DESAIN KURIKULUM PELATIHAN KEBENCANAAN DENGAN...

19
International Conference on Education and Regional Development 2018 (ICERD 3rd 2018) Curriculum for Millennial Generation in Disruptive Era and 4.0 Industrial RevolutionsBandung, Indonesia. 22 November 2018 DESAIN KURIKULUM PELATIHAN KEBENCANAAN DENGAN PENDEKATAN ANDRAGOGI Esi Febrina & Rusman [email protected] & [email protected] Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia ABSTRAK Indonesia merupakan negara kepulauan yang terletak antara dua benua Asia dan Australia serta dua samudera Hindia dan Pasifik dan berada pada 3 pertemuan lempeng tektonik besar, yaitu lempeng Indo-Australia, Eurasia dan lempeng Pasifik yang menyebabkan terbentuknya deretan gunung api (volcanic arc). Dampak dari aktifitas tektonik adalah terbentuknya patahan atau sesar yang menyebabkan Indonesia menjadi daerah rawan bencana. Berdasarkan data dari BNPB terdapat 81 Kejadian Gempa dalam kurun waktu 5 tahun terakhir ini. Dalam upaya meningkatkan kompetensi masyarakat dalam pengetahuan kebencanaan dan cara pertolongan pertama jika terjadi bencana maka diperlukan suatu desain kurikulum pelatihan kebencanaan dalam meningkatkan kompetensi dari segi kognitif, afektif dan psikomotor. Penelitian ini menggunakan metode desain dan pengembangan. Sebelum menyusun kurikulum tahap pertama yang diperlukan adalah melakukan analisis kebutuhan kemudian dilanjutkan pada tahap perancangan dan pengembangan kurikulum tersebut. Pelatihan ini menggunakan pendekatan andragogi karena kegiatan diklat ini bertujuan selain memberikan pengetahuan tentang kebencanaan, peserta mampu melakukan pertolongan dasar untuk diri sendiri maupun orang lain apabila diperlukan. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat mengimplementasi dan mengevaluasi dari desain yang telah dikembangkan. Kata kunci: desain kurikulum, pelatihan, disaster, andragogi

Transcript of DESAIN KURIKULUM PELATIHAN KEBENCANAAN DENGAN...

Page 1: DESAIN KURIKULUM PELATIHAN KEBENCANAAN DENGAN …icerd2018.conference.upi.edu/.../uploads/sites/30/2020/...Kebencana… · Pelatihan kebencanaan adalah salah satu program pelatihan

International Conference on Education and Regional Development 2018

(ICERD 3rd 2018)

“Curriculum for Millennial Generation in Disruptive Era and 4.0 Industrial Revolutions”

Bandung, Indonesia. 22 November 2018

DESAIN KURIKULUM PELATIHAN KEBENCANAAN DENGAN PENDEKATAN

ANDRAGOGI

Esi Febrina & Rusman

[email protected] & [email protected]

Sekolah Pascasarjana

Universitas Pendidikan Indonesia

ABSTRAK

Indonesia merupakan negara kepulauan yang terletak antara dua benua Asia dan Australia

serta dua samudera Hindia dan Pasifik dan berada pada 3 pertemuan lempeng tektonik besar,

yaitu lempeng Indo-Australia, Eurasia dan lempeng Pasifik yang menyebabkan terbentuknya

deretan gunung api (volcanic arc). Dampak dari aktifitas tektonik adalah terbentuknya

patahan atau sesar yang menyebabkan Indonesia menjadi daerah rawan bencana. Berdasarkan

data dari BNPB terdapat 81 Kejadian Gempa dalam kurun waktu 5 tahun terakhir ini. Dalam

upaya meningkatkan kompetensi masyarakat dalam pengetahuan kebencanaan dan cara

pertolongan pertama jika terjadi bencana maka diperlukan suatu desain kurikulum pelatihan

kebencanaan dalam meningkatkan kompetensi dari segi kognitif, afektif dan psikomotor.

Penelitian ini menggunakan metode desain dan pengembangan. Sebelum menyusun

kurikulum tahap pertama yang diperlukan adalah melakukan analisis kebutuhan kemudian

dilanjutkan pada tahap perancangan dan pengembangan kurikulum tersebut. Pelatihan ini

menggunakan pendekatan andragogi karena kegiatan diklat ini bertujuan selain memberikan

pengetahuan tentang kebencanaan, peserta mampu melakukan pertolongan dasar untuk diri

sendiri maupun orang lain apabila diperlukan. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat

mengimplementasi dan mengevaluasi dari desain yang telah dikembangkan.

