Lisa S. Kantor, Esq. Kantor & Kantor (877) 783-8686 [email protected]
Arie Oktaviani, 2009 “Corporate Social Responsibility .../Kegiatan... · 3 PENGESAHAN Tugas akhir...
Transcript of Arie Oktaviani, 2009 “Corporate Social Responsibility .../Kegiatan... · 3 PENGESAHAN Tugas akhir...
ABSTRACT
Arie Oktaviani, 2009 “Corporate Social Responsibility Activity of Marketing
Unit III of BBB Retail Region III of PT. Pertamina (Persero), „Pertamina
Concerns the Situ Gintung”
PT. Pertamina (Persero) is a company running in Gas and Fuel sector that
has been established for a long time in Indonesia. In order to create positive
image, PT. Pertamina (Persero) through its Hupmas division holds this CSR
program.
This CSR is a Public Relations Campaign held straightforwardly by the
Hupmas (Governmental and Society Relation) function of UPms III of PT.
Pertamina (Persero). This CSR program is called “Pertamina Concerns Situ
Gintung”.
Based on the State-Own Enterprise (BUMN) Ministerial Decree No. Kep-
236/MBU/236 deciding that each BUMN is obliged to hold a Partnership and
Environmental Establishing Program (PKBL). Partnership Program (PK) is
intended to the small-scale entrepreneurs, while Environmental Establishing (BL)
is intended to the people in the business area of BUMN. CSR program of PT.
Pertamina (Persero) is one of work programs of Environmental Establishing (BL).
The allocation of Environmental Establishing program (BL) itself is for
the natural disaster victims, training, education, health improvement, the
development of infrastructure and general infrastructure as well as worship
infrastructure. It has been implemented for a long time by the Marketing Unit
(UPms) III Pertamina for their operation area encompassing DKI Jakarta, Banten,
West Java and this Marketing unit office is located in Jl. Kramat Raya No.59
Jakarta Pusat.
The status of grant given is bequest, that is, the company does not want
their money return back but the fund is used for the community empowerment
around the work location.
It is actually the Corporate Social Responsibility or CSR. CSR now has
been much done by both national and international companies.
1
Kegiatan Corporate Social Responsibility
PT. Pertamina (Persero) Unit Pemasaran BBM Retail Region III
”Pertamina Peduli Situ Gintung”
TUGAS AKHIR
Diajukan untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-syarat Guna
Memperoleh Gelar Ahli Madya Bidang Komunikasi Terapan
Disusun oleh :
ARIE OKTAVIANI
D1606067
PROGRAM DIPLOMA III KOMUNIKASI TERAPAN
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2009
2
PERSETUJUAN
Tugas Akhir Berjudul :
Kegiatan Corporate Social Responsibility
PT.Pertamina (Persero) Unit Pemasaran BBM Retail Region III
”Pertamina Peduli Situ Gintung”
Karya :
Nama : Arie Oktaviani
NIM : DI606067 Konsentrasi : Public Relations
Disetujui untuk dipertahankan dihadapan Panitia Penguji Tugas Akhir
Program DIII Komunikasi Terapan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
Sebelas Maret Surakarta
Surakarta, Agustus 2009
Menyetujui Dosen Pembimbing,
Drs.Ign.Agung Satyawan,SE,MSi NIP 19590708 198702 1 001
3
PENGESAHAN
Tugas akhir ini telah di uji dan disahkan oleh Panitia Ujian Tugas Akhir
Program Diploma III Komunikasi Terapan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Sebelas Maret
Surakarta
Hari : Kamis
Tanggal : 03 Desember 2009
Panitia Ujian Tugas Akhir
Ketua Penguji
1. Drs. H. Soedihardjo, SH NIP 19440505 198203 1 001
Anggota Penguji
2. Drs. Ign. Agung Satyawan, SE, M.Si NIP 19590708 198702 1 001
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Sebelas Maret
Surakarta
Dekan
Drs. H. Supriyadi, SU NIP 19530128 198103 1 001
4
MOTTO
Memang penghambaanku belumlah sempurna segala nilai ibadah masih terpatri
duniawi segala nilai amalan masih terbetik pujian
Ya Allah Tetapkanlah Imanku
Untuk terus di jalan Mu (Amien)
Aku tak menyesali sesuatu, melebihi penyesalanku atas berlalunya suatu hari, jatah
umurku berkurang dan amalku tidak bertambah
(Ibnu Mas’ud)
Tak ada istilah ’mengulang kembali’ dalam hidup. Kita hanya bisa bergerak maju
dari tempat kita berada sekarang; meski kecil, tiap langkah yang kita ambil akan
membawa kita langsung menuju masa depan.
Barry J. Farber
5
PERSEMBAHAN
Dengan segala rasa syukur dan terimakasih ku, sebuah karya ini menjadi awal dari
langkah hidupku yang masih terbentang, karya ini ku persembahkan kepada :
”Allah SWT”
Pemilik alam semesta beserta isinya, atas nikmat dan karunia yang telah
Engkau limpahkan kepada ku
”Orang Tua Ku”
Mama, Bapak Ku Tersayang terima kasih atas segala doa dan kasih sayangnya untuk
ku, terima kasih karena mama tidak pernah bosan untuk menasehati anak-anak nya.
Aii sayang Mama
”Saudara-saudara ku”
Bang Oyan, Bang Ade, terima kasih sudah banyak membantu aii, menasehati aii,
terima kasih juga supportnya & buat Moii, Manda tetap jadi adik perempuan ku yang
lucu yang selalu ku rindukan untuk pulang kerumah
”SomeOne Special”
Aa jangan bosan ya mendengarkan cerita-cerita aii & menasehati aii,
“Sahabat-sahabatku”
All “Ratih” terima kasih atas segala bantuan dan Supportnya & Teman – teman PR
Orang-orang yang aku sayangi dan menyayangiku
“Almamaterku”
6
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur bagi Allah SWT, Pencipta alam semesta yang senantiasa
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
penyusunan Tugas Akhir ini dengan judul “Kegiatan Corporate Social
Responsibility PT.Pertamina (Persero) Unit Pemasaran BBM Retail Region III
”Pertamina Peduli Situ Gintung”.”
Tujuan dari penulisan ini adalah untuk memenuhi kewajiban sebagai maha-
siswa Program Diploma Komunikasi Terapan, sebagai salah satu syarat untuk mem-
peroleh gelar Ahli Madya (A.Md) pada jurusan Diploma III Komunikasi Terapan,
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa keberhasilan dalam menyelesaikan
Tugas Akhir ini, bukan semata–mata kemampuan penulis sendiri. Namun banyak
pihak yang telah turut membantu dalam memberikan dorongan, bimbingan, saran
maupun kritik. Maka pada kesempatan ini dengan segala ketulusan dan kerendahan
hati tidak lupa penulis sampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Ucapan Syukur Alhamdulillah atas Rahmat dan Hidayat yang Allah SWT berikan
kepada penulis.
2. Untuk Bapak dan Mama Tercinta, kedua Abangku tersayang (Bang Oyan, Bang
Ade) dan Adik–adikku tersayang (Moii, Manda), Terima Kasih atas Cinta dan
kasih sayangnya, dukungan, serta Doa yang selalu di panjatkan untukku, Maroh
terima kasih atas bantuan nya dirumah.
7
3. Drs. H Supriyadi, SN, SU, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Sebelas Maret Surakarta.
4. Drs. A. Eko Setyanto, M.Si, selaku Ketua Program Diploma III Komunikasi Te-
rapan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
5. Drs. Ign. A. Satyawan,SE, M.Si, selaku Dosen Pembimbing penulis terima kasih
atas segala nasehat dan bimbingannya.
6. Drs. Alexius Ibnu Muridjal, M.Si sebagai Pembimbing Akademik penulis.
7. Drs. H. Soedihardjo, SH, Selaku penguji TA.
8. Seluruh Dosen dan Karyawan Program Diploma III Komunikasi Terapan.
9. Ibu Susi A. Prasetya, S.Sos, selaku Ast. Manager Eksternal Relations Pms BBM
Retail Region III, yang telah membimbing, memberikan Informasi, dan memberi-
kan nasehat yang membangun selama melaksanakan KKM / Magang di Perus-
ahaan.
10. Mas Fajri, mas Audi, Pak Ferry, Pak Taufik, Pak Rudi (Manajer CSR) Mba
Lucky yang telah banyak membantu penulis selama melaksanakan
Magang/KKM, Terima kasih atas segala bimbingannya, Ilmunya, dan pengala-
man yang berharga ini baik di Kantor maupun diluar kantor (di Posko Pertamina
Peduli Situ Gintung).
11. Untuk Reyza terima kasih atas dukungan, kesabaran, nasehat, serta kasih sayang
yang aa kasih ke aii, dan terima kasih juga karena kehadiran aa selama ini selalu
didekat aii.
8
12. Untuk Sahabat–sahabatku Lucky, Mb Andin, Ana, Esty, Mb Ata, Yeni, Maya.
Ndien, teman teman PR-A terima atas kasih sayangnya, dukungannya, Kalian sa-
habat terbaikku. Dan juga untuk Debby teman seperjuanganku Magang terima
kasih sudah jadi teman magang ku yang baik, dah nemenin hari-hariku dikantor,
terima kasih untuk semuanya.
13. Untuk A.Andhika terima kasih atas segala dukungan, nasehat, dan perhatiannya,
ke’ Ta selama ini, terima kasih karena kamu dah mau jadi teman cerita ku,teman
terdekat ku, seyum mu semangat sekaligus kebahagian buat aku & Teman-teman
semua yang aku kenal selama di Posko Situ Gintung, terima kasih untuk
penglaman yang berharaga ini selama 9 hari di posko, penglaman yang tidak ter-
lupakan.
Penulis menyadari bahwa penulis Tugas Akhir ini masih jauh dari sempurna.
Oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun
demi kesempurnaan Tugas Akhir ini. Semoga Tugas Akhir ini bermanfaat bagi penu-
lis sendiri maupun pembaca.
