Hubungan antara Gender dan Pengajaran Mata Kuliah Etika...

12
Hubungan antara Gender dan Pengajaran Mata Kuliah Etika Bisnis terhadap Nilai-Nilai Personal dan Kecenderungan Etik pada Mahasiswa Akuntansi . Gustina Jurusan Administrasi Bisnis Politeknik Negeri Padang Reni Endang Sulastri Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Padang Abstract This research is an empirical examination of the relationship of gender differences, business ethics teaching and personal values as well as professional ethics among accounting students of Padang State Polytechnic. The data was collected through questionnaires which consist of Likert scale anwers at 1-5 scales. There were 100 questionnaires being distributed to the respondents while 99 (or equal to 99 %) of them were returned. Only 98 questionnaires can be used to be analyzed. The findings show that there are significant differences pertaining to both personal values and ethical behaviors between males and females accounting students. While, there is no statistical difference between those who already taken business ethics subject and who has not taken with regard to either personal values or professional ethics. Key Words: Business Ethics, Gender, Personal values, professional ethics 1. Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Isu moral dan etika pada mahasiswa akuntansi mendapat sorotan yang tajam akhir-akhir ini. Kasus besar yang dialami oleh Enron, WorldCom dan beberapa perusahaan multinasional lainnya yang diiringi dengan kejatuhan Arthur Andersen, satu dari lima besar perusahaan audit pada saat itu, telah mempertanyakan kredibilitas, indepen- densi, objektifitas serta integritas para akuntan. Skandal besar di dunia akuntansi itu seakan membuka mata para praktisi dan pendidik di bidang akuntansi, bahwasanya etik dan moral tidak bisa dilepaskan dari protesi seorang akuntan. Meskipun paska skandal tersebut regulator di bidang akuntansi melakukan perubahan yang signifikan terhadap aturan kerja akuntan, seperti misalnya membatasi pemberian jasa konsultasi di luar jasa audit, namun tetap saja hal tersebut dianggap masih belum menyentuh akar permasalahannya (Cullinan,2004). Giacomino dan Eaton (2003) menyimpulkan bahwa permasalah-an substansialnya adalah nilai-nilai personal yang dimiliki seorang auditor. Singhapakdi dan Vitell (1993) memberikan bukti empirik dalam studi mereka bahwa nilai-nilai personal yang dimiliki seseorang akan mempengaruhi sikap, yang pada akhirnya menentukan bagaimana dia mengambil keputusan dalam bisnis. Lebih lanjut, pendapat ini didukung oleh Burdett (1998) dim ana ia menyimpulkan bahwa jika nilai-nilai personal yang dimiliki oleh seseorang sejalan dengan nilai dan tujuan perusahaannya, maka akan memberikan efektititas dan sinergi bagi kinerja organisasi secara keseluruhan. Hal yang menarik adalah kesimpulan penelitian Eaton dan Giacomino (2001) yang menunjukkan bahwasanya terdapat perbedaan sikap moral yang ditunjukkan oleh lulusan akuntansi antara laki-Iaki dan wanita. Lebih lanjut mereka menemukan akuntan perempuan cenderung lebih memperhatikan kepentingan organisasi- nya dibandingkan dengan akuntan laki- laki. Temuan ini sejalan dengan hasil penelitian sebelumnya oleh Sweeney (1995) yang menyimpulkan bahwa wanita

Transcript of Hubungan antara Gender dan Pengajaran Mata Kuliah Etika...

Hubungan antara Gender dan Pengajaran Mata Kuliah Etika Bisnis terhadap Nilai-Nilai Personal dan Kecenderungan

Etik pada Mahasiswa Akuntansi

. Gustina Jurusan Administrasi Bisnis Politeknik Negeri Padang

Reni Endang Sulastri Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Padang

Abstract

This research is an empirical examination of the relationship of gender differences, business ethics teaching and personal values as well as professional ethics among accounting students of Padang State Polytechnic. The data was collected through questionnaires which consist of Likert scale anwers at 1-5 scales. There were 100 questionnaires being distributed to the respondents while 99 (or equal to 99 %) of them were returned. Only 98 questionnaires can be used to be analyzed. The findings show that there are significant differences pertaining to both personal values and ethical behaviors between males and females accounting students. While, there is no statistical difference between those who already taken business ethics subject and who has not taken with regard to either personal values or professional ethics.

Key Words: Business Ethics, Gender, Personal values, professional ethics

1. Pendahuluan

1.1. Latar Belakang

Isu moral dan etika pada mahasiswa akuntansi mendapat sorotan yang tajam akhir-akhir ini. Kasus besar yang dialami oleh Enron, WorldCom dan beberapa perusahaan multinasional lainnya yang diiringi dengan kejatuhan Arthur Andersen, satu dari lima besar perusahaan audit pada saat itu, telah mempertanyakan kredibilitas, indepen­densi, objektifitas serta integritas para akuntan. Skandal besar di dunia akuntansi itu seakan membuka mata para praktisi dan pendidik di bidang akuntansi, bahwasanya etik dan moral tidak bisa dilepaskan dari protesi seorang akuntan. Meskipun paska skandal tersebut regulator di bidang akuntansi melakukan perubahan yang signifikan terhadap aturan kerja akuntan, seperti misalnya membatasi pemberian jasa konsultasi di luar jasa audit, namun tetap saja hal tersebut dianggap masih belum menyentuh akar permasalahannya (Cullinan,2004). Giacomino dan Eaton (2003) menyimpulkan bahwa permasalah-an substansialnya adalah

nilai-nilai personal yang dimiliki seorang auditor.

