INDUSTRI KERAJINAN KERAMIK ELVIE DI DUKUH …/Industri...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id...

131
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i INDUSTRI KERAJINAN KERAMIK ELVIE DI DUKUH SAYANGAN DESA MELIKAN KECAMATAN WEDI KABUPATEN KLATEN SKRIPSI Oleh: DESE PURNAMASARI K3208028 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA Januari 2013

Transcript of INDUSTRI KERAJINAN KERAMIK ELVIE DI DUKUH …/Industri...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id...

Page 1: INDUSTRI KERAJINAN KERAMIK ELVIE DI DUKUH …/Industri...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

i

INDUSTRI KERAJINAN KERAMIK ELVIE DI DUKUH

SAYANGAN DESA MELIKAN KECAMATAN WEDI

KABUPATEN KLATEN

SKRIPSI

Oleh:

DESE PURNAMASARI

K3208028

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

Januari 2013

Page 2: INDUSTRI KERAJINAN KERAMIK ELVIE DI DUKUH …/Industri...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Dese Purnamasari

NIM : K3208028

Jurusan/ Program Studi : PBS/ Pendidikan Seni Rupa

menyatakan bahwa skripsi saya berjudul “ INDUSTRI KERAJINAN

KERAMIK ELVIE DI DUKUH SAYANGAN DESA MELIKAN

KECAMATAN WEDI KABUPATEN KLATEN” ini benar-benar merupakan

hasil karya saya sendiri. Selain itu, sumber informasi yang dikutip dari penulis

lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka.

Apabila pada kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini hasil

jiplakan, saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan saya.

Surakarta, Januari 2013

Yang membuat pernyataan

Dese Purnamasari

Page 3: INDUSTRI KERAJINAN KERAMIK ELVIE DI DUKUH …/Industri...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

INDUSTRI KERAJINAN KERAMIK ELVIE DI DUKUH

SAYANGAN DESA MELIKAN KECAMATAN WEDI

KABUPATEN KLATEN

Oleh

DESE PURNAMASARI

NIM. K3208028

Skripsi

Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan mendapatkan gelar

Sarjana Pendidikan Program Pendidikan Seni Rupa

Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni

FAKULTAAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

Januari 2013

Page 4: INDUSTRI KERAJINAN KERAMIK ELVIE DI DUKUH …/Industri...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

PERSETUJUAN

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji

Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret

Surakarta.

Surakarta, Januari 2013

Pembimbing I

Dra. M.Y. Ning Yuliastuti, M. Pd

NIP: 19580705 198702 2 001

Pembimbing II

Drs. Margana, M. Sn

NIP: 19600612 199103 1 001

Page 5: INDUSTRI KERAJINAN KERAMIK ELVIE DI DUKUH …/Industri...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

PENGESAHAN

Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima

untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.

Hari : Senin

Tanggal : 21 Januari 2013

Tim Penguji Skripsi:

Page 6: INDUSTRI KERAJINAN KERAMIK ELVIE DI DUKUH …/Industri...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

MOTTO

“Rencanakanlah yang anda akan lakukan, dan lakukanlah yang telah anda

rencanakan” (Mario Teguh)

“Pendidikan mempunyai akar yang pahit, tapi buahnya manis” (Aristoteles)

“Sebelum menolong orang lain, saya harus dapat menolong diri sendiri. Sebelum

menguatkan orang lain, saya harus bisa menguatkan diri sendiri dahulu” (Petrus

Claver)

“Sebelum menulis, belajarlah berpikir dulu” (Boileau)

Page 7: INDUSTRI KERAJINAN KERAMIK ELVIE DI DUKUH …/Industri...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

PERSEMBAHAN

Teriring syukurku pada-Mu, kupersembahkan karya ini kepada:

“Ibunda dan Ayahanda Tercinta”

Terimakasih atas doa yang tiada terputus, kerja keras yang tiada henti,

pengorbanan dan kasih sayang yang tak terbatas. Tiada kasih sayang yang

seindah dan seabadi kasih sayangmu.

“Kakak-kakakku, Adikku serta Keponakanku Tersayang”

Terimakasih karena senantiasa disampingku, mendorong langkahku dengan

perhatian dan semangat disaat ku tegar berdiri maupun saat ku jatuh dan terluka.

Page 8: INDUSTRI KERAJINAN KERAMIK ELVIE DI DUKUH …/Industri...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

ABSTRAK

Dese Purnamasari. INDUSTRI KERAJINAN KERAMIK ELVIE DI

DUKUH SAYANGAN DESA MELIKAN KECAMATAN WEDI

KABUPATEN KLATEN. Skripsi, Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan. Universitas Sebelas Maret Surakarta, Januari 2013.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: (1) Latar belakang

berdirinya industri kerajinan keramik Elvie di Dukuh Sayangan Desa Melikan

Kecamatan Wedi Kabupaten Klaten. (2) Proses produksi kerajinan keramik Elvie

di Dukuh Sayangan Desa Melikan Kecamatan Wedi Kabupaten Klaten. (3) Jenis-

jenis produk yang dihasilkan Elvie Keramik di Dukuh Sayangan Desa Melikan

Kecamatan Wedi Kabupaten Klaten.

Penelitian ini dilaksanakan di Elvie Keramik yang terletak di Dukuh

Sayangan Desa Melikan Kecamatan Wedi Kabupaten Klaten mulai bulan Agustus

sampai dengan bulan November 2012. Penelitian ini menggunakan metode

deskriptif kualitatif dengan strategi penelitian studi kasus tunggal terpancang.

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kualitatif dengan sumber

data berupa informan, dokumen, dan kepustakaan. Teknik sampling yang

digunakan adalah purposive sampling. Teknik pengumpulan data dilakukan

dengan cara observasi, wawancara, dan dokumentasi. Validitas data menggunakan

triangulasi data dan review informan. Teknik analisis data menggunakan analisis

model mengalir.

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan: (1) Latar belakang

berdirinya Elvie Keramik adalah karena industri ini merupakan warisan turun-

temurun dan keterbatasan modal yang dimiliki sedangkan sumber daya manusia

yang memadai. (2) Proses produksi kerajinan keramik Elvie dilaksanakan melalui

tahap persiapan (desain, alat, bahan, teknik), tahap proses (proses pembentukan,

pengeringan, dan proses pembakaran), dan tahap finishing (cat dan kelambu). (3)

Jenis produk yang dihasilkan berupa alat rumah tangga (Gentho, Wajan, Piring,

Layah, Empluk, Mangkok dan Lepek, Mangkok Ronde), benda-benda hias (vas

bunga), dan benda-benda praktek anak sekolah

Kata kunci: Industri, Kerajinan, Keramik, Elvie

Page 9: INDUSTRI KERAJINAN KERAMIK ELVIE DI DUKUH …/Industri...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

ABSTRACT

Dese Purnamasari. ELVIE CERAMIC INDUSTRIAL CRAFT IN

SAYANGAN HAMLET MELIKAN VILLAGE WEDI SUBDISTRICT

KLATEN REGENCY. Thesis, Surakarta: Theacher Training and Education

Faculty. Sebelas March University Surakarta, January 2013.

The aim of this research is to know: (1) Historycal of Elvie Ceramic

Industrial Craft at Sayangan Hamlet Melikan Village Wedi Subdistrict Klaten

Regency. (2) Elvie Ceramic production process at Sayangan Hamlet Melikan

Village Wedi Subdistrict Klaten Regency. (3) Kinds of Elvie Ceramic Production

at Sayangan Hamlet Melikan Village Wedi Subdistrict Klaten Regency.

This research was done at Elvie Ceramics that is located at Sayangan

Hamlet Melikan Village Wedi Subdistrict Klaten Regency began August until

November 2012. This research used qualitative descriptive method with embedded

research strategy. The data of this research was used qualitative data with

informant, document, and literature as a data source. The sample is gained by

using purposive sampling technique. To collect data was used observation,

interview, and documentation with data triangulation and informant review as a

data validity and data analysis technique was used flow model of analysis.

Based on the result of research, it can concluded that: (1) Elvie Ceramics

history is the industry are passed on from their parents and financial limidness

while sufficient anough of human ruce source. (2) production process of Elvie

Ceramics was done by pass through preparation stage (design, tool, material,

technique), process (making process, drying, and burning process), and finishing

stage (acrylic paint and kelambu). (3) The kinds of commodity result is household

tool (Gentho, Wok, Plate, Mortar, Empluk, bowl and dranched, Ronde bowl),

decorate things (flower vase), and student practice things.

Key word: Industry, Craft, Ceramic, Elvie

Page 10: INDUSTRI KERAJINAN KERAMIK ELVIE DI DUKUH …/Industri...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL …………………………..……………………………… i

HALAMAN PERNYATAAN ……………………………………………….. ii

HALAMAN PENGAJUAN ……………...…………………………………… iii

HALAMAN PERSETUJUAN ………………………………………………... iv

HALAMAN PENGESAHAN ………………………………………………… v

HALAMAN MOTTO ………………………………………………………… vi

HALAMAN PERSEMBAHAN …………………………………………….... vii

HALAMAN ABSTRAK …………………………………………………....... viii

DAFTAR ISI …………………………..……………………………………… ix

DAFTAR TABEL …………………………………………………………….. xiii

DAFTAR GAMBAR …………………………………………………………. xiv

DAFTAR BAGAN …………………………………………………………… xx

DAFTAR LAMPIRAN .……………………………………………………… xxi

KATA PENGANTAR ...……………………………………………………... xxii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ...…………………………………….. 1

B. Perumusan Masalah ...………………………………………... 2

C. Tujuan Penelitian ...………………………………………........ 3

D. Manfaat Penelitian ...………………………………………….. 3

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Tinjauan Industri .....………………...…………….………..…. 4

1. Pengertian Industri ………………………………………... 4

2. Klasifikasi Industri …….……………….….…. .…………. 5

B. Tinjauan Kerajinan ……………………………………………. 7

C. Tinjauan Keramik ...………..…………………………….……. 8

1. Pengertian Keramik ...…………….…………….…………. 8

Page 11: INDUSTRI KERAJINAN KERAMIK ELVIE DI DUKUH …/Industri...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

2. Jenis Keramik ...…………………………………………… 9

3. Alat dan Bahan ...………….………………….…………… 11

4. Teknik Pembuatan Keramik …………………………..…... 14

D. Kerangka Pemikiran …………….…….……………………..... 22

BAB III METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian …….……………..……………. 23

B. Pendekatan dan Jenis Penelitian …………….…………..…….. 23

C. Data dan Sumber Data ………………………………………... 25

D. Teknik Pengambilan Sampel ………………………………….. 26

E. Pengumpulan Data …..………………………………………... 27

F. Uji Validitas Data ……………………………………………... 29

G. Analisis Data ………………………………………………….. 30

H. Prosedur Penelitian ………………………………………….... 32

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Lokasi Desa Melikan ………………………………. 34

B. Latar Belakang Berdirinya Industri Kerajinan Keramik

Elvie di Dukuh Sayangan Desa Melikan

Kecamatan Wedi Kabupaten Klaten ………………………….. 37

C. Proses Produksi Kerajinan Keramik Elvie di Dukuh Sayangan

Desa Melikan Kecamatan Wedi

Kabupaten Klaten ………………………..……………………. 42

1. Persiapan ………………………………………………….. 42

a. Desain …………………………………………………. 42

b. Alat ……………………………………………………. 46

c. Bahan ………………………………………………..... 52

d. Teknik ……………………………………………….... 56

2. Proses ……………………………………………………... 57

a. Mbodi …………………………………………………. 58

b. Mbubut ………………………………………………... 76

c. Mblabur ……………………………………………….. 80

Page 12: INDUSTRI KERAJINAN KERAMIK ELVIE DI DUKUH …/Industri...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

d. Ngelus ………………………………………………… 82

e. Nglambu ………………………………………………. 86

3. Finishing…………………………………………………… 90

a. Motif Tembaga ………………………………………... 90

b. Motif Batu …………………………………………….. 92

c. Motif Marmer …………………………………………. 93

d. Motif Lurik ……………………………………………. 93

e. Motif Bunga (Lukis) ………………………………….. 94

D. Jenis Produk Yang Dihasilkan Elvie Keramik di Dukuh

Sayangan Desa Melikan Kecamatan Wedi

Kabupaten Klaten …………………………….……………….. 95

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, SARAN

A. Simpulan ……………………………………………………… 105

B. Implikasi ………………………………………………………. 107

C. Saran …………………………………………………………... 107

DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………….... 109

LAMPIRAN …………………………………………………………………... 111

Page 13: INDUSTRI KERAJINAN KERAMIK ELVIE DI DUKUH …/Industri...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Alat-alat yang dibutuhkan dalam pembuatan benda keramik ……… 11

Tabel 4.1 Jumlah Penduduk Desa Melikan berdasarkan Kelompok

Usia Tenaga Kerja ………………………………………………….. 35

Tabel 4.2 Jumlah Penduduk Desa melikan Menurut Jenis Mata Pencaharian ... 36

Page 14: INDUSTRI KERAJINAN KERAMIK ELVIE DI DUKUH …/Industri...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Pembentukan Benda Keramik dengan Teknik Pilin …………….. 14

Gambar 2.2 Pembentukan Benda Keramik dengan Teknik Pijit Jari …………. 15

Gambar 2.3 Pembentukan Benda Keramik dengan Teknik Slab ……………... 16

Gambar 2.4 Pembentukan Benda Keramik dengan Teknik Putar …………….. 17

Gambar 2.5 Pembentukan Benda Keramik dengan Teknik Cetak Tekan …….. 18

Gambar 2.6 Pembentukan Benda Keramik dengan Teknik Cetak Tuang ……. 19

Gambar 4.1 Peta Desa Melikan …..………………………………………….... 34

Gambar 4.2 Desain Air Mancur ………………………………………………. 43

Gambar 4.3 Desain Guci ……………………………………………………… 44

Gambar 4.5 Desain Guci ……………………………………………………… 44

Gambar 4.6 Skrap ……………………………………………………………... 46

Gambar 4.7 Besi Janur ..………………………………………………………. 47

Gambar 4.8 Botol Bekas Handbody ..…………………………………………. 48

Gambar 4.9 Botol Bekas Infus …..……………………………………………. 48

Gambar 4.10 Kain Kelambu ………………………………………………….. 49

Gambar 4.11 Meja Putar Tegak/Datar ………………………………………... 49

Gambar 4.12 Meja Putar Miring …………………………………………….... 50

Gambar 4.13 Contoh Cetakan dari Gips …………………………………........ 50

Gambar 4.14 Tungku Pembakaran Keramik ………………………………….. 51

Page 15: INDUSTRI KERAJINAN KERAMIK ELVIE DI DUKUH …/Industri...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xv

Gambar 4.15 Tungku Pembakaran Keramik ………………………………….. 51

Gambar 4.16 Tanah Liat Hitam ………………………………………………. 52

Gambar 4.17 Tanah Liat Merah ………………………………………………. 53

Gambar 4.18 Pasir …………………………………………………………….. 53

Gambar 4.19 Mesin Penggiling ………………………………………………. 55

Gambar 4.20 Penyimpanan Tanah Liat ……………………………………….. 55

Gambar 4.21 Kayu Bakar ……………………………………………………... 56

Gambar 4.22 Ngeplok ……………………………………………………........ 58

Gambar 4.23 Proses Center …………………………………………………… 59

Gambar 4.24 Plotot …………………………………………………………… 59

Gambar 4.25 Membentuk Tanah Liat menjadi bulat memanjang

(foto kiri) ……………………………………….……………... 60

Penambahan Tanah Liat (foto kanan) ………………………… 60

Gambar 4.26 Hasil Penambahan Tanah Liat ………………………………….. 60

Gambar 4.27 Proses Ngurat …………………………………………………... 61

Gambar 4.28 Pengukuran ……………………………………………………... 62

Gambar 4.29 Proses Pembasahan …………………………………………….. 63

Gambar 4.30 Proses natap bagian atas (foto kiri) …………………………….. 63

Proses natap bagian bawah (foto kanan) ……………………… 63

Gambar 4.31 Hasil Akhir Proses Natap Putaran Datar ……………………….. 64

Page 16: INDUSTRI KERAJINAN KERAMIK ELVIE DI DUKUH …/Industri...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvi

Gambar 4.32 Plotot …………………………………………………………… 65

Gambar 4.33 Ngurat …………………………………………………………... 66

Gambar 4.34 Proses Awal Natap ……………………………………………... 66

Gambar 4.35 Proses Mengurangi Ukuran …………………………………….. 67

Gambar 4.36 Meratakan Badan Keramik ……………………………………... 67

Gambar 4.37 Hasil Akhir Proses Natap Putaran Miring ……………………… 68

Gambar 4.38 Tanah Liat hasil proses Ngeplok ……………………………….. 69

Gambar 4.39 Proses mengurangi tanah liat (foto kiri) ………………………... 69

Tanah liat sesuai ukuran (foto kanan) ……………………….... 69

Gambar 4.40 Proses pemotongan tanah liat (foto kiri) ……………………….. 70

Pengambilan tanah liat hasil pemotongan (foto kanan) ………. 70

Gambar 4.41 Abu Gosok …………………………………………………….. 71

Gambar 4.42 Proses pemberian abu gosok ………………………………........ 71

Gambar 4.43 Proses menutup pori-pori tanah ………………………………… 72

Gambar 4.44 Meletakkan tanah liat diatas cetakan ………………………........ 72

Gambar 4.45 Membentuk kaki benda keramik dengan cara menekan

permukaan atas ………………………………………………... 73

Gambar 4.46 Proses pemotongan ……………………………………………... 73

Gambar 4.47 Menutup permukaan tanah liat yang sebelumnya di tekan …….. 74

Gambar 4.48 Menghaluskan permukaan tanah liat dengan menggunakan

Page 17: INDUSTRI KERAJINAN KERAMIK ELVIE DI DUKUH …/Industri...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvii

tangan (foto kiri) ……………………………………………… 74

Menghaluskan permukaan tanah liat dengan menggunakan

plastik (foto kanan) …………………………………………… 74

Gambar 4.49 Pemberian penopang dari tanah liat (foto kiri) …………………. 75

Penutupan dengan papan kayu (foto kanan) ………………….. 75

Gambar 4.50 Proses pengambilan cetakan ……………………………………. 75

Gambar 4.51 Hasil setelah cetakan gips diangkat …………………………….. 76

Gambar 4.52 Pemberian tanah liat pada meja putar sebagai alas

dalam proses mbubut (foto kiri) ………………………………. 76

Penutupan tanah liat dengan menggunakan kain (foto kanan) ... 76

Gambar 4.53 Proses mbubut benda keramik tanpa tangkai ………………….. 77

Gambar 4.54 Alas proses mbubut benda tangkai ……………………………... 77

Gambar 4.55 Meletakkan benda keramik …………………………………….. 78

Gambar 4.56 Prose ngerok ……………………………………………………. 79

Gambar 4.57 Hasil ngerok ……………………………………………………. 79

Gambar 4.58 Menghaluskan ………………………………………………….. 80

Gambar 4.59 Saringan ………………………………………………………… 81

Gambar 4.60 Tanah liat merah ………………………………………………... 81

Gambar 4.61 Benda keramik sebelum di blabur (foto kiri) …………………... 82

Benda keramik setelah di blabur (foto kanan) ………………... 82

Page 18: INDUSTRI KERAJINAN KERAMIK ELVIE DI DUKUH …/Industri...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xviii