Surakarta, Agustus 2009
Penulis
9
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ……………………………………………......... i
HALAMAN PERSETUJUAN ……………………………................ ii
HALAMAN PENGESAHAN ………................................................. iii
MOTTO ……………………………………………………………..... iv
PERSEMBAHAN …………………………………………………….. v
KATA PENGANTAR ………………………………………………... vi
DAFTAR ISI ………………………………………………………… ix
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang………………………………………………… 1
B. Tujuan…………………………………………………………. 4
C. Manfaat ………………………………………………………. 6
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Pengertian Komunikasi …….…………………………………. 7
B. Pengertian Public Relations …………………………………… 8
C. Tujuan Public Relations ……………………………………… 9
D. Fungsi Public Relations ……………………............................ 10
E. Ruang Lingkup Pekerjaan Public Relations ............................. 11
F. Kegiatan Public Relations ……………………………………. 14
G. Corporate Social Responsibility ……………………………... 15
10
H. Citra (Image) …………………………………………………
BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
A. PT. Pertamina (Persero) .............................................................. 24
1. Sejarah ................................................................................ 24
2. Visi dan Misi Pertamina Korporat........................................ 28
3. Produk-Produk yang di Hasilkan .......................................... 28
4. Tujuh Region Pemasaran BBM Retail PT. Pertamina ......... 30
B. Unit Pemasaran BBM Retail Region III ..................................... 30
1. Sejarah ………………………….......................................... 30
2. Visi, Misi, dan Motto Unit Pemasaran III ............................. 32
3. Produk yang Dipasarkan ....................................................... 33
4. Sarana dan Fasilitas Wilayah Kerja ...................................... 33
5. Peta Wilayah Kerja Unit Pemasaran III .............................. 41
6. Struktur Organisasi .............................................................. 42
C. Tata Nilai ……………………………………………………… 44
D. Logo Pertamina ………………………………………………. 45
BAB IV PELAKSAAN MAGANG
A. Tempat dan Waktu Pelaksanaan Magang ................................... 49
B. Bidang Pelaksanaan Magang ..................................................... 49
C. Kegiatan Magang / KKM di Hupmas ......................................... 53
11
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan……………………………………………………… 58
B. Saran……………………………………………………………. 60
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
12
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Seiring dengan perkembangan zaman yang semakin maju, perusahaan-
perusahaan baik nasional maupun internasional mulai menggeser paradigma the busi-
ness of business is business. Karena perusahaan tidak hanya memiliki sisi tanggung
jawab ekonomis kepada stakeholders seperti bagaimana memperoleh profit dan
menaikkan harga saham, ataupun tanggung jawab legal kepada Pemerintah, seperti
membayar pajak, memenuhi persyaratan Amdal dan ketentuan yang lainnya.
Jika perusahaan ingin akseptabel, harus disertakan pula tanggung jawab yang
bersifat ethical dan discreationary. Ethical, yang dimaksudkan di sini adalah masya-
rakat tidak ingin perusahaan merusak lingkungan, merugikan karyawan, tidak meng-
hormati dan melayani konsumen, tidak memperhatikan masalah kesehatan dan kea-
manan kerja dan lindungan lingkungan, dan lain sebagainya. Dan secara etik pula,
perusahaan seyogianya mengelola lebih santun dan arif Corporate Community Rela-
tionship-nya.
Sedangkan tanggung jawab perusahaan yang bersifat discreationary, yaitu
langkah-langkah yang diambil adalah pilihan sendiri, sebagai wisdom perusahaaan.
Bukan karena "dipaksa" oleh aturan.
13
Sesungguhnya seperti itulah hakikat tanggung jawab perusahaan (Corporate
Social Responsibility atau CSR). CSR sekarang ini banyak dilakukan oleh perus-
ahaan-perusahaan Nasional maupun Internasional.
Seiring dengan berkembangnya, saat ini CSR mulai diyakini oleh perusahaan-
perusahaan sebagai investasi yang akan menaikan kinerja jangka panjang perusahaan.
Salah satunya adalah untuk meningkatkan citra positif perusahaan di mata khalayak.
Berlandaskan pada deskripsi tersebut di atas, jelas bahwa tanggung jawab so-
sial lahir karena tuntutan dari tanggung jawab itu sendiri. Tanggung jawab sosial be-
rada pada ranah moral, sehingga posisinya tidak sama dengan hukum. Moral dalam
tanggung jawab sosial lebih mengarah pada tindakan lahiriah yang didasarkan sepe-
nuhnya dari sikap batiniah, sikap inilah yang dikenal dengan "moralitas" yaitu sikap
dan perbuatan baik yang betul-betul tanpa pamrih. Sedangkan tanggung jawab hukum
lebih menekankan pada kesesuaian sikap lahiriah dengan aturan, meskipun tindakan
tersebut secara obyektif tidak salah, barangkali baik dan sesuai dengan pandangan
moral, hukum, dan nilai-nilai budaya masyarakat. Namun demikian kesesuaian saja
tidak bisa dijadikan dasar untuk menarik suatu kesimpulan karena tidak tahu motivasi
atau maksud yang mendasarinya.
Bila dikaitkan teori tanggung jawab sosial dengan aktivitas perusahaan, maka
kepedulian perusahaan terhadap kepentingan stakeholders dalam arti luas dari pada
sekedar kepentingan perusahaan belaka. Dengan demikian konsep tanggung jawab
sosial lebih menekankan pada tanggung jawab perusahaan atas tindakan.
14
Begitu pula dengan PT.Pertamina (Persero) sebuah perusahaan yang bergerak
dibidang MIGAS yang sudah lama berdiri di Indonesia. Untuk menciptakan citra
yang positif, PT. Pertamina (Persero) melalui divisi Hupmas nya melaksanakan pro-
gram CSR ini.
Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara No.Kep-
236/MBU/236 yang memutuskan bahwa setiap BUMN wajib melaksanakan Program
Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL). Program Kemitraan (PK) ditujukan kepada
para pengusaha kecil, sedangkan Bina Lingkungan (BL) ditujukan kepada masyarakat
di wilayah usaha BUMN. Program CSR PT. Pertamina (Persero) ini merupakan salah
satu program kerja dari Bina Lingkungan (BL).
Program Bina Lingkungan (BL) sendiri alokasinya adalah untuk korban
bencana alam, pendidikan, pelatihan, peningkatan kesehatan, pengembangan sarana
dan prasarana umum, serta sarana Ibadah. Hal ini sudah sejak lama dilaksanakan oleh
Unit Pemasaran (UPms) III Pertamina untuk wilayah operasi mereka, yaitu DKI Ja-
karta, Banten, Jawa Barat dan kantor Unit Pemasaran ini berada di Jl. Kramat Raya
No.59 Jakarta Pusat.
Status bantuan yang diberikan ini adalah hibah, yaitu perusahaan tidak
menginginkan uangnya kembali akan tetapi dana tersebut digunakan untuk pem-
berdayaan komunitas sekitar lokasi kerja.
15
Kegiatan CSR ini merupakan Public Relations Compaign yang secara
langsung dilaksanakan oleh fungsi Hupmas (Hubungan Pemerintah dan Masyarakat)
UPms III PT. Pertamina (Persero). Program CSR ini diberi nama “Pertamina Peduli
Situ Gintung”.
B. Tujuan
Dengan adanya Kuliah Kerja Media/Magang ini dirasakan sangatlah berguna
bagi penulis dan penting untuk menunjang program studi, serta harus dilaksanakan
dengan mempertimbangkan kemampuan penulis itu sendiri dalam rangka melakukan
kegiatan dilapangan yang didasari oleh minat intelektualitas. Kegiatan ini dapat mela-
tih penulis dalam mengerjakan suatu pekerjaan yang sesuai dengan ilmu pengetahuan
yang dipelajari di Universitas. Tidak menutup kemungkinan juga, jika selama men-
jalani Kuliah Kerja Media/Magang penulis juga dapat mempelajari dan menggali il-
mu lainnya yang ada kaitannya dengan ilmu Humas.
Kuliah Kerja Media/Magang ini dapat memberi wawasan dan pengetahuan
baru dalam bidang kehumasan yaitu untuk menjadi tenaga kerja yang siap pakai, dan
mampu mengikuti persaingan dalam menghadapi dunia kerja yang selalu mengalami
perubahan dan perkembangan yang terjadi didalam dunia kerja.
16
Adapun yang menjadi tujuan penulis melaksanakan Kuliah Kerja Me-
dia/Magang di Pertamina Unit Pemasaran BBM Retail Region III antara lain:
1. Untuk memenuhi fungsi dan peranan di bidang Humas dalam menciptakan
hubungan yang harmonis dengan Public Internal, Public Eksternal dan Stake-
holders dalam sebuah perusahaan.
2. Untuk mengamati secara langsung kinerja dan aktifitas yang dilakukan oleh
bidang Humas Pertamina Unit Pemasaran BBM Retail Region III tentang
segala perubahan yang terjadi dalam situasi kerja serta menerapkan ilmu
pengetahuan yang diperoleh selama masa perkuliahan dalam dunia kerja.
3. Untuk mendapatkan bekal ilmu dan memperluas carapandang dalam dunia
kehumasan yang sekarang ini sedang berkembang.
4. Untuk menyesuaikan diri dalam situasi kerja dan melatih penulis untuk beker-
ja secara cepat dan berinisisatif untuk mengerjakan pekerjaan dalam situasi
apapun.
5. Untuk menambah pengalaman dalam berkomuniaksai dan bersosialisasi
dengan banyak orang.
6. Untuk melakukan perbandingan antara teori yang didaptakan oleh penulis
selama menjalani perkuliahan dengan pengalaman di dunia kerja yang lebih
pada prakteknya di Pertamina Unit Pemasaran BBM Retail Region III.
17
C. Manfaat
Dari hasil Kuliah Kerja Media/Magang ini diharapkan dapat diperoleh manfaat
sebagai berikut:
1. Diharapkan dapat memperluas wawasan dan khasanah tentang Public Rela-
tions dan Corporate Social Responsibility baik bagi penulis maupun bagi pe-
rusahaan Pertamina itu sendiri.
2. Melalui Kuliah Kerja Media /Magang ini diharapkan PT. Pertamina (Persero)
Unit Pemasaran BBM Retail Region III, dapat melakukan review tentang
kegiatan Corporate Social Responsibility yang telah dilaksanakan, dan dapat
dijadikan acuan bagi pengembangan kegiatan- kegiatan tersebut dalam waktu
yang akan datang.