Singhapakdi dan Vitell (1993) memberikan bukti empirik dalam studi mereka bahwa nilai-nilai personal yang dimiliki seseorang akan mempengaruhi sikap, yang pada akhirnya menentukan bagaimana dia mengambil keputusan dalam bisnis. Lebih lanjut, pendapat ini didukung oleh Burdett (1998) dim ana ia menyimpulkan bahwa jika nilai-nilai personal yang dimiliki oleh seseorang sejalan dengan nilai dan tujuan perusahaannya, maka akan memberikan efektititas dan sinergi bagi kinerja organisasi secara keseluruhan.

Hal yang menarik adalah kesimpulan penelitian Eaton dan Giacomino (2001) yang menunjukkan bahwasanya terdapat perbedaan sikap moral yang ditunjukkan oleh lulusan akuntansi antara laki-Iaki dan wanita. Lebih lanjut mereka menemukan akuntan perempuan cenderung lebih memperhatikan kepentingan organisasi­nya dibandingkan dengan akuntan laki­laki. Temuan ini sejalan dengan hasil penelitian sebelumnya oleh Sweeney (1995) yang menyimpulkan bahwa wanita

Hubungan antara Gender dan Pengajaran Mata Kuliah Etika BIsnls terhadap Nila/-Nila/ Personal dan Kecenderungan Etlk pada Mahasiswa Akuntansi

lebih baik dalam hal perkembangan moral (moral development) di dunia kerja.

Loo (2002;2003) dari hasil penelitiannya menemukan bahwa perbedaan gender memberi pengaruh yang signifikan terha­dap keputusan, orientasi serta evaluasi yang membutuhkan pertimbangan moral dan etika didalamnya. Hasil penelitian itu juga menunjukkan bahwa wanita cende­rung lebih konsisten dalam masalah etika, yakni mereka lebih punya rasa tanggung jawab serta cenderung pada keadilan.

Kenyataan di atas memotivasi peneliti untuk melakukan studi empirik akan per­bedaan nilai-nilai personal dan kecen­derungan etika pad a mahasiswa jurusan akuntansi Politeknik Negeri Padang. Hal lain yang memberikan motifasi terhadap studi ini adalah tanggung jawab moral Politeknik sebagai perguruan tinggi yang bermottokan "Berakhlak Mulia, Berfikir Akademis dan Bertindak Profesional". Meskipun dalam perkuliahan di jurusan akuntansi terdapat mata kuliah etika bisnis, namun diperlukan pengujian secara empirik untuk mengetahui apakah pengajarannya selama ini telah efektif dalam memberikan perubahan terhadap moral dan etika mahasiswa.

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan tujuan penelitian diatas, maka peneliti memberikan fokus penelitian ini pada masalah berikut :

a) Bagaimanakah kecenderungan nilai-nilai personal mahasiswa akuntansi?

b) Apakah terdapat hubungan antara nilai-nilai personal yang dimiliki dengan perbedaan gender?

c) Apakah pengajaran mata kuliah etika bisnis memberikan pengaruh terhadap nilai-nilai personal mahasiswa akuntansi ?

d) Apakah perbedaan gender dan pengajaran mata kuliah etika bisnis berpengaruh terhadap kecende­rungan etika pada mahasiswa akuntansi?

1.3. Tinjauan Pustaka

1.3.1. Tipulugi t~ilai Personal dan Perbedaan Gender

Rokeach (1973) (seperti yang dikutip oleh Giacomino dan Eaton, 2003) seorang pionir yang melakukan penelitian nilai­nilai personal mendefinisikan nilai-nilai (values) sebagai suatu kecenderungan personal ataupun sosial seseorang yang mempengaruhi perilaku tertentu. Lebih lanjut, Rokeach mengklasifikasikan nilai­nilai personal dalam dua kelompok besar, yaitu : instrumental values (nilai instru­men) dan terminal values (nilai akhir) yang menunjukkan tingkatan nilai dalam manusia. Instrumental adalah proses, sedang terminal adalah tujuan akhimya. Instrumental values adalah cara-cara yang dilakukan untuk menuntun perilaku kearah tujuan akhir, yakni terminal values. Selanjutnya, instrumental values dibagi lagi dalam dua sub kategori, moral dan kompetensi. Instrumen moral lebih difokuskan pada penerapan kebiasaan moral dalam mencapai suatu tujuan, misalnya, pemaaf, kejujuran, penolong, rasa sayang, loyalitas, kepatuhan, sopan­santun, dan rasa bertanggung jawab. Sedangkan instrumen kompetensi adalah menggunakan kebiasaan kompeten dalam meraih tujuan yang tercakup dalam nilai-nilai berikut ini : ambisius, intelektual, bersih, imajinatif, independent, logis, dan bisa mengontrol diri.

Musser dan Orke (1992) kemudian mengelompokkan terminal value dalam kategori sosial dan personal. Dimana social terminal values akan berorientasi pada sesuatu selain dirinya sendiri, seperti misalnya : kedamaian dimuka bumi, keseimbangan dalam kehidupan sosial, Iingkungan yang terpelihara, keamanan keluarga, kebebasan, keamanan nasional, cinta yang dewasa, serta persahabatan yang abadi. Sedangkan kategori kedua, yaitu personal lebih berorientasi pada kebutuhan pribadi seperti : hidup pribadi yang nyaman, kesehatan, kesenangan,

12 Jurnal Akuntansl & Manajemen Vol 2 No.2 Desember 2007 ISSN 1858-3687 hal 11-21

Hubungan antara Gender dan Pengajaran Mata Kuliah Etika Bisnis terhadap Nilai-Nilal Personal dan Kecenderungan Etik pada Mahaslswa Akuntansi

penghargaan terhadap dirinya dan kedewasaan dalam bertindak.

