repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789...  · Web viewNasruddin*, Moh....

173
ABSTRAK PENELITIAN HIBAH UNGGULAN PERGURUAN TINGGI TAHUN 2012 Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LP2M) Universitas Hasanuddin Kampus Unhas Tamalanrea Jln. Perintis Kemerdekaan KM. 10 Makassar Telp. : 0411 587032, , 582500, 588888 Fax.(0411) 587032, 584024 Website : http://www.unhas.ac.id/lppm email : [email protected]

Transcript of repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789...  · Web viewNasruddin*, Moh....

Page 1: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789...  · Web viewNasruddin*, Moh. Yoenus Osman*, Wiwik Wahidah Osman ...Gedung Kuliah Bersama ini merupakan salah satu

ABSTRAK PENELITIAN HIBAH UNGGULAN PERGURUAN TINGGI TAHUN 2012

Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LP2M)Universitas Hasanuddin

Kampus Unhas TamalanreaJln. Perintis Kemerdekaan KM. 10 Makassar

Telp. : 0411 587032, , 582500, 588888 Fax.(0411) 587032, 584024Website : http://www.unhas.ac.id/lppm email : [email protected]

Page 2: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789...  · Web viewNasruddin*, Moh. Yoenus Osman*, Wiwik Wahidah Osman ...Gedung Kuliah Bersama ini merupakan salah satu

BIDANG ILMU TEKNOSAINS

1. Bidang Kajian Ilmu MIPA

DISTRIBUSI ASIMTOTIK DARI VARIANSI VEKTOR VARIABEL YANG DISTANDARKAN TANPA MELIBATKAN DUPLIKASI

DISTRIBUTION SAMPLING OF VECTOR VARIANCE WITHOUT DUPLICATIONS

Erna T. Herdiani(1) dan Maman A. Djauhari(2)

(1) Fakultas/Jurusan : MIPA Universitas Hasanuddin, Makassar, Indonesia, [email protected]/

(2)Universiti Teknologi Malaysia, Johor Bahru, [email protected]

ABSTRAK :Dalam beberapa tahun terakhir, penggunaan variansi vektor dari variabel yang distandarkan sebagai ukuran pengujian kesamaan matriks korelasi telah menerima banyak perhatian dalam dunia statistik. Dalam paper ini, akan diperkenalkan suatu ukuran yang lebih ekonomis dalam pengujian kesamaan matriks korelasi, didefinisikan sebagai varians vektor dari variabel yang distandarkan dikurangi semua elemen duplikasi. Untuk data yang berdimensi tinggi, ini akan meningkatkan efisiensi komputasi hampir 50% dibandingkan dengan vektor varians dari variabel distandarkan. Distribusi sampling dari statistik ini akan diselidiki untuk membuat aplikasi yang memungkinkan.

Kata kunci: distribusi asimtotik, matriks korelasi, uji rasio kemungkinan, variansi vektor dari variabel yang distandarkan,variansivektor

ABSTRACT :In recent years, the use of vector variance as a measure of multivariate variability has received much attention in wide range of statistics. This paper deals with a more economic measure of multivariate variability, defined as vector variance minus all duplication elements. For high dimensional data, this will increase the computational efficiency almost 50 % compared to the original vector variance. Its sampling distribution will be investigated to make its applications possible.

Keywords : Asymptotic distribution, covariance matrix, likelihood ratio test, vector variance.

Page 3: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789...  · Web viewNasruddin*, Moh. Yoenus Osman*, Wiwik Wahidah Osman ...Gedung Kuliah Bersama ini merupakan salah satu

ESTIMASI GRADIENT DI RUANG HILBERT DARI SOLUSIPERSAMAAN PARABOLIK TAK LINEAR TIPE m-LAPLACIAN

GRADIENT ESTIMATES IN HILBERT SPACESFOR SOLUTIONS OF NONLINEAR PARABOLIC EQUATIONS WITH m-LAPLACIAN TYPE

Naimah Aris1, Jeffry Kusuma2, Syamsuddin Toaha3, Jusmawati Massalesse4

Fakultas/Jurusan : MIPA/Matematika

ABSTRAK :Dalam penelitian ini dikaji estimasi dari solusi persamaan parabolic tak linier,

ut−¿ (σ (|∇u|2 )∇u)+g (u )=f ( x ) ,t >0 , x∈ (Ω) ,-dengan syarat awal dan syarat batas

u ( x , o )=u0 ( x ) , x∈Ω ;u ( x , t )=0 , x∈∂Ω, t>0 ,dengan Ω adalah domain yang terbatas dalam Rnserta

dengan asumsi-asumsibahwa σ (⋅ )terdifferensial pada R+¿ ¿, g(u) adalah fungsi yang memenuhi kondisi

Lipschitz secara global dengan g(0)=0,f termuat dalam ruang Lp (Ω) .Pada penelitian tahun pertama ini

dikaji estimasi gradient solusi masalah di atas di ruang W 01 , ∞ (Ω ), yakni menunjukkan bahwa

∥∇u ( t ) ∥∞ ≤C ( M 1,∥u (1 )∥∞ )<∞ , t ≥ 1yang dibuktikan dengan mengembangkan metode dari metodeMoser

Kata kunci: Persamaan parabolik tak linier, tipe m-Laplacian, estimasi gradient

ABSTRACT :This study assessed the solution estimates of non-linear parabolic equation,

ut−¿ (σ (|∇u|2 )∇u)+g (u )=f ( x ) ,t >0 , x∈ (Ω) ,with initial and boundary conditions

u ( x , o )=u0 ( x ) , x∈Ω ;u ( x , t )=0 , x∈∂Ω, t>0 , where is a finite domain inΩ Rn and with

assumption that σ (⋅ ) differentiable on R+¿ ¿, g(u)is a function that satisfies the global Lipschitz

condition with g(0)=0,f existing in Lp (Ω) spaces. In the first year of this study, we examine the

gradient estimates on the solution of the problem in W 01 , ∞ (Ω ), which indicates that

∥∇u ( t ) ∥∞ ≤C ( M 1 ,∥u (1 )∥∞ )<∞ , t ≥ 1.For the proof of our result, we deriving methods introduced by Moser.

Keywords: Non-linier parabolic equation, m-Laplacian type, gradient estimates.

Page 4: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789...  · Web viewNasruddin*, Moh. Yoenus Osman*, Wiwik Wahidah Osman ...Gedung Kuliah Bersama ini merupakan salah satu

DIMENSI METRIK GRAF HASIL KALI SILANG GRAF LINTASAN

ON THE METRIC DIMENSION OF HELM GRAPH

Mawardi Bahri, Nurdin, Muh. Zakir, Galsan Mahie, DarmoFakultas/Jurusan : MIPA/Matematika

ABSTRAK :Misalkan G= (V , E ) suatu graf sederhana W =w1, w2, w3, …, w k ⊆V . Misalkan v∈V , maka

r ( v|W )=(d ( v ,w1 ) , d ( v , w2 ) ,…,d ( v ,wk )) merupakan representasi dari v yang relatif terhadap W ,

dimana d (u , v ) adalah jarak antara titik u dan v. Himpunan W dinamakan himpunan penentu dari G jika semua titik diG mempunyai representasi yang berbeda. Himpunan penentu dengan kardinalitas minimum disebut himpunan penentu minimum atau basis dari G dan kardinalitasnya menyatakan dimensi metrik dari

G, dinotasikan dengan dim(G). Dalam tulisan ini ditentukan dimensi metrik graf hasil kali silang 3 buah

graf lintasan, yaitu dim ( Pm x P2 x P2 )=dim ( P2 x Pn x P2)=dim ( P2 x P2 x Pk )=3 untuk m , n ,k ≥ 2

ABSTRACT : A set of vertices S resolves a graph G if every vertex is uniquely determined by its vector of distances to the vertices in S. The metric dimension of a graph G is the minimum cardinality of a resolving set. The helm graph Hn is the graph obtained from an n-wheel graph by adjoining a pendant edge at each vertex of the cycle. In this paper we determined metric dimension of helm graph.

Page 5: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789...  · Web viewNasruddin*, Moh. Yoenus Osman*, Wiwik Wahidah Osman ...Gedung Kuliah Bersama ini merupakan salah satu

KARAKTERISASI PROTEIN AKTIF DARI SPONS DAN MIKROBA SIMBIONNYA SERTA PEMANFAATANNYA SEBAGAI AGEN IMUNOSTIMULAN (TENTATIF)

CHARACTERIZATION OF ACTIVE PROTEIN FROM SPONGES AND ITS MICROSYMBIONTS FOR THE UTILIZATION AS IMMUNOSTIMULANT AGENTS

Alfian Noor*, Ahyar Ahmad, Warsidah Reha, Nursiah La Nafie,dan Damma Salama

Fakultas/Jurusan : MIPA/Kimia

ABSTRAK : Pencarian protein aktif dari spons untuk penggunaan sebagai imunostimulan telah dilakukan untuk tahun pertama dari empat tahun yang direncanakan. Dalam tahun pertama ini, dilakukan sampling di perairan kepulauan Spermonde maupun eksperimen laboratorium seperti taksonomi spesies dan mikrosimbion, isolasi dan identifikasi protein lalu pengujian in vitro imunostimulan dengan mikroba uji mycobacterium tuberculosis. Jenis spons yang teridentifikasi adalah Xestospongia sp., Melophlus sarassinorum sp., dan Plakina monolopha complex. Analisis lebih lanjut dipilih spesis Plakina monolopha complex dengan hasil : protein total ekstrak kasar adalah 6120 mg dalam spons dan 6240 mg dalam bakteri simbion. Disamping itu, total protein yang terdistribusi dalam berbagai variasi tingkat kejenuhan amonium sulfat adalah 738,84 untuk spons dan 1086,37 dalam bakteri simbionnya. Dapat disimpulkan bahwa ketersediaan protein yang tinggi dalam spons dan bakteri simbionnya cukup menjanjikan keberadaan protein yang bersifat imunostimulan. Pekerjaan lain, sebagai finishing touch penelitian tahun-1 ini, sedang dalam proses seperti perbanyakan bakteri dan uji in vitro protein imunostimulan terhadap mycobacterium tuberculosis.

Kata Kunci ; Protein, spons, imunostimulan, mycobacterium tuberculosis

ABSTRACT :An active protein searching for an immunostimulant from sponges and its microsymbionts has been done for the first year out of four year planning. Sponge sampling was done in Spermonde archipel waters followed by laboratory works such as species and microsymbiont taxonomy, protein isolation and identfication, and in vitro test of immunostimulant with mycobacterium tuberculosis. Species found is Plakina monolopha complex and the content of total crude protein extract was 6120 mg in sponge and 6240 mg in its microsymbiont. Also, after fractionation with various ammonium sulphate saturated concentrations, total protein was 738.8 mg in sponge and 1086.37 in its microsymbiont. It can be concluded that high protein amount in both forms is promising for the existence of a protein having an immunostimulant property. Other works, that still underway and shortly accomplished, are microbial multiplication and in vitro test on mycobacterium tuberculosis.

Key words : protein, sponge, immunostimulant, mycobacterium tuberculosis

Page 6: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789...  · Web viewNasruddin*, Moh. Yoenus Osman*, Wiwik Wahidah Osman ...Gedung Kuliah Bersama ini merupakan salah satu

PEMANFAATAN ENERGI GELOMBANG ULTRASONIK DALAM ADSORPSI ION LOGAM BERAT PB (II) DAN CU(II) PADA BIOADSORBEN KARBON AKTIF DARI SEKAM PADI

ULTRASOUND-ASSISTED ADSORPTION OF LEAD(II) AND COPPER(II) IONS ON RICE HUSK ACTIVATED CARBON

M. Zakir*, Maming, I. Raya, A. Karim, SantiFakultas/Jurusan : MIPA/Kimia

ABSTRAK : Penelitian tentang pemanfaatan energi gelombang ultrasonik dalam adsorpsi ion logam berat Pb2+ dan Cu2+

pada bio-adsorben karbon aktif dari sekam padi telah dilakukan. Tujuan jangka panjang penelitian ini adalah tersedianya data kapasitas adsorpsi dan material karbon aktif dengan kualitas lebih baik dari hasil irradiasi dengan gelombang ultrasonik. Rata-rata kadar abu sekam padi yang digunakan pada penelitian ini yaitu 20,69%. Karakteristik permukaan (surface characteristics) material karbon aktif yang dibuat pada suhu 400C kemudian diaktivasi dengan larutan ZnCl2 10%; berdasarkan data-data SEM, XRD, FTIR dan analisis sifat permukaan, adalah lebih baik dibandingkan dengan karbon aktif yang dibuat pada kondisi-kondisi lainnya. Nilai konstanta Langmuir, b, untuk adsorpsi non-ultrasonik (-0,0362) dan ultrasonik (0,1105) untuk ion logam Cu2+, dan adsorpsi non-ultrasonik (-5,1508) dan ultrasonik (1,0745) untuk ion logam Pb2+, sehingga disimpulkan bahwa ultrasonik secara positif mempengaruhi afinitas ion logam Cu2+ dan Pb2+ terhadap karbon aktif sekam padi. Kapasitas adsorpsi maksimum (am) karbon aktif sekam padi meningkat akibat iradiasi ultrasonik. Nilai konstanta am pada model Langmuir adalah 6,2775 (ultrasonik) lebih besar dibandingkan dengan 1,0464 (non ultrasonik) untuk ion logam Cu2+. Nilai tersebut mengalami kenaikan sebesar 83% akibat adanya iradiasi gelombang ultrasonik. Untuk ion logam Pb2+, terjadi kenaikan sebesar 41%, dari 9,7561 (non ultrasonik) menjadi 16,5017 (ultrasonik), akibat iradiasi ultrasonik.

Kata Kunci ; Karbon aktif, sekam padi, afinitas adsorpsi, kapasitas adsorpsi maksimum, ultrasonik

ABSTRACT :Ultrasound-assisted adsorption of Pb2+ and Cu2+ ions on rice husk activated carbon has been conducted. The present study was aimed to removal of Pb2+ and Cu2+ ions from aqueous solution by ultrasound assisted adsorption onto surface of activated carbon. The ash content of rice husk used in this experiment was 20.69%. Surface characteristics were determined with analyses based on Scanning Electron Microscopy, X-Ray Diffraction, and Fourier Transform Infrared, and surface properties analysis. The results showed that rice husk based activated carbon prepared at 400C and treated with ZnCl2 10% has better properties compared to others activated carbon prepared with difference conditions. The value of Langmuir model constant, b, for Cu2+ ion adsorption is -0.0362 (absence of sonication) and 0.1105 (presence of sonication), and for Pb 2+ ion adsorption is -5.1508 (absence of sonication) and 1.0745 (presence of sonication). Those values suggest that ultrasonic irradiation positively affects the affinity of Pb2+ and Cu2+ ions towards the adsorbent. Maximum adsorption capacity increases in the presence of sonication. This can be seen on the value of am, Langmuir constant which represents the maximum adsorption capacity of adsorbent. The values for Cu2+ adsorption are 1.0464 mg/g and 6.2775 mg/g for the absence and presence of sonication, respectively, which suggests an increase (83%) in the adsorption capacity of activated carbon due to the ultrasonic irradiation. The values for Pb2+ adsorption are 9.7561 mg/g and 16.5017 mg/g for the absence and presence of sonication, respectively, which also suggests an increase (41%) in the adsorption capacity of activated carbon due to the ultrasonic irradiation

Key words : Activated carbon, rice husk, adsorption affinity, maximum adsorption capacity, ultrasound

SINTESIS TURUNAN P-KUMARAMIDA DAN UJI BIOAKTIVITASNYA TERHADAP SEL TUMOR

Page 7: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789...  · Web viewNasruddin*, Moh. Yoenus Osman*, Wiwik Wahidah Osman ...Gedung Kuliah Bersama ini merupakan salah satu

LEUKIMIA P388

SYNTHESIS OF P-COUMARAMIDE DERIVATIVE COMPOUNDS AND THEIR ACTIVITY ESSAY TO AGAINST TUMOR CELL LEUKIMIA P388

M. Zakir*, Maming, I. Raya, A. Karim, SantiFakultas/Jurusan : MIPA/Kimia

ABSTRAK : Penelitian tentang metode sintesis senyawa turunan p-kumaramida, yakni N- propil-p-kumaramida, N,N-dietil-p-kumaramida, dan piperidinil-p-kumaramida serta uji aktivitasnya terhadap sel tumor leukimia P388 telah dilakukan. Senyawa turunan p-kumaramida disintesis dari asam p-kumarat dan amina yang sesuai sebagai reaktan dengan menggunakan katalis asam borat pada kondisi refluks di dalam pelarut DMF dan atmosfir nitrogen selama 16 jam. Melalui metode tersebut maka diperoleh senyawa N-propil-p-kumaramida, N,N-dietil-p-kumaramida, dan piperidinil- p-kumaramida sebagai padatan putih dengan rendamen secara berturut-turut 37,1%, 37,90%, dan 29,84%. Senyawa hasil sintesis tersebut semuanya bersifat aktif terhadap sel tumor leukimia P388 dengan urutan kekuatan aktivitas: piperidinil- p-kumaramida (IC50 5,34 µg/mL) > N,N-dietil-p-kumaramida (IC50 23,50 µg/mL) > N- propil-p-kumaramida (53,56 gμ /ml). Senyawa piperidinil-p-kumaramida adalah senyawa yang paling berpotensi digunakan sebagai anti tumor

Kata Kunci ; p-kumaramida, Tumor, P388, IC50

ABSTRACT :A research about synthesis methode of p-coumaramide derivative compounds, i.e N-propyl-p-coumaramide, N,N-diethyl-p-coumaramide, and piperidinyl-p-coumaramide as well as their activity essay to against leukimia tumor cell P388 had been done. The derivative compunds were synthesized from p- coumaric acid and suitable amines as reactans and boric acid as catalist by reflux in DMF solvent and nitrogen atmosphere for 16 hours. By this methode, N-propyl-p- coumaramide, N,N-diethyl-p-coumaramide, and piperidinyl-p-coumaramide coumponds were obtained as white solid in 37,1%, 37,90%, and 29,84% yields, respectively. All of these compounds active to against leukimia tumor cell P388 with the order of their activity strength were piperidinyl-p-coumaramide (IC50 5,34 µg/mL) > N,N-diethyl-p- coumaramide (IC50 23,50 µg/mL) > N-propyl-p-coumaramide (53,56 gμ /ml). Piperidinyl-p-coumaramide compound is the most potential compound to be applied as antitumor agent.

Key words : p-Coumaramide, Tumor, P388, IC50

PEMANFAATAN ION CD(II) IMPRINTED POLYMER (CD-IIP) SEBAGAI MEMBRAN PADA ELEKTRODA SELEKTIF ION CD (II) UNTUK “QUALITY CONTROL” PENCEMARAN LINGKUNGAN

Page 8: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789...  · Web viewNasruddin*, Moh. Yoenus Osman*, Wiwik Wahidah Osman ...Gedung Kuliah Bersama ini merupakan salah satu

Paulina Taba, Syaripuddin Liong, Asmawati dan Djabal Nur BasirFakultas/Jurusan : MIPA/

ABSTRAK : Ion imprinted polymer (IIP) dan non imprinted polymer (NIP) telah disintesis melalui dua tahapan. Tahap pertama adalah pembuatan kompleks Cd(NO3)2 dengan asam kuinaldat dengan perbandingan mol 1:1 . Tahap kedua adalah pencampuran kompleks tersebut dengan asam salisilat-formaldehida (1:3) dengan HCL 2M sebagai katalis Polimerisasi dengan menggunakan microwave pada temperatur 140 oC selama 15 menit. Hasil sintesis dicuci dengan akuades dan dikeringkan dalam oven pada temperatur 50 oC. Polimer digerus sampai halus (60-100 mesh), dicuci dengan larutan EDTA 0,05 M dan dikeringkan kembali untuk menghasilkan Cd(II) ion imprinted polymer (Cd-IIP). Analisis polimer menggunakan FT-IR dan SEM-EDS. Hasil FTIR menunjukkan ada pergeseran pada panjang gelombang 3400-3035 cm-1 , 1700-1662 cm-1 dan 800-500 cm-1 merupakan karakteristik untuk vibrasi –OH ulur, C=O tekuk, dan daerah sidik jari yang menunjukkan adanya pengikatan logam. SEM-EDS memperlihatkan adanya perbedaan citra permukaan dan komposisi dari NIP dan Cd-IIP.

Kata kunci: Imprinted Polymer, Microwave, Cd(II), FT-IR, SEM-EDSABSTRACT :Ion Imprinted Polymer (IIP) and Non Imprinted polymer (NIP) have been synthesized by using two steps. The first step was complexing Cd(NO3)2 with quinaldic acid with the mol ratio of 1:1. The second step was mixturing the complex with salisilc acid-formaldehyde (1:3) with 2M HCl as a catalyst. Polymerisation was conducted using a microwave at a temperature of 140 oC for 15 minute. The result was washed by aquadest and dried in an oven at a temperature of 50 oC. Polymer was grinded to powder ( 60-100 mesh), washed with 0,05 M EDTA solution and dried again to produce Cd(II) ion imprinted polymer (Cd-IIP). Polymer was analyzed by FTIR and SEM-EDS. FTIR spectra showed that there was a change in the wavelengths at 3400-3035 cm-1, 1700-1662 cm-1, and 800-500 cm-1 which are characteristic for vibrations of -OH strecthing, C=O bending and finger print region indicating the existence of metal bonding. SEM-EDS images showed that there were the difference in surface images and compositions of NIP, IIP, and Cd-IIP.

Keyword : Imprinted Polymer, Microwave, Cd(II), FT-IR, SEM-EDS

AKTIVITAS ANTIMITOTIK, INDUKSI APOPTOSIS DAN EKSPRESI

Page 9: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789...  · Web viewNasruddin*, Moh. Yoenus Osman*, Wiwik Wahidah Osman ...Gedung Kuliah Bersama ini merupakan salah satu

GEN p53 DARI SENYAWA BIOAKTIF HYDROID Aglaophenia cupressina Lamoureoux TERHADAP SEL TUMOR

ANTIMITOTIC ACTIVITIES, APOPTOSIS INDUCTION AND GEN P53 EXPRESSION OF HYDROID Aglaophenia cupressina Lamoureoux BIOACTIVE COMPOUND ON TUMOR CELL

Sjafaraenan*, Eva Johannes*, Ruslan Umar*, Rosana Agus*Fakultas/Jurusan : MIPA/Biologi

ABSTRAK : Penelitian tentang aktivitas antimitotik ini bertujuan: jangka panjang, untuk mendapatkan senyawa yang bersifat antikanker sebagai bahan dasar dalam pembuatan obat yang berasal dari bahan alam laut, khususnya dari hydroid aglaophenia cupressina Lamoureoux. Pada penelitian ini, ingin diketahui senyawa bioaktif dari hydroid yang memiliki aktivitas antimitotik, terhadap pembelahan sel zigot bulu babi Tripneustes gratilla Linn. Metode antimitosis digunakan untuk mendapatkan intensitas concentrasi (IC50) yang mampu menghambat pembelahan sel bulu babi dengan membandingkan vinkristin sebagai kontrol positip. Penelitian bersifat eksperimental, dengan melakukan ekstraksi sampel hydroid, dengan menggunakan methanol dan partisi dengan pelarut n-heksan. selanjutnya difraksinasi menggunakan kromatografi kolom vakum dan kolom tekan kemudian dimonitor dengan KLT. Selanjut dilakukan uji aktivitas antimitotik , dengan penyuntikan ke dalam bagian gonad jantan dan betina dari bulu babi Tripneustes gratilla Linn., identifikasi struktur molekul menggunakan data spectra UV, IR dan NMR. Hasil penelitian menunjukkan: Asam heksadekanoat dan –sitosterol yang berasal dari hydroid β Aglaophenia cupressina memiliki daya hambat dalam pembelahan sel zigot bulu babi Tripneustes gratilla Linn, Asam heksadekanoat dan -sitosterol yang berasal dari hydroid β Aglaophenia cupressina Lamoureoux dengan konsentrasi 10 µg/mL dapat dikembangkan sebagai senyawa antikanker berdasarkan nilai IC50.

Kata kunci: Antimitotik, apoptosis, gen p53 dan hydroid

ABSTRACT :The long term purposed on the antimitotic activity is to get the essensial compund that having anticancer chararacteristic as a basic compound of the medicine drug from the seas natural component, especially from hydroid Aglaophenia cupressina Lamoureoux. The aspecting from the research is hopefully the bioactive compound of the hydroid that having antimitotic activities on the zigot cells deviated of the sea urchin Tripneustes gratilla Linn. Antimitosys method is used to getting concentration intensity (IC50) that having cappability to obstruct the cell division of sea urchin by comparing with vinkristin as a positive control. The research is based on the experimental designed, with extracting hydroid samples using methanol and partition stages using n-hexan solvent. The next stage, vacum colom cromatophy and compressed colom are used for fractionation and monitoring by KLT. Antimitotic activities examed is done for the next steps, by injection into male and female gonads of sea urchin Tripneustes gratilla Linn., identification of molecule structure by spectra UV data, IR and NMR..The result of the research showed that hexadecanoat acid and -βcytosterol from hydroid had capability to obstruct the cells division of sea urchin Tripneustes gratilla Linn. Zigot. Hexadecanoat and -cytosterol from hydroid β Aglaophenia cupressina Lamoureoux with 10 µg/mL concentrated could be expanded as anti cancer compound based IC50.

Keyword : Antimitotic, apoptosis, gen p53 and hydroid

Page 10: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789...  · Web viewNasruddin*, Moh. Yoenus Osman*, Wiwik Wahidah Osman ...Gedung Kuliah Bersama ini merupakan salah satu

DIVERSITAS GENETIC GEN ARA DARI BURKHOLDERIA PSEUDOMALLEI SEBAGAI FAKTOR VIRULENSI PENYAKIT MELIODOSIS YANG BERASAL DARI ISOLAT KLINIS

GENETIC DIVERSITY OF ARA GENE ISOLATES BURKHOLDERIA PSEUDOMALLEI AS VIRULENCE MELIODOSIS

Zaraswati Dwyana, Risco B.Gobel, Nur Haedar , Asadi AbdullahFakultas/Jurusan : MIPA/Biologi

ABSTRAK : Penyakit meliodosis adalah suatu jenis penyakit yang ditemukan endemik di daerah tropis yang disebabkan oleh kuman Burkholderia pseudomallei.Kuman ini bersifat sebagai saprofit dan patogen opurtunistik dan hidup di tanah dan air. B.pseudomallei mempunyai dua substrain yaitu kuman yang mampu mengasimilasi sumber karbon dari arabinosa dan yang tidak mampu mengasimilasi arabinosa dan digolongkan kelompok ara+ dan ara-. Tingkat virulensi kuman ini berkaitan dengan keberadaan gen ara-pada B.pseudomalleiyang sangat bersifat pathogen. Penelitian ini adalah lanjutan penelitian sebelumnya yaitu telah ditemukan beberapa isolat tanah pada beberapa lokasi di Kota Makassar dan telah diperoleh 89 isolat B.pseudomalei yang berasal dari lingkungan tanah. Dalam penelitian ini akan dilanjutkan pengambilan darah dari suspek meliodosis dari rumah sakit.Sampel darah dilakukan isolasi DNA dan dilanjutkan PCR untuk mendeteksi B.pseudomalleiyang menggunakan gen 16 S rRNA primer 2 Burk 16 dan 2PS. Untuk mendeteksi jenis gen ara digunakan primer Primer Bps 16S-U33 -Bps 16S-OL731, Bps16S - 683L- Bps16S 1460R ,Bps 16S-42L -Bps16S-266R. Hasil penelitian diperoleh dari 52 sampel darah yang berasal dari Balai Pengobatan Penyakit paru Makassar, RS Pendidikan UNHAS, RSUD Takalar 38 pasien terinfeksi Burkholderia pseudomallei dan 30 isolat dengan gen Ara + dan 8 gen Ara -.

Kata kunci: Burkholderia pseudomallei, gen AraABSTRACT :Meliodosis is one of the disease type found endemic in the tropical zone which caused by Burkholderia pseudomalleibacteria. This bacteria is belonging to apportunistic pathogen and saprofit bacteria and live in water and soil. B.pseudomallei has two substrain, one can assimilate carbon from arabinose and the other can not assimilate arabinose and classified as ara+ and ara- group. The virulens of this bacteria is correlated with the existing of ara gen in pathogenic B.pseudomallei. This research is continue from the previous research which found a few isolate from the soil in some location of Makassar and 89 isolat of B.pseudomallei from soil environment. In this research blood samples will be taken from meliodosis suspect from hospital and will isolate its DNA and PCR method to detect B.pseudomallei by using 16 S rRNA primer 2 Burk 16 gen and 2PS. To detect the type of ara gen is using primer Bps 16S-U33 -Bps 16S-OL731, Bps16S - 683L- Bps16S 1460R ,Bps 16S-42L -Bps16S-266R. The result found 52 sample of blood from Balai Pengobatan Penyakit paru Makassar, RS Pendidikan UNHAS, 38 patient are infected of Burkholderia pseudomallei and 30 isolat with Ara+ gen and 8 of Ara- gen. Keyword : Burkholderia pseudomallei, Ara gen

Page 11: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789...  · Web viewNasruddin*, Moh. Yoenus Osman*, Wiwik Wahidah Osman ...Gedung Kuliah Bersama ini merupakan salah satu

T HE INFLUENCE OF BAMBOO LEAF ASH AS FLY ASH ON PHYSICAL PROPERTY OF CONCRETE CEMENT

Nurlaela Rauf, Dahlang Tahir and Iin RoswansariFakultas/Jurusan : MIPA/Fisika

ABSTRAK : Abu daun bambu digunakan sebagai abu terbang pada semen, karena alasan ramah lingkungan. Abu daun bamboo (blash) ditambahkan pada bahan dasar semen (klinker, gipsum, tras dan batu kapur). Persentasi berat dari abu daun bambu yang digunakan adalah 0%, 3%, 4% and 6%. Penentuan komposisi kimia ditentukan dengan menggunakan fluresensi sinar-x (XRF). Sifat fisis dari sampel semen diukur menggunakan alat otomatik Blaine, Vikat, dan Autoclave. Didapatkan sifat fisisnya sesuai yang disyaratkan Standar Nasional Indonesia (SNI). Sifat fisis terbaik didapatkan dari sampel yang terbuat dari 3% berat abu daun bambu sebagai bahan tambahan.

Kata kunci : Semen, abu daun bambu, klinker, gipsum, batu kapur

ABSTRACT :The bamboo leaf ash is used as fly ash in cement, for the environmental reason. The bamboo leaf ash (blash) is added to base material of cement (clinker, gypsum, trash and lime stone). Percentage of blash is 0%, 3%, 4%, and 6% in weight with base material. The x-rays fluorescence (XRF) is used to determine its chemical composition. The physical properties of sample are measure by automatic Blaine, Vicat and Autoclave. Its physical properties match with Indonesia National Standard (SNI). The physical properties of the best sample are made from composition of 3 % in weight of bash as addition material.

Keyword : Cement, bamboo leaf ash, clinker,gypsum, trash, lime stone

Page 12: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789...  · Web viewNasruddin*, Moh. Yoenus Osman*, Wiwik Wahidah Osman ...Gedung Kuliah Bersama ini merupakan salah satu

2. Bidang Kajian Ilmu Teknik

MODEL PENATAAN RUANG LINGKUNGAN PERDESAAN TRADISIONAL MAKASSAR DI KAWASAN PESISIR, STUDI KASUS DESA TAMALATE KECAMATAN GALESONG UTARA

KABUPATEN TAKALAR

THE SPATIAL ARRANGEMENT MODEL OF MAKASSAR RURAL TRADITIONAL ENVIRONMENT IN COAST AREA (A CASE STUDY. LOCATED IN TAMALATE VILLAGE, SUB-DISTRICT OF NORTH GALESONG, TAKALAR

REGENCY)

Nasruddin*, Moh. Yoenus Osman*, Wiwik Wahidah Osman*, Yashinta K.D.*, Meldawaty AFakultas/Jurusan : Teknik/Arsitektur

ABSTRAK :Lingkungan perdesaan merupakan asset bangsa tetapi hampir semua perdesaan tradisional sangat tertinggal dalam hal pembangunan fisik dan spasial termasuk perdesaan tradisional Makassar di Sulawesi Selatan.. Salah satu penyebabnya adalah belum adanya Rencana Tata Ruang Perdesaan sebagai arah dan acuan pembangunan desa ke depan. Dalam dekade terakhir terjadi perubahan iklim dunia (global climate change) yang sangat drastis dan menimbulkan musibah di mana-mana. Di Sulawesi Selatan terjadi bencana hujan deras yang disertai angin kencang dan telah memorakporandakan ratusan rumah di kawasan permukiman pantai perdesaan di Sulawesi Selatan. Penelitian ini mengkaji faktor-faktor eksternal dan internal yang mempengaruhi penataan lingkungan permukiman tradisional perdesaan yang memenuhi krtiteria lingkungan yang baik dan tanggap terhadap perubahan iklim global, serta bagaimana model penataan ruang wilayah perdesaan tradisional Makassar di wilayah pesisir yang memenuhi persyaratan lingkungan permukiman yang baik, ditunjang konsep penanggulangan bencana serta ketersediaan ruang terbuka hijau yang multi fungsi. Proses dan metode penelitian menerapkan Inhancing Strategic Model (Banf, 2004) yang dimodifikasi. Analisis model penataan ruang menggunakan rumus y = f(X1,X2,X3,). dimana y = Model Lingkungan Perdesaan Tradisional di Kawasan pantai/Pesisir; X1 = Penataan Ruang Lingkungan Desa; X2 = Mitigasi Bencana Lingkungan Pantai dan X3 = Penataan Ruang Terbuka Hijau Desa. Hasil penelitian dalam bentuk model penataan ruang wilayah perdesaan tradisional Makassar di wilayah pesisir dengan studi kasus di Desa Tamalate Kecamatan Gallesong Utara Kabupaten Takalar adalah konsep dan arahan Rencana Tata Ruang Perdesaan Tradisional Desa Tamalate, konsep peningkatan keandalan rumah tradisional dalammengatasi bencana hujan deras disertai angin kencang, serta rencana penataan kawasan terbuka hijau perdesaan.

Kata Kunci: Model Penataan Ruang, Perdesaan Tradisional Pantai, mitigasi bencana

ABSTRACT :Rural environment is an asset of nation but most of the traditional rural is greatly lagging behind in terms of physical development and spatial including the traditional rural Makassar in South Sulawesi. The reason of these lagging behind is the absence of Rural Land Use Plan as a reference to rural development in the future. In the last decade, global climate has change drastically and responsible for many disasters in various places. In South Sulawesi disaster torrential rains with strong winds has struck hundreds of homes in the rural coastal settlement in South Sulawesi. This study analyze factors affecting the external and internal arrangement of a traditional rural neighborhoods that meet the criteria of good environment and response to global climate change, and how the spatial model of the traditional rural Makassar in coastal areas that meet the requirements of good neighborhoods, supported concept of disaster management and the availability of green open space multi-functional. This research applied a modified Inhancing Strategic Model (Banf, 2004) in its process an method. Analysis of spatial models using the formula y = f (X1, X2, X3,). y = Model Traditional Rural Regions Environmental beach /coast; X1 = Spatial Rural Environment; X2 = Hazard Mitigation and Coastal Environment X3 = Setup Village Green Open Space. The results in the form of spatial model of the traditional rural coastal Makassar with a case study in the Tamalate Village, sub-district of North Gallesong, Regency of Takalar is the concept and direction of the Spatial Plan of Traditional Rural Village Tamalate, the concept of increasing the reliability of a traditional disaster in overcome the heavy rains with strong winds, and plans for the structuring of green open countryside.

Key word: Spatial arrangement Model, Coast rural traditional, Hazard Mitigation

Page 13: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789...  · Web viewNasruddin*, Moh. Yoenus Osman*, Wiwik Wahidah Osman ...Gedung Kuliah Bersama ini merupakan salah satu

KAJIAN TIPOLOGI RUANG BERMAIN ANAKPULAU LAE-LAE, MAKASSAR

STUDY ON THE TIPOLOGY OF CHILDREN PLAY SPACE IN LAE-LAE ISLAND, MAKASSAR

Ria Wikantari , Rahmi Amin Ishak, Nurmaida Amri, Imriyanti Fakultas/Jurusan : Teknik/Arsitektur

ABSTRAK :Anak-anak perkotaan tampak cenderung makin meninggalkan permainan alami di ruang terbuka seperti di taman bermain dan tanah lapang (outdoor). Kebanyakan anak-anak bermain permainan elektronik dalam kamar rumah secara soliter, juga di game centres pusat perbelanjaan dan rekreasi, atau, kalaupun permainan fisik terbatas di ruang bermain dalam bangunan komersial (indoor). Penelitian ini bertujuan: (1) menjelaskan latar perilaku pada ruang bermain anak di P. Laelae; (2) menemukenali faktor-faktor yang mempengaruhi latar perilaku tersebut. Analisis deskriptif-eksplanatif menggunakan tabulasi silang, matriks naratif, dan pola spasial dilakukan terhadap sampel penelitian sebanyak 30 orang anak yang dipilih secara klaster wilayah dari besaran populasi 301 anak pulau berusia 5-12 tahun. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Latar perilaku pada ruang bermain anak di Pulau Laelae dapat diidentifikasi sebagai 4 tipe, masing-masing menunjukkan ragam gradasi antara dua karakter latar yakni: pembatasan ruang dan pemusatan; ketersebaran dan keterarahan; kesendirian/ kelengangan dan kesesakan ; dan antara pemisahan, pengumpulan/ penyatuan. Keempat latar perilaku tersebut berlangsung di dalam ruang yang secara fisik dapat dikategorikan menjadi 3: ruang formal seperti tanah lapang utama dan 3 ruang terbuka komunal permukiman; ruang semi-formal seperti teras rumah, jalan dan lorong dlam permukiman serta ruang informal seperti tepian pesisir dan tempat tambatan perahu. (2) Latar perilaku ruang bermain anak pulau dipengaruhi oleh 2 faktor utama, yakni: karakteristik fisik ruang bermain dan tipologi permainan anak pulau. Diskusi penutup mengungkapkan usulan kemungkinan dua tipe penataan ruang bermain anak di permukiman P. Laelae: Pertama, penataan ruang bermain anak menjadi lebih formal melalui perbaikan unsur pembentuk ruang, derajat ketertutupan ruang, dan artikulasi ruang; dan kedua, penyediaan bank permainan baik tradisional maupun kontemporer yang dapat dipilih untuk dimainkan dalam ruang bermain formal, semiformal maupun informal yang telah ada.

