ANALISIS MANFAAT EKONOMI OBJEK WISATA PLTD APUNG …

8
Jurnal Ilmiah Mahasiswa (JIM) ISSN.2549-836302 Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unsyiah Vol. 2 No. 4 November 2017: 671-678 671 ANALISIS MANFAAT EKONOMI OBJEK WISATA PLTD APUNG KOTA BANDA ACEH Muhammad Farhan 1* , Fikriah 2 Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Syiah Kuala 1) Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Syiah Kuala BandaAceh, email: [email protected] 2) Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Syiah Kuala Banda Aceh, email : [email protected] Abstract This research aims at finding out how much the contribution of the tourism sector to the economic growth of the society (GRDP) Banca Aceh City and how the economic benefits generated from the tourist attraction PLTD Apung Banda Aceh City to the surrounding society. The analysis model used in this research consisted of simple linear regression analysis and chi square crosstab analysis. The results of this research showed that the correlation between the locally-generated revenue of tourism sector and GRDP is very significant where the magnitude of the influence of locally-generated revenue of tourism sector to GRDP is 99.60%.Meanwhile, based on the results of analysis by using chi square crosstab to the benefits of the existence of the PLTD Apung showed that the characteristics of the age indicator and education level have significant correlation, but the characteristics of the gender indicator are not significant. Thus, with many tourists coming from either domestic and abroad, sustainable maintenance should be applied to the existing tourist attractions so that the benefits of the tourist attractions can be attained. Keywords: Tourist Attraction, Economic Benefits, Locally-generated Revenue of TouristSector, City’s GRDP Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar kontribusi sektor pariwisata terhadap pertumbuhan ekonomi masyarakat (PDRB) Kota Banda Aceh serta bagaimana manfaat ekonomi yang ditimbulkan dari objek wisata PLTD Apung Kota Banda Aceh terhadap masyarakat sekitar. Model analisis yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari analisis regresi linier sederhana dan analisis chi square crosstab. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hubungan antara PAD sektor pariwisata dengan PDRB sangat signifikan dimana besarnya pengaruh PAD sektor pariwisata terhadap PDRB sebesar 99,60%, sedangkan berdasarkan hasil chi square crosstab terhadap manfaat keberadaan PLTD Apung menunjukkan bahwa karakteristik pada indikator usia dan tingkat pendidikan mempunyai hubungan signifikan, hanya karakteristik pada indikator jenis kelamin yang tidak signifikan. Dengan banyaknya wisatawan yang datang baik dari dalam atau luar negeri diharapkan objek wisata yang sudah ada dilakukan pemeliharaan yang berkelanjutan sehingga objek wisata tersebut dapat diperoleh manfaat. Kata Kunci: Objek Wisata, Manfaat Ekonomi, PAD Sektor Pariwisata, PDRB Kota

Transcript of ANALISIS MANFAAT EKONOMI OBJEK WISATA PLTD APUNG …

Page 1: ANALISIS MANFAAT EKONOMI OBJEK WISATA PLTD APUNG …

Jurnal Ilmiah Mahasiswa (JIM) ISSN.2549-836302 Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unsyiah Vol. 2 No. 4 November 2017: 671-678

671

ANALISIS MANFAAT EKONOMI OBJEK WISATA PLTD APUNG KOTA BANDA ACEH

Muhammad Farhan1*, Fikriah2

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Syiah Kuala

1) Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Syiah Kuala BandaAceh, email: [email protected]

2) Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Syiah Kuala Banda Aceh, email : [email protected]

Abstract

This research aims at finding out how much the contribution of the tourism sector to the economic growth of the society (GRDP) Banca Aceh City and how the economic benefits generated from the tourist attraction PLTD Apung Banda Aceh City to the surrounding society. The analysis model used in this research consisted of simple linear regression analysis and chi square crosstab analysis. The results of this research showed that the correlation between the locally-generated revenue of tourism sector and GRDP is very significant where the magnitude of the influence of locally-generated revenue of tourism sector to GRDP is 99.60%.Meanwhile, based on the results of analysis by using chi square crosstab to the benefits of the existence of the PLTD Apung showed that the characteristics of the age indicator and education level have significant correlation, but the characteristics of the gender indicator are not significant. Thus, with many tourists coming from either domestic and abroad, sustainable maintenance should be applied to the existing tourist attractions so that the benefits of the tourist attractions can be attained. Keywords: Tourist Attraction, Economic Benefits, Locally-generated Revenue of TouristSector,

