ANALISIS PENGARUH TARIF PENERBANGAN, JUMLAH …

18
Jurnal Bisnis STRATEGI Vol. 22 No. 1 Juli 2013 49 ANALISIS PENGARUH TARIF PENERBANGAN, JUMLAH PENERBANGAN DAN PENDAPATAN PERKAPITA DALAM MENINGKATKAN JUMLAH PENUMPANG Andhi Pahlevi Amin Abstract The aim of this study are to obtain empirical evidence and test the factors that have an influence towards the amount of passanger flight in Ahmad Yani Airport of Semarang. Hypoteses tested in this study deal with passanger fare (FARE), flight frequency (FREQ) and per capita income (INC). Yet also to know whether there is any significant effect between flights frequencies, passenger fares, and per capita income towards the number of amount of passanger flights. The population in this study is the flight data from 2002-2011. Techniques used for sampling in this study was purposive sampling. Collecting data using data pooling. Data were analyzed using regression in SPSS program . Results and implications of this study is that this study supports previous research theoritically which says that the change number of flights frequencies and the amount of per capita income influenced towards the amount of passanger flights, while the passenger fare has no effect on the amount of passanger flights. At the managerial level, this study contributes to to increase the number of aircraft thus increasing the number of flights scheduled. Key Words : flight frequency, passenger fare, per capita income, the number of passanger 3

Transcript of ANALISIS PENGARUH TARIF PENERBANGAN, JUMLAH …

Page 1: ANALISIS PENGARUH TARIF PENERBANGAN, JUMLAH …

Jurnal Bisnis STRATEGI Vol. 22 No. 1 Juli 2013

ANALISIS PENGARUH TARIF PENERBANGAN,JUMLAH PENERBANGAN DAN PENDAPATAN PERKAPITADALAM MENINGKATKAN JUMLAH PENUMPANG

49

ANALISIS PENGARUH TARIFPENERBANGAN, JUMLAH PENERBANGANDAN PENDAPATAN PERKAPITA DALAMMENINGKATKAN JUMLAH PENUMPANG

Andhi Pahlevi Amin

AbstractThe aim of this study are to obtain empirical evidence and test the factors that have aninfluence towards the amount of passanger flight in Ahmad Yani Airport of Semarang.Hypoteses tested in this study deal with passanger fare (FARE), flight frequency (FREQ) andper capita income (INC). Yet also to know whether there is any significant effect betweenflights frequencies, passenger fares, and per capita income towards the number of amountof passanger flights.The population in this study is the flight data from 2002-2011. Techniques used for samplingin this study was purposive sampling. Collecting data using data pooling. Data wereanalyzed using regression in SPSS program .Results and implications of this study is that this study supports previous researchtheoritically which says that the change number of flights frequencies and the amount ofper capita income influenced towards the amount of passanger flights, while the passengerfare has no effect on the amount of passanger flights. At the managerial level, this studycontributes to to increase the number of aircraft thus increasing the number of flightsscheduled.

Key Words :flight frequency, passenger fare, per capita income, the number of passanger

3

Page 2: ANALISIS PENGARUH TARIF PENERBANGAN, JUMLAH …

Jurnal Bisnis STRATEGI50 Vol. 22 No. 1 Juli 2013

ANALISIS PENGARUH TARIF PENERBANGAN,JUMLAH PENERBANGAN DAN PENDAPATAN PERKAPITA

DALAM MENINGKATKAN JUMLAH PENUMPANG

I. PENDAHULUANPada periode sebelum tahun 1999

industri penerbangan Indonesia hanya terdiridari 5 maskapai saja yaitu Merpati Airline,Garuda Indonesia, Sempati Air, Mandala Airlinedan Bouraq Airline. Namun, melalui PP No.40 tahun 1995 tentang Angkutan Udara,deregulasi di sektor transportasi udara mulaibergulir pada tahun 1999, dimana industripenerbangan Indonesia memasuki era baru yangcenderung mengarah ke pasar bebas (freemarket). Per tumbuhan jumlah penumpangdomestik meningkat cukup tinggi setiap tahundengan rata-rata per tumbuhan per tahunmencapai 22% (Kompas, 13 April 2010).Per tumbuhan ini disebabkan per tumbuhanjumlah pesawat yang juga sangat cepat seiringdengan berdirinya maskapai swasta domestikseperti Lion Air, Batavia Air, Sriwijaya Air, AWAir (yang kemudian menjadi Indonesia Air Asia),Star Air, Indonesian Air, Jatayu Air, Express Air,dll. Dampak positif lain dari deregulasipenerbangan tersebut adalah maskapaiIndonesia akan lebih siap menghadapipersaingan dengan maskapai penerbangan asingapabila Open Sky Policy di wilayah ASEAN mulaidiberlakukan tahun 2015 karena perusahaanpenerbangan domestik sudah terbiasa denganiklim kompetisi yang sangat ketat.

Pertumbuhan jumlah kapasitas tempatduduk yang terjadi akibat bertambahnya jumlahmaskapai dan jumlah pesawat mengakibatkanharga jual tiket menjadi turun sehinggamengakibatkan pertumbuhan jumlah penumpangmeningkat secara tajam sebesar 56% dari tahun2002 ke tahun 2003. Turunnya harga tiketdisebabkan karena sebagian besar airline swasta

yang baru berdiri tersebut mengikuti fenomenayang sedang berkembang hingga saat ini yaitulow cost carrier, karena para pemain barutersebut banyak yang menggunakan pesawat-pesawat yang relatif tua sehingga sangatmemungkinkan untuk menjual tiket dengan hargarelatif murah seperti Lion Air dan Wings Airyang pada awalnya menggunakan pesawat MD-82 produksi tahun 1982; Sriwijaya Air danExpress Air bahkan mengunakan pesawat B737-200 buatan tahun 1976 (Kemenhub).

Per tumbuhan jumlah penumpangtersebut, selain disebabkan oleh turunnya hargajual tiket, juga disebabkan oleh pertumbuhanekonomi Indonesia yang cenderung positif -menurut data World Bank yang mencapai rata-rata 5,29% selama periode 2002-2011 sehinggameningkatkan aktif i tas usaha dan jugameningkatkan daya beli masyarakat untukmembeli t iket pesawat sehinggamengakibatkan beralihnya penumpang darimoda transportasi lainnya seperti kapal laut,bis dan kereta. Hal ini terjadi karena valuedari transportasi udara lebih tinggi nilainyadibandingkan dengan moda transportasi lainnyayaitu harga tiket yang harus dibayarkan olehpenumpang pesawat dibandingkan waktutempuh dengan jarak yang sama jauh lebihsingkat, selain itu transpor tasi udara jugadilengkapi inflight services (meals, readingsmaterial, dll) yang lebih baik.

Dari grafik dibawah ini terlihatbagaimana pertumbuhan jumlah penumpangpenerbangan berjadwal domestik pada periodetahun 2002 hingga 2011, dan diperkirakanpertumbuhan jumlah penumpang masih akanterjadi hingga tahun 2015.

