Cover Fix Terbaru

download Cover Fix Terbaru

of 75

Transcript of Cover Fix Terbaru

  • 8/18/2019 Cover Fix Terbaru

    1/75

    TINJAUAN DOSIS VANKOMISIN PADA PASIEN

    GANGGUAN FUNGSI GINJAL STADIUM II DI

    BANGSAL PENYAKIT DALAM RSUP DR. M. DJAMIL

    PADANG

    SKRIPSI SARJANA FARMASI

    Oleh

    ARGA SAPUTRA

    No. BP : 1111011012

    FAKULTAS FARMASI

    UNIVERSITAS ANDALAS

    PADANG

    2015

  • 8/18/2019 Cover Fix Terbaru

    2/75

    Sk !"#! !$! %!&'(k&$ #e)&*&! #&l&h #&+( #,& &+ ($+(k -e$e-"(h ('!&$

    S& '&$& F& -! "&%& F&k(l+ F& -!

    U$! e #!+ A$%&l

    D!#e+('(! oleh

    Pe-)!-)!$* I Pe-)!-)!$* II

    D . M(#l!- S(& %!/ M.S!/ A"+ % . R& e!$&l/ S"PD KAI

  • 8/18/2019 Cover Fix Terbaru

    3/75

    Sk !"#! !$! +el&h %!"e +&h&$k&$ %! %e"&$ P&$!+!& U'!&$ S& '&$& F& -!F&k(l+ F& -!

    U$! e #!+ A$%&l P&%&$*P&%& T&$**&l : 0 De#e-)e 2015

    No N&-& J&)&+&$ T&$%& T&$*&$

    1. D . M(#l!- S(& %!/ M.S!/ A"+ Ke+(&

    2. % . R& e!$&l/ S"PD KAI A$**o+&

    . S,o ,&$/ M.F& -/ A"+ A$**o+&

    3. No & S,& $!/ M.F& -/ A"+ A$**o+&

    5. D . 4'. Ro#l!$%& R,!%/ A"+ A$**o+&

    KATA PENGANTAR

  • 8/18/2019 Cover Fix Terbaru

    4/75

    B!#-!ll&h! &h-&$! &h!-

    Alhamdulillah, puji dan syukur kehadirat Allah S.W.T atas segala

    limpahan rahmat dan karunia yang tiada henti-hentinya sehingga penulis dapat

    menyelesaikan penelitian dan penulisan skripsi ini yang berjudul T!$'&(&$ Do#!#

    V&$ko-!#!$ "&%& P!e$ G&$**(&$ F($*#! G!$'&l S+&%!(- II %! B&$*#&l

    Pe$,&k!+ D&l&- RSUP D . M. D'&-!l P&%&$* .Skripsi ini ditujukan sebagai

    salah satu syarat menyelesaikan program pendidikan strata satu pada Fakultas

    Farmasi Universitas Andalas Padang.

    Salam inta penuh do!a buat kedua orang tua penulis "uldarmon #ayah$ dan

    %elri #&bu$, para saudara Argi Saputra, %uhammad 'a(ky, dan sike il "ahra

    %aryam )ahliyyah. serta u apan terimakasih sebesar besarnya kepada *

    +. apak r. %uslim Suardi, %.Si, Apt dan dr. . 'aveinal, SpP -/A&

    selaku osen Pembimbing yang telah meluangkan 0aktu untuk

    memberikan bimbingan, petunjuk, arahan dan pertolongan yang tulus

    sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.

    1. apakPro(. r. . Akmal jamaan, %S, Apt selaku Penasehat Akademik

    yang telah banyak membantu dalam kelan aran studi penulis.

    2. apak dan &bu osen Fakultas Farmasi yang telah memberikan ilmu dan

    pengalaman berharga kepada penulis.

  • 8/18/2019 Cover Fix Terbaru

    5/75

    3. apak dan &bu pihak rumah sakit 'SUP r. %. jamil Padang yang telah

    memberikan i4in bagi peneliti untuk melakukan penelitian serta membantu

    kelan aran penulis dalam pengambilan data

    5. Aktivis Pemuda dan %ahasis0a Sumatera arat, Aktivis ak0ah /ampus

    Unand, pengurus %pm /m Unand 16+5716+8, /abinet angkit dan Solid

    em /m Unand yang telah 9beraksi: nyata untuk kedjajaan bangsa,

    semoga selalu isti;omah menjaga idealisme, keadilan harus ditegakkan

    sekalipun langit akan runtuh.

    8. /a0an ka0an

  • 8/18/2019 Cover Fix Terbaru

    6/75

    ABSTRAK

    >ankomisin merupakan antibiotika indeks terapi sempit yang dihasilkan

    oleh Streptomyces orientalis #+?58$. ?6 @ >ankomisin dieliminasi dalam bentuk utuh melalui urin. angguan (ungsi ginjal mengakibatkan penurunan kemampuanginjal melakukan eliminasi 4at-4at yang tidak diperlukan tubuh termasuk obat.Penelitian ini bertujuan untuk menentukan pengaturan dosis vankomisin yangtepat dan e(ekti(. Penelitian ini dilakukan se ara observasi retrospektiv dan

    prospekti( terhadap 12 rekam medis pasien pada bulan Buni = )ovember 16+5. Corang pasien gangguan (ungsi ginjal stadium dua diterapi dengan vankomisin.

    osis &ndividual dihitung menggunakan persamaan dosis (armakokinetika.Persentase pasien yang menerima dosis + g dan 1 g se ara in(us intravena perhariadalah 81,5@ dan 2D,5@ pasien yang menerima dosis sesuai beradasarkan

    persamaan dosis (armakokinetika adalah CD,5@. T E, /e ?,+3 G 1,+ jam, 6,6D? G6,6+8 jam -+. Bumlah (raksi dosis obat adalah 6,1C G 6,+ @,, maks, min +3+6,C1G 122,D mg, 3+6,C1 G 122,D mg. Hmaks, Hmin, Hp 28,32 G 8,C mgI -+, +6,18 G5,C mgI -+, 18,+2 G 3,? mgI -+.

    /ata kun i* >ankomisin, penyesuaian dosis, kreatinin klirens, 'umah Sakit

  • 8/18/2019 Cover Fix Terbaru

    7/75

    ABSTRA6T

    >an omy in is a narro0 therapeuti indeJ antibioti it is produ ed byStreptomyces orientalis #+?58$. ?6@ o( van omy in is eliminated asun hangeddrug in the urine. 'enal impairment de reased renalKs ability to eliminatesubstan e, in luding drug. The study aims 0ere to determine a proper ande((e tive dosage regiment o( van omy in. The investigation design 0asobservational retrospe tive and prospe tive study ondu ted in 12 medi al re ords

    patient in mounth Bune = )ovember 16+5. C stage 1 reinal (ailure patients 0eretreated using van omy in, individuali4ed dose o( van omy in 0as estimatedusing pharma o ineti dosing method. The per entage o( patient re eivevan omy in at dose + g and 1 g intravenously perday 0ere 81,5@ and 2D,5@respe tively. Patient re eive that propied dose and in a ordan e 0ith

    pharma o ineti dosing method al ulation 0ere CD,5@. T +71, /e, ?,+3 G 1,+ h,6,6D? G 6,6+8 h -+. maks, min, +3+6,C1 G 122,D, 3+6,C1 G 122,D mgrespe tively. Hmaks, Hmin, 28,32 G 8,C, +6,18 G 5,C mgI -+respe tively,A umulation (a tor #($ Hp 6, 6,1C G 6,+ @ , 18,+2 G 3,? m7I -+ respe tively.

    /ey0ords* >an omy in, dosage adjusment, reatinine learan e, hospital

  • 8/18/2019 Cover Fix Terbaru

    8/75

    DAFTAR ISI

    alaman

    /ATA P

  • 8/18/2019 Cover Fix Terbaru

    9/75

    1.5. >ankomisin ...LLLLLLLLLLLLLLLLLLL.....LL +5

    1.5.+. Pro(il >ankomisin ...LLLL....LLL..LLLLLLL...LL. +5

    1.5.1. Farmakokinetika /linis >ankomisin .......LLLLLLL...LL. +D

    1.5.2. Perhitungan osis >ankomisin ................LLLLLLL...LL. +?

    1.8. Urin.............................LLLLLLLLLLLLLLLL....LL 16

    1.D. Persamaan Farmakokinetika ....LLLLLLLLLLL..L....LL 16

    &&&. P

  • 8/18/2019 Cover Fix Terbaru

    10/75

    DAFTAR TABEL

    TA

  • 8/18/2019 Cover Fix Terbaru

    11/75

    berdasarkan kelompok usia............................................................... 385. Persentase 'ange dosis vankomisin yang diberikan pada pasien

    gangguan (ungsi ginjal stadium dua ................................................ 3D

    DAFTAR LAMPIRAN

    Iampiran alaman

    +. Iembar pengamatan data observasi retrospekti( ............................. 331. ata demogra(i pasien # ata retrospekti($ ........LL...................... 3?2. Perhitungan obot &deal Pasien dan /lirens /reatinin # ata

    Nbservasi 'etrospekti($ ................................................................... 523. Pola penyesuaian dosis berdasarkan (ungsi ginjal # ata Nbservasi

    'etrospekti($ .................................................................................... 5D5. Perhitungan pro(il (armakokinetika vankomisin ............................. 8+8. Pro(il (armakokinetika vankomisin pada pasien gangguan (ungsi

    ginjal stadium dua ............................................................................ C3

  • 8/18/2019 Cover Fix Terbaru

    12/75

    1. PENDA4ULUAN

    1.1. LATAR BELAKANG

    Penggunaan obat = obatan indeks terapi sempit pada populasi khusus

    seperti gagal ginjal, gagal hati dan gagal jantung harus dilakukan pemantauan

    penggunaan termasuk penyesuaian dosiskarena penurunan (ungsi organ vital

    akan berpengaruh terhadap proses absorpsi, distribusi, eliminasi#ekresi dan

    metabolisme$ obat didalam tubuh, jika hal ini dibiarkan maka beresiko

    membahayakan tubuh pasien#Shargel et.al , 1663$.

    injal adalah organ vital yang bekerja mengatur keseimbangan airan,

    elektrolit tubuh, serta pembuangan sisa metabolisme tubuh. Perubahan (ungsi

    ginjal berpengaruh pada e(ek (armakologi antibakteri dan (armakokinetika obat

    #Shargel et.al, 1663 illbert et.al, 16++$. Pada pasien gangguan (ungsi ginjal

    obat yang diekresi pada jumlah banyak di ginjal akan berpengaruh pada ikatan

  • 8/18/2019 Cover Fix Terbaru

    13/75

    protein dan volume distribusi, obat = obatan tersebut, sehingga pada pemberian

    berulang obat akan menumpuk di tubuh, apabila dosis tidak disesuaikan akan

    men apai level toksik yang berdampak buruk bagi pasien #Shargel et.al,

    1663$.Pasien gagal ginjal di &ndonesia tiap tahunnya terus meningkat,

    berdasarkan survey yang dilakukan Perhimpunan )e(rologi &ndonesia #166?$

    sebanyak +1,5@ #15 juta$ penduduk mengalami penurunan (ungsi ginjal, angka

    ini diperkirakan akan meningkat +6@ tiap tahunnya.

    Fungsi ginjal yang menurun akan mempengaruhi beberapa parameter

    (armakokinetika meliputi perubahan laju ekskresi obat, konstanta eliminasi

    #/ e$, 0aktu paruh obat #t E$ , dan klirens ginjal. /lirens ginjal dide(enisikan

    sebagai volume darah yang dapat dibersihkan dari obat oleh ginjal persatuan

    0aktu, sehingga klirens ginjal menggambarkan kemampuan tubuh dalam

    mengeliminasi obat #Surya0ati, +?C3$. Iaju ekresi obat di dalam urin

    menunjukkan konsentrasi obat dalam plasma yang dipengaruhi oleh organ

    tempat eliminasi #Shargel, 1663$.

    /lirens vankomisin dapat digunakan untuk menghitung beberapa

    parameter (armakokinetika seperti konstanta eliminasi, t E, AUH, maks, min,

    Hmaks , Hmin, H p, indeks akumulasi dan hari terjadinya akumulasi, sehingga kita

    dapat meran ang regimen terapi yang aman untuk pasien # auer, 166C$.

