IMAM ZARKASY1: MEMBANGUN KARAKTER UMAT DENGAN MODERNISASI …

10
K, It. Imam 7.arkasyi: Membangun Karakter Umat Dengan Modernisasi Pesantren (1926-1936)(Saifuddin A . Nurdianto) K. H. IMAM ZARKASY1: MEMBANGUN KARAKTER UMAT DENGAN MODERNISASI PESANTREN (1926-1936) Saifuddin Alif Nurdianto Prodi Pcndidikan Scjarah Fakultas Kcguruan dan Ilmu Pcndidikan Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Jalan Tr. Sutami No. 36A, Jebres, Surakarta email: [email protected] Naskah masuk: 03-07-2017 Revisi akhir: 27-10-2017 Disctujui terbit: 06-11-2017 K.H. IMAM ZARKASYI: BUILDING THE CHARACTER OF UMMA THROUGH THE MODERNIZA TJON OF PESANTREN'S EDUCATIONAL SYSTEM ( 1926-1936 ) Abstract Using historical approach, this research investigates the modernization of pesantren (Islamic boarding school) executed by K.H. Imam Zarkasyi who was one of the pioneers of modernization of pesantren in Indonesia. lie has introduced a new pesantren education system called KulliyyatuI Mu'allimin Al-Jslamiyyah (a six-year secondary level of education - equal to junior high school and senior high school). The modernization system includes the curriculum that covers both traditional Islamic educational and the secular educational materials. Keywords: K. H. Imam Zarkasyi, modernization, pesantren Abstrak K. H. Imam Zarkasyi adalah salah seorang pelopor modernisasi pendidikan pesantren di Indonesia. K.H. Imam Zarkasyi mengenalkan sislem Kulliyvalul Mu'allimin Al-Islamiyvah (KMI) yang merupakan adopsi dari pemikiran-pemikiran tokoh Islam semisal Mahmud Yunus dan K. H. Ahmad Dahlan, dan integrasi sistem-sistem pendidikan yang dilaksanakan di berbagai macam perguruan tinggi tingkat aunia seperti Al-Azhar, Syanggit, Aligarh, dan Santiniketan. Modernisasi pesantren ala K.H. Imam Zarkasyi ini merupalum bantahan dari persepsi masyarakat bahwa pesantren identik dengan tempat yang kumuh dan kolot, sekaligus upaya untuk mendidik karakter masyarakat agar berpikir jaun ke depan. Penelitian historis dengan pendekatan psikologi agama dan hermeneutik aigunukan untuk mengkaji modernisasi pesantren yang dilakukun K. H. Imam Zarkasyi di Pondok Modern Darussalam Gontor, di tengah kondisi pesantren yang dipandang terbelakang pada mas a tersebut. Katakunci:K. H. Imam Zarkasyi, modernisasi, pesantren pesantren yang seringkali hanya bergulat pada masalah-tnasalah keagamaan saja, khususnya masalah fikih atau hukum Islam. Modernisasi yang dilakukan oleh pemerintah kolonial Belanda seringkali dilanggapi sccara negatif oleh kiai-kiai pesantren. Pemerintah kolonial Belanda dianggap I. PEN DAH L) L U AN Pondok pesantren, sampai awal abadke- 20, dipandang sebagai lembaga pcndidikan yang kolot dan tidak mampu mengikuti perkembangan Hindia-Belanda yang semakin modern.1 Stigma negatif terhadap pesantren adalah akibat dari pendidikan Jajat Burhanudin, Jiarnu dan Kekuasaan: Pergumulan Elite Politik Muslim dalam Sejarali Indonesia (Jakarta: Noura Books, 20 1 2), him. 205. 181

Transcript of IMAM ZARKASY1: MEMBANGUN KARAKTER UMAT DENGAN MODERNISASI …

K, It. Imam7.arkasyi: Membangun Karakter Umat Dengan Modernisasi Pesantren (1926-1936)(Saifuddin A. Nurdianto)

K. H. IMAM ZARKASY1: MEMBANGUN KARAKTER UMATDENGAN MODERNISASI PESANTREN (1926-1936)

Saifuddin Alif NurdiantoProdi Pcndidikan Scjarah Fakultas Kcguruan dan Ilmu Pcndidikan

Program Pascasarjana Universitas Sebelas MaretJalan Tr. Sutami No. 36A, Jebres, Surakarta

email: [email protected]

Naskah masuk: 03-07-2017Revisi akhir: 27-10-2017

Disctujui terbit: 06-11-2017

K.H. IMAM ZARKASYI: BUILDING THE CHARACTER OF UMMATHROUGH THE MODERNIZATJON OF PESANTREN'S

EDUCATIONAL SYSTEM (1926-1936)

AbstractUsing historical approach, this research investigates the modernization of pesantren (Islamic

boarding school) executed by K.H. Imam Zarkasyi who was one of the pioneers of modernization ofpesantren in Indonesia. lie has introduced a new pesantren education system called KulliyyatuIMu'allimin Al-Jslamiyyah (a six-year secondary level of education - equal to junior high school andsenior high school). The modernization system includes the curriculum that covers both traditionalIslamic educationalandthe seculareducational materials.

Keywords: K. H. Imam Zarkasyi, modernization, pesantren

AbstrakK. H. Imam Zarkasyi adalah salah seorang pelopor modernisasi pendidikan pesantren di

Indonesia. K.H. Imam Zarkasyi mengenalkan sislem Kulliyvalul Mu'allimin Al-Islamiyvah (KMI)yang merupakan adopsi dari pemikiran-pemikiran tokoh Islam semisal Mahmud Yunus dan K. H.Ahmad Dahlan, dan integrasi sistem-sistem pendidikan yang dilaksanakan di berbagai macamperguruan tinggi tingkat aunia seperti Al-Azhar, Syanggit, Aligarh, dan Santiniketan. Modernisasipesantren ala K.H. Imam Zarkasyi ini merupalum bantahan dari persepsi masyarakat bahwapesantren identik dengan tempat yang kumuh dan kolot, sekaligus upaya untuk mendidik karaktermasyarakat agar berpikir jaun ke depan. Penelitian historis dengan pendekatan psikologi agamadanhermeneutik aigunukan untuk mengkaji modernisasi pesantren yang dilakukun K.H. Imam Zarkasyi diPondok Modern Darussalam Gontor, di tengah kondisi pesantren yang dipandang terbelakang padamasa tersebut.

