For Inci Elen

download For Inci Elen

of 71

Transcript of For Inci Elen

  • 8/2/2019 For Inci Elen

    1/71

    1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah

    Indonesia sebagai negara yang berkembang dengan jumlah

    penduduk besar, wilayah yang luas dan kompleks, maka Pemerintah

    semestinya bisa menentukan prioritas atau pilihan pembangunan

    termasuk dalam hal ini adalah bidang pendidikan. Pendidikan bukan

    hanya media untuk mewariskan kebudayaan kepada generasi

    selanjutnya, tetapi diharapkan juga mampu merubah dan

    mengembangkan pola kehidupan bangsa kearah yang lebih baik. Dari

    sinilah diharapkan lahirnya generasi penerus perjuangan yang di dalam

    jiwanya terdapat perpaduan nilai-nilai intelektual, nilai etika sosial, nilai

    religius, dan nilai kepribadian bangsa. Oleh karena itu, bidang pendidikan

    masih harus mendapat prioritas, perhatian, dan pengarahan yang serius,

    baik pemerintah, masyarakat pada umumnya dan pengelolaan pada

    khususnya.

    Undang-Undang No. 20, tahun 2003 tentang sistem atau tujuan

    Pendidikan Nasional, pasal 3 (RI, 2003: 12-13) berbunyi: Pendidikan

    Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak

    serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan

    kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik

    agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang

    Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan

  • 8/2/2019 For Inci Elen

    2/71

    2

    menjadi warga negara yang demokrasi serta bertanggung jawab. Untuk

    mewujudkan tujuan pendidikan nasional tersebut perlu diusahakan

    adanya pengembangan sumber daya manusia dengan jalan peningkatan

    kualitas pendidikan. Pendidikan pada dasarnya merupakan proses untuk

    membantu manusia dalam mengembangkan dirinya sehingga mampu

    menghadapi setiap perubahan yang terjadi dalam rangka pembangunan

    manusia seutuhnya. Wastri Soemanto (2003:1) menyatakan Pendidikan

    secara umum dimaksudkan untuk mempersiapkan para peserta didik

    untuk dapat memperoleh sukses dalam karir dan kehidupan pribadi, serta

    mampu berpartisipasi didalam pembangunan masyarakat.

    Proses pendidikan khususnya di Indonesia selalu mengalami

    penyempurnaan yang nantinya akan menghasilkan suatu hasil pendidikan

    yang berkualitas. Pada pengelola pendidikan telah melakukan yang baik

    dalam rangka meningkatkan hasil belajar peserta didik. Hal ini merupakan

    langkah awal untuk memperoleh kualitas sumber daya

    manusia.Rendahnya mutu pendidikan dapat dilihat dari berbagai siswa

    yang memperoleh nilai tinggi tetapi kurang mampu menerapkan

    perolehannya baik berupa pengetahuan, ketrampilan dan sikap.

    Menurut Mulyasa (2005:3) Pengaruh pendidikan dapat dirasakan

    secara langsung dalam perkembangan serta kehidupan masyarakat dan

    kehidupan setiap individu, diantaranya pendidikan harus mampu

    mengembangkan potensi masyarakat, menumbuhkan kemauan, serta

    mampu membangkitkan semangat generasi bangsa untuk menggali

    berbagai potensi dan mengembangkannya secara optimal.

  • 8/2/2019 For Inci Elen

    3/71

    3

    Salah satu upaya untuk meningkatkan keberhasilan pendidikan

    Geografi yaitu: dengan pembelajaran aktif, dimana siswa melakukan

    sebagian besar pelajaran yang harus dilakukan. Siswa menggunakan otak

    untuk mempelajari kebebasan, memecahkan berbagai masalah dan

    menerapkan apa yang mereka pelajari. Belajar aktif merupakan cara

    cepat, menyenangkan dan menarik hati dalam belajar, untuk mempelajari

    sesuatu dengan baik, belajar aktif membantu untuk mendengarkan,

    melihat, mengajukan pertanyaan tentang pelajaran tertentu, dan

    mendiskusikannya dengan siswa yang lain. Melvin Silberman (2001:37)

    menyatakan dalam belajar aktif yang paling penting siswa dapat

    memecahkan masalah sendiri, menemukan contoh-contoh, mencoba

    ketrampilan dan melakukan tugas-tugas yang tergantung pada

    pengetahuan yang telah mereka miliki atau yang akan dicapai.

    Keaktifan siswa dalam belajar merupakan salah satu faktor yang

    mempengaruhi keberhasilan dalam belajar, walaupun siswa tersebut

    termasuk dalam katagori pandai, namun jika aktifitas rendah maka

    prestasi belajar Geografi tidak sebagus dengan yang aktif belajar. Berhasil

    tidaknya proses pembelajaran dapat dilihat dari prestasi yang dicapai oleh

    siswa.

    Hasil belajar mata pelajaran Geografi dapat diketahui setelah

    diadakan evaluasi, yang dinyatakan dalam bentuk nilai.sehingga dapat

    dilihat tinggi rendahnya prestasi belajar siswa. Prestasi belajar siswa

    dipengaruhi oleh beberapa faktor baik dari dalam diri peserta didik (faktor

    intern) yang berupa kecerdasan/intelegensi, bakat, dan motivasi, maupun

  • 8/2/2019 For Inci Elen

    4/71

    4

    faktor dari luar peserta didik (faktor ekstern) yang berupa lingkungan

    keluarga (orang tua), sekolah dan masyarakat.

    Kemandirian tercermin dalam kemantapan diri dan jenis

    pencapaian yang direalisasikan. Kemandirian juga dapat diartikan sebagai

    kebebasan seseorang untuk menentukan sendiri masa depannya, hal ini

    menunjukkan bahwa orang itu dalam merencanakan hidupnya ditentukan

    oleh dirinya sendiri. Orang yang mandiri akan selalu berusaha untuk

    mengejar prestasi, penuh ketekunan, merencanakan serta mewujudkan

    harapannya sebagaimana sikapnya yang progresi dan ulet. Individu yang

    memiliki sikap pasif dapat menghambat dalam pencapaian prestasi yang

    diharapkan sehingga kepribadian individu sangat berpengaruh terhadap

    prestasi belajar.

    Kemandirian dalam belajar dapat dilihat dari tingkah laku yang

    ditujukkan siswa pada saat proses belajar dan itu dapat dibedakan mana

    siswa yang memiliki kemandirian dalam belajar dengan siswa yang kurang

    memiliki kemandirian dalam belajar, seperti: kesiapan siswa dalam

    menerima materi pelajaran biasanya siswa yang memiliki kemandirian

    dalam belajar sebelum guru memberikan materi, siswa tersebut sudah

    terlebih dahulu mempelajari materi sehingga pada saat guru menjelaskan

    siswa sudah siap untuk menerima materi, sedangkan siswa yang kurang

    memiliki kemadirian dalam belajar biasanya kurang peduli dengan

    persiapan sebelum menerima materi dari guru.

    Komponen siswa turut menentukan keberhasilan dalam proses

    belajar mengajar. Konsep-konsep yang berhubungan dengan konsep-

  • 8/2/2019 For Inci Elen

    5/71

    5

    konsep baru yang akan diterimanya harus sudah dikuasai oleh siswa.

    Konsep baru tak akan bisa diterima oleh siswa jika konsep dasar atau

    pelajaran yang lalu belum dipahami. Hal inilah yang juga sangat

    berpengaruh pada keberhasilan proses belajar mengajar. Siswa

    cenderung mempunyai ingatan yang tidak setia. Materi pelajaran dipahami

    seketika itu tetapi lupa jika materi yang sama ditanyakan beberapa hari

    kemudian. Ingatan setia hanya dimiliki oleh beberapa siswa saja yang

    tergolong anak-anak berprestasi.

    Prestasi belajar sangat penting sekali sebagai indikator

    keberhasilan baik bagi seorang guru maupun siswa. Bagi seorang guru,

    prestasi belajar siswa dapat dijadikan sebagai pedoman penilaian

    terhadap keberhasilan dalam kegiatan membelajarkan siswa. Seorang

    guru dikatakan berhasil menjalankan program pembelajarannya apabila

    separuh atau lebih dari jumlah siswa telah mencapai tujuan instruksional

    baik tujuan instruksional khusus maupun umum. Sedangkan bagi siswa,

    prestasi belajar merupakan informasi yang berfungsi untuk mengukur

    tingkat kemampuan atau keberhasilan belajarnya, apakah mengalami

    perubahan yang bersifat positif maupun perubahan yang bersifat negatif.

    Tidak ada seorang pun siswa yang tidak menginginkan suatu prestasi

    belajar yang baik. Namun untuk memperoleh semua itu tidaklah mudah

    karena mengingat adanya perbedaan setiap individu baik Kemandirianya

    dalam belajar, motivasinya,karakternya, cita-citanya dan lain-lain yang

    dimiliki oleh setiap siswa. Dengan perbedaan yang demikian akan

    menyebabkan tercapainya suatu prestasi belajar yang berbeda pula yaitu

  • 8/2/2019 For Inci Elen

    6/71

    6

    prestasinya ada yang tergolong tinggi, sedang dan rendah. Hal ini dapat

    terjadi karena banyaknya faktor yang mempengaruhi prestasi belajar yang

    diantaranya faktor kemandirian dalam belajar.

    Jadi, kemandirian belajar merupakan kemampuan seseorang

    (siswa) dalam mewujudkan kehendak atau keinginannya secara nyata

    tanpa bergantung dengan orang lain, dalam hal ini siswa mampu

    melakukan belajar sendiri, dapat menentukan belajar yang efektif, dan

    mampu melakukan aktifitas belajar secara mandiri. Kemandirian tersebut

    dapat diukur melalui beberapa indikator yaitu : 1) penggunaan waktu

    belajar yang maksimal, 2) memiliki hasrat bersaing untuk maju, 3) mampu

    mengambil keputusan dan inisiatif untuk mengatasi masalah, dan 4)

    memiliki kepercayaan diri.

    Berdasarkan hasil penelitian yang penulis lakukan pada siswa kelas X

    SMA Negeri 1 Wakorumba Utara Kabupaten Buton Utara ditemukan

    beberapa gejala tentang kurangnya kemandirian belajar siswa antara lain:

    Masih banyak ditemukan di kalangan siswa yang kurang

    mengefektifkan waktu belajar baik di sekolah maupun di rumah, Banyak

    waktu peserta didik terbuang sia-sia dengan adanya kegiatan yang

    tidak bermanfaat, misalnya kebiasaan mengobrol yang tidak berhubungan

    dengan pelajaran, menonton sinetron yang tidak mendidik, bila ada jam

    pelajaran kosong siswa lebih memilih pergi kekantin dibandingkan

    membaca diperpustakaan. Kegiatan yang tidak bermanfaat tersebut maka

    waktu yang dimiliki siswa tidak dapat dimanfaatkan sepenuhnya untuk

    belajar secara baik, hal tersebut perlu diatasi. Strategi untuk

  • 8/2/2019 For Inci Elen

    7/71

    7

    mengatasinya adalah, siswa harus berusaha melatih dan membiasakan

    diri agar konsisten dalam memanfaatkan waktu belajarnya yaitu

    mempunyai rencana belajar yang tepat sesuai dengan waktu yang telah

    dijadwalkan, dan mempelajari waktu-waktu yang terbaik baginya untuk

    belajar, sehingga memiliki sikap disiplin waktu.

    Selain kurangnya pemanfaatan waktu belajar, ditemukan pula

    dikalangan siswa yang kurang percaya diri pada kemampuan yang

    dimilikinya. Gejala tersebut nampak pada perilaku siswa seperti tidak

    berani mengajukan pertanyaan atau pendapat, tidak bersedia tampil

    didepan kelas, siswa seringkali mencontek hasil pekerjaan temanya pada

    saat ulangan/evaluasi pelajaran, menghindari diri ketika akan ditanya

    guru.

    Gejala-gejala yang timbul akibat kurangnya rasa percaya diri siswa

    ini berdampak pula pada kurangnya keaktifan siswa dalam kelas pada

    saat proses belajar mengajar. Dalam proses belajar mengajar geografi

    diharapkan siswa lebih aktif, sehingga akan berdampak pada ingatan

    siswa tentang apa yang dipelajari. Suatu konsep akan mudah dipahami

    dan diingat oleh siswa bila konsep tersebut disajikan melalui prosedur

    dan langkah-langkah yang tepat, jelas, dan menarik. Keaktifan siswa

    dalam belajar merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi

    keberhasilan dalam belajar.

