h dAGING 1

162

description

bahan ujian haha

Transcript of h dAGING 1

Page 1: h dAGING 1
Page 2: h dAGING 1

Masdiana Padaga

Page 3: h dAGING 1
Page 4: h dAGING 1
Page 5: h dAGING 1
Page 6: h dAGING 1
Page 7: h dAGING 1
Page 8: h dAGING 1
Page 9: h dAGING 1

Food and Drug Administration

• Regulates medicated animal feed and most health products

• Approves products and sets tolerance levels for antimicrobials

• Sets tolerance levels for pesticides used in pork production

Current Regulatory Agencies

Food Safety and Inspection Service

•Inspects hogs in packing plants

•Examines plant sanitation

•Approves plant sanitation

Page 10: h dAGING 1

Penyakit yang disebabkan karena mengkonsumsi makanan atau minuman yang tercemar

HAZARD From FOOD

Page 11: h dAGING 1

Bahaya biologis: cacing, protozos,

bakteri, cendawan/fungi (kapang, kamir), riketsia, virus, prion

Bahaya kimiawi: BTP berbahaya,

toksin bakteri, mikotoksin, cemaran logam berat, residu antibiotik, hormon

Bahaya fisik: serpihan kaca, kayu,

logam, batu, dll

Page 12: h dAGING 1

Biological Hazard

• Biological hazards, umumnya bakterial, bisa menyebabkan foodborne infections atau intoxications.

– A foodborne infection

– A foodborne intoxication

0.01 – 0.1 μm 0.1 – 10.0 μm > 12.0 μm

Page 13: h dAGING 1

Chemical Hazard

1. Bahan kimia yang ditambahkan secara tidak sengaja a) Bahan kimia pertanian: pesticides, herbicides, animal

drugs, fertilizers, etc.

b) Bahan kimia pabrik: cleaners, sanitizers, oils, lubricants, paints, pesticides, etc.

c) Kontaminan lingkungan: lead, cadmium, mercury, arsenic, PCBs.

2. Bahaya kimia alami : products of plant, animal, or microbial metabolisms such as aflatoxins, etc.

3. Bahan kimia yang sengaja ditambahkan : preservatives, acids, food additives, sulfiting agents, processing aids, etc.

Page 14: h dAGING 1

Physical Hazard

• Termasuk di dalamnya adalah benda asing yang tidak berasal dr hewan itu

• A physical hazard berarti material fisik yang tidak normal ada pada makanan yang bisa menyebabkan sakit atau luka pada manusia yg memakannya

Page 15: h dAGING 1

Physical hazards in finished products can arise from several

sources, such as contaminated raw materials, poorly

designed or maintained facilities and equipment, faulty

procedures during processing, and improper employee

training and practices.

Page 16: h dAGING 1

Faktor-faktor penyebab foodborne illness* 4% penggunaan sisa bahan makanan 7% pembersihan yang tidak sempurna 7% pencemaran silang 11% bahan mentah/baku yang tercemar 12% pemanasan ulang yang tidak sempurna 16% penyimpanan panas yang tidak tepat 16% pemasakan yang tidak sempurna 20% pencemaran dari pekerja sakit 21% waktu jeda antara penyiapan & penyajian 40% pendinginan yang tidak tepat0

* Surveillance for Foodborne Diseases Outbreaks USA 1988-1992

Page 17: h dAGING 1

Balita (bayi dan anak-anak) Young Orang tua Old Ibu-ibu hamil Pregnant Gangguan kekebalan tubuh (AIDS,

kanker, dll.) Immunocompromised

Konsumen yang memiliki risiko tinggi terhadap foodborne illness

Page 18: h dAGING 1

Bagaimana pangan dapat tercemar?

Pangan tercemar atau mengandung penyebab foodborne illness :

Saat budidaya/panen: hewan sakit,

pengobatan (residu), pencemaran di RPH/RPU, penggunaan pestisida, penggunaan air & pupuk tercemar, lingkungan budidaya tercemar, perairan tercemar

Pascapanen: pangan tercemar dari manusia

yang sakit, pencemaran silang, penyimpanan pada lingkungan yang mendorong perkembangbiakan mikroorganisme

Page 19: h dAGING 1

Grading dan Kualitas Daging

BAGIAN KESMAVET PKH UB 2015

Page 20: h dAGING 1

DEFINISI

• Daging adalah semua jaringan hewan & semua produk hasil pengolahan jaringan-jaringan tersebut yang sesuai untuk dimakan serta tidak menimbulkan gangguan kesehatan bagi yang memakannya, misal jaringan otot, lidah, jantung dan limpa.

• Kualitas adalah karakteristik menyeluruh dari suatu barang atau jasa yang menunjukkan kemampuannya dalam memuaskan kebutuhan yang ditentukan atau tersirat Berorientasi pada keinginan konsumen

16/09/2015 Higiene Daging/wk II/2015 20

Page 21: h dAGING 1

Meat Grading

• Adalah prosedur dimana bagian2 hewan potong (karkas, daging, produk daging) dipisahkan berdasarkan rasa(palatability) yang diinginkan atau berdasarkan kelebihan kelebihan tertentu yang bernilai ekonomis.

• Meat Evaluation adalah kelanjutan dari grading dengan mengidentifikasi nilai dan komposisi karkas dengan penilaian yang lebih presisi

21

Page 22: h dAGING 1

Meat Grading

Appearance

Physical properties

Edible portion

Grading mempunyai standar minimum yang sudah ditetapkan

Tujuan meat grading & meat evaluation → memfasilitasi pasar melalui standarisasi karakteristik produk yang dianggap berharga oleh konsumen.

22

Page 23: h dAGING 1

Type of grading and evaluation

• Federal grades – Grades for quality based on acceptability foe consumer cuts

– Grades for quantity categorize carcasses based on trimmed retail cuts

• Brands – Grades designed by the processing industry (individual packers, processors,

distributors, retail)

• Commodity evaluation – Carcasses evaluation for genetic improvement and provide detailed

information

23

Page 24: h dAGING 1

• Quality grades reflect the flavor and tenderness of meat and are primarily determined from carcass maturity and the amount of fat within the meat (i.e. marbling or intramuscular fat).