City’s GRDP

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar kontribusi sektor pariwisata terhadap pertumbuhan ekonomi masyarakat (PDRB) Kota Banda Aceh serta bagaimana manfaat ekonomi yang ditimbulkan dari objek wisata PLTD Apung Kota Banda Aceh terhadap masyarakat sekitar. Model analisis yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari analisis regresi linier sederhana dan analisis chi square crosstab. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hubungan antara PAD sektor pariwisata dengan PDRB sangat signifikan dimana besarnya pengaruh PAD sektor pariwisata terhadap PDRB sebesar 99,60%, sedangkan berdasarkan hasil chi square crosstab terhadap manfaat keberadaan PLTD Apung menunjukkan bahwa karakteristik pada indikator usia dan tingkat pendidikan mempunyai hubungan signifikan, hanya karakteristik pada indikator jenis kelamin yang tidak signifikan. Dengan banyaknya wisatawan yang datang baik dari dalam atau luar negeri diharapkan objek wisata yang sudah ada dilakukan pemeliharaan yang berkelanjutan sehingga objek wisata tersebut dapat diperoleh manfaat. Kata Kunci: Objek Wisata, Manfaat Ekonomi, PAD Sektor Pariwisata, PDRB Kota

Page 2: ANALISIS MANFAAT EKONOMI OBJEK WISATA PLTD APUNG …

Jurnal Ilmiah Mahasiswa (JIM) ISSN.2549-836302 Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unsyiah Vol. 2 No. 4 November 2017:

672

PENDAHULUAN

Sektor pariwisata merupakan sektor yang potensial untuk dikembangkan sebagai salah satu sumber pendapatan daerah. Usaha memperbesar pendapatan asli daerah, melalui program pengembangan dan pemanfaatan sumber daya dan potensi pariwisata daerah diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi pembangunan ekonomi. Pariwisata dipandang sebagai kegiatan yang mempunyai multidimensi dari rangkaian suatu proses pembangunan. Hal tersebut sejalan dengan yang tercantum dalam Undang-Undang Nomor.10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan yang menyatakan bahwa Penyelenggaraan Kepariwisataan ditujukan untuk meningkatkan pendapatan nasional dalam rangka meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat, memperluas dan memeratakan kesempatan berusaha dan lapangan kerja, mendorong pembangunan daerah, memperkenalkan dan mendayagunakan obyek dan daya tarik wisata di Indonesia serta memupuk rasa cinta tanah air dan mempererat persahabatan antar bangsa. Perkembangan pariwisata juga mendorong dan mempercepat pertumbuhan ekonomi. Kegiatan pariwisata menciptakan permintaan, baik konsumsi maupun investasi yang pada gilirannya akan menimbulkan kegiatan produksi barang dan jasa.

Pariwisata juga bermanfaat dalam meningkatkan lapangan kerja, taraf hidup, dan pendapatan masyarakat. Pariwisata di Indonesia mengalami pertumbuhan signifikan. Pada Januari – Juli 2015, jumlah wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Indonesia mencapai 5,47 juta orang atau tumbuh 2,69 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2014. Devisa yang diperoleh negara dari sektor ini cukup besar, mencapai 5,5 miliar dollar AS (Kemendikbud, 2015).

Tabel 1 Statistik Kunjungan Wisatawan Mancanegara Di Indonesia Tahun 2011 – 2015

Tahun Jumlah Wisatawan

Pertumbuhan (%)

Rata - rata

Lama Tinggal

Rata - rata Pengeluaran per Orang

(USD) Penerimaan Devisa

Per Hari

Per Kunjungan Juta USD Pertumbuhan

(%)

2011 7.649.731 0 7.84 142.69 1,118.26 8.554,39 0 2012 8.044.462 5.16 7.70 147.22 1,133.81 9.120,85 6.62 2013 8.802.129 9.42 7.65 149.31 1,142.24 10.054,15 10.23 2014 9.435.411 7.19 7.66 154.42 1,183.43 11.166,13 11.06 2015 10.406.759 10.29 8.53 141.65 1,208.79 12.225,89 9.49

Sumber: Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata Indonesia (2015) Dari tabel 1 statistik kunjungan wisatawan mancanegara di Indonesia pada tahun 2011

sampai 2015 terus mengalami kenaikan sehingga berdampak terhadap pertumbuhan ekonomi. Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata Indonesia (2015) menjelaskan bahwa kunjungan wisatawan mancanegara memberikan kontribusi terhadap penerimaan devisa Indonesia sektor pariwisata, dimana pertumbuhan devisa dari 2011-2015 sebesar 7,40% per tahun.