    Informasi lain yang ditemukan tentang kurangnya kemandirian

    siswa dalam belajar yaitu kurangnya inisiatif diri siswa untuk mencari

    konsep-konsep baru yang berhubungan dengan materi pelajaran, dalam

  • 8/2/2019 For Inci Elen

    8/71

    8

    hal ini siswa dituntut untuk lebih terampil mengembangkan dirinya dengan

    sering membaca buku-buku pelajaran dan memanfaatkan media teknologi

    seperti internet.

    Kurangnya kemandirian belajar merupakan gejala yang masih

    nampak sebagai masalah serius oleh siswa SMA Negeri 1 Wakorumba

    Utara, Sehingga berdampak pada rendahnya hasil belajar siswa itu

    sendiri.

    Bertitik tolak dari latar belakang masalah di atas, maka peneliti

    tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul Hubungan

    Kemandirian Belajar Dengan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran

    Geografi Di SMA Negeri 1 Wakorumba Utara Kabupaten Buton Utara

  • 8/2/2019 For Inci Elen

    9/71

    9

    B. Identifikasi Masalah

    Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, maka

    permasalahan dalam penelitian ini dapat diidentifikasikan sebagai berikut :

    1. Siswa kurang memanfaatkan waktu belajar secara optimal

    2. Kurangnya rasa percaya diri siswa

    3. Rendahnya hasil belajar siswa

    4. Keaktifan siswa dalam proses belajar mengajar di kelas masih

    tergolong rendah.

    5. Kurangnya kemandirian belajar siswa

    6. Kurangnya inisiatif diri siswa untuk mencari konsep- konsep

    baru tentang materi yang berhubungan dengan pembelajaran.

    C. Batasan Masalah

    Permasalahan yang dikaitkan dengan judul di atas sangat luas,

    sehingga tidak mungkin dari lapangan permasalahan itu dapat terjangkau

    dan terselesaikan semua. Jadi masalah dalam penelitian ini hanya

    dibatasi pada :

    1. Kurangnya kemandirian belajar siswa

    2. Rendahnya hasil belajar siswa

    D. Rumusan Masalah.

    Dari batasan masalah di atas maka penulis dapat mengemukakan

    rumusan masalah sebagai berikut:

    Seberapa besar Hubungan kemandirian belajar siswa Dengan hasil

    belajar siswa pada mata pelajaran Geografi di SMA Negeri 1 Wakorumba

    Utara Kabupaten Buton Utara?

  • 8/2/2019 For Inci Elen

    10/71

    10

    E. Tujuan Penelitian

    Tujuan dalam penelitian ini dapat di rumuskan sebagai berikut:

    Untuk mengetahui hubungan antara kemandirian belajar dengan

    hasil belajar siswa pada mata pelajaran geografi di SMA 1

    Wakorumba Utara Kabupaten Buton Utara?

    F. Manfaat Penelitian

    a. Manfaat Teoritis

    a. Sebagai bahan masukan bagi penulis dalam mengkaji teori-

    teori pendidikan.

    b. Sebagai bahan referensi yang dapat digunakan untuk

    memperoleh gambaran mengenai kemandirian belajar terhadap

    hasil belajar siswa.

    c. Sebagai bahan masukan/referensi bagi penelitian selanjutnya.

    b. Manfaat Praktis

    a. Untuk memberikan sumbangan pemikiran bagi siswa dalam hal

    kemandirian belajar untuk meningkatkan hasil belajarnya.

    b. Untuk memberikan gambaran tentang pentingnya kemandirian

    belajar dalam peningkatan hasil belajar.

  • 8/2/2019 For Inci Elen

    11/71

    11

    BAB II

    LANDASAN TEORI

    A. Kemandirian Belajar

    Kemandirian belajar siswa diperlukan agar mereka mempunyai

    tangung jawab dalam mengatur dan mendisiplinkan dirinya, selain itu

    dalam mengembangkan kemampuan belajar atas kemauan sendiri. Sikap-

    sikap tersebut perlu dimiliki oleh siswa sebagai peserta didik karena hal

    tersebut merupakan ciri dari kedewasaan orang terpelajar.

    Kemandirian adalah hal/keadaan dapat berdiri sendiri tanpa

    bergantung pada orang lain (KBBI, 1991:625). Dalam bukunya Prasasti

    (2004:2) mengemukakan bahwa kemandirian adalah kemampuan untuk

    melakukan kegiatan atau tugas sehari-hari atau dengan sedikit bimbingan

    sesuai dengan tahapan perkembangan dan kapasitasnya.

    Kemandirian dalam belajar dapat diartikan sebagai aktivitas belajar

    dan berlangsungnya lebih didorong oleh kemauan sendiri, pilihan sendiri

    dan tanggung jawab sendiri dari pembelajar (Dimyati, 1998:51). Siswa

    dikatakan telah mampu belajar secara mandiri apabila telah mampu

    melakukan tugas belajar tanpa ketergantungan dengan orang lain. Pada

    dasarnya kemandirian merupakan perilaku individu yang mampu

    berinisiatif, mampu mengatasi hambatan/masalah, mempunyai rasa

    percaya diri dan dapat melakukan sesuatu sendiri tanpa bantuan orang

    lain.

    Pendapat tersebut diperkuat oleh Kartini dan Dali dalam Mutadin

    (2002:2) yang mengatakan bahwa kemandirian adalah hasrat untuk

  • 8/2/2019 For Inci Elen

    12/71

    12

    mengerjakan sesuatu bagi diri sendiri. Kemandirian belajar seseorang

    sangat tergantung pada pada seberapa jauh seseorang tersebut dapat

    balajar mandiri. Dalam belajar mandiri siswa akan berusaha sendiri

    terlebih dahulu untuk mempelajari serta memahami isi pelajaran yang di

    baca atau dilihatnya melalui media pandang dan dengar. Jika siswa

    mendapat kesulitan barulah siswa tersebut akan bertanya atau

    mendiskusikan dengan teman, guru atau pihak lain lain yang sekiranya

    lebih berkompeten dalam mengatasi kesulitan tersebut. Siswa yang

    mandiri akan mampu mencari sumber belajar yang dibutuhkan serta harus

    mempunyai kreativitas inisiatif sendiri dan mampu bekerja sendiri dengan

    merujuk pada bimbingan yang diperolehnya.

    Menurut pengertian tersebut, peneliti menyimpulkan bahwa

    kemandirian belajar adalah suatu aktivitas/kegiatan belajar yang dilakukan

    oleh siswa atas kemauannya sendiri dengan tidak tergantung pada orang

    lain, serta mempunyai rasa percaya diri yang tinggi dalam menyelesaikan

    tugasnya.

    B. Ciri-ciri Kemandirian Belajar

    Agar siswa dapat mandiri dalam belajar maka siswa harus mampu

    berfikir kritis, bertanggung jawab atas tindakannya, tidak mudah

    terpengaruh pada orang lain, bekerja keras dan tidak tergantung pada

    orang lain. Ciri-ciri kemandirian belajar merupakan faktor pembentuk dari

    kemandirian belajar siswa.

    Menurut Chabib Thoha (1996: 123-124) membagi ciri kemandirian

    belajar dalam delapan jenis, yaitu :

  • 8/2/2019 For Inci Elen

    13/71

    13

    a. Mampu berfikir secara kritis, kreatif dan inovatif.

    b. Tidak mudah terpengaruh oleh pendapat orang lain.

    c. Tidak lari atau menghindari masalah.

    d. Memecahkan masalah dengan berfikir yang mendalam.

    e. Apabila menjumpai masalah dipecahkan sendiri tanpa meminta

    bantuan orang lain.

    f. Tidak merasa rendah diri apabila harus berbeda dengan orang lain.

    g. Berusaha bekerja dengan penuh ketekunan dan kedisiplinan.

    h. Bertanggung jawab atas tindakannya sendiri.

    Sementara itu Yohanes Babari (2002:145) membagi ciri-ciri

    kemandirian dalam lima jenis, yaitu :

    1. Percaya diri

    2. Mampu bekerja sendiri

    3. Menguasai keahlian dan ketrampilan yang sesuai dengan kerjanya

    4. Menghargai waktu

    5. Bertanggung jawab

    Berdasarkan uraian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa ciri-ciri

    kemandirian belajar pada setiap siswa akan nampak jika siswa telah

    menunjukkan perubahan dalam belajar. Siswa belajar untuk bertanggung

    jawab terhadap tugas yang dibebankan padanya secara mandiri dan tidak

    bergantung pada orang lain.

  • 8/2/2019 For Inci Elen

    14/71

    14

    C. Faktor yang Mempengaruhi Kemandirian Belajar

    a. Faktor dari diri siswa

    Menurut Bernadib (dalam Mutadin 2002:1) bahwa siswa yang

    memiliki kemandirian belajar mempunyai kecenderungan tingkah laku/

    indikator sebagai berikut:

    1) Memiliki hasrat bersaing untuk maju demi kebaikan dirinya

    Dalam proses belajar mengajar terjadi interaksi antara siswa

    dengan guru maupun siswa dengan siswa yang lainnya. Adanya interaksi

    antara siswa dengan siswa lainnya dapat menyebabkan siswa tersebut

    dapat mengetahui tingkat kemampuannya dibanding dengan kemampuan

    temannya. Apabila siswa merasa kemampuannya masih kurang dibading

    temannya, ia akan termotivasi untuk bersaing dalam mempelajari suatu

    pokok bahasan. Setiap siswa yang melibatkan dirinya dalam suatu

    persaingan yang sehat dan dapat memenangkan persaingan tersebut

    harus berusaha keras untuk membangkitkan keberanian, semangat juang

    dan rasa percaya diri yang maksimal.

    Aplikasi pada siswa adalah bersaing dalam upaya memahami

    materi yang dipelajari dengan memperbanyak sumber literatur dari

    berbagai media (misalnya perpustakaan, internet, dan lain-lain) serta

    mempunyai waktu khusus untuk mempelajari materi tersebut diluar jam

    sekolah sehingga siswa dapat mencapai prestasi dalam belajar dan

    memenangkan persaingan tersebut.

  • 8/2/2019 For Inci Elen

    15/71

    15

    2) Mampu mengambil keputusan dan inisiatif untuk mengatasi masalah

    yang dihadapi.

    Siswa yang mempunyai inisiatif senantiasa tidak menunggu orang

    lain untuk melakukan sesuatu. Ia mampu bergerak didepan dan seringkali

    menjadi contoh perubahan didalam kelompoknya (Riyanto, 2002:17).

    Kemampuan mengambil keputusan dan inisiatif dipengaruhi oleh

    respon siswa terhadap apa yang ada dan terjadi di sekitar untuk dijadikan

    bahan kajian belajar. Inisiatif sebagai prakarsa yang disertai dengan

    langkah konkrit selalu ditunggu kehadirannya pada segala macam

    kepentingan hidup baik di tengah masyarakat maupun di sekolah terutama

    siswa (Nursisto,1999:98).

    Aplikasinya pada siswa adalah mempunyai inisiatif untuk

    mempelajari dahulu materi sebelum diajarkan oleh guru serta berinisiatif

    mengerjakan soal-soal sendiri pada mata pelajaran yang diterimanya

    disekolah dengan memanfaatkan seluruh kemampuan yang dimilikinya,

    termasuk dalam memecahkan setiap parmasalahan yang dihadapi di

    lapangan yang berkaitan dengan kehidupan bermasyarakat.

    3) Memiliki kepercayaan diri dalam mengerjakan tugas-tugasnya

    Siswa yang memiliki kepercayaan diri tidak mudah terpengaruh

    oleh apa yang dilakukan orang lain (Riyanto, 2002:38). Siswa yang

    memiliki kemandirian belajar tinggi cenderung memiliki rasa percaya diri,

    yaitu selalu bersikap tenang dalam mengerjakan tugas-tugas belajar yang

    diberikan guru dengan memanfaatkan segala potensi atau kemampuan

  • 8/2/2019 For Inci Elen

    16/71

    16

    yang dimiliki dan tidak mudah terpengaruh orang lain dalam mengerjakan

    tugas-tugasnya serta tidak mencontek.

    4) Bertanggung jawab terhadap apa yang dilakukannya

    Siswa yang bertanggung jawab adalah siswa yang menyadari hak

    dan kewajibannya sebagai seorang peserta didik. Tanggung jawab

    seorang siswa adalah belajar dan mengerjakan setiap tugas yang

    diberikan oleh guru dengan penuh keikhlasan dan kesadaran, selain itu

    siswa yang bertanggung jawab adalah yang mampu mempertanggung

    jawabkan proses belajar berupa nilai dan perubahan tingkah laku.

    b. Faktor dari luar diri siswa

    Faktor dari luar diri siswa adalah semua keadaan atau pengaruh

    yang berasal dari luar dirinya, sering pula dinamakan dengan faktor

    lingkungan. Lingkungan kehidupan yang dihadapi individu sangat

    mempengaruhi perkembangan kepribadian seseorang, baik dalam segi

    negatif maupun positif. Lingkungan keluarga dan masyarakat yang baik

    terutama dalam bidang nilai dan kebiasaan-kebiasaan hidup akan

    membentuk kepribadian, termasuk pula dalam hal kemandiriannya.