    Penelitian mengenai kesesuaian dosis telah dilakukan di 'umah Sakit

    asan Sadikin andung pada bulan Februari sampai April 1663 dengan hasil

    56,2?@ dosis yang diberikan pada pasien berlebih dari dosis seharusnya

    #%ulyani, 1663$. /emudian di 'SU dr. %oe0ardi surakarta pada periode

  • 8/18/2019 Cover Fix Terbaru

    14/75

    September sampai )ovember 166D dimana +8,+@ tidak dilakukan penyesuaian

    dosis antibiotik pada pasien gagal ginjal #Mulianti et.al , 166D$.

    irektur ina Pelayanan /e(armasian epartemen /esehatan &ndonesia

    #166?$ mengatakan bah0a vankomisin termasuk + dari 5 kategori antibiotik

    kadar rentang terapi sempit yang harus dilakukan pemantauan. >ankomisin

    diberikan pada rentang konsentrasi tunak 16 = 36 g7mI, konsentrasi tunak

    didapatkan dengan menghitung parameter t E obat didalam tubuh, untuk

    vankomisin yang ekresi utamanya di ginjal sebanyak ?6@, pato(isiologis pada

    ginjal akan sangat berpengaruh pada harga 0aktu paruh dan berbagai parameter

    (armakokinetika, apabila dosis pemeliharaan tidak dihitung pada pemberian

    berikutnya maka ditakutkan konsentrasi obat didalam tubuh dapat men apai

    bisa men apai konsentrasi toksik, dimana e(ek toksik paling serius apabila

    konsentrasi serum diatas C6 g7mI, e(ek ototoksisitas juga terjadi apabila

    pemberian vankomisin dikombinasi dengan aminoglikosida #Fong et.al , +?C+$

    Penelusuran literatur didapatkan in(ormasi bah0a pemberian vankomisin

    +666 mg dilakukan dengan rute adiministrasi se ara in(us diatas 0aktu satu

    jam #pendek$. 'ute pemberian epat #26 menit atau kurang$ akan menimbulkan

    e(ek samping urtikaria, reaksi seperti lupus, Steven Johnson syndrome ,

    takikardia hipotensi,sindrom kulit danleher memerah,. ejala memerah bukan

    reaksi alergi tetapi karena laju in(us yang terlalu epat, biasanya dapat diatasi

    dengan antihistamin dan steroid # auer, 166C epartemen /esehatan, 16++$.

    erdasarkan survey yang pernah di lakukan dirumah sakit, vankomisin

    diberikan kepada pasien dengan kriteria diagnosa Methicillin Resistent

  • 8/18/2019 Cover Fix Terbaru

    15/75

    Stapylococcus Aureus #%'SA$, pneumonia, T paru, sepsis. osis yang

    diberikan kepada pasien terbagi kepada dua jenis yaitu + J +g7hari dan + J

    1g7hari. >ankomisin diberikan menggunakan in(us tetes lambat dengan

    melarutkan terlebih dahulu vankomisin didalam AP& # Aqua Pro Injection $ +6

    ml, kemudian ditambahkan kedalan )aHl Fisiologis 6,?@ dan habis pada

    rentang penggunaan 26 = 86 menit. Sebagai antibiotik indeks terapi sempit

    yang ekresi utamanya terjadi di ginjal dan diberikan pada pasien dengan (ungsi

    ginjal menurun dibutuhkan penyesuaian dosis, untuk melihat gambaran resiko

    bahaya dari obat kita bisa mengukur berbagai parameter (armakokinetika pada

    pasien gangguan (ungsi ginjal stadium dua, maka dari itu penulis tertarik

    melakukan penelitian dengan judul tinjauan kesesuaian dan akumulasi dosis

    vankomisin pada pasien gangguan (ungsi ginjal stadium 1 di bangsal penyakit

    dalam 'SUP. r. %. jamil, Padang.

    1.2. RUMUSAN MASALA4

    erdasarkan latar belakang diatas, maka penulis merumuskan

    permasalahan pada penelitian ini sebagai berikut* apakah terjadi kesesuaian

    dosis, serta berapa nilai konstanta eliminasi dan 0aktu paruhvankomisin pada

    pasien gangguan (ungsi ginjal stadium dua di angsal penyakit dalam'SUP

    r. %. jamil Padang.

    1. . TUJUAN

  • 8/18/2019 Cover Fix Terbaru

    16/75

    Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kesesuaian dosis serta nilai

    konstanta eliminasi dan 0aktu paruhvankomisin pada pasien gangguan (ungsi

    ginjal stadium dua di angsal penyakit dalam'SUP r. %. jamil Padang.

    1.3. LUARAN 7ANG DI4ARAPKAN

    ari penelitian ini diharapkan nantinya*

    + Tenaga kesehatan yang menangani pasien dengan terapi vankomisin di

    'SUP r. %. jamil Padang dapat lebih hati-hati dan ermat dalam

    penyesuain dosis.

    1 Peneliti dapat meningkatkan pemahaman mengenai kesesuaian dan

    akumulasi dosis vankomisin.

    2 asil penelitian ini dapat dipublikasikan dalam jurnal ilmiah berskala

    internasional.

    1.5. KEGUNAAN PENELITIAN

    Penelitian ini dapat memberikan man(aat sebagai bahan re(erensi bagi

    pihak rumah sakit, khususnya bagi tenaga kesehatan yang menangani pasien di

    bangsal penyakit dalam 'SUP r. %. jamil Padang dalam hal keamanan

    terapi vankomisin.

  • 8/18/2019 Cover Fix Terbaru

    17/75

    II. TINJAUAN PUSTAKA

    2.1. F& -&kok!$e+!k& kl!$!#

    Farmakokinetika klinis adalah ilmu yang mempelajari nasib obat dalam

    tubuh atau e(ek tubuh terhadap obat men akup empat proses yaitu absorpsi,

    distribusi, eliminasi #yakni metabolisme atau ekresi$ #Shargel et.al , 16+1$.

    Tujuan dari (armakokinetika klinis adalah untuk meran ang regimen dosis

    individual untuk mengoptimalkan terapi obat dan meminimalkan reaksi obat

    yang tidak diinginkan. # auer, 166C$. /arena pada umumnya respon obat

    tergantung kadarnya didalam darah, dan karena kadar obat didalam darah

    tergantung regimen dosis, maka (armakokinetika merupakan ranah ilmu yang

  • 8/18/2019 Cover Fix Terbaru

    18/75

    bisa diman(aatkan untuk penentuan regimen dosis, agar respon yang terjadi

    sesuai dengan yang diharapkan #Santoso, +?C5$.

    Availabilitas sitemik obat dapat berbeda berdasarkan rute pemberian,

    dan regimen dosis, sehingga 0alaupun 4at akti( sama tetapi akan

    menimbulkan perbedaan aktivitas terapi. Saat ini terdapat berbagai metode

    analitik yang akurat dan presisi dalam pengukuran lansung obat obat dalam

    uplikan biologi, ara pengukuran ini berman(aat untuk menggambarkan

    perbedaan bioavailabilitas obat dengan lebih teliti #Suardi, %., 'aveinal Q

    Andria, '., 16+2$.

    Tiga parameter (armakokinetika yang harus dijadikan perhatian dalam

    penggunaan antibiotik*

    a. /adar pun ak atau kadar maksimum #H maJ $

    b. Waktu paruh #T E$ yang berbanding lurus dengan ke epatan eliminasi

    . Area Under the Curve #AUH$ adalah jumlah obat yang ada dalam

    sirkulasi sistemik yang dapat menunjukkan bioavailabilitas obat tersebut

    didalam tubuh # epertemen /esehatan, 16++$.

    Salah satu bentuk penerapan (armakokinetika klinik adalah melakukan

    herapeutic !ru" Monitorin" #T %$ yaitu pemantauan kadar obat dalam

    darah pasien selama proses (armakoterapi berlansung untuk men apai

    keberhasilan terapi dan sekaligus mengurangi e(ek yang tidak diinginkan

    #Santoso, +?C5$. Parameter (armakokinetika klinik memiliki beberapa

    kegunaan penting diantaranya*

  • 8/18/2019 Cover Fix Terbaru

    19/75

    a. Untuk memilih rute pemberian yang tepat, dengan ara menilai

    ketersediaan biologis obat setelah pemberian dalam berbagai rute

    pemberian serta mempertimbangkan pro(il (armakokinetika berdasarkan

    rute pemberian tersebut.

    b. Perhitungan dosis yang sesuai dengan kondisi tubuh pasien, terutama

    pada obat indeks terapi sempit seperti teo(ilin, (enitoin, aminoglikosida,

    vankomisin, digoksin, dan lain lain.

    . apat membantu menerangkan mekanisme interaksi obat, baik antara

    obat dengan obat maupun dengan makanan. #Santoso, +?C5$.

    2.2. G!$'&l

    injal adalah organ yang sangat penting mengatur airan tubuh,

    keseimbangan elektrolit, serta membuang sampah metabolisme #misal* urea,

    kreatinin, dan asam urat$ dan ekresi obat dari dalam tubuh, selain (ungsi

    metabolik dan ekskresi, ginjal juga mensekrei renin, bentuk akti( vitamin 2,

    kerusakan (ungsi ginjal seperti penyakit dan tinoktisitas obat berpengaruh

    kepada parameter (armakokinetika obat #Shargel et.al, 16+1$.

    Sebagian besar obat diekresikan melalui ginjal baik dalam bentuk tidak

    berubah maupun dalam bentuk metabolitnya, obat yang diekresikan melalui

    ginjal adalah obat hidro(il, biotrans(ormasi lambat oleh hati, dan obat

    nonvolatil, ekresi obat melalui ginjal berbanding lurus dengan kemampuan

    glomerulus menghasilkan (iltrat yang disebut laju (iltrasi glomerulus #IF $

  • 8/18/2019 Cover Fix Terbaru

    20/75

    atau (ungsi ginjal yang ditentukan dengan mengukur klirens kreatinin #HlHr$

    #Sennang, ), Sulina, adji, A Q ardjoeno, 16+1$.

    2.2.1. G&*&l G!$'&l

    agal ginjal dide(enisikan sebagai keadaan dimana terjadi penurunan

    (ungsi ginjal dalam melakukan (ungsi metabolik, ekresi dan endokrin. &stilah

    H/ #Hhroni /idney esease$ diperkenalkan oleh )/F-/7 NO& Untuk

    pasien yang memiliki salah satu dari kriteria diba0ah berikut ini *

    +. /erusakan ginjal R 2 bulan, dimana terdapat abnormalitas struktur atau

    (ungsiginjal dengan atau tanpa penurunan F', yang dimani(estasikan

    oleh satuatau beberapa gejala berikut*

    a. Abnormalitas komposisi darah atau urin

    b. Abnormalitas pemeriksaan pen itraan

    . Abnormalitas biopsi ginjal

    1. F' 86 ml7mnt7+,D2 m1 selama R 2 bulan dengan atau tanpa tanda

    kerusakan ginjal lainnya yang telah disebutkan sebelumnya di atas # ogg ,

    1662$.

    Penyebab H/ paling umum adalah kelainan urologis dan

    glomerulopati, penyebab lainnya adalah ne(ropati herediter serta displasia dan

    hipoplasia ginjal. eberapa individu tanpa kerusakan ginjal dan dengan F'

    normal atau meningkat, dapat beresiko menjadi H/ , sehingga harus

    dilakukan pemeriksaan lanjutan untuk menentukan apakah individu-individu

    ini menderita H/ atau tidak # Warady, Q Hhadha, 166D$.

  • 8/18/2019 Cover Fix Terbaru

    21/75

    Sistem klasi(ikasi H/ diberikan oleh )/F/7 NO& berdasarkan laju

    (iltrasi glomerulus dengan berbagai parameter klinis, laboratorium dan

    pen itraan, tujuan klasi(ikasi adalah untuk identi(ikasi, penatalaksaan dan

    pen egahan dari penyakit yang lebih parah. Sistem klasi(ikasi ini hanya dapat

    diterapkan pada pasien dengan usia 1 tahun ke atas, karena adanya proses

    pematangan (ungsi ginjal pada anak dengan usia di ba0ah 1 tahun

    Tabel +. %anajemen H/ )/F-/7 NO& #Whyte Q Fine, 166C$.

    Stadium HrHl

    #mI 7menit$

    eskripsi

    + Iebih dari ?6 /erusakan ginjal dengan F' normal 7 meningkat1 86 = C? /erusakan ginjal dengan penurunan F' ringan2 26 = 5? /erusakan ginjal dengan penurunan F' sedang3 +5 - 26 /erusakan ginjal dengan penurunan F' berat5 /e il dari +5 agal ginjal

    >olume distribusi obat dipengaruhi oleh kesetimbangan elektrolit dan

    airan dalam tubuh. Penurunan ikatan obat dengan protein mengakibatkan

    kenaikan volume distribusi dan juga dapat memudahkan biotrans(ormasi dan

    ekskresi obat-obat dalam tubuh # Shargel et.al, 16+1 $.

    Penurunan (ungsi ginjal berpengaruh kepada obat = obat yang ekresi

    utamanya terjadi di ginjal, dimana akan menurunkan ke epatan eliminasi,

    sehingga 0aktu paruh menjadi panjang dan terjadi akumulasi obat saat

    pemberian berulang sehingga beresiko mele0ati level toksik minimum

    apabila dosis obat tidak dihitung #Trisna0ati, 16++$. Sementara tidak

    berpengaruh pada obat yang eliminasi utamanya tidak terjadi di ginjal,

    adapun obat obat yang di ekresikan dengan kedua ara tersebut penurunan

  • 8/18/2019 Cover Fix Terbaru

    22/75

    (ungsi ginjal berpengaruh sejauh mana ara ekresi yang paling dominan

    #Shargel et.al, 16+1 $.

