BAB VI PIPING DESIGN LOADS

87
Bab 6 Piping Design Loads Desain, Fabrikasi, dan inspeksi Sistem Perpipaan 1 BAB VI PIPING DESIGN LOADS

description

BAB VI PIPING DESIGN LOADS. 6.1. Pendahuluan. Pipe Stress Analysis. Bertujuan untuk menjamin keamanan operasi sistem perpipaan dengan verifikasi integritas struktur yang mendapat berbagai kondisi pembebanan. - PowerPoint PPT Presentation

Transcript of BAB VI PIPING DESIGN LOADS

Page 1: BAB VI PIPING DESIGN LOADS

Bab 6 Piping Design LoadsBab 6 Piping Design Loads

Desain, Fabrikasi, dan inspeksi Sistem Perpipaan Desain, Fabrikasi, dan inspeksi Sistem Perpipaan 1

BAB VIPIPING DESIGN LOADS

BAB VIPIPING DESIGN LOADS

Page 2: BAB VI PIPING DESIGN LOADS

Bab 6 Piping Design LoadsBab 6 Piping Design Loads

Desain, Fabrikasi, dan inspeksi Sistem Perpipaan Desain, Fabrikasi, dan inspeksi Sistem Perpipaan 2

• Bertujuan untuk menjamin keamanan operasi sistem perpipaan dengan verifikasi integritas struktur yang mendapat berbagai kondisi pembebanan.

• Hal di atas dapat dilakukan dengan melakukan perhitungan & perbandingan parameter berikut terhadap harga-harga yang diijinkan :

- tegangan yang terjadi pada dinding pipa- perpindahan akibat ekspansi pipa- beban-beban pada nozle- frekuensi pribadi sistem

• Stress analysis juga bertanggung jawab pada penentuan beban-beban tumpuan (support) sehingga sistem dapat direstrain dengan baik.

• Bertujuan untuk menjamin keamanan operasi sistem perpipaan dengan verifikasi integritas struktur yang mendapat berbagai kondisi pembebanan.

• Hal di atas dapat dilakukan dengan melakukan perhitungan & perbandingan parameter berikut terhadap harga-harga yang diijinkan :

- tegangan yang terjadi pada dinding pipa- perpindahan akibat ekspansi pipa- beban-beban pada nozle- frekuensi pribadi sistem

• Stress analysis juga bertanggung jawab pada penentuan beban-beban tumpuan (support) sehingga sistem dapat direstrain dengan baik.

6.1. Pendahuluan6.1. Pendahuluan

Pipe Stress AnalysisPipe Stress Analysis

Page 3: BAB VI PIPING DESIGN LOADS

Bab 6 Piping Design LoadsBab 6 Piping Design Loads

Desain, Fabrikasi, dan inspeksi Sistem Perpipaan Desain, Fabrikasi, dan inspeksi Sistem Perpipaan 3

Piping codes :

Mengandung batasan-batasan dan aturan-aturan stress analysis, setting standard, konstruksi & operasi sistem perpipaan. Contoh : ANSI & ASME.

Piping codes :

Mengandung batasan-batasan dan aturan-aturan stress analysis, setting standard, konstruksi & operasi sistem perpipaan. Contoh : ANSI & ASME.

Piping Design

Dibagi menjadi 2 bagian besar :I. Overall system design :

- Fluid distribution system- All in line equipment (vessels, pumps, valves)

II. Detailed component design :- Component- Piping support.

Analisis sistem memberikan input ke analisis komponen dalam bentuk beban-beban komponen dari sistem perpipaan dan beban beban tumpuan.

Piping Design

Dibagi menjadi 2 bagian besar :I. Overall system design :

- Fluid distribution system- All in line equipment (vessels, pumps, valves)

II. Detailed component design :- Component- Piping support.

Analisis sistem memberikan input ke analisis komponen dalam bentuk beban-beban komponen dari sistem perpipaan dan beban beban tumpuan.

Page 4: BAB VI PIPING DESIGN LOADS

Bab 6 Piping Design LoadsBab 6 Piping Design Loads

Desain, Fabrikasi, dan inspeksi Sistem Perpipaan Desain, Fabrikasi, dan inspeksi Sistem Perpipaan 4

Sistem Perpipaan.

Typically dibagi menjadi 2 kategori.

I. Hot system , design temp. 1500F (660C) II. Cold system, design temp. < 1500F (660C)

Hot system pipelines memerlukan analisis fleksibilitas yang teliti untuk menentukan gaya-gaya thermal, tegangan dan perpindahan.

Klasifikasi sistem perpipaan juga dilakukan berdasarkan fungsinya (dijelaskan dalam code).

Sistem Perpipaan.

Typically dibagi menjadi 2 kategori.

I. Hot system , design temp. 1500F (660C) II. Cold system, design temp. < 1500F (660C)

Hot system pipelines memerlukan analisis fleksibilitas yang teliti untuk menentukan gaya-gaya thermal, tegangan dan perpindahan.

Klasifikasi sistem perpipaan juga dilakukan berdasarkan fungsinya (dijelaskan dalam code).

Page 5: BAB VI PIPING DESIGN LOADS

Bab 6 Piping Design LoadsBab 6 Piping Design Loads

Desain, Fabrikasi, dan inspeksi Sistem Perpipaan Desain, Fabrikasi, dan inspeksi Sistem Perpipaan 5

Piping LoadsJenis-jenis beban pada sistem perpipaan dapat

diklasifikasikan menjadi 3 :1. Sustained Load : Beban yang bekerja terus-menerus selama operasi normal (contoh : berat, tekanan, dll)2. Occasional Load : Beban yang terjadi “ kadang-kadang “ selama operasi normal (contoh : angin, gempa, dll)3. Expansion Load : Beban akibat perpindahan pada struktur pipa (contoh : thermal expansion, diff.anchor displacement, dll).

Beban yang bekerja pada sistem perpipaan harus diteruskan ke struktur penumpu melalui peralatan-peralatan penumpu & restraints.

Piping LoadsJenis-jenis beban pada sistem perpipaan dapat

diklasifikasikan menjadi 3 :1. Sustained Load : Beban yang bekerja terus-menerus selama operasi normal (contoh : berat, tekanan, dll)2. Occasional Load : Beban yang terjadi “ kadang-kadang “ selama operasi normal (contoh : angin, gempa, dll)3. Expansion Load : Beban akibat perpindahan pada struktur pipa (contoh : thermal expansion, diff.anchor displacement, dll).

Beban yang bekerja pada sistem perpipaan harus diteruskan ke struktur penumpu melalui peralatan-peralatan penumpu & restraints.

Page 6: BAB VI PIPING DESIGN LOADS

Bab 6 Piping Design LoadsBab 6 Piping Design Loads

Desain, Fabrikasi, dan inspeksi Sistem Perpipaan Desain, Fabrikasi, dan inspeksi Sistem Perpipaan 6

6.2.1 Berat

Semua sistem perpipaan haruslah dirancang mampu menahan beban berat fluida, isolasi, komponen, dan struktur pipa itu sendiri.

Semua beban berat tsb kemudian diteruskan ke komponen tumpuan (support) juga harus dirancang mampu menahan beban-beban tsb.

Metode sederhana untuk menghitung tegangan dan beban tumpuan adalah dengan memodelkan pipa sebagai beam dengan terdistribusi merata.

6.2.1 Berat

Semua sistem perpipaan haruslah dirancang mampu menahan beban berat fluida, isolasi, komponen, dan struktur pipa itu sendiri.

Semua beban berat tsb kemudian diteruskan ke komponen tumpuan (support) juga harus dirancang mampu menahan beban-beban tsb.

Metode sederhana untuk menghitung tegangan dan beban tumpuan adalah dengan memodelkan pipa sebagai beam dengan terdistribusi merata.

