ABSTRACT - sinta.unud.ac.id filependuduk untuk berkreasi di bidang industri seni kerajinan tangan....
Transcript of ABSTRACT - sinta.unud.ac.id filependuduk untuk berkreasi di bidang industri seni kerajinan tangan....
i
ABSTRACTCo-modification of Anyaman Ata as Souvenir in Seraya Village, Karangasem
Regency
Anyaman ata craft is authentic souvenir at Seraya Village, KarangasemRegency as one of the culture components for tourists to visit in Seraya. Anyamanata craft were produced at Seraya Village are used as unique souvenirs of touristdestinations in Karangasem regency. Anyaman ata originally used for daily needsof rural communities and religious ceremonial purposes. Tourism developmentcaused anyaman ata craft in Seraya Village varies and change the patterns ofconsumption depend on consumer demand. Co-modification changes the aspectsof social life. These changes eventually led to creativity to create Anyaman atacraft that suitable to the taste of the market and consumer demands with the aimof obtaining maximum profit. Co-modification influenced the art craft in industryof ata in Seraya Vilage.
Based on that developments the main problems discussed are : how theprocess of co-modification of anyaman ata as souvenir in the Village of Seraya,Karangasem Regency, what factors influence the co-modificatin, and impact onthe socio-economic and socio-cultural community Mas Village itself. The theoriesused to discuss the problems are the theory of co-modification, social changeconsumer’s culture and marketing theory. In selecting informants used the methodof “purposive sampling and snowball”.Analysis technique is qualitativedescriptive with inductive nature.
Co-modification is a modification process marked by change in shape,size, raw materials, and process. Co-modification creates new product depend onthe market tastes or consumer demands and also change the production process tobe mass production. Co-modification factors of wooden art craft is an internalfactor that crafters want to be creative, create new products to supply consumerdemands. Then external factor is the result of economic development, tourism,and market tastes. Co-modification also rise an impact in the society that can beseen on the socio-economic impact to increase income and impact of socialcalture.
Keywords: Co-modification, Anyaman Ata, Market Trend, Seraya Village
ii
RINGKASAN
Perkembangan pariwisata Bali menjadikan seni kerajinan di Bali
mendapatkan perhatian yang sangat besar dari wisatawan, baik wisatawan
mancanegara maupun wisatawan nusantara terutama sebagai oleh-oleh atau
cenderamata. Hal ini tidak lepas dari kenyataan bahwa para wisatawan datang ke
Bali bukan hanya ingin menikmati keindahan pulau Bali dan budaya masyarakat
melalui adat istiadatnya, melainkan juga ingin melihat proses produksi kesenian
kemudian membeli hasil seni kerajinan sebagai cenderamata. Menurut program
sapta pesona Departemen Kebudayaan dan Pariwisata Republik Indonesia,
kerajinan merupakan cenderamata yang memenuhi salah satu unsur sapta pesona
yaitu kenangan.Kenangan yang ingin diwujudkan dalam ingatan dan perasaan
wisatawan dari pengalaman berpariwisata di suatu destinasi wisata. Cenderamata
mencerminkan ciri khas daerah tertentu, mempunyai arti tersendiri dan dijadikan
bukti atau kenangan dari kunjungan wisatawan.
Perkembangan pariwisata di Desa Seraya telah mengubah dan mendorong
penduduk untuk berkreasi di bidang industri seni kerajinan tangan. Desa Seraya
merupakan salah satu desa penghasil anyaman ata. Anyaman ata merupakan salah
satu kerajinan khas Kabupaten Karangasem. Adanya perubahan kerajinan
anyaman ata dipengaruhi oleh permintaan wisatwan. Bentuk,ukuran, warna dan
terutama kombinasi bahan baku kerajinan anyaman ata banyak disesuaikan
dengan kebutuhan wisatawan. Fenomena ini menjadikan kerajinan anyaman ata
menjadi sebuah komoditi. Anyaman ata yang sebelumnya digunakan dan
dipasarkan untuk memenuhi kebutuhan alat-alat rumah tangga, seperti nampan,
iii
mangkok, kotak telah berubah bentuk menjadi bentuk yang lebih modern seperti
tas, keranjang untuk pajangan, dompet, alas makanan dan minuman, dimana
bentuk-bentuk tersebut disesuaikan dengan pesanan dan selera wisatawan. Hal ini
menyebabkan terjadinya komodifikasi pada kerajinan anyaman ata yang terdiri
dari komodifikasi produksi, saluran distribusi dan pola konsumsi.
