5 Kantor - poltekkesdepkes-sby.ac.id

5
VOL. 13 No.1 APRIL 2015 ISSN 1693-3761 PENGENDALTAN Aedes aegyptiPADA DAERAH PERIMETER DAN BUFFER DI KANTOR KESEHATAN PELABUHAN SURABAYA Shufo Shidiq Arinanto, Ngadinq Hadi 9uryono ABSTRACT Juanda Airport of Surabaya can be ragrded as a gathering point for travellers fronn various countries and therefore contributes to the risk of global disease transmission. One of the transmissions may occur through the Aedes aegyptivedor, a cause of Dengue Hemorrhagic Fever (DHF); as well as the yellow fever; both may induce death. The 2012 Annual Report of the Port Health Office of Surabaya showed that House Index, Container Index, and Bruteau Index in the buffer area remained over 7o/o, whereas the technical requirements for airpofts said that the perimeter area must be totally free of life vector and the buffer area indices must be less than 1%. The purpose of the present study was to indentifo and assess the implementation of vector control programs in reducing the populations of Aedes aegyptiat Juanda Airport of Surabaya. This study used descriptive methods aimed at describing the implementation of Aedes aegypti control program at Juanda airpoft of Surabaya. The object of the study was the perimeter and buffer areas of Juanda Airpoft. Results showed that, of the six variables under study, 5 (five) variables of Aedes aegypti control implementation did satisfy the requirements. The variable on the mapping of Aedes aegyptibreeding places met the requirements satisfactorily. The variables on larval surveys/ adult mosquito surueys, counseling activities, larvaciding and fogging did not satisfy the requirements. In conclusion, the implementation of Aedes aegypfitontrol in Juanda Airpoft in 20t4 did satisfy the designated requirements. It is recommended that Sedati Community Health Center and the Health Office of Juanda Airport of Surabaya improve their existing cooperation so that the buffer area, which is under the responsibility of both entities, remains the target of surveillance in order for the area to be sterile of Aedes aegyptibreeding, in accordance with the standards and requirements as stated in the Decree of the Health Minister of Republic of Indonesia No. 43 1/Menkes/SIVIV/2007. Keywords: airpoft operation, control of Aedes aegypti, indiceg buffer area, inter-agency cooperation. PENDAHULUAN Bandara merupakan pintu gerbang lalu-lintas barang, orang dan alat transpoftasi, baik dari dalam maupun luar negeri. Bandara juga merupakan tempat bertemunya banyak orang dari beberapa negara yang datang dan pergi dengan pesawat udara. Seiring dengan meningkatnya arus pariwisata, perdagangan, migrasi dan teknologi maka kemungkinan terjadinya penularan penyakit melalui alat transportasi semakin besar. Berdasarkan International Health Regulations (IHR)tahun 2005 WHO menetapkan bahwa dalam bandara semua alat angkut harus bebas dad vektor, maka pemeriksaan kesehatan di pesawat mutlak diperlukan, mengingat pesawat dapat membawa vektor penyakit. Hal ini beftujuan untuk mencegah, melindungi dan menanggulangi terhadap penularan dan penyebaran penyakit oleh vektor. Salah satu penyebab penyakit di pelabuhan udara adalah penyakit yang ditularkan oleh vektor (serangga penular penyakit) nyamuk Aedes aegypti. Penyakit yang ditularkan oleh veKor ini harus dicegah dengan cara melakukan upaya pengendalian vektor. Karena nyamuk Aedes aegypti selain sebagai vektor penyakit Demam Eerdarah Dengue (DBD) juga sebagai vektor penyebab demam kuning (yellowfeve). Penyakit ini dapat rnenyebabkan kematian dan cenderung semakin luas penyebarannya sejalan dengan rneningkatnya mobilitas penduduk. Kantor Kesehatan Pelabuhan Surabaya mempunyai wilayah kerja meliputi Pelabuhan Laut Tanjung Perak, Gresik, Tuban, Kalianget dan Bandara Juanda yang merupakan salah satu pintu gerbang bagi pesawat terbang baik dari dalam maupun luar negeri untuk lepas landas, mendarat, naik turun penumpang dan bongkar muat barang di daerah perimeter. Dalam buku laporan tahunan Kantor Kesehatan Pelabuhan Surabaya tahun 2012 diketahui bahwa angka House Indeks (HI) didaerah buffer Bandara Juanda Surabaya masih ada yang lebih besar diatas 1olo. Sedangkan persyaratan teknis untuk nyamuk Aedes aegypti didaerah buffer harus kurang dari Lo/o dan untuk daerah perimeter tidak terdapat Aedes aegypti baik stadium larva maupun stadium dewasa dengan kata lain angka kepadatan indeks Aedes aegyptiharus nol(O). TUJUAN PENELITIAN Mengetahui pelaksanaan pengedalian Aedes Aegypti pada daerah perimeter dan bufferdi Kantor Kesehatan Pelabuhan Surabaya tahun 20t4. METODE PENELITIAN Jenis Penelitian Jenis penelitian ini termasuk jenis penelitian survai (nonelsperimen) yang bersifat deskriptif (Soekidjo, 2012 :26). GEMA KESEHATAN LINGKUNGAN 47