Berdasarkan nilai-nilai personal ini, Mus­ser dan Orke (1992) mengelompokkan sistem nilai personal ke dalam matriks yang terdiri dari empat kategori sistem nilai, yakni Effective Crusader (Pejuang yang efektif), Virlous Advocate (penganjur kebajikan), Independent Maximizer (Memuaskan kepentingan sendiri) dan Honorable Egoist (egois tapi terhormat).

Tipe pertama, Effective Crusader adalah pribadi yang memiliki nilai instrumental kompetensi (competence instrumental values) sekaligus nilai akhir sosial (social terminal values) yang tinggi. Orang-orang pada kelompok ini peduli untuk mem­berikan pertolongan pada orang yang ada da/am lingkungan oranisasinya maupun lingkungan so sial secara umum. Akan tetapi, cara bagaimana pribadi dalam golongan ini mencapai tujuan organisasi dan sosialnya kadangkala tidak begitu memberikan pengaruh pada orang lain. Kelompok kedua, Virtous Advocates, yang oleh Musser dan Orke (1992) dicontohkan Mahatma Gandhi, adalah orang-orang yang mempunyai perhatian terhadap tujuan organisasi dan lingkungan sosialnya. Orang-orang dari kelompok ini bisa memberikan pengaruh pad a orang lain dalam hal cara ia mencapai tujuan organisasi dan lingkungan sosialnya.

Kelompok ketiga adalah Independent Maximizer, yakni orang-orang yang hanya memberikan perhatian pada tujuan dan kepentingan pribadinya saja. Mereka berusaha memenuhi kebutuhannya sendiri dan pada saat yang sama juga tidak memberikan pengaruh atau perhatian pada orang lain. Sedangkan kelompok terakhir adalah Honorable Egoist, yakni orang-orang yang menjadikan kepentingan pribadinya sebagai tujuan utama. Akan tetapi, mereka masih peduli akan moral dalam mencapai tujuan tersebut. Mereka sensitif terhadap kebutuhan dan kepentingan orang lain.

Giacomino dan Eaton (2003) melakukan studi untuk melihat perbedaan nilai-nilai personal yang dimiliki oleh lulusan akuntansi laki-Iaki dan wan ita dengan memakai matriks Musser dan Orke (1992). Disamping itu, Giacomino dan Eaton (2003) juga melihat hubungan antara usia dengan nilai-nilai personal. Hasil studi mereka menunjukkan bahwa wan ita lebih dominan dalam Virlous Advocate di bandingkan dengan laki-Iaki. Sebaliknya, lulusan akuntansi laki-Iaki lebih dominan dalam kelompok Independent Maximizer dibandingkan dengan perempuan. Sedangkan dalam hal umur, lulu san akuntansi yang lebih muda cenderung masuk dalam kategori Virlous Advocate dibandingkan dengan yang lebih tua.

Dari paparan diatas, dapat dikemukan sebuah asumsi bahwa jenis kelamin atau gender akan memberikan pengaruh yang berbeda terhadap nilai-nilai personal yang dimiliki oleh seseorang dalam dunia kerja. Sehingga, sebuah hipotesis dapat dirumuskan sebagai berikut :

H1: Terdapat perbedaan statistik yang signifikan antara mahasiwa akuntansi laki-Iaki dan perempuan dalam nilai­nilai personal yang mereka miliki.

Disamping mempengaruhi nilai-nilai personal, perbedaan gender juga mempengaruhi pilihan etika seseorang Loo (2002;2003), sehingga hipotesis kedua adalah :

H2: Terdapat perbedaan yang signifikan dalam hal kecenderungan etika antara mahasiswa akuntansi laki-Iaki dan perempuan

1.3.2. Etika dan Pengajaran Etika Bisnis di Perguruan Tinggi

Etika (ethics) diartikan sebagai kumpulan dari prinsip moral yang membedakan antara "salah" dengan "benar". (Brickley et.al,2002) mengungkapkan bahwa etika merupakan bagian dari filosofi yang teorinya sudah lahir sejak dari zaman

Jumal Akuntansl & Manajemen Vol 2 No.2 Desember 2007 ISSN 1858-3687 hal 11-21 13

Hubungan antara Gender dan Pengajaran Mata Kuliah Etika Bisnis terhadap Nilai-Nilai Personal dan Kecenderungan Etik pad a Mahasiswa Akuntansi

Aristoteles. Terdapatnya perbedaan dasar filosofi akan mempengaruhi perbedaan etis tidaknya suatu tindakan. Sebagai contoh, menurut teori egoisme, suatu perbuatan dianggap etis apabila memberikan manfaat jangka panjang bagi individu yang melakukannya. Sedangkan menurut utilitarian, sesuatu itu etis jika perbuatan memberikan dampak baik lebih besar daripada dampak buruknya bagi semua pihak yang terlibat dalam perbuatan tersebut. Sehingga Brickley et.al (2002) menyimpulkan bahwa tidak ada kesepakatan mengenai bagaimana suatu perbuatan dikatakan etis atau tidak.

