ANALISIS KECENDERUNGAN STRATEGI PERUSAHAAN MELALUI ...

123
ANALISIS KECENDERUNGAN STRATEGI PERUSAHAAN MELALUI PENDEKATAN MATRIKS STRATEGIC POSITION AND ACTION EVALUATION (Strudi Kasus di Koperasi BMT Mekar Da’wah) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E) Oleh: IMAM GUNADI NIM: 1113046000018 PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1439 H / 2018 M

Transcript of ANALISIS KECENDERUNGAN STRATEGI PERUSAHAAN MELALUI ...

Page 1: ANALISIS KECENDERUNGAN STRATEGI PERUSAHAAN MELALUI ...

ANALISIS KECENDERUNGAN STRATEGI PERUSAHAAN

MELALUI PENDEKATAN MATRIKS STRATEGIC POSITION

AND ACTION EVALUATION

(Strudi Kasus di Koperasi BMT Mekar Da’wah)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Ekonomi (S.E)

Oleh:

IMAM GUNADI

NIM: 1113046000018

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1439 H / 2018 M

Page 2: ANALISIS KECENDERUNGAN STRATEGI PERUSAHAAN MELALUI ...
Page 3: ANALISIS KECENDERUNGAN STRATEGI PERUSAHAAN MELALUI ...
Page 4: ANALISIS KECENDERUNGAN STRATEGI PERUSAHAAN MELALUI ...
Page 5: ANALISIS KECENDERUNGAN STRATEGI PERUSAHAAN MELALUI ...

ii

ABSTRACT

Imam Gunadi, 1113046000018, Analysis of The Tendency of Corporate Strategy

Through Strategic Position and Action Evaluation Matrix Approach (BMT Mekar

Da'wah Serpong). Bachelor Degree (S1) in Sharia Economics Study Program

(Concentration of Sharia Banking) Faculty of Economics and Business Syarif

Hidayatullah State Islamic University of Jakarta, 1439 H / 2018 M.

This study aims to determine the financial strength, competitive advantage,

environmental stability, and industry strength in BMT Mekar Da'wah Serpong and

to update and choose the right strategy as the response to internal and external

environments that are unstable and constantly changing. This study uses

descriptive qualitative method, which is a research method that describes the

existing problems so as to obtain an overview of the object under study and the

problem can be solved correctly. In writing this research, researcher conduct field

research to obtain primary data by conducting interview and direct research on

party that considered competent. In addition, the researcher also conduct library

research to obtain secondary data, namely to obtain scientific and accurate data

sourced from books, documents, and other references related to the subject matter,

then further analyzed to find out the right phenomena. This study concludes that

the results of the Strategic Position and Action Evaluation Matrix (SPACE) show

the coordinate points of the vector lines are +4 on the X axis and -0.9 on the Y

axis. This shows that the right strategy to be applied to BMT Mekar Da'wah is a

Competitive Strategy. Competitive Strategies include Backward Integration,

Forward Integration, and Horizontal Integration; market penetration, market

development, and product development.

Keywords: Strategy Management, Strategic Position and Action Evaluation

Matrix, Cooperation, BMT, BMT Mekar Da'wah.

Page 6: ANALISIS KECENDERUNGAN STRATEGI PERUSAHAAN MELALUI ...

iii

ABSTRAK

Imam Gunadi, 1113046000018, Judul Skripsi “Analisis Kecenderungan Strategi

Perusahaan Melalui Pendekatan Matriks Strategic Position and Action Evaluation

(BMT Mekar Da‟wah Serpong)”. Strata Satu (S1) Program Studi Ekonomi

Syariah (Konsentrasi Perbankan Syariah) Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 1439 H / 2018 M.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kekuatan finansial, keunggulan

kompetitif, stabilitas lingkungan, dan kekuatan industri BMT Mekar Da‟wah serta

memperbaharui dan memilih strategi yang tepat sebagai respon terhadap

lingkungan internal dan eksternal yang tidak stabil dan terus berubah. Penelitian

ini menggunakan metode deskriptif kualitatif yaitu metode penelitian yang

menguraikan dan memaparkan masalah yang ada sehingga memperoleh gambaran

tentang objek yang diteliti dan masalah tersebut dapat dipecahkan serta

diselesaikan dengan baik dan benar. Dalam penulisan skripsi ini, peneliti

melakukan penelitian lapangan (field research) untuk memperoleh data primer

dengan melakukan wawancara dan penelitian langsung terhadap pihak yang

dianggap kompeten. Selain itu, penulis juga melakukan penelitian kepustakaan

(library research) untuk memperoleh data sekunder, yakni untuk memperoleh

data ilmiah dan akurat yang bersumber pada buku-buku, dokumen, dan rujukan

lain yang berkaitan dengan pokok pembahasan, kemudian dianalisis lebih lanjut

untuk mengetahui fenomena yang sebenarnya. Penelitian ini menyimpulkan

bahwa hasil Matriks Strategic Position and Action Evaluation (SPACE)

menunjukan titik koordinat arah vektor berada pada +4 pada sumbu X dan -0,9

pada sumbu Y. Hal tersebut mununjukan bahwa strategi yang tepat untuk

diterapkan pada BMT Mekar Da‟wah adalah Strategi Kompetitif. Strategi

Kompetitif mencakup Integrasi ke Belakang, Integrasi ke Depan, dan Integrasi

Horizontal; penetrasi pasar, pengembangan pasar, dan pengembangan produk.

Kata Kunci : Manajemen Strategi, Matriks Strategic Position and Action

Evaluation (SPACE), Koperasi, BMT, BMT Mekar Da‟wah.

Page 7: ANALISIS KECENDERUNGAN STRATEGI PERUSAHAAN MELALUI ...

iv

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Segala puji bagi Allah SWT. Yang telah melimpahkan segala nikmat,

kerberkahan kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini

berjudul “Analisis Kecenderungan Strategi Perusahaan Melalui Pendekatan

Matriks Strategic Position and Action Evaluation (SPACE)” dengan baik.

Shalawat serta salam penulis haturkan kepada Baginda Nabi Muhammad SAW

yang telah membawa umatnya dari zaman jahiliah ke zaman yang penuh dengan

ilmu pengetahuan, semoga dapat berkumpul di Yaumil Qiyamah.

Skripsi ini disusun dalam rangka memenuhi syarat-syarat untuk

memperoleh gelar Sarjana Ekonomi di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif

Hidayatullah Jakarta. Selesainya skripsi ini tentu dengan dukungan, bimbingan,

dan bantuan serta semangat dan doa dari orang-orang di sekeliling penulis selama

proses penyelesaian skripsi ini. Oleh karenanya, izinkanlah penulis

menyampaikan terima kasih kepada:

1. Orang tua penulis, Ibunda Suwarti dan Ayahanda Sarman yang selalu

memberikan doa dan dukungan baik materi maupun imateri serta motivasi

yang tiada henti, sehingga penelitian skripsi ini dapat terselesaikan dengan

baik.

2. Bapak Dr. Asep Saepudin Jahar, MA. selaku Dekan Fakultas Syariah dan

Hukum yang telah memberikan ilmu yang sangat berharga dan bermanfaat

selama perkuliahan.

Page 8: ANALISIS KECENDERUNGAN STRATEGI PERUSAHAAN MELALUI ...

v

3. Bapak Dr. M. Arief Mufraini, Lc, M.Si. selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan

Bisnis yang telah memberikan ilmu yang sangat berharga dan bermanfaat

selama perkuliahan.

4. Bapak Yoghi Citra Pratama, M.Si. selaku Ketua Program Studi Ekonomi

Syariah dan Ibu Ir. Rn. Tini Anggraini, S.T, M.Si. selaku Sekretaris Program

Studi Ekonomi Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

5. Bapak AM. Hasan Ali, M.A., dan Bapak Abdurrauf, Lc., M.A., selaku Tim

Task Force Passing Out Muamalat Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

6. Bapak Dr. Hasanudin, M.Ag., selaku penasehat akademik sekaligus

pembimbing skripsi yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk

memberikan masukan kepada penulis selama proses bimbingan dan

penyelesaian skripsi.

7. Bapak dan Ibu dosen pengajar Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta yang telah banyak memberikan ilmunya kepada penulis.

8. Para staf akademik dan karyawan Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta yang telah membantu administrasi selama berjalannya

pengerjaan skripsi.

9. Segenap karyawan Perpustakaan Fakultas Syariah dan Hukum serta

Perpustakaan Utama yang telah bersedia memberikan fasilitas penyediaan

literatur dalam penyediaan dalam penyelesaian skripsi ini.

Page 9: ANALISIS KECENDERUNGAN STRATEGI PERUSAHAAN MELALUI ...

vi

10. Irfan Ahmad Riva‟i selaku manajer BMT Mekar Da‟wah yang telah bersedia

menjadi responden dan mengizinkan penulis untuk melakukan penelitian di

BMT Mekar Da‟wah.

11. Risma Septiana selaku ketua bagian operasional BMT Mekar Da‟wah yang

telah bersedia menjadi responden dan mengizinkan penulis untuk melakukan

penelitian di BMT Mekar Da‟wah.

12. Keluarga besar Muamalat 2013, terutama konsentrasi Perbankan Syariah

yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu, terima kasih atas kebersamaan

selama menuntut ilmu di kampus.

13. Keluarga besar Center for Islamic Economics Studies sebagai tempat

berdialektika.

14. Keluarga besar Queen Pro Nusantara Foundation yang telah memberikan

ilmu yang sangat bermanfaat dan berharga.

15. Keluarga besar Nusantara Kalingga Murthi Research Foundation yang telah

bersedia berbagi ilmu, berdialektika bersama, dan menimba pengalaman di

bidang sciece dan teknologi.

16. Keluarga besar Universal Interstudy Forum of Youth atas masukan dan

bimbingan di berbagai bidang ilmu pengetahuan.

17. Sahabat empat serangkai, Zakaria Achmadi Zein, Rosita Tohir, dan Jazmi

Ghazzan. Terima kasih telah menjadi bagian dalam pencarian jati diri dan

menjadi teman dalam berdialektika.

Page 10: ANALISIS KECENDERUNGAN STRATEGI PERUSAHAAN MELALUI ...

vii

18. Adik penulis Didi Prawira Yuda dan Muhammad Fauzan yang telah

memberikan dukungan dan semangat serta doanya, sehingga dapat membuat

penulis selalu termotivasi dalam menyelesaikan skripsi.

19. Nabila yang telah memberikan motivasi dan doa selama berjalannya

pengerjaan skripsi.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan karena

keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman yang dimiliki penulis. Oleh sebab

itu, penulis mengharapkan segala bentuk kritik dan saran yang membangun untuk

pencapaian yang lebih baik.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Jakarta, 28 September 2018

Imam Gunadi

Page 11: ANALISIS KECENDERUNGAN STRATEGI PERUSAHAAN MELALUI ...

viii

DAFTAR ISI

ABSTRACK ........................................................................................................ ii

ABSTRAK ......................................................................................................... iii

KATA PENGANTAR ....................................................................................... iv

DAFTAR ISI ................................................................................................... viii

DAFTAR TABEL ............................................................................................. xi

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ xii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ........................................................................... 1

B. Identifikasi Masalah ................................................................................. 9

C. Pembatasan Masalah .............................................................................. 10

D. Rumusan Masalah .................................................................................. 11

E. Tujuan Penelitian ................................................................................... 11

F. Manfaat Penelitian.................................................................................. 11

G. Metode Penelitian ................................................................................... 12

H. Penelitian Terdahulu............................................................................... 15

I. Kerangka Teori ...................................................................................... 16

J. Sistematika Penulisan ............................................................................. 17

BAB II LANDASAN TEORI ........................................................................... 20

A. Pengertian Analisis ................................................................................. 20

B. Manajemen Strategi dan Matriks SPACE ............................................... 20

C. Baitul Maal wa Tamwil .......................................................................... 41

D. Disiplin Kerja ......................................................................................... 45

E. Penempatan dan Pemberhentian ............................................................. 51

Page 12: ANALISIS KECENDERUNGAN STRATEGI PERUSAHAAN MELALUI ...

ix

F. Konflik Kerja ......................................................................................... 55

G. Pelatihan Sumber Daya Manusia ............................................................ 60

H. Keragaman Budaya Perusahaan .............................................................. 60

I. Ilmu Politik ............................................................................................ 62

J. Laporan dan Rasio Keuangan ................................................................. 64

K. Inflasi ..................................................................................................... 69

L. Kerangka Pemikiran ............................................................................... 73

BAB III GAMBARAN UMUM BMT MEKAR DA’WAH ............................ 75

A. Sejarah BMT Mekar Da‟wah .................................................................. 75

B. Visi, Misi, dan Tujuan BMT Mekar Da‟wah........................................... 76

C. Filosofi, Prinsip, dan Fungsi BMT Mekar Da‟wah.................................. 77

D. Target, Motto, dan Jargon BMT Mekar Da‟wah ..................................... 79

E. Legalitas dan Struktur Organisasi BMT Mekar Da‟wah .......................... 79

F. Prinsip Bekerja dan Etika Kerja BMT Mekar Da‟wah ............................ 80

G. Teknologi dan Jaringan BMT Mekar Da‟wah ......................................... 81

H. Produk BMT Mekar Da‟wah .................................................................. 32

I. Program BMT Mekar Da‟wah ................................................................ 83

BAB IV PEMBAHASAN ................................................................................. 84

A. Posisi Strategis BMT Mekar Da‟wah Serpong ........................................ 84

1. Posisi Strategis Internal .................................................................... 84

a. Kekuatan Finansial ..................................................................... 84

b. Keunggulan Kompetitif............................................................... 86

2. Posisi Strategis Eksternal .................................................................. 88

a. Stabilitas Lingkungan ................................................................. 88

b. Kekuatan Industri ....................................................................... 93

B. Pembobotan Posisi Strategis BMT Mekar Da‟wah ................................. 94

C. Kecenderungan Arah Vektor Matriks SPACE BMT Mekar Da‟wah ....... 96

D. Strategi BMT Mekar Da‟wah Serpong.................................................... 98

BAB V PENUTUP ........................................................................................... 99

Page 13: ANALISIS KECENDERUNGAN STRATEGI PERUSAHAAN MELALUI ...

x

A. Kesimpulan ............................................................................................ 99

B. Saran .................................................................................................... 102

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 14: ANALISIS KECENDERUNGAN STRATEGI PERUSAHAAN MELALUI ...

xi

DAFTAR TABEL

1.1 Tabel Pertumbuhan Koperasi Tahun 2013-2016 ............................................. 4

1.2 Tabel Realisasi dan Target BMT Mekar Da‟wah Serpong 2016 ..................... 7

1.3 Tabel Penelitian Terdahulu ........................................................................... 15

2.1 Tabel Perspektif Disiplin Karyawan ............................................................. 46

3.1 Tabel Legalitas dan Struktur BMT Mekar Da‟wah ....................................... 79

Page 15: ANALISIS KECENDERUNGAN STRATEGI PERUSAHAAN MELALUI ...

xii

DAFTAR GAMBAR

2.1 Gambar Serangkaian Pertanyaan Disiplin Kerja ........................................... 49

2.2 Gambar Kerangka Pemikiran Matriks SPACE.............................................. 73

3.1 Gambar Struktur Organisasi BMT Mekar Da‟wah ........................................ 80

4.1 Gambar Garis Arah Vektor Kurva Matriks SPACE BMT Mekar Da‟wah ..... 97

Page 16: ANALISIS KECENDERUNGAN STRATEGI PERUSAHAAN MELALUI ...

xiii

Page 17: ANALISIS KECENDERUNGAN STRATEGI PERUSAHAAN MELALUI ...

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Istilah strategi dirumuskan untuk suatu tujuan yang ingin dicapai, upaya

untuk mengkomunikansikan apa saja yang akan dikerjakan, serta kepada siapa hal

tersebut dikomunikasikan, dan juga perlu dipahami mengapa hasil kinerja tersebut

perlu dinilai. Suatu strategi terdiri dari suatu kumpulan pilihan yang terintegrasi,

dan perlu disadari bahwa pilihan tersebut belum tentu dapat menjangkau atau

memenuhi pilihan yang dianggap penting dari suatu hal yang dihadapi oleh

pimpinan atau eksekutif.

Secara jelas, “strategi” merupakan suatu peralatan komunikasi, di mana

orang strategis harus berupaya untuk dapat meyakinkan bahwa orang yang

tepatlah yang dapat mengetahui apa maksud dan tujuan dari organisasinya, serta

bagaimana hal tersebut ditempatkan dalam pelaksanaan aksinya, atau

direalisasikannya. Dengan demikian, “strategi” dialamatkan atau diarahkan,

bagaimana organisasi itu berupaya memanfaatkan atau mengusahakan agar dapat

mempengaruhi lingkungannya.1

Umumnya setiap orang tidak dapat terlepas dari kegiatan dalam

lingkungan kehidupan di mana ia berada, sehingga orang selalu bermimpi

bagaimana ia menang atau menjadi unggul dalam lingkungannya. Oleh karena itu,

setiap orang pada dasarnya adalah orang yang strategis, di mana ia harus

menghadapi pesaing dalam lingkungannya, dengan pemikiran untuk mencapai

tujuan atau harapannya. Seorang yang merupakan orang strategis, akan selalu

1 Ibid, h. 3.

Page 18: ANALISIS KECENDERUNGAN STRATEGI PERUSAHAAN MELALUI ...

2

menghadapi tugas atau kegiatan mengidentifikasikan peluang untuk menetapkan

apa yang akan dilakukan untuk pencapaian tujuan dan harapannya. Penetapan apa

yang dilakukan tersebut, dalam rangka pencapaian tujuannya, sering disebut

dengan “strategi”.

Banyak rumusan tentang apa itu strategi, salah satunya adalah yang terkait

dengan penetapan keputusan yang harus diambil dalam menghadapi para pesaing

di dalam lingkungan kehidupan yang saling memiliki ketergantungan, sehingga

perlu ada kegiatan yang diarahkan, terutama dalam memperkirakan perilaku satu

dengan lainnya. Strategi yang ditetapkan dapat dirumuskan sebagai penentuan

tujuan dan sasaran suatu organisasi yang mendasar dan bersifat untuk jangka

panjang.2

Perusahaan umumnya berupaya untuk selalu dapat mencapai tujuan dan

sasarannya di dalam kondisi persaingan yang semakin ketat. Keberhasilan

pencapaian tujuan dan sasaran perusahaan hanya dimungkinkan bila perusahaan

itu mempunyai keunggulan bersaing. Suatu perusahaan baru dapat memiliki

keunggulan bersaing bila perusahaan tersebut berhasil merancang dan

mengimplementasikan strategi penciptaan nilai.

Penciptaan nilai yang menimbulkan keunggulan bersaing, dapat terjadi

apabila para pesaing tidak menggunakan strategi yang sama. Keunggulan bersaing

tersebut hanya dapat dipertahankan bila para pesaing yang ada sekarang dan para

pesaing yang baru tidak meniru atau menggantikannya. Membangun strategi harus

dilakukan perusahaan secara tepat dan berkelanjutan, dengan menyusun strategi

2 Sofjan Assauri, Strategic Management; Sustainable Competitive Advantages, (Jakarta:

Rajawali Pers, 2016), h. 1-2.

Page 19: ANALISIS KECENDERUNGAN STRATEGI PERUSAHAAN MELALUI ...

3

dan sekaligus mengimplementasikannya. Hal ini dapat dilakukan dengan kegiatan

penganalisisan yang tepat.

Baitul Maal wat Tamwil (BMT) adalah lembaga keuangan mikro yang

dioperasikan dengan prinsip syariah, mengembangkan bisnis usaha mikro dan

kecil dalam rangka mengangkat derajat dan martabat serta membela kepentingan

kaum fakir miskin. BMT merupakan lembaga keuangan mikro yang terdiri atas

dua kegiatan sekaligus yaitu Baitul Maal dan Baitul Tamwil. Kegiatan Baitul

Maal dalam BMT adalah lembaga keuangan yang kegiatannya mengelola dana

yang bersifat nirbala (sosial). Sumber dana diperoleh dari zakat, infaq, dan

sedekah, atau sumber lain yang halal.

Dana tersebut lalu disalurkan kepada mustahik, yang berhak, atau untuk

kebaikan. Sedangkan Baitul Tamwil adalah lembaga keuangan yang kegiatannya

adalah menghimpun dan menyalurkan dana masyarakat dan bersifat profit-

oriented. Penghimpunan dana diperoleh melalui simpanan pihak ketiga dan

penyalurannya dilakukan dalam bentuk pembiayaan dan investasi, yang

dijalankan berdasarkan prinsip syariah.3

Kelahiran BMT merupakan solusi bagi kelompok ekonomi masyarakat

bawah yang membutuhkan dana bagi pengembangan usaha kecil. BMT

merupakan lembaga ekonomi rakyat kecil yang berupaya mengembangkan usaha-

usaha produktif dan investasi dalam rangka meningkatkan kegiatan ekonomi

pengusaha kecil dengan berdasarkan prinsip syariah dan prinsip koperasi.4

3 Widodo, Hertanto, Panduan Praktis Operasional BMT, (Bandung: Mizan, 1999), h.81.

4 Suwata, Sumber Daya Manusia di BMT, (www.kompasiana.com), 26 Juni 2015, Diakses

pada 10 Maret 2017.

Page 20: ANALISIS KECENDERUNGAN STRATEGI PERUSAHAAN MELALUI ...

4

Baitul Maal wa Tamwil (BMT) merupakan salah satu institusi penting

yang mendukung tumbuhnya Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah, yang mana

jarang dijangkau, baik oleh bank maupun BPRS5. Namun, berdasarkan data Bank

Indonesia, besaran kredit yang diberikan perbankan kepada UMKM

memperlihatkan tren yang meningkat setiap tahunnya. Pada tahun 2010, besaran

kredit UMKM yang disalurkan sebanyak Rp 394,3 triliun dan meningkat sebesar

21,71 persen menjadi Rp 479,89 triliun pada tahun 2011. Nilai kredit terus

meningkat hingga pada 2016 kredit mencapai Rp 900,4 triliun.6

Hal tersebut sejalan dengan data yang dirilis oleh Kementrian Koperasi

dan UKM mencatat kontribusi sektor UMKM meningkat dari 57,84% menjadi

60,34% dalam lima tahun terakhir. Tidak hanya itu, sektor UMKM juga telah

membantu penyerapan tenaga kerja di dalam negeri. Tenaga kerja pada sektor

UMKM tumbuh dari 96,99% menjadi 97,22% dalam periode lima tahun terakhir.7

Ditengah tingginya potensi UMKM dan meningkatnya kredit perbankan

pada UMKM berbanding terbalik dengan pertumbuhan koperasi di Indonesia.

