File 10 Bab II Landasan Teori - BSI
Transcript of File 10 Bab II Landasan Teori - BSI
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. Umum
2.1.1. Definisi Humas
Menurut Frank Jefkins (2018:61) “Humas dimaknai sebagai sesuatu yang
merangkum keseluruhan komunikasi yang terencana, baik itu kedalam maupun
keluar, antara suatu organisasi dengan semua khalayaknya dalam rangka mencapai
tujuan-tujuan spesifik yang berlandasan saling pengertian”.
Menurut Rachmadi (2018:41) Humas adalah :
Humas lebih menekankan pada esensi public relations yaitu delebrate, planned, and sustainable effort to establish and maintain mutual understanding between and
organization and its public (Humas adalah usaha yang sengaja dan terus-menerus
dalam merencanakan untuk menjaga keberadaan dan memlihara hubungan yang
saling penegrtian antara organisasi dengan publik).
Menurut Bonar (2018:41) “Humas adalah menjalankan usaha-usaha untuk
mencapai hubungan yang harmonis antara suatu badan atau organisasi dengan
masyarakat sekelilingnya”.
Menurut Public Relations Society Of America (PRSA) mendefinisikan
“Public Relations is a strategic communications process that builds mutually
benefical relationships between organizations and their public (Humas adalah
sebuah proses komunikasi strategik yang bertujuan membangun hubungan saling
menguntungkan antara organisasi dengan publiknya)”.
2.1.2. Tugas Humas
Tugas humas menurut Rachmadi (2018:60) Tugas Humas secara umum
adalah :
15
1. Menyelenggarakan dan bertanggung jawab kepada publik, sehingga
publik mempunyai pengertian yang benar tentang hal-ikhwal lembaga,
segenap tujuan serta kegiatan yang dilakukan.
2. Memonitor, merekam, dan mengevaluasi tanggapan serta pendapat
masyarakat.
3. Mempelajari dan melakukan analisa reaksi publik terhadap kebijakan
lembaga, maupun segala macam pendapat.
4. Menyelenggarakan hubungan yang baik dengan masyarakat dan media
massa untuk memperoleh public favour, public opinion, dan perubahan
sikap.
Menurut Ruslan (2016:22-23) Tugas Humas secara umum ada dua yaitu :
1. Membina hubungan ke dalam (publik internal) yang dimaksud disini
adalah publik yang menjadi bagian dari organisasi itu sendiri. Seorang
Humas harus mampu mengidentifikasi apa yang terjadi di dalam
organisasi,
2. Membina hubungan ke luar (publik eksternal), publik eksternal adalah
publik umum atau masyarakat. Humas harus mampu menciptakan
gambaran positif organisasi di masyarakat.
2.1.3 Fungsi Humas
Menurut F. Rachmadi (2018:65) “Fungsi Humas adalah menumbuhkan dan
mengembangkan hubungan baik antara lembaga dengan publiknya, intern maupun
ekstern, dalam rangka menanamkan pengertian, menumbuhkan motivasi dan
partisipasi publik dalam upaya menciptakan iklim pendapat (opini publik) yang
menuntungkan lembaga”.
Menurut Dozier dan Broom (2018:66) sebagaimana dikutip oleh Rosady
Ruslan tugas dan Fungsi Humas adalah :
1. Penasihat Ahli (expert prescriber). Humas yang berkualitas memiliki
kemampuan yang tinggi dalam membantu manajemen dalam mencarikan
jalan keluar apabila ada masalah dengan publiknya.
2. Fasilitator Komunikasi (communication fasilitator). Humas disini
bertindak sebagai komunikator dan mediator apabila organisasi akan
berhubungan dengan publiknya.
3. Fasilitator Proses Pemecah Masalah (problem solving process fasilitator).
Humas merupakan fungsi manajemen dan sudah selayaknya menjadi
bagian dari manajemen.
4. Teknisi Komunikasi (communication technician). Artinya Humas juga
berperan sebagai jurnalis untuk organisasinya.