Gambar 4.62 Benda keramik ………………………………………………….. 82

Gambar 4.63 Ngelus permukaan bagian dalam ……………………………….. 83

Gambar 4.64 Ngelus permukaan benda keramik bagian luar ……………….... 84

Gambar 4.65 Ngelus permukaan bawah ………………………………………. 85

Gambar 4.66 Hasil setelah di lus …………………………………………….... 85

Gambar 4.67 Proses nglambu ……………………………………………….... 86

Gambar 4.68 Hasil proses nglambu ………………………………………....... 87

Gambar 4.69 Proses pengeringan benda keramik …………………………….. 88

Gambar 4.70 Daun Munggur …………………………………………………. 89

Gambar 4.71 Motif Tembaga …………………………………………………. 91

Gambar 4.72 Motif Batu ……………………………………………………… 92

Gambar 4.73 Motif Marmer …………………………………………………... 93

Gambar 4.74 Motif Lurik …………………………………………………….. 94

Gambar 4.75 Motif Bunga (Lukis) ..………………………………………….. 95

Gambar 4.76 Wajan dengan tangkai ………………………………………….. 96

Gambar 4.77 Wajan Serabi atau Baskom …………………………………….. 97

Gambar 4.78 Piring Makan ………………………………………………….... 98

Gambar 4.79 Piring Daun Pisang ……………………………………………... 98

Gambar 4.80 Piring Talas …………………………………………………….. 99

Gambar 4.81 Piring Pincuk ………………………………………………….... 100

Page 19: INDUSTRI KERAJINAN KERAMIK ELVIE DI DUKUH …/Industri...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xix

Gambar 4.82 Piring Pare ……………………………………………………… 100

Gambar 4.83 Layah …………………………………………………………… 101

Gambar 4.84 Empluk ………………………………………………………….. 102

Gambar 4.85 Mangkuk Sup dan Lepek ….……………………………………. 102

Gambar 4.86 Mangkuk Ronde ………………………………………………... 103

Gambar 4.87 Benda Hias ……………………………………………………... 104

Gambar 4.88 Benda Praktek anak sekolah ……………………………………. 104

Page 20: INDUSTRI KERAJINAN KERAMIK ELVIE DI DUKUH …/Industri...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xx

DAFTAR BAGAN

Bagan 2.1 Skema Kerangka Berpikir ………………………………………….. 22

Bagan 3.1 Analisis Data Model Mengalir …………………………………...... 31

Page 21: INDUSTRI KERAJINAN KERAMIK ELVIE DI DUKUH …/Industri...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xxi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Permohonan Ijin Research/ Try Out ...…………………………… 112

Lampiran 2 Surat Izin Menyusun Skripsi …………………………………….. 113

Lampiran 3 Surat Keputusan Dekan FKIP.……………………………………. 114

Lampiran 4 Surat Permohonan Izin Penelitian ……………………………….. 115

Lampiran 5 Surat Keterangan dari Desa Melikan …………………………….. 117

Lampiran 6 Surat Keterangan dari Elvie Keramik ……………………………. 118

Lampiran 7 Data Monografi Desa Melikan …………………………………... 119

Lampiran 8 Daftar Pertanyaan dengan Bapak Triyono ……………………….. 123

Lampiran 9 Daftar Pertanyaan dengan Ibu Suparni ………………………….. 125

Lampiran 10 Daftar Pertanyaan dengan Mas Erwin ………………………….. 126

Lampiran 11 Daftar Pertanyaan dengan Mbak Mujiati ……………………...... 127

Lampiran 12 Daftar Pertanyaan dengan Mbak Endang ……...……………….. 128

Lampiran 13 Daftar Pertanyaan dengan Mbak Danik ………………………… 129

Lampiran 14 Daftar Pertanyaan dengan Mas Suharno ……………………….. 130

Lampiran 15 Wawancara dengan Bapak Triyono …………………………….. 131

Lampiran 16 Wawancara dengan Ibu Suparni ………………………………... 131

Lampiran 17 Wawancara dengan Mas Erwin ………………………………… 132

Lampiran 18 Wawancara dengan Mbak Mujiati ……………………………… 132

Lampiran 19 Wawancara dengan Mbak Endang ……...……………………… 133

Lampiran 20 Wawancara dengan Mbak Danik ……………………………….. 133

Lampiran 21 Wawancara dengan Mas Suharno ……………………………..... 134

Lampiran 22 Elvie Keramik ……………………..…………………………..... 134

Lampiran 23 Suasana Bengkel Kerja Elvie Keramik ...........………………..... 135

Lampiran 24 Kayu untuk meletakkan keramik sebelum dibakar ..…………..... 136

Lampiran 25 Benda-benda Produksi Elvie Keramik ………………………..... 136

Page 22: INDUSTRI KERAJINAN KERAMIK ELVIE DI DUKUH …/Industri...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xxii

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah Yang Maha Pengasih dan Penyayang, yang

memberikan ilmu, inspirasi dan kemuliaan. Atas kehendak-Nya penulis dapat

menyelesaikan skripsi dengan judul “ INDUSTRI KERAJINAN KERAMIK

ELVIE DI DUKUH SAYANGAN DESA MELIKAN KECAMATAN WEDI

KABUPATEN KLATEN”.

Skripsi ini disusun untuk memenuhi sebagian dari persyaratan untuk

mendapatkan gelar Sarjana pada Program Studi Pendidikan Seni Rupa, Jurusan

Pendidikan Bahasa dan Seni Rupa, Fakultas keguruan dan Ilmu Pendidikan,

Universitas Sebelas Maret Surakarta. Penulis menyadari bahwa terselesaikannya

skripsi ini tidak terlepas dari bantuan, bimbingan, dan pengarahan dari berbagai

pihak. Untuk itu, penulis menyampaikan terimakasih kepada yang terhormat:

1. Dekan Fakultas keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret

Surakarta

2. Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni FKIP Universitas Sebelas

Maret Surakarta

3. Ketua Pogram Pendidikan Seni Rupa Jurusan pendidikan Bahasa dan Seni

FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta

4. Dra. M.Y.Ning Yuliastuti, M. Pd selaku Pembimbing I yang telah

memberikan bimbingan dan pengarahan sehingga skripsi ini dapat

terselesaikan

5. Drs. Margana, M.Sn, selaku pembimbing II yang telah memberikan

bimbingan dan pengarahan sehingga skripsi ini dapat terselesaikan

6. Drs. Sudarsoso, M. Hum (Alm) yang telah memberikan banyak masukan

dan pengarahan dalam penulisan skripsi ini.

Page 23: INDUSTRI KERAJINAN KERAMIK ELVIE DI DUKUH …/Industri...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xxiii

7. Pemilik Elvie Keramik, yang telah memberikan kesempatan dan tempat

guna pengambilan data dalam penelitian

8. Bapak Triyono, Ibu Suparni, Mas Erwin, Mbak Endang, Mbak Danik,

Mbak Mujiati, dan Mas Suharso atas kerjasamanya dalam pengumpulan

data observasi maupun wawancara.

9. Intan, Mbak Tia, Tiara, Nureka, Naning, Wien, Yeni, dan teman-teman

Pendidikan Seni Rupa yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu atas

semangat, perjuangan dan kerjasamanya

10. Semua pihak yang turut membantu dalam penyusunan skripsi ini yang

tidak mungkin disebutkan satu persatu

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan karena

keterbatasan penulis. Meskipun demikian, penulis berharap semoga skripsi ini

bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca umumnya.

Surakarta, Januari 2013

Penulis

Page 24: INDUSTRI KERAJINAN KERAMIK ELVIE DI DUKUH …/Industri...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Indonesia merupakan negara agraris. Namun, tanah yang merupakan

sumber utama masyarakat semakin menyempit. Luas tanah yang semakin

berkurang membuat petani berpikir untuk bekerja di bidang lain. Salah satu

pilihan yang tepat bagi masyarakat ialah dengan bekerja di bidang industri kecil

dan kerajinan rakyat.

Industri kecil dan kerajinan rumah tangga menjadi bagian yang sangat

penting bagi masyarakat sebagai mata pencaharian hidup untuk mencukupi

kekurangan pendapatan keluarga. Berdirinya industri kecil mendorong terjadinya

pola kehidupan masyarakat dalam meningkatkan taraf hidupnya, sehingga muncul

ide-ide pembaharuan dan modernisasi.

Di Indonesia industri kecil dan kerajinan rumah tangga jumlahnya sangat

banyak dan menjadi sektor penempung tenaga kerja paling banyak, salah satunya

ialah industri kerajinan keramik. Keramik merupakan salah satu dari karya seni

yang memiliki nilai estetika, yang sudah dikenal dari jaman prasejarah, dan

sampai masa kini manusia tidak dapat dipisahkan dengan produk keramik. Semula

keramik hanya digunakan untuk kepentingan upacara adat atau religius, akan

tetapi saat ini berkembang untuk benda-benda guna seperti peralatan rumah

tangga sampai benda-benda hias atau seni (Ponimin, 2011:1).

Demikian pula yang terjadi di Desa Melikan, Kecamatan Wedi,

Kabupaten Klaten, kerajinan keramik ini sudah ada sejak dari jaman nenek

moyang, yang kepandaiannya didapatkan masyarakat secara turun-temurun.

Semula kerajinan keramik di Desa Melikan hanya dikerjakan oleh para wanita

saja, sedangkan bahan (tanah liatnya) diambil dari desa tersebut juga yang

pengambilannya dilakukan oleh para pria. Namun sekarang baik pria maupun

wanita keduanya mengerjakan kegiatan membuat kerajinan keramik, dan Desa

Melikan terkenal sebagia salah satu desa wisata kerajinan keramik.

Page 25: INDUSTRI KERAJINAN KERAMIK ELVIE DI DUKUH …/Industri...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

Keramik Desa Melikan mengalami perkembangan dari waktu kewaktu

mulai dari desain yang bervariasai dan unik, teknik pembuatan, teknik

pembakaran yang disertai pengasapan, sampai pada pemasaran yang tidak lagi

hanya menjangkau kota-kota besar disekitar klaten saja melainkan sudah

menjangkau mancanegara.

Dukuh Sayangan merupakan salah satu sentra kerajinan keramik yang

terletak di Desa Melikan, yang sebagian besar warganya terjun ke dalam industri

kerajinan keramik, baik itu sebagai pengusaha maupun buruh. Akan tetapi tidak

banyak dari para pengrajin yang telah memiliki nama usaha sendiri. Salah satu

yang telah memiliki nama usaha ialah Elvie Keramik.

Elvie Keramik, walaupun letaknya tidak berada dipinggir jalan dan tidak

mempunyai show-room untuk memajang hasil produksinya, namun ternyata

banyak yang telah mengenalnya, mulai dari konsumen keramik kelompok lain

sampai tamu dari kelurahan yang sebagian besar merupakan kunjungan kerja dari

instansi pendidikan yang ingin belajar secara langsung pembuatan keramik dari

pengrajin. Elvie Keramik juga telah berhasil memasarkan hasil produksinya

keluar negeri seperti Australia.

Dengan melihat latar belakang tersebut diatas, penulisan ilmiah ini ingin

mengungkapkan tentang “Industri Kerajinan Keramik Elvie di Dukuh Sayangan,

Desa Melikan, Kecamatan Wedi, Kabupaten Klaten”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian seperti pada latar belakang masalah diatas, dapat

dirumuskan masalah penelitian ini sebagai berikut:

1. Bagaimanakah latar belakang berdirinya industri kerajinan keramik Elvie

di Dukuh Sayangan, Desa Melikan, Kecamatan Wedi, Kabupaten Klaten?

2. Bagaimanakah proses produksi kerajinan keramik Elvie di Dukuh

Sayangan, Desa Melikan, Kecamatan Wedi, Kabupaten Klaten?

3. Jenis-jenis produk keramik apa saja yang dihasilkan Elvie Keramik di

Dukuh Sayangan, Desa Melikan, Kecamatan Wedi, Kabupaten Klaten?

Page 26: INDUSTRI KERAJINAN KERAMIK ELVIE DI DUKUH …/Industri...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan permasalahan yang dihadapi dan kemuingkinan–

kemungkinan yang dapat dicapai dalam penelitian ini, maka tujuan penelitian ini

adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui latar belakang berdirinya industri kerajinan keramik

Elvie di Dukuh Sayangan, Desa Melikan, Kecamatan Wedi, Kabupaten

Klaten.

2. Untuk mengetahui proses produksi kerajinan keramik Elvie di Dukuh

Sayangan, Desa Melikan, Kecamatan Wedi, Kabupaten Klaten.

3. Untuk mengetahui jenis-jenis produk keramik yang dihasilkan Elvie

Keramik di Dukuh Sayangan, Desa Melikan, Kecamatan Wedi, Kabupaten

Klaten.

D. Manfaat Penelitian

Berdasarkan pertimbangan dan permasalahan diatas, diharapkan dapat

memberikan manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini antara lain:

1. Manfaat Teoritis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan

informasi dan sebagai masukan dalam bidang kesenirupaan.

2. Manfaat Praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan

pengetahuan bagi masyarakat umum serta mengembangkan dan

melestarikan seni kerajinan keramik.

Page 27: INDUSTRI KERAJINAN KERAMIK ELVIE DI DUKUH …/Industri...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

Kajian pustaka pada dasarnya merupakan pengkajian terhadap

pengetahuan ilmiah yang ada. Sedangkan yang dikaji berupa teori-teori yang ada

hubungannya dengan fenomena-fenomena yang akan diteliti. Masalah-masalah

yang akan dikaji dalam penelitian ini antara lain: (1) Tinjauan tentang industri (2)

Tinjauan tentang kerajinan (3) Tinjauan tentang keramik.

A. Tinjauan Industri

1. Pengertian Industri

Industri identik dengan semua kegiatan mengolah barang mentah atau

bahan baku menjadi barang setengah jadi atau barang jadi sehingga bernilai lebih

dengan maksud untuk dijual. Kristanto (2002: 166) berpendapat bahwa “Industri

merupakan suatu kegiatan mengolah masukan (input) menjadi keluaran (output)”.

Dalam kegiatan memproses atau mengolah barang tersebut dengan menggunakan

sarana dan peralatan.

Istilah industri berasal dari bahasa latin, yaitu “industria” yang artinya

buruh atau tenaga kerja, sedangkan dalam bahasa inggris “industrious” ialah

bidang mata pencaharian yang menggunakan keterampilan dan ketekunan kerja.

Industri menurut Oxlay (2011) adalah “Semua kegiatan manusia untuk memenuhi

kebutuhan hidupnya dalam rangka mencapai kesejahteraan hidup”.

Kegiatan industri yang telah ada sejak lama dalam tingkat yang sangat

sederhana, seiring dengan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan

teknologi yang dimiliki manusia, kemudian tumbuh dan berkembang semakin

kompleks. Jumlah dan macam industri berbeda-beda pada tiap daerah tergantung

pada tingkat perkembangan perindustrian di daerah tersebut, makin banyak

jumlah dan macam industri, dan makin kompleks pula sifat kegiatan dan usaha

tersebut.

Page 28: INDUSTRI KERAJINAN KERAMIK ELVIE DI DUKUH …/Industri...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

Walaupun industri kecil dan kerajinan rakyat sifatnya hanya merupakan

pekerjaan sambilan, tetapi keberadaannya dapat dipakai sebagai salah satu

pemecehan masalah lapangan pekerjaan, dimana terjadi persaingan dan tantangan

bagi para tenaga kerja yang mengharuskan adanya peningkatan mutu produk dan

kualitas pekerjaan tenaga kerja.

2. Klasifikasi Industri

Pengelompokan industri secara sederhana dapat dibagi kedalam 3

kelompok (Kristanto, 2002: 157), yaitu:

a. Industri primer

Industri primer merupakan industri yang mengolah bahan mentah

menjadi bahan setengah jadi, yang biasanya akan digunakan untuk

industri yang lain.

b. Industri sekunder

Industri sekunder merupakan industri yang mengolah bahan

setengah jadi menjadi barang jadi, sehingga barang yang dihasilkan

dapat langsung digunakan oleh konsumen.

c. Industri tersier

Industri tersier merupakan industri yang mengolah bahan industri

sekunder yang sebagian besar merupakan industri jasa dan industri

perdagangan.

Masih menurut Kristanto yang menyebutkan bahwa salah satu klasifikasi

dalam konsep industri adalah industri kecil, dimana dalam penggunaan maupun

proses produksinya masih sederhana dan bersifat padat karya. Sedangkan menurut

Saleh (1986: 4) industri kecil didefinisikan sebagai unit usaha industri yang

mepekerjakan antara 5 sampai 19 orang tenaga kerja. Tenaga kerja biasanya

berasal dari lingkungan sekitar, baik dari anggota keluarga maupun tetangga.

Page 29: INDUSTRI KERAJINAN KERAMIK ELVIE DI DUKUH …/Industri...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

Terkait dengan industri kecil ini terdapat pengklasifikasian kembali,

menurut Saleh (1986: 50-51) berdasarkan eksistensi dinamikanya industri kecil di

Indonesia dibagi kedalam 3 kelompok yaitu:

1) Industri lokal

Indusri lokal merupakan kelompok jenis industri yang

menggantungkan hidupnya pada pasar setempat yang terbatas serta

lokasinya tersebar. Industri berskala sangat kecil ini memiliki target

pemasaran yang sangat terbatas dan dalam pemasaran hasil

produksinya ditangani sendiri, sehingga tidak memerlukan jasa

perantara.

2) Industri sentra

Industri sentra merupakan satuan usaha berskala kecil yang

membentuk suatu pengelompokan atau kawasan produksi yang terdiri

dari unit usaha yang menghasilkan barang sejenis. Dalam proses

pemasaran industri sentra membutuhkan peranan dari pedagang

perantara, karena jangkauan pasar yang lebih luas dibandingkan

industri lokal.

3) Industri mandiri

Industri mandiri pada dasarnya merupakan kelompok jenis industri

yang mempunyai sifat industri kecil, namun industri mandiri telah

mampu untuk mengadaptasi teknologi produksi yang canggih dan

dalam pemasaran pun tidak bergantung pada peran pedagang

perantara.

Dari beberapa teori diatas, industri kerajinan keramik termasuk kedalam

industri berskala kecil dengan modal yang relatif kecil pula dimana tenaga

kerjanya rata-rata berjumlah dibawah 20 orang. Dilihat dari modal yang terbatas

menyebabkan terhambatnya perkembangan industri krajinan keramik. Industri

kerajinan keramik di desa Melikan merupakan tumpuan hidup masyarakat yang

tidak hanya mampu menyerap banyak tenaga kerja, namun juga turut

berkontribusi dalam proses pembangunan pedesaan.

Page 30: INDUSTRI KERAJINAN KERAMIK ELVIE DI DUKUH …/Industri...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

B. Tinjauan Kerajinan

Bangsa Indonesia dikenal sebagai bangsa yang memiliki beraneka ragam

kesenian daerah. Tiap daerah memperlihatkan corak dan jenis seni yang berbeda

dengan daerah lain. Kekayaan seni kerajinan Indonesia mencerminkan bermacam-

macam kebudayaan etnik yang tersebar di kepulauan Nusantara. Tiap daerah di

setiap jaman menghasilkan karya seni kerajinan dengan watak tertentu karena

pengaruh kebudayaan yang selalu berkembang.

Kerajinan berasal dari suku kata “rajin” yang berarti suka bekerja, dan

“kerajinan” itu sendiri merupakan barang yang dihasilkan melalui keterampilan

tangan. Sedangkan dalam bahasa Inggris “craft” mempunyai arti energi atau

kekuatan. Menurut Soegeng Toekio M (2004: 7) “kerajinan dapat diartikan

sabagai suatu tindakan yang hanya memerlukan rutinitas atau hanya sekedar kerja

tangan atau motorik”. Meskipun demikian, kerajian merupakan karya seni karena

didalamnya telah tercurah ide, pikiran, dan juga gagasan dari para pengrajin.

Kerajinan merupakan bagian dari seni kriya. Seni kriya adalah seni tinggi

yang bisa menghasilkan karya yang mempunyai nilai estetika dan filosofi tinggi.

Kriya berasal dari bahasa Sanskerta yang artinya perbuatan atau pekerjaan atau

membuat. Walaupun demikian, antara kriya dan kerajinan mempunyai beberapa

perbedaan. Kriya dijalani oleh seseorang yang disebut empu. Empu menghasilkan

senjata, perhiasan, dan pernak-pernik bagi semua kalangan istana dengan bertapa

serta mensucikan diri terlebih dahulu. Sedangkan kerajinan dilakukan oleh pandhe

yang menghasilkan sabit, cangkul, pikulan, gerobak, gerabah, dan perlengkapan

rakyat lainnya dengan besimbah peluh sepanjang hari. Seperti diungkapkan SP

Gustami bahwa kriya berbasis budaya keraton yang halus, ngremit, mengandung

makna filosofis dan mempunyai mitos-mitos tertentu, sedangkan kerajinan

berbasis budaya pedesaan yang kasar dan vulgar (2007: 146).

