APLIKASI SCADA DALAM PROSES PASTEURISASI PENGISIAN …
Transcript of APLIKASI SCADA DALAM PROSES PASTEURISASI PENGISIAN …
i
TUGAS AKHIR
APLIKASI SCADA DALAM PROSES PASTEURISASI
PENGISIAN DAN PENGEPAKAN PRODUK SUSU
KEMASAN PADA MINI DCS BERBASIS PLC OMRON
CPM2A Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
memperoleh Gelar Sarjana Teknik pada Program Studi Teknik Elektro
Jurusan Teknik Elektro Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Sanata Dharma
Disusun oleh:
STENLY KADANG NIM : 045114079
PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA 2009
ii
FINAL PROJECT
THE APLICATION OF SCADA FOR PASTEURIZATION
ADMISSION AND PACKING DIARY PRODUCT IN MINI
DCS BASED ON PLC OMRON CPM2A In partial fulfilment of the requirements
for the degree of Sarjana Teknik Electrical Engineering Study Program
Electrical Engineering Department Sience and Technologi Faculty Sanata Dharma University
By:
STENLY KADANG NIM : 045114079
ELECTRICAL ENGINEERING STUDY PROGRAM ELECTRICAL ENGINEERING DEPARTMENT
SCIENCE AND TECHNOLOGY FACULTY SANATA DHARMA UNIVERSITY
YOGYAKARTA 2009
HALAMAN PERSIETUJUAN
TUGAS AKEIR
APLIKASI SCADA DALAM PROSES PASTETTRISASI
PENGISIAN DAN PENGSPAKAN PRODUK SUSU
KEMASAN PADA MINI ICS BERBASIS PLC OMRON
CPM2A
Pembimbing I
Z-/"
B. Wud Harinio S.T., M.T. Tanggal : l2Mwet2009
Pembimbing tr
Tanggal : l2Metret2ffi9
l l l
HAIAMAN PtsNGESAHAN
TUGAS AKIIIR
APLIKASI SCADA DALAM PROSES PASTEURISASIPENGISIAIY DAN PENGEPAKAN PRODUK SUSU
KEMASAN PADA MIhII DCS BERBASIS PLC OMRONCPM2A
Disusun oleh :
STTM,Y KADANG
IilM: O45ll/0'79
Telah dipertahankan di depan panitia pengujiPada tanggal 18 Maret 2009
dan dinyaatakan memenuhi syarat
Susunan Panitia Penguji :
Nama Lengkap
Ketua
Sekretaris
Anggota
Anggota
Ir. Th. PrimaAri Setiyani, M.T.
B. Wuri Harini, S.T., M.T.
A. Bayu Primawan, S.T., M.Eng.
Ir. Tjendro
Sains dan Teknologi
lv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tugas akhir ini tidak memuat karya
atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar
pustaka sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yoryakartaa3Maret 2009
ffiStenly Kadang
vi
PERSEMBAHANKU
Namun aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku.
Dan hidupku yang kuhidupi sekarang di dalam daging, adalah hidup oleh iman dalam Anak Allah yang telah mengasihi aku dan
menyerahkan diri-Nya untuk aku. (Galatia 2:20)
I will follow YOU till the end coz YOU are the reason
that I live
Teruntuk
Pribadi yang slalu setia mengasihiku, menerimaku, menjagai hidupku MY LORD JESUS, all for YOU Bapak Ibu, tanda kasihku
Kakak Adekku, tanda cintaku Orang-orang yang kusayangi dan menyayangiku
Dan Almamaterku
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan dibawah ini saya malrasiswa Universitas Sanata Dharma :
Nama : Stenly Kadang
Nomor Malrasiswa : 045114079
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma Karya Ilmiah saya yang berjudul :
APLIKASI SCADA DALAM PROSES PASTEURISASI PENGISIAN DAN
PENGEPAKAI\ PRODUK SUSU KEMASAI\T PADA MINI DCS BERBASIS
PLC OMRON CPM2A
beserta perangkat, yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada
Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk
media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan dat4 mendistribusikan secara terbatas dan
mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu
meminta ijin daxi saya maupun memberikan royalty kepada saya selama tetap mencantumkan
nama saya sebagai penulis.
Demikianpernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal : L3Marct 2009
Yang menyatakan
ffi4(Stenly Kadang)
lx
vii
INTISARI
Konvergensi teknologi kendali, informasi dan komunikasi telah menghasilkan teknologi pengendalian terdistribusi atau Distributed Control System (DCS), yang salah satu komponen di dalamnya adalah Programmable Logic Controller (PLC). Perkembangan teknologi PLC juga diikuti dengan semakin berkembangnya sistem pengontrol PLC, misalnya SCADA (Supervisory Control And Data Acquisition). Sistem pengontrolan menggunakan SCADA masih kurang dikenal masyarakat Indonesia karena mahalnya biaya investasi untuk sistem ini.
Aplikasi SCADA pada sistem pasteurisasi, pengisian dan pengepakan produk susu kemasan merupakan alternatif sistem pengontrol PLC sederhana dengan biaya yang terjangkau bagi masyarakat Indonesia. Program SCADA dibuat dengan menggunakan software visual basic 6.0. SCADA pada komputer akan mengontrol, mengawasi dan mengumpulkan data dari 3 buah PLC OMRON CPM2A. Setiap PLC akan mengontrol sebuah plant. Untuk menghubungkan komputer dan 3 buah PLC OMRON CPM2A digunakan konverter RS232-RS485 dan RS485-RS232.
Hasil pengamatan dan pengujian sistem dengan menggunakan program simulasi pada PLC menunjukkan SCADA dapat berfungsi dengan baik dalam mengontrol, membaca dan menyimpan data serta menampilkan kondisi plant. Secara keseluruhan tidak ada kesalahan dalam pengiriman dan penerimaan data antara komputer dengan PLC. Kata kunci : SCADA, PLC, DCS dan konverter
viii
ABSTRACT
The convergence of control, information, and communication technology is Distributed Control System (DCS). One component of DCS is Programmable Logic Controller (PLC). The development of PLC technology is also followed by development of PLC control system for example SCADA (Supervisory Control And Data Acquisition). The control system with SCADA unfamiliar in Indonesian people, because the cost for this system is too high.
The aplication of SCADA for pasteurization, admission and packing diary product is an alternative of simple PLC control system which reachable cost for Indonesian people. SCADA program was built with software visual basic 6.0. In Computer, it will control, monitor, and collect data from 3 PLCs OMRON CPM2A. Each PLC will control a plant. RS232-RS485 and RS485-RS232 converter are used to connect computer and 3 PLCs OMRON CPM2A.
The result of system observation and test with simulation program in PLC shows that SCADA can work well to contols, read and save data. It also can show the plant condition well. Overall there are no error in send or receive data between computer and PLC. Keywords : SCADA, PLC, DCS and converter
x
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Bapa di surga yang telah memberi berkat, hikmat dan
kasih karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
APLIKASI SCADA DALAM PROSES PASTEURISASI PENGISIAN DAN
PENGEPAKAN PRODUK SUSU KEMASAN PADA MINI DCS BERBASIS
PLC OMRON CPM2A. Tugas Akhir ini disusun sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Teknik.
Pada proses penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bantuan berbagai
pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Ibu B. Wuri Harini, S.T., M.T. sebagai dosen pembimbing I yang telah
bersedia memberikan ide, saran, semangat, kesabaran, bimbingan dan
waktu bagi penulis dalam menyelesaikan tugas akhir.
2. Bapak Ir. Tjendro sebagai pembimbing II yang telah bersedia memberikan
ide, saran, dan bimbingan untuk penulis dalam menyelesaikan tugas akhir.
3. Bapak dan Ibu tercinta, kakakku Yudit dan adikku Stephen yang terus
menerus mendoakan dan memberi dorongan serta semangat untuk
menyelesaikan skripsi ini. Terima kasih untuk segala cinta dan kasih
sayang yang telah diberikan.
4. Dedek tersayang, yang setia mendoakan dan terus memberi semangat.
Terimakasih atas kasih sayang, dan kesabaran bagi penulis. ”Un vero
cavaliere non las cia mai una signora”.
xi
5. Teman-teman seperjuanganku Eri, Eko, Taufik, Bekti dan yang tidak dapat
disebutkan, terima kasih untuk kerja sama selama pembuatan tugas akhir,
semangat yang diberikan dan hiburan saat jenuh dan stress di Lab TA.
6. Laboran TE Mas Broto, Mas Soer, Mas Mardie atas semua bantuanya
selama di Lab.
7. Semua saudara-saudaraku di PMK Apostolos terima kasih buat semuanya
yang sudah diberikan.
8. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu di sini, atas
perhatian, kebaikan dan bantuannya kepada penulis.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan yang ada dalam tulisan ini,
untuk itu kritik dan saran sangat kami harapkan demi kebaikan dan kemajuan
tulisan ini. Akhirnya, semoga tulisan ini dapat memberi manfaat bagi siapapun
yang memerlukannya.
Yogyakarta, 23 Maret 2009
Penulis
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL (Bahasa Indonesia).................................................................. i
HALAMAN JUDUL (Bahasa Inggris)...................................................................... ii
HALAMAN PERSETUJUAN................................................................................... iii
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................... iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .................................................................... v
HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................................ vi
INTISARI .................................................................................................................. vii
ABSTRACT............................................................................................................... viii
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH...... ix
KATA PENGANTAR ............................................................................................... x
DAFTAR ISI.............................................................................................................. xii
DAFTAR GAMBAR................................................................................................. xvi
DAFTAR TABEL...................................................................................................... xxi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ............................................................................................ 1
1.2 Pembatasan Masalah................................................................................... 2
1.3 Tujuan Penelitian ........................................................................................ 3
1.4 Manfaat Penelitian ...................................................................................... 3
1.5 Metode Penelitian ....................................................................................... 3
1.6 Sistematika Penulisan ................................................................................. 4
BAB II DASAR TEORI
2.1 DCS (Distributed Control Systems)............................................................ 5
xiii
2.2 SCADA (Supervisory Control and Data Aqcuisition)................................ 8
2.2.1 Komponen Sistem SCADA ............................................................... 8
2.2.2 Konfigurasi Sistem SCADA.............................................................. 10
2.3 PLC (Programmable Logic Controller) ..................................................... 11
2.3.1 PLC Omron CPM2A.......................................................................... 12
2.3.2 Struktur Memori PLC Omron CPM2A.............................................. 13
2.3.3 Komunikasi Host Link ....................................................................... 15
2.4 Komunikasi Serial....................................................................................... 20
2.4.1 Komunikasi Serial RS 232................................................................. 20
2.4.2 Komunikasi Serial RS 485................................................................. 23
2.4.3 Perbandingan Komunikasi Serial RS 232 dengan RS 485 ................ 24
2.5 Microsoft Visual Basic 6.0.......................................................................... 25
2.5.1 Komponen Integrated Development Environment ............................ 25
2.5.2 Unit kontrol VB ................................................................................. 28
2.5.3 Pengaksesan port serial menggunakan MSComm ............................ 29
2.6 IC MAX 232 ............................................................................................... 29
2.7 IC MAX 491 ............................................................................................... 30
BAB III PERANCANGAN
3.1 Desain Sistem.............................................................................................. 31
3.2 Perancangan Teknik Komunikasi antara PC dengan PLC.......................... 35
3.2.1 Node Number PLC............................................................................. 35
3.2.2 Mode Operasi PLC ............................................................................ 35
3.2.3 Alamat Memori Data Monitor SCADA............................................. 36
3.2.4 Alamat Memori Data Kontrol SCADA ............................................. 39
3.2.5 Alamat Memori Hapus Data SCADA................................................ 40
xiv
3.2.6 Read DM Area ................................................................................... 40
3.2.7 Write HR Area ................................................................................... 41
3.3 Perancangan Perangkat Lunak.................................................................... 42
3.3.1 Kerangka Utama ................................................................................ 42
3.3.2 Form LOGIN ..................................................................................... 43
3.3.3 Form MENU UTAMA ...................................................................... 44
3.3.4 Subroutine Pengambilan data, kontrol dan bahaya........................... 46
3.3.5 Subroutine Logout.............................................................................. 50
3.3.6 Form Menu TENTANG .................................................................... 51
3.4 Perancangan Perangkat Keras..................................................................... 52
3.4.1 Konverter RS232-RS485 ................................................................... 52
3.4.2 Konverter RS485-RS232 ................................................................... 54
3.4.3 Konfigurasi koneksi PC dengan Konverter RS232-RS485 ............... 55
3.4.4 Konfigurasi koneksi PLC dengan Konverter RS485-RS232............. 56
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Pengujian Program SCADA.............................................................. 57
4.1.1 Pengamatan form LOGIN.................................................................. 57
4.1.2 Pengamatan form UTAMA................................................................ 58
4.1.3 Pengamatan form TENTANG............................................................ 78
4.1.4 Pengamatan isi memori PLC ............................................................. 79
4.2 Konverter RS232-RS485 dan onverter RS485-RS232............................... 83
4.2.1 Implementasi alat ............................................................................... 83
4.2.2 Pengujian level tegangan RS232-RS485 ........................................... 84
4.2.3 Pengujian level tegangan RS485-RS232 ........................................... 85
xv
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan ........................................................................................... 88
5.2 Saran ..................................................................................................... 88
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 89
LAMPIRAN PROSEDUR PENGGUNAAN PROGRAM ....................................... L1
LAMPIRAN LIST PROGRAM ................................................................................ L2
LAMPIRAN RANGKAIAN LENGKAP.................................................................. L3
LAMPIRAN PROGRAM SIMULASI PLANT ........................................................ L4
LAMPIRAN DATA SHEET ..................................................................................... L5
xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Sistem kendali terdistribusi.................................................................... 5
Gambar 2.1 Diagram blok jaringan bus I/O............................................................... 7
Gambar 2.3 Aplikasi sistem SCADA pada proses produksi...................................... 8
Gambar 2.4 Hierarki dari display grafis suatu MMI.................................................. 9
Gambar 2.5 Konfigurasi SCADA.............................................................................. 11
Gambar 2.6 PLC Omron CPM2A.............................................................................. 12
Gambar 2.7 One-to-one communication.................................................................... 16
Gambar 2.8 One-to-N communication ...................................................................... 16
Gambar 2.9 Blok diagram prosedur host link communication PLC CPM2A............ 17
Gambar 2.10 Format command frame ....................................................................... 18
Gambar 2.11 Format response frame......................................................................... 18
Gambar 2.12 FCS calculation range ......................................................................... 20
Gambar 2.13 Contoh perhitungan FCS...................................................................... 20
Gambar 2.14 Level tegangan RS232 pengiriman huruf ‘A’ tanpa bit paritas ......... 21
Gambar 2.15 Konektor DB-9..................................................................................... 21
Gambar 2.16 Sinyal dari pemancar (driver) dan penerima (receiver ) ..................... 23
Gambar 2.17 Tampilan pemilihan model aplikasi ..................................................... 25
Gambar 2.18 MenuBar.............................................................................................. 25
Gambar 2.19 Toolbar................................................................................................. 26
Gambar 2.20 ToolBox ................................................................................................ 26
Gambar 2.21 Form Designer ..................................................................................... 26
Gambar 2.22 Kode Editor.......................................................................................... 27
xvii
Gambar 2.23 Project .................................................................................................. 27
Gambar 2.24 Properties............................................................................................. 27
Gambar 2.25 IC MAX 232 tampak atas .................................................................... 29
Gambar 2.26 Rangkaian IC MAX 232 ...................................................................... 30
Gambar 2.27 Konfigurasi pin dan operating circuit MAX 491 ............................... 30
Gambar 3.1 Blok Diagram Sistem............................................................................. 32
Gambar 3.2 Plant 2 .................................................................................................... 33
Gambar 3.3 Plant 3 .................................................................................................... 34
Gambar 3.4 Command frame untuk mengubah mode operasi PLC........................... 36
Gambar 3.5 Command frame untuk membaca isi memori DM................................. 41
Gambar 3.6 Command frame untuk menulis memori HR ......................................... 41
Gambar 3.7 Diagram alir program SCADA secara umum........................................ 43
Gambar 3.8 Diagram alir proses login ....................................................................... 43
Gambar 3.9 Tampilan Form LOGIN ......................................................................... 44
Gambar 3.10 Tampilan Form Utama......................................................................... 45
Gambar 3.11 Pengambilan data dan kontrol dan bahaya........................................... 47
Gambar 3.12 Diagram alir pengambilan data PLC I,II dan III .................................. 48
Gambar 3.13 Diagram alir pengiriman command frame pada PLC .......................... 48
Gambar 3.14 Diagram alir pembacaan respon frame pada PLC ............................... 49
Gambar 3.15 Diagram alir kontrol PLC I, II dan III.................................................. 49
Gambar 3.16 Diagram alir Bahaya PLC I, II dan III ................................................. 50
Gambar 3.17 Diagram alir proses logout ................................................................... 51
Gambar 3.18 Tampilan Form TENTANG................................................................. 51
Gambar 3.19 Diagram alir menu help........................................................................ 52
Gambar 3.20 Blok diagram konverter RS232-RS485 ............................................... 52
xviii
Gambar 3.21 Perancangan rangkaian konverter RS232-RS485 ................................ 53
Gambar 3.22 Blok diagram konverter RS485-RS232 ............................................... 54
Gambar 3.23 Perancangan rangkaian konverter RS485-RS232 ................................ 54
Gambar 3.24 Konfigurasi koneksi antara PC dengan konverter RS232-RS485 ....... 55
Gambar 3.25 Konfigurasi koneksi antara PLC dengan konverter RS485-RS232 ..... 56
Gambar 4.1 Tampilan form LOGIN .......................................................................... 58
Gambar 4.2 Tampilan form UTAMA ........................................................................ 59
Gambar 4.3 Pesan kontrol 1....................................................................................... 65
Gambar 4.4 Pesan kontrol 2....................................................................................... 65
Gambar 4.5 Pesan kontrol 3....................................................................................... 65
Gambar 4.6 Tampilan tombol kontrol awal............................................................... 66
Gambar 4.7 Pesan informasi kontrol awal................................................................. 66
Gambar 4.8 Tampilan tombol kontrol koneksi berhasil ............................................ 67
Gambar 4.9 Pesan informasi selesai koneksi PC dengan PLC .................................. 67
Gambar 4.10 Tombol OFFCLR1 aktif....................................................................... 67
Gambar 4.11 Pesan-pesan informasi untuk menyalakan tombol OFFCLR............... 68
Gambar 4.12 Kondisi tombol kontrol utama dan pesan informasi
”PLANT2 belum dinyalakan”............................................................... 68
Gambar 4.13 Kondisi tombol kontrol utama dan pesan informasi
”Matikan PLANT2 ”............................................................................. 69
Gambar 4.14 Kondisi tombol kontrol utama dan pesan informasi
” Matikan PLANT2 dan PLANT3” ...................................................... 69
Gambar 4.15 Kondisi tombol kontrol utama dan pesan informasi
” Tidak dapat keluar dari program. Tombol ONCLR1, ONCLR2,
ONCLR3 belum dinyalakan”............................................................. 70
xix
Gambar 4.16 Kondisi tombol kontrol utama dan pesan informasi
” Tidak dapat keluar dari program. Tombol ONCLR2 dan ONCLR3
belum dinyalakan” ............................................................................. 70
Gambar 4.17 Kondisi tombol kontrol utama dan pesan informasi
” Tidak dapat keluar dari program. Tombol ONCLR1 dan ONCLR3
belum dinyalakan” ............................................................................. 70
Gambar 4.18 Kondisi tombol kontrol utama dan pesan informasi
” Tidak dapat keluar dari program. Tombol ONCLR1 dan ONCLR2
belum dinyalakan” ............................................................................. 71
Gambar 4.19 Kondisi tombol kontrol utama dan pesan informasi
” Tidak dapat keluar dari program. Tombol ONCLR1
belum dinyalakan” ............................................................................. 71
Gambar 4.20 Kondisi tombol kontrol utama dan pesan informasi
” Tidak dapat keluar dari program. Tombol ONCLR2
belum dinyalakan” ............................................................................. 71
Gambar 4.21 Kondisi tombol kontrol utama dan pesan informasi
” Tidak dapat keluar dari program. Tombol ONCLR3
belum dinyalakan” ............................................................................. 71
Gambar 4.22 Tampilan Data-SCADA-PLANT1.txt ................................................. 72
Gambar 4.23 Tampilan Data-SCADA-PLANT2.txt ................................................. 72
Gambar 4.24 Tampilan Data-SCADA-PLANT3.txt ................................................. 73
Gambar 4.25 Tampilan Hasil Produksi.txt ................................................................ 73
Gambar 4.26 Instruksi mode operasi SCADA........................................................... 74
Gambar 4.27 Instruksi tulis memori HR.................................................................... 74
Gambar 4.28 Instruksi baca memori DM .................................................................. 75
xx
Gambar 4.29 Tombol kontrol awal dan instruksi mode operasinya .......................... 76
Gambar 4.30 Tombol PLANT ON dan instruksinya ................................................. 77
Gambar 4.31 Tombol PLANT OFF dan instruksinya ............................................... 77
Gambar 4.32 Tombol ONCLR dan instruksinya ....................................................... 77
Gambar 4.33 Tombol OFFCLR dan instruksinya...................................................... 78
Gambar 4.34 Tampilan menu bantuan....................................................................... 78
Gambar 4.35 Tampilan form TENTANG.................................................................. 79
Gambar 4.36 Isi memori DM PLC 1 dan tampilan plant 1 ....................................... 79
Gambar 4.37 Isi memori DM PLC 2 dan tampilan plant 2 ....................................... 80
Gambar 4.38 Isi memori DM PLC 3 dan tampilan plant 3 ....................................... 82
Gambar 4.39 Konverter RS232-RS485 ..................................................................... 83
Gambar 4.40 Konverter RS485-RS232 ..................................................................... 84
Gambar 4.41 Sinyal level RS 232 konverter RS232-RS485 ..................................... 84
Gambar 4.42 Sinyal level RS 485 konverter RS232-RS485 .................................... 85
Gambar 4.43 Sinyal level RS 232 konverter RS485-RS232 .................................... 85
Gambar 4.44 Sinyal level RS 485 konverter RS485-RS232 .................................... 85
xxi
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Perbandingan sistem terpusat dan sistem terdistribusi .............................. 5
Tabel 2.2 Pembagian IR area PLC Omron CPM2A ................................................. 13
Tabel 2.3 Pembagian TR, HR, AR, LR, TC, SR area PLC Omron CPM2A............ 14
Tabel 2.4 Pembagian DM area PLC Omron CPM2A............................................... 15
Tabel 2.5 Contoh Header code PLC CPM2A ........................................................... 18
Tabel 2.6 Contoh End code PLC CPM2A................................................................. 19
Tabel 2.7 Konfigurasi kaki-kaki DB-9 ...................................................................... 22
Tabel 2.8 Perbandingan RS 232 dan RS 485............................................................. 24
Tabel 2.9 Unit kontrol Visual Basic .......................................................................... 28
Tabel 3.1 Node number PLC ..................................................................................... 35
Tabel 3.2 Instruksi mode operasi pada PLC .............................................................. 36
Tabel 3.3 Data yang dibaca dan alamat memori PLC I ............................................. 36
Tabel 3.4 Data yang dibaca dan alamat memori PLC 2 ............................................ 37
Tabel 3.5 Data yang dibaca dan alamat memori PLC 3 ............................................ 38
Tabel 3.6 Pengaruh HR0001 dan limit switch 1 pada konveyor................................ 39
Tabel 3.7 Alamat Memori Data Kontrol SCADA ..................................................... 39
Tabel 3.8 Alamat Memori Hapus Data SCADA ....................................................... 40
Tabel 3.9 Instruksi baca memori DM yang dikirimkan dari SCADA ....................... 41
Tabel 3.10 Instruksi tulis memori HR yang dikirimkan dari SCADA ...................... 42
Tabel 4.1 Simulasi kondisi plant 1 ............................................................................ 60
Tabel 4.2 Pengujian tampilan kondisi plant 1 ........................................................... 61
Tabel 4.3 Simulasi kondisi plant 2 ............................................................................ 62
xxii
Tabel 4.4 Pengujian tampilan kondisi plant 2 ........................................................... 62
Tabel 4.5 Simulasi kondisi plant 3 ............................................................................ 63
Tabel 4.6 Pengujian tampilan kondisi plant 3 ........................................................... 64
Tabel 4.7 Perbandingan isi memori DM dengan tampilan plant 1 SCADA ............. 80
Tabel 4.8 Perbandingan isi memori DM dengan tampilan plant 2 SCADA ............. 81
Tabel 4.9 Perbandingan isi memori DM dengan tampilan plant 3 SCADA ............. 82
Tabel 4.10 Perbandingan level tegangan konverter pengiriman data PC ke PLC..... 86
Tabel 4.11 Perbandingan level tegangan konverter penerimaan data PLC ke PC..... 87
Tabel 4.12 Standar level tegangan RS232 dan RS485 .............................................. 88
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Seiring dengan era globalisasi di mana perpindahan manusia semakin luas dan
cepat, kebutuhan akan sistem untuk pengontrolan jarak jauh pun semakin meningkat [1].
Teknologi-teknologi baru untuk pengontrolan jarak jauh pun makin bermunculan.
Konvergensi teknologi kendali, informasi dan komunikasi telah menghasilkan teknologi
pengendalian terdistribusi atau Distributed Control System (DCS), yang salah satu
komponen di dalamnya adalah Programmable Logic Controller (PLC).
Sistem Kendali Terdistribusi (Distributed Control Systems) merupakan salah satu
metode pengendalian yang menggunakan beberapa unit pemroses untuk mengendalikan
suatu plant dengan tujuan agar beban pengendalian dapat terbagi. Beban komputasi yang
harus dilakukan terhadap plant pengendalian tersebut dirancang agar tidak bertumpu pada
satu unit pemroses saja, melainkan didistribusikan pada beberapa unit. Beberapa unit
pemroses ini harus dapat saling bekerja sama sehingga dapat membangun suatu sistem
yang terintegrasi.
Programmmable Logic Controller (PLC) adalah salah satu teknologi digital yang
cukup banyak digunakan pada dunia industri saat ini [2]. Programmable Logic Controller
(PLC) telah banyak diaplikasikan dalam berbagai bidang, seperti bidang industri,
otomotif, dan lain-lain. Dengan semakin berkembangnya teknologi pada sebagian besar
perusahaan, PLC sekarang tidak hanya dipergunakan pada satu aplikasi, namun dapat
juga dikoneksikan dengan komputer untuk dipergunakan dalam berbagai aplikasi, seperti
2
menjalankan mesin dan menampilkannya pada komputer. Perkembangan teknologi PLC
juga diikuti dengan semakin berkembangnya sistem pengontrol PLC, misalnya SCADA
(Supervisory Control And Data Acquisition). Sistem ini sangat dibutuhkan terutama
sebagai pengontrol suatu sistem yang membutuhkan kecermatan dalam mengatasi suatu
kondisi yang dapat terjadi sewaktu-waktu dan sulit ditangani oleh manusia [3].
Sistem pengontrolan menggunakan SCADA berbasis PLC masih kurang dikenal
masyarakat Indonesia. Kebanyakan pengembangnya masih melibatkan pihak asing
dengan implementasi sistem terbatas pada perusahaan-perusahaan besar, karena mahalnya
biaya investasi untuk sistem ini. Berdasarkan gambaran di atas, akan sangat menarik
untuk melakukan penelitian mengenai sistem pengontrol PLC menggunakan sebuah
komputer.
PLC yang akan digunakan dalam perancangan sistem SCADA adalah PLC
OMRON CPM2A. PLC ini mempunyai kelemahan yaitu hanya memiliki komunikasi
serial RS232 (point to point). Oleh karena itu agar PLC ini dapat digunakan pada sebuah
jaringan PLC maka perlu dirancang sebuah konverter untuk mengubah komunikasi
serialnya dari point to point menjadi multidrop point.
1.2. Pembatasan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, pokok masalah
yang diidentifikasi dalam penelitian ini adalah :
1. Perancangan komunikasi antara PC dengan 3 buah PLC OMRON CPM2A
menggunakan komunikasi serial RS 232 dan RS 485 pada jarak 4 meter.
2. Perancangan konverter RS232-RS485 dan konverter RS485-RS232
menggunakan IC MAX232 dan MAX 491.
3
3. Perancangan SCADA untuk sistem pasteurisasi, pengisian dan pengepakan
kemasan produk minuman menggunakan program Visual Basic 6.0.
1.3. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitan ini adalah membuat aplikasi SCADA
untuk sistem pasteurisasi pengisian dan pengepakan produk susu kemasan pada mini DCS
termasuk pembuatan konverter RS232-RS485 dan konverter RS485-RS232.
1.4. Manfaat Penelitian
Manfaat dalam melakukan penelitian ini adalah:
1. Sebagai alternatif program SCADA untuk dunia industri dengan biaya yang
lebih murah.
2. Mempermudah para pengguna PLC untuk mengontrol beberapa PLC Omron
CPM2A lewat sebuah PC.
3. Membantu mahasiswa dan dosen untuk memahami dan merancang program
SCADA pada PLC Omron CPM2A.
1.5. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
1. Mengumpulkan sejumlah referensi atau literatur dari perpustakaan, internet, dan
sebagainya.
2. Membuat perancangan, realisasi sistem implementasi sistem sesuai dengan
literatur yang ada.
4
3. Pengujian sistem yaitu dengan menghubungkan PLC dan komputer kemudian
dilakukan proses pengontrolan, pengambilan data dan pengawasan kondisi setiap
plant. Pengujian konverter RS232-RS485 dilakukan dengan pengukuran level
tegangan sinyal yang ada.
1.6. Sistematika Penulisan
1. BAB 1 PENDAHULUAN
Pendahuluan berisi latar belakang masalah, batasan masalah, tujuan penelitian,
manfaat penelitian, metode penulisan dan sistematika penulisan.
2. BAB II DASAR TEORI
Bab ini berisi teori yang menunjang dalam pembuatan tugas akhir.
3. BAB III ALUR PERANCANGAN
Bab ini berisi penjelasan alur perancangan program SCADA, konverter RS232-
RS485 dan konverter RS485-RS232.
4. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Bab ini berisi hasil dan pembahasan program SCADA dan konverter RS232-
RS485
5. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Berisi kesimpulan dari bab-bab sebelumnya dan saran-saran untuk pengembangan
penelitian yang telah dilakukan di masa yang akan datang.
5
BAB II
DASAR TEORI
2.1 DCS (Distributed Control Systems)
Distibuted control system atau sistem kendali terdistribusi merupakan salah satu
metode pengendalian yang menggunakan beberapa unit pemroses untuk mengendalikan
suatu plant dengan tujuan agar beban pengendalian dapat terbagi [4]. Beban komputasi
yang harus dilakukan terhadap plant pengendalian tersebut dirancang agar tidak tertumpu
pada suatu unit pemroses, melainkan didistribusikan pada beberapa unit. Beberapa unit
pemroses harus dapat saling bekerja sama sehingga dapat membangun suatu sistem yang
terintegarasi. Gambar 2.1 menunjukkan gambaran sistem kendali terdistribusi.
Gambar 2.1 Sistem kendali terdistribusi [4]
6
Secara garis besar, perbedaan antara sistem kendali terpusat (central) dengan
sistem kendali terdistribusi (distributed control system) ditunjukkan pada tabel 2.1
berikut.