Katakunci:K. H. Imam Zarkasyi, modernisasi, pesantren

pesantren yang seringkali hanya bergulatpada masalah-tnasalah keagamaan saja,khususnya masalah fikih atau hukum Islam.Modernisasi yang dilakukan oleh pemerintahkolonial Belanda seringkali dilanggapisccara negatif oleh kiai-kiai pesantren.Pemerintah kolonial Belanda dianggap

I. PEN DAH L) LUAN

Pondok pesantren, sampai awal abadke-20, dipandang sebagai lembaga pcndidikanyang kolot dan tidak mampu mengikutiperkembangan Hindia-Belanda yangsemakin modern.1 Stigma negatif terhadappesantren adalah akibat dari pendidikan

Jajat Burhanudin, Jiarnu dan Kekuasaan: Pergumulan Elite Politik Muslim dalam Sejarali Indonesia (Jakarta: Noura Books, 2012),him. 205.

181

Jantra Vol. 1 2, No. 2, Descmbcr 2017 ISSN 1907-9605

sebagai kaum kafir,2 dan mengikuti apa sajayang dibawa oleh kaum kafir hukumnyaadalahharam.

Di sisi yang lain, pemerintah kolonialBelanda telah mengembangkan pendidikanmodem yang lebih apbkatif dan rclcvandengan zaman. Pemerintah kolonial Belandajuga mengenalkan sistem klasikal dalamproses pembelajaran yang dianggap lebihefektif dan efisien jika dibandingkan dengansistem tradisional seperli sorogan' danwelonan,4 Mcskipun demikian, pendidikanyang diselenggarakan oleh pemerintahkolonial Belanda ini justru dianggapberbahaya oleh para ulama karena tidakmencantumkan pelajaran agama Islam,padahal mayoritas masyarakat Hindia-Bclandaadalah scorangmuslim.

Persaingan antara pendidikan yangdilaksanakan oleh pesantren denganpemcrintah kolonial, dengan kclcbihan dankekurangannya masing-masing, ditangkapoleh K.H. Imam Zarkasyi sebagai tantanganuntuk mengembangkan pendidikan Islamyang modern tanpa meninggalkan tradisipesantren, K.H. Imam Zarkasyi mencobauntuk mcmadukan antara ilmu-ilmu agamayang sudah menjadi tradisi pesantren danilmu-ilmu sekuler seperti yang diajarkan olehpemcrintah kolonial Bclanda. Pcmikiran inimuncul sebagai upaya dari K.H. ImamZarkasyi untuk mendidik dan membentukkarakter umat, khususnva gcncrasi muda,agar bisa menjadi ulama yang intelek, tidaksekedar intelek yang tahu agama.

K. H. Imam Zarkasyi adalah salah satupendiri Pondok Modern Darussalam Gontorpada tahun 1926. Imam Zarkasyi lahir diDcsa Gontor, Ponorogo, pada tanggal 21Maret 1910, dan wafat pada tanggal 30 Maret

1985. Imam Zarkasyi adalah seorang kiaiyang memiliki latar belakang pendidikancukup lengkap, karena tidak hanya belajar dipesantren saja tetapi juga mengenyampendidikan umum yang dilaksanakan olehpemerintah kolonial Belanda. Beberapasckolah yang pernah digunakan oleh KH.Imam Zarkasyi untuk menuntut ilmu antaralain: Pondok Pertama Durisawo, PesantrenJosari, Pesantren Jorcsan, PesantrenTegalsari, sekolah Ongko Loro (kelimanyaterletak di Ponorogo), Pesantren Jamsaren diSolo, dan Kweekschool di Padang Panjang.

Tulisan ini mengkaji tentang moderni-sasi pesantren yang dilakukan oleh K.II.Imam Zarkasyi untuk membangun danmendidik karakter uniat. Modernisasipesantren yang dilakukan oleh K.II. ImamZarkasyi di Pondok Modern DarussalamGontor menarik untuk dikaji karenamcrupakan salah satu tonggak berdirinyapesantren-pesantren modem yang berdiriselelahnya. Lebih menarik lag!karena sistempendidikan Pondok Modem DarussalamGontor, sampai saat ini, masih dijadikansebagai role model bagi sistem pendidikanpesantren modem di Indonesia.

II. K.H. IMAM ZARKASYI DANMODERNISASI PESANTREN(1926-1936)

A. Kondisi Pesantren Awal Abad Ke-201. Epistimologi Istilah Pesantren

Kcmunculan pesantren umumya ber-awal dari adanya seorang kiai di suatu tempatyang memiliki pengetahuan luas di bidangagama Islam, kemudian datang santri yangingin belajar kepadanya. Karena dianggapbaik, maka semakin banyak santri yang ingin

2 Sccara bahasa, kafir mcmiliki arli orang sang mcnulup. Dalam ajaran agama Islam, islilah kafir mcmiliki banyak pcngcrlianlerganLung konLeks perisuwanya. Dalam konleks perisliwa di alas, kafir memiliki pengeriian sebagai orang yang beragama selair Islam,Larangan mengikuti kebiasaan orang kafir sendiri mcrnjuk kepada sabda Nabi Muhammad SAW, yang artinya, “Uarang siapa monyorupaisnatukaum makadialermasuk bagian dari kaum Lersebnl'k T .ihaL Sailiiddin Znbri, Quruku Orang-Orang dari Pesantren (Yogyakarla:T.KiS,2001). him. 129.

Sorogan adalah metode bclajar yang berpusat pada individu, yakni scorang atau beberapa orang santri duduk di depan kiai danrnernbaea kilab keagarnaan. Lihat Yudi I.alii'. Intelegensia Muslim dan Kuasa: Cenealogi Intelegensia Muslim Indonesia Abad Ice-20(Bandung:MizauPustaka, 2006),him. 127.

Welonan mcmilikiaiti yang kurang lebih samadengan sorogan. Pcrbcdaannyaadalah, sorogan dilaksanakan berdasarkan permintaandari seorang alau beberapa orang sanlri kepada kiainya unluk diajari kilab-kilab yang rriereka iiiginkan. Semeutara wetonan dilaksanakanberdasarkan inisiatif dari kiaidi tempat tersebut, baik dalam mcncntukantempat,svaktu. maupunkitabnya. Lihat Isurcliolis Majid, Bilik-BilikPesanlren: Sebuah Polrel PeijalananQ&karla: Paramadina, 1 997), him. 28.

