Bahan Archiss Depperin 25 Maret 2014.pdf
-
Upload
agunglinap -
Category
Documents
-
view
5 -
download
1
Transcript of Bahan Archiss Depperin 25 Maret 2014.pdf
-
HILIRISASI TAMBANG
BAGI INDUSTRI MANUFAKTUR BERBASIS LOGAM
DIREKTORAT JENDERAL BASIS INDUSTRI MANUFAKTUR
JAKARTA, 25 MARET 2014
-
2
1. Pendahuluan
2. Dasar Hukum
3. Perlunya Hilirisasi
4. Roadmap Industri Logam
5. Prospek Nilai Tambah
6. Insentif Fiskal
7. Disinsentif
DAFTAR ISI
-
3
1. PENDAHULUAN
-
4
Sumber : BPS diolah Kemenperin
KONTRIBUSI PDB SEKTORAL TERHADAP PDB NASIONAL
LAPANGAN USAHA2008 2009 2010 2011 2012 TW III 2013 (KUM)
N K N K N K N K N K N K
(Rp miliar) (%) (Rp miliar) (%) (Rp miliar) (%) (Rp. triliun) (%) (Rp triliun) (%)(Rp
triliun)(%)
1. PERTANIAN, PETERNAKAN, KEHUTANAN DAN
PERIKANAN716.656,2 14,48 857.196,8 15,29 985.448,8 15,31 1.091,45 14,70 1.190,41 14,44 1.015,18 15,05
2. PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN 541.334,3 10,94 592.060,9 10,56 718.136,8 11,16 879,50 11,85 970,59 11,78 740,01 10,97
3. INDUSTRI PENGOLAHAN 1.376.441,7 27,81 1.477.541,5 26,36 1.595.779,4 24,79 1.806,14 24,33 1.972,85 23,98 1.581,42 23,45
a. Industri M i g a s 237.771,6 4,80 209.841,1 3,74 211.139,0 3,28 253,08 3,41 254,41 3,09 194,09 2,88
b. Industri tanpa Migas 1.138.670,1 23,01 1.267.700,4 22,61 1.384.640,4 21,51 1.553,06 20,92 1.718,44 20,85 1.387,33 20,57
4. LISTRIK, GAS, DAN AIR BERSIH 40.888,6 0,83 46.680,0 0,83 49.119,0 0,76 56,79 0,77 65,12 0,79 53,81 0,80
5. B A N G U N A N 419.711,9 8,48 555.192,5 9,90 660.890,5 10,27 754,48 10,16 860,96 10,45 703,30 10,43
6. PERDAGANGAN, HOTEL DAN RESTORAN 691.487,5 13,97 744.513,5 13,28 882.487,2 13,71 1.024,01 13,80 1.145,60 13,90 951,17 14,10
7. PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI 312.190,2 6,31 353.739,7 6,31 423.165,3 6,57 491,28 6,62 549,12 6,66 465,91 6,91
8. KEUANGAN, PERSEWAAN & JASA PERSH. 368.129,7 7,44 405.162,0 7,23 466.563,8 7,25 535,15 7,21 598,52 7,26 505,99 7,50
9. JASA - JASA 481.848,3 9,74 574.116,5 10,24 654.680,0 10,17 783,97 10,56 888,68 10,78 726,90 10,78
PRODUK DOMESTIK BRUTO 4.948.688,4 100,00 5.606.203,4 100,00 6.436.270,8 100,00 7.422,78 100,00 8.241,86 100,00 6.743,69 100,00
N = Nilai; K = Kontribusi
-
5
LAPANGAN USAHA 2008 2009 2010 2011 20122013
(Triwulan II)
1. Makanan, minuman dan tembakau 2,34 11,22 2,78 9,14 7,74 3,43