Kata Kunci: Arena bermain anak, permukiman pulau, arsitektur bentang

ABSTRACT :Children in urban areas tend to abandon activities of playing in open spaces or outdoor natural environments such as playgrounds and squares in their living neighbourhoods. Most of them appear to play electronic games individually in their own houses or even bedrooms, or in game centres found in commercial and amusement centres such as in shopping malls. Therefore, changes in phenomena of children playing seem to occur considerably. These do not only regard spatial configuration of the playing place that shifts from outdoor to dominantly indoor spaces, but also concern type of games that shift from local culture-based traditional to global-based contemporary games, way of playing that shifts from physical to electronic modes, from and social aspect that shift from socially-cohesive collective to individualistic solitaire playing. This research aims to: (1) Explain behaviour setting of play spaces in Laelae Island; (2) identify factors that influence the behaviour setting. Descriptive, explanative, and interpretative analyses by means of matrixes, cross-tabulation, and schemes of spatial pattern examine samples of 30 children selected from population of 301 children with 5 - 12-year of age. Result shows that: (1) The behavior setting in children play spaces of Laelae Island comprises 4 types, each of which indicate various grades, namely: between territory and core areas, between distribution and orientation, between personal space and crowding; and between segregation and integration. Four types of behavior setting occur in children play spaces that – in the absence of designed/planned playground - can be differentiate into 3 categories, i.e. formal space such as village central square and 3 neighbourhood square; semi-formal space such as terrace of houses, streets and alleys; and informal space such as coastal edges and boat mooring places. (2) Behaviour setting is determined by 2 main factors: physical characteristics of play space, and type of the children play. Concluding discussion reveals two possibilities of proposed concept for the design of children play space in Laelae Island settlement. First, arrangement of the existing children play space to be more formal through design of elements for spatial

Page 14: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789...  · Web viewNasruddin*, Moh. Yoenus Osman*, Wiwik Wahidah Osman ...Gedung Kuliah Bersama ini merupakan salah satu

formation that increase degree of enclosure and degree of spatial articulation. Secondly, establishment of a games’ bank containing various traditional and contemporary plays that can be chosen to be played in the existing formal, semi-formal, as well as informal play spaces.

Keyword: Children playground; island settlement; landscape architecture

Page 15: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789...  · Web viewNasruddin*, Moh. Yoenus Osman*, Wiwik Wahidah Osman ...Gedung Kuliah Bersama ini merupakan salah satu

NILAI KUMULATIF JENIS KONDISI BERDASARKAN DATA LUMINANSI LANGIT DENGAN RASIO AWAN DAN LAMA PENYINARAN MATAHARI DI MAKASSAR

CUMULATIF VALUE OF SKY CONDITION BASED ON ILLUMINANCE DATA MEASUREMENT BY CLOUD RATIO AND SUNSHINE DURATION METHODS IN MAKASSAR

Muhammad Ramli Rahim, Triyatni Martosenjoyo, Husni Kuruseng, Samsuddin AminFakultas/Jurusan : Teknik/Arsitektur

ABSTRAK :Dalam upaya ikut serta berpartisipasi dalam IDMP dan mengumpulkan data di daerah tropik yang hingga saat ini masih sangat terbatas, sebuah stasiun pengukuran data iluminansi dan radiasi surya telah didirikan di Makassar dan telah beroperasi sejak Januari 1995 hingga tahun 2000. Selanjutnya pengukuran data cahaya langsung (global illumince) dan cahaya pantul (difuse illuminance) dilanjutkan kembali mulai April 2010 bekerjasama dengan Universitas Hong Kong. Penelitian direncanakan dalam waktu 3 tahun, dimana pada tahun I (2012) meliputi: Analisis karakteristik luminansi berdasarkan fluktuasi harian, bulanan dan tahunan yang diklasifikasikan sesuai jenis kondisi langit berdasarkan metode rasio awan dan lama penyinaran matahari. Hasil analisis kondisi langit dengan metode rasio awan untuk data luminansi tahun 1995-2000 selama 2.076 hari pengukuran diperoleh rekapitulasi rasio awan untuk jenis kondisi langit cerah, berawan, dan mendung adalah masing-masing sebesar: 15.32%, 69.80%, dan 14.88% atau 318, 1.449, dan 309 hari. Selanjutnya, hasil analisis kondisi langit dengan metode rasio awan diperoleh rekapitulasi rasio awan bulan Mei - Oktober 2010 selama 143 hari pengukuran untuk jenis kondisi langit cerah, berawan, dan mendung adalah masing-masing sebesar: 8.39%, 74.83%, dan 16.78% atau 12, 107, dan 24 hari. Hasil analisis kondisi langit dengan metode lama penyinaran matahari untuk data luminansi tahun 1995-2000 selama 2.076 hari pengukuran (m = 67.6%) diperoleh rekapitulasi rasio awan untuk jenis kondisi langit cerah, berawan, dan mendung adalah masing-masing sebesar: 9.44%, 76.89%, dan 13.67%. Sementara, dari hasil analisis kondisi langit dengan metode lama penyinaran matahari untuk data luminansi bulan Mei - Oktober 2010 selama 143 hari (m = 61.0%) pengukuran untuk jenis kondisi langit cerah, berawan, dan mendung adalah masing-masing sebesar: 7.81%, 74.82%, dan 17.73%. Perbandingan hasil analisis dan perhitungan dari kedua metode menunjukkan perbedaan yang relatif kecil Pada metode rasio awan terdapat perbedaan masing-masing sebesar: 6.93% pada kondisi langit cerah, 5.03% pada kondisi langit berawan, dan 1,9% pada kondisi langit mendung. Selanjutnya, pada metode lama penyinaran matahari terdapat perbedaan masing-masing sebesar: 1.63% pada kondisi langit cerah, 2.07% pada kondisi langit berawan, dan 3,7% pada kondisi langit mendung.Hal tersebut disebabkan oleh perbedaan periode data dan gejala perubahan iklim dalam kurun waktu yang dianalisis. Peluang perbedaan yang relatif kecil tersebut diduga karena alat ukur yang digunakan pada stasiun tersebut tidak sama. Secara umum dapat disimpulkan bahwa kedua metode sangat baik untuk analisis penentuan jenis kondisi luminansi langit. Metode rasio awan lebih teliti dalam menghitung jenis kondisi langit harian, bulanan, dan tahunan. Memerlukan hasil pengukuran data luminansi global dan difus secara berkesinambungan. Metode lama penyinaran matahari lebih sederhana dan praktis untuk menghitung jenis kondisi langit bulanan dan tahunan karena hanya memerlukan data lama penyinaran matahari dari stasiun terdekat

Kata Kunci: Kondisi langit, luminansi global, luminansi difus, rasio awan. dan lama penyinaran matahariABSTRACT :In an effort to join and participate in IDMP and collect data in the tropical area that is very limited, the illumination data measurement and sun radiation station has been established in Makassar and operated since January 1995 until 2000. Further, the measurement data of global illumination and diffuse illumination continued on April 2010 collaborate with Hong Kong University. The research planned within 3 years, in the first year (2012) involve : Luminance Characteristic Analysis by Daily, Monthly, and Yearly Fluctuations which classified by the type of sky condition based on cloud ratio method and time range of sunshine. The result of sky condition analysis by cloud ratio method for luminance data in 1995-2000 during 2.076 measurement days obtainable cloud ratio recapitulation for each clear sky, cloudy sky, and overcast sky are : 15.32%, 69.80%, and 14.88% or 318, 1.449, and 309 days. Further, the result of sky condition analysis by cloud ratio method obtainable cloud ratio recapitulation in May – October 2010 during 143 measurement

Page 16: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789...  · Web viewNasruddin*, Moh. Yoenus Osman*, Wiwik Wahidah Osman ...Gedung Kuliah Bersama ini merupakan salah satu

days for each clear sky condition, cloudy sky, and overcast sky are : 8.39%, 74.83%, and 16.78% or 12, 107, and 24 days. The result of sky condition analysis by time range of sunshine method for luminance data in 1995-2000 during 2.076 measurement days ( m = 67.6%) obtainable cloud ratio recapitulation for eachσ clear sky condition, cloudy, and overcast sky are : 9.44%, 76.89%, and 13.67%. While, from the result of sky condition analysis by time range of sunshine method for luminance data in May-October 2010 during 143 measurement days ( m = 61.0%) for each clear sky, cloudy, and overcast sky are : 7.81%, 74.82%, andσ 17.73%. Analysis result comparison and both of method calculation indicated small relatively difference. There are differences in each cloud ratio method as big as : 6.93% on clear sky condition, 5.03% on cloudy sky condition, and 1.9% on overcast sky condition. Further, on time range of sunshine method there are differences in each as big as : 1.63%, on clear sky condition, 2.07% on cloudy sky condition, and 3.7% on overcast sky condition.It caused by the data period difference and climate change indication during analyzed times. That small relatively difference chance suspected by measuring instruments that has been used on the station is not same. Generally it can be concluded that both of methods are very good for determination analytical of sky luminance condition. Cloud ratio method is more accurate within calculating the type of sky condition in daily, monthly, and yearly. Requires measurement result of the global and diffuse luminance data in sustainable. Time range of sunshine method is simpler and practical to calculating the type of monthly and yearly sky condition because only requires time range of sunshine data from the nearest station.

Keyword: Sky condition, global luminance, diffuse luminance, cloud ratio, and time range of sunshine

Page 17: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789...  · Web viewNasruddin*, Moh. Yoenus Osman*, Wiwik Wahidah Osman ...Gedung Kuliah Bersama ini merupakan salah satu

TINJAUAN TATA BANGUNAN PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN DENGAN KONSEP GREEN RIVER PADA DAERAH ALIRAN SUNGAI PAMPANG KOTA MAKASSAR

REVIEW PROCEDURES FOR BUILDING HOUSING AND SETTLEMENT WITH THE CONCEPT OF GREEN RIVER FLOWING RIVER PAMPANG AREA MAKASSAR CITY

Victor Sampebulu’, Louis Santoso, Yusni Mustari, Suriana La Tanrang

Fakultas/Jurusan : Teknik/Arsitektur

ABSTRAK :Sungai tidak hanya merupakan sarana transportasi yang menghubungkan satu daerah dengan daerah-daerah lain, tetapi juga merupakan sumber daya alam yang sangat dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari. Artinya, secara kultur masyarakat sangat dekat dengan sungai dan sulit dipisahkan dengan sungai. Akibatnya ketika lahan di kota menjadi sesuatu yang mahal, orang-orang pun melirik daerah bantaran sungai yang membentang di sepanjang kota untuk dijadikan tempat tinggal dan letaknya pun berada di koridor tepian sungai. Perkembangan perumahan dan permukiman yang sangat pesat sering kurang terkendali dan tidak sesuai dengan rencana tata ruang dan konsep pembangunan yang berkelanjutan, mengakibatkan banyak kawasan-kawasan rendah yang semula berfungsi sebagai tempat parkir air dan bantaran sungai telah berubah menjadi daerah permukiman yang dihuni penduduk. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi tata bangunan terhadap konsep pengembangan Green River pada kawasan perumahan dan permukiman yang cocok diterapkan di Kelurahan Pampang. Penelitian ini dilakukan dengan beberapa kajian pustaka sebagai landasan untuk mengidentifikasi indikator dari tata bangunan dan konsep Green River, serta landasan-landasan untuk rekomendasi yang akan disarankan. Variabel – variabel yang digunakan akan dianalisis dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Dari hasil analisis diperoleh bahwa Kondisi Koefisien Dasar Bangunan, Koefisien Lantai Bangunan dan Koefisien Dasar Hijau di Kelurahan Pampang belum seluruhnya sesuai dengan standar penataan yang ditetapkan oleh Kementerian Pekerjaan Umum pada aspek tata bangunan dan sebagian besar masyarakat belum menerapkan konsep Green River baik dalam skala mikro maupun makro. Konsep Green River meliputi lima aspek kajian utama yaitu transportasi ramah lingkungan, energy ramah lingkungan, pengelolaan air ramah lingkungan, pengelolaan sampah ramah lingkungan dan bentuk penghijauan. Akan tetapi masyarakat setuju dengan konsep Green river. Sehingga direkomendasikan alternatif pengembangan konsep green river pampang.

Kata Kunci: Tata Bangunan, Konsep Green River, Perumahan dan Permukiman, Kelurahan Pampang.

ABSTRACT :The river is not only a means of transport that connects the region with other regions, but also a natural resource that is needed in daily life. That is the culture of the community is very close to the river and the river is difficult to separate. As a result, when the land in the city to be something expensive, people also looked at areas along the river that runs along the city to be a place to stay and its location was located on the banks of the river corridor. Housing and residential developments are very rapid and often poorly controlled in accordance with the spatial planning and sustainable development concept, resulting in many low areas which originally served as a water park and along the river has turned into a populated residential area. This study aims to identify the layout of buildings on the concept of Green River on the development of residential areas and settlements are suitable to be applied in the Village Pampang. The research was carried out by several studies literature as a basis for identifying indicators of urban design and the concept of Green River, as well as the foundations for the recommendations to be advised. Variables used will be analyzed using quantitative and qualitative approaches. From the results obtained that Basic Building Coefficient, the Coefficient of the Floor of the Building, Green Base Coefficient in the Village Pampang not entirely in accordance with standards established by the arrangement of the Ministry of Public Works on aspects of the building and most people have not applied the concept of Green River in both the micro and macro scale. The concept of Green River explore five main aspect that is Green Transportation, Green Energy, Green Water, Green Waste adng Green Design. However, the public agrees with the concept of Green river. Therefore recommended that an alternative development concept broad Green River Pampang

Page 18: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789...  · Web viewNasruddin*, Moh. Yoenus Osman*, Wiwik Wahidah Osman ...Gedung Kuliah Bersama ini merupakan salah satu

Keyword: Administration Building, the concept of Green River, Residential and Settlements, Village Pampang

Page 19: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789...  · Web viewNasruddin*, Moh. Yoenus Osman*, Wiwik Wahidah Osman ...Gedung Kuliah Bersama ini merupakan salah satu

KENYAMANAN TERMAL GEDUNG KULIAH BERSAMA KAMPUS BARU FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN

Baharuddin1, Muhammad Taufik Ishak1, Syarif Beddu1 & M. Yahya1

Fakultas/Jurusan : Teknik/Arsitektur

ABSTRAK :Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi kenyamanan termal Gedung Kuliah Bersama Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin yang berlokasi di Kampus Unhas Gowa. Gedung Kuliah Bersama ini merupakan salah satu bagian dari pembangunan kampus baru Fakultas Teknik yang memuat 81 ruang kuliah dan tiga ruang laboratorium dasar, serta ruang-ruang penunjang, seperti ruang dosen dan asisten, lobby, musallah, dan toilet. Dari 81 ruang kelas yang ada, hanya empat ruang dilengkapi dengan pengkondisian udara buatan (AC). Pada tahap penelitian awal ini, pengumpulan data dilakukan dengan melakukan pengukuran beberapa variabel kenyamanan termal yang meliputi: temperatur, kelembaban udara dan angin. Terpilih dua ruangan yang dijadikan sampel untuk pengukuran yaitu ruang kelas yang berada di lantai 1/F dan lobby di lantai G/F. Selain itu dipilih juga dua ruang kelas untuk survei respon pengguna terhadap kenyamanan termal ruangan. Hasil pengukuran di dua titik di daerah lobby menunjukkan bahwa rata-rata temperatur berada di atas zona nyaman. Hasil yang sama juga diperoleh pada pengukuran yang dilakukan di bagian tengah ruang kelas. Temperatur tertinggi terjadi pada jam 15.00-15.30. Setelah jam 15.30, temperatur turun, namun tetap berada di atas zona nyaman. Hasil pengukuran kelembaban relatif menunjukkan rata-rata sekitar 50%. Hal ini menunjukkan bahwa kondisi udara agak kering, yang disebabkan oleh tingginya temperatur luar yang mencapai 34oC. Pada saat pengukuran arah angin didominasi oleh angin barat dengan kecepatan yang tiba di bagian selatan bangunan adalah sekitar 2 m/detik. Namun angin ini tidak menyebabkan terjadinya aliran udara dalam ruangan. Hasil survei tentang pendapat pengguna terhadap kualitas kenyamanan termal di dua ruang kelas pada umumnya pengguna (mahasiswa dan dosen) merasakan ketidaknyamanan yang disebabkan oleh tingginya temperatur udara dan tidak adanya aliran udara dalam ruangan. Hal ini terutama dirasakan pada waktu siang, setelah jam 12 siang.

Kata Kunci: Kenyamanan termal, ruang kuliah bersama, temperatur, kelembaban relatif

Page 20: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789...  · Web viewNasruddin*, Moh. Yoenus Osman*, Wiwik Wahidah Osman ...Gedung Kuliah Bersama ini merupakan salah satu

PRINSIP TATANAN KOTA PANTAI BERBASIS KEARIFAN LOKAL:STUDI KASUS KOTA MAKASSAR

LOCAL WISDOM AS A GUIDE TO CITY SPATIAL PLANNING: CASE STUDI MAKASSAR CITY

Arifuddin Akil. Ananto Yudono. Ihsan dan Abdul Mufti RadjaFakultas/Jurusan : Teknik/Arsitektur

ABSTRAK :Studi ini bertujuan untuk mengidentifikasi kearifan local budaya Bugis-Makassar yang tumbuh - berkembang di kawasan permukiman sepanjang pesisir kota Makassar. Studi ini dimaksudkan untuk mempertajam standar dan pedoman penataan kota pantai yang efektif dalam membangun paradigm stakeholder tentang kajian kearifan local sesuai dinamika perkembangan Ipteks modern, sebagai landasan berfikir, pengambilan keputusan dalam penataan dan pemanfaatan ruang kota pantai. Studiinibermanfaatbagipembangunanmodel kotapantai yang berbasis pada konstruksi terpadu antara kearifan lokal dan perkembangan ipteks. Studi ini berupaya menyelesaikan kajian eksploratif tentang kearifan local budaya Bugis- Makassar yang tumbuh berkembang pada masa lalu, serta kondisi social budaya yang berkembang saat ini di kawasan permukiman sepanjang pesisir kota Makassar. Metode yang digunakan adalah triangle analyses berupa analisis lintas hasil kajian literatur, wawancara mendalam tokoh masyarakat, dan observasi morfologi social budaya dan fisik di wilayah penelitian. Studi ini menemukan bahwa masyarakat Bugis-Makassar memiliki kearifan lokal yang berbasis pada nilai-nilai budaya, kosmologi, dan filosofi yang dipahami secara turun temurun hingga kini. Implementasi nilai-nilai kearifan lokal yang masih tetap eksis di Kota Makassar ini berpengaruh terhadap tatanan wilayah yang lebih makro. Beberapa kearifan lokal masyarakat Bugis-Makassar yang hingga kini diidentifikasi termanifestasi di dalam wujud Kota Makassar berupa: pola jalan, bentuk bangunan, dan orientasi bangunan.

Kata Kunci: Kota pantai, kearifan lokal, Makassar

ABSTRACT :This study aims to identify of the local wisdom of the Buginese-Makassarese culture who grew up in the settlements along the coastal area of Makassar City. It is intended to sharpen the standard and guidance of the coastal city planning which will become more effective in shaping the paradigm of the stakeholder about the urgency of the local wisdom study in its coexistence with the dynamic development of the modern science, technology and art, as the basis of thinking, decision making, and attitude toward planning and utilizingin coastal city. This research is useful for the development of coastal city planning model based on an integrated construction of the local wisdom and development of the science, technology and art. This study tried to solve the exploration studies of the local wisdom of the Buginese-Makassarese culture that emerged and developed in the old times, also the socio-cultural condition which develop in residence area along the shore of Makassar City. The method of the research is triangle analysis in form of cross literature study analysis, deep interview with the notable local figure, and morphological observation of socio-cultural, and physical in the research area. The study found out that the Buginese-Makassaresecommunity have their own local wisdom based on cultural, cosmological, and philosophical values which are understood through generations and lasted until now.The implementation of the existed local wisdom values in Makassar city has affected the larger region/zone planning. Some of the identified local wisdom of Buginese-Makassarese community is identified manifest in the form of Makassar City, especially: the road pattern, the building shape, and the building orientation.

Keyword: Coastal city, local wisdom, Makassar

Page 21: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789...  · Web viewNasruddin*, Moh. Yoenus Osman*, Wiwik Wahidah Osman ...Gedung Kuliah Bersama ini merupakan salah satu

KONSERVASI KAWASAN TUA TERHADAP PERKEMBANGAN SARANA PELAYANAN PARIWISATA DI KOTA MAKASSAR

OLD DISTRICT CONSERVATION ON URBAN TOURISM FACILITIES DEVELOPMENT IN MAKASSAR

Bambang Heryanto, Isfa Sastrawati, Marly Valenti, Syahriana SyamFakultas/Jurusan : Teknik/Arsitektur

ABSTRAK :Penelitian ini merupakan tahap pertama dari penelitian yang terdiri dari tiga tahap untuk mengembangkan suatu manajemen konservasi pengembangan sarana pariwisata kota di kawasan kota tua di Makassar. Tahap-tahap penelitiannya adalah sebagai berikut: Pertama, mengidentifikasi perkembangan sarana pariwisata kota di kawsan kota tua; Kedua, menganalisis pengaruh perkembangan sarana pariwisata di kawasan kota tua; Ketiga, mengembangkan manajemen konservasi di kawasan kota tua terhadap perkembangan sarana pariwisata kota. Pengembangan kawasan wisata di daerah perkotaan akan berhasil bila sarana pelayanan wisata tersedia untuk memenuhi kebutuhan wisatawan, seperti hotel, gedung atau ruang konvensi, restoran, kafe, toko suvenir, agen perjalanan, dan sarana lainnya. Perkembangan keberadaan bangunan yang melayani kegiatan pariwisata diperkotaan, akhir-akhir ini telah merubah pola spasial kota Makassar, terutama di kawasan kota tua. Fenomena spasial yang terjadi di kawasan kota tua, yang merupakan salah satu pusaka kota,perlu dikaji untuk untuk mengembangan suatu manajemen konservasi yang meliputi aspek sosial, prilaku dan fisik atau aspek visual kota. Tujuan tahap pertama penelitian adalah adalah mengidentifikasi perkembangan sarana pariwisata di kawasan kota tua. Hasil penelitaian tahap pertama adalah data dasar untuk penelitian selanjutnya. Metodologi yang digunakan dalam penelitian tahap pertama ini adalah pengamatan lapangan dan pengambilan data secara langsung untuk mengidentifikasi sarana pelayanan pariwisata. Sarana pelayanan pariwisata yang diamati antara lain adalah hotel, restoran, toko retail, toko cinderamata, kafe, karaoke, agen perjalanan, dan lain-lainnya. Unit analisis yang digunakan untuk mengidentifikasi perubahan pola spasial adalah dari perkembangan kegiatan pariwisata adalah jenis bangunan, perubahan fungsi atau kegiatan, lokasi bangunan, jarak terhadap sarana pelayanan kota, karakteristik bangunan. Hasil penelitian menemukan bahwa sarana kegiatan pariwisata di kawasan koata tua didominasi oleh restoran, toko retail, dan toko cinderamata. Data dasar dari hasil analisis menunjukkan terjadinya perubahan jenis bangunan, fungsi bangunan, jarak dari sarana pelayanan kota, karakteristik bangunan, pola spasial sarana pelayanan pariwisata di kawasan kota tua.

Kata kunci: pariwista kota, sarana pariwisata, kawasan kota tua, perubahan spasial, konservasi kota

ABSTRACT :This research identifies the develolpement of urban tourism facilities in the old district. The research is the first stage of exploration researches to establish conservation management of urban tourism facilities development in the old district of Makassar. The stages of this research are as follows: First, to identify the development of tourism facilities on old district; Second, to analyze the spatial influence of tourism facilities development on old district; Third, to set up conservation management in old district. Tourism activities, particularly in urban tourism, need various facilities to accomadate the needs of travellers. Hotel, convention venue, restaurant, café, souvenir shop, travel, agents, and many others are several facilities that support tourism activities in the urban areas. The rapid development pace of globalization has influenced urban tourism activities. In concomitant with the increasing visitor trips to Indonesian cities, the numbers of tourism facilities are growing as well. Makassar has experienced such phenomenon as one of tourist destination in Indonesia. The growing number of buildings that facilitate urban tourism actictivities in the last decades has changed social behavior and the spatial pattern of the city, especially in the old district. The objective of the first stage of this research is to identify the development tourism facilities in one of old district of Makassar. The method that was used in the first research is field observation to identify buildings that facilitates tourism activities. Tourism facilities that have been observed are hotels, restaurants, retail shop, souvenir shop, travel agents, cafes, karaokes, and others. Unit analysis that were used to identify the changes due to urban tourism development activities are building types, functional changes, building locations, distance from urban amenities, and building characteristics. The research found that tourism facilities in the old district were

Page 22: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789...  · Web viewNasruddin*, Moh. Yoenus Osman*, Wiwik Wahidah Osman ...Gedung Kuliah Bersama ini merupakan salah satu

dominated by restaurant, retail shops, and souvenir shops. The research finding in the first stages constitutes data base for the further researches. The data base show the changes in building types, building functions, distance from urban amenities, building characteristics, and spatial pattern of tourism facilities in the old district of Makassar.

Keywords: Urban tourism, tourism facilities, old district, spatial change, urban conservation

Page 23: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789...  · Web viewNasruddin*, Moh. Yoenus Osman*, Wiwik Wahidah Osman ...Gedung Kuliah Bersama ini merupakan salah satu

ASESMEN VISUAL WISATA SUSUR PANTAI MAKASSAR

(VISUAL ASSESSMEN ON MAKASSAR COASTAL CRUISE TOURISM)

Slamet TrisutomoFakultas/Jurusan : Teknik/Arsitektur

ABSTRAK :Kota Makassar sebagai kota tepi air memiliki obyek wisata yang potensial. Sejauh ini wisata pantai masih berfokus pada sisi darat, padahal dari sisi laut, potensi menarik pantai tersebut dapat dikembangkan menjadi obyek wisata susur pantai (cruise tourism). Wisata susur pantai adalah kegiatan menikmati keindahan dan keunikan obyek-obyek yang ada di sepanjang pantai dari sisi laut dengan cara berlayar menyusuri pantai. Penelitian ini adalah langkah awal perencanaan (preliminary planning) bertujuan melakukan asesmen visual terhadap sejumlah obyek untuk menentukan kelayakannya sebagai obyek wisata susur pantai. Pada penelitian pendahuluan, 10 obyek terpilih yaitu Barombong, Tanjung Bayang, Akkarena, Trans Studio, Mesjid Terapung, Anjungan Losari, Pantai Gapura, Pelabuhan Soekarno-Hatta, Depo Pertamina, dan Pelabuhan TradisionalPaotere. Sebanyak 20 responden yang terpilih sebagai asesor yang diajak berlayar sepanjang pantai dan memberikan asesmen secara langsung terhadap 10 obyek-tersebut; 30 responden lainnya memberikan asesmen secara tidak langsung dengan cara meilhat foto-foto obyek yang sama. Sepuluh parameter digunakan untuk memberikan asesmen secara visual yaitu kebersihan perairan, keindahan pesisir, sempadan sebagai ruang publik, vegetasi dan lansekap, harmoni warna, kesejukan pemandangan, suasana lingkungan, keunikan, penanda, dan keramaian pengunjung. Asesmen dilakukan dengan memberikan skor antara 1 sampai 5 terhadap setiap parameter. Hasil penelitian menunjukkan skor gabungan semua parameter asesmen langsung dan tidak langsung masing-masing obyek ialah Barombong (2,99); Tanjung Bayang (3,40), Akkarena (3,96), Trans Studio (2,97), Mesjid Terapung (2,74), Anjungan Losari (2,93), Pantai Gapura (2,91), Pelabuhan Soekarno-Hatta (2,47), Depo Pertamina (2,45) dan Pelabuhan Tradisional Paotere (2,90). Dengan menentukan passing grade 2,5 maka hanya Pelabuhan Soekarno-Hatta dan Depo Pertamina yang tidak memenuhi syarat kelayakan sebagai obyek susur pantai. Penelitian ini juga merekomendasikan perencanaan lanjutan meliputi perencanaan zonasi pesisir, infrastruktur wisata susur pantai, perencanaan kapalpesiar, dan manajemen operasional wisata. Kata kunci: Wisata pesisir, susur pantai, Makassar

ABSTRACT :Makassar as a waterfront city has a lot of tourism potential objects or sites. So far the tourism development is still focused on the land side. From the view of the seaside, the objects at the beach actually have potential to be developed into a coastal cruise tourism. Coastal cruise tourism is activity by sailing along the coast to enjoy the beauty and uniqueness of the objects. This is a preliminary planning, aims to conduct a visual assessment on a number of object to determine wether it is feasible to be as coastal cruise tourism objects. In the preresearch, 10 objects are selected namely Barombong, Tanjung Bayang, Akkarena, Trans Studio, Masjid Terapung, Anjungan Losari, Pantai Gapura, Port of Soekarno-Hatta, Depo Pertamina, and Traditional Port Paotere. A total of 20 respondents were selected as assessors who were invited to sail along the coast and to provide a direct assessment on the 10 objects; 30 respondents were selected to give an indirect assessment by on photographs of the 10 objects. Ten parameters were applied to assess visually. Those are the cleanliness of the water, the beauty of the coastalens as a public space, the existence of vegetation and landscape, color harmony, cool scenery, atmosphere, uniquenessof sites, landmarks, and the visitors. Assessment was done by giving a score between 1 and 5 for each parameter. The finding shows a combined score all parameters direct and indirect assessment of each object is Barombong (2.99); Tanjung Bayang (3.40), Akkarena (3.96), Trans Studio (2.97), Masjid Terapung ( 2.74), Anjungan Losari (2.93), Pantai Gapura (2.91), the Port of Soekarno-Hatta (2.47), Depo Pertamina (2.45) and the Port of Traditional Paotere (2.90). By applying the passing grade at 2.5, 8 objects meet the requirements while Ports Soekarno-Hatta and Depo Pertamina do not meet them. The study also recommends further

Page 24: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789...  · Web viewNasruddin*, Moh. Yoenus Osman*, Wiwik Wahidah Osman ...Gedung Kuliah Bersama ini merupakan salah satu

planning includes planning of coastal zone, coastal fringe of the tourist infrastructure, boat, and the planning and operational management.

Keywords: Coastal tourism, cruise tourism, Makassar

Page 25: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789...  · Web viewNasruddin*, Moh. Yoenus Osman*, Wiwik Wahidah Osman ...Gedung Kuliah Bersama ini merupakan salah satu

OPTIMASI PERANCANGAN KAPAL PENYEBERANGAN DI KAWASAN TIMUR INDONESIA

(OPTIMIZATION OF SHIP DESIGN FOR FERRY SERVING IN EASTERN PART OF INDONESIA)

Ganding Sitepu 1, Andi Sitti Chaerunnisa1, Sunarto1, Hamzah1 A. Dirga Noegraha2, Mansur Yahya2

Fakultas/Jurusan : Teknik/Perkapalan

ABSTRAK :Tulisan ini memberikan gambaran kondisi sarana transportasi penyeberangan antar pulau di Kawasan Timur Indonesia. Optimalisasi kapal penyeberangan perlu dilakukan untuk memenuhi kondisi pertumbuhan permintaan jasa transportasi laut yang terus meningkat. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian berdasarkan prosedur desain dan kuantifikasi untuk mengukur variabel penelitian melalui seleksi dan desain struktur data. Penelitian ini bertujuan menjabarkan batasan dalam mengoptimalisasi perancangan kapal penyeberangan serta menyusun konsep yang tergambar dalam suatu bagan alir. Dari indentifikasi masalah terhadap kondisi permintaan pada beberapa lintasan penyeberangan di KTI, ditemukan fungsi objektif optimalisasi yaitu meminimalkan biaya operasional kapal dengan mempertimbangkan batasan dan kriteria optimaliasasi. Batasan (constraints) geometri dalam optimalisasi meliputi rasio perbandingan variabel desain (Loa/B, Loa/H, B/T dan H/T), Froude number (Fn), koefisien blok (CB), berat kapal, stabilitas, lambung timbul, dan periode oleng.

Kata kunci: Kawasan Timur Indonesia, optimalisasi, kapal penyeberangan

ABSTRACT :This paper gives an overview of the condition of marine transportation crossing inter island in eastern Indonesia. Optimization of ships crossing is necessary to meet the conditions of the growing demand of marine transportation services continues to increase. The study used a design-based research and quantification procedures to measure the research variables through the selection and design of data structures. This study aims to describe the constraints in optimizing the design of ships crossing and arrange concept which depicted in a flow chart. From the identification of the problem of the demand condition on some crossing track on KTI, it was found that the objective function optimization is minimize operational cost by considering the constraints and criteria optimization. Geometry constraints in the optimization process includes variable ratio design (Loa/B, Loa/H, B/T and H/T), Froude number (Fn), block coefficient (CB), ship weight, stability, freeboard, and rolling period.

Keywords: Eastern Indonesia, optimization, ships crossing

Page 26: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789...  · Web viewNasruddin*, Moh. Yoenus Osman*, Wiwik Wahidah Osman ...Gedung Kuliah Bersama ini merupakan salah satu

SIMULASI GERAK HEAVING DAN PITCHING KAPAL FERI MENGGUNAKAN METODE EULERIAN SCHEME DENGAN LAGRANGIAN PARTICLE

NUMERICAL SIMULATION ON HYDROELASTIC BEHAVIORS OF A SHIP CAUSED BY WATER IMPACT USING EULERIAN SCHEME WITH LAGRANGIAN PARTICLE

Suandar Baso*, Syamsul Asri*, Rosmani*, Wawan Sayuti*, Ardiansyah Dahlan*

Fakultas/Jurusan : Teknik/Perkapalan

ABSTRAK :Banyaknya kasus ketenggelaman kapal Feri penyeberangan menjadi perhatian penting saat ini. Kelemahan yang ada yakni masih adanya kekurangan bagaimana kapal Feri didisain dengan mempertimbangan kondisi pelayaran dan menggunakan metode yang tepat. Studi ini dilakukan untuk memprediksi gerak heave dan pitch kapal Feri penyeberangan di gelombang nonlinear dengan menggunakan metode Eulerian Scheme with Lagrangian Particle. Hasil simulasi numerik menunjukkan bahwa perbandingan time history dari elevasi

gelombang hasil numerik dengan teori cukup stabil. Selanjutnya, maksimum nilai volume error |7 . 6×10−2|%

dan rata-rata |7 . 31×10−3|% , ini menunjukkan bahwa numerical wave tank stabil dan dapat mengkonservasi volume air sangat baik. Tendensi dan konsitensi hasil numerik sama dengan hasil dari Strip theory. Hasil gerak heave hasil numerik untuk Hw/L= 0.02 dan 0.75 pada L<0.5 tidak terlalu signifikan berbeda dibandingkan dengan hasil Strip theoy, namun pada kondisi L ≥ 0.5 menunjukkan nondimensional heave untuk Hw/L= 0.02 lebih kecil daripada Hw/L= 0.75. Nondimensional gerak pitch Hw/L=0.02 dan 0.75 di sepanjang L menunjukkan hasil numerik lebih besar dibandingkan dengan hasil Strip theory. Selain itu pula, nilai nondimesional gerak pitch untuk Hw/L=0.02 lebih kecil dari nilai Hw/L= 0.75.

ABSTRACT :Hydrodynamic and hydroelastic effects on a ship are important considerations in ship design. Therefore, we developed our numerical method, Eulerian scheme with Lagrangian particle, to investigate hydrodynamic and hydroelastic effects on a ship. Our developed numerical method was applied to ship slamming in heading regular wave. Some phenomena were recorded clearly using our developed method such as bow flare slamming, bottom slamming and water on deck. Then, the maximum pressures increase with increasing wave length at all poin whereas they decrease gradually when Lpp is greater than one. The highest impulsive pressure was measured at bow flare of the ship when Lpp is equal to 1.0. Higher speed and elastic deformation of the ship contribute more largely amplitude for the heave and pitch motions.

Keywords: Ship hydroelastic, ship slamming, grid based method, particle based method

Page 27: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789...  · Web viewNasruddin*, Moh. Yoenus Osman*, Wiwik Wahidah Osman ...Gedung Kuliah Bersama ini merupakan salah satu

PENGGUNAAN CITRA SATELIT UNTUK ANALISIS PENGARUH BANGUNAN PANTAI TERHADAP PERTUMBUHAN MANGROVE

Sabaruddin Rahman1), Daeng Paroka1), Syahrir Husain1) dan Chairul Paotonan1)

Fakultas/Jurusan : Teknik/Teknik Kelautan

ABSTRAK :Perubahan garis terluar hutan mangrove di kelurahan Untia, Makassar dianalisis menggunakan peta digital Google Earth tahun 2001, 2007, 2009 dan 2010 dan citra Satelit Landsat 7 ETM+ tahun 1990, 2000 dan 2012. Data tersebut digunakan untuk mengetahui pengaruh bangunan pantai terhadap pertumbuhan hutan mangrove di kelurahan Untia, Makassar. Pengukuran di lapangan menunjukkan kesesuaian yang akurat antara kondisi di lapangan dan data peta digital Google Earth. Hasil analisis menunjukkan bahwa posisi garis terluar hutan mangrove mengalami kemajuan di daerah downstream single groin. Sementara di daerah upstream, pertumbuhannya lebih lambat, bahkan terjadi kemunduran di satu titik. Pertumbuhan mangrove tersebut merupakan dampak positif dari bangunan pantai (single groin) yang dibangun pada tahun 2006. Keberadaan bangunan mengakibatkan gelombang terdifraksi di daerah downstream sehingga mengendapkan sedimen di daerah tersebut dengan butiran sedimen yang relatif halus. Selain itu, pulau yang berada di ujung bangunan memiliki peranan penting terhadap pertumbuhan mangrove.

