BAB II jiwa fix new

download BAB II jiwa fix new

of 23

Transcript of BAB II jiwa fix new

  • 8/18/2019 BAB II jiwa fix new

    1/23

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

     A. Tinjauan Umum Tentang Kepatuhan

    1. Pengertian Kepatuhan

    Menurut WHO dalam konferensi bulan Juni, 2001 menebutkan

     bah!a patuh atau kepatuhan merupakan ke"enderungan penderita

    melakukan instruksi medikasi ang dian#urkan $%ational &nstitute for 

    Health and 'lini"al ()"ellen"edalam *ough, 2011+. Kepatuhan diartikan

    sebagai ri!aat pengobatan penderita berdasarkan pengobatan ang sudah

    ditetapkan. Kepatuhan minum obat sendiri kembali kepada kesesuaian

     penderita dengan rekomendasi pemberi pelaanan ang berhubungan

    dengan !aktu, dosis, dan frekuensi pengobatan selama #angka !aktu

     pengobatan ang dian#urkan. ebalikna, -ketekunan menga"u pada

    tindakan untuk melan#utkan pengobatan untuk #angka !aktu ang

    ditentukan sehingga dapat didefinisikan sebagai total pan#ang !aktu

     penderita mengambil obat dibatasi oleh !aktu antara dosis pertama dan

    terakhir $Petorson dalam /gen" for Health"are esear"h and ualit

    2012+.

    2. aktor3aktor ang Mempengaruhi Kepatuhan

    aktor3faktor ang mempengaruhi kepatuhan ialah sesuatu ang

    dapat meningkatkan ataupun menurunkan kepatuhan penderita terhadap

     pengobatan. /da beberapa faktor ang mendukung sikap patuh penderita

    12

  • 8/18/2019 BAB II jiwa fix new

    2/23

    diantarana4 pendidikan, akomodasi, modifikasi faktor lingkungan dan

    sosial, perubahan model terapi, interaksi profesional, faktor sosial dan

    ekonomi, faktor sistem kesehatan, faktor kondisi, faktor terapi dan faktor 

    klien #uga mempengaruhi kepatuhan $tein dalam %i5en dalam /hsan

    dkk., 20126 WHO, 2007+. elain itu, beberapa alasan mengapa seseorang

    tidak patuh dalam pengobatan, diantarana4 lupa untuk mengkonsumsi,

     biaa ang mahal, kemiskinan, efek samping, durasi ang lama dan stigma

    $Hanes dalam *ough, 2011+.

    Kepatuhan dipengaruhi oleh 8 dimensi sebagaimana ang

    di#elaskan dalam buku panduan WHO tahun 2007 mengenai pengobatan

     #angka lama ang tergambar pada bagan berikut 4

    9agan 2.1 dimensi interaksi ketidakpatuhan

    13

    Therapy-Related 

     Factor 

    Social and 

    economic factor 

     Patient-related 

     factor 

     Health Care

    System/team Factor 

    Conditions-Related  Factor 

  • 8/18/2019 BAB II jiwa fix new

    3/23

    Meskipun oleh sebagian orang mengatakan bah!a kepatuhan ialah

    tentang bagaimana indi5idu ang bersangkutan mengatur dirina agar selalu

     patuh, namun tidak bisa dihilangkan faktor3faktor ang dapat mempengaruhi

    kepatuhan indi5idu tersebut. 9erikut di#elaskan faktor ang dianggap sebagai

    8 dimensi dimaksud ialah4

    a. aktor osial dan (konomi $o"ial and ("onomi" a"tors+

    Meskipun status ekonomi sosial tidak konsisten men#adi prediktor 

    tunggal kepatuhan, namun di negara3negara berkembang status ekonomi

    sosial ang rendah membuat penderita untuk menentukan hal ang lebih

     prioritas daripada untuk pengobatan. 9eberapa faktor ang se"ara

    signifikan dapat mempengaruhi kepatuhan ialah4 status ekonomi sosial,

    kemiskinan, kebutahan, pendidikan ang rendah, pengangguran,

    kurangna dukungan sosial, kondisi kehidupan ang tidak stabil, #arak ke

    tempat pengobatan, transportasi dan pengobatan ang mahal, situasi

    lingkungan ang berubah, budaa dan keper"aaan terhadap sakit dan

     pengobatan, serta disfungsi keluarga.

