Hong Kong Dollar Singapore Dollar EKONOMI MINGGUAN Edisi ... fileKementrian Koordinator EKONOMI...

5
EKONOMI MINGGUAN Edisi 4 / 2 / 2019 Kementrian Koordinator Bidang Perekonomian Date Country Release Current Previous 13-Feb Industrial Production YoY DEC -4% -3% 14-Feb GDP Growth Rate YoY 2nd Est Q4 0.012 0.016 15-Feb Balance of Trade DEC €17B €19.7B 11-Feb Retail Sales YoY DEC 7.70% 3.40% 15-Feb Balance of Trade JAN $-1.16B $-1.03B 13-Feb GDP Growth Annualized Prel Q4 0.014 -0.026 15-Feb Industrial Production YoY Final DEC -1.90% 1.50% Euro Area Japan Indonesia PASAR VALAS Kurs 15-Feb-19 Percentage Change (%wtw) Movement Indonesia 14,154.00 Eropa 1.13 Inggris 1.29 Jepang 110.47 Tiongkok 6.77 Dollar Index 96.90 -1.41 -0.24 -0.42 -0.67 -0.28 0.21 IDR EUR GBP JPY CNY DXY PERINGKAT NILAI TUKAR 0.63% 0.11% -0.02% -0.02% -0.35% -0.41% -0.42% -0.44% -0.67% -0.68% -1.30% Thai Baht Indian Rupee Hong Kong Dollar Singapore Dollar Taiwanese Dollar Chinese Renminbi Malaysian Ringgit South Korean Won Japanese Yen Philippine Peso Indonesian Rupiah PASAR SAHAM Kurs 15-Feb-19 Movement Indonesia 6,389.09 Tiongkok 25,883.25 Eropa 3,004.46 Inggris 20,900.63 Jepang 2,682.39 -2.03 3.09 3.04 2.79 2.45 JCI DJI SX5P NKY SHCOMP Percentage Change (wtw) PERINGKAT INDEKS SAHAM 7.95% 7.60% 7.56% 5.93% 5.57% 4.67% 4.43% 3.47% 3.14% -0.10% -0.72% Hong Kong Korea Selatan Tiongkok Filipina Singapura Thailand Jepang Taiwan Indonesia Malaysia India Date Country Release Current Previous 14-Feb Balance of Trade JAN $39.16B $57.06B 13-Feb GDP Growth Annualized Prel Q4 1.40% -2.60% 12-Feb API Crude Oil Stock Change FEB/08 -0.998M 2.514M 13-Feb Inflation Rate YoY JAN 1.6% 1.9% 11-Feb GDP YoY DEC 0.01 0.015 11-Feb Balance of Trade DEC £-3.229B £-3.615B 13-Feb Inflation Rate YoY JAN 1.80% 2.10% UK US China PASAR UANG Kurs 15-Feb-19 Movement (wtw) Movement (ytd) Movement Yield 8.05 PUAB 7.02 Overnight 5.81 0.00 -0.09 -0.24 0.00 -5.50 -0.29 FOREIGN INVESTMENT (20.30) (120.00) (100.00) (80.00) (60.00) (40.00) (20.00) - 11-Feb 12-Feb 13-Feb 14-Feb 15-Feb Foreign Investment on Stocks (Million USD) (98.60) (200.00) (100.00) - 100.00 200.00 11-Feb 12-Feb 13-Feb 14-Feb 15-Feb Foreign Investment on Government Bonds (Million USD) ALIRAN DANA ASING Saham Obligasi Periode (Saham/Obligasi) Indonesia 761.4 1,967.9 Per 15 Feb 2019 / 13 Feb 2019 AS -129,543.0 283,818.0 Per 31 Des 2018 / 31 Des 2018 Filipina 427.1 4,620.1 Per 15 Feb 2019 / 1 Okt 2018 India 283.4 -384.1 Per 14 Feb 2019 Malaysia 224.5 -422.4 Per 14 Feb 2019 / 31 Jan 2018 Thailand -51.2 -435.0 Per 15 Feb 2019 Tiongkok -11,104.5 66,542.2 Per 31 Des 2018 / 15 Feb 2019 Vietnam 148.0 Per 15 Feb 2019 / 31 Des 2019 PASAR KOMODITAS MINERAL Kurs 15-Feb-19 Movement Percentage Change (%wtw) Batu Bara 94.85 Brent 66.25 Emas 1,322.49 Nikel 12,321.00 Tembaga 279.85 WTI 55.59 -2.42 6.68 0.62 -1.45 -0.43 5.44 Brent WTI PASAR KOMODITAS PERTANIAN Kurs 15-Feb-19 Movement Percentage Change (%wtw) Beras 10.09 CPO 2,254.00 Gandum 507.00 Gula 13.00 Kedelai 921.50 -0.19 -0.53 0.24 1.36 1.36 Rilis Mingguan (11 Feb - 15 Feb 2019)