Adanya multidimensi dalam mengukur etis atau tidaknya suatu perbuatan juga telah disadari oleh Reidenbach dan Robin (1990) serta Davis dan Welton(1991) sebelumnya. Mereka mengungkapkan bahwa untuk membuat suatu keputusan yang berkaitan dengan etika, seseorang kadangkala menggunakan lebih dari satu alasan dan rasional. Sehingga, Davis dan Welton(1991) mengadopsi model perkem-bangan moral Kohlberg guna menjelas-kan kecenderungan etika seseorang;

a. Tahap pre-konvensional, terdiri dari

• Tahap satu yaitu : dim ana seseorang sangat tergantung kepada peraturan dan hukuman dari atasannya

• Tahap kedua, dimana seseorang mengikuti peraturan jika sejalan dengan kepentingannya, berusaha menghindari hukuman, dan melakukan tawar-menawar dengan aturan.

b. Tahap konvensional , yang terdiri dari:

• Tahap tiga, berusaha mendapatkan persetujuan dari teman-teman dan keluarga, dan ingin menjadi lebih baik dimata sendiri

• Tahap empat, mematuhi hukum dan peraturan, berusaha

menghindari pelanggaran terhadap kepentingan sosial

c. Tahap post konvensional, terdiri dari:

• Tahap lima, kepedulian terhadap hak-hak orang lain, dan prinsip keadilan yang berlaku umum.

• Tahap enam, peduli terhadap prinsip moral yang konsisten, persamaan hak azazi manusia, dan menghormati harga diri individu.

Davis dan Welton(1991) kemudian menyimpulkan tahap yang dianggap baik bagi pribadi dan lingkungan sosialnya adalah ketika seseorang melewati tahap pertengahan konvensional. Karena adanya proses perkembangan moral dan beberapa ukuran etika, maka seseorang bisa dihadapkan pad a situasi yang disebut dengan dilemma etika. Glover,et.al (1997) menyebutkan dilemma etika bisa terjadi apabila terdapat konflik antara nilai yang dipercayai seseorang dengan nilai-nilai yang ada pada perusahaan tempat ia bekerja. Oleh sebab itu, seseorang bisa mengambil keputusan secara etis apabila mereka fokus pad a integritas moral yang tinggi. Jika tidak, maka keputusan yang dia ambil akan dipengaruhi oleh situasi pada saat ia mengalami dilemma etika terse but.

Saat ini banyak dibicarakan tentang pentingnya pengajaran etik di perguruan tinggi (Papes dan Diskin,2001). Ini bisa dipahami, karena banyaknya skandal yang dial ami dalam dunia bisnis akhir­akhir ini, mendorong para pendidik untuk lebih memberikan perhatinnya pada unsur etika dan moral terhadap mahasiswa yang dididiknya (Malone,2006). Yang menjadi perdebatan adalah apakah pengajaran etika harus dibuat dalam mata kuliah khusus, atau terintegrasi ke dalam setiap mata pelajaran.

14 Jumal Akuntansi & Manajemen Vol 2 No.2 Desember 20071SSN 1858-3687 hal 11-21

Hubungan antara Gender dan Pengajaran Mata Kuliah Etika Blsnls terhadap Nilai-Nilai Personal dan Kecendel1.llgan Etik pad a Mahaslswa Akuntansi

Louma (1998) berpendapat bahwa mengajarkan etika profesi dan aturan dalam bisnis kepada mahasiwa tidak menjamin mahasiswa akan menjadi lebih etls dan bermoral. Pendapat Ini didukung oIeh Wynd dan Mager (1989), dimana mereka menyimpulkan dari hasil studinya bahwa tldak ada pengaruh yang signifikan dari pengajaran mata kuliah etika bisnis terhadap perilaku dan moral mahasiswa. Penelitian yang dilakukan oleh Papes dan Diskin (2000;2001) terhadap mahasiswa dari kelompok bisnis juga menunjukkan hasil serupa. Meskipun ada yang berbeda, seperti Glenn (1992) yang menemukan pengaruh yang signifikan dari mata kuliah etika bisnis terhadap mahasiswa, akan tetapi tidak banyak hasil penelitian lain yang mendukung pendapat ini.

1.4. Metode Penelitian

1.4.1. Model Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan metode survey, dimana variabel yang akan diuji dalam penelitian ini ada empat, yaitu : gender, pengajaran mata kuliah etika bisnis, nilai personal ,dan kecenderungan etik. Masing-masing variable ini akan diuji dengan menggunakan kuisoner tertutup (closed-ended questionnaire). Kuisoner secara garis besar terdiri dari dua bag ian. Bagian pertama mengevaluasi nilai-nilai personal dimana untuk mengukur nilai­nilai personal tersebut, maka kuesioner dikembangkan dari model Giocomino dan Eaton (2003). Likert scale dalam skala 1 sampai 5 (sangat tidak penting-sangat penting) digunakan untuk melihat tingkat pentingnya suatu nilai bagi mahasiswa akuntansi.

Bagian kedua kuesioner mengevaluasi kecenderungan etika pada mahasiwa akuntansi yang akan diukur dengan pertanyaan yang dimodifikasi dari Davis dan Welton (1991). Likert scale dari 1 sampai 5 (sangat tidak setuju-sangat setuju) digunakan untuk melihat kecenderungan etika responden. Alasan penggunaan Likert Scale antara lain

untuk mengantisipasi terjadinya eror dalam penelitian, dimana dengan menyediakan skala jawaban yang lebih Iuas diharapkan dapat meminimalisir bias, random eror maupun sistematik eror (Andrews,1984).