182

K, II. Imam Zarkasyi: Membangun Karakter Umat Dengan Modernisasi Pesantren (1926-1936)(Saifuddin A. Nurdianto)

seringkali terisolasi, bersifat eksklusif, danmenolak perubahan.1°

Eksklusifitas pesantren tidak sclaluterjadi. Banyak pula pesantren-pesantrenyang sangat adaptif dan akomodatif terhadappembaban. Pcrubahan sistem sosial dankemajuan teknologi tidak dipandang sebagaisuatu hambatan tetapi lebih kepada tantanganuntuk dijadikan peluang dalam rangkadakwah Islam, Pondok Modern DarussalamGonlor salah satunya.

2. Pesantren dan Umat Islam Awal Abadke-20

Sampai pada awal abad kc-20, pendidik-an model pesantren masih menjadi tren dikalangan masyarakal kelas bawah. Alasan-nya adalab karena sulitnya akscs bagimasyarakat non-priyayi untuk masuk kependidikan modern yang diselenggarakanpcmcrintah kolonial. Sclain itu, sifatpesantren yang tumbuh dari bawah me-munculkan semacam ikalan batin yang kuatantara masyarakat dengan pesantren itusendiri. Ikatan batin antara pesantren denganmasyarakat juga bukan suatu hal yangmengherankan mengingat pesantrenmerupakan simpul-simpul masyarakat yangmemegang peran sebagai pusat pendidikan,penjaga budaya luhur, advokasi kepentinganmasyarakat, dan pusat latihan spiritual.11

Pendidikan pesantren sendiri secaraumum, sampai awal abad kc-20, sama sckalitidak membebankan biaya pendidikankepada para santri. Untuk bertahan hidup,santri biasanya membantu kiai dan masya¬rakat sekitar pesantren mengelola sawah,untuk kemudian diberi upah. Tidak jarangscorang kiai juga ikut mcnanggungkebutuhan makan santri-santrinya.

belajar kepada kiai tersebut, muncullahinisiatif untuk mendirikan pondok atauasrama di sekitar rumah kiai.' Umumnyaasramatcmpattinggal santri hanyalah scbuahgubuk kecil yang didiami oleh empat sampailima orangsaja.

Istilah pesantren sendiri merujuk kepadakata santri yang berasal dari bahasaSansckcrta canlrik yang berarti orang yangselalu mengikuti guru.0 Adapun tempatbelajar-mengajar para cantrik ini disebutsebagai pecantrikan atau pesantren apabilamerujuk kepada istilab santri. Pesantrensendiri merupakan bentuk pendidikanindigenous1 Indonesia, yang tclab hidupdalam budaya Indonesia sejak jaman pra-aksara. Model pendidikan pesantrenkemudian dilanjutkan pada masa Ilindu-Budha dan diteruskan pada masa Islam.Dapat disimpulkan bahwa pesantren padaawalnya bukanlah scbuah produk agatna,melainkan produk budaya.8

Pesantren kemudian identik denganpendidikan Islam sciring berkembangnyaIslam di Indonesia. Di sisi lain, tidak adaagama selain Islam yang mengembangkanpola pendidikan ala pesantren. Makapesantren kemudian mengalami penyem-pitan makna, sebagai lembaga pendidikanIslam dimana kiai sebagai tokoh scntralnyadan masjid sebagai titik pusat yangmenjiwainya.'

Pesantren adalah lembaga pendidikanyang tumbuh dari dari bawah ataumasyarakat itu sendiri. Keadaan masyarakatbawah yang serba terbatas menyebabkankeberadaan pesantren menjadi serba sulit.Keadaan ini pula yang melahirkan suatumetode pertahanan untuk mengungkung diridari pengaruh luar, sehingga pesantren

5 M. Ril'a'i, Sejarah Pendidikan Naxiunatdari Masa Klasik hingga Modem (Yogyakarla: Ar-Rux* Media, 2011 ), him. 33-34.6 Ibid.,him. 32.

Indigenous adalah budaya yang berkembang (lari sisLem nilai masyarakat selempal yang seringkali didasarkan alas si stem bahasa danhukum adat dengan indikator analisis pola-pola yang telah ada, seperti pola cocok tanam, maritim, hukmn, pendidikan, maupun kesenianyang memberi formal pada masyarakal pendukungnya. Turmudzi Abror, “Rcoricnlasi Pendidikan kc-lndoncsiaan dalam PcngcmbanganIlmuPendidikan Rerbasis BudayaTndonesia,” dalam Tribakli, Vol. 21,No. 1 , Jaruari 2010, blm. G.

II.A.R.Tilaar, Paradigma BaruPendidikan Masional (Jakarta:RinckaCipta, 2002), him.151.Imam Zarkasyi, Serba-Serbi Singkal lending Pondok Modern Darussalam Gontor (Fonorogo: Darussalam Press,1997), him. 2.

10 1LA.R.Tilaar, Op. Cit.,him.153.Arifin Snryo Nugroho, ‘'K.ctcladanandalamKcpcmimpinanKiaidi Pondok Pcsantrcn,” ddi&m.lanlra, Vol, 10, No. 1. Juni2015,hlm.

14.

183

Jahtra Vol. 1 2, No. 2, Desembcr 2017 ISSN 1907-9605

Sistem pesantren yang masih sangattradisional ini menjadi semacam dilema dikalangan masyarakat dan pesantren ituscndiri. Di satu sisi mcrcka mcnginginkananak-anaknya mendapatkan pendidikanagama, di sisi lain mereka juga ingin anak-anaknya mcnguasai ilmu-ilmu sckulcr yanglebih aplikatif dan dibutulikan di dunia keijamodern. Sementara lembaga pendidikanyang ada kctika itu tidak mampu mcmbcri-kan keduanya secara bersamaan. Ilmu agamahanya bisa diperoleh di pesantren yangmcmiliki sistem tradisional, sementara ilmusekuler hanya bisa didapat di sekolahkolonial yang tidak mengajarkan agamaIslam. Bagi pihak pesantren scndiri, posisisemacam ini menjadikan pendidikan Islamseperti di persimpangan jalan, antaramempertahankan tradisi lama dan menga-dopsi perkembangan baru. Mempertahankantradisi lama tanpa ada inovasi berarti statusquo, yang akan menghambat perkembanganpesantren, meskipun memnaskan secaraemosional dan romantisme dengan identitaspendidikan Islam masa lalu. Sementara itu,mengadopsi pendidikan kolonial tanpaproses fdterisasi berarti mengesampingkanakar sejati dan autentik dari sejarahpendidikan Islam, walaupun berhasilmemenuhi keperluan pragmatis untukmenjawab tantangan sesaat dari lingkungansekitarnya.12