Transcript of 5 Kantor - poltekkesdepkes-sby.ac.id

Page 1: 5 Kantor - poltekkesdepkes-sby.ac.id

VOL. 13 No.1 APRIL 2015 ISSN 1693-3761

PENGENDALTAN Aedes aegyptiPADA DAERAH PERIMETER DAN BUFFERDI KANTOR KESEHATAN PELABUHAN SURABAYA

Shufo Shidiq Arinanto, Ngadinq Hadi 9uryono

ABSTRACT

Juanda Airport of Surabaya can be ragrded as a gathering point for travellers fronn various countries andtherefore contributes to the risk of global disease transmission. One of the transmissions may occur throughthe Aedes aegyptivedor, a cause of Dengue Hemorrhagic Fever (DHF); as well as the yellow fever; both mayinduce death. The 2012 Annual Report of the Port Health Office of Surabaya showed that House Index,Container Index, and Bruteau Index in the buffer area remained over 7o/o, whereas the technical requirementsfor airpofts said that the perimeter area must be totally free of life vector and the buffer area indices must beless than 1%. The purpose of the present study was to indentifo and assess the implementation of vectorcontrol programs in reducing the populations of Aedes aegyptiat Juanda Airport of Surabaya. This study useddescriptive methods aimed at describing the implementation of Aedes aegypti control program at Juandaairpoft of Surabaya. The object of the study was the perimeter and buffer areas of Juanda Airpoft.Results showed that, of the six variables under study, 5 (five) variables of Aedes aegypti controlimplementation did satisfy the requirements. The variable on the mapping of Aedes aegyptibreeding placesmet the requirements satisfactorily. The variables on larval surveys/ adult mosquito surueys, counselingactivities, larvaciding and fogging did not satisfy the requirements. In conclusion, the implementation ofAedes aegypfitontrol in Juanda Airpoft in 20t4 did satisfy the designated requirements.It is recommended that Sedati Community Health Center and the Health Office of Juanda Airport of Surabayaimprove their existing cooperation so that the buffer area, which is under the responsibility of both entities,remains the target of surveillance in order for the area to be sterile of Aedes aegyptibreeding, in accordancewith the standards and requirements as stated in the Decree of the Health Minister of Republic of IndonesiaNo. 43 1/Menkes/SIVIV/2007.

Keywords: airpoft operation, control of Aedes aegypti, indiceg buffer area, inter-agency cooperation.