24

Quality Grades

Page 25: h dAGING 1

9/17/2014 Higiene Daging/wk II/2014 25

Beef Carcass Classification in Europe

Page 26: h dAGING 1

Kualitas Daging

Adalah ukuran dari ciri-ciri atau karakteristik daging yang dinilai oleh konsumen

26

Kualitas daging

Sebelum pemotongan

Sesudah pemotongan

Page 27: h dAGING 1

Kriteria kualitas daging

Kriteria daging layak konsumsi:

1. Warna

2. Marbling

3. Bau &rasa

4. Kelembaban

5. Susut masak

6. Juiciness

7. Tekstur &keempukaan

27

Page 28: h dAGING 1

1. Warna

• Bervariasi ( usia, pakan, umur, jenis kelamin, stress, pH & oksigen)

• Indikator kualitas daging & tidak mempengaruhi nilai gizi

Oxygeneration

Deoxygeneration

Reduction(electron gain) Oxydation (electron loss)

28

Reduced Myoglobin (FBS= H2O)→purple

Metmyoglobin (FBS=OH)→Brown

Oxymioglobin (FBS=O2) →bright red

Page 29: h dAGING 1

2. Marbling

Adalah lemak intramuskular

Sebagai pembungkus otot & mempertahankan keutuhan daging pada waktu dipanaskan → citarasa, aroma & keempukan daging

Tingkat kejenuhan lemak mempengaruhi kualitas daging→daging berlemak dgn titik leleh rendah akan tampak berminyak

9/17/2014 Higiene Daging/wk II/2014 29

Page 30: h dAGING 1

9/17/2014 Higiene Daging/wk II/2014 30

Page 31: h dAGING 1

Official USDA Marbling Photos

9/17/2014 Higiene Daging/wk II/2014 31

Moderately

Abundant Slightly

Abundant Moderate

Modest Small Slight

Page 32: h dAGING 1

3. Bau (aroma) & Rasa

→ dipengaruhi oleh spesies, bangsa, pakan jenis kelamin, umur, kondisi penyimpanan dan kondisi pemasakan

4. Kelembaban

→ mempengaruhi daya simpan daging

5. Susut Masak

Jus daging

Dipengaruhi oleh nilai pH, ukuran dan berat sampel, penampang melintang daging, pemanasan dan bangsa

32

Page 33: h dAGING 1

6. Juiciness

Dipengaruhi oleh jumlah air yang bertahan didalam daging setelah dimasak & produksi saliva pada saat pengunyahan

Water Holding Capacity (WHC) adalah kemampuan daging untuk mempertahankan kandungan airnya pada saat mendapat tekanan dari luar (pemanasan, penggilingan atau pengepresan)

Juiciness = WHC + Marbling

Marbling↑ maka juiciness ↑

Lemak menghambat penguapan air daging selama pemasakan

33

Page 34: h dAGING 1

7. Tekstur & keempukan • Faktor yang berpengaruh terhadap keempukan daging,

diantaranya:

Genetik

Umur

Lokasi daging

Cara pengolahan

Perlakuan terhadap ternak sebelum dan sesudah penyembelihan

Pemberian bahan pengempuk

9/17/2014 Higiene Daging/wk II/2014 34

Page 35: h dAGING 1

KUALITAS KARKAS

9/17/2014 Higiene Daging/wk II/2014 35

Page 36: h dAGING 1

Klasifikasi karkas sapi berdasar umur

dan jenis kelamin

Higiene Daging/wk II/2014 36

KELOMPOK DESKRIPSI

Veal Karkas dari sapi dengan umur < 1 thn

Yearling 1-2 thn dan belum menunjukkan adanya gigi seri permanen yg terkikis

Young Sapi dara dengan 3-7 gigi seri permanen terkikis

Young Prime Sapi kastrasi/ sapi jantan, mempunyai ≥3 gigi seri permanen yang terkikis

Prime Sapi betina/ jantan dengan 8 gigi seri permanen terkikis

Cow/ Steer/ Ox Sapi betina/ jantan dewasa kelamin

SNI 3932:2008 – Mutu karkas dan daging sapi

Page 37: h dAGING 1

37

Page 38: h dAGING 1

Klasifikasi potongan daging sapi

GOLONGAN POTONGAN DAGING

I Has dalam (Tenderloin), Has luar (Striploin/ sirloin), Lamusir (cube

Roll)

II Tanjung (Rump), Kelapa (Round), Penutup (Topside), Pendasar

(silverside), Gandik (eye round), Kijen (Chuck Tender), Sampil

besar (Chuck), Sampil kecil (Blade)

III Sengkel (Shink/ Shank), Daging Iga (rib meat), Samcan (Thin

Flank), Sanding lamur (Brisket)

9/17/2014 Higiene Daging/wk II/2014 38 SNI 3932:2008 – Mutu karkas dan daging sapi

Page 39: h dAGING 1

POTONGAN DAGING SESUAI KLASIFIKASI

Higiene Daging/wk II/2014 39

Page 40: h dAGING 1

9/17/2014 Higiene Daging/wk II/2014 40

Page 41: h dAGING 1

Standar warna karkas

Higiene Daging/wk II/2014 41

Penilaian dilakukan pada karkas dingin dengan temperatur bagian dalam karkas antara 0 °C dan 7 °C dengan melakukan sayatan pada otot punggung (back muscle)atau otot daging kelapa, dan warna pada sayatan tersebut dibandingkan dengan warna standar. Nilai skor

warna ditentukan berdasarkan skor warna standar yang paling sesuai dengan warna karkas

Page 42: h dAGING 1

Standar warna daging

42

Penilaian warna daging dilakukan dengan melihat warna

permukan otot mata rusuk dengan bantuan cahaya senter

dan mencocokannya dengan standar warna.

Page 43: h dAGING 1

Standar warna Lemak

43

Penilaian warna lemak dilakukan dengan melihat

warna lemak subkutis dengan bantuan cahaya senter

dan mencocokkannya dengan standar warna.

Page 44: h dAGING 1

Penilaian marbling

dilakukan dengan

melihat intensitas

marbling pada

permukaan otot mata

rusuk dengan

bantuan cahaya

senter dan

mencocokannya

dengan standar.

Marbling

44

Page 45: h dAGING 1

Tekstur

• Penilaian tekstur otot dilakukan dengan melihat kehalusan/kekasaran permukaan otot mata rusuk dengan bantuan cahaya senter dan mencocokannya dengan standar tekstur daging.

• Nilai skor tekstur ditentukan berdasarkan skor standar tekstur yang paling sesuai dengan tekstur daging. Standar tekstur daging terdiri atas tiga skor yaitu halus, sedang dan kasar

45

Page 46: h dAGING 1

Peringkat mutu daging

• Peringkat mutu daging ditentukan berdasarkan kesesuaian nilai skor untuk masing-masing sifat fisik dengan syarat mutu yang telah ditetapkan.

• Karkas yang telah dievaluasi dibubuhi dengan stempel sesuai dengan peringkat mutunya.

46

Page 47: h dAGING 1

Tingkatan mutu karkas sapi

NO. JENIS UJI PERSYARATAN MUTU

I II III

1. Ketebalan Lemak

< 12mm 13mm- 22mm > 22mm

2. Konformasi Cekung-agak cekung

Rata-cembung Sangat cembung

3. Warna 1-3 4-6 7-9

4. Perubahan warna

Bebas memar & freeze burn

Ada satu memar atau freeze burn dgn dianeter <2cm dibagian selain daerah prime cut

Ada satu memar atau freeze burn dgn dianeter >2cm dibagian selain daerah prime cut dan atau memar dengan diameter <2cm selain pada prime cut

Higiene Daging/wk II/2014 47 SNI 3932:2008 – Mutu karkas dan daging sapi

Page 48: h dAGING 1

9/17/2014 Higiene Daging/wk II/2014 48

Page 49: h dAGING 1

Tingkatan mutu daging sapi secara fisik

Jenis Uji Persyaratan mutu

I II III

Warna daging Merah terang (skor 1-5)

Merah gelap (skor 6-7)