Sedangkan perbedaan gender dan pengajaran mata kuliah etika bisnis mahasiswa diukur melalui data demograpis yang terdiri dari informasi personalnya seperti : jenis kelamin, umur, tingkatan kuliah, dan telah atau belum mengambil mata kuliah etika bisnis

1.4.2. Metode Pengumpulan Data dan Penentuan Sam pel

Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa jurusan akuntansi Politeknik Negeri Padang. Pemilihan mahasiswa jurusan akuntansi didasarkan banyaknya dilema moral dan etika yang dihadapi oleh para lulusan akuntasi di dunia kerja pada saat ini. Sehingga permasalahan, etika, moral, dan performa serta kepuasan kerja akan banyak dihadapi oleh mahasiswa akuntansi segera setelah mereka 5ele5ai dari pendidikan.

Sedangkan sample penelitian ditentukan dengan metode probability, tepatnya dengan metode cluster sampling. Dengan metrode cluster sampling, setiap anggota dari group yang berbeda akan dipilih secara random (Sekaran,2003). Ada dua group yang dijadikan sample penelitian ini, yakni kelompok mahasiswa akuntansi yang telah mengambil mata kuliah etika bisnis, dan kelompok mahasiswa akuntansi yang belum mengambil mata kuliah etika bisnis.

1.4.3. Hipotesa Penelitian

Dalam penelitian ini akan diuji hipotesis sebagai berikut :

H3: Tidak ada perbedaan yang signifikan antara mahasiswa akuntansi yang telah mendapatkan mata kuliah etika bisnis dengan

Jumal Akuntansi & Manajemen Vol 2 No.2 Desember 2007 ISSN 1858-3687 hal 11-21 15

Hubungan antara Gender dan Pengajaran Mata Kuliah Etika Bisnis terhadap Nilai-Nilal Personal dan Kecenderungan Etik pada Mahasiswa Akuntansi

yang belum dalam hal nilai-nilai personal mereka.

H4: Tidak ada perbedaan yang signifikan antara mahasiswa akutansi yang telah mendapatkan mata kuliah etika bisnis dengan yang belum dalam hal keeenderungan etika mereka. Melihat hubungan antara perbedaan gender dan pengajaran mata kuliah etika bisnis

1.4.4. Metode Pengolahan Data

Untuk melihat keeenderungan nilai-nilai personal yang dimiliki oleh lulu san akuntansi berdasarkan gendemya, ana lisa statistik dekriptif digunakan untuk menentukan mean, median dan modus data yang diperoleh. Setiap responden akan dikelompokkan ke dalam matriks nilai personal yang diraneang oleh Musser dan Orke (1992). Sedangkan untuk menguji semua hipotesis One-way analysis of Variance (ANOVA) digunakan untuk menentukan tingkat signifikan perbedaan. Untuk hipotesis pertama dan kedua jika hasil pengujian lebih keeil dari 0,05,maka berarti signifikan dan hipotesis bisa diterima dan menunjukkan perbedaan gender berpengaruh terhadap nilai-nilai personal dan keeenderungan etika. Sedangkan untuk hipotesis ketiga dan keempat, jika p value lebih besar dari 0,05, maka hipotesis diterima dan menunjukkan bahwa pengajaran mata kuliah etika bisnis tidak berpengaruh terhadap nilai-nilai personal mahasiswa akuntansi dan sebaliknya.

2. Pembahasan

2.1. Data Responden

Responden adalah mahasiswa jurusan akuntansi yang terdiri dari mahasiswa tahun III yang telah mengambil mata kuliah etika bisnis dan mahasiswa tahun II yang belum mengambil mata kuliah etika bisnis. Dari 100 kuesioner yang disebarkan 99 kuesioner yang dikembalikan oleh responden (99%). Satu

kuesioner dinyatakan tidak valid karena ada data yang tidak diisi dan beberapa yang raneu (isian sama untuk semua pertanyaan). Karena itu kuesioner yang telah diolah berjumlah 98. Untuk lebih jelasnya data responden tampak pad a tabel dibawah ini :

Tabel1 Data Responden

Dari data yang disajikan diatas terlihat sedikit ketidakseimbangan antara jumlah mahasiswa yang laki-laki dan perempuan. Hal ini disebabkan karena pada kenyataannya jumlah mahasiswa perempuan pada jurusan akuntansi selalu lebih banyak. Perbandingan mereka kira­kira 3 : 1.

2.2. Analisis Data

2.2.1. Analisis Deskriptif

Statistik Deskriptif digunakan untuk menguji hipotesa. Yaitu dengan menjelaskan dan menerangkan keeenderungan memusat dari data mentah dengan bentuk rata-rata hitung, median dan modus data. Dari data ini dapat dilihat dan diketahui sebaran data dan ukuran pemusatan data.

Sesuai dengan Likert scale dari 1 sampai 5 maka nilai tertinggi untuk pertanyaan yang menyangkut nilai personal adalah 180 (5 x36). Sedangkan nilai tertinggi untuk keeenderungan etika adalah 75 (5 x 15).

16 Jurnal Akuntansl & Manajemen Vol 2 No.2 Desember 20071SSN 1858-3687 hal 11-21

Hubungan antara Gender dan Pengajaran Mata Kuliah Etika Bisnls terhadap Nilai-Nilal Personal dan Kecenderungan Etik pad a Mahasiswa Akuntansi

terminal value

instrumen value

profeslonal etik

jenls kelamin

ValidN (listwise)

Tabel3 Descriptive Statistics

N Min Max Sum Mean

98 60 90 7884 80,45

98 62 90 7871 80,32

98 22 68 4259 43,46

98 1 2 135 1,38

98

Std. Dev.