    b. aktor Penderita $Patient3elated a"tors+

    Persepsi terhadap kebutuhan pengobatan seseorang dipengaruhi

    oleh ge#ala penakit, harapan dan pengalaman. Mereka meakini bah!a

    dari pengobatan akan memberikan se#umlah efek samping ang dirasa

    14

  • 8/18/2019 BAB II jiwa fix new

    4/23

    mengganggu, selain itu kekha!atiran tentang efek #angka pan#ang dan

    ketergantungan #uga mereka pikirkan.

    Pengetahuan dan keper"aaan penderita tentang penakit mereka,

    moti5asi untuk mengatur pengobatan, dan harapan terhadap kesembuhan

     penderita dapat mempengaruhi perilaku kepatuhan penderita. edangkan

    faktor penderita ang mempengaruhi kepatuhan itu sendiri ialah4 lupa,

    stres psikososial, ke"emasan akan keadaan ang lebih parah, moti5asi

    ang rendah, kurangna pengetahuan dan ketidakmampuan untuk 

    memanagege#ala penakit dan pengobatan, kesalahpahaman dan

    ketidakterimaan terhadap penakit, ketidakper"aaan terhadap diagnosis,

    kesalahpahaman terhadap instruksi pengobatan, rendahna harapan

    terhadap pengobatan, kurangna kontrol pengobatan, tidak ada harapan

    dan perasaan negatif, frustasi dengan petugas kesehatan, "emas terhadap

    komplektisitas regimen pengobatan, dan merasa terstigma oleh penakit.

    Moti5asi penderita untuk patuh dalam pengobatan dipengaruhi

    oleh nilai dan tempat dimana mereka berobat $baik biaa maupun

    keper"aaan terhadap pelaanan+. ehingga, untuk meningkatkan tingkat

    kepatuhan penderita, maka petugas kesehatan perlu meningkatkan

    kemampuan mana#erial, keper"aaan diri, serta sikap ang meakinkan

    kepada penderita.

    15

  • 8/18/2019 BAB II jiwa fix new

    5/23

     b. aktor :erapi $:herap3elated a"tors+

    /da banak faktor terapi ang mempengaruhi kepatuhan,

    diantarana komplektisitas regimen obat, durasi pengobatan, kegagalan

     pengobatan sebelumna, perubahan dalam pengobatan, kesiapan terhadap

    adana efek samping, serta ketersediaanna dukungan tenaga kesehatan

    terhadap penderita.". aktor Kondisi $'onditions3elated a"tors+

    aktor kondisi merepresentasikan keadaan sakit ang dihadapi

    oleh penderita. 9eberapa ang dapat mempengaruhi kepatuhan ialah4

    keparahan ge#ala, tingkat ke"a"atan, progres penakit, adana pengobatan

    ang efektif. Pengaruh dari faktor3faktor tersebut tergantung bagaimana

     persepsi penderita, namun hal ang paling penting ialah penderita tetap

    mengikuti pengobatan dan men#adikan ang prioritas.

    d. aktor :im; istem Kesehatan $Health 'are stem; :eam a"tors+Peran petugas kesehatan adalah suatu kegiatan ang diharapkan

    dari seseorang petugas kesehatan ang memberikan pelaanan kesehatan

    kepada masarakat untuk meningkatkan dera#at kesehatan masarakat.

    Kepuasan pasien atas pelaanan ang diberikan oleh petugas kesehatan

    akan mempengaruhi kepatuhan pasien dalam mengikuti terapi ang akan

    dilaksanakan.

