ABSTRACT - sinta.unud.ac.id filependuduk untuk berkreasi di bidang industri seni kerajinan tangan....

22
i ABSTRACT Co-modification of Anyaman Ata as Souvenir in Seraya Village, Karangasem Regency Anyaman ata craft is authentic souvenir at Seraya Village, Karangasem Regency as one of the culture components for tourists to visit in Seraya. Anyaman ata craft were produced at Seraya Village are used as unique souvenirs of tourist destinations in Karangasem regency. Anyaman ata originally used for daily needs of rural communities and religious ceremonial purposes. Tourism development caused anyaman ata craft in Seraya Village varies and change the patterns of consumption depend on consumer demand. Co-modification changes the aspects of social life. These changes eventually led to creativity to create Anyaman ata craft that suitable to the taste of the market and consumer demands with the aim of obtaining maximum profit. Co-modification influenced the art craft in industry of ata in Seraya Vilage. Based on that developments the main problems discussed are : how the process of co-modification of anyaman ata as souvenir in the Village of Seraya, Karangasem Regency, what factors influence the co-modificatin, and impact on the socio-economic and socio-cultural community Mas Village itself. The theories used to discuss the problems are the theory of co-modification, social change consumer’s culture and marketing theory. In selecting informants used the method of “purposive sampling and snowball”.Analysis technique is qualitative descriptive with inductive nature. Co-modification is a modification process marked by change in shape, size, raw materials, and process. Co-modification creates new product depend on the market tastes or consumer demands and also change the production process to be mass production. Co-modification factors of wooden art craft is an internal factor that crafters want to be creative, create new products to supply consumer demands. Then external factor is the result of economic development, tourism, and market tastes. Co-modification also rise an impact in the society that can be seen on the socio-economic impact to increase income and impact of social calture. Keywords: Co-modification, Anyaman Ata, Market Trend, Seraya Village

Transcript of ABSTRACT - sinta.unud.ac.id filependuduk untuk berkreasi di bidang industri seni kerajinan tangan....

i

ABSTRACTCo-modification of Anyaman Ata as Souvenir in Seraya Village, Karangasem

Regency

Anyaman ata craft is authentic souvenir at Seraya Village, KarangasemRegency as one of the culture components for tourists to visit in Seraya. Anyamanata craft were produced at Seraya Village are used as unique souvenirs of touristdestinations in Karangasem regency. Anyaman ata originally used for daily needsof rural communities and religious ceremonial purposes. Tourism developmentcaused anyaman ata craft in Seraya Village varies and change the patterns ofconsumption depend on consumer demand. Co-modification changes the aspectsof social life. These changes eventually led to creativity to create Anyaman atacraft that suitable to the taste of the market and consumer demands with the aimof obtaining maximum profit. Co-modification influenced the art craft in industryof ata in Seraya Vilage.

Based on that developments the main problems discussed are : how theprocess of co-modification of anyaman ata as souvenir in the Village of Seraya,Karangasem Regency, what factors influence the co-modificatin, and impact onthe socio-economic and socio-cultural community Mas Village itself. The theoriesused to discuss the problems are the theory of co-modification, social changeconsumer’s culture and marketing theory. In selecting informants used the methodof “purposive sampling and snowball”.Analysis technique is qualitativedescriptive with inductive nature.

Co-modification is a modification process marked by change in shape,size, raw materials, and process. Co-modification creates new product depend onthe market tastes or consumer demands and also change the production process tobe mass production. Co-modification factors of wooden art craft is an internalfactor that crafters want to be creative, create new products to supply consumerdemands. Then external factor is the result of economic development, tourism,and market tastes. Co-modification also rise an impact in the society that can beseen on the socio-economic impact to increase income and impact of socialcalture.

Keywords: Co-modification, Anyaman Ata, Market Trend, Seraya Village

ii

RINGKASAN

Perkembangan pariwisata Bali menjadikan seni kerajinan di Bali

mendapatkan perhatian yang sangat besar dari wisatawan, baik wisatawan

mancanegara maupun wisatawan nusantara terutama sebagai oleh-oleh atau

cenderamata. Hal ini tidak lepas dari kenyataan bahwa para wisatawan datang ke

Bali bukan hanya ingin menikmati keindahan pulau Bali dan budaya masyarakat

melalui adat istiadatnya, melainkan juga ingin melihat proses produksi kesenian

kemudian membeli hasil seni kerajinan sebagai cenderamata. Menurut program

sapta pesona Departemen Kebudayaan dan Pariwisata Republik Indonesia,

kerajinan merupakan cenderamata yang memenuhi salah satu unsur sapta pesona

yaitu kenangan.Kenangan yang ingin diwujudkan dalam ingatan dan perasaan

wisatawan dari pengalaman berpariwisata di suatu destinasi wisata. Cenderamata

mencerminkan ciri khas daerah tertentu, mempunyai arti tersendiri dan dijadikan

bukti atau kenangan dari kunjungan wisatawan.