Perkembangan pariwisata di Aceh pada awalnya berkembang cukup baik, wisatawan baik nusantara maupun mancanegara sudah mulai mengunjungi Aceh yang merupakan provinsipaling ujung pulau Sumatera. Namun hal itu tidak selamanya demikian, sebab pada saat Aceh dilanda konflik antara Pemerintah Republik Indonesia (R.I) dengan Gerakan Aceh Merdeka (1974-2005), keadaan dan perkembangan pariwisata di Aceh mengalami kemunduran. Banyak

Page 3: ANALISIS MANFAAT EKONOMI OBJEK WISATA PLTD APUNG …

Jurnal Ilmiah Mahasiswa (JIM) ISSN.2549-836302 Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unsyiah Vol. 2 No. 4 November 2017: 671-678

673

wisatawan yang tidak berani lagi berwisata ke Aceh karena kondisi keamanan yang tidak menguntungkan.

Pengembangan Pariwisata di Aceh didasarkan atas berbagai alasan, namun biasanya yang menjadi alasan utama adalah untuk menghasilkan manfaat ekonomi dan masuknya devisa bagi daerah. Pariwisata juga dapat mendorong proses perlindungan terhadap lingkungan fisik maupun sosial budaya dari masyarakat setempat, karena hal tersebut merupakan aset yang dapat dijual kepada wisatawan. Setelah tsunami, Aceh mulai bangkit dan ini ditandai dengan berbagai kegiatan kepariwisataan terutama yang diprakarsai oleh Pemda Kota Banda Aceh dengan melibatkan berbagai unsur kepariwisataan. Melalui program Visit Banda Aceh tahun 2011, wisatawan akan memanfaatkan fasilitas hotel dan akan meningkatkan perekonomian daerah seperti peningkatan dibidang transportasi, souvenir dan makanan tradisional.

Tabel 2 PDRB Atas Dasar Harga Konstan Kota Banda Aceh Menurut Sektor (Jutaan Rupiah), 2005-2013

Sektor Ekonomi No Tahun Perdagangan, Hotel

& Restoran Perkembangan

(%) Perdagangan

Besar & Eceran Perkembangan

(%) 1 2005 477.426.33 0 451.865.03 0 2 2006 505.659.51 5,91 479.510.35 6,12

3 2007 542.601.58 7,31 515.473.60 7,50 4 2008 574.272.69 5,84 545.134.12 5,75 5 2009 622.436.41 8,39 591.158.14 8,44 6 2010 677.703.14 8,88 643.907.63 8,92 7 2011 738.283.06 8,94 701.859.32 9,00 8 2012 811.701.66 9,94 772.396.56 10,05 9 2013 890.748.02 9,74 848.384.93 9,84

Sumber:BPS Kota Banda Aceh (2014)

Terlihat sektor pariwisata yang dalam hal ini kita lihat dari sektor perdagangan, hotel & restoran menunjukkan bahwa sektor ini mengalami tren positif setiap tahunnya dari tahun 2005-2013, untuk itu sektor pariwisata harus terus dikembangkan sehingga meningkatkan kunjungan wisatawan dan memberikan peningkatan pada penggunaan hotel dan restoran.