Akan tetapi dalam masa sekarang kerajinan sangat berperan penting erat

kaitannya dengan komoditi perdagangan baik dalam negeri maupun luar negeri.

Kerajinan sekarang tidak lagi merupakan benda utama untuk bekerja namun sudah

menjadi benda pelengkap dalam kehidupan yang modern. Kerajinan sebagai

hiasan dan barang pajangan, seperti cangkul atau sabit yang dulu dipakai bertani

Page 31: INDUSTRI KERAJINAN KERAMIK ELVIE DI DUKUH …/Industri...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

sekarang sudah digantikan dengan alat modern sehingga cangkul dan sabit

menjadi barang antik yang bagus jika digantung di dinding rumah. Sehingga

kerajinan mendapatkan tempat sebagai penghasil devisa negara.

C. Tinjauan Keramik

1. Pengertian Keramik

Jika kita berbicara mengenai keramik maka yang terbayang adalah alat-

alat rumah tangga, bahan bangunan atau guci keramik. Keramik sebenarnya

merupakan bentuk aktivitas dan sekaligus produk kebudayaan yang paling tua

yang teknologi pembuatannya dibawa oleh nenek moyang bangsa Austronesia dan

China Selatan pada saat zaman Neolitikum (Guntur, 2005: 102).

Pada zaman Neolitikum pula, di Indonesia ditemukan pecahan-pecahan

kecil tembikar di bukit kulit kerang di Sumatera, meskipun pecahan tersebut kecil

dan berkeping-keping namun sudah terlihat adanya usaha untuk membuat suatu

wadah dengan cara menekan keras pada saat tembikar atau keramik masih dalam

keadaan basah (Suwardono, 2002: 12).

Dapat disimpulkan bahwa keramik merupakan kerajinan tangan yang

dibantu dengan peralatan yang masih sederhana dan menjadi salah satu sarana dan

produk budaya yang memiliki peranan penting dalam hubungan manusia dengan

masa lalu. Keramik yang dulunya dibuat untuk memenuhi kebutuhan religius

seperti tempat penguburan, bekal kubur, dan alat upacara adat, kini seiring

perkembangan jaman mulai berkembang sebagai benda hias atau seni dan ekspresi

yang memprioritaskan nilai-nilai estetika dan artistik.

Kata keramik sendiri berasal dari bahasa Yunani “keramos” yang berarti

periuk atau belanga yang terbuat dari tanah liat. Secara sederhana keramik adalah

suatu benda atau barang yang terbuat dari tanah liat atau lempung yang

mengalami proses pengerasan dengan pembakaran suhu tinggi.

Secara sederhana keramik adalah suatu benda atau barang yang terbuat

dari tanah liat atau lempung yang diproses sedemikian rupa dan kemudian

dibakar, sesuai dengan pendapat Agus Mulyadi Utomo (2012) yang

mengungkapkan bahwa keramik merupakan tanah liat yang mengalami proses

Page 32: INDUSTRI KERAJINAN KERAMIK ELVIE DI DUKUH …/Industri...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

panas (pembakaran) sehingga mengeras. Hal ini menunjukkan bahwa keramik itu

hanya dapat dibuat dari tanah liat atau lempung, padahal saat ini tidak semua

keramik berasal dari tanah liat, melainkan mencakup semua bahan bukan logam

dan anorganik yang berbentuk padat yang bersifat tradisional sampai modern atau

canggih sesuai dengan perkembangan teknologi.

Hartomo A.J menyatakan bahwa:

Pembuatan antara gerabah-keramik tradisional dengan keramik modern

atau canggih tidak terlalu berbeda, karena keramik canggih juga dibuat

dengan proses kalsinasi pada suhu tinggi, yang melibatkan tahap sintering

yaitu suatu cara memadatkan-kompakkan bubuk oksida, karbida atau

nitrida halus dengan sintesis berbahan baku lempung kuarsa, kaolin, dan

feldspar selaku basisnya (1992: 1).

Secara keseluruhan, keramik merupakan seni industri atau kelompok seni

yang menghasilkan objek yang benar-benar bermanfaat dan dekoratif. Pada

umumnya keramik banyak digunakan sebagai perabot rumah tangga. Selain itu

banyak pula yang menggunakan keramik sebagai barang seni hias dan dekorasi

serta untuk bahan-bahan bangunan.

2. Jenis Keramik

Sampai saat ini, telah bermacam-macam keramik yang dihasilkan sesuai

dengan perkembangan teknologi yang ada. Berdasarkan teknik pembuatannya

(2010), keramik dibedakan atas dua jenis, yaitu :

a. Keramik kuno

Keramik jenis ini biasanya berupa peralatan rumah tangga yang

dibuat dengan teknik yang sederhana dan tradisional dengan bahan

baku tanah liat.

b. Keramik Modern atau canggih (Fine Ceramics)

Keramik modern secara teknis diproses untuk keperluan teknologi

tinggi seperti konstruksi dan elektronika dengan bahan tertentu selain

tanah liat.

Page 33: INDUSTRI KERAJINAN KERAMIK ELVIE DI DUKUH …/Industri...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

Berdasarkan suhu bakarnya (Fahbasna,2011), keramik dapat digolongkan

menjadi 3 macam, yaitu :

1. Gerabah (Earthenwar)

Earthenware merupakan jenis keramik yang memiliki suhu matang

antara 900–1100 °C. Keramik jenis ini bersifat rapuh, kasar dan

berpori.

2. Keramik Batu (Stoneware)

Stoneware memiliki sifat halus dan kokoh seperti batu, dengan

suhu matang sekitar 1200 °C.

3. Porselen (porcelain)

Keramik jenis porselen memiliki suhu matang yang tinggi yaitu

sekitar 1260 °C. Bahan ini banyak digunakan untuk bahan industry

bangunan karena kekerasan dan kestabilannya. Walaupun tampak

begitu rapuh, porselen memiliki struktur dan tekstur yang rapat dank

keras.

Page 34: INDUSTRI KERAJINAN KERAMIK ELVIE DI DUKUH …/Industri...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

3. Alat dan Bahan

a. Alat Pembentuk Keramik

Dalam proses pembuatan bahan keramik, dibutuhkan beberapa peralatan

yang bisa mempermudah pengerjaannya. Alat-alat tersebut digunakan baik

dalam pembentukan maupun dekorasi benda keramik, seperti ditunjukkan

pada tabel 2.1 dibawah ini.

Tabel 2.1 Alat-alat yang dibutuhkan dalam pembuatan benda keramik

No Nama Bahan Fungsi Gambar

1 Butsir Kawat Kawat stainless steel merapikan, menghaluskan

(Wire modelling Tangkai kayu sawo mengerok, membentuk

Tools) detail, dan membuat

tekstur benda keramik

2 Butsir Kayu Kayu sawo menghaluskan, membentuk

(Wood modeling detail, merapikan, membuat

Tools) dekorasi, dan menghaluskan

benda keramik

3 Ribbon Tolls Stainless steel mengerok, menghaluskan,

Tangkai kayu dan merapikan benda

keramik

4 Kawat Kawat stainless steel memotong ujung bibir,

Pemotong dasar benda keramik, dan

(wire cutter) memotong tanah liat

Plastis

5 Pisau memotong, mengiris

Pemotong lempengan tanah liat

6 Potter Rib kayu, plat stailess, menghaluskan dan

Karet membentuk permukaan

luar benda kerja

7 Spon busa menyerap kandungan air,

menghaluskan benda kerja,

dan membersihkan handtool

serta cetakan gips

8 Sponge Stick Sponge stick menghaluskan bagian dalam

benda kerja

Page 35: INDUSTRI KERAJINAN KERAMIK ELVIE DI DUKUH …/Industri...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

No Nama Bahan Fungsi Gambar

9 Jarum Jarum memotong bibir, menusuk

Gelembung udara, dan

Menggores benda kerja

10 Throwing Stick kayu membentuk, menghaluskan,

Merapikan bagian dalam

Benda keramik

11 Kaliper alumunium, mengukur diameter benda

plastik, keramik

12 Rol Kayu kayu membuat lempengan

tanah

13 Putar Tangan besi, alumuniun membentuk benda

Atau semen keramik dengan teknik

putar

14 Alat Putar Kaki membentuk benda

keramik dengan teknik

putar

(Sumber gambar: Budiyanto, 2008: 205-208)

b. Bahan

Bahan keramik secara garis besar digolongkan kedalam dua

kategori, yaitu bahan lunak yang terdiri dari tanah dan bahan keras yang

terdiri dari batu-batuan. Tanah liat atau lempung sebagai bahan pokok

dalam pembuatan keramik merupakan salah satu bahan yang kegunaannya

sangat menguntungkan bagi manusia karena bahannya yang mudah

didapat dimana sebagian besar dari kulit bumi terdiri dari batuan yang

merupakan sumber tanah liat, dan biasanya masyarakat memanfaatkan

tanah liat atau lempung sebagi bahan bakupembuatan keramik.

Hugo J & Horn J menyatakan bahwa “Tanah liat merupakan

beberapa anasir yang berasal dari erosi bumi, yang berkembang menjadi

partikel-partikel kecil dalam berbagai ukuran”(1986: 15).

Page 36: INDUSTRI KERAJINAN KERAMIK ELVIE DI DUKUH …/Industri...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

Sedangkan menurut Saraswati, tanah liat merupakan semacam

produk dari batu, yang disebabkan oleh pengaruh cuaca menjadi

kehilangan sifat litanya dan menjadi padat (2011: 8).

Tanah liat memiliki sifat yang khas yaitu bila dalam keadaan basah

mempunyai sifat plastis tetapi bila dalam keadaan kering menjadi keras,

sedangkan bila dibakar akan menjadi padat dan kuat. Tanah liat

dikategorikan kedalam dua jenis yaitu tanah liat residu (tanah liat primer)

dan tanah liat endapan (tanah liat sekunder).

Dalam membuat benda keramik, tanah liat sebagai bahan harus

memenuhi persyaratan agar benda keramik yang dibuat tidak mengalami

kesuliatan, persyaratan tersebut seperti diungkapkan Budiyanto(2008: 216)

diantaranya adalah:

1) Plastisitas

Plastisitas tanah liat sangat mempengaruhi proses

pembentukan benda keramik dan mencegah terjadinya

perubahan bentuk, retak maupun runtuh.

2) Homogen

Tingkat plastisitas tanah liat yang akan digunakan haruslah

homogen (seragam), dalam arti merata dan tidak ada yang

keras atau lembek.

3) Bebas dari gelembung udara

Tanah liat yang bebas dari gelembung udara meminimalisir

terjadinya retak atau pecah saat proses pembakaran

berlangsung.

4) Memiliki kemampuan bentuk

Yang dimaksud tanah memiliki kemampuan bentuk disini

adalah saat proses pembentukan sapai selesai, benda keramik

tidak mengalami perubahan bentuk, yang berarti tanah

berfungsi sebagai penyangga.

Page 37: INDUSTRI KERAJINAN KERAMIK ELVIE DI DUKUH …/Industri...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

4. Teknik Pembuatan Keramik

Secara umum proses produksi keramik dilakukan secara bertahap dan

tidak bisa dilakukan secara berasamaan. Tahapan tersebut adalah tahap

pembentukan, tahap pengeringan, dan tahap pembakaran. Ada beberapan cara

atau teknik pembentukan keramik (Ponimin, 2008: 56-61), yaitu :

a. Teknik Coiling (Lilit Pilin)

Keramik dibuat dari susunan pilinan-pilinan yang disambung.

Ketebalan pilinan yang digunakan disesuaikan dengan ketebalan benda

yang akan dibuat. Hal yang penting untuk diperhatikan adalah ketika

menyambung pilinan, permukaan pilinan yang akan disambung

hendakknya dibasahi dengan air atau „dilem‟ memakai lumpur tanah

liat, dan diberi goresan lebih dahulu agar lebih kuat.

Gambar 2.1 Pembentukan benda keramik dengan teknik pilin

(Sumber: Budiyanto, 2008: 228-230)

Page 38: INDUSTRI KERAJINAN KERAMIK ELVIE DI DUKUH …/Industri...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

b. Teknik Pijit Jari

Pembentukan dengan tangan (handbuilding) merupakan salah satu

keteknikan di dalam pembuatan keramik dimana benda langsung

dibentuk dengan tangan. Teknik ini merupakan keteknikan bagi

pemula dalam membentuk sebuah benda keramik.

Gambar 2.2 Pembentukan benda keramik dengan teknik pijit jari

(Sumber: Budiyanto, 2008: 222)

c. Teknik Slab (Lempengan)

Cara pembentukan dengan teknik lempengan merupakan teknik

pembentukan keramik tradisional yang bebas untuk membuat bentuk-

bentuk yang diinginkan dan tidak selalu simetris.

Page 39: INDUSTRI KERAJINAN KERAMIK ELVIE DI DUKUH …/Industri...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

Gambar 2.3 Pembentukan benda keramik dengan teknik slab

(Sumber: Budiyanto, 2008: 235-238)

d. Teknik Putar

Teknik pembentukan dengan alat putar dapat menghasilkan bentuk

yang simetris (bulat, silindris) dan bervariasi. Cara pembentukan

dengan teknik putar ini sering dipakai oleh para pengrajin di sentra-

sentara keramik. Pengrajin keramik tradisional biasanya menggunakan

alat putar tangan (hand wheel) atau alat putar kaki (kick wheel).

Page 40: INDUSTRI KERAJINAN KERAMIK ELVIE DI DUKUH …/Industri...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

Gambar 2.4 Pembentukan benda keramik dengan teknik putar

(Sumber: Budiyanto, 2008: 250-252)

e. Teknik Cetak

Teknik pembentukan dengan cetak dapat memproduksi barang

dengan jumlah yang banyak dalam waktu relatif singkat dengan bentuk

dan ukuran yang sama pula. Bahan cetakan yang biasa dipakai adalah

berupa gips. Pembentukan teknik cetak digolongkan menjadi dua yaitu

teknik tekan (pres plastis) dan teknik tuang (slip).

Teknik cetak tekan dilakukan dengan cata menekan-nekankan

tanah liat pada cetakan gips.

Page 41: INDUSTRI KERAJINAN KERAMIK ELVIE DI DUKUH …/Industri...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

Gambar 2.5 Pembentukan benda keramik dengan teknik cetak tekan

(Sumber: Budiyanto, 2008: 237-239)

Sedangkan untuk teknik pembentukan dengan teknik cetak tuang

dilakukan dengan cara menuangkan adonan tanah liat kedalam cetakan

gips seperti pada gambar 2.6 dibawah ini.

Page 42: INDUSTRI KERAJINAN KERAMIK ELVIE DI DUKUH …/Industri...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

Gambar 2.6 Pembentukan benda keramik dengan teknik cetak tuang

(Sumber: Budiyanto, 2008: 338-339)

Setelah melalui tahap pembentukan, keramik harus melalui tahap

pengeringan terlebih dulu, karena jika masih basah memungkinkan terjadinya

ledakan uap air saat dibakar sehingga menimbulkan keratakan. Keretakan bisa

pula disebabkan oleh tingkat kering yang tidak merata pada bagian-bagian

keramik. Pengeringan dilakukan agar kandungan air pada benda keramik tersebut

menguap. Adapun hal yang harus diperhatikan dalam proses pengeringan barang-

Page 43: INDUSTRI KERAJINAN KERAMIK ELVIE DI DUKUH …/Industri...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

barang keramik adalah penguapan air dan difusi air dari barang-barang basah

(Razak, 1992: 105). Cara pengeringannya cukup sederhana yaitu cukup disimpan

di atas rak terbuka dan diangin-anginkan. Pada umumnya, pengeringan zat padat

berarti pemisahan sejumlah kecil air atau zat cair lainnya dari bahan padat,

sehingga mengurangi kadar zat cair di dalam zat padat. Dalam proses pengeringan

ini biasanya diikuti pula dengan proses penyusutan benda keramik, maka dari itu

saat proses pengeringan, kadar air dalam benda keramik tidak boleh berlebihan

karena dapat mengakibatkan benda keramik melengkung.

Setelah kering, barulah keramik akan melalui tahap selanjutnya, yaitu

tahap pembakaran. Budiyanto (2008: 485), menyatakan bahwa

Membakar benda keramik merupakan tahapan cukup kritis namun

menyenangkan dimana merupakan salah satu tahapan yang sangat penting

pada proses pembuatan benda keramik, karena tanpa melalui proses

pembakaran maka benda keramik belum dapat disebut produk keramik.

Temperatur kematangan untuk suatu tanah liat berbeda-beda sesuai dengan

jenis tanah liatnya.

Dalam proses pembakaran ini tanah liat akan mengalami perubahan fisik

dan kimiawi menjadi keramik yang keras, kuat, dan padat yang tidak lagi bisa

hancur oleh air. Proses membakar benda yang terbuat dari tanah liat tidaklah

mudah, untuk melakukan kegiatan ini dibutuhkan teknik dan media yang tepat.

Hal ini dilakukan pada keramik atau gerabah yang telah dibuat agar tidak

mengalami keretakan atau bahkan pecah dan rusak. Proses pembakaran tersebut

dapat dilakukan dengan cara langsung ataupun menggunakan alat lain berupa

tungku (oven/ kiln).

Tungku keramik bervariasi tipe dan bahan bakarnya. Masing-masing

tungku memiliki kelebihan dan kelemahan. Adapun tipe tungku keramik menurut

Suwardono (2002: 97-104), yaitu:

(1) Tipe tungku ladang

Tipe tungku ladang merupakan tipe tungku dimana saat akan

melakukan proses pembakaran benda keramik, benda-benda tersebut

hanya diletakkan diatas tanah dan kemudian ditimbun dengan

dedaunan kering ataupun ranting-ranting pohon lalu dibakar.

Page 44: INDUSTRI KERAJINAN KERAMIK ELVIE DI DUKUH …/Industri...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

(2) Tipe tungku bak

Tipe tungku bak berbentuk segi empat dengan dinding terbuat dari

bata merah atau lempung yang pada kedua sisi dinding biasanya dibuat

lubang untuk membakar bahan bakar.

(3) Tipe tungku botol

Tipe tungku botol mempunyai bentuk silindris menyerupai boto

yang pada bagian tertentu terdapat lubang untuk bakan bakar.

(4) Tipe tungku api berbalik

Tipe tungkuapi terbalik ada yang berbentuk bulat dan ada juga

yang berbentuk segi empat. Tungku api terbalik ini merupakan tipe

tungku yang paling baik untuk industri keramik.

Karena begitu bervariasinya tungku pembakaran keramik, maka bahan

bakar yang digunakan pun bervariasi. Ada yang berbahan bakar listrik, minyak

tanah, kayu bakar, bahkan bahan bakar gas. Para perajin keramik tradisional di

desa Melikan biasa menggunakan tipe tungku bak pada saat proses pembakaran

benda keramik dengan menggunakan bahan bakar kayu, karena ketersediaan kayu

yang cukup banyak dan harganya pun relatif murah.

Page 45: INDUSTRI KERAJINAN KERAMIK ELVIE DI DUKUH …/Industri...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

D. Kerangka Berpikir

Industri kerajinan merupakan salah satu alternatif mata pencaharian

masyarakat dukuh Sayangan dalam mencukupi kebutuhan hidupnya. Keramik

sabagai salah satu benda peninggalan nenek moyang terus dikembangkan mulai

dari fungsi maupun bentuknya. Semula penggunaan keramik hanya untuk

keperluan upacara adat atau religius, akan tetapi saat ini mulai berkembang

keramik untuk benda-benda peralatan rumah tangga, bahkan sampai benda-benda

hiasan atau seni. Dari segi bentuk juga mengalami perkembangan, yaitu dari

bentuk tradisional menjadi bentuk yang lebih modern.