PENDAHULUANBandara merupakan pintu gerbang lalu-lintasbarang, orang dan alat transpoftasi, baik daridalam maupun luar negeri. Bandara jugamerupakan tempat bertemunya banyak orang daribeberapa negara yang datang dan pergi denganpesawat udara. Seiring dengan meningkatnyaarus pariwisata, perdagangan, migrasi danteknologi maka kemungkinan terjadinyapenularan penyakit melalui alat transportasisemakin besar.Berdasarkan International Health Regulations(IHR)tahun 2005 WHO menetapkan bahwa dalambandara semua alat angkut harus bebas dadvektor, maka pemeriksaan kesehatan di pesawatmutlak diperlukan, mengingat pesawat dapatmembawa vektor penyakit. Hal ini beftujuan untukmencegah, melindungi dan menanggulangiterhadap penularan dan penyebaran penyakit olehvektor. Salah satu penyebab penyakit dipelabuhan udara adalah penyakit yang ditularkanoleh vektor (serangga penular penyakit) nyamukAedes aegypti. Penyakit yang ditularkan olehveKor ini harus dicegah dengan cara melakukanupaya pengendalian vektor. Karena nyamuk Aedesaegypti selain sebagai vektor penyakit DemamEerdarah Dengue (DBD) juga sebagai vektorpenyebab demam kuning (yellowfeve). Penyakitini dapat rnenyebabkan kematian dan cenderungsemakin luas penyebarannya sejalan denganrneningkatnya mobilitas penduduk.

Kantor Kesehatan Pelabuhan Surabayamempunyai wilayah kerja meliputi Pelabuhan LautTanjung Perak, Gresik, Tuban, Kalianget danBandara Juanda yang merupakan salah satu pintugerbang bagi pesawat terbang baik dari dalammaupun luar negeri untuk lepas landas, mendarat,naik turun penumpang dan bongkar muat barangdi daerah perimeter. Dalam buku laporan tahunanKantor Kesehatan Pelabuhan Surabaya tahun2012 diketahui bahwa angka House Indeks (HI)didaerah buffer Bandara Juanda Surabaya masihada yang lebih besar diatas 1olo. Sedangkanpersyaratan teknis untuk nyamuk Aedes aegyptididaerah buffer harus kurang dari Lo/o dan untukdaerah perimeter tidak terdapat Aedes aegyptibaik stadium larva maupun stadium dewasadengan kata lain angka kepadatan indeks Aedesaegyptiharus nol(O).

TUJUAN PENELITIANMengetahui pelaksanaan pengedalian AedesAegypti pada daerah perimeter dan bufferdiKantor Kesehatan Pelabuhan Surabaya tahun20t4.

METODE PENELITIANJenis PenelitianJenis penelitian ini termasuk jenis penelitian survai(nonelsperimen) yang bersifat deskriptif(Soekidjo, 2012 :26).

GEMA KESEHATAN LINGKUNGAN 47

Page 2: 5 Kantor - poltekkesdepkes-sby.ac.id

Objek PenelitianOnief denetitian ini adalah wilayah perimeter dan

buifer di Bandara Juanda Surabaya'

Variabel Penelitiani. pemetaan b' Survey lentik c' Survey Nyamuk

d. Penyuluhan e. Larvasidasif. Fogging

Pengolahan dan analisis dataiunuiltrnup Pengolahan dan analisis data adalah

sebagai berikut :

f . f-diting : Yaitu pengolahan data dengan- meneiiti data untuk mengetahui apa data

tersebut cukup baik dan benar untuk dapat

segera dipersiapkan guna keperluan

selanjutnYa.2. Coding : yaitu penyajian data dalam bentuk

tabel. yiitu pengolahan data dengan

memberikan kode dan mengklarifikasikan data

menurut macamnya.3. Tabulasi : Yaitu pengolahan data dengan

menyusun data dalam bentuk tabel dari hasil

fenilaian selanjutnya dilakukan analisis data

secara deskriPtif'

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

1. Pemetaan tempat perindukan Aedes

aegyptipemetain tempat perindukan nyamuk Aedes

aegypti di wilayah Bandara Juanda Surabaya

mJiupatan suatu kegiatan pendataan tempat

p"iinarr.n nyamuk Uait< Oi wilayah perimeter dan

buffer. Daerah perimeter merupakan daerah. area

UunOutu (terminal domestik dan internasional)

dalam suatu wilayah dimana terdapat bangunan-

bungunun untuk kegiatan penerbangan (gedung-

gedlng, terminal, hangar dgn gudang), dan

iempai' part<ir pesawat. Sedangkan daerah. buffer

adaiah wilayah yang berada diluar wilayah area

ninAara dengan radius 400 meter dari batas

wilayah bandira. Wilayah ini terdiri dari 9 Desa

yang mengelilingi area bandara diantaranya yaitu

buri s.auti Gede, Sedati agung, Betro, Pulung-an,

gisik Cemandi, Banjarkemuning, Pranti, Semampir

dan Desa Pabean' Dari beberapa daerah yang

suJafr OiseUutkan diatas' semua daerah sudah

dapat terpetakan dengan baik' Sehingga

pemetaan sudah memenuhi syarat sesuai dengan

kipurrurrs RI No 431 Tahun 2oo7'