Perkembangan pariwisata di Desa Seraya telah mengubah dan mendorong

penduduk untuk berkreasi di bidang industri seni kerajinan tangan. Desa Seraya

merupakan salah satu desa penghasil anyaman ata. Anyaman ata merupakan salah

satu kerajinan khas Kabupaten Karangasem. Adanya perubahan kerajinan

anyaman ata dipengaruhi oleh permintaan wisatwan. Bentuk,ukuran, warna dan

terutama kombinasi bahan baku kerajinan anyaman ata banyak disesuaikan

dengan kebutuhan wisatawan. Fenomena ini menjadikan kerajinan anyaman ata

menjadi sebuah komoditi. Anyaman ata yang sebelumnya digunakan dan

dipasarkan untuk memenuhi kebutuhan alat-alat rumah tangga, seperti nampan,

iii

mangkok, kotak telah berubah bentuk menjadi bentuk yang lebih modern seperti

tas, keranjang untuk pajangan, dompet, alas makanan dan minuman, dimana

bentuk-bentuk tersebut disesuaikan dengan pesanan dan selera wisatawan. Hal ini

menyebabkan terjadinya komodifikasi pada kerajinan anyaman ata yang terdiri

dari komodifikasi produksi, saluran distribusi dan pola konsumsi.

Perkembangan pariwisata di Kabupaten Karangasem menjadi sebuah

momentum bagi perkembangan kerajinan anyaman ata menjadi salah satu

cenderamata khas dari Kabupaten Karangasem, yang tidak dapat dihasilkan oleh

Kabupaten lainnya. Secara umum komodifikasi kerajinan anyaman ata yang

terjadi di Desa Seraya, Kabupatan Karangasem dipengaruhi oleh faktor internal

yaitu dari perkembangan intelektual dan kreativitas, bakat dan keterampilan

masyarakat serta adaptasi masyarakat terhadap perkembangan pasar dan selera

wisatawan di Desa Karangasem dan Pulau Bali pada umumnya. Faktor eksternal

didasari atas perkembangan permintaan pasar, selera konsumen dan keadaan

ekonomi. Di sisi lain komodifikasi komponen budaya menurut beberapa

penelitian memberikan dampak yang kurang baik bagi sosial budaya masyarakat

dan produk kebudayaan itu sendiri. Untuk itu perlu dilakukan pengkajian terhadap

komodifikasi kerajinan anyaman ata di Desa Seraya, kecamatan Karangasem,

kabupatan Karangasem. Penelitian ini bertujuan untuk Mengetahui proses

terjadinya komodifikasi, faktor-faktor yang mempengaruhi, dampak yang

ditimbulkan oleh komodifikasi kerajinan anyaman ata di Desa Seraya, Kecamatan

Karangasem, Kabupatan Karangasem dalam konteks pariwisata. Teori teori yang

digunakan untuk membedah permasalahan tersebut adalah teori komodifikasi,

iv

teori perubahan sosial, teori budaya konsumen, dan teori pemasaran. Dalam

pemilihan informan memakai metode “Purposive sampling” dan pelacakan

informasi secara “snowball”. Teknik analisis adalah deskriptif kualitatif yang

bersifat induktif.

Komodifikasi kerajinan anyaman ata terjadi pada proses produksi, saluran

distribusi dan pola konsumsi. Komodifikasi ditandai dengana adanya proses

modifikasi berupa perubahan bahan baku, cara pembuatan, dan bentuk kemudian

memunculkan produk baru yang menyesuaikan dengan selera pasar atau

permintaan konsumen. Komodifikasi juga menimbulkan perubahan pola produksi

ke produksi massal sebagai akibat dari perubahan pola konsumsi yaitu dari

konsumsi komunal (masyarakat) ke konsumsi massal (perusahaan atau wisatawan

sebagai konsumennya). Selain itu saluran distribusi anyaman ata dilakukan

dengan langsung dan tidak langsung, yaitu melalui perantara/agen penyalur.