Salah satu objek wisata di Banda Aceh yaitu Kapal PLTD Apung. PLTD Apung adalah kapal generator listrik milik PLN di Banda Aceh, yang hingga kini menjadi tempat wisata, yang dikenal dengan nama “Kapal Apung”. Kapal ini memiliki luas sekitar 1.900 Meter Persegi, dengan panjang mencapai 63 Meter.Hadirnya kapal PLTD di Aceh ialah untuk mengatasi krisis listrik yang terjadi tahun 2003. Kapal berbobot 2.600 ton ini mampu menyalurkan listrik sebesar 10 mega watt. Kapal Pembangkit Listrik Tenaga Diesel atau biasa disebut PLTD Apung ini, awalnya bersandar di Pelabuhan Ulee Lheue, Kota Banda Aceh. Pada tahun 2004 kapal ini terseret sejauh 5 kilometer dari laut akibat bencana tsunami dan terdampar di tengah permukiman warga di Desa Punge Blang Cut, Kecamatan Jaya Baru, Kota Banda Aceh. Setelah tsunami,kapal ini direnovasi dan dijadikan sebagai salah satu objek wisata peninggalan tsunami, dimana para pengunjung bisa naik ke atas kapal dan saat ini area sekitarnya sudah dilengkapi menara, sebuah monumen, jalan setapak, dan air mancur (Disbudpar Aceh, 2016). PLTD Apung Kota Banda Aceh sebagai salah satu objek wisata di Banda Aceh tentunya memiliki kontribusi dan peranan penting terhadap sektor pariwisata di Aceh serta juga merupakan salah satu sumber pendapatan bagi daerah. Maka dengan itu dari segi pemanfaatannya, perlu dilakukannya suatu analisis terkait manfaat ekonomi dari objek wisata PLTD Apung Kota Banda Aceh untuk

Page 4: ANALISIS MANFAAT EKONOMI OBJEK WISATA PLTD APUNG …

Jurnal Ilmiah Mahasiswa (JIM) ISSN.2549-836302 Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unsyiah Vol. 2 No. 4 November 2017:

674

mengetahui seberapa besar kontribusi sektor pariwisata terhadap pertumbuhan ekonomi masyarakat Aceh umumnya, dan masyarakat Kota Banda Aceh khususnya.

TINJAUAN PUSTAKA Objek Wisata

Pengertian obyek dan daya tarik wisata menurut Marpaung (2002) adalah suatu bentukan dari aktifitas dan fasilitas yang berhubungan, yang dapat menarik minat wisatawan atau pengunjung untuk datang ke suatu daerah atau tempat tertentu. Objek dan daya tarik wisata sangat erat hubungannya dengan travel motivation dan travel fashion, karena wisatawan ingin mengunjungi serta mendapatkan suatu pengalaman tertentu dalam kunjungannya. Manfaat Ekonomi

Manfaat adalah tambahan bagian yang diperoleh atau dirasakan oleh individu atau masyarakat sebagai akibat adanya investasi baik yang dirasakan langsung maupun tidak langsung. Manfaat langsung (direct benefit) yaitu manfaat yang secara nyata dan langsung dapat dirasakan sebagai akibat proyek (Departemen ESL, 2008). Manfaat langsung dengan adanya taman kota misalnya tempat rekreasi, olahraga, kesejukan, penyerapan tenaga kerja, dan lainnya. Manfaat tidak langsung (indirect benefit) yaitu manfaat yang secara tidak langsung ditimbulkan karena adanya proyek. Manfaat tidak langsung dengan adanya taman kota bisa berupa daerah resapan air, penyerap polusi, dan peredam kebisingan. Selain itu, manfaat proyek juga bisa berupa manfaat yang tidak bisa dihitung (intangible benfit) dan manfaat yang bisa dihitung (tangible benefit). Pertumbuhan Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi meliputi penggunaan input tertentu dan lebih efisien untuk mendapatkan output lebih banyak. Sedangkan pembangunan ekonomi tidak hanya terdapat lebih banyak output, tetapi juga perubahan dalam struktur output dan alokasi input pada berbagai sektor perekonomian. Pada umumnya pembangunan ekonomi selalu diikuti dengan pertumbuhan ekonomi, namun pertumbuhan ekonomi belum tentu disertai pembangunan ekonomi. Tetapi pada awal pembangunan ekonomi suatu negara dapat dimungkinkan terjadinya pembangunan ekonomi yang diikuti oleh pertumbuhan ekonomi dan sebaliknya. Proses pembangunan menghendaki adanya proses pertumbuhan yang diikuti dengan perubahan struktur ekonomi dan kelembagaan (Mudrajad, 2006 : 17). Pendapatan

1. Pendapatan Asli Daerah (PAD) Pendapatan asli daerah (PAD) merupakan semua penerimaan yang diperoleh daerah dari

sumber-sumber dalam wilahnya sendiri yang dipungut berdasarkan peraturan daerah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku (Halim, 2004:96). Sektor pendapatan daerah memegang peranan yang sangat penting, karena melalui sektor ini dapat dilihat sejauh mana suatu daerah dapat membiayai kegiatan pemerintah dan pembangunan daerah.

