umum untuk IP gateway untuk subnet yang

menggunakan alamat, yang berarti bahwa Anda akan mengurangi 3

dari jumlah host yang dapat digunakan yang dapat digunakan pada

subnet.

Page 50: IP Address

50

Daftar Pustaka

http://book.bojonegoro.go.id/base_routing.php

http://lecturer.eepisits.edu/amang/pdf/distance_vector.pdf

http://id.wikipedia.org/wiki/Alamat_IP

http://www.total.or.id/info.php?kk=IP%20Address

http://www.sysneta.com/diagram-jaringan-komputer

http://sipx-wiki.calivia.com/index.php/Architecture_Diagram

http://iklanprima.info/search/online+ip+cidr++vlsm+supernet+cal

culator

http://compnetworking.about.com/od/workingwithipaddresses/a/c

idr_notation.htm