2. Tekstil, Brg Kulit & Alas Kaki -3,64 0,60 1,77 7,52 4,19 5,93
3. Brg. Kayu & Hasil Hutan Lainnya 3,45 -1,38 -3,47 0,35 -2,78 8,45
4. Kertas dan Barang Cetakan -1,48 6,34 1,67 1,40 -5,26 3,07
5. Pupuk, Kimia & Barang dari Karet 4,46 1,64 4,70 3,95 10,25 8,03
6. Semen & Brg. Galian Bukan Logam -1,49 -0,51 2,18 7,19 7,85 2,96
7. Logam Dasar Besi & Baja -2,05 -4,26 2,38 13,06 6,45 12,98
8. Alat Angk., Mesin & Peralatannya 9,79 -2,87 10,38 6,81 6,94 9,40
9. Barang Lainnya -0,96 3,19 3,00 1,82 -1,00 -6,57
Industri Non Migas 4,05 2,56 5,12 6,74 6,40 6,58
Produk Domestik Bruto (PDB) 6,01 4,63 6,22 6,49 6,23 5,92
PERTUMBUHAN SEKTOR INDUSTRI NON MIGAS
Sumber: Kementerian Perindustrian
-
6
INVESTASI PMDN SEKTOR INDUSTRI (Rp. Miliar)
NO SEKTOR2009 2010 2011 2012
Jan-Sep
2012Jan-Sep 2013
%
P I P I P I P I I P I
1 Industri Makanan 34 5.768,5 166 16.405,4 258 7.940,9 222 11.166,7 7.719,4 309 12.908,5 67,22
2 Industri Tekstil 23 2.645,7 26 431,7 52 999,2 51 4.450,9 3.247,2 66 1.264,7 -61,05
3Ind. Barang Dari Kulit &
Alas Kaki 1 4,0 4 12,5 3 13,5 9 76,7 62,9 7 0,4 -99,37
4 Industri Kayu 2 33,5 6 451,3 14 514,9 15 57,0 52,1 14 313,0 500,70
5 Ind. Kertas dan Percetakan 8 1.000,8 25 1.102,8 53 9.296,3 64 7.561,0 4.997,2 76 5.406,2 8,18
6 Ind. Kimia dan Farmasi 15 5.850,1 64 3.266,0 106 2.711,9 94 5.069,5 4.213,0 120 5.227,8 24,09
7 Ind. Karet dan Plastik 31 1.532,8 48 522,8 81 2.295,7 110 2.855,0 2.310,7 89 1.067,3 -53,81
8 Ind. Mineral Non Logam 4 786,1 13 2.264,6 39 7.440,5 37 10.730,7 9.088,4 45 4.045,0 -55,49
9Ind. Logam, Mesin &
Elektronik31 1.466,8 50 789,6 76 6.787,0 81 7.225,7 5.838,6 85 6.001,1 2,78
10Ind. Instru. Kedokteran,
Presisi & Optik dan Jam0 0,0 - 0 1 0,0 - - - 2 10,1
11Ind. Kendaraan Bermotor &
Alat Transportasi Lain3 66,5 15 362,2 16 529,1 21 664,4 569,0 26 1.982,5 248,44
12 Industri Lainnya 6,0 279,5 2 3,7 7 4,8 10 31,5 11,5 12 61,8 435,63
Jumlah 158 19.434,4 419 25.612,6 706 38.533,8 714 49.888,9 38.110,0 851 38.288,4 0,47
P : Jumlah Izin Usaha; I : Nilai Realisasi Investasi (Rp. Milyar) Sumber : BKPM (data hingga 30 September 2013)
Nilai investasi PMDN pada Januari-September 2013 sebesarRp 38,29 triliun atau meningkat sebesar
0,47% dari periode yang sama tahun 2012. Investasi sektor industri memberikan kontribusi sebesar
40,68% dari total investasiPMDN pada periode Januari-September 2013.
