Bab Vii Field Development Scenario

download Bab Vii Field Development Scenario

of 3

description

Oil

Transcript of Bab Vii Field Development Scenario

Plan of Development Oil Expo 2013

Fakultas Teknik Geologi Universitas Padjadjaran Jl. Raya Bandung/Sumedang Km 21, Jatinangor 45363 Ph/Fax (022)-7796545

BAB VIIFIELD DEVELOPMENT SCENARIO 7. 1. Field Development Scenario

Di komplek Indramaju telah ditemukan beberapa struktur penemu minyak dan gas, yaitu struktur gas Pasarbiru yang ditemukan pada tahun 1968, struktur minyak dan gas Prabumoneng yang ditemukan pada tahun 1969, struktur gas Tisim pada tahun 1970, struktur gas Kayangdewa yang ditemukan pada tahun 1999, struktur gas dan minyak Koang ditemukan tahun 1940.

Struktur penemu gas Pasarbiru secara struktural dapat dipisahkan menjadi 2 (dua) struktur, yaitu struktur Pasarbiru Utara dan Pasarbiru Selatan (PDS). Di struktur Pasarbiru Utara telah dilakukan 4 (empat) sumur pemboran, yaitu sumur PDW-3, PDW-4, PDW-5 dan PDW-6. Di struktur Pasarbiru Selatan telah dilakukan 2 (dua) sumur pemboran, yaitu sumur PDW-1, PDS-1 (PDS-1/ST). Di struktur Kayangdewa terdapat 2 sumur yaitu KRD-1 dan KRD-2.

Di struktur Koang, sebelum dikelola oleh pihak JAYA MAJU, struktur ini pernah dikelola oleh Royal Dutch pada tahun 1940, yang mulai mengebor sumur

KAG-01 dengan uji produksi selama 78 jam, hasil minyak 943.5 bbl, kadar air 1%. Selanjutnya perawatan dan produksi sumur dikelola oleh pihak JAYA MAJU dan mulai tahun 1968 mem-bor sumur KAG-02 sampai kedalaman 1690 m dengan uji produksi (11/02/1968) SA/11 mm : 1163.65 bfpd / 1158.9 bopd / 0.4 % / 0.374 MMscfd. Sampai sekarang jumlah sumur di lapangan Koang ada 24 sumur, dengan 9 sumur produksi, 6 sumur suspended, 4 sumur injektor, 4 sumur abandoned. Struktur Koang dipisahkan menjadi Koang utara dan Koang selatan. Untuk Koang Utara terdapat 20 sumur dan Koang selatan terdapat 4 sumur. Untuk Struktur Koang Utara, beberapa sumur telah diproduksikan minyak dilapisan Talang akarnya.

Di struktur Pasarbiru terdapat 3 sumur yang dilakukan Put on Production (POP) yaitu PDW-3, PDW-4 dan PDW-5. Sementara itu di struktur minyak dan gas Prabumoneng telah dilakukan 8 (delapan) sumur pemboran, yaitu sumur PMN-1, PMN-2, PMN-3, PMN-4, PMN-5, PMN-6, PMN-7 dan PMN-8. Dua sumur di struktur ini, yaitu sumur PMN-4 dan PMN-5 telah dilakukan Put on Production (POP) yang produksinya dimulai bersamaan dengan POP sumur-sumur di struktur Pasarbiru. Di struktur penemu minyak dan gas gde telah dilakukan 5 (lima) sumur pemboran, yaitu sumur TSM-1, TSM-2, TSM-3, TSM-4 dan TSM-5. Sumur-sumur POP tersebut mulai diproduksikan pada akhir tahun 2010, sedangkan produksi POP minyak dari sumur TSM-4 baru diproduksikan pada bulan April 2012.