    Penelitian ang menghubungkan antara sistem kesehatan dan

    kepatuhan penderita sendiri masih sedikit. Meski demikian hubungan ang

     baik antara tenaga kesehatan dan penderita dapat meningkatkan kepatuhan

     penderita dalam pengobatan. 9eberapa faktor ang dapat memberi

    16

  • 8/18/2019 BAB II jiwa fix new

    6/23

     pengaruh negatif antara lain kurangna pengembangan sistem kesehatan

    ang dibiaai oleh asuransi, kurangna sistem distribusi obat, kurangna

     pengetahuan dan pelatihan kepada tenaga kesehatan tentang memanage

     penakit kronik, #am ker#a ang berlebih, imbalan biaa ang tidak 

    sepadan terhadap tenaga kesehatan, konsultasi ang sebentar,

    ketidakmampuan membangun dukungan komunitas dan mana#emen diri

     penderita, kurangna pengetahuan tentang kepatuhan dan inter5ensi ang

    efektif untuk meningkatkanna $ntuk itu, petugas harus memberikan !aktu

    ang "ukup untuk memberikan pelaanan kepada setiap pasien. istem

    ang terpadu dari pelaanan kesehatan harus dapat memberikan sistem

     pelaanan ang mendukung kemauan pasien untuk mematuhi terapina.

  • 8/18/2019 BAB II jiwa fix new

    7/23

    9eberapa peneliti memasukkan faktor3faktor farmakologik sebagai

     bagian dari ketidakpatuhan terhadap pengobatan ang meliputi efek samping

    obat ang mengganggu dan dosis ang tidak efektif. /tas dasar tersebut,

    faktor3faktor farmakologik tersebut ang diduga berperan dalam

    menimbulkan relaps akan dianggap sebagai bagian ketidakpatuhan terhadap

    medikasi $iman#untak,200?+.

    Menurut @ustina $200A+ terdapat prinsip B tepat ang harus dipatuhi

    dalam pemberian obat, aitu4

    1. :epat obat, aitu a+ Menege"ek program terapi pengobatan dari dokter, b+

    Menanakan ada tidakna alergi obat, "+ Menanakan keluhan pasien

    sebelum dan setelah memberikan obat, d+ Menge"ek label obat 7 kali

    $ saat melihat kemasan, sebelum menuangkan, dan setelah menuangkan

    obat+ sebelum memberikan obat, e+ Mengetahui interaksi obat, f+

    Mengetahui efek samping obat, g+ Hana memberikan obat ang

    disiapkan sendiri2. :epat dosis, aitu a+ Menge"ek program terapi pengobatan dari dokter, b+

    Menge"ek hasil hitungan dosis dengan pera!at lain $double "he"k+, "+

    Men"ampur ; mengoplos obat sesuai petun#uk panda label ; kemasan obat

    7. :epat !aktu, aitu a+ Menge"ek program terapi pengobatan dari dokter,

    Pastikan pemberian obat tepat pada #ad!alna, misalna 7 ) 1 berarti

    obat diberikan setiap ? #am dalam 2= #am 6 #ika 2 ) 1 berarti obat

    diberikan setiap 12 #am sekali, b+ Menge"ek tanggal kadaluarsa obat, "+

    18

  • 8/18/2019 BAB II jiwa fix new

    8/23

    Memberikan obat dalam rentang 70 menit sebelum sampai 70 menit

    setelah !aktu ang diprogramkan=. :epat pasien, aitu a+ Menge"ek program terapi pengobatan dari dokter,

     b+ Memanggil nama pasien ang akan diberikan obat, "+ Menge"ek 

    identitas pasien pada papan ; kardeks di tempat tidur pasien ang akan

    diberikan obat8. :epat "ara pemberian, aitu a+ Menge"ek program terapi pengobatan dari

    dokter, b+ Menge"ek "ara pemberian pada label ; kemasan obat, "+

    Pemberian per oral 4 menge"ek kemampuan menelan, menunggui pasien

    sampai meminum obatna, d+ Pemberian melalui intramuskular 4 tidak 

    memberikan obat C 8 "" pada satu lokasi suntikanB. :epat dokumentasi, aitu a+ Menge"ek program terapi pengobatan dari