Kata kunci: desain kurikulum, pelatihan, disaster, andragogi

Page 2: DESAIN KURIKULUM PELATIHAN KEBENCANAAN DENGAN …icerd2018.conference.upi.edu/.../uploads/sites/30/2020/...Kebencana… · Pelatihan kebencanaan adalah salah satu program pelatihan

CURRICULUM DESIGN OF DISASTER TRAINING WITH ADRAGOGY

APPROACH

Esi Febrina & Rusman

[email protected] & [email protected]

Sekolah Pascasarjana

Universitas Pendidikan Indonesia

ABSTRACT

Indonesia is a country of archipelago which located between two continents (Asia and

Australia) and also two oceans (Hindia and Pacific). This condition has placed Indonesia in

three large tectonic plates: Indo-Australian, Eurasian, and Pacific plates which cause the

formation of volcanic rows or volcanic arcs. The impact of tectonic activities is the formation

of faults or fractures which cause disaster-prone areas in Indonesia. The data obtained from

BNPB which recorded 81 earthquake disasters within the last five years in various places in

Indonesia. Indonesia needs a disaster training curriculum design as the efforts to improve

community competencies in cognitive, affective and psychomotor competencies which

covers the disaster knowledge and first aid procedures whenever disaster happened. This

research uses design and development method as the research methodology. In order to

develop the first stage of disaster training curriculum, assessment for basic development of

the curriculum is needed. Then, the second stage will cover the design and development of

disaster training curriculum. This training uses the andragogical approach because this

training aims to provide knowledge about disaster and be able to do basic help for themselves

and others if needed. Future studies are expected to implement and evaluate the design that

has been developed

Key words: curriculum desain, training, disaster, andragogy

Page 3: DESAIN KURIKULUM PELATIHAN KEBENCANAAN DENGAN …icerd2018.conference.upi.edu/.../uploads/sites/30/2020/...Kebencana… · Pelatihan kebencanaan adalah salah satu program pelatihan

1. PENDAHULUAN

Indonesia merupakan jalan silang antara dua samudera dan dua benua dengan

kepulauan yang membentang dari Sabang sampai Merauke. Posisi strategis tersebut tidak

lepas dari proses kontruksi dari aktivitas tektonik dan vulkanik yang kemudian

menempatkan Indonesia berada pada rangkaian cincin api (ring of fire) yang

membentang sepanjang lempeng pasifik yang merupakan lempeng tektonik paling aktif

di dunia ditunjukkan.

Dilihat dari potensi bencana yang ada, Indonesia merupakan negara dengan

potensi bahaya (hazard potency) yang sangat tinggi dan beragam baik berupa bencana

alam, bencana ulah manusia ataupun kedaruratan komplek. Beberapa potensi tersebut

antara lain adalah gempa bumi, tsunami, letusan gunung api, banjir, tanah longsor,

kekeringan, kebakaran lahan dan hutan, kebakaran perkotaan dan permukiman, angin

badai, wabah penyakit, kegagalan teknologi dan konflik sosial.

Berdasarkan data yang diperoleh dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana

selama sepuluh tahun terakhir yang digambarkan pada grafik 1.1 jumlah bencana

tertinggi diakibatkan oleh banjir, Bencana tersebut banyak menimbulkan kerugian dan

korban jiwa baik meninggal, hilang maupun luka-luka

Grafik 1.1 Jumlah bencana di Indonesia Tahun 2008 - 2018

Setiap kejadian bencana masyarakat yang menjadi korban dan sekaligus yang

memberikan pertolongan pertama. Masyarakat yang mempunyai kemampuan dan

keterampilan dalam memberikan pertolongan pertama ini disebut sebagai Potensi SAR.

Sebagai upaya untuk mengurangi dampak yang mungkin ditimbulkan ketika bencana

maka Potensi SAR ini perlu diberikan penguatan dan peningkatan kesiapsiagaan dalam

Page 4: DESAIN KURIKULUM PELATIHAN KEBENCANAAN DENGAN …icerd2018.conference.upi.edu/.../uploads/sites/30/2020/...Kebencana… · Pelatihan kebencanaan adalah salah satu program pelatihan

upaya penanggulangan bencana melalui pelatihan yang dirancang secara sistematis

sesuai untuk mencapai kompetensi yang dibutuhkan oleh individu tersebut maupun

organisasi SAR dalam hal ini adalah Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan

(BASARNAS)

Pelatihan kebencanaan adalah salah satu program pelatihan yang diberikan

kepada masyarakat maupun relawan Potensi SAR untuk mempersiapkan dan mengurangi

efek dari bencana seperti banjir, gempa dan bencana lainnya. Berbagai materi pelatihan

yang diberikan seperti keterampilan berenang, teknik cardiopulmonary resuscitation

(CPR), pertolongan dasar, manajemen bencana, keterampilan fisik dan tindakan dasar

menghadapi bencana.

