Case Report Katarak Galih

download Case Report Katarak Galih

of 22

Transcript of Case Report Katarak Galih

  • 8/12/2019 Case Report Katarak Galih

    1/22

    CASE REPORT

    KATARAK SENILIS MATURE ODS

    Oleh:

    GALIH WICAKSONO

    NPM. 0918011004

    Preceptor:

    dr. Helmi Muchtar, Sp. M

    KEPANITERAAN KLINIK ILMU PENYAKIT MATA

    RSUD DR. H. ABDUL MOELOEK

    FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS LAMPUNG

    BANDAR LAMPUNG

    2014

  • 8/12/2019 Case Report Katarak Galih

    2/22

    1

    STATUS PASIEN

    I. IDENTITASa. Nama : Tn. Y

    b. Umur : 63 tahunc. Jenis kelamin : Laki - lakid. Pekerjaan : Buruhe. Alamat : T.Agung, Bandar Lampungf. Masuk RSAY : 26 Maret 2014

    II. ANAMNESA (Tanggal 26 Maret 2014 )Keluhan Utama : Penglihatan kedua mata kabur

    Keluhan Tambahan : seperti melihat asap, sering merasa silau terutama

    pada siang hari.

    a. Riwayat Penyakit SekarangPasien datang ke RSAM dengan keluhan penglihatan kedua matanya

    kabur, keluhan dirasakan lebih berat pada mata kiri. Keluhan ini timbul

    tidak bersamaan pada kedua matanya. Penglihatan mata kiri mulai

    kabur sejak 1 tahun lalu sedangkan mata kanan 1 bulan kemudian.

    Keluhan ini dirasakan makin lama makin bertambah. Awalnya pasien

    masih dapat melihat jauh, namun lama kelamaan pasien hanya dapat

    melihat pada jarak yang dekat. Penglihatan pada kedua mata mulai

    dirasakan makin berat sejak 2 bulan lalu. Riwayat trauma pada mata

    disangkal.

    Pasien mengaku penglihatan kedua matanya seperti melihat asap,

    seperti melihat pelangi bila melihat lampu serta sering merasa silau

    pada siang hari. Pasien mengaku baru kali ini berobat atas keluhan

    penglihatannya yang kabur.

    b. Riwayat Penyakit DahuluPasien belum pernah mengalami keluhan seperti ini sebelumnya.

    Riwayat penyakit kencing manis disangkal.

  • 8/12/2019 Case Report Katarak Galih

    3/22

    2

    c. Riwayat Penyakit KeluargaTidak ada dalam keluarganya yang mengalami keluhan serupa seperti

    pasien.

    III. PEMERIKSAAN FISIK (Tanggal 26 Maret 2014 , pukul 13.45 WIB)a. Status Present

    Keadaan umum : Tampak sakit sedang Kesadaran : Composmentis Tekanan darah : 130/70 mmHg Nadi : 72 x/menit Pernafasan : 20 x/menit Suhu : 36,3 oC

    b. Status Generalis Kepala

    o Bentuk : Normocephalico Mata : Status Oftalmologiso Hidung : tidak ada kelainano Telinga : tidak ada kelainano Mulut : tidak ada kelainan

    Thorakso Jantung : dalam batas normalo Paru : dalam batas normal

    Abdomeno

    Hepar : tidak terabao Lien : tidak teraba

    Ekstremitas : tidak ada kelainan

  • 8/12/2019 Case Report Katarak Galih

    4/22

    3

    c. Status Oftalmologis

    DEXTRA SINISTRA

    1/300 Visus 1/

    Tidak dilakukan Koreksi Tidak dilakukan

    Tidak dilakukan Siaskopi Tidak dilakukan

    Tidak dilakukan Sensus coloris Tidak dilakukan

    Ortoforia, kedudukan

    normalBulbus oculi

    Ortoforia, kedudukan

    normal

    Tidak ada kelainan Supersilia Tidak ada kelainan

    Tidak ada Parese Tidak ada

    Tidak ada kelainan Palpebra superior Tidak ada kelainan

    Tidak ada kelainan Palpebra inferior Tidak ada kelainan

    Tenang Conjungtiva palpebra Tenang

    Tenang Conjungtiva fornices Tenang

    Tenang Conjungtiva bulbi Tenang

    Putih, anikterik Sclera Putih,anikterik

    Jernih, arcus senilis (+) Cornea Jernih, arcus senilis (+)