-
7
INVESTASI PMA SEKTOR INDUSTRI (US$ Juta)
NOSEKTOR 2009 2010 2011 2012
Jan-
Sep
2012
Jan-Sep 2013%
P I P I P I P I I P I
1. Industri Makanan 49 552,1 194 1.025,7 308 1.104,6 347 1.782,9 1.148,8 564 1.486,6 29,40
2. Industri Tekstil 66 251,4 110 154,8 166 497,3 149 473,1 378,1 159 656,8 73,70
3.Ind. Barang Dari Kulit &
Alas Kaki 21 122,6 30 130,4 59 255,0 73 158,9 130,1 60 45,0 -65,37
4. Industri Kayu 18 62,1 31 43,1 29 51,1 38 76,3 16,4 41 28,0 71,05
5. Ind. Kertas & Percetakan 18 68,7 32 46,4 42 257,5 57 1.306,6 1.069,7 76 1.097,5 2,60
6. Ind. Kimia dan Farmasi 41 1183,1 159 793,4 223 1.467,4 230 2.769,8 2.476,9 317 2.561,6 3,42
7. Ind. Karet dan Plastik 42 208,1 100 104,3 148 370,0 147 660,3 585,8 166 337,3 -42,42
8. Ind. Mineral Non Logam 8 19,5 8 28,4 46 137,1 48 145,8 123,4 97 706,8 472,61
9.Ind. Logam, Mesin &
Elektronik121 654,9 269 589,5 383 1.772,8 364 2.452,6 1.284,4 462 2.633,3 105,02
10.Ind. Instru. Kedokteran,
Presisi & Optik dan Jam5 5,1 2 1,4 5 41,9 4 3,4 1,6 9 2,6 68,22
11.Ind. Kendaraan Bermotor &
Alat Transportasi Lain52 583,4 97 393,8 147 770,1 163 1.840,0 1.308,0 236 2.791,3 113,41
12. Industri Lainnya 33 120,1 59 27,6 87 64,7 94 100,2 70,8 139 81,6 15,23
Jumlah 474 3.831,1 1.096 3.357 1.643 6.789,6 1.714 11.770,0 8.594,1 2.326 12.428,6 44,62
P : Jumlah Izin Usaha; I : Nilai Realisasi Investasi (US$ Juta) Sumber : BKPM (data hingga 30 September 2013)
Nilai investasi PMA pada Januari-September 2013 mencapai US$ 12,43 milyar atau meningkat
sebesar 44,62% dibandingkan periode yang sama tahun 2012. Investasi sektor industri memberikan
kontribusi sebesar58,62% dari total investasiPMA pada periode Januari-September 2013.
-
8
EKSPOR INDUSTRI NON-MIGAS
Nilai US$ Juta
Sumber : BPS diolah Kemenperin;
Ekspor produk industri pada periode Januari-Oktober 2013 mencapai US$ 93,23 milyar,
memberikan kontribusi sebesar 62,29% dari total ekspor nasional.
No URAIAN 2009 2010 2011 2012Jan-Okt
2012 2013
1 PengolahanKelapa/KelapaSawit 12.924,9 17.253,8 23.179,2 23.396,9 19.273,0 16.530,2
2 PengolahanKaret 5.020,2 9.522,6 14.540,4 10.817,6 9.242,4 8.198,1
3 T e k s t i l 9.245,1 11.205,5 13.234,0 12.445,9 10.392,5 10.619,5
4 BesiBaja, Mesin-mesin dan
Otomotif
8.701,1 10.840,0 13.191,7 14.700,6 12.172,5 12.229,0
5 Elektronika 7.899,6 9.254,6 9.536,1 9.445,6 8.149,7 7.211,8
6 PengolahanTembaga, Timah dll 4.241,5 6.506,0 7.501,0 5.395,6 4.059,8 3.995,9
7 Kimia Dasar 3.161,2 4.568,6 6.119,9 4.875,1 4.108,2 4.102,1
8 Pulp dan Kertas 4.272,4 5.708,2 5.769,4 5.517,6 4.624,4 4.660,3
9 Makanan dan Minuman 2.576,4 3.228,6 4.505,2 4.643,4 3.830,7 4.263,5
10 PengolahanKayu 3.441,5 4.280,3 4.475,0 4.537,5 3.757,4 3.865,4
11 Kulit, Barang Kulit dan Sepatu/ Alas
Kaki
1.888,1 2.665,6 3.450,9 3.561,4 2.885,8 3.229,0
12 Alat-alat Listrik 2.004,6 2.657,9 2.995,1 3.084,9 2.602,3 2.685,5
Total 12 Besar Industri 65.376,6 87.691,8 108.497,9 102.422,2 85.098,6 81.590,4
Total Industri 73.435,8 98.015,1 122.188,7 116.145,0 96.561,3 93.225,4
-
9
IMPOR INDUSTRI NON-MIGAS
No URAIAN 2009 2010 2011 2012Jan-Okt
2012 2013
1 BesiBaja, Mesin-mesin dan
Otomotif31.683,8 43.218,6 52.471,7 62.605,1 52.392,7 46.098,4
2 Elektronika 10.496,7 14.176,2 16.116,6 16.700,9 13.923,6 13.946,3