Pelatihan menurut Zais adalah “a process by which teachers employing the

validated discoveries of the behavioral sciences, manipulate learners and their

environments in such a way that the learners efficiently acquired prescribed behavior”.

Zais menggambarkan bahwa pelatihan adalah sebuah proses dimana pengajar

menggunakan penemuan yang divalidasi berdasarkan ilmu perilaku, menggunakan

pembelajar dan lingkungannya untuk memperoleh prilaku yang diharapkan. Sedangkan

menurut McNeill “Training usually implies narrower purposes than educating. Training

tends to look at the student’s competences in some occupation.”I. Pelatihan adalah

proses pembelajaran intensif yang dikembangkan dalam rangka meningkatkan

pengetahuan, keterampilan dan sikap karyawan untuk meningkatkan kinerja mereka.

Menurut Oemar Hamalik ciri-ciri kurikulum pelatihan yaitu 1)Individualisasi; 2)

Umpan Balik; 3) program sistematik; 4) syarat kelulusan; 5) modularisasi; 6) suasana

lapangan; 7) pembuatan keputusan; 8) bahan-bahan pelatihan; 9) perbaikan; 10)

pembinaan karier; 11) kesinambungan; Pelatihan disusun secara sistematis untuk

mencapai tujuan yang jelas dan didasarkan atas kebutuhan lapangan dan organisasi.

Kriteria penyusunan kurikulum sebaiknya bersifat Objektif dimana tujuan

pelatihan tersebut harus jelas dan operasional yang bertalian dengan tujuan tingkah laku

yang dapat diamati dan dapat diukur, bersifat realistik berdasarkan kenyataan-kenyataan

yang ada dilingkungan organisasi dan masyarakat, bersifat keserasian dimana pelatihan

harus memiliki kesesuaian dengan kebutuhan para peserta, tenaga pelatih, kondisi dan

situasi organisasi yang mengalami perubahan dengan cepat serta nilai-nilai yang berlaku,

kurikulum pelatihan juga bersifat koherensi dimana semua unsur kurikulum satu dengan

yang lainnya memiliki keterkaitan secara harmonis, aplikatif artinya kurikulum tersebut

dapat diterapkan di lapangan dan dilaksanakan dalam kegiatan pelatihan, kurikulum juga

Page 5: DESAIN KURIKULUM PELATIHAN KEBENCANAAN DENGAN …icerd2018.conference.upi.edu/.../uploads/sites/30/2020/...Kebencana… · Pelatihan kebencanaan adalah salah satu program pelatihan

bersifat generatif diperuntukan bagi semua orang dan dapat diterima oleh semua pihak

yang terlibat dalam proses pelatihan, keberhasilan kurikulum memberikan hasil-hasil

yang diharapkan sesuai dengan tujuan yang telah dirumuskan, kurikulum bersifat

inovatif yang senantiasa mengikuti dan sejalan dengan kemajuan ilmu pengetahun dan

teknologi dan kurikulum bersifat konstruktif berorientasi pada penyiapan tenaga kerja

yang terampil.

Disain kurikulum pada pelatihan kebencanaan ini menggunakan problem

centered design. Kurikulum ini dibangun dengan asumsi bahwa manusia adalah makhluk

sosial yang hidup bersama yang dalam kehidupannya akan mengalami masalah-masalah

bersama dan harus dipecahkan secara bersama-sama. Dengan demikian isi kurikulum

berupa masalah-masalah sosial yang dihadapi peserta didik sekarang dan yang akan

datang. Model desain ini menggunakan pengalaman dan situasi-situasi nyata dari peserta

didik yang erat hubungan dengan pemenuhan kebutuhan hidupnya di masyarakat.

Pelatihan yang baik yaitu yang memberikan perubahan peserta didik terhadap

pengetahuan, keterampilan dan pengalamannya sehingga dapat dipraktekan di lapangan.

2. METODOLOGI PENELITIAN

Peneltian ini menggunakan metode penelitian dan pengembangan (Research

and Develompment), yaitu sebuah proses yang digunakan untuk mengembangkan dan

memvalidasi produk pendidikan.

Penelitian dan pengembangan (R & D) pada dasarnya memiliki dua tujuan

utama, yaitu menghasilkan atau mengembangkan produk tertentu dan menguji

keefektifan produk tersebut (Sugiono, 2011,hlm.297). Penelitian pengembangan juga

diartikan sebagai suatu proses atau langkah-langkah untuk mengembangkan suatu

produk baru atau menyempurnakan produk yang telah ada yang dapat

dipertanggungjawabkan (Sujadi, 2003, hlm.164).