Faktor-faktor yang menyebabkan komodifikasi yaitu faktor internal yaitu

karena perajin ingin berkreasi menciptakan produk baru untuk memenuhi tuntutan

konsumen. kemudian faktor eksternal adalah akibat dari perkembangan

perekonomian, pariwisata, dan selera pasar. Komodifikasi juga menimbulkan

dampak pada masyarakat yang dapat dilihat pada dampak sosial ekonomi berupa

peningkatan pendapatan dan sosial budaya.

v

DAFTAR ISI

SAMPUL DALAM ..........................................................................................................iPRASYARAT GELAR.....................................................................................................iiLEMBAR PERSETUJUAN..............................................................................................iiiPENETAPAN PANITIA PENGUJI .................................................................................ivUCAPAN TERIMAKASIH .............................................................................................vABSTRAK .......................................................................................................................viiABSTRACT .....................................................................................................................viiiRINGKASAN ..................................................................................................................ixDAFTAR ISI ....................................................................................................................xiiDAFTAR TABEL ............................................................................................................xvDAFTAR GAMBAR .......................................................................................................xviDAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................................xvii

BAB I PENDAHULUAN............................................................................................11.1 Latar Belakang............................................................................................11.2 Rumusan Masalah.......................................................................................91.3 Tujuan Penelitian .......................................................................................91.3.1 Tujuan Umum .........................................................................................91.3.2 Tujuan Khusus ........................................................................................101.4 Manfaat Penelitian .....................................................................................101.4.1 Manfaat Akademis ..................................................................................101.4.2 Manfaat Praktis .......................................................................................11

BAB II KAJIAN PUSTAKA KONSEP KERANGKA TEORI DAN MODEL..........122.1 Kajian Pustaka ............................................................................................122.2 Konsep ........................................................................................................16

2.2.1 Kerajinan Anyaman ata.....................................................................162.2.2 Industri Cenderamata.........................................................................212.2.3 Dampak Sosial Ekonomi ...................................................................222.2.4 Dampak Sosial Budaya......................................................................23

2.3 Landasan Teori ...........................................................................................242.3.1 Teori Komodifikasi............................................................................242.3.2 Teori Perubahan Sosial dan Budaya ..................................................282.3.3 Teori Budaya Konsumen ...................................................................302.3.4 Teori Pemasaran ................................................................................34

2.4 Model Penelitian.........................................................................................37

BAB III METODE PENELITIAN .................................................................................403.1 Rancangan Penelitian .................................................................................403.2 Lokasi Penelitian ........................................................................................403.3 Jenis dan Sumber Data ...............................................................................42

vi

3.3.1 Jenis Data...........................................................................................423.3.2 Sumber Data ......................................................................................42

3.4 Teknik Penentuan Sampel ..........................................................................433.5 Instrumen Penelitian ...................................................................................443.6 Teknik Pengumpulan Data .........................................................................44

3.6.1 Pengamatan........................................................................................453.6.2 Wawancara Mendalam ......................................................................453.6.3 Teknik Dokumentasi..........................................................................46

3.7 Teknik Analisis Data ..................................................................................463.8 Penyajian Hasil Analisis Data ....................................................................48

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN.............................................494.1 Kondisi Desa Seraya...................................................................................494.2 Sejarah Desa Seraya ...................................................................................534.3 Perkembangan Desa Seraya dalam Kaitannya dengan Pariwisata .............554.4 Perkembangan Industri Anyaman Ata di Desa Seraya...............................59

BAB V PROSES KOMODIFIKAI ANYAMAN ATA .................................................645.1 Komodifikasi Produksi ...............................................................................66

5.1.1 Komodifikasi Bahan Baku Anyaman Ata .........................................695.1.2 Komodifikasi Cara Pembuatan..........................................................745.1.3 Komodifikasi Bentuk.........................................................................79

5.2 Komodifikasi Saluran Distribusi Anyaman Ata ........................................835.3 Komodifikasi Pola Konsumsi Anyaman Ata..............................................885.4 Tanggapan Wisatawan terhadap Anyaman Ata..........................................89

BAB VI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KOMODIFIKASIANYAMAN ATA .............................................................................................926.1 Faktor Eksternal..........................................................................................94

6.1.1 Pesanan dari Konsumen.....................................................................946.1.2 Saluran Distribusi ..............................................................................966.1.3 Pola Konsumsi...................................................................................97

6.2 Faktor Internal ............................................................................................100

BAB VII DAMPAK KOMODIFIKASI ANYAMAN ATA TERHADAP SOSIALEKONOMI MASYARAKAT DI DESA SERAYA ........................................1037.1 Dampak terhadap Sosial Ekonomi .............................................................103

7.1.1 Dampak terhadap Pendapatan Masyarakat........................................1047.1.2 Dampak terhadap Kesempatan Kerja ................................................1087.1.3 Dampak terhadap Pembangunan Desa Seraya ..................................1107.1.4 Dampak terhadap Pendapatan Kabupaten Karangasem ....................110