Perkembangan pariwisata di Kabupaten Karangasem menjadi sebuah
momentum bagi perkembangan kerajinan anyaman ata menjadi salah satu
cenderamata khas dari Kabupaten Karangasem, yang tidak dapat dihasilkan oleh
Kabupaten lainnya. Secara umum komodifikasi kerajinan anyaman ata yang
terjadi di Desa Seraya, Kabupatan Karangasem dipengaruhi oleh faktor internal
yaitu dari perkembangan intelektual dan kreativitas, bakat dan keterampilan
masyarakat serta adaptasi masyarakat terhadap perkembangan pasar dan selera
wisatawan di Desa Karangasem dan Pulau Bali pada umumnya. Faktor eksternal
didasari atas perkembangan permintaan pasar, selera konsumen dan keadaan
ekonomi. Di sisi lain komodifikasi komponen budaya menurut beberapa
penelitian memberikan dampak yang kurang baik bagi sosial budaya masyarakat
dan produk kebudayaan itu sendiri. Untuk itu perlu dilakukan pengkajian terhadap
komodifikasi kerajinan anyaman ata di Desa Seraya, kecamatan Karangasem,
kabupatan Karangasem. Penelitian ini bertujuan untuk Mengetahui proses
terjadinya komodifikasi, faktor-faktor yang mempengaruhi, dampak yang
ditimbulkan oleh komodifikasi kerajinan anyaman ata di Desa Seraya, Kecamatan
Karangasem, Kabupatan Karangasem dalam konteks pariwisata. Teori teori yang
digunakan untuk membedah permasalahan tersebut adalah teori komodifikasi,
iv
teori perubahan sosial, teori budaya konsumen, dan teori pemasaran. Dalam
pemilihan informan memakai metode “Purposive sampling” dan pelacakan
informasi secara “snowball”. Teknik analisis adalah deskriptif kualitatif yang
bersifat induktif.
Komodifikasi kerajinan anyaman ata terjadi pada proses produksi, saluran
distribusi dan pola konsumsi. Komodifikasi ditandai dengana adanya proses
modifikasi berupa perubahan bahan baku, cara pembuatan, dan bentuk kemudian
memunculkan produk baru yang menyesuaikan dengan selera pasar atau
permintaan konsumen. Komodifikasi juga menimbulkan perubahan pola produksi
ke produksi massal sebagai akibat dari perubahan pola konsumsi yaitu dari
konsumsi komunal (masyarakat) ke konsumsi massal (perusahaan atau wisatawan
sebagai konsumennya). Selain itu saluran distribusi anyaman ata dilakukan
dengan langsung dan tidak langsung, yaitu melalui perantara/agen penyalur.
Faktor-faktor yang menyebabkan komodifikasi yaitu faktor internal yaitu
karena perajin ingin berkreasi menciptakan produk baru untuk memenuhi tuntutan
konsumen. kemudian faktor eksternal adalah akibat dari perkembangan
perekonomian, pariwisata, dan selera pasar. Komodifikasi juga menimbulkan
dampak pada masyarakat yang dapat dilihat pada dampak sosial ekonomi berupa
peningkatan pendapatan dan sosial budaya.