Merah gelap (skor 8-9)

Warna lemak Putih (skor 1-3) Putih kekuningan (skor 4-6)

Kuning skor 7-9

Marbling Skor 9-12 Skor 5-8 Skor 1-4

Tekstur Halus Sedang Kasar

49

Page 50: h dAGING 1

Mutu Mikrobiologis

9/17/2014 Higiene Daging/wk II/2014 50

Page 51: h dAGING 1

Penggunaan masing-masing bagian daging dengan pengolahannya

No. Daging Pengolahan Pemasakan

1. Daging punuk (blade) Empal, semur, sop, kare, abon, rendang

2. Daging paha belakang

(top side)

Empal, semur, sop, kare, abon, rendang

3. Daging lemusir (cube roll) Bistik, sate, rendang, empal, sukiyaki

4. Has luar (sirloin) Bistik, roll

5. Has dalam (fillet) Grill, steak, sate, sukiyaki

6. T-Bone Bistik

7. Oxtail Sup buntut

8. Daging kelapa (inside) Cornet, sate, daging giling sop, rawon

9. Sengkel (shank) Semur, sop, rawon, empal

10. Samcan (flank) Cornet, sate, daging giling, sop, rawon

11. Daging iga (rib meat) Cornet, roll, rawon, sop, roast

12. Sandung lamur (brisket) Cornet, roll, rawon, sop, roast 51

Page 52: h dAGING 1

KARKAS KAMBING

9/17/2014 Higiene Daging/wk II/2014 52

Page 53: h dAGING 1

Daging Kambing/Domba

• Daging kambing/domba adalah urat daging yang melekat pada kerangka kecuali urat daging bagian bibir, hidung dan telinga yang berasal dari kambing/domba yang sehat waktu dipotong

53

Page 54: h dAGING 1

Klasifikasi potongan karkas kambing GOLONGAN POTONGAN KARKAS

I Tenderloin, loin

II Leg, shoulder, Rack

III Breast, Flank, Shank

Higiene Daging/wk II/2014 54

Page 55: h dAGING 1

Kualitas daging kambing

• Potongan karkas kambing

55

Page 56: h dAGING 1

9/17/2014 Higiene Daging/wk II/2014 56

Page 57: h dAGING 1

57

Page 58: h dAGING 1

Mutu Daging Kambing

58

Page 59: h dAGING 1

Tingkatan mutu daging kambing secara fisik

59

Page 60: h dAGING 1

Karkas Ayam

• bagian tubuh ayam setelah dilakukan penyembelihan secara halal sesuai dengan CAC/GL 24-1997, pencabutan bulu dan pengeluaran jeroan, tanpa kepala, leher, kaki, paruparu, dan atau ginjal, dapat berupa karkas segar, karkas segar dingin, atau karkas beku

daging ayam

• otot skeletal dari karkas ayam yang aman,layak, dan lazim dikonsumsi manusia

9/17/2014 Higiene Daging/wk II/2014 60

Page 61: h dAGING 1

Ukuran Karkas ayam

• Ukuran karkas ditentukan berdasarkan bobotnya. Bobot karkas individual ditentukan oleh karkas itu sendiri, berdasarkan pembagian sebagai berikut :

1. Ukuran kecil 0,8 – 1 kg

2. Ukuran sedang 1,0 – 1,2 kg

3. Ukuran besar 1,2 – 1,5 kg

9/17/2014 Higiene Daging/wk II/2014 61

Page 62: h dAGING 1

Tingkatan mutu fisik karkas ayam

NO. FAKTOR MUTU MUTU I MUTU II MUTU III

1. Konformasi Sempurna Ada sedikit kelainan pada tulang dada atau paha

Ada kelainan pada tulang dada dan paha

2. Perdagingan Tebal sedang Tipis

3. Perlemakan Banyak Tulang utuh, kulit sobek sedikit tetapi tidak pada bagian dada

Tulang ada yang patah, ujung sayap terlepas, ada kulit yang sobek pada bagian dada

4. Keutuhan Utuh Tulang utuh, kulit sobek sedikit tetapi tidak pada bagian dada

Tulang ada yang patah, ujung sayap terlepas, ada kulit yang sobek pada bagian dada

5. Perubahan Warna

Bebas dari memar dan atau freeze burn

Ada sedikit memar tetapi tidak pada bagian dada dan tidak ada freeze burn

Ada memar sedikit tetapi tidak ada freeze burn

6. Kebersihan Bebas dari bulu tunas (pin feather)

Ada bulu tunas sedikit yang menyebar tetapi tdk pada bagian dada

Ada bulu tunas

9/17/2014 Higiene Daging/wk II/2014 62

Page 63: h dAGING 1

9/17/2014 Higiene Daging/wk II/2014 63

Page 64: h dAGING 1

POTONGAN KARKAS AYAM

9/17/2014 Higiene Daging/wk II/2014 64

Page 65: h dAGING 1

Kualitas daging ayam

Berdasarkan permintaan pasar pemotongan karkas dibedakan menjadi :

1. Karkas utuh (whole chicken)

2. Potongan separuh (halves) karkas dipotong menjadi dua potong yang sama

3. Potongan seperempat (quartes) karkas dibagi menjadi empat potong sama besar

4. Potongan bagian-bagian badan (chicken part atau cut up)

5. Debone atau karkas ayam pedaging tanpa tulang atau tanpa kulit

9/17/2014 Higiene Daging/wk II/2014 65

Page 66: h dAGING 1

9/17/2014 Higiene Daging/wk II/2014 66

Page 67: h dAGING 1

9/17/2014 Higiene Daging/wk II/2014 67

Page 68: h dAGING 1

9/17/2014 Higiene Daging/wk II/2014 68

Page 69: h dAGING 1

9/17/2014 Higiene Daging/wk II/2014 69

Page 70: h dAGING 1

9/17/2014 Higiene Daging/wk II/2014 70

Page 71: h dAGING 1

9/17/2014 Higiene Daging/wk II/2014 71

Page 72: h dAGING 1

9/17/2014 Higiene Daging/wk II/2014 72

Page 73: h dAGING 1

PENCEMARAN Mikroorganisme pada daging dan produk daging

BAGIAN KESMAVET PKH UB 2015 73

Page 74: h dAGING 1

Mengapa Keamanan Daging itu penting?

pangan mudah rusak (perishable food) &

pangan berpotensi mengandung bahaya

(potentially hazardous food/PHF) perlu

penanganan yang higienis & baik

BAGIAN KESMAVET PKH UB 2015 74

Page 75: h dAGING 1

Hak konsumen adalah hak atas kenyamanan, keamanan &

keselamatan dlm mengkonsumsi barang dan atau jasa (UU No 8

Tahun 1999 ttg Perlindungan Konsumen, Bab III Pasal 4)

Setiap orang berhak untuk memperoleh pangan yang cukup

bergizi & aman dikonsumsi (FAO, 1992) & layak (suitable for

human consumption)

Di Indonesia→ “Aman, Sehat, Utuh dan Halal (ASUH)”

Daging

BAGIAN KESMAVET PKH UB 2015 75

Page 76: h dAGING 1

Aman Tidak mengandung bahaya-bahaya biologis, kimiawi dan fisik atau bahan-bahan yang dapat mengganggu kesehatan manusia

Sehat Mengandung bahan-bahan yang dapat menyehatkan manusia (baik untuk kesehatan)

Utuh Tidak dikurangi atau dicampur dengan bahan lain

Halal Sesuai dengan syariat agama Islam

Apa itu ASUH?