Tabel 2.1 Perbandingan sistem terpusat dan sistem terdistribusi [5]
Sistem terpusat (central) Sistem terdistribusi (distributed)
Banyak kabel Data terkirim melalui jaringan khusus
terprogram terkonfigurasi
Mudah rusak Resiko rendah
Dengan adanya suatu sistem kendali yang terdistribusi maka semua proses yang
dikendalikan dengan menggunakan sistem akan terdistribusi ke stasiun-stasiun kontrol
(control station). Masing-masing proses akan dikendalikan oleh masing-masing control
station sehingga gangguan-gangguan yang mungkin timbul akan mudah terlacak dan
gangguan yang timbul pada salah satu proses tidak akan berpengaruh bagi proses lainnya.
Pada sistem kendali terpusat, gangguan pada salah satu proses akan membawa
akibat buruk bagi proses lainnya.
Tujuan akhir sistem kendali terdistribusi adalah untuk meningkatkan kinerja
sistem kendali plant. Kinerja-kinerja yang dipengaruhi dengan adanya sistem kendali
terdistribusi adalah :
1. Produksi
a) Mengoptimalkan jadwal produksi
b) Mengoptimalkan penempatan peralatan
2. Efisiensi
a) Penghematan energi dan material
3. Keselamatan kerja dan penghematan biaya
a) Optimasi besar plant
7
b) Peningkatan unjuk kerja suatu sistem peralatan
Keuntungan dan kelebihan yang dimiliki DCS:
1. DCS dapat dipasang untuk aplikasi dalam konfigurasi yang sangat sederhana,
kemudian dapat ditingkatkan dan diperluas sesuai kebutuhan selanjutnya.
2. Sistem dapat melakukan multifungsi paralel karena sistem tersusun dari
multiprosesor.
3. Pengkabelan pengendali lebih hemat atau sedikit dibanding dengan konfigurasi
kendali komputer terpusat.
4. Model jaringan memberikan informasi proses seluruh bagian perusahaan
sehingga, menajemen pabrik dan proses berjalan lebih efisien.
Gambar 2.2 Diagram blok jaringan bus I/O [2]
Jaringan Bus I/O (I/O bus networks) merupakan hal yang paling utama dalam
sistem kontrol terdistribusi. Gambar 2.2 menunjukkan gambaran diagram blok jaringan
bus I/O. Jaringan Bus I/O memungkinkan setiap PLC berkomunikasi dengan perangkat
8
I/O seperti halnya sebuah sistem komputer pengawas berkomunikasi dengan PLC dalam
local area network (LAN). Arsitektur jaringan bus I/O mengikuti konfigurasi pohon, di
mana setiap perangkat masukan misalnya sensor dihubungkan secara langsung pada PLC
atau bus LAN.
Di dalam jaringan bus I/O, PLC berhubungan langsung dengan perangkat
masukan tanpa menggunakan modul I/O, sehingga PLC berkomunikasi dengan setiap
perangkat I/O berdasarkan protokol bus.
2.2 SCADA (Supervisory Control and Data Aqcuisition)
2.2.1 Komponen Sistem SCADA [6]
SCADA (Supervisory Control and Data Aqcuisition) merupakan sebuah sistem
pengendalian, pengawasan, pengambilan dan perekaman data dari kontrol lokal pada
jarak yang jauh. SCADA merupakan bidang yang secara kontinyu selalu dikembangkan
di seluruh bagian dunia pada berbagai tipe industri. Gambar 2.2 menunjukkan aplikasi
sistem SCADA pada proses produksi.
Gambar 2.3 Aplikasi sistem SCADA pada proses produksi [6]
9
Sebuah sistem SCADA terdiri dari tiga bagian utama yaitu:
a) MS (Master Station)
b) RTU (Remote Terminal Unit)
c) Media komunikasi antara MS dan RTU
a. MS (Master Station) [7]
MS (Master Station) merupakan pusat pengawasan dan pengontrolan atau inti
pada suatu sistem SCADA. MS memiliki fungsi utama sebagai berikut:
1) MS memerintahkan operasi kepada RTU
2) Mengolah secara real time setiap informasi yang diberikan RTU
3) Memberikan tanggapan terhadap interupsi-interupsi yang datang dari RTU
Perkembangan teknologi yang sangat pesat mengakibatkan pengawasan MS dapat
dilakukan menggunakan komputer melalui sebuah software. Software utama yang
digunakan dalam sistem SCADA disebut MMI (Man Machine Interface).
Untuk mewujudkan MMI yang baik maka diperlukan batasan atau standar dalam
pembuatanya. Gambar 2.4 menunjukkan hierarki dari display grafis suatu MMI.
Gambar 2.4 Hierarki dari display grafis suatu MMI [7]
10
b. RTU (Remote Terminal Unit) [6]
RTU (Remote Terminal Unit) merupakan unit pengawas langsung serta unit
pelaksana operasi dari MS. Dengan adanya RTU memungkinkan MS mengumpulkan data
dan melaksanakan kontrol. Dua fungsi utama dari RTU antara lain:
1) Fungsi lokal, yaitu fungsi pengontrol piranti-piranti perangkat keras yang
terhubung dengan RTU.
2) Fungsi komunikasi, yaitu fungsi pengontrol piranti-piranti perangkat keras yang
berkaitan dengan transmisi data ke MS.
3) RTU dalah unit yang pasif saja dalam fungsi telekomunikasi. Walaupun ada
perubahan-perubahan data informasi pada saat proses berlangsung, RTU tidak
dapat mengirimkan perubahan data tersebut tanpa ada perintah dari MS.
c. Media komunikasi antara MS dan RTU
Media komunikasi berfungsi untuk menghubungkan antara MS dan RTU.
Informasi yang dikumpulkan RTU dikirimkan ke MS ataupun sebaliknya MS
mengirimkan perintah ke RTU. Media komunikasi yang dapat digunakan
menghubungkan MS dengan RTU antara lain:
1) Gelombang radio atau microwave
2) Kabel UTP
3) Saluran tegangan tinggi (Power Line Carrier)
4) Serat optik (fiber Optic)
2.2.2 Konfigurasi Sistem SCADA
Berbagai macam konfigurasi dapat diterapkan dalam sistem SCADA, yaitu
konfigurasi satu-satu, star, party-line, dan gabungan. Pemilihan konfigurasi SCADA
biasanya ditentukan oleh kebutuhan sistem, adanya channel-channel komunikasi yang
11
tersedia serta faktor biaya. Gambar 2.5 menunjukkan macam-macam konfigurasi pada
sistem SCADA.
Gambar 2.5 Konfigurasi SCADA (a) konfigurasi satu-satu (b) konfigurasi party-line
(c) konfigurasi star (d) konfigurasi gabungan [6]
2.3 PLC (Programmable Logic Controller)
Programmable Logic Controller diperkenalkan pertama kali pada tahun 1969 oleh
Richard E.Morley. PLC adalah suatu perangkat elektronik digital dengan memori yang
dapat diprogram untuk menyimpan instruksi-instruksi yang menjalankan fungsi-fungsi
spesifik. PLC mampu menggantikan rangkaian sederetan relai yang dijumpai pada sistem
kontrol proses konvensional. Rangkaian kontrol tersebut cukup dibuat menggunakan
software [8]. Pemasangan kabel hanya diperlukan untuk menghubungkan peralatan input
dan output.
12
Pada umumnya sebuah PLC memiliki 4 komponen dasar yaitu:
1. Unit CPU (Central Procecing Unit) adalah unit yang berisi mikroprosesor yang
menginterpretasikan sinyal-sinyal input dan melaksanakan pengontrolan,
mengambil keputusan dan mengirim sinyal ke antarmuka output.
2. Unit catu daya diperlukan untuk mengkonversikan sumber tegangan AC menjadi
tegangan DC (5 dan 24 volt) yang dibutuhkan CPU dan rangkaian- rangkaian di
dalam modul antarmuka input dan output.
3. Unit memori adalah tempat menyimpan program dan data-data dari modul
antarmuka input dan output.
4. Unit input dan output adalah antarmuka di mana prosesor menerima informasi
input dan mengirimkan informasi kontrol ke perangkat-perangkat eksternal.
2.3.1 PLC Omron CPM2A [9]
PLC Omron CPM2A terbagi dalam beberapa tipe sesuai dengan jumlah terminal
masukan dan keluaranya. Tipe PLC OMRON CPM2A antara lain : CPM2A with 20 I/O,
CPM2A with 30 I/O, CPM2A with 40 I/O dan CPM2A with 60 I/O. Gambar 2.6
menunjukkan PLC OMRON CPM2A dengan jumlah terminal masukan dan keluarannya
30 buah.
Gambar 2.6 PLC Omron CPM2A [9]
13
2.3.3 Struktur Memori PLC Omron CPM2A [9]
Beberapa bagian dalam PLC Omron CPM2A memiliki fungsi-fungsi khusus.
Masing masing lokasi memori memiliki ukuran 16 bit atau 1 word. Beberapa word
membentuk daerah atau area yang memiliki fungsi-fungsi khusus. Area memori pada
PLC Omron CPM2A antara lain: IR, TR, HR, AR, LR, TC, SR dan DM.
a. IR (Internal Relay) Area
Bagian memori ini digunakan untuk menyimpan status keluaran dan masukkan
PLC. Beberapa bit berhubungan langsung dengan terminal masukkan dan keluaran PLC.
IR area dibagi menjadi 3 bagian yaitu input area, output area dan work area. Input dan
output area berfungsi untuk mengalokasikan terminal I/O eksternal, sedangkan work area
digunakan bebas didalam program. Tabel 2.2 menunjukkan pembagian IR area pada PLC
Omron CPM2A
Tabel 2.2 Pembagian IR area PLC Omron CPM2A [9]
Daerah Memori Word Bit
Input Area IR 00000 to IR 00915 (160 bits)
IR 00000 to IR 00915 (160 bits)
Output Area IR 01000 to IR 01915 (160 bits)
IR 01000 to IR 01915 (160 bits)
IR Area
Work Area IR 02000 to IR 04915 IR 02000 to IR 22715
(928 bits)
IR 02000 to IR 04915 IR 02000 to IR 22715
(928 bits)
b. AR (Auxiliary Relay) Area
AR area digunakan untuk fungsi spesifik misalnya status (flag) dan control bits.
Status yang dapat disimpan pada AR area antara lain status PLC, kesalahan serta waktu
sistem. Data pada AR area tidak akan hilang walaupun catu daya dimatikan.
14
c. HR (Holding Relay) Area
HR area digunakan untuk menyimpan data dan mempertahankan status ON/OFF
saat catu daya dimatikan. Bit-bit HR dapat digunakan bebas pada program seperti bit-bit
kerja (work bits).
d. TR (Temporary Relay) Area
TR area digunakan untuk menyimpan sementara status ON/OFF pada
pencabangan program.
e. LR (Link Relay) Area
LR area digunakan untuk link 1:1 dengan PC yang lain.
f. TC (Timer/Counter) Area
Bit-bit pada TC area digunakan untuk fungsi timer dan counter.
g. SR (Spesifik Relay) Area
SR area digunakan untuk fungsi spesifik misalnya status (flag) dan control bits.
SR area menyimpan data analog control yaitu pada alamat SR250 dan SR251. Tabel 2.3
menunjukkan pembagian TR, HR, AR, LR, TC, SR area pada PLC Omron CPM2A
Tabel 2.3 Pembagian TR, HR, AR, LR, TC, SR area PLC Omron CPM2A [9]
Daerah Memori Word Bit
SR Area SR 228 to SR 255 (28 words)
SR 22800 to SR 25515 (448 bits)
TR Area --- TR 0 to TR 7 (8 bits)
HR Area HR 00 to HR 19 (20 words)
HR 0000 to HR 1915 (320 bits)
AR Area AR 00 to AR 23 (24 words)
AR 0000 to AR 2315 (384 bits)
LR Area
LR 00 to LR 15 (16 words)
LR 0000 to LR1515 (256 bits)
Timer/Counter Area TC 000 to TC 255 (timer/counter numbers)
15
h. DM (Data Memory) Area
DM area merupakan memori yang paling besar kapasitasnya. Tabel 2.4 menunjukkan
pembagian DM area pada PLC Omron CPM2A. DM Area dibagi menjadi 4 bagian yaitu:
1) Read/Write merupakan memori yang hanya dapat diakses dengan unit word saja.
Data yang tersimpan tidak akan hilang walaupun PLC dimatikan.
2) Error log berfungsi untuk menyimpan waktu dan error code yang ditemukan.
Word ini juga dapat digunakan sebagai DM Read/Write jika fungsi pencatat
kesalahan tidak digunakan.
3) Read only merupakan memori yang tidak dapat diisi program.
4) PC setup digunakan untuk menyimpan berbagai parameter yang mengontrol kerja
PLC.
Tabel 2.4 Pembagian DM area PLC Omron CPM2A [9]
Daerah Memori Word Bit
Read/Write
DM 0000 to DM 1999DM 2022 to DM 2047
(2026 words) ---
ErrorLog
DM 2000 to DM 2021(22 words) ---
ReadOnly
DM 6144 to DM 6599(456 words) ---
DM Area
PC setup
DM 6600 to DM 66555
(56 words) ---
2.3.3 Komunikasi Host Link [9]
Salah satu tipe komunikasi pada PLC Omron CPM2A adalah host link
communication. Host link merupakan komunikasi antara PC dengan PLC. PC berfungsi
sebagai master yang dapat memberi perintah, melakukan operasi write dan read pada
PLC. Sebaliknya PLC berfungsi sebagai slave di mana hanya dapat memberikan respon
16
atas perintah dari PC. Gambar 2.7 dan 2.8 memperlihatkan bentuk komunikasi host link
pada PLC Omron CPM2A. Host link communication dibedakan menjadi 2 macam yaitu:
1. One-to-one communication (komunikasi antara sebuah PC dengan sebuah
PLC)
2. One-to-N communication (komunikasi antara sebuah PC dengan beberapa
PLC). Pada PLC CPM2A sebuah PC dapat mengontrol 32 PLC.
Standar parameter komunikasi host link pada PLC CPM2A yaitu: baud rate 9600bps, 1
start bit, 7 bit data, 2 stop bit, even parity.
Gambar 2.7 One-to-one communication [9]
Gambar 2.8 One-to-N communication [9]
17
Perintah-perintah yang dapat dikirimkan PC ke PLC terdiri dari satu rangkaian
data yang harus dikirim dengan bentuk paket terstruktur yang disebut frame. Masing-
masing lokasi data atau memori data memiliki isi frame yang berbeda-beda. Panjang
sebuah frame maksimal 131 data karakter. Gambar 2.9 memperlihatkan blok diagram
prosedur host link communication PLC CPM2A
Gambar 2.9 Blok diagram prosedur host link communication PLC CPM2A [9]
Pada saat host komputer mengirimkan data maka formatnya harus dalam bentuk
command frame. Command frame memiliki bagian-bagian sebagai berikut:
1. @ : kode awal yang harus diberikan sebagai tanda komunikasi dengan PLC.
2. Node No : nomor node sebagai identitas PLC.
3. Header Code : penunjuk operasi write atau read dan penanda area memori PLC.
Tabel 2.5 memperlihatkan contoh Header code pada PLC Omron CPM2A.
4. Text : alamat yang dituju dan jumlah word atau data yang akan dikirimkan ke
PLC.
18
5. FCS (Frame Check Sequence) : untuk mengecek kesalahan frame data yang akan
dikirimkan.
6. Terminator : kode akhir dari sebuah frame berisi * dan (ASCII 13).
Tabel 2.5 Contoh Header code PLC CPM2A [9]
PC Mode Header Code
RUN MONITOR PROGRAM Name
RR Valid Valid Valid IR/SR Area Read
RL Valid Valid Valid LR Area Read
RH Valid Valid Valid HR Area Read
RD Valid Valid Valid DM Area Read
RJ Valid Valid Valid AR Area Read
WR Not Valid Valid Valid IR/SR Area Write
WL Not Valid Valid Valid LR Area Write
WH Not Valid Valid Valid HR Area Write
WD Not Valid Valid Valid DM Area Write
WJ Not Valid Valid Valid AR Area Write
MS Valid Valid Valid Status Read
SC Valid Valid Valid Status Write
Gambar 2.10 Format command frame [9]
Setelah PC selesai mengirimkan command frame, maka PLC akan memberi respon
dengan mengirimkan response frame. Gambar 2.10 dan 2.11 memperlihatkan contoh
format command frame serta response frame.
19
Gambar 2.11 Format response frame [9]
Response frame memiliki bagian-bagian sebagai berikut:
1. @ : kode awal yang harus diberikan sebagai tanda komunikasi dengan PLC.
2. Node No : nomor node sebagai identitas PLC.
3. Header Code : kode yang sama pada Command frame.
4. End Code : kode yang menunjukkan pengiriman data berjalan dengan baik atau
tidak. Tabel 2.6 menunjukkan contoh End code pada PLC Omron CPM2A
5. Text : data respon PLC.
6. FCS (Frame Check Sequence) : untuk mengecek kesalahan frame data yang akan
dikirimkan.
7. Terminator : kode akhir dari sebuah frame. berisi * dan (ASCII 13).
Tabel 2.6 Contoh End code PLC CPM2A
End Code Isi Penyebab Koreksi
00 Normal Completion --- ---
02 Not executable in RUN mode
Perintah yang dikirimkan tidak dapat dieksekusi karena PLC berada pada mode RUN
Periksa hubungan antara perintah
dengan mode PLC
0B Not executable in MONITOR mode
Perintah yang dikirimkan tidak dapat dieksekusi karena PLC
berada pada mode MONITOR
Periksa hubungan antara perintah
dengan mode PLC
13 FCS Error FCS salah Periksa perhitungan
FCS atau ulangi pengiriman
14 Format Error Format perintah salah Periksa format
perintah kemudian kirim kembali
18 Frame Length Error Melebihi panjang frame Pisahkan perintah menjadi beberapa
frame.
20
Saat sebuah frame dikirimkan, kode FCS ( Frame Check Sequence) berfungsi
untuk mengecek apakah terjadi error pada saat transmisi. FCS merupakan data 8 bit yang
dikonversikan ke dalam 2 karakter ASCII. Gambar 2.13 memperlihatkan contoh cara
perhitungan FCS. Langkah-langkah perhitungan FCS antara lain:
1. Mengubah setiap karakter dalam bentuk kode ASCII.
2. Melakukan operasi XOR dari awal karakter (@) sampai batas FCS calculation
range. Gambar 2.12 menunjukkan daerah untuk menghitung nilai FCS.
Gambar 2.12 FCS calculation range [9]
Gambar 2.13 Contoh perhitungan FCS [9]
2.4 Komunikasi Serial [10]
Ada dua macam cara pengiriman (transmisi) secara serial yaitu komunikasi
sinkron dan komunikasi asinkron. Pada komunikasi sinkron sinyal detak dikirim bersama-
sama dengan data serial. Pada transmisi data serial secara asinkron, detak tidak dikirim
bersama data serial.
21
2.4.1 Komunikasi serial RS 232
Standar komunikasi serial yang banyak digunakan adalah standar RS232 yang
dikembangkan oleh Electronic Industry Association and the Telecommunications Industry
Association (EIA/TIA) yang pertama kali dipublikasikan pada tahun 1962. Ini terjadi jauh
sebelum IC TTL populer sehingga sinyal ini tidak ada hubungan sama sekali dengan level
tegangan IC TTL. Standar ini hanya menyangkut komunikasi data antara komputer DTE
dengan alat-alat pelengkap komputer DCE. Standar RS232 inilah yang biasa digunakan
pada port serial IBM kompatibel. Bentuk sinyal dengan level tegangan RS232
diperlihatkan pada gambar 2.14.
Standar sinyal serial RS232 memiliki ketentuan level tegangan sebagai berikut:
1. Logika ‘1’ disebut ‘mark’ terletak antara -3 Volt hingga -25 Volt.
2. Logika ‘0’ disebut ‘space’ terletak antara +3 Volt hingga +25 Volt.
Gambar 2.14 Level tegangan RS232 pada pengiriman huruf ‘A’ tanpa bit paritas [10]
Daerah tegangan antara -3 Volt hingga +3 Volt adalah invalid level, yaitu daerah
tegangan yang tidak memiliki level logika pasti sehingga harus dihindari. Demikian juga,
level tegangan lebih negatif dari -25 Volt atau lebih positif dari +25 Volt juga harus
dihindari karena tegangan tersebut dapat merusak line driver pada saluran RS232.
Gambar 2.15 Konektor DB-9 [10]
22
Pada komputer IBM PC kompatibel terdapat konektor serial DB-9 yang dinamai
COM1. Standar RS232 menyangkut komunikasi data antara komputer (Data Terminal
Equipment/DTE) dengan alat-alat pelengkap komputer (Data Circuit-Terminating
Equipment/DCE). Gambar 2.15 merupakan gambar konektor port serial DB-9 pada
bagian belakang CPU.
Tabel 2.7 Konfigurasi kaki-kaki DB-9 [10]
Nomor Pin Nama Sinyal Direction Keterangan
1 DCD In Data carrier detect/Received Line Signal Detect
2 RxD In Received Data 3 TxD Out Transmit Data 4 DTR Out Data Terminal Ready 5 GND - Ground 6 DSR In Data Set Ready 7 RST Out Request to Send 8 CTS In Clear to Send 9 RI In Ring Indikator
Tabel 2.7 menunjukkan konfigurasi kaki-kaki dan nama sinyal konektor serial
DB-9. Keterangan mengenai fungsi saluran RS 232 pada konektor DB-9 adalah sebagai
berikut :
a) Received Line Signal Detect. Dengan saluran ini DCE memberitahukan ke DTE
bahwa pada terminal input ada data masuk.
b) Received Data, digunakan DTE menerima data dari DCE.
c) Transmit Data, digunakan DTE mengirim data ke DCE.
d) Data Terminal Ready, pada saluran ini DTE memberitahukan terminal siap.
e) Signal Ground, saluran ground.
23
f) Ring Indikator. Pada saluran ini DCE memberitahukan ke DTE bahwa sebuah
stasiun menghendaki hubungan dengannya.
g) Clear To Send. Dengan saluran ini DCE memberitahukan bahwa DTE memulai
mengirim data.
h) Request To Send. Dengan saluran ini DCE diminta mengirim data oleh DTE.
i) DCE Ready. Sinyal aktif pada saluran ini menunjukkan bahwa DCE sudah siap.
2.4.2 Komunikasi Serial RS 485 [11]
Sistem pengiriman data secara serial dengan standar komunikasi serial RS-485
dikembangkan sejak tahun 1983 dan mampu mentransmisikan data yang cukup jauh yaitu
1,2 km. Standar komunikasi serial RS-485 dapat diterapkan pada suatu jaringan telepon
tunggal (party line) atau pada jaringan multidrop (jaringan yang menggunakan topologi
bus). Ada sebanyak 32 pasang pemancar (driver) dan penerima (receiver) yang dapat
disatukan pada jaringan multidrop. Pada sisi pemancar (driver), akan menghasilkan
tegangan sebesar 2 sampai 6 Volt yang saling berbeda polaritasnya pada terminal A-B
dengan acuan titik tengah ground. Pada penerima (receiver) mampu menerima data
dengan nilai amplitudo sinyal minimal +200mV sampai –200mV hingga +6 V sampai –6
V (sinyal maksimal) yang masih dapat diterima antara terminal A-B seperti ditunjukkan
pada gambar 2.16.
Gambar 2.16 Sinyal dari pemancar (driver) dan penerima (receiver ) [11]
24
2.4.3 Perbandingan Komunikasi Serial RS 232 dengan RS 485 [11]
Perbedan utama antara komunikasi serial RS 232 dengan RS 485 terletak pada
level tegangannya serta mode operasinya. Tabel 2.8 menunjukkan perbandingan
komunikasi serial RS 232 dengan RS 485.
Tabel 2.8 Perbandingan RS 232 dan RS 485 [11]
Spesifikasi RS 232 RS 485
Model Operasi Single-ended Differential
Jumlah driver dan receiver pada 1
jalur 1 driver dan 1 receiver 32 drivers dan 32 receivers
Panjang kabel maksimum 50 feet 4000 feet
Rata-rata data maksimum (40 feet
– 4000 feet untuk RS 232/485) 20 Kb/s 10 Mb/s – 100Kb/s
Driver output voltage maksimum +/- 25V -7V to +12V
Level sinyal output driver (loaded
min) +/-15V to +/-5V +/-1.5V
Level sinyal output driver
(unloaded max) +/-25V +/-6V
Driver load impedance (ohm) 3k to 7k 54
Arus listrik driver maksimum in
high Z state (power on) N/A +/-100uA
Arus listrik driver maksimum in
high Z state (power off) +/-6mA +/-100uA
Power Slew rate (max) 30 V/uS N/A
Receiver input voltage range +/-15V -7V to +12V
Receiver input sensitivity +/-3V +/-200mV
Receiver input resistensy (ohm) 3k to 7k ≥12k
25
2.5 Microsoft Visual Basic 6.0 [12]
Microsoft Visual Basic adalah sebuah compiler yang menganut asas event driven
programming. Istilah visual mengacu pada metode pembuatan tampilan atau objeknya
yang biasa dilakukan secara langsung terlihat oleh programmer. Bahasa yang digunakan
adalah bahasa BASIC yang merupakan salah satu bahasa pemrograman yang cukup
populer pada era Sistem Operasi DOS. Untuk memulai pemrograman dengan Visual
Basic, program Microsoft Visual Basic dijalankan. Selanjutnya akan tampil layar
pembukaan dilanjutkan pilihan tipe program yang akan dibuka atau dibuat seperti yang
terlihat pada Gambar 2.17
Gambar 2.17 Tampilan pemilihan model aplikasi [12] 2.5.1 Komponen Integrated Development Environment 1. MenuBar
Menampilkan perintah-perintah yang dapat digunakan saat bekerja pada Visual
Basic seperti yang terlihat pada Gambar 2.18
Gambar 2.18 MenuBar [12]
26
2. ToolBar
ToolBar digunakan untuk mempercepat akses perintah yang sering dipakai. Secara
default, ToolBar jenis Standard yang akan ditampilkan saat Visual Basic dijalankan.
ToolBar lain dapat ditampilkan dengan menggunakan pilihan ToolBar pada menu View,
seperti yang terlihat pada Gambar 2.19
Gambar 2.19 Toolbar [12]
3. ToolBox
ToolBox merupakan sebuah Window yang berisi komponen yang akan digunakan
dalam mendesain sebuah Form. Selain komponen standar, komponen lain yang
dibutuhkan bisa diatur dalam program ToolBox seperti yang ditunjukkan pada Gambar
2.20
Gambar 2.20 ToolBox [12]
4. Form Designer
Form Designer digunakan untuk merancang dan mendesain user interface dan di
sini pula kontrol-kontrol komponen dari ToolBox diletakkan, seperti yang terlihat pada
Gambar 2.21
Gambar 2.21 Form Designer [12]
27
5. Kode Editor
Kode Editor digunakan secara umum, yakni menuliskan listing program dalam
pembuatan suatu aplikasi, seperti yang terlihat pada Gambar 2.22
Gambar 2.22 Kode Editor [12]
6. Project
Project digunakan untuk melihat kontrol yang berada di dalam form secara
hierarki seperti Windows Explorer, seperti yang terlihat pada Gambar 2.23
Gambar 2.23 Project [12]
7. Properties
Properties digunakan untuk memanipulasi kontrol yang sudah ada dalam Form.
Kemudian, Properties memiliki dua halaman, yang masing-masing disebut Alphabetic
(nama properti) dan Catagorized (pilihan properti), seperti yang terlihat pada Gambar
2.24
Gambar 2.24 Properties [12]
28
2.5.2 Unit kontrol VB
Unit kontrol adalah alat bantu yang dipakai untuk membuat sebuah obyek pada
form Visual Basic. Setelah kontrol ditambahkan ke form, kontrol tersebut berubah
menjadi sebuah obyek yaitu elemen perantara pemakai yang dapat diprogram. Pada Tabel
2.9 dapat dilihat beberapa unit kontrol Visual Basic.
Tabel 2.9 Unit kontrol Visual Basic [12]
Gambar
Kontrol
Nama
Kontrol Awalan Fungsi
Picture Box Pic Untuk menampilkan file gambar : .bmp, .jpg, .gif,
.wmf dan .ico
Label Lbl Menampilkan teks tetapi pemakai tidak
berinteraksi dengannya atau mengubahnya
Text Box Txt Menampilkan teks
Frame Fra Mengidentifikasikan sebuah grup pengontrolan.
Command
Button Cmd
Memberikan sebuah perintah atau tindakan ketika
digunakan
Check Box Chk
Memberikan perintah pilihan benar/salah
(True/False) atau ya/tidak (yes/no). Pemakai dapat
memilih beberapa check box secara bersamaan.
Option Button Opt Memberikan grup pilihan. Pemakai hanya dapat
memilih satu option pada grup pilihan.
Horizontal
Scroll Bar Hsb Menampilkan balok gulung horizontal.
Vertikal Scroll
Bar Vsb Menampilkan balok gulung vertikal
Timer Tmr Untuk mengeksekusi waktu kejadian pada rutin
program termasuk selang waktu interval
29
2.5.3 Pengaksesan port serial menggunakan MSComm [13]
Kontrol MSComm menyediakan fasilitas komunikasi antara program aplikasi
yang dibuat dengan port serial untuk mengirim atau menerima data. Beberapa property
yang sering dipakai adalah sebagai berikut :
a). CommPort : Digunakan untuk menentukan nomor port serial yang akan dipakai.
b). Setting : Digunakan untuk mengatur nilai baud rate, parity, jumlah bit data, dan
jumlah stop bit.
c). PortOpen : Digunakan untuk membuka ataupun menutup port serial yang
dihubungkan dengan MSComm.
d). Input : Digunakan untuk mengambil data string.
e). Output : Digunakan untuk menulis data string.
2.6 IC MAX 232 [14]
IC MAX 232 berfungsi untuk mengubah level tegangan TTL menjadi level RS
232 atau sebaliknya. Untuk mengubah level tegangan dari RS 232 menjadi TTL maka pin
13 atau 8 digunakan sebagai input bagi RS 232 sedangkan pin 12 atau 9 digunakan untuk
output dari sinyal TTL. Pada pengubahan level tegangan dari TTL menjadi RS 232, pin
11 atau 10 digunakan sebagai input bagi sinyal TTL sedangkan pin 7 atau 14 digunakan
untuk output bagi RS 232. Gambar 2.25 memperlihatkan IC MAX 232.
Gambar 2.25 IC MAX 232 tampak atas [14]
30
Fungsi kapasitor pada rangkaian IC MAX 232 yaitu sebagai kapasitor eksternal
untuk Voltage Doubler dan Voltage Inverter . Nilai-nilai kapasitor yang digunakan sesuai
dengan nilai-nilai yang tertera pada data sheet MAX 232 yaitu sebesar 1uF. Gambar 2.26
menunjukkan rangkaian IC MAX 232.
Gambar 2.26 Rangkaian IC MAX 232 [14]
2.7 IC MAX 491 [15]
IC MAX 491 diperlihatkan pada gambar 2.27. IC MAX 491 berfungsi untuk
mengubah level tegangan TTL menjadi level RS 485 atau sebaliknya. Kaki 5 digunakan
sebagai input dari level tegangan TTL sedangkan kaki 2 adalah output yang menghasilkan
level tegangan TTL. Kaki 4 dan 3 digunakan untuk mengontrol fungsi receiver atau
driver.
Gambar 2.27 Konfigurasi pin dan operating circuit MAX 491 [15]
31
BAB III
PERANCANGAN
Pada bab ini akan dijelaskan alur perancangan sistem untuk mengontrol 3 buah PLC
Omron CPM2A melalui sebuah PC. Perancangan meliputi desain sistem, perancangan
teknik komunikasi antara PC dengan PLC, perancangan hardware, dan perancangan software.