3 Kimia Dasar 8.095,1 11.431,5 15.413,3 16.076,4 13.486,0 13.809,3
4 Makanan dan Minuman 2.810,6 4.514,2 6.851,9 6.158,9 4.865,4 4.802,9
5 T e k s t i l 3.396,9 5.031,2 6.735,2 6.805,1 5.611,0 5.923,7
6 Alat-alat Listrik 2.105,8 3.142,8 3.769,1 4.190,4 3.421,5 3.509,0
7 Pulp dan Kertas 1.883,2 2.731,8 3.262,6 3.020,0 2.555,2 2.743,7
8 P u p u k 929,1 1.509,2 2.707,0 2.918,3 2.584,3 1.695,9
9 Barang-barang Kimia lainnya 1.661,9 2.199,3 2.592,3 2.756,6 2.294,9 2.481,1
10 Makanan Ternak 1.679,1 1.871,6 2.220,5 2.799,8 2.230,5 2.596,5
11 PengolahanTembaga, Timah dll. 1.027,1 1.822,1 2.195,1 2.376,8 1.997,7 1.805,7
12 PengolahanAluminium 894,6 1.398,2 1.936,6 1.972,9 1.659,8 1.562,3
Total 12 Besar Industri 66.663,9 93.046,7 116.271,9 128.381,3 107.022,6 100.974,9
Total Industri 72.398,1 101.115,4 126.099,5 139.714,3 116.486,2 110.706,8
Nilai US$ Juta
Neraca ekspor-impor Hasil Industri Non Migas Pada Periode Januari-Oktober 2013 adalah
USD -17,48 miliar (neraca negatif).
Sumber : BPS diolah Kemenperin;
-
10
IMPOR PRODUK INDUSTRI LOGAM (Ribu Ton)
Produk 2010 2011 2012 2013
Skrap 1.642 2.332 1.610 2.653
Crude Steel 2.402 2.175 3.817 4.876
Pig/Spons 215 257 502 700
Alumina 543 602 553 516
Al Ingot 320 405 361 425
Cu Cathode 74 66 75 90
HR/CR SS 470 556 473 695
Sumber: Kementerian Perindustrian
-
11
EKSPOR MINERAL (Juta Ton)
Mineral 2008 2009 2010 2011 2012 2013
BijihNikel
4 11 17 33 41 52
BijihBauksit
8 16 27 40 30 52
BijihBesi
2 7 8 13 10 18
Sumber: Ditjen Minerba Kementerian ESDM
Catatan:
Ekspor bauksit pada tahun 2013 sebesar 52 juta Ton yang setara dengan lebih dari
10 juta Ton aluminium atau setara dengan hasil produksi PT. Inalum selama 40
tahun
-
12
2. DASAR HUKUM
-
13
DASAR HUKUM PENINGKATAN NILAI TAMBAH MINERAL
UU No.4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara
Pemegang Izin Usaha Pertambangan (IUP) Operasi Produksi wajib meningkatkan nilai tambah
mineral melalui pengolahan dan pemurnian di dalam negeri atau bekerjasama dengan
Pemegang IUP lain (Pasal 102 dan 103)
Pemegang Kontrak Karya (KK) yang sudah berproduksi wajib melakukan pemurnian selambat-
lambatnya 5 (lima) tahun sejak UU 4 tahun 2009 diundangkan (Pasal 170)
UU No.3 Tahun 2014 tentang Perindustrian
Pemerintah dan Pemerintah Daerah menjamin ketersediaan dan penyaluran sumber daya alam
untuk Industri dalam negeri (Pasal 33)
-
14
REGULASI TERKAIT PELAKSANAAN UU NO.4 TAHUN 2009
PP No.1 Tahun 2014 tentang Pelaksanaan Kgiatan Usaha Pertambangan Mineral dan Batubara
Pemegang IUP yang telah melakukan kegiatan pengolahan dan pemegang KK yang telah melakukan
kegiatan pemurnian dapat menjual keluar negeri dalam jumlah tertentu
Permen ESDM No.1 Tahun 2014 tentang Peningkatan Nilai Tambah Mineral melalui Pengolahan dan
Pemurnian Mineral di Dalam Negeri
Mineral dalam bentuk konsentrat yang dapat diekspor setelah melalui pengolahan dan pemurnian
dengan batas minimum tertentu
Permendag No.4 Tahun 2014 tentang Ketentuan Ekspor Produk Pertambangan Hasil Pengolahan
dan Pemurnian
Konsentrat Mineral dengan batas minimum pengolahan tertentu dapat diekspor setelah mendapatkan
rekomendasi & kuota ekspor dari Menteri ESDM dan mendapatkan Eksportir Terdaftar (ET) & Surat
Persetujuan Ekspor (SPE) dari Menteri Perdagangan serta Verifikasi dari Surveyor.