6.2. SUSTAINED LOADS6.2. SUSTAINED LOADS

Page 7: BAB VI PIPING DESIGN LOADS

Bab 6 Piping Design LoadsBab 6 Piping Design Loads

Desain, Fabrikasi, dan inspeksi Sistem Perpipaan Desain, Fabrikasi, dan inspeksi Sistem Perpipaan 7

Model tumpuan simply supported :

Tegangan maksimum :

Gaya tumpuan :

Model tumpuan fixed end :

Tegangan maksimum :

Gaya tumpuan :

Model tumpuan simply supported :

Tegangan maksimum :

Gaya tumpuan :

Model tumpuan fixed end :

Tegangan maksimum :

Gaya tumpuan :

Z8

WL2

Z8

WL2

2

WLF

2

WLF

Z12

WL2

Z12

WL2

2

WLF

2

WLF

Page 8: BAB VI PIPING DESIGN LOADS

Bab 6 Piping Design LoadsBab 6 Piping Design Loads

Desain, Fabrikasi, dan inspeksi Sistem Perpipaan Desain, Fabrikasi, dan inspeksi Sistem Perpipaan 8

Dalam kenyataan, kondisi tumpuan umumnya adalah antara simply supported dengan fixed-end, sehingga tegangan maksimum biasanya dihitung dengan persamaan :

Jadi untuk pipa horizontal lurus, jarak antar tumpuan dapat dihitung :

dimana :L = jarak tumpuan maksimumS = tegangan yang diijinkan (tergantung dari jenis material pipa, temperatur dan code)

Dalam kenyataan, kondisi tumpuan umumnya adalah antara simply supported dengan fixed-end, sehingga tegangan maksimum biasanya dihitung dengan persamaan :

Jadi untuk pipa horizontal lurus, jarak antar tumpuan dapat dihitung :

dimana :L = jarak tumpuan maksimumS = tegangan yang diijinkan (tergantung dari jenis material pipa, temperatur dan code)

Z10

WL2

Z10

WL2

atau lebih konservatifZ8

WL2

Z8

WL2

W

ZS10L

W

ZS10L

Page 9: BAB VI PIPING DESIGN LOADS

Bab 6 Piping Design LoadsBab 6 Piping Design Loads

Desain, Fabrikasi, dan inspeksi Sistem Perpipaan Desain, Fabrikasi, dan inspeksi Sistem Perpipaan 9

Gaya-gaya tumpuan adalah :

Standard :Untuk menyederhanakan perhitungan, MSS (Manufacturers Standardization Society) memberikan rekomendasi jarak antar tumpuan dalam SP-69

Gaya-gaya tumpuan adalah :

Standard :Untuk menyederhanakan perhitungan, MSS (Manufacturers Standardization Society) memberikan rekomendasi jarak antar tumpuan dalam SP-69

2

)WZS10(F

2/1

2

)WZS10(F

2/1

Page 10: BAB VI PIPING DESIGN LOADS

Bab 6 Piping Design LoadsBab 6 Piping Design Loads

Desain, Fabrikasi, dan inspeksi Sistem Perpipaan Desain, Fabrikasi, dan inspeksi Sistem Perpipaan 10

Tabel 6.1 Span Maksimum yang Dianjurkan antara

Support dan Pipa

Tabel 6.1 Span Maksimum yang Dianjurkan antara

Support dan Pipa

Page 11: BAB VI PIPING DESIGN LOADS

Bab 6 Piping Design LoadsBab 6 Piping Design Loads

Desain, Fabrikasi, dan inspeksi Sistem Perpipaan Desain, Fabrikasi, dan inspeksi Sistem Perpipaan 11

Rekomendasi pada SP-69 telah mempertimbangkan ukuran pipa, jenis fluida, isolasi, s = 1500 psi (1110,3 Mpa) dan defleksi maksimum 0,1 in (2,5 mm)

Dalam kasus dimana pipa tidak hanya lurus horisontal, beban-beban yang ditimbulkan pada tumpuan dapat dihitung dengan metode “Weight Balancing”.

Karena umumnya sistem perpipaan tidak horisontal lurus maka dalam menentukan posisi tumpuan perlu mempertimbangkan hal-hal berikut :

Rekomendasi pada SP-69 telah mempertimbangkan ukuran pipa, jenis fluida, isolasi, s = 1500 psi (1110,3 Mpa) dan defleksi maksimum 0,1 in (2,5 mm)

Dalam kasus dimana pipa tidak hanya lurus horisontal, beban-beban yang ditimbulkan pada tumpuan dapat dihitung dengan metode “Weight Balancing”.

Karena umumnya sistem perpipaan tidak horisontal lurus maka dalam menentukan posisi tumpuan perlu mempertimbangkan hal-hal berikut :

Page 12: BAB VI PIPING DESIGN LOADS

Bab 6 Piping Design LoadsBab 6 Piping Design Loads

Desain, Fabrikasi, dan inspeksi Sistem Perpipaan Desain, Fabrikasi, dan inspeksi Sistem Perpipaan 12

1. Tumpuan harus diletakkan sedekat mungkin dengan beban terkonsentrasi seperti valves, flanges, dll

Dari segi tegangan; tumpuan terbaik diletakkan pada peralatan, hal ini sulit dilakukan.

Peralatan atau equipment tersebut dimodelkan sebagai beban terkonsentrasi.

2. Jika arah pipa mengalami perubahan (belokan) disarankan jarak tumpuan ¾ dari tabel SMS, untuk menjaga stabilitas dan untuk mengakomodasi beban eksentrik.

1. Tumpuan harus diletakkan sedekat mungkin dengan beban terkonsentrasi seperti valves, flanges, dll

Dari segi tegangan; tumpuan terbaik diletakkan pada peralatan, hal ini sulit dilakukan.

Peralatan atau equipment tersebut dimodelkan sebagai beban terkonsentrasi.

2. Jika arah pipa mengalami perubahan (belokan) disarankan jarak tumpuan ¾ dari tabel SMS, untuk menjaga stabilitas dan untuk mengakomodasi beban eksentrik.

Page 13: BAB VI PIPING DESIGN LOADS

Bab 6 Piping Design LoadsBab 6 Piping Design Loads

Desain, Fabrikasi, dan inspeksi Sistem Perpipaan Desain, Fabrikasi, dan inspeksi Sistem Perpipaan 13

3. Standar pada SP-69 tidak berlaku untuk pipa vertikal (riser). Tumpuan biasanya ditentukan berdasarkan panjang pipa dan distribusi beban pada struktur bangunan penumpu. Direkomendasikan tumpuan diletakkan pada ½ bagian atas riser untuk mencegah buckling dan instability. Guide dapat ditempatkan disepanjang riser untuk mencegah defleksi pipa. Jarak guide pipa biasanya 2 kali jarak tabel SP-69, dan tidak menahan beban berat.

4. Lokasi tumpuan diusahakan sedekat mungkin dengan bagunan baja yang ada, sehingga tidak diperlukan bangunan tambahan untuk menopang struktur pipa.

3. Standar pada SP-69 tidak berlaku untuk pipa vertikal (riser). Tumpuan biasanya ditentukan berdasarkan panjang pipa dan distribusi beban pada struktur bangunan penumpu. Direkomendasikan tumpuan diletakkan pada ½ bagian atas riser untuk mencegah buckling dan instability. Guide dapat ditempatkan disepanjang riser untuk mencegah defleksi pipa. Jarak guide pipa biasanya 2 kali jarak tabel SP-69, dan tidak menahan beban berat.

4. Lokasi tumpuan diusahakan sedekat mungkin dengan bagunan baja yang ada, sehingga tidak diperlukan bangunan tambahan untuk menopang struktur pipa.

Page 14: BAB VI PIPING DESIGN LOADS

Bab 6 Piping Design LoadsBab 6 Piping Design Loads

Desain, Fabrikasi, dan inspeksi Sistem Perpipaan Desain, Fabrikasi, dan inspeksi Sistem Perpipaan 14

Contoh Soal 1

Gambar 6.1. Menunjukkan pipeline yang menghubungkan dua buah nozle (A & H). Pipa mempunyai diameter nominal 12 in, berisi air dan mempunyai tebal isolasi 4,5 in, belokannya long radius dan semua valvenya 150 psi pressure rating gate valve. Tentukan letak-letak penumpu dan hitunglah bebannya.

Contoh Soal 1

Gambar 6.1. Menunjukkan pipeline yang menghubungkan dua buah nozle (A & H). Pipa mempunyai diameter nominal 12 in, berisi air dan mempunyai tebal isolasi 4,5 in, belokannya long radius dan semua valvenya 150 psi pressure rating gate valve. Tentukan letak-letak penumpu dan hitunglah bebannya.

Page 15: BAB VI PIPING DESIGN LOADS

Bab 6 Piping Design LoadsBab 6 Piping Design Loads

Desain, Fabrikasi, dan inspeksi Sistem Perpipaan Desain, Fabrikasi, dan inspeksi Sistem Perpipaan 15

Gambar 6.1Gambar 6.1

Page 16: BAB VI PIPING DESIGN LOADS

Bab 6 Piping Design LoadsBab 6 Piping Design Loads

Desain, Fabrikasi, dan inspeksi Sistem Perpipaan Desain, Fabrikasi, dan inspeksi Sistem Perpipaan 16

Penyelesaian contoh 1

Titik pusat gravitasi

Valve: 1170 lb (5206 N), 1.5 ft (0.46 m) dari titik A

Pipe: 6.5 x 119 =774 lb (3444 N), 6.25 ft (1.91 m) dari titik A

Elbow: 299 lb (1322 N), 10.5 ft (3.2 m) dari titik A, 6 in (0.15 m) di sebelah titik C

Pipe: 8.5 x 119 = 1012 lb (4503 N), 5.75 ft (1.75 m) di sebelah titik C

Penyelesaian contoh 1

Titik pusat gravitasi

Valve: 1170 lb (5206 N), 1.5 ft (0.46 m) dari titik A

Pipe: 6.5 x 119 =774 lb (3444 N), 6.25 ft (1.91 m) dari titik A

Elbow: 299 lb (1322 N), 10.5 ft (3.2 m) dari titik A, 6 in (0.15 m) di sebelah titik C