Sistem hasil perancangan ini merupakan bagian dari mini DCS (Distributed Controlled
System).
3.1 Desain Sistem
Sistem yang akan dirancang merupakan software interface dari PLC OMRON
CPM2A ke sebuah komputer. Koneksi antara PC dengan PLC adalah komunikasi serial RS-
232. Akan tetapi RS-232 tidak dapat dihubungkan secara paralel ke beberapa device (PLC),
maka untuk mengatasinya menggunakan komunikasi serial RS-485. Oleh karena itu sistem
ini menggunakan converter RS-232 to RS-485 dan converter RS-485 to RS-232 agar PC dapat
berkomunikasi secara serial dengan beberapa PLC. Setiap PLC akan mengontrol sebuah
plant.
PC akan dijalankan dengan program Microsoft Visual Basic 6.0. Data input dari
setiap PLC akan disimpan dalam bentuk text file. Blok diagram sistem komunikasi PLC
dengan PC secara keseluruhan tampak pada gambar 3.1
32
`
Converter RS 232 to RS 485
PLC 1
PLANT 1
Converter RS 485 to RS 232
PLC 3PLC 2
RS 232 RS 232
RS 458RS 485
RS 485
RS 232
Converter RS 485 to RS 232Converter RS 485 to RS 232
PLANT 2 PLANT 3
PCRS 232
Gambar 3.1 Blok Diagram Sistem
Plant I merupakan motor DC control drive serta penyedia tegangan AC dan DC yang
digunakan untuk masukan tegangan pada peralatan listrik yang digunakan pada plant II dan
III. Kondisi terminal tegangan dan kecepatan motor DC akan disimpan dalam memori DM
pada PLC1.
Plant II mempunyai fungsi untuk proses sterilisasi cairan. Plant II akan aktif saat
semua terminal tegangan yang dibutuhkan sudah tersedia. Pada awalnya heater dan thermo
diaktifkan, kemudian setelah 15 menit pompa pada tangki 1 diaktifkan untuk mengisi tangki
2. Setelah tangki 2 terisi maka dilakukan proses pemanasan dan pengadukan sampai cairan
mencapai suhu 70 0 C . Proses selanjutnya adalah katub 1 diaktifkan, sehingga cairan
mengalir ke tangki 3. Pada tangki 3 dilakukan proses pendinginan dan pengadukan sampai
33
cairan mencapai suhu 100 C. Setelah cairan mencapai suhu 100 C, maka SCADA akan
mengaktifkan plant III. Data-data yang dibutuhkan disimpan di dalam memori DM PLC2.
3456
7A
8
2
1B
3456
7B
9
811B
10B13
14
1A
2
12
1C
910A
11A
12
Gambar 3.2 Plant 2
Keterangan gambar :
1A. Limit switch atas 1
1B. Limit switch atas 2
1C. Limit switch bawah 1
2. Gear mixer
3. Gear motor DC
4. Motor DC
5. Sensor suhu LM 35
6. Kabel sensor suhu
7A. Komponen heater
7B. Termoelektrik
8. Komponen mixer
9. Katub
10A. Tangki luar II
10B. Tangki luar III
11A. Tangki dalam II
11B. Tangki dalam III
12. Pelampung
13. Pipa air
14. Pompa air
34
Plant III berfungsi dalam proses pengisian dan pengepakan kemasan produk
minuman. Saat SCADA mengaktifkan plan III, maka konveyor mulai on. Saat gelas
menyentuh sensor posisi 1 akan menyebabkan konveyor off dan proses pengisian cairan ke
kemasan pertama berlangsung. Apabila proses pengisian kemasan pertama telah selesai
konveyor akan on kembali dan saat gelas menyentuh sensor posisi 2 menyebabkan konveyor
akan off dan proses pengepakan berlangsung. Proses ini akan berlangsung terus sampai isi
tangki 3 habis. Data-data yang dibutuhkan juga disimpan di dalam memori DM PLC3.
Gambar 3.3 Plant 3
Keterangan gambar : 1. Elektonik valve 1 2. Penampung cairan 3. Sensor Tanki takaran 4. Penampung cairan 5. Sensor posisi 1 6. Gulungan tutup gelas 7. Pneumatik
8. Motor stepper 9.Heater (pemanas) 10. Sensor posisi 2 11. Susunan gear 1 12. Tempat gelas 13. Penyangga rantai
14. Susunan gear 2 15. Rantai. 16. Limit switch batas bawah (LSB) 17. Limit switch batas atas (LSA) 18. Pelampung 19. Tangki pendingin
1311 14
6
9
7
8
5
3
10
4
1
2
12 15
1617
18
19
3
35
3.2 Perancangan teknik komunikasi antara PC dengan PLC
Format komunikasi host link PC dengan PLC yang akan dirancang sesuai dengan
prosedur standar pada PLC OMRON CPM2A yaitu baud rate 9600 bps, 1 start bit, 7 bit data,
2 stop bit, even parity.
3.2.1 Node Number PLC
PC dapat membedakan PLC dari node number pada PLC tersebut. Node number
yang akan digunakan seperti pada tabel 3.1. Pemberian node number pada PLC dilakukan
dengan cara mengisi memori DM6648 pada bit 00 sampai 07 dengan bilangan biner.
Tabel 3.1 Node number PLC
Node number Isi DM 6653 PLC
00 0000000 I (Motor DC control drive)
01 0000001 II (proses pasteurisasi cairan)
02 0000010 III (proses pengisian dan pengepakan produk
kemasan minuman)
3.2.2 Mode Operasi PLC
Mode operasi pada PLC memegang peran yang penting dalam komunikasi antara PC
dan PLC. Pada perancangan SCADA, PLC akan diseting pada mode operasi monitor. Alasan
pemilihan mode monitor disebabkan karena pada mode ini semua instuksi command dapat
diproses oleh PLC, kecuali WP (program write). Pada mode monitor, PLC akan selalu
melakukan pembaharuan pada isi memori yang mengalami perubahan. Untuk membuat PLC
berada pada mode monitor, maka dikirimkan command frame seperti pada gambar 3.4.
36
Gambar 3.4 Command frame untuk mengubah mode operasi PLC [9]
Tabel 3.2 menunjukkan instruksi yang akan dikirimkan SCADA untuk membuat PLC
berada pada kondisi MONITOR. Untuk mode MONITOR maka isi dari frame mode data
adalah 02. Perbedaan setiap instruksi hanya terletak pada node number PLC.
Tabel 3.2 Instruksi mode operasi pada PLC
Instruksi Keterangan
@00SC02 Mode PLC 1 MONITOR
@01SC02 Mode PLC 2 MONITOR
@02SC02 Mode PLC 3 MONITOR
3.2.3 Alamat Memori Data Monitor SCADA
Setiap PLC akan menyimpan data pada memori DM. Data yang tersimpan dalam
memori DM menunjukkan kondisi setiap plant. Tabel 3.3 menunjukkan data-data yang akan
dibaca pada PLC 1.
Tabel 3.3 Data yang dibaca dan alamat memori PLC I
Data Alamat Memori
Kecepatan motor DM0001
Kondisi terminal 12volt DM0002
Kondisi terminal 12Vvolt/5A DM0003
Kondisi terminal 220volt DM0004
Kondisi terminal -12volt DM0005
37
Data terminal 12V, 12V/5A, dan 220V dan -12V hanya berupa kondisi on atau off.
Pada kondisi on, data yang tersimpan dalam memori DM adalah 0000hex. Pada kondisi off,
data yang tersimpan dalam memori DM adalah 00FFhex. Data kecepatan motor merupakan
variabel angka. Data kecepatan motor yang tersimpan pada memori DM sudah dalam bentuk
bilangan desimal. Kecepatan motor maksimal yang akan digunakan adalah 50 rpm.
Tabel 3.4 Data yang dibaca dan alamat memori PLC 2
Data Alamat Memori
Suhu tangki 1 DM0001
Suhu tangki 2 DM0002
Kondisi pompa DM0003
Kondisi heater DM0004
Kondisi Thermo DM0005
Kondisi mixer1 DM0006
Kondisi mixer 2 DM0007
Kondisi katub 1 DM0008
Kondisi sensor LSA1 DM0009
Kondisi sensor LSA2 DM0010
Pada PLC 2 data dan alamat memori yang akan dipakai dapat dilihat pada tabel 3.4.
Data suhu tangki 1 dan tangki 2 merupakan variabel angka, sedangkan data yang lain
merupakan kondisi on atau off. Data suhu tangki 1 dan tangki 2 pada memori DM disimpan
38
dalam bentuk bilangan heksadesimal. Untuk konversi data heksadesimal menjadi variabel
angka dihitung dengan cara:
Suhu terendah = 0 0 C
Suhu tertinggi = 80 0 C
Jangkauan suhu = 80 0 C
Data heksa terendah = 0000
Data heksa tertinggi = 00FF
Jangkauan data = 256
Perubahan pada 1 bit data = DataJangkauanSuhuJangkauan
__ =
25580
= 0.31 0 C
Jadi data suhu tangki yang ditampilkan = Data heksa × Perubahan pada 1 bit data
Tabel 3.5 Data yang dibaca dan alamat memori PLC 3
Data Alamat Memori
Kondisi sensor (LSB) DM0001
Kondisi katub 2 DM0002
Kondisi katub 3 DM0003
Kondisi sensor posisi 1 DM0004
Kondisi LSA tangki 3 DM0005
Kondisi LSB tangki 3 DM0006
Kondisi sensor posisi 2 DM0007
Jumlah hasil produksi DM0008
39
Pada PLC 3 data dan alamat memori yang akan dipakai dapat dilihat pada tabel 3.5.
Semua data pada tabel di atas merupakan kondisi on atau off, kecuali data untuk jumlah hasil
produksi. Data untuk jumlah hasil produksi adalah variabel angka. PLC 3 juga akan
menyimpan 1 data tambahan yaitu kondisi konveyor. Data kondisi konveyor on atau off
dipengaruhi oleh nilai HR0001 PLC 3 dan kondisi sensor posisi 1 dan 2. HR0001 merupakan
kontrol untuk menjalankan program pada PLC 3.
Tabel 3.6 Pengaruh HR0001, sensor posisi 1 dan 2 pada konveyor
HR 0001 Sensor posisi 1 Sensor posisi 2 Konveyor
on on off off
on off on off
on off off on
off off off off
3.2.4 Alamat Memori Data Kontrol SCADA
Untuk mengontrol PLC dari program SCADA, maka diperlukan sebuah memori atau
alamat kontrol. Pada perancangan SCADA alamat memori kontrol ditunjukkan pada tabel 3.7.
Tabel 3.7 Alamat Memori Data Kontrol SCADA
Alamat Kontrol PLC
HR 0001 I
HR 0001 II
HR 0001 III
40
Alamat HR0001 diletakkan pada awal program pada setiap PLC. Pada program PLC,
HR0001 merupakan tombol NO. Jika isi memori HR0001 adalah 0000 maka kondisi tombol
NO off. Apabila isi memori HR0001 sama dengan 0001 maka kondisi tombol NO on. Jadi
HR0001 merupakan pengatur on atau off program di dalam PLC.
3.2.5 Alamat Memori Hapus Data SCADA
Data yang tersimpan pada memori DM tidak akan hilang walaupun PLC dimatikan.
Bila data yang tersimpan pada memori DM tidak dihapus, akan menyebabkan pembacaan
data tidak sesuai dengan kondisi yang sebenarnya. Oleh karena itu diperlukan pengontrol
untuk menghapus memori DM setiap PLC, seperti yang ditunjukkan pada tabel 3.8.
Tabel 3.8 Alamat Memori Hapus Data SCADA
Alamat Kontrol PLC
HR 0002 I
HR 0002 II
HR 0002 III
3.2.6 Read DM Area
Pembacaan data pada memori DM dilakukan dengan mengirimkan command frame
seperti pada gambar 3.5. Isi frame beginning word merupakan urutan awal alamat memori
DM yang akan dibaca. Sedangkan frame no.of words merupakan jumlah memori DM yang
akan dibaca.
41
Gambar 3.5 Command frame untuk membaca isi memori DM [9]
Jadi command frame yang akan dikirimkan SCADA untuk membaca data pada memori DM
ditunjukkan seperti pada tabel 3.9
Tabel 3.9 Instruksi baca memori DM yang dikirimkan dari SCADA
Instruksi Keterangan
@00RD00010005 Baca data PLC I
@01RD00010012 Baca data PLC II
@02RD00010007 Baca data PLC III
3.2.7 Write HR Area
Penulisan data pada memori HR dilakukan dengan mengirimkan command frame
seperti pada gambar 3.6.
Gambar 3.6 Command frame untuk menulis memori HR [9]
Jadi command frame yang akan dikirimkan SCADA untuk menulis data pada memori HR
ditunjukkan seperti pada tabel 3.10.
42
Tabel 3.10 Instruksi tulis memori HR yang dikirimkan dari SCADA
Instruksi Keterangan
@00WH00010001 Mengaktifkan program pada PLC I
@01WH00010001 Mengaktifkan program pada PLC II
@02WH00010001 Mengaktifkan program pada PLC III
@00WH00010000 Menonaktifkan program pada PLC I
@01WH00010000 Menonaktifkan program pada PLC II
@02WH00010000 Menonaktifkan program pada PLC III
@00WH00020001 Mengaktifkan hapus data PLC I
@01WH00020001 Mengaktifkan hapus data PLC II
@02WH00020001 Mengaktifkan hapus data PLC III
@00WH00020000 Menonaktifkan hapus data PLC I
@01WH00020000 Menonaktifkan hapus data PLC II
@02WH00020000 Menonaktifkan hapus data PLC III
3.3 Perancangan Perangkat Lunak
3.3.1 Kerangka Utama
Program SCADA yang dirancang menggunakan 3 form yaitu form LOGIN, UTAMA
dan TENTANG. Jalannya program secara umum tampak pada gambar 3.7. Pada awalnya
dilakukan proses login. Setelah password yang dimasukkan benar maka program akan
menampilkan menu UTAMA. Pada menu UTAMA dilakukan proses pengontrolan,
komunikasi antar PLC, dan pengontrolan bahaya. Pada menu UTAMA juga disediakan
fasilitas untuk mencetak laporan hasil produksi, bantuan penggunaan program dan informasi
singkat tentang program. Apabila proses produksi telah selesai maka pengguna dapat
melakukan proses logout atau keluar dari program SCADA.
43
Gambar 3.7 Diagram alir program SCADA secara umum
3.3.2 Form LOGIN
Form LOGIN berfungsi untuk memperoleh data pengguna , yaitu nama, nomor dan
password. Password pada program tidak dapat diganti karena sudah didefinisikan sebagai
konstanta. Pada form ini terdapat tombol MASUK yang berfungsi mengeksekusi data
masukan dan tombol KELUAR berfungsi keluar dari program.
Gambar 3.8 Diagram alir proses login
44
Gambar 3.9 Tampilan Form LOGIN
3.3.3 Form MENU UTAMA
Form MENU UTAMA dibagi menjadi 5 frame dengan fungsi yang berbeda-beda
antara lain:
a. Frame Indentitas berfungsi menampilkan nama dan nomor pengguna program.
b. Frame Tombol kontrol Berfungsi untuk mengontrol PLC. Frame ini terbagi menjadi
2 yaitu kontrol utama dan kontrol data. Dalam kontrol utama terdapat 9 tombol yaitu
MONITOR PLC1, MONITOR PLC2, MONITOR PLC3, ON/OFF PLANT1,
ON/OFF PLANT2, ON/OFF PLANT3, ON/OFF CLR1, ON/OFF CLR2 dan
ON/OFF CLR3. Kondisi ON tombol ditandai dengan lampu tombol menyala,
sedangkan kondisi OFF tombol ditandai dengan lampu tombol tidak menyala.
c. Frame Plant I berfungsi untuk melihat kondisi dari plant 1. Pada frame plant I
menampilkan kondisi terminal tegangan 12V, -12V, 12V/5A, 220V, dan kecepatan
motor. Pada frame plant III menampilkan kondisi konveyor dan counter.
LOGIN
MASUK KELUAR
NAMA
NOMOR
PASSWORD
45
d. Frame Plant II berfungsi untuk melihat kondisi dari plant II. Pada frame plant II
menampilkan kondisi pompa, pemanas, pendingin, pengaduk 1, pengaduk 2, katub 1,
suhu tangki 1, suhu tangki 2, LSA 1 dan LSA 2 .
e. Frame Plant III, berfungsi untuk melihat kondisi dari plant III. Pada frame plant III
menampilkan kondisi katub 2, katub 3, LSB 1, LSB 2, LSA 3, sensor posisi 1, sensor
posisi 2, konveyor dan hasil produksi.
Gambar 3.10 Tampilan Form Utama
SCADA juga dilengkapi dengan 3 pesan antara lain: pesan informasi, pesan kontrol
dan pesan bahaya. Apabila terjadi kesalahan dalam penekanan tombol akan muncul pesan
informasi. Pesan kontrol merupakan pesan untuk mengaktifkan atau mematikan plant
karena adanya kondisi yang sudah terpenuhi. Kondisi tersebut misalnya : semua sumber
tegangan telah aktif, suhu tangki 2 telah mencapai 100C dan sensor LSB 1 aktif. Pesan
bahaya tampil pada kondisi-kondisi berikut ini:
MENU UTAMA
Nama
Nomor Tentang Bantuan Cetak Keluar
Jam: Tanggal:
MONITOR PLC1
MONITOR PLC2
MONITOR PLC3
ON/OFF PLANT 1
ON/OFF PLANT 2
ON/OFF PLANT 3
START STOP
ON/OFF CLR PLC1
ON/OFF CLR PLC1
ON/OFF CLR PLC1
12V 12V/5A -12V 220V
Pompa Pemanas Pendingin LSA1 Pengaduk1 Pengaduk2 Katub1 LSA2
Katub2 Katub3 LSB1 Sensor Posisi 2 Konveyor LSA3 LSB2 Sensor Posisi 1
KECEPATAN MOTOR
SUHU TANGKI
SUHU TANGKI
HASIL
46
a) Plant II aktif namun, ada sumber tegangan yang tidak aktif.
b) Plant II dan III aktif namun, ada sumber tegangan yang tidak aktif.
c) LSA I aktif, namun pompa tetap aktif.
d) LSB I aktif, namun katub 1 terbuka.
e) LSA II aktif, namun katub II terbuka.
Pada form MENU UTAMA juga terdapat 4 tombol fasilitas dengan fungsi:
a. Tombol keluar berfungsi untuk keluar dari program.
b. Tombol cetak berfungsi untuk mencetak laporan hasil produksi. Aktif apabila seluruh
proses produksi selesai. Isi dari laporan hasil produksi antara lain : nama user, nomor
ID, waktu mulai operasi, waktu selesai operasi dan jumlah hasil produksi.
c. Tombol bantuan berfungsi untuk menampilkan secara singkat cara penggunaan
program.
d. Tombol tentang berfungsi untuk menampilkan form TENTANG. Form TENTANG
berisikan informasi singkat program SCADA.
3.3.4 Subroutine Pengambilan data, kontrol dan bahaya
Alur komunikasi PLC dengan PC diawali dengan pengaktifan COM1 dan setup COM
dengan baud rate 9600 bps, 1 start bit, 7 bit data, 2 stop bit, even parity. Kemudian
dilakukan pengesetan setiap PLC menjadi mode MONITOR. Pada saat PLC sudah berada
pada mode MONITOR, PLC sudah siap untuk berkomunikasi dengan PC. SCADA akan
mulai melakukan proses pengiriman perintah dan pembacaan data respon saat plant I aktif.
Proses pengiriman perintah dan pembacaan data respon dilakukan secara bergantian dengan
selang waktu setiap 100 ms. Proses berakhir saat tombol STOP aktif.
47
Gambar 3.11 Pengambilan data dan kontrol dan bahaya.
Diagram alir pengambilan data pada PLC I, II dan III ditunjukkan pada gambar 3.12.
Pada awalnya dikirimkan command frame untuk membaca data setiap PLC. Tahapan kedua
adalah membaca respon frame setiap PLC, kemudian dilakukan penyimpanan data. Data
yang tersimpan adalh dalam bentuk text file.
48
Gambar 3.12 Diagram alir pengambilan data PLC I,II dan III
Sebelum mengirimkan data atau perintah, terlebih dahulu data harus ditambah dengan
2 karakter FCS. Diagram alir pengiriman perintah pada PLC seperti gambar 3.16. Keterangan
untuk kode program di atas yaitu data yang masuk dihitung panjangnya, kemudian dilakukan
perhitungan FCS. Setelah diperoleh nilai FCS, dilakukan penggabungan antara data awal,
nilai FCS dalam bilangan hexadesimal, serta bagian terminator (karakter * dan karakter
ASCII 13). Setelah menjadi sebuah command frame yang lengkap dilakukan pengiriman.
Gambar 3.13 Diagram alir pengiriman command frame pada PLC
49
Pada saat PLC diberi perintah maka PLC akan meresponnya dengan sangat cepat
yaitu antara 1ms sampai 10ms. Oleh karena itu untuk mencegah adanya kesalahan
pembacaan data respon, maka setelah mengirimkan data PC harus langsung membaca data
responnya. Keterangan program di atas yaitu: data respon PLC dibaca, kemudian data respon
yang masih berada dalam 1 frame dipisahkan dan hanya diambil data yang dibutuhkan saja.
Gambar 3.14 Diagram alir pembacaan respon frame pada PLC
Gambar 3.15 Diagram alir kontrol PLC I, II dan III
50
Gambar 3.15 merupakan diagram alir kontrol PLC I, II dan III. Pada diagram alir
kontrol PLC I, plant II akan aktif jika semua sumber tegangan aktif. Pada diagram alir
kontrol PLC II, plant III akan aktif jika suhu tangki II adalah100C. Pada diagram alir kontrol
PLC III, jika LSB aktif maka Plant I, II dan III harus dimatikan.
Gambar 3.16 Diagram alir Bahaya PLC I, II dan III
3.3.5 Subroutine Logout
Apabila semua proses pada plant I, II, dan III telah selesai, maka tombol EXIT dapat
digunakan user untuk keluar dari program SCADA. User dapat keluar dari program SCADA
apabila plant I, II, dan III pada kondisi off. Sebelum keluar dari program SCADA dilakukan
proses cleaner terlebih dahulu. Proses cleaner merupakan pembersihan memori penyimpanan
51
data pada PLC. Proses cleaner dilakukan dengan cara mengirimkan data 0000 pada memori
DM PLC yang terpakai.
Gambar 3.17 Diagram alir proses logout
3.3.6 Form Menu TENTANG
Menu TENTANG akan menampilkan sebuah form yang profil program SCADA
secara singkat. Gambar 3.18 menunjukkan tampilan form TENTANG. Pada form ini terdapat
tombil OK yang berfungsi untuk keluar dari menu TENTANG.
Gambar 3.18 Tampilan Form TENTANG
TENTANG
OK
52
Gambar 3.19 Diagram alir menu Tentang
3.4 Perancangan Perangkat keras
3.4.1 Konverter RS232-RS485
Konverter ini menggunakan 2 komponen utama yaitu IC MAX 232 dan MAX 491.
Pada awalnya input yang berupa sinyal level RS 232 diubah menjadi level TTL
menggunakan IC MAX 232. Sinyal dengan level TTL diubah lagi menjadi level RS 485
menggunakan IC MAX 491.
Gambar 3.20 Blok diagram konverter RS232-RS485
53
Pada rangkaian konverter RS232-RS485 di bawah, pin R1IN akan menerima input
sinyal level RS 232 dari pin 3 conDB9 PC. Pin T1OUT mengirim output sinyal level RS 232
ke pin 2 conDB9 PC. Pin T1IN menerima output sinyal TTL dari pin RO, sedangkan pin
R1OUT mengirimkan sinyal TTL ke pin DI. Pin RE dihubungkan dengan ground
menyebabkan RE akan selalu aktif. Saat RE aktif maka IC MAX 491 diposiskan sebagai
penerima. Pin DE dihubungkan dengan pin RST yang menyebabkan DE MAX 491
dikendalikan oleh RST. Saat logika RST = 1 maka DE akan aktif sehingga MAX 491 berada
pada kondisi pengirim. Saat logika RST = 0 maka DE akan nonaktif sehingga jalur
pengiriman terputus. D1 (dioda) berfungsi sebagai indikator adanya tegangan catuan pada
rangkaian konverter RS232-RS485. Nilai kapasitor yang digunakan diambil dari data sheet.
C3
1uF
Z
C4
1uF
C11uF
D1
A
VCC
VCC
MAX491
2
3
4
5
67
11
12
14
9
10
RO
RE
DE
DI
GN
D
GN
D
B
AVCC
Y
Z
B
MAX232
13
11
1
3
4
5
2
6
12
14
1615
R1IN
T1IN
C+
C1-
C2+
C2-
V+
V-
R1OUT
T1OUT
VCC
GN
D
Y
P1
CONNECTOR DB9
594837261
C21uF
R1
220
Gambar 3.21 Perancangan rangkaian konverter RS232-RS485
54
3.4.2 Konverter RS485-RS232
Konverter ini memiliki prinsip kerja yang merupakan kebalikan dari konverter
RS232-RS485. Pada awalnya input yang berupa sinyal level RS 485 diubah menjadi level
TTL menggunakan IC MAX 491. Sinyal dengan level TTL diubah lagi menjadi level RS-
232 menggunakan IC MAX 232. Port RS-232 konverter RS232-RS485 akan dihubungkan
dengan port RS-232 PLC.
Gambar 3.22 Blok diagram konverter RS485-RS232
C3
1uF
Z
C4
1uF
C11uF
D1
A
VCC
VCC
MAX491
2
3
4
5
6 7
11
12
14
9
10
RO
RE
DE
DI
GN
D
GN
D
B
A VC
C
Y
Z
B
MAX232
13
11
1
3
4
5
2
6
12
14
1615
R1IN
T1IN
C+
C1-
C2+
C2-
V+
V-
R1OUT
T1OUT
VC
CG
ND
Y
C21uF
R1
220
P1
CONNECTOR DB9
5 9 4 8 3 7 2 6 1
Gambar 3.23 Perancangan rangkaian konverter RS485-RS232
55
Pada rangkaian konverter RS485-RS232 di atas, pin A, B, Y dan Z akan menerima
input sinyal level RS 485 dari konverter RS232-RS485. Pin RO menerima output sinyal TTL
dari pin T1IN, sedangkan pin DI mengirimkan sinyal TTL ke pin R1OUT. Pin R1IN akan
menerima input sinyal level RS232 dari PLC. Pin T1OUT akan mengirimkan sinyal level
RS232 ke PLC Pin RE dihubungkan dengan ground menyebabkan RE akan selalu aktif. Saat
RE aktif maka IC MAX 491 diposiskan sebagai penerima. Pin DE dihubungkan dengan pin
RST yang menyebabkan DE MAX 491 dikendalikan oleh RST. Saat logika RST = 1 maka
DE akan aktif sehingga MAX 491 berada pada kondisi pengirim. Saat logika RST = 0 maka
DE akan nonaktif sehingga jalur pengiriman terputus.
3.4.3 Konfigurasi koneksi PC dengan Konverter RS232-RS485
Port RS-232 konverter RS232-RS485 akan dihubungkan dengan port RS-232 pada
komputer. Gambar 3.24 menunjukkan konfigurasi koneksi port RS-232 pada konverter
RS232-RS485 dengan komputer.
Gambar 3.24 Konfigurasi koneksi antara PC dengan konverter RS232-RS485
Sinyal Kaki port RS 232 PC
DCD 1
RxD 2
TxD 3
DTR 4
GND 5
DSR 6
RST 7
CTS 8
RI 9
Kaki Port RS 232 Konverter RS232-RS485 Sinyal
1 --
2 TxD
3 RxD
4 --
5 GND
6 --
7 RTS
8 --
9 --
56
3.4.4 Konfigurasi koneksi PLC dengan Konverter RS485-RS232
Port RS-232 konverter RS485-RS232 akan dihubungkan dengan port RS-232 pada
PLC. Gambar 3.25 menunjukkan konfigurasi koneksi port RS-232 pada konverter RS485-
RS232 dengan PLC.
Gambar 3.25 Konfigurasi koneksi antara PLC dengan konverter RS485-RS232
Sinyal Kaki port RS 232 PLC
FG 1
TxD 2
RxD 3
CTS 4
RTS 5
5V 6
-- 7
-- 8
GND 9
Kaki Port RS 232 Konverter RS232-RS485 Sinyal
1 --
2 TxD
3 RxD
4 --
5 GND
6 --
7 RTS
8 --
9 --
57
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini akan dibahas hasil perancangan program SCADA serta konverter
RS232-RS485. Pengujian dan pengamatan dilakukan dengan menggunakan 3 buah PLC
Omron CPM2A yang dihubungkan dengan sebuah komputer. Komputer yang digunakan
mempunyai spesifikasi :
a) Pentium IV 4.6 GHz
b) RAM 512 MB
c) Monitor 15 inchi
Pengamatan dan pengujian konverter RS232-RS485 menggunakan osiloskop digital
serta program freecapture. Pengamatan instruksi yang dikirim dan diterima oleh SCADA
menggunakan program freeport serial monitor. Pengamatan isi memori PLC Omron CPM2A
menggunakan program CX-Programmer v4.
4.1 Hasil Pengujian Program SCADA
4.1.1 Pengamatan form LOGIN
Pada saat pengguna program menjalankan program pertama kali maka form LOGIN
akan tampil. Tampilan form LOGIN ditunjukkan seperti gambar 4.1. Pada form ini pengguna
harus memasukkan identitasnya yaitu nama serta nomor. Password untuk menjalankan
program adalah ”ELEKTRO”. Apabila semua data telah terisi dengan benar maka pengguna
58
dapat masuk ke form UTAMA. Pesan error akan tampil apabila terjadi kesalahan pengisian
data. Tampilan form LOGIN telah sesuai dengan perancangan sebelumnya.
Gambar 4.1 Tampilan form LOGIN
4.1.2 Pengamatan form UTAMA
Form UTAMA merupakan inti dari program SCADA yang dirancang. Pada form ini
pengguna dapat melakukan fungsi kontrol, pengambilan dan penyimpanan data, pengawasan
plant serta pencetakan laporan hasil produksi. Gambar 4.2 menunjukkan tampilan form
UTAMA.
Form UTAMA akan tampil setelah proses login selesai. Data identitas pengguna yang
dimasukkan pada form sebelumnya akan ditampilkan pada frame identitas. Isi dari frame
identitas adalah nama dan nomor pengguna.
Pada form ini terdapat beberapa tombol dengan fungsi yang berbeda-beda. Apabila
pointer mouse diarahkan ke sebuah tombol, maka akan tampil informasi singkat tentang
tombol tersebut. Indikasi tombol aktif adalah bila lampu menyala, sedangkan tombol tidak
aktif jika lampu mati. Tombol-tombol yang ada tidak dapat diaktifkan secara bebas, karena
59
harus sesuai dengan prosedur menjalankan program. Apabila tidak sesuai dengan prosedur
yang ada maka akan tampil pesan informasi.
Gambar 4.2 Tampilan form UTAMA
a. Fungsi monitoring
Langkah awal yang dilakukan untuk menjalankan program SCADA yaitu
mengkoneksikan PLC dengan komputer. Pada frame kontrol awal terdapat tombol monitor
PLC dan respon PLC yang berfungsi untuk menjalankan tugas ini. Apabila PLC dan
komputer terkoneksi, maka pada informasi status koneksi akan tampil tulisan
”TERHUBUNG”.
