DAFTAR PUSTAKA

22
DAFTAR PUSTAKA Doenges, Marilyn E, et all. 1993. Nursing Care Plans : Guidelines for Planning and Documenting Patient Care, Edition 3, F.A. Davis Company, Philadelphia. Mansjoer, Arif. (2000). Kapita Selekta Kedokteran edisi ketiga jilid 2. Penerbit Media Aesculapius FKUI. Jakarta. Brunner & Suddarth (2001). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Volume 2 edisi 8. Penerbit buku kedokteran EGC. Jakarta. Black, Joyce M & Esther Matassarin-Jacobs. 1997. Medical Surgical Nursing : Clinical Management for Continuity of Care, Edisi 5, W.B. Saunders Company, Philadelphia Carpenito, Lynda Juall. 2001. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. EGC. Jakarta. . Gale, Danielle & Charette, Jane. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan Onkologi. EGC. Jakarta. Long, Barbara C. 1996. Perawatan Medikal Bedah. Alih Bahasa: Yayasan Ikatan Alumni Pendidikan Keperawatan Pajajaran Bandung, Edisi 1, Yayasan IAPK Pajajaran, Bandung.

Transcript of DAFTAR PUSTAKA

Page 1: DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR PUSTAKA

Doenges, Marilyn E, et all. 1993. Nursing Care Plans : Guidelines for Planning and Documenting Patient Care, Edition 3, F.A.

Davis Company, Philadelphia.

Mansjoer, Arif. (2000). Kapita Selekta Kedokteran edisi ketiga jilid 2. Penerbit Media Aesculapius FKUI. Jakarta.

Brunner & Suddarth (2001). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Volume 2 edisi 8. Penerbit buku kedokteran EGC. Jakarta.

Black, Joyce M & Esther Matassarin-Jacobs. 1997. Medical Surgical Nursing : Clinical Management for Continuity of Care, Edisi 5,

W.B. Saunders Company, Philadelphia

Carpenito, Lynda Juall. 2001. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. EGC. Jakarta.

.

Gale, Danielle & Charette, Jane. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan Onkologi. EGC. Jakarta.

Long, Barbara C. 1996. Perawatan Medikal Bedah. Alih Bahasa: Yayasan Ikatan Alumni Pendidikan Keperawatan Pajajaran

Bandung, Edisi 1, Yayasan IAPK Pajajaran, Bandung.

Page 2: DAFTAR PUSTAKA

1. TANDA DAN GEJALA

Menurut Dr willie japans, 1993 bahwa tanda dan gejala atau keluhan tidak selalu

ditemukan pada penderita yang mengidap batu saluran kemih. Bila batunya masih

kecil atau besar tapi tidak berpindah, tidak meregang atau menyumbat permukaan

saluran kemih, tidak akan timbul keluhan seperti biasa sampai suatu saat mungkin

ditemukan secara kebetulan pada saat melalukan check up dan poto roentgen tampak

ada batu pada ginjal. Jika pada suatu saat batu tergeser mengelilingi ginjal kebawah,

maka timbullah gejala nyeri hebat pada daerah pinggang. Saluran ureter yang

menghubungkan ginjal dan kandung kamih kecil sekali sehingga batu akan

meregangkan dindingnya, bahkan merobek menyumbat lubang visika. Jika batu

berhasil sampai bagian bawah saluran ureter maka nyeri akan berpindah dan terasa

merambat kearah kemaluan atau daerah pangkal paha. Biasanya disertai keluar darah

bersama air. Bila lukanya kecil, darah yang keluarpun sedikit dan hanya dapat dilihat

dengan mokroskop. Sumbatan atau regangan batu pada kandung kemih dapat juga

menimbulkan nyeri pada konstan dan tumpul pda daerah atas kemaluan pada waktu

kencing, kencing tidak tuntas, pancaran kencing tidak kuat.

2. PROSEDUR DIAGNOSTIK/PEMERIKSAAN PENUNJANG

a. Lab

Pada pemeriksaan urin didapatkan hematuri dan bila terjadi obstruksi yang

lama akan menyebabkan penurunan fungsi ginjal.

b. Piolografi intravena

Dapat dilihat besar kecilnya batu, letak dan adanya tanda-tanda obstruuksi,

terutama untuk batu yang tembus sinar.

c. Sitoskopi

Dapat membantu dalam kaeadaan yang meragukan atau dicrugai adanya

kelainan organic dari buli-buli atau kristal dari buli-buli.

d. Ultrasonografi

Membantu melihat banyangan batu, baik ginjal maupun didalam buli-buli dan

adnya tanda-taneda obstruksi urine.

e. Pielografi retrograd

Dilakukan bila hasil pemeriksaan urografi intravena memberikan “ played atau

non visualizing “ pada saluran kencing bagian atas.