Transcript of Hong Kong Dollar Singapore Dollar EKONOMI MINGGUAN Edisi ... fileKementrian Koordinator EKONOMI...

EKONOMI MINGGUAN

Edisi

4 / 2 / 2019 Kementrian Koordinator

Bidang Perekonomian

Date Country Release Current Previous

13-Feb Industrial Production YoY DEC -4% -3%14-Feb GDP Growth Rate YoY 2nd Est Q4 0.012 0.01615-Feb Balance of Trade DEC €17B €19.7B11-Feb Retail Sales YoY DEC 7.70% 3.40%15-Feb Balance of Trade JAN $-1.16B $-1.03B13-Feb GDP Growth Annualized Prel Q4 0.014 -0.02615-Feb Industrial Production YoY Final DEC -1.90% 1.50%

Euro Area

Japan

Indonesia

PASAR VALAS

Kurs 15-Feb-19 Percentage Change (%wtw) Movement

Indonesia 14,154.00

Eropa 1.13

Inggris 1.29

Jepang 110.47

Tiongkok 6.77

Dollar Index 96.90

-1.41

-0.24

-0.42

-0.67

-0.28

0.21

IDR

EUR

GBP

JPY

CNY

DXY

PERINGKAT NILAI TUKAR

0.63%

0.11%

-0.02%

-0.02%

-0.35%

-0.41%

-0.42%

-0.44%

-0.67%

-0.68%

-1.30%

Thai Baht

Indian Rupee

Hong Kong Dollar

Singapore Dollar

Taiwanese Dollar

Chinese Renminbi

Malaysian Ringgit

South Korean Won

Japanese Yen

Philippine Peso

Indonesian Rupiah

PASAR SAHAM

Kurs 15-Feb-19 Movement

Indonesia 6,389.09

Tiongkok 25,883.25

Eropa 3,004.46

Inggris 20,900.63

Jepang 2,682.39

-2.03

3.09

3.04

2.79

2.45

JCI

DJI

SX5P

NKY

SHCOMP

Percentage Change (wtw)

PERINGKAT INDEKS SAHAM

7.95%

7.60%

7.56%

5.93%

5.57%

4.67%

4.43%

3.47%

3.14%

-0.10%

-0.72%

Hong Kong

Korea Selatan

Tiongkok

Filipina

Singapura

Thailand

Jepang

Taiwan

Indonesia

Malaysia

India

Date Country Release Current Previous

14-Feb Balance of Trade JAN $39.16B $57.06B13-Feb GDP Growth Annualized Prel Q4 1.40% -2.60%12-Feb API Crude Oil Stock Change FEB/08 -0.998M 2.514M13-Feb Inflation Rate YoY JAN 1.6% 1.9%11-Feb GDP YoY DEC 0.01 0.01511-Feb Balance of Trade DEC £-3.229B £-3.615B13-Feb Inflation Rate YoY JAN 1.80% 2.10%

UK

US

China

PASAR UANG

Kurs 15-Feb-19 Movement (wtw) Movement (ytd) Movement

Yield 8.05

PUAB 7.02

Overnight 5.81 0.00

-0.09

-0.24

0.00

-5.50

-0.29

FOREIGN INVESTMENT

(20.30)

(120.00)

(100.00)

(80.00)

(60.00)

(40.00)

(20.00)

-

11

-Fe

b

12

-Fe

b

13

-Fe

b

14

-Fe

b

15

-Fe

b

Foreign Investment on Stocks

(Million USD)

(98.60) (200.00)

(100.00)

-

100.00

200.00

11

-Fe

b

12

-Fe

b

13

-Fe

b

14

-Fe

b

15

-Fe

b

Foreign Investment on Government Bonds (Million USD)

ALIRAN DANA ASING

Saham Obligasi Periode (Saham/Obligasi)