    dokter, b+ Men"atat nama pasien , nama obat, dosis, "ara dan !aktu

     pemberian obat, "+ Men"antumkan nama; inisial dan paraf, d+ Men"atat

    keluhan pasien, e+ Men"atat penolakan pasien, e+ Men"atat #umlah "airan

    ang digunakan untuk melarutkan obat $pada pasien ang memerlukan

     pembatasan "airan+, f+ Men"atat segera setelah memberikan obat

    Kepatuhan ter#adi bila aturan pakai obat ang diresepkan serta

     pemberianna di rumah sakit diikuti dengan benar. Jika terapi ini akan

    dilan#utkan setelah pasien pulang, penting agar pasien mengerti dan dapat

    meneruskan terapi itu dengan benar tanpa penga!asan. 9eberapa kondisi

    ang menebabkan pasien tidak patuh dalam minum obat aitu a+ Kurang

     pahamna pasien terhadap tu#uan pengobatan itu, b+ :idak mengertina pasien

    19

  • 8/18/2019 BAB II jiwa fix new

    9/23

    tentang pentingna mengikuti aturan pengobatan ang ditetapkan sehubungan

    dengan prognosisna, "+ ukarna memperoleh obat tersebut di luar rumah

    sakit, d+ Mahalna harga obat, e+ Kurangna kepedulian dan perhatian

    keluarga ang mungkin bertanggung#a!ab atas pemberian obat itu kepada

     pasien $@ustina, 200A+.

    :erapi obat ang efektif dan aman hana dapat di"apai bila pasien dan

    keluarga mengetahui seluk beluk pengobatan serta kegunaana. Maka pera!at

     perlu memberikan K&( aitu pedoman Komunikasi &nformasi dan (dukasi

    kepada pasien maupun keluarga tentang 4 1+ %ama obatna, 2+ Kegunaan obat

    itu, 7+ Jumlah obat untuk dosis tunggal, =+ Jumlah total kali minum obat, 8+

    Waktu obat itu harus diminum $sebelum atau sesudah makan, antibiotik tidak 

    diminum bersama susu+, B+ >ntuk berapa hari obat itu harus diminum, D+

    /pakah harus sampai habis atau berhenti setelah keluhan menghilang, ?+ ute

     pemberian obat, D+ Kenali #ika ada efek samping atau alergi obat dan "ara

    mengatasina, ?+ Jangan mengoperasikan mesin ang rumit atau mengendarai

    kendaraan bermotor pada terapi obat tertentu misalna sedatif, antihistamin,

    A+ 'ara penimpanan obat, perlu lemari es atau tidak, 10+ etelah obat habis

    apakah perlu kontrol ulang atau tidak $@ustina, 200A+.

    eperti ang telah dikembangkan oleh

  • 8/18/2019 BAB II jiwa fix new

    10/23

    men#amin seseorang menelesaikan pengobatan. ebaikna PMO adalah

     petugas kesehatan, misalna bidan di desa, pera!at, pekara sanitarian, #uru

    imunisasi dll. 9ila tidak ada petugas kesehatan ang memungkinkan, PMO

    dapat berasal dari kader kesehatan, guru, atau tokoh masarakat lainna atau

    anggota keluarga $/melda, 2012+.

    PMO bertanggung #a!ab untuk memastikan pasien meminum obat

    sesuai an#uran petugas puskesmas;>PK. /dapun sarat dan tugas PMO, aitu4

    1. arat PMO

    a. eseorang ang dikenal , diper"aa dan disetu#ui baik oleh petugas

    kesehatan maupun penderita.

     b. eseorang ang tinggal dekat dengan penderita.". 9ersedia membantu penderita dengan sukarela.

    d. 9ersedia dilatih dan atau mendapat penuluhan bersama3sama dengan

     penderita.2. :ugas PMO

    a. Melihat pasien saat menelan obat

     b. Jangan membiarkan pasien menunggu". Memastikan pasien meminum obat sesuai dengan #ad!alna.

    d. Memastikan obat tersebut benar.

    e. Memoti5asi pasien agar tidak putus asa untuk berobat se"ara teratur,

    demi kesembuhanna.

    f. Me!aspadai efek samping obat $iska, 2017+

    7. Peningkatan Kepatuhan.Menurut leis"ha"ker $2007+ dalam meningkatkan kepatuhan

    komunikasi merupakan "ara antara tim medis dan pasien dalam berbi"ara

    mengenai obat ang di tulis. Keefektifan komunikasi akan men#adi

     penentu utama kepatuhan pasien.