Page 3: ANALISIS PENGARUH TARIF PENERBANGAN, JUMLAH …

Jurnal Bisnis STRATEGI Vol. 22 No. 1 Juli 2013

ANALISIS PENGARUH TARIF PENERBANGAN,JUMLAH PENERBANGAN DAN PENDAPATAN PERKAPITADALAM MENINGKATKAN JUMLAH PENUMPANG

51

Gambar 1.1Grafik Pertumbuhan Penumpang Pesawat Udara Domestik

Di Bandara Ahmad Yani Semarang

Keterangan:JT : Lion Air AW : AW Indonesia AirGA : Garuda Indonesia IW : Wings Air7P : Batavia Air Y6 : Adam airSJ : Sriwijaya Air KP : KalStarRI : Mandala Air MZ : Merpati Airline

Namun ketatnya persaingan antaraperusahaan penerbangan dalam memperebutkanpenumpang mulai mengarah pada persaingantidak sehat. Hal ini diindikasikan dengan adanyaperang harga yang berujung pada berhentiberoperasinya beberapa perusahaanpenerbangan. Perusahaan penerbangan yangtutup tersebut diantaranya adalah perusahaanpenerbangan yang baru berdiri yang belummencapai usia 5 tahun yaitu, Bayu Air (2003),Seulawah Air (2004), Bali Air (2005), AW Air,Indonesian Air, Jatayu Gelang Sejahtera (2006),

Star Air (2006), Linus Air (2008), Adam Air (2008).Bahkan perusahaan yang sudah cukup

lama beroperasi juga tutup yaitu Bouraq Airline(2006) dan yang terbaru adalah Mandala Air,juga mengalami kebangkrutan pada Januari 2010(Data statistik Dephub, 2009). Disamping sisiburuk dari deregulasi industri penerbanganIndonesia, terdapat juga dampak positif terhadapperekonomian Indonesia. Diantaranya, melaluiper tambahan jumlah maskapai dan jumlahpesawat, maka lapangan pekerjaan yangtersedia juga semakin besar.

Page 4: ANALISIS PENGARUH TARIF PENERBANGAN, JUMLAH …

Jurnal Bisnis STRATEGI52 Vol. 22 No. 1 Juli 2013

ANALISIS PENGARUH TARIF PENERBANGAN,JUMLAH PENERBANGAN DAN PENDAPATAN PERKAPITA

DALAM MENINGKATKAN JUMLAH PENUMPANG

Sumber: Boeing

Gambar 1.2Jumlah Kebutuhan Pilot Dunia periode 2005-2025

“Boeing sudah menyebut bahwaarmada jetliner yang terbesar di duniadiprediksi akan naik dua kali lipat dalamwaktu 20 tahun. Prakiraan mereka adalahlebih dari 17,000 pilot baru akan dibutuhsetiap tahun untuk pesawat baru sajayang di-deliver dari tahun 2005 sampai2025.”

Grafik dan pernyataan dari Boeingdiatas menunjukkan bahwa tidak hanyadi Indonesia, namun diseluruh duniakebutuhan tenaga kerja Pilot sangat besarhingga 20 tahun ke depan. Hal ini seiring

dengan pertumbuhan jumlah pesawat milikmaskapai penerbangan yang mengalami trendpeningkatan. Dengan penghasilan USD 12,500-18,500 per bulan, profesi pilot menjadi lapanganpekerjaan yang sangat menarik.

Tidak hanya kebutuhan tenaga pilotsaja, hal yang sama juga terjadi pada kebutuhantenaga teknisi (flight engineer), Flight OperationOfficer (FOO), pramugari (flight attendant), danlapangan pekerjaan ser ta lapangan usahapendukung industri penerbangan udara seperticatering, ground handler, dan lain-lain juga akanmeningkat seiring dengan pertumbuhan jumlahpesawat udara yang digunakan untuk

Page 5: ANALISIS PENGARUH TARIF PENERBANGAN, JUMLAH …

Jurnal Bisnis STRATEGI Vol. 22 No. 1 Juli 2013

ANALISIS PENGARUH TARIF PENERBANGAN,JUMLAH PENERBANGAN DAN PENDAPATAN PERKAPITADALAM MENINGKATKAN JUMLAH PENUMPANG

53

mempercepat laju per tumbuhan ekonomiandisetiap wilayah.

Topologi geografi Indonesia yang terdiridari 17.000 pulau juga sangat mendukungpertumbuhan industri penerbangan Indonesiakarena selain membutuhkan biaya yang lebihmurah dibandingkan membangun infrastrukturtransportasi darat juga membuat akselarasiper tumbuhan ekonomi lebih cepat karenapergerakan penumpang maupun barang jauhlebih cepat apabila menggunakan pesawatudara.

Tidak heran bahwa seluruh kabupatendi Indonesia yang berjumlah sekitar 400kabupaten saling berlomba untuk menyiapkaninfrastruktur transpor tasi udara, seper ti:perpanjangan landasan (runway lenght), instalasipendukung penerbangan malam (night facilities),instrument landing system (ILS), bahkan sampaimembeli pesawat sendiri hingga mendirikanperusahaan penerbangan daerah.

Salah satu pemerintah propinsi telahmendirikan Riau Airline dan mampu beroperasicukup lama dari tahun 2004-2010 walaupunsaat ini sudah mengalami stop operasi namunsempat mengoperasikan 2 unit pesawat jet dan5 unit pesawat propeller.

Pemerintah kabupaten di kawasan timurIndonesia juga tidak ketinggalan dengan membeli3 unit pesawat jet dan 1 unit pesawat propellerdengan nilai investasi ratusan Milyar (BisnisIndonesia, 13 Januari 2009). Melalui kerja sama

operasi dengan salah satu perusahaanpenerbangan domestik berhasil membukaketerisolasian kabupatennya sehinggamempermudah aktivitas para pengusaha,menarik minat para investor dan distribusibarang-barang kebutuhan pokok dan lainnya.

Dari sisi pendapatan per kapita,pendapatan penduduk Indonesia mengalamikemajuan pesat dibanding sejak krisis 1997/1998. Menurut Gubernur BI Darmin Nasution,pendapatan per kapita Indonesia akhir 2011sudah mencapai 3.000 dollar AS, enam kalilipat dari angka masa krisis 1997/1998. Jikaekonomi terus tumbuh dengan stabilitas yangterpelihara, bukan tidak mungkin Indonesia akanmenjadi negara berpenghasilan menengah(upper middle income) dengan pendapatanper kapita 4.000 dollar AS. Seiring dengannaiknya kelas pendapatan masyarakat, makagaya hidup masyarakat pun cenderungberubah; dalam hal ini preferensi masyarakatyang sebelumnya memilih moda transportasimurah dan mudah diperoleh tapi lambat (bis,kapal api, kereta), maka terbuka kemungkinanakan beralih ke moda transpor tasi yangnyaman, aman, cepat namun lebih mahal(pesawat terbang).