Menurut Rachmat Kriyantono (2018:66) ada pun tiga fungsi mendasar
humas yaitu :
1. Memelihara komunikasi yang harmonis antara perusahaan dengan
publiknya (maintain good communication).
2. Melayani kepentingan publik dengan baik (serve public’s interest).
3. Memelihara perilaku dan moralitas perusahaan dengan baik (maintain
good morals and manners).
2.1.4 Ruang Lingkup Humas
Menurut Rachmat Kriyantono (2018:76) ruang lingkup pekerjaan Humas
setidak-tidaknya ada tujuh, yakni :
17
1. Publication dan publicity, yaitu memperkenalkan perusahaan atau
organisasi kepada publik melalui berbagai media yang ada, baik itu media
mainstream maupun media baru.
2. Events, yaitu mengorganisasi event atau kegiatan sebagai upaya
membentuk citra.
3. News, seorang Humas harus memiliki keterampilan menulis, seperti
release, newsletter, berita, dan lain sebagainya.
4. Community involvement, yaitu memupuk keterlibatan masyarakat sekitar.
5. Identity-media, bahwa pekerjaan Humas adalah membina hubungan baik
dengan media.
6. Lobyying, Humas dituntut untuk memiliki kemampuan persuasi dan
negosiasi.
7. Social investment, yaitu Humas juga harus memiliki program untuk
kepentingan umum, seperti program bantuan untuk peduli bencana
pengobatan gratis, beasiswa, dan sebagainya.
Dikutip dalam Jurnal Komunikasi BSI Menurut Widjaja (2017:1) Ruang
Lingkup Humas meliputi antara lain :
1. Pengumpulan dan pengolahan data.
2. Pengumpulan dan pengolahan data mmepunyai tugas mengumpulkan dan
mengolah data untuk keperluan informasi bagi masyarakat dan lembaga
serta informasi umpan balik dari masyarakat.
3. Penerangan, mempunyai tugas mempersiapkan pemberian penerangan
kepada masyarakat tentang kebijakan dan pelaksanaan kegiatan lembaga
melalui media masa.
4. Publikasi, mempunyai tugas mengurus publikasi tentang kebijakan dan
pelaksanaan kegiatan lembaga.
2.1.5. Peran Humas
Menurut Rumantri (2015:204) fungsi dan peran Humas adalah :
1. Menumbuhkan, mengembangkan hubungan baik antara organisasi
perusahaan, dengan publiknya baik internal maupun eksternal.
2. Menanamkan pengertian, menumbuhkan motivasi, dan meningkatkan
motivasi publik.
3. Menciptakaan opini publik yang menguntungkan organisasi/perusahaan
publik.
Menurut Effendy dalam buku Ruslan (2015:10) peran utama Humas pada
dasarnya adalah :
1. Sebagai communicator atau penghubung antara organisasi atau lembaga
yang diwakili dengan publiknya.
2. Membina relationship yaitu membina hubungan yang positif dan saling
menguntungkan dengan publiknya.
3. Peranan back up management yakni sebagai pendukung dalam fungsi
manajemen atau organisasi.
4. Membentuk corporate image artinya peranan Humas berupaya
menciptakan citra bagi organisasi atau lembaganya.
19
2.1. Studi Literatur
2.1.1. Definisi Humas Pemerintahan
Inu Kentjana Syafie, pakar dibidang ilmu pemerintahan, menguraikan
pengertian pemerintahan (2018:45) yaitu :
Pemerintahan berasal dari kata “perintah” yang setelah ditambah awalan “pe” menjadi pemerintah, dan ketika ditambah akhiran “an” menjadi pemerintahan.
Secara etimologis, pemerintah (goverment) berasal dari bahasa Yunani Kubernan atau nahkoda kapal yang artinya menatap kedepan. Memerintah berarti melihat
kedepan, menentukan berbagai kebijakan guna masa depan.