PMK No.6 Tahun 2014 tentang Penetapan Barang Ekspor yang Dikenakan Bea Keluar (BK) dan Tarif
Bea Keluar (BK)
Konsentrat dengan batas minimum pengolahan tertentu yang akan diekspor harus membayar Bea
Keluar (BK) ; Konsentrat Tembaga 25%; Konsentrat Besi, Mangan, Timbal dan Seng 20%. Besarnya
BK akan meningkat sampai 60% pada 1 Juli 2016
-
15
3. PERLUNYA HILIRISASI
-
16
EKSPORIMPORBAHAN BAKU
INDUSTRI HILIR
INDUSTRI
HILIR
SUMBER
DAYA ALAM
missing link
industri pengolahan dasar
Impor
bahan baku tinggi
VISI INDUSTRI 2025
MENGAPA HARUS HILIRISASI
MINERAL
PERTANIAN
KELAUTAN
INDUSTRI
ANTARA
EKSPOR
-
17
PERLUNYA HILIRISASI
1. Meningkatkan nilai tambah
2. Menciptakan multiplier effect
3. Memperkuat struktur industri
4. Penyerapan tenaga kerja
5. Memperkuat daya saing industri
6. Mengurangi impor dan meningkatkan ekspor
7. Alih teknologi
8. Pemerataan pembangunan
-
18
Industri
Smelter
Pengolahan
Fisik:
Washing
Grinding
Konsentrasi
Produk
Logam
Infrastruktur
Tenaga Kerja
Teknologi
Lahan
Investasi
KERANGKA PIKIR HILIRISASI MINERAL
Penambangan
Bijih Mineral
Sektor Industri
Bahan Baku Industri: Elektronika, Permesinan, Transportasi
Sektor Infrastruktur
Pembangunan jembatan, jalan, fasilitas umum
Sektor Ekonomi
Pemerataan Pembangunan di Daerah
Penyerapan Tenaga Kerja
Penghematan dan Penambahan devisa
MULTIPLIER
EFEK
-
19
RANTAI PRODUK LOGAM
TambangSMELTER
Konsentrat Bahan
Baku
Produk
Hilir
KBLI 07,
PERTAMBANGAN BIJIH LOGAM,
Golongan pokok ini mencakup
pertambangan bijih logam, yang dilakukan
melalui penambangan bawah tanah,
penambangan terbuka (open-cast), dasar
laut dan lain-lain.
Kegiatan ini juga mencakup pengolahan dan
peningkatan manfaat seperti penghancuran,
pengasahan, pencucian, pengeringan,
sintering (pemanasan tanpa pelelehan).
calcining (pemanasan sampai oksidasi) dan
pelelehan bijih logam, dan operasi
pengapungan dan pemisahan dengan gaya
berat (gravitasi).
KBLI 24,
INDUSTRI LOGAM DASAR,
Golongan pokok ini mencakup kegiatan peleburan dan
penyulingan baik logam yang mengandung besi maupun tidak
dari bijih, potongan atau bungkahan dengan menggunakan
bermacam teknik metalurgi.