Permasalahan dalam penelitian iniadalah turunnya jumlah penumpang penggunajasa bandara Ahmad Yani Semarang PeriodeTahun 2008-2011 seperti dijelaskan pada Tabel1.1 sebagai berikut:

Page 6: ANALISIS PENGARUH TARIF PENERBANGAN, JUMLAH …

Jurnal Bisnis STRATEGI54 Vol. 22 No. 1 Juli 2013

ANALISIS PENGARUH TARIF PENERBANGAN,JUMLAH PENERBANGAN DAN PENDAPATAN PERKAPITA

DALAM MENINGKATKAN JUMLAH PENUMPANG

Tabel 1.1Data Jumlah Penumpang, Jumlah Penerbangan, Tarif Penerbangan dan Pendapatan

Perkapita Bandara Ahmad Yani Periode Tahun 2002-2011

Jumlah penumpang pesawatdiprediksi akan terus bertambah cukup signifikanseiring dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia.Per tumbuhan ekonomi suatu negara akanmeningkatkan pendapatan per kapitamasyarakat, dimana pendapatan per kapitatersebut pada akhirnya akan meningkatkan dayabeli masyarakat. Transportasi pesawat yangdahulu dipandang mahal dan susah terjangkau,akan menjadi pilihan yang rasional seiring naiknyakemampuan daya beli masyarakat.

Permasalahan dalam penelitian inijuga didukung karena adanya research gappengaruh variabel independen terhadap jumlahpenumpang, dimana: (1) Steen dan Sorgard(2012) menyatakan bahwa tarif penerbangantidak mempunyai pengaruh signifikan terhadapjumlah penumpang; sedangkan Toru (2012)menyatakan bahwa tarif penerbanganberpengaruh signifikan terhadap jumlahpenerbangan; (2) Castelli et al., (2012)menyatakan bahwa jumlah penerbangan

mempunyai pengaruh signifikan terhadap jumlahpenumpang, sedangkan Stten dan Sorgard,(2012) menunjukkan bahwa jumlah penerbangantidak berpengaruh signifikan terhadap jumlahpenumpang; (3) Fatah et al., (2009)menunjukkan bahwa pendapatan per kapitamempunyai pengaruh signifikan terhadap jumlahpenumpang, Namun demikian hasil yangberbeda ditunjukkan oleh penelitian yangdilakukan oleh Castelli et al., (2012) yangmenyatakan pendapatan per kapita tidakmempunyai pengaruh signifikan terhadap jumlahpenumpang.

Beberapa penelitian terdahulu telahmencoba meneliti pengaruh pendapatan perkapita, tarif yang harus dibayar dan jumlahketersediaan sarana terhadap jumlah konsumsimasyarakat. Akan tetapi masih terdapat banyakketimpangan di antara penelitian tersebut,sehingga penelitian ini mencoba untuk mengujikembali, dengan rumusan pertanyaan penelitiansebagai berikut :

Page 7: ANALISIS PENGARUH TARIF PENERBANGAN, JUMLAH …

Jurnal Bisnis STRATEGI Vol. 22 No. 1 Juli 2013

ANALISIS PENGARUH TARIF PENERBANGAN,JUMLAH PENERBANGAN DAN PENDAPATAN PERKAPITADALAM MENINGKATKAN JUMLAH PENUMPANG

55

1. Bagaimana pengaruh tarif penerbanganterhadap jumlah penumpang?

2. Bagaimana pengaruh jumlahpenerbangan terhadap jumlahpenumpang?

3. Bagaimana pengaruh pedapatan perkapita terhadap jumlah penumpang?

II. TELAAH PUSTAKA DAN PENGEMBANGANMODELTelaah Pustaka2.1.1. Goal Setting Theory

Beck dan Hillmar (1976) dalam Sekaran(1992) menjelaskan salah satu jenis intervensipengembangan organisasi adalah setting.Proses pelaksanaan soal setting ini merupakanpendekatan terhadap pemahaman manajemenberdasarkan sasaran atau hasil yang membantumemberi pengertian tentang aspek pengelolaanatau manajemen, hasil dan sasaran.

Pengertian goal setting adalah prosespenetapan sasaran atau tujuan dalam bidangpekerjaan, dalam proses goal setting inimelibatkan atasan dan bawahan secarabersama-sama menentukan atau menetapkansasaran atau tujuan-tujuan kerja yang akandilaksanakan tenaga kerjanya sebagaipengemban tugas dalam suatu periode tertentu(Gibson, dkk. 1985 dalam Sekaran, 1992)).Latham den Locke (dalam Sekaran, (1992)menjelaskan bahwa penger tian goal settingadalah suatu gagasan untuk menetapkan.Tenaga kerja melaksanakan suatu pekerjaandimana tugas yang diberikan sudah ditetapkantargetnya atau sasarannya, misalnya untukmencapai kuota yang ditargetkan ataumenyelesaikan sejumlah tugas dengan bataswaktu yang sudah ditentukan. Dalam hal inisasaran (goal) adalah objek dari perbuatan danjika individu menetapkan taktik kemudian berbuatuntuk mencapai sasaran atau tujuannya tersebut,berar ti sasaran atau tujuan ini menentukan

perilaku dalam bekerja. Hersey dan Blanchard(1986) dalam Sekaran (1992), orientasiseseorang menyatakan bahwa perilaku padaumumnya dimotivasi oleh keinginan untukmemperoleh tujuan ter tentu, dan perilaku itupada dasarnya ber tujuan pada objek atausasaran

Penger tian goal setting yangdikemukakan Davis (1981) dalam Sekaran(1992) adalah manajemen penetapan sasaranatau tujuan untuk keberhasilan mencapai kinerja(performance). Lebih lanjut dijelaskan bahwapenerapan penetapan tujuan yang efektifmembutuhkan tiga langkah yaitu: menjelaskanar ti dan maksud penetapan target tersebut,kedua menetapkan target yang jelas, dan yangketiga memberi umpan balik terhadappelaksanaan pekerjaan yang dilakukan. Cascio(1987) dalam Sekaran (1992) menyatakanbahwa goal setting itu didasarkan padapengarahan tingkah laku terhadap suatutujuan.Sasaran atau target bisa ditambah denganmemberi penjelasan atau informasi kepadatenaga kerja bagaimana mengerjakan tugastersebut, serta mengapa sasaran atau tujuantersebut penting dilaksanakan

Pendekatan manajemen berdasarkansasaran ini meliputi perencanaan, pengawasan,penilaian pegawai, serta keseluruhan sistemkinerja yang ada dalam organisasi. Prosedurumum dalam manajemen berdasarkan sasaranini yang paling utama adalahmengidentifikasikan bagian-bagian kuncikeberhasilan, sehingga dapat berpengaruhterhadap keseluruhan performance organisasimisalnya volume penjualan, hasil keluaran(production output), maupun kualitas layanan,dengan demikian pengukuran kinerja(performance) dapat ditentukan (Luthans, 1981)dalam Sekaran (1992).