Model desain pengembangan yang digunakan pada penelitian ini

menggunakan model ADDIE - analysis, design, development, implementation dan

evaluation. Pemilihan model ADDIE karena model ini sederhana, dan fleksibel

Tahap pertama adalah analisis yang berfokus untuk mendapatkan informasi

terhadap kebutuhan masyarakat dan pemahaman tentang audiens untuk menentukan

tujuan pembelajaran. Hasil dari analisis tersebut diperlukan sebagai dasar merancang

(design) kurikulum pelatihan. Pada tahap kedua ini tujuan dan sasaran pembelajaran

disusun dan dirumuskan, kegiatan pembelajaran dikonsepsikan, pemilihan materi dan

Page 6: DESAIN KURIKULUM PELATIHAN KEBENCANAAN DENGAN …icerd2018.conference.upi.edu/.../uploads/sites/30/2020/...Kebencana… · Pelatihan kebencanaan adalah salah satu program pelatihan

media ditentukan serta penyusunan penilaian pembelajaran berdasarkan tujuan.

Setelah tahap disain dibuat, tahap berikutnya adalah pengembangan bahan ajar. Bahan

ajar disusun dalam bentuk modul atau hand out maupun dalam bentuk online jika

diperlukan. Tahap implementasi menurut Ornsten dan Hunkins (2009:253) adalah

bagian terpenting dari kurikulum untuk mengembangkan dan melakukan perubahan.

Tahap implementasi merupakan pelaksanaan dari rancangan kurikulum yang sudah di

buat kemudian dipraktekan kedalam kelas. Tahap evaluasi merupakan bagian

terpenting dalam proses pengembangan kurikulum karena tujuan evaluasi untuk

mengetahui ketercapaian dalam sautu pembelajaran dan hasil evaluasi dapat menjadi

dasar perbaikan dan pembahruan kurikulum. Menurut Gordon dan Oliva (2013:352)

“evaluasi adalah alat ukur untuk menentukan keputusan apa yang perlu dikembangkan

dan untuk memberikan dasar efek-efek yang berkembang,”Penelitian ini hanya

dibatasi sampai pada tahap pengembangan yang kemudian diuji cobakan dalam skala

kecil kepada ahli kebencanaan dan instruktur pelatih.

3. ANALISIS

Analisis kebutuhan merupakan bagian integral dari proses perencanaan diklat.

Pada siklus pelatihan analisis kebutuhan berada pada tahap awal sebelum merancang

kurikulum yang berguna untuk menentukan kebutuhan pelatihan di tingkat organisasi,

operasional atau individu, mengidentifikasi jenis pelatihan apa yang dibutuhkan, dan

mengidentifikasi individu yang perlu dilatih. Hasil analisis kebutuhan tersebut juga

menentukan tujuan pelatihan dan konten yang akan diberikan, menentukan metode

yang tepat digunakan, dan menyusun evaluasi pelatihan.

Analisis kebutuhan pada pelatihan ini dilakukan dengan cara survey terhadap

40 orang responden yang berasal dari masyarakat maupun potensi SAR menyatakan

bahwa seluruh responden membutuhkan pelatihan terkait tentang kebencanaan selain

itu analisis kebutuhan juga dilakukan dengan menganalisa berdasarkan data surat

permohonan pelatihan yang masuk ke Kantor SAR Jakarta selama periode Januari

sampai dengan September 2018 sebanyak 54 permohonan pelatihan terkait

kebencanaan. Dari hasil data yang diperoleh tersebut maka dapat disimpulkan bahwa

pelatihan tentang kebencanaan sangat diperlukan oleh masyarakat dalam rangka

kesiapsiagaan menghadapi bencana yang mungkin terjadi.

Selain itu analaisis kebutuhan juga dilakukan dengan menganalisa tingkat

kebencanaan yang terjadi di Indonesia. Berdasarkan data dari BNPB intensitas

Page 7: DESAIN KURIKULUM PELATIHAN KEBENCANAAN DENGAN …icerd2018.conference.upi.edu/.../uploads/sites/30/2020/...Kebencana… · Pelatihan kebencanaan adalah salah satu program pelatihan

bencana yang sering terjadi di Indonesia adalah bencana Banjir. Hampir seluruh

wilayah Indonesia pernah mengalami musibah banjir. Banjir tidak bisa dihindari di

beberapa daerah karena perubahan iklim dan musim hujan. Mengacu pada hasil

analisis tersebut maka pelatihan ini dirancang selain memberikan pengetahuan tentang

kebencanaan secara umum juga ditambahkan dengan meteri khusus yang lebih

menekankan dampak dari bencana banjir tersebut.