  • 8/18/2019 BAB II jiwa fix new

    11/23

    a. Mengidentifikasi faktor resiko aitu mengenal indi5idu ang

    mungkin tidak patuh, sebagaimana di duga oleh suatu pertimbangan

     berbagai faktor resiko ang perlu diperhitungkan dalam

    meren"anakan terapi pasien, agar regimen se#auh mungkin

    kompatibel dengan kegiatan normal pasien.

     b. Pengembangan ren"ana pengobatan aitu ren"ana pengobatan harus

    di dasarkan pada kebutuhan pasien, apabila mungkin pasien harus

    men#adi partisipan dalam keputusan pemberian regimen terapi. >ntuk 

    membantu ketidaknamanan dan kelalaian, regimen harus

    disesuaikan agar dosis ang diberikan pada !aktu ang sesuai dengan

     #ad!al pasien.

    ". /lat bantu kepatuhan ang meliputi pemberian label dan kalender 

     pengobatan dan kartu pengingat obat sehingga pasien mengerti

    tentang penggunaan dalam membantu pasien mengerti obat ang

    digunakan, kapan digunakan, dan mengenai dosis obat ang

    digunakan $leis"ha"ker, 2007+. B. Tinjauan Umum Tentang Skizofrenia

    1.

  • 8/18/2019 BAB II jiwa fix new

    12/23

     pembi"araan, pikiran, dan gerakan psikomotorik. %aris aktifitas dari

    kehidupanna sehari3hari mengalami gangguan, sehingga kerap kali

    masarakat memandang penderitana sebagai orang rendah dan sering

    dile"ehkan $Pieter, 2011+.

    Hal serupa #uga dikatakan Ginda '. 'opel $200D+, bah!a

    skiEofrenia adalah gangguan psikotik ang ditandai dengan gangguan

    komunikasi, bahasa, pikiran, persepsi, dan perilaku. kiEofrenia ditandai

    dengan dua ge#ala utama, akni pada ge#ala positif dan negati5e. *e#ala

     positf berfokus pada distorsi fungsi normal. /dapun, pada ge#ala negati5e

    mengidentifikasi hilangna fungsi normal. 'ontoh ge#ala positif adalah

    !aham, halusinasi, ketidakteraturan dalam bi"ara, dan keka"auan ang

    meneluruh atau perilaku katatonik $Pieter, 2011+.

    2. 'iri3"iri kiEofrenia

    a.'iri3"iri klinis gangguan kiEofrenia menutut

  • 8/18/2019 BAB II jiwa fix new

    13/23

    12) Harapan hidup ang sangat rendah, "enderung bunuh diri.

    13) Mengalami kerusakan bagian otak terutama pada area

    neurotransmiter $Pieter, 2011+.

     b. *e#ala3ge#ala umum skiEofrenia

    *e#ala3ge#ala skiEofrenia tidak semuana menun#ukkan ge#ala3

    ge#ala ang sama #enisna. etiap ge#ala3ge#ala skiEofrenia ber5ariasi

    dari satu orang ke orang lain. *e#ala3ge#ala ang laEim dari penderita

    skiEofrenia aitu 4

    1+

  • 8/18/2019 BAB II jiwa fix new

    14/23

    $"+ Waham kebesaran, adalah suatu keakinan bah!a

    dirina memiliki kekuatan ang lebih, terkenal,

     berkuasa, dan dia "enderung membesar3besarkan

    dirina.

    $d+ Waham somati", adalah keakinan bah!a pada bagian3

     bagian tubuhna berpenakitan ang sebenarna tak 

    ada.