2. Suruai ientik Aedes aegYPti

Tabel. 1

Hasil Survai Indek lentik di Daerah Buffer

Kantor Kesehatan Pelabuhan Wilker Bandara Juanda Surabaya

Kegiatan survey jentik diBandara Juanda Surabaya

daiat dikatakan- bahwa Juanda Surabaya masih

beium memenuhi syarat sesuai dengan

kiprqrr,rrrs RI No 431 Tahun 2007. Hal ini

[ur.nu nilai HI (House Indek) masih menujukan

uau yung lebih besar dari 1 o/o dan pada tahun

ioir'aui' 2012 nilai Bl (Breteaulndeks ) masih

ada yang lebih besar dari 5' Daerah-

ai.tuh'O.n-gunindeksjentik HI (House Indek)

Jliui r"z" dan BI '(Breteaulndeks

)ang masih

feUift Oari 5. Maka menujukkan bahwadidaerah-

daerah tersebutkemungkinan besar terjadinya

iransmisidemam kuning atau demamberdarah'

bungun mengetahui hal tersebut maka sebaiknya

Bulan

Bangunan ContainerIndek Jentik

Aedes aegYqti

Jumlahdiperiksa

Aedesaegypti

(+)Jumlah

diperiksa

Aedesaegypti

(+) _HI CI BI

tt2 2 ))o 5 t,7B 2,27 4,5

11 L,9 2,6 5,2Februari 210 4

8 1,7 1,5 2,8Maret 285 5

t,7 1,6 3,4April 118 2 250 1

Bulan

Bangunan ContainerIndek Jentik

Aedes aegnPti

Jumlahdiperiksa

Aedesaegypti

(+)Jumlah

diperiksa

Aedesaegypti

(+)HI CI BI

Mei 295 3 512 5 1 0,97 7,7

230 3 0,95 1,3 2,9luni 105 1

luli 200 3 390 5 1,5 !,2 2,5

Agustus 132 2 250 2 1.5 0,8 1,5

September t47 2 230 4 1,3 t,7 2,7

Oktober toz 0 200 0 0 0 0

November 107 1 200 1 0,9 0.5 0,9

Desember 111 2 175 3 1,8 t,7 2,7

ETNAI KESEHATAN LINGKUNGAN

Januari410s30

Page 3: 5 Kantor - poltekkesdepkes-sby.ac.id

harus dilakukan pemberantasan, untuk

mencegah timbulnya penyakit demam kuning

atau demam berdarah dengan melakukan

tindakan fogging, penyuluhan, PSN maupun

larvasidasi. 5etringga Bandara Juanda Surabaya

kepadata ni ndeksjenti k 4edesa eg ypti

seda patmungki nku rangdari 1olo'

iiendala yJns dihadapi untuk mengetahui

["pioutun inaerc jentik adalah masyarakat' Pada

*lkt, pelaksanaan survai jentik atau. Pl

ei"bugh;, masyarakat menolak dengan halus

untuk membuka pintu rumah mereka, sehingga

putrgut tidak bisa memeriksa apakah ada jentik

iiOa" ,uman tersebut. Untuk mengurangi hal

[ersebut agar tidak terulang kembali sebaiknya

o"tuout bidang PRL KKP atau ketua RT perlu

menlamping saat kader melakukan kegiatan

ruruy lentif. nal ini bertujuan agar masyarakat

dapaf diberikan pengertian mengenai pentingnya

kegiatan ini dan dapat mengupayakan perubahan

peiilaku masyarakat dalam memberantas sarang

nyamuk dengan prinsip 3M yaitu menguras,

mungubur dan menutuP"