4. TUJUAN

Tujuan pembelajaran merupakan garis besar pembelajaran yang disusun secara

lengkap dan menyeluruh sebelum mengembangakan materi pelatihan. Tujuan

pembelajaran terdiri dari tujuan pembelajaran umum dan tujuan pembelajaran khusus

yang dituangkan dalam bentuk kompetensi dasar dan indikator kompetensi. Tujuan

yang baik harus mampu meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan sikap peserta

pelatihan yang dapat terlihat dan terukur dengan jelas. Tujuan harus memberikan

perubahan perilaku dari sebelum dan setelah pembelajaran.

Tujuan pelatihan ini untuk menghasilkan peserta didik yang mempunyai

kompetensi pada pengetahuan, sikap dan keterampilan tentang bencana dan

pertolongan pertama saat bencana.

5. MATERI

Materi kurikulum adalah isi atau muatan kurikulum yang harus dipahami

siswa dalam upaya mencapai tujuan kurikulum. Materi disusun berdasarkan urutan

dari yang mudah dipelajari sampai yang sulit. Kriteria memilih kontent menurut

Robert zais (1976, hlm 342-348) adalah signifikan, utility, interest dan human

development. Materi pada pelatihan ini dibagi menjadi 3 bagian yaitu materi dasar,

materi pokok dan materi penunjang. Pembagian materi tersebut diberikan berdasarkan

tingkatan dari yang yang mudah sampai yang sulit dan tingkat urgensi materi tersebut

terhadap keadaan lapangan. Materi dasar merupakan materi awal yang dimaksudkan

untuk memberikan pengetahuan awal untuk menimbulkan keingintahuan kepada

peserta didik. Materi Pokok merupakan materi inti yang berisi pengetahuan dan

keterampilan yang harus dimiliki peserta didik setelah mengikuti pelatihan tersebut.

Materi Penunjang adalah materi pendukung yang dapat menambah wawasan,

pengetahuan keterampilan dan pengalaman peserta didik. Materi Pelatihan diberikan

dalam bentuk satuan Jam Pembelajaran (JP) yaitu selama 45 Menit. Total jam

Page 8: DESAIN KURIKULUM PELATIHAN KEBENCANAAN DENGAN …icerd2018.conference.upi.edu/.../uploads/sites/30/2020/...Kebencana… · Pelatihan kebencanaan adalah salah satu program pelatihan

pembelajaran pada pelatihan ini adalah sebanyak 30 JP dengan rincian 1 JP saat pre

test, 1 JP Pengkondisian Kelas Pelatihan, 2 JP Post Test, evaluasi program dan

penutup. Materi Pelatihan dapat dilihat pada table dibawah ini :

Tabel 1. Kurikulum Pelatihan Kebencanaan

No. Materi Teori Praktek Total

A. Materi Dasar

1. Letak Geografis Indonesia dan

sejarah Basarnas

2 JP - 2 JP

2. Konsep dan Karakteristik

Bencana di Indonesia

2 JP - 2 JP

3. Tindakan Kedaruratan 2 JP - 2 JP

B. Materi Pokok

1. Medical First Responder 2 JP 5 JP 7 JP

2. Teknik Pertolongan di Air 2 JP 6 JP 8 JP

C. Materi Penunjang

1. Survival 1 JP 2 JP 3 JP

2. Team Bulding - 2 JP 2

Jumlah 11 JP 15 JP 26 JP

6. STRATEGI PEMBELAJARAN

Strategi pembelajaran adalah rekayasa atau cara-cara yang digunakan dalam

mengaktualisasi isi atau materi dari sebuah kurikulum untuk dapat mengarah pada

tujuan yang telah ditentukan. Proses pembelajaran dalam pelatihan ini menggunakan

pendekatan pembelajaran andragogi. Knowles (Sudjana, 2005: 62) mendefinisikan

andragogi sebagai seni dan ilmu dalam membantu peserta didik (orang dewasa) untuk

belajar (the science and arts of helping adults learn. Peserta didik pada pelatihan

adalah orang dewasa dengan rentang usia antara 18 – 35 tahun.

Metode pembelajaran yang cocok digunakan pada pelatihan ini adalah lebih

banyak berorientasi kepada peserta didik (student centered learning) seperti ceramah

Page 9: DESAIN KURIKULUM PELATIHAN KEBENCANAAN DENGAN …icerd2018.conference.upi.edu/.../uploads/sites/30/2020/...Kebencana… · Pelatihan kebencanaan adalah salah satu program pelatihan

presenasi, diskusi, demonstrasi, praktek lapangan, studi kasus, problem based

solving, discovery, simulasi, dan role play.