Pipe: 8.5 x 119 = 1012 lb (4503 N), 5.75 ft (1.75 m) di sebelah titik C

0X

M

C10)75.5(1012)5.0(2990 ataskeNlbC )2649(597

0Z

M

)11(597)11(1012)5.10(299)25.6(7744)5.1(11700 B

ataskeNlbB )955,15(3574

Page 17: BAB VI PIPING DESIGN LOADS

Bab 6 Piping Design LoadsBab 6 Piping Design Loads

Desain, Fabrikasi, dan inspeksi Sistem Perpipaan Desain, Fabrikasi, dan inspeksi Sistem Perpipaan 17

0y

F

5971012299774357411700 AbawahkeNlbA )4119(916

0X

M Terhadap titik C

)25.4(1012)5.9(299)10(160705.30 D

ataskeNlbD )334,10(2321

2321101229916070 CataskeNlbC )2648(597

0y

F

Page 18: BAB VI PIPING DESIGN LOADS

Bab 6 Piping Design LoadsBab 6 Piping Design Loads

Desain, Fabrikasi, dan inspeksi Sistem Perpipaan Desain, Fabrikasi, dan inspeksi Sistem Perpipaan 18

Tabel 6.2 Tabel 6.2

Page 19: BAB VI PIPING DESIGN LOADS

Bab 6 Piping Design LoadsBab 6 Piping Design Loads

Desain, Fabrikasi, dan inspeksi Sistem Perpipaan Desain, Fabrikasi, dan inspeksi Sistem Perpipaan 19

Page 20: BAB VI PIPING DESIGN LOADS

Bab 6 Piping Design LoadsBab 6 Piping Design Loads

Desain, Fabrikasi, dan inspeksi Sistem Perpipaan Desain, Fabrikasi, dan inspeksi Sistem Perpipaan 20

Page 21: BAB VI PIPING DESIGN LOADS

Bab 6 Piping Design LoadsBab 6 Piping Design Loads

Desain, Fabrikasi, dan inspeksi Sistem Perpipaan Desain, Fabrikasi, dan inspeksi Sistem Perpipaan 21

Page 22: BAB VI PIPING DESIGN LOADS

Bab 6 Piping Design LoadsBab 6 Piping Design Loads

Desain, Fabrikasi, dan inspeksi Sistem Perpipaan Desain, Fabrikasi, dan inspeksi Sistem Perpipaan 22

6.2.2 Tekanan6.2.2 Tekanan

Sistem perpipaan umumnya mendapat beban tekanan internal dari fluida yang dialirkan

Beban tekanan lebih berpengaruh pada tegangan yang ditimbulkan pada dinding pipa dibandingkan dengan menimbulkan beban pada tumpuan. Hal ini diakibatkan beban tekan di”netralize” oleh tegangan pada dinding pipa

Sistem perpipaan umumnya mendapat beban tekanan internal dari fluida yang dialirkan

Beban tekanan lebih berpengaruh pada tegangan yang ditimbulkan pada dinding pipa dibandingkan dengan menimbulkan beban pada tumpuan. Hal ini diakibatkan beban tekan di”netralize” oleh tegangan pada dinding pipa

Page 23: BAB VI PIPING DESIGN LOADS

Bab 6 Piping Design LoadsBab 6 Piping Design Loads

Desain, Fabrikasi, dan inspeksi Sistem Perpipaan Desain, Fabrikasi, dan inspeksi Sistem Perpipaan 23

P ( AP ) - { PAP/Am }Am = 0P ( AP ) - { PAP/Am }Am = 0

Gambar 6.2Gambar 6.2

dimana :

P = tekanan internal

Ap = luas penampang rongga bagian dalam pipa

Am = luas penampang pipa

dimana :

P = tekanan internal

Ap = luas penampang rongga bagian dalam pipa

Am = luas penampang pipa

Page 24: BAB VI PIPING DESIGN LOADS

Bab 6 Piping Design LoadsBab 6 Piping Design Loads

Desain, Fabrikasi, dan inspeksi Sistem Perpipaan Desain, Fabrikasi, dan inspeksi Sistem Perpipaan 24

Jika penampang pipa tidak ‘continuous” maka beban tekanan tidak dapat ditahan oleh tegangan pada dinding pipa, sehingga harus ditahan oleh restrain-restrain dan anchor

Contoh : - slip type expansion joint

- bellows expansion joint

Jika penampang pipa tidak ‘continuous” maka beban tekanan tidak dapat ditahan oleh tegangan pada dinding pipa, sehingga harus ditahan oleh restrain-restrain dan anchor

Contoh : - slip type expansion joint

- bellows expansion joint

Page 25: BAB VI PIPING DESIGN LOADS

Bab 6 Piping Design LoadsBab 6 Piping Design Loads

Desain, Fabrikasi, dan inspeksi Sistem Perpipaan Desain, Fabrikasi, dan inspeksi Sistem Perpipaan 25

Beban tekanan pada expansion joint adalah sama dengan tekanan dikalikan luas penampang

Beban tekanan pada expansion joint adalah sama dengan tekanan dikalikan luas penampang

Gambar 6.3Gambar 6.3

Page 26: BAB VI PIPING DESIGN LOADS

Bab 6 Piping Design LoadsBab 6 Piping Design Loads

Desain, Fabrikasi, dan inspeksi Sistem Perpipaan Desain, Fabrikasi, dan inspeksi Sistem Perpipaan 26

Slip joint : Slip joint : 4

DA

2o

Do = diameter luar pipa Do = diameter luar pipa

Bellows : Bellows :

4

DA

2b

Db = diameter dalam maksimum bellows

Db = diameter dalam maksimum bellows

Page 27: BAB VI PIPING DESIGN LOADS

Bab 6 Piping Design LoadsBab 6 Piping Design Loads

Desain, Fabrikasi, dan inspeksi Sistem Perpipaan Desain, Fabrikasi, dan inspeksi Sistem Perpipaan 27

Contoh soal 2

Gambar 6.4 menunjukkan pipeline dengan diameter pipa 12 in mengalami beban tekanan internal gauge 250 psi dan mempunyai slip joint di titik C. Pipa direstrain oleh anchor di titik A dan E, dan oleh vertikal restrain di titik B dan D

Contoh soal 2

Gambar 6.4 menunjukkan pipeline dengan diameter pipa 12 in mengalami beban tekanan internal gauge 250 psi dan mempunyai slip joint di titik C. Pipa direstrain oleh anchor di titik A dan E, dan oleh vertikal restrain di titik B dan D

Page 28: BAB VI PIPING DESIGN LOADS

Bab 6 Piping Design LoadsBab 6 Piping Design Loads

Desain, Fabrikasi, dan inspeksi Sistem Perpipaan Desain, Fabrikasi, dan inspeksi Sistem Perpipaan 28

Gambar 6.4 Gambar 6.4

Page 29: BAB VI PIPING DESIGN LOADS

Bab 6 Piping Design LoadsBab 6 Piping Design Loads

Desain, Fabrikasi, dan inspeksi Sistem Perpipaan Desain, Fabrikasi, dan inspeksi Sistem Perpipaan 29

Penyelesaian contoh 2Penyelesaian contoh 2

Pipa: Dnominal = 12 in (300 mm)

P = 250 psi (1724 kPa)

Pipa: Dnominal = 12 in (300 mm)

P = 250 psi (1724 kPa)

lbDP

F 919,314

)75.12()250(4

2

0 lbDP

F 919,314

)75.12()250(4

2

0

2Pb

MA

2Pb

MA

NF 005,1424

)32385.0()1724( 2

NF 005,1424

)32385.0()1724( 2

atauatau

Dari teori batangDari teori batang

aPb

FA 2

3aPb

FA 2

3a

PbPaF

b 232

aPbPa

Fb 2

32

Page 30: BAB VI PIPING DESIGN LOADS

Bab 6 Piping Design LoadsBab 6 Piping Design Loads

Desain, Fabrikasi, dan inspeksi Sistem Perpipaan Desain, Fabrikasi, dan inspeksi Sistem Perpipaan 30

Maka:

lbftanchorpadaM .939,2392

)15)(919,31(

Nm.191,3252

)58.4)(005,142(

lbanchorpadaF 364,14)50(2

)15)(919,31)(3(

N972,63)25.15(2

)58.4)(005,142)(3(

lbrestrainpadaF 283,46)50(2

)15)(919,31)(3()50)(919,31)(2(

N977,205)25.15(2

)58.4)(005,142)(3()25.15)(005,142)(2(

Bila: P = 31,919 lb (124.005 N) a = 50 ft (15.25 m)

b = 15 ft (4.58 m)

Page 31: BAB VI PIPING DESIGN LOADS

Bab 6 Piping Design LoadsBab 6 Piping Design Loads

Desain, Fabrikasi, dan inspeksi Sistem Perpipaan Desain, Fabrikasi, dan inspeksi Sistem Perpipaan 31