Pada saat semua PLC telah terkoneksi dengan komputer, maka akan tampil pesan
informasi yang berisikan perintah untuk menyalakan semua tombol OFFCLR pada frame
60
kontrol memori. Pengaktifan semua tombol OFFCLR bertujuan agar memori penyimpanan
data pada setiap PLC siap untuk digunakan. Tombol ONCLR diaktifkan apabila semua
proses telah selesai atau pengguna ingin keluar dari program SCADA. Tombol ONCLR
berfungsi untuk menghapus semua data yang tersimpan pada memori DM setiap PLC.
Tombol PLANT 1 ON dapat diaktifkan apabila semua PLC sudah dikoneksikan
dengan komputer dan tombol OFFCLR aktif. Tombol PLANT 2 ON tidak dapat diaktifkan
apabila plant 1 belum diaktifkan. Tombol PLANT 3 ON tidak dapat diaktifkan apabila plant
1 dan 2 belum diaktifkan.
Tabel 4.1 Simulasi kondisi plant 1
Kondisi Plant 1 Input PLC Terminal tegangan 12V 0.01
Terminal tegangan 12V/5A 0.02
Terminal tegangan 220V 0.03
Terminal tegangan -12V 0.04
Kecepatan motor 0.05
Proses pembacaan dan pengumpulan data dilakukan saat tombol START telah aktif.
Pada saat itu kondisi setiap plant dapat diamati yaitu di bagian frame PLANT. Pengontrolan,
pengambilan data dan pengamatan plant secara langsung belum dapat dilakukan. Untuk
mengatasi masalah tersebut maka dibuat program untuk simulasi kondisi setiap plant seperti
pada lampiran yang ada. Pada program simulasi plant 1, input PLC mewakili kondisi plant 1.
Pengujian dilakukan dengan memberikan tegangan 24 V ke setiap input PLC. Pada saat input
PLC mendapat tegangan 24 V maka kondisi plant yang diwakilinya aktif (ON) demikian
sebaliknya. Pada kondisi kecepatan motor, pemberian tegangan pada input 0.01 dilakukan
61
berkali-kali untuk memperoleh variasi angka yang ditampilkan. Apabila kita memberikan
input sebanyak 5 kali maka pada tulisan indikator SCADA menunjukkan angka 5.
Tabel 4.2 menunjukkan bahwa tampilan kondisi plant pada SCADA telah sesuai
dengan kondisi simulasi plant yang ada. Kondisi kecepatan motor merupakan variabel angka,
pada tabel diwakili dengan 0, 5, 10, 15 dan 20 rpm.
Tabel 4.2 Pengujian tampilan kondisi plant 1
Kondisi Plant 1 Lampu Indikator SCADA
Tulisan Indikator SCADA
Terminal tegangan 12V ON menyala ON
Terminal tegangan 12V OFF padam OFF
Terminal tegangan 12V/5A ON menyala ON
Terminal tegangan 12V/5A OFF padam OFF
Terminal tegangan 220V ON menyala ON
Terminal tegangan 220V OFF padam OFF
Terminal tegangan -12V ON menyala ON
Terminal tegangan -12V OFF padam OFF
Kecepatan motor 0 rpm -- 0
Kecepatan motor 5 rpm -- 5
Kecepatan motor 10 rpm -- 10
Kecepatan motor 20 rpm -- 20
Pengujian untuk tampilan SCADA plant 2 dilakukan juga dengan menggunakan
program simulasi. Pada program simulasi plant 2, input PLC mewakili kondisi plant 2.
Pengujian dilakukan dengan memberikan tegangan 24 V ke setiap input PLC. Pada saat input
PLC mendapat tegangan 24 V maka kondisi plant yang diwakilinya aktif (ON) demikian
sebaliknya. Pengujian kondisi suhu dilakukan menggunakan MAD, karena masukan data
62
pada memori PLC untuk suhu tangki merupakan bilangan heksadesimal. MAD akan aktif
apabila input 0.01 dan 0.02 telah mendapat tegangan 24 V.
Tabel 4.3 Simulasi kondisi plant 2
Kondisi Plant 2 Input PLC Suhu tangki 1 0.01
Suhu tangki 2 0.02
Kondisi pompa 0.03
Kondisi heater 0.04
Kondisi Thermo 0.05
Kondisi mixer1 0.06
Kondisi mixer 2 0.07
Kondisi katub 1 0.08
Kondisi sensor LSA1 0.09
Kondisi sensor LSA2 0.10
Tabel 4.4 menunjukkan perbandingan antara tampilan beberapa kondisi plant 2 pada
SCADA dengan kondisi simulasi plant 2. Tabel ini menunjukkan bahwa tampilan kondisi
plant 2 pada SCADA telah sesuai dengan kondisi simulasi plant 2. Hasil tampilan data suhu
yang telah diolah SCADA merupakan bilangan desimal pembulatan 2 angka dibelakang
koma.
Tabel 4.4 Pengujian tampilan kondisi plant 2
Kondisi Plant 2 Lampu Indikator SCADA
Tulisan Indikator SCADA
Kondisi pompa ON menyala ON
Kondisi pompa OFF padam OFF
Kondisi heater ON menyala ON
Kondisi heater OFF padam OFF
63
Tabel 4.4 (lanjutan) Pengujian tampilan kondisi plant 2
Kondisi Plant 2 Lampu Indikator SCADA
Tulisan Indikator SCADA
Kondisi Thermo ON menyala ON
Kondisi Thermo OFF padam OFF
Kondisi mixer 1 ON menyala ON
Kondisi mixer 2 OFF padam OFF
Kondisi katub 1 ON menyala ON
Kondisi katub 1 OFF padam OFF
Kondisi sensor LSA1 ON menyala ON
Kondisi sensor LSA1 OFF padam OFF
Kondisi sensor LSA2 ON menyala ON
Kondisi sensor LSA2 OFF padam OFF
Tabel 4.5 Simulasi kondisi plant 3
Kondisi Plant 3 Input PLC Kondisi sensor (LSB) 0.01
Kondisi katub 2 0.02
Kondisi katub 3 0.03
Kondisi sensor posisi 1 0.04
Kondisi LSA tangki 3 0.05
Kondisi LSB tangki 3 0.06
Kondisi sensor posisi 2 0.07
Jumlah hasil produksi 0.08
Pengujian untuk tampilan SCADA plant 3 dilakukan juga dengan menggunakan
program simulasi. Pada program simulasi plant 3, input PLC mewakili kondisi plant 3.
Pengujian dilakukan dengan memberikan tegangan 24 V ke setiap input PLC. Pada saat input
64
PLC mendapat tegangan 24 V maka kondisi plant yang diwakilinya aktif (ON) demikian
sebaliknya. Pada kondisi jumlah hasil produksi, pemberian tegangan pada input 0.08
dilakukan berkali-kali untuk memperoleh variasi angka yang ditampilkan
Tabel 4.6 Pengujian tampilan kondisi plant 3
Kondisi Plant 3 Lampu Indikator SCADA
Tulisan Indikator SCADA
Kondisi sensor (LSB) ON menyala ON
Kondisi sensor (LSB) OFF padam OFF
Kondisi katub 2 ON menyala ON
Kondisi katub 2 OFF padam OFF
Kondisi katub 3 ON menyala ON
Kondisi katub 3 OFF padam OFF
Kondisi sensor posisi 1 ON menyala ON
Kondisi sensor posisi 1 OFF padam OFF
Kondisi LSA tangki 3 ON menyala ON
Kondisi LSA tangki 3 OFF padam OFF
Kondisi LSB tangki 3 ON menyala ON
Kondisi LSB tangki 3 OFF padam OFF
Kondisi sensor posisi 2 ON menyala ON
Kondisi sensor posisi 2 OFF padam OFF
Jumlah hasil produksi 0 buah -- 0
Jumlah hasil produksi 1 buah -- 1
Jumlah hasil produksi 2 buah -- 2
Tabel 4.6 menunjukkan perbandingan antara tampilan kondisi plant 3 pada SCADA
dengan kondisi simulasi plant 3. Tabel ini menunjukkan bahwa tampilan kondisi plant 3 pada
SCADA telah sesuai dengan kondisi simulasi plant 3. Kondisi jumlah hasil produksi
65
merupakan variabel angka, pada tabel diwakili dengan 0, 1, 2, 5 buah. Berdasarkan hasil
pengamatan program SCADA, fungsi monitoring dapat berjalan dengan baik.
b. Fungsi pengontrolan
Program SCADA juga mempunyai fungsi untuk mengontrol setiap plant yang ada.
Pengontrolan plant akan ditandai dengan adanya pesan kontrol yang akan tampil. Pesan
kontrol untuk menjalankan plant 2 seperti pada gambar 4.3. Pesan kontrol untuk menyalakan
plant 2 akan tampil jika semua sumber tegangan aktif.
Gambar 4.3 Pesan kontrol 1
Pesan kontrol untuk menyalakan plant 3 seperti pada gambar 4.4. Pesan kontrol untuk
menyalakan plant 3 akan tampil jika suhu tangki 2 ≤ 10 0C.
Gambar 4.4 Pesan kontrol 2
Pesan kontrol untuk mematikan plant 1, plant 2 dan plant 3 seperti pada gambar 4.5. Pesan
kontrol ini akan tampil jika sensor limit switch bawah pada tangki 2 aktif. Berdasarkan hasil
pengamatan program SCADA, fungsi kontrol dapat berjalan dengan baik.
Gambar 4.5 Pesan kontrol 3
66
Pada saat menjalankan program SCADA tampilan kontrol pada awalnya seperti pada
gambar 4.6. Pengguna harus menjalankan program dengan benar. Apabila terjadi kesalahan
penekanan tombol, maka akan tampil pesan informasi, seperti pada gambar 4.7.
Gambar 4.6 Tampilan tombol kontrol awal
Pesan informasi “belum terhubung dengan PLANT1, PLANT2, PLANT3” akan
tampil jika pengguna menekan tombol PLANT 1 ON. Pesan informasi “PLANT 1 dan
PLANT2 belum dinyalakan ” akan tampil jika pengguna menekan.tombol PLANT 3 ON.
Pesan informasi “PLANT 1 belum dinyalakan ” akan tampil jika pengguna menekan.tombol
PLANT 2 ON atau tombol START.
Gambar 4.7 Pesan informasi kontrol awal
Gambar 4.8 menunjukkan tampilan tombol kontrol apabila pengguna telah malakukan
koneksi antara PLC dan PC dengan benar. Pada saat selesai melakukan koneksi antara PC
dengan ketiga PLC maka tombol OFFCLR1, OFFCLR2 dan OFFCLR3 akan tampil. Pesan
informasi seperti pada gambar 4.9 juga akan tampil jika pengguna telah selesai melakukan
67
koneksi antara PC dengan ketiga PLC. Pesan informasi ini berisikan perintah untuk
menyalakan tombol OFFCLR1, OFFCLR2 dan OFFCLR3.
Gambar 4.8 Tampilan tombol kontrol koneksi berhasil
Gambar 4.9 Pesan informasi selesai koneksi PC dengan PLC
Gambar 4.10 menunjukkan pengguna hanya menyalakan tombol OFFCLR1. Apabila
pengguna belum menyalakan tombol OFFCLR1, OFFCLR2 dan OFFCLR3 maka pada saat
menekan tombol PLANT 1 ON akan tampil pesan informasi seperti pada gambar 4.11. Pesan
ini akan akan tampil terus sampai pengguna telah menyalakan semua tombol OFFCLR.
Gambar 4.10 Tombol OFFCLR1 aktif
68
Pesan informasi pada gambar 4.11 berisikan perintah untuk menyalakan tombol OFFCLR
yang belum dinyalakan.
Gambar 4.11 Pesan-pesan informasi untuk menyalakan tombol OFFCLR
Plant-plant diaktifkan secara berurutan mulai dari plant 1, plant 2 kemudian plant 3.
Jika pengguna menyalakan plant 3 sebelum plant 2 dinyalakan akan tampil pesan informasi
untuk menyalakan plant 2 terlebih dahulu.Gambar 4.12 menunjukkan pesan informasi dan
kondisi tombol kontrol utama.
Gambar 4.12 Kondisi tombol kontrol utama dan pesan informasi
”PLANT2 belum dinyalakan”
Plant-plant dinonaktifkan secara berurutan mulai dari plant 3, plant 2 kemudian plant
1. Jika pengguna mematikan plant 1 sebelum plant 2 dimatikan akan tampil pesan informasi
69
untuk mematikan plant 2 terlebih dahulu.Gambar 4.13 menunjukkan pesan informasi dan
kondisi tombol kontrol utamanya.
Gambar 4.13 Kondisi tombol kontrol utama dan pesan informasi
”Matikan PLANT 2”
Jika pengguna mematikan plant 1 sebelum plant 2 dan 3 dimatikan akan tampil pesan
informasi untuk mematikan plant 2 dan 3 terlebih dahulu seperti pada gambar 4.14.
Gambar 4.14 Kondisi tombol kontrol utama dan pesan informasi
”Matikan PLANT 2 dan PLANT 3”
Apabila pengguna program menekan tombol KELUAR sebelum semua tombol ONCLR
dinyalakan maka akan tampil pesan informasi untuk menyalakan tombol ONCLR yang
belum dinyalakan.
70
Gambar 4.15 Kondisi tombol kontrol memori dan pesan informasi
”Tidak dapat keluar dari program. Tombol ONCLR1, ONCLR2, ONCLR3 belum
dinyalakan”
Gambar 4.16 Kondisi tombol kontrol memori dan pesan informasi
”Tidak dapat keluar dari program. Tombol ONCLR2 dan ONCLR3 belum
dinyalakan”
Gambar 4.17 Kondisi tombol kontrol memori dan pesan informasi
”Tidak dapat keluar dari program. Tombol ONCLR1 dan ONCLR3 belum
dinyalakan”
71
Gambar 4.18 Kondisi tombol kontrol memori dan pesan informasi
”Tidak dapat keluar dari program. Tombol ONCLR1 dan ONCLR2 belum
dinyalakan”
Gambar 4.19 Kondisi tombol kontrol memori dan pesan informasi
”Tidak dapat keluar dari program. Tombol ONCLR1 belum dinyalakan”
Gambar 4.20 Kondisi tombol kontrol memori dan pesan informasi
”Tidak dapat keluar dari program. Tombol ONCLR2 belum dinyalakan”
Gambar 4.21 Kondisi tombol kontrol memori dan pesan informasi
”Tidak dapat keluar dari program. Tombol ONCLR3 belum dinyalakan”
72
c. Fungsi penyimpanan data
Semua data plant yang terkumpul akan disimpan dalam bentuk file text. Data kondisi
setiap plant akan tersimpan di komputer yaitu pada alamat:
a) C:Program file: Data-SCADA-PLANT1.txt
b) C:Program file: Data-SCADA-PLANT2.txt
c) C:Program file: Data-SCADA-PLANT3.txt
Gambar 4.22, 4.23 dan 4.24 menunjukkan file data plant pada program SCADA. File data
plant berisikan identitas pengguna, hari dan tanggal penggunaan serta data kondisi dari setiap
plant.
Gambar 4.22 Tampilan Data-SCADA-PLANT1.txt
Gambar 4.23 Tampilan Data-SCADA-PLANT2.txt
73
Gambar 4.24 Tampilan Data-SCADA-PLANT3.txt
Pada program SCADA terdapat beberapa tombol fasilitas salah satunya adalah
tombol CETAK. Tombol ini berfungsi untuk mencetak laporan hasil produksi. Laporan hasil
produksi merupakan file teks. Laporan ini tersimpan di komputer yaitu pada alamat
C:Program file: Hasil Produksi.txt. Gambar 4.25 menunjukkan tampilan laporan hasil
produksi. Berdasarkan hasil pengamatan program SCADA, fungsi penyimpanan data dapat
berjalan dengan baik.
Gambar 4.25 Tampilan Hasil Produksi.txt
74
d. Fungsi pembacaaan dan pengiriman data
Pada pengamatan instruksi yang dikirim dan diterima MS digunakan program
freeport serial monitor. Contoh tampilan hasil pengamatan instruksi yang dikirim dan
diterima MS seperti pada gambar di bawah ini.
Gambar 4.26 Instruksi mode operasi SCADA
Instruksi yang dikirim pada RTU serta kode ASCIInya ditandai dengan tulisan merah
sedangkan instruksi yang diterima MS serta kode ASCIInya adalah tulisan biru. Semua
instruksi mode operasi yang dikirim ke RTU tidak mengalami kerusakan atau kesalahan. Hal
ini terbukti dari adanya respon yang diterima MS dengan nilai end code = 00.
Gambar 4.27 Instruksi tulis memori HR
75
Gambar 4.27 menunjukkan instruksi tulis memori HR yang dikirimkan dan diterima
SCADA. Instruksi di atas merupakan perintah untuk mengaktifkan OFFCLR 1, OFFCLR 2,
OFFCLR 3 serta ON PLANT I. Semua instruksi tulis memori HR yang dikirim ke PLC tidak
mengalami kerusakan atau kesalahan. Hal ini terbukti dari adanya respon yang diterima MS
dengan nilai end code = 00.
Gambar 4.28 Instruksi baca memori DM
76
Gambar 4.28 menunjukkan instruksi baca memori DM yang dikirim dan diterima
SCADA. Instruksi diatas merupakan perintah untuk mengumpulkan data setiap plant. Semua
instruksi baca memori DM yang dikirim ke PLC tidak mengalami kerusakan atau kesalahan.
Hal ini terbukti dari adanya respon yang diterima SCADA dengan nilai end code = 00.
Instruksi baca memori DM dikirim 2 kali secara periodis ke setiap PLC. Sebuah instruksi
dikirimkan setiap selang waktu 100ms. Pengiriman instruksi pada PLC dilakukan secara
bergantian. Berdasarkan hasil pengamatan program SCADA, fungsi pembacaan dan
pengiriman data dapat berjalan dengan baik.
Setiap tombol pada SCADA berfungsi untuk mengirimkan instruksi untuk di proses
oleh PLC. Hubungan antara tombol kontrol awal pada program SCADA dengan instruksi
mode operasi yang dikirim dan dibaca seperti pada gambar 2.9.
Gambar 4.29 Tombol kontrol awal dan instruksi mode operasinya
Pada gambar 4.29, instruksi yang dikirimkan Tombol Monitor PLC adalah tulisan berwarna
merah sedangkan tulisan biru merupakan instruksi yang dibaca melalui tombol Respon PLC.
77
Hubungan antara tombol PLANT ON pada program SCADA dengan instruksi yang dikirim
seperti pada gambar 4.30.
Gambar 4.30 Tombol PLANT ON dan instruksinya
Hubungan antara tombol PLANT OFF pada program SCADA dengan instruksi yang dikirim
seperti pada gambar 4.31.
Gambar 4.31 Tombol PLANT OFF dan instruksinya
Hubungan antara tombol ONCLR pada program SCADA dengan instruksi yang dikirim
seperti pada gambar 4.32.
Gambar 4.32 Tombol ONCLR dan instruksinya
78
Hubungan antara tombol ONCLR pada program SCADA dengan instruksi yang dikirim
seperti pada gambar 4.33.
Gambar 4.33 Tombol OFFCLR dan instruksinya
Tombol fasilitas lain pada program SCADA yaitu tombol BANTUAN. Tombol ini
berfungsi sebagai media informasi bagi para pengguna program. Gambar 4.34 menunjukkan
tampilan menu bantuan.
Gambar 4.34 Tampilan menu bantuan
4.1.3 Pengamatan form TENTANG
Form TENTANG digunakan sebagai media informasi singkat tentang program bagi
pengguna. Gambar 4.35 menunjukkan tampilan form TENTANG. Apabila tombol OK
ditekan maka form ini tidak tampil.
79
Gambar 4.35 Tampilan form TENTANG
4.1.4 Pengamatan isi memori PLC
Pengamatan isi memori PLC Omron CPM2A menggunakan program CX-
Programmer v4. Pengamatan ini bertujuan untuk membuktikan data yang tersimpan pada
memori PLC telah sesuai dengan perancangan. Data yang tersimpan dibagi menjadi 2 yaitu
data yang berasal dari plant dan data yang dikirim program SCADA. Untuk memperoleh data
dari plant digunakan program simulasi seperti pada lampiran.
Gambar 4.36 Isi memori DM PLC 1 dan tampilan plant 1
Pada gambar di atas memori DM0002 dan DM0003 berisi data 00FF. Data 00FF dari
perancangan merupakan kondisi ON sedangkan data 0000 merupakan kondisi OFF. Pada
tampilan kondisi plant 1 SCADA, terminal tegangan 12V dan 12V/5A ON dan yang lain
OFF. Tabel 4.7 menunjukkan perbandingan antara data yang tersimpan pada memori DM
80
dengan kondisi plant 1. Pada tabel 4.7 menunjukkan isi memori sudah sesuai dengan
tampilan plant I pada program SCADA.
Tabel 4.7 Perbandingan isi memori DM dengan tampilan plant 1 SCADA
Alamat Memori Data Pada memori PLC Tampilan Plant 1 SCADA
DM0001 0000 Kecepatan motor = 0 Rpm
DM0002 0000 Kondisi terminal 12volt = OFF
DM0003 0000 Kondisi terminal 12Vvolt/5A = OFF
DM0004 0000 Kondisi terminal 220volt = OFF
DM0005 0000 Kondisi terminal -12volt = OFF
DM0001 0001 Kecepatan motor = 1 Rpm
DM0002 00FF Kondisi terminal 12volt = ON
DM0003 00FF Kondisi terminal 12Vvolt/5A = ON
DM0004 00FF Kondisi terminal 220volt = ON
DM0005 00FF Kondisi terminal -12volt = ON
Gambar 4.37 Isi memori DM PLC 2 dan tampilan plant 2
Pada gambar 4.37 memori DM0003, DM0004 dan DM0005 berisi data 00FF.
Tampilan kondisi plant 2 SCADA memperlihatkan pompa air, pemanas pendingin ON dan
yang lain OFF. Tabel 4.8 menunjukkan perbandingan antara data yang tersimpan pada
81
memori DM dengan tampilan plant 2. Pada tabel di bawah menunjukkan isi memori sudah
sesuai dengan tampilan plant 2 pada SCADA
Tabel 4.8 Perbandingan isi memori DM dengan tampilan plant 2 SCADA
Alamat Memori Data Pada memori PLC Tampilan Plant 2 SCADA
DM0001 0000 Suhu tangki 1 = 0.00
DM0002 0000 Suhu tangki 2 = 0.00
DM0003 0000 Kondisi pompa = OFF
DM0004 0000 Kondisi heater = OFF
DM0005 0000 Kondisi Thermo = OFF
DM0006 0000 Kondisi mixer1 = OFF
DM0007 0000 Kondisi mixer 2 = OFF
DM0008 0000 Kondisi katub 1 = OFF
DM0009 0000 Kondisi sensor LSA1 = OFF
DM0010 0000 Kondisi sensor LSA2= OFF
DM0001 00FF Suhu tangki 1 = 80.00
DM0002 00FF Suhu tangki 2 = 80.00
DM0003 00FF Kondisi pompa = ON
DM0004 00FF Kondisi heater = ON
DM0005 00FF Kondisi Thermo = ON
DM0006 00FF Kondisi mixer1 = ON
DM0007 00FF Kondisi mixer 2 = ON
DM0008 00FF Kondisi katub 1 = ON
DM0009 00FF Kondisi sensor LSA1 = ON
DM0010 00FF Kondisi sensor LSA2 = ON
Pada gambar 4.38 memori DM0001 berisi data 00FF, memori DM0008 berisi data
0005. Tampilan kondisi plant 3 SCADA memperlihatkan LSB 1 ON dan jumlah hasil
produksi = 5 buah. Tabel 4.5 menunjukkan perbandingan antara data yang tersimpan pada
82
memori DM dengan kondisi plant 3. Pada tabel di bawah menunjukkan isi memori sudah
sesuai dengan tampilan plant 3 pada SCADA.
Gambar 4.38 Isi memori DM PLC 3 dan tampilan plant 3
Tabel 4.9 menunjukkan perbandingan antara data yang tersimpan pada memori DM
dengan kondisi plant 3. Pada tabel di bawah menunjukkan isi memori sudah sesuai dengan
tampilan plant 3 pada SCADA.
Tabel 4.9 Perbandingan isi memori DM dengan tampilan plant 3 SCADA
Alamat Memori Data Pada memori PLC Tampilan Plant 3 SCADA
DM0001 0000 Kondisi sensor (LSB) = OFF
DM0002 0000 Kondisi katub 2 = OFF
DM0003 0000 Kondisi katub 3 = OFF
DM0004 0000 Kondisi sensor posisi 1 = OFF
DM0005 0000 Kondisi LSA tangki 3 = OFF
DM0006 0000 Kondisi LSB tangki 3 = OFF
DM0007 0000 Kondisi sensor posisi 2 = OFF
DM0008 0000 Jumlah hasil produksi = 0 buah
DM0001 00FF Kondisi sensor (LSB) = ON
DM0002 00FF Kondisi katub 2 = ON
DM0003 00FF Kondisi katub 3 = ON
DM0004 00FF Kondisi sensor posisi 1 = ON
DM0005 00FF Kondisi LSA tangki 3 = ON
83
Tabel 4.9 (lanjutan) Perbandingan isi memori DM dengan tampilan plant 3 SCADA
Alamat Memori Data Pada memori PLC Tampilan Plant 3 SCADA
DM0006 00FF Kondisi LSB tangki 3 = ON
DM0007 00FF Kondisi sensor posisi 2 = ON
DM0008 0005 Jumlah hasil produksi = 5 buah
4.2 Konverter RS232-RS485 dan Konverter RS485-RS232
4.2.1 Implementasi Alat
Perangkat keras hasil perancangan yaitu sebuah konverter RS232-RS485 serta 3 buah
konverter RS485-RS232. Gambar 4.39 menunjukkan bentuk konverter RS232-RS485.
Gambar 4.39 Konverter RS232-RS485
Pada bagian depan konverter ini terdapat 3 buah port RJ485. Port RJ485 berfungsi
untuk menghubungkan konverter RS232-RS485 dengan konverter RS485-RS232. Pada
bagian belakang terdapat sebuah port RS232. Port RS232 berfungsi untuk menghubungkan
konverter RS232-RS485 dengan komputer.
84
Gambar 4.40 menunjukkan bentuk konverter RS485-RS232. Bentuk konverter ini
lebih kecil dibandingkan dengan konverter RS232-RS485. Masing-masing konverter
memiliki sebuah port serial RS232 dan port RJ485. Port RJ485 berfungsi untuk
menghubungkan konverter RS485-RS232 dengan konverter RS232-RS485. Port RS232
berfungsi untuk menghubungkan konverter RS485-RS232 dengan PLC. Sumber tegangan
diperoleh dari catu daya yang terletak pada konverter RS232-RS485.
Gambar 4.40 Konverter RS485-RS232
4.2.2 Pengujian level tegangan konverter RS232-RS485
Pengujian level tegangan konverter dilakukan dengan menggunakan osiloskop digital
serta program freecapture. Gambar 4.41 menunjukkan hasil pengukuran sinyal level RS232.
Logika 0 memiliki level tegangan 3,6 V sedangkan logika 1 = -9,0 V.
Gambar 4.41 Sinyal level RS232 konverter RS232-RS485
85
Gambar 4.42 menunjukkan hasil pengukuran sinyal level RS485. Logika 0 memiliki
level tegangan 3,5 V sedangkan logika 1 = -2,6 V.
Gambar 4.42 Sinyal level RS485 konverter RS232-RS485
4.2.3 Pengujian level tegangan konverter RS485-RS232
Gambar 4.43 menunjukkan hasil pengukuran sinyal sinyal level RS232. Logika 0
memiliki level tegangan 8,6 V sedangkan logika 1 = -7,8 V.
Gambar 4.43 Sinyal input konverter RS485-RS232
Gambar 4.44 menunjukkan hasil pengukuran sinyal output dari IC MAX485. Logika
0 memiliki level tegangan 3,8 V sedangkan logika 1 = -2,1 V.
Gambar 4.44 Sinyal output konverter RS485-RS232
86
Tabel 4.10 menunjukkan perbandingan level tegangan pada konverter RS232-RS485
serta konverter RS485-RS232 saat pengiriman data dari PC ke PLC. Tabel ini menunjukkan
adanya pelemahan besarnya level tegangan untuk sinyal level RS 485 logika 1. Pelemahan
level tegangan disebabkan karena adanya drop tegangan pada kabel jaringan. Sinyal level RS
485 logika 0 mengalami peningkatan level tegangan. Peningkatan level tegangan disebabkan
karena bentuk sinyal RS485 tidak stabil. Walaupun mengalami pelemahan dan peningkatan
level tegangan pada jarak 4 meter, konverter ini masih dapat mengirim dan menerima sinyal
dengan baik, karena level tegangan sinyal masih sesuai dengan standar RS232 dan RS485.
Tabel 4.10 Perbandingan level tegangan konverter saat pengiriman data PC ke PLC
Konverter RS232-RS485
Konverter RS485-RS232
Input (Sinyal level RS232)
Output (Sinyal level RS485)
Input (Sinyal level RS485)
Output (Sinyal level RS232)
Logika 1 (volt)
Logika 0 (volt)
Logika 1 (volt)
Logika 0 (volt)
Logika 1 (volt)
Logika 0 (volt)
Logika 1 (volt)
Logika 0 (volt)
-9,0 3,6 -2,6 3,5 -2,1 3,8 -7,8 8,6
Tabel 4.11 menunjukkan perbandingan level tegangan pada konverter RS232-RS485
serta konverter RS485-RS232 saat penerimaan data dari PLC ke PC. Tabel ini menunjukkan
adanya pelemahan besarnya level tegangan untuk sinyal level RS 485. Pelemahan disebabkan
karena adanya drop tegangan pada kabel jaringan serta bentuk sinyal RS485 tidak stabil.
Walaupun mengalami pelemahan level tegangan pada jarak 4 meter, konverter ini masih
dapat mengirim dan menerima sinyal dengan baik, karena level tegangan sinyal masih sesuai
dengan standar RS232 dan RS485
87
Tabel 4.11 Perbandingan level tegangan konverter saat penerimaan data PLC ke PC
Konverter RS485-RS232
Konverter RS232-RS485
Input (Sinyal level RS232)
Output (Sinyal level RS485)
Input (Sinyal level RS485)
Output (Sinyal level RS232)
Logika 1 (volt)
Logika 0 (volt)
Logika 1 (volt)
Logika 0 (volt)
Logika 1 (volt)
Logika 0 (volt)
Logika 1 (volt)
Logika 0 (volt)
-9,6 3,4 -2,2 3,5 -2,0 3,3 -3,2 8,0 .
Tabel 4.12 menunjukkan standar level tegangan RS232 dan RS485. Level tegangan
RS232 untuk logika 0 berada pada jangkauan 3 volt sampai 25 volt, sedangkan logika 1 pada
jangkauan -3 volt sampai -25 volt. Level tegangan RS485 untuk logika 0 berada pada
jangkauan 2 volt sampai 6 volt, sedangkan logika 1 pada jangkauan -2 volt sampai -6 volt.
Tabel 4.12 Standar level tegangan RS232 dan RS485
Logika RS232 (volt) RS485 (volt)
1 -3 s.d -25 -2 s.d -6
0 3 s.d 25 2 s.d 6
88
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan perancangan dan pengamatan yang telah dilakukan, maka diperoleh
beberapa kesimpulan sebagai berikut :
1. Secara keseluruhan tidak ada kesalahan dalam pengiriman dan penerimaan
data antara master station (MS) dengan remote terminal unit (RTU).
