ALIRAN FLUIDA

download ALIRAN FLUIDA

If you can't read please download the document

description

Laporan Praktikum

Transcript of ALIRAN FLUIDA

  • i

    LAPORAN

    PRAKTIKUM DASAR TEKNIK KIMIA

    ALIRAN FLUIDA

    (D-1)

    Disusun oleh :

    Andhika Adhitya Satya Dharma (121110003)

    Satrio Christiawan (121110014)

    PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA

    FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

    UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN

    YOGYAKARTA

    2013

  • ii

    LEMBAR PENGESAHAN

    LAPORAN

    PRAKTIKUM DASAR TEKNIK KIMIA

    ALIRAN FLUIDA

    (D-1)

    Disusun oleh :

    1. Andhika Adhitya Satya Dharma (121110003)

    2. Satrio Christiawan (121110014)

    Yogyakarta, Desember 2013

    Disetujui oleh,

    Asisten pembimbing

    Marini Titri Priandari

  • iii

    KATA PENGANTAR

    Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala

    Rahmat dan Karunia-Nya sehingga laporan Praktikum Dasar Teknik Kimia

    dengan judul Aliran Fluida ini dapat diselesaikan dengan baik.

    Laporan ini disusun untuk memenuhi tugas Praktikum Dasar Teknik

    Kimia pada Program Studi Teknik Kimia, Fakultas Teknologi Industri, UPN

    VETERAN Yogyakarta.

    Dalam kesempatan ini, penyusun mengucapkan terima kasih kepada :

    1. Marini Titri Priandari selaku asisten pembimbing

    2. Rekan-rekan sesama praktikan

    3. Staff dan petugas Laboratorium Dasar Teknik Kimia

    4. Semua pihak yang telah membantu dalam pelaksanaan dan penyusunan

    laporan ini.

    Penyusun menyadari bahwa laporan ini masih terdapat banyak

    kekurangan, oleh karena itu praktikan mengharapkan kritik maupun saran yang

    membangun untuk laporan ini agar dapat bermanfaat di waktu yang akan datang.

    Akhir kata, penyusun ucapkan terima kasih.

    Yogyakarta, Desember 2013

    Penyusun

  • iv

    DAFTAR ISI

    LEMBAR JUDUL .................................................................................... i

    LEMBAR PENGESAHAN ....................................................................... ii

    KATA PENGANTAR .................................................................................. iii

    DAFTAR ISI ............................................................................................... iv

    DAFTAR TABEL ........................................................................................ v

    DAFTAR GAMBAR ................................................................................... vi

    DAFTAR LAMBANG ................................................................................ vii

    INTISARI .................................................................................................... viii

    BAB I. PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang ............................................................................ 1

    B. Tujuan Percobaan ......................................................................... 1

    C. Tinjauan Pustaka .......................................................................... 2

    BAB II. PELAKSANAAN PERCOBAAN

    A. Alat dan Bahan ............................................................................ 11

    B. Gambar Rangkaian Alat ............................................................... 11

    C. Cara Kerja .................................................................................... 12

    D. Diagram Alir ................................................................................ 13

    BAB III. DATA PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN ................ 14

    BAB IV. KESIMPULAN ............................................................................. 20

    DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 21

    LAMPIRAN

  • v

    DAFTAR TABEL

    Tabel 1. Data Percobaan Aliran Fluida .................................................... 13

    Tabel 2. Hubungan antara debit (Q) vs Head Pompa (H) ............................ 15

    Tabel 3. Hubungan antara panjang ekivalen (Le) vs derajad pembukaan

    pompa (K)...................................................................................... 16

    Tabel 4. Hubungan antara coefficient of discharge (Co) vs Bilangan

    Reynold (Re) ................................................................................... 17

    Tabel 5. Hubungan antara debit (Q) vs tinggi float (h) ................................. 18

  • vi

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar 1. Aliran untuk persamaan kontinuitas ......................................... 3

    Gambar 2. Gambar Rangkaian Alat Percobaan Aliran Fluida ..................... 11

    Gambar 3. Hubungan debit (Q) vs Head Pompa (H) .................................. 16

    Gambar 4. Hubungan sudut putaran (K) vs panjang ekivalen (Le) ............. 17

    Gambar 5. Hubungan Re vs Co ............................................................... 18

    Gambar 6. Hubungan debit (Q) vs tinggi float (h) ..................................... 19

  • vii

    DAFTAR LAMBANG

    A = Luas (m)

    Co = Coeficient of discharge

    D = Diameter (m)

    z = Beda Tinggi Posisi 2 dan 1 (cm)

    h = Perbedaan Tinggi Hg dalam Manometer (cm)

    Ek = Energi Kinetik

    Ep = Energi Potensial

    Et = Energi Tekanan

    F = Faktor gesekan

    g = Gaya Gravitasi (ft/det2)

    gc = Gaya Gravitasi (lbm.ft/lbf.det2)

    H = Head Pompa (cm)

    Le = Panjang Ekivalen (cm)

    m = Massa (kg)

    P = Tekanan (lbf/ft2)

    air = Densitas air (kg/m)

    Hg = Densitas air raksa (kg/m)