• Beban yang dikategorikan occasional loads pada sistem dalam periode yang sebagian saja dari total periode operasi sistem ( 1 – 10 % ). Contoh : snow, fenomena alam (hurricane, gempa, dll), unusual plant operation (relief value discharge), postulated plant accident (pipe rupture, dll)

• Posisi tumpuan yang optimal untuk menahan occasional loads tidak selalu sama dengan posisi tumpuan untuk sustained load

- Dalam perancangan perlu dilakukan kompromi sehingga tumpuan dapat menahan kedua jenis beban tersebut - Contoh : beban dinamik paling baik ditahan dengan rigid support. Tapi rigid support akan menurunkan fleksibilitas

* Snubber mungkin dapat digunakan

• Beban yang dikategorikan occasional loads pada sistem dalam periode yang sebagian saja dari total periode operasi sistem ( 1 – 10 % ). Contoh : snow, fenomena alam (hurricane, gempa, dll), unusual plant operation (relief value discharge), postulated plant accident (pipe rupture, dll)

• Posisi tumpuan yang optimal untuk menahan occasional loads tidak selalu sama dengan posisi tumpuan untuk sustained load

- Dalam perancangan perlu dilakukan kompromi sehingga tumpuan dapat menahan kedua jenis beban tersebut - Contoh : beban dinamik paling baik ditahan dengan rigid support. Tapi rigid support akan menurunkan fleksibilitas

* Snubber mungkin dapat digunakan

6.3 Occasional Loads6.3 Occasional Loads

Page 32: BAB VI PIPING DESIGN LOADS

Bab 6 Piping Design LoadsBab 6 Piping Design Loads

Desain, Fabrikasi, dan inspeksi Sistem Perpipaan Desain, Fabrikasi, dan inspeksi Sistem Perpipaan 32

• Rekomendasi untuk menentukan posisi tumpuan untuk beban occasional:

• Rekomendasi untuk menentukan posisi tumpuan untuk beban occasional:

1. Tentukan posisi awal yang sesuai untuk beban ‘sustained’ (berat)

2. Tentukan jarak tumpuan (span) optimum untuk ‘occasional load’. Reduksi span yang didapat sampai coincides dengan kelipatan span tahap 1

3. Pada sistem pipa dingin,gunakan rigid support di semua tumpuan

4. Pada sistem pipa panas, tentukan dulu dimana lokasi rigid support dapat ditempatkan. Pada tempat tumpuan lain mungkin perlu dipasang snubber

(software : NPS OPTIM, HANGIT, QUICK PIPE)

1. Tentukan posisi awal yang sesuai untuk beban ‘sustained’ (berat)

2. Tentukan jarak tumpuan (span) optimum untuk ‘occasional load’. Reduksi span yang didapat sampai coincides dengan kelipatan span tahap 1

3. Pada sistem pipa dingin,gunakan rigid support di semua tumpuan

4. Pada sistem pipa panas, tentukan dulu dimana lokasi rigid support dapat ditempatkan. Pada tempat tumpuan lain mungkin perlu dipasang snubber

(software : NPS OPTIM, HANGIT, QUICK PIPE)

Page 33: BAB VI PIPING DESIGN LOADS

Bab 6 Piping Design LoadsBab 6 Piping Design Loads

Desain, Fabrikasi, dan inspeksi Sistem Perpipaan Desain, Fabrikasi, dan inspeksi Sistem Perpipaan 33

• Sistem pipa yang terletak outdoor harus dirancang mampu menahan beban angin maksimum yang terjadi sepanjang umur operasional pipa tertsebut.

• Kecepatan angin tergantung pada kondisi lokal, dan biasanya bervariasi terhadap elevasi

• Sistem pipa yang terletak outdoor harus dirancang mampu menahan beban angin maksimum yang terjadi sepanjang umur operasional pipa tertsebut.

• Kecepatan angin tergantung pada kondisi lokal, dan biasanya bervariasi terhadap elevasi

6.3.1 Beban Angin6.3.1 Beban Angin

Page 34: BAB VI PIPING DESIGN LOADS

Bab 6 Piping Design LoadsBab 6 Piping Design Loads

Desain, Fabrikasi, dan inspeksi Sistem Perpipaan Desain, Fabrikasi, dan inspeksi Sistem Perpipaan 34Gambar 6.5Gambar 6.5

Page 35: BAB VI PIPING DESIGN LOADS

Bab 6 Piping Design LoadsBab 6 Piping Design Loads

Desain, Fabrikasi, dan inspeksi Sistem Perpipaan Desain, Fabrikasi, dan inspeksi Sistem Perpipaan 35

• Besaran utama dari beban angin adalah diakibatkan oleh momentum angin yang mengenai pipa.

• Beban angin dimodelkan sebagai gaya uniform yang searah dengan arah angin sepanjang pipa

• Gaya angin dapat dihitung dengan menggunakan persamaan Bernoulli

• Besaran utama dari beban angin adalah diakibatkan oleh momentum angin yang mengenai pipa.

• Beban angin dimodelkan sebagai gaya uniform yang searah dengan arah angin sepanjang pipa

• Gaya angin dapat dihitung dengan menggunakan persamaan Bernoulli

Page 36: BAB VI PIPING DESIGN LOADS

Bab 6 Piping Design LoadsBab 6 Piping Design Loads

Desain, Fabrikasi, dan inspeksi Sistem Perpipaan Desain, Fabrikasi, dan inspeksi Sistem Perpipaan 36

)USCS( 4.386

q DCF d )USCS(

4.386

q DCF d

)SI(1000

qDCF d

)SI(

1000

qDCF d

dimana :

F = beban angin (N/m)

Cd = koefisien drag

q = tekanan dinamik (N/m2) = V2/2

D = diameter luar pipa (termasuk isolasi) (m)

= massa jenis udara (kg/m3)

V = kecepatan udara (m/s)

dimana :

F = beban angin (N/m)

Cd = koefisien drag

q = tekanan dinamik (N/m2) = V2/2

D = diameter luar pipa (termasuk isolasi) (m)

= massa jenis udara (kg/m3)

V = kecepatan udara (m/s)

Page 37: BAB VI PIPING DESIGN LOADS

Bab 6 Piping Design LoadsBab 6 Piping Design Loads

Desain, Fabrikasi, dan inspeksi Sistem Perpipaan Desain, Fabrikasi, dan inspeksi Sistem Perpipaan 37

Gambar 6.6Gambar 6.6

Page 38: BAB VI PIPING DESIGN LOADS

Bab 6 Piping Design LoadsBab 6 Piping Design Loads

Desain, Fabrikasi, dan inspeksi Sistem Perpipaan Desain, Fabrikasi, dan inspeksi Sistem Perpipaan 38

• Harga koefisien drag adalah merupakan fungsi dari bentuk struktur dan bilangan Reynold.

• Bilangan Reynold (dimensionless) adalah parameter yang menunjukkan derajat ke’turbulenan’ aliran fluida

• Harga koefisien drag adalah merupakan fungsi dari bentuk struktur dan bilangan Reynold.

• Bilangan Reynold (dimensionless) adalah parameter yang menunjukkan derajat ke’turbulenan’ aliran fluida

Page 39: BAB VI PIPING DESIGN LOADS

Bab 6 Piping Design LoadsBab 6 Piping Design Loads

Desain, Fabrikasi, dan inspeksi Sistem Perpipaan Desain, Fabrikasi, dan inspeksi Sistem Perpipaan 39

)USCS( 4.386

V D Rn

)USCS( 4.386

V D Rn

= massa jenis udara (kg/m3)

V = kecepatan angin (m/s)

D = diameter pipa (m)

= viskositas dinamik udara (kg/m s)

= massa jenis udara (kg/m3)

V = kecepatan angin (m/s)

D = diameter pipa (m)

= viskositas dinamik udara (kg/m s)

)SI( 1000

V D Rn

)SI( 1000

V D Rn

• Pada kondisi tertentu, perlu dimasukkan faktor keamanan tambahan yang disebut dengan Gust factor (biasanya berharga 1.0 – 1.3)

• Pada kondisi tertentu, perlu dimasukkan faktor keamanan tambahan yang disebut dengan Gust factor (biasanya berharga 1.0 – 1.3)

Page 40: BAB VI PIPING DESIGN LOADS

Bab 6 Piping Design LoadsBab 6 Piping Design Loads

Desain, Fabrikasi, dan inspeksi Sistem Perpipaan Desain, Fabrikasi, dan inspeksi Sistem Perpipaan 40

Contoh soal 3Gambar 5.11 menunjukkan sistem pipa dengan diameter nominal pipa 8 in dan tebal isolasi 2 in. Sistem pipa tersebut terkena angin dengan kecepatan maksimum 75 mph arah utara-selatan. Tentukan beban yang diterima oleh restrain C, E, dan H pada arah x.

Contoh soal 3Gambar 5.11 menunjukkan sistem pipa dengan diameter nominal pipa 8 in dan tebal isolasi 2 in. Sistem pipa tersebut terkena angin dengan kecepatan maksimum 75 mph arah utara-selatan. Tentukan beban yang diterima oleh restrain C, E, dan H pada arah x.