2. Program aplikasi SCADA dapat berfungsi dengan baik dalam mengontrol,
membaca dan menyimpan data serta menampilkan kondisi plant.
3. Pada jarak 4 meter konverter RS 232-RS 485 dan konverter RS 485-RS
232 masih efektif dalam transfer data.
5.2 Saran
Saran bagi pengembangan sistem ini, agar diperoleh hasil yang menuju ke arah
yang lebih baik dan sempurna, perlu adanya kondisi yang menampilkan status koneksi
komputer dengan PLC secara kontinyu. Apabila koneksi terputus pengguna program
SCADA dapat mengetahui informasi ini.
89
DAFTAR PUSTAKA
[1] _____,”Pengembangan Model DCS (Distributed Control Systems) Berbasis
WEB untuk Tujuan Pembelajaran”, http://id.wordpress.com/tag/elektro/.,
tanggal akses: 12 Mei 2008.
[2] _____, “Pembuatan MMI pada jaringan PLC untuk sistem keamanan rumah”,
[email protected]., tanggal akses: 31 Maret 2008.
[3] _____, “seputar SCADA”, www.juare97’s. Webblog., tanggal akses: 8 Februari
2008.
[4] http://ejournal.unud.ac.id/abstrak/agung20%w_4_.pdf., tanggal akses: 17
Desember 2007
[5] Lukas, Michael P. Distributed Control System. New York: Van Nostrand
Reinhold Company. 1986
[6] Daneels, Alex “What is SCADA”, Boston: Prientice Hall Inc. 2003
[7] _____, “seputar SCADA”, www.juare97’s. Webblog., tanggal akses: 8 Februari
2008.
[8] Eko Putra, Agfianto. PLC: Konsep Pemrograman dan Aplikasi (Omron
CPM1A/CPM2A dan ZEN Programmable Relay). Yogyakarta: Gava Media.
2004.
90
[9] Omron. Sysmac CPM1/CPM1A/CPM2A/CPM2C/SRM1(-V2) Programmable
Controller: Programming Manual. Japan: Omron Corporation. 2001,
www.omron.com., tanggal akses 6 Mei 2008
[10] Santosa, I. Komunikasi Data. Yogyakarta: Andi Offset. 1995.
[11] _____, “Design_Connector_RS422”, www.Interfacebus.com., tanggal
akses: 8 Februari 2008.
[12] Wahana Komputer. Tutorial Membuat Program dengan Visual Basic.
Jakarta: Salemba Infotek. 2004.
[13] Retna Prasetia dan Catur Edi Widodo. Interfacing Port Paralel dan Port
Serial Komputer dengan Visual Basic 6.0, Yogyakarta: Andi. 2004.
[14] _____, MAX232, Dual EIA-232 Drivers/Receivers. Texas Instrument, 2002.
http://www.datasheet4u.com, tanggal akses: 6 April 2008.
[15] _____,MAX491,Low-Power,Slew-Rate-LimitedRS-485/RS422 Transceivesr.
MAXIM, 1995. http://www.datasheet4u.com, tanggal akses: 6 April 2008.
L1
LAMPIRAN
PROSEDUR PENGGUNAAN PROGRAM
LANGKAH PENGGUNAAN PROGRAM
Sebelum menjalankan program perlu diperhatikan hal-hal berikut :
1. PLC sudah berada pada kondisi POWER ON.
2. Konverter RS232-RS485 sudah berada pada kondisi ON
3. Konverter RS232-RS485 sudah terkoneksi dengan PLC dan Komputer.
Cara menjalankan program sebagai berikut:
1. Jalankan program SCADA, setelah form LOGIN tampil, masukkan data diri anda
(nama, nomor dan password) kemudian tekan tombol masuk. Apabila data yang
dimasukkan masih belum benar, maka akan tampil pesan USER NAME ERROR
atau USER ID ERROR atau PASSWORD ERROR.
2. Apabila data yang dimasukkan sudah benar, tunggu beberapa saat sampai program
utama tampil.
3. Tekan tombol monitor PLC1 yang berada pada frame tombol kontrol. Setelah
tombol monitor PLC1 aktif (menyala) tekan tombol respon PLC1. Perhatikan
status koneksinya, apabila belum terhubung lakukan pengecekan koneksi PLC1
dengan komputer.
4. Apabila status koneksinya sudah terhubung, tekan tombol monitor PLC2 dan
tombol respon PLC2. Perhatikan status koneksinya kembali. Apabila sudah
terhubung lakukan langkah yang sama untuk PLC3.
5. Setelah semua PLC sudah terhubung, akan tampil pesan informasi untuk
menyalakan tombol OFFCLR1, OFFCLR2 dan OFFCLR3. Tekan tombol
OFFCLR1, OFFCLR2 dan OFFCLR3.
6. Nyalakan PLANT1 dengan menekan tombol PLANT1 ON. Apabila masih ada
tombol OFFCLR yang belum dinyalakan maka akan ada pesan INFORMASI
untuk menyalakan tombol OFFCLR.
7. Bila tombol PLANT1 ON sudah menyala, tekan tombol START untuk memulai
pembacaan data, penyimpanan data dan pengontrolan.
8. Apabila semua sumber tegangan (12volt, -12volt, 220volt dan 12V/5A) sudah
aktif maka akan tampil pesan KONTROL untuk menyalakan plant 2. Tekan
tombol PLANT 2 ON kemudian tekan tombol START kembali.
9. Lakukan pengawasan setiap kondisi plant. Apabila ada pesan bahaya lakukan
perbaikan sesuai instruksi pesan tersebut. Apabila ada pesan KONTROL untuk
menyalakan plant 3 tekan tombol PLANT 3 ON kemudian tekan tombol START.
10. Lakukan pengawasan setiap kondisi plant. Apabila ada pesan bahaya lakukan
perbaikan sesuai instruksi pesan tersebut. Jika ada pesan KONTROL untuk
mematikan plant 1, plant 2 dan plant 3 karena proses sudah selesai, tekan tombol
PLANT 1 OFF, PLANT 2 OFF dan PLANT 3 OFF.
11. Jika ingin mencetak laporan hasil produksi, tekan tombol CETAK. Data kondisi
setiap plant akan tersimpan dikomputer yaitu pada alamat:
• C:Program file: Data-SCADA-PLANT1.txt
• C:Program file: Data-SCADA-PLANT2.txt
• C:Program file: Data-SCADA-PLANT2.txt
Gunakan tombol KELUAR untuk keluar dari program SCADA..
L2
LAMPIRAN
LIST PROGRAM SCADA
LISTING PROGRAM SCADA Option Explicit Public LoginSucceeded As Boolean Private Sub Form_Load() XPButton1.ToolTipText = "Tombol masuk ke Program SCADA" XPButton2.ToolTipText = "Tombol keluar dari Program" End Sub Private Sub Timer1_Timer() ProgressBar1.Value = ProgressBar1.Value + 10 If ProgressBar1.Value = 50 Then ProgressBar1.Value = ProgressBar1 + 50 If ProgressBar1.Value >= ProgressBar1.Max Then Timer1.Enabled = False LOGIN.Hide UTAMA.Show End If End If End Sub Private Sub XPButton1_Click() 'Tombol LOGIN If txtName.Text = "" Then MsgBox " Masukkan nama anda terlebih dahulu.", vbOKOnly + _ vbExclamation, "USER NAME ERROR " txtName.SetFocus Exit Sub End If If txtID.Text = "" Then MsgBox " Masukkan ID anda terlebih dahulu.", vbOKOnly + _ vbExclamation, "USER ID ERROR " txtID.SetFocus Exit Sub End If If txtPassword = "ELEKTRO" Then LoginSucceeded = True Timer1.Enabled = True Else MsgBox "Maaf Password anda salah. Coba kembali!", vbOKOnly + _ vbCritical, "PASSWORD ERROR" txtPassword.Text = "" txtPassword.SetFocus End If ProgressBar1.Visible = True End Sub Private Sub TxtName_Change() UTAMA.textnama = txtName.Text End Sub
Private Sub TxtID_Change() UTAMA.txtID = txtID.Text End Sub Private Sub XPButton2_Click() 'Tombol EXIT End End Sub Dim dat As String 'deklarasi variabel PLANT1 Public kecmotor As String Public term12 As String Public term24 As String Public term220 As String Public termmin12 As String 'deklarasi variabel PLANT2 Public Suhu_Tank1 As String Public Suhu_Tank2 As String Public Pompa As String Public Heater As String Public Thermo As String Public Mixer1 As String Public Mixer2 As String Public Katub1 As String Public sensor1 As String Public sensor2 As String 'deklarasi variabel PLANT3 Public sensor3 As String Public Katub2 As String Public Katub3 As String Public sensor4 As String Public sensor5 As String Public sensor6 As String Public sensor7 As String Public konveyor As String Public total As String 'deklarasi Variabel tombol dll Dim waktuproduksi1 As String Dim waktuproduksi2 As String Dim PLANT1 As Boolean Dim PLANT2 As Boolean Dim PLANT3 As Boolean Dim hapusMemori1 As Integer Dim hapusMemori2 As Integer Dim hapusMemori3 As Integer Dim start As Integer Dim waktu1 As Integer Dim waktu2 As Integer Dim monitor1 As Boolean Dim monitor2 As Boolean
Dim monitor3 As Boolean Dim sHari As String Dim aHari Private Sub Form_QueryUnload(Cancel As Integer, UnloadMode As Integer) Dim Jawab As Integer Jawab = MsgBox("Gunakan TOMBOL KELUAR atau Tekan Alt + K", vbQuestion + vbOKOnly, "Konfirmasi Keluar") If Jawab = vbOK Then Cancel = -1 End Sub Private Sub GXIllumButton1_Click() 'Tombol START readdat = MSComm1.Input dataRX$ = readdat If PLANT1 = False Then MsgBox "PLANT 1 belum dinyalakan.", vbOKOnly + _ vbInformation, "PESAN INFORMASI" GXIllumButton2.Value = True GXIllumButton1.Value = False ElseIf hapusMemori1 = 1 And hapusMemori2 = 1 And hapusMemori3 = 1 Then MsgBox "Tombol OFFCLR1,OFFCLR2,dan OFFCLR3 dinyalakan.", vbOKOnly + _ vbInformation, "PESAN INFORMASI" GXIllumButton2.Value = True GXIllumButton1.Value = False ElseIf hapusMemori1 = 1 And hapusMemori2 = 1 And hapusMemori3 = 2 Then MsgBox "Tombol OFFCLR1 dan OFFCLR2 dinyalakan.", vbOKOnly + _ vbInformation, "PESAN INFORMASI" GXIllumButton2.Value = True GXIllumButton1.Value = False ElseIf hapusMemori1 = 1 And hapusMemori2 = 2 And hapusMemori3 = 1 Then MsgBox "Tombol OFFCLR1 dan OFFCLR3 dinyalakan.", vbOKOnly + _ vbInformation, "PESAN INFORMASI" GXIllumButton2.Value = True GXIllumButton1.Value = False ElseIf hapusMemori1 = 1 And hapusMemori2 = 2 And hapusMemori3 = 2 Then MsgBox "Tombol OFFCLR1 dinyalakan.", vbOKOnly + _ vbInformation, "PESAN INFORMASI" GXIllumButton2.Value = True GXIllumButton1.Value = False ElseIf hapusMemori1 = 2 And hapusMemori2 = 1 And hapusMemori3 = 1 Then MsgBox "Tombol OFFCLR2 dan OFFCLR3 dinyalakan.", vbOKOnly + _ vbInformation, "PESAN INFORMASI" GXIllumButton2.Value = True GXIllumButton1.Value = False ElseIf hapusMemori1 = 2 And hapusMemori2 = 1 And hapusMemori3 = 2 Then MsgBox "Tombol OFFCLR2 dinyalakan.", vbOKOnly + _ vbInformation, "PESAN INFORMASI" GXIllumButton2.Value = True GXIllumButton1.Value = False ElseIf hapusMemori1 = 2 And hapusMemori2 = 2 And hapusMemori3 = 1 Then
MsgBox "Tombol OFFCLR3 dinyalakan.", vbOKOnly + _ vbInformation, "PESAN INFORMASI" GXIllumButton2.Value = True GXIllumButton1.Value = False ElseIf PLANT1 = True And hapusMemori1 = 2 And hapusMemori2 = 2 And hapusMemori3 = 2 Then Timer5.Enabled = True Timer9.Enabled = True GXIllumButton1.Value = True GXIllumButton2.Value = False start = 1 End If End Sub Private Sub GXIllumButton2_Click() 'Tombol STOP Call StopBacadata End Sub Private Sub GXIllumButton16_Click() 'Tombol ON CLEAR3 GXIllumButton16.Value = True GXIllumButton17.Value = False dat$ = "@02WH00020001" Call send hapusMemori3 = 1 End Sub Private Sub GXIllumButton17_Click() 'Tombol OFF CLEAR3 GXIllumButton17.Value = True GXIllumButton16.Value = False dat$ = "@02WH00020000" Call send hapusMemori3 = 2 End Sub Private Sub GXIllumButton18_Click() 'Tombol ON CLEAR2 GXIllumButton18.Value = True GXIllumButton19.Value = False dat$ = "@01WH00020001" Call send hapusMemori2 = 1 End Sub Private Sub GXIllumButton19_Click() 'Tombol OFF CLEAR2 GXIllumButton19.Value = True GXIllumButton18.Value = False dat$ = "@01WH00020000" Call send hapusMemori2 = 2 End Sub Private Sub GXIllumButton20_Click() readdat = MSComm1.Input dataRX$ = readdat dataRX = Mid(dataRX$, 2, 6)
If dataRX = "02SC00" Then Text3.Text = "TERHUBUNG" monitor3 = True GXIllumButton4.Visible = True GXIllumButton19.Visible = True GXIllumButton17.Visible = True If GXIllumButton4.Visible = True And GXIllumButton19.Visible = True And GXIllumButton17.Visible = True Then MsgBox "Nyalakan Tombol OFFCLR1, OFFCLR2, OFFCLR3.", vbOKOnly + _ vbInformation, "PESAN INFORMASI" End If Else Text3.Text = "TIDAK TERHUBUNG" monitor3 = False End If End Sub Private Sub GXIllumButton3_Click() 'Tombol ON CLEAR1 GXIllumButton3.Value = True GXIllumButton4.Value = False dat$ = "@00WH00020001" Call send hapusMemori1 = 1 End Sub Private Sub GXIllumButton4_Click() 'Tombol OFF CLEAR1 GXIllumButton4.Value = True GXIllumButton3.Value = False dat$ = "@00WH00020000" Call send hapusMemori1 = 2 End Sub Private Sub GXIllumButton5_Click() readdat = MSComm1.Input dataRX$ = readdat dataRX = Mid(dataRX$, 2, 6) If dataRX = "01SC00" Then Text2.Text = "TERHUBUNG" monitor2 = True GXIllumButton14.Visible = True Text3.Visible = True Else Text2.Text = "TIDAK TERHUBUNG" monitor2 = False End If End Sub Private Sub GXIllumButton6_Click() 'Tombol ON PLC1 waktuproduksi1 = Format(Time, "hh:mm:ss") If monitor1 = False And monitor2 = False And monitor3 = False Then
MsgBox "Belum terhubung dengan PLANT1,PLANT2,PLANT3.", vbOKOnly + _ vbInformation, "PESAN INFORMASI" ElseIf monitor1 = False And monitor2 = False And monitor3 = True Then MsgBox "Belum terhubung dengan PLANT1 dan PLANT2", vbOKOnly + _ vbInformation, "PESAN INFORMASI" ElseIf monitor1 = False And monitor2 = True And monitor3 = False Then MsgBox "Belum terhubung dengan PLANT1 dan PLANT3.", vbOKOnly + _ vbInformation, "PESAN INFORMASI" ElseIf monitor1 = False And monitor2 = True And monitor3 = True Then MsgBox "Belum terhubung dengan PLANT1", vbOKOnly + _ vbInformation, "PESAN INFORMASI" ElseIf monitor1 = True And monitor2 = False And monitor3 = False Then MsgBox "Belum terhubung dengan PLANT2 dan PLANT3.", vbOKOnly + _ vbInformation, "PESAN INFORMASI" ElseIf monitor1 = True And monitor2 = False And monitor3 = True Then MsgBox "Belum terhubung dengan PLANT2", vbOKOnly + _ vbInformation, "PESAN INFORMASI" ElseIf monitor1 = True And monitor2 = True And monitor3 = False Then MsgBox "Belum terhubung dengan PLANT3", vbOKOnly + _ vbInformation, "PESAN INFORMASI" ElseIf hapusMemori1 = 1 And hapusMemori2 = 1 And hapusMemori3 = 1 Then MsgBox "Tombol OFFCLR1,OFFCLR2,dan OFFCLR3 dinyalakan.", vbOKOnly + _ vbInformation, "PESAN INFORMASI" ElseIf hapusMemori1 = 1 And hapusMemori2 = 1 And hapusMemori3 = 2 Then MsgBox "Tombol OFFCLR1 dan OFFCLR2 dinyalakan.", vbOKOnly + _ vbInformation, "PESAN INFORMASI" ElseIf hapusMemori1 = 1 And hapusMemori2 = 2 And hapusMemori3 = 1 Then MsgBox "Tombol OFFCLR1 dan OFFCLR3 dinyalakan.", vbOKOnly + _ vbInformation, "PESAN INFORMASI" ElseIf hapusMemori1 = 1 And hapusMemori2 = 2 And hapusMemori3 = 2 Then MsgBox "Tombol OFFCLR1 dinyalakan.", vbOKOnly + _ vbInformation, "PESAN INFORMASI" ElseIf hapusMemori1 = 2 And hapusMemori2 = 1 And hapusMemori3 = 1 Then MsgBox "Tombol OFFCLR2 dan OFFCLR3 dinyalakan.", vbOKOnly + _ vbInformation, "PESAN INFORMASI" ElseIf hapusMemori1 = 2 And hapusMemori2 = 1 And hapusMemori3 = 2 Then MsgBox "Tombol OFFCLR2 dinyalakan.", vbOKOnly + _ vbInformation, "PESAN INFORMASI" ElseIf hapusMemori1 = 2 And hapusMemori2 = 2 And hapusMemori3 = 1 Then MsgBox "Tombol OFFCLR3 dinyalakan.", vbOKOnly + _ vbInformation, "PESAN INFORMASI" ElseIf hapusMemori1 = 2 And hapusMemori2 = 2 And hapusMemori3 = 2 Then dat$ = "@00WH00010001" Call send GXIllumButton6.Value = True GXIllumButton9.Value = False PLANT1 = True End If End Sub
Private Sub GXIllumButton7_Click() 'Tombol ON PLC2 If PLANT1 = False Then MsgBox "PLANT1 belum dinyalakan.", vbOKOnly + _ vbInformation, "PESAN INFORMASI" ElseIf PLANT1 = True Then dat$ = "@01WH00010001" Call send GXIllumButton7.Value = True GXIllumButton10.Value = False PLANT2 = True End If End Sub Private Sub GXIllumButton8_Click() 'Tombol ON PLC3 If PLANT1 = False And PLANT2 = False Then MsgBox "PLANT1 dan PLANT2 belum dinyalakan.", vbOKOnly + _ vbInformation, "PESAN INFORMASI" ElseIf PLANT1 = True And PLANT2 = False Then MsgBox "PLANT2 belum dinyalakan.", vbOKOnly + _ vbInformation, "PESAN INFORMASI" ElseIf PLANT1 = True And PLANT2 = True Then dat$ = "@02WH00010001" Call send GXIllumButton8.Value = True GXIllumButton11.Value = False PLANT3 = True End If End Sub Private Sub GXIllumButton9_Click() 'Tombol OFF PLC1 waktuproduksi2 = Format(Time, "hh:mm:ss") If start = 1 And PLANT3 = False And PLANT2 = False Then MsgBox "Tekan tombol STOP", vbOKOnly + _ vbInformation, "PESAN INFORMASI" ElseIf start = 1 And PLANT3 = True And PLANT2 = True Then MsgBox "Tekan tombol STOP, matikan PLANT 2 dan PLANT3. ", vbOKOnly + _ vbInformation, "PESAN INFORMASI" ElseIf start = 1 And PLANT3 = False And PLANT2 = True Then MsgBox "Tekan tombol STOP, matikan PLANT 2 dan PLANT3. ", vbOKOnly + _ vbInformation, "PESAN INFORMASI" ElseIf start = 0 And PLANT3 = True And PLANT2 = True Then MsgBox "Matikan PLANT 2 dan PLANT3", vbOKOnly + _ vbInformation, "PESAN INFORMASI" ElseIf start = 0 And PLANT3 = False And PLANT2 = True Then MsgBox "Matikan PLANT 2 ", vbOKOnly + _ vbInformation, "PESAN INFORMASI" ElseIf start = 0 And PLANT3 = False And PLANT2 = False Then dat$ = "@00WH00010000" Call send GXIllumButton9.Value = True GXIllumButton6.Value = False
PLANT1 = False End If End Sub Private Sub GXIllumButton10_Click() 'Tombol OFF PLC2 If start = 1 And PLANT3 = True Then MsgBox "Tekan tombol STOP.", vbOKOnly + _ vbInformation, "PESAN INFORMASI" ElseIf start = 0 And PLANT3 = True Then MsgBox "Matikan PLANT 3.", vbOKOnly + _ vbInformation, "PESAN INFORMASI" ElseIf start = 0 And PLANT3 = False Then dat$ = "@01WH00010000" Call send GXIllumButton10.Value = True GXIllumButton7.Value = False PLANT2 = False End If End Sub Private Sub GXIllumButton11_Click() 'Tombol OFF PLC3 If start = 1 Then MsgBox "Tekan tombol STOP.", vbOKOnly + _ vbInformation, "PESAN INFORMASI" ElseIf start = 0 Then dat$ = "@02WH00010000" Call send GXIllumButton11.Value = True GXIllumButton8.Value = False PLANT3 = False End If End Sub Private Sub GXIllumButton12_Click() 'Tombol Monitor PLC1 dat$ = "@00SC02" Call send If GXIllumButton12.Value = True Then GXIllumButton15.Visible = True ElseIf GXIllumButton12.Value = False Then GXIllumButton15.Visible = False Text1.Text = "TIDAK TERHUBUNG" End If End Sub Private Sub GXIllumButton13_Click() 'Tombol Monitor PLC2 dat$ = "@01SC02" Call send If GXIllumButton13.Value = True Then GXIllumButton5.Visible = True ElseIf GXIllumButton13.Value = False Then GXIllumButton5.Visible = False Text2.Text = "TIDAK TERHUBUNG" End If
End Sub Private Sub GXIllumButton14_Click() 'Tombol Monitor PLC3 dat$ = "@02SC02" Call send If GXIllumButton14.Value = True Then GXIllumButton20.Visible = True ElseIf GXIllumButton14.Value = False Then GXIllumButton20.Visible = False Text3.Text = "TIDAK TERHUBUNG" End If End Sub Private Sub GXIllumButton15_Click() 'Tombol Baca Respon readdat = MSComm1.Input dataRX$ = readdat dataRX = Mid(dataRX$, 2, 6) If dataRX = "00SC00" Then Text1.Text = "TERHUBUNG" monitor1 = True GXIllumButton13.Visible = True Text2.Visible = True Else Text1.Text = "TIDAK TERHUBUNG" monitor1 = False End If End Sub Private Sub XPButton1_Click() 'Tombol HELP With Me.CommonDialog2 .HelpFile = "C:\Program Files" & "\SCADAHELP.HLP" .HelpCommand = cdlHelpContents .ShowHelp End With End Sub Private Sub XPButton2_Click() Close #1 Close #2 Close #3 TENTANG.Show End Sub Private Sub XPButton3_Click() 'tombol EXIT If start = 1 Then MsgBox "Tidak dapat keluar dari program.Tekan tombol STOP.", vbOKOnly + _ vbInformation, "PESAN INFORMASI" ElseIf hapusMemori1 = 2 And hapusMemori2 = 2 And hapusMemori3 = 2 Then MsgBox "Tidak dapat keluar dari program.Tombol ONCLR1, ONCLR2, ONCLR3 belum dinyalakan.", vbOKOnly + _ vbInformation, "PESAN INFORMASI" ElseIf hapusMemori1 = 2 And hapusMemori2 = 2 And hapusMemori3 = 1 Then
MsgBox "Tidak dapat keluar dari program.Tombol ONCLR1 dan ONCLR2, belum dinyalakan.", vbOKOnly + _ vbInformation, "PESAN INFORMASI" ElseIf hapusMemori1 = 2 And hapusMemori2 = 1 And hapusMemori3 = 1 Then MsgBox "Tidak dapat keluar dari program.Tombol ONCLR1 belum dinyalakan.", vbOKOnly + _ vbInformation, "PESAN INFORMASI" ElseIf hapusMemori1 = 1 And hapusMemori2 = 2 And hapusMemori3 = 1 Then MsgBox "Tidak dapat keluar dari program.Tombol ONCLR2 belum dinyalakan.", vbOKOnly + _ vbInformation, "PESAN INFORMASI" ElseIf hapusMemori1 = 1 And hapusMemori2 = 1 And hapusMemori3 = 2 Then MsgBox "Tidak dapat keluar dari program.Tombol ONCLR3 belum dinyalakan.", vbOKOnly + _ vbInformation, "PESAN INFORMASI" ElseIf hapusMemori1 = 1 And hapusMemori2 = 2 And hapusMemori3 = 2 Then MsgBox "Tidak dapat keluar dari program.Tombol ONCLR2 dan ONCLR3, belum dinyalakan.", vbOKOnly + _ vbInformation, "PESAN INFORMASI" ElseIf hapusMemori1 = 2 And hapusMemori2 = 1 And hapusMemori3 = 2 Then MsgBox "Tidak dapat keluar dari program.Tombol ONCLR1 dan ONCLR3, belum dinyalakan.", vbOKOnly + _ vbInformation, "PESAN INFORMASI" ElseIf PLANT1 = False And PLANT2 = False And PLANT3 = True Then MsgBox "Tidak dapat keluar dari program.PLANT3 belum dimatikan (OFF)", vbOKOnly + _ vbInformation, "PESAN INFORMASI" ElseIf PLANT1 = False And PLANT2 = True And PLANT3 = False Then MsgBox "Tidak dapat keluar dari program.PLANT2 belum dimatikan (OFF)", vbOKOnly + _ vbInformation, "PESAN INFORMASI" ElseIf PLANT1 = False And PLANT2 = True And PLANT3 = True Then MsgBox "Tidak dapat keluar dari program.PLANT2 dan PLANT3, belum dimatikan (OFF)", vbOKOnly + _ vbInformation, "PESAN INFORMASI" ElseIf PLANT1 = True And PLANT2 = False And PLANT3 = False Then MsgBox "Tidak dapat keluar dari program.PLANT1 belum dimatikan (OFF)", vbOKOnly + _ vbInformation, "PESAN INFORMASI" ElseIf PLANT1 = True And PLANT2 = False And PLANT3 = True Then MsgBox "Tidak dapat keluar dari program.PLANT1 dan PLANT3, belum dimatikan (OFF)", vbOKOnly + _ vbInformation, "PESAN INFORMASI" ElseIf PLANT1 = True And PLANT2 = True And PLANT3 = False Then MsgBox "Tidak dapat keluar dari program.PLANT1 dan PLANT2 belum dimatikan (OFF)", vbOKOnly + _ vbInformation, "PESAN INFORMASI" ElseIf PLANT1 = True And PLANT2 = True And PLANT3 = True Then
MsgBox "Tidak dapat keluar dari program.PLANT1, PLANT2 dan PLANT3, belum dimatikan (OFF)", vbOKOnly + _ vbInformation, "PESAN INFORMASI" ElseIf PLANT1 = False And PLANT2 = False And PLANT3 = False Then End End If End Sub Private Sub Form_Load() MSComm1.CommPort = 1 MSComm1.Settings = "9600,e,7,2" MSComm1.PortOpen = True aHari = Array("Minggu", "Senin", "Selasa", "Rabu", _ "Kamis", "Jumat", "Sabtu") GXIllumButton9.Value = True GXIllumButton10.Value = True GXIllumButton11.Value = True GXIllumButton3.Value = True GXIllumButton18.Value = True GXIllumButton16.Value = True GXIllumButton2.Value = True 'KETERANGAN TOMBOL GXIllumButton12.ToolTipText = "TOMBOL KONEKSI PLC1 DENGAN PC. Setelah menekan Tombol ini, Langsung baca ResponPLC1" GXIllumButton13.ToolTipText = "TOMBOL KONEKSI PLC2 DENGAN PC. Setelah menekan Tombol ini, Langsung baca ResponPLC2" GXIllumButton14.ToolTipText = "TOMBOL KONEKSI PLC2 DENGAN PC. Setelah menekan Tombol ini, Langsung baca ResponPLC3" Text1.ToolTipText = "Status Koneksi" Text2.ToolTipText = "Status Koneksi" Text3.ToolTipText = "Status Koneksi" XPButton1.ToolTipText = "Tombol untuk bantuan penggunaan Program" XPButton2.ToolTipText = "Tombol untuk melihat informasi Program" XPButton3.ToolTipText = "Tombol untuk keluar dari Program" XPButton4.ToolTipText = "Tombol untuk mencetak Laporan" GXIllumButton6.ToolTipText = "Tombol on Plant1" GXIllumButton9.ToolTipText = "Tombol off Plant1" GXIllumButton7.ToolTipText = "Tombol on Plant2" GXIllumButton10.ToolTipText = "Tombol off Plant2" GXIllumButton8.ToolTipText = "Tombol on Plant3" GXIllumButton11.ToolTipText = "Tombol off Plant3" GXIllumButton1.ToolTipText = "Tombol Start baca data. Sebelum menekan Tombol ini pastikan anda telah membaca responnya dahulu" GXIllumButton2.ToolTipText = "Tombol Stop baca data" GXIllumButton3.ToolTipText = "Tombol untuk mengaktifkan hapus memori PLC1" GXIllumButton4.ToolTipText = "Tombol untuk menonaktifkan hapus memori PLC1" GXIllumButton16.ToolTipText = "Tombol untuk mengaktifkan hapus memori PLC3" GXIllumButton17.ToolTipText = "Tombol untuk menonaktifkan hapus memori PLC3" GXIllumButton18.ToolTipText = "Tombol untuk mengaktifkan hapus memori PLC2" GXIllumButton19.ToolTipText = "Tombol untuk menonaktifkan hapus memori PLC2"