    $e+

  • 8/18/2019 BAB II jiwa fix new

    15/23

    Halusinasi ialah suatu pengalaman pada suatu ke#adian

    sensoris tanpa ada input dari lingkungan sekitarna.Mark 

  • 8/18/2019 BAB II jiwa fix new

    16/23

    e+ :idak men#a!ab pertanaan dan memberikan #a!aban ang

    menimpan dari pertanaan atau clanging  $berbi"ara dengan kata

    dan kalimat ang tidak dapat dimengerti+

    7+ :imbulna masalah3masalah perilakuPengulangan sikap motorik tertentu, seperti menggosok3gosok 

    kepala, meremas3remas, atau merobek3robek pakaian dalam situasi

    tertentu merupakan bentuk perilaku abnormal dari penderita

    skiEofrenia. :indakanna tanpa tu#uan dan berulang3ulang, atau

    sebalikna pula penderita skiEofrenia sama sekali tidak melakukan

    gerakan hingga mereka men"apai tahap catatonic stpor $tidak 

    melakukan apapun dan tidak bergerak sama sekali dalam kurun !aktu

    ang lama+.

    Masalah3masalah perilaku ang ditun#ukkan para penderita

    skiEofrenia aitu 4

    a+ bergerak dengan kegaduhan

     b+ agitasi liar dan imo!ilitas katatonik "+ "a#y fle#i!ility $mempertahankan sikap tubuh pada posisi ang

    sama ketika orang lain berusaha menggerakkanna+d+ "ara berpakaian ang tak #elas dan tak pas pada situasina.

    e+ /fek ang tidak pas pada situasi.

    f+ :idak memedulikan higenis personality

    =+ /5olisi $ketidakmampuan mempertahankan akti5itas+ $%olisi adalah ketidakmampuan seseorang untuk memulai dan

    mempertahankan berbagai ma"am kegiatan ataupun akti5itas.

    9iasana penderita skiEofrenia akan menun#ukkan sikap ang apatis,

    tidak berminat melakukan akti5itas dan tidak memedulikan masalah

    kesehatan dan higienis pribadina.

    8+ /logia $ketiadaan pembi"araan+

    27

  • 8/18/2019 BAB II jiwa fix new

    17/23

     $logia berasal dari kata a $tanpa+ logos $kata+, akni ketiadaan

     pembi"araan. Penderita skiEofrenia akan menun#ukkan alogia dalam

     bentuk #a!aban pendek, terbatas, dan tidak tertarik untuk ber"erita.

    B+ /nhedonia $ketiadaan perasaan senang atau bahagia+.

    Penderita skiEofrenia sering kali mengalami anhedonia&

     $nhedonia  ialah ketiadaan perasaan senang $bahagia+ ang ditandai

    dengan sikap tidak peduli atas kegiatan ang biasa dianggap

    menenangkan, seperti tidak tertarik makan atau relasi seks.

    D+ Pendataran afek $ketiadaan emosi+ dan penarikan diri.

    Kira3kira I penderita skiEofrenia mengalami pendataran afek 

    $Mala, dkk, 2002+. Pendataran afek penderita skiEofrenia ditandai

    dengan ketiadaan emosi, pandangan kosong, bi"ara datar tanpa

    intonasi, tidak terpengaruh situasi lingkungan sekitarna, dan tidak 

    memiliki ekspresi !a#ah.

    7. ase3fase skiEofrenia

    a. ase ProdromalPada beberapa kasus skiEofrenia, gangguan skiEofrenia dapat

    menerang se"ara tiba3tiba dan berlangsung dalam beberapa hari.

    Penderitana mengalami penurunan fungsi3fungsi tertentu, seperti

    fungsi pera!atan diri, so"ial, !aktu luang, peker#aan, pendidikan

    akademis. Keadaan ini berlangsung B312 bulan hingga timbul ge#ala

     positif dan negati5e skiEofrenia. 'iri3"iri umum pada fase  prodromal 

    antara lain 4

    28

  • 8/18/2019 BAB II jiwa fix new

    18/23

    1+ 9erhenti memerhatikan dan memedulikan penampilan dan

    kebersihan, seperti lupa mandi, lupa tidur, atau lupa makan.2+ ering mengalami kebingungan.