7,125

7,589

9,210

,487

Pada tabel di atas terlihat bahwa dari 98 responden, berdasarkan gendernya, nilai-nilai personalnya yang terdiri dari terminal value dan instrumental values memiliki nilai rata-rata yang hampir sama dengan standar deviasi yang tidak jauh berbeda pula. Total untuk terminal value dan instrumental values masing-masing adalah 7884 dan 7871 dengan nilai minimun adalah 60 dan 62. Selanjutnya nilai maksimum untuk terminal dan instrumental values adalah sama besar yaitu 90. Standar deviasi yang sangat keeil (tidak lebih dari 20 % dari mean) menunjukkan variasi yang kecil.

Pada Profesional etik terlihat rata-ratanya adalah 43,46 dengan standar deviasi yang lebih besar dibandingkan nilai-nilai personal yaitu 9,210. Total profesional etikpun jauh lebih kecil, yaitu 4259 dengan nilai maksimum dan minimum adalah 68 dan 22. Stan dar deviasi yang cukup besar (Iebih dari 20 % dari mean) menunjukkan adanya variasi yang cukup besar, artinya adanya kesenjangan yang cukup besar antara nilai profesional etik yang tertinggi dengan yang terendah.

2.2.2. Pengujian Hipotesis

Sebagaimana diuraikan sebelumnya bahwa menganalisa data secara kuantitatif akan digunakan alat uji One­Way analysis of Variance (ANOVA) yang akan digunakan untuk menentukan tingkat signifikan perbedaan.

Hipotesis yang akan kita uji pertama adalah:

Ho: Tidak terdapat perbedaan statistik yang signifikan antara mahasiswa laki-laki dan perempuan dalam nilai­nilai personal yang mereka miliki.

H1: Terdapat perbedaan statistik yang signifikan antara mahasiswa laki-Iaki dan perempuan dalam nilai - nilai personal yang mereka miliki.

Dasar pengambilan keputusan adalah:

• Jika probabilitas > 0,05 maka Ho diterima

• Jika probabilitas < 0,05 maka Ho ditolak

Karena nilai - nilai personal yang di teliti terdiri dari terminal dan instrumental values maka akan dianalisa satu persatu.

wanlta

lakl-Iaki

Total

Tabel4 Descriptives Terminal value

95%

N Mean Std. Std. Confidence Dev. Error Interval for

Mean lower Upper Bound Bound

61 82,97 5,762 ,738 81,49 84,44

37 76,30 7,280 1,197 73,87 78,72

98 80,45 7,125 ,720 79,02 81,88

Mi M n ax

66 90

60 88

60 90

Pada bagian ini terlihat ringkasan statistik. Terlihat sekilas adanya perbedaan rata-rata nilai personal yang dimiliki mahasiswa laki-Iaki dan perempuan. Berikut akan ditampilkan tabel Anova untuk terminal Value.

Between ~roups ~thin Groups trotal

Tabel5 ANOVA terminal value

Sum of df

Mean Squares Square F

1024,581 1 1024,581 25,223

3899,664 96 40,622

~924,245 97

Sig.

,OOC

Jumal Akuntansl & ManaJemen Vol 2 No.2 Desember 2007 ISSN 1858-3687 hal 11-21 17

Hubungan anlara Gender dan Pengajaran Mala Kuliah Elika Blsnis lerhadap Nilai-Nilai Personal dan Kecenderungan Elik pada Mahasiswa Akunlansl

Pada tabel 5 terlihat F hitung adalah 25,223 sedangkan probabilitasnya adalah 0,000. Berdasarkan F tabel diperoleh angka 3,84. ini menunjukkan bahwa angka F hitung jauh di atas F tabel, dan probabilitas yang ditunjukkan < 0,05 sehingga Ho di tolak. Artinya memang terdapat perbedaan statistik yang signifikan antara mahasiswa laki - laki dan perempuan dalam nilai - nilai personal yang mereka miliki. Demikian pula dengan instrumen Value.

Tabel 6 memperlihatkan bahwa F hitung yang diperoleh adalah 12,030 dengan tingkat probabilitas 0,001. Seperti halnya pada tabel 5, diperoleh F tabel sebesar 3,84 yang berarti F hitung jauh lebih besar dari pada F tabel. Probabilitas 0,001 yang terlihat di tabel ternyata < 0,05 sehingga Ho di tolak. Oleh karena itu bisa dipakai simpulan yang ada di terminal value.

Tabel6 ANOVA Instrumental values

Sum of df Mean F Sig. Squares Square

Between 622,175 1 622,175 12,030 ,001 Groups Within 4965,019 96 51,719 Groups olal 5587,194 97

Hipotesis kedua yang akan diuji adalah:

Ho: Tidak terdapat perbedaan yang signifikan dalam hal kecenderungan etika (profesional etik ) antara mahasiswa laki - laki dan perempuan

H2: Terdapat perbedaan yang signifikan dalam hal kecenderungan etika (profesional etik) antara mahasiswa laki - laki dan perempuan

Dasar pengambilan keputusan adalah :

• Jika probabilitas > 0,05 maka Ho diterima

• Jika probabilitas < 0,05 maka Ho ditolak

Tabel7 ANOVA Professional ethic

Sum of df Mean F Sig. Squares Square

Between 602,736 1 602,736 7,588 ,001 Groups Wilhin 7625,601 96 79,433 Groups Tolal 8228,337 97