3. PETATALAKSANAAN MEDIS

Penatalaksanaan batu saluran kemih tergantung pada besar kecilnya batu yang

Page 3: DAFTAR PUSTAKA

terdapat pada saluran kencing. Batu yang kecil biasanya dihancurkan (lithalapaxy)

dengan systoskopy penghancur yang khusus (lithtripsy) dan pecahannya dikeluarkan

melalui lavase kandung kemih. Sedangkan batu yang besar memerlukan operasi.

Kandung kemih dibuka (lithotomic suprapubis) dan batunya dikeluarkan dan

diangkat.

4. KOMPLIKASI

Batu yang letaknya pada ureter dapat memberikan komplikasi obstruksi baik sebagian

atau total. Obstruksi yang lama biasanya disertai dengan infeksi berulang-ulang dan

piuria yang sukar ditanggulangi. Obstruksi saluran kemih dapat memberikqn berbagai

akibat pada ginjal, baik struktur maupun fungsional yang dipengaruhi oleh

sempurnanya obstruksi, lama obstrusi, lokasi obstruksi dan letak infeksi.

Akibat gangguan struktur tubuh karena obstruksi berbagai fungsi tubuh mengalami

perubahan fungsi reabsorpsi menurun dengan meningkatnya tekanan hidrostatik,

sedangkan pada pada obstruksi yang persial dapat terjadi penurunan ekresi natrium

dan diikuti dengan rendahnya konsentrasi natrium urine serta tingginya osmolaitas.

Apabila obstruksi berkelanjutan, RBF (renal blood flow) akan menurun.

Page 4: DAFTAR PUSTAKA

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN BATU BULI-BULI

(VESIKOLITHIASIS)

I. PENGKAJIAN

a. Biodata klien dan penanggung jawab

b. Keluhan klien

Nyeri pinggang, sakit saat miksi keluar darah serta nyeri pada supra pubis.

c. Riwayat penyakit sebelumnya

☼ Apakah klien pernah dirawat sebelumnya bagaimana cara klien

mengatasi nyeri (mis. Nyeri berkurang jika klien bnyak minum dan

mengurangi aktifitas

☼ Apakah klien ada riwayat alergi

d. Riwayat penyakit keluarga

☼ Apakah ada keluarga yang mengalami penyakit yang sama

☼ Apakah keluarga biasa mengkonsumsi makanan yang banyak

mengandung asam urat (ikan, daging, jeroan dan ayam)

☼ Apakah klien biasa minum air yang sudah dimasak

e. Pemeriksaan fisik

1) Pada abdomen nyeri tekan pada pinggang

2) Apakah bledder terasa penuh

3) Nyeri pada pangkal paha

f. Pemeriksaan penunjang

1) Lab. hematuria (bila terjadi obstruksi yang lama)

2) Pemeriksaan pielografi intravena

3) Pemeriksaan ultrasonografi

Adanya batu didalam ginjal, vesika urinaria dan tanda-tanda obstruksi

urine

II. DIAGNOSA KEPERAWATAN

a. Pre Operasi

1) Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan luka gesekan batu pada

vesika urinaria

Page 5: DAFTAR PUSTAKA

2) Perubahan eliminasi (BAK) retensio urine berhubungan dengan adanya

penutupan saluran kemih oleh batu dan adanya obstruksi mekanik,

peradangan ditandai dengan urgensi dan frekuensi, oliguria (retensi) dan

hematuria.

3) Resiko tinggi deficit volume cairan berhubungan dengan adannya

nausea/vomiting, status hipermetabolisme, demam, proses penyembuhan

4) Kurangnya pengetahuan tentang prognosis kebutuhan perawatan

berhubungan dengan pemahaman dan rencana tindakan

b. Post Operasi

1) Gangguan rasa nyeri berhubungan dengan terputusnya kontinuitas jaringan

ditandai dengan keluhan rasa nyeri terus menerus operasi, ekpresi wajah

meringis, nyeri pada angka….(dengan skala 0-10), tingkah laku, focus

pada diri sendiri

2) Kebersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan dampak obat

anastesi ditandai dengan pernapasan lebih dari 20 kali permenit, adanya

secret pada jalan napas

3) Resiko tinggi kerusakan integritas kulit berhubungan dengan pemasangan

kateter, efek medikasi, akumulasi, drainase, status metabolic yang

menurun ditandai dengan pemasangan kateter pada permukaan kulit dan

jaringan.

4) Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan terputus jaringan, dampak dari

insisi pembedahan ditandai dengan adanya luka jahitan operasi.

III. RENCANA KEPERAWATAN.

a. Pre Operasi

1) Diagnosa I

Tujuan : perubahan pola eliminasi BAK :

Retensio urin teratasi setelah dilakukan tindakan keperawatan dengan

criteria BAK dalam jumlah normal, pola BAK seperti biasa, nyeri hilang

saat kencing

Intervensi :

☼ Monitor out put intake serta karakteristik urine

Rasional : memberikan info tentang fungsi ginjal dan adanya

Page 6: DAFTAR PUSTAKA

komplikasi seperti infeksi dan perdarahan dapat mengidentifikasi

peningkatan obstruksi atau iritasi ureter

☼ Anjurkan klien untuk meningkatkan intake cairan (minimal 3 – 4

liter/hari sesuai dengan toleransi jantung)

Rasional : meningkatkan hidrasi dapat mengeluarkan bakteri darah

dan dapat mamfasilitasi pengeluaran batu.

☼ Tampung urine 24 jam catat jika ada batu yang ikut keluar dan kirim

kelaboratorium untuk dianalisa.

Rasional : dapat membantu dalam mengidentifikasi tipe batu dan akan

membantu pilihan terapi.

☼ Observasi perubahan warna, bau, PH urine setiap 2 jam.

Rasional : untuk deteksi dini masalah pengumpulan ureum dan

ketidakseimbangan setiap elektrolit dapat menjadi racun terhadap CNS

(Central Nervus System)

☼ Kolaborasi dalam memonitor pemeriksaan laboratorium seperti

elektrolit BUN (Blood Urea Nitrogen), keratin.

Rasional : peningkatan BUN, Kreatinin, dan elektrolit-elektrolit

tertentu menindikasikan adanya disfungsi ginjal.

2) Diagnosa II

Tujuan : setelah dinfakan keperawatan nyeri teratasi dengan criteria :

keluhan nyeri hilang, klien tampak tenang dan tidak meningkatkan klien

dapat tidur/istirahat yang cukup.

Intervensi :

☼ Kaji tingkat nyeri, lokasi dan karakteristik, intensitas (skala 0-10). Dan

perhatikan tanda-tanda peningkatan tekanan darah, nadi, tidak bisa

beristirahat, gelisah dan rasa nyeri yang meningkat.

Rasional : membantu mengevaluasi lokasi nyeri, obstruksi dan

pergerakan batu.

☼ Jelaskan penyebab nyeri dan pentingnya mengidentifikasi perubahan

terjadinya karakteristik nyeri.

Page 7: DAFTAR PUSTAKA

Rasional : pengetahuan klien dengan penyebab nyeri dapat membantu

meningkatkan koping klien dan dapat menurunkan kecemasan.

☼ Berikan tindakan untuk kenyamanan seperti membatasi pengunjung,

lingkungan yang tenang.

Rasional : meningkatkan relaksasi, mengurangi ketegangan otot, dan

meningkatkan koping.

☼ Anjurkan teknik napas dalam sebagai upaya dalam merelaksasi otot.

Rasional : mengalihkan perhatian sebagai upaya dalam merelaksasi

otot.

☼ Anjurkan/Bantu klien melakukan ambulasi secara teratur sesuai

dengan indikasi dan meningkatkan intake cairan minimal 3-4 liter/hari

sesuai toleransi jantung.

Rasional : hidrasi meningkatkan jalan keluarnya batu mencegah urine

statis dan mencegah pembentukan batu.

☼ Catat keluhan meningkatnya nyeri abdomen.

Rasional :obstruksi sempurna pada ureter/vesika urinaria dapat

menyebabkan perforasi dan ekstra vasasi didalam daerah perineal yang

memerlukan pembedahan segera.

☼ Berikan kompres hangat pada punggung.

Rasional : menghilangkan ketegangan otot dan menurunkan reflek

spasme sehingga rasa nyeri hilang.

☼ Pertahankan posisi kateter

Rasional : mencegah urine statis/retensi mengurangi vesiko

meningkatnya tekanan renal dan infeksi.