    Sedang Camera oculi anterior Sedang

    Gambaran kripta baik Iris Gambaran kripta baik

    Bulat, refleks cahaya (+) Pupil Bulat, refleks cahaya (+)

    Keruh, Shadow test (-) Lensa Keruh, Shadow test (-)

    Tidak dilakukan Fundus refleks Tidak dilakukan

    Tidak dilakukan Corpus vitreum Tidak dilakukan

    Normal (palpasi) Tensio oculi Normal (palpasi)

    Normal Sistem canalis lakrimalis Normal

  • 8/12/2019 Case Report Katarak Galih

    5/22

    4

    d. Pemeriksaan Gerakan Otot Ekstra Okuler

    OD OS

    IV. PEMERIKSAAN PENUNJANGa. Darah rutin

    Hb : 15,2 gr/dL LED : 15 mm/jam Leukosit : 8.500 ul Diff. Count : 0/0/0/63/30/7 Trombosit : 300.000 ul

    b. Homeostasis CT : 2 menit BT : 8 menit

    c. Kimia Darah SGOT : 17 u/l SGPT : 19 u/l Ureum : 26 mg/dl Creatinin : 0,8 mg/dl GDS : 89 mg/dl

    V. RESUME

    Pasien Tn.Y, lakilaki , 63 tahun, mengeluh penglihatan kedua mata

    kabur yang makin bertambah, terutama pada mata kiri. Keluhan timbul

    tidak bersamaan. Penglihatan kabur mata kiri sejak 1 tahun lalu dan mata

    kanan sejak 11 bulan lalu. Riwayat trauma pada mata disangkal.

  • 8/12/2019 Case Report Katarak Galih

    6/22

    5

    Pasien mengaku penglihatan kedua matanya seperti melihat asap, seperti

    melihat pelangi bila melihat lampu dan sering merasa silau. Pasien

    mengaku baru kali ini berobat.

    Pada pemeriksaan fisik ditemukan

    - Status generalis : Dalam batas normal- Status oftalmologisPada pemeriksaan fisik didapatkan:

    OCCULI DEXTRA OCCULI SINISTRA

    1/300 Visus 1/

    Jernih, arcus senilis (+) Cornea Jernih, arcus senilis (+)

    Keruh, Shadow test (-) Lensa Keruh, Shadow test (-)

    Keadaan lain dalam batas normal.

    VI. DIAGNOSA KERJA- Katarak senilis mature ODS

    VII. DIAGNOSA BANDING- Katarak senilis imature ODS

    VIII. ANJURAN PEMERIKSAAN- Slit lamp

    - Tonometri

    IX. PENATALAKSANAANa. Umum Pre-operatif

    Diet nasi biasa Rontgent Thorax Konsul pre-operatif

    b. Operatif EKEK + Intra Occular Lens (IOL) OD

  • 8/12/2019 Case Report Katarak Galih

    7/22

    6

    c. Umum Post-operatif Menjaga kebersihan mata kanan, yaitu dengan menutup dengan

    kasa steril yang diganti setiap harinya.

    Mengikuti instruksi perawatan mata post-op katarak selama satubulan (mata tidak basah, terbentur/diucek, menunduk berlebihan,

    miring ke mata sakit, mengedan, mengangkat beban >5 kg).

    d. Medikamentosa (Post operatif) Ciprofloxacin 2 x 500 mg Asam mefenamat 3 x (500) mg Gentamisin 0,3% ED gtt 1 / jam OD Opisixtrol ED gtt 1/jam OD Dexametason 0,5 mg

    X. PROGNOSA- Quo ad vitam : ad bonam

    - Quo ad fungtionam : dubia ad bonam

  • 8/12/2019 Case Report Katarak Galih

    8/22

    7

    FOLLOW UP

    26 Maret 2014

    S - Penglihatan kedua mata kabur- Seperti melihat asap & pelangi, sering silau

    O KU : tampak sakit sedang

    Kes : composmentis

    TD : 130/70 mmHg

    N : 72 x/menit

    RR : 20 x/mnt

    T : 36,3 oC

    Oft Dextra Sinistra

    1/300 visus 1/

    Jernih, arcussenilis (+)

    Cornea Jernih, arcussenilis (+)

    Keruh,

    Shadow test (-)

    Lensa Keruh,

    Shadow test (-)

    Dx Katarak senilis mature ODS

    A - Konsul pre-operasi

    - R/ EKEK + IOL OD

    Post op:

    - Bed rest

    - Ciprofloxacin tab 2 x 500 mg

    - Asam mefenamat tab 3 x (500 mg)- Dexametason 0,5 mg

    - Gentamicin 0,3 % ED gtt 1/jam OD

    - Opisixtrol ED gtt 1/jam OD

  • 8/12/2019 Case Report Katarak Galih

    9/22

    8

    LAPORAN OPERASI

    Nama Pasien : Tn. Y

    Umur : 63 tahun

    Operator : dr. H. Yul Khaizar, Sp. M

    Tanggal Operasi : 23 Desember 2008

    Mata : Kanan

    TIO pra-bedah : 17,320,6 mmHg

    Obat anestesi : Lidocain 2%

    Flap konjungtiva : basis forniks

    Insisi : 7 cm, sklera, linier, three plane, 1 jahitan

    Alat : Pisau berlian

    Tunnel (deseksi lameler) : sklerokornea

    Alat : keratome, cresent knife

    Side port : one port

    Ekpresi nukleus : EKEK

    Cairan irigasi : RL

    IOL : in the bag, diputar, vertikal, c-loop

    Fiksasi : tidak

    Cairan viskoelastik : HPMC

    Benang : Dexon 8-0

    Komplikasi : tidak ada

  • 8/12/2019 Case Report Katarak Galih

    10/22

    9

    FOLLOW UP (POST OPERATIF)

    27 Maret 2014

    S - Penglihatan mata kiri kaburO KU : tampak sakit sedang

    Kes : composmentis

    TD : 130/70 mmHg

    N : 80 x/menit

    RR : 24 x/mnt

    T : 36,5 oC

    Oft Dextra Sinistra

    >3/60 visus 1/

    Jernih, arcus

    senilis (+)

    Cornea Jernih, arcus

    senilis (+)

    Sedang COA Sedang

    Pseudophakia Lensa Keruh,shadow

    test (-)

    Dx Post EKEK OD hari 1 +

    Katarak senilis mature OS

    A - Bed rest

    - Ciprofloxacin tab 2 x 500 mg

    - Asam mefenamat tab 3 x (500 mg)

    - Dexametason 0,5 mg

    - Gentamicin 0,3 % ED gtt 1/jam OD- Opisixtrol ED gtt 1/jam OD

  • 8/12/2019 Case Report Katarak Galih

    11/22

    10

    FOLLOW UP (POST OPERATIF)

    28 Maret 2014

    S - Penglihatan mata kiri kaburO KU : tampak sakit sedang

    Kes : composmentis

    TD : 130/70 mmHg

    N : 76 mmHg

    RR : 20 x/mnt

    T : 36,8 oC

    Oft Dextra Sinistra

    > 3/60 visus 1/

    Jernih, arcus

    senilis (+)

    Cornea Jernih, arcus

    senilis (+)Sedang COA Sedang

    Pseudophakia Lensa Keruh,

    Shadow test (-)

    Dx Post EKEK OD hari 2 +

    Katarak senilis mature OS

    A - Ciprofloxacin tab 2 x 500 mg

    - Asam mefenamat tab 3 x (500 mg)

    - Dexametason 0,5 mg

    - Gentamicin 0,3 % ED gtt 1/jam OD

    - Opisixtrol ED gtt 1/jam OD

    Pasien diizinkan pulang

  • 8/12/2019 Case Report Katarak Galih

    12/22

    11

    TINJAUAN PUSTAKA

    KATARAK

    I. PENGERTIAN

    Katarak adalah proses kekeruhan lensa mata karena terganggunya

    metabolisme lensa. Pada katarak terjadi perubahan lensa mata yang semulajernih dan tembus cahaya menjadi keruh.

    Kekeruhan pada lensa dapat terjadi akibat hidrasi (penambahan cairan) lensa,

    denaturasi protein lensa, atau karena kedua-duanya. Hal ini menyebabkan

    penderita tidak bisa melihat dengan jelas dan dapat menimbulkan kebutaan.

    Pada penderita katarak, cahaya sulit mencapai retina sehingga bayangan pada

    retina menjadi tidak jelas atau kabur.

    Biasanya kekeruhan mengenai kedua mata dan berjalan progresif ataupun

    dapat tidak mengalami perubahan dalam waktu yang lama. Katarak umumnya

    merupakan penyakit pada usia lanjut, akan tetapi dapat juga akibat kelainan

    kongenital, atau penyulit penyakit mata lokal menahun.