GXIllumButton15.ToolTipText = "Tombol BACA RESPON PLC1. Tombol ini ditekan setelah Tombol MonitorPLC1 ditekan." GXIllumButton5.ToolTipText = "Tombol BACA RESPON PLC2. Tombol ini ditekan setelah Tombol MonitorPLC2 ditekan." GXIllumButton20.ToolTipText = "Tombol BACA RESPON PLC3. Tombol ini ditekan setelah Tombol MonitorPLC3 ditekan." Open "C:\program files\Data-SCADA-PLANT1.txt" For Output As #1 Print #1, Tab(1); "=======================================================================================================" Print #1, Tab(25); "*******DATA SCADA untuk PLANT 1********" Print #1, Tab(1); "-------------------------------------------------------------------------------------------------------" Print #1, Tab(1); "Nama"; Tab(15); ":"; Tab(20); textnama.Text Print #1, Tab(1); "Nomor"; Tab(15); ":"; Tab(20); txtid.Text Print #1, Tab(1); "Hari"; Tab(15); ":"; Tab(20); sHari; Print #1, Tab(1); "Tanggal"; Tab(15); ":"; Tab(20); Format(Date, "dd mmmm yyyy"); Print #1, Tab(1); "=======================================================================================================" Print #1, Tab(1); "" Print #1, Tab(1); "-------------------------------------------------------------------------------------------------------" Print #1, Tab(1); "Waktu"; Tab(14); "Plant1"; Tab(23); "Kecepatan Motor"; Tab(40); "Tegangan 12V"; Tab(57); "Tegangan 12V/5A"; Tab(75); "Tegangan 220V"; Tab(91); "Tegangan -12V"; Print #1, Tab(1); "-------------------------------------------------------------------------------------------------------" Open "C:\program files\Data-SCADA-PLANT2.txt" For Output As #2 Print #2, Tab(1); "==============================================================================================================================" Print #2, Tab(41); "***********DATA SCADA untuk PLANT 2*************" Print #2, Tab(1); "------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------" Print #2, Tab(1); "Nama"; Tab(15); ":"; Tab(20); textnama.Text Print #2, Tab(1); "Nomor"; Tab(15); ":"; Tab(20); txtid.Text Print #2, Tab(1); "Hari"; Tab(15); ":"; Tab(20); sHari; Print #2, Tab(1); "Tanggal"; Tab(15); ":"; Tab(20); Format(Date, "dd mmmm yyyy"); Print #2, Tab(1); "==============================================================================================================================" Print #2, Tab(1); "" Print #2, Tab(1); "------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------" Print #2, Tab(1); "Waktu"; Tab(14); "Plant2"; Tab(25); "Suhu Tengki1"; Tab(40); "Suhu Tengki2"; Tab(54); "Pompa"; Tab(64); "Heater"; Tab(74); "Thermo"; Tab(83); "Mixer1"; Tab(92); "Mixer2"; Tab(101); "Katub1"; Tab(110); "Sensor1"; Tab(120); "Sensor2"
Print #2, Tab(1); "------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------" Open "C:\program files\Data-SCADA-PLANT3.txt" For Output As #3 Print #3, Tab(1); "============================================================================================================================" Print #3, Tab(23); "***********DATA SCADA untuk PLANT 3*************" Print #3, Tab(1); "----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------" Print #3, Tab(1); "Nama"; Tab(15); ":"; Tab(20); textnama.Text Print #3, Tab(1); "Nomor"; Tab(15); ":"; Tab(20); txtid.Text Print #3, Tab(1); "Hari"; Tab(15); ":"; Tab(20); sHari; Print #3, Tab(1); "Tanggal"; Tab(15); ":"; Tab(20); Format(Date, "dd mmmm yyyy"); Print #3, Tab(1); "============================================================================================================================" Print #3, Tab(1); "" Print #3, Tab(1); "----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------" Print #3, Tab(1); "Waktu"; Tab(14); "Plant3"; Tab(25); "Sensor3"; Tab(35); "Katub2"; Tab(45); "Katub3"; Tab(56); "Sensor4"; Tab(67); "Sensor5"; Tab(78); "Sensor6"; Tab(89); "sensor7"; Tab(100); "Konveyor"; Tab(111); "Hasil produksi"; Print #3, Tab(1); "----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------" End Sub Private Sub Timer2_Timer() waktu1 = waktu1 + 1 If waktu1 <= 2 Then dat$ = "@00RD00010005" Call send End If End Sub Private Sub Timer3_Timer() waktu1 = waktu1 + 1 If waktu1 > 2 And waktu1 <= 4 Then dat$ = "@01RD00010010" Call send End If End Sub Private Sub Timer4_Timer() waktu1 = waktu1 + 1 If waktu1 > 4 And waktu1 <= 6 Then dat$ = "@02RD00010008" Call send End If End Sub Private Sub Timer5_Timer() DoEvents If waktu1 >= 0 And waktu1 < 2 Then
Timer2.Enabled = True ElseIf waktu1 > 1 And waktu1 < 4 Then Timer2.Enabled = False Timer3.Enabled = True ElseIf waktu1 > 3 And waktu1 < 6 Then Timer3.Enabled = False Timer4.Enabled = True ElseIf waktu1 = 6 Then waktu1 = 0 Timer4.Enabled = False Timer2.Enabled = True End If End Sub Private Sub Timer6_Timer() waktu2 = waktu2 + 1 If waktu2 <= 2 Then readdat = MSComm1.Input dataRX$ = readdat If Mid(dataRX, 2, 2) = "00" Then kecmotor$ = Mid(dataRX$, 8, 4) kecmotor$ = kecmotor$ * 1 GXLEDDisplay1.Value = kecmotor$ term12$ = Mid(dataRX$, 12, 4) If term12$ = "0000" Then term12$ = "OFF" GXLight3(0).LampOn = False Text4.Text = "OFF" ElseIf term12$ = "00FF" Then term12$ = "ON" GXLight3(0).LampOn = True Text4.Text = "ON" End If term24$ = Mid(dataRX$, 16, 4) If term24$ = "0000" Then term24$ = "OFF" GXLight1(0).LampOn = False Text6.Text = "OFF" ElseIf term24$ = "00FF" Then term24$ = "ON" GXLight1(0).LampOn = True Text6.Text = "ON" End If term220$ = Mid(dataRX$, 20, 4) If term220$ = "0000" Then term220$ = "OFF" GXLight2(0).LampOn = False Text7.Text = "OFF" ElseIf term220$ = "00FF" Then term220$ = "ON"
GXLight2(0).LampOn = True Text7.Text = "ON" End If termmin12$ = Mid(dataRX$, 24, 4) If termmin12$ = "0000" Then termmin12$ = "OFF" GXLight1(2).LampOn = False Text5.Text = "OFF" ElseIf termmin12$ = "00FF" Then termmin12$ = "ON" GXLight1(2).LampOn = True Text5.Text = "ON" End If If PLANT1 = True Then KPLANT1 = "ON" ElseIf PLANT1 = False Then KPLANT1 = "OFF" End If Call kontrol1 Call Warning1 Print #1, Tab(1); Format(Time, "hh:mm:ss"); Tab(14); KPLANT1; Tab(23); kecmotor; Tab(40); term12; Tab(57); term24; Tab(75); term220; Tab(91); termmin12 End If End If End Sub Private Sub Timer7_Timer() waktu2 = waktu2 + 1 If waktu2 > 2 And waktu2 <= 4 Then readdat = MSComm1.Input dataRX$ = readdat If Mid(dataRX, 2, 2) = "01" Then Suhu_Tank1$ = Mid(dataRX$, 8, 4) Data = Suhu_Tank1$ Suhu_Tank1$ = HexToDec(Data) * 0.31 GXLEDDisplay2.Value = Suhu_Tank1$ * 100 Suhu_Tank2$ = Mid(dataRX$, 12, 4) Data = Suhu_Tank2$ Suhu_Tank2$ = HexToDec(Data) * 0.31 GXLEDDisplay4.Value = Suhu_Tank2$ * 100 Pompa$ = Mid(dataRX$, 16, 4) If Pompa$ = "0000" Then Pompa$ = "OFF" GXLight3(1).LampOn = False Text8.Text = "OFF" ElseIf Pompa$ = "00FF" Then Pompa$ = "ON" GXLight3(1).LampOn = True Text8.Text = "ON" End If
Heater$ = Mid(dataRX$, 20, 4) If Heater$ = "0000" Then Heater$ = "OFF" GXLight1(1).LampOn = False Text9.Text = "OFF" ElseIf Heater$ = "00FF" Then Heater$ = "ON" GXLight1(1).LampOn = True Text9.Text = "ON" End If Thermo$ = Mid(dataRX$, 24, 4) If Thermo$ = "0000" Then Thermo$ = "OFF" GXLight2(1).LampOn = False Text10.Text = "OFF" ElseIf Thermo$ = "00FF" Then Thermo$ = "ON" GXLight2(1).LampOn = True Text10.Text = "ON" End If Mixer1$ = Mid(dataRX$, 28, 4) If Mixer1$ = "0000" Then Mixer1$ = "OFF" GXLight3(3).LampOn = False Text12.Text = "OFF" ElseIf Mixer1$ = "00FF" Then Mixer1$ = "ON" GXLight3(3).LampOn = True Text12.Text = "ON" End If Mixer2$ = Mid(dataRX$, 32, 4) If Mixer2$ = "0000" Then Mixer2$ = "OFF" GXLight1(3).LampOn = False Text13.Text = "OFF" ElseIf Mixer2$ = "00FF" Then Mixer2$ = "ON" GXLight1(3).LampOn = True Text13.Text = "ON" End If Katub1$ = Mid(dataRX$, 36, 4) If Katub1$ = "0000" Then Katub1$ = "OFF" GXLight3(4).LampOn = False Text11.Text = "OFF" ElseIf Katub1$ = "00FF" Then Katub1$ = "ON" GXLight3(4).LampOn = True Text11.Text = "ON"
End If sensor1$ = Mid(dataRX$, 40, 4) 'LSA1 If sensor1$ = "0000" Then sensor1$ = "OFF" GXLight3(5).LampOn = False Text14.Text = "OFF" ElseIf sensor1$ = "00FF" Then sensor1$ = "ON" GXLight3(5).LampOn = True Text14.Text = "ON" End If sensor2$ = Mid(dataRX$, 44, 4) 'LSA2 If sensor2$ = "0000" Then sensor2$ = "OFF" GXLight3(6).LampOn = False Text15.Text = "OFF" ElseIf sensor2$ = "00FF" Then sensor2$ = "ON" GXLight3(6).LampOn = True Text15.Text = "ON" End If If PLANT2 = True Then KPLANT2 = "ON" ElseIf PLANT2 = False Then KPLANT2 = "OFF" End If Print #2, Tab(1); Format(Time, "hh:mm:ss"); Tab(14); KPLANT2; Tab(25); Suhu_Tank1; Tab(40); Suhu_Tank2; Tab(54); Pompa; Tab(64); Heater; Tab(74); Thermo; Tab(83); Mixer1; Tab(92); Mixer2; Tab(101); Katub1; Tab(110); sensor1; Tab(120); sensor2; Call kontrol2 Call Warning2 End If End If End Sub Private Sub Timer8_Timer() waktu2 = waktu2 + 1 If waktu2 > 4 And waktu2 <= 6 Then readdat = MSComm1.Input dataRX$ = readdat If Mid(dataRX, 2, 2) = "02" Then sensor3$ = Mid(dataRX$, 8, 4) 'LSB tangki 2 If sensor3$ = "0000" Then sensor3$ = "OFF" GXLight2(3).LampOn = False Text18.Text = "OFF" ElseIf sensor3$ = "00FF" Then sensor3$ = "ON" GXLight2(3).LampOn = True
Text18.Text = "ON" End If Katub2$ = Mid(dataRX$, 12, 4) If Katub2$ = "0000" Then Katub2$ = "OFF" GXLight2(5).LampOn = False Text20.Text = "OFF" ElseIf Katub2$ = "00FF" Then Katub2$ = "ON" GXLight2(5).LampOn = True Text20.Text = "ON" End If Katub3$ = Mid(dataRX$, 16, 4) If Katub3$ = "0000" Then Katub3$ = "OFF" GXLight2(6).LampOn = False Text21.Text = "OFF" ElseIf Katub3$ = "00FF" Then Katub3$ = "ON" GXLight2(6).LampOn = True Text21.Text = "ON" End If sensor4$ = Mid(dataRX$, 20, 4) 'Sensor posisi 1 If sensor4$ = "0000" Then sensor4$ = "OFF" GXLight2(4).LampOn = False Text19.Text = "OFF" ElseIf sensor4$ = "00FF" Then sensor4$ = "ON" GXLight2(4).LampOn = True Text19.Text = "ON" End If sensor5$ = Mid(dataRX$, 24, 4) 'LSA Tangki 3 If sensor5$ = "0000" Then sensor5$ = "OFF" GXLight2(2).LampOn = False Text17.Text = "OFF" ElseIf sensor5$ = "00FF" Then sensor5$ = "ON" GXLight2(2).LampOn = True Text17.Text = "ON" End If sensor6$ = Mid(dataRX$, 28, 4) 'LSB Tangki 3 If sensor6$ = "0000" Then sensor6$ = "OFF" GXLight2(8).LampOn = False Text23.Text = "OFF" ElseIf sensor6$ = "00FF" Then sensor6$ = "ON"
GXLight2(8).LampOn = True Text23.Text = "ON" End If sensor7$ = Mid(dataRX$, 32, 4) 'Sensor posisi 2 If sensor7$ = "0000" Then sensor7$ = "OFF" GXLight2(7).LampOn = False Text22.Text = "OFF" ElseIf sensor7$ = "00FF" Then sensor7$ = "ON" GXLight2(7).LampOn = True Text22.Text = "ON" End If total$ = Mid(dataRX$, 36, 4) total$ = total$ * 1 GXLEDDisplay3.Value = total$ If PLANT3 = True And sensor4 = "OFF" And sensor7 = "OFF" Then ' Indikator ON/OFF Konveyor konveyor$ = "ON" GXLight3(2).LampOn = True Text16.Text = "ON" Else konveyor$ = "OFF" GXLight3(2).LampOn = False Text16.Text = "OFF" End If If PLANT3 = True Then KPLANT3 = "ON" ElseIf PLANT3 = False Then KPLANT3 = "OFF" End If Print #3, Tab(1); Format(Time, "hh:mm:ss"); Tab(14); KPLANT3; Tab(25); sensor3; Tab(35); Katub2; Tab(45); Katub3; Tab(56); sensor4; Tab(67); sensor5; Tab(78); sensor6; Tab(89); sensor7; Tab(100); konveyor; Tab(111); total; Call kontrol3 Call Warning3 End If End If End Sub Private Sub Timer9_Timer() DoEvents If waktu2 >= 0 And waktu2 < 2 Then Timer6.Enabled = True ElseIf waktu2 > 1 And waktu2 < 4 Then Timer6.Enabled = False Timer7.Enabled = True ElseIf waktu2 > 3 And waktu2 < 6 Then Timer7.Enabled = False Timer8.Enabled = True
ElseIf waktu2 = 6 Then waktu2 = 0 Timer8.Enabled = False Timer6.Enabled = True End If End Sub Public Sub send() L = Len(dat) a = 0 For i = 1 To L Opo$ = Mid$(dat, i, 1) a = Asc(Opo$) Xor a Next i FCS$ = Hex$(a) If Len(FCS$) = 1 Then FCS$ = "0" + FCS$ End If datTX$ = dat + FCS$ + "*" + Chr$(13) MSComm1.Output = datTX$ End Sub Public Sub kontrol1() If term12 = "ON" And term24 = "ON" And term220 = "ON" And termmin12 = "ON" And PLANT2 = False Then Call StopBacadata MsgBox "Nyalakan PLANT 2.", vbOKOnly + _ vbExclamation, "PESAN KONTROL" End If End Sub Public Sub kontrol2() If Suhu_Tank2 <= 10 And PLANT2 = True And PLANT3 = False Then Call StopBacadata MsgBox " Nyalakan PLANT 3.", vbOKOnly + _ vbExclamation, "PESAN KONTROL" End If End Sub Public Sub kontrol3() If sensor3 = "ON" Then Call StopBacadata MsgBox " Proses produksi telah selesai..MAtikan PLANT 1,PLANT 2 dan PLANT 3.", vbOKOnly + _ vbExclamation, "PESAN KONTROL" End If End Sub Public Sub Warning1() If PLANT2 = True And PLANT3 = False Then If term12 = "OFF" And PLANT2 = True Then Call StopBacadata MsgBox " Matikan PLANT 2. Sumber tegangan 12V tidak ada!", vbOKOnly + _ vbCritical, "PESAN BAHAYA"
End If If term24 = "OFF" And PLANT2 = True Then Call StopBacadata MsgBox " Matikan PLANT 2. Sumber tegangan 12V/5A tidak ada!", vbOKOnly + _ vbCritical, "PESAN BAHAYA" End If If termmin12 = "OFF" And PLANT2 = True Then Call StopBacadata MsgBox " Matikan PLANT 2. Sumber tegangan -12V tidak ada!", vbOKOnly + _ vbCritical, "PESAN BAHAYA" End If If term220 = "OFF" And PLANT2 = True Then Call StopBacadata MsgBox " Matikan PLANT 2. Sumber tegangan 220V tidak ada!", vbOKOnly + _ vbCritical, "PESAN BAHAYA" End If End If If PLANT2 = True And PLANT3 = True Then If term12 = "OFF" And PLANT2 = True And PLANT3 = True Then Call StopBacadata MsgBox " Matikan PLANT 3 dan 2. Sumber tegangan 12V tidak ada!", vbOKOnly + _ vbCritical, "PESAN BAHAYA" End If If term24 = "OFF" And PLANT2 = True And PLANT3 = True Then Call StopBacadata MsgBox " Matikan PLANT 3 dan 2. Sumber tegangan 12V/5A tidak ada!", vbOKOnly + _ vbCritical, "PESAN BAHAYA" End If If termmin12 = "OFF" And PLANT2 = True And PLANT3 = True Then Call StopBacadata MsgBox " Matikan PLANT 3 dan 2 . Sumber tegangan -12V tidak ada!", vbOKOnly + _ vbCritical, "PESAN BAHAYA" End If If term220 = "OFF" And PLANT2 = True And PLANT3 = True Then Call StopBacadata MsgBox " Matikan PLANT 3 dan 2. Sumber tegangan 220V tidak ada!", vbOKOnly + _ vbCritical, "PESAN BAHAYA" End If End If End Sub Public Sub Warning2() If Pompa = "ON" And sensor1 = "ON" Then Call StopBacadata MsgBox " Matikan PLANT 2. Periksa sensor LSA1 dan pompa air!", vbOKOnly + _ vbCritical, "PESAN BAHAYA" End If If Katub1 = "ON" And sensor2 = "ON" Then Call StopBacadata
MsgBox " Matikan PLANT 2. Periksa sensor LSA2 dan Katub1!", vbOKOnly + _ vbCritical, "PESAN BAHAYA" End If End Sub Public Sub Warning3() If sensor5 = "ON" And Katub2 = "ON" Then Call StopBacadata MsgBox " Matikan PLANT 3. Periksa sensor LSA Tengki Takaran (sensor 5) dan Katub 2!", vbOKOnly + _ vbCritical, "PESAN BAHAYA" End If End Sub Public Function HexToDec(ByVal Data As String) As Long Dim Pos As Integer Dim Dec As Long If Len(Data) = 1 Then Data = "0" & Data End If HexToDec = 0 For Pos = 1 To 4 Select Case UCase(Mid(Data, Pos, 1)) Case "A": Dec = 10 Case "B": Dec = 11 Case "C": Dec = 12 Case "D": Dec = 13 Case "E": Dec = 14 Case "F": Dec = 15 Case "1": Dec = 1 Case "2": Dec = 2 Case "3": Dec = 3 Case "4": Dec = 4 Case "5": Dec = 5 Case "6": Dec = 6 Case "7": Dec = 7 Case "8": Dec = 8 Case "9": Dec = 9 Case Else: Dec = 0 End Select If Pos = 1 Then HexToDec = Dec * 16 ^ 3 ElseIf Pos = 2 Then HexToDec = HexToDec + Dec * 16 ^ 2 ElseIf Pos = 3 Then HexToDec = HexToDec + Dec * 16 ElseIf Pos = 4 Then HexToDec = HexToDec + Dec End If Next End Function
Private Sub XPButton4_Click() 'Tombol PRINT Open "C:\program files\Hasil Produksi.txt" For Output As #4 Print #4, Tab(1); "===========================================" Print #4, Tab(10); "LAPORAN HASIL PRODUKSI" Print #4, Tab(1); "===========================================" Print #4, Tab(1); "Identitas" Print #4, Tab(9); "Nama"; Tab(25); ":"; textnama.Text Print #4, Tab(9); "Nomor"; Tab(25); ":"; txtid.Text Print #4, Tab(1); "-------------------------------------------" Print #4, Tab(1); "Waktu Operasi Alat" Print #4, Tab(9); "Hari"; Tab(25); ":"; sHari Print #4, Tab(9); "Tanggal"; Tab(25); ":"; Format(Date, "dd mmmm yyyy") Print #4, Tab(9); "Jam Mulai"; Tab(25); ":"; waktuproduksi1 Print #4, Tab(9); "Jam Selesai"; Tab(25); ":"; waktuproduksi2 Print #4, Tab(1); "===========================================" Print #4, Tab(1); "Total Hasil Produksi"; Tab(25); ":"; total; Tab(30); "Gelas"; Print #4, Tab(1); "===========================================" Close #4 On Error GoTo ErrHandler On Error GoTo ErrHandler Dim BeginPage, EndPage, NumCopies, i CommonDialog1.CancelError = True CommonDialog1.ShowPrinter BeginPage = CommonDialog1.FromPage EndPage = CommonDialog1.ToPage NumCopies = CommonDialog1.Copies For i = 1 To NumCopies PrintFile ("C:\program files\Hasil Produksi.txt") Next i Exit Sub ErrHandler: Exit Sub End Sub Sub PrintFile(AlamatFile As String) Open "C:\program files\Hasil Produksi.txt" For Input As #4 Dim s As String Printer.FontName = "Courier New" Printer.FontUnderline = False Printer.FontBold = True Printer.FontItalic = False Printer.FontSize = "16" Do While Not EOF(4) Line Input #4, s Printer.Print s Loop Printer.EndDoc Close #4 End Sub
Private Sub Timer1_Timer() sHari = aHari(Abs(Weekday(Date) - 1)) 'Tampilkan hari Label14.Caption = "" & sHari & ", " _ & Format(Date, "dd mmmm yyyy") Label15.Caption = Format(Time, "hh:mm:ss") End Sub Public Sub StopBacadata() readdat = MSComm1.Input dataRX$ = readdat GXIllumButton1.Value = False GXIllumButton2.Value = True Timer2.Enabled = False Timer3.Enabled = False Timer4.Enabled = False Timer5.Enabled = False Timer6.Enabled = False Timer7.Enabled = False Timer8.Enabled = False Timer9.Enabled = False start = 0 waktu1 = 0 waktu2 = 0 End Sub Private Sub XPButton2_Click() Me.Hide End Sub
L3
LAMPIRAN
RANGKAIAN LENGKAP
5
5
4
4
3
3
2
2
1
1
D D
C C
B B
A A
KONVERTER RS485-RS232
VCC
VCC
C3
1uF
U1
MAX232
13
11
1
3
4
5
2
6
12
14
1615
R1IN
T1IN
C+
C1-
C2+
C2-
V+
V-
R1OUT
T1OUT
VC
CG
ND
R1
120
D1 R3
220
P1
CONNECTOR DB9
5 9 4 8 3 7 2 6 1
U2MAX491
2
3
4
5
6 711
1214
9
10
RO
RE
DE
DI
GN
D
GN
DB
A VC
C
Y
Z
J4
CON8
12345678
C11uF
C4
1uF
C21uF
5
5
4
4
3
3
2
2
1
1
D D
C C
B B
A A
KONVERTER RS232-RS485
VCC
VCC
C3
1uF
U1
MAX232
13
11
1
3
4
5
2
6
12
14
1615
R1IN
T1IN
C+
C1-
C2+
C2-
V+
V-
R1OUT
T1OUT
VC
CG
ND
J1
AB 12
J2
YZ 12
J3
PS2
12
D1 R3
220
P1
CONNECTOR DB9
5 9 4 8 3 7 2 6 1
J4
PS1
12
U2MAX491
2
3
4
5
6 7
11
12
14
9
10
RO
RE
DE
DI
GN
D
GN
D
B
A VC
C
Y
Z
C11uF
C4
1uF
C21uF
5
5
4
4
3
3
2
2
1
1
D D
C C
B B
A A
RANGKAIAN KONEKSI KONVERTER
J6
YZ12
R2
120
R1
120
J1
CON8
12345678
J4
CON2
12
J2
CON8
12345678
J3
CON8
12345678
J5
AB
12
L4
LAMPIRAN
PROGRAM SIMULASI PLANT
[Program Name : NewProgram1]PROGRAM SIMULASI PLANT1
[Section Name : Section1]
000000(000000)
0.01 DIFU(13)
200.00
<200.00> a02
000001(000002)
200.00 INC(38)
DM1
<cDM0001> c37
000002(000004)
0.02 200.01 <200.01> a08
000003(000006)
0.02 200.02 <200.02> a10
000004(000008)
200.01 MOV(21)
#FFDM2
[OP1][OP2]<cDM0002> c11 c38
000005(000010)
200.02 MOV(21)
#00DM2
[OP1][OP2]<cDM0002> c09 c38
000006(000012)
0.03 200.03 <200.03> a16
000007(000014)
0.03 200.04 <200.04> a18
000008(000016)
200.03 MOV(21)
#FFDM3
[OP1][OP2]<cDM0003> c19 c39
000009(000018)
200.04 MOV(21)
#00DM3
[OP1][OP2]<cDM0003> c17 c39
000010(000020)
0.04 200.05 <200.05> a24
000011(000022)
0.04 200.06 <200.06> a26
000012(000024)
200.05 MOV(21)
#FFDM4
[OP1][OP2]<cDM0004> c27 c40
000013(000026)
200.06 MOV(21)
#00DM4
[OP1][OP2]<cDM0004> c25 c40
000014(000028)
0.05 200.07 <200.07> a32
000015(000030)
0.05 200.08 <200.08> a34
000016(000032)
200.07 MOV(21)
#FFDM5
[OP1][OP2]<cDM0005> c35 c41
000017(000034)
200.08 MOV(21)
[OP1]
#00DM5
[OP2]<cDM0005> c33 c41
000018(000036)
HR2.00 MOV(21)
#0DM1
[OP1][OP2]<cDM0001> c03
MOV(21)
#0DM2
[OP1][OP2]<cDM0002> c09 c11
MOV(21)
#0DM3
[OP1][OP2]<cDM0003> c17 c19
MOV(21)
#0DM4
[OP1][OP2]<cDM0004> c25 c27
MOV(21)
#0DM5
[OP1][OP2]<cDM0005> c33 c35
000019(000042)
HR2.00 10.02
000020(000044)
HR1.00 10.01
[Program Name : NewProgram1]PROGRAM SIMULASI PLANT2
[Section Name : Section1]
000000(000000)
0.01
.
MOV(21)
#FF0012
[OP1][OP2]<c12> c08
000001(000002)
253.13
P_OnAlways ON Flag
TIM
0013
[OP1]<TIM001(bit)>a04 [OP2]<c3> c10 c13
000002(000004)
TIM001 0.01
.
MOV(21)
2DM1
[OP1][OP2]<cDM0001> c79
000003(000007)
0.02 MOV(21)
#FF0012
[OP1][OP2]<c12> c01
000004(000009)
253.13
P_OnAlways ON Flag
TIM
0023
[OP1]<TIM002(bit)>a11 [OP2]<c3> c03 c13
000005(000011)
TIM002 0.02 MOV(21)
3DM2
[OP1]<c3> c03 c10 [OP2]<cDM0002> c80
000006(000014)
0.03 200.02 <200.02> a18
000007(000016)
0.03 200.03 <200.03> a20
000008(000018)
200.02 MOV(21)
#FFDM3
[OP1][OP2]<cDM0003> c21 c81
000009(000020)
200.03 MOV(21)
#00DM3
[OP1][OP2]<cDM0003> c19 c81
000010(000022)
0.04 200.04 <200.04> a26
000011(000024)
0.04 200.05 <200.05> a28
000012(000026)
200.04 MOV(21)
#FFDM4
[OP1][OP2]<cDM0004> c29 c82
000013(000028)
200.05 MOV(21)
#00DM4
[OP1][OP2]
<cDM0004> c27 c82
000014(000030)
0.05 200.06 <200.06> a34
000015(000032)
0.05 200.07 <200.07> a36
000016(000034)
200.06 MOV(21)
#FFDM5
[OP1][OP2]<cDM0005> c37 c83
000017(000036)
200.07 MOV(21)
#00DM5
[OP1][OP2]<cDM0005> c35 c83
000018(000038)
0.06 200.08 <200.08> a42
000019(000040)
0.06 200.09 <200.09> a44
000020(000042)
200.08 MOV(21)
#FFDM6
[OP1][OP2]<cDM0006> c45 c84
000021(000044)
200.09 MOV(21)
#00DM6
[OP1][OP2]<cDM0006> c43 c84
000022(000046)
0.07 200.10 <200.10> a50
000023(000048)
0.07 200.11 <200.11> a52
000024(000050)
200.10 MOV(21)
#FFDM7
[OP1][OP2]<cDM0007> c53 c85
000025(000052)
200.11 MOV(21)
#00DM7
[OP1][OP2]<cDM0007> c51 c85
000026(000054)
0.08 200.12 <200.12> a58
000027(000056)
0.08 200.13 <200.13> a60
000028(000058)
200.12 MOV(21)
#FFDM8
[OP1][OP2]<cDM0008> c61 c86
000029(000060)
200.13 MOV(21)
#00DM8
[OP1][OP2]<cDM0008> c59 c86
000030(000062)
0.09 200.14 <200.14> a66
000031(000064)
0.09 200.15 <200.15> a68
000032(000066)
200.14 MOV(21)
#FFDM9
[OP1][OP2]<cDM0009> c69 c87
000033(000068)
200.15 MOV(21)
#00DM9
[OP1][OP2]<cDM0009> c67 c87
000034(000070)
0.10 201.00 <201.00> a74
000035(000072)
0.10 201.01 <201.01> a76
000036(000074)
201.00 MOV(21)
#FFDM10
[OP1][OP2]<cDM0010> c77 c88
000037(000076)
201.01 MOV(21)
#00DM10
[OP1][OP2]<cDM0010> c75 c88
000038(000078)
HR2.00 MOV(21)
#0DM1
[OP1][OP2]<cDM0001> c06
MOV(21)
#0DM2
[OP1][OP2]<cDM0002> c13
MOV(21)
#0DM3
[OP1][OP2]<cDM0003> c19 c21
MOV(21)
#0DM4
[OP1][OP2]<cDM0004> c27 c29
MOV(21)
#0DM5
[OP1][OP2]<cDM0005> c35 c37
MOV(21)
#0DM6
[OP1][OP2]<cDM0006> c43 c45
MOV(21)
#0DM7
[OP1][OP2]<cDM0007> c51 c53
MOV(21)
#0DM8
[OP1][OP2]<cDM0008> c59 c61
MOV(21)
#0DM9
[OP1][OP2]<cDM0009> c67 c69
MOV(21)
[OP1]
#0DM10
[OP2]<cDM0010> c75 c77
000039(000089)
HR2.00 10.02
000040(000091)
HR1.00 10.01
[Program Name : NewProgram1]PROGRAM SIMULASI PLANT3
[Section Name : Section1]
000000(000000)
0.08 DIFU(13)
201.00
<201.00> a02
000001(000002)
201.00 INC(38)
DM8
<cDM0008> c68
000002(000004)
0.01 200.01 <200.01> a08
000003(000006)
0.01 200.02 <200.02> a10
000004(000008)
200.01 MOV(21)
#FFDM1
[OP1][OP2]<cDM0001> c11 c61
000005(000010)
200.02 MOV(21)
#00DM1
[OP1][OP2]<cDM0001> c09 c61
000006(000012)
0.02 200.03 <200.03> a16
000007(000014)
0.02 200.04 <200.04> a18
000008(000016)
200.03 MOV(21)
#FFDM2
[OP1][OP2]<cDM0002> c19 c62
000009(000018)
200.04 MOV(21)
#00DM2
[OP1][OP2]<cDM0002> c17 c62
000010(000020)
0.03 200.05 <200.05> a24
000011(000022)
0.03 200.06 <200.06> a26
000012(000024)
200.05 MOV(21)
#FFDM3
[OP1][OP2]<cDM0003> c27 c63
000013(000026)
200.06 MOV(21)
#00DM3
[OP1][OP2]<cDM0003> c25 c63
000014(000028)
0.04 200.07 <200.07> a32
000015(000030)
0.04 200.08 <200.08> a34
000016(000032)
200.07 MOV(21)
#FFDM4
[OP1][OP2]<cDM0004> c35 c64
000017(000034)
200.08 MOV(21)
[OP1]
#00DM4
[OP2]<cDM0004> c33 c64
000018(000036)
0.05 200.09 <200.09> a40
000019(000038)
0.05 200.10 <200.10> a42
000020(000040)
200.09 MOV(21)
#FFDM5
[OP1][OP2]<cDM0005> c43 c65
000021(000042)
200.10 MOV(21)
#00DM5
[OP1][OP2]<cDM0005> c41 c65
000022(000044)
0.06 200.11 <200.11> a48
000023(000046)
0.06 200.12 <200.12> a50
000024(000048)
200.11 MOV(21)
#FFDM6
[OP1][OP2]<cDM0006> c51 c66
000025(000050)
200.12 MOV(21)
#00DM6
[OP1][OP2]<cDM0006> c49 c66
000026(000052)
0.07 200.13 <200.13> a56
000027(000054)
0.07 200.14 <200.14> a58
000028(000056)
200.13 MOV(21)
#FFDM7
[OP1][OP2]<cDM0007> c59 c67
000029(000058)
200.14 MOV(21)
#00DM7
[OP1][OP2]<cDM0007> c57 c67
000030(000060)
HR2.00 MOV(21)
#0DM1
[OP1][OP2]<cDM0001> c09 c11
MOV(21)
#0DM2
[OP1][OP2]<cDM0002> c17 c19
MOV(21)
#0DM3
[OP1][OP2]<cDM0003> c25 c27
MOV(21)
#0DM4
[OP1][OP2]<cDM0004> c33 c35
MOV(21)
#0DM5
[OP1][OP2]<cDM0005> c41 c43
MOV(21)
#0DM6
[OP1][OP2]<cDM0006> c49 c51
MOV(21)
#0DM7
[OP1][OP2]<cDM0007> c57 c59
MOV(21)
#0DM8
[OP1][OP2]<cDM0008> c03
000031(000069)
HR2.00 10.02
000032(000071)
HR1.00 10.01
L5
LAMPIRAN
DATA SHEET
MAX232, MAX232IDUAL EIA-232 DRIVERS/RECEIVERS
SLLS047I – FEBRUARY 1989 – REVISED OCTOBER 2002
1POST OFFICE BOX 655303 • DALLAS, TEXAS 75265
Meet or Exceed TIA/EIA-232-F and ITURecommendation V.28
Operate With Single 5-V Power Supply
Operate Up to 120 kbit/s
Two Drivers and Two Receivers
±30-V Input Levels
Low Supply Current . . . 8 mA Typical
Designed to be Interchangeable WithMaxim MAX232
ESD Protection Exceeds JESD 22– 2000-V Human-Body Model (A114-A)
ApplicationsTIA/EIA-232-FBattery-Powered SystemsTerminalsModemsComputers
description/ordering information
The MAX232 is a dual driver/receiver that includes a capacitive voltage generator to supply EIA-232 voltagelevels from a single 5-V supply. Each receiver converts EIA-232 inputs to 5-V TTL/CMOS levels. Thesereceivers have a typical threshold of 1.3 V and a typical hysteresis of 0.5 V, and can accept ±30-V inputs. Eachdriver converts TTL/CMOS input levels into EIA-232 levels. The driver, receiver, and voltage-generatorfunctions are available as cells in the Texas Instruments LinASIC library.