    Adapun faktor dari luar yang mempengaruhi kemandirian anak adalah:

    a. Kebudayaan, masyarakat yang maju dan kompleks tuntutan

    hidupnya cenderung mendorong tumbuhnya kemandirian dibanding

    dengan masyarakat yang sederhana.

    b. Keluarga, meliputi aktivitas pendidikan dalam keluarga,

    kecenderungan cara mendidik anak, cara memberikan penilaian

  • 8/2/2019 For Inci Elen

    17/71

    17

    kepada anak bahkan sampai cara hidup orang tua berpengaruh

    terhadap kemandirian anak.

    Muhammad Ali dan Muhammad Asrori (2002: 118-119)

    menyebutkan sejumlah faktor yang mempengaruhi perkembangan

    kemandirian, yaitu :

    a. Gen atau keturunan orangtua. Orang tua memiliki sifat kemandirian

    tinggi sering kali menurunkan anak yang memiliki kemandirian juga.

    b. Pola asuh orang tua. Cara orang tua mengasuh dan mendidik anak

    akan mempengaruhi perkembangan kemandirian anak remajanya.

    c. Sistem pendidikan di sekolah. Proses pendidikan di sekolah yang

    tidak mengembangkan demokrasi pendidikan dan cenderung

    menenkankan indoktrinasi tanpa argumentasi akan menghambat

    perkembangan kemandirian remaja sebagai siswa.

    d. Sistem kehidupan di masyarakat. Sistem kehidupan masyarakat

    yang terlalu menekankan pentingnya hierarki struktur sosial,

    merasa kurang aman atau mencekam serta kurang menghargai

    manifestasi potensi remaja dalam kegiatan produktif dapat

    menghambat kelancaran perkembangan kemandirian remaja atau

    siswa.

    Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa dalam mencapai

    kemandirian seseorang tidak terlepas dari faktor-faktor yang mendasari

    terbentuknya kemandirian itu sendiri.

    Faktor-faktor yang mempengaruhi kemandirian sangat menentukan

    sekali tercapainya kemandirian seseorang, begitu pula dengan

  • 8/2/2019 For Inci Elen

    18/71

    18

    kemandirian belajar siswa dipengaruhi oleh faktor dari dalam diri siswa itu

    sendiri, maupun yang berasal dari luar yaitu lingkungan keluarga, sekolah,

    lingkungan sosial ekonomi dan lingkungan masyarakat.

    Faktor-faktor tersebut mempunyai peranan yang sangat penting

    dalam kehidupan yang selanjutnya akan menentukan seberapa jauh

    seorang individu bersikap dan berfikir secara mandiri dalam kehidupan

    lebih lanjut. Dengan demikian, penulis berpendapat dalam mencapai

    kemandirian seseorang tidak lepas dari faktor-faktor tersebut di atas dan

    kemandirian siswa dalam belajar akan terwujud sangat bergantung pada

    siswa tersebut melihat, merasakan dan melakukan aktivitas belajar atau

    kegiatan belajar sehari-hari di dalam lingkungan tempat tinggalnya.

    D. Aspek-aspek Kemandirian Siswa dalam Belajar

    Dalam keseharian siswa sering dihadapkan pada permasalahan

    yang menuntut siswa untuk mandiri dan menghasilkan suatu keputusan

    yang baik.

    Robert Havighurst dalam Mutadin (2002, www.e_psikologi.com)

    menyebutkan bahwa kemandirian terdiri dari beberapa aspek, yaitu :

    a. Aspek intelektual, aspek ini mencakup pada kemampuan berfikir,

    menalar, memahami beragam kondisi, situasi dan gejala-gejala

    masalah sebagai dasar usaha mengatasi masalah.

    b. Aspek sosial, berkenaan dengan kemampuan untuk berani secara

    aktif membina relasi sosial, namun tidak tergantung pada kehadiran

    orang lain di sekitarnya.

  • 8/2/2019 For Inci Elen

    19/71

    19

    c. Aspek emosi, mencakup kemampuan individu untuk mengelola

    serta mengendalikan emosi dan reaksinya dengan tidak

    bergantung secara emosi pada orang tua.

    d. Aspek ekonomi, mencakup kemandirian dalam hal mengatur

    ekonomi dan kebutuhan-kebutuhan ekonomi tidak lagi bergantung

    pada orang tua.

    Dari pejelasan di atas maka dapat disimpulkan bahwa aspek-aspek

    tersebut saling terkait satu sama lainnya, karena aspek tersebut

    mempunyai pengaruh yang sama kuat dan saling melengkapi dalam

    membentuk kemandirian belajar dalam diri seseorang.

    E. Keterampilan-keterampilan Belajar secara Mandiri

    Menurut A. Suhaenah Suparno (2001: 106-126), ada beberapa

    keterampilan-keterampilan belajar yang harus dimiliki oleh siswa agar

    dapat meningkatkan kemandirian dalam belajarnya, yaitu :

    a. Mengenali diri sendiri

    Memahami diri sendiri menjadi sangat penting karena banyak orang

    yang keliru menafsirkan kemampuan-kemampuan dirinya baik karena

    menilai terlalu optimis maupun sebaliknya karena terlalu pesimistik

    dan menilai rendah kemampuan-kemampuannya dan akan sangat

    penting untuk memahami apa yang sebenarnya ingin dicapai atau

    dicita-citakan, yang merupakan visi terhadap kehidupan yang akan

    datang.

  • 8/2/2019 For Inci Elen

    20/71

    20

    b. Memotivasi diri sendiri

    Motivasi ada yang bersifat instrinsik yaitu yang memang tumbuh di

    dalam orang itu sejak awal, tetapi ada juga motivasi yang sifatnya

    ekstrinsikyaitu yang berasal dari luar dirinya, apakah itu dari orang

    tua, guru, temanataupun tuntutan pekerjaan. Menumbuhkan motivasi

    ini sebenarnya bisadipelajari yaitu dengan cara membuat daftar

    keuntungan-keuntungan yang akan diperoleh tatkala memutuskan

    untuk mempelajari sesuatu.

    c. Mempelajari cara-cara belajar efektif

    Tipe atau gaya orang untuk belajar merupakan hal yang unik untuk

    dirinya dan mungkin sangat berbeda dengan gaya belajar orang lain.

    Namunada beberapa tips yang dapat dicatat tentang tindakan-

    tindakan yang dapat membantu mengefektifkan seseorang dalam

    belajar, diantaranya :

    1) Membuat rangkuman

    Rangkuman adalah ikhtisar tentang hal-hal esensial yang

    terkandung dalam bahan bacaan atau pemaparan lisan yang kita

    simaktersebut yang lebih ramping. Rangkuman membantu

    seseorang ketika mengulang pekerjaan atau ketika mencoba

    mengingat kembali apa yang telah dibacanya. Setelah selesai

    membaca dan membuat rangkuman dapat membuat pertanyaan-

    pertanyaan untuk dijawab sendiri.

    2). Membuat pemetaan konsep-konsep penting

  • 8/2/2019 For Inci Elen

    21/71

    21

    Pemetaan merupakan gambaran konsep-konsep yang,

    berhubungan,dalam hal pemetaan konsep-konsep penting maka

    ada konsep utama dan ada konsep pelengkap yang diasosiasikan

    dengan konsep utama. Konsep pelengkap dan konsep asosiasi ini

    dapat diperoleh dari bahan bacaan itu sendiri .

    3). Mencatat hal-hal yang esensial dan membuat komentar

    Cara mencatat semacam ini dapat dilakukan pada kertas yang

    terpisah, yang dibagi menjadi dua bagian ; di sebelah kiri dibuat

    catatan-catatan penting yang sifatnya deskriptif sesuai dengan apa

    yang dibaca atau yang didengar . Di sebelah kanan dibuat catatan-

    catatan yang sifatnya lebih personal, dapat berupa kesan atau

    perintah-perintah kepada diri sendiri untuk mengasosiasikan atau

    menghubungkan pengalaman sebelumnya.

    4). Membaca secara efektif

    a). Skimming

    Skimming berarti membaca selintas dan cepat untuk melihat

    gambaran sangat umum dengan membaca judul-judul bab dan bagian

    lainnya secara garis besar.

    b). Scanning

    Scanningadalah cara membaca dengan melihat judul bab kemudian

    judul-judul sub bab atau pasal-pasal di dalam suatu bab serta dengan

    membaca kalimat-kalimat awal pada tiap-tiap paragraf yang sering

    disebut topic sentence.

    c). Membaca simpulan

  • 8/2/2019 For Inci Elen

    22/71

    22

    Setiap simpulan berisi ide-ide pokok tentang apa yang

    telahdipaparkan sebelumnya dan berfungsi untuk mengingatkan

    kembali kepada pembacanya bahwa inilah ide-ide pokok dari penulis.

    d). Membaca untuk pendalaman

    Dalam membaca untuk mendalami sesuatu, orang melakukannya

    secara cermat dan penuh kesadaran, artinya tidak sambil melamun,

    mendalami isi bacaan kalimat per kalimat. Dalam kegiatan ini

    seseorang harus dapat menangkap ide yang tersirat (reading

    betweenthe lines).

    e). Memanfaatkan indeks

    Indeks menolong pembaca untuk mengetahui ada tidaknya atau

    dimana suatu informasi yang diperlukannya dipaparkan dalam buku.

    5). Membuat situasi yang kondusif

    Belajar adalah pekerjaan yang memerlukan pengarahan penglihatan,

    pendengaran, latihan dan pikiran. Oleh karena itu diperlukan suasana

    yang menunjang seperti tempat yang relatif tenang dan pikiran yang

    konsentrasi. Cara belajar yang sehat adalah cara yang rileks tidak

    mengganggu postur tubuh dan tidak mengganggu konsentrasi.

    6). Mengenal lingkungan

    Yang dimaksud dengan lingkungan adalah lingkungan belajar atau

    sumber-sumber belajar yang tidak terhitung jumlahnya. Sumber-

    sumber belajar berupa orang, bahan bacaan, lembaga atau institusi,

    maupun setting yang sengaja maupun yang semula tidak disengaja

  • 8/2/2019 For Inci Elen

    23/71

    23

    untuk dijadikan sumber belajar tetapi dapat berfungsi sebagai sumber

    belajar.

    d. Catatan harian

    Catatan harian bertujuan untuk mencatat apa yang harus dilakukan,

    apa yang telah dicapai, serta apa yang harus dicapai, masalah-

    masalah yang harus diselesaikan, dengan catatan harian ini

    membantu ingatanseseorang

    F. Hasil Belajar

    Sadirman (2003 : 39), mengemukakan bahwa hasil belajar adalah

    hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan, yang

    menyenangkan hati yang telah diperoleh dengan keuletan kerja.

    Menurut Anni (2005:4) hasil belajar merupakan perubahan perilaku

    yang diperoleh pembelajar setelah mengalami aktivitas belajar.

    Dari kedua pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar

    adalah suatu kemampuan atau keterampilan yang dimiliki oleh siswa

    setelah siswa tersebut mengalami aktivitas belajar. Jadi, lebih condong

    untuk menempatkan hasil belajar itu pada kondisi hasil yang telah atau

    bisa diperoleh dalam suatu kurun waktu yang ditentukan.

    Surachmad (1990 : 50), mengatakan bahwa belajar adalah

    mengalami, yang berarti menghayati suatu aktual yang akan

    menghasilkan respon tertentu dari pihak murid. Pengalaman yang berupa

    pelajaran akan menghasilkan berupa perubahan (pematangan-

    pematangan) pola tingkah, perubahan didalam kekayaan informasi.

  • 8/2/2019 For Inci Elen

    24/71

    24

    Hilgrad dalam Soetomo (1993 : 119), memberikan batasan tentang

    belajar sebagai suatu proses yang melahirkan atau mengubah suatu

    kegiatan karena mereaksi terhadap suatu keadaan karena adanya latihan.

    Perubahan itu tidak disebabkan karena proses pertumbuhan

    (kematangan) atau keadaan organisme yang sementara.

    Sudjana (2000 : 28), memberikan konsep belajar sebagai suatu

    proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang.

    Perubahan sebagai hasil belajar dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk

    seperti perubahan pengetahuan, pemahaman sikap dan tingkah lakunya,

    keterampilannya, kecakapan dan kemampuan dalam reaksinya, daya

    penerimaannya dan aspek lainnya pada individu.

