Cut Revisi Lapkas.doc
Transcript of Cut Revisi Lapkas.doc
-
8/16/2019 Cut Revisi Lapkas.doc
1/10
Pengetahuan tentang pemantauan glukosa darah mandiri, tanda dan gejala hipoglikemia
serta cara mengatasinya harus diberikan kepada pasien. Pemantauan kadar glukosa darah dapat
dilakukan secara mandiri, setelah mendapat pelatihan khusus.
Terapi gizi medis, Prinsip pengaturan makan pada penyandang diabetes hampir samadengan anjuran makan untuk masyarakat umum yaitu makanan yang seimbang dan sesuai
dengan kebutuhan kalori dan zat gizi masing-masing individu. Pada penyandang diabetes perlu
ditekankan pentingnya keteraturan makan dalam hal jadwal makan, jenis, dan jumlah makanan,
terutama pada mereka yang menggunakan obat penurun glukosa darah atau insulin.
(a) omposisi makanan yang dianjurkan terdiri dari! arbohidrat, arbohidrat yang
dianjurkan sebesar "#-$#% total asupan energi. Pembatasan karbohidrat total &' g*hari tidak
dianjurkan +akanan harus mengandung karbohidrat terutama yang berserat tinggi. ula dalam bumbu diperbolehkan sehingga penyandang diabetes dapat makan sama dengan makanan
keluarga yang lain. ukrosa tidak boleh lebih dari #% total asupan energi. Pemanis alternati
dapat digunakan sebagai pengganti gula, asal tidak melebihi batas aman konsumsi harian
( Accepted -/aily 0ntake), +akan tiga kali sehari untuk mendistribusikan asupan karbohidrat
dalam sehari. alau diperlukan dapat diberikan makanan selingan buah atau makanan lain
sebagai bagian dari kebutuhan kalori sehari. 1emak, 2supan lemak dianjurkan sekitar 3 -3#%
kebutuhan kalori. Tidak diperkenankan melebihi % total asupan energi. 1emak jenuh & 4 %
kebutuhan kalori 1emak tidak jenuh ganda & ' %, selebihnya dari lemak tidak jenuh tunggal.
5ahan makanan yang perlu dibatasi adalah yang banyak mengandung lemak jenuh dan lemak
trans antara lain! daging berlemak dan susu penuh (whole milk). 2njuran konsumsi kolesterol
&3 mg*hari. . Protein /ibutuhkan sebesar ' 6 3 % total asupan energi. umber protein yang
baik adalah seafood (ikan, udang, cumi,dll), daging tanpa lemak, ayam tanpa kulit, produk susu
rendah lemak, kacang-kacangan, tahu, dan tempe. Pada pasien dengan ne ropati perlu penurunan
asupan protein menjadi ,7 g* g55 perhari atau ' % dari kebutuhan energi dan $#% hendaknya
bernilai biologik tinggi. 8atrium, anjuran asupan natrium untuk penyandang diabetes sama
dengan anjuran untuk masyarakat umum yaitu tidak lebih dari mg atau sama dengan $-4
gram (' sendok teh) garam dapur. +ereka yang hipertensi, pembatasan natrium sampai 3" mg.
umber natrium antara lain adalah garam dapur, vetsin, soda, dan bahan pengawet seperti
natrium benzoat dan natrium nitrit. erat, eperti halnya masyarakat umum penyandang diabetes
-
8/16/2019 Cut Revisi Lapkas.doc
2/10
dianjurkan mengonsumsi cukup serat dari kacang kacangan, buah, dan sayuran serta sumber
karbohidrat yang tinggi serat, karena mengandung vitamin, mineral, serat, dan bahan lain yang
baik untuk kesehatan. 2njuran konsumsi serat adalah 9 3# g*hari. Pemanis alternative Pemanis
dikelompokkan menjadi pemanis berkalori dan pemanis tak berkalori. Termasuk pemanis
berkalori adalah gula alkohol dan ruktosa. ula alkohol antara lain isomalt, lactitol, maltitol,
mannitol, sorbitol dan :ylitol. /alam penggunaannya, pemanis berkalori perlu diperhitungkan
kandungan kalorinya sebagai bagian dari kebutuhan kalori sehari. ;ruktosa tidak dianjurkan
digunakan pada penyandang diabetes karena e ek samping pada lemak darah. Pemanis tak
berkalori yang masih dapat digunakan antara lain aspartam, sakarin, acesul ame potassium,
sukralose, dan neotame. Pemanis aman digunakan sepanjang tidak melebihi batas aman
(2ccepted /aily 0ntake * 2/0).