Gibson dkk, (1985) dalam Sekaran(1992) menggambarkan penerapan goal setting

Page 8: ANALISIS PENGARUH TARIF PENERBANGAN, JUMLAH …

Jurnal Bisnis STRATEGI56 Vol. 22 No. 1 Juli 2013

ANALISIS PENGARUH TARIF PENERBANGAN,JUMLAH PENERBANGAN DAN PENDAPATAN PERKAPITA

DALAM MENINGKATKAN JUMLAH PENUMPANG

dari perspektif manajemen. Langkah-langkahnyaadalah (1) diagnosis kesiapan, misalnya apakahtenaga kerja, organisasi dan teknologi sesuaidengan program goal setting; (2)mempersiapkan tenaga kerja berkenaan denganinteraksi antara individu, komunikasi, pelatihan(tranning) dan perencanaan; (3) penekanan padasasaran yang harus diketahui dan dimengertioleh manajer dan bawahannya; (4)mengevaluasi tindak lanjut untuk penyesuaiansasaran yang ditentukan; (5) tinjauan akhir untukmemeriksa cara pengerjaan dan modifikasi yangditentukan. Strauss dan Sayless (1981) dalamSekaran (1992) menjelaskan bahwa prosedurmanajemen berdasarkan sasaran memberikesempatan kepada tenaga kerja untuk membuatpenilaiannya sendiri mengenai hasil-hasiloperasi, artinya jika ia membicarakan hasil makasebenarnya individu tersebut menilai dirinyasendiri dan mungkin sekali mendapatkanwawasan mendalam bagaimana ia harusmemperbaiki sikapnya. cara-caranya ataukelakuannya.

2.2. Jumlah Penumpang Jumlah penumpang memberikan

gambaran tentang pelanggan suatu perusahaan,mempertimbangkan apa yang diinginkan, danpercaya bahwa penumpang memperolehmanfaat dari suatu produk (Woodruff, 1997).William A. Band (1991) melihat perlunya lintasfungsional dalam sebuah perusahaan, yaitupemasaran, operasi dan sumber daya manusiasebagai prasyarat dalam mengelola customervalue. Elemen mengelola hubungan denganpelanggan dan mengelola persepsi nilai adalahtugas dari fungsi pemasaran, elemenmeningkatkan kemampuan para karyawansebagai value creator adalah tugas darimanajemen sumber daya manusia, sedangkanelemen meningkatkan kinerja kualitas adalahtugas dari fungsi operasi (Sinkula et al, 1997).

Dari beberapa hasil penelitian yang telahdilakukan oleh beberapa peneliti diperoleh definisitentang jumlah penumpang. Jumlah penumpangmerupakan keseluruhan pelanggan yangmenggunakan jasa perusahaan tentangkegunaan suatu produk yang berdasar padapersepsi tentang apa yang diterima dan apayang diberikan (Zeithami, 1987). Persepsipembeli tentang nilai yang menggambarkansebuah perbandingan antara kualitas ataukeuntungan yang mereka rasakan dalam produkdengan pengorbanan yang mereka rasakanketika membayar harga produk.

Jumlah penumpang merupakankuantitas yang dirasakan pelanggan yangdisesuaikan dengan harga relatif dari produkyang dihasilkan oleh suatu perusahaan (Slaterdan Narver, 1994, p.23). Dengan banyaknyapenumpang atau pelanggan, kita mengartikanikatan emosional yang terbentuk antarapelanggan dan produsen setelah pelangganmenggunakan suatu produk atau jasa pentingyang diproduksi oleh produsen dan menemukanproduk tersebut memberikan suatu tambahannilai (Butz dan Goodstein, 1996). Ukuran jumlahpenumpang adalah jumlah orang yang naikpesawat.

2.3. Tarif PenerbanganTarif adalah sejumlah nilai yang

ditukarkan konsumen yang mengambil manfaatdari memiliki atau menggunakan produk ataujasa yang nilainya ditetapkan oleh pembeli danpenjual melalui tawar- menawar, atau ditetapkanoleh penjual untuk satu harga yang samaterhadap semua pembeli (Toru, 2012).

Tarif penerbangan adalah biaya yangharus ditanggung oleh penumpang dalammenggunakan layanan penerbangan. Hubunganantara variabel jumlah penumpang (PAX) dantarif penerbangan (FARE) diduga memilikihubungan negatif atau berlawanan karena

Page 9: ANALISIS PENGARUH TARIF PENERBANGAN, JUMLAH …

Jurnal Bisnis STRATEGI Vol. 22 No. 1 Juli 2013

ANALISIS PENGARUH TARIF PENERBANGAN,JUMLAH PENERBANGAN DAN PENDAPATAN PERKAPITADALAM MENINGKATKAN JUMLAH PENUMPANG

57

sesuai dengan hukum permintaan, apabila terjadikenaikan biaya, maka permintaan akan barang/jasa tersebut akan menurun.

Dalam menetapkan tarif, faktor- faktoryang berpengaruh dalam penetapan tariftersebut, yaitu:

1. Biaya menjadi batas bawah2. Tarif pesaing dan tarif barang

pengganti menjadi titik orientasi yangperlu dipertimbangkan perusahaan.

3. Penilaian pelanggan terhadap tampilanproduk yang unik dari penawaranperusahaan menjadi batas atas tarifharga.

Setelah mempertimbangakan faktor-faktor tersebut, maka perusahaan baru akanmemecahkan masalah penetapan harga inidengan menggunakan metode penetapan harga.Kotler (1997) menyatakan macam- macampenetapan tarif sebagai berikut:

1. Penetapan Harga Mark-UpMetode ini merupakan metodepenetapan harga paling dasar, yaitudengan menambahkan mark-upstandar pada biaya produk. Besarnyamark-up sangat bervariasi diantaraberbagai barang. Mark-up umumnyalebih tinggi untuk produk- produkmusiman, produk khusus, produk yangpenjualannya lambat dan produk yangpermintaannya tidak elastis.

2. Penetapan Harga Berdasarkan SasaranPengembalian (target-return pricing)Perusahaan menentukan hargaberdasarkan biaya lainnya, atauperusahaan menentukan harga yangakan menghasilkan tingkatpengembalian atas investasi (ROI)yang diinginkan. Konsep harga inimenggunakan konsep bagan pulangpokok yang menunjukan total biaya

(penjumlahan biaya tetap dan biayavariabel) dan jumlah pendapatan yangdiinginkan.

3. Penetapan Harga Berdasarkan Nilaiyang Dipersepsikan (perceived value)Metode ini perusahaan menetapkanharga produk bukan berdasarkan biayapenjual yang terkadang terlalu tinggiatau terlalu rendah, melainkan daripersepsi konsumen. Kunci dalammetode ini adalah dengan secaraakurat menentukan persepsi pasaratas nilai penawaran. Riset pasardibutuhkan untuk membentuk persepsinilai pasar sebagai panduan penetapanharga yang efektif.