    Beberapa pengertian di atas, dapatlah disimpulkan bahwa tidak

    terdapat perubahan yang berarti tetapi semuanya saling melengkapi,

    sehingga seseorang dikatakan belajar apabila ia melakukan sesuatu yang

    ia tidak lakukan sebelumnya. Jadi dari tak tahu menjadi tahu, misalnya

    belajar keterampilan mengetik, kemudian mengalami proses yang

    berulang-ulang sehingga kan mengakibatkan tahu/keterampilan mengetik.

    Selanjutnya proses belajar saling berkaitan dan saling menunjang serta

    merupakan bagian integral dari system pendidikan.

    Prestasi belajar merupakan hasil yang diperoleh atau dicapai siswa

    setelah mengikuti proses belajar di sekolah melalui tes/evaluasi yang

    diwujudkan dalam bentuk angka atau huruf. Untuk mengetahui tinggi

    rendahnya tingkat prestasi siswa, seorang guru harus menetapkan batas

    minimal keberhasilan belajar siswa. Menurut Syah (2004 : 219) ada

  • 8/2/2019 For Inci Elen

    25/71

    25

    beberapa alternatif norma pengukuran tingkat keberhasilan siswa setelah

    mengikuti proses belajar mengajar. Di antara norma-norma pengukuran

    tersebut ialah :

    a. Norma skala angka dari 0 sampai 10

    b. Norma skala angka dari 10 sampai 100

    Angka terendah yang menyatakan kelulusan/keberhasilan belajar (passing

    grade) skala 0 sampai 10 adalah 5,5 atau 6, sedangkan untuk skala 0

    sampai 100 adalah 55 atau 60. Pada prinsipnya jika seorang siswa dapat

    meneyelesaikan lebih dari setengah instrumen evaluasi dengan benar,

    siswa dianggap telah memenuhi target minimal keberhasilan belajar.

    Namun demikian, kiranya perlu dipertimbangkan oleh para guru sekolah

    terhadap penetapan passing grade yang lebih tinggi (misalnya 65 atau 70)

    untuk pelajaran inti.

    Berdasarkan konsep di atas, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar

    merupakan hasil dari kegiatan belajar mengajar dari kurun waktu tertentu.

    Ini dikarenakan sepanjang rentang kehidupan, manusia selalu

    dihubungkan dengan upaya pencapaian hasil belajar, yang masing-

    masing dikaitkan dengan bidang dan kemampuan. Jadi hasil belajar

    dalam proses belajar mengajar dapat diperoleh setiap individu dalam

    pendidikan. Dalam kenyataannya, untuk mendapatkan hasil belajar yang

    baik, tidak semudah yang kita bayangkan, tetapi penuh perjuangan

    dengan berbagai tantangan yang harus dihadapi dalam pencapaiannya.

  • 8/2/2019 For Inci Elen

    26/71

    26

    G. Pengertian Belajar

    Belajar adalah suatu kata yang sudah akrab dengan semua lapisan

    masyarakat,bagi para pelajar atau siswa kata belajar merupakan kata

    yang tidak asing. Bahkan sudah merupakan bagian yang tidak terpisahkan

    dari semua kegiatan mereka dalam menuntut ilmu di lembaga pendidikan

    formal.

    Menurut Slameto dalam Syaiful Bahri ( 2002: 13) belajar adalah

    suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu

    perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil

    pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.

    Slameto mengatakan bahwa suatu kegiatan yang dilakukan dengan

    melibatkan dua unsur, yaitu jiwa dan raga. Gerak raga yang ditunjukkan

    harus sejalan dengan proses jiwa untuk mendapatkan perubahan,

    perubahan yang dimaksudkan dalam hal ini adalah perubahan sebagai

    hasil dari proses belajar dan perubahan jiwa yang mempengaruhi tingkah

    laku seseorang.

    Menurut Hasan Basri ( 1994: 92), mendefinisikan bahwa belajar

    adalah proses perubahan di dalam diri seseorang, setelah belajar

    seseorang mengalami perubahan dalam dirinya seperti mengetahui,

    memahami, lebih terampil, dapat melakukan sesuatu dan sebagainya.

    Hasan Basri menekankan bahwa dengan belajar seseorang akan

    mengalami proses perubahan di dalam diri seseorang, setelah belajar

    seseorang mengalami perubahan dalam dirinya seperti mengetahui,

    memahami, lebih terampil, dapat melakukan sesuatu.

  • 8/2/2019 For Inci Elen

    27/71

    27

    Menurut James (dalam Syaiful Bahri, 2002: 12) merumuskan

    belajar sebagai proses tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui

    latihan atau pengalaman. Sedangkan C.T Morgan dalam Singgih D.

    Gunarsa ( 2003: 22) belajar adalah sesuatu perubahan yang relatif

    menetap dalam tingkah laku sebagai akibat (hasil) pengalaman yang lalu.

    Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa

    belajar adalah suatu proses perubahan di dalam diri seseorang yang di

    sengaja dan terarah untuk menuju pada suatu tujuan kepribadian yang

    lebih utuh dan tangguh. Dalam dunia pendidikan, belajar merupakan

    proses siswa yang tidak tahu menjadi tahu, dari tidak mengerti menjadi

    mengerti dan sebagainya.

    Dengan demikian belajar dalam penelitian adalah unsur yang

    terkait dengan kemandirian, belajar yang dimaksud adalah belajar yang

    mandiri, yang dapat menjadikan siswa mampu belajar secara mandiri.

    H. Kerangka Berpikir

    Berdasarkan permasalahan dan teori-teori yang telah dijabarkan

    dalam penelitian ini, maka penulis mengemukakan kerangka berpikir

    sebagai berikut :

    Dalam proses belajar mengajar disekolah, banyak siswa

    mengalami kesulitan dalam menerima serta memahami materi pelajaran

    yang diberikan, hal ini dikarenakan kurangnya kemandirian siswa dalam

    belajar antara lain : keaktifan siswa dalam proses belajar mengajar

    tergolong rendah, minimnya pemanfaatan waktu belajar baik disekolah

    maupun dirumah, kurangnya perhatian siswa atas tugas-tugas yang

  • 8/2/2019 For Inci Elen

    28/71

    28

    diberikan guru disekolah, kurangnya inisiatif diri siswa untuk mencari

    konsep-konsep baru yang berhubungan dengan materi pelajaran. sehinga

    berdampak pada hasil belajar yang kurang maksimal.

    Kemandirian dalam belajar dapat dilihat dari tingkah laku yang

    ditujukkan siswa pada saat proses belajar dan itu dapat dibedakan mana

    siswa yang memiliki kemandirian dalam belajar dengan siswa yang kurang

    memiliki kemandirian dalam belajar, seperti: kesiapan siswa dalam

    menerima materi pelajaran biasanya siswa yang memiliki kemandirian

    dalam belajar sebelum guru memberikan materi, siswa tersebut sudah

    terlebih dahulu mempelajari materi sehingga pada saat guru menjelaskan

    siswa sudah siap untuk menerima materi, sedangkan siswa yang kurang

    memiliki kemadirian dalam belajar biasanya kurang peduli dengan

    persiapan sebelum menerima materi dari guru.

    Kemandirian belajar dapat terbentuk dari adanya sikap positif siswa

    terhadap pelajaran. Sikap positif siswa terhadap pelajaran merupakan

    salah satu faktor penentu dari keberhasilan seorang pelajar. Oleh karena

    itu kemandirian sangat penting bagi peserta didik, sebab kemandirian

    merupakan modal dasar bagi peserta didik dalam menentukan sikap dan

    tikdakan terhadap proses belajarnya. Karena belajar merupakan proses

    psikis maka keberhasilan belajar banyak ditentukan oleh individu itu

    sendiri. Kemandirian belajar seseorang mendorong untuk berprestasi,

    berinisiatif dan berkreasi. Dengan itu kemandirian dapat mengantar

    seseorang menjadi produktif, serta mendorongnya menuju kearah

    kemajuan dan selalu ingin maju lagi. Kemandirian belajar ditunjukan

  • 8/2/2019 For Inci Elen

    29/71

    29

    dengan otonomi dalam merencanakan, mengorganisir dan mengevaluasi

    kegiatan belajarnya.

    Kemandirian belajar seseorang akan memunculkan: (a)

    penggunaan waktu belajar yang maksimal, (b) memiliki hasrat bersaing

    untuk maju, (c) mampu mengambil keputusan dan inisiatif (d) memiliki

    kepercayaan diri dalam menyelesaikan tugas-tugasnya.

    Munculnya sejumlah keinginan tersebut pada akhirnya akan sangat

    mempengaruhi prestasi belajar yang dilakukannya. Semakin tinggi

    kemandirian belajarnya akan semakin tinggi pula hasil/prestasi yang

    diraih.

    Untuk menguji hubungan antara kemandirian belajar dengan hasil

    belajar, maka dalam penelitian ini peneliti merumuskan kemandirian

    belajar sebagai independen variabel atau variabel bebas (X) sedangkan

    hasil belajar sebagai dependen variabel atau variabel terikat (Y).

    Berdasarkan uraian diatas, peneliti ingin mengetahui bagaimana

    hubungan kemandirian belajar dengan hasil belajar Geografi di SMA

    Negeri 1 Wakorumba Utara yang selanjutnya alur kerangka berpikir

    tersebut dituangkan dalam bagan berikut ini :

  • 8/2/2019 For Inci Elen

    30/71

    30

    Bagan Kerangka Berpikir

    I. Hipotesis Penelitian

    Bardasarkan kajian teori dan kerangka berpikir yang telah

    diuraikan, maka hipotesis dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:

    Terdapat hubungan yang signifikan antara Kemandirian Belajar dengan

    Hasil Belajar Siswa pada mata pelajaran Geografi di SMA Negeri 1

    Wakorumba Utara Kabupaten Buton Utara.

    Kemandirian GuruSiswa

    Keaktifan Siswadalam Proses

    Belajar Mengajar

    Hasil Belajar Siswa

  • 8/2/2019 For Inci Elen

    31/71

    31

    BAB III

    METODOLOGI PENELITIAN

    A. Metode Penelitian

    Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

    korelasional yaitu untuk mengetahui Seberapa besar hubungan

    kemandirian belajar terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran

    Geografi di SMA Negeri 1 Wakorumba Utara Kabupaten Buton Utara.

    Suryabrata (2003) mengemukakan bahwa tujuan penelitian

    korelasional adalah untuk mendeteksi sejauh mana variasi-variasi pada

    suatu faktor berkaitan dengan variasi-variasi pada satu atau lebih faktor

    lain berdasarkan koefisien korelasi (r).

    B. Variabel Penelitian

    Variabel dalam penelitian ini yaitu :

    a. Variabel bebas (independent variabel) dilambangkan dengan X

    yaitu kemandirian belajar. Indikatornya yakni : 1. Pemanfaatan

    waktu belajar yang maksimal yaitu >2 jam sangat maksimal,1-2 jam

    maksimal,< 1 jam tidak maksimal 2. Memiliki hasrat bersaing untuk

    maju yaitu siswa mencari buku-buku di perpustakaan bila materi

    belum di pahami atau di mengerti. 3. Mampu mengambil keputusan

    dan inisiatif untuk mengatasi masalah yang dihadapi yaitu siswa

    berusaha memecahkan sendiri bila ada ada soal-soal tugas yang

    sulit. 4. Memiliki kepercayaan diri dalam mengerjakan tugas-

  • 8/2/2019 For Inci Elen

    32/71

    32

    tugasnya yaitu mampu mengatasi masalah sendiri jika ada

    kesulitan dalam belajar.

    b. Variabel terikat (dependent variabel) dilambangkan dengan Y yaitu

    Hasil belajar

    C. Defenisi Operasional Variabel

    1. Kemandirian belajar adalah suatu aktivitas/kegiatan belajar yang

    dilakukan oleh siswa atas kemauannya sendiri dengan tidak

    tergantung pada orang lain, serta mempunyai rasa percaya diri

    yang tinggi dalam menyelesaikan tugasnya.

    a. Pengunaan waktu belajar yang maksimal

    Penggunaan waktu belajar adalah suatu cara memanfaatkan waktu

    dalam rangka mendapatkan pengetahuan, kecakapan dan sikap

    yang teratur dan kontinyu.Kemampuan siswa dalam memanfaatkan

    waktu belajar yang maksimal baik di rumah maupun di sekolah.

    Kemampuan ini berkaitan dengan penyusunan jadwal kegiatan

    belajar secara terstruktur, pengulangan materi pelajaran dan

    pemanfaatan waktu untuk memperkaya pengetahuan menyangkut

    pelajaran di sekolah dan pengetahuan umum lainnya.

    b. Memiliki hasrat bersaing untuk maju

    Apabila siswa merasa kemampuannya masih kurang dibanding

    temannya, ia akan termotivasi untuk bersaing dalam mempelajari

    suatu pokok bahasan. Setiap siswa yang melibatkan dirinya dalam

    suatu persaingan yang sehat dan dapat memenangkan persaingan

  • 8/2/2019 For Inci Elen

    33/71

    33

    tersebut harus berusaha keras untuk membangkitkan keberanian,

    semangat juang dan rasa percaya diri yang maksimal.