(b) ebutuhan kalori, 2da beberapa cara untuk menentukan jumlah kalori yang
dibutuhkan penyandang diabetes. /i antaranya adalah dengan memperhitungkan kebutuhan
kalori basal yang besarnya 3# kalori*kg55 ideal, ditambah atau dikurangi bergantung pada
beberapa aktor seperti! jenis kelamin, umur, aktivitas, berat badan, dll. Perhitungan berat badan
0deal (550) dengan rumus 5rocca yang dimodiikasi adalah sebagai berikut 5erat badan ideal <
= % : (T5 dalam cm ' ) : ' kg. 5agi pria dengan tinggi badan di bawah '$ cm dan wanita di
bawah '# cm, rumus dimodi ikasi menjadi ! 5erat badan ideal (550) < (T5 dalam cm ' ) : '
kg. 55 8ormal ! 55 ideal 9 ' % urus ! & 550 ' % emuk ! > 550 ? ' %. Perhitungan
berat badan ideal menurut 0ndeks +assa Tubuh (0+T). 0ndeks massa tubuh dapat dihitung
dengan rumus! 0+T < 55 (kg)* T5 (m3) lasi ikasi 0+T 55 urang & '7,# 55 8ormal '7,#-
33,= 55 1ebih @ 3 , /engan risiko 3 , 3",= Abes 0 3#, 3=,= Abes 00 > .
;aktor- aktor yang menentukan kebutuhan kalori antara lain ! Benis elamin. ebutuhan
kalori pada wanita lebih kecil daripada pria. ebutuhan kalori wanita sebesar 3# kal*kg 55 dan
untuk pria sebesar kal* kg 55. Cmur, Cntuk pasien usia di atas " tahun, kebutuhan kalori
dikurangi #% untuk dekade antara " dan #= tahun, dikurangi ' % untuk dekade antara $ dan
$= tahun dan dikurangi 3 %, di atas usia 4 tahun. 2ktivitas ;isik atau Pekerjaan ebutuhan
kalori dapat ditambah sesuai dengan intensitas aktivitas isik. Penambahan sejumlah ' % dari
kebutuhan basal diberikan pada kedaaan istirahat, 3 % pada pasien dengan aktivitas ringan, %
dengan aktivitas sedang, dan # % dengan aktivitas sangat berat. 5erat 5adan 5ila kegemukan
-
8/16/2019 Cut Revisi Lapkas.doc
3/10
dikurangi sekitar 3 % tergantung kepada tingkat kegemukan 5ila kurus ditambah sekitar 3 -
% sesuai dengan kebutuhan untuk meningkatkan 55. Cntuk tujuan penurunan berat badan
jumlah kalori yang diberikan paling sedikit ' - '3 kkal perhari untuk wanita dan '3 -'$
kkal perhari untuk pria. +akanan sejumlah kalori terhitung dengan komposisi tersebut di atas
dibagi dalam porsi besar untuk makan pagi (3 %), siang ( %), dan sore (3#%), serta 3 porsi
makanan ringan ' -'#%) di antaranya. Cntuk meningkatkan kepatuhan pasien, sejauh mungkin
perubahan dilakukan sesuai dengan kebiasaan. Cntuk penyandang diabetes yang mengidap
penyakit lain, pola pengaturan makan disesuaikan dengan penyakit penyertanya.
(c) Pilihan +akanan Pilihan makanan untuk penyandang diabetes dapat dijelaskan
melalui piramida makanan untuk penyandang diabetes.