v
DAFTAR ISI
SAMPUL DALAM ..........................................................................................................iPRASYARAT GELAR.....................................................................................................iiLEMBAR PERSETUJUAN..............................................................................................iiiPENETAPAN PANITIA PENGUJI .................................................................................ivUCAPAN TERIMAKASIH .............................................................................................vABSTRAK .......................................................................................................................viiABSTRACT .....................................................................................................................viiiRINGKASAN ..................................................................................................................ixDAFTAR ISI ....................................................................................................................xiiDAFTAR TABEL ............................................................................................................xvDAFTAR GAMBAR .......................................................................................................xviDAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................................xvii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................11.1 Latar Belakang............................................................................................11.2 Rumusan Masalah.......................................................................................91.3 Tujuan Penelitian .......................................................................................91.3.1 Tujuan Umum .........................................................................................91.3.2 Tujuan Khusus ........................................................................................101.4 Manfaat Penelitian .....................................................................................101.4.1 Manfaat Akademis ..................................................................................101.4.2 Manfaat Praktis .......................................................................................11
BAB II KAJIAN PUSTAKA KONSEP KERANGKA TEORI DAN MODEL..........122.1 Kajian Pustaka ............................................................................................122.2 Konsep ........................................................................................................16
2.2.1 Kerajinan Anyaman ata.....................................................................162.2.2 Industri Cenderamata.........................................................................212.2.3 Dampak Sosial Ekonomi ...................................................................222.2.4 Dampak Sosial Budaya......................................................................23
2.3 Landasan Teori ...........................................................................................242.3.1 Teori Komodifikasi............................................................................242.3.2 Teori Perubahan Sosial dan Budaya ..................................................282.3.3 Teori Budaya Konsumen ...................................................................302.3.4 Teori Pemasaran ................................................................................34
2.4 Model Penelitian.........................................................................................37
BAB III METODE PENELITIAN .................................................................................403.1 Rancangan Penelitian .................................................................................403.2 Lokasi Penelitian ........................................................................................403.3 Jenis dan Sumber Data ...............................................................................42
vi
3.3.1 Jenis Data...........................................................................................423.3.2 Sumber Data ......................................................................................42
3.4 Teknik Penentuan Sampel ..........................................................................433.5 Instrumen Penelitian ...................................................................................443.6 Teknik Pengumpulan Data .........................................................................44
3.6.1 Pengamatan........................................................................................453.6.2 Wawancara Mendalam ......................................................................453.6.3 Teknik Dokumentasi..........................................................................46
3.7 Teknik Analisis Data ..................................................................................463.8 Penyajian Hasil Analisis Data ....................................................................48
BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN.............................................494.1 Kondisi Desa Seraya...................................................................................494.2 Sejarah Desa Seraya ...................................................................................534.3 Perkembangan Desa Seraya dalam Kaitannya dengan Pariwisata .............554.4 Perkembangan Industri Anyaman Ata di Desa Seraya...............................59
BAB V PROSES KOMODIFIKAI ANYAMAN ATA .................................................645.1 Komodifikasi Produksi ...............................................................................66
5.1.1 Komodifikasi Bahan Baku Anyaman Ata .........................................695.1.2 Komodifikasi Cara Pembuatan..........................................................745.1.3 Komodifikasi Bentuk.........................................................................79