    7+ 9erbi"ara tidak #elas dan serampangan.

    =+ Prestasi sekolah atau peker#aan se"ara drastis menurun.8+ ering melakukan kesalahan, seperti sering terlambat dating ker#a,

    sering "eroboh, kurangna konsentrasi, dan perhatian.

    B+ ering melakukan akti5itas ang aneh, seperti berpakaian aneh atau

    tidak pas dengan situasi dan ber#alan tanpa busana.

    D+ enang memungut sampah

     b. ase /ktif 

    Pada fase aktif, penderita skiEofrenia telah menun#ukkan ge#ala

     psikotik umumna, seperti delusi, halusinasi, pembi"araan ang

    disorganisasi, dan penarikan diri.

    ". ase esidual

    Pada fase residual perilaku skiEofrenia merupakan kelan#utan

    dari fase aktif, akni pola pembi"araan ang melantur, mengalami

    halusinasi, delusi memiliki ide3ide ang rumit, merasa mengetahui

    kehidupan masa ang akan dating, dan penarikan diri dari relasi so"ial

    $Pieter, 2011+.

    =. aktor3faktor ang memengaruhi skiEofrenia

    a. aktor 9iologisaktor3faktor biologis ang berkaitan dengan pembentukan

    gangguan gangguan skiEofrenia adalah perubahan abnormal

    neroanatomis dan nerokimia dalam otak.

     b. aktor Psikologiselan#utna se"ara umum fa"tor3faktor psikologis ang

     berkaitan pada pembentukan gangguan skiEofrenia antara lain 4

    29

  • 8/18/2019 BAB II jiwa fix new

    19/23

    1+ tress berat sebagai akibat tidak adana dukungan orang tua, orang

    tua ang bersikap dingin, dominan, atau penolakan.2+ ikap permusuhan, kritikan, dan keterlibatan emosional ang terlalu

    mendalam dari anggota keluarga atau lingkungan.7+ tress atau konflik akibat peperangan.

    ". aktor sosial

    aktor3faktor so"ial ang memi"u dalam pembentukan

    gangguan skizofrenia antara lain 4

    1+ Pola asuh dan adopsi keluarga, terutama pada keluarga ang

    memiliki latar belakang gangguan skiEofrenia.2+ Penilaian masarakat sekitarna ang menganggap bah!a

    skiEofrenia merupakan kepribadian ang #elek atau hina.

    7+ /dana kepedihan emosi dan keakinan ang salah, seperti delusi

    atau halusinasi ang menebabkanna menarik diri.

    =+ :untutan hidup lingkungan ang tinggi sehingga penderita tidak 

    mampu mengikuti segala aturan ang berlaku.8+ Kultur atau budaa di mana penderita tinggal dan berintraksi sosial

    ang menekankan pola kritikan dan sikap permusuhan $Pieter,

    2011+.

    8. :ipe3tipe kiEofrenia

  • 8/18/2019 BAB II jiwa fix new

    20/23

    a& Tipe Paranoid

    'iri utama skiEofrenia tipe ini adalah !aham ang men"olok 

    atau halusinasi auditorik dalam konteks terdapatna fungsi kognitif 

    dan afektif ang relatif masih ter#aga.Waham biasana adalah !aham

    ke#ar atau !aham kebesaran, atau keduana, tetapi !aham dengan

    tema lain $misalna !aham ke"emburuan, keagamaan, atau somalisas+

    mungkin #uga mun"ul.'iri3"iri lainna meliputi ansietas, kemarahan,

    men#aga #arak dan suka berargumentasi, dan agresif. b. Tipe 'isorganized  $tidak terorganisasi+

    'iri utama skiEofrenia tipe disorganiEed adalah pembi"araan

    ka"au, tingkah laku ka"au dan afek ang datar atau inappropriate&

    Pembi"araan ang ka"au dapat disertai kekonolan dan terta!a ang

    tidak erat kaitanna dengan isi pembi"araan.