Golongan pokok ini juga mencakup pembuatan logam
campuran. Hasil dari peleburan dan pemurnian biasanya
dalam bentuk batang logam (ingot) yang biasanya digunakan
dalam pekerjaan rolling, penarikan dan pengambilan pada
pembuatan produk seperti plat, lembaran, lempengan,
potongan, batangan, kawat dan bentuk cairan untuk membuat
cetakan dan produk logam dasar lain.
Konsentrat
-
20
STRUKTUR INDUSTRI BESI BAJA
-
21
STRUKTUR INDUSTRI ALUMINIUM
BauksitSmelter Grade
Alumina
Chemical
Grade Alumina
Ingot
Aluminium
Pemurnian
Air
Kosmetika
Obat-obatan
Keramik/
Refractory
Plastic Filler
-
22
STRUKTUR INDUSTRI TEMBAGA
-
23
STRUKTUR INDUSTRI NIKEL
Stainless
Steel Slab
Stainless
Steel HRC
-
24
4. ROADMAP INDUSTRI LOGAM
-
25
Perbandingan Pendapatan per kapita
Negara 2008 2009 2010 2011 2012
Japan37,972 39,473 43,118 46,135 46,720
Korea, Rep.19,028 16,959 20,540 22,388 22,590
Malaysia8,460 7,278 8,729 10,012 10,381
Thailand4,118 3,979 4,803 5,192 5,474
China3,414 3,749 4,433 5,447 6,091
Indonesia2,178 2,272 2,947 3,471 3,557
India1,042 1,147 1,419 1,534 1,489
Sumber: World Bank
-
26
GDP vs Konsumsi Baja
2012 : 29.6 kg 2020 : 55,9 kg 2025 : 70 kgIndonesia :
-
27
-5.00
0.00
5.00
10.00
15.00
20.00
25.00
30.00
35.00
40.00
45.00
2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025
Produksi Demand Moderat Demand Optimis Impor
Penambahan kapasitas produksi 4 juta ton dan tambahan energi 374
MW Thn 2015
Penambahan kapasitas produksi 4 juta ton dan
tambahan energi 320 MW Thn 2020
Taget penambahan kapasitasproduksi 6 juta ton dan
tambahan energi 480 MW Thn 2025
Kebutuhan dan Pasokan Besi Baja (Crude Steel)
-
28
GDP vs Konsumsi Aluminium
2012 : 2.5 kg 2020 : 7 kg 2025 : 10 kgIndonesia :
-
29
-2.00
-1.00
0.00
1.00
2.00
3.00
4.00
5.00
6.00
2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025
Impor Demand Optimis Demand Moderat Produksi
Target penambahan kapasitas 1 juta ton dan tambahan energi 6.400 MW
Penambahan kapasitasproduksi 1 juta ton dan
tambahan energi 3776 MW Penambahan
kapasitas produksi 1,1 juta ton dan
tambahan energi 224 MW
Kebutuhan dan Pasokan Aluminium
-
30
GDP vs Konsumsi Tembaga
Indonesia : 2012 (1,2 kg) 2020 (3,6 kg) 2025 (5 kg)
-
31
-0.50
0.00
0.50
1.00
1.50
2.00
2.50
3.00
2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025
Produksi Demand Moderat Demand Optimis Impor
Target penambahan kapasitasproduksi 400 ribu ton dan
tambahan energi 1.056 MW
Penambahan kapasitas produksi 400 ribu ton dan tambahan
energi 1.056 MW
Penambahan kapasitas produksi 600 ribu ton dan tambahan energi
1.584 MW
Kebutuhan dan Pasokan Tembaga
-
32
GDP vs Konsumsi Stainless Steel
Inggris
Amerika
Perancis
Australia Spanyol
Jerman
Swedia
Jepang Italia
Mexico Rusia
Turki Thailand
China
Indonesia India
Korea
-
2.0
4.0
6.0
8.0
10.0
12.0
14.0
16.0
18.0
20.0
- 10,000 20,000 30,000 40,000 50,000 60,000 70,000 80,000
Co
nsu
mp
tio
n P
er
Cap
ita
(Kg)
GDP Per Capita (US$)
Indonesia : 2012 (0,6 kg) 2020 (1,08 kg) 2025 (1,25 kg)