Page 28: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789...  · Web viewNasruddin*, Moh. Yoenus Osman*, Wiwik Wahidah Osman ...Gedung Kuliah Bersama ini merupakan salah satu

SMART MATERIAL DARI RAMIE UNTUK BANGUNAN KAPAL NELAYAN

(rasio epoksi resin-epoksi hardener dan kekuatan benang rami)

SMART MATERIALS FROM RAMIE FOR FISHERMEN SHIP (ratio of epoxy resin-hardener epoxy and ramie yarn strength)

Zulkifli Djafar , Effendi Arif, Nasruddin Aziz, Machmud Syam, Noor Umar

Fakultas/Jurusan : Teknik/Mesin

ABSTRAK :Matrik suatu komposit sangat berperan dalam mendistribusi beban untuk menentukan sifat mekanis dari suatu komposit dimana rasio perbandingan katalis matrik (epoksi resin-epoksi hardener) sangat mempengaruhi sifat mekanik material komposit. Tujuan penelitian ini menghitung rasio perbandingan epoksi resin-epoksi hardener terhadap sifat kekuatan tarik, kekuatan bending dan kekuatan impak serta menghitung kekuatan tarik, kekuatan gosok dan kekuatan puntiran dari benang rami. Metode pengujian yang digunakan untuk matrik adalah uji kekuatan tarik, kekuatan bending dan kekuatan Impak berdasarkan standar ASTM D638-02 type I, standar ASTM D790-02 dan ASTM D5942-96 dengan model flatwise impact dan untuk pengujian benang rami sesuai standar SNI. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rasio perbandingan matrik epoksi resin dan epoksi hardener dipilih perbandingan 60 – 40 karena memiliki sifat kekuatan tarik, modulus elastis bending dan energi serap impak maksimum yaitu masing-masing sebesar σt = 56,5357 Mpa, Eb = 25,8967 Gpa dan ES = 0,5967 Joule. Untuk benang rami type S 12/3 pada pengujian kekuatan tarik, kekuatan gosok dan kekuatan puntir diperoleh nilai maksimum masing-masing sebesar σtbr = 1830 gram gaya, 1415 gosokan dan 97 buah puntiran sedangkan nilai minimum masing-masing sebesar σtbr = 1450 gram gaya, 830 gosokan dan 94 buah puntiran. Kata kunci: Epoksi resin, epoksi hardener, kekuatan tarik, kekuatan bending, kekuatan impak, kekuatan

puntir dan kekuatan gosok

ABSTRACT :A composite matrix was instrumental in distributing the load to determine the mechanical properties of a composite in which the ratio of the catalyst matrix (epoxy resin-hardener epoxy) greatly affect the mechanical properties of composite materials. The purpose of this study to calculate the ratio of epoxy resin-hardener epoxy to the properties of tensile strength, bending strength and impact strength and tensile strength count, rubbing strength and torsion strength of ramie yarn. Test methods used to test matrix is tensile strength, bending strength and Impact strength by ASTM D638-02 Type I, ASTM D790-02 and ASTM D5942-96 with flatwise impact models and for testing according to the standard ISO ramie yarn. The results showed that the ratio of the matrix epoxy resin and epoxy hardener selected comparison 60-40 because it has properties tensile strength, bending elastic modulus and maximum impact energy absorption that amounted σt = 56.5357 MPa, Eb = 25.8967 GPa and ES = 0.5967 Joule. For ramie yarn type S 12/3 on the tensile strength testing, strength and torsional strength rub obtained maximum value respectively σtbr = 1830 gram force, polishing 1415 and 97 pieces of twist while the minimum value respectively σtbr = 1450 grams of force, 830 strokes and 94 pieces of torsion.

Keywords: Epoxy resin, epoxy hardener, tensile strength, bending strength, impact strength, torsional strength and power scrub

Page 29: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789...  · Web viewNasruddin*, Moh. Yoenus Osman*, Wiwik Wahidah Osman ...Gedung Kuliah Bersama ini merupakan salah satu

PRESTASI GENERATOR TERMOELEKTRIK DENGAN MEMANFAATKAN ENERGI KALOR BUANGAN BOHLAM HALOGEN

Zuryati Djafar1,*

, Wahyu H. Piarah1

, Nandy Putra2,

Raldi A. Koestoer2

Fakultas/Jurusan : Teknik/Mesin2Departmen Teknik Mesin , Fakultas Teknik Universitas Indonesia, Kampus Baru UI, Depok

16424, Indonesia e-mail: [email protected]

ABSTRAK :Modul termoelektrik (TE) merupakan perangkat termo elemen yang dapat memanfaatkan panas dan mengubahnya menjadi energi listrik. Sebagai sistem temoelektrik generator, elemen ini tidak berisik, perawatannya mudah, dimensi relatif kecil, ringan dan ramah terhadap lingkungan karena tidak menghasilkan polusi. Pada makalah ini, penelitian dilakukan untuk mengkaji prestasi modul termoelektrik yang digunakan sebagai pembangkit listrik. Pada kajian ini, modul termoelektrik memanfaatkan suhu rendah limbah panas dari sebuah solar cell yang disimulasikan dengan kombinasi sebuah bohlam berdaya 50W dengan sebuah pelat kolektor. Modul TE yang diuji adalah modul tunggal dan ganda dimana untuk ganda digunakan koneksitas Seri Termal, Paralel Termal, Seri Listrik dan Paralel Listrik. Parameter prestasi seperti daya output yang dibangkitkan ditentukan berdasarkan hasil pengukuran beda temperatur dan beda tegangan pada seksi uji serta bantuan beberapa persamaan yang telah ada. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Semakin dekat sumber panas semakin besar pula daya output yang dihasilkan oleh modul termoelektrik. Pembebanan yang memberikan prestasi terbaik terjadi pada beban luar 10Ω. Penggandaan modul termoelektrik akan selalu memberikan peningkatan daya output dan koneksitas yang memberikan prestasi terbaik adalah koneksitas paralel termal.

ABSTRACT :Thermoelectric module (TE) is a thermo-element device that can harness the heat and convert it into electrical energy. As a electrical generator system, thermoelectric has several advantages i.e not noisy, easy maintenance, relatively small, lightweight and environmentally friendly because it does not produce pollution. In this paper, the research about the performance of thermoelectric module that used for electric generator has been done. Thermoelectric modules utilize low temperature waste-heat from a solar cell that simulated with a combination of a 50W bulb and a collector plate. Thermoelectric modules which tested are single and double modules in which for double modules, connectivity Thermal-Series, Thermal-Parallel, Electrical-Series and Electrical-Parallel were used. Parameters of performance such as output power generated are determined by measuring the temperatures difference and the voltages difference at the test module as well as using several equations. The results show that The results showed that the closer the heat source, the greater the output power generated by the thermoelectric module. of loading which gives the best performance occurs at 10Ω. Doubling thermoelectric modules will always provide increased power output and connectivity that gives the best performance is thermal parallel connectivity.

Keywords: Thermoelectric generator, performance, waste heat, heat source

Page 30: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789...  · Web viewNasruddin*, Moh. Yoenus Osman*, Wiwik Wahidah Osman ...Gedung Kuliah Bersama ini merupakan salah satu

KAJI EKSPERIMEN KARAKTERISTIK VIBRATIONAL DAMPING CAPACITY DARI MIKROSTRUKTUR TRANSISI HASIL NATURAL AGING PADUAN AA2024

Hammada Abbas, Hairul Arsyad, Lukmanul Hakim, Syahrier AriefFakultas/Jurusan : Teknik/Mesin

ABSTRAK :Penelitian tentang karakteristik kapasitas redaman getaran paduan AA2024 bertujuan untuk mendapatkan gambaran kemampuan kapasitas redaman dari setiap mikrostruktur transisi hasil perlakuan panas aging paduan AA2024 serta perubahan sifat-sifat mekanik yang terjadi. Penelitian dilakukan dengan memanaskan spesimen pada temperatur solution treatment 500oC kemudian diquens kedalam air. Selanjutnya spesimen mengalami proses penuaan (aging ) dengan variasi waktu aging 2.5 jam, 24 jam, 48 jam, 120 jam, 240 jam, 480 jam, 720 jam dan 1440 jam. Perubahan mikrostruktur pada setiap tahapan aging diamati dengan menggunakan peralatan SEM dan mikroskop optik. Pengujian getaran untuk mengukur nilai kapasitas redaman dari setiap tahapan aging dilakukan dengan peralatan getaran menggunakan exsiter dengan sensor optik. Nilai kapasitas redaman diperoleh

dengan menggunakan metode pengurangan logaritmik getaran (logaritmic decrement method) yaitu dengan membandingkan nilai amplitudo getaran yang terjadi selama selang waktu yang konstan untuk masing-masing tahapan aging. Untuk memvalidasi terjadinya perubahan mikrostruktur juga dilakukan pengujian kekerasan, pengujian bending, dan pengujian impak. Dari hasil penelitian diperoleh bahwa terjadi perubahan mikrostruktur selama tahapan aging yang diamati lewat foto hasil mikrostruktur dan Scanning Electron Microscope (SEM). Perubahan mikrostruktur yang tampak adalah adanya pertunbuhan partikel endapan (presipitat) pada matriks paduan AA 2024. Perubahan mikrostruktur tersebut memberikan dampak terhadap peningkatan nilai kekerasan, dan ketangguhan impak. Nilai kekerasan maksimum diperoleh pada tahapan aging 1440 jam sebesar 63.2 HRB dan energi impak maksimum sebesar 57 joule. Untuk nilai kapasitas redaman minumum diperoleh sebesar 0.064 untuk waktu aging 2.5 jam dan nilai kapasitas redaman maksimum diperoleh sebesar 0.19 yaitu pada waktu aging 720 jam dan 1440 jam.

Kata kunci: Aluminum AA 2024, kapasitas redaman, mikrostruktur transisi, aging

Page 31: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789...  · Web viewNasruddin*, Moh. Yoenus Osman*, Wiwik Wahidah Osman ...Gedung Kuliah Bersama ini merupakan salah satu

PENGARUH BIOFOULING TERHADAP NILAI KOEFISIEN PERPINDAHAN PANAS KESELURUHAN PADA DINDING ALAT PENUKAR PANAS MESIN KAPAL

INFLUENCE OF BIOFOULING ON THE VALUE OF OVERALL HEAT TRANSFER COEFFICIENT OF HEAT EXCHANGER

WALL OF SHIP ENGINE

Johannes Leonard, Onny Sutresman, Thomas Tjandinegara, Ilyas Jamal *)

Fakultas/Jurusan : Teknik/Mesin

ABSTRAK :Penelitian tentang pengaruh biofouling terhadap nilai koefisien perpindahan panas keseluruhan pada dinding alat penukar mesin panas kapal telah dilakukan. Material uji adalah paduan tembaga nikel 70/30 atau C71500. Benda uji berasal dari penukar panas mesin kapal, dan dilakukan dengan menggunakan prinsip kerja sebuah penukar panas. Bentuknya berupa plat berongga dengan dimensi, panjang = 205 mm, lebar = 55 mm, tinggi = 5 mm, dan tebal 0.2 mm. Adapun jumlahnya dibuat masing-masing 3 buah untuk setiap interval waktu perendaman,. Lama perendaman total adalah 12 minggu dengan interval waktu perendaman setiap 2 minggu. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis efektifitas alat penukar panas mesin kapal, berdasarkan nilai koefisien perpindahan panas keseluruhan. Koefisien perpindahan panas ini dapat direduksi karena adanya biofilm, atau dapat disebut sebagai biofouling pada permukaan dindingnya. Keadaan ini dikenal sebagai efek fouling. Selain itu, dilakukan pula perhitungan laju korosi berdasarkan kehilangan berat. Metode analisis yang akan digunakan adalah dengan cara eksperimental dalam laboratorium. Media pendingin adalah air laut (dingin) dan media yang didinginkan adalah air tawar (panas) PDAM. Simulasi percobaan dengan menggunakan prinsip peralatan penukar panas sederhana aliran searah. Hasil pengujian yang diperoleh adalah tentang laju korosi, koefisien perpindahan panas keseluruhan, dan resistansi panas karena biofouling. Hasil pengujian korosi menunjukkan laju mulai meningkat secara signifikan pada akhir minggu ke 6, yaitu sebesar 0.11280 mpy dan nilai maksimum pada minggu ke 8 sebesar 0.36900 mpy. Selanjutnya terjadi penurunan secara perlahan mulai minggu ke 10 dan mendekati konstan hingga akhir minggu ke 12 dengan nilai 0.21507 mpy. Hal ini seiring dengan nilai koefisien perpindahan panas keseluruhan dari material yang awalnya tinggi, kemudian turun dan naik secara tak beraturan dengan nilai terendah pada minggu ke 2. Nilai ini dicapai tertinggi pada awal perendaman. Melihat nilai resistansi fouling, diperoleh bahwa nilai tertinggi di capai pada minggu ke 4. Selanjutnya nilai bervariasi naik turun dengan tak teratur serta dengan perbedaan yang tak besar. Nampaknya hasil keseluruhan yang diperoleh belum mencapai harga yang konstan. Kata kunci: Penukar panas, biofouling, laju korosi, koefisien perpidahan panas keseluruhan, resistansi fouling.

ABSTRACT :Research on the influence of biofouling on the value of the overall heat transfer coefficient on the wall of the heat exchanger ship engine has been done. Test material is an alloy of copper nickel 70/30 or C71500. Specimens come from that heat exchanger, and carried out using the working principle of a heat exchanger. The shape of the hollow plate with dimensions, length = 205 mm, width = 55 mm, height = 5 mm, and 0.2 mm thick. The amount of specimen made 3 pieces for each immersion time interval. The duration of immersion is a 12 week. and time intervals every 2 weeks. The purpose of this study was to analyze the effectiveness of the heat exchanger ship engine, based on the value of the overall heat transfer coefficient. The coefficient of heat transfer can be reduced because of the biofilm, or be referred to as biofouling on the surface of the walls. This condition is known as the effect of fouling. In addition, the calculation of the rate of corrosion is also done by lost weight. The method of analysis is to be used experimentally in the laboratory. Cooling medium is sea water (cold) and the media that is fresh water (hot) PDAM. Simulation experiments using the principle of a simple heat exchanger equipment parallel flow. The test results obtained are on the corrosion rate, the

Page 32: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789...  · Web viewNasruddin*, Moh. Yoenus Osman*, Wiwik Wahidah Osman ...Gedung Kuliah Bersama ini merupakan salah satu

overall heat transfer coefficient and heat resistance due to biofouling. The result corrosion testing showed the coroosion rate began to increase significantly by the end of the 6th week, that is to 0.11280 mpy and maximum values at 8th week of 0.36900 mpy. Furthermore, gradually decrease starting at 10th week and nearly constant until the end of 12th week with a value of 0.21507 mpy. This is comparable with the value of the overall heat transfer coefficient of the material initially high, then go down and up is not uniform with the lowest value at 2th week. This value is the highest achieved in early immersion time. By the value of fouling resistance, obtained the highest value at 4th week. Furthermore, the value varies high and low irregularly, and the difference is not significant. It seems that the overall results obtained have not reached a constant value.

Keywords: Heat exchanger, biofouling, the corrosion rate, the overall heat transfer coefficient, fouling resistance.

Page 33: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789...  · Web viewNasruddin*, Moh. Yoenus Osman*, Wiwik Wahidah Osman ...Gedung Kuliah Bersama ini merupakan salah satu

TITIK TERBAIK KINERJA SISTEM PANEL SEL SURYA UNTUK PEMOMPAAN AIR PADA BERBAGAI TINGGI PEMOMPAAN DENGAN UNIT MOTOR-POMPA

BERKAPASITAS 100 W

THE BEST EFFICIENCY POINT OF THE PERFORMANCE OF SOLAR CELL PANEL SYSTEM FOR PUMPING WATER

AT VARIOUS LIFTING HEADS USING 100 W MOTOR-PUMP UNIT

S. Himran, B. Mire, N. Salam, L. SuleFakultas/Jurusan : Teknik/

ABSTRAK :Kajian ini dilaksanakan secara pengujian dan analisis terhadap kinerja system panel sel surya untuk menjalankan pompa yang dikopel oleh motor-dc. Panel sel surya berukuran luas 1.9848 m2 terdiri atas 3 modul masing-masing berkapasitas 80 Wp. Suatu pompa sentrifugal kecil yang digerakkan oleh motor-dc dioperasikan untuk mengangkat air dengan ketinggian 1m sampai dengan 7m secara berurutan, dan menghasilkan jumlah air yang dipompa dalam sehari dari pukul 8.00 sampai dengan pukul 16.00 pada setiap tinggi pemompaan masing-masing 11988, 10851, 8874, 7695, 5760, 3600, 2340 liter/hari. Radiasi matahari dalam sehari rata-rata 506 W/m2. Kajian ini juga menampilkan penyatuan karakteristik panel selsurya pada radiasi global matahari 200, 400, 600, 800 and 1000 W/m2 dengan kemampuan pemompaan pada tinggi pemompaan tersebut diatas. Terbukti bahwa hanya radiasi global matahari 800 and 1000 W/m2 yang mampu memompa sampai ketinggian dari 1m sampai dengan 7m. Analisis memperlihatkan bahwa titik efisiensi terbaik kinerja sistem panel sel surya berada pada tinggi pemompaan 2.89 m. Kata kunci: Sel surya, pompa-motor-dc, karakteristik I-V, titik efisiensi terbaik

ABSTRACT :This study was carried out experimentally and analytically about the performance of solar cell panel system for operating the pump coupled by dc-motor. The solar cell panel with total area 1.9848 m2 consists of three modules of 80 Wp each. The small centrifugal pump powered by dc-motor is operated to lift water from 1m to 7m heads in sequence and gives the amount of water pumped over the whole day from 08.00 to 16.00 h are 11988, 10851, 8874, 7695, 5760, 3600, 2340 L/d respectively. The hourly global solar radiation during the day is an average of 506 W/m2. This study also presents the I-V characteristics of the panel at global radiations 200, 400, 600, 800 and 1000 W/m2 matched with the operation of the pump at the above lifting heads. It proves that the only solar radiations 800 and 1000 W/m2 could provide lifting head from 1m to 7m. The analysis shows the best efficiency point of the performance of solar cell panel system occurs at the pumping head 2.89 m.

Keywords: Solar cell, dc- motor-pump, I-V characteristics, best efficiency point

Page 34: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789...  · Web viewNasruddin*, Moh. Yoenus Osman*, Wiwik Wahidah Osman ...Gedung Kuliah Bersama ini merupakan salah satu

PENJADWALAN EKONOMIS PEMBANGKI LISTRIK BERBASIS TEKNIK PENGONTROLAN CERDAS

SMART CONTROL TECHNIQUES BASED ECONOMIC POWER GENERATION SCHEDULING

Nadjamuddin Harun *, Tajuddin Waris *, Syafaruddin *, Takashi Hiyama **

Fakultas/Jurusan : Teknik/Elektro

ABSTRAK :Penelitian memperlihatkan keunggulan penggunaan logika samar untuk penjadwalan ekonomis pembangkit listrik yang didasarkan pada pembiayaan minimum. Pola pembangkit untuk input sistem dihasilkan dengan Metoda Lagrange. Proses kontrol logika samar menggunakan metode input tunggal dan out put tunggal yang valid untuk semua variabel. Kondisi awal sistem dianalisa dengan menggunakan studi aliran beban Metode Newton Raphson dan persamaan karakteristik dihasilkan dengan menggunakan Metode Kuadrat Terkecil. Tujuan penjadwalan ekonomis pembangkit pada penelitian ini adalah untuk menghasilkan jadwal pembangkit dengan biaya terkecil pada pembangkit thermal sistem interkoneksi Sulawesi Selatan. Hasil simulasi memperlihatkan bahwa metode penjadwalan pembangkit listrik berbasis teknik pengontrolan cerdas terbukti meningkatkan efisiensi operasi sistem pembangkit listrik baik pada kondisi beban rendah maupun kondisi beban puncak. Biaya operasi pembangkitan dengan menggunakan metoda yang disusulkan adalah sekitar Rp. 4.675,75,-/MWh dengan tingkat efisiensi rata-rata 23,4 % yang berarti jauh lebih baik dibandingkan dengan metode Merit Loading seperti yang digunakan selama ini. ABSTRACT :The study aims to gain the benefit of using fuzzy logic system for the economic the scheduling of power generation by means the minimum of the generation cost. The input pattern of the proposed fuzzy logic control is derived from LaGrange method. The fuzzification process ends up with single input and single output system that are valid for all variables. The initial condition of the case power system is analyzed using Newton-Raphson load flow method and the input-output characteristic equations determined by the Least Square method. The target of generation scheduling is all the thermal power plants connected in the South-Sulawesi interconnected system, Indonesia. The simulation results showed increasing in the operational cost efficiency from low to peak loading. In addition, the results related to operational cost and total cost efficiency using this smart control technique are averagely of 4,675.75 Rp/MWh and 23.4 %, respectively; that means better than the merit loading as the conventional technique used in the region.

Keywords: Smart control, fuzzy logic system, La Grange method, Newton-Raphson method, least-square method, economic scheduling

Page 35: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789...  · Web viewNasruddin*, Moh. Yoenus Osman*, Wiwik Wahidah Osman ...Gedung Kuliah Bersama ini merupakan salah satu

ELECTRICAL PERFORMANCE OF INSULATORS POLYMERIC, CERAMIC AND GLASS UNDER ARTIFICIAL TROPICAL CLIMATE AGEING

UNJUK KERJA ISOLATOR POLIMERIK, KERAMIK DAN KACA DI BAWAH PENUAAN IKLIM TROPIS BUATAN

Salama Manjang, MustaminFakultas/Jurusan : Teknik/Elektro

ABSTRAK :Makalah ini menjelaskan pengaruh penuaan iklim tropis buatan yang dipercepat pada isolator polimer, keramik dan gelas. Perbandingan arus bocor permukaan isolator polimer dengan isolator keramik dan gelas dapat diketahui jika dioperasikan di daerah beriklim tropis. Metode yang digunakan adalah dimulai dengan membuat konsep desain konstruksi lemari pengujian lengkap asesorisnya sehinggan dapat diatur sesuai yang diharapkan.Pengujian dilakukan dalam beberapa tahap dalam lemari pengujian penuaan. Hasil eksperimen menunjukkan bahwa karakteristik arus bocor permukaan isolator polimer silicone rubber jauh lebih kecil dan lebih stabil daripada insulator keramik dan isolator kaca. Pengujiaan di bawah berbagai tekanan iklim tropis buatan menunjukkan bahwa kebocoran arus permukaan dari karet silikon polimer sangat kecil. Hal ini menunjukkan bahwa semua jenis faktor dampak iklim tropis dan perbandingan terkecil terjadi ketika diterpa oleh polusi dari kabut bergaram di mana perbandingan rata-rata mencapai 1: 3.14: 4.26 terhadap isolator keramik dan kaca. Perbedaan kebocoran arus terendah mencapai rata-rata 72,03% terhadap isolator keramik dan 58,21% terhadap kaca isolator.

Kata Kunci : Silicone Rubber, Keramik, Gelass, Penuaan, Arus bocor.

ABSTRACT :This paper describes the effects and the accelerated ageing of polymer, ceramic and glas insulators under artificial tropical climate. A comparison of the surface leakage current of the polymer insulator with a ceramic and a glass insulator can be known if operated in tropical climatic environment.The methods used were making design concept of the chamber construction and its accessories, so it could be well functioned and useful. The tests carried out in several stages in the chamber. The exprimental results showed that the characteristic of the surface leakage current of silicone rubber polymer insulators is much smaller and more stable than ceramic insulator and glass insulator. The test under various artificial tropical climate stresses indicates that the surface leakage current of the silicone rubber polymer is very small. It showed that all types of the tropical climate impacts and the smallest comparison occurs when it is blown by the pollution of salty fog in which the average comparison achieves 1: 3.14 : 4.26 towards ceramic and glass insulator. The difference of the lowest leakage current reaches the average of 72.03 % towards the ceramic insulator and 58.21% towards the glass insulator.

Keywords: Silicone Rubber, Ceramic, Glass, Aging, Leakage Current

Page 36: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789...  · Web viewNasruddin*, Moh. Yoenus Osman*, Wiwik Wahidah Osman ...Gedung Kuliah Bersama ini merupakan salah satu

THREE LAYERED FEED-FORWARD NEURAL NETWORK BASED ESTIMATION OF OUTPUT POWER AND ENERGY ON PHOTOVOLTAIC (PV) MODULES

Syafaruddin, Wardi, Gassing, Zaenab Muslimin, Zulkifli Tahir, Engin Karatepe and Takashi HiyamaFakultas/Jurusan : Teknik/Elektro

ABSTRACT :The paper presents the application of three layered feed-forward neural network for predicting the output power and energy generation of photovoltaic (PV) modules. The neural network structure is designed to determine the estimated output power of PV modules based on the input of open circuit voltage and cell temperature. The open circuit voltage is one of the electrical parameters output from PV modules based I-V characteristic models from Sandia National Laboratory. The estimated energy of PV generation is obtained by connecting the estimated output power with simple mathematical integration process. The proposed method is tested to PV modules from different manufacturers and technologies, such as monocrystalline Silicon, Cadmium Telluride (CdTe) and triple junction amorphous Silicon. The simulation results show the high accuracy prediction compared to the conventional data measurements.

Kata Kunci : PV modules, TFFNN, estimated power, estimated energy, real-time simulator.

Page 37: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789...  · Web viewNasruddin*, Moh. Yoenus Osman*, Wiwik Wahidah Osman ...Gedung Kuliah Bersama ini merupakan salah satu

RANCANG BANGUN SISTEM PERANGKAT LUNAK CLIENT-SERVER BERBASIS VIRTUAL MACHINE

DESIGN AND IMPLEMENTATION OF CLIENT-SERVER SOFTWARE SYSTEM BASED ON VIRTUAL MACHINE

Amil Ahmad Ilham1, Ansar Suyuti2, Elyas Palantei2, Elly Warni1, Ady Wahyudi1

Fakultas/Jurusan : Teknik/Elektro

ABSTRAK :Tujuan penelitian ini adalah membangun suatu sistem komputer berbasis virtual machine yang dapat digunakan untuk menjalankan berbagai macam aplikasi server seperti web server, mail server, dan FTP server. Metode penelitian meliputi analisis domain, analisis kebutuhan, perancangan, dan integrasi sub sistem menjadi suatu sistem perangkat lunak berbasis virtual machine. Dari penelitian ini telah dihasilkan model sistem client-server berbasis virtual machine berupa infrastruktur jaringan dengan sebuah komputer host telah dibangun dan dikonfigurasi untuk menjalankan sejumlah server dengan sistem operasi yang berbeda-beda. Dengan infrastruktur ini server-server yang tersebar pada komputer host yang terpisah-pisah dapat digabung dan dijalankan pada satu komputer host saja. Analisis kinerja sistem menunjukkan bahwa virtual machine dengan teknologi OpenVZ lebih unggul dalam menciptakan jumlah virtual machine, tetapi konten didalam openVZ hanya template sehingga tidak dapat dimodifikasi untuk beragam aplikasi yang berat seperti aplikasi web server. Penelitian lanjutan akan berpotensi sangat besar untuk mengurangi kebutuhan akan perangkat keras host server yang harganya masih relative mahal. Berkurangnya jumlah komputer host untuk server juga dapat menghemat penggunaan energi listrik dan memudahkan administrator jaringan untuk memantau kinerja server.

Kata Kunci : Silicone Rubber, Keramik, Gelass, Penuaan, Arus bocor.ABSTRACT :This research aims to develop a client-server software system based on virtual machine that can be used to run a number of server applications simultaneously such as web server, mail server and FTP server on one host computer. Research metedology involves domain analysis, requirement analysis, design, implementation and integration of sub systems into a client-server system. This research has produced a model of client-server system based on virtual machine, consisting of a network infrastructure with one host computer that has been developed and configured to run multiple server applications and different operating systems. Analysis of perfromace systems shows that OpenVZ technology can be used to create a number of virtual machines on one host computer, however the drawback is the virtual machines can only serve light-weight server applications. Further research has a great potential to reduce the number of host computers required to build a client-server system, reduce energy consumption used by host computers and make network maintance be easier.

Keywords: System, computer, client-server, virtual machine

Page 38: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789...  · Web viewNasruddin*, Moh. Yoenus Osman*, Wiwik Wahidah Osman ...Gedung Kuliah Bersama ini merupakan salah satu

EVALUASI KARAKTERISTIK PONDASI BAMBU RAFT & PILE SEBAGAI PERKUATAN TANAH PADA EMBANKMENT JALAN

EVALUATION ON THE CHARACTERISTICS OF BAMBOO RAFT & PILE FOUNDATION AS A SOIL REINFORCEMENT

OF ROAD EMBANKMENT

Tri Harianto1 , Iskandar Maricar2, Abd. Rahman Djamaluddin3, M. Farid Sitepu4, dan Pebryanto Abdi Putra5

Fakultas/Jurusan : Teknik/Sipil

ABSTRAK :Desain pondasi dengan menggunakan bahan yang ramah lingkungan telah banyak digunakan sebagai inovasi dalam upaya mereduksi deformasi tanah dan penurunan sebagai uniform settlement. Tipe raft bambu digunakan untuk menghasilkan penurunan yang merata pada seluruh bidang lateral embankment jalan. Pile bambu dimanfaaatkan untuk dapat mendukung pondasi raft bambu yang pada aplikasinya sebagai tiang tekan yang mampu menahan tekanan vertical yang ditumpu oleh raft bambu. Untuk menginvestigasi efektifitas dari pondasi raft dan pile bambu mereduksi penurunan tanah digunakan Metode Elemen Hingga. Hasil dari pengujian pada model skala kecil menunjukkan bahwa pondasi raft sangat efektif dalam mendukung embankment yang berada diatas tanah dasar. Selama pengujian pembebanan, tanah dasar hanya mengalami deformasi yang sangat kecil. Sementara pile-pile bambu memberikan dukungan yang cukup signifikan dalam mendukung raft bambu menahan beban vertical akibat beban yang diberikan selama pengujian.

Kata Kunci : Pondasi Raft dan Pile, bambu, uniform settlement

ABSTRACT :The design of the Foundation by using eco-friendly material has been widely used as an innovation in an attempt to reduce soil deformation and settlement as the uniform settlement. Bamboo raft type is used to generate a uniform settlement on the entire field of lateral embankment road. Pile bamboo is applied as a foundation which can support the bamboo raft on the application as a pillar in order to overcome the vertical pressure which is held by bamboo raft. To investigate the effectiveness of a bamboo raft and pile foundation in reducing soil deformation, Finite Element Methods are used. The result of test on a small scale model shows that the raft foundation is very effective in supporting the embankment which are above ground. During the testing, very small deformation on the surface was observed. The bamboo piles provide significant support the bamboo raft in order to support the vertical load which is applied to the bamboo raft during the test.

Keywords: Raft dan Pile foundation, bamboo, uniform settlement

Page 39: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789...  · Web viewNasruddin*, Moh. Yoenus Osman*, Wiwik Wahidah Osman ...Gedung Kuliah Bersama ini merupakan salah satu

STUDI UTILISASI SOIL CEMENT SEDIMEN SUNGAI JENEBERANG SEBAGAI SUB-GRADE JALAN

A STUDY ON UTILIZING SOIL CEMENT SEDIMENT OF JENEBERANG RIVER AS SUB-GRADE COURSE OF THE FLEXIBLE

ROAD PAVEMENT

Muhammad Isran Ramli, Ariningsih Suprapti, St. Hijraini, Arifin AsriFakultas/Jurusan : Teknik/Sipil

ABSTRAK :Terjadinya Longsor Gunung Bawakaraeng telah meluncurkan ± 300 juta m3 tanah dan pasir melalui Sungai Jeneberang atas – Waduk Bili-Bili - Sungai Jeneberang bawah. Material hasil pengerukan sediman ini dapat dimanfaatkan sebagai material konstruksi baik untuk konstruksi jalan maupun bangunan. Untuk itu, penelitian ini bertujuan melakukan pengkajian kelayakan material melalui pengujian laboratorium mengenai karakteristik material sebagai subgrade perkerasan jalan lentur dengan metode stabilisasi sehingga mampu meningkatkan kekuatan tanah sedimen. Hasil-hasil penelitian memperlihatkan bahwa tanah sedimen pengerukan yang distabilisasi dengan semen cenderung terjadi peningkatan kekuatan dengan penambahan semen dan waktu pemeraman. Pola hubungan nilai CBR lapangan dengan nilai modulus reaksi tanah (k) untuk tanah sedimen stabilisasi semen mengikuti pola yang sama dengan grafik Departemen PU Bina Marga RI. Model numerik hubungan kadar semen portland (sp) dengan modulus reaksi tanah (k) adalah sp = -0,9681(k)2 + 24,635(k) - 136,44. Sedangkan hubungan antara semen portland dengan nilai-nilai CBR adalah sp = -0,0592(cbr)2 + 3,1219(cbr) - 19,064. Model bermanfaat untuk mengetahui kadar semen bila nilai modulus reaksi tanah dasar (k) dan nilai CBR, atau sebaliknya.

Kata Kunci : Soil Cement, Sedimen, Subgrade, Jalan Lentur, Sungai Jeneberang

ABSTRACT :The landslide occurrence of the Mount Bawakaraeng has launched ± 300 million m3 soils through the Jeneberang River and Bili-Bili Dam. The dredging sediman material materials can be used as a construction material for road and building. In this regard, this research aims to study the feasibility of material through laboratory testing on the characteristics of the material as a flexible pavement subgrade material. The study conducts a stabilization methodusing portland cement in order to increase the strength of the soil sediment. The study results showed that the dredging sediment soil stabilized with cement tends to increase its strength with the addition of the cement content and the curing time. Further, the relationship between CBR values and modulus resilient (k) of the sediment soil stabilized cement follows the similar pattern of curve that published by the Indonesia Public Highways Department. The numerical models between the portland cement contents (sp) and the modulus resilient (k) is sp = -0.9681 (k) 2 + 24.635 (k) - 136.44. Meanwhile, the relationship model between the portland cement contents and CBR values are sp = -0.0592 (cbr) 2 + 3.1219 (cbr) - 19.064. The models are useful in determining the cement content when the values of the modulus resilient (k) and the CBR of the subgrade course are knowledged or the contrary.

Keywords: Soil Cement, Sediment, Subgrade, Flexible Pavement, Jeneberang River

Page 40: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789...  · Web viewNasruddin*, Moh. Yoenus Osman*, Wiwik Wahidah Osman ...Gedung Kuliah Bersama ini merupakan salah satu

STUDI EFEKTIVITAS MODEL RESAPAN BERPORISEBAGAI PENGENDALI BANJIR PERKOTAAN

STUDY OF EFFECTIVITY OF POROUS INFILTRATION MODEL FORURBAN FLOODING CONTROL

Johannes Patanduk1, H. Halidin Arfan1, Mukhsan Putra Hatta1, Ahmad Zubair2

Fakultas/Jurusan : Teknik/Sipil

ABSTRAK :Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji karakteristik tanah dasar dan parameter kapasitas resapan pada aliran permukaan, dengan membuat metode resapan berpori.Model penelitian dilakukan dengan merancang rainfall simulator yang dimodifikasi termasuk media percobaan peralatan dan penyesuaian prosedur kalibrasi. Model uji resapan dilakukan dengan menggunakan material tanah dan pasir batu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakteristik material tanah pada kategori jenis tanah lanau kelempungan dengan nilai permeabilitas yang dihasilkan 9,59 x10-7 m/s, ini berarti permeabilitas sangat rendah.Karakteristik material pasir batu (sirtu) dengan nilai permeabilitas yang dihasilkan 1,64x10-3 m/s.Dari hasil analisis pada lapisan muka air tanah terjadi proses reduksi yang diindikasikan oleh peningkatan kecepatan pengaliran sampai delapan kali kecepatan yang terjadi pada tanah

Kata Kunci :Karakteristik Material Tanah,Material Berpori, Permeabilitas

ABSTRACT :This studyaimed toexamine thebasiccharacteristics of the soilin filtration capacity and parameterin surface run off, by making porous absorption method. Model studies doneby designing a modified rain fall simulator experiments including media equipment calibration and adjustment procedures. Modell eachtest sconducted using soil and sand stone material. The results showed that the characteristics ofthe soil materialin the category kelempungan silt soils with permeability values generated 9.59 x 10-7m/s,This means very low permeability. Material characteristicsof sandstone (gravel) with permeabilityvaluesgenerated1.64x10-

3m/s.From the analysis of the ground water layer reduction process occursas indicatedby the increase inspeed ofup to eighttimes the speed ofrunoffthat occurs inthe soil.

Keywords: Characteristics of Soil Materials, Porous Materials, Permeability

Page 41: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789...  · Web viewNasruddin*, Moh. Yoenus Osman*, Wiwik Wahidah Osman ...Gedung Kuliah Bersama ini merupakan salah satu

STUDI PENAMBAHAN ADITIF LATEKS TERHADAP KARAKTERISTIK CAMPURAN ASPAL HOT ROLLER SHEET-WEARING COURSE (HRS-WC)

LATEX ADDITIVE ADDITION STUDY TO CHARACTERISTICS OF HOT MIX ASPHALT ROLLER SHEET-WEARING COURSE (HRS-WC)

A. Arwin Amiruddin1, Sakti A. A. Sasmita2, Nur Ali3 B. dan Iskandar Renta4

Fakultas/Jurusan : Teknik/Sipil

ABSTRAK :Hot Rolled Sheet-wearing course (HRS-WC) merupakan campuran aspal beton menggunakan gradasi senjang dengan kandungan agregat kasar, agregat halus dan memiliki kandungan aspal yang tinggi sehingga dibutuhkan mutu campuran beraspal yang baik untuk menghasilkan jalan dengan kelenturan dan keawetan yang baik. Salah satu cara untuk meningkatkan kinerja campuran aspal adalah memodifikasi campuran aspal sehingga didapatkan perubahan sifat campuran aspal dengan menambahkan karet alam (Lateks) jenis lump dengan kadar karet kering 55% sebagai bahan tambah aspal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan kadar karet sebagai bahan tambah pada aspal minyak terhadap karakteristik Marshall campuran Hot Roller Sheet-Wearing Course. Untuk menguji kinerja campuran hot rolled sheet-wearing course tersebut, akan dilakukan penelitian di laboratorium dengan membuat benda uji sebanyak 45 buah dengan 5 variasi kadar aspal dengan 3 variasi penambahan kadar karet untuk masing-masing kadar aspal. Dari hasil pengujian sifat fisik aspal pen 60/70 dengan penambahan kadar karet dari 6%, 7% dan 8% dari berat total campuran, diketahui bahwa penambahan kadar karet menyebabkan penurunan kepadatan aspal, menurunkan temperatur titik nyala dan titik bakar aspal, penurunan aspal penetrasi, penurunan daktilitas dan peningkatan suhu aspal lembek aspal titik. Dari hasil pengujian diperoleh oleh marshall karakteristik campuran HRS-WC dengan nilai berkisar antara 1102.60 stabilitas marshal kg – 1285.55 kg, aliran antara 3.07mm - 4.80 mm, dan Marshall quotient dari 248.79 kg / mm – 378.74 kg / mm, rongga dalam campuran diperoleh antara 4,05% - 12,51%, rongga dalam agregat diperoleh antara 16,11% -19,35%, dan rongga terisi aspal dari 35,38% - 75,04 dari masing-masing kadar karet dari 0%, 6% , 7% dan 8% ditemukan bahwa kadar aspal optimum adalah 5,93%, 5,80%, 5,70%, dan 5,57%.

