DAGING

90
Riska Rian Fauziah, S.Pt., M.P. DAGING

description

daging

Transcript of DAGING

  • Riska Rian Fauziah, S.Pt., M.P.

    DAGING

  • INTRODUCTION

  • INTRODUCTION

  • INTRODUCTION

  • KOMPONEN FISIK DAGING

    1. Jaringan otot

    2. Jaringan ikat

  • 3. Jaringan lemak

    a. Jaringan adiposa di sekitar organb. Lemak subkutin di bawah kulit

    KOMPONEN FISIK DAGING

  • c. Lemak intermuskular di antara otot

    KOMPONEN FISIK DAGING

  • d. Lemak intramuskular ada di dalam otot (marbling)

    Well-marbled meat ~ dikehendaki pada pemasakandaging menyumbang : juiceness, keempukan dan flavor

    KOMPONEN FISIK DAGING

  • KOMPONEN SERABUT OTOT DAGING

    Sarkomer

    Gambar Struktur sarkomer

  • KOMPONEN SERABUT OTOT DAGING

    Sarkomer

    MyosinAktin

    Gambar Struktur sarkomer

  • KOMPONEN SERABUT OTOT DAGING

    Sarkomer

    Skema susunan filamen tebal dan filamen tipis

  • KOMPONEN SERABUT OTOT DAGING

    Myosin

    Aktinafinitas tinggi terhadap ion Ca2+.

    Myosin head

    Myosin tail

  • KONTRAKSI OTOT

    a. Filamen-filamen tebal dan tipis yang saling bergeser saat proses kontraksi

    b. Aktin merangsang Aktivitas ATPase Miosin

    c. Model untuk interaksi Aktin dan Miosin berdasar strukturny

    d. Kepala-kepala Miosin berjalan sepanjang filamen-filamen aktin

  • KONTRAKSI OTOT

  • PEMOTONGAN TERNAK

  • PEMOTONGAN TERNAK

    Kondisi ternak saat penyembelihan:- banyak istirahat

    - tenang sesaat menjelang penyembelihan

    - bersih, bebas dari tanah dan kotoran ~untuk mencegah pencemaran

    - disembelih secepat mungkin dan rasa sakitseminimal mungkin untuk menghindari stress dan pengurangan cadangan glikogen

  • KUALITAS KARKAS DAN DAGING

  • KUALITAS KARKAS DAN DAGING

  • KUALITAS KARKAS DAN DAGING

  • KUALITAS KARKAS DAN DAGING

  • KUALITAS KARKAS DAN DAGING

    http://www.youtube.com/watch?v=pEAtaLp137E Hallal cattle slaughter line for up to 60 cattle per hour.

  • KUALITAS KARKAS DAN DAGING

    PERUBAHAN POST MORTEM DAGINGHewan

    disembelih/ mati- respirasi terhenti

    - aliran darah terhenti

    suplai oksigen juga terhenti

    Metabolisme pada ototaerob anaerob

    Asetil koA Asam laktat

    Pada kondisi pre-rigor daging masih lunak

    36 ATP 3 ATP

  • Rigor mortis

    ATP jaringan hidup : 5 mmol /g jaringan otot

    ATP 1,5 mmol /g jaringanotot : cukup untukkontraksi dan relaksasiserabut otot

    Periode tertentu setelah penyembelihan ATP < 1 mmol /g jaringan otot

    (pH 6, ion Ca2+ tidak lagi diserap olehSPR)- aktin dan miosin membentuk komplek

    aktomiosin

    - kepala filamen miosin terkunci ke dalamaktin dan terbentuk ikatan silang permanen~ tidak ada pemisahan karena tidak adaatau tidak cukup tersedia ATP

    kaku (keras dan tidak dapatdipanjangkan/diregangkan)

    Daging : semula lunakdan lentur

    Rigor mortis

    Dimasak : sangat liat

    RIGORMORTIS

  • Waktu mulai rigor mortis : sapi 4-8 jam setelah penyembelihanbabi 2-4 jam ayam 1-2 jam

    Glikolisis anaerob berlanjut , berhenti bila :- simpanan glikogen dalam

    otot habis

    - atau sampai tercapai pH 5,5 (enzim yang

    bertanggung jawabterhadap glikolisisterdenaturasi)

    Bila suplai glikogen kurang : glikolisis berhenti sebelum pH 5,5 tercapai.

    Rigor mortis keseluruhan :sapi 24-40 jambabi 8-16 jamayam 2-4 jam.