18
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Pengertian Komunikasi
Komunikasi merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan
manusia. Komunikasi tidak hanya sekedar berfungsi sebagai alat atau cara untuk
menyampaikan sesuatu tetapi lebih dari itu juga berfungsi untuk mengungkapkan
perasaan pihak-pihak yang saling berkomunikasi. Hal ini menempatkan komu-
nikasi pada kedudukan yang sangat penting bagi manusia.
Komunikasi bisa terjadi di mana saja. Komunikasi yang terjadi di ling-
kungan suatu instansi atau organisasi selain kejelasan dan penerimaan atas peran-
an, juga akan semakin memudahkan penukaran informasi yang berkenaan dengan
pekerjaan, pada gilirannya akan memperbaiki pelaksanaan instansi atau organisasi
tersebut. Disamping itu, komunikasi yang terjadi dalam lingkup instansi
mempunyai pengaruh yang besar terhadap jalannya manajemen.
Pada prakteknya, komunikasi ini akan meminjam beberapa metode yang
dipakai dalam Public Relations. Public Relations dapat dipahami sebagai metode
komunikasi maupun lembaga. Sebagai metode komunikasi, Public Relations ada-
lah rangkuman sistem kegiatan melalui kegiatan komunikasi secara khas sehingga
setiap pimpinan organisasi bagaimanapun kecilnya dapat melaksanakan fungsi
Public Relations.
19
B. Pengertian Public Relations
Public Relations pada hekekatnya adalah kegiatan komunikasi, kendati agak
lain dengan kegiatan komunikasi lainnya, karena ciri hakiki dari komunikasi Public
Relations adalah two way communications (komunikasi dua arah). Arus komunikasi
timbal balik ini yang harus dilakukan dalam kegiatan kehumasan, sehingga tercipta
umpan balik yang merupakan prinsip pokok dalam Public Relations.
Ada banyak definisi mengenai Public Relations. Dari definisi yang ada itu,
kita dapat mengambil beberapa definisi yang dianggap sudah mewakili apa yang
dimaksud dengan Public Relations itu sebenarnya.
Rachmat Kriyantono (2008 ; 3) menyatakan bahwa:
”Public Relations is planned, persuasive communication design to
influence significant public.”
(Public Relations adalah kegiatan komunikasi persuasif dan terencana
yang didesain untuk mempengaruhi publik yang signifikan).
”Public Relations is a system of communication to create a goodwill”
(Public Relations adalah sebuah sistem komunikasi untuk menciptakan
niat baik)
20
Onong Uchjana Effendy (1993) menyatakan bahwa:
”Humas adalah komunikasi dua arah antara komunikasi dengan publik secara
timbal balik dalam rangka mendukung fungsi dan tujuan manajemen dengan
meningkatkan pembinaan kerja sama dan pemenuhan kepentingan bersama.”
Dari batasan Public Relations di atas dapat dikatakan bahwa Public Relations
sangat menentukan kelangsungan hidup perusahaan, untuk memahami dan men-
gevaluasi berbagai opini publik atau isu publik yang berkembang terhadap suatu or-
ganisasi atau perusahaan. Dalam kegiatannya Public Relations memberi masukan dan
nasehat terhadap berbagai kebijakan manajemen yang berhubungan dengan opini atau
isu publik yang tengah berkembang.
C. Tujuan Public Relations
Tujuan Public Relations menurut Rachmat Kriyantono (2008 ; 5) adalah:
1. Menciptakan Pemahaman (Mutual Understanding) antara perusahaan dengan pub-
liknya.
2. Membangun Citra Korporat (Corporate Image).
3. Citra Korporat melalui Program Corporate Social Responsibility.
4. Membentuk Opini Publik yang Favorable.
5. Membentuk Good Will dan Kerja Sama.
D. Fungsi Public Relations
21
Adapun fungsi Public Relations menurut Rosady Ruslan (2001 ; 35) adalah:
1. Menunjang kegiatan manajemen dalam mencapai tujuan organisasi.
2. Membina hubungan yang harmonis antara organisasi dengan publik internal maupun
eksternal.
3. Menciptakan komunikasi dua arah timbal balik dengan menyebarkan informasi dari
organisasi kepada publiknya dan menyalurkan opini publik kepada organisasi.
4. Melayani publik sebaik mungkin dan memberikan nasihat (advis) kepada pimpinan
organisasi dengan tidak mengabaikan kepentingan umum.
5. Bersikap bahwa tujuan dan sasaran itu dalam pengertian bukan untuk memperoleh
keuntungan dari publik sasaran (masyarakat), melainkan memperoleh keuntungan
bersama (mutual benefit), terampil dalam memadukan keuntungan dengan tanggung
jawab sosial.
6. Bersikap atau berkemampuan untuk mendengar (listening) dan bukan hearing
mengenai aspirasi yang ada di dalam masyrakat.
7. Bersikap dan terampil aktif dalam menerjemahkan atau mengoperasionalkan ke-
bijakan-kebijakan perusahaan dalam arti sempit dan mengaitkan dengan kebijakan
dalam arti luas.
E. Ruang Lingkup Pekerjaan Public Relations
Secara sederhana ruang lingkup pekerjaan Public Relations yang biasa dil-
akukan menurut Kriyantono (2008 ; 20) dapat disingkat PENCILS, yaitu:
22
1. Publication & Publicity, yaitu memperkenalkan perusahaan kepada publik. misalnya
dengan membuat tulisan yang disebarkan ke media.
2. Events, mengorganisasi Event atau kegiatan sebagai upaya membentuk citra.
3. News, seorang Public Relations dituntut menguasai teknik-teknik menulis, sehingga
dapat menghasilkan produk-produk tulisan (Public Relations Writing) seperti Press
Release, Newsletter, Berita dan lain-lain.
4. Community Involvement, Public Relations harus membuat program-program yang di-
tujukan untuk menciptakan keterlibatan komunitas atau masyarakat sekitar.
5. Identity-Media, merupakan pekerjaan Public Relations dalam membina hubungan
dengan media (pers). Hal ini sangat penting untuk memperoleh publisitas media.
6. Lobbying, Public Relations dituntut mempunyai keahlian persuasi dan negosiasi
dengan berbagai pihak. Keahlian ini dibutuhkan pada saat terjadi krisis manajemen
untuk mencapai kata sepakat diantara pihak yang bertikai.
7. Social Investment, pekerjaan Public Relations untuk membuat program-program
yang bermanfaat bagi kepentingan dan kesejahteraan sosial termasuk program Cor-
porate Social Responsibility.
Menurut Rosady Ruslan (2001 ; 45), ada tujuh langkah bagi Public
Relations Officer untuk melaksanakan suatu kegiatan PR yang sukses, yaitu:
1. Tahap menganilisis situasi dan komunikasi
PR perlu mengadakan suatu analisis atau mengidentifikasi, baik penelususran
situasi mapun kondisi, kemampuan, keuangan, besar kecilnya jenis perusahaan
yang diwakili.
23
2. Merumuskan tujuan dan menetapkan waktu
Merumuskan tujuan atau tema yang hendak dicapai. Tujuan harus mengacu
kepada kepentingan dan tujuan sentral (target) membangun "citra" organisasi
atau perusahaan (corporate image) di mata khalayak.
3. Menentukan publik dan personel yang terlibat
Bagaimana dan siapa publik yang akan menjadi sasaran (target audience) da-
lam perencanaan Public Relations Programming and Communication.
4. Menentukan media (Media Planning)
Menentukan media sebagai pendukung alat (tool) atau saluran (channel)
perencanaan tugas public relations sangat penting. Pengertian media sebagai
alat komunikasi tersebut ada beberapa macam, misalnya hubungan media (me-
dia relations) melalui audio visual, media elektronik dan media cetak,
pameran, sponshorship, seminar, periklanan, dan sebagainya.
5. Anggaran (budget)
Dalam rangakaian PR Programming and Communications, perlu diprediksi
atau diperkirakan besarnya anggaran (budget) yang akan dialokasikan. Tanpa
biaya atau dukungan pendanaan, program yang telah disusun itu akan menemui
kegagalan dan tidak berjalan sebagaimana mestinya.
6. Program dan Perencanaan (Programming and Planning)
Program kegiatan atau perencanaan adalah suatu cara untuk memformulasikan
rencana yang sistematis dan logis ke dalam bentuk gambar flowchart atau ma-
trix programme.
7. Analisis Hasil Akhir (Evaluasi)
24
Dalam tahap ini, PRO mengidentifikasi atau menganalisis hasil akhir atau
evaluasi, yakni lebih bersifat checkpoint satu per satu dari komponen atau ta-
hapan-tahapan pererencanaan dan penggiatan (PR Programming and Commu-
nications), sudah berjalan atau belum. Hasil evaluasi dapat memberi gambaran
apakah secara kuantitatif dan kualitatif bahwa program sudah memenuhi per-
syaratan atau masih terjadi kekurangan.
F. Kegiatan Public Relations
Kegiatan dalam bidang Public Relations, dapat dibagi menjadi dua:
1. Internal Public Relations
Menurut Onong Uchjana Effendy (1989 : 144)
Yang termasuk dalam Internal Public Relations adalah para pekerja (em-
ployee) dan para pemegang saham (stakeholders). Public Relations menanganani
semua masalah yang terkait dengan pekerja dan kesejahteraannya, hubungan antar
pekerja dari Dewan Direksi sampai buruh pabrik. Dimana alur komunikasi yang di-
gunakan adalah dua arah yaitu alur komunikasi ke bawah (downward communica-
tion) dan alur komunikasi ke atas (upward communication).
Ruang lingkup tugas humas ke dalam (internal) ini meliputi:
a. Membina sikap mental pekerja agar dalam diri mereka tumbuh ketaatan,
kepatuhan dan dedikasi terhadap organisasi atau instansi dimana mereka bekerja.
b. Menumbuhkan semangat korp atau kelompok yang sehat dan dinamis.
c. Mendorong tumbuhnya kesadaran lembaga.
25
2. Eksternal Public Relations
Menurut Onong Uchjana Effendy (1989 : 150), publik eksternal yang
menjadi sasaran humas adalah para pelanggan (customers), khalayak sekitar
(community), instansi pemerintah (government), pers (press) dan lain-lain ke-
lompok di luar organisasi. Dengan kelompok-kelompok tersebut Public Rela-
tions harus senantiasa mengadakan komunikasi yang harmonis dalam rangka
memelihara dan membina hubungan baik. Ruang lingkup tugas eksternal anta-
ra lain, mengusahakan tumbuhnya sikap dan citra (image) publik yang positif
terhadap segala kebijakan dan langkah-tindakan organisasi perusahaan.