1atihan jasmani, atur ( " kali seminggu selama kurang lebih menit), merupakan salah
satu pilar dalam pengelolaan /+ tipe 3. egiatan sehari-hari seperti berjalan kaki ke pasar,
menggunakan tangga, berkebun harus tetap dilakukan. 1atihan jasmani selain untuk menjaga
kebugaran juga dapat menurunkan berat badan dan memperbaiki sensitivitas insulin, sehingga
akan memperbaiki kendali glukosa darah. 1atihan jasmani yang dianjurkan berupa latihan
jasmani yang bersi at aerobik seperti jalan kaki, bersepeda santai, jogging, dan berenang. 1atihan
-
8/16/2019 Cut Revisi Lapkas.doc
4/10
jasmani sebaiknya disesuaikan dengan umur dan status kesegaran jasmani. Cntuk mereka yang
relati sehat, intensitas latihan jasmani bisa ditingkatkan, sementara yang sudah mendapat
komplikasi /+ dapat dikurangi. Dindarkan kebiasaan hidup yang kurang gerak atau bermalas-
malasan.
0ntervensi armakologis, Terapi armakologis diberikan bersama dengan pengaturan
makan dan latihan jasmani (gaya hidup sehat). Terapi armakologis terdiri dari obat oral dan
bentuk suntikan.
Abat Dipoglikemik Aral. 5erdasarkan cara kerjanya, ADA dibagi menjadi # golongan! a.
Pemicu sekresi insulin (insulin secretagogue)! '. ul onylurea, Abat golongan ini mempunyai
e ek utama meningkatkan sekresi insulin oleh sel beta pankreas, dan merupakan pilihan utama
untuk pasien dengan berat badan normal dan kurang 8amun masih boleh diberikan kepada pasien dengan berat badan lebih. Cntuk menghindari hipoglikemia berkepanjangan pada
berbagai keadaaan seperti orang tua, gangguan aal ginjal dan hati, kurang nutrisi serta penyakit
kardiovaskular, tidak dianjurkan penggunaan sul onilurea kerja panjang. 3. linid, merupakan
obat yang cara kerjanya sama dengan sul onilurea, dengan penekanan pada peningkatan sekresi
insulin ase pertama. olongan ini terdiri dari 3 macam obat yaitu Eepaglinid (derivat asam
benzoat) dan 8ateglinid ( de- rivat enilalanin). Abat ini diabsorpsi dengan cepat setelah
pemberian secara oral dan diekskresi secara cepat melalui hati. Abat ini dapat mengatasi
hiperglikemia post prandial. b. peningkat sensitivitas terhadap insulin! Tiazolidin (pioglitazon)
erikatan pada Peroxisome Pro -li erator 2ctivated Eeceptor amma (PP2Eg), suatu reseptor inti
di sel otot dan sel lemak. olongan ini mempunyai e ek menurunkan resistensi insulin dengan
meningkatkan jumlah protein pengangkut glukosa, sehingga meningkatkan ambilan glukosa di
peri er. Tiazolidindion dikontraindikasikan pada pasien dengan gagal jantung kelas 00F karena
dapat memperberat edema*retensi cairan dan juga pada gangguan aal hati. Pada pasien yang
menggunakan tiazolidindion perlu dilakukan pemantauan aal hati secara berkala. Ggolongan
rosiglitazon sudah ditarik dari peredaran karena e ek sampingnya. c. Penghambat glukogenesis !
+et ormin, Abat ini mempunyai e ek utama mengurangi produksi glukosa hati
(glukoneogenesis), di samping juga memperbaiki ambilan glukosa peri er. Terutama dipakai
pada penyandang diabetes gemuk. +et ormin dikontraindikasikan pada pasien dengan gangguan
ungsi ginjal (serum kreatinin >',# mg*d1) dan hati, serta pasienpasien dengan kecenderungan
-
8/16/2019 Cut Revisi Lapkas.doc
5/10
hipoksemia (misalnya penyakit serebrovaskular, sepsis,renjatan,gagal jantung). +et ormin dapat
memberikan e ek samping mual. Cntuk mengurangi keluhan tersebut dapat diberikan pada saat
atau sesudah makan. elain itu harus diperhatikan bahwa pemberian met ormin secara titrasi
pada awal penggunaan akan memudahkan dokter untuk memantau e ek samping obat tersebut. d.