    Aplikasi pada siswa adalah bersaing dalam upaya memahami

    materi yang dipelajari dengan memperbanyak sumber literatur dari

    berbagai media (misalnya perpustakaan, internet, dan lain-lain)

    serta mempunyai waktu khusus untuk mempelajari materi tersebut

    diluar jam sekolah sehingga siswa dapat mencapai prestasi dalam

    belajar dan memenangkan persaingan tersebut.

    c. Mampu mengambil keputusan dan inisiatif untuk mengatasi

    masalah yang dihadapi

    Siswa yang mempunyai inisiatif senantiasa tidak menunggu orang

    lain untuk melakukan sesuatu. Ia mampu bergerak didepan dan

    seringkali menjadi contoh perubahan didalam kelompoknya

    (Riyanto, 2002:17).

    Kemampuan mengambil keputusan dan inisiatif dipengaruhi oleh

    respon siswa terhadap apa yang ada dan terjadi disekitar untuk

    dijadikan bahan kajian belajar. Inisiatif sebagai prakarsa yang

    disertai dengan langkah konkrit selalu ditunggu kehadirannya pada

    segala macam kepentingan hidup baik ditengah masyarakat

    maupun disekolah terutama siswa (Nursisto,1999:98).

    Aplikasinya pada siswa adalah mempunyai inisiatif untuk

    mempelajari dahulu materi sebelum diajarkan oleh guru serta

    berinisiatif mengerjakan soal-soal sendiri pada mata pelajaran yang

    diterimanya disekolah dengan memanfaatkan seluruh kemampuan

  • 8/2/2019 For Inci Elen

    34/71

    34

    yang dimilikinya, termasuk dalam memecahkan setiap

    permasalahan yang dihadapi dilapangan yang berkaitan dengan

    kehidupan bermasyarakat.

    d. Memiliki kepercayaan diri dalam mengerjakan tugas-tugasnya

    Siswa yang memiliki kepercayaan diri tidak mudah terpengaruh

    oleh apa yang dilakukan orang lain (Riyanto, 2002 : 38). Siswa

    yang memiliki kemandirian belajar tinggi cenderung memiliki rasa

    percaya diri, yaitu selalu bersikap tenang dalam mengerjakan

    tugas-tugas belajar yang diberikan guru dengan memanfaatkan

    segala potensi atau kemampuan yang dimiliki dan tidak mudah

    terpengaruh orang lain dalam mengerjakan tugas-tugasnya serta

    tidak mencontek.

    2. Hasil belajar merupakan nilai yang diperoleh dari kegiatan belajar

    yang dilakukan siswa dalam kurun waktu tertentu.

    Perubahan hasil belajar dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk

    seperti perubahan pengetahuan, pemahaman sikap dan tingkah

    lakunya, keterampilannya, kecakapan dan kemampuan dalam

    reaksinya, daya penerimaannya dan aspek lainnya pada individu.

    D. Populasi dan Sampel

    1. Populasi

    Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Negeri 1

    Wakorumba Utara Kabupaten Buton Utara yang berjumlah 140

    Siswa yang tersebar dalam empat (4) kelas, yakni kelas Xa = 37,

    Xb = 35, Xc = 36, Xd = 32.

  • 8/2/2019 For Inci Elen

    35/71

    35

    2. Sampel

    Berdasarkan jumlah populasi di atas, maka sampel dalam

    penelitian ini diambil dengan menggunakan teknik random

    sampling sebesar 25% dari jumlah populasi yakni 35 siswa.

    Arikunto (2002) mengemukakan bahwa apabila subjek penelitian

    kurang dari 100, maka lebih baik diambil semua sehingga

    penelitiannya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya, jika

    jumlah subjeknya besar (>100) maka dapat diambil antara 10

    15% atau 20 25% atau lebih, tergantung kemampuan peneliti dan

    sempit luasnya wilayah pengamatan dari setiap subjek.

    3. Teknik Pengambilan Sampel

    Adapun tehnik pengambilan sampel dengan cara random

    sampling, yaitu dengan cara undian, dengan tahapan tahapan

    sebagai berikut :

    o Menuliskan angka satu sampai dengan seratus empat puluh

    pada secarik kertas

    o Kertas tersebut digulung.

    o Lalu kertas tersebut dimasukkan dalam kotak dan dikocok.

    o

    Kemudian masing-masing siswa menarik satu kertas.

    o Sampel yang mendapatkan nomor 1 - 35 merupakan siswa

    yang dijadikan sampel penelitian

    E. Teknik Pengumpulan Data

    Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini

    adalah:

  • 8/2/2019 For Inci Elen

    36/71

    36

    a. Survei, teknik ini digunakan pada saat kegiatan penelitian

    dilakukan dengan tujuan untuk melihat langsung objek-objek yang

    akan diteliti.

    b. Angket, teknik ini digunakan untuk memperoleh data primer yakni

    data skor Kemandirian belajar siswa

    c. Wawancara, teknik ini digunakan untuk mendapatkan data

    sekunder berupa data pendukung yang terkait dengan kemandirian

    belajar siswa.

    d. Dokumentasi, teknik ini digunakan untuk mendapatkan data

    sekunder yakni data hasil belajar siswa.

    e. Library research, mengadakan penelitian kepustakaan dengan

    cara mengkaji buku-buku, artikel-artikel atau sumber bacaan

    lain yang berkaitan dengan penelitian.

    F. Teknik Analisis Data

    Data dalam penelitian ini dianalisis dengan menggunakan teknik

    analisis korelasi dalam regresi linier dengan langkah-langkah sebagai

    berikut :

    1. Menentukan hubungan antara variabel penelitian menggunakan

    persamaan Korelasi Product Moment (rxy) dengan rumus sebagai

    berikut :

    rxy =

    2222 YYNXXNYXXYN

    dimana :

  • 8/2/2019 For Inci Elen

    37/71

    37

    rxy = Nilai koefisien korelasi antara kemandirian

    belajar dan hasil belajar siswa

    N = Jumlah sampel

    X = Harga skor variabel X (Kemandirian belajar)

    Y = Harga skor variabel Y (Prestasi belajar siswa).

    (Sudjana, 1986 : 354).

    2. Menentukan besarnya kontribusi variabel X (Kemandirian belajar)

    terhadap variabel Y (Prestasi belajar siswa) melalui persamaan

    Koefisien Determinasi dengan rumus sebagai berikut :

    KP = (rxy)2 x 100%

    dimana :

    KP = Nilai Koefisien Determinasi

    rxy = Nilai Koefisien Korelasi antara Kemandirian

    belajar dan Prestasi belajar siswa

    (Riduwan, 2005 : 139)

  • 8/2/2019 For Inci Elen

    38/71

    38

    G. Jadwal Penelitian

    Rincian jadwal penelitian dicantumkan dalam tabel sebagai berikut :

    :

    No KeteranganBulan

    Januari Februari Maret Juni Juli Agustus

    1. Observasi

    2. Telaah literatur

    3. Penyusunan Proposal

    4. Seminar Proposal

    5. Pengambilan data

    6. Kompilasi dan analisis data

    7. Perbaikan purwarupa

    8 Penyusunan Skripsi

  • 8/2/2019 For Inci Elen

    39/71

    39

    BAB IV

    HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

    A. Deskripsi Lokasi Penelitian

    1) Letak Geografi

    Letak Geografis Kabupaten buton utara terletak di kepulauan

    jazirah Tenggara Pulau Sulawesi. Dan bila ditinjau dari peta

    Provinsi Sulawesi Tenggara secara geografis terletak dibagian

    selatan garis katulistiwa, memanjang dari utara ke selatan diantara

    5.00 - 6.25 LS (sepanjang 160 km ) dan membentang dari

    barat ke timur diantara 123.34 - 124.64 BT (sepanjang 120 k)

    2) Luas Wilayah

    Luas wilayah daratan 823 km dan wilayah perairan laut

    diperkirakan seluas 18.377,31 km, berbatasan dengan :

    Sebelah Utara : Kabupaten Konawe Selatan

    Sebelah Timur : Laut Banda

    Sebelah Selatan : Kabupaten Buton

    Sebelah Barat : Kabupaten Muna

    3) Iklim

    Keadaan musim pada umumnya sama seperti daerah-daerah lain

    di Indonesia dimana mempunyai 2 musim yakni musim hujan dan

    musim kemarau. Wilayah daratan Kabupaten buton utara

    mempunyai ketinggian umumnya dibawah 1.000 m dari permukaan

    http://wapedia.mobi/id/Sulawesihttp://wapedia.mobi/id/Provinsihttp://wapedia.mobi/id/Sulawesi_Tenggarahttp://wapedia.mobi/id/Katulistiwahttp://wapedia.mobi/id/Utarahttp://wapedia.mobi/id/Selatanhttp://wapedia.mobi/id/Barathttp://wapedia.mobi/id/Timurhttp://wapedia.mobi/id/Laut_Bandahttp://wapedia.mobi/id/Laut_Floreshttp://wapedia.mobi/id/Kabupaten_Butonhttp://wapedia.mobi/id/Musimhttp://wapedia.mobi/id/Indonesiahttp://wapedia.mobi/id/Hujanhttp://wapedia.mobi/id/Kemarauhttp://wapedia.mobi/id/Kemarauhttp://wapedia.mobi/id/Hujanhttp://wapedia.mobi/id/Indonesiahttp://wapedia.mobi/id/Musimhttp://wapedia.mobi/id/Kabupaten_Butonhttp://wapedia.mobi/id/Laut_Floreshttp://wapedia.mobi/id/Laut_Bandahttp://wapedia.mobi/id/Timurhttp://wapedia.mobi/id/Barathttp://wapedia.mobi/id/Selatanhttp://wapedia.mobi/id/Utarahttp://wapedia.mobi/id/Katulistiwahttp://wapedia.mobi/id/Sulawesi_Tenggarahttp://wapedia.mobi/id/Provinsihttp://wapedia.mobi/id/Sulawesi
  • 8/2/2019 For Inci Elen

    40/71

    40

    laut dan berada disekitar daerah katulistiwa, sehingga daerah ini

    beriklim tropis.

    4) Jumlah Penduduk

    Jumlah penduduk menurut hasil Sensus Penduduk tahun

    2000 berjumlah 87.793 jiwa yang terdiri dari laki-laki 42.620 jiwa

    dan perempuan 45.173 jiwa. Tiga tahun kemudian tahun 2003

    diadakan pendaftaran pemilih dan pendataan penduduk

    berkelanjutan yang disingkat P4B secara sensus, dengan hasil

    jumlah penduduk sebanyak 91.497 jiwa atau selama tiga tahun naik

    sejumlah 3.704 jiwa atau sekitar 1,41 persen per tahun.

    B. Keadaan Sekolah

    SMA Negeri I Wakorumba Utara merupakan salah satu Sekolah

    menengah pertama yang berstatus Negeri yang berada di Kecamatan

    Wakorumba Utara kabupaten buton utara. Dan Sekolah ini berdiri pada

    tahun 2000. dan resmi di gunakan pada tahun 2004 di tinjau dari letak

    geografisnya,SMA Negeri I Wakorumba Utara berlokasi di Jalan

    Kelurahan Labuan Belanda Kecamatan Wakorumba Utara Kabupaten

    Buton Utara Propinsi Sulawesi Tenggara.Batas sebagai berikut: Sebelah

    utara berbatasan dengan SMP Negeri I Wakorumba Utara, Sebelah barat

    berbatasan dengan kebun penduduk, Sebelah selatan berbatasan dengan

    jalan poros buton,Sebelah timur berbatasan dengan permukiman.

    http://wapedia.mobi/id/Katulistiwahttp://wapedia.mobi/id/Tropishttp://wapedia.mobi/id/Pendudukhttp://wapedia.mobi/id/2000http://wapedia.mobi/id/2003http://wapedia.mobi/id/2003http://wapedia.mobi/id/2000http://wapedia.mobi/id/Pendudukhttp://wapedia.mobi/id/Tropishttp://wapedia.mobi/id/Katulistiwa
  • 8/2/2019 For Inci Elen

    41/71

    41

    Fasilitas penunjang dalam kehidupan sekolah di SMA Negeri 1

    Wakorumba Utara, pada dasarnya terdiri atas :

    a. Perlengkapan Sekolah, mencakup ;

    Penerangan listrik,Air PDAM,Obat-obatan,Papan tulis dan kapur,Papan

    jadwal pelajaran,Bel sekolah,Kursi dan meja,Lemari sekolah,Tempat tidur

    UKS,2 (dua) unit computer

    b. Ruangan yang tersedia yakni ;

    - 1 ruangan kepala sekolah

    - 1 ruangan tata usaha

    - 1 ruang dewan guru

    - 12 ruangan kelas

    - 1 ruangan laboratorium

    - 1 ruangan perpustakaan

    - 1 ruangan BP/BK

    - 1 ruangan Osis

    - 1 ruangan koperasi

    - 1 ruangan tamu

    - 1 ruangan UKS

    - 4 ruangan WC/MCK

    - 1 ruangan Aula

    - 1 ruangan gudang

    - 1 ruang komputer

    c. Keadaan guru dan Siswa ;

  • 8/2/2019 For Inci Elen

    42/71

    42

    Guru sebagai tenaga pengajar di SMA Negeri 1 Wakorumba

    Utara berjumlah 26 orang dan sebagai guru geografi berjumlah 1

    orang. Sedangkan Jumlah siswa pada tahun ajaran 2011/2012, secara

    keseluruhan berjumlah 612 siswa dengan klasifikasi sebagai berikut :

    1. Kelas X, terdiri atas 4 kelas dengan jumlah 153 siswa (68 siswa

    laki-laki dan 87 siswa perempuan).