    Bermacam-macam penyakit mata yang dapat mengakibatkan katarak seperti

    glaukoa, ablasi, uveitis dan retinitis pigmentosa. Katarak dapat berhubungan

    dengan proses penyakit intraokular lainnya.

  • 8/12/2019 Case Report Katarak Galih

    13/22

    12

    II. PENYEBAB KATARAK

    Sebagian besar katarak terjadi karena proses degeneratif atau bertambahnya

    usia seseorang. Katarak kebanyakan muncul pada usia lanjut. Data statistik

    menunjukkan bahwa lebih dari 90% orang berusia di atas 65 tahun menderita

    katarak. Sekitar 550% orang berusia 75 85 tahun daya penglihatannya

    berkurang akibat katarak. Walaupun sebenarnya dapat diobati, katarak

    merupakan penyebab utama kebutaan di dunia.

    Sayangnya, Seorang penderita katarak mungkin tidak menyadari telah

    mengalami gangguan katarak. Katarak terjadi secara perlahan-perlahan

    sehingga penglihatan penderita terganggu secara berangsur. karena umumnya

    katarak tumbuh sangat lambat dan tidak mempengaruhi daya penglihatan sejak

    awal. Daya penglihatan baru terpengaruh setelah katarak berkembang sekitar

    35 tahun. Karena itu, pasien katarak biasanya menyadari penyakitnya

    setelah memasuki stadium kritis.

    Pada awal serangan, penderita katarak merasa gatal-gatal pada mata, air

    matanya mudah keluar, pada malam hari penglihatan terganggu, dan tidak bisa

    menahan silau sinar matahari atau sinar lampu. Selanjutnya penderita akan

    melihat selaput seperti awan di depan penglihatannya. Awan yang menutupi

    lensa mata tersebut akhirnya semakin merapat dan menutup seluruh bagian

    mata. Bila sudah sampai tahap ini, penderita akan kehilangan penglihatannya.

    III.JENISJENIS KATARAK

    Menurut terjadinya, katarak dapat di klasifikasikan menjadi beberapa, yaitu:

    1. Congenital, merupakan katarak yang terjadi sejak bayi lahir danberkembang pada tahun pertama dalam hidupnya. Jenis katarak ini sangat

    jarang terjadi.

    2. Traumatik, merupakan katarak yang terjadi karena kecelakaan pada mata.

  • 8/12/2019 Case Report Katarak Galih

    14/22

    13

    3. Sekunder, katarak yang disebabkan oleh konsumsi obat seperti prednisonedan kortikosteroid, serta penderita diabetes. Katarak diderita 10 kali lebih

    umum oleh penderita diabetes daripada oleh populasi secara umum.

    4. Katarak yang berkaitan dengan usia, merupakan jenis yang paling umum.

    Secara klinik, katarak senil dibedakan menjadi empat stadium, yaitu insipien,

    imatur, matur dan hipermatur.

    1. Katarak I nsipienMerupakan stadium dini yang belum menimbulkan gangguan visus.

    Kekeruhan terutama terdapat pada bagian perifer berupa bercak-bercak

    seperti jari-jari roda (kuneiform) pada korteks anterior, sedangkan aksis

    masih relatif jernih. Kekeruhan mulai dari tepi ekuator menuju korteks

    anterior dan posterior ( katarak kortikal ). Vakuol mulai terlihat dikorteks,

    yang terlihat bila dipupil dilebarkan disebut spokes of wheel .

    2. Katarak IntumessenKekeruhan lensa pada stadium ini disebabkan karena terjadi

    pembengkakan lensa, dimana lensa degeneratif tersebut menyerap air.

    Lensa yang membengkak dan besar menyebabkan terdorongnya iris,

    sehingga bilik mata akan lebih dangkal dibandingkan yang normal.

    Stadium ini tidak selalu terjadi pada proses katarak.

    3. Katarak I maturPada stadium ini kekeruhan hanya terjadi pada bagian lensa, belum

    mengenai seluruh lapisan lensa.Volume lensa juga dapat bertambah akibat

    meningkatnya tekanan osmotik bahan lensa yang degeneratif, sehingga

    pada keadaan lensa mencembung akan dapat menimbulkan hambatanpupil dan dapat menimbulkan glaukoma sekunder. Pada pemeriksaan uji

    bayangan iris atau shadow test akan terlihat bayangan iris pada lensa,

    disebut shadow test positif.