Menurut Dan Lattimore dkk (2018:48) mengatakan bahwa :
Goverment public relations is a mangement function that helps objectives define
objectives and philosophies while also helping the organization adapt to the
demands of its constituencie and enviroment (Humas pemerintah adalah fungsi
manajemen yang membantu organisasi serta membantu organisasi merumuskan
tujuan organisasi serta membantu organisasi beradaptasi dengan tuntutan konsituen
dan lingkungan).
Di dalam bukunya Suprawoto (Goverment Public Relations Perkembangan
& Praktik di Indonesia. 2018: 49) yaitu :
Peraturan Mentri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor
PER/12/M.PAN/08/TAHUN 2007 tentang Pedoman Umum Hubungan Masyarakat
di Lingkungan Instansi Pemerintah pada Pasal 1 ayat (1) yang dimaksud dengan
hubungan masyarakat di lingkungan instansi pemerintah yang selanjutnya disebut
dengan “Humas Pemerintah adalah aktivitas lembaga dan atau individu yang
melakukan fungsi manajemen dalam bidang komunikasi dan informasi kepada
publik pemangku kepentingan dan sebaliknya”.
Di dalam bukunya Suprawoto (Goverment Public Relations Perkembangan
& Praktik di Indonesia. 2018: 65) yaitu tugas Humas secara formal telah diatur
dalam Peraturan Menpan RB. Menurut Peraturan Mentri Negara Pendayagunaan
Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia (Menpan RB)
Nomor 30 tahun 2011 tentang Pedoman Umum Tata Kelola Kehumasan, tugas
Humas pemerintah diuraikan sebagai berikut :
1. Melaksanakan komunikasi timbal-balik antar instansi pemerintahan dan
publik yang terencana untuk menciptakan saling pengertian dalam
mencapai tujuan, demi memperoleh manfat bersama. Komunikasi yang
dikembangkan harus komunikasi dua arah atau timbal-balik tentunya
mengutamakan dialog, untuk menuju saling pengertian dalam mencapai
tujuan bersama. Dengan demikian, Humas pemerintah menjadi garda
terdepan dalam proses komunikasi dengan khalayak sasaran serta menjadi
simpul informasi dan komunikasi dalam lembaganya.
2. Meningkatkan kelancaran arus informasi dan aksesibilitas publik. Ini
merupakan tantangan tersendiri bagi humas pemerintahan tentang
birokrasi yang masih berbelit serta kuatnya ego sektoral. Humas kerap
dipandang baru ketika ada krisis. Oleh sebab itu, merupakan tantangan
Humas pemerintah untuk meminimalkan kendala ini guna melancarkan
arus informasi dan kemudahan akses oleh publik.
3. Meningkatkan koordinasi dalam penyebarluasan informasi tentang
kebijakan pemerintah. Koordinasi yang sangat mudah diucapkan namun
sangat sulit diaplikasikan dalam kegiatan. Namun Humas pemerintah
harus memahami, bahwa tidak mungkin bekerja sendiri. Tanpa satuan
kerja lain yang men-support Humas pemerintah akan kesulitan dalam
melaksanakan tugasnya. Oleh sebab itu, peningkatan koordinasi harus
terus dilakukan.
4. Membangun citra dan reputasi positif. Membangun citra dan reputasi
positif di era keterbukaan informasi dan kebebasaan seperti sekarang
sungguh pekerjaan yang tidak mudah. Semua hal apa saja yang dilakukan
21
pemerintah tidak bisa ditutupi lagi. Semuanya saat ini serba transparan.
Oleh sebab itu, Humas pemerintah harus terus sigap tiada henti. Namun
sudah menjadi konsekuensi tugas Humas pemerintah untuk membangun
citra dan reputasi yang positif. Yang sulit ketika keberhasilan Humas
pemerintah diukur dan dianggap berhasil dan sukses serta hebat ketika
dapat menutupi penyimpangan yang terjadi. Tentunya Humas pemerintah
harus pandai memposikan diri apabila menghadapi persoalan seperti ini.