Tabel 1.1 Tabel Pertumbuhan Koperasi Tahun 2013-2016

Keterangan 2013-2014(%) 2014-2015 (%) 2015-2016 (%)

Pertumbuhan Koperasi 4,48% 2,84% 1,26%

Sumber : Badan Pusat Statistik (Data Diolah)

Pada tabel pertumbuhan koperasi yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS)

melaporkan bahwa pertumbuhan koperasi dari tahun 2013-2016 terus mengalami

5 M. Nur Rianto Al Arif. Lembaga Keuangan Syariah, (Bandung:Pustaka Setia, 2012), h.

341. 6 Desi Purnamasari, “Baru 20 Persen Kredit Bank yang Mengalir ke UMKM”. Artikel

diakses 1 Oktober 2018 dari Tirto.id. 7 Dinda Audriene Mutmainah, “Kontribusi UMKM Terhadap PDB Tembus Lebih Dari

60 Persen”, diakses pada 19 Februari 2018 dari cnnindonesia.com.

Page 21: ANALISIS KECENDERUNGAN STRATEGI PERUSAHAAN MELALUI ...

5

penurunan, yaitu pada tahun 2013-2014 4,84%, 2014-2015 2,84%, dan 2015-

2016 1,26%. Padahal UMKM yang menopang perekonomian Indonesia semakin

meningkat. Saat ini jumlah UMKM di Indonesia ada 57.895.721 unit.8 Hal ini

tentu menjadi ancaman bagi industri keuangan mikro yang harusnya UMKM

menjadi pasar untuk koperasi dan BMT atau lembaga keuangan mikro lainnya.

Selain adanya ancaman dari industri perbankan, ancaman lainnya muncul

dari industri keuangan yang baru booming, yaitu fintech. Tahun 2018 ini,

perkembangan fintek diprediksi semakin pesat. Nilai transaksi fintek tahun ini

akan mencapai 22,784 miliar dolar Amerika Sirikat (AS) atau sekitar Rp 307,58

triliun (kurs Rp 13.500/dolar AS), tumbuh 22% dibandingkan realisasi tahun lalu.9

Sedangkan pada fintech lending sudah menyalurkan pinjaman sebanyak Rp 5,42

triliun, meningkat 111,23 persen dibanding desember 2017.

Selain itu risiko kredit bermasalah (NPL) dari fintech lending menurun

dari angka 0,99 persen pada bulan desember ke angka 0,53 persen pada april

2018. Jumlah peminjam hingga april 2018 sebanyak 1.467.782 meningkat 468,79

persen (ytd).10

Beberapa data tersebut membuktikan bagaimana masifnya

perkembangan fintech di dalam industri keuangan baik syariah maupun

konvensional, dikarnakan sudah ada fintech lending yang berprinsip syariah.

Dalam wawancara yang peneliti lakukan dengan Ketua Bagian

Operasional BMT Mekar Da‟wah, beliau menjelaskan bahwa meningkatnya kredit

8 Badan Pusat Statistik, Tabel Pertumbuhan Koperasi Dari Tahun 2013-2016,

(www.bps.go.id), Diakses pada 07 Maret 2017. 9 Dimitri Mahayana, “Laju Fintech untuk Koperasi di Indonesia”. diakses 01 Oktober

2018 dari cnbcindonesia.com. 10

Putri Syifa Nurfadhilah, “OJK Umumkan 64 Fintech Terdaftar Resmi per-Juni 2018”.

Diakses pada tanggal 01 Oktober 2018 dari kompas.com.

Page 22: ANALISIS KECENDERUNGAN STRATEGI PERUSAHAAN MELALUI ...

6

perbankan pada UMKM dan munculnya financial technology khususnya fintech

lending benar-benar menjadi ancaman untuk lembaga keuangan mikro koperasi

termasuk BMT Mekar Da‟wah.11

Adanya berbagai ancaman dari berbagai sektor industri keuangan menjadi

penghambat pertumbuhan bagi koperasi dan BMT. Namun, selain adanya

ancaman dari industri perbankan dan fintech, ancaman juga datang dari birokrasi

perkoperasian, seperti adanya penyalahgunaan dana bergulir yang mengakibatkan

koperasi atau BMT kesulitan mendapatkan pembiayaan dana tersebut.12

Pasar bebas Asia Tenggara atau yang lebih dikenal dengan sebutan

Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) adalah integrasi ekonomi regional yang

direncanakan untuk dicapai pada tahun 2015. Tujuan MEA 2015 adalah

menjadikan ASEAN sebagai pasar tunggal dan basis produksi, yang mana terjadi

arus barang, jasa, investasi, dan tenaga terampil yang bebas serta aliran modal

yang lebih bebas. Keterlibatan semua pihak diseluruh anggota negara ASEAN

mutlak diperlukan agar dapat mewujudkan ASEAN sebagai kawasan yang

kompetitif bagi kegiatan investasi dan perdagangan bebas yang pada gilirannya

dapat memberikan manfaat bagi seluruh negara ASEAN.13

Adanya MEA mengakibatkan tensi persaingan horizontal maupun vertikal

menjadi semakin tinggi, BMT atau Koperasi tentunya harus siap dengan hal ini.

Jika lembaga keuangan mikro seperti koperasi atau BMT tidak dapat beradaptasi

dengan perkembangan ekonomi, maka collaps atau terdisrupsi adalah akibatnya.

11 Wawancara dengan Nurisma Septiani selaku Kabag Operasional BMT Mekar Da‟wah

Serpong. 12 Wawancara dengan Bapak Irfan selaku Manajer BMT Mekar Da‟wah Serpong 13

Kementrian Perdagangan RI. Peluang dan Tantangan Indonesia. (Warta Ekonomi.

2015), h. 3.

Page 23: ANALISIS KECENDERUNGAN STRATEGI PERUSAHAAN MELALUI ...

7

Dalam era globalisasi dan kondisi ekonomi yang dinamis BMT atau

koperasi sebagai lembaga keuangan mikro yang menyokong masyarakat kelas

menengah kebawah harus siap bersaing dengan korporasi-korporasi besar seperti

perbankan dan lembaga keuangan lainnya. Berdasarkan survei nasional yang

dilakukan Departemen Literasi dan Inklusi Keuangan Bidang Edukasi dan

Perlindungan Konsumen tentang literasi dan inklusi keuangan tahun 2016 yang

dilakukan terhadap 9.680 responden di 34 provinsi yang tersebar di 64

kabupaten/kota menerangkan bahwa keyakinan terhadap BMT hanya 4,2 persen,

berbanding jauh dengan perbankan yang mencapai 90,5 persen.14

Di dalam persaingan yang begitu berat, BMT Mekar Da‟wah dituntut

untuk mempersiapkan strategi untuk menghadapi dinamisnya kondisi eksternal.

Menurut Fred David organisasi yang menggunakan konsep manajemen strategi

lebih menguntungkan dan berhasil dari pada yang tidak.15

Pada saat ini BMT

Mekar Da‟wah memang belum menerapkan konsep-konsep manajemen strategi

secara utuh, sehingga target-target yang ditentukan selalu tidak tepat sasaran.

Berikut adalah kinerja BMT Mekar Da‟wah beserta target yang telah ditentukan.

Tabel 1.2 Realisasi dan Target Koperasi BMT Mekar Da’wah Serpong 2016

No. Nama Realisasi (Rupiah) Target (Rupiah)

1. Asset 3.941.174.275,05 4.511.115.568,50

2. Funding 3.466.573.946,10 4.070.216.277,48

3. Financing 2.456.589.254,52 2.705.048.420,95

4. Equity 162.938.261,90 170.540.006,64

5. Laba (Bruto) 111.694.048,85 184.002.000,00

6. Pendapatan 792.658.509,59 954.784.830,68

7. Beban Biaya 680.964.460,74 632.858.333,02

14 Departemen Inklusi dan Literasi Keuangan Otoritas Jasa Keuangan, Survei Nasional

dan Literasi Keuangan 2016. 15 Fred David. Manajemen Strategis, (Jakarta: Salemba Empat, 2011), h. 24.

Page 24: ANALISIS KECENDERUNGAN STRATEGI PERUSAHAAN MELALUI ...

8

8. Baitul Maal 954.842,74 892.779,72

9. Anggota 31 41

10. Mitra Funding 1782 1800

11. Mitra Financing 761 1200

Sumber : Laporan Kinerja BMT Mekar Da’wah 2016

Setelah kita mengetehui beberapa uraian di atas, maka perusahaan

tentunya akan terstimulasi dalam mencari strategi utama yang tepat untuk

perusahaan. Dengan melihat faktor-faktor yang ada di luar perusahaan dan yang

ada di dalam perusahaan mendorong perusahaan untuk memperbaharui atau

mengembangkan strateginya untuk menghadapi kuatnya persaingan dan ancaman

serta dapat beradaptasi dengan berbagai kondisi, maka hal ini akan membuahkan

beberapa strategi pada perusahaan. Diantara Strategi-strategi tersebut yang

bersifat departemantal (atau sesuai dengan departemen perusahaan tersebut) maka

ada strategi utama yang akan memayungi perusahaan. Metode perumusan strategi

utama perusahaan adalah Matriks SPACE (Strategic Position and Action

Evaluation). Matriks dimana metode ini lebih comprehensive dalam menilai

sebuah perusahaan baik faktor internal maupun eksternal dengan membagi

kerangka kerja perusahaan ke dalam empat kategori yaitu: aggressive,

conservative, defensive dan competitive. Maka dari itu peneliti mengambil judul

“Analisis Kecenderungan Strategi Perusahaan melalui Pendekatan Matriks

Strategic Position and Action Evaluation (SPACE)” (Studi Kasus di Koperasi

BMT Mekar Da’wah Serpong).

Page 25: ANALISIS KECENDERUNGAN STRATEGI PERUSAHAAN MELALUI ...

9

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka identifikasi masalah pada

penelitian ini adalah :

1. Kabag Operasional BMT Mekar Da‟wah menjelaskan bahwa meningkatnya

pembiayaan perbankan pada sektor UKM dan munculnya fintek termasuk

fintek lending syariah dalam industri keuangan menjadi ancaman bagi

koperasi khususnya koperasi BMT Mekar Da‟wah.

2. Data yang dirilis oleh Kementrian Koperasi dan UKM dalam “Blue Print

Pembiayaan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah tahun 2015-2019”

menerangkan bahwa kredit perbankan mengalami pertumbuhan dari tahun ke

tahun dengan rata-rata 15,3% setiap tahunnya, dimana pada tahun 2010 Rp

394,30 Triliun dan pada tahun 2016 sudah mencapai Rp 900,39 Triliun.

3. Nilai transaksi fintech pada tahun 2018 mencapai 307,58 triliun; meningkat

22% dari tahun 2017, dengan NPL menurun dari 0,99% pada desember 2017

ke 0,53% pada april 2018 pada fintech lending.

4. Adanya penurunan pertumbuhan koperasi dari tahun 2013-2016. Di mana

pada tahun 2013-2014 pertumbuhan koperasi mencapai 4,48%, kemudian

pada dua tahun berikutnya menurun 2,82% pada tahun 2014-2015 dan

menurun lagi 1,26% pada tahun 2015-2016.

5. Menurut wawancara yang dilakukan “Sindonews” kepada Braman Setyo

(Direktur Utama Lembaga Pengelola Dana Bergulir) mengatakan bahwa

“korupsi menempati urutan pertama yang menghambat daya saing koperasi;

Page 26: ANALISIS KECENDERUNGAN STRATEGI PERUSAHAAN MELALUI ...

10

6. Manajer BMT Mekar Da‟wah mengatakan bahwa penyalahgunaan dana

bergulir memang terjadi di Kota Tangerang Selatan, yang mana dengan

adanya penyalahgunaan itu berdampak pada kemudahan BMT atau koperasi

mendapatkan pembiayaan dana bergulir.

7. Menurut Fred David, organisasi yang menggunakan konsep-konsep

manajemen strategis lebih menguntungkan dan berhasil daripada yang tidak;

dampak tidak adanya penggunaan konsep-konsep manajemen strategis

termasuk Matriks Strategic Position and Action Evaluation (SPACE) pada

BMT Mekar Da‟wah dapat dibuktikan dengan adanya target-target

perusahaan yang tidak tercapai.

8. Diberlakukannnya Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) yang akan

meningkatkan persaingan antar lembaga atau instansi khususnya industri

keuangan.

9. Berdasarkan survei nasional yang dilakukan Departemen Literasi dan Inklusi

Keuangan Bidang Edukasi dan Perlindungan Konsumen tentang literasi dan

inklusi keuangan tahun 2016 yang dilakukan terhadap 9.680 responden di 34

provinsi yang tersebar di 64 kabupaten/kota menerangkan bahwa keyakinan

terhadap BMT hanya 4,2 persen, berbanding jauh dengan perbankan yang

mencapai 90,5 persen.

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka dapat disimpulkan bahwa

BMT Mekar Da‟wah membutuhkan “Strategi Utama” sebagai respon terhadap

kondisi eksternal dan internal guna terhindar dari disrupsi industri keuangan.

Page 27: ANALISIS KECENDERUNGAN STRATEGI PERUSAHAAN MELALUI ...

11

Untuk mendapatkan strategi utama yang tepat, peneliti menggunakan alat

analisis Matriks Strategic Position and Action Evaluation (SPACE).

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah yang sudah dibahas

sebelumnya, penulis ingin mencermati persoalan-persoalan dari pembahasan

sebelumnya dan penulis merumuskan masalah sebagai berikut :

1. Bagaimana Posisi Strategis kekuatan finansial, keunggulan kompetitif,

stabilitas lingkungan, kekuatan industri pada Koperasi BMT Mekar Da‟wah

Serpong?

2. Bagaimana Pembobotan Posisi Strategis Koperasi BMT Mekar Da‟wah?

3. Bagaimana Kecenderungan Arah Vektor Matriks SPACE Koperasi BMT

Mekar Da‟wah?

4. Bagaimana bentuk strategi yang tepat untuk diaplikasikan pada Koperasi

BMT Mekar Da‟wah?

E. Tujuan Penelitian

Setiap penelitian pada dasarnya mempunyai tujuan tertentu, baik tujuan

yang bersifat umum maupun tujuan yang bersifat khusus. Adapun tujuan yang

hendak dicapai dalam penelitian ini adalah :

1. Mengetahui bagaimana kekuatan finansial, keunggulan kompetitif, stabilitas

lingkungan, dan kekuatan industri pada BMT Mekar Da‟wah.

2. Mengetahui hasil analisis Matriks Strategic Position and Action Evaluation

pada BMT Mekar Da‟wah.

Page 28: ANALISIS KECENDERUNGAN STRATEGI PERUSAHAAN MELALUI ...

12

F. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah :

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai wahana tambahan referensi

dan bahan kajian dalam menambah khasanah ilmu pengetahuan tentang

perkoperasian khususnya BMT serta bagaimana membuat sebuah main

strategy yang tepat.

2. Manfaat Praktisi

a. Bagi Peneliti

Penelitian ini merupakan kesempatan untuk memperdalam pengetahuan

melalui praktik dilapangan dalam suatu kasus.

b. Bagi Instansi

Hasil penelitian ini diharapkan menjadi bahan masukan dan sumbangan

pemikiran bagi instansi terkait efektifitas strategi perusahaan.

G. Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian

Pada penelitian skripsi ini, metode penelitian yang digunakan adalah

penelitian deskriptif kualititatif, yaitu sebuah pencarian fakta dengan

interpretasi yang tepat. Penelitian kualitatif yaitu suatu pendekatan penelitian

yang menggunakan data berupa kalimat tertulis atau lisan, perilaku,

fenomena, peristiwa-peristiwa dan pengetahuan atau obyek studi. Pendekatan

ini menitikberatkan pada pemahaman, pemikiran dan persepsi peneliti.

Page 29: ANALISIS KECENDERUNGAN STRATEGI PERUSAHAAN MELALUI ...

13

Karena penelitian ini termasuk ke dalam jenis penelitian kualitatif,

dimana data yang digunakan adalah data primer, untuk mengetahui posisi

strategis internal perusahaan, maka perolehan datanya melalui wawancara

langsung dengan pihak BMT. Walaupun penelitian ini adalah penelitian

kualitatif, berdasarkan pendekatan yang digunakan (Matriks SPACE), data

yang digunakan bukan hanya data primer, melainkan data sekunder adalah

variabel yang tidak dapat terpisahkan.

Tujuan penelitian melalui pendekatan kualitatif ini adalah bermaksud

untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian

misalnya, perilaku, motivasi, tindakan, posisi strategis internal, serta posisi

strategis eksternal. Secara holistik dan dengan cara deskriptif dalam bentuk

kata-kata dan bahasa pada suatu konteks yang alamiah dan dengan

memanfatkan berbagai metode yang alamiah.

2. Metode Pengumpulan Data

Dalam penelitan ini, jenis data yang dikumpulkan adalah data primer

(field research) dan data sekunder (library research). Untuk mengumpulkan

data primer dan sekunder peneliti menggunakan beberapa teknik

pengumpulan data, yaitu:

a. Observasi

Observasi ialah pengamatan dan pencatatan yang sistematis

terhadap gejala-gejala yang diteliti. Kegiatan pengamatan terhadap obyek

penelitian ini untuk memperoleh keterangan data yang lebih akurat

Page 30: ANALISIS KECENDERUNGAN STRATEGI PERUSAHAAN MELALUI ...

14

mengenai hal-hal yang diteliti serta untuk mengetahui relevansi antara

jawaban responden dengan kenyataan yang terjadi di lapangan.

b. Dokumentasi

Metode pengumpulan data dalam penelitian kualitatif ini

menggunakan metode dokumentasi16

, yaitu menelusuri literatur yang

berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya yang menumental dari

seseorang. Metode dokumenter merupakan metode paling tepat dalam

memperoleh data yang bersumber dari buku-buku sebagai sumber dan

bahan utama dalam penulisan penelitian kepustakaan. Dokumentasi

dalam pengumpulan data dimaksudkan sebagai cara mengumpulkan data

dengan mempelajari dan mencatat bagian-bagian yang dianggap penting

yang terdapat baik di lokasi penelitian maupun di instansi yang ada

hubungannya dengan lokasi penelitian.

c. Wawancara

Wawancara merupakan metode yang digunakan untuk memperoleh

informasi secara langsung, mendalam, tidak tersruktur, dan individual.

Dalam wawancara, seseorang responden di wawancarai oleh

pewawancara untuk mengungkapkan kondisi internal perusahaan

maupun pengaruh dari luar/eksternal perusahaan.17

16

Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,dan R&D,

Cet. X, (Bandung: Alfabeta, 2010), h. 329. 17

Danang Sunyoto, Metode dan Instrumen Penelitian Ekonomi dan Bisnis, (Yogyakarta:

Caps Center Foracademi Publishing Service, 2013), h. 59.

Page 31: ANALISIS KECENDERUNGAN STRATEGI PERUSAHAAN MELALUI ...

15

d. Library Research

Library research atau penelitian kepustakaan merupakan

pengumpulan data yang bersumber dari perpustakaan seperti literatur,

majalah, artikel, dan termasuk catatan kuliah di dalamnya serta data-data

dari berbagai sumber lain. Setelah semua data terkumpul, kemudian

diolah dan dikembangkan sesuai dengan pendekatan yang digunakan

(Matriks SPACE).

H. Penelitian Terdahulu

Tabel 1.3 Review Penelitian Terdahulu

No Nama

Penulis/Judul/Tahun

Substansi Perbedaan

1. Dian Nurul

Lathifah/Analisis

Faktor-faktor yang

Memperngaruhi

Strategi Adaptasi

Promosi Ekspor Bagi

Peningkatan Kinerja

Pemasaran

Ekspor/2007/Tesis.

Mengembangkan media

promosi tidak hanya

mengandalkan satu fasilitas

saja, seperti show room

yang sudah dimiliki oleh

sebagian besar perusahaan

furniture, tetapi

mengkombinasikan dengan

media lain, seperti website,

e-katalog, dan

memanfaatkan fasilitas

pameran yang

diselenggarakan baik di

tingkat nasional maupun

internasional, yang belum

dimanfaatkan secara optimal

oleh sebagian besar

perusahaan.

Pertama, metode

yang digunakan

adalah kuantitatif.

Kedua, penelitian

terfokus pada bagian

strategi pemasaran

dan melakukan

penelitian di industri

ekspor furniture.

2. Nurul Laela

Fatmawati/Strategi

Pengembangan

Industri Kecil Tempe

di Kecamatan Pedan

Kabupaten

Klaten/2009/Skripsi.

Alternatif strategi yang

dapat diterapkan dalam

mengembangkan industri

kecil tempe di kabupaten

klaten adalah perbaikan

sarana dan prasarana

produksi, dan sumber daya

manusia serta penenaman

modal swata dengan

Petama, alat analisis

yang digunakan

adalah SWOT.

Kedua, data yang

digunakan adalah

data sekunder.

Ketiga, industri

yang digunakan

adalah industri

Page 32: ANALISIS KECENDERUNGAN STRATEGI PERUSAHAAN MELALUI ...

16

dukungan pemerintah;

mempertahankan dan

mempertahankan kualitas

tempe serta efisiensi

penggunaan sarana dan

prasarana produksi;

meningkatkan sumber daya

pengusaha secara teknis,

moral, dan spiritual melalui

kegiatan pembinaan untuk

memaksimalkan produksi

dan daya saing tempe.

tempe.

3. Tri Kurnia

Wati/Analisis dan

Pilihan Strategi;

Membangun

Eksistensi Perusahaan

di Masa Krisis/Jurnal

Pada penelitian ini menuntut

bagaimana memililih sebuah

strategi, baik itu strategi IFE

dan EFE, Matriks SWOT,

Matriks SPACE, dan BCG.

Penelitian ini hanya

terfokus pada

bagaimana memilih

sebuah alat analisis

strategi diantara

banyaknya alat

analisis yang

digunakan.

I. Kerangka Teori

Perkembangan BMT Mekar Da‟wah sangatlah bergantung pada strategi

yang dibuat. Apabila strategi yang diambil tepat, hal tersebut dapat

mengembangkan produktivitas BMT dalam bidang apapun. Dikarenakan strategi,

maka perlu adanya pengelolaan yang mengatur segala sesuatu yang berhubungan

dengan strategi perusahaan. Ilmu yang mengatur strategi perusahaan adalah

“Manajemen Strategis” dan ilmu atau teori pendukung lainnya.

Manajemen strategis dapat didefinisikan sebagai seni dan pengetahuan

dalam merumuskan, mengimplementasikan, serta mengevaluasi keputusan lintas

fungsional dalam mencapai tujuannya. Istilah “manajemen” mempunyai arti

sebagai kumpulan pengetahuan tentang bagaimana suatu perusahaan harus

merumuskan strategi dengan tepat.

Page 33: ANALISIS KECENDERUNGAN STRATEGI PERUSAHAAN MELALUI ...

17

Keberhasilan perusahaan dalam persaingan di masa sekarang tampaknya

sulit diprediksi. Kemampuan menciptakan perusahaan yang mampu berperan

sebagai perusahaan yang kuat dalam bersaing semakin sulit untuk ditempuh.

Sehingga para manajer mungkin akan berfikir keras untuk menetapkan strategi

utama perusahaan. Hal ini disebabkan meningkatnya inovasi dari para pesaing

sehingga keputusan strategi tidak akan berumur lama dan harus menentukan

strategi baru.