5.2 Komodifikasi Saluran Distribusi Anyaman Ata ........................................835.3 Komodifikasi Pola Konsumsi Anyaman Ata..............................................885.4 Tanggapan Wisatawan terhadap Anyaman Ata..........................................89
BAB VI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KOMODIFIKASIANYAMAN ATA .............................................................................................926.1 Faktor Eksternal..........................................................................................94
6.1.1 Pesanan dari Konsumen.....................................................................946.1.2 Saluran Distribusi ..............................................................................966.1.3 Pola Konsumsi...................................................................................97
6.2 Faktor Internal ............................................................................................100
BAB VII DAMPAK KOMODIFIKASI ANYAMAN ATA TERHADAP SOSIALEKONOMI MASYARAKAT DI DESA SERAYA ........................................1037.1 Dampak terhadap Sosial Ekonomi .............................................................103
7.1.1 Dampak terhadap Pendapatan Masyarakat........................................1047.1.2 Dampak terhadap Kesempatan Kerja ................................................1087.1.3 Dampak terhadap Pembangunan Desa Seraya ..................................1107.1.4 Dampak terhadap Pendapatan Kabupaten Karangasem ....................110
7.2 Dampak terhadap Sosial Budaya................................................................1127.3 Dampak terhadap Kerajinan Anyaman Ata ................................................ 116
7.3.1 Perubahan Terhadap Bentuk Anyaman Ata....................................... 1177.3.2 Perubahan Terhadap Ukuran Anyaman Ata ...................................... 1187.3.3 Perubahan Terhadap Bahan Baku Anyaman Ata .............................. 119
vii
BAB VIII SIMPULAN DAN SARAN.............................................................................1218.1 Simpulan....................................................................................................1218.2 Saran-saran ................................................................................................123
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................124LAMPIRAN .....................................................................................................................127
viii
DAFTAR TABEL
HalamanTabel 3.1 Tabel Sistematika Pengumpulan Data ....................................................... 48Tabel 4.1 Tabel Jumlah Penduduk Menurut Umur dan Jenis Kelamin Tahun 2014 .. 50Tabel 4.2 Tabel Tingkat Pendidikan Formal Penduduk Desa Seraya Tahun 2014 .... 52Tabel 5.1 Tabel Proses Komodifikasi Bahan Baku Anyaman Ata ............................. 69Tabel 5.2 Tabel Proses Komodifikasi Cara Pembuatan Anyaman Ata....................... 75Tabel 5.3 Tabel Komodifikasi Saluran Distribusi Anyaman Ata .............................. 84Tabel 7.1 Tabel Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Karangasem Menurut
Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Tahun 2012-2014 .............................. 111
ix
DAFTAR GAMBARHalaman
Gambar 2.1 Gambar Proses Komodifikasi 20
Gambar 2.2 GambarModel Penelitian 39
Gambar 3.1 Lokasi Penelitian 41
Gambar 4.1 Peta Pesebaran Perajin Anyaman Ata 48
Gambar 4.2 Gambar Pemandangan Menuju Desa Seraya 57
Gambar 4.3 Gambar Jalan Desa Seraya 57
Gambar 4.4 Gambar Restauran di Desa Seraya 58
Gambar 4.5 Gambar villa di Desa Seraya 58
Gambar 4.6 Gambar Perisai yang Terbuat dari Anyaman Ata 60
Gambar 4.7 Gambar Peta Persebaran Pengerajin Anyaman Ata
di Kabupaten Karangasem 62
Gambar 5.1 Gambar Alat-Alat Sederhana yang Digunakan untuk
Menganyam 68
Gambar 5.2 Gambar Tanaman Paku Ata 70
Gambar 5.3 Gambar Paku Ata Kering 70
Gambar 5.4 Tali tas berbahan Kulit 72
Gambar 5.5 Gambar Penjemuran Hasil Anyaman Ata 77
Gambar 5.6 Gambar Pembakaran dengan Jalikan 77
Gambar 5.7 Gambar Pembakaran dengan Oven 77
Gambar 5.8 Gambar Penghalusan dengan Menggunakan Cat 79
Gambar 5.9 Gambar Bentuk Anyaman Tas Yang Sederhana 81
Gambar 5.10 Gambar Bentuk Anyaman Tas Yang Bervariasi 81
Gambar 5.11 Gambar Anyaman Guci yang Sederhana 82
Gambar 5.12 Gambar Anyaman Guci yang Telah Dimodifikasi 82
Gambar 5.13 Gambar Variasi Ukuran Anyaman Berbentuk Mangkok 83
Gambar 5.14 Gambar Wisatawan Jepang (Takano) Membeli Anyaman 91
Gambar 7.1 Tren Penjualam Amyaman Ata Desa Seraya 107
Gambar 7.2 Gambar Anyaman ata berbentuk tas yang telah
Dimodifikasi 117
1
1
BAB IPENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Keindahan alam dan keunikan budaya Bali merupakan potensi yang sangat
penting dan menjadi daya tarik kepariwisataan Pulau Bali. Pariwisata Budaya
merupakan jenis pariwisata yang telah berkembang di Pulau Bali. Hal ini sesuai
dengan Peraturan Daerah (Perda) Nomor 2 tahun 2012, kebudayaan Bali yang
dijiwai oleh Agama Hindu dalam eksistensinya menunjukkan ciri yang unik, kaya
akan variasi serta memiliki akar dan perjalanan sejarah yang amat panjang pada
hakekatnya amat potensial bagi peningkatan kepariwisataan di daerah Bali.
Kebudayaan dimaksud mencakup lingkup yang luas meliputi tiga wujud (ideal,
prilaku dan material) serta tujuh unsur pokok (sistem peralatan dan teknologi,
sistem mata pencaharian, sistem masyarakat, bahasa, kesenian, sistem
pengetahuan dan sistem religi).
Keberadaan kepariwisataan Bali tampaknya sejalan dengan tren pariwisata
Global dewasa ini. Wisatawan tidak hanya melakukan perjalanan untuk
melakukan rekreasi, tetapi wisatawan juga mencari pengalaman berupa budaya
yang otentik dari destinasi wisata yang dikunjungi. Budaya merupakan ciptaan
manusia, komunitas atau bangsa menjadi penciri suatu masyarakat, karena budaya
merupakan hasil, rasa, cipta dan karsa manusia. Karakteristik budaya dari suatu
bangsa memiliki keunikan yang berbeda satu sama lainnya, sehingga rasa ingin
tahu untuk melihat dan mengetahui budaya bangsa lain menjadi stimuli animo
berwisata (Ismayanti, 2010). Tidak jarang komponen budaya kemudian dikemas
2
sedemikian rupa menjadi sebuah produk yang dapat dinikmati oleh wisatawan.