BAGIAN KESMAVET PKH UB 2015 76

Page 77: h dAGING 1

Aman (safe for human consumption) pangan tidak mengandung bahaya-bahaya biologis, kimiawi dan fisik atau bahan-bahan yang dapat mengganggu kesehatan manusia

Bersifat universal

Layak (suitable for human consumption)

pangan dapat diterima, etis dan lazim dikonsumsi manusia (tidak menjijikan, tidak busuk, baik) + halal tergantung budaya, kebiasaan, agama, konsumen

Bersifat tidak universal

BAGIAN KESMAVET PKH UB 2015 77

Page 78: h dAGING 1

Mengapa keamanan pangan penting ?

• Melindungi konsumen

• Mempertahankan penampakan, flavour, tekstur dan nilai gizi produk pangan

• Mengurangi resiko kesehatan

• Mempertahankan pekerja dan konsumen

BAGIAN KESMAVET PKH UB 2015 78

Page 79: h dAGING 1

Hazards pada daging:

bahaya biologis

bahaya kimiawi

bahaya fisik

BAGIAN KESMAVET PKH UB 2015 79

Page 80: h dAGING 1

How Do Foods Become

Contaminated?

BAGIAN KESMAVET PKH UB 2015 80

Page 81: h dAGING 1

Pencemaran dalam Bahan Pangan:

Didapatkannya suatu materi atau kondisi di dalam bahan pangan atau makanan yang dapat membahayakan kesehatan manusia

BAGIAN KESMAVET PKH UB 2015 81

Bakteri dan Jamur : 90%

Virus : 6%

Bahan Kimia : 3%

Parasit : 1%

Page 82: h dAGING 1

KONTAMINASI MIKROBA PADA DAGING

BAGIAN KESMAVET PKH UB 2015 82

Page 83: h dAGING 1

Daging

Media yang baik untuk pertumbuhan &

perkembangan mikroorganisme

– kadar air tinggi

– kaya akan nitrogen

– mengandung sejumlah karbohidrat

– kaya akan mineral

– mempunyai pH menguntungkan bagi m.o

BAGIAN KESMAVET PKH UB 2015 83

Page 84: h dAGING 1

Daging yang berasal dari hewan sehat

mo ditemukan pada permukaan daging &

limfonodus

Daging yang berasal dari hewan sakit

mo dapat ditemukan di bagian dalam

daging

BAGIAN KESMAVET PKH UB 2015 84

Page 85: h dAGING 1

The spoilage of meat by infecting organisms

• The organisms which spoil meat may gain

access through infection of the living animal

(endogenous disease) or by contamination of

the meat post-mortem (exogenous disease).

BAGIAN KESMAVET PKH UB 2015 85

Page 86: h dAGING 1

Endogenous infection

Most other diseases arising from in vivo infection in meat animals are acquired by consumption of infected carcasses. The infections may be caused by bacteria or by parasitic worms.

The consumption of inadequately cooked meat is the usual method of infection.

BAGIAN KESMAVET PKH UB 2015 86

Page 87: h dAGING 1

Exogenous infection

meat spoilage and associated food poisoning reflect infection of the meat by bacteria (or fungi) post-mortem

– Bacteraemia

Invasion of the tissues and organs of the body from the gut via the blood stream

Initial microbial contamination of meat results from introduction of m.o by captive bolt stunning or by non-sterile knives into the vascular system.

BAGIAN KESMAVET PKH UB 2015 87

Page 88: h dAGING 1

– Sources and nature of external contamination

In the abattoir itself there are a large number of potential sources of infection by micro-organisms. These include

– the hide, soil adhering there,

– the contents of the gastrointestinal tract (if inadvertently released during dressing operations),

– airborne contamination,

– aqueous sources (the water used for washing the carcass, or for cleaning the floors),

– the instruments used in dressing (knives, saws, cleavers and hooks),

– various vessels and receptacles,

– and, finally, the personnel

BAGIAN KESMAVET PKH UB 2015 88

Page 89: h dAGING 1

1. Jumlah & jenis mikroorganisme pada

daging tergantung dari metode penanganan daging.

2. Jumlah & jenis mikroorganisme pada daging

menggambarkan sanitasi & higiene penanganan daging, serta menentukan

kualitas & keamanan daging

BAGIAN KESMAVET PKH UB 2015 89

Page 90: h dAGING 1

BAGIAN KESMAVET PKH UB 2015 90

Page 91: h dAGING 1

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN MIKROORGANISME PADA DAGING

BAGIAN KESMAVET PKH UB 2015 91

Page 92: h dAGING 1

• Temperature

• Moisture & Osmotic Pressure

• pH

• Oxidation-Reduction potential

• Atmosphere

• High Pressure

BAGIAN KESMAVET PKH UB 2015 92

Page 93: h dAGING 1

TEMPERATURE

Bacteria grow best in

temperatures ranging

from

40-140 F

(4–5 to 60 °C)

“The Danger Zone”

BAGIAN KESMAVET PKH UB 2015 93

Page 94: h dAGING 1

moisture

• Water is an absolute requirement for microbial growth

• The availability of moisture is the most important requirement for microbial growth on meat

• Reduced relative humidity in carcass coolers leads to surface drying and reduced Aw surface bacteria are inhibited

BAGIAN KESMAVET PKH UB 2015 94

Page 95: h dAGING 1

pH

• the post-mortem pH of meat will be determined by the amount of lactic acid produced from glycogen during anaerobic glycolysis

• Most bacteria grow optimally at about pH 7 and not well below pH 4 or above pH 9

• At normal ultimate meat pH (5.4-5.6) conditions favor growth of molds, yeasts and acidophilic bacteria

BAGIAN KESMAVET PKH UB 2015 95

Page 96: h dAGING 1

Bacteria prefer a neutral environment.

A PH between 6.6 – 7.5 is ideal.

Strong acids and bases will kill bacteria.

Bacteria also need an appropriate atmosphere in which to breed.

Aerobic bacteria need oxygen

Anaerobic bacteria cannot survive in oxygen

Facultative Bacteria can adapt to their environment. Most bacteria are facultative.

BAGIAN KESMAVET PKH UB 2015 96

Page 97: h dAGING 1

Nilai pH untuk Pertumbuhan Mikroorganisme

Jenis Mikroorganisme Minimum Maksimum

Micrococcus sp 5,6 8,1

Pseudomonas aeruginosa 5,6 8,0

Bacillus stearothermophilus 5,2 9,2

Clostridium botulinum type E 5,0 s/d 5,2

Listeria monocytogenes 5,0 9,0

Clostridium perfingens 5,0 8,3

Campylobacter jejuni 4,9 8,0

Yersinia enterocolitica 4,5 9,0

Vibrio parahaemolitica 4,8 11,0 BAGIAN KESMAVET PKH UB 2015 97

Page 98: h dAGING 1

Oxidation-reduction potential

• The greatest rate of change in Eh occurs immediately after death and is probably due to the removal of the last traces of oxygen by the still surviving activities of the tissues’ oxygen-utilizing enzyme systems.