Selain pesatnya perkembangan inovasi di tiap perusahaan, masih banyak

kendala lain yang mempengaruhi pembaruan strategi, yaitu gejolak politik,

ekonomi, budaya, inflasi, pertumbuhan ekonomi dan faktor lainnya. Dari berbagai

faktor tersebut, dan ketatnya persaingan, maka dari itu perusahaan dipaksa untuk

mengubah strateginya yang berkaitan dengan produk, pasar, sumber daya

manusia, dan atau teknologinya. Untuk mengubah dan atau memperbaharui

strategi secara tepat maka dibutuhkanlah main strategy untuk mengarahkan

kemana jalannnya atau berkembangnya perusahaan.

Untuk menentukan main strategy yang tepat pada sebuah perusahaan

dibutuhkan alat analisis yang tepat juga agar dapat beradaptasi dengan keadaan di

lingkungannya. Alat analisis yang digunakan adalah Matriks SPACE (Strategic

Position and Action Evaluation). Matriks ini merupakan kerangka empat kuadran

yang menunjukan apakah strategi yang harus digunakan cenderung berada pada

kuadran agresif, konservatif, kompetitif, dan defensif.

Page 34: ANALISIS KECENDERUNGAN STRATEGI PERUSAHAAN MELALUI ...

18

J. Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah dan mendapatkan gambaran mengenai pembahasan

yang sistematis dalam skripsi ini, maka penulis menyajikan ke dalam lima bab

yang saling berhubungan satu dengan yang lainya sebagai berikut:

BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini berisikan latar belakang masalah, yang menjelaskan tentang pokok

permasalahan yang diangkat penulis, selanjutnya identifikasi masalah, pembatasan

masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian dan manfaat penelitian, serta

sistematika penulisan.

BAB II : LANDASAN TEORI

Pada bab ini berisikan landasan teoritis yang berkaitan dengan masalah yang

diteliti. terdiri dari teori-teori untuk menemukan strategi yang tepat untuk BMT

Mekar Da‟wah.

BAB III : GAMBARAN UMUM

Bab ini menyajikan gambaran umum perusahaan dan rancangan penelitian yang

digunakan dalam penyusunan skripsi ini.

BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN

Di dalam bab ini hasil penelitian dari berbagai sumber dan data pustaka akan

penulis bahas dan tuliskan di dalam bab ini sesuai dengan data yang sudah

Page 35: ANALISIS KECENDERUNGAN STRATEGI PERUSAHAAN MELALUI ...

19

diperoleh di lapangan, tentang Analisis Kecenderungan Strategi Perusahaan

melalui Pendekatan Matriks SPACE (Strategic Position and Action Evaluation).

BAB V : PENUTUP

Dalam bab ini penulis menjelaskan kesimpulan dari pembahasan bab-bab

sebelumnya serta saran–saran yang diharapkan dapat bermanfaat dan menjadi

bahan masukan yang berharga bagi pihak-pihak yang berkepentingan.

Page 36: ANALISIS KECENDERUNGAN STRATEGI PERUSAHAAN MELALUI ...

20

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Pengertian Analisis

Kegiatan analisa tentunya akan selalu ada, baik dalam kegiatan

pembelajaran, penelitian dan pekerjaan lainnya. Jika dilihat dari etimologi, kata

analisis diambil dari bahasa Yunani Kuno yaitu “analusis” yang artinya

melepaskan. Sedangkan menurut pengertian terminologi yang dikemukakan oleh

Anne Gregory berpendapat bahwa analisis adalah langkah atau tahapan pertama

yang harus dilakukan dalam proses perencanaan.18

B. Manajemen Strategi

1. Pengertian Strategi

Kata „strategi‟ berasal dari bahasa Yunani “strategos” yang berarti

jenderal atau panglima, sehingga strategi diartikan sebagai ilmu kejenderalan

atau ilmu kepanglimaan. Strategi dalam pengertian kemiliteran ini berarti cara

penggunaan seluruh kekuatan militer untuk mencapai tujuan perang.19

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) arti kata strategi yaitu

“ilmu dan seni menggunakan semua sumber daya bangsa untuk melaksanakan

kebijaksanaan tertentu di perang dan damai; Ilmu dan seni memimpin bala

18

Pengertianparaahli.com, diakses pada 30 September 2018. 19 Gulo, W. Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Grasindo, 2008), h. 1.

Page 37: ANALISIS KECENDERUNGAN STRATEGI PERUSAHAAN MELALUI ...

21

tentara untuk menghadapi musuh di perang, dikondisi yang

menguntungkan”.20

Pengertian strategi menurut Stephanie K. Marrus seperti yang dikutip

oleh Sukristono, “strategi didefenisikan sebagai suatu proses penentuan

rencana para pemimpin puncak yang berfokus pada tujuan jangka panjang

organisasi disertai penyusunan suatu cara atau upaya bagaimana agar tujuan

tersebut dapat dicapai”.21

Strategi merupakan pola umum rentetan kegiatan yang harus

dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu. Dikatakan pola umum, sebab suatu

strategi pada hakekatnya belum mengarah kepada hal-hal yang bersifat

praktis, suatu strategi masih berupa rencana atau gambaran menyeluruh.

Sedangkan, untuk mencapai tujuan, memang strategi disusun untuk tujuan

tertentu. Tidak ada suatu strategi, tanpa adanya tujuan yang harus dicapai.22

2. Matriks Posisi Strategis dan Evaluasi Tindakan (Strategic Position and

Action Evaluation--SPACE)

Matriks Posisi Strategis dan Evaluasi Tindakan (Strategic Position

and Action Evaluation) dicetuskan pertama kali oleh H. Rowe, R. Mason, dan

K. Dickel dalam Management and Business Policy; A Methodological

Approach yang merupakan kerangka empat kuadran yang menunjukan

20 http://www.KamusBahasaIndonesia.org, diakses pada tanggal 25 februari 2017. 21 Husein Umar, Strategic Management In Action, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama,

2001), h. 31. 22

Tim Pengembang Ilmu Pendidikan FIP – UPI, Ilmu & Aplikasi Pendidikan Bagian.2,

(Imperial Bhakti Utama, 2007), h. 167.

Page 38: ANALISIS KECENDERUNGAN STRATEGI PERUSAHAAN MELALUI ...

22

apakah strategi agresif, konservatif, kompetitif, atau defensive yang paling

sesuai untuk suatu organisasi tertentu. Sumbu-sumbu Matriks SPACE

menunjukan dua dimensi internal (kekuatan finansial/FS [Mencakup ukuran-

ukuran yang menunjukan kekuatan finansial yang dimiliki perusahaan] dan

Keunggulan Kompetitif/CA [Ukuran-ukuran yang menggambarkan

keunggulan bersaing yang dimiliki perusahaan]) dan dua dimensi eksternal

(Stabilitas lingkungan/ES [Mencakup ukuran-ukuran yang mencerminkan

kestabialan lingkungan perusahaan, seperti: perubahan teknologi, kondisi

ekonomi dan kondisi lainnya] dan Kekuatan Industri/IS [Mencakup ukuran-

ukuran yang menunjukan kekuatan industri/bisnis perusahaan, kemampuan

teknologi, dan lainnya]). Keempat faktor ini kiranya merupakan penentu

terpenting dari posisi strategis keseluruhan suatu organisasi.

Adapun langkah-langkah yang harus dilakukan untuk

mengembangkan Matriks SPACE adalah sebagai berikut:

a. Pilih serangkaian variabel untuk menentukan kekuatan finansial (FS),

keunggulan kompetitif (CA), stabilitas lingkungan (ES), dan kekuatan

industri (IS).

b. Nilai atau berikan bobot pada variabel-variabel FS dan IS menggunakan

skala 1 (paling buruk) sampai dengan 6 (paling baik).

c. Nilai atau berikan bobot pada variabel-variabel FS dan CA menggunakan

skala -6 (paling buruk) sampai dengan -1 (paling baik).

Page 39: ANALISIS KECENDERUNGAN STRATEGI PERUSAHAAN MELALUI ...

23

d. Hitunglah rata-rata dari FS,CA, IS, dan ES dengan menjumlahkan nilai

yang telah diberikan pada variabel dari setiap dimensi dan kemudian

membaginya dengan jumlah variabel dalam dimensi yang bersangkutan.

e. Petakan nilai rata-rata untuk FS, IS, AC, dan ES pada sumbu yang sesuai

dengan Matriks SPACE.

f. Jumlahkan nilai rata-rata pada sumbu X (AC, IS) dan petakan hasilnya

pada sumbu X.

g. Jumlahkan nilai rata-rata pada sumbu Y (FS, ES) dan petakan hasilnya

pada sumbu Y.

h. Petakan perpotongan kedua titik X dan Y tersebut.

i. Gambarkan arah vektor dari kordinat 0,0 melalui titik perpotongan yang

baru. Arah panah menunjukan jenis strategi yang disarankan bagi

organisasi; agresif, kompetitif, defensif, konservatif.

Arah vektor yang terkait dengan setiap profil menunjukan jenis

strategi yang harus dijalankan; agresif, kompetitif, defensif, konservatif.

Ketika arah vektor sebuah perusahaan terletak di kuadran agresif, organisasi

tersebut berada dalam kondisi yang sangat bagus untuk memanfaatkan

berbagai kekuatan internalnya untuk menarik keuntungan dari kekuatan-

kekuatan eksternal, mengatasi kelemahan internal, dan menghindari beragam

ancaman eksternal. Oleh karena itu, penetrasi pasar, pengembangan produk,

integrasi kedepan, integrasi kebelakang, integrasi horizontal, diversifikasi,

atau strategi kombinasi semuanya itu masuk akal untuk dipilih, bergantung

pada situasi khusus yang dihadapi oleh perusahaan.

Page 40: ANALISIS KECENDERUNGAN STRATEGI PERUSAHAAN MELALUI ...

24

Arah vektor yang mungkin muncul di kuadran konservatif yang

mengimplikasikan agar perusahaan tetap bergantung pada kompetensi

dasarnya dan tidak mengambil risiko yang terlalu besar.strategi konservatif

paling sering meliputi penetrasi pasar, pengembangan pasar, pengembangan

produk, dan diversifikasi terkait. Arah vektor bisa jadi terletak di kiri bawah

atau kuadran defensif mencakup penciutan, divestasi, likuidasi, dan

diversifikasi terkait. Terakhir, arah vektor bisa terletak di kanan bawah atau

kuadran kompetitif dari Matriks SPACE yang mengindikasikan strategi

kompetitif. Strategi kompetitif mencakup integrasi kebelakang, integrasi

kedepan, dan integrasi horizontal; penetrasi pasar, pengembangan pasar dan

pengembangan produk.

Gambar 2.1 Kurva Matriks SPACE

Sumber: H. Rowe, R. Mason, dan K. Dickel, Strategic Management and Business

Policy: A Methodological Approach.

Page 41: ANALISIS KECENDERUNGAN STRATEGI PERUSAHAAN MELALUI ...

25

3. Strategi-strategi Integrasi

a. Integrasi ke Depan

Integrasi ke depan (forward integration) berkaitan dengan usaha

untuk memperoleh kepemilikan atau kendali yang lebih besar atas

distributor. Semakin banyak produsen atau pemasok dewasa ini

menjalankan strategi integrasi ke depan dengan cara membangun website

untuk secara langsung menjual produk mereka kepada konsumen.

Sedangkan bila merujuk pada lembaga keuangan mikro khususnya BMT,

pemasok yang disebutkan sebelumnya sama halnya dengan dana funding,

ketika lembaga keuangan mikro tersebut dapat menguasai pasar untuk

menghimpun dana, maka hal tersebut akan berdampak pada banyaknya

dana yang disalurkan, baik dalam bentuk tabarru atau tijari. Berikut

adalah macam-macam jasa financing dalam mengaplikasikan integrasi

kedepan, yaitu:23

1) Prinsip Jual Beli (Ba’i)

Prinsip jual beli dilaksanakan sehubungan dengan adanya

perpindahan kepemilikan barang atau benda. Tingkat keuntungan

ditetentukan di depan dan menjadi bagian harga atas barang yang

dijual. Transaksi jual beli dapat dibedakan berdasarkan bentuk

pembayarannya dan waktu penyerahan barangnya, yaitu sebagai

berikut:

a) Pembiayaan Murabahah

23

Adiwarman Karim, Bank Islam; Analisis Fiqh dan Keuangan, (Jakarta: Raja Grafindo

Persada, 2013), h. 97.

Page 42: ANALISIS KECENDERUNGAN STRATEGI PERUSAHAAN MELALUI ...

26

Murabahah yang berasal dari kata ribhu (keuntungan),

adalah transaksi jual beli dimana lembaga keuangan menyebut

jumlah keuntungannya. Lembaga keuangan syariah atau BMT

bertindak sebagai penjual, sementara mitra sebagai pembeli.

Harga jual adalah harga beli BMT dari pemasok ditambah

keuntungan (marjin).

Kedua belah pihak harus menyepakati harga jual dan

jangka waktu pembayaran. Harga jual dicantumkan dalam akad

jual beli dan jika telah disepakati tidak dapat berubah selama

berlakunya akad. Dalam lembaga keuangan, murabahah selalu

dilakukan dengan cara pembayaran cicilan (bi tsaman ajil, atau

muajjal). Dalam transaksi ini barang diserahkan segera setelah

akad, sementara pembayaran dilakukan secara tangguh/cicilan.

b) Pembiayaan Salam

Salam adalah transaksi jual beli dimana barang yang

diperjualbelikan belum ada. Oleh karena itu barang diserahkan

secara tangguh sementara pembayaran dilakukan secara tunai.

BMT bertindak sebagai pembeli, sementara mitra sebagai

penjual. Sekilah transaksi ini seperti jual beli ijon, namun dalam

transaksi ini kuantitas, kualitas, harga, dan waktu penyerahan

barang harus ditentukan secara pasti.

Dalam praktik pada lembaga keuangan syariah, ketika

barang diserahkan kepada BMT, maka BMT akan menjualnya

Page 43: ANALISIS KECENDERUNGAN STRATEGI PERUSAHAAN MELALUI ...

27

kepada mitra secara tunai atau cicilan. Harga jual yang

ditentukan oleh BMT adalah harga beli dari mitra ditambah

keuntungan (marjin).

c) Pembiayaan Istishna’

Produk istishna menyerupai produk salam, tetapi dalam

istishna’ pembayarannya dapat dilakukan oleh BMT dalam

beberapa kali (termin) pembayaran. Skim dalam istishna

biasanya diaplikasikan pada pembiayaan manufaktur dan

konstruksi. Ketentuan umum pembiayaan istishna’ adalah

spesifikasi barang pesanan harus jelas, seperti jenis, macam

ukuran, mutu, dan jumlahnya. Harga jual yang telah disepakati

dicantumkan dalam akad istishna’ dan tidak boleh berubah

selama berlakunya akad. Jika terdapat perubahan pada kriteria

pesanan dan perubahan harga setelah akad ditandatangani,

seluruh biaya tambahan ditanggung oleh mitra pemasok.

2) Prinsip Sewa (Ijarah)

Transaksi sewa dilandasi adanya perpindahan manfaat. Jadi

pada dasarnya prinsip ijarah sama saja dengan prinsip jual beli, tetapi

perbedaan terletak pada objek transaksinya. Bila pada transaksi jual

beli objeknya adalah barang, pada ijarah objek transaksinya adalah

jasa.

Pada akhir masa sewa, BMT dapat saja menjual barang yang

disewakan kepada mitra. Karena itu dalam lembaga keuangan

Page 44: ANALISIS KECENDERUNGAN STRATEGI PERUSAHAAN MELALUI ...

28

syariah dikenal dengan ijarah mitahhiyah bittamlik (sewa yang

diikuti dengan adanya perpindahan kepemilikan). Harga sewa dan

harga jual disepakati pada awal perjanjian.

3) Prinsip Bagi Hasil (Syirkah)

a) Pembiayaan Musyarakah

Bentuk umum dari usaha bagi hasil adalah musyarakah

(syirkah atau syarikah). Transaksi musyarakah dilandasi dengan

adanya keinginan para pihak yang bekerja sama untuk

meningkatkan nilai aset yang mereka miliki secara bersama-

sama. Semua usaha yang melibatkan dua pihak atau lebih

dimana mereka secara bersama-sama memadukan seluruh

bentuk sumber daya baik yang berwujud maupun tidak

berwujud.

Secara spesifik bentuk kontribusi dari pihak yang bekerja

sama dapat berupa dana, barang perdagangan (trading asset),

kewiraswastaan (entepreneurship), kepandaian (skill),

kepemilikan (property), peralatan (equipment), atau intangible

asset (seperti hak paten atau goodwill), kepercayaan atau

reputasi (credit-worthiness), dan barang-barang lainnya yang

dapat dinilai dengan uang. Dengan merangkum seluruh

kombinasi dari bentuk kontribusi masing-masing pihak dengan

atau tanpa batasan waktu menjadikan produk/akad ini lebih

fleksibel.

Page 45: ANALISIS KECENDERUNGAN STRATEGI PERUSAHAAN MELALUI ...

29

b) Pembiayaan Mudharabah

Secara spesifik terdapat bentuk musyarakah yang

popular dalam produk lembaga keuangan syariah yaitu

mudharabah. Mudharabah adalah bentuk kerja sama antara dua

atau lebih pihak di mana pemilik modal (shahib al-maal)

mempercayakan sejumlah modal kepada pengelola (mudharib)

dengan suatu perjanjian pembagian keuntungan. Bentuk ini

menegaskan kerja sama dalam paduan kontribusi 100% modal

kas dari shahib al-maal dan keahlian dari mudharib.

Transaksi ini tidak mensyaratkan adanya wakil shahib

al-maal dalam manajemen proyek. Sebagai orang kepercayaan,

mudharib harus bertindak hati-hati dan bertanggung jawab

untuk setiap kerugian yang terjadi akibat kelalaian. Sedangkan

sebagai wakil shahib al-maal dia diharapkan untuk mengelola

modal dengan cara tertentu untuk menciptakan laba optimal.

Perbedaan yang esensial dari musyarakah dan

mudharabah terletak pada besarnya kontribusi atas manajemen

dan keuangan atau salah satu di antara itu. Dalam mudharabah,

modal hanya berasal dari satu pihak, sedangkan musyarakah

modal berasal dari dua pihak atau lebih.

4) Akad Pelengkap

Untuk mempermudah pelaksanaan pembiayaan, biasanya

diperlukan juga akad pelengkap. Akad pelengkap ini biasanya tidak

Page 46: ANALISIS KECENDERUNGAN STRATEGI PERUSAHAAN MELALUI ...

30

ditujukan untuk mencari keuntungan, tapi ditujukan untuk

mempermudah pelaksanaan pembiayaan. Meskipun tidak ditujukan

untuk mencari keuntungan, dalam akad pelengkap ini dibolehkan

untuk meminta pengganti biaya-biaya yang dikeluarkan untuk

melaksanakan akad ini. besarnya pengganti biaya ini sekedar untuk

menutupi biaya yang benar-benar timbul. Akad pelengkap ini adalah

akad-akad tabarru’.

a) Hiwalah (Alih Utang Piutang)

Tujuan fasilitas hiwalah adalah untuk membantu

supplier mendapatkan modal tunai agar dapat melanjutkan

produksinya. BMT mendapat ganti biaya atas jasa pemindahan

piutang. Untuk mengantisipasi risiko kerugian yang akan timbul,

BMT perlu melakukan penelitian atas kemampuan pihak yang

berutang dan kebenaran transaksi antara yang memindahkan

piutang dengan yang berutang. Katakanlah seorang supplier

bahan bangunan menjual barang-barangnya kepada pemilik

proyek yang akan dibayar dua bulan kemudian. Karena

kebutuhan supplier akan likuiditas, maka ia meminta BMT

untuk mengambil alih piutangnya. Bank akan menerima

pembayaran dari pemilik proyek.

b) Rahn (Gadai)

Page 47: ANALISIS KECENDERUNGAN STRATEGI PERUSAHAAN MELALUI ...

31

Tujuan akad rahn adalah untuk memberikan jaminan

pembayaran kembali kepada BMT dalam memberikan

pembiayaan. Barang yang digadaikan wajib memenuhi kriteria:

(1) Milik mitra sendiri;

(2) Jelas ukuran, sifat, dan nilainya ditentukan berdasarkan nilai

riil pasar;

(3) Dapat dikuasai namun tidak boleh dimanfaatkan oleh

kreditur.

Atas izin BMT, mitra dapat menggunakan barang

tertentu yang digadaikan dengan tidak mengurangi nilai dan

merusak barang yang digadaikan. Apabila barang yang

digadaikan cacat atau rusak, mitra harus bertanggung jawab.

c) Qardh

Qordh adalah pinjaman uang, adapun pengaplikasian

qordh dalam lembaga keuangan syariah yaitu sebagai pinjaman

kepada pengusaha kecil, di mana menurut perhitungan BMT

akan memberatkan si pengusaha bila diberikan pembiayaan

dengan skema jual beli, sewa, atau bagi hasil.

d) Wakalah (Perwakilan)

Wakalah dalam aplikasi lembaga keuangan syariah

terjadi apabila mitra memberikan kuasa kepada BMT untuk

mewakil dirinya dalam melakukan pekerjaan jasa tertentu,

seperti pembukuan L/C, inkaso, dan transfer uang.

Page 48: ANALISIS KECENDERUNGAN STRATEGI PERUSAHAAN MELALUI ...

32

b. Integrasi ke Belakang

Baik produsen ataupun paritel membeli material yang mereka

butuhkan dari pemasok. Integrasi ke belakang (backward integration)

adalah sebuah strategi yang mengupayakan kepemilikan atau kendali

yang lebih besar atas pemasok perusahaan.

Bila merujuk pada lembaga BMT, tentu saja yang akan menjadi

fokus yaitu pada penghimpunan dana atau funding. Adapun beberapa

macam funding pada BMT yaitu:

1) Simpanan Pokok

Simpanan pokok merupakan modal awal anggota yang

disetorkan dimana besar simpanan pokok tersebut sama dan tidak

boleh dibedakan antara anggota. Akad syariah simpanan pokok

tersebut masuk katagori akad Musyarakah. Konsep pendiriannya

tepatnya menggunakan konsep Syirkah Mufawadhoh yakni sebuah

usaha yang didirikan secara bersama-sama dua orang atau lebih,

masing-masing memberikan kontribusi dana dalam porsi yang sama

dan berpartisipasi dalam kerja dengan bobot yang sama pula.

Masing-masing partner saling menanggung satu sama lain dalam hak

dan kewajiban. Dan tidak diperkenankan salah seorang memasukan

modal yang lebih besar dan memperoleh keuntungan yang lebih

besar pula dibanding dengan partner lainnya.

2) Simpanan Wajib

Page 49: ANALISIS KECENDERUNGAN STRATEGI PERUSAHAAN MELALUI ...

33

Simpanan wajib masuk dalam katagori modal LKMS

sebagaimana simpanan pokok dimana besar kewajibannya

diputuskan berdasarkan hasil syuro (musyawarah) anggota serta

penyetorannya dilakukan secara kontinyu setiap bulannya sampai

seseorang dinyatakan keluar dari keanggotaan.