Indonesia 761.4 1,967.9 Per 15 Feb 2019 / 13 Feb 2019

AS -129,543.0 283,818.0 Per 31 Des 2018 / 31 Des 2018

Filipina 427.1 4,620.1 Per 15 Feb 2019 / 1 Okt 2018

India 283.4 -384.1 Per 14 Feb 2019

Malaysia 224.5 -422.4 Per 14 Feb 2019 / 31 Jan 2018

Thailand -51.2 -435.0 Per 15 Feb 2019

Tiongkok -11,104.5 66,542.2 Per 31 Des 2018 / 15 Feb 2019

Vietnam 148.0 Per 15 Feb 2019 / 31 Des 2019

PASAR KOMODITAS MINERAL

Kurs 15-Feb-19 Movement Percentage Change (%wtw)

Batu Bara 94.85

Brent 66.25

Emas 1,322.49

Nikel 12,321.00

Tembaga 279.85

WTI 55.59

-2.42

6.68

0.62

-1.45-0.43

5.44

Brent WTI

PASAR KOMODITAS PERTANIAN

Kurs 15-Feb-19 Movement Percentage Change (%wtw)

Beras 10.09

CPO 2,254.00

Gandum 507.00

Gula 13.00

Kedelai 921.50

-0.19 -0.53

0.241.36 1.36

Rilis Mingguan (11 Feb - 15 Feb 2019)

Asisten Deputi Moneter dan Neraca Pembayaran

Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan

Kementerian Koordinator

Bidang Perekonomian

Menggali Leading Sector Industri Pengolahan

Sektor industri pengolahan merupakan

salah satu sektor penting dalam pembangunan

ekonomi nasional. Sektor ini menjadi motor

penggerak perekonomian Indonesia karena

memberikan kontribusi yang cukup signifikan

pada pertumbuhan ekonomi. Sektor industri

pengolahan merupakan sektor yang cukup

stabil dan menjadi salah satu penopang

perekonomian negara di tengah ketidakpastian

perekonomian dunia dengan tingkat

pertumbuhan yang positif.

Grafik 1. Pertumbuhan dan Kontribusi Sektor Industri Pengolahan

Sumber : Tabel Input Output Indonesia 2010, diolah

Sektor industri pengolahan

memberikan kontribusi terbesar terhadap

perekonomian nasional, namun sejak 2005

pertumbuhan industri pengolahan selalu di

bawah pertumbuhan ekonomia (PDB) serta

diikuti kontribusinya yang terus menurun.

Mengingat pentingnya sektor ini dalam upaya

untuk meningkatkan laju pertumbuhan

ekonomi nasional, dimana saat ini Indonesia

tengah berada dalam transisi dari

perekonomian yang berbasis agraris menjadi

perekonomian semi-industrial, maka

diperlukan strategi dan kebijakan yang tepat

agar dapat kembali mengangkat kinerja sektor

industri pengolahan. Salah satu strategi yang

dapat dilakukan adalah dengan menganalisis

potensi yang dimiliki oleh masing-masing

sektor. Alat analisis yang dapat digunakan

untuk melihat potensi suatu sektor salah

satunya adalah dengan menggunakan analisis

keterkaitan antarsektor.

Dalam analisis keterkaitan antarsektor

tersebut terdapat dua macam indeks yaitu

indeks daya penyebaran (DP) dan indeks

derajat kepekaan (DK). Kedua indeks ini

mampu melihat sektor yang mampu

merangsang pertumbuhan ekonomi dan

memiliki kepekaan yang tinggi. Sektor yang

memiliki nilai tambah tinggi belum tentu

memiliki indeks DP dan indeks DK yang tinggi.

Sektor dengan nilai indeks DP dan indeks DK

yang tinggi merupakan sektor kunci bagi

pembangunan ekonomi (leading sector). Oleh

karena itu, tulisan ini bertujuan untuk

mengidentifikasi subsektor yang menjadi

leading sector dari sektor industri pengolahan

dengan menggunakan Tabel Input Output

Indonesia tahun 2010, sehingga dapat

membantu dalam pengembangan sektor

industri pengolahan yang lebih terarah dan

tepat dalam rangka kembali meningkatkan

pertumbuhannya.