Kata Kunci : Hot Rolled Sheet, Optimum Asphalt Content, Natural Rubber, Marshall.ABSTRACT :Hot-Rolled Sheet - wearing course is a mixture of concrete asphalt using the grading gap with content of coarse aggregate, fine aggregate and has high asphalt content then finding the nature changing of the asphalt mixture obtained by adding natural rubber type of lump with 55% dry rubber content of the materials added to asphalt. This study aims to determine the effect of added rubber content to the oil asphalt and effect of addition to the characteristics Marshall of mixed Hot-Rolled Sheet -Wearing Course (HRS-WC). From the results of testing the physical properties of bitumen pen 60/70 with the addition of rubber content of 6%, 7% and 8% of the total weight of the mixture, it is known that the addition of rubber content causes a decrease in the density of asphalt, decrease the flash point temperature and burning point asphalt, asphalt penetration impairment, impairment of ductility and an increase in temperature of the asphalt softening point bitumen. To test the performance of a mixture of hot rolled sheet-wearing course, research has conducted in the laboratory by making the test specimens as many as 45 pieces with 5 variations in bitumen content with 3 variations addition of rubber content for each bitumen content. Results were obtained by the characteristics Marshall of mixed HRS-WC with a value ranging from 1102.60 kg Marshal stability - 1285.55 kg, the flow between 3.07mm - 4.80 mm, Marshall quotient of 248.79 kg / mm - 378.74 kg / mm, the void in the mix is obtained between 4.05% - 12.51%, voids in mineral aggregate values obtained between 16:11% -19.35%, and the void filled in bitumen ranges from 35.38% - 75.04 From each of the rubber content of 0%, 6%, 7% and 8% was found that optimum bitumen content is 5.93%, 5.80% ,5.70%, and 5.57%, respectively.

Keywords: Hot Rolled Sheet, Optimum Asphalt Content, Natural Rubber, Marshall

Page 42: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789...  · Web viewNasruddin*, Moh. Yoenus Osman*, Wiwik Wahidah Osman ...Gedung Kuliah Bersama ini merupakan salah satu

GEOLOGICAL CONTROL AND MITIGATION OF MALINO- MANIPI LANDSLIDE, SOUTH SULAWESI INDONESIA

Busthan1

, A.M.Imran1

, L. Samang2

and M. Ramli1

Fakultas/Jurusan : Teknik/Geologi2Dept. Of Civil Engineering, Engeneering Faculty.

Hasanuddin University

ABSTRACT :Road access of Malino – Manipi is a main road from Gowa Regency to Sinjai Regency, South Sulawesi. In 4 years latter the road experiences landslide, which has an impact such as the road itself, furthermore economic activities of community in that area. Method that has been applied in this research is landsat image interpretation, detail geological mapping, and geoelectric resistivity measurement at 2 locations. The result of study shows that the area has a steep slope ranging from 35O – 85O, many lineaments and opened crack of topography. The research area consists of young volcanic rocks which intercalate between phyroclastics such tuff and breccia and lava. The rocks experienced deformation indicated by faults, fracturea and high alteration of the rocks. The geological condition triggeres the area a high risk of landslide. Based on the condition, to mitigate tha area it is needed two methods that can be applied. They are structural method (stabilization of slope geometry, drainage construction for surface water flow control and slope strengthening by applying anchoe system), and non-structural method (vegetative mitigation and educating community for potential landside).

Key Word : Landslide, mitigation, geological control, Malino-Manipi road acces

Page 43: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789...  · Web viewNasruddin*, Moh. Yoenus Osman*, Wiwik Wahidah Osman ...Gedung Kuliah Bersama ini merupakan salah satu

BIDANG ILMU AGROKOMPLEKS

1. Bidang Kajian Ilmu Kelautan dan Perikanan

STUDY OF DENSITY AND COVERING SEAGRASS AT SPERMONDE ARCHIPELAGO

STUDI KERAPATAN DAN PENUTUPAN JENIS LAMUN DI KEPULAUAN SPERMONDE

Abdul Haris2 dan Benny Audi Jaya Gosari1,Fakultas/Jurusan : Ilmu Kelautan & Perikanan/

ABSTRACT :Study of density and covering seagrass at Spermonde Archipelago was carried out during May 2012 until November 2012. The study included density and percentage cover. Namely 7 species of seagrasses Enhalus acoroides, Cymodocea rotundata, Syringodium isoetifolium, Thalassia hemprichii, Halodule uninervis, Halophila ovalis and H. minorwere collected at Spermonde Archipelago. Enhalus acoroides was recorded as the most dominant species and Syringodium isoetifolium was the limit species at Bone Batang Island in the study areas but only at Samalona Island was not found. Density varied from 185 to 830 shoots m -2 for dominant species and only 35 shoots m-2 for limit species. However the highest vegetated of seagrass occurred in Bone Batang Island with 80 per cent of coverage and the lowest vegetated of seagrass occurred in Lae-lae and Lanjukang Island with 10 per cent of coverage.

Key Word : Density, covering, seagrass,Spermonde Archipelago

Page 44: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789...  · Web viewNasruddin*, Moh. Yoenus Osman*, Wiwik Wahidah Osman ...Gedung Kuliah Bersama ini merupakan salah satu

PEMETAAN ZONA POTENSI PENANGKAPAN IKAN CAKALANG PERIODE APRIL-JUNI 2012 DI TELUK BONE MENGGUNAKAN DATA SATELIT REMOTE SENSING:

SEBUAH STUDI PENDAHULUAN

MAPPING POTENTIAL FISHING ZONES FOR SKIPJACK TUNA (KATSUWONUS PELAMIS) DURING APRIL-JUNE 2012 IN BONE BAY USING SATELLITE REMOTE SENSING DATA:

A PRELIMINARY STUDY

Mukti ZainuddinSt. Aisjah Farhum, Najamuddin, M.A. Ibnu Hajar

Fakultas/Jurusan : Ilmu Kelautan & Perikanan/

ABSTRAK :Satelit penginderaan jauh dapat memberikan informasi sistematis tentang kondisi oseanografi. Penelitian ini bertujuan memetakan zona potensial penangkapan ikan (ZPPI) cakalang di Teluk Bone selama April-Juni 2012 menggunakan citra suhu permukaan laut (SPL) dan klorofil-a yang dikombinasikan dengan data penangkapan pole and line. ZPPI dipetakan menggunakan teknik sistem informasi geografis yang dikonstruksi dari hasil analisis fungsi distribusi kumulatif empiris dan generalized additive model (GAM). Hasil penelitian menunjukkan bahwa selama bulan April-Juni di Teluk Bone, ZPPI cenderung berada pada area 120.5-121.5° BT dan 3.5-5° LS. Lokasi dengan nilai Catch per unit effort (CPUE) yang tinggi tersebut diindikasikan dengan kondisi SPL dan konsentrasi klorofil-a masing-masing antara 28.75-31.5° C dan antara 0.10 dan 0.2 mg m-3. Kombinasi nilai preferensi faktor oseanografis tersebut diduga kuat merefleksikan kondisi kelimpahan makanan yang cukup tinggi dimana zona tersebut pada gilirannya menjadi daerah tempat berkumpulnya gerombolan ikan cakalang dan menjadi zona target bagi penangkapan pole and line di Teluk Bone.

Key Word : Ikan cakalang, preferensi data oseanografi satelit, ZPPI, Teluk Bone

ABSTRACT :Satellite remote sensing provides systematically important information on oceanographic conditions. Sea surface temperature (SST) and sea surface chlorophyll-a concentration (Chl-a) derived from Aqua/ Moderate Resolution Imaging Spectroradiometer (MODIS) data together with skipjack catch data during April-June 2012 were used to map potential fishing zones for skipjack tuna in the Bone Bay. Geographic information system was then employed to map out of the potential fishing zones generated by non-linear model (Generalized Additive Model/GAM) and the empirical cumulative distribution function (ECDF) analyses. Results indicated that the highest catch per unit efforts (CPUE) mostly occurred in areas of 120.5-121.5° E dan 3.5-5° S. These areas were significantly associated with SST and chlorophyll-a concentrations ranged from 28.75- 31.5°C and 0.10 - 0.20 mg m-3, respectively. The locations of occurrence of the preferred oceanographic factors suggested the area where feeding opportunity for skipjack schools enhanced and then provided potential fishing grounds for pole and line fishery in Bone Bay.

Key Word : Skipjack tuna, satellite remote sensing data, preferred oceanographic conditions, potential fishing zones, Bone Bay

Page 45: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789...  · Web viewNasruddin*, Moh. Yoenus Osman*, Wiwik Wahidah Osman ...Gedung Kuliah Bersama ini merupakan salah satu

KONDISI EKOSISTEM MANGROVE DI PULAU PANNIKIANG, KABUPATEN BARRU

Muhammad Anshar Amran, Inayah Yasir, Amir Hamzah,Muhammmad Banda Selamat, Andi Niartiningsih Fakultas/Jurusan : Ilmu Kelautan & Perikanan/

ABSTRAK :Pulau Pannikiang adalah salah satu pulau yang berada di Kabupaten Barru yang masih ditumbuhi mangrove. Ekosistem mangrove di pulau tersebut mempunyai sifat khas tertentu dibandingkan dengan ekosistem mangrove lainnya di Sulawesi Selatan, yakni menjadi tempat bersarang ribuan kelelawar. Oleh karena itu, keberadaan ekosistem mangrove di Pulau Pannikiang menjadi sangatlah penting bagi siklus bio-ekologis di wilayah tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk memetakan kondisi ekosistem mangrove berdasarkan kerapatan vegetasi yang dianalisis dari citra Landsat ETM+ serta menginventarisasi jenis-jenis mangrove dan makrofauna yang hidup di Pulau Pannikiang. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei menggunakan data penginderaan jauh dengan analisis digital dan survei lapangan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kerapatan pohon mangrove di Pulau Pannikiang dalam kondisi baik dan sangat padat dengan tutupan tajuk yang lebat. Luas tutupan mangrove di Pulau Pannikiang mencapai 89,01 hektar yang meliputi 87,45 % lahan di pulau tersebut. Jenis-jenis mangrove dan makrofauna yang hidup di Pulau Pannikiang sangat beragam.

Key Word : Ikan cakalang, preferensi data oseanografi satelit, ZPPI, Teluk Bone

Page 46: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789...  · Web viewNasruddin*, Moh. Yoenus Osman*, Wiwik Wahidah Osman ...Gedung Kuliah Bersama ini merupakan salah satu

PENGEMBANGAN METODE MULTIKRITERIA BERBASIS SIG UNTUK ZONING KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN

Ahmad Faizal 1), Chair Rani 1), Natsir Nessa 1), Jamaluddin Jompa 1) dan Rohani Ambo-Rappe1)

Fakultas/Jurusan : Ilmu Kelautan & Perikanan/Ilmu Kelautan

ABSTRAK :Salah satu kebijakan Pemerintah Indonesia dalam mengatasi kerusakan ekosistem di wilayah laut dan pesisir adalah dengan adanya regulasi PP No. 60 tahun 2007 dan PermenKP No 30/2010 tentang zonasi kawasan konservasi perairan. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan pengaruh setiap parameter kesesuaian Kawasan Konservasi Perairan, Menyusun bobot setiap parameter dengan menggunakan salah satu metode MCDM, dan Analisis spasial berbasis SIG dengan mengembangkan metode MCDM untuk penentuan Kawasan Konservasi Perairan. Metode yang dilakukan dalam penelitian ini adalah gabungan antara metode penginderaan jauh, analisis spasial, analisis multikriteria dan survei lapangan dalam satu konsep yang integral yaitu Sistem Informasi Geografis (SIG). Hasil penelitian menunjukkan pengaruh setiap parameter dalam penentuan setiap kawasan berbeda antara untuk setiap zona. Dimana bobot zona inti untuk masing-masing parameter yaitu; pemijahan 0,26; keberadaan biota endemik 0,20; Biodiversity 0,19; kealamian ekosistem 0,09; keaslian perairan 0,06; luas ekosistem 0,07; dan fungsi plasma nutfah 0,13. Bobot zona perikanan berkelanjutan untuk masing-masing parameter yaitu; Nilai konservasi 0,32; Karakteristik wilayah yang multifungsi 0,20; Biodiversity 0,22; Kondisi ekosistem 0,12; luas ekosistem 0,07 dan keterwakilan biota ekonomis 0,07 Bobot zona pemanfaatan masing-masing parameter yaitu ; Daya tarik 0,37; luas ekosistem 0,22; karakter lokasi yang mendukung pendidikan dan penelitian 0,17 dan kondisi ekosistem 0,24.

Key Word :Multikriteria, Sistem Informasi Geografis, Kawasan Konservasi Perairan, Peraitan Makassar

ABSTRACT :Some of the policy of Indonesian Government in overcoming the damage to marine and coastal ecosystems are PP. No. 60/2007 about Marine Conservation Area (MPA) and Permen KP No. 30/2010 concerning the zoning of the MPAs. The ambitious target of Indonesian government by 2020 is to have 20 million hectares of MPAs. Ironically, policy has not been accompanied by a detailed guideline in determining zoning to achieve the target.The purpose of this study was to determine which parameter suitable for Marine Conservation Area, rank the parameter by using MCDM (Multicriteria Decision Making) methods, and analyse spatially based on GIS (Geographical Information System) to develop the MCDM method for the determination of Marine Conservation Area. A combination of remote sensing, spatial analysis, multicriteria analysis and field survey was used integratively in this study. The outputs of this study are a scientific method of development of GIS-based MCDM and a technical guidance in determination MPA, particularly in the zoning aspect. The results showed the influence of each parameter in the determination of each region was different for each zone. The weight of each parameter for the core zone were spawning 0.26; existence of endemic biota 0.20; biodiversity 0.19; ecosystem naturalness 0.09; ecosystem authenticity 0.06; the wide of ecosystem 0.07, and genetic resources function 0.13. The weight of each parameter for the zone of sustainable fisheries were conservation value 0.32; multifunctionality of the region 0.20; biodiversity 0.22; ecosystem condition 0.12; the wide of ecosystem 0.07; representativeness of economically valuable organisms 0.07. Weight of each parameter for utilisation zone were attractiveness 0.37; the wide of ecosystem 0.22; characters locations in supporting education and research 0.17; and ecosystem condition 0.24.

Key Word : Multikriceria, Geographic Information System, Marine Conservation Area, Makassar Islands

Page 47: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789...  · Web viewNasruddin*, Moh. Yoenus Osman*, Wiwik Wahidah Osman ...Gedung Kuliah Bersama ini merupakan salah satu

STRATEGI PENGELOLAAN PERIKANAN IKAN TERBANG MELALUI PENDEKATAN EKOSISTEM DI SELAT MAKASSAR

(SULAWESI SELATAN DAN SULAWESI BARAT)

ECOSYSTEM BASED MANAGEMENT STRATEGY FOR FLYING FISH OF MAKASSAR STRAIT (SOUTH AND WEST SULAWESI)

Syamsu Alam Ali1, Dewi Yanuarita Satari1, Abdul Rahim Hade1 dan Hadiratul Kudsiah1

Fakultas/Jurusan : Ilmu Kelautan & Perikanan/Manajemen Sumber Daya Perairan

ABSTRAK :Ikan terbang memiliki nilai sosial ekonomis penting terutama telurnya sebagai komoditi eksport. Ikan ini telah mengalami kemerosotan di Selat Makassar sejak tahun 1980 karena penangkapan berlebihan dan pengelolaan belum berjalan baik. Penelitian ini bertujuan untuk mengambarkan status keberlanjutan, merumuskan strategi pengelolaan ikan terbang. Aplikasi statistik yang digunakan adalah Rap Flying Fish modifikasi Rap-Fish (Rapid Appraisal for Fisheries Sustainability) dan AHP (analytical hierarchy process). Hasil penelitian menunjukkan indeks keberlanjutan tertinggi adalah dimensi habitat dan ekosistem 80,60 persen (sangat baik), kemudian dimensi ekonomi 60,90 persen (baik), dimensi sosial 52,95 persen (baik), dimensi kelembagaan 52,29 persen (baik), dan indeks keberlanjutan paling rendah adalah dimensi summberdaya ikan 41,43 persen (buruk) dan teknologi penangkapan 33,78 persen (buruk). Secara multi dimensi indeks keberlanjutan pengelolaan ikan terbang saat ini 49,213 persen tergolong buruk atau mendekati baik. Strategi pengelolaan yang perlu dilakukan adalah perbaikan teknologi penangkapan seperti membatasi fishing capacity dan effort, membatasi panjang jaring, mata jaring, dan jumlah bale-bale. Strategi perbaikan populasi sumberdaya ikan dengan cara pengkayaan stok penebaran rumpon untuk melindungi ikan agar ikan dapat berkembang biak dengan aman, dan mencari daerah-daerah penangkapan baru.

KeyWord : Ikan terbang, indeks keberlanjutan, status keberlanjutan, dan strategi pengelolaan.

ABSTRACT :The eggs of flying fish have a social and economic importance as export commodity. In Makassar Strait the production of this fish has been detected to be decreasing since the 80s due to overfishing and bad management regime. Fishing is an entity of a complex system, multidimensional, faces uncertain conditions and is hard to predict hence it is necessary to be cautious when managing it. One of FAO recommendations for fisheries management approach is based on the ecosystem. The dimensions used for ecosystem-based management are: habitat and ecosystem, fisheries resources, technology, social, economy, and institution. This research aims at describing the flying fish sustainability status and formulating its management strategy. The application of statistic multi dimension scall used in this research is the modified Flying Fish Rap-Fish (Rapid Assessment Techniques for Fisheries).Results show that the highest sustainability index is for the habitat and ecosystem dimension with 80.60% (very good), followed by good categories for economic 60.90%, social 52.95% and institution 52.29%. The lowest sustainability indexes or bad categories are for fish resources 41.43% andfishing technology 33.78%. Multi-dimensionally, the present management status for the flying fish has sustainability index of 49.21% (bad to good). The two dimensions that need management intervention therefore are the fishing technology and fish resources. The strategies for improving the fishing technology are: preventing the modification of ecosystem unfriendly fishing gear, re-campaining the “pakkaja” (fish floating trap) as the hand-downed local wisdom and eco-soundly fishing trap, research on sustainable fishing techniques, limiting the fishing capacity and effort by limiting the length of fishing net to not more than 1500 meters with a mesh size of 1.25-1.5 inches only, and limiting the number of “bale-bale” to 40-50 units. The strategies for improving fish resources are by improving the status of exploitation status, such as by limiting the number of the fishing boat (“bale-bale”) and eggs being fished and by limiting the fishing of the brood stock through the permit system; finding new fishing ground outside Makassar Strait, Seram Sea and Banda Sea; stock enhancement through research development of larval growth; implementing sustainable activities of larval restocking; anddistributing “rumpon”(a fish aggregate device) to save and protect the spawning habitat of the flying fish.

Key Word : Flying fish, sustainability index, sustainable status, management strategy

Page 48: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789...  · Web viewNasruddin*, Moh. Yoenus Osman*, Wiwik Wahidah Osman ...Gedung Kuliah Bersama ini merupakan salah satu

ANALISIS PENGEMBANGAN SILVOFISHERY UNTUK BUDIDAYA KEPITING BAKAU PADA KAWASAN MANGROVE DI PESISIR KABUPATEN PANGKEP

ANALYSIS OF SYLVOFISHERY DEVELOPMENT FOR MUD CRAB CULTURE IN THE MANGROVE REGION AT PANGKEP

REGENCY COASTAL

Muh. Yusri Karim1, Siti Aslamyah2, Zainuddin3, Rustam4 dan Mukhlis Syam5

Fakultas/Jurusan : Ilmu Kelautan & Perikanan/Perikanan

ABSTRAK :Silvofishery adalah salah satu konsep pengelolaan sumberdaya pesisir yang mengintegrasikan konservasi mangrove dengan budidaya air payau. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor bio-fisik kimia lingkungan mangrove di wilayah pesisir kabupaten Pangkep sebagai lokasi budidaya kepiting bakau pola silvofishery serta mengkaji kemungkinan pengembangannya. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juli sampai Nopember 2012 pada kawasan mangrove di pesisir Kabupaten Pangkep pada 5 lokasi yaitu: Tekolabbua, Pundata Baji, Kanaungan, Bawasalo dan Tamarupa. Analisis tanah dan kualitas air dilakukan di Laboratorium Kualitas Air, Jurusan perikanan, Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan dan Laboratorium Tanah, Fakultas Pertanian Universitas Hasanuddin, Makassar. Pendekatan yang digunakan pada penelitian ini adalah metode survei. Ada dua jenis data utama yang dikumpulkan, yaitu data primer dan sekunder. Data yang diperoleh dianalisis dengan pembobotan/skoring dan analisis SWOT. Hasil penelitian menunjukkan bahwa parameter fisika kimia air, fisika kimia tanah dan kerapatan mangrove layak sebagai lokasi budidaya kepiting bakau dan terdapat 2 lokasi di kawasan mangrove daerah pesisir Kabupaten Pangkep yang memiliki kategori sangat sesuai (S1) yakni Tekolabbua dengan nilai 79,25% dan Bawasalo 78,00%, dan 3 lokasi cukup sesuai (S2) yakni Pundata Baji dengan nilai 60,00%, Kanaungan 68,00% dan Tamarupa 66,00%.

KeyWord : Silvofishery, kepiting bakau, mangrove

ABSTRACT :Silvofishery is one concept that integrates the management of coastal mangrove conservation with brackish water aquaculture. This study aims to analyze the factors of physical bio-chemical environment of coastal mangrove Pangkep district as mud crab farming location silvofishery patterns and examine the possibility of development. The study was conducted from July to November 2012 in the mangrove areas in coastal districts Pangkep at 5 locations namely: Tekolabbua, Pundata Baji, Kanaungan, Bawasalo and Tamarupa. Analysis of soil and water quality conducted on Water Quality Laboratory, Department of fisheries, Faculty of Marine Science and Fisheries and Soil Laboratory, Faculty of Agriculture, University of Hasanuddin, Makassar. The approach used in this study is a survey method. There are two main types of data collected, namely primary and secondary data. Data were analyzed by weighting / scoring and SWOT analysis. The results showed that the physical parameters of water chemistry, physical chemistry and density of land as a viable mangrove mud crab farming location and there are 2 locations in coastal mangrove areas Pangkep District has very appropriate category (S1) that is Tekolabbua with value 79.25% and Bawasalo 78 , 00%, and 3 locations are reasonably fit (S2) ie Pundata wedge with a value of 60.00%, 68.00% and Tamarupa Kanaungan 66.00%.

Key Word : Silvofishery, mud crab, mangrove

Page 49: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789...  · Web viewNasruddin*, Moh. Yoenus Osman*, Wiwik Wahidah Osman ...Gedung Kuliah Bersama ini merupakan salah satu

PENGGUNAAN RANGKA KARANG KERAS PORITES LUTEA UNTUK MONITORING PENCEMARAN LOGAM BERAT PB, CD, CU DAN HG DALAM PERAIRAN LAUT

USING HARD CORAL PORITES LUTEA FRAMEWORK FOR MONITORING HEAVY METAL POLLUTION OF PB, CD, CU AND HG AT SEA WATERS

Muh. Farid Samawi1, Shinta Werorilangi2, Rahmadi Tambaru3 dan Aida A. Husain4

Fakultas/Jurusan : Ilmu Kelautan & Perikanan/Kelautan

ABSTRAK :Pertumbuhan karang keras Porites lutea ditandai dengan pembentukan rangka kapur. Yangmana pada peristiwa tersebut turut mengendapkan unsur-unsur pencemar kedalam rangka kapur. Karang keras memiliki lingkaran tahunan, sehingga dapat digunakan untuk memberikan informasi kondisi pencemaran logam berat di perairan laut pada kurun waktu tertentu.. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pencemaran logam berat Pb, Cd, Cu dan Hg menggunakan rangka Porites lutea pada perairan pulau yang berbeda. Penelitian ini menggunakan metode survei lapangan dengan Porites lutea sebagai sampel. Parameter yang diukur parameter oseanografi,logam berat dalam air, lingkar tahun rangka dan akumulasi logam berat. Hasil parameter oseanografi seperti suhu, salinitas,kekeruhan, pH dan oksigen terlarut berada di bawah baku mutu, hanya TSS dan logam berat dalam air di atas baku mutu. Hasil memperlihatkan terdapat perbedaan konsentrasi logam berat pada lingkar tahun Porites lutea dalam kurun waktu 15 tahun.

KeyWord : Monitoring pencemaran laut, logam berat, Porites lutea

ABSTRACT :Growth of hard coral Porites lutea characterized by the formation of the skeleton of lime. Which was the incident helped precipitate the contaminant elements into the skeleton of lime. Hard coral has an annual cycle, so it can be used to provide information on the condition of heavy metal pollution in marine waters at a certain time .. The purpose of this study was to determine the heavy metal pollution of Pb, Cd, Cu and Hg using the skeleton of Porites lutea at different island waters. This study uses a field survey with a sample of Porites lutea. Parameters measured oceanographic parameters, heavy metals in water, in order to ring and heavy metal accumulation. The results of oceanographic parameters such as temperature, salinity, turbidity, pH and dissolved oxygen under the quality standard, only TSS and heavy metals in the water above the standard. The results show there are different concentrations of heavy metals in the ring in Porites lutea in the past 15 years.

KeyWord : Monitoring marine pollution, heavy metals, Porites lutea

Page 50: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789...  · Web viewNasruddin*, Moh. Yoenus Osman*, Wiwik Wahidah Osman ...Gedung Kuliah Bersama ini merupakan salah satu

ANALISIS HASIL TANGKAPAN BAGAN TANCAP BERDASARKAN KARAKTERISTIK EKOSISTEM DISEKITARNYA DALAM MENUNJANG PERIKANAN BERTANGGUNGJAWAB

FISH CATCH ANALYSIS OF FIXED-TYPED LIFTNET BASED ON THE CHARACTERISTICS OF SURROUNDING ECOSYSTEM IN SUPPORTING RESPONSIBLE FISHERIES

M.Kurnia*, A.Nelwan, Sudirman, Y.N.Indar dan M.Palo Fakultas/Jurusan : Ilmu Kelautan & Perikanan/Perikanan

ABSTRAK :Penelitian ini meliputi karakteristik jenis hasil tangkapan bagan tancap berdasarkan karakteristik ekosistem di sekitarnya. Dilaksanakan pada dari bulan Juli sampai Desember 2012 di Perairan Teluk Bone. Tujuannya untuk menganalisis total dan komposisi jenis hasil tangkapan berdasarkan karakteristik ekosistem di sekitarnya untuk mendukung perikanan bertanggung jawab. Pengumpulan data dilakukan setiap waktu hauling, dimana data total dan komposisi jenis hasil tangkapan yang tertangkap dilakukan penimbangan dan penyortiran setiap sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada 29 spesies ikan yang tertangkap yang didominasi jenis ikan-ikan pelagis kecil. Hasil tangkapan bagan tancap di sekitar ekosistem batu didominasi ketang-ketang (Scatophagus argus) 57% dan sebagian lainnya adalah ikan Gabel kalong (Platax teira) 1.7%, sedangkan di sekitar ekosistem padang lamun didominasi ikan Belanak (Mugil sp) 46,15% dnd sebagian lainnya adalah ikan teri (Spratelloides robustus) 1,54%. Hasil tangkapan untuk setiap hauling pada sekitar ekosistem padang lamun lebih baik dibanding ekosistem batu. Berdasarkan struktur ukuran, banyak hasil tangkapan yang berukuran kecil. Oleh karena itu disarankan agar ukuran mesh size diperbesar dari 0.5 cm ke 1.0 cm atau lebih.

KeyWord : Monitoring pencemaran laut, logam berat, Porites lutea

ABSTRACT :We discuss the characteristics of Fish Catch of Fixed-Typed Liftnet (Bagan Tancap) based on the characteristics of surrounding ecosystem. This research was carried out from September to December 2012 at Bone Bay waters. The objective of this research was to analysis the total and composition of fish catch based on the characteristics of surrounding ecosystem in supporting responsible fisheries. The data collection was at every hauling time, total and composition of fish catch was weighed and separated for every sampling. The result show that there where 29 fish species dominated small pelagic fishes. Fish catch in the surrounding ecosystem of stone was dominated by ketang-ketang (Scatophagus argus) 57% and partly was Gabel kalong (Platax teira) 1.7% while at the surrounding ecosystem of padang lamun was dominated by Belanak (Mugil sp) 46,15% and partly was teri (Spratelloides robustus) 1,54%. The catching results for every hauling at the surrounding ecosystem of padang lamun were better than at the surrounding ecosystem of stone. Based on the structure of size, a lot of fish catch are small. Therefore, it is suggested that the size of the mesh size increased from 0.5 cm to 1.0 cm or more.

KeyWord : Bagan Tancap, fish catch composition

Page 51: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789...  · Web viewNasruddin*, Moh. Yoenus Osman*, Wiwik Wahidah Osman ...Gedung Kuliah Bersama ini merupakan salah satu

PEMANFAATAN EKSTRAK RUMPUT LAUT Caulerpa racemosa

SEBAGAI BIOKONTROL PENYAKIT INFEKSI PADA ORGANISME BUDIDAYA

Elmi Nurhaidah Zainuddin1,2), Rajuddin Syamsuddin1), Hamzah Sunusi1), Abustang1), Asmi Citra Malina1), Andi Aliah Hidayani1), Huyyirnah1)

Fakultas/Jurusan : Ilmu Kelautan & Perikanan/Perikanan

ABSTRAK :Semakin banyak permasalahan yang dihadapi dalam penggunaan antibiotik sintetik membuat perlu penelitian tentang potensi rumput laut Caulerpa racemosa sebagai biokontrol (antibiotik alami) dalam pengendalian penyakit infeksi pada organisme budidaya. Metode yang digunakan terdiri dari: 1. Ekstraksi C. racemosa secara berkesinambungan dengan pelarut n-heksana, etil asetat, metanol, dan metanol/H2O menggunakan stirer; 2. Pengujian aktivitas antibakteri ekstrak C. racemosa terhadap 7 strain bakteri patogen dengan metode difusi agar; 3. Pengujian sitotoksisitas ekstrak C. racemosa dengan brine shrimp lethality test (BSLT); 4. Penentuan konsentrasi hambat minimum (KHM) ekstrak aktif C. racemosa dengan metode difusi agar; 5. Deteksi senyawa antibakteri ekstrak aktif C. racemosa dengan metode kromatografi lapis tipis (KLT)-bioautografi. Hasil pengujian membuktikan bahwa hanya ekstrak n-heksana, ekstrak metanol dan ekstrak metanol/H2O yang berpotensi menghambat pertumbuhan bakteri patogen. Aktivitas tertinggi diperlihatkan oleh ekstrak metanol/H2O terhadap strain Vibrio harveyi BPPBAP (Ø zona hambat 20,7 mm) disusul ekstrak metanol/H2O dan ekstrak metanol terhadap strain Vibrio harveyi FIKP dengan diameter zona hambat masing-masing 20,0 mm. Hasil uji sitotoksisitas memperlihatkan hanya ekstrak n-heksana yang bersifat toksik, namun dalam tingkatan yang rendah, dengan LC50 = 874,3 ppm, sementara ke-3 ekstrak lainnya tidak bersifat toksik (LC50 >1000 ppm). Nilai konsentrasi hambat minimum (KHM) ekstrak n-heksana terhadap Vibrio harveyi BPPBAP (15,625 ppm) lebih tinggi dari nilai KHM ekstrak metanol (<15,625 ppm). Hasil deteksi senyawa antibakteri ekstrak n-heksana terhadap Vibrio harveyi FIKP memperlihatkan zona hambat pada noda dengan Rf 0,68 berwarna hijau muda baik secara visual maupun pada UV 254, dan ekstrak metanol pada noda dengan Rf.0,74 (kuning kehijauan) dan Rf 0,86 (hijau muda) pada UV 254 dan 366. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa ekstrak Caulerpa racemosa berpotensi sebagai biokontrol (antibakteri alami) penyakit infeksi pada organisme budidaya. Agar penggunaannya di lapangan aman dan ramah lingkungan, perlu penelitian lebih lanjut secara in vitro dan in vivo di laboratorium maupun di lapangan.

KeyWord : Caulerpa racemosa, biokontrol, bakteri patogen, organisme budidaya perairan

Page 52: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789...  · Web viewNasruddin*, Moh. Yoenus Osman*, Wiwik Wahidah Osman ...Gedung Kuliah Bersama ini merupakan salah satu

ANALISIS HUBUNGAN ANTARA CARA PENANGKAPAN, FASILITAS DAN CARA PENANGANAN IKAN DENGAN KUALITAS IKAN YANG DIHASILKAN

ANALYSIS ON THE RELATIONSHIP BETWEEN FISHING TECHNIQUES, HANDLING FACILITIES AND METHODS, AND QUALITY OF THE RESULTED FISH

Metusalach, Kasmiati, Fahrul, and Ilham JayaFakultas/Jurusan : Ilmu Kelautan & Perikanan/

ABSTRAK :Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara cara penangkapan, fasilitas penanganan, dan cara penanganan ikan dengan kualitas ikan yang dihasilkan. Penelitian dilakukan di Kabupaten Takalar dan Barru menggunakan 4 jenis alat tangkap yaitu purse seine, cantrang, gillnet, dan bagan perahu. Sebanyak 5 jenis ikan tangkapan utama setiap alat/trip diukur mutunya melalui pengukuran pH daging dan penilaian organoleptik. Pengukuran dan penilaian dilaksanakan di atas kapal, di tempat pendaratan ikan (TPI) dan setelah pelelangan. Pengamatan juga dilakukan terhadap kondisi fasilitas penanganan ikan baik di kapal maupun di TPI, dan terhadap praktik penanganan ikan oleh nelayan di atas kapal dan oleh penangan ikan di TPI, lama waktu sejak ikan diangkat ke kapal sampai selesainya pelelangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pH daging dan nilai organoleptik ikan menurun seiring bertambahnya waktu sejak ikan mati dan keduanya menunjukkan pola penurunan yang sama sampai pada tahap selesainya pelelangan. Lama waktu sejak ikan mati sampai selesai dilelang berkisar antara 1.45 – 8.98 jam. Namun demikian, mutu ikan masih baik sampai pada saat selesai pelelangan (pH<7 dan nilai organoleptik >7). Hampir semua ikan hasil tangkapan dalam penelitian ini tidak ditangani dengan es meskipun terdapat fasilitas yang baik untuk penanganan di atas kapal purse seine dan bagan perahu, serta di TPI. Secara sendiri-sendiri, variabel prediktor mutu yang diteliti tidak berpengaruh (p>0.05), tetapi secara komposit memberikan pengaruh signifikan (p<0.05) terhadap mutu ikan. Analisis regresi memperlihatkan bahwa 73.96% pengaruh terhadap mutu ikan dikontribusikan oleh cara penangkapan (purse seine, bagan perahu, cantrang) dan waktu transit ikan jika cara penangkapan tidak dikompositkan, sedang jika cara penangkapan dikompositkan (compounded) maka prediktor yang memberikan pengaruh sebesar 73.96% adalah cara penangkapan, cara penanganan di atas kapal, fasilitas penanganan di TPI dan waktu transit ikan. Analisis PCA menunjukkan bahwa 52.52% dari kualitas ikan dipengaruhi oleh cara penangkapan dengan purse seine dan bagan perahu, fasilitas penanganan dan cara penanganan, sedangkan cara penangkapan dengan cantrang dan waktu transit ikan memberikan pengaruh sebesar 27.27% terhadap kualitas ikan.

KeyWord : Cara penangkapan, fasilitas, penanganan, ikan, kualitas, PCA

ABSTRACT :The research was aimed at determining the relationship between fishing techniques, handling facilities, handling methods, and the quality of the fish catched. The research was carried out in the district of Takalar and Barru using four types of fishing gears, i.e. purse seine, cantrang (modified bottom trawl), gillnet and boat-liftnet with five units of each fishing gears as replicates. Five species of dominant catches from each unit of fishing gears were taken as samples for quality determination (measurement of meat pH and organoleptic evaluation). The quality of the fish was determined on-board (soon after lifted), at landing sites (soon after landed), and soon after auction. The condition of handling facilities on-board, at landing sites and auction, and the methods of fish handling applied by the fishermen and the fish handler on-board, at landing sites and auction were evaluated. Fish transit time (time lapse) between the liftings of fish on board and the auction processes were also determined. Results indicated that the quality of fish (pH’s and organoleptic scores) decreased as increasing time lapse (1.45-8.98 h) between the lifting the catch on board and the auction process. During the research nearly all fish catched were neither subjected to good handling nor to low temperature despite the availability of good handling facilities on purse seine and boat-liftnet units as well as the landing sites. Nevertheles, the quality of the fish remained fairly good up to the point of soon after auctioning (pH’s<7 and organoleptic scores >7). When alone, none of the quality predictors was significantly affecting the quality of the fish. However, when the fishing techniques were compounded the quality predictors were significantly (<0.05) affecting the fish quality. Regression analysis showed that 73.96% of the fish quality was determined by fishing by purse seine, cantrang and boat-liftnet) and fish transit time when

Page 53: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789...  · Web viewNasruddin*, Moh. Yoenus Osman*, Wiwik Wahidah Osman ...Gedung Kuliah Bersama ini merupakan salah satu

the fishing techniques were not compounded. When fishing techniques were compounded, however, the fishing techniques, on-board handling methods, on-board and on landing site handling facilities, and fish transit time contributed 73.96% to the fish quality. The PCA analysis showed that 52.52% effects on the fish quality were contributed by the fishing by purse seine and 27.27% were made up by fishing with cantrang and the fish transit time.