    Q = Debit aliram (ml/detik)

    q = Kerja yang hilang (lbf.ft/lbm)

    Re = Bilangan Reynold

    U = Kecepatan (cm/det)

    = Viskositas (kg/m.detik)

    Ws = Kerja Pompa (lbf.ft/lbm)

  • viii

    INTISARI

    Proses transportasi dengan menggunakan aliran fluida merupakan suatu hal

    yang sangat penting, karena banyak digunakan dalam industri. Aliran fluida

    adalah salah satu cara pemindahan fluida dari satu tempat ke tempat lain dengan

    mengalirkannya melalui pipa. Aliran fluida terjadi karena adanya beda tekanan

    dan elevasi. Masih kurangnya pemahaman terhadap proses aliran fluida, maka

    dilakukan praktikum ini agar dapat lebih memahami lagi tentang proses aliran

    fluida. Pemahaman mengenai aliran fluida harus dikuasai agar dapat menjadi

    salah satu keunggulan bagi engineer sehingga dapat bersaing di dunia kerja.

    Percobaan dimulai dengan memeriksa rangkaian alat agar proses percobaan

    berjalan lancar, lalu mengisi air ke dalam tangki dan membuka kran dengan

    derajat pembukaan penuh yaitu 1240 . Setelah itu, menghidupkan pompa hingga

    aliran konstan. Setelah aliran konstan, mencatat kedudukan dari beda tinggi

    manometer pompa, manometer kran, manometer orifice dan tinggi float pada

    rotameter. Serta mengukur debit aliran dengan alat penampung dan stopwatch.

    Percobaan ini dilakukan dengan pengurangan derajat pembukaan keran setiap

    120.

    Pada percobaan aliran fluida didapat bahwa makin besar debit aliran (Q),

    maka makin besar head pompa (H) dengan persamaan garis y = 0,567x + 210,13

    dengan persentase kesalahan rata-rata sebesar 2,7422%.Untuk suatu kran yang

    digunakan untuk mengatur aliran fluida, panjang ekivalen akan berkurang

    dengan bertambahnya derajat pembukaan kran (oK), sehingga didapat

    persamaan garis y = 0,0825x + 113,845 dengan persentase kesalahan rata-

    rata sebesar 30,3253%. Untuk suatu orifice, harga Co (Coefficient of discharge)

    akan bertambah selaras dengan pertambahan bilangan Reynold (Re), didapat

    persamaan garis y = 0,0001x + 8,71 dengan persentase kesalahan sebesar

    1,142%. Pada rotameter, bertambahnya debit aliran menyebabkan semakin tinggi

    float terdorong oleh aliran, didapat persamaan garis y = 0,0028x + 1,181 dengan

    persentase kesalahan rata-rata sebesar 1,7825%.

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Proses transportasi dengan menggunakan aliran fluida merupakan suatu

    hal yang sangat penting, karena banyak digunakan dalam industri. Aliran

    fluida adalah salah satu cara untuk mengangkut fluida dari satu tempat ke

    tempat lain dengan cara mengalirkannya melalui pipa. Transportasi aliran

    fluida dapat dilakukan dengan menggunakan pipa karena lebih mudah dan

    aman.

    Dalam kehidupan sehari hari sebenarnya kita juga sering menjumpai

    proses aliran fluida tanpa kita sadari, seperti air yang keluar dari kran, air

    yang mengalir di pipa pembuangan dan lainnya. Masih kurangnya

    pemahaman terhadap proses aliran fluida, maka dilakukan praktikum ini agar

    dapat lebih memahami lagi tentang proses aliran fluida. Pemahaman

    mengenai aliran fluida harus dikuasai agar dapat menjadi salah satu

    keunggulan bagi engineer sehingga dapat bersaing di dunia kerja.

    B. Tujuan Percobaan

    1. Mempelajari karakteristik pompa, yaitu hubungan antara debit aliran (Q)

    dengan head pompa (H).

    2. Mempelajari hubungan antara panjang ekuivalen (Le) dengan derajat

    pembukaan kran (oK).

    3. Mempelajari hubungan antara coefficient of discharge (Co) dengan

    bilangan Reynold (Re).

    4. Menera rotameter yaitu hubungan antara debit aliran (Q) dengan tinggi

    float (h).

  • 2

    C. Tinjauan Pustaka

    Dalam proses transportasi fluida, salah satu faktor yang berpengaruh

    adalah densitas atau berat jenis. Fluida dapat dipengaruhi oleh tekanan dan

    suhu, tetapi ada pula fluida yang tidak dipengaruhi oleh suhu dan tekanan.

    Fluida yang sangat dipengaruhi oleh suhu dan tekanan disebut fluida

    termampatkan (compressible), contohnya uap dan gas. Sedangkan fluida

    yang densitasnya tidak dipengaruhi oleh suhu dan tekanan atau biasanya

    disebut fluida tak termampatkan (incompressible), contohnya air.

    Aliran zat cair dalam pipa jika di tinjau berdasarkan waktu dibagi menjadi

    dua, aliran steady state dan unsteady state. Aliran steady state yaitu aliran

    yang harga dari masing-masing kuantitas yang ada dalam aliran tersebut tidak

    berubah terhadap waktu. Sedangkan aliran unsteady state yaitu aliran yang

    harga dari kuantitasnya berubah terhadap waktu.