    Rigor mortis RIGORMORTIS

  • Akumulasi asam laktat nilai pH daging turun Nilap pH daging segar :6,8-7,2Glikolisis anaerob selesai : nilai pH sekitar 5,3-5,4, (mendekati titik

    isoelektris otot daging)

    Cadangan glikogen sedikit (hewanlapar atau stress)glikolisis anaerob berhenti

    sementara pH daging relatif tinggi daging DFD (dark-firm and dry-

    gelap, kaku dan kering) :- WHC (water holding capacity)

    tinggi

    - warna tidak disukai oleh konsumen- kerusakan akibat aktivitas

    mikrobia terjadi lebih cepat

    Penurunan pH cepat daging PSE (pale, soft

    and exudative - pucat, lunak dan eksudatif)

    - tidak sedapdipandang,- kehilangan nutrisimelalui tetesan (drip) - fungsionalitas untukproses lebih lanjutsangat rendah.

  • RIGORMORTIS

  • Rigor mortis selesai pematangan(ripening):

    pelunakan mulai berlangsungProtease aktif pada pH sekitar 5,5 memecahmiofilamen tipis pada gais Z, otot menjadilentur lagi dan daging menjadi lunak

    POST-RIGORMOR

  • 1. Praktek higienisCAC/RCP 58-2005 tentang : Code of hygienic practice for meat

    2. Hot boning Suhu karkas masih hangat, langsung diproses

    untuk memperoleh daging Daging : - fase pre-rigor

    - tekstur sangat empuk- WHC tinggi- sifat emulsifikasi lemaknya lebih baik

    ~ Industri bakso

    PENANGANAN DAGING POST MORTEM

  • 3. Penggantungan daging/karkas dankontrol suhu pre-rigor

    Penggantungan meregangkan otot :- mengurangi pemendekan sarkomer- pembentukan aktomiosin lebih sedikit atau

    perlu waktu lebih lama Suhu pre-rigor dikendalikan pada suhu 15-20 0C

    - meminimalkan kontraksi sebelum rigor mortis-ikatan silang aktomiosin lebih sedikit- peningkatan keempukan daging.

    PENANGANAN DAGING POST MORTEM

  • 4. Aging atau kondisioning dagingUntuk daging sapi : karkas digantung pada ruang

    pendingin dengan suhu sekitar 2 0C selama 1-4 minggu

    babi dan anak domba tidak memerlukan aging

    PENANGANAN DAGING POST MORTEM

  • 5. Pendinginan dan pembekuan Detil : di pengolahan suhu dingin Setelah pembekuan thawing

    Thawing Waktu Drip

    Suhu dingin (chilling)

    Suhu ruang

    Air mengalir

    Lama

    Cepat

    Paling cepat

    Sedikit

    Lebih banyak

    Paling banyak

    PENANGANAN DAGING POST MORTEM

  • KUALITAS KARKAS DAN DAGING

    Peta Karkas

  • KUALITAS KARKAS DAN DAGING

    Karkas: 8 potongan

  • KUALITAS KARKAS DAN DAGING

    Karkas: 6 potongan

  • KUALITAS KARKAS DAN DAGING

    Karkas: 4 potongan

  • KUALITAS KARKAS DAN DAGING

    Karkas: 12 potongan

  • KUALITAS KARKAS DAN DAGING

    Karkas Ayam

  • Persentase Karkas

    KUALITAS KARKAS DAN DAGING

  • KUALITAS KARKAS DAN DAGING

    Jenis Daging

  • KUALITAS KARKAS DAN DAGING

  • KUALITAS KARKAS DAN DAGING

  • KUALITAS KARKAS DAN DAGING

    Kualitas DagingWARNA

    KEEMPUKAN

    FLAVOR (JUICINESS)

    LEMAK INTRAMUSKULAR (MARBLING)

    SUSUT MASAK (COOKINGLOSS)

  • KUALITAS KARKAS DAN DAGING

  • KUALITAS KARKAS DAN DAGING

    PIGMEN DAGING DAN PERUBAHAN WARNA DAGING

    Mioglobin ~ di otot

    satu gugus heme, menyusun 80-90% pigmen daging Hemoglobin ~ di darah4 gugus heme, menyusun 10-20% pigmen daging

    Fe 6 ikatankoordinasi(ligan)

  • KUALITAS KARKAS DAN DAGING

    Globin terdenaturasi/tidak

  • KUALITAS KARKAS DAN DAGING

  • KUALITAS KARKAS DAN DAGING

  • KUALITAS KARKAS DAN DAGING

  • KUALITAS KARKAS DAN DAGING

  • KUALITAS KARKAS DAN DAGING

  • KUALITAS KARKAS DAN DAGING

  • KUALITAS KARKAS DAN DAGING

  • PENYIMPANAN DAN PRESERVASI

  • PENYIMPANAN DAN PRESERVASI

  • PENYIMPANAN DAN PRESERVASI

  • PENYIMPANAN DAN PRESERVASI

  • PENYIMPANAN DAN PRESERVASI

  • CURING Menggunakan garam nitrit (NaCl + 0.6%

    NaNO2), dapat juga ditambahkan 1% KNO3 untuk pembentukan warna, pembentukan

    flavor dan pengawetan daging

    NO dari nitrit + mioglobin nitroso-mioglobin

    ~ tahan terhadap cahaya dan oksigen, danstabil terhadap panas

    Nitrit konsentrasi 80-150 ppm mencegahpertumbuhan mikrobia, dan bakteri yang menyebabkan keracunan