4. Penetapan Harga Nilai (Value Pricing)Perusahaan dalam metode inimenetapkan yang cukup rendah untukpenawaran bermutu tinggi. Penetapanharga nilai menyatakan bahwa hargaharus mewakili suatu penawaranbernilai tinggi bagi konsumen.Penetapan Harga Sesuai Harga Berlaku(going- rate pricing)Dalam metode ini perusahaan kurangmemperhatikan biaya ataupermintaannya sendiri tetapimendasarkan harganya terutama padaharga pesaing. Perusahaan dapatmengenakan harga yang sama, lebihtinggi, lebih rendah dari pesaingnya.Metode ini cukup populer, apabilabiaya sulit untuk diukur atau tanggapanpesaing tidak pasti.

5. Penetapan Harga Penawaran Tertutup.Perusahaan menentukan harganyaberdasarkan perkiraannya tentangbagaimana pesaing akan menetapkanharga dan bukan berdasarkanhubungan yang kaku dengan biayaatau permintaan perusahaan. Dalam

Page 10: ANALISIS PENGARUH TARIF PENERBANGAN, JUMLAH …

Jurnal Bisnis STRATEGI58 Vol. 22 No. 1 Juli 2013

ANALISIS PENGARUH TARIF PENERBANGAN,JUMLAH PENERBANGAN DAN PENDAPATAN PERKAPITA

DALAM MENINGKATKAN JUMLAH PENUMPANG

metode ini, penetapan harga yangkompetitif umum digunakan jikaperusahaan melakukan penawaranter tutup atas suatu proyek (Toru,2012).Dalam literatur ilmu ekonomi secara

jelas menunjukkan bahwa tarif merupakan salahsatu faktor yang penting yang harusdiper timbangkan dalam mengembangkanstrategi. Dalam banyak kasus, harga merupakanvariabel keputusan yang paling penting yangdiambil oleh pelanggan karena berbagai alasan.Tarif merupakan sejumlah uang atau barangatau jasa yang ditukar pembeli untuk beranekaproduk atau jasa yang disediakan penjual.Sedangkan menurut Steven dan Wiesberg (2007)menyatakan tarif merupakan pengorbananekonomis yang dilakukan pelanggan untukmemperoleh produk atau jasa. Selain itu hargaadalah suatu faktor penting bagi konsumendalam mengambil keputusan untuk melakukantransaksi atau tidak. Sehingga dapat disimpulkanbahwa tarif adalah sejumlah uang yang telahditentukan perusahaan sebagai imbalan barangatau jasa yang diperdagangkan dan sesuatuyang lain yang diadakan perusahaan untukmemuaskan keinginan konsumen.

2.4 Jumlah Penerbangan Jumlah penerbangan adalah hasil

dari serangkaian kegiatan perusahaan airlinesmerupakan dampak dari peran seluruh bagiandalam organisasi. Kualitas hubungan adalahsuatu konstruk yang mencerminkan ukuransecara keseluruhan iklim hubungan di dalamperusahaan (Castelli et al., 2012). Jumlahpenrbangan adalah sebagai suatu yang ingindicapai oleh perusahaan penerbangan yaitukemampuan perusahaan dalam mengefektitkanperusahaan, meningkatkan pangsa pasar sertaprofitabilitas.

Jumlah penerbangan merupakankonsep untuk mengukur prestasi pemasaransuatu jasa penerbangan. Kinerja penjualanmerupakan konstruk (faktor) yang umumdigunakan untuk mengukur hasil dari seluruhstrategi perusahaan penerbangan. Oleh karenaitu ukuran yang sebaiknya digunakan adalahukuran yang bersifat activity based measureyang dapat menjelaskan aktivitas-aktivitaspemasaran yang menghasilkan jumlahpenerbangan tersebut.

Setiap perusahaan harus berkompetisiuntuk memenangkan persaingan, dan untukmenang perusahaan harus memiliki nilai tambahdalam mencari pelanggan. Castelli et al., (2012)yang harus dilakukan oleh perusahaan adalahmemikirkan dan memelihara hal-hal dasar dalamkeunggulan bersaing, kemudian perbaikanreputasi untuk memperkuat posisi perusahaandalam pasar.

Stten dan Sorgard, (2012) bahwa untukmencapai jumlah penerbangan yang baik dalamlingkungan persaingan, maka yang harusdilakukan oleh perusahaan adalah merancangkeunggulan kompetitif yang berkesinambungan.Stten dan Sorgard, (2012) menegaskan bahwakemampuan untuk mengembangkan danmenciptakan kesuksesan produk diidentifikasikansebagai penentu utama pencapaian jumlahpenerbangan yang diharapkan perusahaan.Jumlah penerbangan ini diukur banyaknyamaskapai yang yang melakukan aktivitaspenerbangan.

2.5. Pendapatan Per Kapita

Salah satu indikator penting untukmengetahui kondisi ekonomi di suatu negaradalam suatu periode ter tentu adalah datapendapatan perkapita, baik atas dasar hargaberlaku maupun atas dasar harga konstan.

Page 11: ANALISIS PENGARUH TARIF PENERBANGAN, JUMLAH …

Jurnal Bisnis STRATEGI Vol. 22 No. 1 Juli 2013

ANALISIS PENGARUH TARIF PENERBANGAN,JUMLAH PENERBANGAN DAN PENDAPATAN PERKAPITADALAM MENINGKATKAN JUMLAH PENUMPANG

59

Pendapatan perkapita mengukur semuapendapatan atas barang dan jasa yang bersifatfinal, yaitu seluruh nilai produksi barang danjasa dalam perekonomian dalam jangka waktutertentu yang dihasilkan dalam batas wilayahnegara tertentu (Fatah et al., 2009).

Pendapatan perkapita ini meliputi semuabarang dan jasa yang dihasilkan dalam wilayahsuatu negara termasuk yang dihasilkan olehPMA (Penanaman Modal Asing). Pendapatanperkapita dapat dibagi atas dua ukuran yaitunominal GDP dan real GDP. Nominal GDP adalahPerubahan GDP yang dihitung berdasarkan hargayang berlaku pada masing-masing tahunperhitungan GDP yang bersangkutan. Real GDPadalah GDP yang dihitung dengan menggunakanharga konstan yang ditentukan pada tahuntertentu. Tahun dimana harga-harga barang danjasa dijadikan patokan atau dasar untukmelakukan perhitungan ini disebut Tahun Dasar.Pertumbuhan ekonomi suatu negara biasanyadipahami sebagai laju atau tingkat pertumbuhanreal GDP (Fatah et al., 2009).