Page 41: BAB VI PIPING DESIGN LOADS

Bab 6 Piping Design LoadsBab 6 Piping Design Loads

Desain, Fabrikasi, dan inspeksi Sistem Perpipaan Desain, Fabrikasi, dan inspeksi Sistem Perpipaan 41

Gambar 6.7Gambar 6.7

Page 42: BAB VI PIPING DESIGN LOADS

Bab 6 Piping Design LoadsBab 6 Piping Design Loads

Desain, Fabrikasi, dan inspeksi Sistem Perpipaan Desain, Fabrikasi, dan inspeksi Sistem Perpipaan 42

Penyelesaian contoh 3Penyelesaian contoh 3

Menentukan beban angin per panjang proyeksi pipa:

V = 75 mph = 110 ft/s (33.55m/s)

udara = 0.0748 lbm/ft3 (1.198 kg/m3) pada 29.92 in Hg dan 700F (210C)

udara = 39.16 x 10-8 lbf.s/ft2 [1.87 x 10-5 kg/(m.s)]

D = 8.625 (pipa) + 2 x 2 (insulasi) = 12.625 in (320.7 mm)

Menentukan beban angin per panjang proyeksi pipa:

V = 75 mph = 110 ft/s (33.55m/s)

udara = 0.0748 lbm/ft3 (1.198 kg/m3) pada 29.92 in Hg dan 700F (210C)

udara = 39.16 x 10-8 lbf.s/ft2 [1.87 x 10-5 kg/(m.s)]

D = 8.625 (pipa) + 2 x 2 (insulasi) = 12.625 in (320.7 mm)

Bilangan Reynolds:Bilangan Reynolds:

55

109.6)1016.39)(4.386(

)110)(625.12)(0748.0(

R 5

5109.6

)1016.39)(4.386(

)110)(625.12)(0748.0(

R

55

109.6)1087.1)(1000(

)55.33)(7.320)(198.1(

R 5

5109.6

)1087.1)(1000(

)55.33)(7.320)(198.1(

R

atauatau

Page 43: BAB VI PIPING DESIGN LOADS

Bab 6 Piping Design LoadsBab 6 Piping Design Loads

Desain, Fabrikasi, dan inspeksi Sistem Perpipaan Desain, Fabrikasi, dan inspeksi Sistem Perpipaan 43

ftlbF /5.114.386

)625.12)(1100748.05.0)(6.0)(3.1( 2

ftlbF /5.114.386

)625.12)(1100748.05.0)(6.0)(3.1( 2

Gaya drag dapat dihitung dengan menggunakan faktor gust 1.3:Gaya drag dapat dihitung dengan menggunakan faktor gust 1.3:

mNF /1701000

)7.320)(55.33198.15.0)(6.0)(3.1( 2

mNF /1701000

)7.320)(55.33198.15.0)(6.0)(3.1( 2

atauatau

ftlbL

Wl/1.8

2020)20(5.11

22

ftlb

LWl

/1.82020

)20(5.1122

Actual loadActual load

Dimana

W = beban angin, lb/ft (N/m)

L = panjang sesungguhnya, ft (m)

l = panjang proyeksi, tegak lurus terhadap beban angin, ft (m)

Dimana

W = beban angin, lb/ft (N/m)

L = panjang sesungguhnya, ft (m)

l = panjang proyeksi, tegak lurus terhadap beban angin, ft (m)

Page 44: BAB VI PIPING DESIGN LOADS

Bab 6 Piping Design LoadsBab 6 Piping Design Loads

Desain, Fabrikasi, dan inspeksi Sistem Perpipaan Desain, Fabrikasi, dan inspeksi Sistem Perpipaan 44

Dengan penjumlahan momen terhadap titik A, diperoleh:0

yM

)10)(230(200 ElbE 115

)05.3)(1037(1.60 EatauNE 519

0z

M

C15)5.22(518)45(230)45(1150

lbC 1122

C6.4)9.6(2346)8.13(1037)8.13(5190

NC 5073

05182301122115 AFx

lbA 489

0234610375073519 AFx

NA 2209

atau

atau

Page 45: BAB VI PIPING DESIGN LOADS

Bab 6 Piping Design LoadsBab 6 Piping Design Loads

Desain, Fabrikasi, dan inspeksi Sistem Perpipaan Desain, Fabrikasi, dan inspeksi Sistem Perpipaan 45

Untuk segmen E-H:0)5.7(5.172)25(22935 HM

y

)892(5.200 NlbH

05.1722295.200 EFx

)894(201 NlbE

Beban total pada restrain E adalah jumlah dari beban pada setiap sisi, atau

lbEtot

316201115 N1413894519

Page 46: BAB VI PIPING DESIGN LOADS

Bab 6 Piping Design LoadsBab 6 Piping Design Loads

Desain, Fabrikasi, dan inspeksi Sistem Perpipaan Desain, Fabrikasi, dan inspeksi Sistem Perpipaan 46

6.3.2 Beban Relief Valve Discharge6.3.2 Beban Relief Valve Discharge

• Relief valve digunakan dalam sistem perpipaan sebagai ‘pembuangan tekanan’ dari sistem jika tekanan meningkat di atas operasi yang aman.

• Saat relief valve discharge, fluida akan menginitiate ‘jet force’ yang ditransfer ke sistem pipa.

• Relief valve digunakan dalam sistem perpipaan sebagai ‘pembuangan tekanan’ dari sistem jika tekanan meningkat di atas operasi yang aman.

• Saat relief valve discharge, fluida akan menginitiate ‘jet force’ yang ditransfer ke sistem pipa.

Page 47: BAB VI PIPING DESIGN LOADS

Bab 6 Piping Design LoadsBab 6 Piping Design Loads

Desain, Fabrikasi, dan inspeksi Sistem Perpipaan Desain, Fabrikasi, dan inspeksi Sistem Perpipaan 47

dimana :

F = gaya discharge

DLF = dynamic load factor

m = mass flow rate valve x1.11, lbms (kg/s)

P = static gauge pressure from discharge (N/m2)

A = discharge flow area (mm2)

dimana :

F = gaya discharge

DLF = dynamic load factor

m = mass flow rate valve x1.11, lbms (kg/s)

P = static gauge pressure from discharge (N/m2)

A = discharge flow area (mm2)

• Gaya discharge dapat dihitung dengan (B 31.1):• Gaya discharge dapat dihitung dengan (B 31.1):

)USCS( PA2.32

mVDLFF

)USCS( PA

2.32

mVDLFF

)SI(

101

PAmVDLFF

6

)SI(

101

PAmVDLFF

6

Page 48: BAB VI PIPING DESIGN LOADS

Bab 6 Piping Design LoadsBab 6 Piping Design Loads

Desain, Fabrikasi, dan inspeksi Sistem Perpipaan Desain, Fabrikasi, dan inspeksi Sistem Perpipaan 48

JugaJuga

)USCS( 1b2

)ah(50113V 0

)USCS( 1b2

)ah(50113V 0

)SI( 1b2

)ah(0085.2V 0

)SI( 1b2

)ah(0085.2V 0

ho = enthalpy stagnasi fluidaho = enthalpy stagnasi fluida

Harga a dan b diberikan pada tabel berikutHarga a dan b diberikan pada tabel berikut

Page 49: BAB VI PIPING DESIGN LOADS

Bab 6 Piping Design LoadsBab 6 Piping Design Loads

Desain, Fabrikasi, dan inspeksi Sistem Perpipaan Desain, Fabrikasi, dan inspeksi Sistem Perpipaan 49

)USCS( P - 1b2

)ah(33.48

b

1b

a

mP A

0

)USCS( P - 1b2

)ah(33.48

b

1b

a

mP A

0

)SI( P - 1b2

)ah(10995.1

b

1b

a

mP A

012

)SI( P - 1b2

)ah(10995.1

b

1b

a

mP A

012

DanDan

PA = tekanan atmosferPA = tekanan atmosfer

Page 50: BAB VI PIPING DESIGN LOADS

Bab 6 Piping Design LoadsBab 6 Piping Design Loads

Desain, Fabrikasi, dan inspeksi Sistem Perpipaan Desain, Fabrikasi, dan inspeksi Sistem Perpipaan 50

Gambar 6.8Gambar 6.8

Page 51: BAB VI PIPING DESIGN LOADS

Bab 6 Piping Design LoadsBab 6 Piping Design Loads

Desain, Fabrikasi, dan inspeksi Sistem Perpipaan Desain, Fabrikasi, dan inspeksi Sistem Perpipaan 51

• Dynamic load factor (DLF) digunakan untuk menghitung kenaikan beban akibat aplikasi yang tiba-tiba dari gaya discharge. Faktor ini bervariasi dari 1.1 sampai 2.0 tergantung dari kekakuan instalasi valve dan waktu pembukaan.