    Aliran jika ditinjau berdasarkan jenis aliran dibagi menjadi dua yaitu aliran

    laminer dan turbulen. Untuk aliran dimana partikel-partikel fluida mengalir

    secara sejajar dan tidak saling memotong disebut aliran laminer. Sedangkan

    aliran dimana partikel-partikelnya tidak lagi mengalir teratur dan mempunyai

    komponen kecepatan tegak lurus dengan arah aliran disebut aliran turbulen. .

    (Mc Cabe,1986)

    Jika fluida mengalir melalui sebuah pipa tertutup, maka akan terjadi

    perbedaan bentuk aliran yang dapat ditentukan dengan bilangan Reynold

    (Re), yaitu :

    Re =

    UD

    Persamaan kontinuitas dapat dipergunakan untuk menyelesaikan

    permasalahan dalam aliran fluida.

  • 3

    Gambar 1. Aliran untuk persamaan kontinuitas

    Q = A1 . u1 = A2 . u2 . . . . . . . . . . (1)

    Asumsi :

    1 = 2

    maka persamaan kontinuitas adalah :

    m = . A1 . u1 = . A2 . u2 . . . . . . . . . . (2)

    Hubungan energi pada fluida atau material yang mengalir

    melintasi pipa dapat ditentukan dengan keseimbangan energi. Energi

    dibawa oleh fluida yang mengalir dan juga ditransfer dari fluida ke

    sekeliling atau sebaliknya. Energi yang dibawa fluida mencakup :

    1. Internal energy (E), yaitu energi yang disebabkan oleh gerakan

    molekul atom dan elektron. Termasuk seluruh energi yang

    mempunyai sifat-sifat khusus dari fluida, tanpa memperhatikan

    lokasi atau tempat relatifnya atau posisinya.

    2. Energi yang dibawa fluida karena kondisi alirannya atau

    posisinya :

    a. Energi Kinetik (Ek), adalah energi fluida karena

    gerakannya.

    Ek = 2gc

    mu

    2

    b. Energi potensial (Ep), yaitu energi fluida karena tempat

    kedudukannya yang dipengaruhi gravitasi.

    Ep = gc

    mgz

  • 4

    c. Energi tekanan (Et), adalah energi untuk melakukan kerja

    melawan tekanan yang dibawa oleh zat karena alirannya

    dari awal masuk sampai keluar.

    Et = m P V

    Energi yang ditransfer antara fluida atau sistem dalam aliran dan

    sekelilingnya ada dua jenis :

    1. Energi panas (q), yaitu energi yang diserap oleh zat alir dari

    sekelilingnya selama aliran.

    2. Energi kerja (W), yaitu kerja yang diterima atau yang dihasilkan

    atau dilakukan oleh zat yang mengalir ke sekeliling selama aliran

    dan sering disebut shaf work. (Brown, G.G., 1978)

    Selain itu ada juga yang disebut energi friksi (F), yaitu energi yang

    hilang karena gesekan. Rugi energi terdapat pada sambungan, pipa lurus

    atau penampang yang tidak sama. Neraca energi untuk sistem aliran fluida

    dapat ditulis sebagai berikut :

    Energi masuk :

    mE1 + 2gc

    mu 21 +

    gc

    mgz1 + mP1V1

    Energi keluar :

    mE2 + 2gc

    mu 22+

    gc

    mgz2 + mP2V2 + mq - mWs

    Maka :

    Energi masuk = Energi keluar.

    mE1 + 2gc

    mu 21 +

    gc

    mgz1 + mP1V1 = mE2 +

    2gc

    mu 22 +

    gc

    mgz 22 +

    mP2V2 + mq - mWs . . . . . . . . . . (3)

  • 5

    Bila :

    E = E1 - E2

    (PV) = P1 V 1 - P2 V 2

    u2

    = u12 - u 2

    2

    z = z1 - z 2

    Maka didapatkan neraca energi untuk setiap satuan massa, yaitu :

    (semua dibagi m)

    E + 2gc

    u 2 +

    gc

    zg + (PV) = q Ws . . . . . . . . . . (4)

    Bila aliran isothermal (E = 0) dan fluida incompressible, sedangkan

    volumenya diasumsikan konstan, maka persamaan diatas menjadi :

    2gc

    u 2 +

    gc

    zg +

    P = q Ws . . . . . . . . . . (5)

    Apabila ada gesekan ( 0) dan diasumsikan aliran adiabatis (q = 0) maka

    persamaannya dikenal dengan persamaan Bernoully : (ada friksi)

    2gc

    u 2 +

    gc

    zg +

    P = - ( Ws + F ) . . . . . . . . . . (6)

    Jika persamaan (6) dibagi dengan gc

    g, dimensi masing-masing suku

    dinyatakan dalam ft cairan (cm cairan) dengan :

    w = gc

    g

    3ft

    lbf

    w

    P

    +

    2g

    )(u 2 + Z = -F

    g

    gc - Ws

    g

    gc

    w

    P

    +

    2g

    )(u 2 + Z = -F - Ws . . . . . . . . . . (7)

    (Brown, G.G.,1978)

  • 6

    Pompa adalah alat untuk mengalirkan fluida dari satu tempat ke tempat

    lain. Dimana fluida tersebut hanya dapat mengalir apabila terdapat beda

    tekanan. Pada pompa, fluida akan mengalir dari tekanan yang tinggi ke

    tekanan yang rendah.