    4. Katarak MaturPada katarak matur, kekeruhan telah mengenai seluruh lensa. Kekeruhan

    ini bisa terjadi akibat deposisi ion Ca yang menyeluruh. Bila katarak

    imaturtidak dikeluarkan, maka cairan lensa akan keluar sehingga lensa

  • 8/12/2019 Case Report Katarak Galih

    15/22

    14

    kembali pada ukuran normal dan terjadi kekeruhan lensa yang lama

    kelamaan akan mengakibatkan kalsifikasi lensa pada katarak matur. Bilik

    mata depan berukuran dengan kedalaman normal kembali, tidak terdapat

    bayangan iris pada shadow test, atau disebut negatif.

    5. Katarak H ipermaturKatarak hipermatur merupakan katarak yang telah mengalami proses

    degenerasi lanjut, dapat menjadi keras, lembek dan mencair. Massa lensa

    yang berdegenerasi keluar dari kapsul lensa, sehingga lensa menjadi kecil,

    berwarna kuning dan kering. Pada pemeriksaan terlihat bilik mata dalam

    dan terlihat lipatan kapsul lensa. Kadang pengkerutan berjalan terus

    sehingga hubungan dengan zonula zinn menjadi kendur. Bila proses

    katarak berlajut disertai dengan penebalan kapsul, maka korteks yang

    berdegenerasi dan cair tidak dapat keluar, maka korteks akan

    memperlihatkan bentuk sebagai sekantong susu disertai dengan nukleus

    yang terbenam didalam korteks lensa karena lebih berat, keadaan tersebut

    dinamakan katarak morgagni.

    IV.GEJALA KATARAKGejala umum gangguan katarak meliputi :

    Penglihatan tidak jelas, seperti terdapat kabut menghalangi objek. Peka terhadap sinar atau cahaya. Dapat melihat dobel pada satu mata. Memerlukan pencahayaan yang terang untuk dapat membaca. Lensa mata berubah menjadi buram seperti kaca susu.

    Katarak dapat pula terjadi pada bayi karena sang ibu terinfeksi virus

    pada saat hamil muda. Penyebab katarak lainnya meliputi :

    Faktor keturunan. Cacat bawaan sejak lahir. Masalah kesehatan, misalnya diabetes. Penggunaan obat tertentu, khususnya steroid.

  • 8/12/2019 Case Report Katarak Galih

    16/22

    15

    Mata tanpa pelindung terkena sinar matahari dalam waktu lama. Operasi mata sebelumnya. Trauma (kecelakaan) pada mata. Faktor-faktor lainya yang belum diketahui.

    V. PEMERIKSAAN KLINIS

    Pemeriksaan yang dilakukan pada pasien katarak adalah pemeriksaan sinar

    celah (slit lamp), funduskopi pada kedua mata, tonometer selain daripada

    pemeriksaan prabedah yang diperlukan lainnya seperti adanya infeksi pada

    kelopak mata, konjungtiva, karena dapat penyulit yang berat berupa

    panoftalmitis pascabedah dan fisik umum.

    Pada katarak sebaiknya dilakukan pemeriksaan tajam penglihatan sebelum

    dilakukan pembedahan untuk melihat apakah kekeruhan sebanding dengan

    turunya tajam penglihatan.

    VI.DIAGNOSA BANDING

    Katarak merupakan penyakit pada mata yang dapat menyebabkan penglihatan

    menjadi turun tanpa disertai mata merah, oleh karena itu diagnosa banding

    yang dapat ditegakkan adalah:

    1.

    GlaukomaYang membedakan dengan katarak adalah pada kelainan ini terdapat

    peningkatan tekananan bola mata, dan atrofi papil saraf optik.

    2. RetinopatiYang membedakan dengan katarak adalah pada kelainan terdapat pada

    retina yang tidak disebabkan radang.

  • 8/12/2019 Case Report Katarak Galih

    17/22

    16

    VII. PENGOBATAN KATARAK

    Penyakit katarak tidak dapat diobati dengan tetes atau obat minum. Sampai

    saat ini penanganan yang terbaik adalah melalui tindakan operasi dengan

    mengambil lensa yang keruh dan menggantinya dengan lensa buatan yang

    jernih.