ORDERING INFORMATION
TA PACKAGE† ORDERABLEPART NUMBER
TOP-SIDEMARKING
PDIP (N) Tube MAX232N MAX232N
SOIC (D)Tube MAX232D
MAX232
0°C to 70°C
SOIC (D)Tape and reel MAX232DR
MAX232
0°C to 70°C
SOIC (DW)Tube MAX232DW
MAX232SOIC (DW)Tape and reel MAX232DWR
MAX232
SOP (NS) Tape and reel MAX232NSR MAX232
PDIP (N) Tube MAX232IN MAX232IN
SOIC (D)Tube MAX232ID
MAX232I–40°C to 85°C
SOIC (D)Tape and reel MAX232IDR
MAX232I
SOIC (DW)Tube MAX232IDW
MAX232ISOIC (DW)Tape and reel MAX232IDWR
MAX232I
† Package drawings, standard packing quantities, thermal data, symbolization, and PCB designguidelines are available at www.ti.com/sc/package.
Copyright 2002, Texas Instruments IncorporatedPRODUCTION DATA information is current as of publication date.Products conform to specifications per the terms of Texas Instrumentsstandard warranty. Production processing does not necessarily includetesting of all parameters.
Please be aware that an important notice concerning availability, standard warranty, and use in critical applications ofTexas Instruments semiconductor products and disclaimers thereto appears at the end of this data sheet.
LinASIC is a trademark of Texas Instruments.
1
2
3
4
5
6
7
8
16
15
14
13
12
11
10
9
C1+VS+C1–C2+C2–VS–
T2OUTR2IN
VCCGNDT1OUTR1INR1OUTT1INT2INR2OUT
MAX232 . . . D, DW, N, OR NS PACKAGEMAX232I . . . D, DW, OR N PACKAGE
(TOP VIEW)
MAX232, MAX232IDUAL EIA-232 DRIVERS/RECEIVERS
SLLS047I – FEBRUARY 1989 – REVISED OCTOBER 2002
2 POST OFFICE BOX 655303 • DALLAS, TEXAS 75265
Function Tables
EACH DRIVER
INPUTTIN
OUTPUTTOUT
L H
H L
H = high level, L = lowlevel
EACH RECEIVER
INPUTRIN
OUTPUTROUT
L H
H L
H = high level, L = lowlevel
logic diagram (positive logic)
T1IN T1OUT
R1INR1OUT
T2IN T2OUT
R2INR2OUT
11
10
12
9
14
7
13
8
MAX232, MAX232IDUAL EIA-232 DRIVERS/RECEIVERS
SLLS047I – FEBRUARY 1989 – REVISED OCTOBER 2002
3POST OFFICE BOX 655303 • DALLAS, TEXAS 75265
absolute maximum ratings over operating free-air temperature range (unless otherwise noted)†
Input supply voltage range, VCC (see Note 1) –0.3 V to 6 V. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . Positive output supply voltage range, VS+ VCC – 0.3 V to 15 V. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . Negative output supply voltage range, VS– –0.3 V to –15 V. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . Input voltage range, VI: Driver –0.3 V to VCC + 0.3 V. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Receiver ±30 V. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . Output voltage range, VO: T1OUT, T2OUT VS– – 0.3 V to VS+ + 0.3 V. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
R1OUT, R2OUT –0.3 V to VCC + 0.3 V. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . Short-circuit duration: T1OUT, T2OUT Unlimited. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . Package thermal impedance, θJA (see Note 2): D package 73°C/W. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
DW package 57°C/W. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . N package 67°C/W. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . NS package 64°C/W. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Lead temperature 1,6 mm (1/16 inch) from case for 10 seconds 260°C. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . Storage temperature range, Tstg –65°C to 150°C. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
† Stresses beyond those listed under “absolute maximum ratings” may cause permanent damage to the device. These are stress ratings only, andfunctional operation of the device at these or any other conditions beyond those indicated under “recommended operating conditions” is notimplied. Exposure to absolute-maximum-rated conditions for extended periods may affect device reliability.
NOTE 1: All voltage values are with respect to network ground terminal.2. The package thermal impedance is calculated in accordance with JESD 51-7.
recommended operating conditionsMIN NOM MAX UNIT
VCC Supply voltage 4.5 5 5.5 V
VIH High-level input voltage (T1IN,T2IN) 2 V
VIL Low-level input voltage (T1IN, T2IN) 0.8 V
R1IN, R2IN Receiver input voltage ±30 V
TA Operating free air temperatureMAX232 0 70
°CTA Operating free-air temperatureMAX232I –40 85
°C
electrical characteristics over recommended ranges of supply voltage and operating free-airtemperature (unless otherwise noted) (see Note 3 and Figure 4)
PARAMETER TEST CONDITIONS MIN TYP‡ MAX UNIT
ICC Supply currentVCC = 5.5 V,TA = 25°C
All outputs open,8 10 mA
‡ All typical values are at VCC = 5 V and TA = 25°C.NOTE 3: Test conditions are C1–C4 = 1 µF at VCC = 5 V ± 0.5 V.
MAX232, MAX232IDUAL EIA-232 DRIVERS/RECEIVERS
SLLS047I – FEBRUARY 1989 – REVISED OCTOBER 2002
4 POST OFFICE BOX 655303 • DALLAS, TEXAS 75265
DRIVER SECTION
electrical characteristics over recommended ranges of supply voltage and operating free-airtemperature range (see Note 3)
PARAMETER TEST CONDITIONS MIN TYP† MAX UNIT
VOH High-level output voltage T1OUT, T2OUT RL = 3 kΩ to GND 5 7 V
VOL Low-level output voltage‡ T1OUT, T2OUT RL = 3 kΩ to GND –7 –5 V
ro Output resistance T1OUT, T2OUT VS+ = VS– = 0, VO = ±2 V 300 Ω
IOS§ Short-circuit output current T1OUT, T2OUT VCC = 5.5 V, VO = 0 ±10 mA
IIS Short-circuit input current T1IN, T2IN VI = 0 200 µA
† All typical values are at VCC = 5 V, TA = 25°C.‡ The algebraic convention, in which the least positive (most negative) value is designated minimum, is used in this data sheet for logic voltage
levels only.§ Not more than one output should be shorted at a time.NOTE 3: Test conditions are C1–C4 = 1 µF at VCC = 5 V ± 0.5 V.
switching characteristics, VCC = 5 V, TA = 25°C (see Note 3)
PARAMETER TEST CONDITIONS MIN TYP MAX UNIT
SR Driver slew rateRL = 3 kΩ to 7 kΩ,See Figure 2
30 V/µs
SR(t) Driver transition region slew rate See Figure 3 3 V/µs
Data rate One TOUT switching 120 kbit/s
NOTE 3: Test conditions are C1–C4 = 1 µF at VCC = 5 V ± 0.5 V.
RECEIVER SECTION
electrical characteristics over recommended ranges of supply voltage and operating free-airtemperature range (see Note 3)
PARAMETER TEST CONDITIONS MIN TYP† MAX UNIT
VOH High-level output voltage R1OUT, R2OUT IOH = –1 mA 3.5 V
VOL Low-level output voltage‡ R1OUT, R2OUT IOL = 3.2 mA 0.4 V
VIT+Receiver positive-going inputthreshold voltage
R1IN, R2IN VCC = 5 V, TA = 25°C 1.7 2.4 V
VIT–Receiver negative-going inputthreshold voltage
R1IN, R2IN VCC = 5 V, TA = 25°C 0.8 1.2 V
Vhys Input hysteresis voltage R1IN, R2IN VCC = 5 V 0.2 0.5 1 V
ri Receiver input resistance R1IN, R2IN VCC = 5, TA = 25°C 3 5 7 kΩ† All typical values are at VCC = 5 V, TA = 25°C.‡ The algebraic convention, in which the least positive (most negative) value is designated minimum, is used in this data sheet for logic voltage
levels only.NOTE 3: Test conditions are C1–C4 = 1 µF at VCC = 5 V ± 0.5 V.
switching characteristics, VCC = 5 V, TA = 25°C (see Note 3 and Figure 1)
PARAMETER TYP UNIT
tPLH(R) Receiver propagation delay time, low- to high-level output 500 ns
tPHL(R) Receiver propagation delay time, high- to low-level output 500 ns
NOTE 3: Test conditions are C1–C4 = 1 µF at VCC = 5 V ± 0.5 V.
MAX232, MAX232IDUAL EIA-232 DRIVERS/RECEIVERS
SLLS047I – FEBRUARY 1989 – REVISED OCTOBER 2002
5POST OFFICE BOX 655303 • DALLAS, TEXAS 75265
PARAMETER MEASUREMENT INFORMATION
≤10 ns
VCC
R1INor
R2IN
R1OUTor
R2OUT
RL = 1.3 kΩ
See Note C
CL = 50 pF(see Note B)
TEST CIRCUIT
≤10 ns
Input
Output
tPHLtPLH
1.5 VVOL
VOH
0 V
3 V
10%90%
50%
500 ns
WAVEFORMS
1.5 V
90%50% 10%
NOTES: A. The pulse generator has the following characteristics: ZO = 50 Ω, duty cycle ≤ 50%.B. CL includes probe and jig capacitance.C. All diodes are 1N3064 or equivalent.
PulseGenerator
(see Note A)
Figure 1. Receiver Test Circuit and Waveforms for tPHL and tPLH Measurements
MAX232, MAX232IDUAL EIA-232 DRIVERS/RECEIVERS
SLLS047I – FEBRUARY 1989 – REVISED OCTOBER 2002
6 POST OFFICE BOX 655303 • DALLAS, TEXAS 75265
PARAMETER MEASUREMENT INFORMATION
T1IN or T2IN T1OUT or T2OUT
CL = 10 pF(see Note B)
TEST CIRCUIT
≤10 ns≤10 ns
Input
Output
tPHLtPLH
VOL
VOH
0 V
3 V
10%
90%50%
5 µs
WAVEFORMS
90%50%
10%
RL
90%
10%
90%
10%
tTLHtTHL
SR 0.8 (VOH – VOL)
tTLHor
0.8 (VOL – VOH)
tTHL
NOTES: A. The pulse generator has the following characteristics: ZO = 50 Ω, duty cycle ≤ 50%.B. CL includes probe and jig capacitance.
PulseGenerator
(see Note A)EIA-232 Output
Figure 2. Driver Test Circuit and Waveforms for tPHL and tPLH Measurements (5-µs Input)
EIA-232 Output
–3 V
3 V
–3 V
3 V
3 kΩ
10%1.5 V90%
WAVEFORMS
20 µs
1.5 V90%
10%
VOH
VOL
tTLHtTHL
≤10 ns ≤10 ns
TEST CIRCUIT
CL = 2.5 nF
PulseGenerator
(see Note A)
Input
Output
SR 6 VtTHL or tTLH
NOTE A: The pulse generator has the following characteristics: ZO = 50 Ω, duty cycle ≤ 50%.
Figure 3. Test Circuit and Waveforms for tTHL and tTLH Measurements (20-µs Input)
MAX232, MAX232IDUAL EIA-232 DRIVERS/RECEIVERS
SLLS047I – FEBRUARY 1989 – REVISED OCTOBER 2002
7POST OFFICE BOX 655303 • DALLAS, TEXAS 75265
APPLICATION INFORMATION
VS+
VS–
2
6
14
7
13
8
C1+
C1–
C2+
C2–
1
3
4
5
11
10
12
9
GND15
0 V
VCC
16
5 V
EIA-232 Output
EIA-232 Output
EIA-232 Input
EIA-232 Input
+1 µF
8.5 V
–8.5 V
1 µF
1 µF
1 µF
From CMOS or TTL
To CMOS or TTL
CBYPASS = 1 µF+
–
C1
C2
C3†
C4
† C3 can be connected to VCC or GND.
Figure 4. Typical Operating Circuit
IMPORTANT NOTICE
Texas Instruments Incorporated and its subsidiaries (TI) reserve the right to make corrections, modifications,enhancements, improvements, and other changes to its products and services at any time and to discontinueany product or service without notice. Customers should obtain the latest relevant information before placingorders and should verify that such information is current and complete. All products are sold subject to TI’s termsand conditions of sale supplied at the time of order acknowledgment.
TI warrants performance of its hardware products to the specifications applicable at the time of sale inaccordance with TI’s standard warranty. Testing and other quality control techniques are used to the extent TIdeems necessary to support this warranty. Except where mandated by government requirements, testing of allparameters of each product is not necessarily performed.
TI assumes no liability for applications assistance or customer product design. Customers are responsible fortheir products and applications using TI components. To minimize the risks associated with customer productsand applications, customers should provide adequate design and operating safeguards.
TI does not warrant or represent that any license, either express or implied, is granted under any TI patent right,copyright, mask work right, or other TI intellectual property right relating to any combination, machine, or processin which TI products or services are used. Information published by TI regarding third–party products or servicesdoes not constitute a license from TI to use such products or services or a warranty or endorsement thereof.Use of such information may require a license from a third party under the patents or other intellectual propertyof the third party, or a license from TI under the patents or other intellectual property of TI.
Reproduction of information in TI data books or data sheets is permissible only if reproduction is withoutalteration and is accompanied by all associated warranties, conditions, limitations, and notices. Reproductionof this information with alteration is an unfair and deceptive business practice. TI is not responsible or liable forsuch altered documentation.
Resale of TI products or services with statements different from or beyond the parameters stated by TI for thatproduct or service voids all express and any implied warranties for the associated TI product or service andis an unfair and deceptive business practice. TI is not responsible or liable for any such statements.
Mailing Address:
Texas InstrumentsPost Office Box 655303Dallas, Texas 75265
Copyright 2002, Texas Instruments Incorporated
This datasheet has been download from:
www.datasheetcatalog.com
Datasheets for electronics components.
For pricing, delivery, and ordering information, please contact Maxim/Dallas Direct! at 1-888-629-4642, or visit Maxim’s website at www.maxim-ic.com.
General DescriptionThe MAX481, MAX483, MAX485, MAX487–MAX491, andMAX1487 are low-power transceivers for RS-485 and RS-422 communication. Each part contains one driver and onereceiver. The MAX483, MAX487, MAX488, and MAX489feature reduced slew-rate drivers that minimize EMI andreduce reflections caused by improperly terminated cables,thus allowing error-free data transmission up to 250kbps.The driver slew rates of the MAX481, MAX485, MAX490,MAX491, and MAX1487 are not limited, allowing them totransmit up to 2.5Mbps.These transceivers draw between 120µA and 500µA ofsupply current when unloaded or fully loaded with disableddrivers. Additionally, the MAX481, MAX483, and MAX487have a low-current shutdown mode in which they consumeonly 0.1µA. All parts operate from a single 5V supply.Drivers are short-circuit current limited and are protectedagainst excessive power dissipation by thermal shutdowncircuitry that places the driver outputs into a high-imped-ance state. The receiver input has a fail-safe feature thatguarantees a logic-high output if the input is open circuit.The MAX487 and MAX1487 feature quarter-unit-loadreceiver input impedance, allowing up to 128 MAX487/MAX1487 transceivers on the bus. Full-duplex communi-cations are obtained using the MAX488–MAX491, whilethe MAX481, MAX483, MAX485, MAX487, and MAX1487are designed for half-duplex applications.
________________________ApplicationsLow-Power RS-485 Transceivers
Low-Power RS-422 Transceivers
Level Translators
Transceivers for EMI-Sensitive Applications
Industrial-Control Local Area Networks
____________________________Features In µMAX Package: Smallest 8-Pin SO
Slew-Rate Limited for Error-Free DataTransmission (MAX483/487/488/489)
0.1µALow-Current Shutdown Mode(MAX481/483/487)
Low Quiescent Current:120µA (MAX483/487/488/489)230µA (MAX1487)300µA (MAX481/485/490/491)
-7V to +12V Common-Mode Input Voltage Range
Three-State Outputs
30ns Propagation Delays, 5ns Skew (MAX481/485/490/491/1487)
Full-Duplex and Half-Duplex Versions Available
Operate from a Single 5V Supply
Allows up to 128 Transceivers on the Bus(MAX487/MAX1487)
Current-Limiting and Thermal Shutdown forDriver Overload Protection
Ordering Information
Ordering Information continued at end of data sheet.*Contact factory for dice specifications.
MA
X4
81
/MA
X4
83
/MA
X4
85
/MA
X4
87
–MA
X4
91
/MA
X1
48
7
Low-Power, Slew-Rate-LimitedRS-485/RS-422 Transceivers
________________________________________________________________ Maxim Integrated Products 1
______________________________________________________________Selection Table
19-0122; Rev 7; 6/03
PART TEMP RANGE PIN-PACKAGE
MAX481CPA 0°C to +70°C 8 Plastic DIP
MAX481CSA 0°C to +70°C 8 SO
MAX481CUA 0°C to +70°C 8 µMAXMAX481C/D 0°C to +70°C Dice*
MAX481
MAX483
MAX485
MAX487
MAX488
MAX489
MAX490
MAX491
MAX1487
PARTNUMBER
HALF/FULLDUPLEX
DATA RATE(Mbps)
SLEW-RATELIMITED
LOW-POWERSHUTDOWN
RECEIVER/DRIVERENABLE
QUIESCENTCURRENT
(µA)
NUMBER OFTRANSMITTERS
ON BUS
PINCOUNT
Half
Half
Half
Half
Full
Full
Full
Full
Half
2.5
0.25
2.5
0.25
0.25
0.25
2.5
2.5
2.5
No
Yes
No
Yes
Yes
Yes
No
No
No
Yes
Yes
No
Yes
No
No
No
No
No
Yes
Yes
Yes
Yes
No
Yes
No
Yes
Yes
300
120
300
120
120
120
300
300
230
32
32
32
128
32
32
32
32
128
8
8
8
8
8
14
8
14
8
MA
X4
81
/MA
X4
83
/MA
X4
85
/MA
X4
87
–MA
X4
91
/MA
X1
48
7
Low-Power, Slew-Rate-LimitedRS-485/RS-422 Transceivers
2 _______________________________________________________________________________________
ABSOLUTE MAXIMUM RATINGSSupply Voltage (VCC).............................................................12VControl Input Voltage (RE, DE)...................-0.5V to (VCC + 0.5V)Driver Input Voltage (DI).............................-0.5V to (VCC + 0.5V)Driver Output Voltage (A, B)...................................-8V to +12.5VReceiver Input Voltage (A, B).................................-8V to +12.5VReceiver Output Voltage (RO).....................-0.5V to (VCC +0.5V)Continuous Power Dissipation (TA = +70°C)
8-Pin Plastic DIP (derate 9.09mW/°C above +70°C) ....727mW14-Pin Plastic DIP (derate 10.00mW/°C above +70°C) ..800mW8-Pin SO (derate 5.88mW/°C above +70°C).................471mW
14-Pin SO (derate 8.33mW/°C above +70°C)...............667mW8-Pin µMAX (derate 4.1mW/°C above +70°C) ..............830mW8-Pin CERDIP (derate 8.00mW/°C above +70°C).........640mW14-Pin CERDIP (derate 9.09mW/°C above +70°C).......727mW
Operating Temperature RangesMAX4_ _C_ _/MAX1487C_ A ...............................0°C to +70°CMAX4_ _E_ _/MAX1487E_ A.............................-40°C to +85°CMAX4_ _MJ_/MAX1487MJA ...........................-55°C to +125°C
Storage Temperature Range .............................-65°C to +160°CLead Temperature (soldering, 10sec) .............................+300°C
DC ELECTRICAL CHARACTERISTICS(VCC = 5V ±5%, TA = TMIN to TMAX, unless otherwise noted.) (Notes 1, 2)
Stresses beyond those listed under “Absolute Maximum Ratings” may cause permanent damage to the device. These are stress ratings only, and functionaloperation of the device at these or any other conditions beyond those indicated in the operational sections of the specifications is not implied. Exposure toabsolute maximum rating conditions for extended periods may affect device reliability.
V
VIN = -7V
VIN = 12V
VIN = -7V
VIN = 12V
Input Current(A, B)
IIN2
VTH
kΩ48-7V ≤ VCM ≤ 12V, MAX487/MAX1487
RINReceiver Input Resistance
-7V ≤ VCM ≤ 12V, all devices exceptMAX487/MAX1487
R = 27Ω (RS-485), Figure 4
0.4V ≤ VO ≤ 2.4V
R = 50Ω (RS-422)
IO = 4mA, VID = -200mV
IO = -4mA, VID = 200mV
VCM = 0V
-7V ≤ VCM ≤ 12V
DE, DI, RE
DE, DI, RE
MAX487/MAX1487, DE = 0V, VCC = 0V or 5.25V
DE, DI, RE
R = 27Ω or 50Ω, Figure 4
R = 27Ω or 50Ω, Figure 4
R = 27Ω or 50Ω, Figure 4
DE = 0V;VCC = 0V or 5.25V,all devices exceptMAX487/MAX1487
CONDITIONS
kΩ12
µA±1IOZRThree-State (high impedance)Output Current at Receiver
V
0.4VOLReceiver Output Low Voltage
3.5VOHReceiver Output High Voltage
mV70∆VTHReceiver Input Hysteresis
V-0.2 0.2Receiver Differential ThresholdVoltage
-0.2mA
0.25
mA-0.8
1.0
1.5 5VOD2
Differential Driver Output(with load)
V2
V5VOD1Differential Driver Output (no load)
µA±2IIN1Input Current
V0.8VILInput Low Voltage
V2.0VIHInput High Voltage
V0.2∆VOD
Change in Magnitude of DriverCommon-Mode Output Voltagefor Complementary Output States
V0.2∆VOD
Change in Magnitude of DriverDifferential Output Voltage forComplementary Output States
V3VOCDriver Common-Mode OutputVoltage
UNITSMIN TYP MAXSYMBOLPARAMETER
MA
X4
81
/MA
X4
83
/MA
X4
85
/MA
X4
87
–MA
X4
91
/MA
X1
48
7
Low-Power, Slew-Rate-LimitedRS-485/RS-422 Transceivers
_______________________________________________________________________________________ 3
SWITCHING CHARACTERISTICS—MAX481/MAX485, MAX490/MAX491, MAX1487(VCC = 5V ±5%, TA = TMIN to TMAX, unless otherwise noted.) (Notes 1, 2)
DC ELECTRICAL CHARACTERISTICS (continued)(VCC = 5V ±5%, TA = TMIN to TMAX, unless otherwise noted.) (Notes 1, 2)
mA7 950V ≤ VO ≤ VCCIOSRReceiver Short-Circuit Current
mA35 250-7V ≤ VO ≤12V (Note 4)IOSD2Driver Short-Circuit Current,VO = Low
mA35 250-7V ≤ VO ≤12V (Note 4)IOSD1Driver Short-Circuit Current,VO = High
MAX1487,RE = 0V or VCC
250 400
350 650
ns
10 30 60tPHL
Driver Rise or Fall Time
Figures 6 and 8, RDIFF = 54Ω, CL1 = CL2 = 100pF
ns
MAX490M, MAX491MMAX490C/E, MAX491C/E 20 90 150MAX481, MAX485, MAX1487
MAX490M, MAX491MMAX490C/E, MAX491C/EMAX481, MAX485, MAX1487
Figures 6 and 8, RDIFF = 54Ω,CL1 = CL2 = 100pF
MAX481 (Note 5)
Figures 5 and 11, CRL = 15pF, S2 closedFigures 5 and 11, CRL = 15pF, S1 closedFigures 5 and 11, CRL = 15pF, S2 closedFigures 5 and 11, CRL = 15pF, S1 closed
Figures 6 and 10, RDIFF = 54Ω,CL1 = CL2 = 100pF
Figures 6 and 8,RDIFF = 54Ω,CL1 = CL2 = 100pF
Figures 6 and 10,RDIFF = 54Ω,CL1 = CL2 = 100pF
CONDITIONS
ns
5 10tSKEW
ns50 200 600tSHDNTime to ShutdownMbps2.5fMAXMaximum Data Rate
ns20 50tHZReceiver Disable Time from Highns
10 30 60tPLH
20 50tLZReceiver Disable Time from Lowns20 50tZH
Driver Input to Output
Receiver Enable to Output Highns20 50tZLReceiver Enable to Output Low
20 90 200
ns
ns
13
40 70tHZ
tSKD
Driver Disable Time from High
| tPLH - tPHL | DifferentialReceiver Skew
ns40 70tLZDriver Disable Time from Low
ns40 70tZLDriver Enable to Output Low
3 15 40
ns
5 15 25 ns3 15 40
tR, tF
20 90 200
Driver Output Skew to Output
tPLH, tPHLReceiver Input to Output
40 70tZHDriver Enable to Output High
UNITSMIN TYP MAXSYMBOLPARAMETER
CONDITIONS UNITSMIN TYP MAXSYMBOLPARAMETER
230 400
300 500
MAX481/MAX485,RE = 0V or VCC
500 900
MAX490/MAX491,DE, DI, RE = 0V or VCC
300 500
MAX488/MAX489,DE, DI, RE = 0V or VCC
120 250
DE = VCC
300 500DE = 0V
DE = VCC
DE = 0V
µAMAX481/483/487, DE = 0V, RE = VCC 0.1 10ISHDNSupply Current in Shutdown 120 250
ICCNo-Load Supply Current(Note 3)
DE = 5V
DE = 0V
MAX483
MAX487MAX483/MAX487,RE = 0V or VCC
Figures 7 and 9, CL = 100pF, S2 closedFigures 7 and 9, CL = 100pF, S1 closedFigures 7 and 9, CL = 15pF, S1 closedFigures 7 and 9, CL = 15pF, S2 closed
µA
MA
X4
81
/MA
X4
83
/MA
X4
85
/MA
X4
87
–MA
X4
91
/MA
X1
48
7
Low-Power, Slew-Rate-LimitedRS-485/RS-422 Transceivers
4 _______________________________________________________________________________________
SWITCHING CHARACTERISTICS—MAX483, MAX487/MAX488/MAX489(VCC = 5V ±5%, TA = TMIN to TMAX, unless otherwise noted.) (Notes 1, 2)
SWITCHING CHARACTERISTICS—MAX481/MAX485, MAX490/MAX491, MAX1487 (continued)(VCC = 5V ±5%, TA = TMIN to TMAX, unless otherwise noted.) (Notes 1, 2)
300 1000
Figures 7 and 9, CL = 100pF, S2 closed
Figures 7 and 9, CL = 100pF, S1 closed
Figures 5 and 11, CL = 15pF, S2 closed,A - B = 2V
CONDITIONS
ns40 100tZH(SHDN)Driver Enable from Shutdown toOutput High (MAX481)
nsFigures 5 and 11, CL = 15pF, S1 closed,B - A = 2V
tZL(SHDN)Receiver Enable from Shutdownto Output Low (MAX481)
ns40 100tZL(SHDN)Driver Enable from Shutdown toOutput Low (MAX481)
ns300 1000tZH(SHDN)Receiver Enable from Shutdownto Output High (MAX481)
UNITSMIN TYP MAXSYMBOLPARAMETER
tPLH
tSKEWFigures 6 and 8, RDIFF = 54Ω,CL1 = CL2 = 100pF
tPHL
Figures 6 and 8, RDIFF = 54Ω,CL1 = CL2 = 100pF
Driver Input to Output
Driver Output Skew to Output ns100 800
ns
ns2000MAX483/MAX487, Figures 7 and 9,CL = 100pF, S2 closed
tZH(SHDN)Driver Enable from Shutdown toOutput High
250 2000
ns2500MAX483/MAX487, Figures 5 and 11,CL = 15pF, S1 closed
tZL(SHDN)Receiver Enable from Shutdownto Output Low
ns2500MAX483/MAX487, Figures 5 and 11,CL = 15pF, S2 closed
tZH(SHDN)Receiver Enable from Shutdownto Output High
ns2000MAX483/MAX487, Figures 7 and 9,CL = 100pF, S1 closed
tZL(SHDN)Driver Enable from Shutdown toOutput Low
ns50 200 600MAX483/MAX487 (Note 5) tSHDNTime to Shutdown
tPHL
tPLH, tPHL < 50% of data period
Figures 5 and 11, CRL = 15pF, S2 closed
Figures 5 and 11, CRL = 15pF, S1 closed
Figures 5 and 11, CRL = 15pF, S2 closed
Figures 5 and 11, CRL = 15pF, S1 closed
Figures 7 and 9, CL = 15pF, S2 closed
Figures 6 and 10, RDIFF = 54Ω,CL1 = CL2 = 100pF
Figures 7 and 9, CL = 15pF, S1 closed
Figures 7 and 9, CL = 100pF, S1 closed
Figures 7 and 9, CL = 100pF, S2 closed
CONDITIONS
kbps250fMAX
250 800 2000
Maximum Data Rate
ns20 50tHZReceiver Disable Time from High
ns
250 800 2000
20 50tLZReceiver Disable Time from Low
ns20 50tZHReceiver Enable to Output High
ns20 50tZLReceiver Enable to Output Low
ns
ns
100
300 3000tHZ
tSKD
Driver Disable Time from High
I tPLH - tPHL I DifferentialReceiver Skew
Figures 6 and 10, RDIFF = 54Ω,CL1 = CL2 = 100pF
ns300 3000tLZDriver Disable Time from Low
ns250 2000tZLDriver Enable to Output Low
ns
Figures 6 and 8, RDIFF = 54Ω,CL1 = CL2 = 100pF
ns250 2000tR, tF
250 2000
Driver Rise or Fall Time
ns
tPLHReceiver Input to Output
250 2000tZHDriver Enable to Output High
UNITSMIN TYP MAXSYMBOLPARAMETER
MA
X4
81
/MA
X4
83
/MA
X4
85
/MA
X4
87
–MA
X4
91
/MA
X1
48
7
Low-Power, Slew-Rate-LimitedRS-485/RS-422 Transceivers
_______________________________________________________________________________________ 5
30
00 2.5
OUTPUT CURRENT vs.RECEIVER OUTPUT LOW VOLTAGE
5
25
MAX
481-
01
OUTPUT LOW VOLTAGE (V)
OUTP
UT C
URRE
NT (m
A)
1.5
15
10
0.5 1.0 2.0
20
35
40
45
0.9
0.1
-50 -25 25 75
RECEIVER OUTPUT LOW VOLTAGE vs.TEMPERATURE
0.3
0.7
TEMPERATURE (°C)
OUTP
UT L
OW V
OLTA
GE (V
)
0 50
0.5
0.8
0.2
0.6
0.4
0100 125
MAX
481-
04
IRO = 8mA
-20
-4
1.5 2.0 3.0 5.0
OUTPUT CURRENT vs.RECEIVER OUTPUT HIGH VOLTAGE
-8
-16
MAX
481-
02
OUTPUT HIGH VOLTAGE (V)
OUTP
UT C
URRE
NT (m
A)
2.5 4.0
-12
-18
-6
-14
-10
-2
03.5 4.5
4.8
3.2
-50 -25 25 75
RECEIVER OUTPUT HIGH VOLTAGE vs.TEMPERATURE
3.6
4.4
TEMPERATURE (°C)
OUTP
UT H
IGH
VOLT
AGE
(V)
0 50
4.0
4.6
3.4
4.2
3.8
3.0100 125
MAX
481-
03
IRO = 8mA
90
00 1.0 3.0 4.5
DRIVER OUTPUT CURRENT vs.DIFFERENTIAL OUTPUT VOLTAGE
10
70
MAX
481-
05
DIFFERENTIAL OUTPUT VOLTAGE (V)
OUTP
UT C
URRE
NT (m
A)
2.0 4.0
50
30
80
60
40
20
0.5 1.5 2.5 3.5
2.3
1.5-50 -25 25 125
DRIVER DIFFERENTIAL OUTPUT VOLTAGEvs. TEMPERATURE
1.7
2.1
MAX
481-
06
TEMPERATURE (°C)
DIFF
EREN
TIAL
OUT
PUT
VOLT
AGE
(V)
0 75
1.9
2.2
1.6
2.0
1.8
10050
2.4
R = 54Ω
__________________________________________Typical Operating Characteristics(VCC = 5V, TA = +25°C, unless otherwise noted.)