Penghambat glucosidase al a (2carbose), Abat ini bekerja dengan mengurangi absorpsi glukosa
di usus halus, sehingga mempunyai e ek menurunkan kadar glukosa darah sesudah makan.
2carbose tidak menimbulkan e ek samping hipoglikemia. H ek samping yang paling sering
ditemukan ialah kembung dan latulens. e. /PP-0F inhibit, lucagon-like peptide-' ( 1P')
merupakan suatu hormon peptida yang dihasilkan oleh sel 1 di mukosa usus. Peptida ini
disekresi oleh sel mukosa usus bila ada makanan yang masuk ke dalam saluran pencernaan.
1P' merupakan perangsang kuat penglepasan insulin dan sekaligus sebagai penghambat
sekresi glukagon. 8amun demikian, secara cepat 1P' diubah oleh enzim dipeptidyl peptidase"(/PP"), menjadi metabolit 1P'(=, $) amide yang tidak akti . ekresi 1P' menurun pada /+
tipe 3, sehingga upaya yang ditujukan untuk meningkatkan 1P' bentuk akti merupakan hal
rasional dalam pengobatan /+ tipe 3. Peningkatan konsentrasi 1P' dapat dicapai dengan
pemberian obat yang menghambat kinerja enzim /PP" (penghambat /PP"), atau memberikan
hormon asli atau analognya ( analog incretin < 1P' agonis). 5erbagai obat yang masuk golongan
/PP" inhibitor, mampu menghambat kerja /PP" sehingga 1P' tetap dalam konsentrasi yang
tinggi dalam bentuk akti dan mampu merangsang penglepasan insulin serta menghambat
penglepasan glukagon.
+ekanisme kerja ADA, e ek samping utama, serta pengaruh obat terhadap penurunan
2'I dapat dilihat pada tabel #, sedangkan nama obat, berat bahan akti (mg) per tablet, dosis
harian, lama kerja, dan waktu pemberian dapat dilihat pada lampiran 3. Iara Pemberian ADA,
terdiri dari! ADA dimulai dengan dosis kecil dan ditingkatkan secara bertahap sesuai respons
kadar glukosa darah, dapat diberikan sampai dosis optimal ul onilurea! '# 6 menit sebelum
makan, Eepaglinid, 8ateglinid! sesaat sebelum makan +et ormin ! sebelum *pada saat * sesudahmakan Penghambat glukosidase ( Acarbose )! bersama makan suapan pertama Tiazolidindion!
tidak bergantung pada jadwal makan. /PP0F inhibitor dapat diberikan bersama makan dan atau
sebelum makan.
-
8/16/2019 Cut Revisi Lapkas.doc
6/10
untikan, insulin diperlukan pada keadaan ! Penurunan berat badan yang cepat,
Diperglikemia berat yang disertai ketosis, etoasidosis diabetic, Diperglikemia hiperosmolar non
ketotik, Diperglikemia dengan asidosis laktat, agal dengan kombinasi ADA dosis optimal,
tres berat (in eksi sistemik, operasi besar, 0+2, stroke), ehamilan dengan /+*diabetes
melitus gestasional yang tidak terkendali dengan perencanaan makan, angguan ungsi ginjal
atau hati yang berat, ontraindikasi dan atau alergi terhadap ADA. Benis dan lama kerja insulin.
5erdasarkan lama kerja, insulin terbagi menjadi empat jenis, yakni! 0nsulin kerja cepat (rapid
acting insulin), 0nsulin kerja pendek ( short acting insulin ), 0nsulin kerja menengah ( intermediate
actinginsulin ), 0nsulin kerja panjang ( long acting insulin ), 0nsulin campuran tetap, kerja pendek
dan menengah ( premixed insulin ).