☼ Kolaborasi dalam pemberian obat sesuai indikasi.

- Narkotik missalnya : meperidin (Demerol) morphin.

Rasional : biasanya diberikan pada fase akut untuk menurunkan

kolik dan meningkatkan relaksasi otot/mental.

- Antispasmodic seperti flavoxate oxybutynin

Rasional : menurunkan reflek spasme yang dapat menurunkan

kolik dan nyeri.

Page 8: DAFTAR PUSTAKA

- Kortikosteroid

Rasional : digunakan untuk meningkatkan edema jaringan, untuk

memfasilitasi gerakan batu.

3) Diagnosa III

Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan ketakutan tertasi dengan

criteria dapat mengungkapkan perasaannya dan mengidentifikasi cara yang

tepat untuk menangani tampak rileks dapat tidur/istirahat dengan cukup.

Pernyataan menurunnya Ketakutan dan kecemasan.

Intervensi :

☼ Adakan kunjungan pada klien dengan personal ruangan bedah sebelum

operasi jika mungkin diskusikan hal-hal yang kiranya dapat

menimbulkan ketakutan kekhawatiran pada klien misalnya masker,

lampu, elektroda, suara outoclave, tangisan kecil.

Rasional : dapat memberikan ketenangan/ketentraman hati dan

meredakan kecemasan klien sekaligus memberikan informasi untuk

tindakan operatif.

☼ Informasi tentang peran perawat sebagai klien intraperatif pada klien.

Rasional : membina hubungan saling percaya, mengurangi ketakutan

akan kehilangan control dilingkungan yang baru/asing.

☼ Identifikasi tingkak ketakukan klien yang mungkin mengharuskan

penundaan prosedur operasi.

Rasional : ketakutan yang berlebihan atau yang menetap dapat

menyebabkan reaksi stress yang berlebihan yang beresiko atau

munculnya reaksi yang merugikan terhadap prosedur pembedahan dan

obat anastesi.

☼ Beritahu klien tentang anastesi spinal/general yang akan membuat

klien tidak sadar/tertidur, dimana jumlah yang lebih akan diberikan

jika perlu

Rasional : menerunkan kecemasan atau ketakutan bahwa klien melihat

prosedur operasi

☼ Perkenalkan staf operasi saat klien dipindahkan keruang operasi

Rasional : memberi hubungan dan kenyamanan psikis

Page 9: DAFTAR PUSTAKA

☼ Bandingkan jadwal operasi, status klien, tingkat operasi dan bicarakan

informed consent.

Rasional : menurunkan ketakuatan bahwa prosedur yang salah

mungkin dilakukan

4) Diagnosa IV

Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan deficit volume cairan

teratasi dengan criteria vital sign normal, berat badan dalam batas normal,

nadi perifer teraba, mukosa membrane lembab, turgor kulit baik

Intervensi :

☼ Monitor intake dan out put

Rasional : perbandingan antara intake dan out put dapat digunakan

untuk mengevaluasi adanya tingkat renal statis atau gangguan

☼ Monitor vital sign dan evaluasi nadi/volume sirkulasi dan perlunya

intervensi

Rasional : merupakan indicator vibrasi atau volume sirkulasi dan

perlunya intervensi

☼ Timbang berat badan setiap hari

Rasional : peningkatan BB yng cepat biasa berhubungan dengan

retensi air

☼ Kaji adanya muntah, diare, catat karakteristikdan frekuensi muntah dan

diare serta factor pencetusnya

Rasional : nausea/vomiting dan diare umunya berhubungan dengan

kolik renal karena gangguan sifat seliaka menuju ginjal dan perut,

muntah dan diare dapat menyebabkan kurangnya cairan tubuh

IV. Post Operasi

1) Diagnosa I

Tujuan : jalan napas kembali efektif setelah dilakukan tindakan keperawatan

dengan criteria pola respirasi klien normal (respirasi 16-20) kali permenit),

tidak ada ronchi dan stridor, sianosis dan tanda-tanda hipoksia lainnya

Page 10: DAFTAR PUSTAKA

Intervensi :