7.2 Dampak terhadap Sosial Budaya................................................................1127.3 Dampak terhadap Kerajinan Anyaman Ata ................................................ 116

7.3.1 Perubahan Terhadap Bentuk Anyaman Ata....................................... 1177.3.2 Perubahan Terhadap Ukuran Anyaman Ata ...................................... 1187.3.3 Perubahan Terhadap Bahan Baku Anyaman Ata .............................. 119

vii

BAB VIII SIMPULAN DAN SARAN.............................................................................1218.1 Simpulan....................................................................................................1218.2 Saran-saran ................................................................................................123

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................124LAMPIRAN .....................................................................................................................127

viii

DAFTAR TABEL

HalamanTabel 3.1 Tabel Sistematika Pengumpulan Data ....................................................... 48Tabel 4.1 Tabel Jumlah Penduduk Menurut Umur dan Jenis Kelamin Tahun 2014 .. 50Tabel 4.2 Tabel Tingkat Pendidikan Formal Penduduk Desa Seraya Tahun 2014 .... 52Tabel 5.1 Tabel Proses Komodifikasi Bahan Baku Anyaman Ata ............................. 69Tabel 5.2 Tabel Proses Komodifikasi Cara Pembuatan Anyaman Ata....................... 75Tabel 5.3 Tabel Komodifikasi Saluran Distribusi Anyaman Ata .............................. 84Tabel 7.1 Tabel Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Karangasem Menurut

Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Tahun 2012-2014 .............................. 111

ix

DAFTAR GAMBARHalaman

Gambar 2.1 Gambar Proses Komodifikasi 20

Gambar 2.2 GambarModel Penelitian 39

Gambar 3.1 Lokasi Penelitian 41

Gambar 4.1 Peta Pesebaran Perajin Anyaman Ata 48

Gambar 4.2 Gambar Pemandangan Menuju Desa Seraya 57

Gambar 4.3 Gambar Jalan Desa Seraya 57

Gambar 4.4 Gambar Restauran di Desa Seraya 58

Gambar 4.5 Gambar villa di Desa Seraya 58

Gambar 4.6 Gambar Perisai yang Terbuat dari Anyaman Ata 60

Gambar 4.7 Gambar Peta Persebaran Pengerajin Anyaman Ata

di Kabupaten Karangasem 62

Gambar 5.1 Gambar Alat-Alat Sederhana yang Digunakan untuk

Menganyam 68

Gambar 5.2 Gambar Tanaman Paku Ata 70

Gambar 5.3 Gambar Paku Ata Kering 70

Gambar 5.4 Tali tas berbahan Kulit 72

Gambar 5.5 Gambar Penjemuran Hasil Anyaman Ata 77

Gambar 5.6 Gambar Pembakaran dengan Jalikan 77

Gambar 5.7 Gambar Pembakaran dengan Oven 77

Gambar 5.8 Gambar Penghalusan dengan Menggunakan Cat 79

Gambar 5.9 Gambar Bentuk Anyaman Tas Yang Sederhana 81

Gambar 5.10 Gambar Bentuk Anyaman Tas Yang Bervariasi 81

Gambar 5.11 Gambar Anyaman Guci yang Sederhana 82

Gambar 5.12 Gambar Anyaman Guci yang Telah Dimodifikasi 82

Gambar 5.13 Gambar Variasi Ukuran Anyaman Berbentuk Mangkok 83

Gambar 5.14 Gambar Wisatawan Jepang (Takano) Membeli Anyaman 91

Gambar 7.1 Tren Penjualam Amyaman Ata Desa Seraya 107

Gambar 7.2 Gambar Anyaman ata berbentuk tas yang telah

Dimodifikasi 117

x

Gambar 7.3 Kerapatan sebelum komodifikasi 119

Gambar 7.4 Kerapatan setelah komodifikasi` 119

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Daftar Identitas Informan 127

2. Dokumen Foto 129

1

1

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Keindahan alam dan keunikan budaya Bali merupakan potensi yang sangat

penting dan menjadi daya tarik kepariwisataan Pulau Bali. Pariwisata Budaya

merupakan jenis pariwisata yang telah berkembang di Pulau Bali. Hal ini sesuai

dengan Peraturan Daerah (Perda) Nomor 2 tahun 2012, kebudayaan Bali yang

dijiwai oleh Agama Hindu dalam eksistensinya menunjukkan ciri yang unik, kaya

akan variasi serta memiliki akar dan perjalanan sejarah yang amat panjang pada

hakekatnya amat potensial bagi peningkatan kepariwisataan di daerah Bali.