H ek samping terapi insulin, H ek samping utama terapi insulin adalah terjadinya
hipoglikemia, Penatalaksanaan hipoglikemia dapat dilihat dalam bab komplikasi akut /+, H ek
samping yang lain berupa reaksi imunologi terhadap insulin yang dapat menimbulkan alergi
insulin atau resistensi insulin. /asar pemikiran terapi insulin! ekresi insulin isiologis terdiri dari
sekresi basal dan sekresi prandial. Terapi insulin diupayakan mampu meniru pola sekresi insulin
yang isiologis, /e isiensi insulin mungkin berupa de isiensi insulin basal, insulin prandial atau
keduanya. /e isiensi insulin basal menyebabkan timbulnya hiperglikemia pada keadaan puasa,
sedangkan deisiensi insulin prandial akan menimbulkan hiperglikemia setelah makan, Terapi
insulin untuk substitusi ditujukan untuk melakukan koreksi terhadap deisiensi yang terjadi.,
asaran pertama terapi hiperglikemia adalah mengendalikan glukosa darah basal (puasa, sebelum
makan). Dal ini dapat dicapai dengan terapi oral maupun insulin. 0nsulin yang dipergunakan
untuk mencapai sasaran glukosa darah basal adalah insulin basal (insulin kerja sedang atau
panjang), Penyesuaian dosis insulin basal untuk pasien rawat jalan dapat dilakukan dengan
menambah 3" unit setiap " hari bila sasaran terapi belum tercapai, 2pabila sasaran glukosa
darah basal (puasa) telah tercapai, sedangkan 2'I belum mencapai target, maka dilakukan
pengendalian glukosa darah prandial (mealrelated). 0nsulin yang dipergunakan untuk mencapaisasaran glukosa darah prandial adalah insulin kerja cepat (rapid acting) atau insulin kerja pendek
(short acting). ombinasi insulin basal dengan insulin prandial dapat diberikan subkutan dalam
bentuk ' kali insulin basal ? ' kali insulin prandial (basal plus), atau ' kali basal ? 3 kali
prandial (basal 3 plus), atau ' kali basal ? kali prandial (basal bolus), 0nsulin basal juga dapat
dikombinasikan dengan ADA untuk menurunkan glukosa darah prandial seperti golongan obat
-
8/16/2019 Cut Revisi Lapkas.doc
7/10
peningkat sekresi insulin kerja pendek (golongan glinid), atau penghambat penyerapan
karbohidrat dari lumen usus (acarbose), Terapi insulin tunggal atau kombinasi disesuaikan
dengan kebutuhan pasien dan respons individu, yang dinilai dari hasil pemeriksaan kadar
glukosa darah harian.
Iara Penyuntikan 0nsulin, 0nsulin umumnya diberikan dengan suntikan di bawah kulit
(subkutan), dengan arah alat suntik tegak lurus terhadap cubitan permukaan kulit. Pada keadaan
khusus diberikan intramuskular atau intravena secara bolus atau drip. Terdapat sediaan insulin
campuran (mi:ed insulin) antara insulin kerja pendek dan kerja menengah, dengan perbandingan
dosis yang tertentu. 2pabila tidak terdapat sediaan insulin campuran tersebut atau diperlukan
perbandingan dosis yang lain, dapat dilakukan pencampuran sendiri antara kedua jenis insulin
tersebut. Teknik pencampuran dapat dilihat dalam buku panduan tentang insulin. 1okasi
penyuntikan, cara penyuntikan maupun cara insulin harus dilakukan dengan benar, demikian
pula mengenai rotasi tempat suntik. 2pabila diperlukan, sejauh sterilitas penyimpanan terjamin,
semprit insulin dan jarumnya dapat dipakai lebih dari satu kali oleh penyandang diabetes yang
sama, Darus diperhatikan kesesuaian konsentrasi insulin dalam kemasan (jumlah unit*m1)
dengan semprit yang dipakai (jumlah unit*m1 dari semprit). /ianjurkan memakai konsentrasi
yang tetap. aat ini yang tersedia hanya C' (artinya ' unit*m1). 2gonis 1P-' Pengobatan
dengan dasar peningkatan 1P' merupakan pendekatan baru untuk pengobatan /+. 2gonis
1P' dapat bekerja sebagai perangsang peng lepasan insulin yang tidak menimbulkan
hipoglikemia ataupun peningkatan berat badan yang biasanya terjadi pada pengobatan dengan
insulin ataupun sul onilurea. 2gonis 1P' bahkan mungkin menurunkan berat badan. H ek
agonis 1P' yang lain adalah menghambat penglepasan glukagon yang diketahui berperan pada
proses glukoneogenesis. Pada percobaan binatang, obat ini terbukti memperbaiki cadangan sel
beta pankreas. H ek samping yang timbul pada pemberian obat ini antara lain rasa sebah dan
muntah.