Pengaruh antar Variabel2.6.1. Pengaruh Tarif Penerbangan terhadapJumlah Penumpang

Konsumen cenderung untuk membelipada tarif yang relatif lebih murah. Umumnyamereka tidak memperhatikan kelebihan-kelebihan dari produk, tetapi hanya mencaritarif yang mempunyai perbedaan yang tinggi.Sampai saat ini, kebanyakan konsumen yangmemiliki pendapatan yang lebih rendah adalahkonsumen yang memperhatikan price dalammengambil keputusan. Untuk itu umunya merekaakan berusaha mencari informasi tentang tarifdan proses seleksi yang tinggi (Shibin et al.,2007).

Tarif penerbangan adalah biaya yangharus ditanggung oleh penumpang dalammenggunakan layanan penerbangan. Hubungan

antara variabel jumlah penumpang (PAX) dantarif penerbangan (FARE) diduga memilikihubungan negatif atau berlawanan karenasesuai dengan hukum permintaan, apabila terjadikenaikan biaya, maka permintaan akan barang/jasa tersebut akan menurun. Hasil penelitianini didukung Toru (2012) menyatakan bahwatarif penerbangan berpengaruh signifikan negatifterhadap jumlah penerbangan. Logikanya adalahtarif penerbangan yang tinggi akan menurunkanminat penumpang untuk menggunakan jasapenerbangan, karena biayanya yang mahal.

H1 : Tarif penerbangan berpengaruh negatifterhadap jumlah penumpang

2.6.2. Pengaruh Jumlah Penerbanganterhadap Jumlah Penumpang

Castelli et al., (2012) mengungkapkanbahwa jumlah penerbangan akan diukur denganmenggunakan banyak jadwal penerbangan untuklebih menyatakan kegiatan pemasaran. Castelliet al., (2012) menyatakan bahwa jumlahpenerbangan dapat diukur dengan adanyapeningkatan volume penerbangan, pertumbuhanpelanggan dan keuntungan perusahaan. Jumlahpenerbangan merupakan hasil yang dicapai olehperusahaan dimana sebelumnya produk yangdijual tersebut sukses atau tidak dipasaran.

Jumlah penerbangan (FREQ) adalahtotal banyaknya jadwal penerbangan yangdilakukan maskapai pesawat setiap tahunnya.Semakin banyak jumlah penerbanganmemungkinkan jumlah penumpang (PAX) yangdiangkut akan meningkat jumlahpenumpangnya. Hasil penelitian ini didukungpenelitian terdahulu yang dilakukan oleh Castelliet al., (2012) menyatakan bahwa jumlahpenerbangan mempunyai pengaruh signifikanterhadap jumlah penumpang. Diduga ke duavariabel ini memiliki hubungan yang positif,sehingga dapat diambil hipotesis sebagai berikut:

Page 12: ANALISIS PENGARUH TARIF PENERBANGAN, JUMLAH …

Jurnal Bisnis STRATEGI60 Vol. 22 No. 1 Juli 2013

ANALISIS PENGARUH TARIF PENERBANGAN,JUMLAH PENERBANGAN DAN PENDAPATAN PERKAPITA

DALAM MENINGKATKAN JUMLAH PENUMPANG

H2 : Jumlah penerbangan berpengaruh positifterhadap jumlah penumpang

2.6.3. Pengaruh Pendapatan per Kapitaterhadap Jumlah Penumpang

Laju pertumbuhan ekonomi adalahsuatu proses kenaikan output perkapita jangkapanjang. Penekanan pada proses karenamengandung unsur dinamis, perubahan danperkembangan. Oleh karena itu pemakaianindikator pertumbuhan ekonomi akan dilihatdalam kurun waktu tertentu. Misalnya Pelitaatau periode ter tentu tapi dapat pula secaratahun. Salah satu pendekatan yang dapatdigunakan untuk menghitung pendapatanmasyarakat suatu negara, adalah denganmenghitung PDB (Pendapatan Domestik Bruto).PDB adalah nilai barang dan jasa yang dihasilkanoleh seluruh masyarakat suatu negara (termasukwarga negara asing) (Fatah et al., 2009).

Pendapatan per kapita penduduk (INC)adalah jumlah total produksi bruto suatu negaratiap tahun dibagi dengan jumlah penduduk.Apabila terjadi peningkatan pada pendapatanper kapita, maka jumlah penumpang (PAX)kemungkinan juga akan meningkat karena dayabeli dari penumpang semakin besar. Fatah etal., (2009) menunjukkan bahwa pendapatan perkapita mempunyai pengaruh signifikan positifterhadap jumlah penumpang. Diduga ke duavariabel ini memiliki hubungan yang positif,sehingga dapat diambil hipotesis sebagai berikut:

H3 : Pendapatan per kapita berpengaruh positifterhadap penumpang pesawat

2.7. Penelitian TerdahuluToru (2012) menyatakan bahwa Tarif

penumpang dan jumlah penerbanganmempunyai peranan yang besar dalammeningkatkan jumlah penumpang. Hasil

penelitian Toru (2012) menunjukkan bahwa tarifpenumpang yang tinggi menurunkan jumlahpenumpang, hasil penelitian yang sama jugaditemukan pada variabel jumlah penerbanganyang semakin banyak maka jumlah penumpangmenurun.

Castelli et al., (2012) menelitipreferensi penumpang transportasi udara. Hasilpenelitian menunjukkan bahwa jumlahpenerbangan berpengaruh negatif terhadaptingkat penjualan walaupun penumpangditawarkan atribut pelayanan lainnya seperti:meals, inflight entertainment, booking channeldan booking flexibility. Preferensi terhadapjumlah penerbangan ini sangat mempengaruhikeinginan masyarakat untuk menggunakantransportasi udara.

Fatah et al., (2012) menyatakan bahwapendapatan perkapita mempunyai peranan yangbesar dalam meningkatkan jumlah penumpang.Hasil penelitian Fatah et al., (2012) menunjukkanbahwa pendapatan perkapita yang tinggimeningkatkan jumlah penumpang. Jumlahpenerbangan sebagai faktor produksi ataukapasitas terpasang dan pendapatan per kapitajuga sangat mempengaruhi jumlah penumpangsecara positif. Pengaruh positif ini terjaditerutama pada pasar industri penerbangan yangmasih dalam tahap pertumbuhan seperti yangsedang dialami saat ini di Indonesia, Cina, Indiadan Rusia.

Li dan Serguei, (2012) menunjukkanbahwa tarif penerbangan mempengaruhi jumlahpenumpang, dimana fakta yang memperlihatkanmengapa low cost carrier dapat berkembangdengan cepat dalam merebut pasar dari modatransportasi lainnya sehingga pada akhirnyamengakibatkan per tumbuhan penumpangindustri penerbangan yang signifikan.