Kebudayaan dimaksud mencakup lingkup yang luas meliputi tiga wujud (ideal,

prilaku dan material) serta tujuh unsur pokok (sistem peralatan dan teknologi,

sistem mata pencaharian, sistem masyarakat, bahasa, kesenian, sistem

pengetahuan dan sistem religi).

Keberadaan kepariwisataan Bali tampaknya sejalan dengan tren pariwisata

Global dewasa ini. Wisatawan tidak hanya melakukan perjalanan untuk

melakukan rekreasi, tetapi wisatawan juga mencari pengalaman berupa budaya

yang otentik dari destinasi wisata yang dikunjungi. Budaya merupakan ciptaan

manusia, komunitas atau bangsa menjadi penciri suatu masyarakat, karena budaya

merupakan hasil, rasa, cipta dan karsa manusia. Karakteristik budaya dari suatu

bangsa memiliki keunikan yang berbeda satu sama lainnya, sehingga rasa ingin

tahu untuk melihat dan mengetahui budaya bangsa lain menjadi stimuli animo

berwisata (Ismayanti, 2010). Tidak jarang komponen budaya kemudian dikemas

2

sedemikian rupa menjadi sebuah produk yang dapat dinikmati oleh wisatawan.

Menurut Richards (2008:81), wisatawan memerlukan perjalanan yang lebih

memorable, maka destinasi pariwisata kemudian merubah sumber daya

pariwisatanya menjadi wujud tangible dan intangible Lebih lanjut menurut

Arjana (2015:52), Kegiatan wisata budaya dibagi menjadi tiga wujud, yaitu

gagasan, ide dan karya.

Hasil survei Program Megister Kajian Pariwisata (Ardika, 2003:50)

mengatakan bahwa ada 10 komponen budaya yang menjadi daya tarik wisatawan.

Kesepuluh daya tarik tersebut antara lain kerajinan, tradisi, sejarah dari suatau

tempat atau daerah, arsitektur, makanan lokal atau tradisional, seni dan musik,

cara hidup masyarakat, agama, bahasa dan pakaian tradisional atau lokal. Dari

hasil penelitian tersebut, dapat dilihat bahwa salah satu komponen budaya yang

menjadi daya tarik bagi wisatwan adalah kerajinan tangan. Kerajinan tangan telah

menjadi salah satu komponen budaya yang mendukung berkembangnya

pariwisata budaya di Bali dalam bentuk cenderamata atau souvenir. Cenderamata

atau souvenir terkait erat dengan kehidupan budaya, tradisi, perkembangan seni

suatu daerah, yang tercermin dari berbagai produk seni. Menurut program sapta

pesona Departemen Kebudayaan dan Pariwisata Republik Indonesia, kerajinan

merupakan cenderamata yang memenuhi salah satu unsur sapta pesona yaitu

kenangan. Kenangan yang ingin diwujudkan dalam ingatan dan perasaan

wisatawan dari pengalaman berpariwisata di suatu destinasi wisata. Cenderamata

mencerminkan ciri khas daerah tertentu, mempunyai arti tersendiri dan dijadikan

bukti atau kenangan dari kunjungan wisatawan.

3

Pariwisata sebagai sebuah industri tak ubahnya sebagai lokomotif yang

menggandeng gerbong-gerbong kegiatan ekonomi yang terkait langsung ataupun

tidak langsung terhadap pariwisata. Perkembangan pariwisata budaya di Bali

memberikan multiplier effect terhadap sektor lain di Bali. Salah satu industri yang

dipengaruhi oleh perkembangan pariwisata adalah industri cenderamata atau

souvenir. Terjadi perkembangan perdagangan produk yang dihasilkan oleh usaha

kerajinan baik yang dihasilkan industri maupun pekerjaan massal rumah tangga di

kawasan wisata. Permintaan terhadap cenderamata mengindikasikan

berkembangnya kewirausahaan di bidang kerajinan tangan dan kegiatan industri

kecil dan industri rumah tangga. Hal ini mengakibatkan tumbuhnya sentra-sentra

penghasil kerajinan tangan demi memenuhi permintaan terhadap cenderamata.