Terapi ombinasi Pemberian ADA maupun insulin selalu dimulai dengan dosis rendah,
untuk kemudian dinaikkan secara bertahap sesuai dengan respons kadar glukosa darah.
5ersamaan dengan pengaturan diet dan kegiatan jasmani, bila diperlukan dapat dilakukan
pemberian ADA tunggal atau kombinasi ADA sejak dini. Terapi dengan ADA kombinasi (secara
terpisah ataupun i:ed-combination dalam bentuk tablet tunggal), harus dipilih dua macam obat
-
8/16/2019 Cut Revisi Lapkas.doc
8/10
dari kelompok yang mempunyai mekanisme kerja berbeda. 5ila sasaran kadar glukosa darah
belum tercapai, dapat pula diberikan kombinasi tiga ADA dari kelompok yang berbeda atau
kombinasi ADA dengan insulin. Pada pasien yang disertai dengan alasan klinis di mana insulin
tidak memungkinkan untuk dipakai, terapi dengan kombinasi tiga ADA dapat menjadi pilihan.
(lihat bagan 3 tentang algoritma pengelolaan /+ tipe 3). Cntuk kombinasi ADA dan insulin,
yang banyak dipergunakan adalah kombinasi ADA dan insulin basal (insulin kerja menengah
atau insulin kerja panjang) yang diberikan pada malam hari menjelang tidur. /engan pendekatan
terapi tersebut pada umumnya dapat diperoleh kendali glukosa darah yang baik dengan dosis
insulin yang cukup kecil. /osis awal insulin kerja menengah adalah $' unit yang diberikan
sekitar jam 33. , kemudian dilakukan evaluasi dosis tersebut dengan menilai kadar glukosa
darah puasa keesokan harinya. 5ila dengan cara seperti di atas kadar glukosa darah sepanjang
hari masih tidak terkendali, maka ADA dihentikan dan diberikan terapi kombinasi insulin.
Penilaian hasil terapi, /alam praktek sehari-hari, hasil pengobatan /+ tipe 3 harus
dipantau secara terencana dengan melakukan anamnesis, pemeriksaan jasmani, dan pemeriksaan
penunjang. Pemeriksaan yang dapat dilakukan adalah! Pemeriksaan kadar glukosa darah. Tujuan
pemeriksaan glukosa darah! Cntuk mengetahui apakah sasaran terapi telah tercapai. Cntuk
melakukan penyesuaian dosis obat, bila belum tercapai sasaran terapi. una mencapai tujuan
tersebut perlu dilakukan pemeriksaan kadar glukosa darah puasa, glukosa 3 jam post prandial,
atau glukosa darah pada waktu yang lain secara berkala sesuai dengan kebutuhan. Pemeriksaan
2'I Tes hemoglobin terglikosilasi, yang disebut juga sebagai glikohemoglobin, atau hemoglobin
glikosilasi (disingkat sebagai 2'I), merupakan cara yang digunakan untuk menilai e ek
perubahan terapi 7'3 minggu sebelumnya. Tes ini tidak dapat digunakan untuk menilai hasil
pengobatan jangka pendek. Pemeriksaan 2'I dianjurkan dilakukan setiap bulan, minimal 3
kali dalam setahun. Pemantauan lukosa /arah +andiri (P /+) Cntuk memantau kadar
glukosa darah dapat dipakai darah kapiler. aat ini banyak dipasarkan alat pengukur kadar
glukosa darah cara reagen kering yang umumnya sederhana dan mudah dipakai. Dasil
pemeriksaan kadar glukosa darah memakai alat-alat tersebut dapat dipercaya sejauh kaliberasi
dilakukan dengan baik dan cara pemeriksaan dilakukan sesuai dengan cara standar yang
dianjurkan. ecara berkala, hasil pemantauan dengan cara reagen kering perlu dibandingkan
-
8/16/2019 Cut Revisi Lapkas.doc
9/10
dengan cara konvensional.P /+ dianjurkan bagi pasien dengan pengobatan insulin atau pemicu
sekresi insulin. Jaktu pemeriksaan P /+ bervariasi, tergantung pada tujuan pemeriksaan yang
pada umumnya terkait dengan terapi yang diberikan. Jaktu yang dianjurkan adalah pada saat
sebelum makan, 3 jam setelah makan (menilai ekskursi maksimal glukosa), menjelang waktu
tidur (untuk menilai risiko hipoglikemia), dan di antara siklus tidur(untuk menilai adanya
hipoglikemia nokturnal yang kadang tanpa gejala),atau ketika mengalami gejala seperti
hypoglycemic spells .