7. EVALUASI

Menurut Nana Sudjana (1988:127) “evaluasi adalah proses penentuan nilai sesuatu

berdasarkan criteria tertentu, yang dalam proses tersebut mencakup usaha untuk

mencari dan mengumpulkan data dalam menentukan nilai. Evaluasi adalah suatu

proses yang bertujuan untuk memperoleh, menganalisis dan menafsirkan data tentang

proses hasil belajar peserta didik yang dilakukan secara sistematis dan

berkesinambungan sehingga menjadi informasi untuk mengambil keputusan atau

untuk melakukan perbaikan terhadap kurikulum tersebut. Evaluasi pada pelatihan ini

berupa evaluasi hasil belajar dan evaluasi yang dilakukan dalam bentuk pre test, post

test dan kuesioner tingkat kepuasan peserta pelatihan terhadap proses pembelajaran.

8. KESIMPULAN

Kurikulum Pelatihan kebencanaan ini disusun karena letak Indonesia yang merupakan

daerah rawan bencana, dan untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan sikap

masyarakat maupun relawan Potensi SAR dalam mengantisipasi dan mengurangi

jumlah korban jiwa. Penelitian dan pengembagan ini dilakukan hanya sampai tahap

uji coba dalam kelompok kecil yang melibatkan ahli kebencanaan dan instruktur

pelatih. Oleh karena itu penelitian selanjutnya diharapakan dapat

mengimplementasikan desain pelatihan dalam skala besar serta mengevaluasi

program pelatihan untuk melihat kesesuaian dan keberhasilan kontent pelatihan

terhadap keadaan di lapangan.

Page 10: DESAIN KURIKULUM PELATIHAN KEBENCANAAN DENGAN …icerd2018.conference.upi.edu/.../uploads/sites/30/2020/...Kebencana… · Pelatihan kebencanaan adalah salah satu program pelatihan

Desain Kurikulum Pelatihan Kebencanaan Dengan Pendekatan Andragogi

Nama Jenis Diklat : Pelatihan Kebencanaan

Tim Pengajar : Instruktur SAR Badan Pencarian dan Pertolongan Jakarta

Waktu Pembelajaran : 30 JP

Standar Kompetensi :

Setelah mengikuti pelatihan ini peserta mempunyai pengetahuan, sikap dan keterampilan

tentang bencana dan pertolongan pertama saat bencana

Kompetensi Dasar :

1. Peserta memahami letak geografis Indonesia dan Sejarah timbulnya Basarnas

2. Peserta memahami konsep beserta karakteristik bencana

3. Peserta mampu menngaplikasikan cara penyelamatan diri dari berbagai ancaman

bencana

4. Peserta melakukan pertolongan pertama Medical First Responder

5. Peserta mampu melakukan pertolongan di air.

6. Peserta mampu mengetahui dan mengaplikasikan teknik survival

7. Peserta memahami pentingnya kerja sama kelompok

Page 11: DESAIN KURIKULUM PELATIHAN KEBENCANAAN DENGAN …icerd2018.conference.upi.edu/.../uploads/sites/30/2020/...Kebencana… · Pelatihan kebencanaan adalah salah satu program pelatihan

SILABUS KURIKULUM PELATIHAN KEBENCANAAN

No. Materi Pokok Bahasan Kompetensi Indikator Kompetensi Metode Waktu

1. Letak Geografis

Indonesia dan

sejarah Basarnas

1. Letak geografis

Indonesia

2. Sejarah Basarnas

3. Tugas dan fungsi

Basarnas

Peserta

mengetahui letak

geografis

Indonesia dan

Sejarah timbulnya

Basarnas

1. Peserta mengetahui letak

geografis Indonesia

2. Peserta mengetahui sejarah

munculnya Basarnas

3. Peserta mengetahui tugas dan

Fungsi Basarnas

Ceramah. Diskusi,

Brain Stroming ,

Problem Solving

Based Learning

2 JP

2. Konsep dan

Karakteristik

Bencana di

Indonesia

1. Pengertian

Bencana

2. Jenis-Jenis

Bencana

3. Karakteristik

Bencana

Peserta

memahami konsep

beserta

karakteristik

bencana

1. Peserta mampu menjelaskan

pengertian bencana

2. Peserta mengetahui jenis-jenis

bencana

3. Peserta dapat mengidentifikasi

bencana akibat faktor alam dan

manusia

4. Peserta mampu

mengidentifikasikan

karakteristik bencana

Ceramah. Diskusi,

Brain Stroming ,

Problem Solving

Based Learning

2 JP

Page 12: DESAIN KURIKULUM PELATIHAN KEBENCANAAN DENGAN …icerd2018.conference.upi.edu/.../uploads/sites/30/2020/...Kebencana… · Pelatihan kebencanaan adalah salah satu program pelatihan

3.

Tindakan

Kedaruratan

1. Manajemen

Penanggulangan

Bencana

2. Cara

penyelamatan

diri dalam

berbagai

ancaman

Peserta mampu

menngaplikasikan

cara penyelamatan

diri dari berbagai

ancaman bencana

1. Peserta mampu menjelaskan

manajemen penanggulangan

bencana

2. Peserta mampu

mengaplikasikan cara

penyelamatan diri dalam

berbagai ancaman

Ceramah. Diskusi,

Brain Stroming ,

Problem Solving

Based Learning,

Simulasi

2 JP

4.