    Penggunaan obat pada pasien dengan (ungsi ginjal menurun dapat

    memperburuk kondisi karena beberapa alasan # PN% '&, 166C$*

    a. /egagalan untuk mengeksresikan obat atau metabolitnya dapat

    menimbulkan toksisitas

    b. Sensitivitas terhadap beberapa obat meningkat, meskipun eliminasinya

    tidak terganggu

    . anyak e(ek samping yang tidak dapat ditoleransi oleh pasien gagal

    ginjal

    d. eberapa obat tidak lagi e(ekti( jika (ungsi ginjal menurun.

    2.2.2. Pe$,e#(&!&$ %o#!# "!e$ *&*&l *!$'&l

    Penyesuaian dosis dapat membantu terapi serta men egah penurunan

    kualitas hidup pasien, metode penyesuaian dosis yang dapat dilakukan pada

    pasien gangguan (ungsi ginjal adalah dengan mengurangi dosis,

    memperpanjang interval dosis, atau kombinasi keduanya, dimana dosis

    dikurangi kemudian interval pemberian juga diperpanjang #Hhasani, 166C$.

    a. %etode )omogram

    )omogram adalah bagan yang digunakan pada pasien gangguan

    (ungsi ginjal untuk mendapatkan rasio perbandingan tetapan laju

    eliminasi uremia, dengan tetapan laju eliminasi normal dari data

    kreatinin klirens #Shargel et.al , 1663$.

  • 8/18/2019 Cover Fix Terbaru

    23/75

    b. %etode Wagner

    %etode Wagner digunakan dengan menghitung tetapan eliminasi

    dari penderita dengan persamaan berikut*

    /@ a b HlHr #$.%&

    %etode ini memberikan nilai tetapan eliminasi yang lebih teliti

    terhadap penderita uremia, dengan a dan b dihitung se ara statistik

    berdasarkan kelompok obat pada pasien uremia # auer, 166C$.

    . %etode iusti- ayton

    Perhitungan penyesuaian dosis dengan mempertimbangkan data

    urin dan kreatinin klirens dapat dilakukan dengan metode (raksi obat

    dalam bentuk utuh atau dikenal dengan persamaan uisti ayton

    #Shargel et.al , 1663$.

    kukn

    = 1− fe(1− Cl cru

    Cl cr N ) #$.$&

    Penyesuaian dosis dapat dilakukan dengan pengurangan dosis atau

    pemanjangan interval pemakaian obat dengan persamaan sebagai berikut

    Du DN

    = Ku Kn

    Atau persamaantutN

    = Ku Kn

    #$.'&

    d. %etode penentuan dosis model (armakokinetika

  • 8/18/2019 Cover Fix Terbaru

    24/75

    Penyesuaian dosis dilakukan pada obat obatan kategori indeks

    terapi sempit, parameter yang digunakan pada persamaan ini adalah data

    /lirens obat, /onstanta eliminasi, >olume distribusi obat, /onsentrasi

    tunaka yang diharapkan pada pemberian obat serta interval pemberian

    obat.

    D= Cssmax .V (1− e−keτ ) #$.(&

    2. . K e&+!$!$ Kl! e$#

    /lirens adalah volume plasma yang mengandung semua 4at yang larut

    melalui glomelurus serta dibersihkan dari plasma dan dieksresikan ke dalam

    urin, karena itu nilai klirens me0akili (ungsi glomerulus #Sennang

    et.al, 1663$. /lirens ginjal suatu obat adalah ukuran eliminasi obat dari tubuh

    tanpa memperhitungkan mekanisme dari proses, sehingga klirens obat dapat

    digunakan untuk mengukur kemampuan ginjal membersihkan obat. eberapa

    ahli juga mengatakan umumnya jaringan tubuh atau organ dianggap sebagai

    kompartemen airan dengan volume terbatas #volume distribusi$ dimana obat

    terlarut didalamnya #Shargel et.al, 16+1$.

    Pengukuran klirens ginjal menggunakan senya0a endogen # seperti

    kreatinin, urea, dan sistatin H$ dan eksogen # inulin, ioheJol dan beberapa

    senya0a radioakti($ sebagai penanda.

    %etode-metode yang digunakan adalah # auer, 166C$*

  • 8/18/2019 Cover Fix Terbaru

    25/75

    a. %etode Ho ro(t and ault

    %etode ini dilakukan pada pasien dengan berat badan normal,

    usia diatas +C tahun dan kreatinin serum stabil, pada perempuan

    digunakan (aktor konversi 6,C5 karena masa otot perempuan lebih ke il

    dibandingkan laki = laki.

    • /lirens kreatinin #HlHr$ #mI7menit$ untuk laki-laki #$.(&

    • /lirens kreatinin #HlHr$ #mI7menit$ untuk perempuan #$.)&

    /eterangan* bobot badan #/g$, umur #tahun$, serum kreatinin #mg7dI$.

    b. %etode Belli((e and Belli((e

  • 8/18/2019 Cover Fix Terbaru

    26/75

    S r ave adalah kreatinin serum rata rata yang dinyatakan dalam

    mg7dI, yang didapatkan dengan ara membagi selisih kreatinin serum

    pengukuran kedua dikurangi kreatinin serum pengukuran pertama dibagi

    selisih 0aktu pengukuran keduanya.

    . Persamaan untuk Anak dan e0asa

    /lirens kreatinin #ml7min7+,D2 m 1$ #6,35 t 7S r$ umur 6-+ tahun

    /lirens kreatinin #ml7min7+,D2 m 1$ #6,55 t 7S r$ umur +-16 tahun

    /eterangan* t tinggi # m$ S r kreatini serum #mg7dI$

    d. Persamaan untuk Pasien obesitas yaitu Sala4ar and Har orant

    HrHl est #pria$(137 − age )[ (0.285 . Wt )+(12.1 . Ht 2 )]

    (51 .Scr )HrHl est 0anita

    #$.+&

    /eterangan* Wt bobot badan #kg$ t tinggi badan #in hi$

    S r kreatinin serum #mg7dI$.

    2. 3. A$+!)!o+!k

    Antibiotik adalah suatu agen yang men egah dan mengobati penyakit

    karena in(eksi bakteri, istilah antibiotik banyak menga u pada senya0a yang

    dihasilkan oleh suatu mikroorganisme. /ejadian resistensi antibiotik telah

    menjadi perhatian serius disemua negara termasuk oleh W N, salah satu

    (aktor penyebabnya adalah penggunaan antibiotik yang irasional seperti

    tingkat kepatuhan yang rendah #Febiana, 16+1$

  • 8/18/2019 Cover Fix Terbaru

    27/75

    Penyakit in(eksi disebabkan oleh berbagai mikroorganisme seperti

    virus, bakteri, proto4oa, dan jamur, penyakit &n(eksi di &ndonesia masih

    termasuk dalam sepuluh penyakit terbanyak. Tingginya angka kejadian

    in(eksi membuat tidak terelakkannnya penggunaan antibiotik sebagai salah

    satu obat in(eksi #)el0an, 166D$.Penggunaan antibiotik di &ndonesia yang

    ukup tinggi dan kurang bijak seperti* peresepan, ketidakpatuhan pasien pada

    regimen terapi dan s0amedikasi akan meningkatkan kejadian resistensi.

    erbagai penelitian menunjukkan bah0a telah mun ul mikroba yang resisten

    antara lain Methicillin ResistantStaphylococcus aureus #%'SA$, resistensi

    multi obat padapenyakit tuberkulosis #% 'T $ dan lain-lain. ampak

    resistensi terhadap antibiotik adalah meningkatnya morbiditas, mortalitas dan

    biaya kesehatan pada # epartemen /esehatan, 16++$.

    erdasarkan penelitian di )e0 elhi yang mengukur persepsi

    masyarakat terhadap pola konsumsi antibiotik, 15@ responden menghentikan

    penggunaan antibiotik ketika pasien tersebut mulai merasa lebih baik, padahal

    antibiotik harus digunakan sampai habis dan setelah itu harus dipantau oleh

    tenaga kesehatan yang berkompeten karena kegagalan terapi disebabkan

    ketidakpatuhan pasien yang menyebabkan terjadinya resistensi #Febiana,

    16+1$.

    2.5. V&$ko-!#!$

    2. 5. 1. P o !l V&$ko-!#!$

  • 8/18/2019 Cover Fix Terbaru

    28/75

    >ankomisin dihasilkan oleh Streptomyces orientalis #+?58$ dan

    digunakan pertama kali pada pengobatan pada tahun +?5C, komponen

    kimia vankomisin diketahui pada tahun +?83 dan penentuan struktur

    se ara sinar V pada tahun +?DC #Fong et.al +?C+$. >ankomisin adalah

    antibiotik yang memiliki si(at bakterisidal kuat dengan kerja mela0an

    in(eksi gram positi(.

    >ankomisin sering digunakan sebagai terapi in(eksi Sta ilo-o-us

    yang resisten terhadap metisilin #%'SA$, serta terapi lini pertama untuk

    pasien in(eksi bakteri gram positi( yang alergi penisilin se(alosporin dan

    laktam #Hass et.al, 166+$. Target utama dari antibiotik ini adalah terminal

    peptida prekursor dinding sel # / ys&/!/alanyl/!/alanine. >ankomisin

    akan men egah interaksi prekursor pada dinding sel bakteri serta merubah

    permeabilitas membran sel bakteri dan sintesis ')A, lima dari tujuh asam

    amino akan berubah menjadi bentuk dalbaheptides #Sattur et.al , 1666$.

    ambar +, Struktur kimia vankomisin #Sattur et.al , 1666$.

  • 8/18/2019 Cover Fix Terbaru

    29/75

    >ankomisin #H 88 D5Hl1 ) ?N13$ memiliki % +3C5,D2, dengan

    pemerian serbuk ber0arna oklat, tidak berbau, mudah larut dalam air,

    tidak larut dalam kloro(orm dan eter. 5@ larutan dalam air mempunyai p

    1,5 - 3,5 # epartemen /esehatan, +??5$. Pengujian serbuk dapat dilakukan

    dengan uji mar;uiss yang menghasilkan 0arna kuning serta dengan

    menggunakan kromatogra(i lapis tipis menggunakan larutan asam

    potassium permanganat menghasilkan Ta = '( sebesar 6,11 #%o((at et.al,

    16++$.

    2.5.2. F& -&kok!$e+!k& Kl!$!# V&$ko-!#!$

    Plasma TXY ₂ vankomisin 2 = ++ jam, dengan rata rata 8 jam, volume

    distribusi 6,D I7/g, volume distribusi tidak begitu terpengaruh dengan

    kondisi pato(isiologi pasien, ikatan protein 55@, dan diekresikan di urin

    sebesar ?6@ dalam bentuk yang tidak berubah melalui (iltrasi gromerulus.

    Hss yang aman dan memberikan e(ek terapi berada pada angka 16 =

    36 g7mI #%o((at et.al, 16++$. Pemberian se ara injeksi intramuskular

    dapat menyebabkan nekrosis pada jaringan tempat injeksi, sementara

    pemberian oral bioavailabilitas hanya sebesar +6@ sehingga kurang baik

    untuk terapi karena in(eksi sistemik, vankomisin juga dapat men apai air

    susu ibu sehingga disarankan untuk tidak digunakan selama proses laktasi.

    # auer et.al , 166C$

    osis vankomisin pada pasien de0asa dengan status ginjal normal

    dengan kreatinin klirens Z C6 mI7min adalah 26mg7kg7hari yang diberikan

  • 8/18/2019 Cover Fix Terbaru

    30/75

    1 atau 3 kali sehari sebagai dosis terbagi, atau dapat juga diberikan 1 gram

    per hari dengan +666 mg setiap +1 jam, sementara pada pasien gangguan

    (ungsi ginjal perlu dilakukan penyesuaian dosis karena 0aktu paruh

    vankomisin menjadi +16 = +36 jam serta dapat menurunkan klirens, jika

    tidak dilakukan penyesuaian akan terjadi penumpukan yang dapat

    membahayakan pasien # auer et.al , 166C$.

    Pasien obesitas dengan nilai kreatinin serum normal akan terjadi

    peningkatan klirens vankomisin dan peningkatan laju (iltrasi glomerulus

    sehingga perlu dilakukan penyesuaian dosis dengan bobot badan ideal

    #& W$, pasien dengan & W lebih dari 26@ TE nya menjadi 2,2 jam,

    sementara rata = rata dosis yang diberikan 26 mg7kg7hari dihitung dari

    & W, diberikan setiap C jam untuk menjaga Hss diatas 5 g7mI # auer

    et.al , 166C$.

    osis intravena untuk bayi dan anak anak adalah 86 mg7kg7hari

    diberikan setiap 8 jam untuk in(eksi sistem sara( pusat, 36 = 86 mg7kg7hari

    setiap 8 jam untuk in(eksi yang hebat, dan 36 mg7kg7hari setiap 8 = C jam

    untuk in(eksi yang lain dengan batas maksimal + gram7dosis # auer et.al ,

    166C$.