Konsep Pariwisata budaya bagai piasu bermata dua. Burns dan Holden

(1995:112-113) menyatakan bahwa pariwisata menimbulkan proses komoditisasi

terhadap budaya masyarakat lokal karena budaya dianggap sebagai daya tarik

destinasi wisata. Pengaruh pariwisata dapat menjaga kelestarian budaya

masyarakat lokal serta membawa kreativitas kepada perkembangan budaya

tersebut. Fenomena ini juga dihadapi oleh masyarakat Bali. Pengaruh pariwista

terhadap kebudayaan Bali telah memberikan dorongan positif terhadap krativitas

seni. Hal ini menuntut pengerajin untuk selalu berkarya mengikuti permintaan

pasar dan selera wisatawan. Jika diamati dari hasil kerajinan tangan, adanya

permintaan dari wisatawan menyebabkan munculnya variasi kerajinan tangan di

bidang cenderamata dari segi bentuk, warna, bahan baku dan ukuran dengan

tujuan agar dapat memenuhi tuntutan pasar. Fenomena ini menyebabkan

4

kekhawatiran adanya pergeseran seni kerajinan tangan dari yang bersifat

tradisional menjadi modern. Lebih lanjut pergeseran ini dikhawatirkan akan

mengakibatkan dampak negatif terhadap kebudayaan masyarakat lokal.

Menurut Tantra (2014) dalam Membaca Perubahan Bali, menyatakan

bahwa pandangan tentang bepergian sebagai salah satu pengalaman yang modern,

eksistensi diri dan salah satu bentuk prestasi yang dicapai menyebabkan terjadinya

perkembangan dan ekspansi pasar pariwisata. Namun perkembangan ini memiliki

dampak negatif yang dapat merusak bahkan menghilangkan identitas dari daya

tarik objek dan atraksi pariwisata, karena pariwisata sebagai salah satu kegiatan

yang secara langsung bersentuhan, terlibat dan melibatkan masyarakat dalam

perkembangannya pasti akan membawa berbagai dampak terhadap budaya

masyarakat setempat. Ekspansi pasar pariwisata sering mengakibatkan

kemunculan komodifikasi kebudayaan, dimana kebudayaan diubah dan

direproduksi untuk memenuhi kebutuhan konsumsi (demand) wisatawan. Dalam

proses komodifikasi budaya atau proses pengubahan kebudayaan menjadi

komoditi dan perkembangannya dalam kepariwisataan, sering terjadi pergeseran

pada nilai-nilai yang melekat pada kebudayaan sebagai basis identitas masyarakat

lokal.

Lebih lanjut Pitana (2005:120) mengungkapkan bahwa dalam berbagai

penelitian, pariwisata telah merusak atau menghancurkan kebudayaan lokal.

Pariwisata secara langsung memaksa ekspresi kebudayaan lokal untuk

dikomodifikasi agar dapat dijual kepada wisatawan. Komodifikasi ini bukan saja

5

terjadi pada aspek budaya yang profan, melainkan juga pada aspek budaya yang

sakral. Bersamaan dengan proses komodifikasi terjadi pula proses profanisasi dan

desakralisasi. Berbagai objek sakral dan berbagai ritus sakral, semua

diperjualbelikan dalam paket-paket yang siap dinikmati oleh wisatawan. Dengan

proses ini maka lambat laun manusia akan tercerabut dari akar budayanya, serta

teralienasi dari jaring kehidupan sosial yang selama ini menopangnya

De Kadt (1997) berpendapat bahwa kebudayaan lokal tidak dirusak oleh

kehadiran pariwisata, melainkan kehadiran pariwisata justru banyak membantu

memperkuat kebudayaan masyarakat asli tersebut karena keterlibatannya yang

secara langsung dan tidak langsung dapat menghasilkan uang dapat menjadi

sumber pendapatan bagi masyarakat lokal sebagai pemilik kebudayaan tersebut.

Lebih lanjut De Kadt juga mengatakan bahwa kesenian, kerajinan dan berbagai

aspek kebudayaan lokal bisa mengalami revitalisasi akibat dari perkembangan

pariwisata. Secara tidaklangsung, kebudayaan sebagai daya tarik pariwisata dan

juga sebagai identitas masyarakat lokal akan tetap terjaga dan tidak akan luntur

dari kehidupan masyarakat karena kehadiran pariwisata membuat kebudayaan

tersebut menjadi penting secara ekonomis bagi masyarakat sebagai pemilik

identitas. Secara sederhana dapat dikatakan bahwa kebudayaan menjadi modal

bagi masyarakat untuk menghasilkan uang dari pariwisata, sehingga masyarakat

akan tetap mempertahankan kebudayaan aslinya sebagai identitas (Pitana

2002:95).

6

Sependapat dengan De Kat, Cohan (1988) berpendapat bahwa

komodifikasi tidak sepenuhnya menghilangkan otentisitas kebudayaan lokal.