Bagan 2.1 Skema Kerangka Berpikir

Latar Belakang

Proses

Elvie Keramik

Produk

Jenis Barang

Finishing

Bahan

Desain/ Bentuk

Teknik

Page 46: INDUSTRI KERAJINAN KERAMIK ELVIE DI DUKUH …/Industri...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Metodologi berasal dari kata “metode” yang berarti cara yang tepat untuk

melakukan sesuatu, dan “logos” yang berari ilmu atau pengetahuan. Jadi,

metodologi yaitu ilmu mengenai cara yang tepat untuk melakukan sesuatu, yang

dimaksud dengan tepat adalah dengan menggunakan pikiran secara seksama untuk

mencapai suatu tujuan. Sedangkan penelitian merupakan kegiatan mencari

kebenaran. Jadi metodologi penelitian adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari

bagaimana cara mencari kebenaran, yaitu dapat dilakukan dengan cara mencari,

mencatat, merumuskan, menganalisis sampai menyusun laporannya berdasarkan

fakta-fakta yang ada.

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian dilaksanakan di Elvie Keramik yang terletak di dukuh

Sayangan, desa Melikan, kecamatan Wedi, kabupaten Klaten, dimana Elvie

Keramik terletak di Desa Melikan merupakan desa yang terkenal sebagai desa

wisata kerajinan keramik yang berkualitas baik dengan produk yang variatif dan

unik.

2. Waktu Penelitian

Aktivitas penelitian mengenai Industri Kerajinan Keramik Elvie ini secara

keseluruhan dilaksanakan sejak bulan Agustus 2012 sampai dengan bulan

November 2012.

B. Pendekatan dan Jenis Penelitian

1. Pendekatan

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian mengenai Industri Kerajinan

Keramik Elvie ini ialah pendekatan kualitatif. Dalam pendekatan kualitatif jenis

temuan penelitian tidak berupa statistik atau bentuk hitungan lainnya, melainkan

berupa ungkapan dalm bentuk kata-kata. Bogdan dan Taylor mendefinisikan

Page 47: INDUSTRI KERAJINAN KERAMIK ELVIE DI DUKUH …/Industri...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

penelitian kualitatif sebagai prosedur-prosedur penelitian yang menghasilkan data

kualitatif berupa ungkapan atau catatan orang itu sendiri atau tingkah laku mereka

yang terobservasi (1993: 30).

Karena mempunyai objek tunggal, maka pendekatan dilakukan dengan

strategi studi kasus tunggal terpancang (embedded research). Disebut dengan

tunggal karena penelitian diadakan pada satu lokasi saja, sedangkan disebut

terpancang karena sebelum diadakan penelitian sudah direncanakan. Sesuai

dengan pendapat Sutopo (2002: 112) yang menyatakan bahwa, “Penelitian

terpancang merupakan suatu langkah sebelum melakukan penelitian harus

memilih dan menentukan variabel yang menjadi fokus utamanya namun tetap

terbuka dengan sifat interaktif dan variabel utamanya”.

2. Jenis Penelitian

Berdasarkan pada permasalahan yang ada dan agar penelitian ini berjalan

dengan lancar maka jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

jenis penelitian deskriptif. Dimana dalam penelitian deskriptif peneliti diharapkan

pandai menerangkan atau menjelaskan mengenai fenomena-fenomena yang telah

ditemukan. Penelitian deskriptif menurut Narbuko dan Achmadi yaitu penelitian

yang berusaha untuk menuturkan pemecahan masalah yang ada sekarang

berdasarkan data-data, menyajikan data, menganalisis data, dan

menginterpretasikan data yang bertujuan untuk memecahkan masalah secara

sistematis dan faktual mengenai fakta-fakta dan sifat populasi (2003: 44). Jadi,

deskriptif merupakan jenis penelitian yang digunakan menjelaskan keadaan objek

yang diteliti pada saat sekarang sebagaimana adanya saat penelitian dilakukan

berdasarkan fakta yang ada dan mencoba untuk menganalisis kebenarannya

berdasarkan data yang diperoleh dilapangan

.

Page 48: INDUSTRI KERAJINAN KERAMIK ELVIE DI DUKUH …/Industri...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

C. Data dan Sumber Data

1. Data

Data merupakan segala informasi baik lisan maupun tulisan, bahkan bisa

berupa gambar atau foto yang berperan dalam penelitian untuk menjawab

permasalaham yang telah dinyatakan dalam rumusan masalah, yaitu mengenai

latar belakang berdirinya Elvie Keramik, proses produksi keramik, dan jenis

barang yang dihasilkan Elvie Keramik. Jenis data yang digunakan dalam

penelitian ini adalah data kualitatif. Data kualitatif merupakan data yang tidak

berupa angka, melainkan berupa penjabaran-penjabaran yang rinci dan jelas

sehingga dapat ditarik kesimpulan.

2. Sumber Data

Sumber data merupakan hal yang paling penting dalam suatu penelitian.

Sumber data dalam penelitian kualitatif menurut Lofland dan Lofland ialah berupa

kata-kata, dan tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan

lain-lain (Moleong, 2000: 112)

Sedangkan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Informan

Informan merupakan aktor atau pelaku yang ikut menentukan berhasil

tidaknya sebuah penelitian berdasarkan informasi yang diberikannya.

Maka dari itu peneliti harus pandai dalam memilih informan yang benar-

benar mengerti mengenai masalah yang diteliti, karena bila terjadi

kesalahan dalam memilih informan mengakibatkan informasi atau data

tidak lengkap. Informan dalam penelitian ini terdiri dari pihak Elvie

Keramik, yaitu Bapak Triyono beserta Ibu Suparni selaku pemilik usaha

dan para karyawan.. Untuk melengkapi data peneliti harus pandai dalam

menggali informasi dengan membangun kepercayaan, keakraban, dan

kerjasama sehingga didapat data yang benar-benar dibutuhkan.

Page 49: INDUSTRI KERAJINAN KERAMIK ELVIE DI DUKUH …/Industri...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

2. Dokumen

Dokumen merupakan semua sumber data, baik sumber tertulis maupun

sumber lisan yang berhubungan dengan suatu peristiwa atau aktivitas yang

terjadi dimasa silam yang bisa mendukung proses penelitian ini, yaitu

tentang latar belakang berdirinya Elvie Keramik, proses produksi keramik

Elvie, dan jenis barang yang dihasilkan Elvie keramik.

Nasution (1988: 85-86) menyatakan bahwa:

Dokumen berguna karena dapat memberikan latar belakang yang

lebih luas mengenai pokok penelitian, dapat dijadikan bahan

triangulasi untuk mengecek kesesuaian data, dan merupakan bahan

utama dalam penelitiann historis. Dokumen itu sendiri terdiri atas

tulisan pribadi seperti buku harian, surat-surat, dan dokumen resmi.

3. Kepustakaan

Kepustakaan yaitu buku-buku yang berhubungan tentang keramik dan

buku-buku acuan lainnya.

D. Teknik Pengambilan Sampel (Cuplikan)

Sampel menurut Prof. Sutrisno Hadi, MA, adalah sebagian individu yang

diselidiki dari keseluruhan individu penelitian (Narbuko & Achmadi, 2003: 7).

Sedangkan cuplikan atau sampling menurut Sutopo merupakan suatu bentuk

khusus atau suatu proses yang umum dalam pemusatan atau pemilihan dalam riset

yang mengarah pada seleksi (1988: 21).

Teknik sampling (cuplikan) merupakan proses pemilihan atau penentuan

sampel untuk menjaring sebanyak mungkin informasi dari berbagai macam

sumber untuk merinci kekhususan yang ada kedalam konteks yang unik sehingga

menjadi dasar dari rancangan dan teori yang muncul (Bungin (2003), Moleong

(2000)).

Taknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini ialah

teknik non random sampling, dimana dalam pengambilan sampel, tidak semua

anggota populasi diberi kesempatan untuk dipilih menjadi sampel. Sedangkan

jenis sampling yang digunakan adalah purposive sampling yang cenderung

memilih informan berdasarkan tujuan penelitian. Proses pemilihan dan

Page 50: INDUSTRI KERAJINAN KERAMIK ELVIE DI DUKUH …/Industri...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

pembatasan ini dimaksudkan untuk memilih informan yang dipandang paling

mengetahui masalah yang diteliti secara dalam, dan dapat dipercaya untuk

menjadi sumber data yang mantap, pilihannya dapat berkembang sesuai dengan

kebutuhan dan kemantapan peneliti dalam mengumpulkan data, sehingga

mendapatkan data yang selengkap-lengkapnya dari sumber informasi dalam

penelitian .

Seperti pendapat Patton dalam Sutopo (2007: 64) yang mengatakan

bahwa:

Teknik sampling dengan menggunakan purposive sampling memiliki

kecenderungan peneliti untuk memilih informannya berdasarkan posisi

dengan akses tertentu yang dianggap memiliki informasi yang berkaitan

dengan permasalahannya secara mendalam dan dapat dipercaya untuk

menjadi sumber data yang mantap. Bahkan di dalam pelaksanaan

pengumpulan data sesuai dengan sifat penelitian yang lentur dan terbuka,

pilihan informan dan jumlahnya dapat berkembang sesuai dengan

kebutuhan dan kemantapan peneliti dalam memperoleh data.

Pemilihan sampel ini disesuaikan dengan tujuan penelitian, yaitu

mengetahui: latar belakang berdirinya industri kerajinan keramik Elvie, proses

produksi keramik Elvie, dan jenis-jenis barang keramik yang dihasilkan di Elvie

keramik.

E. Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh informasi

yang dibutuhkan dalam mencapai tujuan penelitian. Untuk mengumpulkan data

dari sampel penelitian tersebut dapat dilaksanakan dengan berbagai teknik dan

teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1. Observasi

Observasi atau pengamatan merupakan metode pengumpulan data dimana

peneliti atau kolaboratornya mencatat informasi sebagaimana yang mereka

saksikan selama penelitian (Gulo, 2003: 116). Dalam kegiatan observasi,

informasi tidak hanya didapat dari penglihatan peneliti, melainkan juga dari

Page 51: INDUSTRI KERAJINAN KERAMIK ELVIE DI DUKUH …/Industri...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

pndengaran maupun penciuman dalam rangka mencari bukti untuk menjawab

masalah penelitia.

Observasi dalam penelitian ini dilakukan selama beberapa waktu tanpa

mempengaruhi objek yang diobservasi dengan cara mencatat, merekam, dan

bahkan memotret. Pencatatan dilakukan secara mendetail mengenai hal-hal

yang berhubungan dengan penelitian, sehingga dapat memperoleh data-data

dari objek yang diteliti dan juga mendapatkan data yang otentik, sehingga

dapat digunakan untuk memberikan suatu kesimpulan.

Strategi yang digunakan dalam penelitian ini adalah strategi observasi

partisipasi pasif dimana peneliti tidak terlibat dalam peran apapun, namun

kehadiran peneliti dilokasi penelitian diketahui oleh yang diamati. Penelitian

ini akan dilaksanakan di Elvie Keramik, Dukuh Sayangan, Desa Melikan,

Kecamatan Wedi, Kabupaten Klaten.

2. Wawancara

Dalam penelitian kualitatif, wawancara merupakan metode pengumpulan

data memiliki peranan penting, karena sebagian besar data diperoleh melalui

wawancara. Wawancara adalah percakapan antara dua belah pihak dengan

maksud tertentu (Moleong: 135). Proses percakapan dilakukan dengan cara

tanya jawab antara peneliti dan informan. Wawancara dilakukan dengan cara

yang luwes, akrab, dan terbuka. Seperti diungkapkan Herdiansyah (2010:

117), bahwa “Wawancara tidak melulu harus berlatar formal, tetapi dapat

dilakukan dalam latar apapun dan dengan siapapun”. Dalam melakukan

wawancara juga tidak melulu harus dengan tatap muka, melainkan dengan

memanfaatkan media telekomunikasi yang ada.

Penelitian ini menggunakan wawancara secara mendalam (in-depth

interview), dimana wawancara mendalam dapat dilakukan berkali-kali sesuai

dengan keperluan peneliti dalam waktu dan konteks yang dianggap tepat

untuk mengungkapkan dan mendapatkan data yang rinci, jujur, dan mendalam

dari informan dengan cara tanya jawab secara bebas dalam artian meskipun

ada pedoman wawancara yang telah disiapkan sebelumnya, tetapi tidak

dilakukan dengan struktur pertanyaan yang ketat melainkan terbuka dengan

Page 52: INDUSTRI KERAJINAN KERAMIK ELVIE DI DUKUH …/Industri...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

semakin memfokus sehingga informasi yang diperoleh semakin lengkap dan

mendalam. Dari wawancara yang dilakukan diperoleh data tentang latar

belakang berdirinya Elvie Keramik, proses produksi Elvie Keramik, dan juga

jenis barang yang dihasilkan Elvie Keramik.

3. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan kumpulan informasi atau data, baik berupa foto,

gambar, maupun catatan yang diperoleh, yang ada kaitannya dengan penelitian

yang akan dilakukan untuk mendapatkan gambaran dari sudut pandang subjek

yang bersangkutan melalui suatu media. Dalam penelitian ini peneliti

menggunakan foto, gambar, dan catatan dilapangan. Foto dan catatan

dilapangan diambil saat penelitian berlangsung, baik itu saat observasi

maupun saat wawancara. Gambar diambil dari buku-buku yang berhubungan

dengan masalah penelitian.

F. Uji Validitas Data

Validitas data dalam penelitian ini sangat diperlukan, agar hasil penelitian

dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Seperti yang diungkapkan Nasution

(1988: 105) mengemukakan bahwa “validitas membuktikan bahwa apa yang

diamati oleh peneliti sesuai dengan apa yang sesungguhnya ada dalam dunia

kenyataan dan sesuai dengan yang sebenarnya ada atau terjadi”.

Agar data-data dari penelitian ini benar-benar valid, maka pemeriksaan keabsahan

data dilakukan dengan menggunakan metode sebagai berikut:

1. Triangulasi Data

Penelitian ini menggunakan triangulasi sumber sabagai cara

mempertinggi kebenaran data, dimana peneliti membandingkan atau

mengecek data yang diperoleh dari beberapa sumber yang berbeda akan

tetapi mengenai masalah yang sama sehingga data akan saling melengkapi,

seperti diungkapkan Patton (1984), dalam triangulasi data peneliti

menggunakan beberapa sumber data untuk mengumpulkan data yang sama

(Sutopo, 1988: 31).

Page 53: INDUSTRI KERAJINAN KERAMIK ELVIE DI DUKUH …/Industri...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

2. Review Informant (Recheck)

Review informant (Recheck) merupakan upaya meneliti atau

memeriksa kembali data hasil wawancara dari informan. Review informan

menurut Sutopo bertujuan untuk mengetahui apakah yang ditulis

merupakan sesuatu yang dapat disetujui mereka (1988: 32). Dengan kata

lain review informan digunakan untuk memperoleh tingkat kebenaran dan

perbaikan data dari informan yang telah dimintai informasi, jika memang

ada kesalahan atau ketidaklengkapan hasil informasi sebelumnya maka

wajib adanya perbaikan.

G. Analisis Data

Setelah data yang telah di kumpulkan di edit, maka langkah selanjutnya

adalah analisis terhadap hasil-hasil yang telah diperoleh. Analisis data adalah

proses penyusunan data agar dapat ditafsirkan dan merupakan langkah pemikiran

lebih lanjut dari peneliti untuk mencari jawaban dan kesimpulan dari berbagai

data yang diperoleh sehingga mendapatkan data yang valid. Secara keseluruhan

teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah model analisis

mengalir (flow model of analysis) yang saling berkaitan antara tiga komponen

pokok yaitu reduksi data, sajian data, dan penarikan kesimpulan dengan

verifikasinya, serta pengumpulan data di lapangan.

1. Reduksi data

Reduksi data diartikan sebagai proses pemilihan, pemfokusan,

penyederhanaan, dan abstraksi semua jenis informasi yang tertulis lengkap

di dalam catatan lapangan. Menurut Sutopo (2006: 114) “Reduksi data

adalah bagian dari proses analisis yang mempertegas, memperpendek,

membuat fokus, membuang hal-hal yang tidak penting, dan mengatur data

sedemikian rupa sehingga simpulan penelitian dapat dilakukan”.

Proses reduksi data berlangsung secara terus menerus sepanjang

pelaksanaan penelitian, bahkan prosesnya sudah diawali sebelum

pelaksanaan pengumpulan data dilapangan. Reduksi data sudah

berlangsung sejak peneliti mengambil keputusan (meski mungkin tidak

Page 54: INDUSTRI KERAJINAN KERAMIK ELVIE DI DUKUH …/Industri...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

disadari sepenuhnya), yaitu seleksi, memfokuskan, menyederhanakan, dan

membuang data-data yang tidak perlu, sehingga diperoleh data yang sesuai

dengan rumusan masalah.

2. Sajian Data (Display)

Sajian data merupakan suatu rakitan organisasi informasi, deskripsi

dalam bentuk narasi lengkap yang memungkinkan simpulan penelitian

dapat dilakukan (Sutopo, 2006: 114). Dalam mendeskripsikan informasi

yang diperoleh disajikan dengan menggunakan kalimat yang disusun

secara logis dan sistematis sehingga mempermudah dalam menarik

kesimpulan dan pengambilan tindakan.

3. Penarikan kesimpulan atau verifikasi data

Penarikan kesimpulan atau verifikasi data merupakan salah satu

langkah terakhir dalam menganalisis data. Dalam tahap ini peneliti

ditekankan memeriksa kembali kesimpulan-kesimpulan awal sejak

pengumpulan data sampai merumuskan kesimpulan akhir. Kesimpulan

yang mulanya masih sangat kabur dan diragukan akan menjadi lebih

mendasar dan jelas dengan bertambahnya data, karena verifikasi dapat

dilakukan dengan cara mencari data baru ataupun lebih mendalami

penelitian.

Komponen analisis model mengalir (flow model of analysis) tersebut

menurut Miles & Huberman digambarkan sabagai berikut:

masa pengumpulan data

REDUKSI DATA

Antisipasi Selama Pasca

PENYAJIAN DATA

Selama Pasca = ANALISIS

PENARIKAN KESIMPULAN/ VERIFIKASI

Selama Pasca

Bagan 3.1 Analisis data model mengalir

(Sumber: Miles & Huberman, 1992: 18)

Page 55: INDUSTRI KERAJINAN KERAMIK ELVIE DI DUKUH …/Industri...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

H. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian berfungsi untuk mempermudah dalam penulisan

laporan penelitian yang dilakukan penulis, atau disebut juga tahap-tahap atau

langkah-langkah yang ditempuh dalam suatu penelitian. Untuk memperleh hasil

penelitian yang diharapkan maka peneliti menggunakan prosedur penelitian

sebagai berikut:

1. Tahap Pra Lapangan atau Persiapan

Pada tahap ini penulis melakukan tahap persiapan sebelum terjun ke

lapangan dan membuat rencana penelitian dan mempersiapkan semua alat dan

materi yang akan dibutuhkan dalam penelitian. Pada tahap ini peneliti

berkunjung ke Perusahaan yang akan dipilih sebagai tempat melaksanakan

penelitian, yaitu Elvie Keramik yang terletak di dukuh Sayangan, desa

Melikan, kecamatan Wedi, kabupaten Klaten dan menemui pemilik Elvie

Keramik bapak Triyono. Peneliti meminta ijin kapada bapak Triyono untuk

mengadakan penelitian di Elvie Keramik. Pada tahap ini peneliti juga

menemui para karyawan untuk mempersiapkan survei awal untuk membangun

keakraban.

2. Tahap Observasi

Pada tahap ini peneliti meliput segala aktivitas di lapangan, untuk

mengetahui keadaan objek penelitian secara langsung. Selain itu, peneliti juga

melakukan wawancara dengan pengrajin dengan maksud:

a. memahami latar belakang penelitian serta persiapan diri

b. mendapatkan data yang lengkap dan akurat dengan cara melibatkan secara

langsung dalam penelitian tersebut.

3. Tahap Analisis Data

Pada proses pencarian data sebelumnya meliputi, observasi lapangan

dilanjutkan dengan analisis data yang diperoleh setelah data secara global dan

masih mentah dikumpulkan dari lapangan, dan pada tahap berikutnya adalah

pengolahan data tersebut kemudian akan dianalisis.