• Perhitungan DLF dapat dimulai dengan menghitung periode natural instalasi valve:

• Dynamic load factor (DLF) digunakan untuk menghitung kenaikan beban akibat aplikasi yang tiba-tiba dari gaya discharge. Faktor ini bervariasi dari 1.1 sampai 2.0 tergantung dari kekakuan instalasi valve dan waktu pembukaan.

• Perhitungan DLF dapat dimulai dengan menghitung periode natural instalasi valve:

)USCS( EI

WH1846.0T

3

)USCS( EI

WH1846.0T

3

)SI( EI

WH59.114T

3

)SI( EI

WH59.114T

3

dimana :

W = massa valve

H = jarak pipa utama ke pipa outlet (mm), in

E = modulus elastisitas pipa

I = momen inersia pipa inlet (mm4), in4

dimana :

W = massa valve

H = jarak pipa utama ke pipa outlet (mm), in

E = modulus elastisitas pipa

I = momen inersia pipa inlet (mm4), in4

Page 52: BAB VI PIPING DESIGN LOADS

Bab 6 Piping Design LoadsBab 6 Piping Design Loads

Desain, Fabrikasi, dan inspeksi Sistem Perpipaan Desain, Fabrikasi, dan inspeksi Sistem Perpipaan 52

• Step berikutnya adalah menentukan ratio to/T, dimana to adalah waktu pembukaan valve.

• DLF akhirnya dapat ditentukan dari grafik berikut:

• Step berikutnya adalah menentukan ratio to/T, dimana to adalah waktu pembukaan valve.

• DLF akhirnya dapat ditentukan dari grafik berikut:

Gambar 6.9Gambar 6.9

Page 53: BAB VI PIPING DESIGN LOADS

Bab 6 Piping Design LoadsBab 6 Piping Design Loads

Desain, Fabrikasi, dan inspeksi Sistem Perpipaan Desain, Fabrikasi, dan inspeksi Sistem Perpipaan 53

Contoh soal 4Diketahui gaya relief discharge dengan 1500 lb (Gambar 5.15). Run pipe pada tee akibat gaya 1500 lb menerima momen 3000 lb ft. Tentukan resultan reaksi di restraint.

Contoh soal 4Diketahui gaya relief discharge dengan 1500 lb (Gambar 5.15). Run pipe pada tee akibat gaya 1500 lb menerima momen 3000 lb ft. Tentukan resultan reaksi di restraint.

Page 54: BAB VI PIPING DESIGN LOADS

Bab 6 Piping Design LoadsBab 6 Piping Design Loads

Desain, Fabrikasi, dan inspeksi Sistem Perpipaan Desain, Fabrikasi, dan inspeksi Sistem Perpipaan 54

Gambar 6.10Gambar 6.10

Page 55: BAB VI PIPING DESIGN LOADS

Bab 6 Piping Design LoadsBab 6 Piping Design Loads

Desain, Fabrikasi, dan inspeksi Sistem Perpipaan Desain, Fabrikasi, dan inspeksi Sistem Perpipaan 55

Penyelesaian contoh 4Penyelesaian contoh 4

Reaksi pada restrainReaksi pada restrain

lbFa

37520

3000317

)3(1500

lbFa

37520

3000317

)3(1500

lbFb

112520

3000317

)17(1500

lbFb

112520

3000317

)17(1500

NFa

167211.6

470292.019.5

)92.0(6675

NFa

167211.6

470292.019.5

)92.0(6675

NFb

500311.6

470292.019.5

)19.5(6675

NFb

500311.6

470292.019.5

)19.5(6675

atauatau

Page 56: BAB VI PIPING DESIGN LOADS

Bab 6 Piping Design LoadsBab 6 Piping Design Loads

Desain, Fabrikasi, dan inspeksi Sistem Perpipaan Desain, Fabrikasi, dan inspeksi Sistem Perpipaan 56

• Sistem perpipaan haruslah didesain mampu menahan beban gempa

• Kriteria seismic dalam perancangan dapat dimulai dengan mengestimasi potensial gempa dalam daerah dimana pipa akan dipasang

• Sistem perpipaan haruslah didesain mampu menahan beban gempa

• Kriteria seismic dalam perancangan dapat dimulai dengan mengestimasi potensial gempa dalam daerah dimana pipa akan dipasang

6.3.3 Beban Gempa6.3.3 Beban Gempa

didapat dari literatur search contoh akibat gempa dalam Mercelli Scale

didapat dari literatur search contoh akibat gempa dalam Mercelli Scale

Page 57: BAB VI PIPING DESIGN LOADS

Bab 6 Piping Design LoadsBab 6 Piping Design Loads

Desain, Fabrikasi, dan inspeksi Sistem Perpipaan Desain, Fabrikasi, dan inspeksi Sistem Perpipaan 57

Gambar 6.11Gambar 6.11

Page 58: BAB VI PIPING DESIGN LOADS

Bab 6 Piping Design LoadsBab 6 Piping Design Loads

Desain, Fabrikasi, dan inspeksi Sistem Perpipaan Desain, Fabrikasi, dan inspeksi Sistem Perpipaan 58

• Contoh gempa di US• Contoh gempa di US

Gambar 6.12Gambar 6.12

Page 59: BAB VI PIPING DESIGN LOADS

Bab 6 Piping Design LoadsBab 6 Piping Design Loads

Desain, Fabrikasi, dan inspeksi Sistem Perpipaan Desain, Fabrikasi, dan inspeksi Sistem Perpipaan 59

• Analisis yang perlu dilakukan adalah:• Analisis yang perlu dilakukan adalah:

1. Time history analysis

• Dilakukan berdasarkan catatan gempa terhadap waktu

• Data percepatan, kecepatan dan perpindahan tanah dijadikan input untuk menganalisis model dinamik struktur pipa.

• Output hasil analisis adalah dalam bentuk perpindahan , tegangan dan gaya-gaya tumpuan

1. Time history analysis

• Dilakukan berdasarkan catatan gempa terhadap waktu

• Data percepatan, kecepatan dan perpindahan tanah dijadikan input untuk menganalisis model dinamik struktur pipa.

• Output hasil analisis adalah dalam bentuk perpindahan , tegangan dan gaya-gaya tumpuan

Page 60: BAB VI PIPING DESIGN LOADS

Bab 6 Piping Design LoadsBab 6 Piping Design Loads

Desain, Fabrikasi, dan inspeksi Sistem Perpipaan Desain, Fabrikasi, dan inspeksi Sistem Perpipaan 60

Gambar 6.13Gambar 6.13

Page 61: BAB VI PIPING DESIGN LOADS

Bab 6 Piping Design LoadsBab 6 Piping Design Loads

Desain, Fabrikasi, dan inspeksi Sistem Perpipaan Desain, Fabrikasi, dan inspeksi Sistem Perpipaan 61

2. Modal Analysis

• Alternatif lain untuk mendapatkan respon struktur terhadap gempa adalah modal analysis

• Model dinamik dari sistem pipa dibagi menjadi sejumlah model single dof yang secara keseluruhan dapat mewakili karakteristik dinamik sistem pipa

• Spektrum gempa kemudian diaplikasikan pada model untuk mendapatkan respon sistem secara keseluruhan

2. Modal Analysis

• Alternatif lain untuk mendapatkan respon struktur terhadap gempa adalah modal analysis

• Model dinamik dari sistem pipa dibagi menjadi sejumlah model single dof yang secara keseluruhan dapat mewakili karakteristik dinamik sistem pipa

• Spektrum gempa kemudian diaplikasikan pada model untuk mendapatkan respon sistem secara keseluruhan

Page 62: BAB VI PIPING DESIGN LOADS

Bab 6 Piping Design LoadsBab 6 Piping Design Loads

Desain, Fabrikasi, dan inspeksi Sistem Perpipaan Desain, Fabrikasi, dan inspeksi Sistem Perpipaan 62

Gambar 6.14Gambar 6.14

Page 63: BAB VI PIPING DESIGN LOADS

Bab 6 Piping Design LoadsBab 6 Piping Design Loads

Desain, Fabrikasi, dan inspeksi Sistem Perpipaan Desain, Fabrikasi, dan inspeksi Sistem Perpipaan 63

• Restraint diperlukan untuk menahan beban ‘sustained’ dan beban occasional. Tetapi jika terjadi kenaikan temperatur pada saat pipa beroperasi, maka pipa akan ekspansi sehingga timbul tegangan yang tinggi

• Kondisi restraint dari sudut pandang ‘thermal’, maka tidak ada restraint

perlu dirancang restraint yang optimum

• Restraint diperlukan untuk menahan beban ‘sustained’ dan beban occasional. Tetapi jika terjadi kenaikan temperatur pada saat pipa beroperasi, maka pipa akan ekspansi sehingga timbul tegangan yang tinggi

• Kondisi restraint dari sudut pandang ‘thermal’, maka tidak ada restraint

perlu dirancang restraint yang optimum

6.4 Expansion Load6.4 Expansion Load

Page 64: BAB VI PIPING DESIGN LOADS

Bab 6 Piping Design LoadsBab 6 Piping Design Loads

Desain, Fabrikasi, dan inspeksi Sistem Perpipaan Desain, Fabrikasi, dan inspeksi Sistem Perpipaan 64