3. Survey nyamuk dewasa Aedes aegyptiPelaksanaan survey nyamuk dewasa merupakan

kegiatan untuk mengetahui kepadatan nyamuk

O"*.t. yang ada di wilayah perimeter dan buffer

di AanOarJ Juanda Surabaya' Kegiatan ini

aitut utun sebagai dasar dilakukanya pengendalian

nyamut< Aedis aegypti a99r .tidak terjadi

fenutaran penyakit. Namun berdasarkan hasil

informasi yang di dapat dari tenaga bidang PRL

kkn sutubuyi wilayah kerja Bandara Juanda

Surabaya mengatakan bahwa pelaksanaan survey

nyamuk dewisa selama ini belum pernah

dilakukan, hal ini di karenakan tenaga bidang PRL

wilker Bandara Juanda Surabaya tidak mempunyai

wewenang untuk melakukan kegiatan tersebut'

Kegiatan ini hanya bisa dilakukan oleh tenaga

5. Larvasidasi

bidang PRL dari KKP induk atau pusat'

Sehudungan dengan hal tersebut perlu dilakukan

koordinasi mengenai pelaksanaan kegiatan suruey

nyamuk dewasa guna memperoleh Uin agar

kegiatan ini dapat -berjalan

kembali dengan baik

seiuai dengan peraturan yang sudah ditetapkan di

dalam Kemnenkes No 431/MENKES/5W2007 '

4. Kegiatan PenYuluhanKegiatan penyutunan di Bandara Juanda

Sulabayaadalah penyuluhan yang dilakukan

d"ngun cara door to door atau dari rumah ke

ir-#n oleh kader Puskesmas. Kegiatan ini

dilakukan secara rutin setiapbulan sekali dengan

waktu pelaksanaan sejalan dengan keg.iatan

larvasidasi. Peyuluhan ini diberikan hanya terbatas

pada pemilik rumah/bangunan yang di kunjungi

saja. 'Hal ini menunjukkan bahwa-^kegiatan

penyutunan ini belum sesuai dengan KEPMENKES

iu 'tlo 431 Tahun 2007 karena tidak dapat

mencangkup semua masyarakat yang ad.a di

wltayan -

Bandara Juanda Surabaya melainkan

hanya terbatas pada masyarakat yang dikunjungi

ruju, O.ngun mengetahui situasi yang sepefti ini

se-baiknya- sasaran penyuluhan yang dilakukan

ofefr piiraf< KKP wilker bandara Juanda perlu

diperluas dan pesan-pesan yan9. disampaikan

lepaOa masyarakat haruslah meliputi alternatif

cara-cara pemberantasan Aedesaegypti yang

dapat dilakukan masyarakat sendiri' *l ini

dimaksudkan agar masyarakat dapat memilih cara

ying sesuai dengan situasi dan kondisi rumah,

lingkungan sefta kemampuan masing-m.aslng

*usyarikut setempat. Penyuluhan kesehatan

Oapat di implementasikan melalui organisasi

kewanitaan, guru sekolah, tokoh masyarakat

formal dan informal serta para tenaga

kesehatan.Usaha penyuluhan kesehatan harus

dii ntensifka ns ebelum periodepen ularan penya kit'

Tabel. 2Cakupan Larvaside dan Penyuluhan Per

. Bulan

di daerah Buffer Bandara Juanda Surabaya

Tahun PelaksanaanNo Bulan2011 201,2 2013

Rumah/Banqunan

Realisasi(o/ol

Rumah/Banounan

Realisasi(o/o)