Page 56: INDUSTRI KERAJINAN KERAMIK ELVIE DI DUKUH …/Industri...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

4. Tahap Penyusunan Laporan Penelitian

a. Menyusun laporan awal, pada tahap ini peneliti menyususn laporan

dari semua kegiatan yang telah dilakukan selama penelitian

b. Review laporan

c. Perbaikan laporan serta menyusun laporan akhir.

Page 57: INDUSTRI KERAJINAN KERAMIK ELVIE DI DUKUH …/Industri...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Dekripsi Lokasi Desa Melikan

Kabupaten Klaten terbagi menjadi 23 Kecamatan. Desa Melikan

merupakan salah satu desa di Kecamatan Wedi yang terletak ± 13 kilometer

sebelah tenggara dari Kabupaten Klaten. Desa Melikan merupakan desa paling

timur di kecamatan Wedi yang terletak di kaki pegunungan Jabalkat. Luas

wilayah Desa Melikan mencapai 167,6280 Hektar yang terbagi kedalam 15

pedukuhan. Luas desa tersebut dibatasi oleh desa-desa yang ada disekitarnya.

Desa-desa yang membatasinya antara lain: sebelah utara Desa Paseban

(Kecamatan Bayat), sebelah selatan Desa Kaligayam (Kecamatan Wedi), sebelah

barat Desa Brangkal (Kecamatan Wedi), sebelah timur Desa Paseban (Kecamatan

Bayat).

Gambar 4.1 Peta Desa Melikan

(Sumber: Dokumentasi Intan Kusuma W, 2012)

Page 58: INDUSTRI KERAJINAN KERAMIK ELVIE DI DUKUH …/Industri...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

Dilihat dari kondisi geografisnya, Desa Melikan merupakan dataran

rendah yang terletak pada ketinggian ±126 meter dari permukaan laut, dengan

suhu rata-rata yang melingkupi Desa Melikan berkisar antara 22°C – 32°C.

Berdasarkan data monografi desa Melikan, kecamatan Wedi, kabupaten

Klaten pada tahun 2012 tercatat jumlah penduduk sebanyak 3.604 orang yang

terdiri dari 1.782 orang laki-laki dan 1.822 orang perempuan yang secara

keseluruhan terbagi menjadi 1.055 kepala keluaga. Khusus mengenai jumlah

penduduk berdasarkan kelompok tenaga kerja yang ada di Desa Melikan pada

tahun 2012 dapat dilihat pada table 4.1 dibawah ini:

Tabel 4.1 Jumlah Penduduk Desa Melikan berdasarkan Kelompok Usia Tenaga

Kerja

No USIA (TAHUN) JUMLAH (ORANG)

1 10 – 14 3

2 15 – 19 25

3 20 – 26 268

4 27 – 40 354

5 41 – 56 162

6 57 – keatas 39

Sumber: Monografi Desa Melikan

Jumlah penduduk menurut kelompok usia kerja di Desa Melikan memang

cukup besar, akan tetapi tidak semua penduduk usia kerja tersebut bekerja

dikarenakan masih harus menyelesaikan sekolahnya. Sebaliknya, penduduk Desa

Melikan yang tidak termasuk usia produktif yaitu usia kurang dari 14 tahun dan

lebih dari 60 tahun tersebut bekerja dikarenakan kesulitan di bidang ekonomi

sehingga memaksa mereka untuk bekerja demi mencukupi kebutuhan hidup.

Page 59: INDUSTRI KERAJINAN KERAMIK ELVIE DI DUKUH …/Industri...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

Tabel 4.2 Komposisi Jumlah Penduduk menurut Jenis Mata Pencaharian Desa

Melikan

No Jenis Mata Pencaharian Jumlah

1 Karyawan

a. PNS 38

b. Swasta 39

2 Wiraswasta 189

3 Tani 186

4 Pertukangan 79

5 Buruh Tani 350

6 Pensiunan 36

7 Pemulung 1

8 Jasa 27

Sumber: Monografi Desa Melikan Tahun 2012

Berdasarkan pada tabel 4.2 diatas keberadaan industri kerajinan keramik

tidak diterangkan lebih rinci melainkan dimasukkan dalam kategori wiraswasta.

Di Desa Melikan industri kerajinan keramik merupakan salah satu mata

pencaharian penunjang kehidupan sehari-hari karena tersedianya sumber daya

manusia yang terampil dalam pembuatan keramik, sehingga menjadi hal yang

wajar apabila masyarakat memilih bekerja di bidang industri kerajinan keramik.

Page 60: INDUSTRI KERAJINAN KERAMIK ELVIE DI DUKUH …/Industri...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

B. Latar Belakang Berdirinya Industri Kerajinan Keramik Elvie di

Dukuh Sayangan Desa Melikan Kecamatan Wedi Kabupaten Klaten

Industri merupakan suatu kegiatan yang tidak dapat dipisahkan dari

kehidupan sehari-hari manusia. Dimana dalam kegiatan industri tersebut

terjadi pemindahan barang dari tangan produsen ke tangan konsumen dengan

menggunakan alat tukar yang sah. Keberadaan industri sangat berpengaruh

terhadap kelangsungan hidup mastarakat khususnya di Desa Melikan yang

tidak semua warganya mempunyai lahan untuk pertanian. Maka dari itu

menjadi hal yang sangat wajar apabila masyarakat Desa Melikan memilih

terjun kedalam bidang industri kerajinan keramik karena sumber daya

manusia yang cukup memadai dimana keterampilan atau kepandaian yang

dimiliki masyarakat didapatkan secara turun-temurun.

Keramik merupakan salah satu bentuk aktivitas dan sekaligus produk

kebudayaan manusia yang paling tua, dimana terjadi proses mengolah bahan

baku (tanah liat) menjadi produk jadi (benda keramik).

Desa Melikan terkenal dengan produk keramiknya yang khas yaitu

berwarna merah kehitaman. Warna tersebut bukan karena di cat, melainkan

warna asli yang didapat dari proses pengasapan. Sedangkan untuk munculnya

keramik tradisional pertama kali di desa Melikan, Bapak Triyono tidak

mengetahui secara pasti, akan tetapi beliau menuturkan bahwa kerajinan

keramik ini didapat secara turun-temurun dari nenek moyang. Adanya

kerajinan keramik di Desa Melikan tidak dapat dilepaskan dari cerita

mengenai Sunan Pandanaran atau yang sering juga disebut sebagai Sunan

Tembayat atau Pangeran Mangkubumi, yang merupakan tokoh penyebar

agama Islam yang dalam pengembaraannya, sampailah beliau di daerah Wedi

tepatnya di desa Melikan dan membangun sebuah masjid sebagai wujud syiar

Islam. Dalam masjid tersebut beliau tempatkan sebuah tempat yang terbuat

dari tanah liat untuk menampung air wudhu yang disebut genthong. Dari

bentuk genthong tersebut kemudian berkembang menjadi bentuk-bentuk lain.

Dahulu keramik tradisional atau sering disebut gerabah hanya

memproduksi kendi dan celengan. Barulah pada sekitar tahun 1990

Page 61: INDUSTRI KERAJINAN KERAMIK ELVIE DI DUKUH …/Industri...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

ditemukan proses baru dengan bakaran hitam. Produk yang dihasilkan pun

bervariasi tidak hanya kendi dan celengan saja, melainkan alat rumah tangga

dan souvenir-souvenir (wawancara dengan Bapak Triyono tanggal 31 oktober

2012).

Berdasarkan hasil wawancara diatas bahwa kerajinnan keramik

didapat secara turun-temurun, begitu pula Elvie Keramik yang berdiri sejak

tahun 2000, yang sebenarnya merupakan warisan dari orang tua Ibu Suparni.

Ibu Suparni telah belajar membuat kerajinan keramik sajak duduk dibangku

kelas III SD yang kemudian menikah dengan Bapak Triyono. Setelah Ibu

Suparni menikah dengan Bapak Triyono, usaha kerajinan keramik yang telah

dirintis oleh orang tua ibu Suparni mulai diteruskan bersama Bapak Triyono.

Bapak Triyono berasal dari daerah Pedan yang merupakan lulusan

STM, jenjang pendidikan yang sangat jauh dari profesi pengrajin keramik.

Akan tetapi karena kecintaan beliau pada kesenian membuat beliau setelah

lulus memilih bekerja sebagai pengrajin keramik untuk menyalurkan

bakatnya. Bapak Triyono dulu bekerja pada sebuah Industri Kerajinan

Keramik yang pemiliknya merupakan Sarjana dibidang kesenirupaan. Begitu

pula dengan Bapak Triyono yang telah mendapatkan banyak pengalaman

mengenai keramik dari tempat dulu beliau bekerja.

Karena tuntutan ekonomi yang semakin melambung tinggi dan

keterbatasan modal yang dimiliki, setelah menikah Bapak Triyono memilih

keluar dari tempat kerja sebelumnya dan meneruskan usaha orang tua ibu

Suparni yaitu Industri Kerajinan Keramik sebagai langkah awal

meningkatkan taraf hidup keluarga, dimana keterampilan dalam membuat

keramik sudah tidak dapat diragukan lagi karena pengalaman mereka yang

sudah cukup banyak.

Dengan bermodalkan pengalaman serta kepandaian yang didapat

sebelumnya untuk mengelola dan mengembangkan usaha yang diberi nama

Elvie Keramik. Elvie merupakan nama anak dari Bapak Triyono dan Ibu

Suparni yang nantinya diharapkan akan menjadi penerus usaha, sehingga

sudah dikenal masyarakat dan memiliki pelanggan tetap.

Page 62: INDUSTRI KERAJINAN KERAMIK ELVIE DI DUKUH …/Industri...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

Elvie Keramik terletak di Dukuh Sayangan Rt. 01 Rw. 01 Desa

Melikan Kecamatan Wedi Kabupaten Klaten. Elvie Keramik tidak terletak

dipinggir jalan, melainkan harus memasuki gang.

Bangunan atau bengkel kerja Elvie Keramik berada terpisah dengan

rumah utama akan tetapi masih dalam satu pekarangan yang terletak tepat

didepan rumah utama, dimana bengkel kerja berbentuk rumah limasan tanpa

sekat atau batas-batas dinding didalamnya sehingga tampak lebih luas dan

cukup memadai sebagai tempat pembuatan benda keramik. Karena telah

mamiliki bengkel kerja sendiri, maka semua kegiatan produksi benda keramik

mulai dari pengolahan bahan baku, proses pembuatan benda keramik, proses

pengeringan, sampai dengan proses pembakaran benda keramik dilakukan

dibengkel tersebut.

Walaupun tidak ada penyekat berupa dinding, akan tetapi bangunan

tersebut terbagi menjadi dua bagian. Bagian pertama merupakan tempat yang

digunakan untuk membuat badan keramik dan penyimpanan tanah liat,

sedangkan pada bagian kedua digunakan sebagai tempat untuk proses

selanjutnya yaitu mulai dari mbubut (penyempurnaan badan), blabur

(pemberian warna), ngelus (menghaluskan), nglambu (menghaluskan dengan

kain klambu), pengeringan sampai dengan tahap pembakaran. Dalam

melaksanakan proses produksi keramik di Elvie Keramik, adanya tempat atau

bengkel kerja merupakan faktor yang sangatlah penting. Bengkel kerja

berfungsi sebagai tempat dimana perajin membuat atau memproduksi benda

keramik.

Pada tahun 2003 Elvie Keramik mulai mempekerjakan tenaga kerja.

Saat ini jumlah tenaga kerja sebanyak 5 orang tenaga kerja tetap yang

merupakan tenaga kerja yang berhubungan langsung dalam pelaksanaan

pembuatan benda keramik. Tenaga kerja tersebut berasal dari latar belakang

pendidikan yang berbeda dan bekerja pada tiap bagian masing-masing

diantaranya pembuatan mbodi (membuat badan keramik), mbubut

(menyempurnakan badan keramik), mblabur (memberi warna), ngelus

(menghaluskan), nglambu (menghaluskan dengan kain klambu). Setiap

Page 63: INDUSTRI KERAJINAN KERAMIK ELVIE DI DUKUH …/Industri...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

tenaga kerja yang masuk Elvie Keramik terlebih dahulu wajib untuk

diberikan training selama 1 sampai 2 minggu. Elvie Keramik memiliki jam

kerja yang harus ditepati yaitu masuk mulai dari pukul 08.00 pagi sampai

dengan pukul 16.00 sore dengan jeda istirahat selama satu jam dari pukul

12.00 sampai dengan pukul 13.00 yang biasanya dimanfaatkan untuk sholat

dan makan siang. Walaupun terdapat aturan-aturan yang harus dipatuhi,

hubungan antara tenaga kerja dan pemilik (majikan) tetap bersifat luwes dan

akrab serta adanya kepercayaan diantara mereka.

Selain tenaga kerja tetap, Elvie Keramik juga memiliki tenaga kerja

tidak tetap yang dalam melaksanakan pekerjaannya tidak dilakukan setiap

hari dan bekerja berpindah-pindah dari satu perusahaan ke perusahaan lain

tergantung perusahaan mana yang sedang membutuhkan jasa. Tenaga kerja

tidak tetap biasanya merupakan orang yang menjual bahan baku, ataupun

orang yang membantu mengolah tanah secara masinal dengan menggunakan

mesin molen, karena Elvie Keramik tidak memiliki mesin penggiling sendiri.

Dalam hal upah Elvie Keramik menggunakan 2 sistem upah, yaitu

upah harian untuk tenaga kerja tidak tetap dan upah borongan untuk tenaga

kerja tetap. Untuk upah harian tenaga kerja tidak tetap dalam penyediaan

bahan baku tanah adalah Rp 130.000, ngluluh (mengaduk atau mencampur

tanah) Rp 200.000 dan untuk nyelep (menggiling) menggunakan mesin molen

Rp 570.000.

Sedangkan untuk tenaga kerja tetap digunakan sistem upah

borongan, dimana dalam sistem upah borongan tenaga kerja mendapatkan

upah berdasarkan kemampuan menghasilkan suatu barang dalam waktu

sebulan. Upah yang didapat tiap bulan antara tenaga kerja satu dan yang lain

berbeda-beda jumlahnya tergantung pada bagian masing-masing tenaga kerja.

Adapun besar kecilnya upah yang didapat tiap tenaga kerja didasarkan pada

mudah atau susahnya bagian yang dikerjakan. Upah tiap satu barang untuk

bagian mbodi dihargai Rp 1250, nangkai (member tangkai) Rp 400, mbubut

(menyempurnakan badan) Rp 250- Rp 300, blabur (pemberian warna merah)

Rp 200- Rp 250, ngelus (menghaluskan) bagian dalam Rp 400 dan ngelus

Page 64: INDUSTRI KERAJINAN KERAMIK ELVIE DI DUKUH …/Industri...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

bagian luar Rp 200, sedangkan untuk bagian ngerok Rp 250. Upah tersebut

akan diberikan antara tanggal 1 sampai dengan tanggal 5 tiap bulannya.

Dalam hal modal yang digunakan dalam usaha Industri Kerajinan

keramik Elvie dapat dibagi kedalam dua kelompok modal, yaitu modal tetap

dan modal lancar. Modal tetap merupakan modal yang tidak habis dipakai,

yaitu berupa alat-alat produksi yang digunakan dalam proses produksi benda

keramik, yang sejak permulaan hingga sekarang telah mengalami

perkembangan karena adanya kemajuan tekhnologi. Modal tetap yang

dimiliki Elvie Keramik pada tahun 1997 hanyalah sebuah perbot datar dengan

harga berkisar Rp 50.000- Rp 75.000, akan tetapi sekarang telah bertambah

menjadi 10 buah perbot dengan harga Rp 200.000- Rp 300.000. Dari 10

perbot tersebut salah satunya merupakan perbot miring. Selain perbot adapun

blabak (papan kayu) yang berfungsi sebagai alas dalam menata benda-benda

keramik yang telah selesai dibentuk dan selanjutnya diletakkan pada rak-rak

yang telah tersedia guna diangin-anginkan. Dalam proses pembuatan benda

keramik dibutuhkan pula alat bantu seperti cangkul yang digunakan untuk

mengaduk tanah, barbagai bentuk besi janur, plastik-plastik bekas, kain

kelambu, dan skrap. Dalam proses pembakaran benda keramik alat yang

digunakan yaitu tungku bakar. Tungku bakar yang digunakan berbentuk segi

empat yang terbuat dari batu-bata.

Sedangkan modal lancar merupakan modal yang terus berjalan

seiring proses produksi keramik, yaitu berupa uang. Uang tersebut digunakan

untuk membeli bahan baku, bahan bakar, serta upah tenaga kerja. Dalam

memperoleh uang tersebut dilakukan dengan cara mengumpulkan uang

sedikit demi sedikit dari hasil pemasaran (penjualan) benda keramik.

Pemasaran merupakan kegiatan memindahkan barang dari tangan

produsen ke tangan konsumen yang terjadi karena produsen telah

menyediakan barang produksi untuk diperjualbelikan. Kegiatan pemasaran

dapat dilakukan dengan jalur pemesanan. Pemesan biasanya merupakan

pemilik showroom yang ada dipinggir jalan yang mendapatkan pesanan benda

keramik dari para konsumennya. Tak jarang pula konsumen dari berbagai

Page 65: INDUSTRI KERAJINAN KERAMIK ELVIE DI DUKUH …/Industri...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

daerah datang sendiri ke Elvie Keramik untuk sekedar memesan barang.

Pemesanan bisa dilakukan setiap hari dengan ataupun tanpa uang muka.

C. Proses Produksi Kerajinan Keramik Elvie di Dukuh Sayangan Desa

Melikan Kecamatan Wedi Kabupaten Klaten

Untuk memperoleh sebuah produk keramik ada tiga tahap yang harus

dilalui yaitu persiapan, proses pembentukan, dan yang terakhir adalah finishing

dimana ketiganya akan dijabarkan sebagai berikut.

1. Persiapan

Dalam proses produksi benda keramik ada beberapa hal yang harus

dipersiapkan, antara lain: bahan, desain, dan teknik

a. Desain

Dalam proses persiapan, desain keramik juga tak kalah penting.

Adanya desain akan sangat membantu pengrajin dalam proses

pembentukan benda keramik. Benda keramik yang dihasilkan di Elvie

Keramik berdasarkan desain yang dibuat oleh Bapak Triyono. Beliau

menuturkan bahwa desain merupakan hal yang sangatlah penting, dimana

dalam proses pembuatan benda keramik pengrajin haruslah tahu

bagaimana bentuk dan ukuran yang diingankan konsumen melalui desain.

Adapun desain yang dibuat merupakan modifikasi dari desain yang telah

ada sebelumnya, ataupun rekomendasi dari pihak konsumen.

Desain produk keramik yang paling diminati saat ini adalah alat

rumah tangga dan piring hias yang biasa dipesan dari hotel-hotel dan

rumah makan.

Adapun beberapa contoh desain keramik yang dibuat oleh Bapak

Triyono dapat dilihat pada gambar dibawah ini:

Page 66: INDUSTRI KERAJINAN KERAMIK ELVIE DI DUKUH …/Industri...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

Gambar 4.2 Desain Air Mancur

(Sumber: Dokumentasi Dese Purnamasari, 2012)

Desain air mancur dibuat 4 tingkat dengan ukuran masing-masing

tempat penampungan air (baskom) yang berbeda. Baskom pada tingkat

pertama (paling bawah) berukuran 100 x 40 cm, baskom tingkat kedua

berukuran 60 x 30 cm, sedangkan baskom pada tingkat ketiga berukuran

30 x 20 cm, dan baskom keempat (paling atas) berukuran paling kecil

yaitu 20 x 10 cm. Pada bagian bawah air mancur terdapat motif daun dan

disetiap bibir penampung air (baskom) dibuat permukaan yang

bergelombang seperti gelombang pada daun sehingga terjadi

keseimbangan bentuk dan kesatuan diantara keduanya dan menghasilkan

desain yang baik.

Page 67: INDUSTRI KERAJINAN KERAMIK ELVIE DI DUKUH …/Industri...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

Gambar 4.3 Desain Guci

(Sumber: Dokumentasi Dese Purnamasari, 2012)

Guci dengan diameter terluar berukuran 79 cm ini dibuat dengan

desain yang sudah sangat umum dibuat pengrajin keramik Desa Melikan,

dimana tidak terdapat motif sama sekali pada permukaan benda sehingga

benda keramik terlihat sederhana.