G. Corporate Social Responsibility (CSR)
Corporate Social Responsibility (CSR) adalah Program Public Relations
untuk melibatkan diri mengatasi persoalan-persoalan sosial di lingkungannya.
World Business Council for Sustainable Development mendefinisikan sebagai
komitmen berkelanjutan kalangan bisnis untuk berperilaku etis dan memberikan
sumbangan pada pembangunan ekonomi sekaligus memperbaiki mutu hidup
angkatan kerja dan keluarganya serta komunitas lokal dan masyarakat secara
keseluruhan. Dengan kata lain, CSR adalah pengintegrasian kepedulian terhadap
masalah sosial dan lingkungan hidup kedalam operasi bisnis perusahaan dan in-
26
teraksi sukarela antara perusahaan dan Stakeholders-nya. (Community Relations,
Simbiosa Rekatama Media, Bandung, 2004, hlm 49)
CSR (Ada yang menyebut sebagai Community Development atau
Filantropi/keikhlasan berbagi) adalah investasi sosial perusahaan yang bersifat
jangka panjang. Secara berangsur-angsur akan terbentuk citra positif terhadap
kegiatan sosial yang dilakukan. Beberapa kegiatan bisa menjadi trademark perus-
ahaan yang berpengaruh dalam memperkuat citra perusahaan.
Community Development adalah upaya meningkatkan hubungan baik an-
tara organisasi dengan publiknya melalui kegiatan penggalangan dana atau
menarik minat menjadi anggota klub. Tujuan akhirnya adalah memberi kontribusi
untuk perbaikan taraf kehidupan masyarakat secara berkesinambungan.
Berbagai macam kegiatan dilakukan oleh Internal dan Eksternal Public
Relations untuk berhubungan dengan stakeholders. Hal ini dilakukan guna men-
jaga good relationship dengan stakeholders. Salah satunya adalah Corporate So-
cial Responsibility (CSR). Program ini adalah termasuk salah satu kegiatan dari
Eksternal Public Relations.
Menurut Cutlip, Center & Broom (2006 : 461), program CSR ini pertama
kali muncul di Amerika pada tahun 1960-an sampai tahun 1970-an. Pada saat itu
industri di negara ini sedang mengalami krisis kepercayaan dari public interest-
nya. Sehingga muncul ide untuk mengadakan suatu program yang membantu
27
masyrakat sekitar. Karena diyakini program ini bisa berjalan dengan baik dan
memberikan efek yang positif di kalangan stakeholders.
Kemudian program ini berkembang seiring perkembangan zaman. Begitu
pula yang terjadi di Indonesia. Sekarang ini banyak perusahaan nasional mulai
melakukan program CSR (Corporate Social Responsibility). Seperti kita tahu,
negara Indonesia mengalami pertumbuhan penduduk yang sangat pesat, dan hal
ini akan berpengaruh terhadap pembangunan ekonomi masyarakat suatu negara.
Tingginya angka pertumbuhan penduduk yang terjadi di negara berkem-
bang, seperti Indonesia dapat menghambat proses pembangunan. Tingkat
penduduk yang tinggi ini akan menimbulkan banyaknya masyarakat yang berada
di garis kemiskinan, tingginya angka pengangguran, dan rendahnya tingkat pen-
didikan. Pemberian bantuan dari Pemerintahpun juga belum merata. Oleh karena
itu, dengan adanya pelaksanaan program CSR (Corporate Social Responsibility)
ini akan membantu masyarakat dan juga Pemerintah dalam mensukseskan pro-
gram Nasional.
Sebenarnya CSR rnerupakan gabungan dari marketing dan aktivitas Pub-
lic Relations. Dimana CSR selalu dikaitkan dengan corporate affairs dan business
social responsibility. Corporate affairs adalah tanggung jawab perusahaan untuk
memunculkan praktek bisnis yang membawa dampak positif bagi stakeholders.
Sedangkan business social responsibility merupakan tujuan dari perusahaan untuk
28
meraih sukses dalam bisnis dengan menghargai dan menghormati nilai-nilai etika,
budaya, masyarakat dan lingkungan.
Definisi lain dari CSR adalah tanggung jawab perusahaan untuk me-
nyesuaikan diri terhadap kebutuhan dan harapan stakeholders sehubungan dengan
isu-isu etika, sosial, ekonomi dan lingkungan. (Majalah Warta Pertamina : 2004).
Program CSR di perusahaan bergulir secara evolutif. Tadinya CSR bersi-
fat sukarela, yaitu dilaksanakan karena pemilik perusahaan itu memang ingin ber-
buat baik. Mereka mengurangi laba perusahaan, karena uang dan sumber daya
nya digunakan. (Majalah Warta Pertamina : 2004)
CSR sebagai suatu kewajibab bagi perusahaan, maka dengan sendirinya
perusahaan telah melaksanakan “investasi sosial”. Sebagai investasi sosial tentu
saja perusahaaan akan memperoleh keuntungan dalam bentuk manfaat yang akan
diperoleh. Karena CSR ini bersifat seketika, maka manfaat akan diperoleh
dikemudian hari. Adapun manfaat utama dalam aktivitas usahanya adalah sebagai
berikut:
1. Meningkatkan Profitabilitas dan kinerja finansial yang lebih kokoh, misalnya
lewat efisiensi lingkungan.
2. Memelihara dan meningkatkan citra perusahaan.
3. Meningkatkan hubungan baik dengan masyarakat.
4. Mendukung operasional perusahaan.
5. Meningkatkan akuntabilitas, assessment dan komunitas investasi.
6. Mendorong komitmen karyawan, karena mereka diperhatikan dan dihargai.
29
7. Menurunkan kerentanan gejolak dengan komunitas.
Pada sisi lain IsaWahyudi (2008 ; 46) menyatakan bahwa ada 3 (tiga) dimensi
dari garis besar ruang lingkup Corporate Social Responsibility yaitu sebagai berikut:
1. Corporate Philantrophy
Usaha-usaha amal yang dilakukan oleh suatu perusahaan, dimana usaha-usaha
amal ini tidak berhubungan secara langsung dengan kegiatan normal perusahaan.
Usaha amal ini dapat berupa tanggapan langsung perusahaan atas permintaan
dari luar perusahaan atau juga berupa pembentukan badan tertentu, seperti ya-
yasan untuk mengelola usaha amal tersebut.
2. Corporate Responsibility
Usaha-usaha sebagai wujud tanggung jawab sosial perusahaan ketika sedang
mengejar profitabillitas sbagai tujuan perusahaan.
3. Corporate Policy
Berkaitan erat dengan bagaimana hubungan perusahaan dengan pemerintah yang
meliputi posisi suatu peusahaan dengan adanya berbagai kebijaksanaan pe-
merintah yang mempengaruhi baik bagi perusahaan atau masyarakat secara kese-
luruhan.
30
Berkaitan dengan 3 (tiga) dimensi ruang lingkup CSR tersebut ternyata, dalam
prakteknya ada beberapa terminology yang mempunyai beberapa kemiripan atau
bahkan sering diidentikkan dengan CSR antara lain Pemberian Amal Perusahaan
(Corporate Giving/Carity), Kedermawanan Perusahaan (Corporate Philantrophy),
Relasi kemasyarakatan Perusahaan (Corporate Community / Public Relations), dan
Pengembangan Masyarakat (Community Development).
Adapun hal-hal yang mendorong (driver) perusahaan melakukan program
Corporate Social Responsibility terbagi menjadi dua, yaitu yang bersifat
● Eksternal drivers misalnya regulasi dan hukum, Amdal, atau kewajiban BUMN me-
nyisihkan 1 % dari profit untuk membina usaha kecil. Lain faktor-faktor pasar. Satu
contoh, pengusaha-pengusaha Amerika itu sudah semakin keras dengan furniture
yang datang dari Indonesia. Karena diduga berasal hutan-hutan tropis yang dibabat
semaunya. Berarti perusahaan harus mcmenuhi ecolabeling. Eksternal drivers
lainnya adalah keharusan-keharusan sosial. Karena ada tuntutan masyarakat terhadap
perusahaan yang sifatnya ekonomis. Tuntutan itu kadang-kadang dari sudut kepent-
ingan perusahaan tidak sesuai. (Majalah Warta Pertamina : 2004)
● Internal drivers bersumber dari perilaku pribadi pemilik. Internal drivers lain
melakukan CSR berkaitan dengan peluang bisnis, yaitu CSR sebagai sebuah strategi
binis. (Majalah Warta Pertamina : 2004)
31
Menurut Anthony Davis, CSR yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan
sebenarnya memiliki manfaat yang besar bagi perusahaan. Program CSR diyakini
sebagai sarana untuk meningkatkan citra. Corporate Social Responsibility adalah in-
vestasi untuk masa depan. (2005 : 157).
H. Image ( Citra )
Citra perusahaan yang positif, itu adalah tujuan yang ingin dibentuk
dengan adanya program CSR ini. Karena citra positif suatu perusahaan, sangat
mempengaruhi kelangsungan hidup perusahaan.
Citra adalah tujuan utama dan sekaligus merupakan reputasi dan prestasi
yang hendak dicapai. Pengertian citra sendiri abstrak (intangible) dan tidak dapat
diukur sccara sistematis, tetapi wujudnya bisa dirasakan dari hasil penilaian baik
atau buruk, seperti penerimaan dan tanggapan baik positif dan negatif yang
khususnya datang dari publik (khalayak sasaran) dan masyarakat. (Rosady
Ruslan, 2001: 50)
Menurut Frank Jefkins (1996 : 15), ada 5 macam citra (image) yang
dikenal di dunia aktivitas hubungan masyarakat (Public Relations), yaitu:
1. Citra bayangan (mirror image)
Citra ini melekat pada orang dalam atau anggota-anggota organisasi -
biasanya adalah pemimpinnya- mengenai anggapan pihak luar tentang organ-
32
isasinya. Dalam kalimat lain citra bayangan adalah citra yang dianut oleh
orang dalam mengenai pandangan luar terhadap organisasinya.