Rumah/Banqunan

Realisasi(olol

I2

Januari 52 43,3 LL2 93,3 110 9t,7

Februari 702 B5

40210 100 118 98,3

285 100 t07 w21003 Maret 48

15

April 108 90 118 98,3 t43

Mei 111 92,5 295 100 100 83,3

105 87,5 i00 83,36 Juni 120 100

200 100 105 VE90,87 luli 111 91,5

B Agustus 131 100 132 100 109

9 September L24 100

87,5

147 100 103 B5,B

102 B5 100 83,310 OKober 105

November 107 ge_z

92,s

107 89,2 121 100

111 92,5 725 10072 Desember 111

CTT'TI KESEHATAN LINGKU NGAN49

Page 4: 5 Kantor - poltekkesdepkes-sby.ac.id

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwacakupan larvasidasiding setiap bulannya dapatdikatakan bahwa cakupan larvasidasi yangdilakukan di daerah Bandara Juanda Surabayahanya terbatas pada rumah/bangunan yangdikunjungi saja, makahasil larvasidasibelummempunyai pengaruh dalam upayapenurunan kepadatan indeks jentik Aedesaegypti.Pelakanaanla rvasidasiKKP wil ker Bandara JuandaSurabaya juga kurang berjalan dengan efektif. Halini dapat terjadi karena orang yang dipilih menjadikader tidak semuanya mendapatpelatihan/pembinaan. Seperti halnyapetugas/kader kurang teliti dalam melakukankegiatan survey jentik dan cara pengaplikasian

6. FoggingTabel. 3

penggunaan larvasida tidak diberikan sesuai dosisyang sudah ditentukan. Dengan adanya kejadianseperti ini seharusnya petugas yang dipilih harussemuanya mendapatkan pelatihan/pembinaan dariKKP wilker Bandara Juanda Surabaya. Sehinggahal seperti ini bisa teratasi dan tidak terulangkembali.Pemberian larvasida yang dilakukan oleh kaderPuskesmas diberikan hanya 10 gram untuk setiaprumah yang telah disurvey yang positif adanyajentik. Sehingga pemberian larvasida tidak sesuaidengan KEPMENKES RI No 431 Tahun 2007bahwa pemberian larvasida sebaiknya diberikandengan memperhitungkan volume air dalamkontainer.

Pelaksanaan, Sasaran, Cakupan dan Realisasi Foggingdi KKP Surabaya Wilker Bandara Juanda Surabaya

Kegiatan fogging yang dilakukan di BandaraJuanda Surabaya belum memenuhi syarat sesuaidengan KEPMENKES RI No 431 Tahun 2007karena belum dapat mencakup seluruh daerahperimeter dan buffer di daerah Bandara JuandaSurabaya yaitu dengan luas 18 ha, sehinggahasil fogging belum mempunyai pengaruh dalamupaya menurunkan kepadatan populasi nyamukAedes aegypti, karena luas areal yang tidaktercakup dalam pelaksanaan fogging sehinggadapat menjadi sumber peningkatan populasinyamuk. Hal ini disebabkan karena keterbatasanpersediaan insektisida setiap tahun dari jumlahbahan yang sudah ada.Pelaksanaan fogging di Bandara Juanda Surabayahanya dilakukan hanya 1 kali penyemprotan sajakarena keterbatasan insektisida yang tersedia.Fogging seharusnya dilakukan 2 kalipenyemprotan dengan interval 7-10 har iuntukmembatasi penularan dan berkembang biaknyanyamuk sesuai dengan siklus hidup nyamukAedeaegypti. Pada penyemprotanl, semuanyamuk yang mengandung virus dengue (nyamukinfektif) akan mati, tetapi akan segera munculnyamuk-nyamuk baru yang diantaranya akanmenghisap darah penderita yang masih ada

Daftar Pustaka:Cecep, 20tt. Vektor Penyakit Tropis. Yogyakarta.

Gosyen PublishingDirektorat Jenderal PP & PL Depaftemen

Kesehatan RI, 2002, pedoman

Pengamanatan dan PemberantasanNyamuk Aedes aegypti dan Anopheles DiLingkungan Pelabuhan Laut dan Bandara.Jakarta

setelah penyemprotanl, yang selanjutnya dapatmenimbulkan virus dengue lagi.