Pad a tabel 7 kita peroleh F hitung adalah 7,588 dengan tingkat probabilitas 0,007. Dari tabel diperoleh F Tabelnya adalah 3,84. Hal ini menunjukkan bahwa F tabel jauh lebih kecil dari F hitung ( 7,588) sehingga berada di daerah penolakan. Dari jumlah probabilitas ( 0.007 ) yang jauh < 0,05 maka di ambil simpulan Ho di tolak dan H2 diterima. Dengan kata lain memang ada perbedaan yang signifikan dalam hal kecenderungan etika ( profesional etik ) antara mahasiswa laki­laki dan perempuan

Hipotesis ketiga yang akan diuji adalah:

H3: Tidak Ada perbedaan yang signifikan antara mahasiswa akuntansi yang telah mendapatkan mata kuliah etika bisnis dengan yang belum dalam hal nilai - nilai personal mereka

Dasar pengambilan keputusan adalah :

• Jika probabilitas > 0,05 maka Hipotesis diterima

Perhatikan Tabel dibawah ini :

sudah

belum

Total

Tabel8 Descriptives Terminal values

95%

N Mean Std. Std. Confidence Oev. Error I nterval for

Mean Lower Upper Bound Bound

47 81,02 5,467 ,797 79,42 82,63

51 79,92 8,390 1,175 77,56 82,28

98 80,45 7,125 ,720 79,02 81,88

Min Ma x

69 90

60 90

60 90

18 Jumal Akuntansi & Manajemen Vol 2 No.2 Desember 20071SSN 1858-3687 hal 11-21

Hubungan antara Gender dan Pengajaran Mata Kuliah Etika Bisnis terhadap Nilai-Nilai Personal dan Kecenderungan Etik pad a Mahasiswa Akuntansi

Pada tabel 8 dapat kita lihat berdasarkan etika bisnisnya ( sudah mengambil mata kuliah atau belum) terlihat jumiah rata­rata yang cukup berarti. Standar deviasi nya terlihat pun cukup besar. Ini menunjukkan bahwa adanya variasi yang cukup besar antara kedua data-data tersebut.

Tabel9 ANOVA Terminal values

Sum of df Mean F Sig. Squares Square

Between 29,580 1 29,580 ,580 ,448 Groups Within 4894,665 96 50,986 Groups Irotal 4924,245 97

Pada tabel 9 terlihat F hitung adalah 0,580 dengan tingkat probabilitas sebesar 0,448. Karena memiliki df yang sama dengan sebelumnya, diperoleh F tabel sebesar 3,84. Angka ini menunjukkan bahwa F hitung lebih kecil F tabel sehingga F hitung terletak pada daerah Hipotesis diterima maka dapat di tarik kesimpulan bahwa Tidak ada perbedaan yang signifikan antara mahasiswa akuntansi yang telah mendapatkan mata kuliah etika bisnis dengan yang belum dalam hal nilai - nilai personal mereka atau pengajaran mata kuliah etika bisnis tidak berpengaruh terhadap nilai personal.

Between Groups Within Groups Total

Tabel 10 ANOVA

Instrumental values Sum of df Mean Squares Square

72,576 1 72,576

5514,617 96 57,444

5587,194 97

F Sig.

1,263 ,264

Demikian pula halnya dengan instrumen value, sehingga menghasilkan kesimpulan yang sama. Hipotesis yang keempat yang akan diuji adalah:

H4: Tidak ada perbedaan yang signifikan antara mahasiswa akuntansi yang telah mendapatkan mata kuliah etika bisnis dengan yang belum dalam hal kecenderungan etika (profesional etik) mereka.

Dasar pengambilan keputusan adalah :

• Jika probabilitas > 0,05 maka Hipotesis diterima

Perhatikan Tabel berikut ini :

Tabel11 ANOVA Professional ethic

Sum of df Mean F Sig. Squares Square

Between 31,630 1 31,630 ,370 ,544 Groups Within 8196,707 96 85,382 Groups Total 8228,337 97

Pada tabel 11 diatas, dapat kita lihat F hitung yang diperoleh adalah 0,370 dan tingkat probabilitas 0,544. Pad a F tabel diperoleh angka 3,84 yang berartisangat jauh besarnya dari F hitung. Probabilitas yang ada (0,544) pun> 0,05 seperti yang di jadikan dasar keputusan sehingga hipotesis di atas dapat diterima. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan antara mahasiswa yang telah mengambil mata kuliah etika bisnis dengan profesional etik (kecenderungan etikanya).

3. Kesimpulan dan Saran

3.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan, baik analisis deskriptif maupun analisis kuantitatif terhadap data yang diperoleh maka didapatkan beberapa kesimpulan antara lain:

1. Berdasarkan analisis deskriptif diperoleh bahwa nilai rata - rata untuk kecenderungan nilai - nilai personal mahasiswa akuntansi

Jumal Akuntansi & Manajemen Vol 2 No.2 Desember 2007 ISSN 1858-3687 hal 11-21 19

Hubungan antara Gender dan Pengajaran Mata Kuliah Etika Bisnis terhadap Nilai-Nilai Personal dan Kecenderungan Etik pada Mahaslswa Akuntansi

berdasarkan gendernya hampir merata dengan tingkat deviasi standar yang hampir merata pula.

2. Berdasarkan analisis kuantitataif untuk menguji hipotesis dengan alat uji One-way analysis variance (ANOVA) diperoleh hasil bahwa

• terdapat perbedaan yang signifikan antara mahasiswa akuntansi berdasarkan gender dalam nilai-nilai personalnya

• terdapat perbedaan yang signifikan dalam hal kecende­rungan etika (profesional etika) antara mahasiswa akuntansi laki­laki dan perempuan

• tidak ada perbedaan yang berarti antara mahasiswa akuntansi yang telah mengambil mata kuliah etika bisnis dengan yang belum dalam hal nilai-nilai personal mereka

• tidak ada perbedaan yang berarti antara mahasiswa akuntansi yang telah mengambail mata kuliah etika bisnis dengan yang belum dalam hal kecenderungan etika (profesional etik).