2. Citra yang berlaku (current image)
Kebalikan dari citra bayangan, citra yang berlaku ini adalah suatu citra
atau pandangan yang melekat pada pihak-pihak luar mengenai suatu organ-
isasi.
3. Citra yang diharapkan (wish image)
Citra harapan adalah suatu citra yang diinginkan oleh pihak manajemen. Cit-
ra ini juga tidak sama dengan citra yang scbenarnya. Biasanya citra yang diharapkan
lebih baik atau lebih menyenangkan daripada citra yang ada. Namun secara umum,
yang disebut sebagai citra harapan itu memang sesuatu yang berkonotasi lebih baik.
4. Citra Perusahaan (corporate image)
Citra perusahaan adalah citra dari sutau organisasi secara keseluruhan,
jadi bukan citra atas produk dan pelayanannya. Citra perusabaan ini terbentuk
oleh banyak hal. Hal-hal positif yang dapat meningkatkan citra suatu perus-
ahaan antara lain adalah sejarah atau riwayat hidup perusahaan yang
gemilang, keberhasilan ekspor, hubungan industri yang baik, reputasi sebagai
pencipta lapangan kerja dalam jumlah yang besar dan hingga berkaitan
dengan tanggung jawab sosial (social responsibility) dan sebagainya.
5. Citra majemuk (multiple image)
33
Setiap perusahaan atau organisasi pasti memiliki banyak unit dan peg-
awai. Masing-masing unit dan individu tersebut memiliki perangai dan per-
ilaku tersendiri, sehingga secara sengaja atau tidak dan sadar atau tidak,
mereka pasti memunculkan suatu citra yang belum tentu sama dengan citra
atau organisasi atau perusahaan secara keseluruhan. Jumlah citra yang dimili-
ki perusahaan sama dengan jumlah pegawai yang dimilikinya.
BAB III
DESKRIPSI PERTAMINA
A. PT. Pertamina ( Persero )
1. Sejarah
PERTAMINA adalah Badan Usaha Milik Negara yang bergerak dalam
bidang Perusahaan Pertambangan Minyak serta Gas Bumi. Dalam sejarah
perminyakan Indonesia disebutkan bahwa pada masa Hindia Belanda,tugas
penyediaan dan pemasaran BBM dilaksanakan oleh dua perusahaan minyak yakni
34
BPM dan Stanvac. Tahun 1961 lahir PN.Pertamin yang memiliki organisasi
pemasran di dalam negeri yang sangat kuat disektor hilir, khususnya pemasaran.
Sehingga pada tahun 1964 PN.Pertamin diberi tanggung jawab oleh pemerintah
untuk mengurus distribusi minyak dalam negeri kecuali via laut.
Dalam kegiatan Operasionalnya Pertamina mempunyai Landasan Hukum
yaitu UUD 1945 Pasal 33 ayat 2 dan 3 :
(Ayat 2) Cabang–cabang produksi penting bagi Negara dan dan yang men-
guasia hidup orang banyak dikuasai oleh Negara.
(Ayat 3) Bumi, Air, dan Kekayaan Alam yang terkandung didalamnya dikuasi
oleh Negara dan dipergunakan sebesar – besaranya untuk kemakmuran
rakyat.
Selanjutnya setelah perekembangan dan kemajuan dunia perminyakan se-
makin pesat maka, pada tahun 2001 disahkan UU No.22 Tahun 2001 perusahaan
Minyak dan Gas Bumi Negara. Pertamina berubah menjadi PT. Pertamina (Compa-
ny) dan sempurnkan kembali pada Tahun 2003 status Pertamina menjadi PT. Per-
tamina (Persero).
PT. PERTAMINA (PERSERO) didirikan berdasarkan akta Notaris Lenny
Jannis Ishak, SH, No.20 Tanggal 17 September 2003, dan disahkan oleh Menteri
Hukum & HAM melalui surat Keputusan No. 24025 HT.01.01 pada tanggal 09 Ok-
35
tober 2003. Pendirian perusahaan ini dilakukan menurut ketentuan – ketentuan yang
tercantum dalm UU No.1 Tahun 1995 tentang Perusahaan Perseroan Terbatas, Pera-
turan Pemerintah No.12 Tahun 1998 Perseroan (Persero) dan Peraturan Pemerintah
No.45 Tahun 2001 Tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah No. 12 Tahun 1998
dan peralihannya berdasarkan PP No. 31 Tahun 2003 tentang “PENGALIHAN
BENTUK PERUSAHAAN PERTAMBANGAN MINYAK DAN GAS BUMI
NEGARA (PERTAMINA) MENJADI PERUSAHAAN PERSEROAN
(PERSERO).”
Adapun tujuan dari Perusahaan Perseroan adalah untuk :
1. Mengusahakan keuntungan berdasarkan prinsip – prinsip pengolaan Perseroan
secara efektif dan efisien.
2. Memberikan Kontribusi dalam meningkatkan kegiatan ekonomi untuk kesejahter-
aan dan kemakmuran rakyat.
Untuk dapat mencapai maksud dan tujuan tersebut, Perseroan melaksanakan
kegiatan usaha sebagai berikut:
1. Menyelenggarakan usaha di bidang Minyak dan Gas Bumi beserta hasil olahan
dan turunannya.
2. Menyelenggarakan Kegiatan Usaha di Bidang Panas Bumi yang ada pada saat
pendirinya termasuk Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) yang telah
mencapai tahap akhir negosiasi dan berhasil menjadi milik Perseroan.
36
3. Melaksanakan perusahaan dan pemasaran Liquified Natural Gas (LNG) dan
produk lain yang dihasilkan dari kilang LNG.
4. Menyelenggrakan kegiatan usaha lain yang terkait atau menunjang kegiatan
usaha sebagaimana dimaksud dalam point nomor 1, 2, & 3.
Sesuai dengan ketentuan UU MIGAS baru, Pertamina tidak lagi menjadi satu-
satunya perusahaan yang memonopoli Industri MIGAS, dimana kegiatan Usaha Min-
yak dan Gas Bumi diserahkan kepada mekanisme pasar. Itu sama artinya dengan
peran regulator yang di pegang Pertamina dicabut, dan Pertamina hanya memegang
peran sebagai Pemain.
Dalam bisnisnya, Pertamina menyelenggrakan usaha di bidang Energi dan
Petrokimia yang terbagi menjadi 2 sektor, yaitu sektor Hulu dan Hilir. Dimana Sektor
Hulu meliputi eksplorasi dan produksi Minyak dan Gas bumi. Dan sektor Hilir meli-
puti Pengolahan, Pemasaran & Niaga, dan Perkapalan serta distribusi produk Hilir
baik didalam Negeri maupun keluar Negeri yang berasal dari Kilang PERTAMINA
maupun dari Impor, yang didukung oleh sarana transportasi darat dan laut. Usaha
Hilir merupakan integrasi Usaha Pengolahan, Usaha Pemasran, Usaha Niaga, dan
Usaha Perkapalan.
Selain itu Pertamina juga mempunyai beberapa anak perusahaan dan juga Pe-
rusahaan Patungan (Joint Ventura), untuk dapat menunjang dan memperlancar
37
jalannya kegiatan – kegiatan pokok perusahaan serta dapat memecahkan masalah
kebutuhan perusahaan. Kelompok anak- anak perusahaan milik Pertamina antar lain:
PT. Patra Jasa,
PT. Pertamina Retail,
PT. Pertamedika,
PT. Elnusa,
PT. Pertamina EP, dan
PT. Pertamina Tongkang.
Perkembangan perusahaan dalam memproduksi minyak dimulai saat
diketemukannya pembuatan minyak mentah hasil produksi di daerah Pangkalan
Brandan dan Pangkalan Susu yang di Ekspor ke kapal Shozui Maro sebanyak 13.400
barel atau 1700 Ton yang pada masa itu bernilai US $ 30.000,00. Peristiwa tersebut
menandai dimulainya sejarah ekspor minyak pertama (1958).
Usaha peningkatan dalam penyediaan bahan bakar ini untuk keperluan dalam
Negeri selau di usahakan debgan cara meningkatkan kapasitas beberapa kilang min-
yak dan gas bumi. Langkah ini guna menjamin pasokan BBM yang lebih baik lagi.
2. Visi dan Misi
Visi dan Misi Pertamina Korporat
Visi Pertaamina Korporat
Menjadi Perusahaan Minyak Nasional Kelas Dunia
38
Misi Pertamina korporat
Menjalankan Usaha Inti Minyak, Gas, dan Bahan Bakar Nabati
secara terinitegrasi, berdasarkan prinsip-prinsip komersial yang
kuat.
Merupakan Entitas Bisnis yang dikelola secara Profesional, Kom-
petitif, dan berdasarkan Tata Nilai Unggulan
Memberikan nilai tambah lebih bagi pemegang saham, pekerja,
dan masyarakat serta mendukungpertumbuhan ekonomi nasional.
3. Produk-Produk yang dihasilkan
Jenis produk BBM yang dihasilkan oleh Petamina meliputi :
1. Avtur,
2. Premium,
3. Minyak Tanah,
4. Minyak Solar,
5. Minyak Diesel,
6. Minyak Bakar,
7. Pertamax,
8. Pertamax plus,
9. Biosolar.
10. Pertamina DEX
39
Jenis Produk Non BBM yaitu :
1. Pelumas,
2. Aspal,
3. Kimia,
4. Industri,
5. Kimia Pertanian,
6. LPG (Liquid Petroleum Gas),
7. LNG (Liquid Natural Gas).
Keberhasilan Pertamina dalam Pengolaan minyak dan Gas bumi di
Indonesia semakin dipercaya dunia, baik dari segi kemampuan suplai
maupun keamanan produk.
4. Tujuh Region Pemasaran BBM Retail PT. Pertamina (Persero)
Region I : Sumatra Bagian Utara
Region II : Sumatra Bagian Selatan
Region III : Jawa Bagian Barat
Region IV : Jawa Bagian Tenggara
Region V : Jawa bagian Timur dan Nusa Tenggara
Region VI : Kalimantan
Region VII : Ambon
40
B. Unit Pemasaran BBM Retail Region III
1. Sejarah
BerdasarkanPP RI No.27/1968 dibentuk Perusahaan Negara Per-
tambangan Minyak dan Gas Bumi Nasional (PN. Pertamina) sebagai hasil
Merger PN Permina (bergerak dibidang eksplorasi Minyak) dan PN. Per-
tamin, Perusahaan ini menampung semua kegiatan pengurusan dan pen-
gusahaan minyak dan Gas Bumi, sehingga diharapkan dapat meningkatkan
produktifitas dan efisiensi. untuk memudahkan pendistribusian Bahan Bakar
Minyak (BBM) dan Gas Bumi serta hasil olahannya keseluruh pelosok Nege-
ri, disektor Hilir pada saat itu dibentuk daerah Pemasaran III yang berada
dibawah naungan Direktorat Pemasaran Dalam Negeri dan dipimpin oleh
seorang Kepala Daerah.