KESIMPULANPemetaan tempat perindukan nyamuk Aedesaegypti yang telah dibuat oleh Kantor KesehatanPelabuhan Surabaya wilker Bandara luanda sudahmemenuhi syarat, sesuai dengan KEPMENKES RINo 431 Tahun 2007.Pelaksanaan survey jentilg pelaksanaan surveynyamuk dewasa, pelaksanaan penyuluhan,pelaksanaan larvasidasi dan kegiatan pengabutan(foggin$yang dilakukan oleh Kantor KesehatanPelabuhan Surabaya wilker Bandara Juanda tidakmemenuhi syarat, tidak sesuai denganKEPMENKES RI No 431 Tahun 2007SARANDisarankan Kerja sama antara Puskesmas denganKKP Bandara Juanda Surabaya perlu ditingkatkanagar daerah buffer area yang menjadi tanggungjawab KKP Bandara Juanda dan sekaligus menjadiwilker Puskesmas Sedati tetap menjadi targetpengawasan agar daerah tersebut steril dariperkembangbiakan Aedes aegypti sesuai standardengan persyaratan yang ada di dalamKepmenkesRl No43 1/M EN KESI SKIIV I 2007 .

2007. 9uruai Entomologi DemamBerda ra h Den g ue. la ka rta

2008. Pengendalian Penyakit danPen yeh a ta n Ling ku n ga n. Ja ka rta

2008. Panduan Petugas KesehatanTentang International Health Regulations(IHR)2005. Jakafta

2008. Pengendalian Penyakit danPen yeh a ta n Lin g ku n g a n. Ja ka rta

No TahunPelaksanaan

Sasaran (ha) Cakupan (ha) Realisasi (o/o)

1 2011 18 t2 66,72 2012 1B 18 1003 2013 18 9.46 52,5

GEMA KESEHATAN LINGKUNGAN

Page 5: 5 Kantor - poltekkesdepkes-sby.ac.id

VOL. 13 No. 1 APRIL 2015 rssN 1693-3761

_20t2. Pedoman PenggunaanInsektisida (Pertisida) Dalam pengendalianVektor. Jakarta

20L2. Pengendalian Penyakit danPen yeh ata n Lin g kunga n. Jakarta

Keputusan Menteri Kesehatan RI No431/Menkes/SWIV 12007 Tentang PedomanTeknis Pengendalian Resiko KesehtanLingkungan di Pelabuhan/Bandara/PosLintas Batas Dalam Karantina Kesehatan.

Keputusan Menteri Kesehatan RI No356/Menkes/PerllY/2008 TentangOrganisasi dan Tata Kerja KantorKesehatan Pelabuhan.

Meta, 2011. Vektor Penyakit Fakultas Kedokterandan Ilmu-ilmu Kesehatan JurusanKesehatan Masyarakat. Punryokefto.

Notoadmodjo, soekidjo, 2005. Metode Penelitian.Jakata, Rineke Cipta.

Qori'ah, 2012. Efektifitas Model Payung PerangkapNyamuk Dalam Membunuh Aedes AegyptiDi Laboratorium. Fakultas KesehatanMasyarakat Undip. Semarang.

Soegeng, 2006. Demam Berdarah Dengue.Surabaya, Airlangga University Press edisi2.

Sayono, 2008. Pengaruh Modifikasi OuitrapTerhadap Jumlah Nyamuk AedesYangTerperangkap. Jurusan EpidemiologiProgram Pascasarjana UniversitasDiponegoro.

Yulistyawatil, A, 20L1. Penentuan StatusResistensi Nyamuk Aedes AegyptiTerhadap Malathion Pada Daerah EndemisDan Non Endemis di Kota Semarang.Fakultas Kesehatan Masyarakat Undip.Semarang

WHO, 2001. Pencegahan dan PengendalianDengue dan Demam Berdarah Dengue.Panduan Lengkap/WHO. TerjemahanWidyastuti, P dari Prevention And ControlOf Dengue And Dengue HaemorrhagicFever. Penerbit Buku Kedokteran : ECG.

Jakarta. 2004WHO, 2007. Internasional Health Regulation.2$}S.

Genawa.Yayan, 2009. Optimasi Kegiatan Pemeriksaan

Jentik Berkala di Wlayah Kerja PelabuhanKampung Dalam Pekanbaru. FakultasKedokteran Univesitas Riau. PekanbaruRiau

GEMA KESEHATAN LINGKUNGAN 51