• Aerobic m.o are strongly favored by high oxidation-reduction potential (oxidizing activity)

BAGIAN KESMAVET PKH UB 2015 98

Page 99: h dAGING 1

Atmosphere

• A major grouping of micro-organisms can be made on the basis of the oxygen tension which they need or can be made to tolerate – aerobes, anaerobes and facultative anaerobes

• The exposed surfaces of fresh meat at chill temperatures would normally support the growth of aerobes such as members of the genera Achromobacter and Pseudomonas.

BAGIAN KESMAVET PKH UB 2015 99

Page 100: h dAGING 1

MIKROORGANISME PADA DAGING DAN PRODUKNYA

BAGIAN KESMAVET PKH UB 2015 100

Page 101: h dAGING 1

BAKTERI PADA DAGING

GRAM + GRAM -

Micrococcus Sp. Pseudomonas Sp.

Staphylococcus aureus Flavobacterium Sp.

Streptococcus Sp. Escherichia coli

Lactobacillus Sp. Alcaligenes Sp.

Leuconostoc Sp. Klebsiella Sp.

Clostridium Sp. Achromobacter Sp.

Corynebacterium Sp.

Mycobacterium Sp.

BAGIAN KESMAVET PKH UB 2015 101

Page 102: h dAGING 1

DAGING SEGAR

Acinetobacter Sp., Salmonella Sp., Aeromonas Sp., Enterococcus Sp., Moraxella Sp., & Pseudomonas Sp.

DAGING OLAHAN

Lactobacillus Sp.

PRODUK DAGING KALENGAN

Bacillus Sp., Enterococcus Sp., & Lactobacillus Sp.

Bakteri penyebab pembusukan & keracunan pada daging

Salmonella Sp., Shigella Sp., Escherichia coli, Staphylococcus albus, Staphylococcus aureus, Bacillus proteus, Bacillus cereus & Clostridium welchii.

BAGIAN KESMAVET PKH UB 2015 102

Page 103: h dAGING 1

Spoilage bacteria

• Following slaughter, the surface of carcasses usually have high proportion of bacteria (from fecal, soil)

• As carcass temperature declines, growth of psychrophilic bacteria is favored. Bacteria predominate on meat surface: Pseudomonas, Moraxella, Psychrobacter & Acetinobacter

BAGIAN KESMAVET PKH UB 2015 103

Page 104: h dAGING 1

• Other bacteria in smaller number: Aeromonas, Alteromonas, Shewanella, Micrococcus, Lactobacillus, Streptococcus, Leuconostoc, Pediococcus, Flavobacterium, Proteus.

• Freezing kills or damaged many bacteria on meat, however, many bacteria survive and resume growth upon thawing

BAGIAN KESMAVET PKH UB 2015 104

Page 105: h dAGING 1

Pathogenic bacteria

BAGIAN KESMAVET PKH UB 2015 105

Page 106: h dAGING 1

BAGIAN KESMAVET PKH UB 2015 106

Page 107: h dAGING 1

Clostridium botulinum

- Botulism (food poisoning)

Produk : daging kalengan, daging dan ikan asap, produk olahan ikan

Pengendalian: proses pengalengan, pengasapan dan processing yang benar, pemasakan untuk merusak toksin, pendinginan dan sanitasi, nitrit, penggaraman, vacum

BAGIAN KESMAVET PKH UB 2015 107

Clostridium perfingens

(food infection)

Daging, daging ayam, ikan masak yang disimpan di luar lemari pendingin dalam waktu yang lama

control : pendinginan yang benar, sanitasi, pemanasan ulang 75 C

Page 108: h dAGING 1

Salmonella sp

Sumber : - saluran pencernaan hewan, stres selama transportasi, kontaminasi silang

Pada daging yang kurang masak, pemanasan ulang yang kurang, produk daging, ayam, ikan yang tidak disimpan pd suhu refrigerasi dalam waktu lama

Pengendalian: fermentasi makanan, mengurangi lama & transportasi

berada dalam keranjang, waktu henti pakan sebelum di potong, pembersihan & desinfektan, pemisahan tempat potong & prosesing & penyimpanan, pemanasan 65 C, pendinginan karkas 4 C

BAGIAN KESMAVET PKH UB 2015 108

Page 109: h dAGING 1

Escherichia coli (E. Coli O157:H7 (STEC))

Sumber : kontak personal, feses, air, makanan yang tidak sempurna pemasakannya

Pengendalian :- Pemanasan 72 C, GMP dan Sanitasi/ higiene

BAGIAN KESMAVET PKH UB 2015 109

Staphylococcus Aureus

(Staphylococcal enterotoxin food poisoning)

Dairy products, cooked ham, cream filled pastries, poultry

control : pasteurisasi makanan yang mudah terkontaminasi, penyimpanan dingin yang benar, sanitasi

Page 110: h dAGING 1

Campylobacter jejuni Pada daging yang tidak dimasak sempurna

Sumber :-saluran pencernaan hewan

30-100% poultry

40-60% cattle

60-80% swine

Pengendalian : proper cooking, pembekuan, hindari kontaminasi silang,

kebersihan dan sanitasi saat menangani daging

Listeria monocytogenes

Makanan beku siap makan, keju, buah-buahan dan sayuran

Pengendalian: hindari kontaminasi ulang setelah pemanasan,

sanitasi dan hygiene pada proses pengemasan, penerapan

HACCP

BAGIAN KESMAVET PKH UB 2015 110

Page 111: h dAGING 1

Kontaminasi oleh CENDAWAN Aspergillus spp Penicillium spp Fusarium spp

Cladosporium spp Tricoderma spp

Alternari spp

BAGIAN KESMAVET PKH UB 2015 111

Kontaminasi Oleh Virus

-Hepatitis A

-Hepatitis B

-Norwalk-like virus

Page 112: h dAGING 1

KONTAMINASI OLEH PARASIT

A.Cacing

-Ascaris lumbricoides

-Trichinella spiralis

-Taenia saginata

-Taenia solium

-Diphylobothrium latum

-Paragonimus westermani

-Fasiola hepatica

B. Protozoa

-Toxoplasma gondii

-Cryptosporidium parvum

-Giardia lamblia

-Entamoeba histolytica

BAGIAN KESMAVET PKH UB 2015 112

Page 113: h dAGING 1

BAGIAN KESMAVET PKH UB 2015 113

Page 114: h dAGING 1

SYARAT MIKROORGANISME DAGING

Jenis Cemaran Mikroorganisme Batas Maksimum Cemaran Mikroorganisme (BMCM) : daging segar/beku/daging tanpa tulang

Jumlah total bakteri (Total Plate Count) 1x104

Coliform 1x102

Escherichia coli (*) 1x101 (satuan = MPN/gram)

Enterococci 1x102

Staphylococcus aureus 1x102

Clostridium Sp. 0

Salmonella Sp. (**) Negatif (satuan = kualitatif)

Campylobacter Sp. 0

Listeria Sp. 0

BAGIAN KESMAVET PKH UB 2015 114

Sumber : Badan Standarisasi Nasional, 2002

Page 115: h dAGING 1

TANDA-TANDA CEMARAN MIKROORGANISME YANG MENYEBABKAN KERUSAKAN PADA DAGING

Kebusukan akan kerusakan daging ditandai oleh terbentuknya senyawa-senyawa berbau busuk seperti amonia, H2S, indol & amin yang merupakan hasil pemecahan protein oleh mikroorganisme.