Daerah Pemasaran III yang menenmpati kantor Eks- Pertamin di JL.
Matraman Raya, berperan dalam bidang penyediaan dan pelayanan Bahan
Bakar Minyak dan Gasa bumi, Pemasran hasil minyak dan Gas bumi, produk-
produk Petrokimia, dan produk-produk lainnya di wilayah Jakarta dan Jawa
Barat.
Sekitar tahun 1970, Kantor Daerah Peamasaran III pindah ke Jl. Ir. Ju-
anda no 13 Jakarta. Dan pada tahun1974 kantor Pusatnya di pindahkan ke Jl.
Kramat Raya No.29 Jakarta.
41
Pada tahun 1977 Daerah Pemasaran III diubah menjadi Unit Pemasa-
ran III dan tahun 1987 diubah lagi menjadi UPPDN III (Unit Pembekalan dan
Pemasaran Dalam Negeri III) dan dikepalai oleh seorang pimpinan Unit. Ta-
hun 1986 kantor Pusat UPPDN III di pindahkan ke JL. Kramat Raya No.59
Jakarta Pusat. Sekitar tahun 2001 nama UPPDN III di ubah kembali menjadi
Unit Pemasaran III (UPMS III) dan sebutan jabatan pimpinan unit diubah
menjadi General Manager.
Pada saat yang hampir bersamaan, terbit UU Otonomi daerah yang
mengakibatkan pemekaran propinsi Jawa Barat pada tahun 2001, mak ter-
bentuklah propinsi Banten yang menjadi wilayah kerja Unit Pemasaran III
disamping DKI Jakarta dan Jawa Barat.
Pertamina (Persero) Pemasaran BBM Retail Region III merupakan sa-
lah satu dari tujuh Region Pemasaran Pertamina Direktorat Pembekalan dan
Pemasran dalam Negeri yang memiliki tugas dan tanggung jawab melayani
kebutuhan BBM maupun Non BBM bagi masyarakat atau Industri di wilayah
DKI Jakarta, dan Banten, dan Jawa Barat.
Dalam hal ini Pemasaran BBM Retail Region III adalah salah satu
Unit yang memilik tugas pokok menyediakan dan memasarkan bahan Bakar
Minyak lainnya untuk mememnuhi kebutuhan konsumen Domestik
khususnya masyarakat di wilayah Propinsi DKI Jakarta, Banten dan Jawa
Barat.
42
2. Visi, Misi, dan Motto Unit Pemasaran III
Visi
Menjadi Unit Pemasaran terkemuka dengan Layanan Kelas Dunia
Misi
Memasarkan produk Minyak, Gas, dan Hasil Olahannya dengan
mengutamakan etika, keramahan, kecepatan, ketepatan dan
Berwawasan Lingkungan.
Mengelola usaha dengan berorientasi pada pencapaian kinerja ter-
baik.
Menjadi aset unggulan bagi perusahaan, pemerintah, pekerja dan
masyarakat.
Motto
“Kepuasan Anda – Kami Utamakan”
43
3. Produk yang dipasarkan
Bahan Bakar Minyak (BBM)
BioPremium
Premium
Biosolar
Minyak Solar
Minyak Tanah
Minyak Diesel
Minyak Bakar
Bahan Bakar Khusus (BBK)
Pertamax
Pertamax plus
Pertamina DEX
4. Sarana & Fasilitas Wilayah Kerja
Prop. DKI Jakarta
1. Kantor Unit Pemasaran III
2. Instalasi Tg. Priok
44
ITP
3. Depot Plumpang : Depot Plumpang merupakan daerah operasi
terbesar se-Asia. Total BBM dan Gas Bumi yang diolah nya ada-
lah 65,51 %.
45
DEPOT PLUMPANG
46
4. Pengisian Gas Elpiji Tj.Priok
47
SPBBE Tj.Priok
5. Pabrik Tabung Gas Elpji Plumpang
Pabrik Tabung Gas Elpiji Plumpang
48
Prop. Banten
1. Terminal Transit BBM Tg. Gerem : Tanjung Gerem berada di
Terminal Transit Tanjung Gerem
propinsi Banten. Daerah operasi ini hanya mengolah BBM dan
Gas Bumi sebanyak 7,98 %.
Pelayanan Konsumen
Pola Suplai
&
Tanker
TERMINAL TRANSITBBM Tg. Gerem
Kilang Dalam NegeriSTS Teluk SemangkaSTS Kolbut
DEPOT PANJANGDEPOT P. BAAIDEPOT PONTIANAK
M. Tanki
SPBU/I/A
INDUSTRI
PANGKALAN
Tanker
Terminal Transit Tanjung GeremAsal pasokan BBM :
Ex Kilang Dalam Negeri (Dumai, Plaju, Cilacap,
Balikpapan) dan Ship To Ship (STS) Teluk
Semangka melalui Tanker
Dibangun pada tahun 1993 diatas
lahan seluas 10,6 HA dan
dioperasikan pada tahun 1995.
Sarana & Fasilitas di Wilayah Banten
49
Prop. Jawa Barat
1. Kantor Pemasaran Cabang Bandung
2. Depot Padalarang : Depot Padalarang berada di wilayah propinsi
Jawa Barat. Daerah operasi ini hanya mengolah BBM dan Gas
Bumi sebanyak 7,10%.
Depot Padalarang
3. Depot Tasikmalaya : Depot Tasikmalaya berada di wilayah pro-
pinsi Jawa Barat. Daerah operasi ini mengolah BBM dan Gas
Bumi sebanyak 3,45%.
4. Depot Ujungberung : Depot Ujung Berung juga berada di wilayah
propinsi Jawa Barat. Daerah operasi ini hanya mengolah BBM dan
Gas Bumi sebanyak 9,85%.
5. Depot Cikampek
50
6. Terminal Transit Utama Balongan : Balongan Group juga berada
di wilayah propinsi Jawa Barat. Daerah operasi ini hanya men-
golah BBM dan Gas Bumi sebanyak 6,11%.
DEPOT BALONGAN
51
5. Peta Wilayah Kerja Unit Pemasaran III
52
6. Struktur Organisasi Unit Pemasaran III
8
Sales Area ManagerDKI Jakarta
02
General Manager
Pms. BBM Retail
Area III
Sales RepresentativeRetaiI Wilayah I 1
04
Sales Area Manager
BODETABEK
Keterangan :
Wilayah I : Jakarta Pusat
Wilayah II : Jakarta Utara & Kepulauan Seribu
Wilayah III : Jakarta Timur I
Wilayah IV : Jakarta Timur II
Wilayah V : Jakarta Barat
Wilayah VI : Jakarta Selatan I
Wilayah VII : Jakarta Selatan II
F201321000
F201310000
F201311000
F201312000
F201320000
Sales RepresentativeRetaiI Wilayah II 1
04
Sales RepresentativeRetaiI Wilayah II 1
04
Sales RepresentativeRetaiI Wilayah II 1
04
F201322000
F201323000
F201324000
Sales RepresentativeRetaiI Wilayah II 1
04
Sales RepresentativeRetaiI Wilayah II 1
04
Sales RepresentativeRetaiI Wilayah II 1
04
Ast. CustomerRelations 1
05
F201326000
F201327000
F201325000
Ast. Community Development
1
05
Ast. ManajerExternal Relations 1
05
53
3
86
8 9 9 5 4
39
02
02
02 02 03
02
General ManagerPms. BBM Retail
Area III
VP Pemasaran BBM
Retail
7
03
Sales Area Manager
Cirebon
Sales Area Manager
Merak
Ast. ManajerExternal Relation
Sales Area Manager
DKI JakartaSales Area Manager
BODETABEK
Ast. ManajerSales Adm. &
General Affair
Sales Area Manager
Bandung
Ast. ManajerStatistic & Comp.
Intelligence
Sekretaris
1
07
03
F201300000
F201310000 F201320000 F201330000 F201340000 F201350000 F201360000
F201370000 F201380000
F201300100
NE
10
-
F201300200
54
C. Tata Nilai
Clean (Bersih)
Dikelola secara profesional, menghindari benturan kepentingan, tidak me-
noleransi suap, menjunjung tinggi kepercayaan dan integritas. Berpe-
doman pada asas-asas tata kelola korporasi yang baik
Competitive (Kompetitif)
Mampu berkompetisi dalam skala regional maupun internasional, men-
dorong pertumbuhan melalui investasi, membangun budaya sadar biaya,
dan menghargai kinerja
Confident (Percaya Diri)
Berperan dalam pembangunan ekonomi nasional, menjadi pelopor dalam
reformasi BUMN, dan membangun kebanggaan bangsa
Customer Focused (Fokus Pada Pelanggan)
Berorientasi pada kepentingan pelanggan, dan berkomitmen untuk mem-
berikan pelayanan terbaik kepada pelanggan.
Commercial (Komersial)
Menciptakan nilai tambah dengan orientasi komersial, mengambil kepu-
tusan berdasarkan prinsip-prinsip bisnis yang sehat.
Capable (Berkemampuan)Dikelola oleh pemimpin dan pekerja yang
profesional dan memiliki talenta dan penguasaan teknis tinggi, berkomit-
men dalam membangun kemampuan riset dan pengembangan.