2.2.2. Pelayanan Publik
Menurut Fandy Tjiptono (2018:333) “Pelayanan Publik adalah bentuk
penyajian, tindakan, dan informasi yang diberikan untuk meningkatkan
kemampuan pelanggan/pengguna jasa dalam mewujudkan nilai potensial yang
terkandung dalam produk/jasa inti yang dibeli pelanggan/pengguna”.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2018:330) dinyatakan “Pelayanan
adalah suatu usaha untuk membantu menyiapkan (mengurus) apa yang diperlukan
orang lain”.
Menurut J.S. Bowman dalam Haryatmoko (BSI,2017 :5) “Pelayanan Publik
merupakan lembaga rakyat yang memberi pelayanan kepada warga Negara,
mmeperjuangkan kepenting kolektif dan menerima tanggung jawab untuk meberi
hasil”.
2.2.3 Pelayanan Prima
Menurut Muhammad Dahlan yang dikutip dalam Jurnal Unpad (2017: Vol 19,
No,1) “Pelayanan Prima adalah kemampuan maksimal sesorang dalam berhubungan
dengan orang lain dalam hal pelayanan dan pelayananan yang terbaik
yang diberikan kepada pelanggan, baik pelanggan internal maupun eksternal
berdasarkan standar dan prosedur pelayanan”.
Menurut Nurul Yaqien yang dikutip dalam Jurnal UIN Malang (2017:
Volume 2) “Pelayanan Prima (service excellent) adalah suatu pelayanan yang
terbaik dalam memenuhi harapan dan kebutuhan pelanggan dengan kata lain,
pelayanan prima merupakan suatu pelayanan yang memenuhi standar kualitas yang
sesuai dengan harapan dan kepuasan pelanggan/masyarakat”.
Menurut Pratomo & Shaff yang dikutip dalam Jurnal Nurul Yaqien UIN
Malang (2017: Volume 2) Pelayanan Prima yaitu :
Pelayanan Prima adalah kepedulian terhadap pelanggan yang berorientasi
keuntungan (profit oriented) atau organisasi yang berorientasi sosial
(nonprofit) terhadap pelanggan yang ditunjukan dengan adanya sikap, perhatian, dan tindakan nyata sehingga pelanggan merasa nyaman dengan
pelayanan prima yang diberikan.
2.2.4 Publik Eksternal
Menurut A. Anditha Sari (Dasar-dasar Public Relations Teori & Praktik
2017:) “Publik Eksternal adalah mereka yang secara tidak langsung berhubungan
dengan perusahaan yaitu media pemerintahan pusat dan daerah, konsumen,
masyarakat sekitar, dan pemasok”.
Menurut Suhandang dalam buku Romli (2015:98) yaitu :
Eksternal public relations adalah kegiatan public relations dengan orang-orang
diluar perusahaan yang menjadi kegiatan public relations adalah orang-orang atau
anggota masyarakat di luar organisasi, baik yang ada kaitanya dengan organisasi maupun yang diharapkan/ diduga ada kaitanya dengan organisasi.
Menurut Suhandang dalam buku Romli (2015:99) Publik Eksternal dari
perusahaan terdiri dari :
23
1. Orang-orang atau penduduk yang tinggal di sekitar daerah dimana
perusahaan, organisasi, badan atau instansi berada. Himpunan ini lazim
disebut community public.
2. Para langganan atau relasi perusahaan, organisasi, badan atau instansi itu,
atau disebut customary public.
3. Para pemasok bahan baku dan penyalur hasil produksi dari perusahaan,
organisasi, badan atau instansi itu, atau biasa disebut consumer public.
4. Organisasi-organisasi masyarakat yang mempunyai kepentingan atau
keterkaitan usaha dengan perusahaan, organisasi, badan atau instansi.
5. Para opinion leader atau orang-orang yang berpengaruh dikalangan
masyarakat.
6. Khalayak ramai atau general public yang berkepentingan dan bersimpati
terhadap usaha perusahaan, organisasi, badan atau instansi yang dimaksud.