☼ Tidurkan klien dengan posisi terlentang dengan kepala dimiringkan

selama kesadaran belum pulih

Rasional : posisi tersebut menurunkan resiko aspirasi karena secret

terlentang dan dapat keluar lewat mulut

☼ Auskultasi suara napas, dengarkan adanya wheezing crowing dan tidak

adanya suara napas setelah ekspirasi

Rasional : kurangnya perbedaannya suara napas merupakan indikasi

adanya obstruksi oleh mukusa/lidah yang dapat dikoreksi dengan

pengaturan posisi/suction wheezing dapat merupakan indikasi bronkho

spasma, berkurangnya suara napas menandakan parsia, total laring

spasme

☼ Observasi frekuensi kedalaman penggunaan otot-otot Bantu

pernapasan, pernapasan cuping hidung, warna kulit dan mukosa

Rasional : memastikan keefektifan respirasi dengan segera sehingga

tindakan, koreksi dapat dilakukan segera jika diperlukan

☼ Monitor tanda-tanda vital secara teratur

Rasional : respirasi yang meningkat, takikardi dan atau barikardi dapat

bergerak pada hipoksia

☼ Observasi tingkat kesadaran

Rasional : dengan mengobservasi tingkat kesadaran klien dapat

diketahui perkembangan klien dan keberhasilan operasi, serta

menentukan tindakan keperawatan selanjutnya

☼ Observasi kebersihan jalan napas dan kebersihan sisa muntahan yang

masih tertiggal (dimulut, melakukan section bila perlu)

Rasional : obstruksi jalan napas dapat terjadi, larutan section bila perlu

atau mucus didalam tenggorokan/trakea.

☼ Kolaborasi dalam pemberian O2 intake sesuai indikasi

Rasional : memaksimalkan O2 intake untuk berkaitan dengan Hb

2) Diagnosa II

Gangguan rasa nyaman nyeri

Tujuan : gangguan ras nyaman nyeri teratasi setelah dilakukan tindakan

Page 11: DAFTAR PUSTAKA

keperwatan dengan criteria keluhan nyeri hilang, tampak rilek, dapat

istirahat/tidur dengan cukup dan dapat berpartisipasi secara adekuat

Intervensi :

☼ Monitor dan dokumentasikan lokasi dan tempat dari nyeri, catat umuir

klien, berat badan, catatan medis/problem psikologis, kesensitipan

terhadap analgetik tertentu, hasil intraOperatif seperti ukuran, lokasi,

insisi

Rasional : pendekatan penagananan nyeri post operatif tingkatan pada

berbagai factor.

☼ Review laporan intraoperatif/respirasi atau mengetahui tipe anastesi

dan obat-obatan yang dilakukan.

Rasional : klien yang dianastesi dengan fluthane dan ether dapat

mengalami efek analgetik sisa/residu sebagai tambahan, intraoperatif :

Blokoka/regional memiliki waktu yang bervariasi yaitu 1-2 jam untuk

regional atau lebih 2-6 jam untuk lokal

☼ Evaluasi nyeri secara teratur (setiap 2 jam), catat karakteristik lokasi

dan intensitas nyeri (skala 0-10)

Rasional : memberikan informasi tentang kebutuhan untuk dan atau

keaktifan intervensi

☼ Anjurkan untuk menggunakan teknik relaksasi, seperti latihan napas

dalam

Rasional : menghilangkan ketegangan otot dan dapat meningkatkan

kemampuan koping

☼ Keposisi sesuai indikasi, misalnya semifowler

Rasional : dapat menghilangkan nyeri dan menunjang sirkulasi

jaringan, semifowler dapat menurunkan tegangan otot abdomen dan

tulang belakang

☼ Berikan informasi tentang ketidaknyamanan yang akan terjadi yang

hanya bersifat sementara

Rasional : pemahaman tentang ketidaknyaman dapat memberikan

keterangan emosional.

Page 12: DAFTAR PUSTAKA

☼ Kolaborasi pemberian analgetik intravena sesuai indikasi

Rasional : analgetik intra vena akan mencapai pusat nyeri dengan

segera

3) Diagnosa III

Resiko tinggi kerusakan integritas jaringan kulit

Tujuan : gangguan integritas jaringan kulit teratsi setelah dilakukan tondakan

keperawatan dengan criteria : luka sembuh sesuai dengan waktu yang

ditentukan, klien dapat mendemontrasikan teknik/prilaku yang menunjang

penyembuhan ddan pencegahan komplikasi

☼ Lepaskan plester dan balutkan dengan lembut

Rasional : menurunkan resiko trauma pada kulit dan gangguan pada

luka operasi

☼ Infeksi luka secara teratur, catat karakteristik dan integritasnya.