Penelitian terdahulu yang mendukungpenelitian ini dapat dijelaskan pada Tabel 2.1sebagai berikut:

Page 13: ANALISIS PENGARUH TARIF PENERBANGAN, JUMLAH …

Jurnal Bisnis STRATEGI Vol. 22 No. 1 Juli 2013

ANALISIS PENGARUH TARIF PENERBANGAN,JUMLAH PENERBANGAN DAN PENDAPATAN PERKAPITADALAM MENINGKATKAN JUMLAH PENUMPANG

61

Tabel 2.1:Penelitian Terdahulu

2.8. Kerangka Pemikiran TeoritisJumlah penumpang pesawat diprediksi

akan terus bertambah cukup signifikan seiringdengan per tumbuhan ekonomi Indonesia.Per tumbuhan ekonomi suatu negara akanmeningkatkan pendapatan per kapitamasyarakat, dimana pendapatan per kapitatersebut pada akhirnya akan meningkatkan daya

beli masyarakat. Transportasi pesawat yangdahulu dipandang mahal dan susah terjangkau,akan menjadi pilihan yang rasional seiring naiknyakemampuan daya beli masyarakat. Beberapapenelitian terdahulu telah mencoba menelitipengaruh pendapatan per kapita, tarif yangharus dibayar dan jumlah ketersediaan saranaterhadap jumlah konsumsi masyarakat.

Page 14: ANALISIS PENGARUH TARIF PENERBANGAN, JUMLAH …

Jurnal Bisnis STRATEGI62 Vol. 22 No. 1 Juli 2013

ANALISIS PENGARUH TARIF PENERBANGAN,JUMLAH PENERBANGAN DAN PENDAPATAN PERKAPITA

DALAM MENINGKATKAN JUMLAH PENUMPANG

Gambar 2.1Kerangka Pikir Teoritis

2.9. Perumusan HipotesisBerdasarkan telaah pustaka, maka

hipotesis dalam penelitian ini dapat dirumuskansebagai berikut:H1 : Terdapat hubungan yang negatif antara

tarif penerbangan dengan jumlahpenumpang pesawat.

H2 : Terdapat hubungan yang positif antarajumlah penerbangan dengan jumlahpenumpang pesawat.

H3 : Terdapat hubungan positif antarapendapatan per kapita dengan jumlahpenumpang pesawat.

III. METODE PENELITIANPopulasi dalam penelitian ini adalah

data penerbangan dari 2002-2011. Teknik yang

digunakan dalam pengambilan sampel dalampenelitian ini adalah purposive sampling.Pengumpulan data menggunakan data pooling.Data dianalisis dengan menggunakan regresidalam program SPSS.

IV. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN4.1. Analisis Regresi dan PengujianHipotesis4.1.1. Pengujian Secara Serentak (Overall)

Hasil pengujian uji F yang mengujimodel yang memiliki estimasi F sebesar 3,963dengan signifikansi 0,010. Hal inimengindikasikan bahwa ada pengaruh secarasimultan variabel independen terhadap jumlahpenumpang atau bisa dikatakan model layakuntuk diteliti (goodness of fit).

Page 15: ANALISIS PENGARUH TARIF PENERBANGAN, JUMLAH …

Jurnal Bisnis STRATEGI Vol. 22 No. 1 Juli 2013

ANALISIS PENGARUH TARIF PENERBANGAN,JUMLAH PENERBANGAN DAN PENDAPATAN PERKAPITADALAM MENINGKATKAN JUMLAH PENUMPANG

63

Tabel 4.1Hasil Uji F

4.1.2. Koefisien DeterminasiKoefisien determinasi merupakan

penunjuk mengenai besarnya pengaruh variabelbebas terhadap variabel terikatnya. Nilaikoefisien determinasi ditunjukkan dengan nilaiadjusted R2. Hasil penelitian ini memberikanhasil nilai adjusted R2 sebesar 0,308. Hal ini

Tabel 4.2Koefisien Determinasi

mengindikasikan bahwa 30,8% jumlahpenumpang dapat dijelaskan oleh tarifpenerbangan, jumlah penerbangan, danpendapatan per kapita sedangkan selebihnya69,2% jumlah penumpang dipengaruhi olehvariabel lainnya yang tidak termasuk dalammodel ini.

4.1.3. Analisis RegresiBerdasarkan perhitungan regresi

berganda antara tarif penerbangan, jumlahpenerbangan, dan pendapatan per kapita,

Tabel 4.3Ringkasan Hasil Perhitungan Regresi Linear Berganda

terhadap jumlah penumpang denganmenggunakan program SPSS dalam prosesperhitungannya dapat diperoleh hasil sebagaiberikut:

Page 16: ANALISIS PENGARUH TARIF PENERBANGAN, JUMLAH …

Jurnal Bisnis STRATEGI64 Vol. 22 No. 1 Juli 2013

ANALISIS PENGARUH TARIF PENERBANGAN,JUMLAH PENERBANGAN DAN PENDAPATAN PERKAPITA

DALAM MENINGKATKAN JUMLAH PENUMPANG

Hasil tersebut dapat disajikan dalampersamaan regresi linier bentuk standardizedsebagai berikut :LnPAX = 0,436 LnFREQ - 0,013 LnFARE +0,443 LnINC

Persamaan regressi menggunakan nilaibeta standardized karena variabel dalampenelitian ini memiliki satuan yang tidak samasehingga nilainya perlu distandarisasikan dulu.Hasil persamaan regresi berganda tersebutdiatas menunjukkan bahwa Perubahan FREQnaik 1 % maka Perubahan PAX naik 0,436 % ,Perubahan FARE naik 1 % maka perubahanPAX turun 0,013 % , Perubahan INC naik 1 %maka perubahan PAX naik 0,443% , koefisienvariabel pendapatan per kapita bertanda positif.Hal memberikan arti bahwa pendapatan perkapita yang meningkat, maka jumlah penumpangakan semakin meningkat.

Namun demikian untuk mengujikemaknaan pengaruh dari masing-masingvariable bebas tersebut dapat diuji sebagaiberikut :

1. Uji Hipotesis pengaruh perubahan TarifPenerbangan terhadap perubahanJumlah PenumpangHasil perhitungan yang diperoleh darit hitung variabel tarif penerbanganterhadap jumlah penumpang adalahsebesar -0,045 dan dengan signifikansisebesar 0,964. Nilai signifikansi t =-0,045 lebih besar 0,05, menandakanbahwa tarif penerbangan tidakmempunyai pengaruh terhadap jumlahpenumpang. Dengan demikian dapatdisimpulkan bahwa H1 ditolak.

2. Uji Hipotesis pengaruh prubahanJumlah Penerbangan terhadapperubahan Jumlah PenumpangHasil perhitungan yang diperoleh darit hitung variabel jumlah penerbanganterhadap jumlah penumpang adalah

sebesar 2,302 dan dengan signifikansisebesar 0,023. Nilai signifikansi t =0,023 < 0,05, menandakan bahwajumlah penerbangan mempunyaipengaruh positif terhadap jumlahpenumpang. Dengan demikian dapatdisimpulkan bahwa H2 diterima .