    Laju aliran fluida dapat di ukur dengan rotameter. Rotameter terdiri dari

    tabung gelas yang bentuknya kerucut (tappered glass tube), yang didalamnya

    terdapat pelampung (float) yang bergerak naik turun. Bila alirannya besar,

    float akan terangkat dan sebaliknya, bila aliran kecil float turun.

    Untuk mengalirkan fluida, diperlukan alat yang berfungsi sebagai lintasan

    alir fluida itu sendiri. Alat yang digunakan adalah pipa. Ada beberapa faktor

    yang perlu diperhatikan dalam pemilihan pipa yaitu :

    1. Suhu operasi.

    Suhu operasi ini akan menentukan bahan pipa yang akan dipakai dan perlu

    tidaknya isolasi.

    2. Internal/External pressure.

    Ini akan menentukan schedule number, dimana :

    Schedule Number = 1000 (P/S)

    P = internal pressure yang bekerja (psi).

    S = tegangan yang diijinkan oleh pipa (psi).

    3. Fluida yang mengalir.

    4. Jenis-jenis fitting.

    Fitting adalah sepotong pipa yang mempengaruhi dalam menentukan

    kebutuhan :

    a. Menyambung 2 buah pipa dengan :

    b. Mengatasi arus dalam pipa, disebut plug.

    c. Membuat percabangan pipa sehingga arus bercabang.

    Misalnya : tees, crosses.

    Selain jenis fitting diatas, ada juga kran. Kran adalah salah satu jenis

    fitting yang dipakai untuk mengatur, mengontrol dan membuka ataupun

    menutup aliran. Pemilihan terhadap jenis kran tergantung jumlah dan jenis

    cairan yang akan dialirkan serta tujuan pemakaiannya.

  • 7

    Dalam aliran fluida, biasa digunakan alat orificemeter. Prinsip orifice ini

    adalah penurunan penampang arus aliran melalui orifice itu, yang

    menyebabkan tinggi tekan kecepatan meningkat tetapi tinggi tekan tekanan

    menurun dan penurunan tekanan antara dua titik diukur dengan manometer.

    Manometer sendiri adalah alat yang berfungsi untuk mengukur beda tekan

    antara titik satu dengan yang lain.

    Ada beberapa jenis pemasangan manometer, yaitu :

    Manometer untuk pompa.

    Bila : Z1 = Z2, karena tidak ada beda ketinggian.

    u1 = u2, karena luas penampang sama.

    F = 0

    Maka persamaan (6) menjadi :

    -Ws =

    air

    P

    = air

    12

    )P -(P

    ............................(8)

    Tekanan di A = tekanan di B.

    PA = P1 +

    gc

    Y.g.air + gc

    h.g.Hg

    PB = P2 +

    gc

    g h) Y( air

    P2 +

    gc

    g h) Y( air = P1 + gc

    Y.g.air + gc

    h.g.Hg

    P2 - P1 =

    gc

    Y.g.air +

    gc

    h.g.Hg - gc

    Y.g.air - gc

    h.g.air

  • 8

    P2 - P1 =

    gc

    h.g). - ( airHg ........................... (9)

    Bila persamaan (9) dibagi dengan gc

    g dan air, maka persamaannya

    menjadi:

    H =

    air

    airHg -

    . h ......................... (10)

    Manometer kran.

    Bila : Z1 = Z2, karena tidak ada beda ketinggian.

    u1 = u2, karena luas penampang sama.

    Ws = 0, karena tidak ada kerja.

    maka persamaan (6) menjadi :

    F =

    P- =

    air

    airHg

    gc.

    -

    . h.g

    Menurut Fanning dan D`Archy :

    F = gc.D2

    f.Le.u2

    maka :

    gc.D2

    f.Le.u2 =

    air

    airHg

    gc.

    -

    . h.g . . . . . . . . . . (11)

    Kalau persamaan (11) dibagi gc

    g maka menjadi :

    2gc.D

    f.Le.u2 =

    air

    airHg -

    . h.g

    Le =

    air

    airHg

    .f.u

    h). - ( 2g.D2

    . . . . . . . . . . (12)

  • 9

    Manometer orifice.

    Bila : Z1 = Z2, karena tidak ada beda ketinggian.