Menurut Richards (2008:81), wisatawan memerlukan perjalanan yang lebih
memorable, maka destinasi pariwisata kemudian merubah sumber daya
pariwisatanya menjadi wujud tangible dan intangible Lebih lanjut menurut
Arjana (2015:52), Kegiatan wisata budaya dibagi menjadi tiga wujud, yaitu
gagasan, ide dan karya.
Hasil survei Program Megister Kajian Pariwisata (Ardika, 2003:50)
mengatakan bahwa ada 10 komponen budaya yang menjadi daya tarik wisatawan.
Kesepuluh daya tarik tersebut antara lain kerajinan, tradisi, sejarah dari suatau
tempat atau daerah, arsitektur, makanan lokal atau tradisional, seni dan musik,
cara hidup masyarakat, agama, bahasa dan pakaian tradisional atau lokal. Dari
hasil penelitian tersebut, dapat dilihat bahwa salah satu komponen budaya yang
menjadi daya tarik bagi wisatwan adalah kerajinan tangan. Kerajinan tangan telah
menjadi salah satu komponen budaya yang mendukung berkembangnya
pariwisata budaya di Bali dalam bentuk cenderamata atau souvenir. Cenderamata
atau souvenir terkait erat dengan kehidupan budaya, tradisi, perkembangan seni
suatu daerah, yang tercermin dari berbagai produk seni. Menurut program sapta
pesona Departemen Kebudayaan dan Pariwisata Republik Indonesia, kerajinan
merupakan cenderamata yang memenuhi salah satu unsur sapta pesona yaitu
kenangan. Kenangan yang ingin diwujudkan dalam ingatan dan perasaan
wisatawan dari pengalaman berpariwisata di suatu destinasi wisata. Cenderamata
mencerminkan ciri khas daerah tertentu, mempunyai arti tersendiri dan dijadikan
bukti atau kenangan dari kunjungan wisatawan.
3
Pariwisata sebagai sebuah industri tak ubahnya sebagai lokomotif yang
menggandeng gerbong-gerbong kegiatan ekonomi yang terkait langsung ataupun
tidak langsung terhadap pariwisata. Perkembangan pariwisata budaya di Bali
memberikan multiplier effect terhadap sektor lain di Bali. Salah satu industri yang
dipengaruhi oleh perkembangan pariwisata adalah industri cenderamata atau
souvenir. Terjadi perkembangan perdagangan produk yang dihasilkan oleh usaha
kerajinan baik yang dihasilkan industri maupun pekerjaan massal rumah tangga di
kawasan wisata. Permintaan terhadap cenderamata mengindikasikan
berkembangnya kewirausahaan di bidang kerajinan tangan dan kegiatan industri
kecil dan industri rumah tangga. Hal ini mengakibatkan tumbuhnya sentra-sentra
penghasil kerajinan tangan demi memenuhi permintaan terhadap cenderamata.
Konsep Pariwisata budaya bagai piasu bermata dua. Burns dan Holden
(1995:112-113) menyatakan bahwa pariwisata menimbulkan proses komoditisasi
terhadap budaya masyarakat lokal karena budaya dianggap sebagai daya tarik
destinasi wisata. Pengaruh pariwisata dapat menjaga kelestarian budaya
masyarakat lokal serta membawa kreativitas kepada perkembangan budaya
tersebut. Fenomena ini juga dihadapi oleh masyarakat Bali. Pengaruh pariwista
terhadap kebudayaan Bali telah memberikan dorongan positif terhadap krativitas
seni. Hal ini menuntut pengerajin untuk selalu berkarya mengikuti permintaan
pasar dan selera wisatawan. Jika diamati dari hasil kerajinan tangan, adanya
permintaan dari wisatawan menyebabkan munculnya variasi kerajinan tangan di
bidang cenderamata dari segi bentuk, warna, bahan baku dan ukuran dengan
tujuan agar dapat memenuhi tuntutan pasar. Fenomena ini menyebabkan
4
kekhawatiran adanya pergeseran seni kerajinan tangan dari yang bersifat
tradisional menjadi modern. Lebih lanjut pergeseran ini dikhawatirkan akan
mengakibatkan dampak negatif terhadap kebudayaan masyarakat lokal.