3.2. Saran-Saran

Daftar Pustaka

Abdul Hamid,F,2006, Accounting Research Method, Course Notes, International Islamic University Malaysia, unpublished.

Andrews,F.M. 1984,· Construct Validity and error components of survey methods: A structural modeling approach, Public Opinion Quarterly, Vol.48, pp.409-42.

Betz, M, O'Connell,L, and Shepard,J.M, 1989, Gender differences in proclivity for unethical behaviour, Journal of Business Ethics, No.8,pp.321-324.

Brickley J.A, Smith Jr, C.W, and Zimmerman, J.L.2002, Busines ethics and organizational architecture, Journal of Banking and Finance, No.26,pp.1821-1835.

Burdett,J.D,1998, Beyond values exploring the twenty-first century organization, Journal of Management development, Vol.17, No.1, pp, 27-43.

Cohen J.R, Pant,L.W, and Sharp, D.J, 1998, The effect of gender and academic discipline diversity on the ethical evaluations, ethical intentions, and ethical orientations of potential public accounting recruits, Accounting Horizons,Vol.12, No.3,pp.250-270.

Cullinan,C,2004. Enron as a symptom of audit process breakdown: can the Sarbanes-Oxley Act cure the disease? Critical Perspectives on Accounting, Vol. 15 pp.853-864

Davis, J.R..,and Welton, R.E, 1991, Professional Ethics: Business student's perceptions, Journal of Business Ethics, No.10,pp.451-463.

EatonT.V. and Giacomino, D.E. 2001, An examination of personal values: Differences between accounting students and managers and differences between genders, Teaching Business Ethics. Vol 5, pp.213-229.

Finegan,J, 1994, The impact of personal values on judgments of ethical behaviour in the workplace, Journal of Business Ethics, No.13,pp.747-755.

Giacomino,D.E and Eaton,T.V, 2003, Personal values of accounting alumni: an empirical examination of differences by gender and age, Journal of Managerial Issues,Vol.15, NO,3,pp.369-380.

20 Jumal Akuntansi & Manajemen Vol 2 No.2 Desember 20071SSN 1858-3687 hal 11-21

Hubungan antara Gender dan Pengajaran Mata Kuliah Etika Bisnis terhadap Nilai-Nilai Personal dan Kecenderungan Etik pada Mahasiswa Akuntansi

Glover, S.H, Bumpus, M.A, Logan,J.E, and Ciesla,J.R, 1997, Re-examining the influence of individual values on ethical decision making, Journal of Business Ethics, No.16,pp.1319-1329.

Glover, S.H, Bumpus, M.A,Sharp, G.F, and Munchus,G.A, 2002, Gender differences in ethical decision making, Women in Management Review, VoI.17,No.5,pp.217-227.

Lane,J.C,1995,Ethcis of business students: some marketing perpective, Journal of Business Ethics,Vol,14,pp.571-580.

Louma, G.A,1998,Can ethics be thaught ? Business and Economic Reviews, Vol 3.No.1 ,pp. 3-5.

Loo,R,2002, Tackling ethical dilemmas in project management using vignettes, International Journal of Project Management, No.20,pp.489-495.

Loo,R, 2003, Are women more ethical than men? Findings from three independent studies, Women in Management Review, Vol. 18,No.4, pp.169-181.

Malone,F.L, 2006, The ethical attitudes of Accounting students, The Journal of American Academy of Business, Cambridge, VoI.8,No.1,pp.142-146.

Musser,S.J. and Orke,E,1992, Ethical value system: A typology. The journal of applied behavioral science. Vol 28. No. 3.pp.348-362.

Papes,S.C, and Diskin, B.A, 2000, Ethical perspectives : are future marketers any different ? Teaching Business Ethics, VoI.4,No.2,pp.207-220.

Papes,S.C, and Diskin, B.A,2001, Colleges courses in ethics: do they rally make a difference ? The International Journal of Educational

Management, VoI.15,No.7,pp.347-353.

Profil Politeknik Universitas Andalas, available at www.polinpdg.ac.id.

Reidenbach,R.E and Robin,D.P, 1990,Towards the development of a multidimensional scale for improving evaluations of business ethics, Journal of Business Ethics, No.9.pp.639-653.

Schul, P.L. and Wren, B.M.1992, The Emerging Role of Women in Industrial Selling: A Decade of Change, Journal of Marketing Vol. 56, No.3, pp. 38-54.

Sekaran,U,2003.Research Methods for Business: A skill building approach, John Willey & Son, Inc, New York, US.

Singhapakdi,A. and Vitell,S.J.1993, Personal and professional values underlying the ethical judgment of marketers. Journal of Business ethics, No 12,No.7, pp.525-533.

Smith,M,2003,Research Accounting, Sage London,UK.

Methods in Publication,

Sweeney,J.1995, The moral expertise of auditors : an exploratory analysis. Research on Accounting Ethics.Vol.· 1 pp.213-234.

Wynd, W.R, and Mager,J, 1989,The business and society courses: does it change student attitude? Journal of Business Ethics,VoI.8,pp.487-491.

Jumal Akuntansi & Manajemen Vol 2 No.2 Desember 20071SSN 1858-3687 hal 11-21 21