KeyWord : Fishing techniques, facilities, handling, fish, quality, PCA

Page 54: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789...  · Web viewNasruddin*, Moh. Yoenus Osman*, Wiwik Wahidah Osman ...Gedung Kuliah Bersama ini merupakan salah satu

POTENSI APLIKASI IN SITU BIOMARKER DALAM BERBAGAI TINGKAT ORGANISASI BIOLOGIS KERANG HIJAU, Perna viridis UNTUK MENDETEKSI BAHAN PENCEMAR LOGAM

IN SITU POTENTIAL APPLICATION OF BIOMARKERS IN SAME LEVELS OF BIOLOGICAL ORGANIZATION OF GREEN MURSEL, Perna viridis FOR DETECTION OF METAL POLLUTANTS

Khusnul Yaqin*+, Joeharnani Tresnati* , Bachrianto Bachtiar*, Lodewyk S. Tandipayuk*, Sri Wahyuni*

Fakultas/Jurusan : Ilmu Kelautan & Perikanan/Perikanan

ABSTRAK :Monitoring bahan pencemar secara klasik memunyai berbagai kelemahan. Kelemahan itu dapat diatasi oleh konsep biomonitoring dengan menggunakan biomarker. Hal ini karena respon bilologis suatu organisme atau biomarker terhadap bahan pencemar akan termanifestasikan secara kontinum pada berbagai level integritas biologis. Dalam penelitian ini digunakan tiga jenis biomarker yaitu biomarker pada tingkat tingkah laku (filtration rate), fisiologi (produksi bisus), morfologi (Condition Index/indeks kondisi), dan histologi. Kerang hijau, Perna viridis dikumpulkan dari perairan Mandalle, Kabupaten Pangkajene Kepulauan. Setelah itu kerang ditempatkan atau ditransplantasi di beberapa lokasi di perairan Makassar, yaitu perairan Hotel Pantai Gapura, Pulau Lae-Lae, dan Pulau Samalona selama 1 minggu dengan menggunakan wadah dan botol plastiK. Kemudian kerang dibawa ke laboratorium untuk dilakukan beberapa pengukuran; laju filtrasi, produksi bisus, indeks kondisi, histologi dan kandungan logam plumbum (Pb) dan kadmium (Cd). Hasil pengukuran dan analisis statistik menjukkan bahwa laju filtrasi kerang hijau yang ditransplantasi di beberapa lokasi tidak berbeda nyata (p > 0,05). Rata-rata laju filtrasi kerang di perairan Hotel Pantai Gapura, Pulau Lae-Lae dan Samalona masing-masing yaitu 194,56, 162,65, dan 204,69 ml/individu/jam. Rata-rata produksi bisus kerang 45,74, 38,12, 40,64 cakram/individu/hari masing untuk kerang yang ditransplantasi di Hotel Pantai Gapura, Pulau Lae-Lae dan Samalona. Dari hasil analisis statistik, produksi bisus ini tidak berbeda nyata antara satu tempat dengan tempat yang lainnya (p > 0,05). Indeks kondisi kerang hijau menjukkan adanya perbedaan yang nyata (p < 0,05) antara kerang yang ditempatkan di perairan Pulau Samalona dengan kerang yang ditransplantasi di Hotel pantai Gapura dan Pulau Lae-Lae. Perbedaan ini diduga lebih disebabkan oleh faktor di luar bahan pencemar seperti ketersediaan makanan. Indeks kondisi untuk kerang dari Hotel Pantai Gapura, Pulau Lae-Lae dan Samalona masing-masing yaitu 0,059, 0,049 dan 0,040. Kerusakan histologis yang terjadi pada kerang hijau yaitu, rusaknya epitel, otot dan glandula baik pada kaki maupun mantel yang tampak relatif seragam di antara kerang yang ditransplantasi di perairan Makassar. Kerusakan ini sebagian besar mungkin disebabkan oleh kerusakan bawaan yang dialami kerang di tempat asalnya yaitu perairan Mandalle. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa biomarker yang digunakan belum menunjukkan kemampuannya dalam mendeteksi efek bahan pencemar yang terdapat di perairan Makassar, bila durasi pemaparan sentinel organism hanya 1 minggu.

KeyWord :Biomonitroing, biomarker, kerang hijau, laju filtrasi, produksi bisus, kondisi indeks, histologi

ABSTRACT :There are some disadvantages of classical monitoring for aquatic pollutions that can be addresesed by biomonitoring using biomarkers. It is due to the ability of biomarkers provides manifestation of continuum effects of pllutants on some degress of biological integrities. This study used three levels of biomarkers such as behavior (filtration rate), physiology (byssus production), morphology (condition index) and histology level of green mussel, Perna viridis. The animals were hand-collected from Mandalle waters, Pangkajene Kepulauan regency which then transplanted in some areas of Makassar waters i.e. Hotel Pantai Gapura, Lae-Lae and Samalona Island for a week. Afterward, the green mussels were transferred to laboratory for filtration rate, byssal production, condition index measurements, and histology and plumbum (Pb) and cadmium (Cd) analysis. Statistical analysis showed that there was no different of the filtration rate of the green mussel from different places (p > 0.05). The averages of the filtration rates were 194.56, 162.65, and 204.69 ml/animal/hour for the green mussel in Hotel Pantai Gapura, Lae-lae and Samalona Island respectively. The statistical analysis revealed also a non-significant different of byssus productions of the green mussels from different places (p > 0.05). The averages of the byssus productions were 45,74, 38,12, 40,64 plaque/animal/day for the green mussel in Hotel Pantai Gapura, Lae-lae and Samalona Island

Page 55: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789...  · Web viewNasruddin*, Moh. Yoenus Osman*, Wiwik Wahidah Osman ...Gedung Kuliah Bersama ini merupakan salah satu

respectively. There were significant differences of condition indexes of the green mussels which transplated in Samalona Island to those in Hotel Pantai Gapura and Lae-Lae island (p < 0.05). These siginificant differences were likely caused by non-pllutants factors such as food availability. Condition indexes for the green mussel that transplanted in Hotel Pantai Gapura, Lae-Lae and Samalona Island were 0,059, 0,049 and 0,040. Histological damages such as disruption in epitel, muscle compartment, and glandula of foot and mantle occured in the green mussels that transplanted in some areas of Makassar waters. The damages occurred relatively similar amongst the animals that transplanted in the different places which were expected taken from the original area which was Mandalle waters.The study suggested that the biomarkers were not revealed their ability to detect the effects of pollutant when the duration of exposure only one week.

KeyWord : Biomonitroing, biomarker, green mussel, filtration rate, byssus production, condition indeks, histology.

Page 56: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789...  · Web viewNasruddin*, Moh. Yoenus Osman*, Wiwik Wahidah Osman ...Gedung Kuliah Bersama ini merupakan salah satu

ANALISIS STRUKTUR UKURAN IKAN CAKALANG (Katsuwonus pelamis) MENURUT MUSIM PENANGKAPAN, DAERAH PENANGKAPAN DAN METODA PENANGKAPAN DI PERAIRAN LUWU TELUK

BONE SULAWESI SELATAN

SIZE STRUCTURE ANALYSIS OF SKIPJACK (KATSUWONUS PELAMIS) ACCORDING TO FISHING SEASON, FISHING GROUND, AND FISHING TECHNOLOGY AT LUWU WATERS GULF OF BONE, SOUTH SULAWESI

Achmar Mallawa, Musbir, Faisal Amir dan Assis MarimbaFakultas/Jurusan : Ilmu Kelautan & Perikanan/Perikanan

ABSTRAK :Ikan cakalang di perairan Teluk Bone telah dimanfaatkan oleh nelayan sejak lama dengan menggunakan berbagai macam alat tangkap sehingga diduga telah terjadi pemanfaatan berlebihan dan penurunan kuantitas dan kualitas populasi. Penelitian ini bertujuan menganalisis struktur ukuran ikan cakalang yang tertangkap menurut musim penangkapan, lokasi penangkapan, dan teknologi penangkapan ikan. Data yang digunakan berupa data primer seperti ukuran ikan, lokasi penangkapan, waktu penangkapan dan data skunder jenis alat tangkap yang digunakan nelayan, produksi tahunan, lokasi pendaratan ikan dan sebagainya. Data primer diperoleh melalui pengamatan langsung di lapangan dan data skunder diperoleh dari instansi terkait. Data dianalisis secara deskriptif melalui perbandingan histogram dan uji t – student. Hasil penelitian menjelaskan bahwa (1) kisaran ukuran ikan yang tertangkap pada musim peralihan I, musim timur, musim peralihan II dan musim barat tidak jauh berbeda, namun ukuran ikan dominan dan panjang rata-rata ikan memperlihatkan perbedaan nyata,. (2) kisaran ukuran panjang ikan, ukuran ikan dominan dan panjang rata-rata ikan yang tertangkap di perairan pantai dan di perairan lepas pantai berbeda, di mana kisaran panjang ikan di perairan lepas pantai lebih luas dibanding kisaran panjang ikan perairan pantai, ikan-ikan dominan tertangkap di perairan pantai berukuran lebih besar dibanding ikan diperairan lepas pantai, dan panjang rata-rata ikan lebih tinggi dibanding ikan lepas pantai, (3) kisaran ukuran panjang, ukuran panjang ikan dominan tertangkap, dan panjang rata-rata ikan yang tertangkap di rumpon dan non rumpon berbeda. Ukuran ikan dominan dan panjang rata-rata ikan yang tertangkap di non rumpon lebih besar dibanding ikan yang tertangkap di rumpon, (4) kisaran ukuran panjang, ukuran panjang dominan tertangkap dan panjang rata-rata ikan ketiga alat tangkap berbeda. Ukuran ikan dominan tertangkap dan panjang rata-rata ikan tertangkap tertinggi pada pancing tonda, menyusul huhate dan payang. Ikan yang tertangkap payang ukurannya jauh lebih kecil dibanding pancing tonda dan huhate. Ukuran ikan dominan tertangkapan dan panjang rata-rata ikan tangkapan pancing tonda lebih besar dari huhate.

KeyWord : Ikan cakalang, struktur ukuran, musim, daerah dan teknologi penangkapan, Teluk Bone

Page 57: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789...  · Web viewNasruddin*, Moh. Yoenus Osman*, Wiwik Wahidah Osman ...Gedung Kuliah Bersama ini merupakan salah satu

TRANSPLANTASI SEBAGAI SALAH SATU METODE UNTUK RESTORASI LAMUN DAN MENINGKATKAN KETAHANAN LAMUN TERHADAP CLIMATE CHANGE

Mahatma Lanuru1, Amran Saru1, Supriadi1, dan Khairul Amri1

Fakultas/Jurusan : Ilmu Kelautan & Perikanan/Kelautan

ABSTRAK :Salah satu ekosistem pantai utama di perairan tropis selain terumbu karang dan mangrove (hutan bakau) yang akan kena dampak besar dari perubahan iklim adalah ekosistem lamun (seagrass). Perubahan iklim diperkirakan akan menimbulkan efek negatif terhadap padang lamun karena peningkatan energi gelombang dan menyebabkan terjadinya perubahan arus yang menyebabkan terjadinya erosi sedimen pantai yang merupakan habitat lamun. Restorasi melalui transplantasi lamun merupakan salah satu strategi pengelolaan yang efektif dan berkelanjutan untuk membantu pemulihan kerusakan lamun akibat perubahan iklim atau kerusakan lamun akibat gangguan lainnya. Pada penelitian ini diuji tiga metode transplantasi lamun, yaitu metode Sprig, metode Frame (TERFS) dan metode Staple pada areal penanaman (transplantasi) yang dilindungi Alat Pemecah Ombak (APO) dan tanpa APO untuk mencari mencari metode transplantasi lamun terbaik yang dapat memberikan pertumbuhan dan tingkat kelangsungan hidup yang tinggi pada kondisi gelombang dan arus yang kuat yang kemungkinan timbul akibat perubahan iklim. Lamun yang ditanam dengan menggunakan tiga metode transplantasi memperlihatkan adanya perbedaan nyata tingkat kelangsungan hidup. Metode Frame menghasilkan tingkat kelangsungan hidup yang paling tinggi baik pada areal yang dilindungi APO maupun pada areal tanpa perlindungan APO. Tingkat kelangsungan hidup lamun yang dilindungi dengan APO tidak berbeda nyata dengan tingkat kelangsungan hidup lamun tanpa APO pada tiga metode yang diuji. Hasil ini menunjukkan bahwa Alat Pemecah Ombak bambu yang digunakan dalam penelitian ini kurang efektif melindungi transplant (lamun yang di transplantasi).

Page 58: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789...  · Web viewNasruddin*, Moh. Yoenus Osman*, Wiwik Wahidah Osman ...Gedung Kuliah Bersama ini merupakan salah satu

DINAMIKA MASSA AIR LAUT PADA MUSIM BARAT PERAIRAN KOTA MAKASSAR

DYNAMICS OF MASS ON SEA WEST SEASONCITY WATERS MAKASSAR

Abdul Rasyid Jalil, Nurjannah Nurdin, Andi Iqbal B, Muh. HattaFakultas/Jurusan : Ilmu Kelautan & Perikanan/

ABSTRAK :Perairan Indonesia secara umum dipengaruhi oleh angin munson, bertiup pada arah yang berlawanan secara bergantian dalam satu tahun, yang dikenal dengan munson barat dan munson timur. Kota Makassar yang merupakan salah satu kawasan dari spermonde memiliki wilayah daratan dan juga memiliki wilayah kepulauan yang dapat dilihat sepanjang garis pantai Kota Makassar. Pulau-pulau ini merupakan gugusan pulau-pulau karang sebanyak 12 pulau, bagian dari gugusan pulau-pulau Sangkarang, atau disebut juga pulau-pulau Pabbiring, atau lebih dikenal dengan nama kepulauan Spermonde. Pulau-pulau tersebut adalah Pulau Lanjukang (terjauh), Pulau Langkai, Pulau Lumu-Lumu, Pulau Bonetambung, Pulau Kodingareng Lompo, Pulau Barrang Lompo, Pulau Barrang Caddi, Pulau Kodingareng Keke, Pulau Samalona, Pulau Lae-Lae, Pulau Lae-Lae kecil (gusung) dan Pulau Kayangan (terdekat). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pola pergerakan arus permukaan pada munson barat di perairan Kota Makassar. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei-Desember 2012. Data citra yang digunakan adalah data akuisisi dari bulan Oktober 2011 sampai Oktober 2012 (2 tahun). Pengambilan data lapangan dilakukan selama 2 (dua) bulan yaitu bulan September-Oktober 2012. Pola arus yang terjadi di laut lepas baik saat pasang maupun surut menunjukkan pola yang sama yakni dari utara dan terbagi menuju ke timur dan selatan. Arus ke timur terjadi di laut utara Pulau Barrang Lompo dengan kondisi arus semakin melemah menuju daratan Sulawesi dengan kecepatan 0,10 met/det. Sedangkan arus yang mengarah ke Tenggara dan Selatan dengan kecepatan 0,2 m/s dengan kondisi kecepatan arus semakin meningkat hingga di bagian selatan Pulau Langkai dengan kecepatan mencapai 0,5 m/s.

KeyWord : Pola Arus Permukaan, Munson Barat, Perairan Kota Makassar

ABSTRACT :Indonesian waters generally are influenced by monsoon wind, blowing oppositely one by one in a year, are known by west monsoon and east monsoon. Makassar is one area of the spermonde has continent area and also islands area which can be seen along Makassar coast line. These islands are bundle of cooral reef islands as much as 12 islands, part of Sangkarang Islands Bundle or called Pabbiring Islands, or more popular are known as Spermonde Islands. These islands are Lajukang Island (Farthest), Langkai Island, Lumu-Lumu Island, Bonetambung Island, Kodingareng Lompo Island, Barrang Lompo Island, Barrang Caddi Island, Kodingareng Keke Island, Samalona Island, Lae-Lae Island, Small Lae-Lae (Gusung) and Kayangan Island (nearest). Purpose of this research was to determine the pattern of surface flow movement on West Monsoon of Makassar Waters. This research was conducted on May-December 2012. Image data which is used was from Acquisition data from Oktober 2011-Oktober 2012. The pattern of flow that occur on the open sea at high tide although low tide show the same pattern, those are from the north and divided into the east and west. The flow into the east occur on North Sea of Barrang Lompo Island with Condition of flow decreasing going into Sulawesi Continent with a speed 0,10 m/s. Whereas, the flow that move into southeast and south with a speed o,3 m/s with speed condition of flow increasing until the sotuh part of Langkai Island with a speed reach until 0,5 m/s.

KeyWord : Surface Current, West Monsoon, Spermonde Archipelago

Page 59: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789...  · Web viewNasruddin*, Moh. Yoenus Osman*, Wiwik Wahidah Osman ...Gedung Kuliah Bersama ini merupakan salah satu

KESESUAIAN EKOWISATA PANTAIANALISIS KESESUAIAN BIOGEOFISIK UNTUK PENGEMBANGAN EKOWISATA PANTAI DI KABUPATEN

TAKALAR

SUITABILITY OF THE COASTAL ECOTOURISMBIOGEOFISIK SUITABILITY ANALYSIS FOR DEVELOPMENT OF THE COASTAL ECOTOURISM AT TAKALAR

REGENCY

Ambo Tuwo, Marzuki Ukkas, Ahmad Bahar, M. Rijal Idrus, Esthe S. Manapa

Fakultas/Jurusan : Ilmu Kelautan & Perikanan/Kelautan

ABSTRAK :Kabupaten Takalar di Sulawesi Selatan merupakan kawasan pesisir dengan potensi pariwisata berbasis keindahan alam dan kehidupan masyarakat. Pemerintah setempat telah mencanangkan pengembangan obyek wisata alam pantai dan laut sebagai salah satu program unggulan pembangunan Kabupaten Takalar (Ukkas, 2008). Salah satu obyek wisata pantai yang potensial dikembangkan adalah pantai Boe yang terletak di Desa Mappakalompo, Kecamatan Galesong. Kawasan Pantai Boe seluas kurang lebih 15 Ha, dengan garis pantai sepanjang 750 meter ini memiliki pemandangan indah dengan kondisi sekitar yang relatif masih alami, didominasi pasir hitam, dan ditumbuhi beragam vegetasi pantai. Agar pemanfaatan dan pengelolaan kawasan wisata ini kelak dapat dilakukan secara terarah dan berkelanjutan, dibutuhkan sejumlah data dasar sebagai rujukan untuk pembangunan wilayah ini. Penelitian ini dilaksanakan di Pantai Boe dengan tujuan untuk: (1) menilai daya dukung sumberdaya kawasan wisata, (2) identifikasi awal kondisi umum sosial-budaya masyarakat sehubungan dengan pemanfaatan dan pengelolaan obyek wisata ini, dan (3) menganalisis Kesesuaian Ekowisata Pantai berdasarkan aspek Biogeofisik sesuai poin 1 di atas. Hasil penelitian ini dibutuhkan sebagai acuan pengembangan Kawasan Obyek Ekowisata yang ‘berbasis pendidikan, konservasi, partisipatif dan dapat meningkatkan perekonomiaan lokal’. Kerja lapangan dilaksanakan dari bulan Agustus hingga Desember 2012, dengan memperhatikan sejumlah parameter biogeofisik pantai, meliputi: Identifikasi keragaman tumbuhan pantai (mangrove dan non-mangrove), Tipe Pantai, Lebar Pantai, Kelandaian Pantai, Dinamika Pasang Surut, Kedalaman, Kecepatan Arus dan Kecerahan Perairan. Penghukuran dilakukan di tiga stasiun. Berdasarkan data biogeofisik pantai ini, selanjutnya dilakukan Analisis Kesesuaian Lahan, yang kemudian dilanjutkan perhitungan Indeks Kesesuaian Wisata untuk lokasi ini. Dari pengamatan keragaman flora, ditemukan adanya formasi pes-caprae, barringtonia, dan ekosistem mangrove. Keragaman flora pada stasiun I tergolong sesuai dan stasiun II dan III cukup sesuai. Keberadaan objek tumbuhan yang beragam dapat menjadi salah satu keunggulan tersendiri untuk kegiatan wisata berbasis pendidikan. Selanjutnya, perhitungan Nilai Indeks Kesesuaian Wisata pada stasiun I, II, III, masing-masing didapatkan nilai 88,10%, 88,33%, dan 88,33%. Dengan nilai ini, Pantai Boe termasuk dalam kategori S1, sehingga dapat disimpulkan bahwa kawasan tersebut sesuai untuk kegiatan wisata pantai. Secara keseluruhan masih banyak pembenahan-pembenahan yang harus dilakukan Pemerintah Daerah untuk memajukan pariwisata Pantai Boe. Sarana dan prasarana yang ada masih sangat minim, dan seringkali menjadi keluhan pengunjung. M eski demikian pantai ini mampu menarik minat wisatawan, terutama wisatawan lokal, untuk menghabiskan waktu libur bersama keluarga disini. Disarankan agar dilakukan penelitian lebih lanjut dan detail dengan memperhatikan sejumlah parameter lingkungan yang akan bermanfaat untuk pengembangan wilayah pantai ini.

KeyWord : kesesuaian ekowisata, pantai Boe

ABSTRACT :

Page 60: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789...  · Web viewNasruddin*, Moh. Yoenus Osman*, Wiwik Wahidah Osman ...Gedung Kuliah Bersama ini merupakan salah satu

Takalar Regency in South Sulawesi has many natural beauty and breathtaking shorelines that is highly potential to be developed as attractive coastal tourism destinations. The local government has decided to develop coastal areas and adjacent seascape as a priority economic development program (Ukkas, 2008). One of the promising potential is Boe Beach, located in Mappakalompo Village, Sub-district of Galesong. Boe Beach area is approximately 15 Ha, with 750 m of shoreline, offers amazing view and pristine nearby area. The coast is dominated by black sandy beach, and various intertidal plants. In order to have an effective management of this area in the future, a range of data is required and therefore this research was designed. This research was conducted in Boe Beach, with a series of objectives. (1) to assess the carrying capacity for tourism, (2) preliminary identification on general condition of socio-cultural in relation to the utilisation and management of this tourism object, and (3) analysing the coastal ecotourism suitability (CES) based on the biogeophysical aspect. Boe Beach is highly prospective for Ecotourism Destination which is featuring conservation, educational, participative, and is expected to contribute to local economic enhancement. Fieldwork was conducted from August to December 2012. A series of biogeophysical parameters were measured, include: identification of diversity of shoreline plants plants, beach contours, tidal dynamic, depth, velocity of the current, and water trasnparency. Measurement was conducted in three stations. Based on this seashore biogeophysical data, Suitability Analysis was conducted, which then continued for calculation of Tourism Suitability Index for this site. Plant diversity assessment recorded the formation of pes-caprae, barringtonia, and mangrove ecosystems. Plant diversity in Station I was categorized as Suitable, whereas Station II & III is considered Sufficiently Suitable. Plant diversity is important for education-based tourism destination like Boe Beach. The calculation for Tourism Suitability Index in station I, II and III were found at 88,10%, 88,33%, and 88,33% respectively. The value shows that Boe Beach in S1 category, which indicates suitability for beach tourism activities. In general, local government still need to provide infrastructure in order to develop tourism in Boe Beach. Visitors often complain for the lack of supporting facilities. Nonetheless, the beach is a magnet to local tourists to spend quality time with their families. Further researchs are recomended, especially those of environmental parameters that will help to improve this ecotourism beach destination.

KeyWord : Ecoutourism conformity, Boe beach

STUDI PENDAHULUAN MENJADIKAN WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL KOTA MAKASSAR SEBAGAI KAWASAN INDUSTRIALISASI PERIKANAN DAN MINAWISATA

Page 61: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789...  · Web viewNasruddin*, Moh. Yoenus Osman*, Wiwik Wahidah Osman ...Gedung Kuliah Bersama ini merupakan salah satu

INTRODUCTION STUDY MAKING COASTAL AND SMALL ISLANDS AREA MAKASSAR CITY REGION AS A INDUSTRIALIZATION FISHERIES AND MINAWISATA

Aris Baso1); A. Adri Arief2); Djumran Yusuf 3); Amiluddin4); Hamzah5)

Fakultas/Jurusan : Ilmu Kelautan & Perikanan/Sosek Perikanan

ABSTRAK :Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan kawasan Pesisir dan Pulau-pulau kecil di perairain Spermonde Kota Makassar Provinsi Sulawesi Selatan melalui grand design pengelolaan integratif (ekologi, sosial ekonomi dan kelembagaan) untuk dapat menjadi basis kekuatan industrialisasi perikanan dan minawisata. Sebagai studi pendahuluan maka target khusus yang ingin dicapai adalah : a) Mengidentifikasi peluang ekonomi sumberdaya perikanan, kondisi sosial dan kelembagaan sebagai potensi sumberdaya di Kawasan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil Perairan Spermonde Makassar: b) Menganalisis tingkat aspirasi, pengetahuan dan persepsi masyarakat terhadap pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya di Kawasan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil; c) Menganalisis dampak perubahan ekologi, sosial ekonomi dan kelembagaan akibat aktivitas pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya yang telah dilakukan selama ini di Kawasan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil. Metode yang digunakan untuk mencapai tujuan penelitian adalah: menggunakan analisis deskriptif kualitatif dan kuantitatif, analisis biofisik perairan, FGD (Focus Group Disscussion) dan PRA (Partisipation Rural Aproach). Hasil yang ditemukan bahwa kondisi social kelembagaan masyarakat pulau-pulau kecil di wilayah Spermonde Makassar masih diwarnai oleh struktur berdasarkan ikatan komunal dan kelembagaan yang bersifat kultur. Sementara aktivitas ekonomi masih didominasi sebagai nelayan.Peluang ekonomi pesisir dan pulau-pulau kecil di Kota Makassar didukung oleh infrastruktur yang memadai seperti pelabuhan, galangan kapal, tempat pendaratan ikan, perusahan perikanan serta infrastruktur wisata bahari. Aktivitas pemanfaatan sumberdaya perairan yang dapat dikembangkan untuk menjadi landasan fundamental ekonomi masyarakat pesisir dan pulau-pulau kecil seperti perikanan tangkap, budidaya laut (keramba jarring apung), budidaya air payau, budidaya terumbu karang, budidaya sea weed; serta aktivitas wisata bahari seperti wisata perairan, diving, snorkeling, pemancingan. Diperlukan peningkatan daya serap dan adopsi teknologi sebagai strategi pemberdayaan dalam peningkatan produksi dan diverisifikasi usaha melalui pendidikan, pembinaan dan pelatihan keterampilan, teknologi tepat guna dan inovatif.

KeyWord : Pesisir, Pulau-Pulau Kecil, Industrialisasi Perikanan, Minawisata

ABSTRACT :This study aims to develop coastal areas and small islands in Spermonde Makassar region, South Sulawesi Province through the grand design of integrative management (ecological, social, economic and institutional) can be the basis for the industrialization of fisheries and minawisata strength. As a preliminary study of the specific targets to be achieved are: a) to identify economic opportunity fishery resources, social and institutional conditions as a potential resource in the Coastal Regions and Small Islands Water Spermonde Makassar: b) to analyze the level of aspiration, knowledge and perceptions of the management and resource use in the Coastal Regions and Small Islands; c) Analyze the impact of changes in ecological, socioeconomic and institutional consequence management activities and resource use has been done so far in the Coastal Regions and Small Islands. The method used to achieve the research objectives are: to use qualitative and quantitative descriptive analysis, biophysical analysis of waters, FGD (Focus Group disscussion) and PRA (Partisipation Rural aproach). The results found that the social condition of the community institutions of small islands in the Makassar Spermonde still colored by communal ties based structure and institutional culture is. While economic activity is still dominated by the economic nelayan.Peluang coastal and small islands in the city of Makassar supported by adequate infrastructure such as ports, shipyards, fish landing sites, fishing companies and marine tourism infrastructure. Activities utilization of water resources that can be developed to form the basis of economic fundamentals coastal communities and small islands such as fisheries, aquaculture (cage nets floating), brackish water aquaculture, aquaculture coral reefs, sea weed cultivation, as well as activities such as marine tourism marine travel , diving, snorkeling, fishing. Required

Page 62: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789...  · Web viewNasruddin*, Moh. Yoenus Osman*, Wiwik Wahidah Osman ...Gedung Kuliah Bersama ini merupakan salah satu

increase absorption and adoption of technology as an empowerment strategy in increasing production and diverisifikasi businesses through education, coaching and training skills, appropriate technology and innovative

KeyWord : Coastal, Small Islands, Fisheries Industrialization, Minawisata

ANALISIS POTENSI PENGEMBANGAN USAHA PENGOLAHAN RUMPUT LAUT SKALA RUMAH TANGGA

Page 63: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789...  · Web viewNasruddin*, Moh. Yoenus Osman*, Wiwik Wahidah Osman ...Gedung Kuliah Bersama ini merupakan salah satu

DI KABUPATEN BANTAENG

ANALYSIS OF THE POTENTIAL FOR SEAWEED PROCESSINGON BUSINESS HOUSE HOLDS SCALE IN BANTAENG REGENCY

Mardiana E. Fachry,Sutinah Made, YunusTamamma, Sri Suroadhawaty, Firman *)

Fakultas/Jurusan : Ilmu Kelautan & Perikanan/Sosial Ekonomi

ABSTRAK :Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi pengembangan usaha pengolahan rumput laut skala rumah tangga untuk dikembangkan menjadi sentra olahan rumput laut di Kabupaten Bantaeng. Penelitian dilaksanakan selama 6 bulan mulai persiapan bulan Juli sampai Desember 2012. Populasi penelitian adalah semua pengolah rumput laut skala rumah tangga yang terdapat di 3 Kecamatan yaitu Kecamatan Bisappu, Kecamatan Bantaeng dan Kecamatan Pajukukang, Sampel adalah populasi sebanyak 28 pengolah. Pendekatan penelitian adalah kualitatif dengan menggunakan SWOT analisis yang menggambarkan kondisi dan potensi usaha untuk dikembangkan kedalam sentra. Olahan rumput laut. Sumber data primer diperoleh melalui wawancara dan FGD , data sekunder berasal dari DKP Provinsi dan Kabupaten. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Kabupaten Bantaeng sangat berpotensi untuk mengem bangkan sentra olahan rumput laut karena didukung oleh ketersediaan lahan, jumlah pembudidaya dan karakteristik pengolah serta adanya kebijakan pemerintah menetapkan Bantaeng sebagai salah satu sentra olahan di Indonesia.

KeyWord : Olahan rumput laut, Skala rumah tangga. Sentra industri rumput laut

ABSTRACT :This study aims to determine the potential to developing of the seaweed processing on the household scale in Bantaeng. The research was experiment was conducted for 6 months fromJuly until December 2012. The population of study was all on the scale house hould. The location in 3 district are Bisappu, Bantaeng and pajukukan. The sample is the population of as many as 28 processors. The approach of method is Qualitative and using the SWOT analysis for describing the condition and the potential to developed of the business centre of Processed seaweed. The data Sources from primary data obtained through interviews an dFGD, secondary data from provincial and district DKP, The results showed that Bantaeng have the potential to develop seaweed processing because it is supported by the availability of the land, the number of farmers , the characteristics processor and the support from government policies to involve Bantaeng as one of the centers processed in Indonesia

KeyWord : Processed seaweed, household scale . Centre seaweed industry

ISOLASI DAN PENAPISAN BAKTERI ASAM LAKTAT DARI SALURAN PENCERNAAN IKAN SEBAGAI PROBIOTIK UNTUK PENGENDALIAN PENYAKIT STREPTOCOCCOSIS DAN LACTOCOCCOSIS PADA IKAN

NILA (OREOCHROMIS NILOTICUS)

Page 64: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789...  · Web viewNasruddin*, Moh. Yoenus Osman*, Wiwik Wahidah Osman ...Gedung Kuliah Bersama ini merupakan salah satu

ISOLATION AND SCREENING LACTIC ACID BACTERIA AS PROBIOTIC FROM GASTOROINTESTINAL TRACT OF FRESHWATER FISH TO CONTROL STREPTOCOCCOSIS AND LACTOCOCCOSIS IN NILE TILAPIA

(OREOCHROMIS NILOTICUS)

Hasni Azis, Hilal Anshary, Sriwulan, and Gunarto LatamaFakultas/Jurusan : Ilmu Kelautan & Perikanan/

ABSTRAK :Isolasi dan identifikasi bakteri asam laktat yang memiliki potensi antibakteri terhadap bakteri penyebab penyakit streptococcosis/Lactococcosis dari usus ikan Lele Clarias gariepinus dan ikan gabus Ophiocephalus striatus telah dilakukan untuk mengatasi penyakit tersebut pada ikan nila Oreochromis niloticus. Sebanyak masing-masing 20 ekor ikan lele dan ikan gabus dibedah secara aseptic dengan mengambil bagian usus dan lambungnya dan selanjutnya usus dibedah secara aseptic dan selanjutnya meletakkannya pada cawan steril untuk digerus. Hasil gerusan dimasukkan ke dalam larutan fisiologis dan dengan teknik pengenceran sampai 104 CFU/mL bakteri diisolasi pada medium MRS agar. Koloni yang tumbuh terpisah kemudian digoreskan kembali pada medium GYP+CaCO3, bakteri yang memperlihatkan zona bening pada medium tersebut dimurnikan dan selanjutnya diuji kemampuan daya hambat terhadap bakteri pathogen Streptococcus iniae, S. agalactiae dan Lactococcus garviae. Sebanyak 35 isolat telah diisolasi dengan kemampuan daya hambat bervariasi. Uji daya hambat dilakukan dengan metode kertas cakram (paper disk). Daya hambat terbesar sebesar 15 mm. Hasil identifikasi terhadap bakteri asam laktat menunjukkan beberapa spesies bakteri terutama dari golongan Lactobacillus sp dan Micrococcus sp. Hasil penelitian ini memberikan informasi dan prospek untuk dapat mengendalikan penyakit streptococcosis/Lactococcosis dengan ramah lingkungan menggunakan probiotik bakteri asam laktat.

KeyWord : Bakteri asam laktat, isolasi, daya hambat, Streptococcosis/Lactococcosis, ikan lele, ikan gabus

SUBSTITUSI PAKAN ALAMI DENGAN PAKAN BUATAN TERHADAP PERKEMBANGAN GONAD KEPITING BAKAU

(SCYLLA OLIVACEA)

Page 65: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789...  · Web viewNasruddin*, Moh. Yoenus Osman*, Wiwik Wahidah Osman ...Gedung Kuliah Bersama ini merupakan salah satu

SUBSTITUTION OF NATURAL FOOD WITH ARTIFICIAL DIET ON THE GONAD MATURITY OF MUD CRAB (SCYLLA OLIVACEA)

Haryati, Edison Saade, Yushinta Fujaya, Dody Dh. Trijuno, Margaretha Bunga dan BadraeniFakultas/Jurusan : Ilmu Kelautan & Perikanan/

ABSTRAK :Percobaan dilakukan untuk menentukan substitusi pakan alami dengan pakan buatan yang menghasilkan perkembangan gonad kepiting bakau (Scylla olivacea.) terbaik . Kepiting bakau yang digunakan dalam penelitian ini dalam keadaan belum matang gonad dan berasal dari hasil tangkapan di alam. Rancangan percobaan yang digunakan adalah rancangan acak lengkap, dengan lima perlakuan dan tiga kali ulangan.. Perlakuan pakan terdiri dari 100% pakan alami , 75% pakan alami dan 25 % pakan buatan, 50% pakan alami dan 50% pakan buatan, 25% pakan alami dan 75% pakan buatan serta 100% pakan buatan. Pakan alami terdiri dari 50% ikan layang (Decapterus sp.) dan 50% cumi-cumi (Loligo sp.). Pakan diberikan sebanyak 2 % (dalam bobot kering) biomasa per hari dengan frekuensi pemberian pakan dua kali per hari pada pukul 06.00 dan 18.00. Perkembangan gonad dievaluasi berdasarkan parameter-parameter: (1) indeks kematangan gonad (IKG), (2) persentase induk matang gonad dan (3) laju kematangan gonad. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perbedaan persentase substitusi pakan alami dengan pakan buatan memberikan respons yang sama (P≥0,05) terhadap parameter yang dievaluasi.

KeyWord : Kepiting bakau (Scylla olivacea), pakan alami, pakan buatan, perkembangan gonad, substitusi

ABSTRACT :The experiment was conducted to determine the substitution level of natural food with artificial diet that can produced the best gonad development of mud crab (Scylla olivacea.) . Mud crabs that used in this study was an immature gonads and it catch from the wild. Experimental design used was completely randomized design, with five treatments and three replication. Dietary treatments consisted of 100% natural food, 75% natural food and 25% artificial diet, 50% natural food and 50% artificial diet, 25% natural food and 75% artificial and 100% artificial diet.. Natural food consist of 50% layang fish ( Decapterus sp,) and 50% squid (Loligo sp). The feed was given as much a s 2% ( in dry weight) of biomass per day with the feeding frequency of two times per day a t 06.00 and 18.00. Gonadal development was evaluated based on parameters: (1) gonad somatic index (GSI), (2) the percentage of the broodstock mature gonad and (3) gonadal maturation rate. The results of this research show that the difference in the percentage substitution of natural food with artificial diet give the same respons (P≥0,05) to the parameters that evaluated.