2. Pendapatan Individual Pendapatan Perseorangan atau Personal Income yang biasa dinotasikan dengan PI

merupakan bagian pendapatan nasional. Personal Income adalah pendapatan yang diterima oleh setiap lapisan masyarakat dalam satu tahun. Pendapatan Perseorangan adalah hak individu-individu yang terlibat dalam perekonomian.

Page 5: ANALISIS MANFAAT EKONOMI OBJEK WISATA PLTD APUNG …

Jurnal Ilmiah Mahasiswa (JIM) ISSN.2549-836302 Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unsyiah Vol. 2 No. 4 November 2017: 671-678

675

METODE PENELITIAN Model Analisis Data

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan deskriptif kualitatif dan deskriptif kuantitatif. 1. Analisis Deskriptif Kualitatif

Analisis deskriptif kualitatif dilakukan berdasarkan pengamatan terhadap sumber data terkait, yaitu menjelaskan atau mendeskripsikan data-data penelitian melalui uraian dan penjelasan. 2. Analisis Deskriptif Kuantitatif

Analisis deskriptif kuantitatif yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : a. Untuk menjawab hipotesis pertama, pada data sekunder analisis menggunakan Regresi Linier

Sederhana �� = �� + ����+ ��

Dimana: ��= PDRB Kota Banda Aceh (Juta Rupiah) 2005 - 2013 ��= PAD Sektor Pariwisata (Juta Rupiah) 2005 - 2013 i = 1 s/d n (Jumlah Data) ��= error term b. Untuk menjawab hipotesis kedua, pada data primer analisis menggunakan Skala Likert

ditabulasi, dijumlah dan dihitung rata-rata. Data diolah dengan menggunakan SPSS versi 20, dianalisis dengan tabulasi silang (cross tabulation) dengan chi square. Adapun hipotesis statistiknya adalah

Ho : PLTD Apung tidak memberikan manfaat ekonomi terhadap masyarakat sekitar Ha : PLTD Apung memberikan manfaat ekonomi terhadap masyarakat sekitar HASIL DAN PEMBAHASAN

Analisis Regresi Linier Sederhana Pada PAD Sektor Pariwisata Terhadap PDRB Kota Banda Aceh

Untuk mengetahui pengaruh PAD Sektor Pariwisata terhadap PDRB Kota Banda Aceh yang dilakukan dengan pendekatan Regresi Linier sederhana, diperoleh data sebagai mana yang ditunjukan oleh Tabel 3 berikut

Tabel 3 Hasil Analisis Regresi Linier Sederhana Pada PAD Sektor Pariwisata Terhadap PDRB Kota Banda Aceh, Tahun 2005 – 2013

Variabel Koefisien Regresi t (df = 50) Sig Konstanta PAD Pariwista

-112031.437 23.516

-6.319 43.577

.000

.000 R2 = 0,996 r = 0,998 Fcari = 1898.991 Ftabel = 2,60

ttabel=1,697

Berdasarkan Tabel 3 di atas dapat ditulis persamaan sebagai berikut :

PDRB = - 112031,437 + 23,516 PAD Sektor Pariwisata

Page 6: ANALISIS MANFAAT EKONOMI OBJEK WISATA PLTD APUNG …

Jurnal Ilmiah Mahasiswa (JIM) ISSN.2549-836302 Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unsyiah Vol. 2 No. 4 November 2017:

676

Berdasarkan hasil analisis persamaan regresinya diatas maka dapat diartikan sebagai berikut: a. Costanta

Nilai konstanta sebesar -112031,437 menyatakan bahwa, apabila nilai dari variabel-variabel independen; PAD sektor pariwisata di objek penelitian sama dengan nol, maka PDRB Kota Banda Aceh mengalami penurunan sebesar Rp.112031,437 juta Per tahun. b. PAD