-
33
-
100,000
200,000
300,000
400,000
500,000
600,000
700,000
800,000
900,000
2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025
T
o
n
Production (nickel) Demand Moderat Production (stainless steel) Demand Optimis
Penambahan kapasitasproduksi ferronickel 300 ribu ton dan tambahan
energi 300 MW Thn 2015
Penambahan kapasitas produksi ferronickel 400 ribu ton; 600 ribu ton stainless steel dan tambahan
energi 520 MW Thn 2020
Penambahan kapasitasproduksi ferronickel 200 ribu
ton dan tambahan energi 200 MW Thn 2025
Kebutuhan dan Pasokan Stainless Steel
-
34
Komoditi/ Demand (Juta Ton)
2015 2020 2025
Besi Baja *(Crude Steel)
10.29 14.57 19.12
Aluminium*(Al Ingot)
0.99 1.48 2.73
Tembaga*(Katoda Tembaga)
0.52 0.94 1.37
Stainless Steel** 0,77 1,47 6,49
PROYEKSI DEMAND PRODUK INDUSTRI LOGAM HULU
* Roadmap Industri Berbasis Mineral
** Proyeksi Impor Stainless Steel (asumsi belum ada produksi HR dan billet SS)
-
35
POTENSI CADANGAN MINERAL (2012)
Sumber
Cadangan (Juta Ton)
Bijih / Pasir Besi
Bauksit Tembaga Nikel
BadanGeologi
173 302 3.044 1.028
DitjenMinerba
1.217 1.129 3.044 2.905
Sumber: Kementerian ESDM
-
36
PREDIKSI KEBUTUHAN LOGAM DAN MINERAL (Juta Ton)
No LogamKonsumsi
2012
Konsumsi Tahun 2025 * (Juta Ton)
Moderat Optimis
1 Baja 11.00 20,00 40,00
2 Aluminium 0,80 2,73 5,46
3 Tembaga 0,50 1,37 2,74
4 Stainless Steel 0.15 0,40 0,80
No MineralKetersediaan
2012 **
Kebutuhan Tahun 2025 *(Juta Ton)
Moderat Optimis
1 Bijih Besi 1.217 1.200 2.400
2 Bijih Bauksit 1.129 327 655
3 Bijih Tembaga 3.044 4.110 8.220
4 Bijih Nikel 2.905 600 1.200
* Roadmap Industri Berbasis Mineral
** Ditjen Minerba Kementerian ESDM
-
37
5. PROSPEK NILAI TAMBAH
-
38
Peningkatan Nilai Tambah Mineral
Ni Ore
$30
FeNi
$1400
SS
$4000
Medical Grade SS
$5000
Cu Ore
$30
Cu Concentrate
$1500
Cu Cathode
$7600
Cu Cable
$10000
Bauxite
$30
Alumina
$350
Al Ingot
$1800
Al Alloy
$5000
Ore
$50
Sponge
$350
Slab/Billet
$450
HRC
$600
CRC
$700
Galv. Sheet
$800
-
39
INVESTASI SMELTER
No ProdukKapasitas(Juta Ton)
JumlahPerusahaan
Investasi(US$ Miliar)
PenghematanDevisa
(US$ Miliar)
1 Slab / Billet / Pig Iron / Sponge Iron
6,40 9 6,87 2,56
2 Alumina 3,30 4 3,50 0,99
3 Tembaga 0,50 3 5,00 4,00
4 Ferro Nickel / Nickel Pig Iron / Nickel Matte
1,87 11 10,50 2,62
TOTAL 27 25,84 10,17
-
40
6. INSENTIF FISKAL
-
41
Untuk 5 sektor industri pionir; industri logam dasar, industri pemurnian minyakdan gas bumi, industri sumber daya terbarukan, industri permesinan dan industritelekomunikasi
Bentuk pemberian fasilitas adalah:
a. Pembebasan PPh Badan dalam jangka waktu paling lama 10 (sepuluh) tahundan paling singkat 5 (lima) tahun terhitung sejak tahun dimulainya produksikomersial dengan nilai investasi sebesar 100 %;
b. Pengurangan PPh Badan sebesar 50 % dari PPh Badan terutang selama 2 (dua)tahun pajak setelah berakhirnya pemberian fasilitas pembebasan PPh BadanPembebasan atau pengurangan PPh Badan dengan jangka waktu lebih lamadengan pertimbangan menjaga daya saing industri dan nilai strategis