Target reservoar berada pada top limestone Formasi Baturaja pada True Vertical Depth (TVD) 1590 m. Reservoar karbonat di komplek Indramaju merupakan karbonat platform yang memiliki penyebaran yang luas. Pada struktur Pasarbiru terdapat fasies Rudstone dan Floatstone. Pada struktur Kayangdewa terdapat fasies Wackstone, Packstone, Grainstone, Rudstone dan Floatstone. Pada struktur Prabumoneng terdapat fasies coralline Floatstone, Packstone-Grainstone to Floatstone, Bioclastic-Mollusks Packstone to Floatstone, Coral bafflestone to Floatstone dan Bioclastics Mollusks Wackstone-Packstone to Rudstone. Fasies dominan pada struktur ini merupakan batuan Rudstone-Grainstone yang diantaranya terdapat pada sumur PMN-04, PMN-05 dan PMN-01. Pada struktur Tisim terdapat fasies Wackstone-Packstone dan Packstone-Grainstone.

Pada kedalaman TVDss 1508 meter terdapat struktur Pasarbiru Utara yang ditemukan kontak Lowest Tested Gas (LTG), pada TVDss 1497 meter ditemukan struktur Pasarbiru Selatan dengan kontak Lowest Tested Gas (LTG). Gas Water Contact (GWC) ditemukan pada TVDss 1552 meter pada struktur Kayangdewa. Struktur Prabumoneng berada pada TVDss 1596 meter ditemuka Oil Water Contact (OWC) dan pada TVDss 1801 meter ditemukan struktur Tisim dengan kontak Lowest Tested Gas (LTG).

Berdasarkan pada data TVDss dan data fasies, diketahui bahwa reservoir hanya terdiri dari satu lapisan dan mengandung gas. Metode pemboran yang digunakan yaitu dengan menggunakan PDC Bit berukuran 7 hingga mencapai zona interest yaitu berupa Batuan karbonat Formasi Baturaja, lalu dipasang casing berukuran 6 1/8 dan dilakukan penyemenan. Selanjutnya dipasang Casing Shoe pada bagian dasar dari sumur pemboran.

Selanjutnya dilakukan perforasi pada zona interest yaitu zona reservoir pada lapisan batuan karbonat Formasi Baturaja menggunakan Special Gun Technologies. Setelah dilakukan perforasi, tool berupa tubing berukuran 3,5 diinjeksikan ke dalam zona reservoir, lalu packer dipasang diatas zona reservoir. Packer berupa perekat antara tubing dan dinding casing bagian dalam dan memiliki fungsi yaitu untuk mencegah gas yang telah di produksi pada zona reservoar agar tidak keluar dari sumur pemboran.

Metoda completion yang digunakan pada sumur pemboran kali in yaitu Monobore Hole dan Electric Submarsible Pump (ESP). Hal ini berdasarkan pertimbangan lapisan reservoir yang hanya terdiri dari satu lapisan tipis batuan karbonat.

Untuk mengembangan lapangan komplek Indramaju dapat dilakukan 1 sumur infill pada bagian utara sumur PMN-01 berdasarkan korelasi stratigrafi, penampang seismik 2D dan analisis trap. Sehingga sumur lain pun dapat dimaksimalkan produksinya hingga economic limit pada tahun 2025. 7.2. Surface Facilities

Fasilitas yang diasumsikan akan diadakan adalah seluruh infrastruktur dan bangunan, seluruh alat- alat pemboran produksi, dan alat-alat penampungan hingga transportasi untuk pengembangan lapangan ini. 7. 3. Gas Utilization

Pada dasarnya di reservoir yang terdapat di lapangan penelitian, terdapat 3 jenis fluida, yaitu gas, minyak dan air. Berdasarkan data well log yang ada kandungan gas di lapangan penelitian tidak cukup ekonomis jika dikembangkan. Kami berasumsi bahwa gas yang terdapat di lapangan penelitian akan dimanfaatkan untuk power system atau dihilangkan dengan dibakar.

7.4.Water Handling

Hasil produksi yang berupa air akan diolah terlebih dahulu sebelum dialirkan ke sungai. Tidak ada rencana untuk memanfaatkan produksi air untuk injeksi, karena pada pengembangan lapangan ini tidak dilakukan injeksi air.Field Development Scenario | 127