Menurut Tantra (2014) dalam Membaca Perubahan Bali, menyatakan
bahwa pandangan tentang bepergian sebagai salah satu pengalaman yang modern,
eksistensi diri dan salah satu bentuk prestasi yang dicapai menyebabkan terjadinya
perkembangan dan ekspansi pasar pariwisata. Namun perkembangan ini memiliki
dampak negatif yang dapat merusak bahkan menghilangkan identitas dari daya
tarik objek dan atraksi pariwisata, karena pariwisata sebagai salah satu kegiatan
yang secara langsung bersentuhan, terlibat dan melibatkan masyarakat dalam
perkembangannya pasti akan membawa berbagai dampak terhadap budaya
masyarakat setempat. Ekspansi pasar pariwisata sering mengakibatkan
kemunculan komodifikasi kebudayaan, dimana kebudayaan diubah dan
direproduksi untuk memenuhi kebutuhan konsumsi (demand) wisatawan. Dalam
proses komodifikasi budaya atau proses pengubahan kebudayaan menjadi
komoditi dan perkembangannya dalam kepariwisataan, sering terjadi pergeseran
pada nilai-nilai yang melekat pada kebudayaan sebagai basis identitas masyarakat
lokal.
Lebih lanjut Pitana (2005:120) mengungkapkan bahwa dalam berbagai
penelitian, pariwisata telah merusak atau menghancurkan kebudayaan lokal.
Pariwisata secara langsung memaksa ekspresi kebudayaan lokal untuk
dikomodifikasi agar dapat dijual kepada wisatawan. Komodifikasi ini bukan saja
5
terjadi pada aspek budaya yang profan, melainkan juga pada aspek budaya yang
sakral. Bersamaan dengan proses komodifikasi terjadi pula proses profanisasi dan
desakralisasi. Berbagai objek sakral dan berbagai ritus sakral, semua
diperjualbelikan dalam paket-paket yang siap dinikmati oleh wisatawan. Dengan
proses ini maka lambat laun manusia akan tercerabut dari akar budayanya, serta
teralienasi dari jaring kehidupan sosial yang selama ini menopangnya
De Kadt (1997) berpendapat bahwa kebudayaan lokal tidak dirusak oleh
kehadiran pariwisata, melainkan kehadiran pariwisata justru banyak membantu
memperkuat kebudayaan masyarakat asli tersebut karena keterlibatannya yang
secara langsung dan tidak langsung dapat menghasilkan uang dapat menjadi
sumber pendapatan bagi masyarakat lokal sebagai pemilik kebudayaan tersebut.
Lebih lanjut De Kadt juga mengatakan bahwa kesenian, kerajinan dan berbagai
aspek kebudayaan lokal bisa mengalami revitalisasi akibat dari perkembangan
pariwisata. Secara tidaklangsung, kebudayaan sebagai daya tarik pariwisata dan
juga sebagai identitas masyarakat lokal akan tetap terjaga dan tidak akan luntur
dari kehidupan masyarakat karena kehadiran pariwisata membuat kebudayaan
tersebut menjadi penting secara ekonomis bagi masyarakat sebagai pemilik
identitas. Secara sederhana dapat dikatakan bahwa kebudayaan menjadi modal
bagi masyarakat untuk menghasilkan uang dari pariwisata, sehingga masyarakat
akan tetap mempertahankan kebudayaan aslinya sebagai identitas (Pitana
2002:95).
6
Sependapat dengan De Kat, Cohan (1988) berpendapat bahwa
komodifikasi tidak sepenuhnya menghilangkan otentisitas kebudayaan lokal.
Komodifikasi menciptakan produk budaya baru yang dapat diterima oleh
wisatawan. Hal tersebut memberikan kemunculan identitas baru terhadap
autentisitas kebudayaan lokal. Hal ini berarti bahwa pariwisata tidak
menyebabkan perubahan secara struktural dalam kebudayaan melainkan
kepariwisataan tersebut menyatu dan sejalan dengan kehidupan tradisional
masyarakat. Kebutuhan untuk mengkonsumsi produk penduduk lokal dan hasil
kebudayaannya merupakan sebuah trend dalam pariwisata. Hal ini mengarahkan
masyarakat lokal pada komodifikasi kebudayaan sejalan dengan diberikannya
layanan wisata yang menjual pertunjukan, arsitektur dan ritual. Kaitan antara
tradisi dan modernitas diubah menjadi sebuah hubungan komersial. Komodifikasi
kebudayaan secara khusus telah menjadi ciri pariwisata etnik dan budaya,
sebagian karena kebudayaanlah yang ditawarkan sebagai objek dan daya tarik
wisata.