3) Simpanan Sukarela

Simpanan anggota merupakan bentuk investasi dari anggota atau

calon anggota yang memiliki kelebihan dana kemudian menyimpannya

di LKMS.

Adapun beberapa akad yang digunakan dalam penghimpunan

dana atau funding, yaitu:

1) Wadhiah

Wadi’ah dalam segi bahasa dapat diartikan sebagai

meninggalkan atau meletakkan sesuatu kepada orang lain untuk

dipelihara dan dijaga. Dari aspek teknis wadia’ah dapat diartikan

sebagai titipan murni dari satu pihak ke pihak lainnya, baik individu

maupun badan hukum, yang harus dijaga dan dikembalikan kapan

saja si penitip kehendaki.24

Firman Allah SWT:

24

Heri Sudarsono, Bank dan Lembaga Keuangan Syari’ah Deskripsi dan Ilustrasi,

(Yogyakarta: Ekonisia, 2003). h. 57.

Page 50: ANALISIS KECENDERUNGAN STRATEGI PERUSAHAAN MELALUI ...

34

Artinya: Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan

amanat kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu)

apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu

menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran

yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah maha

mendengar lagi maha melihat”.(QS. An nisaa(4):58).

Adapun pengaplikasian akad wadhiah dalam lembaga

keungan mikro syariah atau BMT antara lain:

a) Wadhi’ah Al-Amanah

yaitu akad yang menyatakan bahwa penerima titipan tidak

boleh memanfaatkan barang yang dititipkan. Tetapi harus tetap

menjaganya sesuai kelaziman. Pihak penerima titipan dapat

membebankan biaya kepada penitip sebagai penitipan. Wadi’ah

Al-Amanah yang dimaksud disini biasanya berupa dana ZIS

(zakat, infak, dan shadaqoh) yang dimiliki oleh 8 (delapan)

asnaf mustahik dan disalurkan baik dalam bentuk mustahik

produktif maupun konsumtif.

b) Wadhi’ah Yad Dhamanah

Wadi’ah Yad Dhamanah dapat diartikan sebagai titipan

murni dimana dana yang dititipkan boleh digunakan (diambil

manfaatnya) oleh penitip. Penyimpan mempunyai kewajiban

untuk bertanggung jawab terhadap kehilangan dana tersebut.

Semua keuntungan yang diperoleh dari titipan tersebut menjadi

Page 51: ANALISIS KECENDERUNGAN STRATEGI PERUSAHAAN MELALUI ...

35

hak penerima titipan. Sebagai imbalan kepada pemilik dana

dapat diberikan semacam insentif berupa bonus yang tidak

disyaratkan sebelumnya.25

Pada sistem operasional LKMS, pemilik dana menanamkan

uangnya di LKMS tidak dengan motif mendapatkan bunga,

tetapi dalam rangka mendapatkan keuntungan bagi hasil. Dalam

hal ini produk penghimpunan dana lembaga keuangan syariah

yang menjadi bagian dari simpanan wadi’ah yaitu Giro

Wadhi'ah. Giro Wadhi’ah adalah produk simpanan yang bisa

ditarik kapan saja. Dana nasabah dititipkan di LKMS dan boleh

dikelola. Setiap saat nasabah berhak mengambilnya dan berhak

mendapatkan bonus dari keuntungan pemanfaatan dana giro

oleh LKMS. Besarnya bonus tidak ditetapkan di muka tetapi

benar-benar merupakan kebijaksanaan LKMS. Sungguhpun

demikian nominalnya diupayakan sedemikian rupa untuk

senantiasa kompetitif.

2) Mudharabah

Mudharabah adalah salah satu akad kerjasama kemitraan

berdasarkan prinsip berbagi untung dan rugi, dilakukan sekurang-

kurangnya oleh dua pihak, dimana pihak pertama memiliki dan

menyediakan modal, disebut shahibul maal, sedangkan yang kedua

25

Wiroso, Penghimpunan Dana dan Distribusi Hasil Usaha Bank Syariah, (Jakarta: PT. Gramedia

Widiasarana Indonesia, 2005), h. 22.

Page 52: ANALISIS KECENDERUNGAN STRATEGI PERUSAHAAN MELALUI ...

36

memiliki keahlian (skill) dan bertanggung jawab atas pengelolaan

dana/manajemen usaha (proyek) tertentu, yang disebut mudharib .

Dalam kerangka penghimpunan dana mudharabah, mitra

bertindak sebagai shahibul maal dan BMT sebagai mudharib. BMT

dapat menawarkan produk penghimpunan dana mudharabah ini

kepada masyarakat dengan menunjukkan cara-cara penentuan dan

perhitungan porsi bagi hasilnya, BMT tidak diperkenankan

menjanjikan pemberian keuntungan tetap perbulan dalam jumlah

tertentu dengan sistem persentase sebagaimana lazim berlaku dalam

tatanan perbankan konvensional, atau dalam jumlah tertentu atas

dasar kalkulasi angka-angka rupiah. Adapun beberapa jenis akad

mudharabah yang diaplikasikan dalam funding BMT, yaitu:

a) Mudharabah Mutlaqah

Dalam mudharabah mutlaqah, nasabah yang meyimpan

dananya di LKMS tidak memberikan pembatasan bagi BMT

dalam menggunakan dana yang disimpannya. BMT bebas untuk

menetapkan akad seperti apa yang akan nantinya akan dipakai

ketika menyalurkan pembiayaan, kepada siapa pembiayaan itu

diberikan, usaha seperti apa yang harus dibiayai dan lain-lain.

Jadi prinsip mudharabah mutlaqah lebih memberikan

keleluasaan bagi BMT.

Sesuai dengan ketetentuan Himpunan Fatwa DSN-MUI,

2003 mengenai produk perhimpunan dana Lembaga Keuangan

Page 53: ANALISIS KECENDERUNGAN STRATEGI PERUSAHAAN MELALUI ...

37

Syari‟ah, dimana Mudharabah Mutlaqah menggunakan dua

aplikasi LKMS yaitu:

(1) Tabungan Mudharabah

Dana yang disimpan nasabah akan dikelola LKMS, untuk

memperoleh keuntungan. Keuntungan akan diberikan

kepada nasabah berdasarkan kesepakatan kedua belah

pihak. Nasabah bertindak sebagai shahibul maal dan

lembaga keuangan syariah bertindak sebagai mudharib.26

(2) Deposito Mudharabah

LKMS bebas melakukan berbagai usaha yang tidak

bertentangan dengan syariah dan mengembangkannya.

LKMS bebas mengeola dana (mudharabah mutlaqah).

LKMS berfungsi sebagai mudharib sedangkan nasabah juga

shahibul maal. Ada juga dana nasabah yang dititipkan

untuk usaha tertentu. Nasabah memberi batasan penggunaan

dana untuk jenis dan tempat tertentu. Jenis ini disebut

mudharabah muqayyadah.

b) Mudharabah Muqayyadah (Investasi Terikat)

Mudharabah Muqayyadah, nasabah yang menyimpan

dananya di LKMS memberikan batasan-batasan tertentu dalam

menggunkannya dana yang disimpannya. Pada prinsip ini, mitra

memberikan satu atau beberapa batasan seperti usaha apa yang

26 Fatwa DSN-MUI No. 02/DSN-MUI/IV/2000.

Page 54: ANALISIS KECENDERUNGAN STRATEGI PERUSAHAAN MELALUI ...

38

harus dibiayai, akad yang digunakan atau kepada nasabah yang

mana dan lain-lain.

c. Integrasi Horizontal

Integrasi Horizontal (horizontal integration) mangacu pada strategi

yang mengupayakan kepemilikan atau kendali yang lebih besar atas

pesaing perusahaan. Salah satu tren paling signifikan dalam manajemen

strategis dewasa ini adalah meningkatnya strategi horizontal sebagai

strategi pertumbuhan. Merger, akuisisi, atau pengambil alihan diantara

para pesaing memungkinkan peningkatan skala ekonomi serta

mendorong transfer sumber daya dan kompetensi.

4. Strategi-strategi Intensif

Penertrasi pasar, pengembangan pasar, dan pengembangan produk

kadang disebut sebagai strategi-strategi intensif sebab hal tersebut

mengharuskan adanya upaya-upaya intensif jika posisi kompetitif sebuah

perusahaan dengan produk yang ada saat ini ingin membaik.

a. Penetrasi Pasar

Penetrasi pasar adalah strategi yang mengusahakan peningkatan

pangsa pasar untuk produk atau jasa yang ada di pasar saat ini melalui

upaya-upaya pemasaran yang lebih besar. Strategi ini secara luas

digunakan dalam bentuk murni maupun dalam bentuk lainnya. Penetrasi

pasar meliputi penambahan jumlah tenaga penjualan, peningkatan

pengeluaran untuk iklan, penawaran produk-produk promosi penjualan

secara ekstensif, atau pelipatgandaan upaya-upaya pemasaran.

Page 55: ANALISIS KECENDERUNGAN STRATEGI PERUSAHAAN MELALUI ...

39

b. Pengembangan Pasar

Pengembangan pasar meliputi pengenalan produk atau jasa yang

ada saat ini ke wilayah-wilayah geografis yang baru.

c. Pengembangan Produk

Pengembangan produk adalah sebuah strategi yang mengupayakan

peningkatan penjualan dengan cara memperbaiki atau memodifikasi

produk atau jasa yang ada saat ini.

5. Strategi Diversifikasi

Terdapat dua jenis umum strategi diversifikasi yaitu terkait dan tidak

terkait. Bisnis dikatakan terkait ketika rantai nilai bisnis memiliki kesesuaian

strategis lintas bisnis yang bernilai secara kompetitif; bisnis dikatakan tidak

terkait jika rantai nilai bisnis sangat tidak mirip sehingga tidak ada hubungan

lintas bisnis yang bernilai secara kompetitif.

6. Strategi Defensif

a. Penciutan

Penciutan (retrenchment) terjadi manakala sebuah organisasi

melakukan pengelompokan ulang melalui pengurangan biaya dan asset

untuk membalik penjualan dan laba yang menurun. Hal tersebut bisa juga

disebut dengan pembalikan atau strategi reorganisasional, penciutan

dilakukan untuk memperkuat kompetensi khusus dasar suatu organisasi.

Selama penciutan, para penyusun strategi bekarja dengan sumber daya

yang terbatas dan menghadapi tekanan dari pemegang saham, karyawan,

dan mungkin media. Penciutan bisa melibatkan penjualan lahan,

Page 56: ANALISIS KECENDERUNGAN STRATEGI PERUSAHAAN MELALUI ...

40

banguanan, atau aset lainnya untuk mendapatkan kas yang dibutuhkan,

memangkas lini produk, menutup bisbis yang tidak menguntungkan,

mengurangi jumlah karyawan, dan membangun sistem pengendalian

beban.

b. Divestasi

Menjual satu divisi atau bagaian dari sebuah organisasi disebut

dengan divestasi. Divestasi sering dipakai untuk mendapatkan modal

guna akuisisi atau investasi strategis yang lebih jauh. Divestasi dapat

menjadi bagian dari keseluruhan strategi penciutan untuk membebaskan

organisasi dari bisnis yang tidak menguntungkan, yang membutuhkan

terlalu banyak modal, atau yang tidak begitu sesuai dengan aktifitas

perusahaan yang lain. Divestasi juga telah menjadi strategi yang popular

bagi perusahaan untuk berfokus pada bisnis inti mereka dan tidak terlalu

terdiversifikasi.

c. Likuidasi

Likuidasi merupakan pengakuan kekalahan dan konsekuensinya

bisa menjadi sebuah strategi yang sulit secara emosional. Namun

demikian, lebih baik menghentikan operasi dari pada terus menderita

kerugian uang dalam jumlah yang besar.

C. Baitul Maal wa Tamwil

1. Definisi dan Sejarah BMT

Nama Baitul Maal berasal dari bahasa Arab, yaitu dari kata bait

artinya “rumah”, dan al-maal yang berarti “harta”. Baitul Maal berarti rumah

Page 57: ANALISIS KECENDERUNGAN STRATEGI PERUSAHAAN MELALUI ...

41

untuk mengumpulkan atau menyimpan harta. Baitul Maal adalah suatu

lembaga yang mempunyai tugas khusus menangani segala harta umat baik

berupa pendapatan maupun pengeluaran negara. Dengan demikian,

munculnya nama Baitul Maal pada masa itu adalah terkait dengan urusan

negara berkenaan dengan pengelolaan harta baik berupa uang maupun barang

sebagaimana Rasulullah Shallallahu’ Alaihi Wasallam (SAW) pada 1-11

H/662-632 M memperlakukan ghanimah (harta rampasan perang) yang

diperoleh pada Perang Badar. Rasulullah Shallallahu’ Alaihi Wasallam

(SAW) senantiasa membagikan ghanimah dan seperlima bagian darinya (al-

akhmas) setelah usainya peperangan, tanpa menunda-nunda lagi. Pengelolaan

Baitul Maal seperti ini, yaitu mengelola harta umat oleh negara dengan

menghalalkan pengelolanya mengambil sebagian dari harta tersebut

secukupnya; hak amil sebanyak banyaknya 12,5% (persen) atau 1/8 bagian

terus berlangsung sampai dengan masa ke-khalifahan Ali bin Abi Thalib (35-

40 H/656-661 M).

Masa setelah kekhalifahan Ali bin Abi Thalib, pengelolaan Baitul

Maal berubah, yaitu pada masa pemerintahan Bani Umayyah, Baitul Maal

berada sepernuhnya di bawah kekuasaan khalifah tanpa dapat dipertanyaan

atau dikritik oleh rakyat. Dalam perkembangan selanjutnya masa Dinasti

Abbasiyah dan Umayyah, Baitul Maal telah menjadi lembaga penting bagi

negara, mulai dari penarikan zakat, pajak, ghanimah, kharaj, sampai

membangun jalan, menggaji tentara dan juga pejabat negara serta

membangun sarana sosial.

Page 58: ANALISIS KECENDERUNGAN STRATEGI PERUSAHAAN MELALUI ...

42

Dalam pengertian Baitul Maal yang sekarang, khususnya di

Indonesia menjadi menyempit. Baitul Maal tidak lagi menjalankan tugas luas

yang dahulunya dilakukan oleh pemerintah atau negara sebagaimana masa

kekhalifahan di atas. BMT lebih diartikan sebagai lembaga sosial untuk

menyalurkan zakat, infaq, shadaqah atau sebagai lembaga amil saja, dengan

pelaksananya bukan hanya pemerintah, melainkan swasta juga dapat

melakukannya. Pelaksana Baitul Maal oleh pemerintah kita kenal dengan

nama BAZIS, didorong oleh pertemuan sebelas tokoh ulama nasional yang

berkumpul di Jakarta pada 24 september 1968, untuk membahas beberapa

persoalan umat, khususnya pelaksanaan zakat di Indonesia. Hal tersebut

selanjutnya ditanggapi positif oleh Presiden dengan memberikan seruan dan

edaran kepada para pejabat dan instansi terkait untuk menyebarluaskan dan

membantu terlaksananya pengumpulan zakat secara nasional. Tercatat bahwa

secara resmi, Gubernur Provinsi DKI Jakarta, Ali Sadikin mengeluarkan

Surat Keputusan No. Cb. 14/8/18/68 tertanggal 05 Desember 1968 tentang

pembentukan Badan Amil Zakat, berdasarkan syariat Islam dalam wilayah

DKI Jakarta.

2. Perkembangan BMT

Didorong oleh kesadaran akan perlunya perbaikan ekonomi umat,

dirasakan keberadaan Baitul Maal (BM) perlu diperluas fungsinya tidak

hanya sebagai lembaga sosial yang hanya menyalurkan dana-dana zakat,

infaq, dan shadaqah, namun juga dana yang dapat ditumbuh-kembangkan

Page 59: ANALISIS KECENDERUNGAN STRATEGI PERUSAHAAN MELALUI ...

43

sebagai modal umat untuk melakukan kegiatan usaha sehingga mampu

meningkatkan kondisi ekonomi umat.

Dimulai tahun 1984 dikembangkan oleh aktivis Masjid Salman di ITB

Bandung yang mendirikan Koperasi Teknosa yang mencoba menggulirkan

lembaga pembiayaan berdasarkan syariah bagi usaha kecil.dipilihnya badan

hukum koperasi tampaknya sebagai pilihan yang dianggap paling tepat untuk

memenuhi aspek legalitasnya, sementara secara generik umat lebih

menyebutnya sebagai Baitul Tamwil (BT) Teknosa.

Tahun 1988 menyusul muncul Koperasi Ridho Gusti, dan pada tahun

1992 muncul lembaga yang menggabung nama Baitul Maal dan Tamwil,

dengan BMT Insan Kamil. Mulai pada masa inilah secara sadar umat lebih

familiar dan mengenal BMT sebagai lembaga keuangan mikro syariah yang

memberikan layanan keuangan umat baik untuk sosial maupun layanan

komersial.

Perkembangan selanjutnya adalah dirasakan dan timbulnya “ekses

negatif” ketika fungsi dan kegiatan sosial bergabung dengan komersial/niaga

dalam satu manajemen yang sering kali membuat tidak fokusnya manajemen

BMT dengan dua bidang. Oleh karena itu BMT mulai konsentrasi pada

kegiatan bisnis, namun tetap melakukan kegiatan sosial dengan pemisahan

manajemen secara tegas. Kebijakan ini berpengaruh positif pada pertumbuhan

dan perkembangan BMT di Indonesia.

Kemunculan lembaga Baitul Maal wa Tamwil, yang melakukan

kegiatannya berdasar prinsip-prinsip syariah dirasakan betul bagi umat dapat

Page 60: ANALISIS KECENDERUNGAN STRATEGI PERUSAHAAN MELALUI ...

44

memenuhi kebutuhan, tidak saja karena sistemnya yang syar’i, namun juga

karena fungsi manfaat sosial dan ekonomi. Oleh karena itu, kemudian

bermunculan lembaga-lembaga keuangan mikro syariah dengan nama generik

BMT yang banyak dimotori oleh aktivis, jamaah masjid, dan organisasi

kemasyarakatan seperti Muhammadiyah, Nahdhatul Ulama, PERSIS, dan

sebagainya, serta umat lain secara perorangan atau kelompok.

Sampai dengan tahun 1993, kegiatan operasional BMT-BMT di

Indonesia masih beragam, baik dari sisi produk, akad, maupun sistem

operasionalnya. Situasi perekonomian Indonesia yang krisis pada tahun 1991,

melatarbelakangi kebijakan pemerintah yang dikenal dengan “Tight Money

Policy”, yang disusul dengan kebijakan perbankan dengan mempermudah

pendirian bank-bank. kebijakan ini mendorong umat untuk mendirikan bank

syariah, khususnya skala mikro atau Bank Perkreditan Rakyat. Namun

kenyataannya umat banyak menghadapi kendala untuk mendirikan BPR,

terutama dari segi SDM dan modal dasar. Oleh karena itu umat banyak

mengalihkan pilihannya dengan mendirikan BMT. Diawali dengan BMT

BINAMA di Semarang, BMT TAMZIZ di Wonosobo, BMT BUS di Lasem,

BMT Beringharjo di Yogyakarta, dan disusul oleh umat-umat diseluruh

Indonesia termotivasi oleh “ghirah” semangat tinggi mendirikan BMT.

Gerakan nasional BMT tahun 1995 (yang dimotori oleh PINBUK) tampaknya

mempunyai peran yang cukup penting dalam hal ini. Pada masa inilah BMT

yang kita kenal beroperasi di Indonesia mendasarkan kegiatan operasionalnya

sebagai sebuah lembaga keuangan dengan prinsip sistem perbankan syariah,

Page 61: ANALISIS KECENDERUNGAN STRATEGI PERUSAHAAN MELALUI ...

45

yang kemudian diadopsi dan dilegalkan oleh pemerintah melalui Departemen

Koperasi dan UKMK sebagai departemen terkait dengan Keputusan Menteri

Koperasi dan UMKM No. 91/Kep/M.KUKM/IX/2004.

Masa menjamur-tumbuh dan berkembangnya BMT ini, semakin

meneguhkan dan mendirikan keyakinan umat bahwa BMT adalah lembaga

umat yang tepat untuk menjawab masalah-masalah ekonomi umat. Beberapa

BMT mulai tumbuh kesadarannya untuk memperkuat barisan sebagai

lembaga keuangan syariah yang dituntut untuk profesional. Dari beberapa

BMT yang tergabung dari komunitasnya membentuk semacam lembaga

“APEX” sebagai paying BMT. Diawali dengan Dompet Dhuafa Republika,

ICMI, INKOPSYAH, P3UK adalah lembaga-lembaga yang menempatkan

diri sebagai APEX yang mewadahi BMT-BMT di bawah jejaringnya.

Dengan dukungan lembaga APEX ini pula muncul kesadaran kritis

para civitas BMT untuk memperkuat BMT dan mengatisipasi risk prediction

(perkiraan risiko), yang dapat terjadi sebagai lembaga keuangan umat dengan

mendirikan bisnis unit yang diharapkan dapat berperan tidak saja dalam

rangka mengoptimalisasikan perolehan keuntungan BMT, namun juga

sebagai lembaga jangkar bahkan sebagai Bank Indonesia-nya seluruh BMT.27

D. Disiplin Kerja

1. Pengertian Disiplin Kerja

Disiplin kerja adalah alat yang digunakan para manajer untuk

berkomunikasi dengan karyawan agar mereka bersedia untuk mengubah suatu

27 Abdul Ghafar Ismail, BMT;Praktik dan Kasus, (Jakarta: Rajawali Pers, 2016), h. 3-6.

Page 62: ANALISIS KECENDERUNGAN STRATEGI PERUSAHAAN MELALUI ...

46

perilaku serta sebagai suatu upaya untuk meningkatkan kesadaran dan

kesediaan seseorang mentaati semua peraturan perusahaan dan norma-norma

sosial yang berlaku. Disiplin karyawan memerlukan alat komunikasi,

terutama pada peringatan yang bersifat spesifik terhadap karyawan yang tidak

mau berubah sifat dan perilakunya. Penegakan disiplin kerja biasanya

dilakukan oleh penyelia. Sedangkan kesadaran adalah sikap seseorang yang

sukarela mentaati semua peraturan dan sadar akan tugas dan tanggung

jawabnya.

2. Bentuk-bentuk Disiplin Kerja

Terdapat empat perspektif daftar yang menyangkut disiplin kerja yaitu:

a. Disiplin Retributif, yaitu berusaha menghukum orang yang berbuat salah.

b. Disiplin Korektif, yaitu berusaha membantu karyawan mengoreksi

perilakunya yang tidak tepat.

c. Perspektif hak-hak individu, yaitu melindungi hak-hak dasar individu

selama tindakan-tindakan disipliner.

d. Perspektif Utilitarian, yaitu berfokus kepada penggunaan disiplin hanya

pada saat konsekuensi-konsekuensi.

Tabel 2.1 Perspektif Disiplin Karyawan

Perspektif Definisi Tujuan Karyawan

Retributif Para pengambil keputusan

mendisiplinkan dengan suatu cara

yang proporsional terhadap sasaran.