Dilema pesantren bertambah ketikapendidikan tradisional ini dieap sebagaisarang pemberontak yang akan mengganggueksistensi pemerintah kolonial Belanda.Akibatnya, mcrcka sangat tidak suka danselalu menaruh rasa curiga kepada lembaga

pesantren. Persoalan pendidikan dankehidupan beragama diatur melalui regulasiyang ketat. Kebijakan dalam mengaturjalannya pendidikan disesuaikan dengankepentingan pemerintah kolonial Belanda,terutama unutuk kepentingan agamaKristen.13 Sclain itu, sikap pcmcrintabkolonial Belanda kepada pesantren jugasangat diskriminatif sebagai upaya untukmcnghalangi pertumbuhan pendidikantradisional yang sudah ada.14

Tckanan dan diskriminasi yang ditujuk-an kepada pendidikan Islam dilakukandengan berbagai macam cara. Pada tahun1882, Bclanda membentuk priesterraden 5

untuk memecah belah persatuan masyarakatmuslim dengan menyederhanakan hukumIslam dan tidak mengakui otoritaskepemimpinan dalam diri seseorang.Urusan-urusan keagamaan kemudiandipccah kc dalam beberapa bagian sepertiimam, mufti, hakim, kadi, dan penghulu.16Selain itu, priesterraden juga memiliki lugasuntuk mengawasi pengajaran agama dipesantren-pesantren.17

Selanjutnya pada tahun 1905, Belandamcncrbitkan goeroe-ordonanlie atau“peraturan mengenai guru sekolah” yangmewajibkan penanggung jawab semuapondok dan pesantren untuk mendaftarkandiri dan meminta izin dari pemerintahkolonial. Ordonansi ini menimbulkankccaman dari berbagai pihak, schinggapemerintah kolonial Belanda terpaksamemperlunak syarat-syaratnya pada tahun1925.1R Sctiap orang, meskipun ahli agamatidak serta merta dapat mengajar di lembaga-lembaga pendidikan, bila tidak mengantongi

12 Ahmad Mutohar dan Nurul Anam, Manifesto Modernisasi Pendidikan Islam & Pesanlren (Yogyakarla: Puslaka Pclajar, 2013), him.140.

AnzarAbdullah, “Perkembangan Pesantrendan Madrasahdi Indonesia dariMasa KolonialsampaiOrde Baru,” dalamParam/ta,Vol,23, No.2, 2013, him. 195.

14 Ahmad VI ulohar &. N urol . knam,Op.Cit.,him. 1 42.Bepaling betrejfende de Priesterraden op Java en Madoera (scring disingkat dengan Priesterraden saja) mcrupakan suatu badan

khusus yang dibentuk berdasarkan Koninklijk Reslvit nomyr 24 (dalam Staatsblad nomor 1 52/1 882 dan berlaku sejak 1 Agustus 1 8821,Badan ini mcmiliki tugas untuk mengawasi kchidupan beragama dan pendidikan Islam masyrakat Jawa dan Madura. Lihat b'ajrul b'alaakh,“Peradilan Agamadan Perubahan Tala Hukum Indonesia,” dalam Unisia.No. 1 6, Tahun XTTT, Triwulan V, 1 992, him. 22.

Muhamad Ali, Islam and Colonialism; Becoming Modern in Indonesia and Malaya (Edinburgh: Edinburgh University Press, 2016),him. 200.

Adi Sasono, Didin Haliduddin, & A.M, Sacl'uddin, Solusi Islam alas Prvblemuliku Umat; Ekonomi, Pendidikan, dan Dakwah(Jakarta: Gemalnsani Press.1998),him.111.

Denys1ombard, MusaJawa:Silang Rudaya 2-Jaringan Asia (Jakarta:GramediaPustaka, 2005), him. 138.

184

K, II. Imam Zarkasyi: Membangun Karakter Umat Dengan Modernisasi Pesantren (1926-1936)(Saifuddin A. Nurdianto)

izin dari pemerintah kolonial.19 Pendidikanmodel pesantren bahkan dikategorisasikansebagai sekolah liar karena dianggap tidakmcmiliki visi yang scjalan dengan tujuanpemerintah kolonial Belanda. Pemerintahkolonial Belanda kemudian melahirkanperaturan-peraturan yang membatasi bahkanmematikan sekolah-sekolah partikulir(swasta nonsubsidi), termasuk madrasah,dengan mcngcluarkan wilde schoolenordonantie atau ordonansi sekolah liar pada 1Oktober 1932.'" Latar belakang dikeluarkan-nya peraturan-peraturan ini sepenuhnyabersifat politis yang bertujuan agarpendidikan agama tidak menjadi faktorpemieu pcrlawanan rakyat terhadappemerintali kolonial/1B. K. H. Imam Zarkasyi: Modernisasi

Pesantren sebagai Sarana Mem¬bangun Karakter Umat

1. Biografi K.H, Imam ZarkasyiK. H. Imam Zarkasyi, akrab disapa oleh

masyarakat dengan panggilan Pak Zar,dilahirkan di Desa Gontor, Ponorogo, padatanggal 21 Marel 1910, dan wafal padatanggal 30 Maret 1985. Imam Zarkasyimerupakan putra bungsu dari tujuhbersaudara hasil pernikahan R. SantosoAnom Besari dan Siti Partiyah. Darah birumcngalir dalam tubuh Imam Zarkayi, karenaayahnya merupakan generasi kelima dariPangeran Hadiraja Adipati Anom, putraSultan Kcscpuhan Circbon. Scdangkanibunya merupakan keturunan BupatiSuriadiningrat yang terkenal pada zamanMangkubumcn dan Pcnambangan.22

R. Santoso Anom Besari merupakangcncrasi ketiga dari pendiri pondok

pesantren Gontor Lama. Pondok GontorLama sendiri didirikan oleh Kiai SulaimanJamaluddin, menantu dari Kiai Khalifahyang mengasuh Pondok Tcgalsari, pondokyang pernah masyhur di tanah Jawa padaabad ke-18. Pondok Gontor Lama mencapaimasa keemasan pada gcncrasi kedua dibawah kepemimpinan Kiai Archam AnomBesari, dengan datangnya santri dariberbagai dacrah untuk bclajar agama dipondok ini.'J