    PENYIMPANAN DAN PRESERVASI

  • Cara curingDry-curing Wet-curingInjeksi

    PENYIMPANAN DAN PRESERVASI

  • Pada curing sering ditambahkan bahan-bahan:- Garam phosphat- Vitamin C- Gula- Sodium erithrobat

    Sosis dan daging yang akan diasap biasanyadilakukan curing lebih dulu

    Hati-hati : nitirit dalam daging dapat membentuknitrosamin (karsinogenik)

    PENYIMPANAN DAN PRESERVASI

  • PRODUK OLAHAN DAGING

  • Comminution proses mekanik untukmemperkecil ukuran :

    - Pisau tajam, kecepatan tinggi- Daging didinginkan 23C ~ kukuh dan

    dapat terpotong pisau (tidak terselip)- Panas selama pengecilan ukuran < 18C

    (pada sapi) Ukuran kasar salamis dan summer

    sausages Ukuran halus sosis emulsi seperti

    frankfurters dan bologna

    COMMINUTED MEAT

  • SAUSAGE

  • SAUSAGE

  • SAUSAGE

  • SAUSAGE

  • SAUSAGE

  • SAUSAGE

  • SAUSAGE

  • SAUSAGE

  • SAUSAGE

  • SAUSAGE

  • SAUSAGE

  • SAUSAGE

  • SAUSAGE

  • BAKSO

  • BAKSO

  • BAKSO

  • DENDENG

  • PENGOLAHAN DAGING

    Pengalengan Pengasapan Penggaraman

  • SIFAT FUNGSIONAL PROTEIN DAGING

    1. Water holding capacity (WHC) kemampuan mengabsorbsi dan

    mempertahankan air selama perlakuanmekanis , perlakuan panas, transportasi danpenyimpanan selanjutnya

    ~ mempengaruhi mutu daging dan produkolahannya dalam hal juiceness, tenderness (keempukan) rasa dan warna

  • WHC

    Setelah penyembelihan

    pH 5,0-5,1

    Aging

    Pemanasan

    Pembekuan

    Tinggi

    Minimal

    Naik lagi

    Turun

    Turun

  • 2. Pembentukan gel menyumbang sifat tekstural dan pengikatan

    struktur~ terutama oleh gel miosin dan gel aktomiosin

    3. Sifat emulsifyingkemampuan protein untuk berpartisipasi

    dalam pembentukan emulsi dan menstabilkanemulsi yang terbentuk

    Daging pre-rigor mempunyai sifat emulsifyingyang bagus karena kelarutan protein danWHCnya tinggi

  • PEMASAKAN DAGING

    memperbaiki kenampakan, keempukandan flavor daging, juga merusak mikrobiapatogen

    Tingkat keempukan Bagian potongan

    daging

    Metode pemanasan

    Paling empuk

    (most tender)

    Rib, short loin, sirloin pemanasan kering

    Keempukan sedang

    (less tender)

    Chuk, round pemanasan kering,

    waktu lama dan pada

    suhu rendah

    Kurang/tidak empuk

    (least tender)

    Flank, short plate,

    brisket, foreshank,

    tip

    pemanasan basah

    untuk melunakkan

    jaringan penghubung

  • Pengaruh pemasakan pada protein otot Potongan daging lunak berisi sedikit jaringan

    ikat dimasak : waktu pendek,suhu tinggidengan pemanasan kering

    Keliatan serabut otot diminimalkan bilapotongan lunak dimasak rare daripada well-done

    Daging lunak yang dimasak berlebihan cenderung kering dan liat karena protein terkoagulasi, air keluar dan miofibril lebihkeras/liat

  • Pengaruh pemasakan pada kolagen Kolagen gelatin (empuk) Potongan daging dengan kolagen rendah (rib

    atau loin, hewan muda) sifatnya lunak, tidakada keuntungan dari pemasakan panas basahlambat. Potongan ini lebih lunak bila dimasakcepat dan disajikan pada rare atau medium-rare

    Bila kolagen dalam daging tinggi, pemasakanbasah-lambat untuk mencapai well-donedianjurkan agar kolagen tergelatinisasi

  • Pengaruh pemanasan pada lemak Lemak meleleh ke seluruh daging bila

    dimasak, dan karenanya menghasilkanpersepsi empuk pada daging.

    Bila potongan daging mengandung lemaklebih tinggi atau well-marbled, menghasilkandaging masak lebih empuk.

  • SELAMAT BELAJAR....