Komodifikasi menciptakan produk budaya baru yang dapat diterima oleh

wisatawan. Hal tersebut memberikan kemunculan identitas baru terhadap

autentisitas kebudayaan lokal. Hal ini berarti bahwa pariwisata tidak

menyebabkan perubahan secara struktural dalam kebudayaan melainkan

kepariwisataan tersebut menyatu dan sejalan dengan kehidupan tradisional

masyarakat. Kebutuhan untuk mengkonsumsi produk penduduk lokal dan hasil

kebudayaannya merupakan sebuah trend dalam pariwisata. Hal ini mengarahkan

masyarakat lokal pada komodifikasi kebudayaan sejalan dengan diberikannya

layanan wisata yang menjual pertunjukan, arsitektur dan ritual. Kaitan antara

tradisi dan modernitas diubah menjadi sebuah hubungan komersial. Komodifikasi

kebudayaan secara khusus telah menjadi ciri pariwisata etnik dan budaya,

sebagian karena kebudayaanlah yang ditawarkan sebagai objek dan daya tarik

wisata.

Perkembangan pariwisata budaya di Karangasem mendorong

berkembangnya sentra-sentra kerajinan tangan. Desa Seraya merupakan salah

satu desa yang menjadi sentra kerajinan tangan khususnya anyamana ata.

Anyaman ata merupakan salah satu kerajinan khas Kabupaten Karangasem.

Kerajinan anyaman khas ini, berbahan paku paku ata yang menjadi daya tarik

wisatawan karena memiliki karakteristik yang kuat dan berbeda dari seni

kerajinan anyaman lainnya. Daya tarik lainnya yang dimiliki oleh anyaman ata

yaitu otentisitas anyaman ini merupakan hasil kebudayaan masyarakat tradisional

7

yang berada di beberapa Desa di Karangasem yang memiliki nilai spiritual dan

nilai seni.

Adanya perubahan kerajinan anyaman ata dipengaruhi oleh permintaan

wisatwan. Bentuk,ukuran, warna dan terutama kombinasi bahan baku kerajinan

anyaman ata banyak disesuaikan dengan kebutuhan wisatawan. Fenomena ini

menjadikan kerajinan anyaman atayang awalnya merupakan hasil kebudayaan

lokal berubah menjadi komodite cenderamata. Anyaman ata yang sebelumnya

digunakan dan dipasarkan untuk memenuhi kebutuhan alat-alat rumah tangga,

seperti nampan, mangkok, kotak telah berubah bentuk menjadi bentuk yang lebih

modern seperti tas, keranjang untuk pajangan, dompet, alas makanan dan

minuman, dimana bentuk-bentuk tersebut disesuaikan dengan pesanan dan selera

wisatawan. Hal ini menyebabkan terjadinya komodifikasi pada kerajinan anyaman

atayang terdiri dari komodifikasi produksi, saluran distribusi dan pola konsumsi.

Pada proses pembuatan kerajinan anyaman ata kini, perajin tidak hanya

menggunakan bahan baku paku ata seperti hasil anyaman sebelumnya. Para

perajin menambahkannya dengan bahan lain, seperti mengkobinasikan kerajinan

anyaman ata dengan bahan kain, rotan dan lainnya. Selain itu terjadi proses akhir

dengan menggunakan oven untuk mempercantik tampilan anyaman ata

tersebut.Saluran distribusi kerajianan anyaman ata sebelum adanya pariwisata,

diawali dari distribusi langsung yang konsumennya berasal dari kalangan

wisatawan dengan pola konsumsi individu. Setelah adanya pengaruh pariwisata

lebih didominasi oleh saluran distribusi tidak langsung, dimana konsumennya

8

merupakan perusahaan asing maupun domestik dengan pola konsumsi

massal.Salah satu pengaruh permintan pasar juga terjadi pada daerah pemasaran

anyaman ata tersebut. Anyaman ata yang sebagian besar di produksi di Desa

Seraya kemudian disalurkan ke beberapa daerah di Kabupaten Karangasem dan

Denpasar. Daerah yang menjadi salah satu penyalur kerajinan anyaman ata

terbesar adalah di daerah Tenganan.

Perkembangan pariwisata di Kabupaten Karangasem menjadi sebuah

momentum bagi perkembangan kerajinan anyaman ata menjadi salah satu

cenderamata khas dari Kabupaten Karangasem, yang tidak dapat dihasilkan oleh

Kabupaten lainnya. Secara umum komodifikasi kerajinan anyaman ata yang

terjadi di Desa Seraya, Kabupatan Karangasem dipengaruhi oleh faktor internal

yaitu dari perkembangan intelektual dan kreativitas, bakat dan keterampilan

masyarakat serta adaptasi masyarakat terhadap perkembangan pasar dan selera

wisatawan di Desa Karangasem dan Pulau Bali pada umumnya. Faktor eksternal

didasari atas perkembangan permintaan pasar, selera konsumen dan keadaan

ekonomi.