Daging yang rusak perubahan organoleptik : bau, warna, kekenyalan, penampakan & rasa.

Senyawa kadaverin & putresin = senyawa diamin = produk-produk metabolisme dari daging busuk indikator kebusukan daging.

BAGIAN KESMAVET PKH UB 2015 115

Page 116: h dAGING 1

Produk senyawa kadaverin & putresin di alam daging terjadi melalui reaksi sebagai berikut :

dekarboksilase

Lisin H2N(CH2)5NH2

Kadaverin

dekarboksilase

Ornitin atau Arginin H2N(CH2)4NH2

Putresin

Peningkatan konsentrasi kadaverin & putresin umumnya terjadi secara nyata jika jumlah total mikroba mencapai 4x107 koloni/gram.

Perubahan bau menyimpang (offodor) pada daging biasanya terjadi jika total bakteri pada permukaan daging mencapai 107,0-7,5 koloni/cm2, diikuti dengan pembentuk lendir pada permukaan jika jumlah bakteri mencapai 107,5-8,0 koloni/cm2.

BAGIAN KESMAVET PKH UB 2015 116

Page 117: h dAGING 1

Ciri-Ciri pembusukan daging oleh mikroorganisme :

Kondisi Daging Penyebab

Kusam & berlendir Bakteri Genus Pseudomonas, Achromobacter, Streptococcus, Leuconostoc, Bacilluc &

Micrococcus

Berwarna kehijau-hijauan (seperti isi usus) Bakteri Genus Lactobacillus & Leuconostoc

Tengik akibat penguraian lemak Bakteri Genus Pseudomonas & Achromobacter

Bersinar kehijau-hijauan Bakteri Genus Photobacterium & Pseudomonas

Berwarna kebiru-biruan Bakteri Pseudomonas sincinea

Ada lendir ragi, diskolorisasi, bau dan rasa tidak enak, dekomposisi lemak

Ragi (yeast)

Permukaan lengket, berbulu, diskolorisasi, berbau dan tercemar, dekomposisi lemak

Fungi (mould)

BAGIAN KESMAVET PKH UB 2015 117

Page 118: h dAGING 1

Chemical Hazards

11/1/2015 118

Page 119: h dAGING 1

Hazards

• In HACCP, “hazards” refer to conditions or contaminants in foods that can cause illness or injury. It does not refer to undesirable conditions or contaminants such as: – Insects

– Hair

– Filth

– Spoilage

– Economic fraud and

– Violations of regulatory food standards not directly related to safety

11/1/2015 119

Page 120: h dAGING 1

11/1/2015 120

Page 121: h dAGING 1

11/1/2015 121

Page 122: h dAGING 1

Chemical Hazards

Chemical hazards can originate from 3 general sources:

• Naturally Occurring

• Intentionally added

• Unintentionally added

11/1/2015 122

Page 123: h dAGING 1

Chemical Hazard

1. Bahan kimia yang ditambahkan secara tidak sengaja a) Bahan kimia pertanian: pesticides, herbicides,

animal drugs, fertilizers, etc. b) Bahan kimia pabrik: cleaners, sanitizers, oils,

lubricants, paints, pesticides, etc. c) Kontaminan lingkungan: lead, cadmium, mercury,

arsenic, PCBs.

2. Bahaya kimia alami : products of plant, animal, or microbial metabolisms such as aflatoxins, etc.

3. Bahan kimia yang sengaja ditambahkan : preservatives, acids, food additives, sulfiting agents, processing aids, etc.

Page 124: h dAGING 1

Scombrotoxin

Ciguatoxin

Mikotoksin

– Aflatoksin (A. flavus toxin)

– Okratoksin A(Aspergillus ochraceus)

– Zeara lenon (F. graminarum)

– Fumonisin (F. moniliform)

products of plant, animal, or microbial

Page 125: h dAGING 1

• Efek toksin dari mikotoksin tergantung: Dosis dan lamanya pemaparan mikotoksin

Rute pemaparan

Spesies

Umur

Jenis kelamin

Status kesehatan ternak

11/1/2015 Masdiana Padaga PKH UB 125

Page 126: h dAGING 1

Types of Intentionally Added Chemicals - Food Additives

• Direct (allowable limits under GMPs)

– Preservatives (e.g., nitrite and sulfiting agents)

– Nutritional additives (e.g., niacin, vitamin A)

– Color additives (e.g., FD&C Yellow No. 5)

11/1/2015 126

Page 127: h dAGING 1

Intentionally added

• FOOD ADDITIF/ BAHAN TAMBAHAN PANGAN

11/1/2015 Masdiana Padaga PKH UB 127

Page 128: h dAGING 1

FOOD ADDITIF/ BAHAN TAMBAHAN PANGAN

• Bahan yang biasanya tidak digunakan sebagai makanan dan bukan merupakan ingredient khas makanan, mempunyai atau tidak mempunyai nilai gizi, yang dengan sengaja ditambahkan dan dicampurkan sewaktu pengolahan makanan untuk menghasilkan suatu komponen atau mempengaruhi sifat khas dan meningkatkan mutu makanan (Menkes RI No. 722/ Menkes/ Per/ IX/ 88).

Page 129: h dAGING 1

Pengelompokan Zat aditif berdasarkan asalnya :

1. Zat aditif alami : berasal dari sumber alami

2. Zat aditif sintetik : berasal dari bahan-bahan kimia (buatan pabrik)

Fungsi:

1. Memperbaiki tampilan

2. Meningkatkan cita rasa

3. Memperkaya kandungan gizi

4. Mengawetkan (tidak cepat busuk)

Page 130: h dAGING 1

BTM berdasarkan fungsi (Permenkes RI No. 235/ Menkes/Per/VI/1979)

– Antioksidan

– Antigumpal

– Pengasaman, penetralan dan pendapar

– Enzim

– Pemanis buatan

– Pemutih/ pemucat dan pematang

– Penambah gizi

– Pengawet

– Pengemulsi, pemantap dan pengental

– Pengeras

– Pewarna

– Penyedap rasa dan aroma

– Seskuestran/ pengikat logam (Permenkes RI No. 722/ Menkes/Per/XII/88)

11/1/2015 130

Page 131: h dAGING 1

Zat pewarna daging • BTM yang berfungsi untuk memperbaiki atau memberi warna pada

makanan agar lebih menarik

• Erythrosine, amaranth, allura red, carmoissine, Ponceau 4R no. 16255 → umum

• Dosis:

– Ponceau 4R no. 16255 : 40-250 ppm

– Erythrosine : 300 mg/Kg

– Allura red :300 mg/Kg

• Dampak terhadap kesehatan

– Erythrosine →reaksi alergi pada pernapasan, hiperaktif, tumor tiroid pada tikus, mempengaruhi otak dan prilaku

– Amaranth→tumor, alergi, hiperaktif

– Allura red→kanker limpa, alergi pada pernapasan

– Carmoissine→ kanker hati

11/1/2015 131

Page 132: h dAGING 1

ZAT PENGAWET

• Nitrit/ nitrat Dosis maksimum Nitrit :200 ppm dan Nitrat : 500 ppm

Sosis : 125 kalium nitrit mg/Kg, 500 kalium nitrat mg/Kg, dan natrium nitrat 500 mg/kg, natrium nitrit 125 mg/Kg

Kornet : 50 nitrit mg/Kg

Dampak terhadap kesehatan Methemoglobin

Karsinogenik

Alergi

11/1/2015 Masdiana Padaga PKH UB 132

Page 133: h dAGING 1

Bahan Tambahan Pangan

anti-caking agents

antimicrobial agents

antioxidants

colours

curing and pickling agents

emulsifiers

enzymes

firming agents

flavour enhancers

flavouring agents

humectants

leavening agents

release agents

non-nutritive sweeteners

nutrient supplements

nutritive sweeteners

oxidising and reducing agents

pH control agents

propellants and gases

sequestrants

solvents and vehicles

stabilisers and thickeners

surface-active agents

texturizers

Page 134: h dAGING 1

Bahan Tambahan Pangan Yang Dilarang

Asam borat

Asam salisilat

Diietilpirokarbonat

Dulsin

Formalin

Kalium bromat

Kalium klorat

Kloramfenikol

Minyak nabati yg dibrominasi

Nitrofurazon

040119

Dulkamara

Kokain

Nitrobenzen

Sinamil antranilat

Dihidrosafrol

Biji tonka

Minyak kalamus

Minyak tansi

Minyak sasafras

Page 135: h dAGING 1

peraturan

• UU RI No. 7 tahun1996, bab II Keamanan Pangan

• Peraturan Menkes RI No. 722/Menkes/ Per/ IX/ 88 tentang persyaratan BTM yang diijinkan, dosis pemakaian dan label kemasan

• Peraturan Menkes RI No. 208/Menkes/ Per/ IV/ 85 tentang penggunaan pemanis buatan

• Peraturan Menkes RI No. 239/Menkes/ Per/ V/ 85 tentang pemakaian zat warna yang dilarang

11/1/2015 135

Page 136: h dAGING 1

PERATURAN PEMERINTAH (PP)

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Nomor: 78 TAHUN 1992

(78/1992) Tentang: OBAT HEWAN

Obat hewan menurut tujuan pemakaiannya digunakan untuk:

a. menetapkan diagnosa, mencegah, menyembuhkan dan memberantas penyakit hewan;

b. mengurangi dan menghilangkan gejala penyakit hewan;

c. membantu menenangkan, memati-rasakan, etanasia, dan merangsang hewan;

d. menghilangkan kelainan atau memperelok tubuh hewan;

e. memacu perbaikan mutu dan produksi hasil hewan;

f. memperbaiki reproduksi hewan. 11/1/2015 136

Page 137: h dAGING 1

SENYAWA DALAM OBAT HEWAN :

u Antimikrobial : Sulphonamida, -Lactams, Tetracycline, Aminoglicosides, Macrolides , Quinolones dan

Fluoroquinolones, u Anabolic : Oestradiol, Testosteron, Progesteron, Trenbolone

acatate, Zeranol (Zearanalol), Diethylstillboesterol (DES), Hexoestrol dan Dienestrol. u Anthelmintic : Benzimidazoles (Oxfendazole, Fenbendazole, Thiabendazole, Cambendazole, Albendazole, dan

Mebendazole), Levamisole , Ivermectin

11/1/2015 137

Page 138: h dAGING 1

SENYAWA DALAM OBAT HEWAN :

u Coccidiostats :sulphonamides, nitrofurans, carbanilides (nicarbazine), pyrimidines (amprolim), 4-

hydroxyquinolones (decoquinates), pyridinols (clopidol) dan ionophores (monensin, salinomycin, narasin, lasalocid). u Transquillisers dan -adrenergic agonists : azaperone,

azaperol, propriopromazine, chlorpromazine, xylazine dan carazolol. - agonist : clenbuterol, salbuterol dan cimaterol.

11/1/2015 138

Page 139: h dAGING 1

PENGARUH OBAT HEWAN PD KESEHATAN

Obat EFEK PADA KESEHATAN

Penicillin Rash, Urticaria, anaphylaxis,

Tetracyclin Dyscrasia darah

Sulhamethazine Hyperplasia thyroid

Fluoroquinolones Resistensi

-agonist/Clenbuterol Fibrilasi Ventricular

Chloramphenicol Dyscrasia darah

Aminoglycosides Nephrotoxic 11/1/2015 139

Page 140: h dAGING 1

antibiotik

• Suatu senyawa kimia yang digunakan dengan tujuan menghambat mikroorganisme patogen yang ada dalam tubuh

• Membantu proses metabolisme tubuh sehingga nutrisi dapat terserap dan difungsikan dengan baik→mempercepat pertumbuhan ternak

11/1/2015 140

Page 141: h dAGING 1

• Klortetrasiklin (aureomisin), oksitetrasiklin (teramisin) dan penisilin →antibiotik pakan

• Oleandomisin, penisilin dan kombinasi pen-strep lebih sering digunakan pada babi dan unggas

• Pengaruh antibiotik terhadap kualitas daging bervariasi, tergantung keefektifan dan jumlah yang diberikan kepada ternak atau daging

11/1/2015 141

Page 142: h dAGING 1

Why Prevent Antibiotic Residue in Meat?

• Immediate Effect

- Anaphylactic reaction

- Allergy

• Delayed Effect

-Drug resistant organism

-Therapy failure

-Economics

-Impact on immune response

Page 143: h dAGING 1

Why Antimicrobial Residue Occurs

1. Shot gun Therapy

2. Illegal Use

3. Excess Use

4. Improperly Prepared/labeled Feed

5. Non Observance of Drug Withdrawal time

Page 144: h dAGING 1

Screen Tests For Detecting Antibiotics in Animal products

• Meat:

1. Swab Test on Premises (STOP)

2. Calf Antibiotic and Sulfonamide Test (CAST)

3. Fast Antibiotic and SulfonamideTest (FAST)

• Milk:

1. Charm Test

• Live Animals

1. None

Page 145: h dAGING 1

Codex Committee on Residues of Veterinary Drugs in Food (CCRVDF) and

the Joint Expert Committee on Food Additives and Contaminants (JECFA).