Untuk setiap penambahan PAD sektor pariwisata sebesar 1 juta, maka PDRB Kota Banda Aceh akan meningkat sebesar 23,516 juta dengan asumsi faktor-faktor lain dalam keadaan tetap. Secara parsial diperoleh tcari = 43,577 > ttabel = 1,86. Kondisi ini sesuai dengan hipotesis, maka terima Ha tolak Ho. Artinya PAD sektor pariwisata dapat memberikan kontribusi yang positif dalam meningkatkan penerimaan PDRB Kota Banda Aceh dalam hal ini dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi Kota Banda Aceh c. Uji Korelasi (r)

Untuk melihat variabel bebas terhadap variabel terikat digunakan koefesien korelasi (r) sebesar 0,998, artinya hubungan PAD sektor pariwisata terhadap PDRB Kota Banda Aceh sebesar 99,80% hubungan (korelasi) tersebut sangat erat dan positif jika PAD sektor pariwisata naik maka PDRB meningkat.

Sedangkan besarnya pengaruh determinasi (r2) yaitu sebesar 0,996, artinya pengaruh PAD sektor pariwisata terhadap PDRB Kota Banda Aceh sebesar 99,60% serta sisanya sebesar 0,40% dipengaruhi faktor-faktor lain diluar batasan penelitian yang telah dianalisis. Hasil Analisis Karakteristik Chi Square Terhadap Manfaat Keberadaan PLTD Apung

Adapun hasil akhir pengujian dari total manfaat keberadaan PLTD Apung terhadap karakteristik yang terdiri dari jenis kelamin, usia dan tingkat pendidikan seperti pada Tabel 4.16 dibawah ini

Tabel 4 Hasil Pengujian Menggunakan Cross Tabulation Pearson Chi-Square (χ2) Karakteristik Terhadap Manfaat Keberadaan PLTD Apung di Kota Banda Aceh

No Indikator Pearson Chi Square

Probability Kesimpulan

1 Jenis Kelamin 6,972 0,073 Terima Ho 2 Usia 75,439 0,000 Terima Ha 3 Tingkat Pendidikan 45,076 0,000 Terima Ha

Sumber : Data Penelitian (2017)

Pada Tabel 4 dapat kita lihat bahwa hasil pengujian tabulasi silang (crosstab) menggunakan Pearson Chi-Square (χ2) antara total manfaat Keberadaan PLTD Apung dengan karakteristik yang terdiri dari jenis kelamin, Usia dan Tingkat Pendidikan, dimana hasil penelitian menunjukkan bahwa indikator jenis kelamin tidak ada hubungan signifikan dengan total manfaat keberadaan PLTD Apung, sedangkan indikator usia dan tingkat pendidikan mempunyai hubungan signifikan dengan total manfaat keberadaan PLTD Apung.

Berdasarkan Tabel diatas dapat dilihat bahwa indikator jenis kelamin mempunyai nilai probability > 0,05 dimana artinya indikator jenis kelamin tidak mempunyai hubungan signifikan dengan total manfaat keberadaan PLTD Apung. Hal ini disebabkan setiap masyarakat mempunyai peluang yang sama dalam memanfaatkan keberadaan PLTD Apung, oleh karena itu jenis kelamin tidak akan mempengaruhi orang untuk memanfaatkan keberadaan PLTD Apung.

Page 7: ANALISIS MANFAAT EKONOMI OBJEK WISATA PLTD APUNG …

Jurnal Ilmiah Mahasiswa (JIM) ISSN.2549-836302 Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unsyiah Vol. 2 No. 4 November 2017: 671-678

677

Sedangkan untuk indikator usia dan tingkat pendidikan mempunyai nilai probability < 0,05, artinya adalah usia dan tingkat pendidikan mempunyai hubungan signifikan dengan total manfaat keberadaan PLTD Apung. Kondisi ini disebabkan usia akan mempengaruhi seseorang dalam memanfaatkan sebuah fasilitas, dimana semakin matangnya seseorang dan berada pada usia produktif maka orang tersebut akan memanfaatkan segala sesuatu yang bermanfaat bagi mereka untuk meningkatkan perekonomian mereka. Sedangkan untuk tingkat pendidikan menggambarkan bahwa dengan tingkat pendidikan yang lebih baik berarti mereka bisa memanfaatkan peluang yang ada dengan kemampuan yang mereka terima dari pendidikan sebelumnya.