KeyWord : Mudcrab (Scylla olivacea) , natural diets, artificial diet, gonadal development, substitution

2. Bidang Kajian Ilmu Pertanian

Page 66: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789...  · Web viewNasruddin*, Moh. Yoenus Osman*, Wiwik Wahidah Osman ...Gedung Kuliah Bersama ini merupakan salah satu

KARAKTERISASI MORFOLOGI BUAH KAKAO DAN JARINGAN TANAMAN KAKAO HARAPAN TAHAN PENGGEREK BUAH KAKAO (Conopomorpha cramella Snell.)

Laode Asrul, Nurariaty Agus, Tigin Daryati, Abdull MollahFakultas/Jurusan : Pertanian/Agronomi

ABSTRAK : Pengembangan tanaman kakao masih dihadapkan pada berbagai masalah. Salah satu kendala yang dapat mempengaruhi produksi dan mutu kakao adalah masalah serangan penggerek buah kakao. Untuk mengendalikan serangan PBK, perlu penggunaan bahan tanaman tahan sebagai salah satu cara pengendaliannya. Identifikasi bahan tanaman tahan dapat dilakukan dengan seleksi dan analisis keragaman genetik. Tujuan penelitian ini adalah: 1) identifikasi dan dokumentasi klon-klon kakao lokal yang merupakan klon-klon harapan tahan PBK dengan pengamatan intensitas kerusakan dan persentase serangan, 2) keragaman genetik dari beberapa aksesi tanaman kakao harapan tahan hama PBK dan 3) publikasi pada majalah terakreditasi nasional tentang keragaman klon-klon kakao harapan tahan hama PBK. Uji tingkat ketahanan kakao, karakteristik morfologi dilaksanakan pada sentra-sentra pengembangan kakao di Sulawesi Selatan, yang meliputi tiga Kabupaten, yakni : Pinrang, Luwu dan Luwu Utara. Analisis statistik yang digunakan adalah uji rangkingdan uji T. Hasil penelitian pengelompokkan tanaman resisten, agak tahan dan rentan berdasarkan persentase serangan dan intensitas kerusakan terdapat 4 tanaman dengan kategori tahan, 6 tanaman dengan kategori agak tahan dan 8 tanaman dengan kategori rentan. 1.Tanaman kakao harapan tahan PBK menunjukkan perbedaan persentase serangan dan intensitas kerusakan dibanding tanaman rentan. Tanaman tahan menunjukkan persentase serangan dan intensitas kerusakan masing-masing berkisar antara 10,00% - 20,00% dan 2,78% - 12,28% (45, LW 4, LW 5 dan LW 6). Sedangkan tanaman tidak tahan (PBC 123, M01, Panther, asahan, ARS4, AP, MR10 dan BB) masing-masing berkisar 60,00% - 90,00%, dengan intensitas kerusakan berkisar 50,00% – 53,67%. Karakrakter morfologi, khususnya karakter bentuk tajuk dapat dijadikan karakter-karakter pembeda ketahanan tanaman kakao terhadap hama PBK demikian pula bentuk buah dan alur buah, serta tekstur buah.

Kata Kunci: Kakao, Karakterisasi, PBK

ABSTRACT :Cocoa cultivation is still faced with various problems. One of the obstacles that may affect the production and quality of cocoa is cocoa fruit borers. To control the PBK attack, need using of resistant plant material as a way of control. Identification of resistant plant material to do with the selection and analysis of genetic diversity. The purpose of this study are: 1) identification and documentation of local cocoa clones that are resistant clones PBK expectations with observations of damage intensity and percentage of attacks, 2) genetic diversity of some accessions cocoa pest resistant expectations PBK and 3) the publication of the magazine nationally accredited diversity of cacao clones resistant CPB expectations. Test of resistance levels of cocoa, the morphological characteristics implemented in the centers of Cocoa cultivation in South Sulawesi, which includes three districts, namely: Pinrang, Luwu and North Luwu. The statistical analysis used was Grade Test and T-Test.The results of grouping plants resistant, moderately resistant and susceptible based on percentage of attacks and intensity of damage there are 4 categories of plants with resistance, 6 plants with categories rather resistant and 8 susceptible plants by category. CPB-resistant cocoa expectations shows the percentage difference and intensity of attack damage than susceptible plants. Resistant crops shows the percentage of attacks and their severity ranged between 10.00% - 20.00% and 2.78% - (45, LW 4, LW 5 dan LW 6). While the plant can not stand (PBC 123, M01, Panther, asahan, ARS4, AP, MR10 dan BB) each range 60.00% - 90.00%, with 50.00% severity ranges - 53.67% ..Morphological characters, especially characters canopy shape can be used as distinguishing characters cacao plant resistance to pests CPB, as well as fruit shape, grooves fruit, rind thick.

Keyword : Cacao, Characterization, PBKPENELURAN DAN KEMAPUAN MAKAN PREDATOR COCCINELLA SP. PADA BERBAGAI KOMPOSISI

BAHAN MAKANAN BUATAN

Page 67: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789...  · Web viewNasruddin*, Moh. Yoenus Osman*, Wiwik Wahidah Osman ...Gedung Kuliah Bersama ini merupakan salah satu

OVIPOSITION AND FEEDING ABILITY OF PREDATOR COCCINELLA SP. ON A VARIETY OF ARTIFICIAL DIET COMPOSITION

Laode Asrul, Nurariaty Agus, Tigin Daryati, Abdull MollahFakultas/Jurusan : Pertanian/Agronomi

ABSTRAK : Coccinella sp. merupakan agens hayati yang penting sebagai predator kutu daun. Penelitian dilaksanakan di laboratorium Identifikasi OPT dan Pengendalian hayati, Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan, Fakultas Pertanian Universitas Hasanuddin. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui peneluran dan kemampuan makan predator Coccinella sp. pada berbagai komposisi makanan buatan yaitu pada tujuh variasi komposisi makanan. Pengamatan dilakukan terhadap jumlah telur yang diletakkan, mortalitas telur dan kemampuan makan dari larva dan imago predator Coccinella sp. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah kelompok telur yang diletakkan dan mortalitas telur lebih tinggi pada imago yang diperlakukan dari larva tetapi jumlah individu telur lebih tinggi pada yang langsung imago. Kemampuan makan baik larva maupun imago tertinggi pada kombinasi makanan larva lebah madu dan jagung pulut kuning dan terendah pada kacang merah, yakni masing-masing pada larva sekitar 22.35 mg dan 2.73 mg, sedangkan pada imago sekitar 18.77 mg dan 1.93 mg

Kata Kunci: Peneluran, kemampuan makan, predator Coccinella sp., komposisi makanan buatan

ABSTRACT :Coccinella sp. is an important biological agent as a predator of soybean aphids. The research was conducted in the laboratory of Pests Identification and Biological Control, Departement of Pest and Plant Diseases, Faculty of Agriculture, Hasanuddin University. It is aims to determine the oviposition and feeding ability of predator Coccinella sp. on a variety of artificial diet composition. There are seven variations in the composition of the diet. Observations were conducted of the number of eggs laid, egg mortality and the feeding ability of the larvae and adult. The results showed that the number of eggs group laid and eggs mortality are higher of the larva to adult but the number of individual eggs was higher on adult. Feeding ability either larvae or adult was highest on honeybees larvae + yellow corn and lowest on kidney beans, respectively on the larvae as much as 22.35 mg compared to 2.73 mg, while the adult are 18.77 mg and 1.93 mg. It can also be argued that feeding ability of larvae is higher than adult.

Keyword : Oviposition, feeding ability, predator Coccinella sp. artificial diet composition

PERAN CONDITIONING BENIH dalam MENINGKATKAN DAYA ADAPTASI TANAMAN KEDELAI TERHADAP STRES KEKERINGAN

Page 68: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789...  · Web viewNasruddin*, Moh. Yoenus Osman*, Wiwik Wahidah Osman ...Gedung Kuliah Bersama ini merupakan salah satu

THE EFFECTS OF SEED CONDITIONING TO IMPROVE DROUGHT STRESS RESISTANT OF SOYBEAN

Syatrianty A.Syaiful, M. Amin Ishak, Novaty E.Dungga dan Muh RiadiFakultas/Jurusan : Pertanian/Agroteknologi

ABSTRAK : Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh conditioninng benih dalam meningkatkan kualitas benih sehingga lebih tahan terhadap stres kekeringan dan menemukan konsentrasi PEG yang dapat digunakan sebagai perlakuan benih sebelum tanam yang dapat meningkatkan daya adaptasi tanaman terhadap kekeringan. Penelitian dilakukan 2 Percobaan. Percobaan 1. Uji perkecambahan dengan menggunakan Rancangan Acak Kelompok dengan 5 taraf perlakuan (benih kering, rendam air, PEG 100 g L -1, PEG 200 g L-1, PEG 300 g L-1). Percobaan 2. Uji Screen House dengan Rancangan Percobaan Faktorial 2 faktor yaitu perlakuan conditioning dengan 5 taraf : Benih kering, rendam air, PEG 100 g L -1, PEG 200 g L-1, PEG 300 g L-1 dan Perlakuan stres air dengan 3 taraf : 100 % KL, 75 % KL dan 50 % KL. Hasil penelitian menunjukkan bahwa conditioning benih dengan menggunakan larutan PEG dapat meningkatkan viabilitas dan vigor benih sehingga lebih tahan terhadap stress kekeringan. Conditioning benih sebelum tanam dengan larutan PEG 300 g L-1 dapat meningkatkan daya adaptasi tanaman terhadap kekeringan. Hal ini dapat dilihat pada stress air yang paling berat (50% kapasitas lapang) pada tanaman yang diberi perlakuan PEG 300 g L -1 hasil LTR, rasio tajuk dan akar, kandungan kloropil, jumlah stomata, berat 100 butir dan hasil panen yang cenderung lebih baik dibanding perlakuan lainnya.

Kata Kunci: Kedelai – PEG – stres kekeringan

ABSTRACT :The aims of this research was to study effect of seed conditioning to improve the quality of seeds which is resistant to drought stress and to found the PEG concentration that can be used as a seed treatment before planting. The experiment was conducted in two experiments : 1. Germination test using a randomized block design with 5 levels of treatment (dry seeds, destilate water, PEG 100 g L-1, PEG 200 g L-1, PEG 300 g L-1). 2. Screen House experiment were arranged factorial in completely randomized design with three replication. Two factors were five levels of conditioning treatments (dry seeds, destilate water, PEG 100 g L-1, PEG 200 g L-1, PEG 300 g L-1 and three water levels ( 100% available water , 75% available water and 50% available water) . The results showed that seed conditioning with PEG solution can improve viability,vigor and plant growth of soybean so they are more resistant to drought stress. Seed conditioning treatment with PEG 300 g L-1 water before planting can increase the adaptability of plants to drought. This can be seen in the most severe water stress (50% available water) and treated with PEG 300 g L-1 generally showed better condition than other treatments in aspect of studied criteria ( LTR , shoot root ratio, kloropil content, number of stomata, 100 grain weight, yield and protein content).

Keyword : Soybean – PEG – Dought stress

KINERJA SISTEM KONTROL KADAR AIR TANAH PADA OPERASI SISTEM IRIGASI SPRINKLER.

Page 69: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789...  · Web viewNasruddin*, Moh. Yoenus Osman*, Wiwik Wahidah Osman ...Gedung Kuliah Bersama ini merupakan salah satu

THE PERFORMANCE OF CONTROL SYSTEM THE GROUND WATER CONTENTS IN THE OPERATION SPRINKLER IRRIGATION SYSTEM

Sitti Nur Faridah, Suhardi dan Abdul WarisFakultas/Jurusan : Pertanian/Keteknikan Pertanian

ABSTRAK : Pemberian air pada tanaman secara tepat adalah salah satu prasyarat dalam pengelolaan sistem irigasi yang baik dan efisien untuk budidaya tanaman. Tingkat pemberian jumlah air irigasi yang cukup, sangat mempengaruhi hasil produksi dan prduktivitas tanaman. Pemanfaatan irigasi sprinkler yang disertai sistem kontrol secara otomatis dengan sensor kadar air tanah, sangat tepat dalam penunjang pemberian air yang sesuai dengan kebutuhan air tanaman. Penelitian ini menggunakan metode pendekatan fungsional untuk desain sistem jaringan irigasi dan sistem kontrol, serta pendekatan struktul untuk menentukan dimensi jaringan dan jarak antar nozel. Hasil penelitian menunjukan distribusi keseragaman air 74,32% dan koefisien keseragaman air 81,8%. Sistem kontrol bekerja secara on-off, pada batas maksimum dan minimum. Sistem kontrol bekerja relatif teliti, mempunyai respon yang cepat dan stabil pada semua nilai settingan.

Kata Kunci: Irigasi, kontrol dan kadar air tanah

ABSTRACT :Granting water on plants accurately is one prerequisite in irrigation system management good and efficient to cultivated plants. The amount of water level enough, irrigation intensely affecting the production and prduktivitas plants. The sprinkler irrigation accompanied control system automatically with censorship, levels of ground water very exact in supporting water in accordance with the needs of water plants. This research using methods functional approach to design irrigation networks and control system, and struktul approach to determine dimensions gap between tissues and nozzle. Research showed the uniformity distribution water 74,32 % and the coefficients uniformity water 81.8 %. Control system works in on-off, at the maximum and minimum. Control system works relatively minutely, having quick response and stable at all value settingan.

Keyword : Irrigation, control, the ground water contents

PENDUGAAN UMUR SIMPAN (SHELF LIFE) DODOL RUMPUT LAUT DALAM KEMASAN OPP MENGGUNAKAN METODE

Page 70: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789...  · Web viewNasruddin*, Moh. Yoenus Osman*, Wiwik Wahidah Osman ...Gedung Kuliah Bersama ini merupakan salah satu

ACCELERATED SHELF LIFE TEST (ASLT)

SHELF LIFE ESTIMATION OF SEAWEED DODOL IN OPP PACKAGING BY USING ACCELERATED SHELF LIFE TEST (ASLT) METHOD

Rindam Latief1

, Jumriah Langkong1

, Zainal1

, Februadi Bastian1

Fakultas/Jurusan : Pertanian/Tenologi Pangan

ABSTRAK : Penelitian ini dilaksanakan karena masih terbatasnya informasi mengenai umur simpan produk pangan di Indonesia pada umumnya dan khususnya di Sulawesi Selatan. Secara khusus, belum adanya keterangan mengenai umur simpan pada kemasan dodol rumput laut yang dihasilkan secara ilmiah (scientific method). Sementara dodol rumput laut memiliki potensi ekonomi yang tinggi. Tujuan penelitian ini adalah untuk menduga umur simpan dodol rumput laut yang diproduksi secara tradisional skala UMKM menggunakan metode ilmiah. Metode Accelerated Shelf Life Testing (ASLT) merupakan salah satu metode yang digunakan dalam menentukan umur simpan dodol rumpul laut berdasarkan pendekatan kadar air kritis dan graining sebagai indikator deteorisasi mutu. Melalui kurva sorpsi isotermis yang dibentuk dari hubungan nilai aktivitas air (aw) dan kadar air keseimbangan (Me) diperoleh model sorpsi isotermis produk. Selanjutnya, diujikan lima jenis model sorpsi isotermis yaitu Hasley, Chen-Clayton, Henderson, Caurie, dan Oswin, diperoleh model Henderson yang sesuai menggambarkan fenomena sorpsi isotermis pada dodol rumput laut dengan nilai Mean Relative Deviatian (MRD) sebesar 1,4. Dengan mengintegrasikan kadar air kritis (Mc), permeabilitas kemasan OPP, bobot sampel (Ws), luas permukaan kemasan (A) dan tekanan uap jenuh (Po) ke dalam persamaan Labuza, diperoleh masa simpan dodol rumput laut pada suhu

30o

C dan RH 78% adalah 56 hari.

Kata Kunci: Umur simpan, dodol rumput laut, Accelerated Shelf Life Testing (ASLT),Labuza.

ABSTRACT :This research is carried out due to the limited information on the shelf-life of food product in Indonesia, especially in South Sulawesi. In addition, there is no sufficient information on the self-life of packed seaweed dodol which produced by using scientific method. Seaweed dodol has a high economic value. The objective of this research was to estimate the self-life of seaweed dodol which is produced in traditional scale (micro, small, and middle scale bussiness) using the scientific method. Accelerated Shelf Life Testing (ASLT) Method is one of methods used indetermining the shelf life of seaweed dodol based on critical water content and graining as indicators of quality deterioration. The isotermic sorption model of products was obtained from isotermic sorption curve formed from the relationship between the values of water activity (aw) and the equilibrium moisture content (Me). Moreover, five different models of isotermic sorption were tested. They were Hasley, Chen-Clayton, Henderson, Caurie, and Oswin model. The results showed that the Henderson model was the appropriate model in describing the isotermic sorption phenomena at seaweed dodol with the Mean Relative Deviatian (MRD) of 1.4. By integrating the critical moisture content (Mc), packing permeability (OPP), sample weights (Ws), the surface area of packing (A) and the saturated vapor pressure (Po) into the equation Labuza, the self-life of seaweed dodol at

temperature of 30 o

C and RH of 78% was 56 days.

Keyword : Shelf-life, seaweed dodol, Accelerated Shelf Life Testing (ASLT), Labuza.

DINAMIKA KADAR AIR TANAH DI BAWAH TEGAKAN KAKAO PADA BERBAGAI KONDISI

Page 71: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789...  · Web viewNasruddin*, Moh. Yoenus Osman*, Wiwik Wahidah Osman ...Gedung Kuliah Bersama ini merupakan salah satu

SOIL MOISTURE DYNAMICS UNDER CACAO TREE AT THE DIFFERENT CONDITIONS

Suhardi1*, Ahmad Munir1, Sitti Nur Faridah1 dan Inge Scorpi Tulliza1

Fakultas/Jurusan : Pertanian/Keteknikan Pertanian

ABSTRAK : Air dalam tanah berpengaruh pada hampir seluruh proses kimia dan fisika dalam tanah sehingga seluruh proses kehidupan tergantung pada air tanah. Dalam hal ini penting dalam proses pelapukan dan pelarutan bahan mineral untuk pertumbuhan tanaman. Jumlah air dalam tanah dipengaruhi oleh kondisi iklim dan tutupan lahan sehingga pengelolaan lahan di bawah tegakan kakao memiliki peranan penting terhadap ketersediaan air dalam tanah. Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh naungan oleh kanopi dan tutupan permukaan tanah oleh serasah tanaman kakao terhadap kadar air tanah. Sampel diambil sebanyak 4 (empat) tingkatan naungan dan tutupan permukaan pada lokasi perkebunan yang sama. Kadar air diukur dengan metode gravimetrik dengan basis kering. Hasil penelitian disajikan dalam bentuk grafik yang menggambarkan hubungan antara curah hujan terhadap kadar air tanah untuk berbagai kondisi naungan oleh kanopi dan serasah dari tanaman kakao. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi naungan dan penutupan permukaan tanah memiliki efek yang baik terhadap kadar air tanah di bawah tegakan kakao. Untuk mempertahankan kondisi kadar air tanah pada musim kemarau disarankan untuk melakukan perbaikan kondisi naungan oleh tajuk tanaman/kanopi di atas 80% dan tutupan permukaan tanah dengan serasah sebesar 100%.

Kata Kunci: Dinamika, kadar air tanah, tutupan lahan, tegakan kakao

ABSTRACT :Soil moisture influences most chemical and physical processes in soil, so that all processes in the earth depend on water in soil. Water in soil is important to the deterioration processes of soil because of resulting minerals for plant growth. Total water in soil is affected by climate and the type of land cover so that land management under cacao tree is very important to water availability in soil. This research aims to understand the impact of shading by canopy and the mulches on soil surface under cacao trees. Samples were taken at four levels of shadings and the cover of soil surface under the tree in the same cacao plantation area. Soil moisture was determined by gravimetric method using dry bases. The result of this research is presented the graphics that show the relationship between rainfalls and soil moistures under different conditions of shadings and mulches on the surface of soil in the cacao plantation. The result shows that the shadings and cover of soil surfaces contribute to create good condition on the availability of water in the soil under cacao tree. To conserve soil moisture condition during dry season, it is suggested to improve shading condition through the development of plant canopy over 80% and cover the 100% surface of soil using mulches.

Keyword : Dynamics, soil moistures, land cover, cacao tree.

STRATEGI PENINGKATAN KINERJA BALAI PENYULUHAN PERTANIAN (BPP) DI KABUPATEN MAROS SULAWESI SELATAN

Page 72: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789...  · Web viewNasruddin*, Moh. Yoenus Osman*, Wiwik Wahidah Osman ...Gedung Kuliah Bersama ini merupakan salah satu

Hatta Jamil1*, Rahmawaty A.Nadja, A.Nixia Tenriawaru dan Rusli Mohammad RukkaFakultas/Jurusan : Pertanian/Sosek Pertanian

ABSTRAK : Strategi peningkatan kinerja Balai Penyuluhan Pertanian bertujuan mengungkapkan desain, transfer pengetahuan dan keterampilan serta membentuk model pengembangan kelembagaan BPP. Disamping itu, menghasilkan dokumen kajian yang dapat menjadi titik pijak perumusan pada perumusan kebijakan pengembangan BPP terutama kebijakan untuk pengembangan dan peningkatan kinerja BPP. Selain itu, studi ini akan menghasilkan field experience bagi peneliti untuk menjadi bahan ajar yang terdokumentasi dan publikasi ilmiah baik nasional maupun internasional. Diharapkan

selama studi ini (dua tahun dengan tahap proses studi kaji tindak) berlangsung sampai terminalisasi studi dapat membangun kemampuan staf BPP merumuskan program aksi sebagai indiaktor kinerja, pengelolaan kelembagaan yang semakin baik sehingga budaya kerja dan organisasi nampak setelah komponen-komponen pengembangan dan pengelolaan BPP diterapkan sebagai strategi peningkatan kinerja BPP sehingga membentuk kesadaran seluruh staf (SDM) BPP akan pentingnya kinerja yang baik sebagai sebuah terobosan inovasi pengetahuan dan keterampilan dimana BPP sebagai organisasi hanya menjalankan proses koordinasi/integrasi (a static concept ) menuju proses belajar (a dynamic concept) dan akan lebih baik kalau dapat menuju kepada rekonfigurasi (a transformational concept). Studi ini menggunakan pendekatan program riset aksi dengan fokus pada peningkatan kinerja BPP melalui pengembangan pengetahuan SDM BPP, Peningkatan keterampilan SDM BPP untuk mengelola BPP dengan konsep pengembangan BPP, pengelolaan BPP dan program aksi. Metode penelitian yang digunakan adalah participatory action research dengan kombinasi peneltian survey dan kaji tindak serta studi kasus dan FGD. Hasil FGD yang melibatkan sasaran untuk merekonstruksi variabel-variabel yang menjadi indikator yang dapat meningkatkan kinerja BPP, setelah itu variabel-variabel yang dianggap dapat menjadi strategi peningkatan kinerja BPP direkonstruksi menjadi kuesioner untuk diujicobakan pada sasaran yaitu BPP dan diperoleh hasil 87,84% pada kategori penilaian setuju dan sisanya 13,16% yang kurang setuju dan tidak setuju. Kompotensi keterampilan berusahatani responden relatif tinggi yaitu sekitar 74,36%, sedangkan komptensi manajerial hanya 44,44%. Begitu pula partisipasi mereka dalam penyelenggaraan penyuluhan hanya 53,85% memberi kategori penilaian tinggi.

Kata Kunci: Kinerja, Pengembangan, Pengelolaan, Program aksi, partisipasi, kompotensi

ABSTRACT :Performance improvement strategy aimed Agricultural Extension Center reveals the design, transfer of knowledge and skills and develop models of institutional development BPP. In addition, the studies produce documents that can be the starting point in the formulation of development policy formulation BPP especially policies for the development and improvement of the performance of BPP. In addition, this study will result in field experience for the researcher to be documented teaching materials and scholarly publications both nationally and internationally. Expected during this study (two-year follow-up phase of the study examined) lasted until termination studies BPP can build the capacity of staff to formulate an action program as an indicator of performance, institutional management, the better so that the work culture and organizational components appear after the development and management of BPP implemented as a strategy to improve the performance of the BPP to form the awareness of all staff (HR) BPP of the importance of good performance as a breakthrough innovation of knowledge and skills which the BPP as an organization is only through the process of coordination / integration (a static concept) into the learning process (a dynamic concept) and would be better if it could lead to the reconfiguration (a transformational concept).This study uses the approach of action research program with a focus on performance improvement through the development of knowledge of human resource BPP, BPP Increased HR skills to manage the development concept BPP, BPP management and action programs. The research method used is participatory action research with a combination of surveys and other research and case studies examine the acts and FGD. FGD results involving target to reconstruct the variables that serve as indicators that can improve the performance of BPP, then the variables are considered to be a strategy for improving the performance of BPP reconstructed into a

Page 73: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789...  · Web viewNasruddin*, Moh. Yoenus Osman*, Wiwik Wahidah Osman ...Gedung Kuliah Bersama ini merupakan salah satu

questionnaire to be tested on target CPP and the obtained results are 87.84% in category assessments agreed and the remaining 13.16% is less agree and disagree. Competency skills respondents cultivator relatively high at around 74.36%, while only 44.44% of managerial competency. Similarly, their participation in the extension is only 53.85% giving a high rating categories.

Keyword : Performance, Development, Management, program of action, participation, Competency

KEMAMPUAN PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI ENSIM BEBERAPA ISOLAT JAMUR PELAPUK SECARA IN VITRO

Page 74: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789...  · Web viewNasruddin*, Moh. Yoenus Osman*, Wiwik Wahidah Osman ...Gedung Kuliah Bersama ini merupakan salah satu

GROWTH ABILITY AND ENZYME PRODUCTION OF SEVERAL ROT FUNGI ISOLATES IN VITRO

Tutik Kuswinanti, Ade Rosmana, Andi Nasruddin dan BaharuddinFakultas/Jurusan : Pertanian/Hama dan Penyakit

ABSTRAK :Studi in vitro tentang karakteristik fisiologi 13 isolat jamur pelapuk telah dilaksanakan pada Lab. Bioteknologi Pertanian, PKP, UNHAS dari bulan Agustus sampai Oktober 2012. Penelitian ini menggunakan rancangan faktorial dalam rancangan acak lengkap yang bertujuan untuk mempelajari pengaruh media, temperatur inkubasi terhadap 10 isolat Pleurotus sp. Karakter lain yang juga dipelajari adalah kemampuan untuk menghasilkan enzim selulase, pektinase, kitinase dan amilase dalam media czapek dox agar. Beberapa isolat mencapai pertumbuhan maksimum sangat cepat, yaitu tiga hari setelah inokulasi (Isolat A, B, C, D, E) pada media PDA sedangkan isolat lainnya ada yang 5 dan 6 hari setelh inokulasi. Pada media MPA isolat yang bertumbuh maksimal pada hari ketiga jumlahnya lebih banyak, yaitu Isolat A,B,C,D,E, ks D, ksH dan MKS1, sedangkan pada media MEA, hasilnya sama dengan PDA kecuali isolat ksH yang juga mencapai pertumbuhan maksimal pada hari ketiga. Isolat-isolat yang diperoleh kemudian diuji kemampuannya dalam menghasilkan enzim selulolitik, lignase, selulase, amilase dan pektinase secara kualitatif in vitro. Terdapat perbedaan kemampuan mendegradasi substrat yang diberikan pada media biakan. Kemampuan mendegradasi substrat ditandai dengan terbentuknya zona bening pada media Czapek Dox Agar yang dicampur dengan larutan indikator Coomassie Brilliant Blue. Kemampuan isolat jamur dalam menghasilkan enzim kitinase dan selulase berbeda satu sama lain. Isolat MKS1, ks H, D, dan JM memperlihatkan aktivitas enzim selulase yang terbaik, sedangkan untuk kitinase, paling tinggi diamati pada isolat MKS1, ksB, JM dan D.

Kata Kunci: Jamur Pelapuk, media PDA, MEA, MPA, Enzim selulolitik

PENAMBAHAN SEMI REFINED CARRAGEENAN (SRC) DAN BUBUK COCOA PADA FORMULA TEPUNG TEMPE

Elly Ishak, Abu Bakar Tawali, Maryati Bilang, Februadi BastianFakultas/Jurusan : Pertanian/Teknologi Pertanian

Page 75: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789...  · Web viewNasruddin*, Moh. Yoenus Osman*, Wiwik Wahidah Osman ...Gedung Kuliah Bersama ini merupakan salah satu

ABSTRAK :Tempe merupakan salah satau makanan tradisional Indonesia yang telah dikenal yang berasal dari kedelai. Daya cernah dan nilai gizi tempe lebih bagus jika dibandingkan dengan kedelai. Pembuatan formula tepung tempe merupakan salah satu pengolahan dari produk tempe. Formula tepung tempe ini dapat dijadikan sebagai minuman yang kaya akan protein dengan daya cernah yang lebih tinggi. Tujuan dari penelitian ini yaitu unutk mengetaui berapa penambahan semi refined carrageenan (SRC) terbaik untuk menghasilkan minuman formula tepung tempe yang memiliki konsistensi kestabilan larutan yang baik. Tujuan kedua dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui berapa penambahan bubuk cocoa untuk meningkatkan cita rasa produk, dan untuk mengetahui kandungan gizi dari produk yang dihasilkan. Perlakuan penambahan SRC sebesar 1 – 5% (b/b) per berat formula (25g). Perlakuan penambahan bubuk cocoa sebesar 3 – 12% per berat formula (25g). Perlakuan terbaik dari penelitian ini yaitu penambahan SRC 4% dan penambahan bubuk cocoa 9%. Hasil analisa profil produk formula tepung tempe adalah protein 21,7%, lemak 13,655%, serat 5,18%, air 3,02%, abu 6,44%, karbohidrat 50,005%, dan kelarutan 50,88%.

Kata Kunci: Tempe, formula tepung tempe, kestabilan larutan, semi refined carrageenan

RANCANG MODEL RANTAI PASOK BENIH KENTANG GRANOLA PRODUKSI LABORATORIUM BIOTEKNOLOGI PERTANIAN UNIVERSITAS HASANUDDIN DALAM RANGKA UPAYA PENINGKATAN

PENDAPATAN PETANI

SUPPLY CHAIN MANAGEMENT MODEL APPROACH OF GRANOLA POTATOES SEED OF AGRICULTURE BIOTECHNOLOGY LABORATORY PRODUCTION FOR IMPROVING POTATOES FARMERS INCOME

Page 76: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789...  · Web viewNasruddin*, Moh. Yoenus Osman*, Wiwik Wahidah Osman ...Gedung Kuliah Bersama ini merupakan salah satu

Didi Rukmana, Darwis Ali, Anwar Sulili dan Idris SumasseFakultas/Jurusan : Pertanian/Sosek Pertanian

ABSTRAK :Long-term goal of this research are: (1) to support the development of granola potato seed supply chain production of Hasanuddin University Agricultural Biotechnology Laboratory that will contribute to the increase of farmers income particularly in the province of South Sulawesi, and (2) to design a model of supplies chain granola potatoes seed production of Hasanuddin University Agricultural Biotechnology Laboratory strategically and competitively to increase potato production in the new area of centers of production and sustainable development in South Sulawesi. Specific targets are: (1) to enhance innovative approach in the supply chain of granola potato seed production of Hasanuddin University Agricultural Biotechnology Laboratory, and (2) to design a necessary condition of potato farmers in terms of technology and institutional innovation to improve competitiveness and market access for small farmers in South Sulawesi Province. This research is a qualitative-descriptive research. Survey method is used as the basis of design research. The data was collected using individual interview and in-depth interview through FGDs (focus group discussion) for financial institutions, policymakers and stakeholders. For individual interview, respondents were categorized into groups of farmers, traders, processors. Locations were selected intentionally (purposive sampling) on the grounds that the area chosen is the area of potato production center using the seed potatoes product in South Sulawesi Province, then set 2 (two) regions namely Tinggi Moncong sub-district in Gowa District, and Alla sub-district in Enrekang District. This study is expected to provide benefits to stakeholders, namely: (1) to build effective and efficient institutions of farmers’ partner participatory of granola potatoes seed supply chain of agricultural biotechnology-based, and (2) to offer alternative policy in granola seed potato supply chain particularly in South Sulawesi Province. Conclusions drawn from this study: (1) Division of Agricultural Biotechnology Hasanuddin University can not provide potato seeds - especially granola variety - in large numbers to meet the needs of South Sulawesi seeds since the basic tasks and functions of the Division of Agricultural Biotechnology Hasanuddin University focused only on research; (2) The problems at potato farmer in level are: (a) high seed prices and high labor costs that made farmers using random (uncertified) seed, (b) the unavailability of seed potatoes in sufficient quantity and quality, and (c) insufficient number of experts for the transfer of technology to potatoes seed farmers; (3) Farmers seed breeders and traders have not been able to produce seed potatoes in large numbers and quality, (4) There is no financial institution in the supply chain of potatoes seed that help farmers to access potato seeds and labor, (5) Agribusiness Sub Terminal (STA) Bulu Ballea in Region Malino – Gowa- is not functioning optimally. The research recommendations are: (1) Division of Agricultural Biotechnology Hasanuddin University should increase its duties and functions for the field of community service, together with stakeholders in South Sulawesi, to improve the synergy and create the conditions for a sufficient supply of seed potatoes to meet the needs of the seeds at the farm in time and at reasonable price, (2) In the supply chain model of seed potatoes in South Sulawesi there is a need to involve Regional Company (Perusda) and or Agricultural Cooperatives (Koptan) to provide funds to help farmers in accessing potatoes seeds and labor needed in potato farming, (3) If the Agricultural Cooperatives have not been able to be a major funder of the early period goes seed potato supply chain model in South Sulawesi, it is necessary for Regional Company (Perusda) in conjunction with the Agricultural Cooperatives (Koptan) becomes' safety valve 'in addressing the needs fresh funds for potato growers, and when Koptan been able to handle capital problem at the farm level, then and Perusda can concentrate on the downstream agribusiness potato especially in of post-harvest technology and marketing, (4) Regional Company (Perusda) and or Agricultural Cooperatives (Koptan) should actively assist in providing capital for seed breeders and potatoes farmer group through direct cash assistance system, or in the form of credit, or revolving funds (revolving fund), (5) Agribusiness Sub Terminal (STA) needs to be optimally used by merchants and potato growers to become venue of transactions and market information sharing of various types of agricultural commodities, especially for high plateau horticultural commodities such as potatoes. Kata Kunci: Ssupply chain, potatoes seed.

Page 77: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789...  · Web viewNasruddin*, Moh. Yoenus Osman*, Wiwik Wahidah Osman ...Gedung Kuliah Bersama ini merupakan salah satu

HOUSEHOLD FOOD SECURITY DEVELOPMENT STRATEGY THROUGH LOCAL COMMUNITY APPROACH AT HIGLAND AND LOWLAND TYPOLOGY

(Case of Poor Households at District of Jeneponto, South Sulawesi)

Rahmadanih, Sitti Bulkis, Darmawan Salman and Imam Mujahidin Fahmid1

Fakultas/Jurusan : Pertanian/Sosek Pertanian

Page 78: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789...  · Web viewNasruddin*, Moh. Yoenus Osman*, Wiwik Wahidah Osman ...Gedung Kuliah Bersama ini merupakan salah satu

ABSTRACT :The objectives of this study are: (1) identify the strategies adopted by households to fulfill daily food needs, (2) Assess the level of food security of household by using the diversification of food consumption score approach (SKP), (3 ) identify the internal and external factors and formulate the empowerment model to develop household food security. This study was designed with qualitative and quantitative approaches, further analyzed with SWOT and SKP. The sample consisted of forty households in the highlands and thirty households in the lowlands typology. The results showed, in the highland, the strategies of poor households to fulfill daily food needs are: (1) planted rice and corn once a year, (2) work as farm labor / harvesting labor, (3) changed the main food from " mixed rice and corn" to corn or tubers, (4) borrowed money or unhulled rice that could be paid twice as much after the harvest season. While the strategies by households in the lowlands are: (1) work as salt or seaweed farmers, (2) fishing, and (3) adult male searched for a job in the city, and (4) borrowed money or unhulled rice that could be paid twice as much after the harvest season. Based on the taken strategy, the average SKP score on both typology were similar at four, means the average household in both regions categorized as “food crisis”. Based on the result, this study recommended: (1) Design Institutional Support Model, (2) Rural Human Resources Capacity Development Model , and (3) Capacity Building of Institute Model

Keyword : Household, food security, development strategy, community approach

PEMANFAATAN PREDATOR Euborellia spp. DAN CENDAWAN Beauveria bassiana UNTUK PENGENDALIAN PENGGEREK POLONG Etiella zinckenella DAN ULAT GRAYAK Spodoptera litura PADA

TANAMAN KEDELAI

Melina, Danial Rahim, Sulaeha Thamrin, dan Itji Diana DaudFakultas/Jurusan : Pertanian/Hama dan Penyakit Tumbuhan

ABSTRAK :

Page 79: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789...  · Web viewNasruddin*, Moh. Yoenus Osman*, Wiwik Wahidah Osman ...Gedung Kuliah Bersama ini merupakan salah satu

Penelitian ini bertujuan untuk memanfaatkan potensi predator Euborellia dan cendawan Beauveria bassiana yang aman dan ramah lingkungan dalam rangka mengurangi ketergantungan pada pestisida. Penelitian dilaksanakan di laboratorium dan di lapangan. Kegiatan penelitian meliputi : perbanyakan massal predator Euborellia sp. di laboratorium, perbanyakan massal cendawan Beauveria bassiana pada media jagung, aplikasi cendawan Beauveria bassiana dan pelepasan predator Euborellia di pertanaman kedelai. Parameter pengamatan adalah : intensitas serangan S. litura dan E. zinckenella, populasi larva S. litura dan E. zinckenella, dan penghitungan produksi Hasil penelitian menunjukkan bahwa intensitas serangan dan populasi larva S. litura pada masing- masing perlakuan berbeda tidak nyata secara analisis statistik, namun ada kecenderungan intensitas serangan dan populasi larva tertinggi pada kontrol dan terendah pada perlakuan Euborellia + Beauveria. Iintensitas serangan dan populasi larva E. zinckenella hanya ditemukan pada perlakuan kontrol sedangkan pada perlakuan lainnya tidak ditemukan. Produksi tertinggi dicapai pada perlakuan Euborellia + Beauveria, yaitu 1,2 ton/ha, kemudian perlakuan Beauveria, perlakuan Euborellia dan terendah pada kontrol yaitu berturut – turut sebesar 1,19 ton/ha, 1,09 ton/ha dan 0,95 ton/ha.