    Pelaksanaan operasi disesuaikan dengan kebutuhan penderita, sampai dengan

    batas sangat terganggunya penglihatan dalam melakukan aktifitas sehari-hari.

    Pada sebagian besar penderita, operasi katarak berhasil dengan baik, dan

    penderita akan mendapat perbaikan tajam penglihatan. Penderita katarak

    setelah dilakukan tindakan operasi disarankan untuk kemakai kacamata

    afakia, lensa kontak atau pemakaian lensa tanam.

    VIII. BEBERAPA TEKNIK OPERASI KATARAK

    1. FakoemulsifikasiMerupakan teknik modern yang hanya melakukan sayatan sangat kecil

    (sekitar 3 mm) di sisi kornea. Lensa dihancurkan menjadi kepingan halus

    dengan getaran ultrasonic kemudian disedot keluar. Kemudian lensa akan

    diganti dengan lensa intra-okuler yang dapat dilipat dan dimasukkan

    melalui sayatan kecil tadi. Sayatan ini dapat pulih sendiri tanpa

    memerlukan jahitan. Hanya dibutuhkan waktu sekitar 30 menit untuk

    proses operasi dengan teknik Fakoemulsifikasi.

    2. Ekstraksi katarak ekstra kapsuler (EKEK).Ekstraksi katarak ekstra kapsuler (EKEK) adalah teknik lama dan

    memerlukan sayatan yang lebih besar untuk mengeluarkan dan

    mengganti lensa mata katarak dengan lensa intraokuler yang tidak dapat

    dilipat. Sayatan kemudian dijahit dan memerlukan waktu yang lebih lama

    untuk pulih kembali.

  • 8/12/2019 Case Report Katarak Galih

    18/22

    17

    Pembedahan katarak telah berkembang dengan signifikan, dimulai dengan mulai

    ditinggalkannya teknik operasi intrakapsular, dan dilanjutkan dengan adanya lensa

    intraokular, dan dilanjutkan dengan variasi pengangkatan lensa ekstrakapsular.

    Pembedahan katarak extracapsular cataract membutuhkan insisi 10 mm pada

    limbus dan memerlukan penutupan luka dengan penjahitan dengan pertimbangan

    teknik "fall back" yang lebih mudah dilakukan tetapi memiliku keterbatasan.

    Phacoemulsification digunakan oleh sebagian besar ahli bedah pada negara

    berkembang dan memungkinkan hasil pembedahan yang anggun namun dengan

    biaya yang besar.

    Teknik ketiga, manual small incision cataract surgery (MSICS), memiliki

    hampir semua keuntungan dari " Phacoemulsification " tetapi dapat dilakukan

    dengan biaya yang lebih rendah dan lebih mudah diaplikasikan dalam banyak

    program.

    Tujuan dari pembedahan katarak modern:

    Mobilisasi pasien cepat Minimal induced astigmatism Rehabilitasi visus dini

    Berikut ini adalah perbandingan antara "Phaco" dan MSICS:

    1. Phacoemulsification

    Keuntungan:

    Insisi 2.8-3.5 mmtanpa jahitan

    Dapat memasang lensa yang dapat ditekuk Dapat dilakukan dengan cepat (10 minutes)Kerugian:

    Sulit dilakukan dengan nukleus yang kaku Sulit dilakukan pada katarak hipermatur Mahal, membutuhkan peralatan dan perawatan yang mahal Memerlukan bahan habis pakai yang mahal

  • 8/12/2019 Case Report Katarak Galih

    19/22

    18

    Banyak negara yang tidak menggunakan lensa yang dapat ditekuk bahkandengan phaco; cenderung melakukan pembedahan yang sia-sia karena

    melakukan pembedahan 3 mm lalu dilebarkan menjadi 6 mm

    2. Manual small incision cataract surgery

    Keuntungan

    Insisi kecil 5.5 mmtanpa jahitan Dapat menggunakan lensa implan yang kakushingga lebih murah Dapat dilakukan degan cepat (6 menit) Peralatan dan bahan habis pakai yang lebih murah Sukses pada lebih dari 99% kasus

    Kerugian

    Insisi yang lebih besar dari phaco Harus menggunakan lensa yang kaku

  • 8/12/2019 Case Report Katarak Galih

    20/22

    19

    PEMBAHASAN

    1. Apakah diagnosa yang ditegakkan sudah tepat?

    Dari anamnesa didapatkan keluhan penglihatan kedua mata kabur yang makin

    bertambah, terutama pada mata kiri. Penglihatan kabur berjalan lambat namun

    progresif. Keluhan timbul tidak bersamaan. Pasien juga mengeluh penglihatan

    kedua matanya seperti melihat asap, sering silau, dan seperti melihat pelangi.