Dengan tidak melakukan tindakan

seperti itu akan dianggap tidak adil

oleh orang-orang yang bertindak

Menghukum si perlanggar.

Page 63: ANALISIS KECENDERUNGAN STRATEGI PERUSAHAAN MELALUI ...

47

secara tidak tepat.

Korektif Pelanggaran-pelanggaran terhadap

peraturan-peraturan harus

diperlakukan sebagai masalah-

masalah yang dikoreksi dari pada

perlanggaran-pelanggaran yang

mesti dihukum. Hukuman akan

lunak sebagai pelanggar menunjukan

kemauan untuk mengubah

perilakunya.

Membantu karyawan

mengoreksi perilaku yang

tidak dapat diterima sehingga

dia dapat terus dikaryakan

oleh perusahaan.

Hak-hak

individual

Disiplin hanya tepat jika terdapat

alasan yang adil untuk menjatuhkan

hukuman. Hak-hak karyawan lebih

diutamakan dari pada tindakan

disiplin.

Melindungi hak-hak

individu.

Utilitarian Tingkat tindakan disiplin diambil

tergantung pada bagaimana disiplin

itu akan mempengaruhi produktifitas

dan profitabilitas. Biaya penggantian

karyawan dan konsekuensi-

konsekuensi memperkenankan

perilaku yang tidak wajar perlu

dipertimbangkan. Karena biaya

penggantian karyawan kian

melambung, maka kerasnya disiplin

hendaknya semakin menurun.

Karena konsekuensi membiarkan

perilaku yang tidak terpuji terus

meningkat, maka demikian pula

kerasnya hukum.

Memastikan bahwa faedah-

faedah tindakan disiplin

melebihi konsekuensi-

konsekuensi negatifnya.

3. Pendekatan Disiplin Kerja

Terdapat tiga konsep dalam pelaksanaan tindakan disipliner, yaitu:

aturan tungku panas (hot stove rule), tindakan disiplin progresif, dan tindakan

disiplin positif. Pendekatan-pendekatan aturan tungku panas dan tindakan

disiplin progresif terfokus pada perilaku masa lalu. Sedangkan tindakan

disiplin positif berorientasi kemasa yang akan datang dalam bekerja sama

Page 64: ANALISIS KECENDERUNGAN STRATEGI PERUSAHAAN MELALUI ...

48

dengan para karyawan untuk memecahkan masalah-masalah sehingga

masalah itu tidak timbul lagi.

a. Aturan Tungku Panas

Aturan tungku panas atau hot stove rules merupakan prinsip-prinsip yang

digunakan dalam mendisiplinkan karyawan secara efektif. Prinsip-prinsip

tersebut meliputi: immadiate, advance warning, consistent, dan

impersonal nature.

1) Immadiate : semakin segera penerapan disiplin

diterapkan untuk pelanggaran, semakin efektif daripada ditunda.

2) Advance warning : semakin jelas peringatan akan hukuman

yang diberikan kepada para pelaku pelanggaran, semakin efektif.

Setiap orang atau karywan telah mengetahui sankinya jika

melanggar aturan yang telah disepakati.

3) Consistency : Perlakuan yang fair membutuhkan

konsisten terhadap pelanggaran disiplin. Setiap karyawan yang

melakukan pelanggaran yang sama akan mendapatkan ganjaran yang

sama. Artinya tidak ada perbedaan antara pegawai kelas bawah

dengan pegawai kelas menengah.

4) Impersonal nature : hukuman yang diberikan hanya atas dasar

apa yang dilakukan, bukan karena personalnya.

b. Tindakan Disiplin Progresif

Tindakan disiplin progresif dimaksudkan untuk memastikan bahwa

terdapat hukuman minimal yang tepat terhadap setiap pelanggaran.

Page 65: ANALISIS KECENDERUNGAN STRATEGI PERUSAHAAN MELALUI ...

49

Tujuan tindakan ini adalah membentuk program disiplin yang

berkembang mulai dari hukuman yang ringan hingga yang sangat keras.

Penggunaan tindakan ini meliputi serangkaian pertanyaan mengenai

kerasnya pelanggaran. Manajer hendaknya mengajukan pertanyaan-

pertanyaan ini secara beruruan untuk menentukan tindakan.

Gambar 2.1 Serangkaian Pertanyaan Disiplin Progresif

c. Tindakan Disiplin Positif

Tindakan disinpliner positif dimaksudkan untuk mendorong para

karyawan memantau perilaku-perilaku mereka sendiri dan memikul

tanggung jawab atas konsekuensi-konsekuensi dari tindakan-tindakan

mereka. Tindakan disiplin positif serupa dengan disiplin progresif dalam

hal bahwa tindakan ini juga menggunakan serentetan langkah terakhir

Page 66: ANALISIS KECENDERUNGAN STRATEGI PERUSAHAAN MELALUI ...

50

yaitu pemecatan. Disiplin positif mengganti hukuman yang digunakan

dalam disiplin progresif dengan sesi-sesi konseling antara karyawan dan

penyelia. Penyelia memakai keahlian-keahlian konselingnya untuk

memotivasi para karyawan supaya berubah.

4. Sanksi Pelanggaran Kerja

Pelanggaran kerja adalah setiap ucapan, tulisan, dan perbuatan

seorang pegawai yang melanggar peraturan disiplin yang telah diatur oleh

pimpinan organisasi. Sedangkan sanksi pelanggaran kerja adalah hukuman

disiplin yang dijatuhkan pimpinan organisasi kepada pegawai yang

melanggar peraturan disiplin yang telah diatur pimpinan organisasi. Ada

beberapa tingkat dan jenis sanksi pelanggaran kerja yang umumnya berlaku

dalam suatu organisasi yaitu:

a. Sanksi pelanggaran ringan meliputi:

1) Teguran lisan;

2) Teguran tertulis;

3) Pernyataan tidak puas secara tertulis.

b. Sanksi pelanggaran sedang meliputi:

1) Penundaan kenaikan gaji;

2) Penurunan gaji;

3) Penundaan kenaikan pangkat/jabatan.

c. Sanksi pelanggaran berat meliputi:

1) Penurunan jabatan;

2) Pembebasan dari jabatan;

Page 67: ANALISIS KECENDERUNGAN STRATEGI PERUSAHAAN MELALUI ...

51

3) Pemberhentian;

4) Pemecatan.

E. Penempatan dan Pemberhentian28

1. Penempatan

Penempatan karyawan berarti mengalokasikan para karyawan pada

posisi kerja tertentu, hal ini terjadi khusus pada karyawan baru. Kepada

karyawan lama yang telah menduduki jabatan atau pekerjaan termasuk

sasaran fungsi penempatan karyawan dalam arti mempertahankan pada

posisinya atau memindahkan pada posisi yang lain.

Penempatan staffing terdiri dua cara. Pertama, karyawan baru dari

luar perusahaan. Kedua, penugasan di tempat yang baru bagi karyawan lama

yang disebut implacement atau penempatan internal. Sempat terjadi

penempatan internal tanpa adanya orientasi, karena karyawan lama dianggap

telah mengetahui segala sesuatu tentang perusahaan. Namun sayangnya

anggapan tersebut hanya setengah benar. Karyawan yang berpengalaman

memang sudah mengetahui perusahaan dengan baik, tetapi ia tidak

mengetahui hal-hal yang berkaitan dengan pekerjaan dan lingkungan kerjanya

yang baru. Mendapatkan pekerjaan baru dalam satu departemen memerlukan

sedikit orientasi. Perpindahan antar departemen membutuhkan orientasi yang

lebih lengkap. Penempatan internal hanya memerlukan orientasi tentang

pekerjaan barunya, sedangkan orientasi tingkat pertama diabaikan.

28

Veithzal Rivai dkk, Manajemen Sumber Daya Manusia; Dari Teori ke Praktik,

(Jakarta: Rajawali Pers, 2015), h. 147.

Page 68: ANALISIS KECENDERUNGAN STRATEGI PERUSAHAAN MELALUI ...

52

Penempatan adalah penugasan atau penugasan kembali seorang

karyawan kepada pekejaan barunya. Keputusan penempatan lebih banyak

dibuat oleh manajer lini, biasanya supervisor seorang karyawan dengan

berkonsultasi menentukan penempatan karyawan di masa datang. Peranan

departemen adalah memberi nasihat kepada manajer lini tentang kebijakan

perusahaan dan memberikan konseling kapada para karyawan.

Dalam alur ini, terdapat tiga jenis penting dari penempatan, yaitu

promosi, transfer, dan demosi. Setiap keputusan harus diiringi oleh orientasi

dan tindak lanjut, apapun penyebabnya seperti perampingan, merjer, atau

perubahan internal lainnya. Berikut ini dijelaskan tiga jenis penempatan,

diantaranya:

a. Promosi

Promosi terjadi apabila seorang karyawan dipindahkan dari

pekerjaan ke pekerjaan lain yang lebih tinggi bayaran, tanggung jawab,

dan atau level.

b. Transfer dan Demosi

Transfer dan demosi adalah dua kegiatan utama penempatan

karyawan lainnya yang ada pada perusahaan. Transfer terjadi jika

seorang karyawan dipindahkan dari tugas ke bidang tugas lainnya yang

tingkatannya hampir sama baik tingkat gaji, tanggung jawab, maupun

tingkat strukturalnya. Demosi terjadi jika seorang karyawan dipindahkan

dari posisi ke posisi lainnya yang lebih rendah tingkatannya, baik tingkat

gaji, tanggung jawab, maupun tingkat strukturalnya.

Page 69: ANALISIS KECENDERUNGAN STRATEGI PERUSAHAAN MELALUI ...

53

Selain dari tiga penempatan diatas, adapun beberapa masalah yang

terjadi dalam penempatan. Terdapat tiga hal yang mendasari keputusan bagi

SDM, yaitu efektifitas, tuntutan hukum, dan prevensi PHK.

a. Evektifitas

Evektifitas penempatan harus mampu meminimalisasi

kemungkinan terjadinya kekacauan bagi karyawan dan perusahaan.

Untuk mengurangi kekacauan, keputusan promosi dan transfer harus

dibuat sesuai dengan langkah-langkah seleksi seperti yang sudah

dijelaskan sebelumnya. Demosi juga harus dicatat dan mengikuti aturan

disipliner. Ketika penempatan ditetapkan, karyawan baru harus

mendapatkan pengenalan untuk mengurangi kecemasan dan

mempercepat sosialisasi dan proses belajar.

b. Tuntutan Hukum

Selama ini hubungan kerja yang tidak didasarkan pada kontrak

resmi tertulis disebut hubungan kerja sukarela dan dilanjutkan dengan

persetujuan. Kedua pihak harus memberitahukan apabila hubungan itu

berakhir. Hak perusahaan untuk memberhentikan pekerja setiap saat

tanpa adanya sebab menjadi dikenal sebagai doktrin pemberi kerja.

Doktrin ini menyebutkan bahwa seorang pekerja dapat dipecat dengan

alasan apapun termasuk tanpa alasan. Selama ini pula, pemerintah dan

hukum telah membatasi hak ini, hakim hendaknya mempelajari dengan

cermat buku pedoman pekerja, janji manajemen dan sumber-sumber lain

untuk mencari kontak kerja.

Page 70: ANALISIS KECENDERUNGAN STRATEGI PERUSAHAAN MELALUI ...

54

c. Pencegahan Separasi (PHK)

Salah satu bidang kreatif MSDM adalah upaya pencegahan

separasi. Ketika departemen SDM dapat mencegah perusahaan

kehilangan SDM yang bernilai, maka uang yang ditanam dalam

rekrutmen, seleksi, orientasi, dan pelatihan tidak hilang. Uang juga dapat

dihemat dengan mengurangi keperluan penyebaran pekerja yang tersisa.

Meskipun jumlah minimum dari attrisi menjamin suatu arus

karyawan baru kedalam suatu perusahaan dan kesempatan promosi untuk

hal itu sudah ada, tiap-tiap karyawan yang diberhentikan mengalami

kerugian investasi. Melalui pendekatan proaktif, pengurangan keryawan

melalui mengunduran diri secara sukarela, kematian, layoff dan terminasi

dapar dikurangi.

F. Konflik Kerja29

Konflik dalam perusahaan terjadi dalam berbagai bentuk dan corak, yang

merintangi hubungan individu dengan kelompok ataupun kelompok yang lebih

besar. Berhadapan dengan orang-orang yang mempunyai pandangan yang berbeda

sering berpotensi terjadinya gesekan, sakit hati dan lain-lain. Sebagai individu

sering terjebak dalam kancah konflik yang berkepanjangan, terutama antara

karyawan yang karena tugas selalu berhubungan satu sama lain. Meskipin

ketergantungan dan interaksi antar individu dalam melaksanakan tugas merupakan

suatu hal yang lumrah dalam suatu perusahaan.

29

Veithzal Rivai dkk, Manajemen Sumber Daya Manusia; Dari Teori ke Praktik,

(Jakarta: Rajawali Pers, 2015), h. 717.

Page 71: ANALISIS KECENDERUNGAN STRATEGI PERUSAHAAN MELALUI ...

55

1. Pengertian Konflik Kerja

Konflik kerja adalah ketidaksesuaian antara dua atau lebih anggota-

anggota atau kelompok (dalam suatu organisasi/perusahaan) yang harus

membagi sumber daya yang terbatas atau kegiatan-kegiatan dan atau karena

kenyataan bahwa mereka memiliki perbedaan status, tujuan, nilai, atau

persepsi. Pengertian ini mencakup rentang yang luas dari konflik yang

dialami orang dalam perusahaan, ketidakcocockan tujuan, perbedaan

penafsifan fakta, ketidaksepakatan yang didasarkan pada pengharapan

perilaku, dan lain-lain.

2. Penyebab Timbulnya Konflik Kerja

Konflik dalam perusahaan dapat disebabkan oleh beberapa faktor,

seperti adanya saling ketergantungan, perbedaan tujuan dan prioritas, faktor

birokrasi (line-staff), kriteria penilaian prestasi yang tidak tepat, dan

persaingan atas sumber daya yang langka.

a. Saling Ketergantungan Tugas

Ketergantungan tugas terjadi jika dua atau lebih kelompok

tergantung satu sama lainnya dalam menyelesaikan tugasnya. Potensi

meningkatnya konflik tergantung pada sejauh mana kadar dari saling

ketergantungan tersebut. Ada tiga jenis ketergantungan yang

diidentifikasi, yaitu:

1) Ketergantungan yang dikelompokkan

Ketergantungan yang dikelompokkan terjadi jika masing-

masing kelompok dalam melakukan aktivitasnya tidak tergantung

Page 72: ANALISIS KECENDERUNGAN STRATEGI PERUSAHAAN MELALUI ...

56

antara kelompok yang satu dengan yang lainnya, akan tetapi prestasi

yang dikelompokkan akan menentukan prestasi organisasi secara

keseluruhan. Potensi timbulnya konflik dengan adanya

ketergantungan yang dikelompokan relatif rendah.

2) Ketergantungan berurutan

Ketergantungan berurutan terjadi jika suatu kelompok baru

dapat memulai tugasnya jika kelompok lainnya telah menyelesaikan

tugasnya.

3) Ketergantungan timbal balik

Ketergantungan timbal balik terjadi jika prestasi kelompok

saling tergantung antara kelompok yang satu dengan kelompok yang

lainnya. Saling ketergantungan timbal-balik terjadi pada berbagai

organisasi, seperti berbagai unit dalam lembaga rumah sakit, semua

terganutung pada keahlian satu sama lain dalam menyembuhkan

pasien.

b. Perbedaan Tujuan dan Prioritas

Perbedaan orientasi dari masing-masing subunit atau kelompok

mempengaruhi cara dari masing-masing subunit atau kelompok tersebut

dalam mengejar tujuannya, dan sering kali tujuan dari masing-masing

subunit atau kelompok tersebut saling bertentangan.

c. Faktor Birokratik (Lini-Staff)

Di beberapa organisasi atau perusahaan orang-orang yang berada

dalam fungsi lini menganggap dirinya sebagai sumber organisasi yang

Page 73: ANALISIS KECENDERUNGAN STRATEGI PERUSAHAAN MELALUI ...

57

menentukan dan orang-orang yang berada dalam fungsi staff sebagai

pemain kedua dan tidak dapat mengambil keputusan.

d. Sikap Menang Kalah

Jika dua kelompok berinteraksi dalam persaingan kalah menang,

maka dengan mudah bisa dipahami mengapa konflik itu terjadi. Dalam

kondisi seperti itu maka ada kelompok yang menang dan ada kelompok

yang kalah. Ada beberapa kondisi yang memungkinkan terjadinya sikap

menang kalah, diantaranya:

1) Jika satu kelompok hanya mengejar kepentingannya saja;

2) Jika kelompok tertentu mencoba untuk meningkatkan kekuasaan

posisinya;

3) Jika kelompok tertentu menggunakan ancaman untuk mencapai

tujuannya;

4) Jika kelompok tertentu selalu berusaha untuk mengeksploitasi

kelompok lainnya;

5) Jika kelompok tertentu berusaha mengisolasi kelompok lainnya.

3. Metode Penyelesaian Konflik

Ada tiga metode penyelesaian konflik yang sering digunakan, yaitu

dominasi atau pendekatan, kompromi, dan pemecahan masalah integrative.

a. Dominasi atau Penekanan

Dominasi dan penekanan dapat dilakukan dengan beberapa cara,

yaitu:

1) Kekerasan (Forcing) yang bersifat penekanan otokratik;

Page 74: ANALISIS KECENDERUNGAN STRATEGI PERUSAHAAN MELALUI ...

58

2) Penenangan (smoothing), merupakan cara yang lebih bersifat

diplomatis;

3) Penghindaran (avoidance), di mana manajer menghindar untuk

mengambil posisi yang tegas;

4) Aturan mayoritas (mayority rule), mencoba untuk menyelesaikan

konflik antar kelompok dengan melakukan pemungutan suara

melalui prosedur yang adil.

b. Kompromi

Manajer mencoba menyelesaikan konflik melalui jalan tengah yang

dapat diterima oleh pihak yang bertikai. Bentuk-bentuk kompromi

diantaranya:

1) Pemisahan (separation), di mana pihak-pihak yang sedang bertikai

dipisahkan sampai mereka mendapat persetujuan;

2) Arbitrase, dimana pihak ketiga (manajer atau lainnya) memberikan

pendapat;

3) Kembali ke peraturan-peraturan yang berlaku, di mana konflik

dikembalikan pada ketentuan-ketentuan tertulis yang berlaku dan

menyetujui bahwa peraturan-peraturan yang memutuskan

penyelesaian konflik.

4) Salah satu pihak menerima kompensasi dalam pertukaran untuk

tercapainya penyelesaian konflik.

c. Pemecahan Masalah Integratif

Page 75: ANALISIS KECENDERUNGAN STRATEGI PERUSAHAAN MELALUI ...

59

Dalam hal ini manajer perlu mendorong bawahannya bekerja sama

untuk mencapai tujuan bersama, melakukan pertukaran gagasan secara

bebas dan menekankan usaha-usaha pencarian penyelesaian optimum

agar tercapai penyelesaian integratif. Ada tiga macam penyelesaian

integratif, yaitu:

1) Konsensus; kedua belah pihak bertemu bersama untuk mencari

penyelesaian terbaik masalah mereka dan bukan mencari

kemenangan satu pihak.

2) Konfrontasi; Kedua belah pihak menyatakan pendapatnya secara

langsung satu sama lain, dan dengan kepemimpinan yang terampil

serta keadilan untuk menerima penyelesaian, suatu penyelesaian

konflik yang rasional sering dapat ditemukan.

3) Penggunaan tujuan-tujuan yang lebih tinggi; dapat juga menjadi

metode penyelesaian konflik bila tujuan tersebut disetujui bersama.

Bila dengan metode-metode tersebut seorang manajer tidak mampu

mengatasi sendiri konflik yang sedang timbul, maka manajer bisa menggunakan

tenaga eksternal sebagai penengah atau mediator. Hal ini karena manajemen tidak

selamanya dapat menggunakan kekuasaan untuk memaksakan atau mengatasi

konflik yang ada.

Page 76: ANALISIS KECENDERUNGAN STRATEGI PERUSAHAAN MELALUI ...

60

G. Pelatihan Sumber Daya Manusia30

Pelatihan merupakan wahana untuk membangun SDM menuju era

globalisasi yang penuh dengan tantangan. Karena itu, kegiatan pelatihan tidak

dapat diabaikan begitu saja terutama dalam memasuki era persaingan yang

semakin berat, ketat, tajam pada abad milenuim. Berkaitan dengan hal tersebut

kita menyadari bahwa pelatihan merupakan fundamental bagi karyawan.

a. Pengertian Pelatihan

Pelatihan sebagai bagian pendidikan yang menyangkut proses belajar

untuk memperoleh dan meningkatkan keterampilan di luar sistem pendidikan

yang berlaku dalam waktu yang relatif singkat dengan metode yang lebih

mengutamakan praktik dari pada teori. Pelatihan sangat penting bagi

karyawan baru maupun karyawan yang sudah lama. Pelatihan secara singkat

didefisinikan sebagai suatu kegiatan untuk meningkatkan kinerja saat ini dan

kinerja di masa mendatang.

H. Keragaman Budaya di Perusahaan (Management Culture)

Indonesia merupakan negara yang memiliki penduduk dengan latar

belakang budaya dan adat yang beragam. Berdasarkan tipologi yang ada dalam

Antropologi dan Sosiologi mengenai berbagai macam corak ragam masyarakat,

masyarakat Indonesia yang mempunyai semboyan Bhineka Tungggal Ika itu dapat

digolongkan sebagai masyarakat yang majemuk. Kemajemukan masyarakat

30

Veithzal Rivai dkk, Manajemen Sumber Daya Manusia; Dari Teori ke Praktik,

(Jakarta: Rajawali Pers, 2015), h. 163.

Page 77: ANALISIS KECENDERUNGAN STRATEGI PERUSAHAAN MELALUI ...

61

Indonesia meliputi agama, suku bangsa, bahasa daerah, adat-istiadat, dan

kebudayaan.31

Selain perbedaan budaya yang dimiliki dari masing-masing adat, manusia

juga memiliki budaya pada dirinya sendiri, yang dapat mempengaruhi cara

mereka bekerja. Apabila di dalam satu organisasi terdapat beberapa anggota

dengan budaya yang berbeda-beda, hal itu tentu dapat mempengaruhi cara bekerja

cara bekerja dari satu organisasi tersebut. Seperti yang dikatakan oleh Halord

Andrew Patrick dan Vincent Raj Kumar bahwa keragaman budaya tidak hanya

menentukan efek dari keragaman dalam sebuah organisasi, tetapi juga tingkat

keterbukaan, perbedaan karakteristik antara anggota organisasi, kelompok kerja,

dan budaya.32

Sedangkan menurut Choi Sungjoo dan Hal G. Rainey, perbedaan

ditempat kerja merupakan masalah dari beberapa organisasi.33

I. Ilmu Politik

1. Definisi Ilmu Politik

Pada umumnya dapat dikatakan bahwa politik adalah bermacam-

macam adalah kegiatan suatu sistem politik (atau negara) yang menyangkut

proses menentukan tujuan-tujuan dari sistem itu dan melaksanakannya.