Berdasarkan Tabel Input-Output Indo-

nesia tahun 2010 total permintaan barang dan

jasa di Indonesia adalah sebesar Rp13.109,12

triliun. Sektor industri pengolahan memiliki

nilai permintaan terbesar yaitu Rp4.370,81 tri-

liun atau berkontribusi sebesar 33,34% dari to-

tal permintaan di Indonesia. Dari total per-

mintaan sektor industri pengolahan tersebut

sebagian besar yaitu 48,02% digunakan untuk

permintaan antara, sedangkan sisanya yaitu

31,14% digunakan untuk permintaan akhir do-

mestik dan 20,85% digunakan untuk per-

mintaan ekspor. Sementara jika dilihat dari sisi

penawarannya, hampir sebagian besar per-

mintaan akan sektor industri pengolahan di-

penuhi oleh output dalam negeri yaitu men-

capai 88,50%, sedangkan sisanya sebesar

11,50% berasal dari impor.

Asisten Deputi Moneter dan Neraca Pembayaran

Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan

Kementerian Koordinator

Bidang Perekonomian

Tabel 1. Struktur Permintaan dan Penawaran Sektor Industri Pengolahan

Uraian Nilai (Rp. Tri-

liun)

Persentase

(%)

Penawaran 4.370,82 100,00

Output Domestik 3.868,20 88,50

Impor 502,62 11,50

Permintaan 4.370,82 100, 00

Permintaan Antara 2.098,66 48,02

Permintaan Akhir Do-

mestik 1.360,92 31,14

Ekspor 911,24 20,85

Sumber : Tabel Input Output Indonesia 2010, diolah

Besarnya kontribusi untuk permintaan

antara pada sektor industri pengolahan

menunjukkan bahwa sektor ini memiliki

peranan yang besar dari output yang

dihasilkannya terhadap sektor-sektor

perekonomian lainnya seperti terlihat pada

angka keterkaitan sektor ini terhadap sektor

lainnya baik pada keterkaitan kedepan

(forward linkage) maupun keterkaitan

kebelakang (backward linkage). Dari total 92

subsektor industri pengolahan yang ada dalam

Tabel Input-Output Indonesia tahun 2010,

diperoleh 10 subsektor yang yang memiliki

nilai keterkaitan kedepan dan kebelakang yang

terbesar. Subsektor barang-barang hasil kilang

minyak dan gas bumi memiliki nilai keterkaitan

kedepan yang terbesar atau dapat diartikan

sangat tergantung dengan sektor lain sebagai

peminta bahan masukan. Sementara subsektor

makanan dan minuman yang terbuat dari susu

memiliki nilai keterkaitan kebelakang yang

besar atau dengan kata lain sektor ini sangat

penting kedudukannya terutama dalam

menyediakan bahan masukan yang diperlukan

oleh sektor-sektor terkait kepadanya.

Tabel 2. Sepuluh Subsektor Industri Pengolahan yang Memiliki Nilai

Keterkaitan Kedepan dan Kebelakang Terbesar

No. Keterkaitan Kedepan (Forward Linkage)

Keterkaitan Kebelakang (Backward Linkage)

Sektor Nilai Sektor Nilai

1

Barang-barang Hasil Ki-lang Min-yak dan Gas Bumi

6.117882

Makanan dan Minu-man Ter-buat dari Susu

2.346742

2

Kimia Dasar Kecuali Pupuk

3.260298

Hasil Pen-golahan Dan Pengawe-tan Daging

2.304142

3

Damar Sintetis, Bahan Plastik

3.059408 Roti, Biskuit dan Sejenisnya

2.246888

No. Keterkaitan Kedepan (Forward Linkage)

Keterkaitan Kebelakang (Backward Linkage)

Sektor Nilai Sektor Nilai

dan Serat Sintetis

4 Kertas 2.688047 Mie, Maca-roni dan Sejenisnya

2.221991

5 Benang 2.639706 Makanan Lainnya

2.191207

6 Besi dan Baja Da-sar

2.413773 Coklat dan Kembang Gula

2.177348

7

Barang-Barang dari Plas-tik

2.399577 Gula 2.124722

8 Tepung Lainnya

2.388365 Bubur Ker-tas

2.059593

9 Makanan Hewan Olahan

2.347474

Barang-ba-rang Lainnya dari Karet

2.055367

10

Tepung gandum dan te-pung meslin

2.322524

Barang dari Tekstil Selain Kain dan Paka-ian Jadi

2.043373

Sumber : Tabel Input Output Indonesia 2010, diolah

Dari analisis tabel Input Output juga

dapat diketahui leading sector melalui indeks

DP dan indeks DK. Indeks ini pada dasarnya

adalah nilai keterkaitan kebelakang dan

kedepan yang telah dinormalisasi dengan cara

membandingkan rata-rata perubahan yang

ditimbulkan oleh sektor tersebut dengan rata–

rata perubahan dari keseluruhan sektor.