3. Uji Hipotesis pengaruh perubahanPendapatan per Kapita terhadapperubahan Jumlah PenumpangHasil perhitungan yang diperoleh darit hitung variabel pendapatan per kapitaterhadap jumlah penumpang adalahsebesar 2,486 dan dengan signifikansisebesar 0,020. Nilai signifikansi t =0,020 < 0,05, menandakan bahwapendapatan per kapita mempunyaipengaruh terhadap jumlah penumpang.Dengan demikian dapat disimpulkanbahwa H3 diterima.

4.2. PembahasanVariable Tarif penerbangan adalah biaya

yang harus ditanggung oleh penumpang dalammenggunakan layanan penerbangan. Konsumencenderung untuk membeli pada tarif yang relatiflebih murah. Umumnya mereka tidakmemperhatikan kelebihan-kelebihan dari produk,tetapi hanya mencari tarif yang mempunyaiperbedaan yang tinggi. Sampai saat ini,kebanyakan konsumen yang memilikipendapatan yang lebih rendah adalah konsumenyang memperhatikan price dalam mengambilkeputusan..

Perbedaan harga antar individu (cross-individual price differences) akibat adanya seatinventory control akan berpengaruh padakepuasan konsumen. Perbedaan harga yang(tidak) disukai akan mengakibatkan ke-(tidak)-puasan konsumen.Maksudnya secara statistikterbukti bahwa unfavorable price difference akan

Page 17: ANALISIS PENGARUH TARIF PENERBANGAN, JUMLAH …

Jurnal Bisnis STRATEGI Vol. 22 No. 1 Juli 2013

ANALISIS PENGARUH TARIF PENERBANGAN,JUMLAH PENERBANGAN DAN PENDAPATAN PERKAPITADALAM MENINGKATKAN JUMLAH PENUMPANG

65

mengakibatkan ketidakpuasan penumpang danterbukti pula favorable price difference akanmengakibatkan kepuasan penumpang.

Ketika penumpang mengetahui bahwapenumpang lain mendapatkan tiket dengan hargayang lebih murah daripada tiket yang Iadapatkan, maka kepuasannya akan tercederaikarena merasa bahwa value yang Ia dapatkanlebih kecil daripada yang didapatkan olehpenumpang lain. Sebaliknya ketika penumpangmengetahui bahwa penumpang lainmendapatkan tiket dengan harga yang lebihmahal daripada tiket yang Ia dapatkan, makakepuasannya juga akan meningkat. Perbedaanharga antar individu yang tidak disukai(unfavorable) akan menghasilkan responkepuasan yang lebih nyata dibandingkanperbedaan harga yang disukai (favorable)..Respon kepuasan akibat tidak adanyaperbedaan harga antar individu tidak sama untuksetiap kelas pemesanan (booking class).

Variable Jumlah penumpang merupakankeseluruhan pelanggan yang menggunakan jasaperusahaan tentang kegunaan suatu produkyang berdasar pada persepsi tentang apa yangditerima dan apa yang diberikan (Zeithami,1987). bahwa jumlah penerbangan akan diukurdengan menggunakan banyak jadwalpenerbangan untuk lebih menyatakan kegiatanpemasaran. Castelli et al., (2012) menyatakanbahwa jumlah penerbangan dapat diukur denganadanya peningkatan volume penerbangan,

per tumbuhan pelanggan dan keuntunganperusahaan. Jumlah penerbangan merupakanhasil yang dicapai oleh perusahaan dimanasebelumnya produk yang dijual tersebut suksesatau tidak dipasaran.

Penumpang yang mengalami penundaanwaktu naik pesawat (denied boarding)mengalami efek negarif terhadap kepuasannyawalau telah diterapkan service recovery.

Maksudnya secara statistik terbuktibahwa penumpang yang mengalami deniedboarding akan mengalami kepuasan yang negatif(walau telah diterapkan service recovery).Penumpang yang mengalami denied boardingakan mengalami kekecewaan (ketidakpuasan)walaupun airline memberikan kompensasikepada penumpang untuk memenuhi kewajibanperundang-undangan sekaligus sebagai servicerecovery .

Variable Pendapatan perkapita mengukursemua pendapatan atas barang dan jasa yangbersifat final, yaitu seluruh nilai produksi barangdan jasa dalam perekonomian dalam jangkawaktu ter tentu yang dihasilkan dalam bataswilayah negara ter tentu (Fatah et al., 2009).Pendapatan per kapita penduduk (INC) adalahjumlah total produksi bruto suatu negara tiaptahun dibagi dengan jumlah pendu.duk. Apabilaterjadi peningkatan pada pendapatan per kapita,maka jumlah penumpang (PAX) kemungkinanjuga akan meningkat karena daya beli daripenumpang semakin besar.

Page 18: ANALISIS PENGARUH TARIF PENERBANGAN, JUMLAH …

Jurnal Bisnis STRATEGI66 Vol. 22 No. 1 Juli 2013

ANALISIS PENGARUH TARIF PENERBANGAN,JUMLAH PENERBANGAN DAN PENDAPATAN PERKAPITA

DALAM MENINGKATKAN JUMLAH PENUMPANG

DAFTAR PUSTAKA

Case, Karl E. & Fair, Ray C. (2007) Principles of Economics, Prentice Hall

Delft University of Technology The Netherlands. (2012) Air Transport and Operations Proceedingsof The Third International Air Transport and Operations Symposium, IOS Press BV.Netherlands.

Forecasts, Journal compilation, Decision Sciences Volume 38 Number 2, p309-327

Gujarati, Damodar N dan Porter, Dawn C. (2010) Essentials of Econometrics, McGraw HillInternational Indonesia strategi for open sky kemitraan Indonesia dengan Australia,2012, Jakarta

L.Castelli et al. (2012) The Impact of Airlines’ Collaboration in Air Traffic Flow Management, IOSPress BV Amsterdam, Netherlands

Li Jun & Netessine Serguei, Partnering with Competitors - Effects of Alliances on Airline Entryand Capacity Decisions

Mukhopadhyay Somnath, et all (2007), Improving Revenue Management Decision Making forAirlines by Evaluating Analyst-Adjusted Passenger Demand Keputusan MenteriPerhubungan Nomor 26 tahun 2010

Nachrowi, D. Nachrowi dan Usman, Hardius (2006) Pendekatan Populer dan Praktis Ekonometrikauntuk Analisis Ekonomi dan Keuangan, Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi

Pindyck , Robert S. & Rubenfeld, Daniel L. (2005) Microeconomics, Prentice Hall

Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 1995 tentang Angkutan Udara

Statistik dari Kementerian Perhubungan Direktorat Jenderal Aungkutan Udara dari berbagai tahun

Toru (2012) Managing the Future Suply Chain: Current Concepts and Solutions for Reliabilityand Robustness. Josef Eul Verlag GmbH, Lohmar – Koln. Netherlands.

Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan

Wiranta, Sukarna. (2009) Dampak perdagangan internasional terhadap pertumbuhan ekonominasional: kasus kawasan perdagangan bebas ASEAN (AFTA) dan segitiga pertumbuhan(IMT-GT, IMS-GT, dan BIMP-EAGA). Jakarta, Indonesia