Keyword : Etiella zinckenella, Spodoptera litura, Beauveria bassiana, Euborellia spp., kedelai

MODEL DINAMIKA PERTUMBUHAN DAN PENDUGAAN PRODUKSI PADI SAWAH BERBASIS CITRA DIGITAL DAN SIG

Mahmud Achmad, Danie l Us e ng, Nas aruddin dan Hae raniFakultas/Jurusan : Pertanian/

ABSTRAK :Model dinamika pertumbuhan dan pendugaan luas panen padi sangat penting untuk mengetahui potensi luas panen dan produksi padi di suatu daerah. Pemanfaatan teknologi foto atau citra digital

Page 80: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789...  · Web viewNasruddin*, Moh. Yoenus Osman*, Wiwik Wahidah Osman ...Gedung Kuliah Bersama ini merupakan salah satu

dan penginderaan jauh dengan citra satelit Landsat Thematic Mapper(TM) merupakan alternatif yang tepat untuk wilayah Sulawesi Selatan dalam usaha memperoleh informasi sumberdaya pertanian, khususnya luas tanaman pertanian secara cepat dan akurat serta data produk tivitas lahan. Satelit Landsat TM dilengkapi dengan sensor yang dapat merekam setiap objek di permukaan bumi yang memantulkan atau memancarkan energy elek tromagnetik dari ketinggian tertentu. Satelit tersebut merekam daerah yang sama setiap 16 hari sekali dengan cakupan wilayah 185 k m x 185 k m. Rek aman tersebut setelah diproses ak an menghasilk an data digital yang dapat diinterp retasi dengan perangkat komputer, atau berupa data visual citra tercetak yang sangat mirip dengan foto berwarna (camera) yang dapat diinterpretasi secara manual.Pemantauan akan dilakukan dengan memasukkan umur tanam sebagai variable dalam produktivitas tanaman dan dipadukan dengan pengukuran biomassa tanaman padi disertai dengan foto citra akan menghasilkan model dinamika pertumbuhan padi khususnya wilayah yang memiliki ketersediaan air yang cukup. Dengan model pertumbuhan tersebut, produk tivitas padi ditentukan sehingga produsi wilayah dapat dik etahui melalui korelasi antara parameter Ground Cover dan LAI serta hubungan antara LAI dan biomasssa. Verifik asi model dari skala sempit ke skala luas dilakukan dengan sistem regresi di ERMapper antara foto /citra digital (sampel) dan citra satelit (skala luas) untuk memprediksi hasil produk si padi. Hasil menunjukkan bahwa biomassa basah dan k ering mengik uti model fungsi sigmoid. Hubungan biomassa tanaman dengan LAI mengikuti fungsi ek sponensial sedangkan hubungan antara LAI dan Groundcover mengikuti fungsi linier. Dari berapa korelasi ini dapat ditentuk an nilai biomassa padi yang dihasilkan berdasarkan tingkat penutupan lahan yang dapat dikembangkan untuk menduga produksi biomassa padi secara luas.

Keyword : Biomassa, foto citra digital, model, dan padi

APLIKASI KOMPOS KOMBINASI ZEOLIT DAN FOSFAT ALAM UNTUK PENINGKATAN KUALITAS TANAH ULTISOL DAN PRODUKTIVITAS TANAMAN JAGUNG

Burhanuddin RasyidFakultas/Jurusan : Pertanian/Ilmu Tanah

ABSTRAK :Perbaikan kualitas tanah Ultisol dengan penambahan kompos yang diperkaya dengan zeolit dan fosfat alam dapat memberikan pengaruh pada peningkatan produktivitas tanaman jagung. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan kualitas tanah Ultisol dan produktivitas tanaman jagung terhadap pemberian

Page 81: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789...  · Web viewNasruddin*, Moh. Yoenus Osman*, Wiwik Wahidah Osman ...Gedung Kuliah Bersama ini merupakan salah satu

kompos yang diperkaya dengan zeolit dan fosfat alam. Penelitian dilaksanakan di rumah kaca dan laboratorium kimia tanah Jurusan Ilmu Tanah Fakultas Pertanian Universitas Hasanuddin, Makassar. Rancangan faktorial dengan dua faktor dan rancangan acak kelompok digunakan sebagai rancangan lingkungan. Faktor pertama kompos jerami + zeolit alam (KZ) sebanyak 5 taraf yaitu tanpa kompos (K 0Z0), 25 g kompos (K10Z0), 25 g kompos + 0,5 g zeolit (K10Z2), 25 g kompos + 1 g zeolit alam (K10Z4), dan 25 g kompos + 2 g zeolit alam/pot (K10Z8). Faktor kedua dengan perlakuan fosfat alam (P) sebanyak 4 taraf yaitu 0; 0,62; 1,25; dan 1,5 g fosfat alam/pot. Perlakuan tersebut diulang masing-masing 3 ulangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kompos dengan perbaikan kualitas tanah Ultisol dengan penambahan zeolit dan fosfat alam meningkatkan produktivitas tanaman jagung. Pemberian 25g kompos yang diperkaya dengan 2 g zeolit dan 1,25 g fosfat alam, memberikan respon tertinggi pada berat kering tanaman, dan perbaikan sifat kimia tanah dapat dilihat dari peningkatan pH, ketersediaan P2O5, KTK, dan beberapa sifat kimia tanah lainnya.

Keyword : Ultisol, Kompos, Zeolit alam, Fosfat alam, Jagung, Kualitas tanah

3. Bidang Kajian Ilmu Peternakan

EFEKTIFITAS DAN EFISIENSI PENGONTROLAN JONGA-JONGA (Chromolaenaodorata) DI PADANG PENGGEMBALAAN FAKULTAS PETERNAKAN UNHAS DI MAIWA, ENREKANG

EFFICACY AND EFFICIENCY OF JONGA-JONGA (Chromolaena odorata) CONTROL IN PASTURE OWNED BY FACULTY OF ANIMAL HUSBANDRY HASANUDDIN UNIVERSITY AT MAIWA, ENREKANG

Muhammad Rusdy, Rinaldi Sjahril, Muh. Riadi dan BudimanFakultas/Jurusan : Peternakan/

Page 82: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789...  · Web viewNasruddin*, Moh. Yoenus Osman*, Wiwik Wahidah Osman ...Gedung Kuliah Bersama ini merupakan salah satu

ABSTRAK :Penelitian ini dilakukan denga tujuan untuk menentukan efektivitas dan efisiensi pengontrolan Chromolaena secara kimia yang diintegrasikan dengan pengontrolan secara mekanik dan pengontrolan secara mekanik yang diintegrasikan dengan pengontrolan secara kultural.Pengontrolan secara kimia yang diintegrasikan denan cara mekanik adalah P1. penyemprotan Roundup pada Chromolaena yang telah dipotomg dua minggu sebelum penyemprotan, P2. penyemprotan Roundup pada Chromolaena yang tidak dipotong P3.penyemportan Triclopyr pada Chromolaena yang telah dipotong dua minggu sebelum penymeprotan dan P4. penyemprotan Triclopyr pada Chromolaena yang tidak dipotong. Pengontrolan secara mekanik yang diintegrasikan dengan cara kultural adalah T1. pemotonganChromolaena tiap bulan, T2. penggalianChromolaena yang disebar di dalam petak perlakuan (dijadikan mulsa), T3. penggalianChromolaena yang diikuti dengan pembakaran, T4. penggalianChromolaena yang diikuti dengan pembakaran dan penanaman Centrosema pubescens dan T5. penggalianChromolaena yang diikuti dengan pembakaran dan penanaman Brachiaria decumbens. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada pengontrolan kimia yang diintergrasikan dengan mekanik, penyemprotan Triclopyr pada Chromolaena yang tidak dipotong merupakan metoda pengontrolan yang paling efektif sedangkan pada pengontrolan mekanik yang diintegrasikan dengan kultural, penggalian Chromolaena paling efektif untuk mengontrol pertumbuhan kembali Chromolaena tetapi tidak terhadap gulma lainnya. Diantara petak yang digali dan dibakar, penanaman dengan Brachiaria decumbens merupakan metode yang paling efektif untuk mengontrol pertumbuhan gulma. Walaupun sangat efektif, penanaman Brachiaria decumbens paling tidak efisien untuk mengontrol pertumbuhan gulma.Metode pengontrolan gulma yang paling efisien adalah penyemprotan Triclopyr pada tegakan Chromolaena yang tidak dipotong, disusul dengan penyebaran mulsa Chromolaena di dalam petak penelitian.

Kata kunci: Chromolaena odorata, efektifitas, efisiensi, pengontrolan secara kimia, mekanik dan kultural yang terintegrasi

ABSTRACT :This experiment was conducted with the aiming of determining the efficacy and efficiency of Chromolaena control by integrated chemical and mechanical control and integrated mechanical and cultural control. The integrated chemical and mechanical controls were: P1. Spraying of Roundup to Chromolaena that already cut at 15 days before spraying, P2. spraying of Roundup to uncut Chomolaenastand, T3. spraying of Triclopyr to Chromolaena that already cut at 15 days before spraying and T4. Spraying of Triclopyr to uncut Chromolaena stand. The integrated mechanical and cultural controls were T1. cutting of Chromolaena every month, P2. digging up of Chromolaena and distributed inside the plots (mulching), P3. digging up of Chromolaena followed by burning, P4. digging out of Chromolaena followed by burning and sowing with Centrosema pubescens and P5. digging out of Chromlaena followed by burning and planting with Brachiaria decumbens. Results of experiments showed that in integrated chemical and mechanical controls, spraying of Triclopyr to uncut Chromolaena stand was the most effective method followed by spraying of Roundup to uncut Chromolaena stand. In integrated mechanical and cultural controls, digging up of Chromolaena was the most effective method to suppress the regrowth of Chromolaena but not to other weeds. Among the burnt plots, planting with Brachiaria decumbens was the most effective method to control the regrowth of weeds. Although Brachiaria decumbens was very effective, however, it was the least efficient in suppressing the regrowth of weeds. The most efficient method was spraying of Triclopyr to uncut Chromolaena stand, followed by mulching with Chromolaena inside the plots.

Key Words: Chromolaena odorata, efficacy, efficiency, integrated chemical, mechanical and cultural control.

Page 83: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789...  · Web viewNasruddin*, Moh. Yoenus Osman*, Wiwik Wahidah Osman ...Gedung Kuliah Bersama ini merupakan salah satu

PREPARASI LARUTAN FOSFAT DAN UREA MINERAL MOLASES LIQUID (UMML) SEBAGAI PENYEDIA PREKURSOR

BIOFERMENTASI RUMEN

PREPARATION OF PHOSPHATE SOLUTION AND UREA MOLASSES MINERALS LIQUID (UMML) AS A PRECURSOR OF RUMEN BIOFERMENTATION

Syahriani Syahrir, Asmuddin Natsir, Muh Zain Mide, Rohmiyatul Islamiyati dan Ani AsrianieFakultas/Jurusan : Peternakan/Nutrisi & Makanan Ternak

ABSTRAK :

Page 84: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789...  · Web viewNasruddin*, Moh. Yoenus Osman*, Wiwik Wahidah Osman ...Gedung Kuliah Bersama ini merupakan salah satu

Urea Mineral Molases Liquid (UMML) dapat menjadi prekursor biofermentasi dalam sistem rumen. UMML dapat menyediakan nitrogen lepas lambat, mineral larut air dan readily available carbohydrate (RAC), namun memerlukan kajian khusus, terutama pada penentuan jenis dan preparasi bahan penyusunnya, khususnya penyediaan mineral fosfat larut air. Tujuan penelitian ini adalah menghasilkan formula UMML yang selanjutnya akan digunakan sebagai prekursor biofermentasi rumen. Beberapa perlakuan terhadap super fosfat (SP36) dilakukan untuk mendapatkan metode preparasi yang menghasilkan fosfat terlarut dengan konsentrasi yang tinggi. Preparasi yang menghasilkan kadar fosfat terlarut yang tertinggi adalah super fosfat yang di tambah asam organik dan larutan urea lalu dididihkan selama 5 menit. Urea Mineral Molases Liqiud yang terbaik diramu dari bahan Larutan Ca(Urea)4Cl2 + Larutan fosfat + Larutan NaCl jenuh + Molases.

Kata kunci: Preparasi, Larutan fosfat, Urea Mineral Molases Liquid

ABSTRACT :Urea Molasses Minerals Liquid (UMML) may be a precursor of rumen biofermentation. UMML can provide slow-release nitrogen, minerals and readily available carbohydrate (RAC), but require special studies, especially in determining the type and preparation of constituent materials, especially the provision of water-soluble phosphate minerals. The purpose of this study is to produce a formula of UMML then be used as a precursor of rumen biofermentation. Some of the treatment of super phosphate (SP36) was performed to obtain a preparation method produces dissolved phosphate concentrations are high. Preparation that the highest levels of dissolved phosphate is mixed of super phosphate, organic acids and urea solution, then boiled for 5 minutes. Urea Mineral Molasses liqiud best solution mixed from materials Ca(urea)4Cl2 phosphate solution, saturated NaCl solution and molasses.

Key Words :

PERILAKU PETERNAK SAPI POTONG DALAM PENJUALAN SAPI BETINA PRODUKTIF (KASUS PADA SENTRA PRODUKSI SAPI BALI DI SULAWESI SELATAN)

BEHAVIORAL OF BEEF CATTLE FARMERS IN SALES COW PRODUCTIVE (CASES IN SENTRA PRODUCTION OF BALI BEEF CATTLE IN SOUTH SULAWESI)

Palmarudi Mappigau, Siti Nurani Sirajuddin, Kasmiati Kasim,Veronika Lestari, dan Sitti

RohaniFakultas/Jurusan : Peternakan/Sosek Peternakan

ABSTRAK :

Page 85: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789...  · Web viewNasruddin*, Moh. Yoenus Osman*, Wiwik Wahidah Osman ...Gedung Kuliah Bersama ini merupakan salah satu

Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Barru dan Gowa yang merupakan sentra produksi sapi Bali di Sulawesi Selatan, yang difokuskan pada menganalisis besarnya peluang peternak sapi potong untuk berprilaku dalam penjualan sapi betina produktif serta mengidentifikasi berbagai variable dari karakteristik peternak, rumah tangga, dan usaha sapi potong yang menjadi pemicu dan penghambat perilaku tersebut. Metode penelitian ini adalah secara deskriptif Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dari 199 peternak responden, 76,88 % yang sangat berpeluang untuk menjual sapi betina produktif, 64,31 % menyakini konsekwensi menjual sapi betina produktif serta menghindari penjualannya (sikap), 44.72 % mempertimbangkan perlunya persetujuan dari orang-orang penting dalam memutuskan menjual sapi betina produktif (norma subyektif)) dan 70,85 % merasa bahwa mereka sangat mudah menjual sapi betina produktif (kontrol perilaku yang dirasakan). Variabel yang potensial memicu perilaku penjualan sapi betina produktif antara lain adalah rendahnya tingkat pendidikan dan kualitas kewirausahaan, ketidak ketidak stabilan pendapatan rumah tangga, keterbatasan akses terhadap sumber permodalan formal, dan rendahnya kinerja reproduksi sapi potong, Sedangkan variabel yang potensial menghambat adalah motivasi peluang dari peternak dalam memulai usaha, prospek pengembangan usaha sapi potong.

Kata kunci: Sapi potong lokal, perilaku peternak, sapi betina produktif, sentra produksi sapi Bali

ABSTRACT :The research was conducted in Barru and Gowa districts as the center of Bali beef cattle production in South Sulawesi, which focused on analyzing the potential / opportunities beef cattle farmer to act in the sale of productive cows as well as identify potential variables to be triggered farmers in such behavior. This research method is descriptive. The results of this study showed that of 199 farmer respondents, 76.88% were very likely to sell productive cows, 64.31% believed the consequences of selling productive cows and avoid sales (attitude), 44.72% judged the approval of the important people in deciding to sell productive cows (subjective norm)) and 70.85% most felt that they are very easy to sell productive cows (perceived behavioral control). The Variables are potentially as trigger for selling behavour of productive cows, e.g. low levels of education and entrepreneurship, lack of household income instability, limited access to formal sources of capital, and poor reproductive performance of beef cattle, while variables that potentially as inhibitor for the behaviour, e.g. the opportunity motivation of farmer in starting a beef cattle farm business, business development prospects for beef cattlle farming

Key Words : Local beef cattle, farmer behavior, cow productive, centers of Bali beef cattle production

TINGKAT KEMATIAN DAN PERTUMBUHAN PEDET SAPI BALI MELALUI PERBAIKAN MANAGEMEN DENGAN INTERVENSI PAKAN BERPROTEIN TINGGI BERBAHAN LOKAL

MORTALITY AND GROWTH RATES OF CALF PREWEANING FOR BALI CATTLE THROUGH THE IMPROVEMENT OF MANAGEMENT BY INTERVENTION OF RATION WITH HIGH PROTEIN

FROM LOCAL MATTER

Sudirman Baco, Basit Wello, Ratmawati Malaka dan Muhammad Hatta

Fakultas/Jurusan : Peternakan/Produksi Ternak

ABSTRAK :

Page 86: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789...  · Web viewNasruddin*, Moh. Yoenus Osman*, Wiwik Wahidah Osman ...Gedung Kuliah Bersama ini merupakan salah satu

Suatu penelitian telah dilakukan untuk mengetahui tingkat kematian dan pertumbuhan pedet sapi Bali sebelum penyapihan. Managemen pedet dilakukan dengan 2 sistem yaitu 1) managemen dengan intervensi pakan konsentrat berbahan lokal (intensive management) dan 2) managemen tanpa intervensi pakan konsentrat sebagai pembanding, yang pada umumnya dilakukan oleh petani ternak dimasyarakat (existing management). Hasil penelitian menunjukkan bahwa perbaikan managemen pada fase pedet dapat: 1) menekan tingkat kematian pedet sampai 9,0%, 2) meningkatkan pertumbuhan secara signifikan yaitu meningkatkan bobot badan pedet sekitar 50% dan 14 – 21% dimensi tubuh dibandingkan dengan system pemeliharaan yang dilakukan oleh masyarakat tanpa pemberian pakan tambahan pase pedet (existing management), 3) kecepatan perubahan pertumbuhan dan bagian dimensi tubuh ternak yang diberi pakan yang berkualitas pada fase pedet bervariasi antara satu bagian dengan bagian lainnya.

Kata kunci: Tingkat kematian pedet, pertumbuhan pedet, Sistem managemen, sapi Bali.

ABSTRACT :A study was conducted to know the level of mortality and growth rate of calf pre-weaning of Bali cattle. Calf management have done with two management systems, that is, 1) calf management with concentrate ration from local materials (intensive management), and 2) management without concentrate as comparator, which in a general way done by the farmer community (existing management). The result showed that Improvement of management at the calf pre-weaning period can be able : 1) to decrease the calf mortality level upon of 9.0%, 2) to improve the growth rate significantly, that is, increasing of 50% for body weight, and 14 – 20% for body measurements in comparison with existing management, 3) the change of growth and body measurements rate in management with ration quality intervention at calf pre-weaning have variation between one character and others.

Key Words : Pre-weaning mortality, growth rate, management system, Bali cattle

PRODUKSI DAN KUALITAS SUSU SAPI PERAH YANG DIBERI SILASE COMPLETE FEED BERBAHAN BAKU LIMBAH PERTANIAN

Ambo Ako, F. Maruddin, Jamila, dan S. Baba

Fakultas/Jurusan : Peternakan/

ABSTRAK :Persoalan pakan sapi perah di kabupaten Enrekang meliputi aspek kualitas, kuantitas dan kontiniutas suplai utamanya pada musim kemarau. Penanaman rumput gajah bersaing dengan sektor lainnya serta mengancam kelestarian lingkungan jika ditanam di tanah miring. Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui produksi dan kualitas susu sapi perah yang diberi pakan complit dari limbah pertanian. Metode yang digunakan adalah menginventarisir semua limbah pertanian yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan pakan. Analisis

Page 87: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789...  · Web viewNasruddin*, Moh. Yoenus Osman*, Wiwik Wahidah Osman ...Gedung Kuliah Bersama ini merupakan salah satu

proksimat dilakukan guna mengetahui nilai nutrisi bahan pakan dan menjadi dasar menyusun formulasi complete feed. Hasil formulasi complete feed diuji secara in vitro dan in vivo dan membandingkannya dengan perlakuan petani. Parameter yang diukur meliputi produksi susu (produksi per hari) dan kualitas susu (lemak, mineral, protein dan residu pestisida). Hasil penelitian menunjukkan bahwa complete feed di daerah sentra terdiri dari sumber serat berupa jerami padi dan jerami jagung, sumber protein berupa bungkil kelapa dan ampas tahu dan sumber energi berasal dari dedak dan bungkil jagung. Di daerah non sentra, sumber serat menggunakan jerami jagung, limbah kol dan wortel, dan kulit kopi. Sumber energi menggunakan dedak padi, jagung dan ubi jalar. Sumber protein menggunakan bungkil kelapa dan ampas tahu. Complete feed yang disusun tidak menghasilkan jamur, baunya asam harum, warna coklat kekuningan sesuai warna asli bahan pakan, bakteri asam laktat 1,1-6 x 107, pH 3,4-3,8 kadar protein 13,8%, Serat Kasar 31,22% dan BETN 39,65%. Secara umum complete feed yang diproduksi memenuhi syarat yang telah ditetapkan. Penerapan complete feed menunjukkan tidak ada perbedaan dalam hal konsumsi pakan namun produksi susu, kadar laktosa, kandungan protein, Ca, dan P dari sapi yang diberi perlakuan complete feed limbah sayur dan jerami nyat lebih tinggi dibanding kontrol. Dengan demikian, pemberian complete feed dari limbah pertanian khususnya limbah sayur dan tanaman pangan lebih baik dibanding perlakuan masyarakat selama ini.

Kata kunci: Complete feed, dangke, limbah sayur, sapi perah, enrekang

KERAGAMAN GEN PITUITARY TRANSCRIPTION FACTOR (PIT-1 LOKUS PSTI) PADA POPULASI KAMBING LOKAL DI PROVINSI SULAWESI SELATAN YANG DIIDENTIFIKASI DENGAN TEKNIK PCR-RFLP

(RESTRICTION FRAGMENT LENGTH POLYMORPHISMS)

M.I.A. Dagong1,2#, L. Rahim1#, Sri Rachma A.B1#, K.I. Prahesti3# dan N. Purnomo4

Fakultas/Jurusan : Peternakan/

ABSTRAK :Salah satu kandidat gen yang diyakini memiliki peranan penting dalam proses pertumbuhan ternak adalah gen pituitary transcription factor 1 (Pit-1). Ekspresi gen Pit-1 sangat penting untuk beberapa proses regulasi pertumbuhan dalam tubuh ternak seperti kemampuan survival normal, differensiasi dan perkembangan tiga tipe sel adenohypophysis yakni somatotrop, laktotrop dan thyrotrop. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi keragaman gen Pit-1 pada populasi kambing lokal yang ada di Sulawesi Selatan. Total 119

Page 88: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789...  · Web viewNasruddin*, Moh. Yoenus Osman*, Wiwik Wahidah Osman ...Gedung Kuliah Bersama ini merupakan salah satu

sampel kambing yang terbagi atas kambing Marica, Kacang dan Peranakan Ettawa (PE) yang dikoleksi dari tiga lokasi yakni Kabupaten Jeneponto, Maros dan kota Makassar. Adapun metode yang digunakan untuk mengidentifikasi keragaman genetik gen Pit-1 dengan menggunakan teknik PCR-RFLP dengan enzim restriki PstI. Frekuensi gen dan alel, heterosigositas dan kesetimbangan Hardy Weinberg pada lokus Pit-1|PstI dihitung dengan menggunakan software PopGen32 ver 1.3. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada lokus Pit-1|PstI diidentifikasi dua alel dari hasil pemotongan situs enzim restriksi PstI yang menghasilkan dua fragmen potongan DNA dengan panjang 370 pb dan 80 pb dari panjang produk PCR awal sekitar 450 pb, alel T yang tidak terpotong (450 pb), sedangkan alel C adalah fragmen produk PCR yang terpotong oleh enzim (370 dan 80 pb). Alel T merupakan alel yang paling umum dengan frekuensi di total populasi sebesar 0.76 sedangkan alel C hanya sekitar 0.24. Sebaran alel pada populasi kambing Marica yang paling umum adalah alel T (0.95) sedangkan alel C adalah alel langka dengan frekuensi (0.05), sedangkan pada populasi Kacang dan PE frekuensi alel T masing masing adalah 0.71 dan 0.67 dan alel C masing-masing 0.29 dan 0.33. Variasi genetik yang ditemukan pada gen Pit-1 lokus PstI dapat digunakan dalam penelitian selanjutnya untuk mencari hubungan keragaman tersebut dengan sifat pertumbuhan dan kualitas karkas pada kambing lokal.

Kata kunci: Keragaman Genetik, Gen Pit-1, Lokus PstI, PCR-RFLP, Kambing Lokal

IDENTIFIKASI KAPASITAS PETERNAK DALAM ADOPSI TEKNOLOGI UNTUK PENGEMBANGAN SAPI POTONG YANG TERINTEGRASI DENGAN PADI

Agustina Abdullah, M.Aminawar, A.Hamid Hoddi, Hikmah M.Ali, Jasmal A.Syamsu

Fakultas/Jurusan : Peternakan/

ABSTRAK :Penelitian bertujuan untuk mengindentifikasi kapasitas peternak dalam pengembangan sapi potong yang terintegrasi dengan padi untuk meningkatkan pemanfaatan sumberdaya yang ada yaitu limbah jerami padi dan kotoran ternak agar memiliki nilai tambah melalui inovasi teknologi pengolahan dan dapat memberikan kontribusi dalam peningkatan produktivitas usaha. Penelitian dilaksanakan di Kabupaten Pinrang Provinsi Sulawesi Selatan. Penentuan petani peternak sebagai responden secara acak yang dihitung berdasarkan Slovin (Umar, 1997), dengan jumlah responden 160 orang peternak. Data penelitian dikumpulkan

Page 89: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789...  · Web viewNasruddin*, Moh. Yoenus Osman*, Wiwik Wahidah Osman ...Gedung Kuliah Bersama ini merupakan salah satu

dengan melakukan survey dengan menggunakan teknik pengumpulan yaitu wawancara menggunakan kuesioner, focus group discussion, serta wawancara secara mendalam (indepth study) kepada beberapa informan kunci. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara umum petani (90% petani responden) telah mengetahui teknologi dalam pengelolaan usahatani padi yaitu teknologi pengolahan tanah, benih bermutu, penanaman, penanganan hama, pemupuan dan pascapanen. Tingginya tingkat pengetahuan petani terhadap teknologi, sejalan dengan tingkat penerapan yang juga tinggi yaitu lebih dari 65% peternak yang mengetahui teknologi, melakukan penerapkan teknologi teknologi tersebut dalam pengelolaaan usaha tani padi. petani peternak lebih dari 60% dari jumlah responden membutuhkan teknologi pengolahan kotoran ternak feses dan urine menjadi biogas, pupuk cair dan pupuk kompos/kandang. Walaupun demikian, ternyata petani peternak belum mengetahui dengan baik tentang teknologi tersebut. Hal ini terlihat jumlah petani peternak yang mengetahui teknologi masih rendah yaitu teknologi biogas 28,8%, teknologi pupuk cair 30,6%, teknologi pupuk kompos 46,9%. Untuk itu perlu dilakukan upaya peningkatan dan optimalisasi penerapan teknologi pengelolaan usahatani padi dan sapi potong serta pengolahan limbah padi dan limbah ternak sapi menjadi produk pakan, pupuk dan biogas di tingkat peternakan rakyat.

Kata kunci: Kapasitas peternak, adopsi integrasi, sapi potong, padi, teknologi

GANGGUAN REPRODUKSI PADA TERNAK SAPI BALI YANG DIPELIHARA OLEH PETERNAK SKALA KECIL (A preliminary study)

Muhammad Yusuf1, Abd. Latief Toleng1, Hasbi2, Siti Nurlaelah3

Fakultas/Jurusan : Peternakan/

ABSTRAK :The objective of this study was to investigate the incidence of reproductive disorders in Bali cattle. The study was conducted in Bantaeng Regency; South Sulawesi Province. A total of 111 Bali cattle both heifers and cows from three different villages were examined in the present study. Clinical examination by palpation per rectum and vaginoscopy was conducted to determine the reproductive status. Trans-rectal palpation of the genitalia was performed to assess ovarian structures and uterine conditions. The results of this study showed

Page 90: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789...  · Web viewNasruddin*, Moh. Yoenus Osman*, Wiwik Wahidah Osman ...Gedung Kuliah Bersama ini merupakan salah satu

that out of 111 animals, there was 36.9% became pregnant after repeated inseminations or with natural mating, and the others (63.1%) were not pregnant due to various statuses. Of the 70 animals that did not become pregnant, 13.5% were normally cyclic, and 0.9% each had normal cyclicity, however they were suffering from nymphomania and metritis, respectively. The remaining 47.7% animals were suffering from inactive ovaries. The incidences of inactive ovaries within 85 days and beyond 85 days after calving were 47.3% and 72.7%, respectively. In conclusion, high incidence of reproductive disorders was found in Bali cattle. Inactive ovaries were the major reproductive disorders in Bali cattle, and in turn, delayed the onset of estrus and subsequently reduced reproductive performance.

Kata kunci: Bali cattle, reproductive disorders, inactive ovaries, reproductive performance.

4. Bidang Kajian Ilmu Kehutanan

IDENTIFIKASI TUTUPAN VEGETASI DAN POTENSI FISIK LAHAN UNTUK PENGEMBANGAN EKOWISATA DI LABORATORIUM LAPANGAN KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA HUTAN

PENDIDIKAN UNHAS

IDENTIFICATION OF VEGETATION COVER AND PHYSICAL POTENTIAL OF LAND FOR ECOTOURISM DEVELOPMENT IN THE FIELD LABORATORY OF FOREST RESOURCES CONSERVATION AND ECOTOURISM

UNHAS EDUCATIONAL FOREST

Amran Achmad1, Putu Oka Ngakan1, Anwar Umar1, dan Asrianny1

Fakultas/Jurusan : Kehutanan/Kehutanan

Page 91: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789...  · Web viewNasruddin*, Moh. Yoenus Osman*, Wiwik Wahidah Osman ...Gedung Kuliah Bersama ini merupakan salah satu

ABSTRAK :Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi penutupan vegetasi dan potensi fisik lahan yang dapat dikembangkan sebagai objek ekowisata, serta merencanakan ruang pengembangan untuk pengelolaan ekowisata di Laboratorium Lapangan Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata Hutan Pendidikan Unhas. Data penutupan vegetasi, diinterpretasi dari citra satelit dengan menggunakan tehnik penginderaan jauh, sedangkan data potensi fisik lahan, informasinya dikumpulkan melalui pengukuran langsung di lapangan dengan menggunakan GPS, kompas dan meteran. Analisis data dilakukan dengan teknik GIS dengan metode overlay dan Digital Elevation Model (DEM). Hasil penelitian menunjukkan bahwa Laboratorium Lapangan Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata Hutan Pendidikan Unhas, memiliki tutupan vegetasi hutan alam dan hutan tanaman Pinus seluas 91,32 % dari total luas areal 311 ha, yang berpotensi untuk pengembangan ekowisata. Beberapa potensi fisik yang menarik untuk dikembangkan sebagai objek ekowisata, adalah air terjun, puncak gunung, camping ground dan stasiun penelitian

Kata kunci: Ekowisata, Penutupan Lahan, Potensi Fisik, Penginderaan Jauh, GIS

ABSTRACT :The aims of this study are to identify vegetation coverage and physical potential of land that can be developed as an ecotourism attraction, and plan for the management of ecotourism development space in the Field Laboratory of Forest Resources Conservation and Ecotourism, Unhas Educational Forest. Vegetation cover, was interpreted from satellite images by using remote sensing techniques, while the physical land potential data information was collected through direct measurements in the field by using GPS, compass and meter. Data analysis was done by using GIS with overlay method and Digital Elevation Model (DEM). The results showed that the Field Laboratory of Forest Resources Conservation and Ecotourism, Unhas Educational Forest, has natural forest vegetation and pine plantations forest covering 91.32% of the total land area of 311 ha, that potentially for the development of ecotourism. Some interesting physical potential to be developed as an ecotourism attraction, is a waterfall, mountain peaks, camping ground and a research station

Keywords: Ecotourism, Vegetation Cover, Physical Potential, Remote Sensing, GIS

CHARACTERISTIC OF BINDERLESS PARTICLEBOARD MADE FROM THREE SPECIES OF SULAWESI BAMBOO

Suhasman1), A Detti Yunianti1), Sahriyanti Saad1),Baharuddin1)

Fakultas/Jurusan : Kehutanan/Kehutanan

ABSTRACT :Three species of sulawesi bamboo were used to produce binderless particleboard (BP). Parring bamboo (Gigantochloa ater) was taken from Tanralili Maros, while betung bamboo (Dendrocalamus asper) and tallang bamboo (Schizostacyum barcahycladum) were taken from Batu Papan Makale Tana Toraja. The skin and nodia were removed before converted into chip. Particle was produced from chip after it air dried. The particles were oxidized using hydrogen peroxide 15% based on oven dry particle weight and 7.5% ferrous sulfat based on hydrogen peroxide weight. Oxidized particle then hot pressed for 12 minutes with 180ºC. Seven types of bamboo BP were produced based on raw material bamboo species namely; parring bamboo,

Page 92: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789...  · Web viewNasruddin*, Moh. Yoenus Osman*, Wiwik Wahidah Osman ...Gedung Kuliah Bersama ini merupakan salah satu

betung bamboo, tallang bamboo, parring-betung bamboo with ratio 1 : 1, parring-tallang bamboo with ratio 1 : 1, betung-tallang bamboo with ratio 1 : 1, and parring-betung-tallang bamboo with ratio 1 : 1 : 1. Meanwhile, analysis of chemical component of bamboo were conducted according to TAPPI standard. The results indicated that characteristic of BP made form betung bamboo better than two other bamboo. The presence of betung bamboo on mixed bamboo as raw material has possitive effect on produced binderless particleboard. However, the physical and mechanical properties were not yet fulfill JIS A 5908 2003. The result of chemical component analysis indicated that betung bamboo has the highest lignin component compared to two other bamboo species. Lignin has a significant contribution to bonding formation on binderless particleboard manufacturing.

Keywords: Bamboo, binderless particleboard, hydrogen peroxide, oxidation

KOMPENSASI HULU-HILIR PADA HUTAN DESA KABUPATEN BANTAENG

Supratman1, Muhammad Alif K.Sahide2,Asar Said Mahbub3, Haeruddin4

Fakultas/Jurusan : Kehutanan/

ABSTRACT :Specific objectives to be achieved is a reasonable compensation for the value of ecosystem services utilization of water resources in the sub-watershed Biyangloe Bantaeng District as well as the institutional potential upstream-downstream compensation system in the management of village forest in Bantaeng. The research was conducted in May-December 2012. Total economic value is approximated by the difference in earnings due to the forest service from the village forest production (in particular non-timber forest products and environmental services production) prior to and after the village forest or jungle village approached

Page 93: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789...  · Web viewNasruddin*, Moh. Yoenus Osman*, Wiwik Wahidah Osman ...Gedung Kuliah Bersama ini merupakan salah satu

sacrifices required by the management fee and or community forest management village to produce it. Calculating the value of compensation for each level (level) upstream-downstream compensation (the village level, the level of inter-village and inter-regional level) to surveys WTP (willingness to pay at each level in accordance with the concept and Hufschmidt Dixon (1986). Analysis of the institutional system upstream-downstream compensation will see a variety of institutional systems that work in the system of village forest management Bantaeng system setup mode with the rights, obligations, benefits and / or costs of the parties the following positions, interests and needs of the parties. analysis will use a participatory approach to conduct in-depth interviews to every community leaders at every level (unit of analysis). analysis also comes with focus group discussions (FGDs) at each level (village, inter-village and inter-region), and is equipped with a qualitative descriptive analysis. Results studies have found the value of direct economic benefits for the community forest villages upstream of Rp. 3.871.000/tahun up to Rp. 158.326.950/tahun. value of indirect economic benefits for the community forest villages upstream in the form of drinking water services in the village of Rp Labbo . 8.400.000/tahun, - a service water flow to businesses mikrohidro Rp. 356,400, -/day Patataneteang in the village, and a service flow of irrigation water for Rp. 19.645.833/ha/tahun in Sub Campaga. benefit value is not immediately downstream of village forest for the community in the form of water service taps Rp. 4.448.260.262/tahun, a service of irrigation water for Rp. 20,010,095, -/ha/tahun Village Barua, amounting Rp.34.348.800, -/ha / year in the Village Tanaloe, Rp. 61.822.933/ha/tahun Lumpungan village, and the village of 18.725.575/KK/ha/tahun Tombolo. willing compensation value paid by the downstream to upstream communities that manage village forest is between Rp. 14.162.904/tahun up to Rp. 63.032.666/tahun. Results suggest the need to develop institutional system that integrates all areas of village forest as an integrated business unit within a unified management with institutional potential is BUMDes, BUMMAS and P3A

Keywords: Upstream-Downstream, Compensation, Village Forest

BOLA BENIH SEBAGAI KIAT BARU DALAM REHABILITASI HUTAN DAN LAHAN KRITIS DI KECAMATAN TINGGIMONCONG, SULAWESI SELATAN

Muh. Restu, Samuel Paembonan, Budirman Bachtiar, GusmiatyFakultas/Jurusan : Kehutanan/

ABSTRAK :Rehabilitasi hutan dan lahan kritis perlu perhatian khusus dan perlu metode baru yang lebih praktis, cepat, dan murah. Metode bola benih merupakan metode alternatifnya. Dengan pertimbangan tersebut, maka penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui jumlah benih setiap bola benih yang memberikan persentase tumbuh dan pertumbuhan tanaman sengon yang terbaik (2) mengetahui ukuran diameter bola benih yang terbaik terhadap persentase tumbuh dan pertumbuhan tanaman sengon; (3) mengetahui tipe penutupan lahan yang sesuai terhadap persentase tumbuh dan pertumbuhan tanaman sengon; (4) mengetahui pengaruh interaksi antara jumlah benih setiap bola, besarnya bola benih, tipe penutupan lahan yang terbaik terhadap

Page 94: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789...  · Web viewNasruddin*, Moh. Yoenus Osman*, Wiwik Wahidah Osman ...Gedung Kuliah Bersama ini merupakan salah satu

persentase tumbuh dan pertumbuhan tanaman sengon di lapangan. Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan September 2012 sampai dengan akhir Desember 2012 di Kecamatan Tinggimoncong Kabupaten Gowa. Penelitian ini menggunakan rancangan Acak lengkap pola faktorial yang terdiri atas 3 faktor yaitu jumlah benih setiap bola benih sebagai faktor pertama dengan 4 taraf yaitu 5 benih, 7 benih, 9 benih, dan 11 benih setiap bola benih, faktor kedua yaitu ukuran besarnya diameter bola benih yang terdiri atas 4 taraf yaitu 2.5 cm, 4 cm, 5.5 cm, dan 7 cm, faktor ketiga yaitu penutupan lahan yang terdiri atas 4 taraf yaitu terbuka (rumput), semak belukar, alang-alang, dan dibersihkan (piringan dengan diameter 20 cm). Ketiga faktor perlakuan ini dikombinasikan sehingga diperoleh sebanyak 4 x 4 x 4 = 64 unit perlakuan. Setiap unit perlakuan terdiri atas 3 bola benih dan diulang sebanyak 3 kali sehingga dibutuhkan sebanyak 64 x 3 x 3 = 576 bola benih. Jarak tanam (peletakkan) bola benih antar unit perlakuan 2 x 2 m, sehingga dibutuhkan lahan seluas ± 2.304 m2. Variabel yang diamati adalah waktu mulai berkecambah dan persentase berkecambah setiap minggu selama satu bulan pertama, pertumbuhan tanaman (tinggi dan jumlah daun) setiap bulan setelah bulan kedua selama 2 bulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan penutupan lahan, diameter bola, dan jumlah benih, serta interaksi antara penutupan lahan dan diameter bola berpengaruh nyata terhadap persentase perkecambahan dan jumlah daun, tetapi pada tinggi tanaman hanya penutupan lahan yang berpengaruh nyata, perlakuan lainnya berpengaruh tidak nyata. Perlakuan rumput, diameter bola 7.5 cm dan jumlah benih 11 biji memberikan persentase perkecambahan terbaik, begitu pula pada pertumbuhan jumlah daun dan tinggi tanaman perlakuan rumput yang terbaik.