Rasional : pengenalan dini terhadap adanya penyembuhan yang

terlambat atau perkembangan kearah komplikasi dapat mencegah

situasi yang lebih serius

☼ Kaji jumlah dan karakteristik drainase

Rasional : penurunan jumlah drainase mengarah kepada kemajuan

proses penyemabuhan, sedangkan drainase yang tepat/ mengandung

darah eksudat menandakan adanya komplikasi.

☼ Anjurkan klien untuk tidak menyentuh luka

Rasional : mencegah terkontaminasinya luka

☼ Ganjal area insisi pada abdomen dengan bantal pada saat batuk/

bergerak

Rasional : menggunakan tekanan pada luka, meminimalkan resiko

terputusnya jahitan atau rupturnya jaringan

☼ Ganti dan keluarkan balutan sesuai indikasi, rawat luka yang

menggunakan teknik aseptic

Rasional : melindungi luka dari injuri mekanik dan kontaminasi,

mencegah akumulasi cairan/eksudat yang dapat mengakibatkan

infeksi.

Page 13: DAFTAR PUSTAKA

☼ Kolaborasi dalam pemberian es jika diperlukan, penmggunaan

abdominal binder-iritasi luka disertai debridement sesuai kebutuhan

Rasional : menurunkan pembentukan edema

4) Diagnosa IV

Resiko tinggi infeksi

Tujuan : infeksi tidak terjadi setelah dilakukan tindakan kepaeawatan dengan

criteria tidak ada tanda-tanda infeksi luka : purulent, drainase, eritema, luka

sembuh pada waktunya

Intervensi

☼ Observasi tanda-tanda infeksi pad luka post operasi

Rasional : dapat diketahui secra dini tanda-tanda infeksi pada luka

operasi seperti edema, kemerahan, nyeri, yang bertambah

berat/terdapat pus pada luka tersebut

☼ Monitor tanda-tanda vital, catat serangan panas, perubahan kesadaran,

atau keluhan meningkatnya nyeri yang hebat

Rasional : merupakan tanda-tanda adanjya peradangan/sepsis yang

berkembang

☼ Infeksi insisi dan balutan, catat karakteristik drainase dari

luka/drainase adanya erytema

Rasional : infeksi dini dari perkembangan proses infeksidan atau

memonitor perkembangan kearah abses

☼ Monitor kelancaran drain, hitung output dan warna cairan

Rasional : dapat diketahui adanya infeksi pada luka operasi

☼ Berikan informasi tentang hal-hal yang mempengaruhi daya tahan

tubuh

Rasional : dengan meningkatkan pengetahuan klien tentang hal-hal

yang mempengaruhi daaaaya tahan tubuh diharapkan klien dapat

kooperatif dengan tindakan keperawatan yang akan dilakuakan

☼ Berikan diit TKTP

Tinggi kalori berguna untuk :

1. Sebagai sumber energi/tenaga atau proses pergerakan tubuh

2. menyediakan structure material utnuk jariangan tubuh seperti

tulang dan otot

Page 14: DAFTAR PUSTAKA

☼ Tinggi protein berguna untuk :

1. Tinggi zat pembangun, pertumbuhan dan pemeliharaan jaringan,

pengganti zat-zat yang rusak/aus

2. sebagai badan-badan inti, berfungsi sebagai pertahanan tubuh

melawan berbagai mikroba dan zat-zat toksin yang dating dari luar

tubuh

3. sebagai zat pengatur, protein mengatur proses-proses metabolisme

dalam bentuk enzim dan hormone

4. sebagai salah satu sumber utama energi bersama-sama dengan

karbohidrta dan lemak

5. dalam bentuk kromosom, protein berperan dalam penyimpanan dan

meneruskan sifat-ifat keturunan dalam bentuk gen

Rasional : makann yang bergizi dapat menambah meningkatnya daya

tahan tubuh, sehingga resiko infeksi dapat diperkecil

☼ Lakukan cuci tangan yang baik dan benar sebelum dan sesudah

melakukan tindakan keperawatan

Rasional : menurunkan resiko penyebaran bakteri, mencegah

terjadinya infeksi nosokomial

☼ Kolaborasi dengan tim medis untuk pemberian obat yang sesuai

Rasional dapat memberikan propilaksis/menurunkan jumlah

organisme untuk menurunkan membrane lebih lanjut

☼ Lakukan perawatan luka denganm alat steril

Rasional : untuk menghindari adanya bakteri dan membunuh

penyembuhan dari luka