Medical First

Responder

1. pengantar

Pertolongan

Dasar MFR

2. Anatomi

3. Pemindahan

korban

4. Penilaian

korban;

5. Bantuan hidup

dasar dan

resusitasi jantung

paru

Peserta

melakukan

pertolongan

pertama Medical

First Responder

1. Peserta mampu menjelaskan

pengertian MFR

2. Peserta mampu menyebutkan

alat perlindungan dasar

3. Peserta mengetahui pengertian

anatomi tubuh manusia

4. Peserta mampu menyebutkan

anatomi bagian tubuh manusia

beserta bagian-bagiannya

5. Peserta mampu menyebutkan

rongga yang ada dalam tubuh

manusia

ceramah presenasi,

diskusi,

demonstrasi,

praktek lapangan,

studi kasus,

problem based

solving, discovery,

simulasi, dan role

play

7 JP

Page 13: DESAIN KURIKULUM PELATIHAN KEBENCANAAN DENGAN …icerd2018.conference.upi.edu/.../uploads/sites/30/2020/...Kebencana… · Pelatihan kebencanaan adalah salah satu program pelatihan

6. perdarahan dan

syok

7. Cidera jaringan

lunak

8. Cidera alat gerak

9. Cidera kepala

6. Peserta mampu menjelaskan

system pancaindera

7. Peserta mampu menjelaskan

lokasi aman dan tidak aman

8. Peserta mampu melakukan

teknik pemindahan korban

9. Peserta mengetahui penilaian

dini

10. Peserta mampu menyebutkan

langkah-langkah penilaian dini

korban

11. Peserta mampu mengenali

kesan umum dan trauma

12. Peserta mampu melakukan

pemeriksaan fisik secara

sistematis

13. Peserta mampu menjelaskan

hasil pemeriksaan fisik korban

14. Peserta mampu menjelaskan

tanda-tanda vital

15. Peserta mampu menjelaskan

Page 14: DESAIN KURIKULUM PELATIHAN KEBENCANAAN DENGAN …icerd2018.conference.upi.edu/.../uploads/sites/30/2020/...Kebencana… · Pelatihan kebencanaan adalah salah satu program pelatihan

pengertian mati klinis dan mati

biologis beserta tandanya

16. Peserta mampu mengetahui

komponen Bantuan hidup

Dasar

17. Peserta mengetahui pengertian

sumbatan jalan nafas

18. Peserta mampu melakukan

pemeriksaan nafas

19. Peserta mampu menjelaskan

cara membuka jalan nafas

20. peserta mampu melakukan

teknik membersihkan jalan

nafas

21. peserta mampu menyebutkan

prinsip dasar bantuan

pernapasan

22. Peserta mampu menyebutkan

tanda pernapasan

23. Peserta mampu menjelaskan

pengertian perdarahan, sumber

Page 15: DESAIN KURIKULUM PELATIHAN KEBENCANAAN DENGAN …icerd2018.conference.upi.edu/.../uploads/sites/30/2020/...Kebencana… · Pelatihan kebencanaan adalah salah satu program pelatihan

perdarahan, dan jenis

perdarahan dalam dan

perdarahan luar

24. Peserta mampu menjelaskan

pengertian syok, gejala syok

dan cara pengangan syok

25. Peserta mampu menjelaskan

cedera jaringan lunak, dan

klasifikasi luka.

26. Peserta mampu menjelaskan

cara perawatan luka terbuka,

luka tertutup dan luka akibat

benda menancap

27. Peserta mampu menjelaskan

pengertian cedera otot rangka/

patah tulang

28. Peserta mampu menjelaskan

gejala patah tulang dan

pembagian patah tulang

29. Peserta mampu melakukan

pembidaian dan pertolongan

Page 16: DESAIN KURIKULUM PELATIHAN KEBENCANAAN DENGAN …icerd2018.conference.upi.edu/.../uploads/sites/30/2020/...Kebencana… · Pelatihan kebencanaan adalah salah satu program pelatihan

cedera otot rangka

30. Peserta mampu melakukan

pertolongan pada cedera

kepala

31. Peserta mampu memasangkan

neck collar secara benar

32. Peserta mampu mempraktikan

seluruh cara pertolongan dasar

secara benar dan sistematis

Teknik

Pertolongan di

Air

a. Pengertian

Pertolongan di

air

b. Teknik

pertolongan di air

c. Peralatan

pertolongan di air

Peserta mampu

melakukan

pertolongan di air.