Pengambilan keputusan mengenai apakah yang menjadi tujuan dari sistem

politik itu menyangkut seleksi antara beberapa alternatif dan penyusunan

skala prioritas dari tujuan-tujuan yang telah dipilih itu.

31 Wilodati, Unity and National Harmony dalam Bhineka Tunggal Ika, Jurnal Sekretariat

Negara RI, (2010), h. 150. 32 Harold Andrew Patrick & Vincent Raj Kumar, Managing Workplace Diversity, Sage

Journals, (2012), h. 3. 33 Choi SungJoo & Rainey, Managing Diversity in U.S. Federal Agencies: Effect of

Diversity and Diversity Management on Employee Perceptions of Organization Performance,

Wiley Online Libraly Journal, (2010), h. 109.

Page 78: ANALISIS KECENDERUNGAN STRATEGI PERUSAHAAN MELALUI ...

62

Untuk melaksanakan tujuan-tujuan itu perlu ditentukan

kebijaksanaan-kebijaksanaan umum yang menyangkut peraturan dan

pembagian atau alokasi dari sumber-sumber dan sumber daya yang ada.

Untuk melaksanakan kebijaksanaan-kebijaksanaan itu, perlu dimiliki

kekuasaan (power) dan kewenangan (authority), yang akan menyelesaikan

konflik yang mungkin timbul dalam proses ini. cara-cara yang dipakainya

dapat bersifat persuasi (meyakinkan) dan jika perlu bersifat paksaan

(coercion). Tanpa unsur paksaan kebijaksanaan ini hanya merupakan

perumusan keinginan belaka.

Politik selalu menyangkut tujuan-tujuan dari seluruh masyarakat, dan

bukan tujuan pribadi seseorang. Perbedaan-perbedaan dalam definisi yang

kita jumpai disebabkan karena setiap sarjana meneropong hanya satu aspek

atau unsur dari politik saja. Unsur itu diperlakukannya sebagai konsep pokok,

yang dipakainya untuk mendorong unsur lainnya.34

Dari uraian di atas

teranglah bahwa konsep-konsep pokok itu adalah:

a. Pengambilan Keputusan

Keputusan adalah membuat pilihan di antara beberapa alternatif,

sedangkan istilah pengambilan keputusan menunjuk pada proses yang

terjadi sampai keputusan itu tercapai. Joyce Mitchell dalam bukunya

Political Analysis and Public Policy mengatakan politik adalah

pengambilan keputusan kolektif atau pembuatan kebijaksanaan umum

34

Miriam Budiardjo, Dasar-dasar Ilmu Politik, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama,

2001), h. 8.

Page 79: ANALISIS KECENDERUNGAN STRATEGI PERUSAHAAN MELALUI ...

63

untuk masyarakat seluruhnya (Politics is collective decision making or

the making of public policies for entire society) .35

b. Negara

Negara adalah suatu organisasi dalam suatu wilayah yang

mempunyai kekuasaan tertinggi yang sah dan ditaati oleh rakyatnya.

Robert F. Soltau dalam Introduction to Politics mendefinisikan bahwa

ilmu politik adalah ilmu yang mempelajari negara, tujuan negara, dan

lembaga-lembaga yang akan melaksanakan tujuan-tujuan itu; hubungan

antara negara dengan warga negaranya serta dengan negara-negara lain.36

Sedangkan menurut J. Barent dalam Ilmu Politika mendefinisikan Ilmu

Politik adalah ilmu yang mempelajari kehidupan negara yang merupakan

bagian dari masyarakat; ilmu politik mempelajari negara-negara itu

melakukan tugas-tugasnya.37

c. Kekuasaan

Kekuasaan adalah kemampuan seseorang atau atau suatu kelompok

untuk mempengaruhi tingkah laku orang atau kelompok lain sesuai

dengan keinginan dari pelaku. Deliar Noer dalam Pengantar ke

Pemikiran Politik mengatakan ilmu politik memusatkan perhatian pada

masalah kekuasaan dalam kehidupan bersama atau masyarakat.38

35 Joyce Mitchell, Political Analysis and Public Policy; an Introduction to Political

Science, (Chicago: Rand Mc. Nally, 1969), h. 4. 36 Roger F. Saltau, An Introduction to Politics, (London: Longmans, 1961), h. 4. 37 J. Barent, Ilmu Politika; Suatu Perkenalan Lapangan, terjemahan L.M. Sitorus,

(Jakarta: PT. Pembangunan, 1965), h. 23. 38 Deliar Noer, Pengantar ke Pemikiran Politik, (Medan: Dwipa, 1965), h. 56.

Page 80: ANALISIS KECENDERUNGAN STRATEGI PERUSAHAAN MELALUI ...

64

J. Laporan dan Rasio Keuangan39

1. Pengertian Laporan Keuangan

Dalam praktiknya laporan keuangan tidak dibuat secara serampangan,

tetapi harus dibuat dan disusun sesuai dengan aturan yang berlaku. Hal ini

perlu dilakukan agar laporan keuangan mudah dibaca dan dimengerti.

Laporan keuangan yang disajikan perusahaan sangat penting bagi manajemen

dan pemilik perusahaan. Di samping itu, banyak pihak yang memerlukan dan

berkepentingan terhadap laporan keuangan yang diberikan berusahaan,

seperti pemerintah, kreditur, investor, maupun para supplier.

Bagi suatu perusahaan, penyajian laporan keuangan secara khusus

merupakan salah satu tanggung jawab manajer keuangan. Hal ini sesuai

dengan fungsi manajer keuangan, yaitu:

a. Merencanakan;

b. Mencari;

c. Memanfaatkan dana-dana perusahaan;

d. Memaksimalkan nilai perusahaan.

Dengan kata lain, tugas seorang manajer keuangan adalah mencari

dana dari berbagi sumber dan membuat keputusan tentang sumber dana yang

harus dipilih. Di samping itu, manajer keuangan juga harus mampu

mengalokasikan atau menggunakan dana secara tepat dan benar.

Hal yang tidak kalah pentingnya adalah pencapaian tujuan manajer

keuangan dalam hal memaksimalkan nilai perusahaan. Tercapai tidaknya

39 Kasmir, Analisis Laporan Keuangan, (Jakarta: Rajawali Pers, 2015), h. 66.

Page 81: ANALISIS KECENDERUNGAN STRATEGI PERUSAHAAN MELALUI ...

65

tujuan ini dapat dilihat dan diukur dari harga saham perusahaan yang

bersangkutan. Dalam hal laporan keuangan, sudah merupakan kewajiban

setiap perusahaan untuk membuat dan melaporkan keuangan perusahaannya

pada suatu periode tertentu. Hal yang dilaporkan kemudian dianalisis

sehingga dapat diketahui kondisi dan posisi perusahaan terkini. Kemudian

leporan keuangan juga akan menentukan langkah apa yang dilakukan

perusahaan sekarang dan ke depan, dengan melihat berbagai persoalan yang

ada baik kelemahan maupun kekuatan yang dimilikinya.

Dalam pengertian yang sederhana, laporan keuangan adalah laporan

yang menunjukan kondisi keuangan perusahaan pada saat ini atau dalam

suatu periode tertentu. Maksud laporan keuangan yang menunjukan kondisi

perusahaan saat ini adalah merupakan kondisi terkini. Kondisi perusahaan

terkini adalah keadaan keuangan perusahaan pada tanggal tertentu (untuk

neraca) dan periode tertentu (untuk laporan laba rugi). Biasanya laporan

keuangan dibuat per-periode, misalnya tiga bulan atau enam bulan untuk

kepentingan internal perusahaan. Sementara itu, untuk laporan lebih luas

dilakukan satu tahun sekali. Disamping itu, dengan adanya laporan keuangan,

dapat diketahui posisi perusahaan terkini setelah menganalisis laporan

keuangan tersebut.

2. Tujuan Laporan Keuangan

Seperti diketahui bahwa setiap laporan keuangan yang dibuat sudah

pasti memiliki tujuan tertentu. Dalam praktiknya terhadap beberapa tujuan

yang hendak dicapai, terutama bagi pemilik usaha dan manajemen

Page 82: ANALISIS KECENDERUNGAN STRATEGI PERUSAHAAN MELALUI ...

66

perusahaan. Di samping itu tujuan laporan keuangan disusun guna memenuhi

kepentingan berbagai pihak yang berkepentingan terhadap perushaan.

Secara umum laporan keuangan bertujuan untuk memberikan

informasi keuangan suatu perusahaan, baik pada saat tertentu maupun pada

periode tertentu. Laporan keuangan juga dapat disusun secara mendadak

sesuai kebutuhan perusahaan maupun secara berkala. Jelasnya laporan

keuangan mampu memberikan informasi keuangan kepada pihak dalam dan

luar perusahaan yang memiliki kepentingan terhadap perusahaan. Berikut ini

beberapa tujuan pembuatan laporan keuangan yaitu:

a. Memberikan informasi terntang jenis dan jumlah aktiva (harta) yang

dimiliki perusahaan pada saat ini;

b. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah kewajiban dan modal

yang dimiliki perusahaan pada saat ini;

c. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah pendapatan yang

diperoleh pada suatu periode tertentu;

d. Memberikan informasi tentang jumlah biaya dan jenis biaya yang

dikeluarkan perusahaan dalam suatu periode tertentu;

e. Memerikan informasi tentang perubahan-perubahan yang terjadi terhadap

aktiva, pasiva, dan modal perusahaan;

f. Memberikan informasi tentang kinerja manajemen perusahaan dalam

suatu periode;

g. Memberikan informasi tentang catatan-catatan atas laporan keuangan.

Page 83: ANALISIS KECENDERUNGAN STRATEGI PERUSAHAAN MELALUI ...

67

Jadi, dengan memperoleh laporan keuangan perusahaan, akan dapat

diketahui kondisi keuangan perusahaan secara menyeluruh. Kemudian,

laporan keuangan perusahaan tidak hanya sekedar cukup dibaca saja, tetapi

juga harus dimengerti dan dipahami tentang posisi keuangan perusahaan saat

ini. caranya adalah dengan melakukan analisis keuangan melalui berbagai

rasio keuangan yang lazim dilakukan.

3. Sifat Laporan Keuangan

Pencatatan yang dilakukan dalam penyusunan laporan keuangan harus

dilakukan dengan kaidah-kaidah yang berlaku, demikian pula dalam hal

penyusunan laporan keuangan didasarkan kepada sifat laporan keuangan itu

sendiri. Dalam praktiknya sifat laporan keuangan dibuat:

a. Bersifat historis; dan

b. Menyeluruh.

Bersifat historis artinya bahwa laporan keuangan dibuat dan disusun

dari data masa lalu atau masa yang sudah lewat dan masa sekarang. Misalkan

laporan keuangan disusun berdasarkan data satu atau dua atau beberapa tahun

kebelakang. Kemudian bersifat menyeluruh, maksudnya laporan keuangan

dibuat selengkap mungkin. Artinya laporan keuangan disususn sesuai standar

yang telah ditetapkan. Pembuatan atau penyusunan yang hanya sebagian-

sebagian (tidak lengkap) tidak akan memberikan informasi yang lengkap

tentang keuangan suatu perusahaan.

4. Pengertian Rasio Keuangan

Page 84: ANALISIS KECENDERUNGAN STRATEGI PERUSAHAAN MELALUI ...

68

Rasio keuangan menurut James C. Van Horne merupakan indeks yang

menghubungkan dua angka akuntansi dan diperoleh dengan membagi satu

angka dengan angka lainnya. Rasio keuangan digunakan untuk mengevaluasi

kondisi keuangan dan kinerja perusahaan. Dari hasil rasio keuangan ini akan

terlihat kondisi kesehatan perusahaan yang bersangkutan. Adapun jenis-jenis

rasio keuangan diantaranya:

a. Rasio Profitabilitas

Rasio profitabilitas merupakan rasio untuk menilai kemampuan

perusahaan dalam mencari keuntungan. Rasio ini juga memberikan

ukuran tingkat efektivitas manajemen suatu perusahaan. Hal ini

ditunjukan oleh laba yang dihasilkan dan dari penjualan dan pendapatan

investasi.

Rasio profitabilitas dapat dilakukan dengan menggunakan

perbandingan antara berbagai komponen yang ada di laporan keuangan,

terutama laporan keuangan neraca dan laporan laba rugi. Pengukuran

dapat dilakukan untuk beberapa periode operasi.

1) Tujuan dan Manfaat Rasio Profitabilitas

Tujuan penggunaan rasio profitabilitas bagi perusahaan

maupun bagi pihak luar perusahaan, yaitu:

a) Untuk mengukur atau menghitung laba yang diperoleh

perusahaan dalam satu periode tertentu;

b) Untuk menilai posisi laba perusahaan tahun sebelumnya dengan

tahun sekarang;

Page 85: ANALISIS KECENDERUNGAN STRATEGI PERUSAHAAN MELALUI ...

69

c) Untuk menilai perkembangan laba dari waktu ke waktu;

d) Untuk menilai besarnya laba bersih sesudah pajak dengan modal

sendiri;

e) Untuk mengukur produktivitas seluruh dana perusahaan yang

digunakan baik modal pinjaman maupun modal sendiri;

f) Untuk mengukur produktivitas dari seluruh dana perusahaan

yang digunakan baik modal sendiri.

K. Inflasi40

1. Pengertian Inflasi

Inflasi timbul karena adanya tekanan dari sisi supply (cost push

inflation), dari sisi permintaan (demand pull inflation), dan dari ekspektasi

inflasi. Faktor-faktor terjadinya cost push inflation dapat disebabkan oleh

depresiasi nilai tukar, dampak inflasi luar negeri terutama negara-negara

partner dagang, peningkatan harga-harga komoditi yang diatur pemerintah

(administered price), dan terjadi negative supply shocks akibat bencana alam

dan terganggunya distribusi. Faktor penyebab terjadi demand pull inflation

adalah tingginya permintaan barang dan jasa relatif terhadap ketersediaannya.

Dalam konteks makro ekonomi, kondisi ini digambarkan oleh output riil yang

melebihi output potensialnya atau permintaan total (agregate demand) lebih

besar dari pada kapasitas perekonomian.

Sementara itu, faktor ekspektasi inflasi dipengaruhi oleh perilaku

masyarakat dan pelaku ekonomi dalam menggunakan ekspektasi angka inflasi

40 (www.bi.go.id), Diakses pada 07 Desember 2017.

Page 86: ANALISIS KECENDERUNGAN STRATEGI PERUSAHAAN MELALUI ...

70

dalam keputusan kegiatan ekonominya. Ekspektasi inflasi tersebut apakah

lebih cenderung bersifat adaptif atau forward looking. Hal ini tercermin dari

perilaku pembentukan harga di tingkat produsen dan pedagang terutama pada

saat menjelang hari-hari besar keagamaan (lebaran, natal, dan tahun baru) dan

penentuan Upah Minimum Regional (UMR). Meskipun ketersediaan barang

secara umum diperkirakan mencukupi dalam mendukung kenaikan

permintaan, namun harga barang dan jasa pada saat-saat hari raya keagamaan

meningkat lebih tinggi dari komdisi supply-demand tersebut. Demikian

halnya pada saat penentuan UMR, pedagang ikut pula meningkatkan harga

barang meski kenaikan upah tersebut tidak terlalu signifikan dalam

mendorong peningkatan permintaan.

Secara sederhana inflasi diartikan sebagai meningkatnya harga-harga

secara umum dan terus menerus. Kenaikan harga dari satu atau dua barang

saja tidak dapat disebut inflasi kecuali bila kenaikan itu meluas (atau

mengakibatkan kenaikan harga) pada barang lainnya. Kebalikan dari inflasi

disebut deflasi. Indikator yang sering digunakan untuk mengukur tingkat

inflasi adalah Indeks Harga Konsumen (IHK). Perubahan IHK dari waktu ke

waktu menunjukkan pergerakan harga dari paket barang dan jasa yang

dikonsumsi masyarakat. Penentuan barang dan jasa dalam keranjang IHK

dilakukan atas dasar Survei Biaya Hidup (SBH) yang dilaksanakan oleh

Badan Pusat Statistik (BPS). Kemudian, BPS akan memonitor perkembangan

harga dari barang dan jasa tersebut secara bulanan di beberapa kota, di pasar

tradisional dan modern terhadap beberapa jenis barang/jasa di setiap kota.

Page 87: ANALISIS KECENDERUNGAN STRATEGI PERUSAHAAN MELALUI ...

71

2. Indikator Inflasi Berdasarkan International Best Practice

a. Indeks Harga Perdagangan Besar (IHPB). Harga Perdagangan Besar dari

suatu komoditas ialah harga transaksi yang terjadi antara

penjual/pedagang besar pertama dengan pembeli/pedagang besar

berikutnya dalam jumlah besar pada pasar pertama atas suatu komoditas.

b. Deflator Produk Domestik Bruto (PDB) menggambarkan pengukuran

level harga barang akhir (final goods) dan jasa yang diproduksi di dalam

suatu ekonomi (negeri). Deflator PDB dihasilkan dengan membagi PDB

atas dasar harga nominal dengan PDB atas dasar harga konstan.

3. Pengelompokan Inflasi

Inflasi yang diukur dengan IHK di Indonesia dikelompokan ke dalam

7 (tujuh) kelompok pengeluaran (berdasarkan the Classification of individual

consumption by purpose - COICOP), yaitu :

a. Kelompok Bahan Makanan;

b. Kelompok Makanan Jadi, Minuman, dan Tembakau;

c. Kelompok Perumahan;

d. Kelompok Sandang;

e. Kelompok Kesehatan;

f. Kelompok Pendidikan dan Olah Raga;

g. Kelompok Transportasi dan Komunikasi.

Disamping pengelompokan berdasarkan COICOP tersebut, BPS saat

ini juga mempublikasikan inflasi berdasarkan pengelompokan yang lainnya

yang dinamakan disagregasi inflasi. Disagregasi inflasi tersebut dilakukan

Page 88: ANALISIS KECENDERUNGAN STRATEGI PERUSAHAAN MELALUI ...

72

untuk menghasilkan suatu indikator inflasi yang lebih menggambarkan

pengaruh dari faktor yang bersifat fundamental. Di Indonesia, disagregasi

inflasi IHK tersebut dikelompokan menjadi:

a. Inflasi Inti, yaitu komponen inflasi yang cenderung menetap atau

persisten (persistent component) di dalam pergerakan inflasi dan

dipengaruhi oleh faktor fundamental, seperti:

1) Interaksi permintaan-penawaran;

2) Lingkungan eksternal: nilai tukar, harga komoditi internasional,

inflasi mitra dagang;

3) Ekspektasi Inflasi dari pedagang dan konsumen.

b. Inflasi non-Inti, yaitu komponen inflasi yang cenderung tinggi

volatilitasnya karena dipengaruhi oleh selain faktor fundamental.

Komponen inflasi non-inti terdiri dari :

1) Inflasi Komponen Bergejolak (Volatile Food): Inflasi yang dominan

dipengaruhi oleh shocks (kejutan) dalam kelompok bahan makanan

seperti panen, gangguan alam, atau faktor perkembangan harga

komoditas pangan domestik maupun perkembangan harga komoditas

pangan internasional.

2) Inflasi Komponen Harga yang diatur Pemerintah (Administered

Prices): Inflasi yang dominan dipengaruhi oleh shocks (kejutan)

berupa kebijakan harga Pemerintah, seperti harga BBM bersubsidi,

tarif listrik, tarif angkutan, dll.

Page 89: ANALISIS KECENDERUNGAN STRATEGI PERUSAHAAN MELALUI ...

73

L. Kerangka Pemikiran

Gambar 2.2 Kerangka Pemikiran Matriks SPACE

Kerangka pemikiran ini dirumuskan dalam rangka memberikan gambaran

mengenai alur penelitian yang lebih sistematis, lebih dinamis, dan terstruktur

dengan melakukan penelitian yang kepustakaan (library research). Melakukan

Kondisi Internal

dan Eksternal

Berubah

Menentukan

Strategi yang

Baru & Tepat

Menentukan

Posisi

Strategis

Posisi

Strategis

Internal

Posisi

Strategis

Eksternal

Kekuatan

Finansial

Keunggulan

Kompetitif

Stabilitas

Lingkungan

Keunggulan

Industri

Pembobotan atau Penilaian

Diolah Dalam Matriks SPACE

Defensif

Agresif

Kompetitif

Konservatif

Hasil

Strategi

Page 90: ANALISIS KECENDERUNGAN STRATEGI PERUSAHAAN MELALUI ...

74

kajian terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi kekuatan finansial, keunggulan

kompetitif, stabilitas lingkungan, dan keunggulan industri yang nantinya akan

diolah menggunakan Matriks SPACE (Strategic Position and Action Evaluation)

guna mengetahui tendensi startegi perusahaan, apakah strategi akan bergerak

kearah agresif, konservatif, kompetitif, atau defensif.

Page 91: ANALISIS KECENDERUNGAN STRATEGI PERUSAHAAN MELALUI ...

75

BAB III

GAMBARAN UMUM BMT MEKAR DA’WAH41

A. Sejarah BMT Mekar Da’wah

Ide berawal pengembangan ekonomi umat dengan berbasis syariah islam

dengan berbentuk lembaga keuangan mikro atau Baitul Maal wa Tamwil (BMT).

Sebelum nama BMT Mekar Da‟wah ada, BMT menggunakan nama Taruna

Qur‟an yang mulai beroperasi awal november 2003 dengan nama BMT Mekar

Da‟wah, yang manajemennya diatur oleh BMT Taruna Qur‟an yang berada di

Yogyakarta.

Manajemen BMT Taruna Qur‟an mengalami kendala cukup berat yang

mengakibatkan penanganan BMT Mekar Da‟wah terpisah dari BMT Taruna

Qur‟an Yogyakarta sebagai induk, sehingga akhirnya diambil alih oleh komunitas

peduli syariah yang ada di Jakarta. Pembenahan manajemen itu dilakukan oleh

tim counterpart hingga mengalami perkembangan yang positif sehingga cukup

layak dianggap lembaga keuangan mikro yang berbasis Syariat Islam.

Meskipun kondisi internal dan eksternal BMT Mekar Da‟wah sering

mengalami pasang surut, akhirnya pada tahun 2008 BMT Mekar Da‟wah dapat

membentuk tim kinerja yang solid. Pemulihan yang makin solid terlihat pada

tahun 2009, kinerja BMT baik dari sisi Baitul Tamwil tertata rapi dan dari sisi

Baitul Maal mulai menunjukan peranannya. BMT Mekar Da‟wah di Serpong

makin dipercaya, dan mendapat termpat tersendiri.

41 Profile Company BMT Mekar Da‟wah

Page 92: ANALISIS KECENDERUNGAN STRATEGI PERUSAHAAN MELALUI ...

76

Fungsi BMT dengan pemberdayaan ekonomi umat dari sosial dan bisnis,

BMT Mekar Da‟wah makin berkembang dengan adanya program-program

kemaslahatan umat, didukung oleh lembaga-lembaga yang bersinergi dengan

BMT, baik dari lembaga keuangan, pendidikan, pemerintah, dan lembaga lainnya.