    Ws = 0, karena tidak ada kerja.

    maka persamaan (6) menjadi :

    gc2

    u 2 +

    P = -F . . . . . . . . . . (13)

    F

    P-gc2uu

    2

    1

    2

    2

    . . . . . . . . . . (14)

    Dari persamaan (1) didapatkan :

    2

    112

    A

    A.uu ................... (15)

    Substitusi persamaan (15) ke persamaan (14) :

    F

    P-gc2u

    A

    A.u 212

    2

    2

    1

    2

    1

    1u = 1

    2

    2

    2

    1

    A

    A

    FP-

    gc2

    ..................... (16)

    P- - F = Co

    2

    P . . . . . . . . . . (17)

    Persamaan (17) dikombinasikan dengan persamaan (16) :

    1u = Co 1

    2

    2

    2

    1

    A

    A

    P-gc2

  • 10

    Co = 1u

    P)(- 2gc

    1 - A

    A2

    2

    1

    2

    air

    ................... (18)

    Karena persamaan 2

    2

    2

    1

    A

    A =

    4

    4

    2

    1

    D

    D, maka persamaan (18) menjadi

    :

    Co = 1u

    P)(- 2gc

    1 - D

    D4

    2

    1

    4

    air

    Diketahui :

    -P =

    gc

    h.g). - ( airHg

    Co = 1u

    gc

    h.g.gc). - 2(

    1 - D

    D

    airHg

    air4

    2

    1

    4

    Co = 1u

    h.g). - 2(

    1 - D

    D

    airHg

    air4

    2

    1

    4

    .................. (19)

    (Brown,G.G.,1978)

  • 11

    BAB II

    PELAKSANAAN PERCOBAAN

    A. Alat dan Bahan

    1. Alat

    a. Beker glass.

    b. Thermometer.

    c. Gelas ukur.

    d. Stopwatch.

    e. Piknometer.

    2. Bahan

    a. Air.

    B. Gambar Rangkaian Alat

    Keterangan :

    1. Bak Penampung Air

    2. Pompa Air

    3. Manometer Pompa

    4. Manometer Kran

    5. Busur Drajat

    6. Manometer Orifice

    7. Orifice

    8. Rotameter

    Gambar 2. Rangkaian Alat Percobaan Aliran Fluida

  • 12

    C. Cara Kerja

    1. Memeriksa rangkaian alat.

    2. Mengisi air ke dalam tangki dan menghidupkan pompa

    3. Membuka kran dengan derajat pembukaan penuh kemudian

    menghidupkan pompa hingga keadaan aliran konstan.

    4. Setelah aliran konstan mencatat kedudukan dari beda tinggi manometer

    pompa, manometer kran, manometer orificemeter dan tinggi float.

    5. Menutup kran dengan sudut 120 dari kedudukan semula setelah mencapai

    keadaan konstan , mengulangi langkah seperti no. 4

    6. Mengukur debit aliran dengan alat penampung dan stopwatch.

    7. Mengulangi langkah 2, 3 dan 4 dengan derajat pembukaan kran yang

    berbeda-beda.

    8. Menghentikan percobaan setelah didapat lima data percobaan.

    9. Mengukur :

    a. temperatur air

    b. densitas air dengan menggunakan piknometer

    c. diameter pipa dan diameter orifice

  • 13

    D. Diagram Alir

    Memeriksa rangkaian alat

    Mengisi air ke dalam tangki penampungan

    Mengukur temperatur air, densitas air dengan menggunakan piknometer,

    diameter pipa dan diameter orifice

    Mengulangi langkah 2,3 dan 4 dengan derajat penutupan kran setiap 1200

    Membuka kran dengan derajat pembukaan penuh

    Mengukur debit aliran dengan alat penampung dan stopwatch

    Setelah aliran konstan, mencatat kedudukan dari beda tinggi manometer pompa,

    manometer kran, manometer orifice dan tinggi float pada rotameter

    Menghidupkan pompa hingga alirannya konstan

  • 14

    BAB III

    DATA PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

    A. Data Percobaan

    Tabel 1. Data Percobaan Aliran Fluida

    Kran Volum

    (ml)

    Waktu

    (detik)

    Q

    (ml/det)

    Manometer

    Pompa

    Manometer

    Kran

    Manometer

    Orofiece

    Tinggi

    Float

    (cm) ki ka ki ka ki ka

    1240

    1000

    1105

    1050

    5

    5

    5

    210,33 32,9 6,1 14,2 14,2 9,5 19,3 7,1

    1120

    990

    970

    975

    5

    5

    5

    195,67 32,5 6 14,1 14,2 9,8 19,4 7

    1000

    970

    975

    960

    5

    5

    5

    193,67 32,4 6 14,1 14,2 10 19,3 6,8

    880

    950

    955

    945

    5

    5

    5

    190 32,3 6,4 14,1 14,3 10,1 19,1 6,5

    760

    920

    930

    935

    5

    5

    5

    185,67 32,2 6,6 14,2 14,3 10,5 19 6,4

  • 15

    Diameter orifice = 0,6 cm

    Diameter dalam pipa = 1,85 cm

    Diameter luar pipa = 2,2 cm

    Berat piknometer + Aquadest = 42,079 gram

    Berat piknometer kosong = 17,012 gram

    Berat Aquadest = 25,067 gram

    Suhu Aquadest = 28 oC

    Aquadest = 0,996233 gram/ml

    Berat piknometer + air = 42,75 gram

    Berat piknometer kosong = 17,012 gram

    Berat air = 25,738 gram

    Volume piknometer = 25 ml

    cairan = 1,0229 gram/ml

    Hg = 13,5228 gram/ml

    Suhu air = 28 oC

    B. Pembahasan

    1. Mempelajari karakteristik pompa, yaitu hubungan antara debit aliran (Q)

    dengan head pompa (H).