Perkembangan pariwisata budaya di Karangasem mendorong
berkembangnya sentra-sentra kerajinan tangan. Desa Seraya merupakan salah
satu desa yang menjadi sentra kerajinan tangan khususnya anyamana ata.
Anyaman ata merupakan salah satu kerajinan khas Kabupaten Karangasem.
Kerajinan anyaman khas ini, berbahan paku paku ata yang menjadi daya tarik
wisatawan karena memiliki karakteristik yang kuat dan berbeda dari seni
kerajinan anyaman lainnya. Daya tarik lainnya yang dimiliki oleh anyaman ata
yaitu otentisitas anyaman ini merupakan hasil kebudayaan masyarakat tradisional
7
yang berada di beberapa Desa di Karangasem yang memiliki nilai spiritual dan
nilai seni.
Adanya perubahan kerajinan anyaman ata dipengaruhi oleh permintaan
wisatwan. Bentuk,ukuran, warna dan terutama kombinasi bahan baku kerajinan
anyaman ata banyak disesuaikan dengan kebutuhan wisatawan. Fenomena ini
menjadikan kerajinan anyaman atayang awalnya merupakan hasil kebudayaan
lokal berubah menjadi komodite cenderamata. Anyaman ata yang sebelumnya
digunakan dan dipasarkan untuk memenuhi kebutuhan alat-alat rumah tangga,
seperti nampan, mangkok, kotak telah berubah bentuk menjadi bentuk yang lebih
modern seperti tas, keranjang untuk pajangan, dompet, alas makanan dan
minuman, dimana bentuk-bentuk tersebut disesuaikan dengan pesanan dan selera
wisatawan. Hal ini menyebabkan terjadinya komodifikasi pada kerajinan anyaman
atayang terdiri dari komodifikasi produksi, saluran distribusi dan pola konsumsi.
Pada proses pembuatan kerajinan anyaman ata kini, perajin tidak hanya
menggunakan bahan baku paku ata seperti hasil anyaman sebelumnya. Para
perajin menambahkannya dengan bahan lain, seperti mengkobinasikan kerajinan
anyaman ata dengan bahan kain, rotan dan lainnya. Selain itu terjadi proses akhir
dengan menggunakan oven untuk mempercantik tampilan anyaman ata
tersebut.Saluran distribusi kerajianan anyaman ata sebelum adanya pariwisata,
diawali dari distribusi langsung yang konsumennya berasal dari kalangan
wisatawan dengan pola konsumsi individu. Setelah adanya pengaruh pariwisata
lebih didominasi oleh saluran distribusi tidak langsung, dimana konsumennya
8
merupakan perusahaan asing maupun domestik dengan pola konsumsi
massal.Salah satu pengaruh permintan pasar juga terjadi pada daerah pemasaran
anyaman ata tersebut. Anyaman ata yang sebagian besar di produksi di Desa
Seraya kemudian disalurkan ke beberapa daerah di Kabupaten Karangasem dan
Denpasar. Daerah yang menjadi salah satu penyalur kerajinan anyaman ata
terbesar adalah di daerah Tenganan.
Perkembangan pariwisata di Kabupaten Karangasem menjadi sebuah
momentum bagi perkembangan kerajinan anyaman ata menjadi salah satu
cenderamata khas dari Kabupaten Karangasem, yang tidak dapat dihasilkan oleh
Kabupaten lainnya. Secara umum komodifikasi kerajinan anyaman ata yang
terjadi di Desa Seraya, Kabupatan Karangasem dipengaruhi oleh faktor internal
yaitu dari perkembangan intelektual dan kreativitas, bakat dan keterampilan
masyarakat serta adaptasi masyarakat terhadap perkembangan pasar dan selera
wisatawan di Desa Karangasem dan Pulau Bali pada umumnya. Faktor eksternal
didasari atas perkembangan permintaan pasar, selera konsumen dan keadaan
ekonomi.