  • 8/18/2019 BAB II jiwa fix new

    21/23

    :ipe >ndifferentiated merupakan tipe skiEofrenia ang

    menampilkan perubahan pola simptom3simptom ang "epat

    menangkut semua indikator skiEofrenia. Misalna, indikasi ang

    sangat ru!et, kebingungan $confsion+, emosi ang tidak dapat

    dipegang karena berubah3ubah, adana delusi, referensi ang berubah3

    ubah atau salah, adana ketergugahan ang sangat besar, autisme

    seperti mimpi, depresi, dan se!aktu3!aktu #uga ada fase ang

    menun#ukkan ketakutan.

    e& Tipe Residal

    :ipe ini merupakan kategori ang dianggap telah terlepas dari

    skiEofrenia tetapi masih memperlihatkan ge#ala3ge#ala residual atau

    sisa, seperti keakinan3keakinan negatif, atau mungkin masih

    memiliki ide3ide tidak !a#ar ang tidak sepenuhna delusional.*e#ala3

    ge#ala residual itu dapat meliputi menarik diri se"ara sosial, pikiran3

     pikiran gan#il, inakti5itas, dan afek datar, berlebihan, negati5isme ang

    ekstrim, sama sekali tidak mau bi"ara dan berkomunikasi )mtism*,

    gerakan3gerakan ang tidak terkendali, mengulang u"apan orang lain

    )echolalia* atau mengikuti tingkah laku orang lain )echopra#ia*+

    $iahaan, 2012+.

    B. Penanganganan kiEofrenia

    a. Penanganan psikologise"ara umum langkah3langkah penanganan psikologis ang

    dapat diambil ialah membantu klien dan keeluargana memahami

    32

  • 8/18/2019 BAB II jiwa fix new

    22/23

     #enis penakit skiEofrenia dan faktor3faktor pen"etusna, apakah

    akibat ke#adian traumatis, sikap permusuhan, menediakan sumber 

    daa untuk menghadapi tantangan emosional, dan menga#arkan

    keterampilan komunikasi kepada klien dan anggota keluargana.

     b. :erapi perilaku

    1+ /#arkan klien untuk memiliki rasa per"aa diri.

    2+ 9antu klien untuk menghilangkan pola pikir ang salah, !aham,

    dan halusinasina.

    7+ 9antu klien untuk menghilangkan ke"emasanna.

    =+ okuskan pada konsekuensi perilaku disfungsional dan "ara3"ara

    mengubahna.8+ /#arkan klien untuk bela#ar dalam dalam keterampilan sosial atau

    akti5itas sehari3hari.B+ /#arkan klien utnuk berkomunikasi

    D+ /#arkan kepada klien untuk memiliki ekspresi afeksi

    ?+ *unakan sistem penghargaan untuk menguatkan perilaku ang

    diinginkan sesuai dengan hak3hak pribadina.

    ". :erapi kelompok 1+ okuskan pada keterampilan kehidupan kehidupan sehari3hari

    2+ /#arkan "ara3"ara mengelolah stresor lingkungan.

    7+ /#ari klien dalam membina hubungan interpersonal.=+ 9antu klien untuk mengembangkan rasa per"aa diri.

    8+ 9erikan interaksi ang bersifat mendukung dan memberikan

    umpan balik langsung kepada klien.B+ Menediakan tempat bagi klien untuk mengekspresikan

     perasaanna dan membi"arakan masalah3masalahna.D+ Hadirkan kesmpatan untuk memberikan dan menerima dukungan

    kepada klien.d. :erapi Keluarga

    1+ okuskan pada peningkatan pengetahuan tentang struktur dan

    fungsi sstem keluarga

    33

  • 8/18/2019 BAB II jiwa fix new

    23/23

    2+ Membantu keluarga untuk bisa bersikap mendukung dan mera!at

     penderita tanpa men#adi o%er protecti%e&7+ /n#urkan ke#u#uran dalam mengekspresikan perasaan.

    =+ :ingkatkan "ara3"ara efektif dalam mengatasi perasaan negati5e

    dan konflik keluarga

    8+ Klarifikasi pembatasan dan peran keluarga

    B+