    Tabel 2. Hubungan antara Debit Aliran (Q) dengan Head Pompa (H)

    No Q (X) H (Y) Y Hitung % kesalahan

    1 210,33 327,52 329,38 0,5680

    2 195,67 323,85 321,07 1,7065

    3 193,67 322,63 319,93 2,0917

    4 190 316,52 317,85 4,0626

    5 185,67 312,85 315,40 5,2821

    975,34 1603,40 1603,65 2,7422

  • 16

    Gambar 3. Hubungan antara debit aliran (Q) terhadap head pompa (H)

    Dari gambar dapat dilihat bahwa, semakin besar debit aliran

    menyebabkan head pompa semakin besar. Sehingga energi yang

    dibutuhkan untuk mengalirkan fluida semakin besar. Hal ini di sebabkan

    karena semakin besar debit aliran maka h juga akan semakin besar.

    Dimana head pompa berbanding lurus dengan h, oleh karena itu head

    pompa menjadi besar.

    2. Mempelajari hubungan antara panjang ekivalen (Le) dengan derajat

    pembukaan kran (oK).

    Tabel 3. Hubungan antara derajat penutupan kran (0kran) dengan panjang

    ekivalen (Le)

    y = 0,567x + 209,9R = 0,808

    312

    314

    316

    318

    320

    322

    324

    326

    328

    330

    332

    180 185 190 195 200 205 210 215

    He

    ad p

    om

    pa

    ( H

    )

    Debit aliran ( Q )

    Y Data

    Y Hitung

    No 0K (X) Le (Y) Y Hitung

    %

    kesalahan

    1 1240 0 12,12

    2 1120 30,0290 21,96 26,8707

    3 1000 30,5720 31,8 4,0617

    4 880 63,2185 41,64 34,1332

    5 760 32,9057 51,48 56,4471

    5000 156,7252 159 121,4677

  • 17

    Gambar 3. Hubungan antara derajat pembukaan kran (0K) terhadap panjang

    ekivalen (Le)

    Semakin besar derajat pembukaan kran, maka tekanan makin kecil

    dan bilangan Reynold (Re) semakin naik, sehingga faktor gesekan (f)

    semakin besar, maka harga Le makin besar. Pada data pertama didapat

    harga Le 0. Hal ini disebabkan karena pada saat percobaan terjadi

    kesalahan dalam pengamatan perbedaan tinggi pada manometer kran.

    Sedangkan untuk data keempat, di dapat harga Le 63,2185. Hal ini

    disebabkan karena perbedaan tinggi (h) yang besar dibandingkan data

    yang lain.

    3. Mempelajari hubungan antara coefficient of discharge (Co) dengan

    bilangan Reynold (Re).

    Tabel 4. Hubungan antara Bilangan Reynolds (Re) terhadap Coefficient of

    Discharge (Co)

    y = -0,082x + 113,8R = 0,489

    0

    10

    20

    30

    40

    50

    60

    70

    700 800 900 1000 1100 1200 1300

    Pan

    jan

    g Ek

    ival

    en

    (Le

    )

    Derajat Pembukaan Kran (K)

    Y data

    Y Hitung

    No Re (X) Co (Y) Y Hitung % kesalahan

    1 55570,16 14,5198 14,2670 1,7410

    2 51696,92 13,6478 13,8797 1,6991

    3 51168,51 13,7244 13,8269 0,7465

    4 50198,88 13,6869 13,7299 0,3141

    5 49054,87 13,7628 13,6155 1,0704

    257689,36 69,3417 69,3189 5,5710

  • 18

    Gambar 4. Hubungan antara bilangan Reynolds (Re) terhadap Coefficient of

    Discharge (Co)

    Semakin besar penampang arus pada pipa menyebabkan kecepatan

    aliran (u) bertambah, sehingga bilangan Reynold (Re) akan bertambah

    besar selaras dengan pertambahan harga coefficient of discharge (Co).

    Namun pada data kedua dan keempat didapat nilai coeffecient of discharge

    yang tidak sesuai. Hal ini di sebabkan karena kesalahan pengamatan beda

    ketinggian pada manometer orifice.

    4. Menera rotameter, yaitu hubungan antara debit aliran (Q) dengan tinggi

    float (h).

    Tabel 5. Hubungan antara debit aliran (Q) terhadap tinggi float (h)

    y = 0,000x + 7,209R = 0,756

    13,4

    13,6

    13,8

    14

    14,2

    14,4

    14,6

    Co

    eff

    icie

    nt

    of

    Dis

    char

    ge (C

    o)

    Bilangan Reynolds (Re)

    Y data

    Y Hitung

    No Q (X) tinggi float (Y) Y Hitung % kesalahan

    1 210,33 7,1 7 ,1964 1,3583

    2 195,67 7 6,7772 3,1834

    3 193,67 6,8 6,7199 1,1770

    4 190 6,5 6,6150 1,7692

    5 185,67 6,4 6,4912 1,4244

    975,34 33,8 33,7997 8,9123

  • 19

    Gambar 5. Hubungan antara debit aliran (Q) terhadap tinggi float (h)

    Semakin besar aliran (Q), semakin besar pula tinggi float (h).