Kriteria penerima Tax Holiday:a. Industri Pionirb. Investasi minimum Rp. 1 triliunc. Menempatkan dana di perbankan di Indonesia minimal 10% dari nilai
investasid. Berstatus Badan Hukum Indonesia setelah 15 Agustus 2010
TAX HOLIDAY(PMK No.130 tahun 2011)
-
42
Untuk meningkatkan kegiatan investasi guna mendorong pertumbuhanekonomi serta untuk pemerataan pembangunan dan percepatanpembangunan bagi bidang usaha dan/atau daerah tertentu
Ketentuan Pemberian Fasilitas Tax Allowance
a. Pengurangan penghasilan net sebesar 30% (tiga puluh persen) darijumlah Penanaman Modal dibebankan selama 6 (enam) tahun masing-masing sebesar 5% (lima persen) per tahun;
b. Penyusutan dan amortisasi yang dipercepat;
c. Pengenaan Pajak Penghasilan atas deviden yang dibayarkan kepadaSubjek Pajak Luar Negeri sebesar 10% (sepuluh persen). atau tarif yanglebih rendah menurut Persetujuan Penghindaran Pajak Berganda yangberlaku;
d. Kompensasi kerugian minimal 5 (lima) tahun tetapi tidak lebih dari 10(sepuluh) tahun
TAX ALLOWANCE(PP No. 52 tahun 2011 jo 62 tahun 2008 jo 1 tahun 2007)
-
43
Impor mesin, barang dan bahan baku impor untuk pembangunan dan pengembangan industri
Untuk pembangunan dan pengembangan industri selama 2 tahun paling lama 4 tahun
Periode pembebasan BM dapat diperpanjang sesuai denganPersetujuan Investasi
Kriteria Pembebasan BM mesin dan bahan baku :
a. Belum diproduksi di dalam negeri
b. Sudah diproduksi di dalam negeri tapi memiliki spesifikasi yang berbeda atau jumlah ketersediaan di dalam negeri tidak memadai
PEMBEBASAN BEA MASUK(PMK No. 76 tahun 2012)
-
44
7. DISINSENTIF
-
45
Mineral dalam bentuk bijih (ore) wajib melalui proses pengolahandan pemurnian sebelum diekspor
Mineral hasil pengolahan dalam bentuk konsentrat dapat dieksporsetelah mendapatkan rekomendasi & kuota ekspor dari MenteriESDM dan mendapatkan Eksportir Terdaftar (ET) & SuratPersetujuan Ekspor (SPE) dari Menteri Perdagangan serta verifikasidari Surveyor, dan membayar pajak
Mineral hasil pemurnian dalam bentuk logam dan paduan dapatdiekspor setelah mendapatkan Eksportir Terdaftar (ET) dariMenteri Perdagangan
TATA NIAGA EKSPOR MINERAL HASIL PENGOLAHAN
(Permendag No.4 Tahun 2014)
-
46
Mineral hasil pengolahan dalam bentuk konsentrat dapat dieksporsetelah membayar Bea Keluar (BK)
Besarnya BK untuk konsentrat tembaga 25%; konsentrat Besi,Mangan, Timbal dan Seng 20%
Setiap 6 (enam) bulan besarnya BK akan naik secara gradual sampaidengan 60% pada akhir Juli 2016
BEA KELUAR EKSPOR MINERAL HASIL PENGOLAHAN
(PMK No.6 Tahun 2014)
-
47
KESIMPULAN
Dengan hilirisasi mineral ada peluang untuk mengejar ketertinggalan di bidang industriterutama industri logam
Memperoleh kesempatan peluang usaha, peluang kerja serta pertumbuhan ekonomi
Perusahaan yang mengekspor mineral hasil tambang, harus memanfaatkan peluang hilirisasi industri baik secara mandiri, maupun bergabung dengan pihak lain