Keikutsertaan dan kebersamaan lembaga lain didalam kegiatan dan program yang

diadakan BMT Mekar Da‟wah, sesuai motto BMT yaitu “Jujur Bermitra

Profesional Bekerja”.

B. Visi, Misi, dan Tujuan BMT Mekar Da’wah

1. Visi

Menjadi lembaga keuangan mikro syariah yang handal karena

pelayanan dan kinerja operasional, dalam pengembangan dan pemberdayaan

sumber dayanya hingga berkesinambungan dan selalu berusaha sesuai prinsip

syariah.

2. Misi

a. Meningkatkan taraf hidup dan kemampuan baik sosial maupun ekonomi

masyarakat malalui muamalah sesuai syariah.

b. Meningkatkan kuantitas maupun kualitas pelayanan dan kinerja

operasional dalam ber-muamalah.

c. Membangun kepercayaan dan mengembangkan kerjasama dengan

berbagai pihak, baik wilayah Serpong hingga skala nasional.

Page 93: ANALISIS KECENDERUNGAN STRATEGI PERUSAHAAN MELALUI ...

77

d. Usaha yang memiliki keunggulan kompetitif, accountable, serta

terpercaya dalam ber-muamalah dan tetap dalam koridor yang sesuai

dengan prinsip syariah.

e. Mewujudkan lembaga yang ideal bagi pengembangan diri dan

pembentukan sumber daya manusia yang selalu tetap konsisten dalam

menerapkan kinerjanya sesuai dengan prinsip syariah.

3. Tujuan

a. Membentuk sumber daya yang berkemampuan, berwawasan dan

profesional di dalam menerapkan muamalah yang sesuai dengan prinsip

syariah.

b. Meningkatkan kualitas maupun kuantitas dalam penerapan usaha demi

kemaslahatan umat.

C. Filosofi, Prinsip, dan Fungsi BMT Mekar Da’wah

1. Filosofi

a. Kepedulian terhadap kondisi yang terjadi baik simpati maupun empati.

b. Membantu/menolong baik materi atau non-materi sesuai kemampuan.

c. Pembinaan dalam hal ruhiah dan jasmaniah dalam ber-muamalah.

d. Pengawasan sumber daya agar tetap sesuai dengan syariah.

e. Pemberdayaan baik ekonomi maupun sosial di dalam penerapan

kinerjanya/ber-muamalah tetap sesuai dengan prinsip syariah.

2. Prinsip

Page 94: ANALISIS KECENDERUNGAN STRATEGI PERUSAHAAN MELALUI ...

78

a. Keimanan dan ketaqwaan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala (SWT)

dalam melaksanakan segala kegiatan muamalah agar tetap susuai prinsip-

prinsip syariah.

b. Keterpaduan dalam segala yang berhubungan dengan muamalah baik

dari nilai-nilai spiritual, moral, etika, sikap, pengetahuan, dan lainnya.

c. Kekeluargaan, yakni lebih mementingkan kepentingan bersama serta

kebersamaan dalam kesatuan visi, misi, hingga tujuan BMT Mekar

Da‟wah.

d. Kemandirian yang tidak terpengaruh oleh kepentingan pihak tertentu.

e. Profesionalisme dalam bekerja yang selalu dilandasi keimanan dalam

ber-muamalah dan menjadikan sifat Rosulullah Sallallahu’alaihi wa

Sallam (SAW) sebagai tauladan.

f. Istiqomah dalam bekerja dan selalu berusaha sesuai prinsip syariah.

g. Silaturahmi dengan berbagai pihak/jaringan kerja selalu dijaga.

3. Fungsi

a. Fungsi sosial, yakni BMT sebagai institusi da‟wah yang memiliki

kepedulian tinggi hingga kualitas spiritual dan moral meningkat.

b. Fungsi ekonomis, yaitu BMT sebegai perantara manajemen keuangan

berbagai pihak demi kemaslahatan bersama.

c. Fungsi ilmu pengetahuan, yaitu BMT jadi tempat pengembangan sumber

daya insani khususnya dalam ber-muamalah sesuai syariah.

d. Fungsi pengembangan, yaitu BMT sebagai motivator, pengarah, dan juga

pengembang potensi sosial dan ekonomis masyarakat.

Page 95: ANALISIS KECENDERUNGAN STRATEGI PERUSAHAAN MELALUI ...

79

D. Target, Motto, dan Jargon BMT Mekar Da’wah

1. Target

a. Letak lokasi usaha meliputi: lembaga sosial kemasyarakatan. lembaga

pendidikan, dan lembaga usaha.

b. Pelaku usaha; perorangan, kelompok, serta badan usaha dari mikro

hingga menengah, konsumtif dan lain-lain.

c. Alokasi usaha; produktif dan konsumtif.

d. Sektor usaha; bidang jasa, perdagangan, industri kecil, dan menengah,

konsumtif, dan lain-lain.

e. Bentuk usaha; dana kebajikan, dana talangan/bantuan, kemitraan dan

pemberdayaan.

f. Jangka waktu; jangka pendek, menengah, dan panjang.

g. Wilayah usaha; Kecamatan Serpong, Kabupaten Tangerang, hingga skala

nasional.

2. Motto dan Jargon

a. Motto:

“Jujur Bermitra Profesional Bekerja”

b. Jargon:

“Mekar Raih Prestasi, Bismillah!!”

E. Legalitas dan Struktur Organisasi BMT Mekar Da’wah

Tabel 3.1 Legalitas BMT Mekar Da’wah

Nama Koperasi Serba Usaha BMT Mekar Da‟wah

Badan Hukum Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Kab. Tangerang, No.

518/7/BH/DISKUK, Terdaftar 26 Februari 2004

Akta Pendirian No. 01/KSU-SMD/II/2004

Page 96: ANALISIS KECENDERUNGAN STRATEGI PERUSAHAAN MELALUI ...

80

Domisili Usaha No. 503/154-Kec. Serpong/2016

SIUP No.503/001205-BP2T/30-08/PK/XI/2012

TDP Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Banten

No. 30.08.2.47.00081

NPWP Kantor Pelayanan Pajak Serpong No. 02.629.064.3-

401.000

Alamat Jl. Pos Giro RT. 01/03-Raya Serpong Km. 01 Serpong,

Tangerang Selatan-Banten, Tlp. 021 5315 2779

Gambar 3.1. Struktur Koperasi BMT Mekar Da’wah

Sumber: Arsip BMT Mekar Da’wah

F. Prinsip Bekerja dan Etika Kerja BMT Mekar Da’wah

1. Prinsip Kerja

a. Selalu memegang nilai-nilai aqidah yang sesuai dengan Syariat Islam.

b. Selalu menjadikan Rosulullah Sallallahu’alaihi wa Sallam (SAW)

sebagai suri tauladan dalam bekerja dan berperilaku.

c. Selalu berusaha berlaku jujur dan seimbang atau adil dalam menentukan

suatu keputusan.

Page 97: ANALISIS KECENDERUNGAN STRATEGI PERUSAHAAN MELALUI ...

81

d. Berlaku transparan di dalam menjaga amanah sesuai Syariat Islam.

e. Utamakan kekompakan tim dalam bekerja.

f. Selalu menerapkan azas kesederhanaan di dalam memberikan solusi dari

masalah yang ada dan tidak melanggar Syariat Islam.

2. Etika Kerja

a. Lebih bayak memberikan azas manfaat bagi kemaslahatan umat.

b. Berusaha memberikan solusi yang mudah dan menyenangkan semua

pihak.

c. Selalu berusaha menempati janji dan menjaga amanah yang diberikan.

d. Segala kegiatan atau aktivitas yang dijalankan harus menambah

pengetahuan yang berguna .

e. Selalu menjaga tali silaturahmi dengan semua pihak.

f. Selalu menjaga nilai-nilai ibadah di dalam tiap bekerja dan sesuai Syariat

Islam.

g. Selalu memiliki rasa kepedulian yang tinggi, baik simpati maupun

empati.

G. Teknologi dan Jaringan Kerja BMT Mekar Da’wah

1. Teknologi

BMT Mekar Da‟wah telah menggunakan sistem komputerisasi, baik

administrasi keuangan, transaksi, maupun pelaporan, telah berbasis teknologi

informasi. Dengan sistem komputerisasi tersebut akan meminimalisir risiko

kesalahan manusia yang berarti menjamin adanya transparansi dan

accountable.

Page 98: ANALISIS KECENDERUNGAN STRATEGI PERUSAHAAN MELALUI ...

82

2. Jaringan Kerja

BMT Mekar Da‟wah merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari

komunitas Serpong dan komunitas yang lebih besar yakni Kota Tangerang

Selatan khususnya, bahkan jangkauannya se-Jabodetabek hingga lingkup

nasional umumnya. Komunitas tersebut merupakan salah satu bentuk dari

fungsi BMT sebagai salah satu lembaga pemberdayaan sosial maupun

ekonomi. BMT Mekar Da‟wah diharapkan dapat menjalankan fungsi-

fungsinya secara baik, demi kemaslahatan umat yang sesuai dengan Syariat

Islam.

H. Produk-produk BMT Mekar Da’wah

1. Produk Penghimpunan Dana

a. Investasi pihak kedua yang bersifat pemberdayaan sosial dan ekonomi.

b. Simpanan pihak ketiga yang bersifat titipan maupun berbagi hasil.

c. Dana bersifat Zakat, Infaq, Shadaqah, dan lainnya.

2. Produk Penyaluran Dana

a. Dana charity atau dana kebajikan.

b. Dana talangan atau pinjaman.

c. Dana bisnis yaitu jual beli (Murabahah)

d. Dana pemberdayaan umat yaitu : Musyarakah dan Mudharabah.

3. Produk Layanan Anggota

Buntuk produk layanan kemudahan dalam membentu pembayaran

untuk tagihan seperti; listrik, telepon, dan bahkan dapat melayani pembelian

pulsa dan transfer antar bank, semua dilakukan secara otomatis atau online.

Page 99: ANALISIS KECENDERUNGAN STRATEGI PERUSAHAAN MELALUI ...

83

I. Program-program Kerja

1. Program Mekar Bersemi

Membentuk komunitas atau kelompok kerja di sekitar BMT dan

sebagai suatu jaringan kerja yang lebih besar. Hal tersebut sesuai dengan

fungsi BMT Mekar Da‟wah dalam perannya sebagai salah satu bagian

masyarakat yang tidak terlepas dari semua kegiatan yang dilaksanakan BMT

demi kemaslahatan bersama. Bentuk program kepedulian BMT terhadap

lingkungan dan merupakan fungsi sosial BMT.

2. Program Mekar Merekah

Program ini merupakan upaya BMT dalam meningkatkan kemampuan

dari sumber daya insani maupun usaha yang akan menjadi kekuatan yang

sangat dahsyat apabila dikelola dengan baik dan benar dengan muamalah

yang dilandaskan profesionalisme kerja dan didasari ketentuan Syariat Islam.

3. Program Mekar Merona

Program BMT dalam meningkatkan pengetahuan dan penerapan dalm

ber-muamalah sesuai ketentuan-ketentuan yang benar dan tepat, yaitu sesuai

Syariat Islam bagi lingkungan sekitarnya.

4. Program Mekar Mewangi

Program ini merupakan pengejewantahan dari fungsi BMT dalam hal

pemberdayaan sumber daya yang dimilikinya untuk lebih memberikan arti

yang lebih besar bagi lingkungan, baik dari sisi manfaat maupun peranan

BMT sendiri.

Page 100: ANALISIS KECENDERUNGAN STRATEGI PERUSAHAAN MELALUI ...

84

BAB IV

PEMBAHASAN

A. Posisi Strategis BMT Mekar Da’wah

1. Posisi Strategis Internal

a. Kekuatan Finansial

1) Rasio Lancar BMT Mekar Da‟wah 2017

Rasio lancar merupakan rasio untuk mengukur kemampuan

perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek atau utang

yang segera jatuh tempo pada saat ditagih secara keseluruhan.

Dengan kata lain seberapa banyak aktiva lancar yang tersedia untuk

menutupi kewajiban jangka pendek yang segera jatuh tempo. Rasio

lancar dapat juga dikatakan sebagai bentuk untuk mengukur tingkat

keamanan suatu perusahaan. Adapun rasio lancar pada BMT Mekar

Da‟wah adalah sebegai berikut:

Jadi, rasio lancar BMT Mekar Da‟wah pada tahun 2017 adalah 1,2

kali. Artinya jumlah aktiva lancar sebanyak 1,2 kali utang lancar.

Rasio Lancar = Aktiva Lancar Utang Lancar

Rasio Lancar = Rp 3.700.594.858,87

Rp 3.312.809.482,97

Rasio Lancar = 1,2 Kali

Page 101: ANALISIS KECENDERUNGAN STRATEGI PERUSAHAAN MELALUI ...

85

2) Debt to Asset Ratio BMT Mekar Da‟wah 2017

Debt to asset ratio merupakan rasio utang yang digunakan

untuk mengukur perbandingan antara total utang dengan total aktiva.

Dengan kata lain seberapa besar perusahaan dibiayai oleh utang atau

seberapa besar utang perusahaan berpengaruh terhadap pengelolaan

aktiva. Dari hasil pengukuran, apabila rasionya tinggi artinya

pendanaan dengan utang semakin banyak, maka semakin sulit bagi

perusahaan untuk memperoleh tambahan pinjaman karena

dikhawatirkan perusahaan tidak mampu untuk menutupi utang.

Berikut adalah debt to asset ratio pada BMT Mekar Da‟wah :

Rasio ini menunjukan bahwa 84% pendanaan yang didapatkan BMT

Mekar Da‟wah dibiayai dengan utang.

3) Potensial Profit BMT Mekar Da‟wah 2016-2017

Dengan melihat laporan keuangan BMT Mekar Da‟wah pada

tahun 2017 maka dapat disimpulkan bahwa BMT Mekar Da‟wah

memiliki laba bersih pada tahun 2016 yaitu, Rp.105.155.852,86, dan

pada tahun 2017 Rp.105.977.867,83. Dengan demikian dapat

Debt Ratio = Total Utang

Total Aset

Debt Ratio = Rp 3.591.795.694,72

Rp 4.294.739.954,86

Debt Ratio = 84%

Page 102: ANALISIS KECENDERUNGAN STRATEGI PERUSAHAAN MELALUI ...

86

diketahui bahwa kenaikan laba bersih BMT Mekar Da‟wah pada

tahun 2016-2017 0,78% (persen) atau Rp 822.008,97.

b. Keunggulan Kompetitif

1) Kualifikasi Pendidikan dan Penempatan SDM42

No. Nama Lulusan Jurusan Jabatan

1. ISM D3 Perencanaan dan

Monitoring

Pembangunan

Ketua Pengurus

2. AAM S1 Ilmu

Pembangunan

Ekonomi

Sekretaris

3. MMD S1 Peradilan Agama Bendahara

4. IAR S1 Peradilan Agama Manager

5. AF S1 Teknik

Informatika

Manager Marketing

6. NA S1 Akuntansi Kabag Operasional

7. SD SMK Akuntansi Teller

8. CG S1 Teknik

Informatika

Marketing/Collector

2) Disiplin Kerja BMT Mekar Da‟wah Serpong43

a) Saat ini BMT Mekar Da‟wah menggunakan bentuk disiplin

kerja korektif; yaitu dimana penyelia membantu karyawan

mengkoreksi perilakunya yang tidak tepat.

b) Pendekatan disiplin kerja yang diberlakukan di BMT Mekar

Da‟wah adalah Tindakan Disiplin Positif; dimana tindakan

disipliner positif untuk mendorong para karyawan memantau

perilaku-perilaku mereka sendiri dan memikul tanggung jawab

42 Wawancara dengan Ketua Bagian Operasional BMT Mekar Da‟wah. 43

Hasil kuisioner terbuka dan tertutup dengan Manajer BMT Mekar Da‟wah sebagai

responden.

Page 103: ANALISIS KECENDERUNGAN STRATEGI PERUSAHAAN MELALUI ...

87

atas konsekuensi-konsekuensi dari tindakan-tindakan mereka.

Tindakan disiplin positif serupa dengan disiplin progresif dalam

hal bahwa tindakan ini juga menggunakan serentetan langkah

terakhir yaitu pemecatan. Disiplin positif mengganti hukuman

yang digunakan dalam disiplin progresif dengan sesi-sesi

konseling antara karyawan dan penyelia. Penyelia memakai

keahlian-keahlian konselingnya untuk memotivasi para

karyawan supaya berubah.

c) Dalam penerapan sanksi pada karyawannya bila melanggar

peraturan, BMT Mekar Da‟wah membaginya ke dalam 4

(empat) tingkatan, yaitu:

(1) Teguran lisan;

(2) Teguran tertulis;

(3) Pemberhentian;

(4) Pemecatan.

3) Metode Penyelesaian Konflik di BMT Mekar Da‟wah44

Metode yang digunakan adalah kompromi, di mana manajer

mencoba menyelesaikan konflik melalui jalan tengah yang dapat

diterima oleh pihak yang bertikai. Bentuk-bentuk kompromi

diantaranya:

a) Pemisahan (separation), di mana pihak-pihak yang sedang

bertikai dipisahkan sampai mereka mendapat persetujuan;

44 Hasil kuisioner terbuka dan tertutup dengan Manajer BMT Mekar Da‟wah sebagai

responden.

Page 104: ANALISIS KECENDERUNGAN STRATEGI PERUSAHAAN MELALUI ...

88

b) Arbitrase, dimana pihak ketiga (manajer atau lainnya)

memberikan pendapat;

c) Kembali ke peraturan-peraturan yang berlaku, di mana konflik

dikembalikan pada ketentuan-ketentuan tertulis yang berlaku

dan menyetujui bahwa peraturan-peraturan yang memutuskan

penyelesaian konflik.

d) Salah satu pihak menerima kompensasi dalam pertukaran untuk

tercapainya penyelesaian konflik.

4) Teknologi Operasional Kerja45

BMT Mekar Da‟wah telah menggunakan sistem

komputerisasi, baik administrasi keuangan, transaksi, maupun

pelaporan, telah berbasis teknologi informasi. Dengan sistem

komputerisasi tersebut akan meminimalisir risiko kesalahan manusia

yang berarti menjamin adanya transparansi dan accountable.

2. Posisi Strategis Eksternal

a. Stabilitas Lingkungan

1) Kondisi Politik

a) Direktur Utama Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi

Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (LPDB-KUMKM) Braman

Setyo mengungkapkan, bahwa saat ini koperasi sedang

menghadapi tantangan dalam daya saing. Lantaran menurutnya

salah satu faktor yang menghambat daya saing koperasi, yakni

45

Wawancara dengan Ketua Bagian Operasional BMT Mekar Da‟wah.

Page 105: ANALISIS KECENDERUNGAN STRATEGI PERUSAHAAN MELALUI ...

89

masalah korupsi. Hal tersebut diungkapkan Braman Setyo dalam

acara Kongres Akrindo III dengan tema “Meneguhkan ekonomi

kerakyatan melalui ritel koperasi yang maju dan bermartabat

dalam bingkai NKRI” di Malang, Jawa Timur, Senin

(11/12/2017). Acara ini turut dihadiri Kepala Dinas Koperasi

dan UKM Provinsi Jatim Mas Purnomo Hadi. Menurut Braman,

masalah korupsi menempati urutan utama faktor yang

menghambat daya saing koperasi, selain tiga faktor lainnya

seperti birokrasi yang berbelit, ketersediaan infrastruktur yang

belum memadai dan sulitnya akses pembiayaan baik dari

LPDB, maupun Badan Layanan Umum (BLU) lainnya. Selain

itu, seiring derasnya arus globalisasi mengharuskan koperasi di

Tanah Air meningkatkan kualitas diri, melalui tiga program

Reformasi Total Koperasi yang digalakkan oleh Menteri

Koperasi dan UKM, yaitu rehabilitasi, reorientasi dan

pengembangan.46

b) Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memproyeksi tahun 2018 angka

pertumbuhan kredit akan meningkat, karena pada tahun 2018

merupakan tahun politik di mana hampir semua daerah

merayakan pesta demokrasi Pemilihan Kepala Daerah

(Pilkada).47

46 Anto Kurniawan, Dirut LPDB; Korupsi Jadi Penghambat Utama Daya Saing

Koperasi, (ekbis.sindonews.com), Diakses pada 15 Desember 2017. 47

Harwanto Bimo Pratomo, 5 Plus Minus Ekonomi Indonesia di Tahun Politik 2018,

(www.merdeka.com), Diakses pada 18 Januari 2018.

Page 106: ANALISIS KECENDERUNGAN STRATEGI PERUSAHAAN MELALUI ...

90

c) Mentri Koordinator Perekonomian, Darmin Nasution,

mengatakan tahun politik pada tahun 2018 akan membawa akan

membawa dampak positif bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Pada masa tersebut ekonomi diprediksi dapat naik 0,1 persen.

Hal tersebut dipengaruhi oleh banyaknya konsumsi atau

permintaan perlengkapan kampanye.48

2) Investasi Bodong

Saat ini investasi bodong berkedok koperasi sangat marak

dipasaran, banyak masyarakat yang sangat tergiur dengan tingkat

bunga yang diberikan tanpa berfikir panjang terlebih dahulu. Saat ini

kementrian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) telah

mendorong satuan tugas pengawasan koperasi memperkuat tugas

dan fungsinya di daerah. Penguatan pengawasan sangat penting agar

koperasi dapat tumbuh sehat dan berkualitas serta terbebas dari

investasi bodong. Saat ini Tim Waspada Investasi Otoritas Jasa

Keuangan (OJK) mencurigai ada 48 lembaga, 12 diantaranya

koperasi melakukan kegiatan ekonomi tak benar alias bodong. Kini,

pengawasan terhadap 48 lembaga tersebut dilakukan lebih dalam.49

Dengan adanya beberapa kasus investasi bodong yang berkedok

koperasi tersebut tentu akan membuat nama koperasi menjadi

tercemar, dan ditakutkan terancamnya kuantitas funding dan

financing pada koperasi.

48 Ibid. 49

Maizal Walfajri, 12 Koperasi Diduga Bodong Oleh OJK, (keuangan.kontan.co.id),

Diakses pada 18 januari 2018.

Page 107: ANALISIS KECENDERUNGAN STRATEGI PERUSAHAAN MELALUI ...

91

3) Kondisi Ekonomi

a) Upah nominal harian buruh tani nasional pada Agustus 2018

naik sebesar 0,24 persen dibanding upah buruh tani Juli 2018,

yaitu dari Rp 52.379,00 menjadi Rp52.505,00 per hari. Upah riil

mengalami penurunan sebesar 0,57 persen.50

b) Upah nominal harian buruh bangunan (tukang bukan mandor)

pada Agustus 2018 naik 0,14 persen dibanding upah Juli 2018,

yaitu dari Rp 86.276,00 menjadi Rp. 86.397,00 per hari. Upah

riil mengalami penurunan sebesar 0,19 persen.51

c) Pertumbuhan Ekonomi Indonesia triwulan II 2018 terhadap

triwulan II 2017 tumbuh 5,27% (y-on-y). Dari sisi produksi

pertumbuhan didorong oleh semua lapangan usaha, dimana

pertumbuhan tertinggi dicapai Lapangan Usaha Jasa Lainnya

yang tumbuh 9,22 persen 52

d) Badan Pusat Statistik (BPS) memaparkan bulan Agustus 2018

mengalami inflasi sebesar 2,3 persen secara tahun kalender

2018, sedangkan besaran laju inflasi pada bulan Agustus 2018

mencapai 3,20 persen dari tahun sebelumnya. Besaran deflasi

pada bulan Agustus 2018 berada pada angka 0,5 %.