    >ankomisin hidroklorida diberikan melalui mulut untuk terapi

    in(eksi Sta ilo-o-us entero-olitis dan antibiotik yang berhubungan dengan

    kolitis, termasuk pseudomembran kolitis yang berhubungan dengan

    perkembangan Hlostridium di((i ile yang diberikan dengan dosis 6,5

    sampai 1 g7hari pada 2 atau 3 dosis terbagi selama D atau +6 hari, dosis

  • 8/18/2019 Cover Fix Terbaru

    31/75

    terendah adalah 566mg perhari. osis yang disarankan untuk anak anak

    adalah 36mg7kg perhari terbagi dalam 2 atau 3 kali #S0etman, 166?$

    Tabel 1. osis vankomisin pada bayi berdasarkan berat badan dan umur

    setelah kelahiran # auer et.al , 166C$.

    erat Umur setelah kelahiran/e il D hari esar D ari

    + = 1 /g +5 mg7kg setiap 13 jam +5mg7kg setiap 13 jam+,1 = 1 /g +6-+5mg7kg setiap +1-+C jam +6-+5mg7kg setiap C-+1 jamZ1 /g +6-+5mg7kg setiap C-+1 jam +6-+5mg7kg setiap 8-C jam

    ayi prematur #angka kehamilan 21 minggu$ mempunyai airan

    tubuh lebih besar dibandingkan de0asa normal, ginjalnya belum

    berkembang se ara sempurna sehingga (iltrasi gromerular dan klirens

    vankomisin menjadi menurun, sehingga T E nya menjadi panjang #+6

    jam$. Sementara bayi dengan umur kehamilan 36 minggu #prematur yang

    masanya lebih panjang$ memiliki volume distribusi yang sama dengan

    bayi prematur, tetapi laju klirens vankomisin menjadi dua kali #26 g7mI$

    # auer et.al , 166C$.

    Pemberian vankomisin yang bersamaan dengan aminoglikosida

    dapat meningkatkan kejadian ne(rotoksik sehingga harus dilakukan

    pemantauan. Sementara pemberian vankomisin dengan 0ar(arin akan

    menimbulkan e(ek hipoprotombinemik yang meningkatkan kerja

    antikoagulan sehingga pasien yang menerima kombinasi terapi ini

    disarankan melakukan pengukuran rasio 0aktu protrombin #&)'$ sebelum

    antibiotik ini diberikan # auer et.al , 166C$.

  • 8/18/2019 Cover Fix Terbaru

    32/75

    2.5.3. Pe h!+($*&$ %o#!# V&$ko-!#!$

    Perhitungan dosis obat indeks terapi sempit # narro0 therapeutic

    inde1 $ dapat menggunakan persamaan D= Cssmax . VD (1 − e− keτ ). )ilai

    konstanta eliminasi didapatkan dengan menghitung perbandingan /lirens

    dengan volume distribusi, dimana klirens dapat dihitung dari persamaan

    Cl = 0,695 (CrCl )+0,05 # auer, 166C$.

    2. 8. U !$

    /ebanyakan obat yang ada didalam tubuh diekresikan melalui ginjal

    dan hati, di ginjal bentuk ekresinya adalah urin#Shargel et.al,

    16+1$.Pembentukan urin dimulai dengan (iltrasi sejumlah besar airan yang

    hampir bebas protein dari kapiler glomerulus ke kapsula o0man.

    /ebanyakan 4at dalam plasma, ke uali protein, di(iltrasi se ara bebas

    sehingga konsentrasinya pada (iltrat glomerulus dalam kapsula bo0man

    hampir sama dengan plasma. A0alnya 4at akan di(iltrasi se ara bebas oleh

    kapiler glomerulus. /emudian di reabsorpsi parsial, reabsorpsi lengkap dan

    kemudian akan dieksresi. Setiap proses (iltrasi glomerulus, reabsorpsi

    tubulus, dan sekresi tubulus diatur menurut kebutuhan tubuh # anong, 166+$.

    2.9. Pe #&-&&$ F& -&kok!$e+!k&

    Bika suatu obat diberikan se ara injeksi intravena maka seluruh dosis

    obat masuk ke dalam tubuh dengan segera, obat segera didistribusikan se ara

  • 8/18/2019 Cover Fix Terbaru

    33/75

    lansung kedalam tubuh melalui sistem sirkulasi dan se ara epat

    berkesetimbangan didalam tubuh.

    Iaju eliminasi untuk sebagian besar obat merupakan suatu proses order

    kesatu, tetapan laju eliminasi adalah suatu tetapan laju eliminasi pada orde

    kesatu dengan satuan 0aktu -+. Tetapan laju eliminasi menyatakan jumlah dari

    laju tiap proses / / m / e. Pernyataan laju reaksi untuk model

    (armakokinetika orde kesatu adalah

    d D Bdt =− K DB #$.2&

    Pernyataan ini menunjukkan bah0a metabolisme obat didalam tubuh

    yang mengikuti orde kesatu sangat tergantung kepada tetapan laju eliminasi

    /, dan jumlah obat yang tertinggal #Shargel, et.al, 1663$.

    Bumlah obat didalam tubuh tidak dapat ditentukan se ara lansung tetapi

    sutau uplikan darah dapat diambil pada jarak tertentu dan dianalisakonsentrasi obat tersebut. >d berguna untuk mengaitkan antara konsentrasi

    obat dalam plasma dan jumlah obat dalam tubuh. > dH p.

    Substitusi persamaan diatas kedalam persamaan 1.D sehingga

    didapatkan pernyataan yang sama*

    Iog H p − Kt 2,3

    Iog C p0

    #$.%3&

    ln C p= lnC p0 +ln e− ket #$.%%&

    C p= C p0 e− ket #$.%$&

  • 8/18/2019 Cover Fix Terbaru

    34/75

    %engikuti persamaan garis M a bJ maka /e dide(enisikan sebagai

    slope atau kemiringan.

    /lirens dide(enisikan sebagai laju eliminasi obat dibagi dengan

    konsentrasi obat dalam plasma pada 0aktu tertentu.

    Cl = dDu /dt Cp

    #$.%'&

    engan mengalikan kedua sisi persamaan dengan Hp maka didapatkan

    persamaan

    ClCp = dDudt

    #$.%(&

    Iaju eliminasi obat dide(enisikan sebagai persamaandDudt

    ,

    persamaan ini menunjukkan bah0a laju eliminasi obat berbanding lansung

    dengan konsentrasi obat didalam plasma, harga klirens adalah konstan untuk

    berbagai konsentrasi obat dalam plasma, ini berlaku selama laju eliminasiobat merupakan suatu proses orde kesatu. Iaju eliminasi obat #d u7dt$ H p

    / > d dapat disubtitusikan kedalam persaman 1.D menjadi

    Cl = Cp K VdCp

    Hl /> d #$.%)&

    Pada vankomisin yang termasuk kedalam kategori obat indeks terapi

    sempit, harga klirens obat didapat dengan persamaan

    Cl = 0,695 (CrCl )+0,05. /reatinin klirens adalah (aktor yang sangat

    menentukan dalam persamaan ini, klirens yang kita dapat dipakai sebagai

    persamaan untuk mendapatkan /onstanta eliminasi #/ e$ sebagai persamaan

    untuk menghitung dosis obat didalam tubuh.

  • 8/18/2019 Cover Fix Terbaru

    35/75

    H # 7>$e [ket digunakan sebagai parameter untuk perhitungan dosis,

    dilakukan pertukaran posisi H dengan sehingga didapat persamaan 1.3

    untuk penyesuaian dosis vankomisin. &nterval pemberian didapatkan dari

    persamaan τ Hss maJ = Hss min 7 / e# auer, et.al , 166C$.

    &nterval pemberian dide(enisikan sebaagi 0aktu yang dibutuhkan untuk

    men apai obat berada pada Hss min sampai Hss maks dibagi dengan (aktor

    ke epatan eliminasi obat didalam tubuh, persamaan ini didapatkan dari

    hubungan antara ∆ H 7 , dimana adalah kemiringan, atau konstanta

    eliminasi obat.

    Fraksi obat didalam tubuh didapat dengan menggunakan persaman e -

    /e. τ. (raksi obat menyatakan besaran obat yang masuk atau masih tertinggal

    didalam tubuh pada 0aktu tertentu. Fraksi obat digunakan untuk menghitung

    indeks akumulasi.

    Area diba0ah kurva konsentrasi obat = 0aktu #AUH$ berguna sebagai

    ukuran dari jumlah total obat yang utuh tidak berubah yang men apai

    sirkulasi sistemik. AUH tergantung pada jumlah total obat yang tersedia, F

    adalah (raksi dosis terabsoprsi setelah pemberian intravena, F sama dengan

    satu karena seluruh dosis berada pada sirkulasi sistemik, sementara

    pengukuran F pada interval 0aktu tertentu dapat menggunakan persamaan F

    e -/e. τ.

    &ndeks akumulasi obat didapa dari persamaan ' #H ∞$maks 7 #Hn-+$maks,

    subtitusi untuk Hmaks setelah dosis pertama pada keadaan tunak

    menghasilkan persamaan

  • 8/18/2019 Cover Fix Terbaru

    36/75

    '

    − kt 1− e¿1 /¿

    D 0 /Vd D0Vd

    ¿

    \ #$.%4&

    ' 1

    1 − e− kt

    #$.%*&

    %aka maks dapat dihitung maks 67 +-(. /onsentrasi maksimal,

    minimal dan konsentrasi plasma didapat dari persamaan dosis dibagi volume

    distribusi #Shargel, et. al, 16+1$.

    III. PELAKSANAAN PENELITIAN

    .1. &k+( %&$ Te-"&+ Pel&k#&&$ Pe$el!+!&$

    Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Buni 16+5 = )ovember 16+5,

    di bangsal penyakit dalam 'SUP r. %. jamil Padang.

    .2.Me+o%e Pe$el!+!&$

    Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode observasi data rekam

    medis pada pasien gangguan (ungsi ginjal stadium dua yang menerima terapi

    vankomisin di bangsal penyakit dalam 'SUP r. %. jamil Padang.

    . .P o#e%( "e$el!+!&$

  • 8/18/2019 Cover Fix Terbaru

    37/75

    . .1. Pe$e+&"&$ k !+e !& #&-"el

    &. K !+e !& I$kl(#!

    Pasien yang mengalami gangguan (ungsi ginjal stadium dua

    berdasarkan perhitungan kreatinin klirens, serta menerima terapi

    vankomisin dira0at di bangsal penyakit dalam 'SUP. r. %. jamil

    Padang.

    ). K !+e !& Ek#l(#!

    Pasien meninggal dunia, data pengukuran kreatinin serum yang tidak

    lengkap.

    . .2. Pel&k#&$&&$ Pe$el!+!&$

    Penelitian dilakukan dengan terlebih dahulu mengurus surat i4in kebagian

    Pendidikan dan Penelitian, pasien bangsal penyakit dalam yang menerima

    vankomisin dilihat dari buku injeksi ruangan kemudian di atat nomor rekam

    medisnya. )omor rekam medis yang didapatkan dipergunakan untuk melihat

    rekam medis pasien dibagian rekam medis. Pasien di atat nama pasien, jenis

    kelamin, umur, obat obat yang digunakan, kreatinin serum, ureum, ri0ayat pasien,

    ri0ayat pengobatan pasien, atatan pera0at, Nbat obatan dan data labor

    /emudian dilakukan perhitungan kreatinin klirens pasien, dimana rentang 86 - C?

    ml7menit diambil sebagai kriteria inklusi. Pasien yang mengalami gangguan

    (ungsi ginjal stadium tiga, empat dan lima datanya diolah sebagai bahan

    perbandingan.

  • 8/18/2019 Cover Fix Terbaru

    38/75

    . . . A$&l!#!# D&+&

    Analisa kesesuaian dosis dan regimen pemberian pada individu dapat di

    analisa menggunakan data klirens vankomisin dari kreatinin klirens. Perhitungan

    kesesuaian dosis dapat menggunakan persamaan penentuan dosis se ara

    (armakokinetika dengan persamaan seagai berikut D= Cssmax . V (1− e− keτ )

    # auer, 166C$.

    ata akumulasi pasien dianalisa menggunakan konstanta eliminasi untuk

    mendapatkan dosis maksimal, dosis minimal, konsentrasi maksimal, konsentrasi

    minimal, konsentrasi plasma, dan (raksi obat dalam tubuh.