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan 1. Adapun besarnya kontribusi sektor pariwisata terhadap pertumbuhan ekonomi masyarakat

Kota Banda Aceh 99,60%. 2. Adapun manfaat ekonomi bagi masyarakat yaitu terbukanya lapangan kerja dan adanya

peningkatan pendapatan bagi masyarakat sekitar kawasan PLTD Apung. 3. Pelaku usaha atau pedagang kecil disekitar lokasi terjadinya peningkatan pendapatan. 4. Hasil pengujian seluruh karakteristik terhadap manfaat keberadaan PLTD Apung, untuk

indikator usia dan tingkat pendidikan menerima Ha (signifikan) artinya semakin tua seseorang merasakan ada manfaat, demikian pula dari sisi pendidikan semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang merasakan manfaat adanya objek wisata PLTD Apung, Sedangkan indikator jenis kelamin tidak signifikan.

Saran 1. Pendapatan perdagangan dan jasa hiburan wilayah mengalami perubahan sejak jumlah

wisatawan di objek wisata PLTD apung berkembang. Hal diharapkan kepada pihak-pihak terkait untuk dapat meningkatkan kontribusinya dalam menunjang kegiatan pariwisata, selain itu kepada Pemerintah Kota Banda Aceh diharapkan mengembangkan objek wisata selain wisata objek tsunami karena kunjungannya masih sedikit. Pengembangan di empat kecamatan lainnya diharapkan akan meningkatkan dan memeratakan tingkat kunjungan wisatawan. Hal tersebut perlu dilakukan agar keuntungan ekonomi dari wisata PLTD Apung tidak hanya kawasan PLTD Apung saja akan tetapi diseluruh objek wisata yang ada di Kota Banda Aceh.

2. Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa PAD sektor pariwisata berpengaruh signifikan terhadap PDRB Kota Banda Aceh, jadi kepada pemerintah Kota Banda Aceh maupun Provinsi Aceh harus bersinergi dalam upaya memaksimalkan obyek wisata baik wisata tsunami atau lainnya dalam kondisi selalu terjadi peningkatan agar pendapatan retribusi obyek pariwisata selalu mengalami peningkatan dan akan berimbas pada kondisi perekonomian tiap daerah yang selalu meningkat.

3. Objek wisata yang sudah ada dilakukan pemeliharaan yang berkelanjutan sehingga objek wisata tersebut diperoleh manfaat untuk masyarakat sekitar baik dari segi manfaat ekonomi maupun dari segi manfaat sosial-budaya dalam jangka waktu panjang dan peningkatan PAD sektor Pariwisata untuk menunjang PDRB Kota Banda Aceh.

4. Dengan banyaknya pengunjung yang datang baik dari dalam/luar negeri hal ini dapat terjadi peningkatan pendapatan sektor yang terkait dengan pariwisata seperti, hotel, restoran, biro

Page 8: ANALISIS MANFAAT EKONOMI OBJEK WISATA PLTD APUNG …

Jurnal Ilmiah Mahasiswa (JIM) ISSN.2549-836302 Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unsyiah Vol. 2 No. 4 November 2017:

678

perjalanan, kerajinan tangan, industri rumah tangga, maka objek wisata perlu adanya qanun yang konsisten dengan masyarakat sehingga bersinergi dan berkelanjutan (wisata islam).

DAFTAR PUSTAKA A, Yoeti, Oka. Edisi Revisi. (1996). Pengantar Ilmu Pariwisata, Penerbit Angkasa, Bandung. Badan Pusat Statistik. (2014). Kota Banda Aceh. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata. (2014). Aceh. Departemen Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan. (2008). Bahan Ajar Mata Kuliah Analisis

Biaya dan Manfaat Proyek. FEM. IPB. Bogor. Donal R. Couper, C. William Emory. (1997). Metode Penelitian Bisnis. Jilid 1, Edisi kelima,

Penerbit Erlangga. Ghozali, Imam. (2005). Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS. Semarang: Badan

Penerbit Universitas Diponegoro. Halim Abdul. (2004). Akuntansi Keuangan Daerah. Salemba Empat. Jakarta. Kementrian Kebudayaan dan Pariwisata Indonesia. (2015). Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia. (2015). Pertumbuhan Pariwisata Di

Indonesia. Jakarta. Kuncoro, Mudrajad. (2006). Ekonomika Pembangunan Teori, Masalah dan Kebijakan.

Yogyakarta: UPP STIM YKPN.