2.2.5. Hubungan Eksternal
Hubungan dengan Publik Eksternal (Dr. Syarifudin, 2016:98), yakni
hubungan antara organisasi dengan publiknya yang berada diluar organisasi, terdiri
dari :
1. Costumer Relations
Menjaga hubungan baik dengan pelanggan sangat penting dalam tujuan
organisasi. Organisasi harus senantiasa memerhatikan terpenuhinya
harapan dan kepuasan pelanggan. Menjaga dan mempertahankan
kepercayaan pelanggan sekaligus menganalisis perubahan sikap adalah
tugas krusial yang harus dilakukan praktisi Humas.
2. Community Relations
Menjaga hubungan dengan komunitas masyarakat dimana organisasi
berada. Hubungan harmonis perlu dibangun, sebab eksistensi organisasi
memerlukan pengertian dan dukungan masyarakat. Bahkan, lewat
hubungan yang terbangun secara baik, komunitas dapat menjadi “perisai”
ketika menghadapi masalah. Bentuk hubungan harmonis ddapat dibangun,
baik dilakukan melalui proses fomal, non-formal maupun personal.
Misalnya, melalui hubungan yang lebih menekankan pada aspek kontak-
psikologis.
3. Goverment Relations
Keberadaan organisasi pasti tidak akan lepas dari interaksi dengan
pemerintah. Hubungan komunikasi yang baik dengan pemerintah
memudahkan organisasi menyelesaikan berbagai kepentingan. Hubungan
ini diwujudkan dalam bentuk ketaatan membayar pajak, memenuhi
peraturan terkait AMDAL, IMB, aspek keamanan dan sebagainya.
4. Press Relations
Hubungan harmonis dengan pers harus diupayakan, baik secara personal
maupun institusional. Tujuannya, selain memudahkan alur informasi
organisasi, hubungan yang harmonis akan meminimalkan informasi yang
cenderung negatif. Hubungan secara personal berkaitan dengan
berhubungan dengan insan pers secara langsung.
5. Supplier Relations
Biasanya, organisasi atau perusahaan yang bentuk usahanya adalah produk
konsumsi memiliki relasi dengan pemasok bahan baku. Hubungan
25
harmonis dengan pemasok sangat penting supaya kerja sama saling
menguntungkan tetap terjaga. Caraya, berikan berbagai kemudahan,
kesempatan untuk berkembang dan yang pasti menguntungkan kedua
pihak.
6. Distributor Relations
Pesan distributor sangat penting untuk organisasi atau perusahaan yang
menjual produk. Oleh sebab itu, hubungan harmonis dengan distributor
harus selalu dijaga. Ciptakan rasa saling percaya, menghargai dan
menguntungkan.
7. Market Relations
Pasar adalah suatu lembaga yang memungkinkan pembeli dan penjual
berinteraksi dan terlibat pertukaran. Interaksi antara penjual dengan
pembeli memiliki lingkup, dari yang sederhana hingga yang rumit.
8. Educational Relations
Dewasa ini, organisasi dan perusahaan besar memiliki kepedulian yang
besar terhadap generasi muda. Oleh karena itu, program dan anggaran
khusus untuk meningkatkan mutu pendidikan biasanya sudah disiapkan.
9. Banking Relations
Hubungan dengan lembaga perbankan merupakan sebuah fenomena
keniscayaan, baik sebabai tempat penyimpanan aset finansial maupun
sebagi rekan pendanaan. Dalam hal ini, pihak PR perusahaan harus
senantiasa menjalin kerja sama yang makin baik dalam rangka menjamin
kinerja diantara keduanya.
2.2.6. Program Eksternal
Menurut Frank Jefkins (2016:153) mendefinisikan Program Humas adalah :
“Public Relations consists of all forms of planned communication outwards and
inwards between an organizations and its public fot the purpose of achieving
specific objectivies concerning mutual understanding (secara umum program
Humas yaitu terdiri dari semua kegiatan perencanaan komunikasi baik kegiatan
kedalam maupun ke luar antara organisasi dan publiknya yang tujuannya untuk
mencapai saling pengertian)”.