    IV. 4ASIL DAN PEMBA4ASAN

    3.1. 4!l

    Setelah dilakukan penelitian mengenai Tinjauan kesesuaian dan akumulasi

    dosis vankomisin pada pasien gangguan (ungsi ginjal stadium dua yang dira0at di

    angsal penyakit dalam 'SUP. r. %. jamil Padang pada periode Buni =

    )ovember 16+5 diperoleh hasil sebagai berikut*

    +. Bumlah pasien gangguan (ungsi ginjal yang menerima terapi vankomisin di

    angsal penyakit dalam 'SUP. '. %. jamil Padang selamabulan Buni =

  • 8/18/2019 Cover Fix Terbaru

    39/75

    )ovember 16+5 adalah 12 orang, yang termasuk kedalam kriteria inklusi

    sebanyak C orang dengan presentase 23,DC @, sementara +2 orang #85,11@$

    memiliki gangguan (ungsi ginjal selain stadium dua. ata dapat dilihat pada

    lampiran 1, tabel D, dan gambar 2.1. erdasarkan data pasien gangguan (ungsi ginjal stadium dua yang menerima

    terapi vankomisin di angsal penyakit dalam 'SUP. '. %. jamil Padang

    periode bulan Buni = )ovember 16+5, diperoleh data pasien laki-laki

    berjumlah 25@ dan data pasien perempuan berjumlah D5@. ata dapat

    dilihat pada lampiran 1, tabel C, dan gambar 3.2. Persentase pasien yang menerima terapi vankomisin berdasarkan kriteria

    umur yaitu usia 16 tahun 6@, usia 1+-36 tahun +1,5@ #+ orang$, usia 3+-

    55 tahun +1,5@ #+ orang$, usia 58-83 tahun 6@, usia 85-D3 tahun 81,5@

    5#orang$, dan usia ZD5 tahun +1,5@ #+ orang$. ata dapat dilihat pada

    lampiran 1, tabel ?, gambar 5.3. Persentase range dosis vankomisin yang diberikan yaitu + J +666 mg7hari

    adalah 81,5@, + J 1666 mg7hari adalah 2D,5@. ata dapat dilihat pada

    lampiran 1, tabel +6, gambar 8.5. Persentase hasil penyesuaian dosis vankomisin pasien gangguan (ungsi

    ginjal stadium dua, yaitu dosis sesuai CD,[email protected] melebihi dosis

    individual sebanyak +1,5@. ata dapat dilihatpada lampiran 3, tabel +1.

    8. Pearameter (armakokinetika pada pasien gangguan (ungsi ginjal stadium

    dua yaitu t +71, /e, ?,+3 G 1,+ jam, 6,6D? G 6,6+87jam, jumlah (raksi dosis

    obat, maks, min 6,1C G 6,+ @, +3+6,C1 G 122,D mg, 3+6,C1 G 122,D mg.

    Hmaks, Hmin, 28,32 G 8,C mg7I, +6,18 G 5,C mg7I. /lirens vankomisin,

    6,?1 G 6,1 I7jam. Waktu ter apai akumulasi C,15#5,3$ hari.

  • 8/18/2019 Cover Fix Terbaru

    40/75

    3.2. Pe-)&h&$

    ari data demogra(i pasien diketahui jumlah pasien yang menggunakan

    vankomisin pada bangsal penyakit dalam 'SUP r. %. jamil Padang pada

    periode penelitian Buni = )ovember 16+5sebanyak 12 orang, yang termasuk

    dalam kriteria inklusi sebanyak C orang #23,DC@$, dari kriteria inklusi diketahui

    jumlah pasien laki = laki 25@ dan pasien 0anita D5@, kemudian pasien

    dikelompokkan berdasarkan rentang umur dengan data sebagai berikut usia 16

    tahun 6@, usia 1+-36 tahun +1,5@ #+ orang$, usia 3+-55 tahun +1,5@ #+ orang$,

    usia 58-83 tahun 6@, usia 85-D3 tahun 81,5@ 5#orang$, dan usia ZD5 tahun +1,5@

    #+ orang$. ata dapat dilihat pada lampiran 1, tabel ?, gambar 5.

    >ankomisin banyak digunakan pada pasien dengan diagnosa in(eksi

    Pneumonia, Methicilin Resistent Staphylococcus Aureus #%'SA$, Tuberkulosis

    paru, eritroderma serta andidiasis. Penyakit &n(eksi yang paling utama dialami

    pasien penerima terapi vankomisin adalah Pneumonia dan %'SA. Penumonia

    adalah peradangan paru yang disebabkan oleh berbagai mikroorganisme seperti

    virus, bakteri dan proto4oa, pneumonia dapat terjadi pada orang normal tanpa

    penyebab imunitas yang jelas, penumonia sering dijumpai pada lansia dan sering

    terjadi pada penyakit paru obstrukti( kronik #PPN/$ #Iestari, W, 16++$.

    Antibiotik yang diberikan untuk terapi in(eksi di 'SUP. r. %. jamil

    Padang adalah antibiotik spektrum luas kemudian dilakukan kultur, setelah hasil

    kultur keluar dipilih antibiotik spesi(ik, lama pemberian terapi dilakukan

  • 8/18/2019 Cover Fix Terbaru

    41/75

    berdasarkan penyakit penyerta, berat penyakit pada onset terapi dan perjalanan

    penyakit pasien #Iestari, W, 16++$.

    i 'SUP r. %. jamil dalam pedoman terapi #P T$ mengatur bah0a

    terapi empirik untuk pneumonia yaitu /o-amoksiklav 2J815mg &>, sipro(loksasin

    1J166-366mg &>, levo(loksasin +J566mg &>, se(triakson 1J+g &>, amoksisilin

    2J566mg &>, metronida4ol 2J566mg &>. Setelah keluar hasil kultur, antibiotik

    diberikan sesuai kultur. Penanganan pasien pneumonia sering diterapi dengan

    kombinasi antibiotik yaitu golongan se(alos(orin #se(triakson atau se(otaksim$ dan

    (lourokuinolon. %aka dapat disimpulkan bah0a pemberian antibiotik ini kurang

    sesuai dengan literatur dan P T 'SUP. r. %. jamil Padang #Iestari, W, 16++$.

    ipiro #1668$ mengatakan bah0a terapi untuk pneumonia terdiri atas

    beberapa pilihan seperti Amoksisilin 6.D5-+g Ampisilin-sulba tam 3-Cg,

    A4itromisin 566mg #hari pertama$ 156mg #untuk 3 hari$,

  • 8/18/2019 Cover Fix Terbaru

    42/75

    jarak yang harus ditempuh oleh oksigen dan karbondioksida maka perpindahan

    gas ini dalam darah paling berpengaruh dan sering mengakibatkan penurunan

    saturasi oksigen. /urangnya oksigen ke jantung akan menyebabkan aliran darah

    ke jantung berkurang yang juga akan menimbulkan aliran darah ke ginjal akan

    berkurang. Apabila aliran darah keginjal berkurang dapat mengakibatkan

    kemampuan ginjal untuk mengekskresikan obat juga berkurang dan akan

    berpengaruh pada ke epatan eliminasi obat menjadi lebih lambat #P P&, 1662$.

    Sampai saat ini glikopeptida vankomisin masih tergolong kepada dru" o

    choice atau terapi lini pertama bagi %'SA, karena sampai saat ini belum ada

    terapi %'SA yang benar benar o ok, 0alau vankomisin sendiri ternyata masih

    memiliki masalah yaitu si(at bakterisidal yang lambat dan seing menimbulkan

    kegagalan terapi, bahkan sudah ditemukan galur %'SA yang menurun

    kepekaannya terhadap vankomisin dan %'SA yang resisten vankomisin seperti

    yang pernah dilaporkan di jepang pada tahun +??8. Tetapi sampai saat ini

    vankomisin masiih memiliki kemanjuran yang paling tinggi mengobati %'SA

    dibandingkan antibiotik yang lain.

    Pada pasien gangguan (ungsi ginjal perlu dilakukan penyesuaian dosis,

    dari gambaran evaluasi akumulasi karena vankomisin diekresikan ?6@ di ginjal

    melalui jalur (iltrasi glomerulus, bersi(at ne(rotoksik dan merupakan golongan

    antibiotik indeks terapi sempit #Shargel, et.al. 1663$.

    >ankomisin yang diberikan dengan rute in(us intravena selama satu jam,

    konsentrasi serum vankomisin mengikut model kompartemen dua atau tiga, akhir

    dari pemberian se ara in(us intavena yang mengikuti kinetika orde dua maka

  • 8/18/2019 Cover Fix Terbaru

    43/75

    konsentrasi serum turun se ara drastis karena distribusi obat dari darah ke

    jaringan, 26 = 86 menit setelah pemberian in(us selesai, konesntrasi serum

    vankomisin menurun se ara lambat # auer, 166C$.osis yang diberikan pada pasien gangguan (ungsi ginjal stadium dua

    adalah +666 mg7hari 81,5@, dosis 1666mg7hari 2D,5@, sementara berdasarkan

    penelitian semakin parah (ungsi ginjal pasien maka dosis yang diberikan juga

    semakin besar, dimana dosis 1666mg 7hari sangat banyak diberikan kepada pasien

    gangguan (ungsi ginjal stadium lima, padahal ini sangat beresiko meningkatkan

    (raksi obat didalam tubuh akibat penuruna /e. Sehingga dosis obat didalam tubuh

    akan dengan epat terakumulasi.Perhitungan penyesuaian dosis vankomisin yang termasuk indeks terapi

    sempit berdasarkan rumus D= Cssmax . V (1− e−keτ ) , vankomisin adalah

    golongan antibiotik concentration independent atau concentration dependent ,

    sehingga konsentrasi hambat minimal menjadi (aktor yang harus diperhartikan

    dalam penggunaan, / % rata rata adalah 5 µg7mI, sehingga pun ak ter apai 3 =

    C kali / % sehingga sehingga Hss yang diharapkan dari vankomisin berada pada

    rentang 16 = 36 µg7mI. Umumnya kadar pun ak serum e(ekti( ini ter apai pada

    0aktu + jam setelah in(us selesai. /e didapatkan dari perhitungan /lirens

    vankomisin 0,695 (CrCl )+0,05 # auer, et.al , 1663$.

    ari perhitungan kesesuian dosis diketahui persentase pasien yang

    menerima dosis melebihi dosis individual sebanyak +1,5@ sedangkan dosis sesuai

    CD,5@, 0aktu rata rata yang penggunaan vankomisin pada pasien gangguan (ungsi

  • 8/18/2019 Cover Fix Terbaru

    44/75

    ginjal stadum dua adalah ? hari, dengan 0aktu terlama pemberian yaitu +6 pada

    pasien P+ dan P8.

    angguan (ungsi ginjal dapat menyebabkan t E menjadi besar, pada

    pasien dengan gangguan (ungsi ginjal stadium dua t E menjadi ?,+3 G 1,+ jam. t E

    ini masih berada pada rentang normal dimana t E normal berada pada rentang 2-

    ++ jam dengan rata rata 8 jam #S0etman, 166?$. Sedangkan literatur lain

    menyebutkan D = ? jam # auer, 166C$.

    Pada pasien gangguan (ungsi ginjal stadium 2, t E bisa men apai +C jam,

    stadium empat 1D jam, stadium lima 8D jam, 0aktu paruh ini lebih panjang

    dibandingkan pasien normal atau pasien gangguan ginjal stadium dua, hal ini

    disebabkan oleh ke epatan eliminasi yang melambat yaitu 6,6+7jam pada stadium

    tiga, 6,6157jam pada stadium empat dan 6, 66+ pada stadium lima, sementara pada

    literatur diketahui ke epatan eliminasi vankomisin pada pasien normal 6,6?7jam

    #S0etman, 166?$. Penurunan ke epatan eliminasi menyebabkan (raksi obat

    didalam tubuh menjadi lebih besar, Fraksi dosis obat menggambarkan jumlah obat

    yang tertinggal saat akan memberikan dosis berikutnya, sehingga obat yang

    tertinggal sebelum pemberian berikutnya menjadi lebih besar, besarnya angka

    (raksi obat didalam tubuh akan menyebabkan terjadi peningkatan dosis maksimal,

    dosis minimal, Area Under the Cuve #AUH$. Peningkatan mkas, min, AUH,

    akan meningkatkan Hmaks, Hmin, sehingga 0aktu yang dibutuhkan tubuh untuk

    men apai dosis maksimal juga semakin lama, sementara pada pasien H/

    stadium 1 (raksi obat menjadi 6,1C G 6,+.

  • 8/18/2019 Cover Fix Terbaru

    45/75

    Parameter lain yang dapat digunakan menjelaskan kenaikan 0aktu paruh

    dari rata rata 8 jam adalah perbedaan umur, jenis kelamin, berat bedan, 0alau

    perbedaam kreatinin klirens sangat ke il tetapi perbedaan jenis kelamin dapat

    mempengaruhi perbedaan masa otot, aliran darah organ dan banyak airan tubuh,

    kreatinin klirens merupakan substansi endogen yang terbentuk dari kreatinin

    (os(at selama metabolisme otot, laki laki masa otonya lebih banyak dibandingkan

    0anita sehingga produksi kreatinin lebih besar #Shargel, et.al, 1663$.