Pada tahun 1918, Imam Zarkasyi mudamenjadi menjadi anak yatim setelah ayahnyameninggal dunia, dan meninggalkan pondokpesantren yang sedang mcngalami kcmcro-sotan. Imam Zarkasyi kemudian menjadianak yatim piatu di usia 10 tahun setelahibunya mcninggal pada tahun 1920.Semenjak itulah dia mulai belajar ilmu-ilmuagama dengan berpindah dari satu pesantrenkc pesantren yang lain di dacrab sekitar desaGontor. Beberapa pesantren yang pernahdisinggahi oleh Imam Zarkasyi untuk belajarantara lain Pondok Pcrtama Durisawo,Pesantren Josari, Pesantren Joresan, danPesantren TegalsariA

Imam Zarkasyi kemudian mclanjutkanbelajarnya ke sekolah Ongko Loro di Jetis.Setelah belajar di sekolah Ongko Loro, iamclanjutkan studinya di pondok pesantrenJamsaren, Solo. Ketika berhasil menyelesai-kan pendidikaimya di Solo, Imam Zarkasyimcncruskan studinya kc Kweekschool diPadang Panjang, Sumatera Barat sampaitahun 1935 di bawah bimbingan gurmiya,Mahmud Yunus.25 Kurikulum di sckolah inipula yang menjadi inspirasi K.H. ImamZarkasyi dalam mengembangkan KulliyyatulMu'allimin Al-Islomiyyah (KMI) di Pondok

AnzarAbdullah.Op.Cit.,him. 197.Pada masa kolonialismc Bclanda di Indonesia, sckolali-sckolali partiknlir (swasta nonsnbsidi), termasuk pesantren, dikategorikan

sebagai sckolah liar. Oleh karena itu dikcluarkanlah scbuah peraLuran dengan nama Wilde schoolen ordonantie alau ordonansi sckolah liaryang mengharuskan sekolah-sekolah swasta nonsubsidi didaftarkan kepada pemerintah kolonial Belanda, dan para guru diwajibkantnclaporkan tnalcri pcmbclajarannya. Lihal Suryanlo Suryoknsumo, Konsep Sislem Perlahunan Nonmililer: Suutu Sislem PerlahananfComplamen Sistem Pertahanan Militer dalam Perlahanan RakyatSemesta.(Yogyakarta: Yayasan PustakaOborTndonesia, 2016),him. 206.

AnzarAbdullah.Zoc’. Cit.Moh. Nurhakim, “Imam Zarkasyi danPcmbaharuaiiPcsantrcn: RckonstruksiAspckKurikulnm, Mcncjcmcn dan Ltika Pendidikan,”

dalam Progresivu,Vol. 5, No.1,2011,him. 84.Abdullah Syukri Zarkasyi, Manajemen Pesantren: Penga/aman Pondok ModemGontor (Ponorogo: Tnrriurli Press, 2005), him. 64.Najwa Mu'minah, “ Character Building dalam Konsep Pendidikan Tmam Zarkasyi dilinjau dari Filsal'at Moral Ibnu Miskawaih,”

dalamJumaU''ilsafat,Vol. 25. No.1,2015, hint. 109.Moh. Nurhalcim, Op. CU.,him. 85.

185

Jantra Vol. 1 2, No. 2, Desembcr 2017 ISSN 1907-9605

Tarhiyatul Athfal untuk pendidikan tingkatdasar dan Siillamul Muta'allimin unlukpendidikan tingkat lanjut. Kehadiran keduaprogram ini disambut antusias olchmasyarakat. Atas dasar ini, tahun 1936,bersamaan dengan ulang tahun ke-10 PondokGontor Baru, K. H. Imam Zarkasyimengenalkan progam Kulliyyatul Mu'alHminAl-Is/amiyyah (KM1) yang memiliki artipersonaian guru-guru Islam. Pada momen¬tum ini pulalah tercetus nama PondokModem Damssalam Gontor (PMDG).2*

Sistein KMI merupakan sebuah sistemyang kompleks, perpaduan antara writtencurriculum dan hidden curriculum,mcmadu-kan antara konsep sekolah dan pesantrendalam satu kesaluan yang utnh. Konsep inimcrupakan kombinasi nilai-nilai yang ada diempat institusi pendidikan bereputasi duniayaitu, Universitas Al-Azhar Mesir denganwakafnya, Pondok Syanggit di Mauritaniadengan keikhlasannya, Universitas MuslimAligarh di India dengan semangat revival ofIslam-nya, dan Pcrguruan Santinikctan diIndia dengan kesederbanaan pengasuhnya.29

K. H. Imam Zarkasyi melakukantcrobosan bam dalam pcngclolaan pesantrendengan berbagai macam modernisasi.Modernisasi pesantren yang dilakukan K. H.Imam Zarkasyi mcrupakan jawaban atasargumentasi kaum orientalis yang men-definisikan pesantren hanya sebagai tempatpenyiaran agama Islam.’0 Kcsimpulan sepertiini merupakan suatu kesalahan karenamendefiniskan pesantren hanya denganmclibat satu sisi. K. II. Imam Zarkasyimenolak cara berpikir seperti itu denganmengatakan “jangan seperti orang butamcrabagajah”.31

K. H. Imam Zarkasyi mencoba meng-ubah persepsi masyarakat yang mengidentik-

Modern Darussalam Gontor.2. Modernisasi Pesantren dalam Konsep K.

H. Imam ZarkasyiK. H. Imam Zarkasyi mendirikan

Pondok Gontor Baru bersama keduakakaknya, K.H. Ahmad Sahal dan K.H.Zainuddin Famianie pada Senin Kliwon, 20September 1926.2,1 Dengan meminjam istilahdari mitologi Hindu, ketiga bersaudara inikemudiandisebut dengan Trimurti.

Pondok Gontor Bam didirikan dengansemangat untuk memberikan bekalkeagamaan kepada masyarakat. Sebagaiketumnan dari kiai-kiai besar, Trimurti jugamemiliki tanggung jawab moral untukkembali menghidupkan pondok pesantrenyang dulu pemah masyhur di tanab Jawa,baik Pondok Tegalsari maupun PondokGontor Lama. Tujuan pengajaran agamaIslam itu kemudian mcncapai titik kematang-an ketika K. H. Ahmad Sahal mendapatkaninspirasi dari orasi H.O.S. Tjokroaminolotentang kebangkitan Islam di Timur Tcngahyang menghadiri Kongres Umat IslamIndonesia di Surabaya tahun 1926.