50 Badan Pusat Statistik, Upah Harian Buruh Tani dan Buruh Bangunan,

(www.bps.gp.id), Diakses pada 05 September 2018. 51 Ibid. 52

Depertemen Komunikasi BI, Pertumbuhan Ekonomi Triwulan III 2017, (www.bi.go.id),

Diakses pada 18 Januari 2018.

Page 108: ANALISIS KECENDERUNGAN STRATEGI PERUSAHAAN MELALUI ...

92

4) Culture Management

Tidak adanya perbedaan yang signifikan pada budaya (suku)

membuat BMT Mekar Da‟wah tidak sulit untuk me-manage para

karyawan. Sedangkan budaya (perilaku) tidak ada masalah karena

seluruh karyawan bekerja secara profesional. Pengaruh budaya

terletak pada mitra (pasar). Seluruh karyawan BMT Mekar Da‟wah

bersuku sunda, hal tersebut berefek pada mitra yang bergabung

dengan BMT Mekar Da‟wah, mitra yang bersuku sunda lebih

banyak bergabung dengan BMT Mekar Da‟wah dibanding dengan

suku jawa.53

b. Kekuatan Industri

1) Halangan Masuk Pasar

BMT Mekar Da‟wah merupakan lembaga yang sudah berdiri

cukup lama, yaitu dari tahun 2003, sehingga saat ini BMT Mekar

Da‟wah sudah bisa beradaptasi dengan pasar atau mudah masuk

pasar. Halangan hanya berada diawal berdirinya lembaga ini, tindak

kriminal seperti premanisme menjadi penghalang yang sulit

dihindari.54

2) Produk BMT Mekar Da‟wah55

a) Funding

(1) Simpanan Wadi’ah;

(2) Simpanan Wadi’ah Pendidikan;

53 Wawancara dengan Manajer BMT Mekar Da‟wah. 54

Wawancara dengan Manajer BMT Mekar Da‟wah. 55 Laporan Rapat Anggota Tahunan 2016.

Page 109: ANALISIS KECENDERUNGAN STRATEGI PERUSAHAAN MELALUI ...

93

(3) Simpanan Deposito;

(4) Pembiayaan dari pihak lain;

(5) Simpanan Rencana Umroh;

(6) Simpanan Rencana Qurban.

b) Financing

(1) Pembiayaan Bagi Hasil;

(2) Pembiayaan Jual Beli;

(3) Pembiayaan Al-Qordh.

3) Program Sosial BMT Mekar Da‟wah56

a) Pengobatan Non-Rutin atau dikenal dengan Unit Kesehatan

Keliling (UKK) bekarja sama dengan BAZNAS melalui Rumah

Sehat BAZNAS dimana BMT Mekar Da‟wah menjadi

kordinator wilayah Tangerang Selatan.

b) Mengkoordinasi calon pasien mata hingga dapat ikut dalam

kegiatan operasi katarak gratis yang diselenggarakan RS

BAZNAS di wilayah Serpong dan sekitarnya.

c) Program Pos Obat Desa (POD) dengan RS BAZNAS sebagai

penyedia dan pengawas obat dan kader sehat ditunjuk sebagai

tim medis.

d) Program TOGA (Tanaman Obat Bagi Keluarga) ditunjuk

sebagai tim lapangan.

56 Laporan Rapat Anggota Tahunan 2016.

Page 110: ANALISIS KECENDERUNGAN STRATEGI PERUSAHAAN MELALUI ...

94

e) Bantuan Dana pada acara keagamaan dan nasional yang

diselenggarakan oleh masyarakat, seperti Isra Mi‟raj,

Ramadhan, Peringatan Hari Kemerdekaan Indonesia, dan

lainnya.

f) Santunan Anak Yatim Piatu dan Lansia.

4) Pelatihan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM)57

a) Pelatihan Teller;

b) Pelatihan pengelolaan koperasi;

c) Pelatihan peningkatan sumber daya manusia di koperasi;

d) Pelatihan business plan;

e) Pelatihan akad-akad syariah;

f) Pelatihan penyusunan laporan keuangan.

B. Pembototan Posisi Strategis BMT Mekar Da’wah

Berdasarkan alat analisis yang digunakan (Matriks SPACE), setelah

peneliti menentukan posisi strategis variabel-variabel pada kekuatan finansial,

keunggulan kompetitif, stabilitas lingkungan, dan kekuatan industri, tahapan

selanjutnya adalah menentukan bobot atau nilai pada masing-masing variabel.

Dimana nilai variabel-variabel tersebut menggunakan skala yang telah ditentukan

dalam Matriks SPACE, yaitu skala 1 (paling buruk) dan 6 (paling baik) untuk

variabel-variabel kekuatan finansial (FS) dan Kekuatan Industri (IS). Sedangkan

untuk variabel-variabel keunggulan kompetitif (CA) dan stabilitas lingkungan

(ES) menggunakan skala -6 (paling buruk) dan -1 (paling baik).

57 Wawancara dengan Ketua Bagian Operasional BMT Mekar Da‟wah.

Page 111: ANALISIS KECENDERUNGAN STRATEGI PERUSAHAAN MELALUI ...

95

Adapun yang berhak menentukan bobot atau nilai pada masing-masing

variabel internal perusahaan adalah seseorang yang berkompeten di bidang

Manajemen Strategi dan tidak ada keterkaitan dengan pihak internal

perusahaan/BMT Mekar Da‟wah.58

Sedangkan yang berhak menilai atau memberi

bobot pada variabel-variabel eksternal perusahaan adalah pihak dari internal

perusahaan karena pihak internal yang mengetahui seberapa baik dan buruk

variabel tersebut berpengaruh terhadap perusahaan.

Di bawah ini adalah hasil bobot atau nilai yang diperoleh BMT Mekar

Da‟wah yang nantinya akan diolah kembali untuk menentukan arah garis vektor

pada kurva Matriks SPACE (Strategic Position and Action Evaluation). Berikut

adalah hasil pembobotannya:

1. Tabel Pembobotan Posisi Strategis Internal

a. Tabel Kekuatan Finansial

Pernyataan Bobot

Rasio Lancar BMT Mekar Da‟wah 2017 3

Debt Ratio BMT Mekar Da‟wah 2017 2

Potensial Profit BMT Mekar Da‟wah 2016-2017 3

Jumlah 8

Rata-rata 2,7

b. Tabel Keunggulan Kompetitif

Pernyataan Bobot

Kualifikasi Pendidikan dan Penempatan SDM -3

Metode Penyelesaian Konflik Kerja -1

Disiplin Kerja -1,7

Teknologi Operasional Kerja -1

Jumlah -6,7

Rata-rata -1,7

58 Selengkapnya dapat dilihat pada lampiran.

Page 112: ANALISIS KECENDERUNGAN STRATEGI PERUSAHAAN MELALUI ...

96

2. Tabel Pembobotan Posisi Strategis Eksternal

a. Tabel Stabilitas Lingkungan

Pernyataan Bobot

Kondisi Ekonomi -3,25

Kondisi Politik -4

Investasi Bodong -6

Culture Management -1

Jumlah -14,25

Rata-rata -3,6

b. Tabel Kekuatan Industri

Pernyataan Bobot

Halangan Masuk Pasar 6

Produk BMT Mekar Da‟wah 5

Program Sosial BMT Mekar Da‟wah 5,7

Pelatihan SDM BMT Mekar Da‟wah 6

Jumlah 22,7

Rata-rata 5,7

C. Kecenderungan Arah Vektor Matriks SPACE BMT Mekar Da’wah

Berdasarkan hasil pembobotan atau pemberian peringkat pada masing-

masing variabel posisi strategis di atas, maka selanjutnya adalah mengolah hasil

bobot tersebut dengan cara menjumlahkan rata-rata keunggulan kompetitif (CA)

dengan kekuatan industri (IS), dan menjumlahkan stabilitas lingkungan (ES)

dengan kekuatan finansial (FS). Berikut pengolahannya:

Sumbu X = Keunggulan Kompetitif (CA) + Kekuatan Industri (IS)

= -1,7 + 5,7

= 4,0

Sumbu Y = Stabilitas Lingkungan (ES) + Kekuatan Finansial (FS)

= -3,6 + 2,7

= -0,9

Page 113: ANALISIS KECENDERUNGAN STRATEGI PERUSAHAAN MELALUI ...

97

Berdasarkan hasil pengolahan pembobotan menggunakan Matriks SPACE,

maka dapat diketahui pada sumbu X berada pada titik kordinat 4.0 sedangkan

pada sumbu Y berada pada titik kordinat -0.9. Maka, arah garis vektornya adalah:

Gambar 4.1 Garis Arah Koordinat Vektor Kurva Matriks SPACE Strategi

BMT Mekar Da’wah

D. Strategi Utama BMT Mekar Da’wah

Berdasarkan arah garis vektor Matriks SPACE (Strategic Position and

Action Evaluation) maka Strategi Utama yang cocok dan tepat untuk

diaplikasikan pada BMT Mekar Da‟wah Serpong adalah Strategi Kompetitif.

(+4, -0,9)

FS

CA

ES

IS

Strategi Kompetitif

Page 114: ANALISIS KECENDERUNGAN STRATEGI PERUSAHAAN MELALUI ...

98

Strategi Kompetitif mencakup Integrasi ke Belakang (memperoleh atau

mempunyai kendali yang lebih besar atas mitra funding), Integrasi ke Depan

(memperoleh atau mempunyai kendali yang lebih besar atas mitra lending), dan

Integrasi Horizontal (mengupayakan kepemilikan atau kendali yang lebih besar

atas pesaing); penetrasi pasar (mencari pangsa pasar yang lebih besar untuk

produk atau jasa saat ini di pasar yang ada sekarang melalui upaya upaya strategi

pemasaran yang lebih baik), pengembangan pasar (memperkenalkan produk

atau jasa saat ini ke wilayah geografis baru), dan pengembangan produk

(mengupayakan peningkatan penjualan melalui perbaikan produk dan jasa saat ini

dan atau jasa baru).

Page 115: ANALISIS KECENDERUNGAN STRATEGI PERUSAHAAN MELALUI ...

99

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan di atas, peneliti menyimpulkan bahwa kekuatan

finansial pada BMT Mekar Da‟wah dapat ditunjukan melalui beberapa rasio

keuangan dan potensial profitnya. Dari hasil pembahasan adapun rasio lancar pada

BMT Mekar Da‟wah tahun 2017 adalah 1,2 kali, artinya jumlah aktiva lancar

sebanyak 1,2 kali utang lancar. Pada hasil pembobotan rasio lancar mendapat

bobot 3. Pada rasio utang/debt ratio menunjukan bahwa 84% pendanaan

perusahaan dibiayai dengan utang (bobot 2). Sedangkan potensial profit BMT

Mekar Da‟wah 2016-2017 adalah 0,78% (dengan bobot 3). Adapun rata-rata dari

bobot kekuatan finansial adalah 2,7.

BMT Mekar Da‟wah menunjukan bahwa kurang baiknya pada

penempatan sumber daya manusia sesuai dengan kualifikasi pendidikannya

masing-masing. Walaupun begitu, kekurangan tersebut didukung oleh baiknya

penerapan disiplin kerja, metode penyelesaian konflik, dan didukung oleh

teknologi yang sudah mapan sehingga pada posisi strategis keunggulan kompetitif

BMT Mekar Da‟wah mendapatkan bobot atau peringkat yang baik. Pembobotan

pada keunggulan kompetitif, yaitu kualifikasi pendidikan dan penempatan SDM

dengan bobot -3, metode penyelesaian konflik kerja dengan bobot -1, disiplin

kerja dengan bobot -1,7, dan teknologi operasional kerja dengan bobot -1. Rata-

rata bobot pada keunggulan kompetitif adalah -1,7.

Page 116: ANALISIS KECENDERUNGAN STRATEGI PERUSAHAAN MELALUI ...

100

Pada posisi strategis stabilitas lingkungan menunjukan bahwa bobot

dipengaruhi sentimen negatif kondisi politik pada poin korupsi dana bergulir

seperti yang disampaikan oleh Direktur LPDB Braman Setyo. Manajer BMT

Mekar Da‟wah mengungkapkan bahwa adanya korupsi pada pengelolaan dana

bergulir di daerah atau kota tertentu, berakibat pada sulitnya penyaluran dana

bergulir tersebut. Akibatnya, BMT-BMT yang ingin mengajukan dana bergulir

untuk mengembangkan usahanya terhalangi oleh sulitnya akses untuk mendapat

dana tersebut. Selain itu, maraknya investasi bodong sangat mempengaruhi posisi

strategis stabilitas lingkungan, karena hal tersebut kepercayaan masyarakat

terhadap koperasi ataupun BMT. Adapun bobot variabel-variabel posisi strategis

stabilitas lingkungan, yaitu kondisi perekonomian Indonesia dengan bobot -3,25,

kondisi politik dengan bobot -4, investasi bodong dengan bobot -6, dan culture

management dengan bobot -1. Rata-rata bobot pada stabilitas lingkungan adalah -

3,6.

Poin-poin pada kekuatan industri sebagai posisi strategis eksternal

menunjukan angka bobot atau peringkat yang baik, hal tersebut didominasi oleh

seluruh butir-butir pada kekuatan industri, baik dari barrier to entry, produk

BMT yang variatif, program-program sosial, serta pelatihan-pelatihan yang

diikutin oleh karyawan BMT Mekar Da‟wah. Pelatihan-pelatihan tersebut dapat

meng-cover kualifikasi pendidikan karyawan BMT Mekar Da‟wah yang kurang

tepat pada penempatan jabatannya. Pada posisi strategis kekuatan industri,

halangan masuk pasar mendapat bobot 6, pada variabel produk BMT Mekar

Da‟wah mendapat bobot 5, pada program sosial BMT Mekar Da‟wah mendapat

Page 117: ANALISIS KECENDERUNGAN STRATEGI PERUSAHAAN MELALUI ...

101

bobot 5,7, dan pelatihan sumber daya manusia mendapat bobot 6. Rata-rata bobot

dari kekuatan industri adalah 5,7.

Hasil Matriks Strategic Position and Action Evaluation (SPACE)

menunjukan titik koordinat arah vektor berada pada +4 pada sumbu X dan -0,9

pada sumbu Y. Hal tersebut mununjukan bahwa strategi yang tepat untuk

dijalankan pada BMT Mekar Da‟wah adalah Strategi Kompetitif. Strategi

Kompetitif mencakup Integrasi ke Belakang (memperoleh atau mempunyai

kendali yang lebih besar atas mitra funding), Integrasi ke Depan (memperoleh

atau mempunyai kendali yang lebih besar atas mitra lending), dan Integrasi

Horizontal (mengupayakan kepemilikan atau kendali yang lebih besar atas

pesaing); penetrasi pasar (mencari pangsa pasar yang lebih besar untuk produk

atau jasa saat ini di pasar yang ada sekarang melalui upaya upaya strategi

pemasaran yang lebih baik), pengembangan pasar (memperkenalkan produk

atau jasa saat ini ke wilayah geografis baru), dan pengembangan produk

(mengupayakan peningkatan penjualan melalui perbaikan produk dan jasa saat ini

dan atau jasa baru).

B. Saran

Berdasarkan data dan informasi yang telah didapat oleh penulis, maka

penulis hendak memberikan saran-saran kepada pihak-pihak terkait yaitu:

1. Pada saat ini era digital berkembang sangat pesat, pengguna internet termasuk

media sosial telah mencapai 143 juta pada tahun 2017. Untuk dapat

mengembangkan dan menerapkan strategi kompetitif, memanfaatkan internet

atau media sosial adalah hal yang sangat tepat di era digital ini. Dengan

Page 118: ANALISIS KECENDERUNGAN STRATEGI PERUSAHAAN MELALUI ...

102

badan hukum koperasi membuat BMT Mekat Da‟wah dapat bergerak lebih

luas. Untuk kedepannya, peneliti sangat berharap ada pergerakan koperasi

atau BMT yang sangat masif memanfaatkan era digital ini, sebelum mereka

ter-disruption oleh lembaga-lembaga seperti perbankan dan fintech.

2. Untuk bidang akademik khususnya mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah

diharapkan penelitian ini dapat menjadi masukan untuk melakukan penelitian

lanjutan mengenai strategi kompetitif BMT serta dapat menggugah

mahasiswa untuk memperdalam lagi dunia lembaga keuangan mikro

khususnya BMT.

3. Bagi pemerintah, hendaknya memperketat lagi pengawasan terhadap

lembaga-lembaga yang melakukan investasi bodong agar dapat melindungi

nama baik koperasi serta melakukan pengawasan yang ketat pada pengelolaan

dana bergulir agar tidak menghalangi koperasi atau BMT lainnya untuk

mengembangkan usahanya.

Page 119: ANALISIS KECENDERUNGAN STRATEGI PERUSAHAAN MELALUI ...

DAFTAR PUSTAKA

Al-Arif, M. N, Lembaga Keuangan Syariah; Suatu Kajian Teoritis Praktis,

Bandung: Pustaka Setia, 2012.

Amstrong, Seri Pedoman Manajemen, Jakarta : Gramedia, 1995.

Assauri, Strategic Management; Sustainable Competitive Adventage, Jakarta:

Rajawali Pers, 2016.

Barent, Ilmu Politika; Suatu Perkenalan Lapangan, Jakarta: PT. Pembangunan,

1965.

Budiardjo, Dasar-dasar Ilmu Politik, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2001.

Daradjat, Ilmu Pengetahuan Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 1995.

David, Strategic Management, Jakarta: Salemba Empat, 2011.

Deliar, Pengantar ke Pemikiran Politik, Medan: Dwipa, 1965.

FIP-UPI, T. P, Ilmu dan Aplikasi Pendidikan Bagian 2, Imperial Bhakti Utama,

2007.

Ghafar, Abdul, BMT Praktik dan Kasus. Jakarta: Rajawali Pers, 2016.

Gulo, Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Grasindo, 2012.

Hermansyah, Kahir, Keuangan Syariah Kian Mengglobal,

www.syariahfinance.com, 2017.

Hertanto, Panduan Praktik Operasional BMT. Bandung : Mizan, 2017.

Jalaluddin, Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1996.

Joo, C. S, Managing Diversity in US Federal Agencies: Effect of Diversity

Management on Employee Perceptions of Orgnization, Wiley Online

Libraly Journal, 109, 2010.

Kasmir, Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: Rajawali Pers, 2015.

Lalunggung, Hasan, Manusia dan Pendidikan; Suatu Analisa Psikologi dan

Pendidikan. Jakarta: Pustaka Al-Husna, 1995.

Mathis, Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Salemba Empat, 2002.

Page 120: ANALISIS KECENDERUNGAN STRATEGI PERUSAHAAN MELALUI ...

Mitchell, Joyce, Political Analysis and Public Policy; an Introduction to Political

Science, Chicago: Rand Mc. Nally, 1969.

Moeheriono, Pengukuran Kinerja Berbasis Kompetensi. Bogor : Galia Indonesia,

2009.

Muslich, KTSP Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Kontekstual. Jakarta:

Bumi Aksara, 2007.

Nata, Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1997.

Noe, M. d, Human Resource Management, Massachusetts: Allyn & Bacon, 1991.

Patrick, Managing Workplace Diversity, Sage Journal , 3, 2012.

Pearce, Manajemen Strategis; Formulasi, Implementasi, dan Pengendalian.

Jakarta: Salemba Empat, 2008.

Prijono, Pengembangan Sumber Daya Manusia, Jakarta: LP FUI, 1989.

RI, K. P. Peluang dan Tantangan Indonesia, Warta Ekonomi, 2015.

Rivai, Veithzal, Manajemen Sumber Daya Manusia; Dari Teori ke Praktik,

Jakarta: Rajawali Pers, 2015.

Saltau, Rodger, An Introduction to Politics, London: Longmans, 1961.

Sinambela, Lijan, Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta: Bumi Aksara,

2016.

Soemarsono, Ekonomi Sumber Daya Manusia Teori dan Kebijakan Publik,

Yogyakarta: Graha Ilmu, 2003.

Sofyan, Manajemen Strategi, Yogyakarta: Graha Ilmu, 2015.

Sudarsono, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah Deskripsi dan Ilustrasi,

Yogyakarta: Ekonisia, 2003.

Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan

R&D. Bandung : Alfabeta, 2010.

Sunyoto, Metode dan Instrumen Penelitian Ekonomi dan Bisnis, Yogyakarta:

Caps Center Foracademi Publishing Service, 2013.

Page 121: ANALISIS KECENDERUNGAN STRATEGI PERUSAHAAN MELALUI ...

Suryani, Manajemen Koperasi; Teknik Penyusunan Laporan Keuangan,

Pelayanan Prima, dan Pengelolaan Sumber Daya Manusia, Yogyakarta:

Graha Ilmu, 2008.

Tarmini, Sistem Manajemen Sumber Daya Manusia. Semarang, 2010.

Tjiptoherijanto, Pengembangan Sumber Daya Manusia. Jakarta: LP FUI, 1989.

Udaya, Manajemen Stratejik, Yogyakarta: Graha Ilmu, 2013.

Umar, Strategic Management in Action. Jakarta: Gramedia, 2001.

Werner, Human Resource Management. Fort Worth: Harcourt College Published,

2001.

Wilodati, Unity and National Harmony dalam Bhineka Tunggal Ika. Jurnal

Sekretariat Negara RI, 150, 2010.

Wilodati. (2010). Unity and National Humanity dalam Bhineka Tunggal Ika.

Jurnal Sekretariat Negara RI, 150.

Wiroso, Penghimpunan Dana dan Distribusi Hasil Usaha Bank Syariah. Jakarta:

Gramedia Widia Sarana, 2005.

Wawancara dengan Nurisma Septiani (Ketua Bagian Operasional BMT Mekar

Da'wah).

Wawancara dengan Ahmad Riva‟I (Manajer BMT Mekar Da‟wah)

www.nasional.republika.co.id (10 Februari 2017)

www.kemenkeu.go.id (20 Februari 2017)

www.KamusBahasaIndonesia.org (29 Agustus 2016)

www.bps.go.id (02 Maret 2017)

www.bi.go.id (06 Desember 2017)

www.eksbis.sindonews.com (15 Desember 2017)

Page 122: ANALISIS KECENDERUNGAN STRATEGI PERUSAHAAN MELALUI ...

www.aceh.tribunnews.com (15 Desember 2017)

www.ojk.go.id (Diakses 12 Maret 2017)

Page 123: ANALISIS KECENDERUNGAN STRATEGI PERUSAHAAN MELALUI ...