    /at4ung #1663$ mengatakan bah0a usia turut menyumbang perubahan

    (armakokinetika obat, pada usia 86 = C6 tahun bobot ginjal berkurang C6@, usia

    diatas 85 tahun lebih peka terhadap obat dan e(ek sampingnya, karena perubahan

    (isiologi seperti menurunnya (ungsi ginjal dan metabolisme hati meningkatkan

    rasio lemak * air #2C*35@$ serta berkurangnya sirkulasi darah karena (ungsi ginjal

    dan hati menurun maka eliminasi obat berkurang.

    Pasien gangguan (ungsi ginjal stadium dua yang menerima terapi

    vankomisin rata rata berumur 81#+8,1$ tahun, sehingga terjadi penurunan berat

    ginjal C6@ dan lemak tubuh meningkat 2C = 25 @ pada 0anita, dan 28-2C@ pada

    laki laki. al ini dapat menyebabkan kemampuan ginjal untuk menampung aliran

    darah yang akan di(iltrasi glomerulus berkurang sehingga ekresi obat menjadi

    lambat, dan t E lama.

    Waktu men apai maks artinya setelah ter apai dosis maksimal dalam

    0aktu C,15#5,3$ hari, maka untuk pemberian berikutnya jumlah obat yang

    tertinggal didalam tubuh akan sama dengan jumlah maks +3+6,C1 #122,D$ mg

  • 8/18/2019 Cover Fix Terbaru

    46/75

    saat pemberian di hari ke C,15#5,3$. Perhitungan hari ter apainya akumulasi ini

    baru sebatas perkiraan yang butuh perngujian sampel spesimen biologis

    persatuanb 0aktu tertentu sehingga perhitungan hari akumulasi menjadi sangat

    akurat. Sementara pasien dengan (ungsi ginjal normal harga maks dan min

    ++D2,3 G +3?,+ dan +D2,3 G+3?,+ mg, perhitungan hari akumulasi e(ekti(

    dilakukan apabila dilakukan perhitungan se ara eksperimental menggunakan data

    obat didalam serum dengan 0aktu tertentu.

    Pada keadaan tunak konsentrasi obat tidak dapat bertambah lagi di dalam

    darah 0alaupun kita beri obat se ara terus menerus asal dosis dan intervalnya

    tetap. Waktu yang diperlukan untuk men apai kadar tunak adalah D J t E

    eliminasi yaitu men apai Hss sekitar ??@ #Shargel, 1663$.Perhitungan Hss ini

    sangat penting dalam (armakokinetika klinik karena dengan mengetahui kadar

    tunak kita dapat menyarankan regimen dosis selanjutnya pada pasien # auer,

    166C$.

    Perubahan ekskresi urin atau klirens kreatinin, perubahan klirens hepatik

    karena adanya saturasi7kejenuhan pada sistem metabolisme di hati,

    inhibisi7induksi en4im metabolisme dapat menyebabkan kadar obat dalam darah

    tidak sesuai dengan yang diperhitungkan #Shargel, 1663$.

    Penyakit non in(eksi lain yang menyertai pasien penerima terapi

    vankomisin adalah anemia, leukimia, ulkus peptikum, % tipe 1, leukimia,

    gangguan (ungsi jantung, gangguan hepar, tumor pada paru, trombositosi reakti(.

    Anemia yang terjadi pada pasien gagal ginjal akibat adanya gangguan

    pembentukan eritroptotein di ginjal. ejala anemia tersebut ditandai dengan

  • 8/18/2019 Cover Fix Terbaru

    47/75

    adanya penurunan kualitas dan kuantitas hemoglobin darah serta diikuti dengan

    penurunan hematokrit #Pri e et, al. 1663$

    % tipe 1 seperti terjadi pada pasien P+, PC, terjadi pada ?6@ dari semua

    kasus diabetes dan ditandai dengan resistensi insulin dan de(isiensi insulin relati(.

    'esistensi insulin ditandai dengan peningkatan lipolisis dan produksi asam lemak

    bebas, peningkatan produksi glukosa hepatik, dan penurunan pengambilan

    glukosa pada otot skelet. is(ungsi sel endotel 5 mengakibatkan gangguan pada

    pengontrolan glukosa darah. % tipe 1 lebih disebabkan karena gaya hidup

    penderita diabetes #kelebihan kalori, kurangnya olahraga, obesitas$ dibandingkan

    pengaruh genetik # iPiro et.al , 166?$.

    Cardiac heart ailure #H F$ seperti yang terjadi pada pasien P+, dan P1,

    dapat dide(enisikan sebagai ketidakmampuan jantung untuk memompa darah

    yang adekuat untuk memenuhi kebutuhan oksigen dan nutrisi, gagal jantung

    menyebabkan urah jantung menjadi berkurang sehingga memberikan e(ek

    depresan terhadap ginjal. agal jantung dapat menyebabkan berkurangnya (iltrasi

    glomerulus. karena aliran darah ke ginjal berkurang akibat penurunan urah

    jantung, angiostensin menyebabkan berkurangnya aliran darah melalui arteriol

    ginjal, sehingga memperparah pengeluaran 4at melalui ginjal # uyton, +??6$

    agal jantung kronis dapat dikaitkan dengan dis(ungsi sistolik dan

    diastolik ventrikel kiri. is(ungsi sistolik ventrikel kiri berarti ventrikel kiri tidak

    ukup baik untuk memompa pasokan darah yang mengandung oksigen ke sekitar

    peri(er kontak sirkulasi. is(ungsi diastolik ventrikel kiri berarti ventrikel kiri

    gagal untuk mengisi dengan benar karena kekakuan ventrikel kiri atau aliran di

  • 8/18/2019 Cover Fix Terbaru

    48/75

    katup mitral yang rusak. asilnya adalah tidak maksimalnya pasokan darah yang

    mengandung oksigen ke sirkulasi peri(er #%anagement o( Hhroni eart Failure,

    166D$.

    i 'umah Sakit vankomisin semuanya diberikan dengan rute adminstrasi

    in(us intravena tetes lambat dengan rentang 0aktu penggunaan selama 26-86

    menit, ini sesuai dengan literatur karena pemberian epat dengan 0aktu diba0ah

    26 menit dapat menyebabkan timbul reaksi memerah pada kulit, berdasarkan hasil

    0a0an ara dan pengamatan penulis pada petugas medis di angsal penyakit

    dalam yang memberikan terapi diketahui reaksi tersebut pernah terjadi saat

    pemberian &> bolus, kemudian rute pemberian di ganti menjadi intravena in(us.

    Penelusuran literatur diketahui dosis +666 = +156 disarankan 0aktu pemberian

    in(us selama 86 menit, dosis +156 = +566 selama ?6 dan dosis diatas +566 selama

    +16 menit.

    'eaksi lain yang akan ditimbulkan oleh vankomisin yaitu Steven Johnson

    syndrome #S0etman, 166?$ reaksi ini pernah teramati pada pasien namun bukan

    termasuk kriteria inklusi, tetapi hasil ini tidak bisa dipastikan apakah karena

    pemakaian obat atau pasien sudah mengalami penyakit ini sebelum vankomisin

    diberikan.

  • 8/18/2019 Cover Fix Terbaru

    49/75

    terjadi adalah dengan IasiJ ] yaitu nama dagang dari (urosemid yang merupakan

    kelompok diuretik loop henle yang diberikan pada pasien P1, P2, PC. Tetapi e(ek

    samping dari interaksi ini belum dapat dipastikan terjadi pada hari keberapa dan

    besarnya dosis yang menyebabkan e(ek samping, tetapi interaksi ini sebaiknya

    dihindari dengan mengganti pemakaian lasiJ ] menggunakan diuretik golongan

    yang lain. Penanganan pasien yang menerima anastesi harus dipisahkan

    pemakaiannya dimana in(us vankomisin harus dihabiskan terlebih dahulu sebelum

    anastesi, vankomisin juga meningkatkan blokade produksi neuromuskular apabila

    diberikan bersamaan dengan suksametonium dan vekuronium #S0etman, 166?$.

    >ankomisin memiliki ikatan protein sebesar 55@, obat-obat yang

    mengikat protein lebih tertahan di dalam plasma karena obat-obat yang terikat

    protein tidak dapat berdi(usi ke dalam jaringan dan obat yang terikat protein

    dieliminasikan pada laju yang lebih lambat. Nbat yang terikat protein memilki laju

    eliminasi yang lebih lambat karena hanya sedikit obat bebas yang tersedia untuk

    (iltrasi glomerulus dalam ekskresi le0at ginjal. /arena itu mengakibatkan

    konsentrasi plasma menjadi lebih tinggi dan voleme distribusi #> d$ menjadi

    berkurang # auer et.al , 1663$.

    /urang jelasnya de(enisi dan parameter standar mengenai ne(rotoksik

    menghambat penilaian mengenai tingkat kejadian ne(rotoksik yang disebabkan

    vankomisin. Sementara beberapa literatur mengkategorikan ne(rotoksik sebagai

    peningkatan kreatinin serum 6,5 mg7dI atau 56@ pada dua atau tiga kali

    pengukuran. eryke Q AleJander #166?$ mengatakan bah0a ne(rotoksitas dari

    vankomisin terjadi apabila konsentrasi serum 16.C G ?.? mg7l vs +3.2 G 8.D mg7l.

  • 8/18/2019 Cover Fix Terbaru

    50/75

    idayat I/ et.al #1668$ menyimpulkan bah0a tingkat kejadian ne(rotoksik pada

    rentang dosis +5 = 16 mg7I adalah +1@, durasi penggunaan juga mempengaruhi

    dimana 1+@ terjadi pada pasien yang menerima terapi dosis tinggi selama +

    minggu atau lebih dan 26@ terjadi pada pasien yang diterapi selama 1 minggu

    atau lebih. Sementara Iodies et.al, meneliti tentang hubungan dosis a0al dengan

    tingkat kejadian ne(rotoksik, dosis +g7I kejadiannya 5@, +6-+5 mg7I 1+@ ,

    dosis +5-16 mg7I 16 @danuntuk dosis Z 16 mg7I 22 @.

    Hss yang dapat menyebabkan otoksisitas berada pada angka C6mg7I,

    dengan menggunakan data pasien gangguan (ungsi ginjal stadium dua, dimana ke

    rata rata adalah 6,6D?7jam. >olume distribusi rata rata 3+,5 I, maka didapatkan

    dosis yang bisa menyebabkan ototoksisitas adalah 1622, 33 mg, akumulasi dosis

    ini tidak ter apai pada pasien gangguan (ungsi ginjal stadium dua, tetapi dosis ini

    berkemungkinan besar ter apai dalam 0aktu yang epat pada pasien gangguan

    (ungsi ginjal stadium empat dan lima apabila dosis pemberian tidak disesuaiakan,

    hal ini dikarenakan ke epatan eliminasi yang melambat dan (raksi obat didalam

    tubuh yang men apai 6,5 pada H/ sta"e 3, dan 6,C pada H/ sta"e 5.Tingkat kejadian ne(rotoksik pada pasien gangguan ginjal stadium dua

    tidak bisa disimpulkan kerena kekurangan data laboratorium pasien mengenai

    adanya peningkatan kreatinin serum, tetapi jika berdasarkan literatur terapi yang

    digunakan kali ini juga diduga menyumbang terjadinya kejadian ne(rotoksik,

    0aktu rata rata pemakaian vankomisin yaitu D hari dimana menurut literatur

    pemakaian dengan durasi tersebut bisa meningkatkan kejadian ne(rotoksik 0alau

    tingkat kejadian tergolong ke il.

  • 8/18/2019 Cover Fix Terbaru

    51/75

    V. KESIMPULAN DAN SARAN

    5.1. Ke#!-"(l&$

    Setelah dilakukan penelitian mengenai Tinjauan kesesuaian dan akumulasi

    dosis vankomisin pada pasien gangguan (ungsi ginjal stadium dua di bangsal

    penyakit dalam 'SUP ' %. jamil Padang dapat disimpulkan sebagai berikut*

    +. Penggunaan vankomisin pada pasien gangguan (ungsi ginjal stadium dua

    yang dira0at di bangsal penyakit dalam 'SUP '. %. jamil Padang

    pada bulan Buni = )ovember tahun 16+5 diadapatkan kesimpulan dosis

    sesuai CD,[email protected] melebihi dosis individual sebanyak +1,[email protected]. Akumulasi vankomisin pada pasien gangguan (ungsi ginjal stadium dua

    terjadi pada hari ke delapan pemberian obat dengan jumlah obat maksimal

  • 8/18/2019 Cover Fix Terbaru

    52/75

    # maks $ adalah +.3+6 mg sementara itu pasien diberikan vankomisin

    selama D hari.