Mendirikan sebuah pesantren tentutidaklah mudah. Tidak hanya membutuhkansosok kiai yang kompeten, tetapi jugadibutuhkan suatu legitimasi untuk lebihmemberikan keyakinan kepada masyarakat.Trimurti memiliki latar belakang status sosialsebagai golongan priyavi, tidak hanyapriyayi dari segi keturunan bangsawankeraton, tetapi juga dari segi keturunan kiai-kiai besar di tanah Jawa. Legitimasi sosialinilah yang menjadikan keberadaan Trimurtidengan Pondok Gontor lebih mudah diterimaolch masyarakat.27

Pondok Gontor Baru pada awalnyamembuka dua program pendidikan,

26 Abdullah Stukri Zarkasyi. Op. 07..him.65.Trimurtimcmilikigarisketurunanyang tersambung sampaiSunaii Ginning Jari dan kcluarga Kascpuhan Circbon. Garis keturunan ini

didapat TrimurLi dari ayah mcrcka R. Satiloso Anom Bcsari. Lihal Warla Dunia Pondok Modem Darussalam Cantor, Vol. 70. SyaTtan1438/2017,him. 75.

Abdullah St-ukriZarkasyi, Op. 07.,him.65-67.29 Umar Bukhory, "K.11. Imam Zarkasyi dan Genre Bant Pondok Pesantren (Rcflcksi Scorang Cucu Murid),” dalam Dirosal, Vol. 1, No.

2,2016,him. 263.Abdurrahim Yapono, 'Tilsalal Pendidikan dan Hidden Curriculum dalam PerspekuT KH. Imam Zarkasyi (1910-1985),” dalam

Tsaqofah.Vol. 11. No. 2. 2015.him. 304.Imam Zarkasyi, Diktat Khutbahal-Iflitah datum PekunPerkenulun (Ponorogo: Darussalam Press, 1981), him. 2.

186

K, II. Imam7.arkasyi: Membangun Karakter Umat Dengan Modernisasi Pesantren (1926-1936)(Saifuddin A. Nurdianto)

kan pesantren dengan tempat yang kolot dantidak bisa mengikuti perkembangan jaman.Karakter masyarakat, khususnya di DesaGontor dan sckitarnya, juga dibina agarmemiliki mentalitas dan cita-cita yang tinggidalam kehidupan, dengan menguasaibcrbagai macatn ilmu-ilmu pcngctahuan,baik unium maupun agama. Modernisasipesantren ala Kiai Zarkasyi ini kemudianmenjadi role model untuk sistein pcndidikanpesantren modern yang banyak berkembangpada masa sekarang. Beberapa modemisasiyang dilakukan olcb K.H. Imain Zarkasyiadalah:

a. Intcgrasi KcilmuanKonsep pendidikan integral yang

digagas oleh K. H. Imam Zarkasyi kemung-kinan tcrpcngaruh olch konsep intcgrasi ilmudari K. H. Ahmad Dahlan. K. H. AhmadDahlan menggagas integrasi keilmuankarena adanya dikotomi kcilmuan, antarailmu umum dan ilmu agama. Dikotomi ilmuberlangsung sejak bangsa Indonesiamcngcnal sistem pcndidikan modern. Idcintegrasi keilmuan menjadi konseppemikiran K. H. Ahmad Dahlan agar umatIslam tidak sekedar mumpuni dalam bidangagama, tetapi juga mumpuni dalam ilmu-ilmu umum.’2

K. H. Imam Zarkasyi berpandanganbaliwa pendidikan agama dan umum harusdiberikan kepada santri secara seimbang.Olcb karena itu, pcndidikan kctcrampilan,kesenian, olahraga, dan organisasi merupa-kan bagian yang tidak terpisahkan darikchidupan santri di PMDG dalam rangkapendidikan. Pendidikan di PMDG tidakmengenal dikotomi antara ilmu agama danilmu sckulcr, karena status ontologis ilmu-ilmu tersebut pada hakekatnya adalah sama.Sikap dikotomis dalam pendidikan hanyaakan menjadikan proses pcndidikan tidakberfungsi secara maksimal.33 Konsep sepertiini yang sering disebut oleh K. H. Imam

Saif'uddin AlifNurdianlo dar Ajal Sudrajal, “Pemikiran K.H. Abdullah Syukri Zarkasyi (erlang Konsep Pendidikan yang Ideal diIndonesia (1985-2011)” dalam E Journal Universitas Negeri Yogyakarta, diakscs pada 15 Juni 2017 dari L-Journal Lnivorsitas McgcriYogyakarla,2016. liUp://jounial.studeiU.uny.ac.id/t>js/inde.x.php/risalali/arlicle viewFile/1878/1600.

Ihiti.'’4 An/ar Abdullah.Op.Cit.,him. 198.

Abdurrahim Yaporo,Op. Cit., him. 293.

Zarkasyi bahwadi PMDG pendidikan agamadilaksanakan 100% dan pendidikan umumjuga 100%, tetapi tidak lantas menjadi 200%.Artinya pcndidikan agama dan umumdiberikan secara maksimal dan seimbang,tidaksetengah-setengah.b. Sistem Klasikal

Secara umum ada dua model pendidikanyang dilaksanakan di Indonesia pada tahun1930-an, modern dan tradisional. Pendidikanmodern dilaksanakan oleh pemerintahkolonial Bclanda di dalam kclas-kclas, danilmu-ilmu yang diajarkan didominasi olehilmu-ilmu sekuler. Adapun lembagapcndidikan pesantren hanya mengajarkanilmu-ilmu agama dan masih menerapkansistem tradisional dalam bentuk halaquh.Hctlaqoh adalah metode bclajar yangdilakukan dengan cara murid duduk bersilamengelilingi gurunya (kiai) seperti yangbcrlaku pada pcndidikan di Sumatcra,sedangkan di Jawa disebut wetonan.34Lembaga pendidikan pesantren yang masihtradisional tentu hanya mampu mcnghasil-kan ahli ilmu agama, tetapi tidak bisamenjawab tantangan-tantangan zaman yangterns berkembang.35

K. H. Imam Zarkasyi, sebagai seseorangyang telah merasakan kedua modelpcndidikan tersebut, kemudian mengin-tegrasikan model pendidikan modernkolonial dengan model pendidikan tradisi¬onal, schingga lahirlah sistem KM I. Ilmu-ilmu yang diajarkan juga dirancangsedemikian rupa sehingga santri-santridididik untuk mcmahami ilmu agama danilmu uniuni secara bersamaan. Tujuannya K.H. Imam Zarkasyi merancang sistem sepertiini adalah untuk mcncctak ulama-ulamayangintelek, bukan intelek-intelek yang sekedartahuagama.