Selain desain dari Bapak Triyono seperti gambar diatas, adapun

desain yang telah dibawa oleh konsumen. Desain-desain tersebut menurut

Bapak Triyono terkadang tidak diketahui secara pasti nama dan fungsinya.

Dibawah ini merupakan contoh gambar desain guci dengan berbagai

macam bentuk dan ukuran yang diperoleh dari konsumen.

Page 68: INDUSTRI KERAJINAN KERAMIK ELVIE DI DUKUH …/Industri...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

Gambar 4.4 Guci

(Sumber: Dokumentasi Dese Purnamasari, 2012)

Guci dengan ukuran diameter terluar 27 cm dan tinggi 45 cm ini

dibuat dengan desain yang sangat tidak biasa, dengan permukaan bawah

yang terkesan terpotong begitu saja menjadikan guci terlihat tidak

seimbang antara kedua bagiannya (atas dan bawah).

Gambar 4.5 Guci

(Sumber: Dokumentasi Dese Purnamasari, 2012)

Page 69: INDUSTRI KERAJINAN KERAMIK ELVIE DI DUKUH …/Industri...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

Desain guci pada gambar 4.5 dengan ukuran diameter terluar 20

cm dan tinggi 30 cm ini dibuat dengan desain yang sederhana, akan tetapi

pada desain kedua ini keseimbangan bentuk jelas terlihat diantara bagian-

bagiannya bila dibandingkan dengan desain guci sebelumnya.

Walaupun demikian, dengan desain yang tidak umum sekalipun,

Bapak Triyono menuturkan bahwa yang penting adalah adanya ukuran

pasti yang tercamtum dalam gambar desain tersebut sehingga perajin lebih

mudah dalam pengerjaannya.

b. Alat

Peralatan yang digunakan dalam proses produksi yang ada di Elvie

Keramik merupakan peralatan sederhana yang dibuat sendiri dari barang-

barang bekas antara lain:

1) Skrap

Skrap merupakan suatu alat yang terbuat dari besi dengan tangkai

kayu. Skrap digunakan sebagai alat untuk membersihkan tanah liat

yang menempel pada alat putar.

Gambar 4.6 Skrap

(Sumber: Dokumentasi Dese Purnamasari, 2012)

Page 70: INDUSTRI KERAJINAN KERAMIK ELVIE DI DUKUH …/Industri...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

2) Senar Pancing

Senar pancing digunakan untuk memotong atau mengiris tanah liat

dan umtuk memisahkan benda keramik dari meja putar.

3) Besi Janur

Besi janur biasa digunakan sebagai alat dalam proses mbubut

(penyempurnaan badan) yang berfungsi untuk ngerok (mengurangi)

benda keramik sehingga menjadi benda keramik sesuai ukuran yang

diinginkan. Besi janur tersebut dibuat dengan berbagai macam ukuran

yang dalam penggunaannya sesuai dengan badan keramik.

Gambar 4.7 Besi Janur

(Sumber: Dokumentasi Dese Purnamasari, 2012)

4) Plastik

Plastik biasanya dibuat dari potongan-potongan plastik botol bekas

handbody dan botol bekas infus. Plastik ini digunakan untuk

menghaluskan benda keramik.

Page 71: INDUSTRI KERAJINAN KERAMIK ELVIE DI DUKUH …/Industri...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

Gambar 4.8 Botol bekas Handbody

(Sumber: Dokumentasi Dese Purnamasari, 2012)

Gambar 4.9 Botol bekas Infus

(Sumber: Dokumentasi Dese Purnamasari, 2012)

5) Kain Kelambu

Kain kelambu merupakan kain yang biasa digunakan sebagai kain

penutup tempat tidur. Dalam proses pembuatan benda keramik, kain

kelambu digunakan untuk mengkilapkan benda keramik.

Page 72: INDUSTRI KERAJINAN KERAMIK ELVIE DI DUKUH …/Industri...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

Gambar 4.10 Kain Kelambu

(Sumber: Dokumentasi Dese Purnamasari, 2012)

6) Meja Putar

Ada dua jenis meja putar yang digunakan yaitu meja putar tegak

atau datar dan meja putar miring, yang keduanya berbahan semen

yang di cor. Fungsi meja putar tegak maupun meja putar miring adalah

sama yaitu untuk membuat badan keramik.

Gambar 4.11 Meja Putar Tegak/Datar

(Sumber: Dokumentasi Dese Purnamasari, 2012)

Page 73: INDUSTRI KERAJINAN KERAMIK ELVIE DI DUKUH …/Industri...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

Gambar 4.12 Meja putar miring

(Sumber: Dokumentasi Dese Purnamasari, 2012)

7) Alat Cetak

Alat cetak terbuat dari gips, yang digunakan dalam pembuatan

benda keramik dengan cara dicetak.

Gambar 4.13 Contoh cetakan dari gips

(Sumber: Dokumentasi Dese Purnamasari, 2012)

8) Tungku Bakar

Tungku bakar merupakan suatu tempat atau ruangan yang dibuat

guna membakar benda keramik. Tungku bakar yang digunakan adalah

tungku yeng terbuat dari batu bata dengan bentuk segi empat dan

tungku berbentuk silinder. Tungku bakar berbentuk segi empat

Page 74: INDUSTRI KERAJINAN KERAMIK ELVIE DI DUKUH …/Industri...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

digunakan dalam pembakaran jumlah banyak, sedangkan tungku bakar

berbentuk silinder digunakan dalam keadaan darurat dimana benda

keramik yang akan dibakar sedikit jumlahnya akan tetapi harus segera

dibakar karena keterkaitan deadline.

Gambar 4.14 Tungku Pembakaran Keramik

(Sumber: Dokumentasi Dese Purnamasari, 2012)

Gambar 4.15 Tungku Pembakaran Keramik

(Sumber: Dokumentasi Dese Purnamasari, 2012)

Page 75: INDUSTRI KERAJINAN KERAMIK ELVIE DI DUKUH …/Industri...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

c. Bahan

Dalam proses produksi benda keramik, adanya ketersediaan bahan

merupakan hal yang paling utama yang harus dipersiapkan. Bahan yang

maksud disini ialah tanah liat atau sering disebut lempung. Tanah liat atau

lempung merupakan bahan baku utama dalam pembuatan benda keramik.

Adapun tanah liat yang digunakan Elvie Keramik ada dua macam,

yaitu:

1) Tanah liat hitam

Tanah liat hitam merupakan tanah liat yang berwana hitam. Tanah

liat hitam bersifat liat (lembut dan lengket) akan tetapi tidak terlalu

kuat. Apabila dalam membuat benda keramik hanya mempergunakan

tanah jenis ini, dikhawatirkan benda keramik mudah retak.

Gambar 4.16 Tanah Liat Hitam

(Sumber: Dokumentasi Dese Purnamasari, 2012)

2) Tanah liat merah

Tanah liat merah merupakan tanah liat berwana merah, yang

tingkat keliatannya dibawah tanah liat hitam. Akan tetapi untuk tingkat

kekuatan, tanah liat merah ini lebih unggul daripada tanah liat hitam.

Tekstur tanah liat merah cenderung lebih kasar.

Page 76: INDUSTRI KERAJINAN KERAMIK ELVIE DI DUKUH …/Industri...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

Gambar 4.17 Tanah Liat Merah

(Sumber: Dokumentasi Dese Purnamasari, 2012)

Sebelum digunakan sebagai bahan baku, tanah liat harus diolah

dahulu sampai plastis sehingga mudah dibentuk. Selain tanah liat, adapun

bahan lain yang biasa digunakan sebagai campuran ialah pasir yang

digunakan sebagai pengikat.

Gambar 4.18 Pasir

(Sumber: Dokumentasi Dese Purnamasari, 2012)

Bahan baku tanah liat didapat dari kas desa, sedangkan untuk pasir

didapat dari sungai yang berada didekat desa. Bahan-bahan baku tersebut

didapat dengan cara membeli dengan ukuran tiap satu gerobak. Harga

Page 77: INDUSTRI KERAJINAN KERAMIK ELVIE DI DUKUH …/Industri...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

tanah liat satu gerobak antara satu pengrajin dengan pengrajin lain

berbeda, tergantung pada jarak yang harus ditempuh penjual dari tempat

pengambilan tanah ke rumah-rumah para pengrajin. Untuk Elvie Keramik

sendiri tanah liat maupun pasir, satu gerobak didapat dengan harga Rp

12.500.

Dalam kegiatan membuat benda keramik, antara bahan baku

maupun bahan pengikat akan melalui proses pengolahan atau

pencampuran sehingga menjadi plastis dan halus yang kemudian siap

digunakan. Dalam pengolahan bahan tersebut, Elvie Keramik

menggunakan dua teknik pengolahan, yaitu teknik manual kemudian

dilanjutkan dengan teknik masinal. Adapun proses pengolahan bahan

tersebut adalah sebagai berikut:

a) Teknik Manual

Teknik manual dilakukan dengan tangan maupun kaki dengan

tujuan untuk memisahkan kotoran atau batu-batuan kerikil dari tanah.

Perbandingan yang digunakan antara tanah liat dan pasir adalah 10: 2,

yaitu 10 gerobak untuk tanah liat dan pasir 2 gerobak. 10 gerobak

tanah liat tersebut terdiri dari 5 gerobak tanah liat berwarna hitam dan

5 gerobak tanah liat warna merah.

Langkah pertama dalam proses tanah liat dengan teknik manual

yaitu meratakan tanah liat 10 gerobak tersebut di atas permukaan rata

kemudian diberi air secukupnya, barulah masukkan pasir 2 gerobak

kemudian diinjak-injak dan diaduk dengan menggunakan cangkul

sampai merata. Setelah campuran tersebut merata dan gelembung

udara telah hilang kemudian diberi air secukupnya agar tanah menjadi

ulet, tidak boleh terlalu banyak dan tidak boleh terlalu sedikit.

b) Teknik Masinal

Teknik masinal ialah teknik pengolahan tanah dengan

menggunakan bantuan mesin. Mesin penggiling tersebut sering disebut

dengan mesin molen. Teknik masinal dilakukan setelah tahapan pada

teknik manual telah selesai dimana tanah telah menjadi ulet. Tanah

Page 78: INDUSTRI KERAJINAN KERAMIK ELVIE DI DUKUH …/Industri...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

tersebut kemudian digiling menggunakan mesin molen sebanyak 4 kali

penggilingan sampai halus.

Gambar 4.19 Mesin Penggiling (molen)

(Sumber: Dokumentasi Dese Purnamasari, 2012)

Setelah tanah melaui dua proses pengolahan manual maupun

masinal, maka tanah liat tersebut siap digunakan ataupun disimpan. Dalam

penyimpanan tanah liat dibentuk bulat seperti bola dan kemudian

dibungkus atau ditutup dengan menggunakan plastik agar tanah liat

tersebut tetap terjaga keplastisannya dan tidak cepat kering.

Gambar 4.20 Penyimpanan Tanah Liat

(Sumber: Dokumentasi Dese Purnamasari, 2012)

Page 79: INDUSTRI KERAJINAN KERAMIK ELVIE DI DUKUH …/Industri...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

Selain bahan baku diperlukan pula bahan bakar untuk proses

pembakaran. Bahan bakar yang digunakan Elvie Keramik adalah kayu

bakar, karena dalam proses pembakaran menggunakan tungku bakar. Kayu

bakar tersebut biasanya terdiri dari jenis kayu jati, kayu akasia, dan kayu

mangga.

Gambar 4.21 Kayu Bakar

(Sumber: Dokumentasi Dese Purnamasari, 2012)

d. Teknik

Dalam proses pembentukan barang keramik di Elvie Keramik

menggunakan dua macam teknik yaitu teknik pembentukan dengan alat

putaran atau perbot dan dengan teknik cetakan. Teknik putaran merupakan

teknik pembuatan benda keramik dengan menggunakan alat bantu berupa

meja putar. Ada dua jenis meja putar yang dipakai yaitu meja putar tegak

(teknik putar datar) dan meja putar miring (teknik putar miring).

1) Teknik Putar Tegak atau Datar

Teknik putar datar merupakan teknik putar dimana meja putar

terletak datar sejajar garis tanah. Proses pembuatan benda keramik

menggunakan teknik putar tegak biasa digunakan untuk membuat

benda keramik berukuran besar antara lain berupa vas bunga dan guci

dengan ukuran ketinggian diatas 15 centimeter dan lebar lebih dari 20

centimeter.

Page 80: INDUSTRI KERAJINAN KERAMIK ELVIE DI DUKUH …/Industri...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

2) Teknik Putar Miring

Teknik putar miring merupakan teknik pembuatan benda keramik

yang dikhususkan bagi perajin keramik wanita. Bisa dilihat dari desain

alat meja putar yang dimiringkan yang dimaksudkan agar pada saat

perajin wanita dalam berproses membuat benda keramik posisi kaki

tidak dalam keadaan membuka paha. Karena wanita dalam posisi

tersebut dianggap tidak sopan. Karena alat putar miring dikhususkan

untuk perajin wanita maka barang yang dihasilkan pun relatif kecil

dengan ukuran maksimal 20cm. ukuran yang kecil tersebut

dimaksudkan agar beban dan diampu kaki si perajin tidak terlalu berat.

Contoh benda keramik yang dihasilkan dengan menggunakan teknik

putar miring seperti piring, mangkok dan tempat buah.

Selain kedua teknik putar tersebut adapun satu teknik lagi yang

dipakai Elvie Keramik dalam proses produksi benda keramik, yaitu

dengan menggunakan teknik cetak. Teknik cetak ialah teknik pembuatan

benda keramik dimana sebelumnya perajin harus membuat negatif atau

cetakan bentuk yang diinginkan dengan menggunakan gips.

Ada dua macam teknik cetak yaitu teknik cetak tekan dan teknik

cetak tuang. Akan tetapi hanya satu yang dipakai disini yaitu teknik cetak

tekan. Teknik cetak tekan merupakan teknik pembuatan benda keramik

dengan cara menekan-nekan tanah liat kedalam cetakan (gips) yang telah

dibuat sebelumnya. Keunggulan menggunakan teknik cetak adalah dari

segi ukuran benda yang dihasilkan pasti sama dan bisa menghasilkan

benda keramik dengan bentuk non bulat. Untuk di Elvie Keramik, teknik

cetak tekan ini biasa digunakan dalam pembuatan piring-piring hias

dengan bentuk-bentuk yang menarik.

2. Proses

Proses disini meliputi proses pembuatan, proses pengeringan, sampai

proses pembakaran dan pengasapan. Karena dalam proses pengeringan

maupun pembakaran benda keramik akan mengalami penyusutan, maka

Page 81: INDUSTRI KERAJINAN KERAMIK ELVIE DI DUKUH …/Industri...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

ukuran benda keramik yang akan dibuat dalam proses pembentukan produk

biasanya lebih 1centimeter dari ukuran yang diinginkan atau ukuran yang

tertera pada desain. Oleh sebab itu adanya desain sangat berpengaruh

terhadap kinerja pengrajin dan hasil produksinya. Secara umum, untuk

menjadikan sebuah produk keramik dalam pembuatannya harus melalui lima

tahapan antara lain proses mbodi, mbubut, mblabur, ngelus, dan nglambu.

a. Mbodi

Mbodi merupakan tahap pertama pembuatan produk keramik.

Yang dimaksud dengan mbodi adalah suatu proses membentuk badan

keramik mulai dari tanah liat sampai menjadi benda keramik sesuai bentuk

yang diinginkan. Dalam proses mbodi ini digunakan tiga macam teknik

yaitu:

1) Teknik Putaran Tegak atau Datar

Pembentukan badan keramik menggunakan teknik putaran

datar ada 4 proses yaitu:

a) Ngeplok

Ngeplok merupakan suatu proses dari pengambilan tanah

liat yang kemudian dibentuk bulat seperti bola.

Gambar 4.22 Ngeplok

(Sumber: Dokumentasi Dese Purnamasari, 2012)

Page 82: INDUSTRI KERAJINAN KERAMIK ELVIE DI DUKUH …/Industri...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

Proses pembentukan bulat seperti bola ini dimaksudkan

agar benda keramik yang dibuat bisa center (tepat pada titik

tengah)

Gambar 4.23 Proses Center

(Sumber: Dokumentasi Dese Purnamasari, 2012)

b) Plotot

Plotot merupakan tahap pembentukan setelah proses center.

Tanah yang berbentuk bulat tersebut di plotot atau ditekan

sehingga membentuk dasar benda keramik yang kemudian akan

tambah tanah liat lagi.

Gambar 4.24 Plotot

(Sumber: Dokumentasi Dese Purnamasari, 2012)

Page 83: INDUSTRI KERAJINAN KERAMIK ELVIE DI DUKUH …/Industri...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

Dalam proses penambahan tanah liat, sebelumnya tanah liat

dibuat bulat memanjang kemudian barulah ditambahkan dari arah

dalam seperti pada gambar dibawah ini:

Gambar 4.25 Membentuk tanah liat menjadi bulat

memanjang (foto kiri)

Penambahan tanah liat (foto kanan)

(Sumber: Dokumentasi Dese Purnamasari, 2012)

Gambar 4.26 Hasil penambahan tanah liat

(Sumber: Dokumentasi Dese Purnamasari, 2012)

c) Ngurat

Ngurat adalah proses selanjutnya dimana tangan mulai

menipiskan tanah liat agar bisa beranjak naik. Dalam proses ini

Page 84: INDUSTRI KERAJINAN KERAMIK ELVIE DI DUKUH …/Industri...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

bibantu dengan peralatan berupa kain yang dibasahi dengan air

yang bertujuan mempermudah proses ngurat.

Gambar 4.27 Proses Ngurat

(Sumber: Dokumentasi Dese Purnamasari, 2012)

Setelah tanah hasil dari proses ngurat tersebut meninggi,

barulah kemudian diukur sesuai dengan ukuran yang diinginkan.

Apabila pada proses ngurat ketinggian melebihi ukuran yang

diinginkan, biasanya pengrajin akan mengurangi ketinggian

dengan cara menekan tanah liat ke arah bawah.

Page 85: INDUSTRI KERAJINAN KERAMIK ELVIE DI DUKUH …/Industri...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

Gambar 4.28 Pengukuran

(Sumber: Dokumentasi Dese Purnamasari, 2012)

d) Natap

Natap adalah membentuk keseluruhan badan keramik,

walaupun pada tahap selanjutnya badan keramik tersebut masih

harus melalui proses penyempurnaan. Pada proses natap,

pertamakali yang harus dilakukan adalah menghaluskan bagian

atas benda keramik dengan menggunakan kain yang telah dibasahi

dengan air.

Page 86: INDUSTRI KERAJINAN KERAMIK ELVIE DI DUKUH …/Industri...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

Gambar 4.29 Proses Pembasahan

(Sumber: Dokumentasi Dese Purnamasari, 2012)

Setelah permukaan bagian atas dibasahi, barulah dimulai

proses natap atau pembentukan badan. Pembentukan badan

keramik bagian atas dan bawah dilakukan dengan bantuan kedua

tangan, kain basah, dan plastik untuk mengurangi tanah sedikit

demi sedikit.

Gambar 4.30 Proses natap bagian atas (foto kiri)

Proses natap bagian bawah (foto kanan)

(Sumber: Dokumentasi Dese Purnamasari, 2012)

Page 87: INDUSTRI KERAJINAN KERAMIK ELVIE DI DUKUH …/Industri...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

Proses natap selesai setelah badan keramik terbentuk sesuai

benda yang diinginkan dan dengan ukuran yang telah ditentukan.

Gambar 4.31 Hasil Akhir Proses Natap Putaran Datar

(Sumber: Dokumentasi Dese Purnamasari, 2012)

2) Teknik Putaran Miring

Pembuatan teknik putaran miring sama dengan pembuatan

teknik putaran datar yang harus melalui 4 proses yaitu ngeplok, plotot,

ngurat, dan natap. Teknik putaran miring digunakan untuk

membentuk benda keramik dengan ukuran kecil seperti lepek, berikut

uraiannya:

a) Ngeplok

Proses ngeplok (membuat tanah liat menjadi bulat bola)

pada teknik putar miring sama persis dengan proses ngeplok pada

teknik putar datar dimana tanah dibuat bulat bola agar bisa

menemui titik tengan yang akan mempermudah proses selanjutnya

menggunakan kedua tangan.