    2. Kelas XI, terdiri atas 4 kelas dengan jumlah 157 siswa (73 siswa

    laki-laki dan 84 siswa perempuan)

    3. Kelas XII, terdiri atas 4 kelas dengan jumlah 151 siswa (72 siswa

    laki-laki dan 79 siswa perempuan).

    d. Program Sekolah ;

    Proses pendidikan yang diterapkan di SMA Negeri 1

    Wakorumba Utara lebih ditekankan pada : (1) Program intra kurikuler

    yang meliputi ; pembagian tugas guru, penyusunan jadwal pelajaran,

    penyusunan program, pembuatan SP, pengadaan kelengkapan alat

    KBM, pelaksanaan KBM dan evaluasi, (2) Program ekstra kurikuler

    yang meliputi ; Olahraga/jalan sehat, kesenian,

    keterampilan/pertanaman, kepramukaan, UKS dan PMR, cerdik-

    cendikia, pemilihan siswa teladan, dan pemilihan ketua OSIS, (3)

    Program Ko-kurikuler yang meliputi ; pekerjaan rumah dan tugas-tugas

    lain. Pengajaran yang dilaksanakan pada umumnya sama dengan

    sekolah-sekolah negeri lainnya. Pemakaian Kurikulum Tingkat Satuan

    Pendidikan (KTSP) sebagai salah satu perangkat pengajaran, sudah

    mulai diterapkan pada tahun ajaran 2008/2009. Demikian pula dengan

  • 8/2/2019 For Inci Elen

    43/71

    43

    mata pelajaran lainnya, mata pelajaran geografi pada umumnya

    diberikan dengan menggunakan silabus sebagai pedoman pengajaran.

    Siswa sebagai sasaran pengajaran, lebih banyak diberi kesempatan

    untuk melakukan kegiatan belajar sedangkan guru lebih ditekankan

    sebagai pengatur dan pengarah keberlangsungan proses belajar

    mengajar, (Survei dan dokumentasi, 2011).

    C. Hasil Analis Data

    1. Kemandirian Belajar

    Hasil angket dimasukkan dalam tabulasi yang merupakan

    proses mengubah data dan instrumen pengumpulan data (angket)

    dapat dilihat pada tabel-tabel berikut :

    1) Pemanfaatan Waktu Belajar

    Tabulasi dan instrumen pengumpulan data tentang variabel

    pemanfaatan waktu belajar dituangkan pada tabel :

  • 8/2/2019 For Inci Elen

    44/71

    44

    Tabel 4.1Pemanfaatan Waktu Belajar

    ItemSoal

    Kemandirian belajar FrekuensiN

    PresentaseJml

    h

    Alternatif positif SS S TP TSSTS

    SS S TP TSSTS

    1

    Apakah siswa Belajarsecara Teratur tidakhanya saat ulangansaja

    21 14 - - - 35 60 40 - - 100

    2

    Apakah siswa Setiappekerjaan Rumah AtauTugas Langsung dikerjakan

    12 21 2 - - 35 34 60 6 - - 100

    3

    Apakah siswamenempatkan waktuuntuk membaca diperpustakaan Padasaat jam istrahat disekolah

    9 19 1 6 - 3525,71

    54,28

    2,8517,14

    - 100

    4

    Apakah siswa Belajarsesui dengan jadwalyang telah disusun

    12 19 4 - - 3534,28

    54.28

    11,42

    - - 100

    5

    Apakah siswamempelajari kembalipelajaran yangsebelumnya Jika adapelajaran kosong

    13 15 3 3 1 3537,14

    42,85

    8,578,57

    2,85

    100

    Rata-rata38,22

    50,28

    5,765,14

    0,57

    Alternatif negatif

    6

    Apakah siswaMengerjakanpekerjaan rumah (PR)tugas yang diberikanguru sewaktu-waktudan kapanpun

    - 2 - 20 13 35 - 5,31 -57,14

    37,14

    100

    7

    Apakah siswa

    Mengumpulkan PR/tugas sewaktu-waktudan kapanpun sesukahati

    - - 3 20 12 35 - - 857,14

    35 100

    8

    Apakah siswa baruakan belajar kalausituasi memungkinkan

    - - 3 15 17 35 - - 8 4348.57

    100

    Rata-rata- 1,77 5,33

    52,42

    40,23

    Sumber Data: Hasil Penelitian tahun 2011

  • 8/2/2019 For Inci Elen

    45/71

    45

    Berdasarkan hasil penelitian mengenai pemanfaatan waktu belajar

    siswa pada tabel 4.1 sebagai berikut : untuk pernyataan alternatif positif,

    diperoleh rata-rata presentase maksimal yaitu 50,28% siswa menyatakan

    setuju bahwa apakah pemanfaatan waktu belajar dapat memberikan

    kontribusi terhadap kemandirian belajar siswa. Sedangkan presentase

    minimal yaitu 0,57% dalam hal ini siswa sangat tidak setuju dengan

    pemanfaatan waktu belajar dapat memberikan kontribusi terhadap

    kemandirian belajar dalam rangka meningkatkan hasil belajar siswa.

    Kontribusi pemanfaatan waktu belajar dalam meningkatkan

    kemandirian belajar dapat ditempuh dengan upaya-upaya sebagai berikut:

    Belajar secara teratur tidak hanya pada saat ulagan saja, dengan

    memperhatikan item soal 1 yaitu terdapat 60% siswa menyatakan sangat

    setuju apakah siswa belajar secara teratur tidak hanya saat ulangan saja

    tetapi juga setiap saat waktu belajar; Setiap ada pekerjaan rumah/tugas

    langsung dikerjakan pada hari itu juga dan tidak menunda-nunda waktu,

    memperhatikan item soal ke 2 yaitu terdapat 60% siswa menyatakan

    setuju apakah siswa bila ada pekerjaan rumah atau tugas dari guru

    langsung mengerkannya pada hari itu juga dan tidak menunda-nunda

    waktu atau kesempatan untuk belajar; Menempatkan waktu pada saat jam

    istrahat disekolah untuk membaca diperpustakaan, dengan

    memperhatikan item soal ke 3 yaitu terdapat 54,28% siswa menyatakan

    setuju apakah siswa menempatkan waktu belajar pada saat jam istrahat

    disekolah untuk membaca diperpustakaan. Dalam hal ini siswa menerima

    pernyataan ini untuk diaplikasikan pada aktifitas mereka karena dengan

  • 8/2/2019 For Inci Elen

    46/71

  • 8/2/2019 For Inci Elen

    47/71

    47

    ini siswa menolak untuk mengerjakan pekerjaan rumah (PR)/tugas yang

    diberikan guru sewaktu-waktu dan kapanpun sesuka hati mereka dan

    tidak setuju pula untuk mengumpulkan pekerjaan rumah (PR)/tugas dari

    guru sewaktu-waktu dan kapanpun sesuka hati. Selanjutnya pada item

    soal ke 8 terdapat 48,57% siswa menyatakan sangat tidak setuju dengan

    pernyataan apakah siswa baru akan belajar kalau situasi memungkinkan

    dapat meningkatkan kemandirian belajar mereka. Dalam hal ini siswa

    lebih setuju untuk tidak menyianyiakan kesempatan untuk belajar.

    Selanjutnya pada item soal ke 8 terdapat 48,57% siswa menyatakan

    sangat tidak setuju dengan pernyataan apakah siswa baru akan belajar

    kalau situasi memungkinkan dapat meningkatkan kemandirian belajar

    mereka. Dalam hal ini siswa lebih setuju untuk tidak menyianyiakan

    kesempatan untuk belajar.

    2) Hasrat bersaing untuk maju

    Tabulasi dan instrumen pengumpulan data tentang variabel hasrat

    bersaing untuk maju dituangkan pada tabel :

  • 8/2/2019 For Inci Elen

    48/71

    48

    Tabel 4.2Memiliki Harsat Bersaing Untuk Maju

    Itemsoal

    Kemandirianbelajar

    Alternatif jawaban

    N

    PresentaseJml

    hAlternatif positif

    SS S TPTS

    STS

    SS S TP TSSTS

    9

    Apakah siswaberusahamencari buku-bukuperpustakaanJika materipelajaran belumdipahami

    28 7 - - - 35 80 20 - - - 100

    10

    Apakah siswaMerasa bahwasemua pelajaranitu penting

    18 12 3 2 - 3551,4

    135 8 5,31 - 100

    11

    Apakah siswaMendiskusikankembalipelajarandengan orang

    lain/ teman.

    6 18 6 5 - 3517,1

    451,1

    417,1

    414,2

    8- 100

    Rata-rata49,5

    135,3

    88.38 6,47 -

    a.b. Alternatif

    negatif

    12

    Apakah siswaLebih senanggobrol di kantinjika ada jampelajarankosong

    terutamapelajarangeografi

    - 2 2 22 9 35 5,31 5,3162,8

    525,71

    100

    Rata-rata 5,31 5,3162,8

    525,71

    100

    Sumber Data : hasil penelitian tahun 2011

  • 8/2/2019 For Inci Elen

    49/71

    49

    Berdasarkan hasil penelitian mengenai hasrat bersaing untuk maju

    pada tabel 4.2 sebagai berikut : Untuk pernyataan alternatif positif,

    diperoleh rata-rata presentase maksimal yaitu 49,51% siswa menyatakan

    sangat setuju bahwa apakah harsat bersaing untuk maju dapat

    memberikan kontribusi terhadap kemandirian belajar siswa. Sedangkan

    presentase minimal yaitu 6,47% dalam hal ini siswa menyatakan tidak

    setuju bahwa apakah siswa memiliki harsat bersaing untuk maju dapat

    memberikan kontribusi terhadap kemandirian belajar siswa.

    Kontribusi memiliki harsat bersaing untuk maju dalam

    meningkatkan kemandirian belajar dapat ditempuh dengan upaya-upaya

    sebagai berikut : Mencari buku-buku di perpustakaan bila materi pelajaran

    belum dipahami, dengan memperhatikan item soal 9 yaitu terdapat 80%

    siswa menyatakan sangat setuju apakah siswa mencari dan membaca

    buku-buku diperpustakaan bila materi pelajaran belum dipahami; Merasa

    bahwa semua pelajaran itu penting untuk mengembangkan dirinya

    ,dengan memperhatikan item soal ke 10 yaitu terdapat 51,41% siswa

    menyatakan sangat setuju bahwa apakah siswa mengatakan semua

    pelajaran itu penting bagi mereka dan dapat mengembangkan potensi

    dan intelektual mereka ; Mendiskusikan kembali pelajaran dengan orang

    lain/teman, dengan memperhatikan item soal ke 11 yaitu terdapat 51,41%

    siswa menyatakan setuju bahwa apakah siswa mendiskusikan kembali

    pelajaran dengan orang lain/teman dapat meningkatkan kemandirian

    belajar siswa.

  • 8/2/2019 For Inci Elen

    50/71

    50

    Untuk pernyataan alternatif negatif, diperoleh presentase yaitu 62,85%

    siswa menyatakan tidak setuju untuk ngobrol di kantin jika ada pelajaran

    kosong terutama pelajaran geografi. Dalam hal ini siswa lebih setuju bila

    ada jam pelajaran kosong mereka menempatkan kesempatan untuk

    membaca diperpustakaan atau berdiskusi tentang pelajaran yang belum

    dipahami.