• “Good Practice in the Use of Veterinary Drugs”

(GPVD)

• Maximum Residu Limit (MRLs)

• Acceptable Daily Intakes (ADIs)

11/1/2015 145

Page 146: h dAGING 1

Hormon

• Obat keras adalah obat yang jika pemakaiannya tidak sesuai dengan ketentuan dapat membahayakan bagi hewan dan atau manusia yang mengkonsumsi hasil hewan tersebut (kementan no. 806 thn 1994)

• PP no. 95 tahun 2012 tentang kesmavet dan kesejahteraan hewan menegaskan bahwa perlu dilakukan pemeriksaan dan pengujian terhadap bahaya kimia seperti residu hormon pada produk hewan

11/1/2015 146

Page 147: h dAGING 1

• Pertumbuhan dan perkembangan ternak pedaging dapat distimulasi dengan perlakuan hormon dari kelenjar pituitari (terutama hormon pertumbuhan dan reproduksi)

– Endogenous hormon

• Estradiol, progesteron,testosteron

– Exogenous hormon

• Melengesterol acetate, trenbolone acetate, Zeranol

11/1/2015 Masdiana Padaga PKH UB 147

Page 148: h dAGING 1

Hormon yang umum digunakan

• Zeranol

• Progesteron

• Estradiol benzoat

• Estradiol

• Testosteron propionate

• Trenbolone asetat

11/1/2015 148

Page 149: h dAGING 1

• Dietilstilbestrol (DES)

– Meningkatkan pertumbuhan sapi yang menghasilkan karkas dengan rasio daging/tulang yang lebih tinggi sehingga menurunkan lemak karkas dan meningkatkan protein serta kadar air karkas

– Pada ayam → kadar lemak ↑, memacu pertumbuhan, kulit mudah sobek

– Pengaruh DES terhadap pertumbuhan dan komposisi karkas diantara spesies bervariasi

– Penggunaan DES dilarang di negara Australia, Canada, Selandia baru

11/1/2015 Masdiana Padaga PKH UB 149

Page 150: h dAGING 1

• Trenbolon asetat (TBA) – Hormon steroid sintetik

– Sebagai pemacu pertumbuhan → meningkatkan massa otot dan retensi penggunaan nitrogen sebagai protein tubuh

– Metabolit TBA (17α- trenbolon dan 17β- trenbolon) ditemukan pada otot, hati, ginjal dan lemak

– Residu→ pria :peningkatan sel testis dan seminal vesikel, pembesaran prostat

→ wanita: maskulinisasi, perubahan/ penurunan siklus ovulasi

– Penggunaan di Amerika Serikat, Canada, Selandia baru, Australia,Afrika selatan, Meksiko, Chile tetapi dilarang di negara Uni Eropa & indonesia

11/1/2015 Masdiana Padaga PKH UB 150

Page 151: h dAGING 1

• Heksoestrol → menurunkan perlemakan, meningkatkan berat karkas, daging dan tulang, serta protein dan air daging.

• Hormon estrogen →meningkatkan hormon pertumbuhan, sehingga pertumbuhan tulang dan otot relatif lebih baik daripada deposisi lemak

• Progesteron, estradiol,testosteron dan estrogen lain kurang efektif drpd stilbestrol → domba dan babi

11/1/2015 Masdiana Padaga PKH UB 151

Page 152: h dAGING 1

• Keputusan Menteri Pertanian Nomor 806 tahun 1994; Surat edaran Direktur Kesehatan Hewan Nomor 329/X-C tanggal 4 Oktober 1983; Hasil rapat komisi obat hewan Indonesia tanggal 12 Agustus 1998: – Hormon pemacu pertumbuhan tidak

dijinkan penggunaannya pada hewan produksi untuk konsumsi;

– Trenbolon asetat diklasifikasikan sebagai obat keras yang tidak diijinkan untuk didaftar dan diedarkan;

– Trenbolon acetate dalam makanan asal hewan tidak ditetapkan(SNI: 01-6366-2000)

11/1/2015 Masdiana Padaga PKH UB 152

Page 153: h dAGING 1

Batas maksimum residu hormon (CAC dan SNI)

Jenis hormon

Jenis hewan Jenis organ Codex (µg/Kg)

SNI

TBA Sapi Otot Hati

2 10

Melengestrol Asetat

Sapi Otot Hati Ginjal Lemak

1 10 2 18

2,5

Zeranol Otot Hati

2 10

2

11/1/2015 Masdiana Padaga PKH UB 153

Page 154: h dAGING 1

Residu obat & hormon dalam makanan:

Terjadi akibat pemanenan yg dilakukan waktu henti obat (withdrawal time = waktu yg dibutuhkan dr pemberian terakhir obat pd hewan smp hilangnya obat tersebut dlm jaringan/tubuh hewan)

11/1/2015 Masdiana Padaga PKH UB 154

Page 155: h dAGING 1

UNINTENTIONALLY or Incidentally Chemicals ADDED

Agricultural chemicals

– e.g., pesticides,insectisides, fungicides, herbicides, fertilizers, antibiotics and growth hormones

Prohibited substances (21 CFR, Part 21.189)

Toxic elements and compounds

– e.g., lead, zinc, arsenic, mercury, cyanide

Secondary direct and indirect

– e.g., lubricants, cleaning compounds, sanitizers, paint

POTENSIAL BAHAN KIMIA LAIN

11/1/2015 155

Page 156: h dAGING 1

pestisida

• Herbisida, fungisida, insektisida Organochlorine (dilarang)

– DDT Bersifat: low volatility, chemical stability, lipid

soluobility, slow rate of biotransformation and degradation

– HCH (benzene hexachloride/ BCH) Bersifat: kronis → GK; tremor, ataksia, konvulsi – Cyclodiene (diene-organochlorines

insecticides)

Organophospates – Derivat Aliphatic, derivat Phenyl

11/1/2015 Masdiana Padaga PKH UB 156

Page 157: h dAGING 1

LOGAM BERAT

• Logam berat essensial (Zn, CU, Fe, Co, Mn, dsb) dan Logam berat tidak essensial (As, Hg, Cd, Pb, dsb)

• Penularan: kulit, pernapasan, pencernaan

• Sifat toksisitas logam berat

1.toksik tinggi (Hg, Cd, Pb, Cu, Zn)

2.toksik sedang (Cr, Ni, Co)

3.toksik rendah (Mn, Fe)

11/1/2015 Masdiana Padaga PKH UB 157

Page 158: h dAGING 1

11/1/2015 158

Page 159: h dAGING 1

PROCESSING AIDS Ion-exchange resins filter aids enzyme preparations microorganisms solvents

release agents spesific function additivies lubricants

CLEANING AGENTS

FOOD CONTACT MATERIALS

Detergents

Sanitiser

Utensils

Working surfaces Equipment

Page 160: h dAGING 1

Komponen lain→ depresi sistem syaraf, kerusakan hati, ginjal, paru-paru: Vinil klorida, Stiren Paper Plasticizer, Monomer Metal Wood

11/1/2015 Masdiana Padaga PKH UB 160

Page 161: h dAGING 1

Resiko Gangguan Kesehatan Akibat Pencemaran Bahan Kimia

Bersifat kronis:

1.mutagen (perub. gen)

2.teratogen (gangguan kesehatan)

3.karsinogen (menyebabkan kanker)

Bersifat akut : 1. Keracunan logam berat 2. Alergi (residu antibiotik )

161

Page 162: h dAGING 1

11/1/2015 162