    5.2. S& &$

    Setelah dilakukan penelitian disarankan untuk tenaga kesehatan dan

    peneliti selanjutnya*

    +. %elakukan Penelitian dengan sampel yang lebih banyak.

    1. %elakukan penelitian dengan kriteria pasien gangguan (ungsi ginjal

    stadium tiga, empat dan pasien gagal ginjal.

    2. %elakukan pemantauan harian kepada pasien terhadap kemungkinan

    timbulnya reaksi kulit, gangguan pendengaran, dan e(ek samping lain

    mengingat vankomisin adalah indeks terapi sempit.

  • 8/18/2019 Cover Fix Terbaru

    53/75

    DAFTAR PUSTAKA

    adan Penga0as Nbat dan %akanan 'epublik &ndonesia. 166C . In ormatorium67at 8asional Indonesia. Bakarta* PN% '&.

    auer, I.A. 166C. Applied Clinical Pharmaco-inetics #1nd

  • 8/18/2019 Cover Fix Terbaru

    54/75

    Febiana, T. 16+1. 9ajian Rasionalitas Pen""unan Anti7ioti- !i >an"sal Ana- RSUP !r. 9ariadi Semaran" Periode A"ustus ? !esem7er $3%% . #Skripsi$.Semarang* Universitas iponegoro.

    Fong, F.I., o, . ., ogert, I Q Pant, T. +?C+. Sensitive 'adioimunoassay (or >an omy in. Antimoicro7ial A"ent and Chemotherapy . +?* +2? = +32.

    ilbert. ., Paul '., Ia0ren e I.Q Iivornese, Br., 16++. Use o( Antiba terialAgents in 'enal Failure. Med.Clin. 8. Am. ?5.

    idayat, I./., su, .&., Ouist, / QShriner, A.1668. igh- ose >an omy inTherapy For %ethi illin-'esistant Staphylo o us Aureus &n(e tions*e((i a y and toJi ity. Arch. Intern. Med . +88* 1+2C=1+33

    ogg, '.B. 1662. /idney isease Nut omes Ouality &nitiative Hlini al Pra ti e

    uidelines (or Hhroni /idney isease in Hhildren and Adoles ents*an omy in. Antimicro7. A"entsChemother . 51#?$ *22+5=2216

    %o((at, A.H., avid, %.NQ rian, W. 16++. Clar-e@s Analysis o !ru"@s and Poisons . #3th a"ian Ilmu

    Penya-it !alam Perjan Rumah Sa-it =asan Sadi-in >andun" #Tesis$.andung* &T .

    )el0an, '. . . 1668. Pema-aian Antimi-ro7a Secara Rasional di -lini- * >u-u Ajar Ilmu Penya-it !alam Jilid III, ;disi I< . Bakarta* PusatPenerbitan epartemen &lmu Penyakit alamF/U&.

  • 8/18/2019 Cover Fix Terbaru

    55/75

    Perhimpunan okter Paru &ndonesia. 1662. Pneumonia 8oso-omial . Bakarta*P P&.

    Santoso, . +?C5 . Farmakokinetika klinik. Cermin !unia 9edo-teran ed '*.Bakarta* Pusat Penelitian dan Pengembangan PT. /albe Farma.

    Sattur, P.A., Iee, B. ., Song, /. ., Panda, T Q /im, H. . 1666. Analyti alTe hni;ues (or >an omy in = A 'evie0. >iotechnol, >ioprocess ;n" , 5*+52 = +5C.

    Sennang, )., Sulina, . A Q ardjoeno. 1665. Iaju Filtrasi lomerulus padaNrang e0asa erdasarkan Tes /lirens /reatinin %enggunakanPersamaan Ho kro(t- ault dan %odi(i ation o( iet in 'enal isease. J.

    Med. 8us . 13 #1$* C6-C3.

    Shargel, I Q Andre0. 16+1. Applied >iopharmaceutics B Pharmaco-inetics . )e0Mork* % ra0- ill Hompanies.

    Shargel, I., Andre0, .H Q Sussanna, W.U. 1663. Apllied >iopharmaceuticsand>iopharma-o-inetics )th ;d . oston* Appleton Hentury Hro(t.

    Suardi, %., 'aveinal, Q Andria, '. 16+2. Tinjauan akumulasi se(triakson dari dataurin menggunakan elektro(oresis kapiler pada pasien gangguan (ungsiginjal stadium lima. Prosidin" seminar nasional per-em7an"an armasi

    sains dan -linis . 2* 122?-15?1

    S0etman. 166?. Martindale thirty si1th edition . Iondon* Hhi ago Pharma euti alPress.

    Trisna0ati, 'iah. 16++. Analisis Farmakokinetika Penyesuaian osis Nbat PadaPasien agal injal di &rna Penyakit alam 'SUP r. %. jamil Padang.

    s-ripsi . Padang * Unand.

    United States Pharma opoeia. 166D. he 6 icial Compendia o Standards United States Pharmacopeia #26th$ ?8ational :ormulary #15th . 166D. Hhroni kidney disease in hildren* the global perspe tive . Pediatr 8ephrol 11*+???=166?.

    Watson, . . 166D. Analisis :armasi >u-u Ajar untu- Mahasis0a :armasi dan Pra-tisi 9imia :armasi. iterjemahkan oleh Winny. Bakarta* < H.

    Watson, . . 1665. Analisis :armasi

  • 8/18/2019 Cover Fix Terbaru

    56/75

    Whyte, .A Q Fine, '.). 166C. Hhroni /idney isease in Hhildren. Pediatr. Rev 1?*225-23+.

    Wilson, I.%. +???. agal injal /ronis. alam* Pri e SA, Wilson I%,

    penyunting. Pato(isiologi /onsep /linis proses-proses penyakit.

  • 8/18/2019 Cover Fix Terbaru

    57/75

    L&-"! &$ 1 . Iembar Pengamatan ata observasi rekam medis

    Tabel 2. Iembar Pengambilan ata

    )o PasienBenis

    /elamin

    Umur eratadan#/g$

    Tinggiadan# m$

    iagnosa Terapi osis

    Iama penggunaan

    >ankomisin#hari$

    +.P +

    ?+66C6Pr D1 86 +55

    Sepsis H TP,ulkus peptikum,%'SA # $, %

    tipe 1, H F(ungsional 1,

    ronkopneumoniadupleJ

    &nj )etronida4ol&nj He(ta4idim&nj Ievo(losasinPara etamol&nj AmbroJol

    rip >ankomisin

    2J566mg1J+gr +J566mg2 J 566 mg2 J + g+ J + gr dilarutkandidalam +66

    )aHl 6,? @

    +6

    1. P 1

    ?+?133

    Pr C2 DD +85 H F dengan AI ,

    sepsis,ron opneumonia,PPN/, T paru

    &nj He(ta4idine

    &nj levo(loksasinPara etamolul olaJ

    &nj %etilprednisolonIasiJ'i(ampisin

    1 J +g

    1 J + g2 J 566+ J 1 g1 J 81,5 mg+ J 5 mg+6mg7/g 7hari

    8

  • 8/18/2019 Cover Fix Terbaru

    58/75

    &)Piro4inamidankomisin

    5mg7/g 7hari15mg7/g 7hari+5mg7kg 7hari+ J + gr dalam 166

    )aHl 6,?@

    2.P 2

    ?+3633Ik 88 88 +85

    Pneumonia laboisisdeJtro %'SA,

    UT tungkaikanan, Tumor paru

    deJtro

    &>F )aHI 6,?@%eropenemIe(o(loJa inPara etamolAmbroJol sirup&nj He(ta4idinIasiJ

    rip >ankomisin

    +C jam 7 kol( 2 J + g+ J 566 mg2 J 566 mg2 J sendok teh1 J + g+ J + g1 J + g dalam +66

    )aHl 6,?@

    C

    3.P 3

    CCDC??Pr 3+ 35 +52

  • 8/18/2019 Cover Fix Terbaru

    59/75

    dupleJ # AP$,anemia,

    trombositosi reakti(

    Para etamolAmboksol sirup

    rip >ankomisin

    2 J 566 mg2 J th1 J + g habis

    8 P 8?16?88

    Ik 22 33 +86 Tumor, %'SA # $,Ulkus peptikum

    He(opera4one'anitidinIe(o(loJa inTransamin

    rip >ankomisin

    1 J + g1 J + amp+ J 566 mg2 J + amp+ J + g dalam 166

    )aHl 6,? @

    +6

    D. P DDD+?D?

    Pr D+ 56 +83 Syok sepsis, T paru, anemia

    sedang

    &st 7 j && m&nj meropenemPara etamol

    rip dobutamin

    Ambroksolrip >ankomisin

    8 J 166 2 J + gr 2 J 566 mg1 gr dalam 566

    )aHl 6,?@2 J 266 mg1 J + gr dalam

    )aHI 6,?@

    ?

    C. P C

    ?+?+13

    Pr 8C 56 +56 %'SA # $, %

    tipe &&,

    Amlodipin

    %eloJi amIansopra4oleUisideJlasiJ

    rip vankomisin

    + J +6 mg

    + J +5 mg+ J 26 mg2 J 566 mg1 J + g+ J + g dalam 166

    )aHl 6,?@

    5

  • 8/18/2019 Cover Fix Terbaru

    60/75

  • 8/18/2019 Cover Fix Terbaru

    61/75

    Tabel 5. Pengelompokan data berdasarkan jenis penyakit non in(eksi

    )o. iagnosis Pasien Buml

    +. H/ && P+, P1, P2, P3, P5, P8, PD, PC C1. H/ && % tipe && P+, PC 1

    2. H/ && tumor paru P2, P8 1

    3. H/ && Anemia P5, PD 1

    5. H/ && ulkus peptikum P8, P+ 1

    8. H/ && angguan hepar P3 +

    D. H/ && H F && P+, P1 1

    C. H/ && Tumor ulkus peptikum P8 +

    ?. H/ && anemia trombositosi reakti( P5, +

    +6. H/ && % tipe && H F && P+ +

    L&-"! &$ 1. #lanjutan$

    )o )ama

    ata Iabor

    S r #mg7dI$

    U r #mg7d

    I$

    )a#mmol7I$

    / #mg7dI$

    Hl#mmol7I$

    PT#det$

    T#mg7dl$

    A#g7dI$

    +. P + 6,C ?3 +22 2,? +66 - - 1,C1. P 1 6,C 22 - - - - 6,38 -

  • 8/18/2019 Cover Fix Terbaru

    62/75

    2. P 2 6,C 5+ +2? 2,2 ++1 +2 - 1,83. P 3 6,C +D +2D 1,C +6+ - - 2,55. P 5 6,D +3 +12 3,D ?2 - - -8. P 8 +,6 2C +21 2,5 ?8 - - -D. P D 6,5 12 +2C 2,2 +65 - - 1,3C. P C 6,D 23 +2+ 1,1 ?D - - -

    )ilainormal

    6,D-+,1mg7dI

    6-3? +28-+35 2,5-5,+ ?D-+++ ?,8-++,C

    6,2-+ 2,5-5

    Tabel 8. ata Pemeriksaan /imia /linik Pasien

    /eterangan*

    Hl * /lorida

    PT * Protombin timeT * ilirubin Total

    A * Albumin

    Asi * Asites

    < *

  • 8/18/2019 Cover Fix Terbaru

    63/75

    L&-"! &$ 2. D&+& De-o* & ! P!e$

    Tabel D. Persentase jumlah pasien berdasarkan gangguan (ungsi ginjal yang

    menggunakan terapi vankomisin selama periode penelitian.

    No P o !l P!e$ J(-l&h P!e$ Pe #e$+e ;<

    +. angguan (ungsi ginjal selain

    stadium dua menggunakan

    vankomisin

    +5 85,11@

    1. angguan (ungsi ginjal

    stadium dua menggunakan

    vankomisin.

    C 23,DC@

    ^$Persentase dihitung dari 12 pasien

    65%

    35%

    Pasien selain gangguan ginjal stadium dua yang menerima vankomisinpasien gangguan ginjal stadium dua yang menerima terapi vankomisin

    ambar 2. Persentase jumlah data retrospekti( pasien berdasarkan ganguan (ungsi

    ginjal selain stadium lima yang menggunakan vankomisin.

    L&-"! &$ 2. #Ianjutan$

  • 8/18/2019 Cover Fix Terbaru

    64/75

    Tabel C.Persentase jumlah data pasien gagal ginjal stadium dua yang

    menggunakan vankomisin berdasarkan jenis kelamin.

    No Je$!# Kel&-!$ J(-l&h P!e$ Pe #e$+e ;<

    + Iaki-laki 1 15 @

    1 Perempuan 8 D5 @

    ^$Persentase dihitung dari C pasien

    25%

    75%

    laki lakiperempuan

    ambar 3. Persentase jumlah data pasien gagal ginjal stadium dua yang

    menggunakan vankomisin berdasarkan jenis kelamin.