Dengan indeks ini dapat diketahui sektor mana

yang mempunyai kemampuan untuk

mendorong pertumbuhan sektor-sektor hulu

dan hilirnya melalui mekanisme transaksi

pasar output dan input. Penentuan sektor

prioritas (leading sector) dapat dilihat dari nilai

indeks DP dan indeks DK. Bila suatu sektor

memiliki nilai indeks DP dan nilai DK tinggi

maka sektor tersebut dikategorikan sebagai

sektor kunci atau sektor prioritas (leading

sector) dalam perekonomian. Terdapat

beberapa kriteria peringkat sektor prioritas

yang dapat dirinci sebagai berikut (BPS, 2008):

Tabel 3. Kriteria Penentuan Peringkat Sektor Prioritas

Indeks Daya Penyebaran

Indeks Derajat Kepekaan

Prioritas

Tinggi (>1) Tinggi (>1) I Tinggi (>1) Rendah (<1) II

Rendah (<1) Tinggi (>1) III Rendah (<1) Rendah (<1) IV

Sumber : BPS

Asisten Deputi Moneter dan Neraca Pembayaran

Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan

Kementerian Koordinator

Bidang Perekonomian

Grafik 2. Indeks Daya Penyebaran dan Indeks Derajat Kepekaan Subsektor Industri Pengolahan

Sumber : Tabel Input Output Indonesia 2010, diolah

Tabel 4. Subsektor Prioritas Dalam Sektor Industri Pengolahan

Prioritas I (24 Subsektor)

Coklat dan kembang gula; gula; bubur kertas; makanan hewan olahan; tepung lainnya; benang; minyak hewan dan minyak nabati; besi dan baja dasar; hasil pemotongan hewan; hasil penggilingan padi dan penyosohan beras; barang-barang dari kertas dan karton; karet remah dan karet asap; produksi farmasi; barang-barang dari plastik; logam dasar bukan besi; kayu gergajian dan kayu olahan, kertas; barang-ba-rang lainnya dari bahan bukan logam; sepeda motor; kayu lapis dan sejenisnya; perlengkapan listrik lainnya; pupuk; tepung gandum dan tepung meslin; dan barang-barang logam lainnya.

Prioritas II (52 subsektor)

Mesin listrik dan perlengkapannya; bahan bangunan dari logam; se-men; makanan lainnya; alat ukur; fotografi; optik dan jam; permadani; tali dan penutup lantai lainnya; cat dan tinta cetak; tembakau olahan; makanan dan minuman terbuat dari susu; ban; jasa perawatan dan perbaikan produk-produk logam pabrikan, mesin-mesin; barang-ba-rang dari tanah liat, keramik porselen; mesin penggerak mula; mesin pembangkit dan motor listrik; kaca dan barang-barang dari kaca; kopra; barang cetakan, barang tekstil selain kain dan pakaian jadi; mi-numan beralkohol; pestisida; bahan bangunan daru kayu; barang-ba-rang lainnya dari kayu, gabus, bambu, dan rotan; alat listrik untuk ru-mah tangga, barang-barang hasil industri lainnya; teh olahan; kopi olahan; vernis dan lak; kereta api dan jasa perbaikannya; hasil pen-golahan dan pengawetan buah-buahan dan sayur-sayuran; baterai dan aki; hasil pengolahan dan pengawetan daging; barang-barang dari ku-lit; perabotan rumah tangga dan kantor selain dari logam; pakaian jadi; barang-barang lainnya dari karet; alat-alat musik; kedelai olahan; sabun dan bahan pembersih; alat-alat olahraga; obat tradisional; alat kedokteran; hasil pengawetan dan penyamakan kulit; ikan kering dan ikan asin; minuman beralkohol; hasil pengolahan dan pengawetan ikan; roti, biskuit dan sejenisnya; alas kaki; barang-barang rajutan; alat permainan dan mainan anak-anak; mie, amcaroni, dan sejenisnya; ba-rang-barang hasil pengecoran logam; dan perhiasan.