P/ + terutama dianjurkan pada! Penyandang /+ yang direncanakan mendapat terapi
insulin, Penyandang /+ dengan terapi insulin berikut, Pasien dengan 2'I yang tidak mencapai
target setelah terapi, Janita yang merencanakan hamil, Janita hamil dengan hiperglikemia,
ejadian hipoglikemia berulang. Pemeriksaan lukosa Crin Pengukuran glukosa urin
memberikan penilaian yang tidak langsung. Danya digunakan pada pasien yang tidak dapat atau
tidak mau memeriksa kadar glukosa darah. 5atas ekskresi glukosa renal rata-rata sekitar '7
mg*d1, dapat bervariasi pada beberapa pasien, bahkan pada pasien yang sama dalam jangka
waktu lama. Dasil pemeriksaan sangat bergantung pada ungsi ginjal dan tidak dapat
dipergunakan untuk menilai keberhasilan terapi. Pemantauan 5enda eton Pemantauan benda
keton dalam darah maupun dalam urin cukup penting terutama pada penyandang /+ tipe 3 yang
terkendali buruk (kadar glukosa darah > mg*d1). Pemeriksaan benda keton juga diperlukan
pada penyandang diabetes yang sedang hamil. Tes benda keton urin mengukur kadar asetoasetat,
sementara benda keton yang penting adalah asam beta hidroksibutirat. aat ini telah dapat
dilakukan pemeriksaan kadar asam beta hidroksibutirat dalam darah secara langsung dengan
menggunakan strip khusus. adar asam beta hidroksibutirat darah & ,$ mmol*1 dianggap
normal, di atas ', mmol*1 disebut ketosis dan melebihi , mmol*1 indikasi adanya 2/.
Pengukuran kadar glukosa darah dan benda keton secara mandiri, dapat mencegah terjadinya
penyulit akut diabetes, khususnya 2/. riteria pengendalian /+ Cntuk dapat mencegah
terjadinya komplikasi kronik, diperlukan pengendalian /+ yang baik yang merupakan sasaranterapi. /iabetes terkendali baik, apabila kadar glukosa darah mencapai kadar yang diharapkan
serta kadar lipid dan 2'I juga mencapai kadar yang diharapkan. /emikian pula status gizi dan
tekanan darah. Cntuk pasien berumur lebih dari $ tahun dengan komplikasi, sasaran kendali
kadar glukosa darah dapat lebih tinggi dari biasa (puasa ' -'3# mg*d1, dan sesudah makan
'"#-'7 mg*d1). /emikian pula kadar lipid, tekanan darah, dan lain-lain, mengacu pada batasan
-
8/16/2019 Cut Revisi Lapkas.doc
10/10
kriteria pengendalian sedang. Dal ini dilakukan mengingat si at-si at khusus pasien usia lanjut
dan juga untuk mencegah kemungkinan timbulnya e ek samping hipoglikemia dan interaksi obat.