    L&-"! &$ 2 . #Ianjutan$

  • 8/18/2019 Cover Fix Terbaru

    65/75

    Tabel ?. Perbandingan persentase jumlah data pasien yangmenggunakan

    vankomisin berdasarkan usia.

    No U#!&P!e$ J(-l&h P!e$ Pe #e$+e ;<

    + 16 tahun 6 6@1 1+-36 tahun + +1,5 @2 3+-55 tahun + +1,5 @3 58-83 tahun 6 6 @5 85-D3 tahun 5 81,5 @8 ZD5 tahun + +1,5 @

    ^$Persentase diperoleh dari C pasien

    13%

    13%

    63%

    13%

  • 8/18/2019 Cover Fix Terbaru

    66/75

  • 8/18/2019 Cover Fix Terbaru

    67/75

    Wanita, & W #kg$ 35 1,2 # t-86$

    engan t adalah tinggi pasien dalam satuan in hi.

    Persentase bobot sebenarnya +66@ - [( IBW − BB)

    IBW x100 ]Pasien dengan persentase bobot badan sebenarnya 26@ dinyatakan memiliki berat badan normal.Hontoh perhitungan obot adan &deal #& W$

    • /ode Pasien * P2

    Benis /elamin * Iaki-Iaki

    Tinggi adan #T $ * +85 m 88,??1 in hi

    erat adan # $ * 88 kg

    & W 56 1,2 #83,?86-86$ 8+,36C kg

    Persentase bobot sebenarnya +66@ - [(61,408 − 66 )61,408 x 100 ] +6D,5@

    /elebihan bobot badan +6D,5@ - +66@ D,5@ #bobot badan normal$

    • /ode Pasien * P+

    Benis /elamin * Perempuan

    Tinggi adan #T $ * +55 m 8+,612 in hi

    erat adan # $ * 86 kg

    & W 35 1,2 #8+,612-86$ 58,36C kg

    Persentase bobot sebenarnya +66@ - [(56,408 − 60 )56,408 x100 ] +18,D@/elebihan bobot badan +18,6D@ - +66@ 18,6D@ #bobot badannormal$

    L&-"! &$ . #lanjutan$

    Tabel ++. asil Perhitungan obot adan &deal Pasien

  • 8/18/2019 Cover Fix Terbaru

    68/75

    No.

    N&-& JK U-(

    =+&h($<BB =k*< TB =>-<

    TB=!$>h!<

    IB=k*<

    Pe #e$+eBo)o+ B&%&$Se)e$& $,&

    =?<

    Ke+e &$*&$Bo)o+ B&%&$

    P!e$

    +. P 2 Pr D1 86 +55 8+,612 3D,251 +18,D )ormal1. P D Pr C2 DD +85 83,?86 58,36C +28,5 Nbesitas2 P +1 Ik 86 88 +85 83,?86 8+,36C +6D,5 )ormal3. P +2 Pr 3+ 35 +52 86,128 35,531 ?C,C+ )ormal5. P +5 Pr D2 86 +8D 85,D3C 5C,116 +62,+ )ormal8. P +? Ik 22 33 +86 81,??1 58,CD? DD,25 /urusD. P 16 Pr D+ 56 +83 83,58D 55,563 ?6,6C3 )ormalC. P 12 Pr 8C 56 +86 81,??1 5+,CC1 ?8,2D2 )ormal

    /eterangan *

    Ik * Iaki-laki * erat adanPr * perempuan T * Tinggi adan

    & W * Ideal >ody ei"ht

    L&-"! &$ . #Ianjutan$

    Perhitungan /lirens /reatinin Pasien

    R(-(# 6o>k> o + %&$ G&(l+

  • 8/18/2019 Cover Fix Terbaru

    69/75

    untuk laki-laki * HrHl est (140 − umur ) x BB

    72 x Scr

    untuk perempuan * HrHl est 0,85 x(140 − umur ) x BB

    72 x Scr

    Hontoh perhitungan klirens kreatinin pasien menggunakan rumus Ho k ro(t dan ault

    /ode Pasien * P2

    Benis /elamin * Iaki-Iaki

    erat adan # $ * 88 kg

    Umur * 86 tahun

    /reatinin serum * 6,C mg7dI

    HrHl est (140 − 60 ) x66

    66 x5,6 60,20 mL/menit

    R(-(#S&l&@& %&$ 6o >o &$

    Untuk laki-laki, HrHl est

    (0,285 x Wt )+(1,21 x Ht 2 )¿

    (139 − umur )¿¿

    Untuk perempuan, HrHl est

    (0,287 xWt )+(9,47 x Ht 2)

    ¿(146 − umur )¿¿

    Hontoh perhitungan klirens kreatinin pasien menggunakan rumus Sala4ar dan Hor oran

    /ode Pasien * P 1

    Benis /elamin * perempuan

    erat adan # $ * DD kg

    Tinggi adan #T $ * +85 m +,85 m

    Umur * C2 tahun

    /reatinin serum * 6,C mg7dI

    HrHl est

    (0,287 x66 )+(9,47 x 1,65 2)¿

    (146 − 83 )¿¿

  • 8/18/2019 Cover Fix Terbaru

    70/75

    L&-"! &$ 3. Pola penyesuaian dosis berdasarkan (ungsi ginjal

    Pada obat indeks terapi sempit penyesuaian dosis dilakukan dengan

    perhitungan berikut* D= Cssmax . V (1− e−keτ )

    Hontoh perhitungan penyesuaian dosis berdasarkan (ungsi ginjal

    Benis kelamin *PerempuanUmur * 85 tahun

    obot adan * D1 kgSerum kreatinin * 6,C mg7dIHrHl * 86,1 mI7menit

    Perhitungan /lirens >ankomisinCl = 0,695 (CrCl )+0,05Cl = 0,695 (60,2 ml /min :72 kg)+0,05 6,D5 mI7min7kg

    Perhitungan >olume distribusi> 6,D I7kg> 6,D I7kg _ D1 kg 53 IPerhitungan k e dan t +71

    k eClV

    0,75 ml /min /kg× 60 menit 0,7 L/kg× 1000 mL/ L 6,683

    t+71 0,693

    ke0,6930,064

    +6,C jam

    Hss minimal dan Hss maksimal 16 `g7mI - 36`g7mI

    Perhitungan &nterval pemberian ¿ ln Css maks − ln Cssmin Ke

    ¿ ln40 − ln 200,064

    +6,D jam

    Perhitungan dosis &> D= Cssmax .V (1− e−keτ ) D= ¿ 36mg7I .54 L(1− e−0,064.12 ) +21D,1 mg

    L&-"! &$ 5. Perhitungan pro(il vankomisin

    )ama pasien * P +

    /e * 6,683

    >d * 31 I

  • 8/18/2019 Cover Fix Terbaru

    71/75

    &nterval pemberian * 13 jam

    Perhitungan Fraksi osis Nbat

    Perhitungan Fraksi osis Nbat/ 6,683 7 jamF e -/ .

    jarak 0aktu pemberian dosis

    ( e -6,683 J 13

    ( 6,1+

    Perhitungan )ilai maks

    maks 6 +-(

    maks +666 mg + - 6,1+

    maks +666 mg +185,C mg 6,D?

    Perhitungan )ilai min

    min maks = u

    +.185,C = +666 mg 185,C mg

    Perhitungan /osentrasi Plasma

    H p > d

    +666 mg

    31 I

    12,C mg7I

    ( e -k .

  • 8/18/2019 Cover Fix Terbaru

    72/75

    L&-"! &$ 3. #Ianjutan$

    Tabel +1. asil Perhitungan Penyesuaian osis Pasien

    No. N&-&Kl! e$#

    K e&+!$!$=-L -e$!+<

    Do#!# No -&l

    O)&+;<

    Do#!# I$+e &lPe-)e !&$

    #eh& (#$,&='&-<

    Ke+e &$*&$D!)e !k&$

    Pe h!+($*&$

    F& -&kok!$e+!k

    +. P + 86,1 +666 = 1666 mg + J +666 mg7hari rip +21D,1 +6,C osis sesuai1. P 1 81,C +666 = 1666 mg + J +666 mg7hari rip +551,21 +2,6 osis sesuai2. P 2 C3,C +666 = 1666 mg 1 J +666 mg7hari rip ++83,13 C,5 osis sesuai3. P 3 85,D +666 = 1666 mg + J +666 mg7hari rip ++1+,3 D,8 osis sesuai5. P 5 8D,C +666 = 1666 mg 1 J +666 mg7hari rip ?8?,+?1 ?,8 osis sesuai8. P 8 85,3 +666 = 1666 mg + J +666 mg7hari rip +6?C,163C D,3 osis SesuaiD. P D C+,38 +666 = 1666 mg 1 J +666 mg7hari rip ??3 8,C osis sesuai

    C. P C 86,D+ +666 = 1666 mg 1 J +666 mg7hari rip C36 ?,6 %elebihi dosisindividu

    ^$ osis )ormal berdasarkan Martindale, he Complate !ru" Re erence edisi 28 tahun 166?

  • 8/18/2019 Cover Fix Terbaru

    73/75

    L&-"! &$ 5.1: #lanjutan$

    Tabel 1+. Fraksi osis Nbat dalam tubuh sebelum dan sesudah injeksi intravenadari dosis +666 mg

    )omor osisBumlah Nbat dalam tubuh

    Sebelum osis #mg$ Setelah osis #mg$+. 6 +6661. 1+6 +1+62. 153,+ +153,+3. 182,28+ +182,28+5. 185,265 +185,2658. 185,D+3 +185,D+3D. 185,D?? +185,D??C. +185,C+? +185,C+?

    Akumulasi ter apai pada dosis ke C. &nterval pemberian adalah +1 jam,maka akumulasi terjadi pada hari ke empat.

    Akumulasi Nbat

    ' + +-e -k

    + + = e - #6,683$ #13$

    +,2

    Perhitungan nilaiHmaks maks

    >d

    +185,C mg31 I

    26,+2C8 mg7I

    Perhitungan )ilai H min min

    >d

    185,C12 mg31 I 8,21?+ mg7I

    Perhitungan )ilai /lirens Nbat

    Hl /J > d

    Hl 6,6837jam J 31 I

  • 8/18/2019 Cover Fix Terbaru

    74/75

    6,D5 I7jamL&-"! &$ 8: Pro(il (armakokinetika vankomisin pada pasien gangguan (ungsi

    ginjal stadium dua.

    Tabel 11* parameter /e, t E, Hp, HI, dan F

    )amaPasien

    HrHl#mI7menit$

    /e#jam-+$

    Hp#mg7I$

    Hl#I7jam$

    Ft E

    Pasien keteraganP + 86,1+ 6,683 12,C 6,D5 6,1+ +6,C )ormalP 1 81,C3 6,652 +C,8 6,81 6,1C +2,+ IamaP 2 C3,D? 6,6C+ 1+,8 6,?3 6,2D C,8 )ormalP 3 85,D3 6,6?+ 2+,D +,6D 6,++ D,8 )ormalP 5 8D,C 6,6D1 12,C 6,C3 6,31 ?,D )ormal

    P 8 85,2? 6,6?2 21,5 +,6C 6,++ D,5 )ormal

    P D C+,35C 6,+6+ 1C,5 +,+C 6,2 8,C )ormal

    P C 86,D+3 6,6DD 1C,5 6,C? 6,3 ?,6 )ormal

    'ata rata 8C,81 6,6D? 18,+2 6,?1 6,1C ?,+3 )ormal

    S ?,3 6,6+8 3,? 6,1 6,+ 1,+ )ormal

    arga t E diambil dari literatur %artindale, #166?$.

    Tabel 12. ari ter apai akumulasi, maks, min, ', Hmaks, Hmin, osis harian

    )ama pasien

    ariter apai

    akumulasi

    maks#mg$

    min#mg$

    Hmaks#mg7I$

    Hmin#mg7I$

    osisharian#mg$

    P + 3 +185,C 185,C12

    26,+2C8 8,21?+ +666

    P 1 +6 +2CC,C 2CC,CC?

    15,D8D? D,1+5 +666

    P 2 +1 +5CD,2 5CD,261

    23,25D1 +1,D+1 1666

    P 3 5 ++12,5 +12,5?8

    25,88?D 2,?12D +666

    P 5 ++ +D13,+ D13,+ 3+,65 +D,136 1666

    P 8 3 ++1+,C +1+,C2+

    28,312+ 2,?555 +666

    P D 1 +36C,5 36C,5 36,13+3 ++,8D 1666

    P C +C +888,D 888,D 3D,8+? +?,63C +666

    'ata rata C,15 +3+6,C

    1

    3+6,C3 28,32 +6,18

  • 8/18/2019 Cover Fix Terbaru

    75/75

    S 5,3 122,D 122,D 8,C 5,C