55
D. Logo Pertamina
Tidak banyak masyarakat yang tahu mengenai asal usul logo Kuda Laut
Kembar. Harap maklum, Pertamina dididrikan dalam situasi darurat sehingga per-
cetakan logo saat ini dianggap tidak penting. Logo Kuda Laut Kembar merupakan
gabungan dan pengembangan dari Logo-Logo PN Permina dan PN Pertamin, dua pe-
rusahaan yang menjadi embrio kelahiran pertamina. Logo perusahaan sendiri baru
muncul ketika PT. Pertamina berubah stastusnya menjadi PN.Permina tahun 1961
(berdasarkan PP No.198 Tahun 1961). Logo itu memilik unsur-unsur yang kira-kira
sama dengan logo Kuda Laut kembar yang sekarang kita kenal. Bedanya, tidak ada
bingkai yang berbentuk Simetris Empat Lengkung. Sedangkan Logo PT. Pertamina
(Tahun 1961 berbentuk PN berdasarkan PP No.3 tahun 1961) adalah berbentuk bin-
tak Api Segi Lima Warna merah didalam lingkaran berwarna Putih.
Penggabungan logo terjadi seiring dengan Merger nya PN.Permina dan
PN.Pertamin pada 20 Agustus 1968. Tanggal ini diangkat sebagai tanggal kelahiran
resmi. Logo si Kuda Laut Kembar yang sekaligus melambangkan dua arti Simbolik,
yaitu:
Kedaulatan bangsa Indonesia atas sumber Daya Alam Mineral, Minyak, dan
Gas Bumi. Hal ini ditandai dengan berdirinya perusahaan Milik Pribumi sejak
tahun 1945, 1957, 1960, 1961, 1968, dan 1971 yang merupakan tahun-tahun
bersejarah dari perkembangan perusahaan minyak bumi.
56
Harapan jadinya perusahaan minyak yang lebih kuat dan disatukannya
PN.Permina and PN. Pertamin, mengingat saat itu bisnis minyak Indonesia
sudah harus berhadapan dengan perusahaan – perusahaan Kaliber dunia yang
bercokol di Indonesia maupun di Luar Negeri. Dan Kini Logo PT. Pertamina
(Persero) kembali megalami perubahan seiiring dengan perkembangan zaman,
yakni berupa huruf “P” yang merupakan representasi dari bentuk panah.
Berikut penjelasannya :
Elemen Logo membentuk huruf "P" yang secara keseluruhan merupakan
representasi bentuk panah, dimaksudkan sebagai Pertamina yang berge-
rak maju dan Progresif
Warna-warna yang berani menunjukkan langkah besar yang diambil
pertamina dan aspirasi perusahaan akan masa depan yang lebih positif
dan dinamis,dimana:
Biru mencerminkan : Handal, dapat dipercaya dan
bertanggung jawab.
Hijau mencerminkan : Sumberdaya energi yang berwawasan
Lingkungan.
Merah mencerminkan : Keuletan dan ketegasan serta
keberanian dalam menghadapi berbagai
macam kesulitan.
57
LOGO PERTAMINA
LOGO PN PERTAMIN ( 1961 )
LOGO PN PERMINA ( 1961 )
LOGO PN PERTAMINA ( 1968 ) LOGO PERTAMINA
( 1972 )
LOGO PT PERTAMINA PERSERO
( 2005 – Sekarang )
58
59
BAB IV
PELAKSANAAN MAGANG
A. Tempat dan Waktu Pelaksanaan Magang
Pelaksanaan kegiatan Kuliah Kerja Media (KKM) /Magang atau dilaksanakan
di PT. Pertamina (Persero) Unit Pemasaran BBM Retail Region III yang berlokasi di
JL. Kramat Raya No 59 Jakarta Pusat.
Waktu pelaksanaan Kuliah Kerja Media (KKM) /Magang tersebut dilakukan
3½ bulan, terhitung mulai tanggal 02 Februari 2009 sampai dengan 14 Mei 2009. Ak-
tifitas kegiatan Magang itu sendiri dilakukan sesuai dengan jam kerja yang berlaku di
Pertamina Unit Pemasaran BBM Retail Region III bagian Hupmas Eksternal Rela-
tions pada pukul 07.00 – 15.30 WIB.
B. Bidang Pelaksanaan Magang
Selama masa kegiatan Kuliah Kerja Media (KKM) /Magang penulis ditem-
patkan di Bagian Hupmas Pertamina Unit Pms III yang menangani masalah Eksternal
Relations, Bagian/fungsi ini dipimpin oleh Asisten Manajer Eksternal Relations. Ba-
gian ini dianggap sesuai dengan jurusan yang diminati oleh penulis yaitu Program
Diploma III Public Relations, untuk belajar dan dapat menerapakan ilmunya di dunia
kerja.
60
Dengan penempatan di bagian Hupmas Eksternal Relations inilah penulis
mendapatkan banyak pengetahuaan tentang hal-hal yang berkaitan dengan bidang
Public Relations.
Uraian Pekerjaan Eksternal Relations antara lain :
I. Membina dan mengarahkan pelaksanaan customer relations agar dapat
meningkatkan kepercayaan customer terhadap perusahaan dalam meningka-
takan pelayanan, serta menampung dan menyelesaikan segala keluhan cus-
tomer.
1. Membuat rencana pembinaan hubungan dengan customer untuk di-
gunakan dalam pembinaan sikap mental konsumen agar tumbuh loyalitas
terhadap produk yang dipasarkan oleh Sales Force BBM Retail.
2. Mengatur dan mengawasi pelaksanaan pembinaan dan peningkatan hub-
ungan dengan customer agar tercipta hubungan yang baik sehingga mem-
perlancar pelayanan.
3. Memberikan edukasi kepada customer tentang kegiatan pemasaran BBM
Retail agar dapat dipahami dan mendapat respon yang baik.
4. Merencanakan dan memproduksi printing material berupa company pro-
file / brosur produk.
5. Menampung semua keluhan yang masuk dari customer dan berusaha me-
nyelesaikan keluhan tersebut.
61
6. Meneruskan semua keluhan customer yang tidak dapat diselesaikan kepa-
da fungsi terkait yang berwenang untuk penyelesaiannya.
7. Mengkoordinir Customer dan Partner Care Center (CPCC) dalam pem-
berian informasi dan penanganan keluhan customer / mitra kerja / usaha.
8. Melakukan audit komunikasi terhadap informasi yang telah disampaikan
kepada pelanggan melalui kliping media cetak dan elektronik.
9. Menerima dan mempelajari masukan dari customer mengenai keinginan
pelanggan agar dapat diantisipasi, dalam rangka peningkatan pelayanan
dalam pemasaran BBM dan BBK sehingga sistem pelayanan penjualan
dapat memuaskan pelanggan.
10. Meyakinkan customer bahwa produk BBM tidak kalah mutunya dengan
produk pesaing serta berkualitas standar Internasional.
II. Merencanakan dan mengatur mengawasi pelaksanaan Community Develop-
ment, dalam rangka usaha meningkatkan hubungan baik dan saling pengertian
dengan stakeholders untuk kelancaran pelaksanaan pemasaran BBM Retail di
Area Pemasaran BBM Retail Region III.
1. Membuat rencana Community Development untuk wilayah kerja Area III
Pemasaran BBM Retail.
2. Mengatur dan mengawasi pelaksanaan Community Development agar ter-
laksana sesuai rencana dan mendapat respon yang positif dari masyarakat.
62
3. Melakukan pendekatan dengan pemuka masyarakat dan Instansi terkait
untuk memperlancar pelaksanaan Community Development.
4. Merencanakan mengatur dan mengawasi Pelaksanaan dan Tanggung Ja-
wab Sosial Perusahaan (TJSP) / Corporate Social Responsibility (CSR)
agar dapat terlaksana sesuai dengan rencana.
5. Membuat laporan baik untuk pelaksanaan Community Development mau-
pun pelaksanaan TJSP / Corporate Social Responsibility (CSR) untuk
keperluan Management.
6. Mengawasi kepatuhan para pelaksana terhadap penerapan aspek HSE
agar kejadian / incident yang akan merugikan perusahaan dapat ditekan /
Zero Accident.
III. Merencanakan dan melaksanakan peningkatan citra perusahaan melalui
kegiatan promosi komersial maupun non komersial.
1. Membuat materi advetorial dan iklan korporasi untuk media cetak dan el-
ektronik.
2. Menyiapkan materi pernyataan korporat tingkat Unit Operasi (Corporate
Statement) dalam bentuk Press Release atau Materi Presentasi.
3. Memfasilitasi kegiatan jumpa pers, permintaan wawancara media cetak /
elektronik, maupun liputan media cetak / elektronik pada event persu-
haan.
63
4. Mengkoordinir atau mengawasi pelaksanaan kegiatan keprotokolan kun-
jungan tamu perusahaan.
5. Melaksanakan kegiatan dokumentasi foto dan audio visual mengenai
event perusahaan serta pengarsipannya.
6. Memproduksi jurnal perusahaan sebagai media informasi eksternal / in-
ternal.
7. Memberikan klarifikasi, penjelasan maupun tanggapan atas keluhan atau
informasi yang disampaikan secara terbuka oleh stakeholders kepada me-
dia massa.
C. Kegiatan Magang / KKM di HUPMAS
1. Media Monitoring, yaitu membaca 26 media massa setiap harinya untuk me-
mantau pemberitaan apa saja yang ada di media massa mengenai berita-berita
yang berhubungan dengan PT. Pertamina (Persero).
2. Mengkliping, yaitu melakukan proses kliping intern mengenai berita-berita
yang ada dalam 26 media massa tersebut dengan menempelkannya pada lem-
baran kliping intern Pertamina.
3. Mencatat surat-surat, proposal, memo, nota yang masuk, kedalam buku agen-
da masuk Sekretaris Eksternal Relations.
4. Memasukan data – data berupa surat, proposal, memo, dan nota kedalam da-
tabase, setelah mendapat disposisi dari Asisten Manajer Eksternal Relations.
5. Memasukan data CPCC (Complaint and Partner Care Center).
64
6. Belajar membuat berita/ isu mengenai korban tewas pada kebakaran di Depot
Plumpang 18 Januari 2009, telah dimakamkan pada Senin, 02 Februari 2009
di kampung halamannya di Subang, Jawa Barat, “Perkembangan Budaya di
Pertamina, tentang Keselamatan Kerja”, syukuran atas keberhasilan pe-
nanggulangan kebakaran T.24 di Depot Plumpang, “Penyerahan bantuan
korban banir Bukit Duri Jakarta Selatan”.
7. Mengikuti sekaligus sebagai penerima tamu pada acara syukuran atas keber-
hasilan penanggulangan kebakaran T.24 di Depot Plumpang pada Selasa, 24
Februari 2009.