    3). Mampu mengambil keputusan dan inisiatif

    Tabulasi dan instrumen pengumpulan data tentang variabel

    kemampuan mengambil keputusan dan inisiatif dituangkan pada

    tabel :

  • 8/2/2019 For Inci Elen

    51/71

    51

    Tabel 4.3Mampu Mengambil Keputusan Dan Inisiatif

    ItemSoal

    Kemandirianbelajar

    Alternatif jawabanN

    PresentaseJumlahAlternatif positif

    SS S TP TSSTS

    SS S TP TS STS

    13 Apakah siswaBerusahamemecahkansendiri bila adasoalsoal tugasyang sulit

    19 15 1 1 - 3554,2

    842,85

    2,85

    2,85

    - 100

    14 Apakah siswa

    Belajar sendiritanpamenungguperintah dariorang tua

    1 13 12 2 7 35 2.8537,14

    34,28

    5,71

    20 100

    Rata- Rata28,5

    639,99

    18,56

    4,28

    10

    alternatifnegatif

    15 Apakah siswaMengerjakantugas di bantuoleh orang tua

    - 4 1 12 18 35 -

    11,

    42

    2.8

    5 34 51,41 100

    16 Apakah siswaBertanya padaorang lain bilaadapermasalahanuntukmemahamipelajaran

    - - - 12 23 35 - - - 34 65,71 100

    Rata- Rata -5,7

    1

    1,4

    2

    34 58,42 100

    Sumber Data : Hasil Penelitian tahun 2011

  • 8/2/2019 For Inci Elen

    52/71

    52

    Berdasarkan hasil penelitian mengenai kemampuan mengambil

    keputusan dan inisiatif pada tabel 4.3 sebagai berikut : Untuk pernyataan

    alternatif positif, diperoleh rata-rata presentase maksimal yaitu 39,99%

    siswa menyatakan setuju bahwa apakah siswa mampu mengambil

    keputusan dan inisiatif dapat memberikan kontribusi terhadap kemandirian

    belajar mereka. Sedangkan presentase minimal yaitu 4,28% dimana siswa

    menyatakan tidak setuju bahwa apakah siswa mampu mengambil

    keputusan dan inisiatif dapat memberikan kontribusi terhadap kemandirian

    belajar mereka. Memperhatikan respon siswa tersebut dapat di simpulkan

    bahwa siswa lebih setuju untuk mampu mengambil keputusan dan inisiatif

    bila menghadapi suatu permasalahan atau kesulitan dalam memahami

    suatu pelajaran, dan tidak pasrah dengan keadaan yang tengah di alami.

    Mampu mengambil keputusan dan inisiatif untuk meningkatkan

    kemandirian belajar dapat ditempuh dengan upaya-upaya sebagai berikut

    :apakah siswa Berusaha memecahkan sendiri bila ada soal-soal tugas

    yang sulit, dengan memperhatikan item soal 13 yaitu terdapat respon

    siswa lebih menonjol sebesar 54,24% siswa menyatakan sangat setuju

    apakah siswa berusaha memecahkan sendiri bila ada soal-soal atau tugas

    yang sulit, dalam hal ini siswa akan berusaha semaksimal mungkin untuk

    selalu mandiri dan tidak ketergantungan dengan orang lain terlebih

    dengan orang tua mereka ; Belajar sendiri tanpa menunggu perintah

    orang tua, memperhatikan item soal ke 14 yaitu terdapat 37,14% siswa

    menyatakan setuju apakah siswa belajar sendiri tanpa menunggu

    perintah dari orang tua, dalam hal ini siswa lebih suka untuk mandiri

  • 8/2/2019 For Inci Elen

    53/71

    53

    dalam mengambil keputusan dan inisiatif dan merasa belajar sangat

    bermanfaat untuk pengembangan intelektualnya.

    Untuk pernyataan alternatif negatif, diperoleh rata-rata presentase

    yang lebih menonjol yaitu 58,42% siswa menyatakan sangat tidak setuju

    dalam hal ini siswa menolak bahwa apakah siswa mampu mengambil

    keputusan dan inisiatif tidak dapat memberikan kontribusi terhadap

    kemandirian belajar siswa. Dan rata-rata presentase minimalnya yaitu

    1,42% siswa tidak ada pendapat tentang pernyataan bahwa mampu

    mengambil keputusan dan inisiatif tidak dapat meningkatkan kemandirian

    belajar. Secara rinci dapat memperhatikan tanggapan siswa atas

    pernyataan pada item-item soal yang ada di tabel 4.3 sebagai berikut :

    Pada item soal ke 15 terdapat pernyataan yang lebih menonjol yaitu

    sebesar 51,41% siswa menyatakan sangat tidak setuju atas pernyataan

    apakah siswa mengerjakan tugas dibantu oleh orang tua. Memperhatikan

    tanggapan siswa atas pernyataan ini yaitu dimana siswa lebih setuju untuk

    mengerjakan sendiri tugas yang diberikan oleh guru dibandingkan

    meminta bantuan dari orang tua mereka. Selanjutnya pada item soal ke

    16 terdapat 65,71% siswa menyatakan sangat tidak setuju dalam artian

    menolak pernyataan bertanya pada orang lain bila ada permasalahan

    untuk memahami pelajaran dapat meningkatkan kemandirian belajar

    mereka. Dalam hal ini siswa lebih setuju untuk memecahkan sendiri

    permasalahan yang dihadapi dibandingkan bertanya pada orang lain.

  • 8/2/2019 For Inci Elen

    54/71

    54

    4). Percaya diri siswa dalam kemandirian belajar

    Tabulasi dan instrumen pengumpulan data tentang variabel

    Percaya diri siswa dalam kemandirian belajar dituangkan pada

    tabel 4.4 sebagai berikut :

    Tabel 4.4

    Percaya Diri Siswa Dalam Kemandirian Belajar

    Itemsoal

    Kemandirian

    belajar

    Frekuensi N presentaseJu

    mla

    h

    Alternatifpositif

    SS S TP TSSTS

    SS S TP TSSTS

    17

    Apakah siswaJika adakesulitan belajarmampumemgatasimasalah sendiri

    4 15 11 5 - 3511,4

    242,85

    31,42

    14,28

    - 100

    18

    Apakah siswa

    Percaya padakemampuansendiri bahwaakan berhasildalam belajar

    13 18 4 - - 3537,1

    452,42

    11,42

    - - 100

    19

    Apakah siswaYakin bahwasetiap tugas yangdi kerjakanadalah benar

    11 19 2 3 - 3531,4

    254,28

    5,71 8,57 - 100

    20

    Apakah siswabila ada ulangan/

    evaluasi lebihyakin denganjawaban sendiridibandingmencontekjawaban teman

    25 8 2 3571,4

    222,85

    5,71 - - 100

    Rata-rata37,8

    543,1

    13,56

    5,71 - 100

    Sumber Data :Hasil Penelitian Tahun 2011

  • 8/2/2019 For Inci Elen

    55/71

    55

    Berdasarkan pengolahan data pada tabel 4.4 dapat dijabarkan

    sebagai berikut : Rata-rata presentase maksimal yaitu 43,1% siswa

    menyatakan setuju bahwa apakah percaya diri dapat memberikan

    kontribusi terhadap kemandirian belajar siswa. Sedangkan presentase

    minimalnya yaitu 5,71% dalam hal ini siswa menyatakan tidak setuju

    bahwa percaya diri dapat memberikan kontribusi terhadap kemandirian

    belajar mereka.

    Secara rinci dapat memperhatikan tanggapan siswa atas

    pernyataan pada item-item soal yang ada di tabel 4.4 yaitu : Mampu

    mengatasi masalah sendiri jika ada kesulitan belajar , dengan

    memperhatikan item soal ke 17 yaitu terdapat 42,85% siswa menyatakan

    setuju untuk mengatasi sendiri jika ada kesulitan belajar yang dihadapi.

    Dalam hal ini siswa yakin dengan kemampuan yang dimiliki dan tidak

    akan meminta bantuan dari orang lain untuk memecahkan permasalahan

    yang akan dihadapi ; Percaya pada kemampuan sendiri bahwa akan

    berhasil dalam belajar, ,dengan memperhatikan item soal ke 18 yaitu

    terdapat 52,42% siswa menyatakan setuju apakah siswa percaya pada

    kemampuan sendiri bahwa akan berhasil dalam belajar. Dalam hal ini

    siswa merasa yakin atas kemampuan yang dimiliki dan merasa tidak akan

    gagal dalam meraih prestasi yang lebih baik ; Yakin bahwa setiap tugas

    yang dikerjakan adalah benar, dengan memperhatikan item soal ke 19

    yaitu terdapat 54,28% siswa menyatakan setuju bahwa apakah siswa

    selalu yakin atas tugas-tugas yang dikerjakan. Dalam hal ini siswa pun

  • 8/2/2019 For Inci Elen

    56/71

    56

    percaya atas kemampuan yang dimiliki dan hal ini akan mencegah

    kemungkinan siswa untuk berhadap pada temannya dalam

    menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan oleh guru disekolah ; Bila ada

    ulangan/evaluasi lebih yakin dengan jawaban sendiri dibanding

    mencontek jawaban teman. Memperhatikan item soal ke 20 yaitu terdapat

    71,42% siswa menyatakan sangat setuju untuk tidak mencontek jawaban

    teman bila ada ulangan/evaluasi dan lebih yakin pada jawaban sendiri.

    Jika memperhatikan respon siswa atas pernyataan ini maka siswa akan

    selalu berusaha untuk selalu belajar pada setiap harinya agar mereka

    tidak kewalahan bila ada ulangan atau evaluasi disekolah.

    2. Hasil Belajar Siswa

    Dari hasil pengumpulan data mengenai hasil belajar siswa

    semester genap SMA Negeri 1 Wakorumba Utara dicantumkan

    pada tabel 4.5 sebagai berikut :

  • 8/2/2019 For Inci Elen

    57/71

    57

    Tabel 4.5

    Hasil Belajar Siswa Kelas Xd SMA Negeri I Wakorumba Utara

    NO NAMA NILAI

    1 Abdul Wahab 7,52 Ayu Sundari 7,83 Alan Sahrir 7,84 Aldiyanto 7,65 Awal Mukti 7,16 Bakiri 7,37 Basir 7,9

    8 Bahar 8,49 Basirun 7,4

    10 Harianto Hamza 7,511 Karmila 7,312 La Ode Ruslan Isra 7,113 La Ode Ruslin 7,114 La Ode Awaludin 8,315 Nurmianti Rukmana 7,416 Musdin 7,317 Nofrianti 8,2

    18 Puput Parindingan 8,619 Putri Utami 7,120 Siti Zainab 7,121 Samad Abdul. 7,022 Rahim Junior 7,223 Rahma Wait 7,824 Rita Handayani 7,725 Syamriyanto 8,226 Syamriadi 7,727 Tamrin Rino 7,728 Tetiyani 7,229 Wa Eci Sulistia Wait 7,230 Wa Jambu 7,231 Yuniati Razak 8,232 Yulita 8,033 Zakia 7,334 Zaenab 7,635 Zainal Abidin 7,1

    Jumlah22649

    Sumber: hasil penelitian tahun 2011

  • 8/2/2019 For Inci Elen

    58/71

    58

    D. Analisis Data

    Tabel 4.6

    JUMLAH SKOR UNTUK VARIABEL X DAN VARIABEL Y

    NOVARIABEL X

    (KEMANDIRIANBELAJAR)

    VARIABEL Y(HASIL BELAJAR)

    1 74 7,52 82 7,83 82 7,84 77 7,65 70 7,16 74 7,37 81 7,98 75 8,49 74 7,4

    10 76 7,511 72 7,312 81 7,113 70 7,114 84 8,315 75 7,416 74 7,3

    17 83 8,218 87 8,619 72 7,120 70 7,121 71 7,022 75 7,223 78 7,824 75 7,725 74 8,226 77 7,7

    27 78 7,728 72 7,229 76 7,230 73 7,231 81 8,232 81 8,033 74 7,334 76 7,635 71 7,1

    X = 2665

    = 76,14Y = 264,9 = 7,57

    Sumber Data: Hasil Evaluasi Penelitian 2011

  • 8/2/2019 For Inci Elen

    59/71

    59

    Untuk mengetahui besarnya statistik yang akan digunakan pada analisis

    data maka dihitung rata-rata dan standar deviasi dari kedua variabel

    tersebut dengan menggunakan kalkulator fx-3600p:

    X = 76,14

    Sdx Sampel = 4,400152788

    Sdx Populasi = 4,336837936

    Y = 7,57

    Sdy Sampel = 0,438427288

    Sdy populasi = 0,432118653

    n = 35

    Teknik analisis data yang digunakan untuk kepentingan pengujian

    hipotesa dalam penelitian ini adalah menggunakan rumus korelasi Product

    Momentyang dilanjutkan dengan statistik uji t.

    1. Menghitung Nilai Koefisien Korelasi antara Variabel Kemandirian

    Belajar dengan Variabel Prestasi Belajar.