Perbedaan utama antara sistem KMI diPMDG dengan sislempendidikan tradisional

187

Jantra Vol. 1 2, No. 2, Descmbcr 2017 ISSN 1907-9605

yang masih umum dilakukan di pesantren-pesantren ketika itu adalah, KMI tidakmenggunakan sistem pengajaran we/onan(massal) dan sorogan (individual). Sistem diKMI dibuat berjenjang dari kelas 1-6 (setaradengan kelas VII SMP-X1I SMA). Materiyang diajarkan juga lengkap, tncncakupbahasa Arab, bahasa Inggris, ilmupengetahuan agama, dan ilmu pengetahuanunrium.36 Sistem KMI yang dikembangkanoleh K.H. Imam Zarkasyi merupakanpengembangan dari sistem mu'allimm yangdikembangkan oleh K.H. Ahmad Dahlan diYogyakarta.

c. Hidden Curriculum (Kurikulum TidakTertulis) dalam Kehidupan Pesantren

Kurikulum adalah keseluruhan pro¬gram, fasilitas, dan kegiatan suatu lembagapendidikan atau pelatihan untuk mewujud-kan visi dan misi lembaganya.' Kurikulumsendiri dibagi menjadi dua jenis. Perlama,kurikulum tertulis (written curriculum) yangdituangkan dalam kegiatan intrakurikuler,kokurikulcr, dan ckstra-kurikulcr, sebagai-mana diatur di dalam kurikulum sekolahpada umumnya. Kedua, kurikulum tidaktertulis atau hidden curriculum.

Hidden curriculum adalah rencanapendidikan dan pengajaran atau programpendidikan yang tersembunyi atau tidaktertulis. K Kurikulum ini diperuntukkan bagiseseorang di dalam semua ruang gerakkchidupannya, termasuk ketika ia berada dikamar tidur, di jamban, di jalan, di tempatmakan, di pasar, di atas kendaraan, bersamaorang tiianya, bersama tamu, bersama bekasguru, dan lain sebagainya/3 Bentukkurikulum yang seperti ini disebut sebagaihidden curriculum karena mcrupakansesuatu yang tidak disadari oleh para siswadan tidakpula diujikan seperti lazimnya matapelajaran formal. Hasil daripada hiddencurriculum juga tidak berbentuk angka-angka di atas kertas, tetapi terlihat daripcmbahan pola pikir siswa yang direpresen-

tasikan dalam kehidupan sosial kemasya-rakalan.

K. H. Imam Zarkasyi mengembangkanhidden curriculum di PMDG sebagai upayadalam mendidik mentalitas dari para santri.Apabila written curriculum mendidik santridari segi kognitif dan afektif, maka hiddencurriculum merupakan cara mendidikansantri dari segi afektif dan psikomotorik.

III. PENUTUPPesantren selalu berada dalam posisi

yang termarjinalkan ketika pemerintahkolonial Bclanda berkuasa di Indonesia.Pesantren selalu identik dengan sarangpemberontak, sehingga beberapa peraturansccara resmi diterbitkan untuk menghambataktivitas belajar mengajar di pesantren.Tahun 1905 Belanda menerbitkan gueroe-ordonantie atau ordonansi guru yangmewajibkan penanggung jawab semuapondok dan pesantren untuk mendaftarkandiri dan mcminta izin dari pcmcrintabkolonial. Karena muncul banyak kecaman,maka syarat-syaratnya diperlunak pada tahun1925. Pendidikan model pesantren jugamasuk dalam kategori sekolah liar, sehinggauntuk membatasi atau bahkan mematikansckolah-sckolah liar tersebut pcmcrintabkolonial Belanda mengeluarkan WildeSchoolen Ordonantie atau ordonansi sekolahliar tahun 1932. Latar bclakang dikcluarkan-nya peraturan-peraturan ini sepenuhnyabersifat politis yang bertujuan agarpendidikan agama tidak menjadi faktorpemicu perlawanan rakyat terhadappemerinlah kolonial.

Ada dua model pendidikan yangdilaksanakan di Indonesia pada masapemerintahan kolonial Belanda, pendidikanmodern dan tradisional. Pendidikan modemdilaksanakan oleh pemerintah kolonialBelanda di dalam kelas-kelas, dan ilmu-ilmuyang diajarkan didominasi oleb ilmu-ilmu

16 Abdullah Sÿnkri Zarkasyi, Op. C'it..him. 68.17 II.A.R. Tilaar, Op. CM., him. 177.

Abdurrahim Yapono,Op. Oil.,him. 300.39 Ibid.,him. 204.

188

K, It. Imam7.arkasyi: Membangun Karakter Umat Dengan Modernisasi Pesantren (1926-1936)(Saifuddin A. Kurdianto)

sekuler. Adapun lembaga pendidikanpesantren hanya mengajarkan ilmu-ilmuagama dan masih menerapkan sistemtradisional dalam bcntuk wetonan dansorogan. Lembaga pendidikan pesantrenyang masih tradisional seperti ini tentu hanyamampu mcnghasilkan ahli ilmu agama, tctaitidak bisa menjawab tantangan-tantanganzaman yang terus berkembang.

2. Sistem Klasikal. K. H. Imam Zarkasyimengintegrasikan model pendidikankolonial yang modem-sekuler denganmodel pendidikan tradisional-rcligius,sehingga lahirlah sistem KMI. Ilmu-ilmuyang diajarkan juga dirancang sedemikianrupa sebingga santri-santri dididik untuktnemahami ilmu agama dan ilmu umumsecara bersamaan. Tujuannya K. H. ImamZarkasyi mcrancang sistem seperti iniadalah untuk mencetak ulama-ulama yangintelek, bukan intelek-intelek yang seke-dartahu agama.