    Bertambahnya debit aliran (Q) menyebabkan semakin tinggi float

    terdorong oleh aliran. Karena float dapat bergerak bebas sesuai dengan

    besarnya aliran yang mendorong.

    y = 0,028x + 1,186R = 0,766

    6,36,46,56,66,76,86,97,07,17,27,3

    180 185 190 195 200 205 210 215

    Tin

    ggi f

    loat

    (h

    )

    Debit Aliran (Q)

    Y data

    Y Hitung

  • 20

    BAB IV

    KESIMPULAN

    Dari hasil perhitungan dan grafik, maka dapat diambil kesimpulan, yaitu :

    1. Dalam aliran fluida, makin besar debit aliran (Q), maka makin besar head

    pompa (H) dengan persamaan garis y = 0,567x + 210,13 dengan persentase

    kesalahan rata-rata sebesar 2,7422%.

    2. Untuk suatu kran yang digunakan untuk mengatur aliran fluida, panjang

    ekivalen akan berkurang dengan bertambahnya derajat pembukaan kran (oK),

    sehingga didapat persamaan garis y = 0,0825x + 113,845 dengan persentase

    kesalahan rata-rata sebesar 30,3253%.

    3. Untuk suatu orifice, harga Co (Coefficient of discharge) akan bertambah

    selaras dengan pertambahan bilangan Reynold (Re), didapat persamaan garis

    y = 0,0001x + 8,71 dengan persentase kesalahan sebesar 1,142%.

    4. Pada rotameter, bertambahnya debit aliran menyebabkan semakin tinggi float

    terdorong oleh aliran, didapat persamaan garis y = 0,0028x + 1,181 dengan

    persentase kesalahan rata-rata sebesar 1,7825%.

  • 21

    DAFTAR PUSTAKA

    Brown, G.G., 1978, Unit Operation, 14th

    printing, John Willey and Sons Inc.,

    New York.

    De Nevers, Noel . 2005 . Fluid Mechanics for Chemical Engineering . Third

    Edition. Higher Education, Mc Graw Hill

    Streeter, V.L, and Wylie E.G. 1981 . Fluid Mechanics. Mc Graw Hill Book

    Co, Singapore

  • LAMPIRAN

    A . PERHITUNGAN

    1. Menentukan karakteristik pompa, hubungan antara debit aliran (Q) dengan

    head pompa (H)

    H =

    Dimana : Hg = 13, 5238 gr/cm3

    air = 1, 0229 gr/cm3

    sehingga H = 327,5238 cm

    Dari perhitungan di atas maka di dapat

    Hubungan antara Debit Aliran (Q) dengan Head Pompa (H)

    0kran h Q (X) H (Y) XY X

    2

    1240 26,8 210,33 327,5238 68888,0860 44238,7089

    1120 26,5 195,67 323,8575 63369,1996 38286,7489

    1000 26,4 193,67 322,6354 62484,7997 37508,0689

    880 25,9 190 316,5249 60139,7291 36100

    760 25,6 185,67 312,8586 58088,4523 34473,3489

    Jumlah 975,34 1603,4002 312970,2666 190606,8756

  • Dengan metode Least Square :

    X2

    x 195,068

    x 1

    Kemudian dengan cara substitusi, didapat nilai :

    Didapat persamaan garis :

    Menghitung % kesalahan

  • Analog untuk data berikutnya, sehingga di dapat hasil seperti tabel di

    bawah .

    Hubungan antara Debit Aliran terhadap Head pompa dengan % kesalahan

    Dengan besar nilai

    2 . Menentukan hubungan antara panjang ekivalen (Le) dengan derajat penutupan

    kran (0Kran)

    D2

    2

    2

    Kecepatan Linier (V)

    Q Y data Y hitung % kesalahan

    210,33 327,5238 329,3841 0,5680

    195,67 323,8575 321,0719 1,7065

    193,67 322,6354 319,9379 2,0917

    190 316,5249 317,8570 4,0626

    185,67 312,8586 315,4019 5,2821

    Rata - rata 2,7422

  • Bilangan Reynolds (Re)

    18022,5042

    Faktor friksi

    Panjang Ekivalen (Le)

    Dari perhitungan di atas maka di peroleh data :

    Hubungan antara derajat penutupan kran (0kran) dengan panjang ekivalen (Le)

    No

    0K

    (X) Q v h Re Le (Y) f XY X2

    1 1240 210,33 78,2856 0 18022,5042 0 0,0273 0 1537600

    2 1120 195,67 72,8291 0,1 16766,3358 30,0290 0,0278 33632,4490 1254400

    3 1000 193,67 72,0847 0,1 16594,9622 30,5720 0,0279 30571,9588 1000000

    4 880 190 70,7187 0,2 16280,4916 63,2185 0,0281 55632,2636 774400

    5 760 185,67 69,1071 0,1 15909,4678 32,9057 0,0282 25008,3647 577600

    5000 156,7252 0,1394 144845,0361 5144000

  • Dengan metode Least Square :

    x 1000

    x 1

    Kemudian dengan cara substitusi, didapat nilai :

    Didapat persamaan garis :

    Menghitung % kesalahan

  • Analog untuk data berikutnya, sehingga di dapat hasil seperti tabel di

    bawah .