    Menentukan besarnya hubungan kedua variabel yaitu variabel

    Kemandirian belajar dengan variabel Hasil belajar, dengan menghitung

    besarnya r (korelasi).

  • 8/2/2019 For Inci Elen

    60/71

    60

    Tabel 4.7Perhitungan Klasifikasi Data Variabel X dan Variabel Y

    No X Y X2 Y2 XY

    1 74 7,5 5476 56,25 5552 82 7,8 6724 60,84 639,63 82 7,8 6724 60,84 639,64 77 7,6 5929 57,76 585,25 70 7,1 4900 50,41 4976 74 7,3 5476 53,29 540,27 81 7,9 6400 62,41 639,98 75 8,4 5625 70,56 6309 74 7,4

    5476 54,76 547,610 76 7,5 5776 56,25 570

    11 72 7,3 5184 53,29 525,612 81 7,1 6400 50,41 575,113 70 7,1 4900 50,41 49714 84 8,3 7056 68.89 697,215 75 7,4 5625 54,76 55516 74 7,3 5476 54,76 540,217 83 8,2 6889 67,24 680,618 87 8,6 7569 73,96 748,219 72 7,1 5184 50,41 511,2

    20 70 7,1 4900 50,41 511,221 71 7,0 5041 49 49722 75 7,2 5625 51,84 54023 78 7,8 6084 60,84 608,424 75 7,7 5625 70,56 577,525 74 8,2 5476 54,76 606,826 77 7,7 5929 59,29 592,927 78 7,7 6084 59,29 600,028 72 7,2 6724 51,84 518,429 76 7,2 5776 51,84 547,2

    30 73 7,2 5329 51,84 525,631 81 8,2 6400 67,24 664,232 81 8,0 6400 64 64833 74 7,3 5476 54,76 540,234 76 7,6 7396 57,76 577,635 71 7,1 5041 50,41 504,1 2665 264,9 206095 1944,29 20219,7

  • 8/2/2019 For Inci Elen

    61/71

    61

    Diketahui :

    n = 35

    X = 2665

    Y = 264,9

    X2 = 203579

    Y2 = 2011,45

    XY = 20219,7

    2222

    xy

    YYnXx.n

    YXXYnr

    2)9,264(45,201135)2665(203579359,264266520219,735

    2

    xyr

    01,7017270400,75710222571252655,705958707689,5

    xyr

    228,7423040

    1731xyr

    6,5270169

    1731

    xyr

    684996,2295

    1731

    xyr

    7540231,0xyr

    Dari perhitungan koefisien korelasi Nampak perolehan nilai r = 0,75

    Penyesuaian data nilai rxy dapat dilihat pada tabel interpretasi di bawah

    ini yaitu sebagai berikut :

  • 8/2/2019 For Inci Elen

    62/71

    62

    Tabel 4.8Interpretasi Nilai Koefisien Korelasi (r)

    Interval Koefisien Tingkat Hubungan

    0,80 - 1,000

    0,60 - 0,799

    0,40 - 0,599

    0,20 - 0,399

    0,00 - 0,199

    Sangat Kuat

    Kuat

    Cukup Kuat

    Rendah

    Sangat Rendah

    Memperhatikan table 4.8 interpretasi nilai koefisien korelasi (r)

    maka hal ini dinyatakan terdapat hubungan antara Kemandirian belajar

    dengan Hasil belajar siswa tergolong sangat kuat.

    Untuk mencari besarnya sumbangan (kontribusi) Kemandirian

    belajar terhadap hasil belajar dengan menggunakan rumus Koefisien

    Determinan sebagai berikut: KP = r2 x 100%.

    Determinan KP = r2 x 100% = 0,752 x 100% = 56,25%. Artinya

    variabel kemandirian belajar dengan hasil belajar siswa pada mata

    pelajaran Geografi kelas X SMA Negeri 1 Wakorumba Utara berkontribusi

    sebesar 56,25% dan sisanya 43,77% di tentukan oleh variabel lain.

    2. Pengujian Hipotesa Penelitian

    Hipotesa yang akan diuji pada penelitian ini adalah kemandirian

    belajar dengan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Geografi Kelas X

    SMANegeri 1 Wakorumba Utara. Karena sampel besar (> 30), maka

    statistik yang sesuai adalah statistik uji t. Rumus yang digunakan adalah:

    t2r1

    2nr

  • 8/2/2019 For Inci Elen

    63/71

    63

    Perhitungan pengujian hipotesa dilakukan dengan langkah-langkah

    sebagai berikut:

    Langkah pertama:

    Hipotesa pengujian:

    HA : Terdapat hubungan antara kemandirian belajar dengan hasil

    belajazr siswa pada mata pelajaran Geografi Kelas X SMA Negeri

    1 Wakorumba Utara.

    Ho : Tidak terdapat hubungan antara kemandirian belajar dengan Hasil

    belajar siswa pada mata pelajaran Geografi Kelas X SMA Negeri 1

    Wakorumba Utara.

    Atau dengan simbol : HA = r 0

    Ho = r = 0

    Langkah kedua: Menentukan Kriteria Pengujian

    Kriteria pengujian:

    Tolak Ho jika t o t t ( 0,05; dk 33), artinya signifikan dan

    Terima Ho jika t o < t t ( 0,05; dk 33) artinya tidak signifikan

    Langkah ketiga: Memasukkan Besaran Statistik ke dalam Rumus

    t2r1

    2nr

    t56,01

    23575,0

    t4375,0

    3375,0

    t6614,0

    3084,4 t 5141,6

  • 8/2/2019 For Inci Elen

    64/71

    64

    Langkah keempat: Menyimpulkan Hasil Analisis (Perhitungan)

    Dalam analisis pengujian hipotesa, diperoleh tobservasi senilai 6,5141

    pada derajat kebebasan dk = 33 dengan taraf pengujian pada 0,05.

    Dalam tabel diperoleh ttabel senilai 2,042. Sesuai kriteria pengujian, terima

    Ho jika tobservasi lebih kecil dari ttabel artinya tidak signifikan, sedangkan tolak

    Ho jika tobservasi sama atau lebih besar dari ttabel artinya signifikan, maka

    hasil analisis menunjukkan tolak Ho yang berarti terima HA. Dengan

    demikian kesimpulan analisis adalah terdapat hubungan yang signifikan

    antara kemandirian belajar terhadap Hasil belajar siswa pada mata

    pelajaran Geografi Kelas X SMANegeri 1 Wakorumba Utara.

    E. Pembahasan Hasil Penelitian

    Dari hasil penelitian dan analisis data yang telah dilakukan memberikan

    gambaran bahwa antara kemandirian belajar dengan hasil belajar siswa

    pada mata pelajaran Geografi di SMA Negeri 1 Wakorumba Utara

    Kabupaten Buton Utara memiliki hubungan yang kuat yakni ditandai oleh

    nilai koefisien korelasi (rxy) = 0.75. Data mengenai Kemandirian Belajar

    diperoleh melalui pengajuan pertanyaan dalam bentuk angket sebanyak

    20 pertanyaan kepada 35 siswa (sampel penelitian), Dimana rata-rata

    skor Kemandirian belajar adalah 76,1428 dan standar deviasi sampel 4,40

    sedangkan rata-rata skor Hasil belajar siswa adalah 7,56 dan standar

    deviasinya adalah 0,43. Pertanyaan dalam bentuk angket menyangkut

    Kemandirian belajar disusun dalam bentuk pilihan ganda yang didasarkan

    pada indikator-indikator yang telah ditetapkan dalam penelitian yakni :

  • 8/2/2019 For Inci Elen

    65/71

    65

    Pemanfaatan waktu belajar yang maksimal, memiliki hasrat bersaing

    untuk maju, mampu mengambil keputusan dan inisiatif untuk mengatasi

    masalah yang dihadapi, memiliki kepercayaan diri dalam mengerjakan

    tugas-tugasnya. Sedangkan data hasil belajar siswa didasarkan pada data

    yang diperoleh dari nilai rapor siswa pada semester genap tahun ajaran

    2011.

    Besarnya kontribusi kemandirian belajar terhadap hasil belajar

    siswa yaitu diketahui melalui nilai koefisien determinan (KP). Hasil analisis

    data menunjukan bahwa nilai koefisien determinan untuk kedua variabel

    penelitian yaitu 56,25% ini menunjukan bahwa kemandirian belajar

    memberikan kontribusi sebesar 56,25% terhadap hasil belajar siswa atau

    dengan kata lain bahwa sebesar 56,25% Hasil belajar siswa dipengaruhi

    oleh Kemandirian belajar sisanya 43,77% ditentukan oleh variabel lain.

    Dalam analisis pengujian hipotessis penelitian, diperoleh nilai t

    observasi senilai 6,5141. berdasarkan tabel nilai kritis t pada 0.05

    dengan derajat kebebasan dk = n 2 = 35 2 = 33 maka diperoleh ttabel

    senilai 2,042. Jadi t observasi lebih besar dari t tabel Ho tolak artinya

    signifikan, yang berarti terima Ha. Dengan demikian hasil penelitian

    analisis adalah terdapat hubungan yang signifikan antara kemandirian

    belajar dengan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Geografi di SMA

    Negeri 1 Wakorumba Utara Kabupaten Buton Utara.

  • 8/2/2019 For Inci Elen

    66/71

    66

    BAB V

    PENUTUP

    A. Kesimpulan

    Berdasarkan hasil penelitian, analisis data dan pembahasan yang

    terdapat pada bab-bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan beberapa

    hal yakni :

    1. Kemandirian belajar memiliki hubungan yang positif dengan Hasil

    belajar siswa kelas X SMA Negeri 1 Wakorumba Utara Kabupaten

    Buton Utara. Kesimpulan ini didukung oleh hasil analisis nilai

    koefisien korelasi antara variabel Kemandirian belajar (variabel X)

    dan Hasil belajar siswa (variabel Y) yang menunjukkan nilai rxy =

    0,75; ini berarti bahwa kedua variabel penelitian tersebut memiliki

    hubungan yang tergolong kuat.

    2. Konstribusi dari kemandirian belajar sebesar 7,56% terhadap Hasil

    belajar siswa kelas X SMA Negeri 1 Wakorumba Utara Kabupaten

    Buton Utara. Kesimpulan ini didasarkan pada hasil perhitungan

    nilai koefisien determinasi (KP) = 7,56%) yang berarti bahwa Hasil

    belajar siswa sebesar 7,56% dipengaruhi oleh kemandirian

    belajarnya; sedangkan sisanya dipengaruhi oleh faktor lain yang

    tidak termasuk dalam penelitian ini.

    B. Saran

    Bertolak dari hasil kesimpulan di atas, maka ada beberapa saran

    yang dikemukakan yaitu:

  • 8/2/2019 For Inci Elen

    67/71

    67

    1. Untuk meningkatkan Hasil belajar maka siswa harus memiliki

    Kemandirian belajar yang baik.

    2. Sebaiknya siswa meningkatkan kemandirian dalam belajar

    sehingga siswa itu sendiri dapat mencapai hasil belajar yang baik.

  • 8/2/2019 For Inci Elen

    68/71

    68

    DAFTAR PUSTAKA

    Adnyana, Gede Putra. 2011. Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran.shttp://mbegedut.blhttp://putradnyanagede.blogspot.com/2011/05/konsep-hasil-belajar-siswa.htmlogspot

    Ali, Mohammad & Mohammad asrori.2002.Psikologi Remaja(Perkembangan Peserta Didik)

    A.Suhaenah Suparno. 2001.Artikel Tentang Mendidik anak untuk mandiri

    . yogyakarta

    Anny. 2011. Pengertian Hasil Belajar Menurut Para Ahlihttp://cybercounselingstain.bigforumpro.com/registerom/2011/02/pengertian-hasil-belajar-menurut-para.html

    Arikunto. 2002. Metodologi Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta

    Dali,Kartini Mutakdin. 1987. Pengaruh Hubungan Manusia di kalanganSiswa terhadap kemandirian Belajar, Depdikbud: Jakarta

    Drost, SJ. 1993. Menjadi Pribadi Dewasa dan Mandiri. Yogyakarta :Kaninsius.

    Dhesiana.2009.kemandiran dalam belajar http :// dhesiana .wordpress.com/2009/01/16/kemandirian-dalam-belajar/

    Dimyati, 1994. Belajar dan Pembelajaran,Depdikbud

    E. Mulyasa. 2005. Kurikulum Yang Disempurnakan. Jakarta : PT RinekaCipta Karya.

    Holstein dan Herman. 1986. Murid Belajar Mandiri. Bandung : PTRemadjaRosdakarya

    Masidjo, Ign. 1995. Penilaian Pencapaian Hasil Belajar Siswa diSekolah.Yogyakarta : Kanisius

    Mardapi dan Djemari. 1984.Faktor-Faktor Yang Menentukan PrestasiB