Seiring dengan adanya globalisasi, adanya perubahan-perubahan sosial
dan budaya, dimana masyarakat desa Seraya telah beradaptasi dengan
perkembangan pariwisata. Komodifikasi kerajinan anyaman ata memberikan
manfaat secara ekonomi bagi semua pihak yaitu, produsen, pengusaha,
pemerintah dan masyarakat lokal.
9
Di sisi lain komodifikasi komponen budaya menurut beberapa penelitian
memberikan dampak yang kurang baik bagi sosial budaya masyarakat dan produk
kebudayaan itu sendiri. Untuk itu perlu dilakukan pengkajian terhadap
komodifikasi kerajinan anyaman ata di Desa Seraya, kecamatan Karangasem,
kabupatan Karangasem.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, maka rumusan masalah yang akan diangkat
sebagai topik penelitian, yaitu :
1. Bagaimana proses terjadinya komodifikasi kerajinan anyaman ata di Desa Seraya,
Kecamatan Karangasem, Kabupatan Karangasem?
2. Apakah faktor-faktor yang mempengaruhi komodifikasi kerajinan anyaman ata di
Desa Seraya, Kecamatan Karangasem, Kabupatan Karangasem?
3. Bagaimanakah dampak sosial ekonomi komodifikasi kerajinan anyaman ata
terhadap masyarakat Desa Seraya, Kecamatan Karangasem, Kabupatan
Karangasem?
1.3 Tujuan Penelitian
Bertitik tolak dari latar belakang masalah dan rumusan masalah yang akan
dibahas, maka yang menjadi tujuan penelitian adalah :
1.3.1 Tujuan umum
Tujuan umum penelitian ini adalah menganalisis komodifikasi kerajinan
anyaman ata dalam perkembangan pariwisata di Kabupaten Karangasem pada
Khususnya dan Bali pada umumnya. Penelitian ini ingin memberikan pemahaman
10
baru bagi pembaca dan masyarakat luas untuk menyikapi secara arif fenomena
pariwisata dan budaya yang terjadi dalam masyarakat.
1.3.2 Tujuan khusus
1. Mengetahui proses terjadinya komodifikasi kerajinan anyaman ata di
Desa Seraya, Kecamatan Karangasem, Kabupatan Karangasem dalam
konteks pariwisata.
2. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi komodifikasi kerajinan
anyaman ata di Desa Seraya, Kecamatan Karangasem, Kabupatan
Karangasem dalam konteks pariwisata.
3. Mengetahui dampak yang ditimbulkan oleh komodifikasi kerajinan
anyaman ata terhadap sosial ekonomi masyarakat Desa Seraya,
Kecamatan Karangasem, Kabupatan Karangasem dalam konteks
pariwisata.
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Manfaat Akademis, yaitu :
1. Menambah pembendaharaan pengetahuan tentang proses terjadinya
komodifikasi kerajinan anyaman ata di Desa Seraya, Kecamatan
Karangasem, Kabupatan Karangasem.
2. Menambah pembendaharaan pengetahuan tentang faktor-faktor yang
memengaruhi komodifikasi kerajinan anyaman ata di Desa Seraya,
Kecamatan Karangasem, Kabupatan Karangasem.
11
3. Menambah pembendaharaan pengetahuan tentang dampak
komodifikasi kerajinan anyaman ata terhadap sosial ekonomi dan
sosial budaya di Desa Seraya, Kecamatan Karangasem, Kabupatan
Karangasem.
4. Berdasarkan temuan itu diharapkan dapat memberi rangsangan bagi
para akademisi untuk mengadakan penelitian lebih lanjut tentang
kerajinan anyaman ata khususnya di Desa Seraya, Kecamatan
Karangasem, Kabupatan Karangasem.
1.4.2 Manfaat Praktis, yaitu:
Manfaat praktis dari penelitian bagi pemerintah ini adalah:
1. Sebagai salah satu sumber informasi untuk mengambil kebijakan yang
arif dan berpihak kepada masyarakat khususnya yang berhubungan
dengan pengembangan industri anyaman ata dan upaya pelestarian
kemampuan menganyam serta ragam model kerajinan anyaman.
2. Menjadi acuan untuk pembinaan ke arah pengembangan industri kreatif
dengan semangat pelestarian warisan budaya bagi masyarakat industri
anyaman ata dan pelaku insustri kreatif dalam menghasilkan karya-
karya perajin.