Seiring dengan adanya globalisasi, adanya perubahan-perubahan sosial

dan budaya, dimana masyarakat desa Seraya telah beradaptasi dengan

perkembangan pariwisata. Komodifikasi kerajinan anyaman ata memberikan

manfaat secara ekonomi bagi semua pihak yaitu, produsen, pengusaha,

pemerintah dan masyarakat lokal.

9

Di sisi lain komodifikasi komponen budaya menurut beberapa penelitian

memberikan dampak yang kurang baik bagi sosial budaya masyarakat dan produk

kebudayaan itu sendiri. Untuk itu perlu dilakukan pengkajian terhadap

komodifikasi kerajinan anyaman ata di Desa Seraya, kecamatan Karangasem,

kabupatan Karangasem.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, maka rumusan masalah yang akan diangkat

sebagai topik penelitian, yaitu :

1. Bagaimana proses terjadinya komodifikasi kerajinan anyaman ata di Desa Seraya,

Kecamatan Karangasem, Kabupatan Karangasem?

2. Apakah faktor-faktor yang mempengaruhi komodifikasi kerajinan anyaman ata di

Desa Seraya, Kecamatan Karangasem, Kabupatan Karangasem?

3. Bagaimanakah dampak sosial ekonomi komodifikasi kerajinan anyaman ata

terhadap masyarakat Desa Seraya, Kecamatan Karangasem, Kabupatan

Karangasem?

1.3 Tujuan Penelitian

Bertitik tolak dari latar belakang masalah dan rumusan masalah yang akan

dibahas, maka yang menjadi tujuan penelitian adalah :

1.3.1 Tujuan umum

Tujuan umum penelitian ini adalah menganalisis komodifikasi kerajinan

anyaman ata dalam perkembangan pariwisata di Kabupaten Karangasem pada

Khususnya dan Bali pada umumnya. Penelitian ini ingin memberikan pemahaman

10

baru bagi pembaca dan masyarakat luas untuk menyikapi secara arif fenomena

pariwisata dan budaya yang terjadi dalam masyarakat.

1.3.2 Tujuan khusus

1. Mengetahui proses terjadinya komodifikasi kerajinan anyaman ata di

Desa Seraya, Kecamatan Karangasem, Kabupatan Karangasem dalam

konteks pariwisata.

2. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi komodifikasi kerajinan

anyaman ata di Desa Seraya, Kecamatan Karangasem, Kabupatan

Karangasem dalam konteks pariwisata.

3. Mengetahui dampak yang ditimbulkan oleh komodifikasi kerajinan

anyaman ata terhadap sosial ekonomi masyarakat Desa Seraya,

Kecamatan Karangasem, Kabupatan Karangasem dalam konteks

pariwisata.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Akademis, yaitu :

1. Menambah pembendaharaan pengetahuan tentang proses terjadinya

komodifikasi kerajinan anyaman ata di Desa Seraya, Kecamatan

Karangasem, Kabupatan Karangasem.

2. Menambah pembendaharaan pengetahuan tentang faktor-faktor yang

memengaruhi komodifikasi kerajinan anyaman ata di Desa Seraya,

Kecamatan Karangasem, Kabupatan Karangasem.

11

3. Menambah pembendaharaan pengetahuan tentang dampak

komodifikasi kerajinan anyaman ata terhadap sosial ekonomi dan

sosial budaya di Desa Seraya, Kecamatan Karangasem, Kabupatan

Karangasem.

4. Berdasarkan temuan itu diharapkan dapat memberi rangsangan bagi

para akademisi untuk mengadakan penelitian lebih lanjut tentang

kerajinan anyaman ata khususnya di Desa Seraya, Kecamatan

Karangasem, Kabupatan Karangasem.

1.4.2 Manfaat Praktis, yaitu:

Manfaat praktis dari penelitian bagi pemerintah ini adalah:

1. Sebagai salah satu sumber informasi untuk mengambil kebijakan yang

arif dan berpihak kepada masyarakat khususnya yang berhubungan

dengan pengembangan industri anyaman ata dan upaya pelestarian

kemampuan menganyam serta ragam model kerajinan anyaman.

2. Menjadi acuan untuk pembinaan ke arah pengembangan industri kreatif

dengan semangat pelestarian warisan budaya bagi masyarakat industri

anyaman ata dan pelaku insustri kreatif dalam menghasilkan karya-

karya perajin.