1. Peserta mampu menjelaskan

pengertian pertolongan di air

2. Peserta mampu menyebutkan

teknik-teknik pertolongan di

air

3. Peserta mengetahui peralatan

yang dapat digunakan pada

pertolongan di air

4. Peserta mampu melakukan

teknik pertolongan di air

dengan benar

5. Peserta mampu mengoperasikan

ceramah presenasi,

diskusi,

demonstrasi,

praktek lapangan,

studi kasus,

problem based

solving, discovery,

simulasi, dan role

play

8 JP

Page 17: DESAIN KURIKULUM PELATIHAN KEBENCANAAN DENGAN …icerd2018.conference.upi.edu/.../uploads/sites/30/2020/...Kebencana… · Pelatihan kebencanaan adalah salah satu program pelatihan

peralatan yang digunakan pada

pertolongan di air

6. Peserta mampu melakukan

teknik renang

Survival a. Pengertian

survival

b. permasalahan

dalam survival;

c. Teknik survival

Peserta

mengetahui dan

mengaplikasikan

konsep dan teknik

survival pada saat

benncana

1. Peserta mampu menjelaskan

pengertian survival

2. Peserta mampu menjelaskan

komponen survival

3. Peserta mampu melakukan

teknik survival

Diskusi, Simulasi,

praktek

2 JP

Team Building a. Kerjasama

Peserta mampu

melakukan

kerjasama tim

untuk

memecahkan

permasalahan

1. Peserta mampu menerapkan

prinsip kerja sama tim dalam

melakukan tindakan

pertolongan

Role play, brain

stroming

2 JP

Page 18: DESAIN KURIKULUM PELATIHAN KEBENCANAAN DENGAN …icerd2018.conference.upi.edu/.../uploads/sites/30/2020/...Kebencana… · Pelatihan kebencanaan adalah salah satu program pelatihan

DAFTAR PUSTAKA

Alim, S., Kawabata, M., & Nakazawa, M. (2015). Evaluation of disaster

preparedness training and disaster drill for nursing students. Retrivied from

https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S0260691714001270

Allen, M. (2017). Designing Online Asynchronous Information Literacy

Instruction Using the ADDIE Model. Retrivied from

https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/B9780081005989000040

Bansal, Arti & Tripathi, Jai Prakash. (2017). A Literature Review on Training

need Analysis. Retrivied from

http://iosrjournals.org/iosr-jbm/papers/Vol19-issue10/Version-

6/H1910065056.pdf

Hamalik, Oemar. (2007). Manajemen Pelatihan Ketenagakerjaan Pendekatan

terpadu. Jakarta : Bumi Aksara

Holloway, K., Arcus, K., & Orsborn, G. (2018). Training needs analysis – The

essential first step for continuing professional development design.

Retrivied from

https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S1471595317305954

Nazli, N. N. N. N., Sipon, S., & Radzi, H. M. (2014). Analysis of Training Needs

in Disaster Preparedness. Retrivied from

https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S1877042814033990

Nazli, N. N. N. N., Sipon, S., Zumrah, A. R., & Abdullah, S. (2015). The Factors

that Influence the Transfer of Training in Disaster Preparedness Training:

A Review Retrivied from

https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S1877042815034795

Page 19: DESAIN KURIKULUM PELATIHAN KEBENCANAAN DENGAN …icerd2018.conference.upi.edu/.../uploads/sites/30/2020/...Kebencana… · Pelatihan kebencanaan adalah salah satu program pelatihan

Oliva, P. F.& Gordon, W. (2013). Developing The Curriculum. Boston: Pearson

Education Inc.

Ornstein, A. C. & Hunkins, F. P. (2004). Curriculum: Foundations, principles,

and issues(4th Ed.). Boston: Pearson Education, Inc

Rizqillah, A. F., & Suna, J. (2018). Indonesian emergency nurses’ preparedness

to respond to disaster: A descriptive survey. Retrivied from

https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S2588994X18300149

Salas, E., & Stagl, K. C. (2015). Design Training Systematically and Follow the

Science of Training. Retrivied from

https://www.researchgate.net/publication/315708001_Design_Training_Syst

ematically_and_Follow_the_Science_of_Training

Sukmadinata, Nana Syaodih. (2000). Pengembangan Kurikulum Teori dan

Praktek. Bandung : Remaja Rosdakarya

Sutton, Jeannette & Tierney, Kathleen. (2006) Disaster Preparedness: Concepts,

Guidance, and Research. Retvied from

https://www.researchgate.net/publication/266479116_Disaster_Preparednes

s_Concepts_Guidance_and_Research

Tim Pengembang MKDP. (2016). Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta : Raja

Grafindo Persada.

Zais, R.S. (1976). Curriculum : Principles and Foundations. New York : Harper

& Row Publishers