Page 88: INDUSTRI KERAJINAN KERAMIK ELVIE DI DUKUH …/Industri...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

b) Plotot

Kegiatan mlotot pada teknik putaran miring dilakukan

dengan menekan tanah liat dengan tujuan agar tanah liat bisa

berbentuk memanjang keatas

Gambar 4.32 Plotot

(Sumber: Dokumentasi Dese Purnamasari, 2012)

c) Ngurat

Ngurat adalah menipiskan tanah liat agar bisa naik, seperti

gambar dibawah ini ngurat dilakukan dengan kedua jempol

menekan bagian tengah tanah liat dan jari-jari yang lain mulai

menipiskan tanah liat.

Page 89: INDUSTRI KERAJINAN KERAMIK ELVIE DI DUKUH …/Industri...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

66

Gambar 4.33 Ngurat

(Sumber: Dokumentasi Dese Purnamasari, 2012)

d) Natap

Natap merupakan proses terakhirdalam pembuatan sebuah

benda keramik, dimana pada proses natap merupakan kegiatan

untuk membentuk badan keramik.

Gambar 4.34 Proses Awal Natap

(Sumber: Dokumentasi Dese Purnamasari, 2012)

Pada proses awal natap badan keramik harus diukur sesuai

dengan ukuran yang telah ditetapkan. Apabila melebihi ukuran

maka harus dikurangi dengan menggunakan senar.

Page 90: INDUSTRI KERAJINAN KERAMIK ELVIE DI DUKUH …/Industri...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

67

Gambar 4.35 Proses Mengurangi Ukuran

(Sumber: Dokumentasi Dese Purnamasari, 2012)

Setelah ukuran sesuai, maka permukaan yang telah

dikurangi harus dihaluskan atau diratakan dengan menggunakan

tangan yang telah dibasahi dengan air.

Gambar 4.36 Meratakan Badan Keramik

(Sumber: Dokumentasi Dese Purnamasari, 2012)

Page 91: INDUSTRI KERAJINAN KERAMIK ELVIE DI DUKUH …/Industri...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

68

Gambar 4.37 Hasil Akhir Proses Natap Putaran Miring

(Sumber: Dokumentasi Dese Purnamasari, 2012)

3) Teknik Cetak Tekan

Pada teknik cetak tekan, proses pembentukan badan keramik

agak sedikit berbeda. Walaupun begitu terdapat pula teknik ngeplok

tanah yang apabila pada teknik putaran datar dan putaran miring

beratri membuat tanah liat menjadi bulat bola, akan tetapi pada teknik

cetak tekan ini yang dimaksud dengan ngeplok adalah membentuk

tanah liat menjadi bulat memanjang (silindir) keatas.

Page 92: INDUSTRI KERAJINAN KERAMIK ELVIE DI DUKUH …/Industri...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

69

Gambar 4.38 Tanah Liat Hasil Proses Ngeplok

(Sumber: Dokumentasi Dese Purnamasari, 2012)

Setelah proses ngeplok kemudian tanah dikurangi dengan

mengguanakan papan kayu sesuai dengan ukuran yang telah

ditentukan.

Gambar 4.39 Proses Mengurangi Tanah liat (foto kiri)

Tanah liat sesuai ukuran (foto kanan)

(Sumber: Dokumentasi Dese Purnamasari, 2012)

Page 93: INDUSTRI KERAJINAN KERAMIK ELVIE DI DUKUH …/Industri...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

70

Setelah ukuran tanah liat sesuai, maka dimulai tahap

selanjutnya yaitu memotong atau mengiris tanah liat tersebut dengan

ukuran ketebalan 1 centimeter menggunakan bantuan senar.

Gambar 4.40 Proses Pemotongan Tanah liat (foto kiri)

Pengambilan tanah liat hasil pemotongan (foto kanan)

(Sumber: Dokumentasi Dese Purnamasari, 2012)

Setelah proses pemotongan tanah liat selesai barulah memulai

proses mencetak. Langkah pertama yaitu menyiapkan cetakan pada

meja putar dan kemudian pada permukaan cetakan tersebut dibubuhi

atau ditaburi dengan abu gosok atau pasir dengan tujuan agar tanah

liat tidak lengket pada cetakan.

Page 94: INDUSTRI KERAJINAN KERAMIK ELVIE DI DUKUH …/Industri...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

71

Gambar 4.41 Abu Gosok

(Sumber: Dokumentasi Dese Purnamasari, 2012)

Gambar 4.42 Proses Pemberian Abu Gosok

(Sumber: Dokumentasi Dese Purnamasari, 2012)

Setelah cetakan diberi abu gosok barulah kemudian langkah

kedua yaitu mengambil tanah liat yang telah dipotong untuk di cetak

dengan cara ditekan-tekan. Akan tetapi sebelumnya permukaan tanah

liat tersebut harus dihaluskan menggunakan plastik dengan tujuan

menutup pori-pori tanah.

Page 95: INDUSTRI KERAJINAN KERAMIK ELVIE DI DUKUH …/Industri...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

72

Gambar 4.43 Proses Menutup Pori-Pori Tanah

(Sumber: Dokumentasi Dese Purnamasari, 2012)

Proses pencetakan diawali dengan meletakkan potongan tanah

liat diatas permukaan cetakan, kemudian pada bagian tengah di tekan

agar membentuk kaki benda yang di cetak.

Gambar 4.44 Meletakkan tanah liat diatas cetakan

(Sumber: Dokumentasi Dese Purnamasari, 2012)

Page 96: INDUSTRI KERAJINAN KERAMIK ELVIE DI DUKUH …/Industri...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

73

Gambar 4.45 Membentuk kaki benda keramik dengan cara

menekan permukaan atas

(Sumber: Dokumentasi Dese Purnamasari, 2012)

Setelah proses awal mencetak kemudian permukaan pinggir

tanah liat dipotong sesuai dengan ukuran cetakan dengan

menggunakan senat pancing.

Gambar 4.46 Proses Pemotongan

(Sumber: Dokumentasi Dese Purnamasari, 2012)

Page 97: INDUSTRI KERAJINAN KERAMIK ELVIE DI DUKUH …/Industri...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

74

Pada tahap ketiga, setelah dipotong bagian tanah liat yang

sebelumnya di tekan ditutup kembali dengan tanah liat agar

ketebalannya sama kemudian diratakan dengan tangan dan dihaluskan

dengan plastik. Tahapannya akan diuraikan pada gambar berikut ini:

Gambar 4.47 Menutup permukaan tanah liat yang

sebelumnya ditekan

(Sumber: Dokumentasi Dese Purnamasari, 2012)

Gambar 4.48 Menghaluskan permukaan tanah liat dengan

menggunakan tangan (foto kiri)

Menghaluskan permukaan tanah liat dengan

mengguanakan plastik (foto kanan)

(Sumber: Dokumentasi Dese Purnamasari, 2012)

Pada tahap terakhir proses pembuatan badan keramik dengan

teknik cetak tekan adalah memisahkan tanah liat dari cetakan.

Sebelum diambil pada badan tanah liat terlebih dahulu diberikan

penopang dari tanah liat dengan tujuan agar tidak jatuh saat cetakan

Page 98: INDUSTRI KERAJINAN KERAMIK ELVIE DI DUKUH …/Industri...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

75

dibalik karena tanah maasih dalam keadaan basah. Setelah diberi

penopang barulah cetakan tersebut ditutup menggunakan papan kayu

untuk kemudian digunakan sebagai dasar saat cetakan dibalik.

Gambar 4.49 Pemberian penopang dari tanah liat (foto kiri)

Penutupan dengan papan kayu (foto kanan)

(Sumber: Dokumentasi Dese Purnamasari, 2012)

Proses pemisahan atau pengambilan cetakan dari tanah liat

dilakukan dengan cara melepaskan satu persatu bagian dari cetakan

tersebut.

Gambar 4.50 Proses pengambilan cetakan

(Sumber: Dokumentasi Dese Purnamasari, 2012)

Page 99: INDUSTRI KERAJINAN KERAMIK ELVIE DI DUKUH …/Industri...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

76

Gambar 4.51 Hasil setelah cetakan gips diangkat

(Sumber: Dokumentasi Dese Purnamasari, 2012)

b. Mbubut

Mbubut merupakan proses menyempurnakan badan keramik.

proses penyempurnaan ini dilakukan dengan cara mengerok badan

keramik dengan menggunakan besi janur. Pada tahap ini benda keramik

diletakkan diatas meja putar yang sebelumnya telah diberi alas tanah yang

kemudian ditutup dengan kain.

Gambar 4.52 Pemberian tanah liat pada alat putar sebagai alas

dalam proses mbubut (foto kiri)

Penutupan tanah liat dengan menggunakan kain (foto kanan)

(Sumber: Dokumentasi Dese Purnamasari, 2012)

Page 100: INDUSTRI KERAJINAN KERAMIK ELVIE DI DUKUH …/Industri...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

77

Gambar 4.53 Proses Mbubut Benda Keramik tanpa Tangkai

(Sumber: Dokumentasi Dese Purnamasari, 2012)

Sedangkan untuk mbubut benda keramik yang bertangkai alas yang

digunakan lebih tinggi.

Gambar 4.54 Alas Proses mbubut Benda bertangkai

(Sumber: Dokumentasi Dese Purnamasari, 2012)

Page 101: INDUSTRI KERAJINAN KERAMIK ELVIE DI DUKUH …/Industri...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

78

Tahapan proses mbubut pada benda keramik bertangkai adalah

sebagai berikut:

1) Meletakkan benda keramik yang akan disempurnakan badannya pada

alas yang telah disediakan.

Gambar 4.55 Meletakkan benda Keramik

(Sumber: Dokumentasi Dese Purnamasari, 2012)

2) Mulai mengurangi benda keramik dengan menggunakan besi janur

sampai badan keramik tersebut sempurna.

Page 102: INDUSTRI KERAJINAN KERAMIK ELVIE DI DUKUH …/Industri...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

79

Gambar 4.56 Proses Ngerok

(Sumber: Dokumentasi Dese Purnamasari, 2012)

Gambar 4.57 Hasil Ngerok

(Sumber: Dokumentasi Dese Purnamasari, 2012)

Page 103: INDUSTRI KERAJINAN KERAMIK ELVIE DI DUKUH …/Industri...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

80

3) Menghaluskan benda keramik hasik pengurangan (pengerokan)

Gambar 4.58 Menghaluskan

(Sumber: Dokumentasi Dese Purnamasari, 2012)

c. Mblabur

Mblabur adalah proses pemberian warna merah pada benda

keramik. Proses ini bertujuan agar benda keramik setelah dibakar

berwarna kemerahan. Pada proses pemberian warna, warna yang

digunakan berasal dari tanah liat merah yang telah disaring dan diberi air.

Proses mblabur tersebut dilakukan dengan cara menguaskan

saringan tanah liat merah pada seluruh permukaan benda keramik atau

dengan cara mencelupkan benda keramik kedalam bak yang telah berisi

adonan tanah liat merah.

Page 104: INDUSTRI KERAJINAN KERAMIK ELVIE DI DUKUH …/Industri...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

81

Gambar 4.59 Saringan

(Sumber: Dokumentasi Dese Purnamasari, 2012)

Gambar 4.60 Tanah liat merah

(Sumber: Dokumentasi Dese Purnamasari, 2012)

Page 105: INDUSTRI KERAJINAN KERAMIK ELVIE DI DUKUH …/Industri...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

82

Gambar 4.61 Benda keramik sebelum di blabur (foto kiri)

Benda keramik sesudah di blabur (foto kanan)

(Sumber: Dokumentasi Dese Purnamasari, 2012)

d. Ngelus

Ngelus merupakan proses menghaluskan benda keramik. pada

tahap ngelus, yang dihaluskan mulai dari permukaan dalam sampai

permukaan luar benda keramik. sebelum proses ngelus dimulai, terlebih

dahulu disiapkan alas sama dengan alas yang digunakan saat proses

mbubut, yaitu meja putar yang diatasnya telah diberi tanah liat dan

kemudian ditutup dengan kain.

Adapun langkah-langkah ngelus adalah sebagai berikut:

1) Meletakkan benda keramik pada alas yang telah tersedia

Gambar 4.62 Benda Keramik

(Sumber: Dokumentasi Dese Purnamasari, 2012)

Page 106: INDUSTRI KERAJINAN KERAMIK ELVIE DI DUKUH …/Industri...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

83

2) Memutar meja putar sambil menghaluskan lekukan benda keramik

bagian luar dan kemudian diteruskan menghaluskan bagian dalam.

Pada proses ngelus digunakan alat bantu berupa plastik bekas botol

infuse dengan berbagai ukuran disesuaikan dengan bentuk benda

keramik.

Gambar 4.63 Ngelus permukaan bagian dalam

(Sumber: Dokumentasi Dese Purnamasari, 2012)

3) Ngelus permukaan luar benda keramik, dimana pada permukaan

bagian dalam telah selesai di haluskan.

Page 107: INDUSTRI KERAJINAN KERAMIK ELVIE DI DUKUH …/Industri...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

84

Gambar 4.64 Ngelus permukaan badan keramik bagian luar

(Sumber: Dokumentasi Dese Purnamasari, 2012)

Page 108: INDUSTRI KERAJINAN KERAMIK ELVIE DI DUKUH …/Industri...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

85

4) Ngelus permukaan bawah benda keramik.

Gambar 4.65 Ngelus permukaan bawah

(Sumber: Dokumentasi Dese Purnamasari, 2012)

Gambar 4.66 Hasil Setelah di Lus

(Sumber: Dokumentasi Dese Purnamasari, 2012)

Page 109: INDUSTRI KERAJINAN KERAMIK ELVIE DI DUKUH …/Industri...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

86

e. Nglambu

Nglambu merupakan proses mengkilapkan benda keramik yang

telah dihaluskan dengan menggunakan kain kelambu. Proses nglambu

dilakukan dengan cara menggosok-gosokkan kain kelambu pada seluruh

permukaan benda keramik sampai mengkilap.

Gambar 4.67 Proses Nglambu

(Sumber: Dokumentasi Dese Purnamasari, 2012)

Hasil dari proses nglambu kemudian dikeringkan untuk selanjutnya

akan dibakar.

Page 110: INDUSTRI KERAJINAN KERAMIK ELVIE DI DUKUH …/Industri...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

87

Gambar 4.68 Hasil Proses Nglambu

(Sumber: Dokumentasi Dese Purnamasari, 2012)

Setelah proses pembentukan atau pembuatan benda keramik selesai,

maka tibalah saatnya dimulai proses pengeringan. Proses pengeringan

merupakan salah satu tahapan yang sangat penting karena dapat

mempengaruhi berhasil tidaknya proses pembakaran. Dimana dalam proses

pengeringan ini diusahakan benda-benda keramik tidak terkena sinar matahari

secara langsung karena dikhawatirkan akan menyebabkan benda keramik

pecah.

Pengeringan benda keramik sebaiknya dilakukan dengan cara

diangin-anginkan dengan waktu pengeringan kira-kira 4 hari sampai dengan 1

minggu tergantung pada cuaca.

Page 111: INDUSTRI KERAJINAN KERAMIK ELVIE DI DUKUH …/Industri...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

88

Gambar 4.69 Proses pengeringan benda keramik

(Sumber: Dokumentasi Dese Purnamasari, 2012)

Setelah benda keramik benar-benar kering, barulah akan

dilaksanakan proses pembakaran. Untuk melaksanakan proses pembakaran

terlebih dahulu harus disiapkan bahan bakar dan tungku bakar. Ada empat

tahap dalam pembakaran benda keramik yang didalamnya termasuk pula

tahap pengasapan, dilaksanakan berdasarkan langkah-langkah sebagai

berikut:

a. Penyusunan atau penataan

Penyusunan atau penataan benda keramik harus dilakukan

sebelumnya agar tidak kesulitan dalam pembongkaran.

b. Ngintir (api kecil)

Ngintir yaitu pembakaran dengan menggunakan api kecil yang

dilakukan selama 6 jam sampai 9 jam yang dimaksudkan supaya

kandungan air yang masih tersisa saat proses pengeringan menjadi habis.

c. Api besar

Pembakaran dengan menggunakan api besar dilakukan saat setelah

ngintir. Tujuan pembakaran ini adalah membuat benda keramik menjadi

keras, kuat dan padat sehingga tidak hancur jika terkena air, karena sifat

tanah liat yang akan lembek jika tekena air. Proses pembakaran dengan api

besar biasanya dilakukan selama 2 jam sampai 3 jam.

Page 112: INDUSTRI KERAJINAN KERAMIK ELVIE DI DUKUH …/Industri...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

89

d. Pengasapan

Tahap pengasapan merupakan tahap akhir dalam pembakaran

benda keramik sebelum pembongkaran. Adanya tahap pengasapan

dimaksudkan untuk memberi warna merah kehitaman pada benda keramik.

Dalam proses pengasapan ini dibutuhkan waktu 2 jam sampai 3 jam pula

layaknya proses pembakaran api besar. Bahan yang digunakan dalam

proses ini adalah daun munggur.

Daun munggur merupakan sejenis daun dari pohon trembesi yang

banyak terdapat dihutan. Selain daun munggur, daun pisang dan daun

kelapa bisa juga digunakan dalam proses pengasapan akan tetapi karena

lebih boros maka Elvie Keramik menggunakan daun munggur sebagai

bahan bakar dalam proses pengasapan.

Gambar 4.70 Daun Munggur

(Sumber: Dokumentasi Dese Purnamasari, 2012)

Setelah langkah-langkah dalam tahap pembakaran selesai, maka

saatnya untuk proses pembongkaran. Proses pembongkaran benda keramik

dilakukan setelah benda keramik menjadi dingin.

Page 113: INDUSTRI KERAJINAN KERAMIK ELVIE DI DUKUH …/Industri...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

90

3. Finishing

Finishing merupakan tahapan terakhir dalam pembuatan benda

keramik. Dalam tahap ini biasa digunakan cat ataupun glasir, akan tetapi di

Industri Kerajinan Keramik Elvie finishing dilakukan dengan menggunakan

cat, dimana tahap finishing ini akan dilaksanakan apabila memperoleh

pesanan khusus dari konsumen yang menginginkan finishing cat. Selain

karena ada permintaan khusus, finishing cat merupakan siatat dalam menutupi

kerusakan pada benda keramik sehingga benda keramik tersebut tetap bisa

dipasarkan.

Adapun cat yang biasa digunakan adalah cat akrilik. Yang dimaksud

dengan cat akrilik disini adalah tembok dengan air sebagai bahan

pencampurnya karena harga cat tembok jauh lebih murah dibandingkan

dengan cat akrilik. Antara cat dan air tidak ditentukan perbandingan secara

tepat, jadi tingkat kekentalan maupun keenceran hanya diperkirakan sesuai

dengan kebutuhan. Dalam finishing cat, benda keramik dibakar tanpa melalui

proses nglambu yang mengakibatkan cat tidak bisa lengket dan tanpa melalui

pengasapan karena akan mempengaruhi hasil pewarnaan. Ada beberapa motif

finishing yang biasa dibuat diantaranya motif tembaga, motif batu, motif

marmer, dan motif lurik.

a. Motif Tembaga

Untuk menghasilkan benda keramik dengan finishing motif

tembaga, dibutuhkan cat mobil dengan langkah sebagai berikut:

1) Setelah benda keramik matang (dibakar), benda keramik tersebut

dibuat bertekstur kasar dengan menggunakan campuran lem dan

semen.

2) Diberi warna dasar hitam.

3) Dikuas secara pelan-pelan dengan warna cat yang diinginkan, dengan

tujuan agar hanya pada bagian tekstur yang timbul yang terkena warna.