Keadaan pendidikan Islam yangdemikian ini membuat K. H. Imam Zarkasyitergerak untuk turut serta dalam metn-perbaiki pendidikan di Indonesia denganmendirikan Pondok Gontor bersama kedua 3.Hidden Curriculum dalam Kehidupansaudaranya. K. II. Imam Zarkasyi kemudianmemodernisasi sistem pendidikan pesantrenGontor dengan mengenalkan sistemKulliyyalul Mu'allimin Al-lslamiyyah (KMI)pada 1936. Adapun modernisasi yangdilakukanoleh K. H. Imam Zarkasyiadalah:

Pesantren: Hidden curriculum adalahrencana pendidikan dan pengajaran atauprogram pendidikan yang tersembunyiatau tidak tertulis. Kurikulum ini diperun-tukkan bagi seseorang di dalam semuaruang gerak kehidupannya dari banguntidur sampai tidur lagi. Bcntuk kurikulumyang seperti ini disebut sebagai hiddencurriculum karena merupakan sesuatuyang tidak disadari oleh para siswa dantidak pula diujikan seperti lazimnya matapelajaran formal. Hasil daripada pendidik¬an dengan hidden curriculum juga tidakberbentuk angka-angka di atas kertas,tetapi terlihat dari perubahan pola pikirsiswa yang direpresentasikan dalamkehidupan sosial kemasyarakatan.

1 .fnlegrasi Keilmuan: Konscp ini kemung-kinan terpengaruh oleh konsep integrasiilmu dari K. H. Ahmad Dahlan yangmcnolak dikotomi ilmu agama dan ilmuumum. K. H. Imam Zarkasyi ber-pandangan bahwa pendidikan agama danumum harus diberikan kepada santrisecara seimbang dan tidak dikotomis,karena sikap dikotomis dalam pendidikanhanya akan menjadikan proses pendidikantidak berfungsi secara maksimal.

DAFTAR PUSTAKAAbdullah.A., 2013. “Perkembangan Pesantren dan Madrasah di Indonesia dariMasa Kolonial

sampai Ordc Bam,” dalam Paramita. Vol. 23, No. 2. Juli 2013.Abror. T., 2010. “Reorientasi Pendidikan ke-Indonesiaan dalam Pengembangan Ilmu

Pendidikan Berbasis Budaya Indonesia,” dalam Tribakti. Vol. 21, No. 1. Januari2010.

Ali. M., 2016. Islam and Colonialism; Becoming Modern in Indonesia and Malaya.Edinburgh: Edinburgh University Press.

Bukhory. U., 2016. “KH. Imam Zarkasyi dan Genre Bam Pondok Pesantren (RcflcksiSeorang Cucu Murid),” dalamDirosat.Vol. l,No. 2. Juli-Desember2016.

Burhanudin. J., 2012. Ulama dan Kekuasaan: Pergumulan Elite Politik Muslim dalamSejarah Indonesia.Jakarta: Noura Books.

Falaakh. F., 1992. “Peradilan Agama dan Perubahan Tata Hukum Indonesia,” dalam Unisia.No. 16,Tahun XIII.Triwulan V1992.

189

Jahtra Vol. 1 2, No. 2, Descmbcr 2017 ISSN 1907-9605

Latif. Y., 2006. Intelegensia Muslim dan Kuasa: Genealogi Inielegensia Muslim IndonesiaAbadke-20. Bandung: MizanPustaka.

Lombard. D., 2005. Nusa Jcn\’a: Silang Budaya2-Jaringan Asia. Jakarta: GramediaPustaka.Majid. N., 1997. Bilik-BilikPesantren: Sehuah Potret Perjalanan.Jakarta: Paramadina.Mu'niinah. N., 2015.“Character Building dalam Konsep Pendidikan Imam Zarkasyi ditinjau

dari Filsafat Moral ibnu Miskawaih,” dalam Jurnal Filsafat. Vol. 25, No. 1.Fcbruari2015.

Mutohar. A., & Anam. N., 2013. Manifesto Modernisasi Pendidikan Islam & Pesantren.Yogyakarta: PustakaPelajar.

Nugroho. A.S., 2015. “Kctcladanan dalam Kcpcmimpinan Kiai di Pondok Pesantren,” dalamJantra.Vol. 10, No. 1. Juni2015.

Nurdianto. S.A., & Sudrajat. A., 2016. “Pemikiran K.H. Abdullah Syukri Zarkasyi tentangKonsep Pendidikan yang Ideal di Indonesia (1985-2011),” dalam E JournalUniversitas Negeri Yogyakarta, diakses pada 15 Juni 2017 dari E-JournalUniversitas Negeri Yogyakarta: http://joumal.student.uny.ac.id/ojs/index.php/risalah/articlc/vicwFilc/1878/1600.

Nurhakim. M., 2011. “Imam Zarkasyi dan Pembaharuan Pesantren: Rekonstruksi AspekKurikulum, Menejemen dan Etika Pendidikan,” dalam Progresiva. Vol. 5, No.l.Dcscmbcr2011 .

Rifa'i. M., 2011. Sejarah Pendidikan Nasional dari Masa Klasikhingga Modern. Yogyakarta:Ar-Ruzz Media.

Sasono. A., Hafiduddin. D., & Sacfuddin. A.M., 1998. Solusi Islam alas Problemalika Umal;Ekonomi, Pendidikan, dan Dakwah.Jakarta: Gemalnsani Press.

Suryokusumo. S., 2016. Konsep Sistem Pertahanan Nonmiliter: Suatu Sistem PertahananKomplemen Sislem Pertahanan Milder dalam Perlahanan Rakyat Semesta.Yogyakarta:Yayasan Pustaka Obor Indonesia.

Tilaar. H.A.R., 2002.Paradigma BamPendidikan Nasional. Jakarta: Rineka Cipta.Warla Dunia Pondok Modem Darussalam Gonlor, Vol. 70, Sya'ban 1438/201 7.Yapono. A., 2015. “Filsafat Pendidikan dan Hidden Curriculum dalam Perspektif KH. Imam

Zarkasyi (1910-1985),” dalam Tsaqofah.Vol. 11, No. 2. November 2015.Zarkasyi. A.S., 2005. Manajemen Pesantren: Pengalaman Pondok Modern Gontor,

Ponorogo: Trimurti Press.Zarkasyi. I., 1981. Diktat Khutbah al-Iftitahdalam Pekan Perkenalan.Ponorogo: Darussalam

Press., 1997. Serba-Serbi Singkat tentang Pondok Modern Darussalam Gontor.Ponorogo: Darussalam Press.

Zuhri. S., 2001 . GurukuOrang-Orang dari Pesantren.Yogyakarta: LKiS.

190