• Ekspansi termal dapat dihitung dengan menggunakan persamaan :

• Ekspansi termal dapat dihitung dengan menggunakan persamaan :

6.4.1 Perhitungan Beban Termal6.4.1 Perhitungan Beban Termal

Thot

TcolddT L

Thot

TcolddT L

dimana :

=ekspansi termal (mm)

L = panjang pipa (mm)

= koefisien ekspansi termal (mm/mm0C)

T = temperatur pipa (0C)

dimana :

=ekspansi termal (mm)

L = panjang pipa (mm)

= koefisien ekspansi termal (mm/mm0C)

T = temperatur pipa (0C)

Ekspansi pipa untuk beberapa jenis material diberikan pada Tabel 5.4Ekspansi pipa untuk beberapa jenis material diberikan pada Tabel 5.4

Page 65: BAB VI PIPING DESIGN LOADS

Bab 6 Piping Design LoadsBab 6 Piping Design Loads

Desain, Fabrikasi, dan inspeksi Sistem Perpipaan Desain, Fabrikasi, dan inspeksi Sistem Perpipaan 65

Tabel 5.4Tabel 5.4

Page 66: BAB VI PIPING DESIGN LOADS

Bab 6 Piping Design LoadsBab 6 Piping Design Loads

Desain, Fabrikasi, dan inspeksi Sistem Perpipaan Desain, Fabrikasi, dan inspeksi Sistem Perpipaan 66

Page 67: BAB VI PIPING DESIGN LOADS

Bab 6 Piping Design LoadsBab 6 Piping Design Loads

Desain, Fabrikasi, dan inspeksi Sistem Perpipaan Desain, Fabrikasi, dan inspeksi Sistem Perpipaan 67

• Metode sederhana menghitung beban termal pada tumpuan digunakan ‘metode guided cantilever’ pada setiap tumpuan akan timbul:

• Metode sederhana menghitung beban termal pada tumpuan digunakan ‘metode guided cantilever’ pada setiap tumpuan akan timbul:

2L

I E 6M

2L

I E 6M

3L

I E 12P

3L

I E 12P

dimana :

P = gaya-gaya pada tumpuan

M = momen pada tumpuan

E = modulus elastisitas

dimana :

P = gaya-gaya pada tumpuan

M = momen pada tumpuan

E = modulus elastisitas

I = momen inersia

= pertambahan panjang

L = panjang pipa

• Penggunaan expansion loop adalah alternatif untuk dapat mengatasi ekspansi termal yang besar

• Penggunaan expansion loop adalah alternatif untuk dapat mengatasi ekspansi termal yang besar

Page 68: BAB VI PIPING DESIGN LOADS

Bab 6 Piping Design LoadsBab 6 Piping Design Loads

Desain, Fabrikasi, dan inspeksi Sistem Perpipaan Desain, Fabrikasi, dan inspeksi Sistem Perpipaan 68

Page 69: BAB VI PIPING DESIGN LOADS

Bab 6 Piping Design LoadsBab 6 Piping Design Loads

Desain, Fabrikasi, dan inspeksi Sistem Perpipaan Desain, Fabrikasi, dan inspeksi Sistem Perpipaan 69

Contoh soal 5 Sistem yang terlihat pada Gambar 5.26 terbuat dari baja

karbon dan beroperasi pada 3500F (1770C). Sistem tersebut menggunakan pipa berdiameter 12 in (300 mm) schedule standar dengan I = 279 in4 (1.16 x 108 mm4) dan E = 27.7 x 106 psi (1.91 x 1011 N/m2). Sistem diberi tumpuan jangkar (anchors) pada titik a dan G, dan dua tumpuan vertikal pada titik D dan E.

Tentukan :1. Pergeseran yang diserap oleh segmen A-B, B-C, dan E-F2. Gaya dan momen yang diterima oleh segmen A-B, B-C,

dan E-F3. Gaya dan momen pada tumpuan A

Contoh soal 5 Sistem yang terlihat pada Gambar 5.26 terbuat dari baja

karbon dan beroperasi pada 3500F (1770C). Sistem tersebut menggunakan pipa berdiameter 12 in (300 mm) schedule standar dengan I = 279 in4 (1.16 x 108 mm4) dan E = 27.7 x 106 psi (1.91 x 1011 N/m2). Sistem diberi tumpuan jangkar (anchors) pada titik a dan G, dan dua tumpuan vertikal pada titik D dan E.

Tentukan :1. Pergeseran yang diserap oleh segmen A-B, B-C, dan E-F2. Gaya dan momen yang diterima oleh segmen A-B, B-C,

dan E-F3. Gaya dan momen pada tumpuan A

Page 70: BAB VI PIPING DESIGN LOADS

Bab 6 Piping Design LoadsBab 6 Piping Design Loads

Desain, Fabrikasi, dan inspeksi Sistem Perpipaan Desain, Fabrikasi, dan inspeksi Sistem Perpipaan 70

Gambar 6.16Gambar 6.16

Page 71: BAB VI PIPING DESIGN LOADS

Bab 6 Piping Design LoadsBab 6 Piping Design Loads

Desain, Fabrikasi, dan inspeksi Sistem Perpipaan Desain, Fabrikasi, dan inspeksi Sistem Perpipaan 71

Penyelesaian contoh 5Penyelesaian contoh 5

T

i

n

n LL

3

3

T

i

n

n LL

3

3

)864.0(034.0306030

)30(34.0333

3

mminCBolehdiserapyangx

)864.0(034.0306030

)30(34.0333

3

mminCBolehdiserapyangx

)300(66360

)034.0)(279)(107.27(123

6

NlbCBsepanjangFx

)300(66360

)034.0)(279)(107.27(123

6

NlbCBsepanjangFx

)1.5(202.02015

)15(65.033

3

mminBAsepanjangy

)1.5(202.02015

)15(65.033

3

mminBAsepanjangy

)285,14(3210180

)202.0)(279)(107.27(123

6

NlbBAsepanjangFy

)285,14(3210180

)202.0)(279)(107.27(123

6

NlbBAsepanjangFy

Page 72: BAB VI PIPING DESIGN LOADS

Bab 6 Piping Design LoadsBab 6 Piping Design Loads

Desain, Fabrikasi, dan inspeksi Sistem Perpipaan Desain, Fabrikasi, dan inspeksi Sistem Perpipaan 72

From segment Direction Magnitude Resisted by

A-B X 0.34 in (8.6 mm) B-C, C-F, F-G

B-C Y 0.68 in (17.3 mm) A-B, C-D

C-F Z 1.36 in (34.5 mm) A-B, B-C, F-G

F-G Y 0.68 in (17.3 mm) E-F

Pergerakan PipaPergerakan Pipa

Page 73: BAB VI PIPING DESIGN LOADS

Bab 6 Piping Design LoadsBab 6 Piping Design Loads

Desain, Fabrikasi, dan inspeksi Sistem Perpipaan Desain, Fabrikasi, dan inspeksi Sistem Perpipaan 73

Untuk segemen A-BUntuk segemen A-B

).697,32(.096,289180

)202.0)(279)(107.27(62

6

NmlbinMZ

)03.2(08.0303015

)15(36.1333

3

mminZ

)5661(1272180

)08.0)(279)(107.27(123

6

NlbFZ

).950,12(.493,114180

)08.0)(279)(107.27(62

6

NmlbinMY

2

6

333

3

,@)( 360)279)(107.27(6

303015)30(36.1

CBXAtorsionXMM

).899,25(.987,228 Nmlbin

Page 74: BAB VI PIPING DESIGN LOADS

Bab 6 Piping Design LoadsBab 6 Piping Design Loads

Desain, Fabrikasi, dan inspeksi Sistem Perpipaan Desain, Fabrikasi, dan inspeksi Sistem Perpipaan 74

Fx = 66 lb (300N) Mx = 228,987 in.lb (25,899 m.N)

Fy = 3210 lb (14,285 N) My = 114,493 in.lb (1290 m.N)

Fz = 1272 lb (5661 N) Mz = 289,096 in.lb (32,697 m.N)

Fx = 66 lb (300N) Mx = 228,987 in.lb (25,899 m.N)

Fy = 3210 lb (14,285 N) My = 114,493 in.lb (1290 m.N)

Fz = 1272 lb (5661 N) Mz = 289,096 in.lb (32,697 m.N)

Dengan cara yang sama, beban-beban pada titik D dan E dapat dihitung:Dengan cara yang sama, beban-beban pada titik D dan E dapat dihitung:

)1.12(478.02015

)20(68.033

3

, mminDCY

)1.12(478.0

2015

)20(68.033

3

, mminDCY

)285,14(3210240

)478.0)(279)(107.27(123

6

, NlbF DCY

)285,14(3210

240

)478.0)(279)(107.27(123

6

, NlbF DCY

).523,43(.804,384240

)478.0)(279)(107.27(62

6

, NmlbinM DCZ

).523,43(.804,384

240

)478.0)(279)(107.27(62

6

, NmlbinM DCZ

Page 75: BAB VI PIPING DESIGN LOADS

Bab 6 Piping Design LoadsBab 6 Piping Design Loads

Desain, Fabrikasi, dan inspeksi Sistem Perpipaan Desain, Fabrikasi, dan inspeksi Sistem Perpipaan 75

)3.17(68.0,

mminFEY

)3.17(68.0

,mmin

FEY

)321,20(4567240

)68.0)(279)(107.27(123

6

,NlbF

FEY

)321,20(4567

240)68.0)(279)(107.27(12

3

6

,NlbF

FEY

).916,61(.421,547240

)68.0)(279)(107.27(62

6

,NmlbinM

FEZ

).916,61(.421,547

240)68.0)(279)(107.27(6

2

6

,NmlbinM

FEZ

Gaya Total pada titik D dan E:Gaya Total pada titik D dan E:

)570,31(7094240

421,547240

805,3843210

,NlbF

DY )570,31(7094

240421,547

240805,384

3210,

NlbFDY

)608,37(8451240

421,547240

805,3844567

,NlbF

EY )608,37(8451

240421,547

240805,384

4567,

NlbFEY

Perhitungan gaya dan momen pada anchor di titik G juga dilakukan dengan cara yang samaPerhitungan gaya dan momen pada anchor di titik G juga dilakukan dengan cara yang sama

Page 76: BAB VI PIPING DESIGN LOADS

Bab 6 Piping Design LoadsBab 6 Piping Design Loads

Desain, Fabrikasi, dan inspeksi Sistem Perpipaan Desain, Fabrikasi, dan inspeksi Sistem Perpipaan 76

• ITT Grinnel menabelkan perhitungan beban akibat termal seperti dicantumkan pada tabel 5.6

• ITT Grinnel menabelkan perhitungan beban akibat termal seperti dicantumkan pada tabel 5.6

Page 77: BAB VI PIPING DESIGN LOADS

Bab 6 Piping Design LoadsBab 6 Piping Design Loads

Desain, Fabrikasi, dan inspeksi Sistem Perpipaan Desain, Fabrikasi, dan inspeksi Sistem Perpipaan 77

Page 78: BAB VI PIPING DESIGN LOADS

Bab 6 Piping Design LoadsBab 6 Piping Design Loads

Desain, Fabrikasi, dan inspeksi Sistem Perpipaan Desain, Fabrikasi, dan inspeksi Sistem Perpipaan 78

Page 79: BAB VI PIPING DESIGN LOADS

Bab 6 Piping Design LoadsBab 6 Piping Design Loads

Desain, Fabrikasi, dan inspeksi Sistem Perpipaan Desain, Fabrikasi, dan inspeksi Sistem Perpipaan 79

Page 80: BAB VI PIPING DESIGN LOADS

Bab 6 Piping Design LoadsBab 6 Piping Design Loads

Desain, Fabrikasi, dan inspeksi Sistem Perpipaan Desain, Fabrikasi, dan inspeksi Sistem Perpipaan 80

Page 81: BAB VI PIPING DESIGN LOADS

Bab 6 Piping Design LoadsBab 6 Piping Design Loads

Desain, Fabrikasi, dan inspeksi Sistem Perpipaan Desain, Fabrikasi, dan inspeksi Sistem Perpipaan 81

Page 82: BAB VI PIPING DESIGN LOADS

Bab 6 Piping Design LoadsBab 6 Piping Design Loads

Desain, Fabrikasi, dan inspeksi Sistem Perpipaan Desain, Fabrikasi, dan inspeksi Sistem Perpipaan 82

Page 83: BAB VI PIPING DESIGN LOADS

Bab 6 Piping Design LoadsBab 6 Piping Design Loads

Desain, Fabrikasi, dan inspeksi Sistem Perpipaan Desain, Fabrikasi, dan inspeksi Sistem Perpipaan 83

Page 84: BAB VI PIPING DESIGN LOADS

Bab 6 Piping Design LoadsBab 6 Piping Design Loads

Desain, Fabrikasi, dan inspeksi Sistem Perpipaan Desain, Fabrikasi, dan inspeksi Sistem Perpipaan 84

• Perpindahan pipa akibat beban termal dapat diestimasi pada titik intermediate dengan mengasumsikan variasi linier antara titik-titik yang diketahui perpindahannya.

• Perpindahan pipa akibat beban termal dapat diestimasi pada titik intermediate dengan mengasumsikan variasi linier antara titik-titik yang diketahui perpindahannya.

6.4.2 Perhitungan Perpindahan Termal6.4.2 Perhitungan Perpindahan Termal

Page 85: BAB VI PIPING DESIGN LOADS

Bab 6 Piping Design LoadsBab 6 Piping Design Loads

Desain, Fabrikasi, dan inspeksi Sistem Perpipaan Desain, Fabrikasi, dan inspeksi Sistem Perpipaan 85

Contoh soal 6Gambar 5.28 menunjukkan semua perpindahan vertikal pada sistem,

seperti perpindhan nosel dari keadaan dingin ke keadaan panas.Titik A : 2 in (50.8 mm) ke atas, dingin (cold) ke panas (hot)Titik C : 0 inTitik F : 4 in (101.6 mm) ke bawah, dingin ke panasTitik K : 1 in (25.4 mm) ke atas, dingin ke panasTitik L : 0 inTitik M : 0 inMaterial pipa adalah intermediate alloy steel, dan sistem beroperasi

pada temperatur 9000F (4820C)Tentukana. Pertambahan panjang segmen B-C, C-D, dan I-J b. Pertambahan panjang pegas H1 dan H2c. Besar perpindahan titik E, J, dan I

Contoh soal 6Gambar 5.28 menunjukkan semua perpindahan vertikal pada sistem,

seperti perpindhan nosel dari keadaan dingin ke keadaan panas.Titik A : 2 in (50.8 mm) ke atas, dingin (cold) ke panas (hot)Titik C : 0 inTitik F : 4 in (101.6 mm) ke bawah, dingin ke panasTitik K : 1 in (25.4 mm) ke atas, dingin ke panasTitik L : 0 inTitik M : 0 inMaterial pipa adalah intermediate alloy steel, dan sistem beroperasi

pada temperatur 9000F (4820C)Tentukana. Pertambahan panjang segmen B-C, C-D, dan I-J b. Pertambahan panjang pegas H1 dan H2c. Besar perpindahan titik E, J, dan I

Page 86: BAB VI PIPING DESIGN LOADS

Bab 6 Piping Design LoadsBab 6 Piping Design Loads

Desain, Fabrikasi, dan inspeksi Sistem Perpipaan Desain, Fabrikasi, dan inspeksi Sistem Perpipaan 86

Gambar 6.17Gambar 6.17

Page 87: BAB VI PIPING DESIGN LOADS

Bab 6 Piping Design LoadsBab 6 Piping Design Loads

Desain, Fabrikasi, dan inspeksi Sistem Perpipaan Desain, Fabrikasi, dan inspeksi Sistem Perpipaan 87

Penyelesaian contoh 6

Dari tabel 5.4: ekspansi = 0.0707 in/ft (0.0059 mm/m), sehingga:

LB-C = (0.0707)(15) = 1.06 in (26.9 mm) ke atas

LC-D = (0.0707)(30) = 2.12 in (53.8 mm) ke bawah

LI-J = (0.0707)(10) = 0.707 in (18.0 mm)

H1 = 1.06 +4/28(2-1.06)=1.19 in (30.2 mm) ke atas

Perpindahan di titik E:

E = 28/44 (4) = 2.55 in (64.8 mm) ke bawah

H2 = 2.12 + 4/21 (2.55-2.12) = 2.2 in (55.9 mm) ke bawah

K = 1 – 0.707 = 0.273 in (6.9 mm)

J = 1 – 6/94 (0.273) = 0.983 in (25.0 mm)

I = 0.983 – 0.707 = 0.276 in (7.0 mm)

Penyelesaian contoh 6

Dari tabel 5.4: ekspansi = 0.0707 in/ft (0.0059 mm/m), sehingga:

LB-C = (0.0707)(15) = 1.06 in (26.9 mm) ke atas

LC-D = (0.0707)(30) = 2.12 in (53.8 mm) ke bawah

LI-J = (0.0707)(10) = 0.707 in (18.0 mm)

H1 = 1.06 +4/28(2-1.06)=1.19 in (30.2 mm) ke atas

Perpindahan di titik E:

E = 28/44 (4) = 2.55 in (64.8 mm) ke bawah

H2 = 2.12 + 4/21 (2.55-2.12) = 2.2 in (55.9 mm) ke bawah

K = 1 – 0.707 = 0.273 in (6.9 mm)

J = 1 – 6/94 (0.273) = 0.983 in (25.0 mm)

I = 0.983 – 0.707 = 0.276 in (7.0 mm)