8. Survey lokasi banjir di kelurahan Bukit Duri, Kampung Melayu Jakarta Se-
latan. Dalam kegiatan CSR perusahaan oleh Community Development. Untuk
Memberikan bantuan bagi korban banjir Bukit Duri, Kampung Melayu Jakar-
ta Selatan. Bantuan berupa Sembako dan makanan siap saji serta air mineral
untuk 400 KK. Bantuan tersebut diserahkan langsung oleh General Manager
Unit Pemasaran BBM Ritel Region III, Bapak Agus Himawan, pada Selasa 03
Maret 2009.
9. Ikut Menghadiri acara Road Show Direktur Utama PT.Pertamina Ke SPBBE
di Jl. Jampea tj. Priok, pada Selasa, 20 Maret 2009. Pertamina Mempercepat
Pembangunan Stasiun Pengisian Bahan Bakar Elpiji ke – 100.
10. Ikut menghadiri Peresmian Stasiun Pengisian Bulk Elpiji di Depot Elpiji Tan-
jung Priok, Jakarta Utara oleh Wakil Presiden RI Jusuf Kalla, dan dihadiri
65
Direktur Utama Pertamina Karen Agustiawan beserta jajaran direksi dan ko-
misaris Pertamina, pada Jum’at, 20 Maret 2009.
11. Survey ke SD Yapensori di keluarahan Tugu Utara, Koja Jakarta Utara. Kare-
na sebelumnya sekolah ini pernah dibantu oleh Pertamina, bantuan tersebut
berupa bangunan fisik gedung, yang sebelumnya sekolah ini lantainya belum
dikeramik dan selalu tergenang banjir ketika banjir Rob datang, karena daerah
ini dekat sekali dengan laut. Survey ini bertujuan untuk melihat Kondisi
bangunan apakah masih bagus atau tidak, sekaligus memeberitahukan kepada
pihak sekolah bahwa SD Yapensori ini akan Diliput oleh Metro TV dalam
program CSR Pertamina, Energi BUMN yang akan ditayangkan di Metro TV.
12. Survey Kelayakan, dalam pembangunan Mushallah di SD 06 Duren Sawit,
terkait proposal permohonan bantuan yang diajukan ke Pertamina oleh Com-
munity Development.
13. Mengikuti jalannya syuting bersama Metro TV dalam program CSR Pertami-
na, Energi BUMN, di Puskesmas Murtadho, yang pada hari itu ada kegiatan
Imunisasi. Puskesmas ini penah dibantu oleh Pertamina berupa bangunan fisik
gedung. Syuting dilanjutkan ke SD Yapensori dan selanjutnya ke SD Suraya,
SD ini juga pernah dibantu oleh berupa bangunan fisik gedung, yang semuan-
ya terletak di kecamatan Koja Jakarta Utara.
66
14. Datang ke lokasi Bencana Tanggul jebol Situ Gintung bersama Manager CSR
Pertamina, OS CSR & Community Development dan membuat Posko Per-
tamina Peduli Situ Gintung pada Jum’at 27 Maret 2009. Selama 9 hari Posko
Pertamina ini berada di lokasi bencana tanggul jebol Situ Gintung. Untuk
membantu para korban bencana. Bantuan tersebut berupa makanan siap saji
(seperti mie instan, biskuit, susu), alas tidur, alat kebersihan perlengkapan
mandi, perlengkapan bayi, pakaian layak pakai, seragam sekolah (SD, SLTP,
SLTA), serta obat-obatan dan bantuan layanan kesehatan oleh Tim Medis, dan
lain-lain. Posko Pertamina Peduli Situ Gintung ini berada disebelah Posko
Bantuan Utama Fakultas Hukum Universitas Muhamadiyah Jakarta. Selain itu
Pertamina juga dibantu oleh relawan yang tergabung dalam Himpunan Maha-
siswa Islam dan Karang Taruna Kencana (Pondok Cabe).
15. “Clino Gigi Sehat Bersama Pertamina” merupakan Program CSR Pertamina
oleh Medical Center, Health officer, Ast. Community Development, & OS
CSR Pertamina di Mts.Ar-Rasidyah, Koja Jakarta Utara. Pada Selasa, 27
April 2009, di SDN 03 Sunter Agung, Sunter Jakarta Utara. Pada Kamis, 29
April 2009, di SDN 15 dan 16 Tugu Utara, Koja Jakarta Utara. Pada Selasa,
05 Mei 2009, dan di SD At-Taqwa 45, Babelan Bekasi, Jawa Barat, Pada
Kamis, 07 Mei 2009.
67
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengalaman penulis selama melaksanakan Kuliah Kerja
Media (KKM) / Magang di Bagian Hupmas PT. Pertamina (Persero) Unit Pemasaran
BBM Ritel Region III, ternyata banyak fakta menarik yang penulis temukan
mengenai lingkup kerja humas pemerintahan. Berikut adalah kesimpulan yang
penulis dapatkan selama melaksanakan Kuliah Kerja Media (KKM) / Magang di
Bagian Hupmas PT. Pertamina (Persero) Unit Pemasaran BBM Ritel Region III.
1. Selama menjalani Kuliah Kerja Media / Magang di Hupmas di PT Pertamina
(Persero) Pemasaran BBM Retail Region III Jawa Bagian Barat (JBB), penulis
mengetahui kinerja kehumasan pada sebuah BUMN yang dipercaya, bercitra
positif, dan mengarah pada suatu tatanan organisasi yang professional dan dapat
memberikan gambaran mengenai dunia kerja seorang praktisi Humas yang
sesungguhnya, juga perubahan-perubahan dan perkembangan yang terjadi dalam
dunia kerja sebagai sarana untuk mengaplikasikan ilmu, memahami dan mampu
menerjemahkan teori-teori Ilmu Komunikasi yang diperoleh dari Universitas, wa-
laupun secara teori tidak sama persis, tetapi maksud dan intinya sama. Ketid-
aksamaan itulah yang menyakinkan penulis bahwa pada kenyataannya teori
68
merupakan suatu pedoman untuk seorang bisa menjalankan kegiatan secara
langsung / mempraktekannya.
2. Fungsi Hupmas di Unit Pemasaran III semakin diperkuat, karena Hupmas tidak
semata-mata mensosialisasikan kebijakan institusi dan membangun serta mem-
pertahankan citra Institusi tersebut , akan tetapi Hupmas Unit Pemasran III juga
berperan sebagai Center Information Officer.
3. Tidaklah mudah untuk masuk dan terlibat dalam pekerjaan di Hupmas yang
berhubungan dengan banyak orang, karena seorang praktisi humas harus
menghadapi banyak pihak, mulai dari kalangan pers, stakeholders, dan lainnya.
Humas harus memiliki keahlian khusus dan keterampilan yang mendukung serta
harus tahu benar tentang seluk beluk organisasi dan mampu mewakili diberbagai
kesempatan.
4. CSR (Ada yang menyebut sebagai Community Development atau
Filantropi/keikhlasan berbagi) adalah Investasi Sosial perusahaan yang bersifat
jangka panjang. Secara berangsur-angsur akan terbentuk citra positif terhadap
kegiatan social yang dilakukan. Beberapa kegiatan bisa menjadi trade mark pe-
rusahaan yang berpemngaruh dalam memperkuat Citra Perusahaan. CSR adalah
pengintegrasian kepedulian terhadap masalah sosial dan lingkungan hidup
kedalam operasi bisnis perusahaan dan interaksi sukarela antara perusahaan dan
69
Stakeholder-nya. (Community Relations, Simbiosa Rekatama Media, Bandung,
2004, hlm,49)
Apa yang penulis kemukakan pada kesimpulan diatas adalah hasil
pengamatan penulis selama melaksanakan kegiatan Kuliah Kerja Media (KKM) /
Magang pada Eksternal Relations, tidak terlepas dari benar tidaknya kesimpulan
yang penulis kemukakan, penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam
pelaksanaan yang dilakukan. Adapun beberapa saran yang kiranya dapat penulis
kemukakan berdasarkan hasil kesimpulan diatas adalah sebagai berikut.
B. Saran
1. Untuk Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UNS terutama Program DIII
Komunikasi Terapan Public Relations untuk diupayakan adanya perkuliahan
diluar kelas, untuk mempraktekan PR dalam dunia kerja, jadi bukan hanya
sekedar ilmu teori saja, tapi ilmu prakteknya juga. Sehingga pada pelaksanaan
magang nantinya mahasiswa dapat lebih memahami ilmu praktek Public
Relations yang di dapat selama di bangku perkuliahan ke dalam dunia kerja
yang nyata.
2. Perlu diadakannya sosialisasi melalui media baik cetak maupun elektronik,
tentang kegiatan Corporate Social Responsibility (CSR) UPms III PT. PER-
TAMINA (PERSERO), sehingga masyarakat mengetahui bahwa Pertamina
juga peduli dengan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan.
70
DAFTAR PUSTAKA
Davis, Anthony. 2005. Everything you should know about Public Relations. Ja-
karta : PT. Elex Media Komputindo.
Effendy, Onong Uchjana. 1989. Human Relations dan Public Relations dalam
Management. Bandung : CV. Mandar Maju.
Effendy, Onong Uchjana. 1993. Hubungan Masyarakat. Bandung : PT. Remaja
Rosdakarya.
Iriantara, Yosal. 2004. Community Relations. Bandung : Simbiosa Rekatama
Media.
Jefkins, Frank. 1996. Public Relations. Edisi keempat. Haris Munandar, Pen-
erjemah. Jakarta : PT. Erlangga.
Kriyantono, Rachmat. 2008. Public Relations Writing: Media Public Relations
Membangun Citra Korporat. Jakarta : Kencana.
M. Cutlip, Center, Allen H. & Glen M. Broom, Alih Bahasa Tri Wibowo. 2006.
Effective Public Relations. Prenada Media.
Ruslan, Rosady. 2001. Manajemen Humas dan Manajemen Komunikasi (Kon-
sepsi dan Aplikasinya). Jakarta : PT. Raja Gravindo Persada.
Wahyudi, Isa & Azheri, Busyra. 2008. Corporate Social Responsibility: Prin-
sip, Pengaturan dan Implementasi. Malang : Inspire & In-Trans Pub-
lishing.
71
Sumber Lain:
Majalah Warta Pertamina, No.7 / Thn XXXIX / July 2004