NOTES FOR ELECTRICAL/SWITCHING CHARACTERISTICS
Note 1: All currents into device pins are positive; all currents out of device pins are negative. All voltages are referenced to device ground unless otherwise specified.
Note 2: All typical specifications are given for VCC = 5V and TA = +25°C.Note 3: Supply current specification is valid for loaded transmitters when DE = 0V.Note 4: Applies to peak current. See Typical Operating Characteristics.Note 5: The MAX481/MAX483/MAX487 are put into shutdown by bringing RE high and DE low. If the inputs are in this state for less
than 50ns, the parts are guaranteed not to enter shutdown. If the inputs are in this state for at least 600ns, the parts areguaranteed to have entered shutdown. See Low-Power Shutdown Mode section.
MA
X4
81
/MA
X4
83
/MA
X4
85
/MA
X4
87
–MA
X4
91
/MA
X1
48
7
Low-Power, Slew-Rate-LimitedRS-485/RS-422 Transceivers
6 _______________________________________________________________________________________
____________________________Typical Operating Characteristics (continued)(VCC = 5V, TA = +25°C, unless otherwise noted.)
120
00 8
OUTPUT CURRENT vs.DRIVER OUTPUT LOW VOLTAGE
20
100
MAX
481-
07
OUTPUT LOW VOLTAGE (V)
OUTP
UT C
URRE
NT (m
A)
6
60
40
2 4
80
10 12
140 -120
0-7 -5 -1 5
OUTPUT CURRENT vs.DRIVER OUTPUT HIGH VOLTAGE
-20
-80
MAX
481-
08
OUTPUT HIGH VOLTAGE (V)
OUTP
UT C
URRE
NT (m
A)
-3 1
-60
3-6 -4 -2 0 2 4
-100
-40
100
-40-60 -20 40 100 120
MAX1487SUPPLY CURRENT vs. TEMPERATURE
300
MAX
481-
13
TEMPERATURE (°C)
SUPP
LY C
URRE
NT (µ
A)
20 60 80
500
200
600
400
00 140
MAX1487; DE = VCC, RE = X
MAX1487; DE = 0V, RE = X
100
-50 -25 50 100
MAX481/MAX485/MAX490/MAX491SUPPLY CURRENT vs. TEMPERATURE
300
MAX
481-
11
TEMPERATURE (°C)
SUPP
LY C
URRE
NT (µ
A)
25 75
500
200
600
400
00 125
MAX481/MAX485; DE = VCC, RE = X
MAX485; DE = 0, RE = X,MAX481; DE = RE = 0MAX490/MAX491; DE = RE = X
MAX481; DE = 0, RE = VCC
100
-50 -25 50 100
MAX483/MAX487–MAX489SUPPLY CURRENT vs. TEMPERATURE
300
MAX
481-
12
TEMPERATURE (°C)
SUPP
LY C
URRE
NT (µ
A)
25 75
500
200
600
400
00 125
MAX483; DE = VCC, RE = X
MAX487; DE = VCC, RE = X
MAX483/MAX487; DE = 0, RE = VCC
MAX483/MAX487; DE = RE = 0,MAX488/MAX489; DE = RE = X
MA
X4
81
/MA
X4
83
/MA
X4
85
/MA
X4
87
–MA
X4
91
/MA
X1
48
7
Low-Power, Slew-Rate-LimitedRS-485/RS-422 Transceivers
_______________________________________________________________________________________ 7
______________________________________________________________Pin Description
MAX481MAX483MAX485MAX487MAX1487
TOP VIEW
NOTE: PIN LABELS Y AND Z ON TIMING, TEST, AND WAVEFORM DIAGRAMS REFER TO PINS A AND B WHEN DE IS HIGH. TYPICAL OPERATING CIRCUIT SHOWN WITH DIP/SO PACKAGE.
1
2
3
4
8
5
VCC
GND DI
DE
RE
RO R
D
RtRt7
6
D
R
DE
RE
DI
ROA
B
1
2
3
4
8
7
6
5
VCC
B
A
GND DI
DE
RE
RO
DIP/SO
R
D
1
2
3
4
8
7
6
5
VCC
A
GND
DERE
B
RO
µMAX
B
A
DI
MAX481MAX483MAX485MAX487MAX1487
Figure 1. MAX481/MAX483/MAX485/MAX487/MAX1487 Pin Configuration and Typical Operating Circuit
µMAX
—
—
5
6
7
8
—
2
—
1
3
—
µMAX
4
5
6
7
—
—
8
—
1
—
2
—
DIP/SO DIP/SO
2 3Receiver Output Enable. RO is enabled when RE is low; RO ishigh impedance when RE is high.
3 4
Driver Output Enable. The driver outputs, Y and Z, are enabledby bringing DE high. They are high impedance when DE is low. Ifthe driver outputs are enabled, the parts function as line drivers.While they are high impedance, they function as line receivers ifRE is low.
DIP/SO
—
4 5Driver Input. A low on DI forces output Y low and output Z high.Similarly, a high on DI forces output Y high and output Z low.
5 6, 7 Ground
— 9 Noninverting Driver Output
— 10 Inverting Driver Output
—
3
4
6 — Noninverting Receiver Input and Noninverting Driver Output
— 12 Noninverting Receiver Input
5
6
—
8
RE
DE
DI
GND
Y
Z
A
A
7 — — B Inverting Receiver Input and Inverting Driver Output
— 7 11 B Inverting Receiver Input
8 1 14 VCC Positive Supply: 4.75V ≤ VCC ≤ 5.25V
— — 1, 8, 13 N.C. No Connect—not internally connected
FUNCTIONNAME
431 2Receiver Output: If A > B by 200mV, RO will be high;If A < B by 200mV, RO will be low.
2 RO
PIN
FUNCTIONNAMEMAX481/MAX483/MAX485/MAX487/
MAX1487
MAX488/MAX490
MAX489/MAX491
MA
X4
81
/MA
X4
83
/MA
X4
85
/MA
X4
87
–MA
X4
91
/MA
X1
48
7
__________Applications InformationThe MAX481/MAX483/MAX485/MAX487–MAX491 andMAX1487 are low-power transceivers for RS-485 and RS-422 communications. The MAX481, MAX485, MAX490,MAX491, and MAX1487 can transmit and receive at datarates up to 2.5Mbps, while the MAX483, MAX487,MAX488, and MAX489 are specified for data rates up to250kbps. The MAX488–MAX491 are full-duplex trans-ceivers while the MAX481, MAX483, MAX485, MAX487,and MAX1487 are half-duplex. In addition, Driver Enable(DE) and Receiver Enable (RE) pins are included on theMAX481, MAX483, MAX485, MAX487, MAX489,MAX491, and MAX1487. When disabled, the driver andreceiver outputs are high impedance.
MAX487/MAX1487:128 Transceivers on the Bus
The 48kΩ, 1/4-unit-load receiver input impedance of theMAX487 and MAX1487 allows up to 128 transceiverson a bus, compared to the 1-unit load (12kΩ inputimpedance) of standard RS-485 drivers (32 trans-ceivers maximum). Any combination of MAX487/MAX1487 and other RS-485 transceivers with a total of32 unit loads or less can be put on the bus. TheMAX481/MAX483/MAX485 and MAX488–MAX491 havestandard 12kΩ Receiver Input impedance.
Low-Power, Slew-Rate-LimitedRS-485/RS-422 Transceivers
8 _______________________________________________________________________________________
MAX488MAX490
TOP VIEW
1
2
3
4
RO
DI
GND
8
7
6
5
A
B
Z
Y
VCC
DIP/SO
R
DRt
Rt
VCC
5
6
7
8
RO
DI
GND
4
GND
DI
RO
3
2A
B
Y
Z
VCC
D R
R D
1
3VCC
4RO
2A
1
6
5
7
8
GND
DI
Y
ZB
µMAX
MAX488MAX490
NOTE: TYPICAL OPERATING CIRCUIT SHOWN WITH DIP/SO PACKAGE.
MAX489MAX491
DIP/SO
TOP VIEW
Rt
Rt
DE VCC
RE GND
VCC RE
GND DE
RO
DI
9
10
12
11B
A
Z
Y5
RO
NC
DI
2
1, 8, 13
3 6, 7
144
1
2
3
4
5
6
7
14
13
12
11
10
9
8
VCC
N.C.
N.C.
A
B
Z
Y
N.C.
RO
RE
DE
DI
GND
GND
R
D
D
R D
R
Figure 2. MAX488/MAX490 Pin Configuration and Typical Operating Circuit
Figure 3. MAX489/MAX491 Pin Configuration and Typical Operating Circuit
MAX483/MAX487/MAX488/MAX489:Reduced EMI and Reflections
The MAX483 and MAX487–MAX489 are slew-rate limit-ed, minimizing EMI and reducing reflections caused byimproperly terminated cables. Figure 12 shows the dri-ver output waveform and its Fourier analysis of a150kHz signal transmitted by a MAX481, MAX485,MAX490, MAX491, or MAX1487. High-frequency har-
monics with large amplitudes are evident. Figure 13shows the same information displayed for a MAX483,MAX487, MAX488, or MAX489 transmitting under thesame conditions. Figure 13’s high-frequency harmonicshave much lower amplitudes, and the potential for EMIis significantly reduced.
MA
X4
81
/MA
X4
83
/MA
X4
85
/MA
X4
87
–MA
X4
91
/MA
X1
48
7
Low-Power, Slew-Rate-LimitedRS-485/RS-422 Transceivers
_______________________________________________________________________________________ 9
R
R
Y
Z
VOD
VOC
RECEIVEROUTPUT
TEST POINT
1kΩ
1kΩ
S1
S2
VCC
CRL15pF
DI
DE3V
Y
Z
CL1
CL2
A
B
RO
RE
RDIFFVID
OUTPUTUNDER TEST
500Ω S1
S2
VCC
CL
_________________________________________________________________Test Circuits
Figure 4. Driver DC Test Load Figure 5. Receiver Timing Test Load
Figure 6. Driver/Receiver Timing Test Circuit Figure 7. Driver Timing Test Load
MA
X4
81
/MA
X4
83
/MA
X4
85
/MA
X4
87
–MA
X4
91
/MA
X1
48
7
Low-Power, Slew-Rate-LimitedRS-485/RS-422 Transceivers
10 ______________________________________________________________________________________
_______________________________________________________Switching Waveforms
DI3V
0V
Z
Y
VO0V
-VO
VO
1.5V
tPLH
1/2 VO
10%
tR
90% 90%
tPHL
1.5V
1/2 VO
10%
tF
VDIFF = V (Y) - V (Z)
VDIFF
tSKEW = | tPLH - tPHL |
OUTPUT NORMALLY LOW
OUTPUT NORMALLY HIGH
3V
0V
Y, Z
VOL
Y, Z
0V
1.5V 1.5V
VOL +0.5V
VOH -0.5V2.3V
2.3V
tZL(SHDN), tZL tLZ
tZH(SHDN), tZH tHZ
DE
VOH
VOL
VID
-VID
1.5V
0V
1.5VOUTPUT
INPUT 0V
RO
A-BtPLHtPHL
OUTPUT NORMALLY LOW
OUTPUT NORMALLY HIGH
3V
0V
VCCRO
RO0V
1.5V 1.5V
VOL + 0.5V
VOH - 0.5V1.5V
1.5V
tZL(SHDN), tZL tLZ
tZH(SHDN), tZH tHZ
RE
_________________Function Tables (MAX481/MAX483/MAX485/MAX487/MAX1487)
Figure 8. Driver Propagation Delays Figure 9. Driver Enable and Disable Times (except MAX488 andMAX490)
Figure 10. Receiver Propagation Delays Figure 11. Receiver Enable and Disable Times (except MAX488and MAX490)
Table 1. Transmitting Table 2. Receiving
INPUTS OUTPUT
RE DE A-B RO
0
0
0
1
0
0
0
0
> +0.2V
< -0.2V
Inputs open
X
1
0
1
High-Z*X = Don't careHigh-Z = High impedance
* Shutdown mode for MAX481/MAX483/MAX487
INPUTS OUTPUTS
RE DE DI Z Y
X
X
0
1
1
1
0
0
1
0
X
X
0
1
High-Z
High-Z*
1
0
High-Z
High-Z*X = Don't careHigh-Z = High impedance
* Shutdown mode for MAX481/MAX483/MAX487
Low-Power Shutdown Mode(MAX481/MAX483/MAX487)
A low-power shutdown mode is initiated by bringingboth RE high and DE low. The devices will not shutdown unless both the driver and receiver are disabled.In shutdown, the devices typically draw only 0.1µA ofsupply current.
RE and DE may be driven simultaneously; the parts areguaranteed not to enter shutdown if RE is high and DEis low for less than 50ns. If the inputs are in this statefor at least 600ns, the parts are guaranteed to entershutdown.
For the MAX481, MAX483, and MAX487, the tZH andtZL enable times assume the part was not in the low-power shutdown state (the MAX485/MAX488–MAX491and MAX1487 can not be shut down). The tZH(SHDN)and tZL(SHDN) enable times assume the parts were shutdown (see Electrical Characteristics).
It takes the drivers and receivers longer to becomeenabled from the low-power shutdown state(tZH(SHDN), tZL(SHDN)) than from the operating mode(tZH, tZL). (The parts are in operating mode if the
–R—E–
,DE inputs equal a logical 0,1 or 1,1 or 0, 0.)
Driver Output Protection Excessive output current and power dissipation causedby faults or by bus contention are prevented by twomechanisms. A foldback current limit on the outputstage provides immediate protection against short cir-cuits over the whole common-mode voltage range (seeTypical Operating Characteristics). In addition, a ther-mal shutdown circuit forces the driver outputs into ahigh-impedance state if the die temperature risesexcessively.
Propagation DelayMany digital encoding schemes depend on the differ-ence between the driver and receiver propagationdelay times. Typical propagation delays are shown inFigures 15–18 using Figure 14’s test circuit.
The difference in receiver delay times, | tPLH - tPHL |, istypically under 13ns for the MAX481, MAX485,MAX490, MAX491, and MAX1487 and is typically lessthan 100ns for the MAX483 and MAX487–MAX489.
The driver skew times are typically 5ns (10ns max) forthe MAX481, MAX485, MAX490, MAX491, andMAX1487, and are typically 100ns (800ns max) for theMAX483 and MAX487–MAX489.
MA
X4
81
/MA
X4
83
/MA
X4
85
/MA
X4
87
–MA
X4
91
/MA
X1
48
7
Low-Power, Slew-Rate-LimitedRS-485/RS-422 Transceivers
______________________________________________________________________________________ 11
10dB/div
0Hz 5MHz500kHz/div
10dB/div
0Hz 5MHz500kHz/div
Figure 12. Driver Output Waveform and FFT Plot of MAX481/MAX485/MAX490/MAX491/MAX1487 Transmitting a 150kHzSignal
Figure 13. Driver Output Waveform and FFT Plot of MAX483/MAX487–MAX489 Transmitting a 150kHz Signal
MA
X4
81
/MA
X4
83
/MA
X4
85
/MA
X4
87
–MA
X4
91
/MA
X1
48
7
Low-Power, Slew-Rate-LimitedRS-485/RS-422 Transceivers
12 ______________________________________________________________________________________
TTL INtR, tF < 6ns D R
100pF
B
100pF
A
RECEIVEROUT
R = 54Ω
Z
Y
500mV/div
20ns/div
A
B
RO
2V/div
VCC = 5VTA = +25°C 500mV/div
20ns/div
A
B
RO
2V/div
VCC = 5VTA = +25°C
500mV/div
400ns/div
A
B
RO
2V/div
VCC = 5VTA = +25°C
500mV/div
400ns/div
A
B
RO
2V/div
VCC = 5VTA = +25°C
Figure 14. Receiver Propagation Delay Test Circuit
Figure 15. MAX481/MAX485/MAX490/MAX491/MAX1487Receiver tPHL
Figure 16. MAX481/MAX485/MAX490/MAX491/MAX1487Receiver tPLH
Figure 17. MAX483, MAX487–MAX489 Receiver tPHL Figure 18. MAX483, MAX487–MAX489 Receiver tPLH
Line Length vs. Data RateThe RS-485/RS-422 standard covers line lengths up to4000 feet. For line lengths greater than 4000 feet, seeFigure 23.
Figures 19 and 20 show the system differential voltagefor the parts driving 4000 feet of 26AWG twisted-pairwire at 110kHz into 120Ω loads.
Typical ApplicationsThe MAX481, MAX483, MAX485, MAX487–MAX491, andMAX1487 transceivers are designed for bidirectional datacommunications on multipoint bus transmission lines.
Figures 21 and 22 show typical network applicationscircuits. These parts can also be used as l inerepeaters, with cable lengths longer than 4000 feet, asshown in Figure 23.
To minimize reflections, the line should be terminated atboth ends in its characteristic impedance, and stublengths off the main line should be kept as short as possi-ble. The slew-rate-limited MAX483 and MAX487–MAX489are more tolerant of imperfect termination.
MA
X4
81
/MA
X4
83
/MA
X4
85
/MA
X4
87
–MA
X4
91
/MA
X1
48
7
Low-Power, Slew-Rate-LimitedRS-485/RS-422 Transceivers
______________________________________________________________________________________ 13
DI
VY-VZ
RO
5V
0V
1V
0V-1V
5V
0V
2µs/div
DI
VY-VZ
RO
5V
0V
1V
0V-1V
5V
0V
2µs/div
DI RO DE
RE
A
B
RE
RERE
RO
RO
RO
DI
DI
DI
DE
DE
DE
D D
D
RR
R
B B
B
AAA
120Ω 120Ω
D
R
MAX481MAX483MAX485MAX487MAX1487
Figure 19. MAX481/MAX485/MAX490/MAX491/MAX1487 SystemDifferential Voltage at 110kHz Driving 4000ft of Cable
Figure 20. MAX483, MAX487–MAX489 System DifferentialVoltage at 110kHz Driving 4000ft of Cable
Figure 21. MAX481/MAX483/MAX485/MAX487/MAX1487 Typical Half-Duplex RS-485 Network
MA
X4
81
/MA
X4
83
/MA
X4
85
/MA
X4
87
–MA
X4
91
/MA
X1
48
7
Low-Power, Slew-Rate-LimitedRS-485/RS-422 Transceivers
14 ______________________________________________________________________________________
Figure 22. MAX488–MAX491 Full-Duplex RS-485 Network
120Ω 120ΩR
D
RO
RE
DE
DI
A
B
Y
120Ω 120ΩDI
DI DIRO RO
RO
DE DE
DE
RE
RE
RE
Z
Z
Z
Z
Y Y
Y
A A AB B
B
D D
D
R R
R
MAX489MAX491
NOTE: RE AND DE ON MAX489/MAX491 ONLY.
Figure 23. Line Repeater for MAX488–MAX491
120Ω
120Ω DATA IN
DATA OUT
R
D
ROREDE
DI
A
B
Z
Y
MAX488–MAX491
NOTE: RE AND DE ON MAX489/MAX491 ONLY.
Isolated RS-485For isolated RS-485 applications, see the MAX253 andMAX1480 data sheets.
MA
X4
81
/MA
X4
83
/MA
X4
85
/MA
X4
87
–MA
X4
91
/MA
X1
48
7
Low-Power, Slew-Rate-LimitedRS-485/RS-422 Transceivers
______________________________________________________________________________________ 15
__Ordering Information (continued)
_________________Chip TopographiesMAX481/MAX483/MAX485/MAX487/MAX1487
N.C.
RO
0.054"(1.372mm)
0.080"(2.032mm)
DE
DI
GND
B
N.C.
VCC
A
RE
* Contact factory for dice specifications.
14 CERDIP-55°C to +125°CMAX489MJD14 SO-40°C to +85°CMAX489ESD14 Plastic DIP-40°C to +85°CMAX489EPDDice*0°C to +70°CMAX489C/D14 SO0°C to +70°CMAX489CSD14 Plastic DIP0°C to +70°CMAX489CPD8 CERDIP-55°C to +125°CMAX488MJA8 SO-40°C to +85°CMAX488ESA8 Plastic DIP-40°C to +85°CMAX488EPADice*0°C to +70°CMAX488C/D
8 SO0°C to +70°CMAX488CSA8 Plastic DIP0°C to +70°CMAX488CPA8 CERDIP-55°C to +125°CMAX487MJA8 SO-40°C to +85°CMAX487ESA8 Plastic DIP-40°C to +85°CMAX487EPADice*0°C to +70°CMAX487C/D
8 SO0°C to +70°CMAX487CSA8 Plastic DIP0°C to +70°CMAX487CPA8 CERDIP-55°C to +125°CMAX485MJA8 SO-40°C to +85°CMAX485ESA8 Plastic DIP-40°C to +85°CMAX485EPADice*0°C to +70°CMAX485C/D
8 SO0°C to +70°CMAX485CSA8 Plastic DIP0°C to +70°CMAX485CPA8 CERDIP-55°C to +125°CMAX483MJA8 SO-40°C to +85°CMAX483ESA8 Plastic DIP-40°C to +85°CMAX483EPA
8 CERDIP-55°C to +125°CMAX481MJA
8 Plastic DIP-40°C to +85°CMAX481EPA
PIN-PACKAGETEMP. RANGEPART
14 CERDIP-55°C to +125°CMAX491MJD14 SO-40°C to +85°CMAX491ESD14 Plastic DIP-40°C to +85°CMAX491EPDDice*0°C to +70°CMAX491C/D14 SO0°C to +70°CMAX491CSD14 Plastic DIP0°C to +70°CMAX491CPD8 CERDIP-55°C to +125°CMAX490MJA8 SO-40°C to +85°CMAX490ESA8 Plastic DIP-40°C to +85°CMAX490EPADice*0°C to +70°CMAX490C/D
8 Plastic DIP0°C to +70°CMAX490CPAPIN-PACKAGETEMP. RANGEPART
8 SO-40°C to +85°CMAX481ESA
8 µMAX0°C to +70°CMAX485CUA
8 µMAX0°C to +70°CMAX487CUA
8 µMAX0°C to +70°CMAX488CUA
8 SO0°C to +70°CMAX490CSA8 µMAX0°C to +70°CMAX490CUA
__Ordering Information (continued)
8 CERDIP-55°C to +125°CMAX1487MJA8 SO-40°C to +85°CMAX1487ESA8 Plastic DIP-40°C to +85°CMAX1487EPADice*0°C to +70°CMAX1487C/D
8 SO0°C to +70°CMAX1487CSA8 Plastic DIP0°C to +70°CMAX1487CPA
8 µMAX0°C to +70°CMAX1487CUA
8 µMAX0°C to +70°CMAX483CUA
Dice*0°C to +70°CMAX483C/D
8 SO0°C to +70°CMAX483CSA
8 Plastic DIP0°C to +70°CMAX483CPA
MA
X4
81
/MA
X4
83
/MA
X4
85
/MA
X4
87
–MA
X4
91
/MA
X1
48
7
Low-Power, Slew-Rate-LimitedRS-485/RS-422 Transceivers
16 ______________________________________________________________________________________
TRANSISTOR COUNT: 248
SUBSTRATE CONNECTED TO GND
MAX488/MAX490
B
RO
0.054"(1.372mm)
0.080"(2.032mm)
N.C.
DI
GND
Z
A
VCC
Y
N.C.
_____________________________________________Chip Topographies (continued)
MAX489/MAX491
B
RO
0.054"(1.372mm)
0.080"(2.032mm)
DE
DI
GND
Z
A
VCC
Y
RE
MA
X4
81
/MA
X4
83
/MA
X4
85
/MA
X4
87
–MA
X4
91
/MA
X1
48
7
Low-Power, Slew-Rate-LimitedRS-485/RS-422 Transceivers
______________________________________________________________________________________ 17
Package Information(The package drawing(s) in this data sheet may not reflect the most current specifications. For the latest package outline informationgo to www.maxim-ic.com/packages.)
SO
ICN
.EP
S
PACKAGE OUTLINE, .150" SOIC
11
21-0041 BREV.DOCUMENT CONTROL NO.APPROVAL
PROPRIETARY INFORMATION
TITLE:
TOP VIEW
FRONT VIEW
MAX
0.010
0.069
0.019
0.157
0.010
INCHES
0.150
0.007
E
C
DIM
0.014
0.004
B
A1
MIN
0.053A
0.19
3.80 4.00
0.25
MILLIMETERS
0.10
0.35
1.35
MIN
0.49
0.25
MAX
1.75
0.0500.016L 0.40 1.27
0.3940.386D
D
MINDIM
D
INCHES
MAX
9.80 10.00
MILLIMETERS
MIN MAX
16 AC
0.337 0.344 AB8.758.55 14
0.189 0.197 AA5.004.80 8
N MS012
N
SIDE VIEW
H 0.2440.228 5.80 6.20
e 0.050 BSC 1.27 BSC
C
HE
e B A1
A
D
0∞-8∞L
1
VARIATIONS:
MA
X4
81
/MA
X4
83
/MA
X4
85
/MA
X4
87
–MA
X4
91
/MA
X1
48
7
Low-Power, Slew-Rate-LimitedRS-485/RS-422 Transceivers
18 ______________________________________________________________________________________
8LU
MA
XD
.EP
S
PACKAGE OUTLINE, 8L uMAX/uSOP
11
21-0036 JREV.DOCUMENT CONTROL NO.APPROVAL
PROPRIETARY INFORMATION
TITLE:
MAX0.043
0.006
0.014
0.120
0.120
0.198
0.026
0.007
0.037
0.0207 BSC
0.0256 BSC
A2 A1
ce
b
A
L
FRONT VIEW SIDE VIEW
E H
0.6±0.1
0.6±0.1
ÿ 0.50±0.1
1
TOP VIEW
D
8
A2 0.030
BOTTOM VIEW
16∞
S
b
L
HE
De
c
0∞
0.010
0.116
0.116
0.188
0.016
0.005
84X S
INCHES
-
A1
A
MIN
0.002
0.950.75
0.5250 BSC
0.25 0.36
2.95 3.05
2.95 3.05
4.78
0.41
0.65 BSC
5.03
0.66
6∞0∞
0.13 0.18
MAXMIN
MILLIMETERS
- 1.10
0.05 0.15
α
α
DIM
Package Information (continued)(The package drawing(s) in this data sheet may not reflect the most current specifications. For the latest package outline informationgo to www.maxim-ic.com/packages.)
MA
X4
81
/MA
X4
83
/MA
X4
85
/MA
X4
87
–MA
X4
91
Low-Power, Slew-Rate-LimitedRS-485/RS-422 Transceivers
Maxim cannot assume responsibility for use of any circuitry other than circuitry entirely embodied in a Maxim product. No circuit patent licenses areimplied. Maxim reserves the right to change the circuitry and specifications without notice at any time.
Maxim Integrated Products, 120 San Gabriel Drive, Sunnyvale, CA 94086 408-737-7600 ____________________ 19
© 2003 Maxim Integrated Products Printed USA is a registered trademark of Maxim Integrated Products.
MA
X4
81
/MA
X4
83
/MA
X4
85
/MA
X4
87
–MA
X4
91
/MA
X1
48
7
PD
IPN
.EP
S
Package Information (continued)(The package drawing(s) in this data sheet may not reflect the most current specifications. For the latest package outline informationgo to www.maxim-ic.com/packages.)
This datasheet has been download from:
www.datasheetcatalog.com
Datasheets for electronics components.