    Dari pemeriksaan fisik didapatkan kelainan pada kedua mata, yaitu:

    Mata kanan (OD) : visus 1/300 (bs); cornea jernih dengan arcus senilis,lensa keruh dengan shadow test (-).

    Mata kiri (OS) : visus 1/(bs); cornea jernih dengan arcus senilis; lensakeruh dengan shadow test (-).

    Berdasarkan anamnesa dan pemeriksaan fisik yang dilakukan menunjukkan

    adanya gangguan visus yang disebabkan oleh kelainan pada lensa, yaitu

    kekeruhan pada lensa. Kedua mata mengalami kelainan yang sama. Tampak

    pada pemeriksaan fisik visus OD lebih baik dari OS. Dan pada mata kanan

    maupun kiri, shadow test (-) hal ini menandakan bahwa kelainan lensa

    merupakan katarak stadium mature. Maka diagnosa yang ditegakkan adalah

    Katarak senilis mature ODS

    2. Apakah penatalaksanaan sudah tepat?

    Pasien dengan kelainan katarak tidak dapat diatasi dengan pemberian obat

    tetes mata maupun peroral. Sampai saat ini penanganan katarak yang terbaik

    adalah melalui tindakan operasi dengan mengambil lensa yang keruh dan

    menggantinya dengan lensa buatan (IOL) yang jernih.

  • 8/12/2019 Case Report Katarak Galih

    21/22

    20

    Pada pasien ini penatalaksanaan yang diberikan untuk mengatasi penyakit

    kataraknya adalah dengan dilakukan operasi. Tindakan operasi yang dilakukan

    adalah Extra Capsuler Cataract Extraction (ECCE), atau disebut juga Ekstraksi

    Katarak Ekstra Kapsular (EKEK).

    3. Bagaimana konseling yang diberikan pada pasien?Perlu dijelaskan kepada pasien bahwa penyakit yang dialaminya adalah

    penyakit kekeruhan lensa yang mengenai kedua matanya akibat proses

    ketuaan. Oleh karena itu pasien harus memperhatikan gejala gejala padapenyakit ini, yaitu penurunan penglihatan, tampak seperti melihat asap, seperti

    melihat pelangi dan terkadang sedikit silau.

    Pada mata kanannya yang telah menjalani operasi disarankan untuk mengikuti

    intruksi post operatif katarak selama sekitar satu bulan, yaitu:

    1. Mata tidak boleh basah. Jika mandi hanya dari leher kebawah, danusahakan berwudhu dengan tayamum.

    2. Mata tidak boleh terbentur atau diucek-ucek.3. Tidak boleh menunduk secara berlebihan. Diperhatikan pada posisi

    sembehyang duduk atau tidur.

    4. Tidak boleh miring pada mata yang sakit.5. Tidak boleh mengedan.6. Tidak boleh memangku atau mengangkat beban > 5 kg.7. banyak makan buah dan sayur.

    Pada mata kirinya perlu dijelaskan juga bahwa pada mata ini mengalami tanda

    penyakit yang sama dengan mata kanannya. Oleh karena itu, pasien harus jeli

    memperhatikan gejala-gejala penyakitnya dengan cermat. Selain itu, pasien

    juga harus dengan teratur memeriksakan mata kanannya ini untuk selanjutnya

    juga akan direncanakan dioperasi.

  • 8/12/2019 Case Report Katarak Galih

    22/22

    21

    DAFTAR PUSTAKA

    Ilyas. S. 2008.Ilmu Penyakit Mata. Jakarta : Balai Penerbitan FKUI

    Anna. 2007.Mengenal PenyakitKatarak. Dalamhttp://www.obi.co.id/index2.php.

    Diakses 27 Maret 2014.

    Vaughan, D.G. Asbury, T. Riodan-Eva, P. 2000. Glaukoma. dalam : Oftalmologi

    Umum, ed. Suyono Joko, edisi 14, Jakarta, Widya Medika, , hal : 220-232

    http://www.obi.co.id/index2.phphttp://www.obi.co.id/index2.phphttp://www.obi.co.id/index2.phphttp://www.obi.co.id/index2.php