    Hubungan antara derajat pembukaan kran terhadap panjang ekivalen

    dengan % kesalahan

    Dengan besar nilai

    3. Menentukan hubungan antara Bilangan Reynolds (Re) dengan Coefficient of

    Discharge (Co)

    2

    2

    Kecepatan Linier (V)

    Bilangan Reynolds (Re)

    No 0k (X) Y data Y hitung % kesalahan

    1 1240 0 11,545

    2 1120 30,029 21,445 28,5857

    3 1000 30,572 31,345 2,5285

    4 880 63,2185 41,245 34,7580

    5 760 32,9057 51,145 55,4290

    Rata rata 30,3253

  • Coefficient of Discharge (Co)

    Dari perhitungan di atas, maka di dapat :

    Hubungan antara Bilangan Reynolds (Re) terhadap Coefficient of Discharge (Co)

    Dengan metode Least Square :

    x 51537,872

    x 1

    No h Q rata rata V Re (X) Co (Y) X2 XY

    1 9,8 210,33 744,2675 55570,1637 14,5198 3088043088,3573 806867,6622

    2 9,6 195,67 692,3921 51696,9235 13,6478 2672571900,4045 705549,2727

    3 9,3 193,67 685,3149 51168,5142 13,7244 2618216846,8364 702257,1565

    4 9 190 672,3284 50198,8832 13,6869 2519927869,9948 687067,0939

    5 8,5 185,67 657,0064 49054,8770 13,7628 2406380960,2539 675132,4616

    257689,3616 69,3417 13305140665,8468 3576873,6468

  • Kemudian dengan cara substitusi, didapat nilai :

    Didapat persamaan garis :

    Menghitung % kesalahan

    Analog untuk data berikutnya, sehingga di dapat hasil seperti tabel di

    bawah .

  • Hubungan antara Bilangan Reynolds terhadap Coefficient of Discharge

    dengan % kesalahan

    Dengan besar nilai

    4. Menera Rotameter

    Hubungan antara debit aliran terhadap tinggi float

    Hubungan antara debit aliran (Q) terhadap tinggi float (h)

    No Q rata rata (X) tinggi float (Y) X2 XY

    1 210,33 7,1 44238,7089 1493,343

    2 195,67 7 38286,7489 1369,69

    3 193,67 6,8 37508,0689 1316,956

    4 190 6,5 36100 1235

    5 185,67 6,4 34473,3489 1188,288

    975,34 33,8 190606,8756 6603,277

    Dengan metode Least Square :

    No Re (x) Y data Y hitung % kesalahan

    1 55570,1637 14,5198 14,2670 1,7410

    2 51696,9235 13,6478 13,8797 1,6991

    3 51168,5142 13,7244 13,8269 0,7465

    4 50198,8832 13,6869 13,7299 0,3141

    5 49054,8770 13,7628 13,6155 1,0704

    Rata - rata 1,1142

  • x 195,068

    x 1

    Kemudian dengan cara substitusi, didapat nilai :

    Didapat persamaan garis :

    Menghitung % kesalahan

    Analog untuk data berikutnya, sehingga di dapat hasil seperti tabel di

    bawah .

  • Hubungan antara Debit Aliran terhadap Tinggi Float dengan % kesalahan

    Dengan besar nilai % kesalahan rata-rata = 1,7825 %

    B. TANYA JAWAB

    1. Pur Anisa N (121110076)

    Pertanyaan : Apa yang dimaksud dengan coefficient of discharge ?

    Jawab : coefficient of discharge yaitu nilai perubahan laju alir

    yang disebabkan karena perbedaan diameter.

    2. Galang Sokomukti (121110085)

    Pertanyaan : Apa yang menyebabkan tidak adanya gelembung-

    gelembung udara di rotameter ?

    Jawab : Yang menyebabkan tidak adanya gelembung-gelembung

    udara pada rotameter adalah arah jatuhnya air pada bak penampung,

    ketika arah jatuh air lurus maka akan muncul gelembung udara pada

    rotameter sedangkan ketika arah jatuh air tidak lurus gelembung udara

    pada rotameter tidak ada.

    Q rata-rata Y data Y hitung % kesalahan

    210,33 7,1 7,196438 1,3583

    195,67 7,0 6,777162 3,1834

    193,67 6,8 6,719962 1,1770

    190 6,5 6,615000 1,7692

    185,67 6,4 6,491162 1,4244

    Rata - rata 1,7825

  • 3. Nur Apriliani (121110128)

    Pertanyaan : Apa itu panjang ekivalen dan mengapa panjang ekivalen

    makin besar ?

    Jawab : Panjang ekivalen adalah panjang pipa keseluruhan,

    termasuk panjang pipa sambungan dan pipa belok (elbow). Panjang

    ekivalen makin besar karena pengaruh derajat pembukaan kran.

    Semakin kecil derajat pembukaan kran, maka tekanan makin besar dan

    bilangan Reynold (Re) semakin turun, sehingga faktor gesekan (f)

    semakin besar. Besarnya faktor gesekan maka mengakibatkan harga

    panjang ekivalen (Le) makin besar.