4) Agar warna cat lebih kuat dan tahan lama langkah terakhir adalah

dimelamin

Page 114: INDUSTRI KERAJINAN KERAMIK ELVIE DI DUKUH …/Industri...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

91

Gambar 4.71 Motif Tembaga

(Sumber: Dokumentasi Tiara AP, 2012)

Page 115: INDUSTRI KERAJINAN KERAMIK ELVIE DI DUKUH …/Industri...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

92

b. Motif Batu

Untuk menghasilkan finishing cat dengan motif batu dilakukan

dengan cara mengamplas terlebih dahulu benda keramik yang telah

dibakar, barulah diberi warna dasar abu-abu, kemudian dipercikkan secara

perlahan cat warna hitam dengan menggunakan kompresor atau sikat gigi

sehingga membentuk bintik-bintik. Selanjutnya dipercikkan lagi cat warna

putih dan bila dirasa belum sesuai dengan benda yang diinginkan bisa

ditambahkan lagi cat sesuai warna yang diinginkan. Setelah pengecatan

selesai barulah di beri melamin.

Gambar 4.72 Motif Batu

(Sumber: Dokumentasi Tiara AP, 2012)

Page 116: INDUSTRI KERAJINAN KERAMIK ELVIE DI DUKUH …/Industri...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

93

c. Motif Marmer

Cat yang diperlukan dalam finishing motif marmer adalah cat

akrilik (cat tembok).

Gambar 4.73 Motif Marmer

(Sumber: Dokumentasi Tiara AP, 2012)

d. Motif Lurik (Shampo)

Untuk membuat benda keramik dengan finishing motif lurik

digunakan campuran antara cat akrilik (cat tembok) dengan detergen atau

shampoo (yang menghasilkan busa) yang sebelumnya benda keramik yang

telah matang dihaluskan dengan menggunakan amplas dan diberi warna

dasar.

Page 117: INDUSTRI KERAJINAN KERAMIK ELVIE DI DUKUH …/Industri...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

94

Gambar 4.74 Motif Lurik

(Sumber: Dokumentasi Tiara AP, 2012)

e. Motif Bunga (Lukis)

Finishing cat dengan motif bunga seperti terlihat pada gambar 4.78

merupakan teknik finishing cat yang paling mudah, dimana dilakukan

dengan cara melukis motif yang kita inginkan pada permukaan benda

keramik dengan menggunakan cat akrilik (cat tembok) kemudian divernis.

Page 118: INDUSTRI KERAJINAN KERAMIK ELVIE DI DUKUH …/Industri...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

95

Gambar 4.75 Motif Bunga (Lukis)

(Sumber: Dokumentasi Tiara Angginadi P, 2012)

Sedangkan untuk benda keramik tanpa finishing cat biasanya hanya

di gosok-gosok menggunakan kain kelambu saat belum dibakar yaitu pada

proses nglambu, sehingga setelah proses pembakaran benda keramik akan

menjadi mengkilap.

D. Jenis Produk Yang Dihasilkan Elvie Keramik di Dukuh Sayangan

Desa Melikan Kecamatan Wedi Kabupaten Klaten

Jenis produk yang dihasilkan Elvie Keramik belakangan ini lebih banyak

berupa alat-alat rumah tangga, sedangkan untuk benda-benda hias seperti vas

tidak lagi diproduksi secara kecuali ada pemesanan khusus dengan harga yang

cocok. Alasan produksi barang hias dihentikan menurut penuturan ibu Suparni

adalah karena harga dipasaran yang tidak sesuai dengan tenaga yang dikeluarkan

saat proses pembuatan sehingga sering membuat Elvie keramik merugi.

Sedangkan untuk jenis produk berupa peralatan rumah tangga masih

diproduksi karena permintaan dari konsumen yang cukup banyak dengan harga

yang sesuai. Produk tersebut adalah:

1. Gentho

Gentho dibuat dengan teknik putar tegak atau datar dengan finishing

tanpa cat dengan warna merah kehitaman, dimana berfungsi sebagai tempat

Page 119: INDUSTRI KERAJINAN KERAMIK ELVIE DI DUKUH …/Industri...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

96

dawet. Gentho dibuat kedalam tiga ukuran (diameter x tinggi) yaitu ukuran

besar (38 x 28) cm, ukuran sedang (32 x 25) cm, dan ukuran kecil (27 x 22)

cm. Gentho ini dijual dengan harga tiap tiga satuan yaitu Rp 45.000.

2. Wajan

Wajan merupakan sebuah peralatan rumah tangga dimana berfungsi

sebagai alat penggorengan. Ada dua jenis wajan yang diproduksi Elvie

keramik yaitu Wajan dengan tangkai dan wajan serabi.

a. Wajan dengan tangkai

Wajan dengan tangkai ini terdiri dari tiga ukuran (diameter) yaitu

ukuran besar (38 cm), sedang (32 cm), dan ukuran kecil (25 cm). Untuk

ukuran besar dan ukuran sedang dibuat dengan menggunakan teknik

putar datar, sedangkan wajan dengan ukuran paling kecil dibuat dengan

teknik putar mirin, akan tetapi ketiganya menggunakan teknik finishing

yang sama yaitu finishing tanpa cat sahingga berwarna merah kehitaman.

Fungsi dari produk ini sendiri biasanya digunakan sebagai tempat

penyajian makanan di rumah makan, sehingga terlihat lebih alami. Harga

satuan wajan berbeda antara satu dengan yang lain tergantung pada

ukuran. Wajan ukuran besar dijual dengan harga Rp 13.000, wajan

ukuran sedang dijual dengan harga Rp 11.000, dan wajan berukuran kecil

adalah Rp 6.000

Gambar 4.76 Wajan dengan tangkai

(Sumber: Dokumentasi Dese Purnamasari, 2012)

Page 120: INDUSTRI KERAJINAN KERAMIK ELVIE DI DUKUH …/Industri...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

97

b. Wajan Serabi

Wajan serabi berfungsi untuk membuat serabi. Bentuk wajan

serabi yang diproduksi Elvie keramik lebih menyerupai baskom yang

dibuat dalam dua ukuran (diameter) yaitu, ukuran besar ( 32 cm) dan

ukuran kecil (25 cm). Wajan Serabi ini dibuat dengan menggunakan

teknik putar datar dengan teknik finishing tanpa cat dan berwarna merah

kehitaman. Harga wajan serabi ukuran besar adalah Rp 10.000 sedangkan

wajan serabi ukuran kecil adalah Rp 7.000

Gambar 4.77 Wajan Serabi atau Baskom

(Sumber: Dokumentasi Dese Purnamasari, 2012)

3. Piring

Ada beberapa bentuk piring yang diproduksi Elvie keramik dengan

teknik yang berbeda, yaitu:

a. Piring Makan

Piring makan dibuat dengan teknik putar miring dengan teknik

finishing tanpa cat dimana warna yang dihasilkan adalah merah

kehitaman. Piring makan dibuat dengan ukuran diameter 24 cm, yang

dijual dengan harga Rp 3.000 untuk sebuah piring. Sesuai dengan nama

produk, fungsi dari piring ini yaitu piring untuk makan, yang dibuat

sangat sederhana tanpa terdapat detail motif pada permukaan benda.

Page 121: INDUSTRI KERAJINAN KERAMIK ELVIE DI DUKUH …/Industri...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

98

Gambar 4.78 Piring Makan

(Sumber: Dokumentasi Dese Purnamasari, 2012)

b. Piring Daun Pisang

Piring daun pisang dibuat dengan teknik cetak tekan dengan bentuk

cetakan menyerupai bentuk daun pisang. Piring daun pisang berwarna

merah kehitaman yang dibuat dengan teknik finishing tanpa cat. Piring

ini biasa digunakan sebagai tempat lauk pauk ataupun tempat buah.

Dengan ukuran 33 x 23 cm, harga sebuah piring daun pisang ini adalah

Rp 8.000

Gambar 4.79 Piring Daun Pisang

(Sumber: Dokumentasi Dese Purnamasari, 2012)

Page 122: INDUSTRI KERAJINAN KERAMIK ELVIE DI DUKUH …/Industri...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

99

c. Piring Talas

Proses pembuatan piring talas ini sama dengan proses pada

pembuatan piring daun pisang yaitu dengan menggunakan teknik cetak

tekan, dimana cetakan yang digunakan berbentuk daun talas. Piring daun

talas berwarna merah kehitaman dengan teknik finishing tanpa cat

dengan ukuran 33 x 24 cm. Piring daunt alas dijual dengan harga Rp

7.000 tiap buah. Piring ini berfungsi sebagai tempat penyajian lauk pauk

dan buah.

Gambar 4.80 Piring Talas

(Sumber: Dokumentasi Dese Purnamasari, 2012)

d. Piring Pincuk

Piring pincuk dibuat dengan teknik cetak tekan, dengan bentuk

cetakan menyerupai pincukan daun pisang. Ada dua ukuran piring pincuk

(panjang x labar) cm, yaitu ukuran besar (32 x 30) cm, dan ukuran kecil

(24 x 22) cm. Piring pincuk dibuat dengan menggunakan teknik finishing

tanpa cat sehingga berwarna merah kehitaman. Harga piring pincuk

ukuran besar adalah Rp 11.000, sedangkan piring pincuk ukuran kecul

Rp 7.000. Fungsi dari piring ini biasanya digunakan untuk penyajian

makanan.

Page 123: INDUSTRI KERAJINAN KERAMIK ELVIE DI DUKUH …/Industri...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

100

Gambar 4.81 Piring Pincuk

(Sumber: Dokumentasi Tiara A P, 2012)

e. Piring Pare

Piring pare merupakan piring dengan motif daun pare pada

permukaan atasnya yang dibuat dengan cara di gambar sesuai dengan

ukuran daun pare yang telah tersedia, kemudian pada sisi-sisinya diberi

tekstur titik-titik. Piring pare dibuat dengan teknik putar datar dengan

teknik finishing tanpa cat, sehingga piring berwarna merah kehitaman.

Piring pare tersedia dalam dua ukuran, yaitu ukuran besar dengan

diameter 38 cm, dan ukuran sedang dengan diameter 32 cm. Piring pare

biasa berfungsi sebagai tempat buah.

Gambar 4.82 Piring Pare

(Sumber: Dokumentasi Dese Purnamasari, 2012)

Page 124: INDUSTRI KERAJINAN KERAMIK ELVIE DI DUKUH …/Industri...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

101

4. Layah

Layah atau cobek diberfungsi untuk menghaluskan bumbu masak.

Layah dibuat dengan teknik cetak tekan dengan warna merah kehitaman

karena menggunakan teknik finishing tanpa cat . Bentuk dari layah ini lebih

menyerupai piring dengan ukuran diameter 24 cm yang dijual dengan harga

Rp 2.000 tiap sebuah layah.

Gambar 4.83 Layah

(Sumber: Dokumentasi Dese Purnamasari, 2012)

5. Empluk

Empluk berfungsi sebagai wadah atau tempat gudeg yang

pembuatannya dengan menggunakan teknik putar miring, sedangkan finishing

menggunakan teknik finishing tanpa cat sehingga berwarna merah kehitaman.

Satu set empluk yang berisi tiga ukuran (diameter x tinggi) yaitu ukuran besar

(21 x 20) cm yang dijual dengan harga Rp 8.500, ukuran sedang (18 x 15) cm

dijual dengan harga Rp 6.000, dan ukuran paling kecil (16 x 12) cm dijual

dengan harga Rp 4.000.

Page 125: INDUSTRI KERAJINAN KERAMIK ELVIE DI DUKUH …/Industri...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

102

Gambar 4.84 Empluk

(Sumber: Dokumentasi Dese Purnamasari, 2012)

6. Mangkuk Sup dan Lepek

Mangkuk sup beserta lepek dibuat dengan menggunakan teknik

putaran miring dengan bentuk sederhana tanpa motif pada permukaannya.

Mangkuk dengan ukuran diameter 14 cm dan tinggi 7 cm ini berfungsi

sebagai penyaji sup ataupun sayur yang berkuah. Mangkuk sup berwarna

merah kehitaman yang dibuat dengan teknik finishing tanpa cat. Harga sebuah

mangkuk sup beserta lepek adalah Rp 7.500.

Gambar 4.85 Mangkuk Sup

(Sumber: Dokumentasi Dese Purnamasari, 2012)

Page 126: INDUSTRI KERAJINAN KERAMIK ELVIE DI DUKUH …/Industri...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

103

7. Mangkuk Ronde

Mangkuk ronde beserta tutupnya dibuat dengan teknik putaran

miring dengan warna merah kehitaman yang dihasilkan melelui teknik

finishing tanpa cat. Mangkuk ronde biasanyadigunakan sebagai tempat

menyajikan wedang ronde (minuman hangat khas jawa). Mangkuk ini dibuat

dengan ukuran diameter 11 cm da tinggi 6 cm yang dijual dengan harga Rp

5.000 tiap buah.

Gambar 4.86 Mangkuk Ronde

(Sumber: Dokumentasi Dese Purnamasari, 2012)

Sedangkan untuk benda-benda hias yang diproduksi berupa vas-vas bunga

dengan berbagai bentuk dan ukuran dengan berbagai macam motif finishing cat.

Page 127: INDUSTRI KERAJINAN KERAMIK ELVIE DI DUKUH …/Industri...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

104

Gambar 4.87 Benda hias

(Sumber: Dokumentasi Dese Purnamasari, 2012)

Selain dari bendahias diatas adapula benda-benda hias yang biasa

digunakan untuk praktek dari sekolah-sekolah yang mengunjungi Elvie Keramik.

benda-benda ini biasanya dibakar tanpa melalui finishing kelambu maupun cat.

Gambar 4.88 Benda praktek anak sekolah

(Sumber: Dokumentasi Desa Purnamasari, 2012)

Page 128: INDUSTRI KERAJINAN KERAMIK ELVIE DI DUKUH …/Industri...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

105

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

A. SIMPULAN

Berdasarkan pada hasil penelitian yang telah dilakukan mengenai latar

belakang berdirinya Industri Kerajinan Keramik Elvie, proses produksi

kerajinan keramik Elvie, dan jenis produk yang dihasilkan Elvie Keramik,

maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Keramik merupakan suatu benda atau barang yang terbuat dari tanah

liat atau lempung yang kemudian mengalami proses pengerasan

melalui pembakaran suhu tinggi. Kerajinan keramik merupakan

produk budaya yang memiliki peranan penting dalam hubungan

manusia dengan masa lalu, yang mana telah ada sejak jaman

neolitikum. Elvie Keramik yang terletak di Dukuh Sayangan Rt.01

Rw. 01 Desa Melikan Kecamatan Wedi Kabupaten Klaten telah berdiri

pada tahun 2000 yang merupkan warisan turun-temurun dari orang tua

Ibu Suparni yang kemudian dilanjutkan bersama sang suami yaitu

Bapak Triyono. Berdirinya Elvie Keramik dilatarbelakangi oleh

keterbatasan modal yang dimiliki dan adanya sumber daya manusia

yang cukup memadai, disamping itu kecintaan Bapak Triyono pada

kesenian juga merupakan hal utama yang melatarbelakangi berdirinya

Elvie Keramik sehingga melahirkan ide-ide baru dan keramik dengan

kualitas yang baik. Elvie itu sendiri diperoleh dari nama sang anak

yang diharapkan kelak dapat mewarisi industri kerajinan ini.

2. Proses produksi keramik di Elvie Keramik melalui beberapa tahap

yaitu tahap persiapan, proses, dan tahap finishing. Tahap persiapan

meliputi persiapan desain, alat, bahan, dan persiapan teknik. Desain

biasanya merupakan kreativitas dari bapak Triyono ataupun

rekomendasi dari konsumen, persiapan alat meliputi skrap, senar

pancing, besi janur, plastik, kain kelambu, dan meja putar (datar dan

Page 129: INDUSTRI KERAJINAN KERAMIK ELVIE DI DUKUH …/Industri...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

106

miring) serta alat cetakan yang terbuat dari gips dan tungku bakar.

Persiapan bahan berupa campuran tanah liat (merah dan hitam) serta

pasir yang diolah melalui teknik manual dan teknik masinal. Yang

terakhir adalah persiapan teknik yang akan digunakan dalam proses

produksi keramik yaitu teknik putar tegak atau datar dan teknik putar

miring serta teknik cetak tekan.

Pada tahap proses, yaitu proses pembuatan, proses pengeringan sampai

proses pembakaran. Proses pembuatan produk baik itu teknik putar

tegak atau datar, teknik putar miring maupun teknik cetak tekan harus

melalui lima proses yaitu: Mbodi, Mbubut, Mblabur, Ngelus, dan

Nglambu. Pada proses mbodi dengan menggunakan teknik putaran

datar dan putaran miring dilakukan dalam 4 tahap yaitu: ngeplok,

plotot, ngurat, dan natap, sedangkan untuk cetak tekan ngeplok

disesuaikan dengan pola cetakan yang kemudian diiris dan siap ditekan

dalam cetakan tertentu.

Setelah benda keramik selesai dibuat maka tahap selanjutnya adalah

tahap pengeringan yang dilakukan dengan cara diangin-anginkan

selama 4 sampai 7 hari. Lama tidaknya proses pengeringan

dipengaruhi oleh cuaca.

Setelah benada keramik benar-benar kering, barulah siap dibakar

dengan menggunakan tungku pembakaran berbahan bakar kayu

melalui proses penyusunan atau penataan, ngintir (api kecil) api besar,

dan pengasapan dengan menggunakan daun munggur.

Tahapan terakhir dalam proses produksi adalah finishing yang

biasanya dilakukan menggunakan finishing cat (bila memperoleh

pesanan khusus dari konsumen.) dan finishing kelambu (tanpa cat)

3. Jenis produk yang dihasilkan di Elvie Keramik meliputi produk

peralatan rumah tangga, benda hias, dan benda yang biasanya dibuat

untuk praktek kunjungan dari sekolah-sekolah. Produk peralatan

rumah tangga yang dihasilkan yaitu: Gentho (wadah atau tempat

dawet), Wajan dengan tangkai, Wajan serabi(baskom), Piring Makan,

Page 130: INDUSTRI KERAJINAN KERAMIK ELVIE DI DUKUH …/Industri...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

107

Piring Daun Pisang, Piring Talas, Piring Pincuk, Piring Pare, Layah

(Cobek), Empluk (tempat gudeg), Mangkuk Sup beserta Lepek, dan

Mangkuk Ronde. Sedangkan produk benda hias yang dihasilkan

adalah berupa vas-vas bunga dengan berbagai bentuk dan ukuran.

B. IMPLIKASI

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, adanya Industri Kerajinan

Keramik Elvie di Dukuh Sayangan Desa Melikan Kecamatan Wedi

Kabupaten Klaten dapat memberikan peluang bagi masyarakat untuk terus

menggali potensi daerahnya yang harus dikembangkan.

C. SARAN

Berdasarkan implikasi dari penelitian mengenai Industri Kerajinan

Keramik Elvie di Dukuh Sayangan Desa Melikan Kecamatan Wedi

Kabupaten Klaten diatas maka dapat diberikan saran yaitu sebagai berikut:

1. Bagi Pengrajin

a. Perlu menjaga keseimbangan produk dengan membuat strategi

produksi antara produk dengan desain konvensional dengan desain

baru

b. Perlu mencantumkan label perusahaan pada produk keramik.

c. Perlu menambah strategi pemasaran dengan memanfaatkan

kecanggihan teknologi sebagai terobosan baru seperti pemanfaatan

website sebagai media pemasaran secara online.

2. Bagi Pemerintah

a. Perlu adanya bantuan baik teknis maupun manajemen untuk

meningkatkan permodalan, manajemen, produktivitas pengrajin

keramik di Desa Melikan.

b. Perlu mengadakan pelatihan yang kontinyu mengenai

pengembangan desain dan teknik pembuatan keramik sehingga

dapat menghasilkan desain yang lebih variatif dengan kualitas

produk yang dapat dipercaya sekaligus marketable.

Page 131: INDUSTRI KERAJINAN KERAMIK ELVIE DI DUKUH …/Industri...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

108

3. Bagi Sekolah

a. Perlu memasukkan mata pelajaran keramik sebagai kegiatan

apresiasi anak.

b. Perlu mengadakan kunjungan yang kontinyu ke pengrajin untuk

belajar teknik pembuatan keramik secara langsung.