Prioritas III (7 subsektor)

Barang-barang hasil kilang minyak dan gas bumi; kimia dasar kecuali pupuk; damar sintetis, bahan plastik, dan serat sintetis, kendaraan ber-motor kecuali sepeda motor; barang-barang elektronik, komunikasi dan perlengkapannya; barang-barang kimia lainnya; mesin lainnya dan perlengkapannya.

0.5000

1.0000

1.5000

2.0000

2.5000

3.0000

3.5000

4.0000

0.5000 0.6000 0.7000 0.8000 0.9000 1.0000 1.1000 1.2000 1.3000 1.4000 1.5000

Ind

eks

De

raja

t K

epe

kaan

Indeks Daya Penyebaran

Prioritas I

Prioritas II

Prioritas III

Prioritas IV

Asisten Deputi Moneter dan Neraca Pembayaran

Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan

Kementerian Koordinator

Bidang Perekonomian

Prioritas IV (9 subsektor)

Mesin untuk keperluan kantor dan akunting, dan bagian perlengka-pannya; tekstil; alat pengangkutan lainnya; alat-alat dapur, pertukan-gan, perabot; kapal dan jasa perbaikannya; kosmetik; rokok; pesawat terbang dan jasa perbaikannya; dan senjata dan amunisi, matalurgi dan jasa.

Sumber : Tabel Input Output Indonesia 2010, diolah

Subsektor prioritas I dalam sektor

industri pengolahan terdapat sebanyak 24

subsektor. Subsektor-subsektor tersebut

mempunyai nilai indeks DP dan indeks DK yang

tinggi atau memiliki dampak penyebaran pada

sektor hulu atau sektor input produksi, dan

outputnya menjadi input sektor lain atau

sektor hilir. Jika terjadi gejolak yang

mempengaruhi sektor prioritas maka akan

berdampak cukup signifikan bagi sektor

industri pengolahan dan perekonomian secara

agregat terutama pada sektor-sektor yang

memiliki keterkaitan yang tinggi dengannya.

Begitu pula bila terdapat stimulus pada sektor

prioritas, maka berdampak pada peningkatan

pertumbuhan yang lebih besar tehadap sektor-

sektor perekonomian lainnya.

Subsektor industri pengolahan yang

termasuk dalam prioritas II yaitu sebanyak 52

subsektor. Sebagian besar subsektor pada

sektor industri pengolahan berada pada

kelompok ini. Subsektor-subsektor tersebut

mampu memacu pertumbuhan sektor input

atau hulu dan juga menunjukkan bahwa

subsektor tersebut memiliki rantai keterkaitan

yang pendek atau sektor hilir yang lebih dekat

dengan konsumen.

Subsektor industri pengolahan yang

masuk dalam prioritas III sebanyak 7 subsektor

yaitu subsektor dengan nilai indeks DP rendah

namun memiliki indeks DK yang tinggi. Hal ini

menunjukkan bahwa subsektor-subsektor

tersebut belum mampu memacu pertumbuhan

produksi sektor-sektor inputnya, namun

memiliki kepekaan yang tinggi terhadap

perubahan eksternal pada sektor-sektor

hilirnya.

Subsektor industri pengolahan dengan

prioritas IV atau prioritas terakhir yaitu

subsektor yang memiliki nilai indeks DP dan

indeks DK yang rendah. Terdapat 9 subsektor

industri pengolahan yang masuk dalam

kategori ini. Subsektor-subsektor tersebut

tidak bisa diandalkan dalam merangsang

pertumbuhan produksi sektor-sektor lain dan

juga memiliki kepekaan yang rendah terhadap

perubahan pada sektor-sektor hilirnya.

Penulis: Ai Dewi Robiatul Adawiah

Kepala Subbidang Stabilitas Sistem Keuangan

dan Sistem Pembayaran

Asdep Moneter dan Neraca Pembayaran

Referensi

1. Imas Wildan Rafiqah dkk, Daya Penyebaran dan Derajat Kepekaan Sektor Pertanian dalam

Pembangunan Ekonomi di Provinsi Jawa Tengah.

2. Abednego Dwi Septiadi dkk, Analisis Daya Penyebaran dan Derajat Kepekaan Sektor Ekonomi di

Jawa Tengah, 2017.

3. Muhammad Azwar Anas, Peranan Sektor Industri Pengolahan Dalam Perekonomian Provinsi

Jawa Tengah Dengan Pendekatan Analisis Input Output, 2015.

4. Arif Darmawan, Perkembangan Industri Manufaktur di Indonesia tahun 2015-2016.