Kata Kunci :

STUDI KESESUAIAN TEMPAT TUMBUH DAN PRODUKTIVITAS MANGROVEDI SINJAI TIMUR, SULAWESI SELATAN

Baharuddin Nurkin, Beta Putranto,Syamsuddin Millang, MukriminFakultas/Jurusan : Kehutanan/

ABSTRACT :This report dealing with study on stand growth and site index of bakko (Rhizophora mucronata Lam.) plantation in the the Eastern Sinjai, South Sulawesi. The purposes of this research, first is to describe stand growth of this species development pattern as a based to derive site index curve. Secondly, to determine soil characteristics related to site index. Data were collected from 49 temporary plots distributed in whole plantation of the coastal area on various soils or substrates with stand ages ranging from 2 to 30 years. Dominant tree height and age from the whole data set is utilized to describe stand growth development using a non linear model of Chapman-Richards. The dominant height-over-age curve is then used to predict the

Page 95: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789...  · Web viewNasruddin*, Moh. Yoenus Osman*, Wiwik Wahidah Osman ...Gedung Kuliah Bersama ini merupakan salah satu

dominant height development of the stand. Prediction of the dominant height growth at 15 years was utilized to derive site index curves. The site index curve with reference age of 15 years is typical of anamorphic curve consists of seven levels site index ranging from site index 9 to 17 with 2 m interval. Further analysis used multiple regression showed that pH, clay, and salt contents are important variables in site index prediction. Soil with slightly alkalinity and texture with moderate content of clay and sand, as well as low salt contents are found as important factors in supporting bakko growth and productivity.

ANALYZE CUTTING WASTE POTENCY AND PROSPECT OF ITS UTILIZATION ON COMMUNITY TEAK FOREST

SOUTH SULAWESI PROVINCE

Mujetahid, I Gautama, M Dassir, A SadapottoFakultas/Jurusan : Kehutanan/

ABSTRACT :The study was aimed to analyze cutting waste potency and prospect of its utilization. The study results showed that waste volume per tree was 0.057-0.071 m3 at average of 0.0640 (15.63%) comprising of main trunk waste of 0.0258 m3

(44.12%), stump waste of 0.0095 m3 (16.18%), crotches-free upper waste of 0.0116 m3 (19,76%) and crotches of 0.0117 m3 (19.93%).

Key Words : Waste, cutting, community teak forest

Page 96: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789...  · Web viewNasruddin*, Moh. Yoenus Osman*, Wiwik Wahidah Osman ...Gedung Kuliah Bersama ini merupakan salah satu

BIDANG ILMU EKOSOSBUDKUM

1. Bidang Kajian Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

ANALISIS KECENDERUNGAN TEMA DAN METODE RISET SKRIPSI SARJANA (S1) DAN TESIS MAGISTER (S2) PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI, FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS

HASANUDDIN TAHUN 2007 – 2011

ANALYSIS OF TRENDS AND RESEARCH METHODS THESIS THEME DEGREE (S1) AND A MASTER'S THESIS (S2) COMMUNICATION SCIENCE COURSES, FACULTY OF SOCIAL AND POLITICAL SCIENCE UNIVERSITY OF

HASANUDDIN YEAR 2007 TO 2011

Hafied Cangara, Andi Alimuddin Unde, Tuti Bahfiarti dan Murniati Muchtar

Fakultas/Jurusan : Isipol/Komunikasi

Page 97: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789...  · Web viewNasruddin*, Moh. Yoenus Osman*, Wiwik Wahidah Osman ...Gedung Kuliah Bersama ini merupakan salah satu

ABSTRAK :Fokus dan tujuan penelitian ini adalah mengetahui tema dan metode riset yang digunakan para mahasiswa program Sarjana (S1) dan Magister (S2) Ilmu Komunikasi dalam penulisan tesis dan skripsi pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Hasanuddin dalam 5 tahun terakhir (2007 – 2011). Perbedaan pengungkapan tema dan penggunaan metode riset dalam penulisan Skripsi dan Tesis antara mahasiswa program Sarjana (S1) dan Magister (S2) Ilmu Komunikasi Fisip Unhas dalam 5 tahun terakhir (2007 – 2011). Objek penelitian ini adalah semua Skripsi Mahasiswa Program Sarjana (S1) dan Program magister (S2) yang telah dipertahankan di depan Komisi Penguji dalam 5 tahun terakhir, dalam kurun waktu 2007 sampai 2011. Penetapan batas waktu 5 tahun terakhir atas pertimbangan bahwa 5 tahun dipandang masih baru, dan bisa dilihat trend atau kecenderungannya untuk melakukan proyeksi ke depan. Hasil penelitian ini menunjukkan ada 11 kajian komunikasi yang dijadikan tema pokok para mahasiswa program S1 Ilmu Komunikasi Fisip Unhas selama tahun 2007 s/d 2011, 4 diantaranya yang paling menonjol yakni ; (a) Komunikasi Massa/Jurnalistik, (b) Komunikasi Interpersonal, (c) Public Relations/Kehumasan, dan Komunikasi Pemasaran. Sedangkan untuk mahasiswa Program Magister (S2) adalah 12 tema, 5 diantaranya yang menonjol, yakni : (a) Komunikasi Massa/Jurnalistik, (b) Komunikasi Politik, (c) Komunikasi Pembangunan, (d) Public Relations/Kehumasan, (e) Media Baru (Internet-online). Selanjutnya ada 33 Isu atau sub-tema yang diangkat para mahasiswa S1, 7 diantaranya yang menonjol, yakni : (a) Analisis Film dan Televisi, (b) Promosi Pemasaran, (c) Internal Public, (d) Konsep diri/Self Disclosure, (e) Perilaku Komunikasi Interpersonal, (f) Efek Media Massa, (g) Strategi Komunikasi, (h) Eksternal Public. Sedangkan untuk mahasiswa program Magister (S2) ada 36 isu, diantaranya 5 yang paling menonjol yakni : (a) Etika dan Perundang-undangan Media Massa (Sensor Diri – Kontrol Pers - Ombudsman media – Hak Jawab) (b) Kampanye Politik dan Pencitraan Kandidat, (c) Media Pembelajaran (Multi Media) dan Prestasi Belajar, (d) Efek Media dan Opini Publik, (e) Pariwisata. Jika kedua strata (S1 dan S2) dibandingkan dalam pemilihan sub-tema atau isu, maka nampaknya keduanya memiliki kecenderungan yang hampir sama, yakni cukup variatif dan mengangkat masalah yang relevan dengan konsentrasi bidang studi yang mereka pilih. Bagi mahasiswa S1 cenderung pada tataran praktis sedangkan pada program S2 pada tataran konseptual.

Kata Kunci.

ABSTRACT :The focus was goal of this study and to determine themes and research methods used by the students of undergraduate and Master Science Communication in thesis writing and thesis at the Faculty of Social and Political Science University of Hasanuddin in the last 5 years (2007-2011) . Differences disclosure themes and the use of research in writing between the student and Thesis Thesis Degree (S1) and Master Unhas Fisip Communication Studies in the last 5 years (2007-2011). Object of this study is all of Undergraduate Thesis (S1) and the Master Program (S2) which had been kept in front of Examiners Commission in the last 5 years, in the period 2007 to 2011. Determination of 5-year time limit on the consideration that the last 5 years is still considered new, and can be seen trend or tendency to make projections into the future. The results of this study indicate that there are 11 communication studies students made the principal theme of Communication Faculty Social and Political Science Unhas during 2007 s / d 2011, 4 of which the most prominent namely: (a) Mass Communication / Journalism, (b) Interpersonal Communication, (c) Public Relations / Public Relations and Marketing Communications. As for the students of the Master Program (S2) is 12 theme, 5 of them that stand out, namely: (a) Mass Communication / Journalism, (b) Political Communication, (c) Development Communication, (d) Public Relations / PR, (e) New media (Internet-online). Furthermore, there are 33 issues or sub-themes raised S1 students, 7 of them that stand out, namely: (a) Analysis of Film and Television, (b) Marketing Promotions, (c) Internal Public, (d) The concept of self / Self Disclosure, (e) Conduct of Interpersonal Communication, (f) Effect of Mass Media, (g) Communication Strategy, (h) External Public. As for the students of the Master program (S2) there were 36 issues, the most prominent of which 5 are: (a) Ethics and Regulations of Mass Media (Sensor Self - Control Releases - Ombudsman media - Right of Reply) (b) Political Campaigns and Candidates Imaging , (c) Learning Media (Multi Media) and Learning Achievement, (d) Effect Media and Public Opinion, (e) Tourism. If both strata (S1 and S2) than in the selection of sub-themes or issues, it seems both have almost the same trend, ie quite varied and address issues that are relevant to the concentration of their chosen field of study. For students on a practical level tends S1 while the S2 program at the conceptual level.

Page 98: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789...  · Web viewNasruddin*, Moh. Yoenus Osman*, Wiwik Wahidah Osman ...Gedung Kuliah Bersama ini merupakan salah satu

Keywords :

STRATEGI KELANGSUNGAN HIDUP SOPIR ANGKOT DALAM BUDAYA PERKOTAAN DI KOTA MAKASSAR

THE SURVIVAL STRATEGY OF PUBLIC TRANSPORT DRIVERS IN URBAN CULTURE IN MAKASSAR

Muhammad BasirFakultas/Jurusan : Isipol/Antropologi

ABSTRAK :Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan dan mendeskripsikan tentang strategi-strategi yang dilakukan oleh para sopir Angkot dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya di dalam budaya perkotaan di Kota makassar; wujud resistensi para sopir terhadap dominasi budaya di Kota Makassar; dan peranan lembaga-lembaga terkait terhadap keberadaan para sopir angkot di Kota Makassar. Penelitian ini dilakukan di Kota Makassar, dengan metode pengumpulan data yang digunakan adalah Studi Pustaka, Observasi, dan Wawancara mendalam. Adapun sifat dan pendekatan penelitian ini adalah deskriptif kualitatif.

Page 99: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789...  · Web viewNasruddin*, Moh. Yoenus Osman*, Wiwik Wahidah Osman ...Gedung Kuliah Bersama ini merupakan salah satu

Hasil dan pembahasan penelitian ini menunjukkan bahwa strategi-strategi yang dilakukan oleh para sopir angkot untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya adalah bentuk strategi dalam bidang sosial yang diwujudkan pada pola-pola hubungan sosial yakni hubungan dengan pemilik kendaraan, rekan kerja, sesama sopir, penumpang, dan pemerintah. Kedua strategi dalam bidang ekonomi yang diwujudkan pada cara mengelolaan penghasilan. Dan juga digambarkan tentang cara menanggulangi bila penghasilan kurang. Selanjutnya mendeskripsikan tentang bentuk-bentuk resistensi para sopir angkot terhadap dominasi budaya tertentu yakni pada pemerintah, dengan melakukan pelanggaran-pelanggaran sebagai wujud resistensinya. Dan terakhir mendeskripsikan tentang peranan instansi atau lembaga terkait terhadap keberadaan Angkot .Kata kunci: Kata kunci : Strategi, kelangsungan hidup, sopir angkot, kota, budaya

ABSTRACT :This research aims at explaining and describing the strategies implemented by public transport drivers to maintain their survival in urban culture in Makassar.These drivers have a resistance to a dominant culture in Makassar, and the role of institutions in the existence of drivers was also disclosed.This research was conducted in Makassar by using the research methods, such as, library study, observation, and indepth interviews. The nature and approach of this research is qualitative description. The Result and discussion of this study indicate that the strategies implemented by these drivers to maintain their survival, namely, the first strategy is in the social field realized in the patterns of social relationships, that is, the relationships with the owner of vehicles colleagues, fellow drivers, passengers, and the government. The second strategy is in the economic field realized in the way of managing the personal expenses of income. And also, it was described about how to cope with the problem, if the income was less thas the target obtained. Further, it was described that the drivers did the violations against the dominant culture, that is, the govermental regulations (traffic rules) .At last it was explained about the role of public and private institutions in relation to the existence of drivers.

Key words: Strategy, survival, Public transport driver, urban, culture.

KEMAMPUAN PENGELOLAAN PENDAPATAN ASLI DAERAH DALAM MENUNJANG PELAKSANAAN OTONOMI DAERAH

DI PROPINSI SULAWESI-SELATAN

REVENUE MANAGEMENT CAPABILITIES TO SUPPORT THE IMPLEMENTATION OF REGIONAL AUTONOMY IN THE PROVINCE OF SOUTH SULAWESI

Syamsu AlamFakultas/Jurusan : Isipol/

ABSTRAK :Penyelenggaraan Otonomi daerah harus didukung oleh sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD), untuk itulah, daerah dituntut supaya mampu menggali seluruh potensi yang dimilikinya. Sesuai dengan permasalahan tersebut, maka penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan, menganalisis, dan menginterpretasikan masalah tersebut dengan 3 (tiga) pertanyaan pokok, yakni: (1) Bagaimana kemampuan sumber daya aparat pengelola PAD di Propinsi Sulawesi-Selatan? (2) Bagaimana prosedur pengelolaan PAD di Propinsi Sulawesi-Selatan? (3) Seberapa besar Kontribusi PAD terhadap APBD dalam menunjang Pelaksanaan Otonomi Daerah

Page 100: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789...  · Web viewNasruddin*, Moh. Yoenus Osman*, Wiwik Wahidah Osman ...Gedung Kuliah Bersama ini merupakan salah satu

di Propinsi Sulawesi-Selatan? Lokasi penelitian ini adalah Propinsi Sulawesi-Selatan (Sul-Sel), dimana wilayah sampel dalam penelitian ini adalah Kabupaten Sidrap, Kabupaten Bone, Kota Makassar dan Kota Palopo. Dasar penelitian ini adalah survey dan tipe penelitiannya adalah deskriptif. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa pengelolaan PAD dalam menunjang pelaksanaan Otonomi Daerah untuk lima tahun terakhir pada empat wilayah sampel belum maksimal, dimana terjadi kesenjangan antara target dan realisasi yang tercapai, begitu pula dengan kontribusi PAD terhadap APBD masih sangat kecil. Hal ini disebabkan oleh kualitas sumber daya aparat pemerintah yang masih rendah dan pengelolaan PAD yang kurang maksimal.

Kata kunci: Pendapatan Asli Daerah, Otonomi Daerah

ABSTRACT :Implementatation of regional autonomy should be supported by local revenue sources (PAD). For areas that are required to be able to explore the full potential. According with these problems, this study aims to describe, analyse, and interpret the issue with three main questions, namely: 1. How resource capacity management officials of PAD in the province of South Sulawesi, 2. How the management procedurs of PAD in the province South Sulawesi, 3. How big the contribution to the revenue budget expenditure PAD areas to support the implementation of regional autonomy in the province of south sulawesi . This study site is south Sulawesi province, where the area of the sample in this study was sidrap, Bone, Makassar, and the city palopo. Basic research is the type of survey and research is descriptive. The results showed that the management of the pad to support the implementation of regional autonomy for the last five years on four sample areas not maximized, where there is a gap between the target and the realization is reached, as well as the contribution of the PAD to the APBD is still very small. This is caused by the quality of the resources that government officials are still low and less than the maximum PAD management.

Key words: Local Revenue and Local Autonomy

BIROKRASI DAN PELAYANAN INFORMASI KEBIAJAKAN PUBLIK DI PROVINSI SULAWESI SELATAN

BIROKRASI DAN PELAYANAN INFORMASI KEBIJAKAN PUBLIK DI PROVINSI SULAWESI SELATAN

Indar ArifinFakultas/Jurusan : Isipol/

ABSTRAK :Tujuan penelitian ini adalah mengintrepretasi peran birokrasi dalam pelayanan informasi kebijakan publik hingga menemukan pola dan model hubungan antara pemerintah dan warganegara berdasarkan UU No.14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik. People Right to Know (Harold L.Cross & Kent), Obligation to Tell, paradigma NPS (New Publik Service) (Denhardt & Denhardt) owner of government dengan prinsip hubungan lebih demokratis dan humanis adalah menjadi teori dasar. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah pengamatan langsung, wawancara mendalam dan dianalisis secara kualitatif. Temuan menunjukkan responsivitas birokrasi terhadap pelaksanaan perannya dapat dilihat melalui kewenangannya, dan membuka ruang partisipasi dengan 5 (lima) instrumennya yakni melalui (1) FGD. (2) Seminar, (3) pemanfaatan media exiting, (4) pemanfaatan media luar ruang, (5) dan tatap muka. Pola dan Model yang ditemukan yakni (1) Model sinergisitas (2) Dialog Elit Simetris (3) Model Interaktif Elitis Eksklusif Minimalis

Page 101: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789...  · Web viewNasruddin*, Moh. Yoenus Osman*, Wiwik Wahidah Osman ...Gedung Kuliah Bersama ini merupakan salah satu

(4) Model Dialog Interaktif Elitis Eksklusif Minimalis Vs Egalitarian Maximalis (5) Model Penyadaran Eksklusif, dan (6) Model Adaptif Humanis. Model Adaptif Humanis adalah model yang menarik sayangnya model ini dianggap tidak efisien, dan membutuhkan waktu yang lama dikarenakan harus menyentuh langsung masyarakat disetiap wilayah hingga ke desa terpencil.

Kata kunci: Birokrasi, Pelayanan Publik

ABSTRACT :The purpose of this study is to interpret the role of bureaucracy in the service of public policy information to find patterns and model of the relationship between government and citizens under the law of UU No. 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik. People Right to Know (Harold L. Cross & Kent), Obligation to Tell, paradigm of NPS (New Public Service) (Denhardt & Denhardt) owner of government with the principles of democratic and humanist relationship is a fundamental theory. Data collection methods that used were direct observation, in-depth interviews and qualitative analysis. The findings demonstrate the responsiveness of the bureaucracy of the implementation of its role can be seen through the authority and open participation room with 5 (five) instruments that are through (1) focus group discussion (FGD), (2) Seminar, (3) Utilization of Media Exiting, (4) Utilization of Media Outdoor, and (5) face to Face. Pattern and Model that found are (1) Synergy Model, (2) Elite Symmetrical Dialogue, (3) Elitist Interactive Minimalist Exclusive Model, (4) Interactive Elitist Minimalist Exclusive Model VS Maximalis Egalitarian, (5) Exclusive Awareness Model, and (6 ) Adaptive Humanist Model. Adaptive Humanist Model is an attractive model, unfortunately this model is considered inefficient and time consuming due to the need to touch people in each region directly to the remote villages. Key words: Bureaucracy, Public Service

ANALISIS HUBUNGAN KOMPETENSI DENGAN KINERJA BAGI PENGANGKATAN PEGAWAI HONORER MENJADI PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA MAKASSAR

ANALYSIS OF COMPETENCE AND PERFORMANCE RELATIONSHIP OF APPOINTMENT HONORARY WORKERS TO BE CIVIL SERVANTS IN THE ENVIRONMENT GOVERNMENT MAKASSAR CITY

Badu Ahmad, Atta Irene Allorante, Hasniati dan Adnan NasutionFakultas/Jurusan : Isipol/Ilmu Administrasi

ABSTRAK :Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara kompetensi dengan kinerja pengangkatan tenaga honorer menjadi Pegawai Negeri Sipil dan menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi peningkatan kinerja Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Pemerintah Kota Makassar. Pendekatan penelitian adalah kuantitatif. Data kuantitatif diperoleh melalui Survey. Data kuantitatif diananilis dengan uji Kendal-Tau. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hubungan antara kompetensi dengan kinerja pengangkatan tenaga honorer menjadi Pegawai Negeri Sipil di lingkungan pemerintah Kota Makassar tergolong “cukup kuat”. Hal ini mengindikasikan bahwa pengangkatan PNS dari tenaga honorer belum sepenuhnya mempertimbangkan kompetensinya tetapi hanya berdasarkan pengalaman kerja. Untuk meningkatkan kompetensi dan kinerja

Page 102: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789...  · Web viewNasruddin*, Moh. Yoenus Osman*, Wiwik Wahidah Osman ...Gedung Kuliah Bersama ini merupakan salah satu

PNS yang diangkat dari tenaga honorer, ada beberapa faktor yang mempengaruhi antara lain : (a) kelengkapan fasilitas, (b) peningkatan kemampuan dan keterampilan pegawai, (c) peningkatan pendapatan pegawai (d) rekruitmen dan penempatan pegawai berbasis kompetensi.

Kata kunci: Hubungan, Kompetensi, Kinerja, Pegawai Honorer, PNS

ABSTRACT :The objectives of this research are to analyze of the competence and performance relationship of appointment honorary workers to be civil servants and the factors that influence the performance improvement in the environment government Makassar City. Design of the research is quantitative approaches. Data collection obtained with survey method and then analysis of quantitative data with Kendal-tau Test. The results showed that the relationship between competence and performance of appointment honorary workers to be civil servants in the environment government makassar city is "strong enough". This indicates that the appointment of honorary workers to be civil servants have not been fully considered of their competence but the based on their work experience. The factors that influence to improve the competence and performance of civil servants recruited from honorary workers, such as: (a) completeness of the work facilities (b) increasing of the capacity and skills, (c) increasing of the income (d) recruitment and staffing by based competency.

Key words: Relationships, Competence, Performance, Honorar Worker, Civil Servants

KAJIAN TERHADAP KOMUNITAS PETANI RUMPUT LAUT SEBAGAI ALTERNATIF KELANGSUNGAN HIDUP MASYARAKAT PESISIR KABUPATEN JENEPONTO

STUDY OF COMMUNITY AGAINST SEAWEED FARMERS SURVIVALAS AN ALTERNATIVEJENEPONTOCOASTAL COMMUNITIES

Darwis, Mansyur Radjab, Sultan dan Ria Renita AbbasFakultas/Jurusan : Isipol/Sosiologi

ABSTRAK :Tujuan penelitian ini ialah, menganalisis proses transformasi atau pola perubahan terkait dengan investasi, teknologi dan organsiasi kerja pada usaha budi daya rumput laut Desa Arungkeke Kabupaten Jeneponto serta pola-pola diferensiasi sosial yang terjadi berupa kemungkinan terjadinya proses spesifiksi dan sepesialisasi kegiatan serta kelembagaan baru dalam usaha budi daya rumput laut Desa Arungkeke Kabupaten Jeneponto. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan teknik wawancara mendalam terhadap sejumlah informan yang dipilih secara purposif terdiri dari petani rumput laut, pedagang, pemerintah terkait dan lembaga swadaya masyarakat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses transformasi melalui pembentukan modal sangat lamban disebabkan adanya keterbatasan akses permodalan baik terhadap lembaga keuangan pemerintah dan lembaga keuangan swasta. Dari aspek teknologi ternyata belum mampu

Page 103: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789...  · Web viewNasruddin*, Moh. Yoenus Osman*, Wiwik Wahidah Osman ...Gedung Kuliah Bersama ini merupakan salah satu

menciptakan mekanisme produksi maksimal karena dilain pihak bersentuhan dengan optimalisasi produksi melalui pemanfaatan anggota keluarga.

Kata kunci: Komunitas Petani, Usaha Budidaya Rumput Laut, Kelangsungan Hidup

ABSTRACT :The purposeof this studyis, to analyzethe transformation processor pattern changes associated with investment, technology and work organization in the business of seaweed cultivation Jeneponto Arungkeke village and the patterns of social differentiation that occursin the form of possibility spesifiksi processes and activities as well as new institutional sepesialisasi in business sea weed farming village Arungkeke Jeneponto. This study used a qualitative approach within-depth interview techniques to a number of informants were selected purposively comprised of seaweed farmers, traders, government agencies andnon-governmental organizations. The results showed that the process of transformation through capital formationis veryslowdue to limited access to capital both to the government and the financial institutions of private financial institutions. From the aspect of the technology is not yet capable of creating maximum production mechanism for contact with the other hand optimizing production through the use ofa family member. Thus capital formation for slow,which is not optimal tenologi the creation of other forms of specialization in the cultivation of seaweed.

Key words: CommunityFarmers, SeaweedCultivation, survival

KETERWAKILAN POLITIK PEREMPUAN(STUDI TENTANG PERAN PEREMPUAN DALAM LEMBAGA LEGISLATIF)

POLITICAL REPRESENTATION OF WOMEN(A STUDY OF THE ROLE OF WOMEN IN LEGISLATURE)

Gustiana A. Kambo, Muhammad Al-Hamid, Ariana Yunus dan Sukri Tamma

Fakultas/Jurusan : Isipol/

ABSTRAK :Penelitain ini bertujuan untuk untuk memahami kompleksitas dinamika di lembaga perwakilan politik di legislatif, yang diperuntukkan untuk mengetahui bagaimana keterwakilan politik perempuan dalam lembaga legislatif, apakah keterwakilan politik tersebut dalam wujud perannya dijalankan semaksimal mungkin dan apakah keterwakilan tersebut mengalami hambatan dari budaya patriakri. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peran yang dijalankan oleh perempuan di lembaga perwakilan lebih bersifat substantive daripada simbolik. Walaupun secara formal keanggotaan legislative perempuan masih dibawah dari kuota 30% yang seharusnya dipenuhi, akan tetapi tetap menujukkan adanya keterwakilan politik (political representativeness) yang baik. Budaya Patriarkhi walaupun sulit untuk diubahnamun sedikit demi sedikit

Page 104: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789...  · Web viewNasruddin*, Moh. Yoenus Osman*, Wiwik Wahidah Osman ...Gedung Kuliah Bersama ini merupakan salah satu

telah mengalami pergeseran nilai mengenai kedudukan dan peran perempuan. Walaupun tidak berlaku umum bagi seluruh elemen perempuan yang memiliki tingkat pendidikan, tingkat ekonomi yang berbeda-beda, akan tetapi cukup mempengaruhi bagaimana posisi kesetaraan gender yang berlaku dalam masyarakat.

Kata kunci: Keterwakilan Politik, Perempuan, Budaya Patriarkhi.

ABSTRACT :This research aim to understand d complexity of the dynamics in representative institutions in legislative, intended to find out how women’s political representation in the legislature, is political representation in the form of role obtained as much as possible and if the representation is encountered resistance from patriarchal culture. The results showed that the role of women in institutions run by the representation of more substantive than symbolic. Although the formal membership of the legislative women are still under 30% quota should be filled, but still showed a good political representativeness. Patriarchal culture, although it’s difficult to change but gradually has shifted the value of the position and role of women. Although it’s not common to all elements of the women who have different levels of education and economic, but influence how gender equality prevailing position in society.

Key words: Political representative, women, patriarchal culture

BERBAGAI BENTUK SEKURITAS SOSIAL DALAM PENANGGULANGAN KEMISKINAN PADA KOMUNITAS NELAYAN DI PULAU SALEMO KAB. PANGKEP SULAWESI SELATAN DAN LINGKUNGAN RANGAS BARAT

KABUPATEN MAJENE SULAWESI BARAT

PLURAL FORMS OF SOSIAL SECURITY IN RESOLVING POVERTY ON THE FISHERMEN COMMUNITIES IN SALEMO ISLAND DISTRICT PANGKEP SOUTH SULAWESI AND RANGAS BARAT DISTRICT MAJENE WEST

SULAWESI

Mahmud TangFakultas/Jurusan : Isipol/Antropologi

ABSTRAK :Artikel ini bertujuan untuk mendeksripsikan bentuk-bentuk sekuritas sosial dari berbagai sumber. Penelitian yang menjadi sumber data dari artikel ini dilakukan dengan pendekatan kualitatif. Model analisis dilakukan secara komparatif di dua komunitas yang berbeda yaitu komunitas nelayan Pulau Salemo (suku bangsa Bugis-Makassar) dan komunitas nelayan Rangas Barat (suku bangsa Mandar). Data empiris diperoleh melalui teknik wawancara mendalam, pengamatan, dan Focus Group Discussion. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam penanggulangan kemiskinan pada dua komunitas tersebut terdapat berbagai bentuk-bentuk sekuritas sosial yang bersumber dari institusi pemerintah, institusi lokal dan institusi agama. Institusi-institusi

Page 105: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789...  · Web viewNasruddin*, Moh. Yoenus Osman*, Wiwik Wahidah Osman ...Gedung Kuliah Bersama ini merupakan salah satu

tersebut telah melakukan berbagai usaha untuk peningkatan penghasilan nelayan miskin dan terutama dalam pemenuhan kebutuhan dasar mereka. Dengan sinergi antara usaha pemerintah dan masyarakat nelayan sendiri maka mereka bisa bertahan hidup, sebagian meningkat jadi pas-pasan dan lainnya menjadi mampu. Praktek sekuritas sosial dari berbagai sumber tersebut diatur oleh berbagai aturan-aturan (pluralisme hukum) yaitu aturan-aturan pemerintah, aturan-aturan adat, dan aturan-aturan agama.

Kata kunci: Kemiskinan dan sekuritas sosial

ABSTRACT :This article aims to describe the plural forms of social security from various sources. The research which becomes the data resources of this article was done with a qualitative approach. The method of comparative analysis is carried out in two different communities: a community of fishermen of the Pulau Salemo (ethnic Bugis-Makassar) and the community of fishermen of Rangas Barat (Mandar ethnic group). The empirical Data obtained through in depth interviews, observation, and Focus Group Discussion. The results showed that in poverty solution in the two communities there are various forms of social security which derived from government institutions, religious institutions and local institutions. Those institutions tried to generate the income of the fishermen and to resolve their difficulties in the fulfillment of their basic needs. With a good cooperation between those institutions the fishermen can survive, some of them get a better life and the other get sufficient life. The practice of social security from a variety of sources are governed by various rules that government rules, customary rules, and religious rules.

Key words: Poverty and social security

KINERJA PELAYANAN PUBLIK DALAM PERSPEKTIF NEW PUBLIK MANAGEMENT (NPM)

(STUDI MODEL PELAYANAN BERFOKUS PELANGGAN PADA PDAM KOTA MAKASSAR)

PUBLIC SERVICE PERFORMANCEIN PERSPETIVE NEW PUBLIC MANAGEMENT (NPM)

(STUDY OF MODEL CUSTOMER FOCUSED SERVICE IN PDAM MAKASSAR CITY)

Hamsinal et.alFakultas/Jurusan : Isipol/Ilmu Administrasi

ABSTRAK :Penelitian ini bertujuan; (1) untuk menganalisis dan mendeskripsikan kinerja Wilayah-Wilayah Pelayanan PDAM Kota Makassar dalam hal pemberian pelayanan publik kepada pelanggan; (2) Untuk mendeskripsikan kesenjangan antara kinerja Wilayah Pelayanan PDAM Kota Makassar dengan harapan para pelanggan; (3) untuk menganalisis dan mendeskripsikan upaya peningkatan kinerja Wilayah Pelayanan PDAM Kota Makassar dalam menghilangkan kesenjangan pelayanan publik kepada pelanggan. Metode penelitian kualitatif digabung dengan metode kuantitatif merupakan metode penelitian ini. Lokasi penelitian, dipilih secara purporsive. Informasi, data primer dan sekunder diperoleh dari semua wilayah pelayanan PDAM. Analisis data dilakukan secara deskriptif, descriptive analysis. Dari hasil temuan diketahui, selama tahun

Page 106: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789...  · Web viewNasruddin*, Moh. Yoenus Osman*, Wiwik Wahidah Osman ...Gedung Kuliah Bersama ini merupakan salah satu

2012, kinerja WilayahPelayanan PDAM Kota Makassar masih rendah karena, secara kuantitas, target yang ditetapkan dalam RKAP 2012, sebagian besar belum terealisir. Ketidak tercapaian target tersebut disebabkan oleh kekurangan pengadaan material, standar waktu pelaksanaan pekerjaan yang tidak tepat dan penunggakan rekening. Sedangkan kinerja secara kualitas juga dianggap masih rendah karena masih banyaknya keluhan yang diterima selama tahun 2012. Keluhan yang diterima sebanyak 5.510, terutama keluhan tentang pemberian pelayanan, prosedur pelaksanaan, dan waktu pemberian pelayanan yang tidak konsisten.

Kata kunci:

ABSTRACT :This study purposes to (1) analyze and describe the performance of PDAM service area in Makassar concerned with distributing public service to its customer; (2) describe the gab between performance of PDAM Service Unit in Makassar and it’s customer’s expectation; (3) analyze and describe the effort of PDAM service area in Makassar in order to increase its performance based on the gab public service to the customer. The research combined qualitative and quatitative methods in this study. The research location, choosen purposively. Information prime and secondary data were collected from all PDAM service area. This study used descriptive analysis data. Based on the finding, over 2012. The Performance of PDAM service unit in Makassar found to be low because in quantity, the target on RKAP 2012, was not achieved. This insuffient target resulted from less material providing, incorrected time standard of work conduction, and delinquent payment. The quality as performance was also low because there were many claims in 2012. There were 5.510 claims, mostly on giving service, conducting procedure, and inconsistent time of service distributing.

Key words: Performance, public service, service gaps

MODEL MEDIA PEMBELAJARAN MELALUI TAYANGAN TELEVISI DALAM MENINGKATKAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU ANAK-ANAK PEDESAAN DI SULAWESI SELATAN

THE INFLUENCE OF LEARNING MEDIA MODEL OF TV BROADCASTING ON KNOWLEDGE DEVELOPMENT, ATTITUDE, AND BEHAVIOR OF VILLAGE CHILDREN IN SOUTH SULAWESI.

Muhammad Farid et.alFakultas/Jurusan : Isipol/Komunikasi

ABSTRAK :Tujuan Penelitian, Melakukan analisis siaran TV terhadap peningkatan pengetahuan, sikap, dan perilaku anak pedesaan, Menjelaskan alasan menjadi pendorong anak-anak pedesaan konsisten menonton tayangan TV, .Merumuskan model menonton tayangan TV dalam upaya meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku serta prestasi belajar mereka. Penelitian ini dilaksanakan di tiga kabupaten, maros, Pangkep, Barru dan satu kota, Kota pare-Pare. Pada penelitian ini pendekatan yang dilakukan berupa pendekatan kualitatif, dengan maksud untuk memperoleh gambaran yang utuh atas informan penelitian sehingga dapat menjabarkan fokus penelitian tentang. Model Media Pembelajaran Melalui Tayangan Televisi Dalam Meningkatkan Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Anak-Anak Pedesaan di Sulawesi Selatan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, Peningkatan pengetahuan. ternyata beberapa murid yang dapat menjelaskan tayangan yang mereka tonton diantaranya tayangan si Bolang. Sikap mereka terhadap acara tv, sangat merespons dan antusias, bahkan mereka menyarankan untuk memperpanjang penayangan beberapa sinetron yang mereka anggap

Page 107: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789...  · Web viewNasruddin*, Moh. Yoenus Osman*, Wiwik Wahidah Osman ...Gedung Kuliah Bersama ini merupakan salah satu

cukup bagus. Perilaku yang bisa diamati adalah terjadi peniruan beberapa gaya bermain sepakbola, logat bicara, dan pemakaian beberapa asesoris yang digunakan bintang idolanya bagi murid perempuan. Alasan yang menjadi pendorong anak anak konsisten menonton tayangan pavoritl melalui TV, adalah di samping sebagai hiburan, acaranya sangat menarik dan terkait langsung dengan dunia anak-anak, sehingga menonton tv menjadi acara rutin mereka. Model yang ditemukan adalah model yang sifatnya linier sederhana, sedangkan rekomendasi model mirip dengan temuan model sebelumnya, yang sifatnya linier dengan tambahan bagaimana keluarga berperan mendampingi anak-anak nonton acara tv.

Kata kunci: Model Media pembelajaran

ABSTRACT :The aims of the research are to analyze (1) the influence of TV broadcasting in increasing knowledge, attitude, and behavior of village children to explain the reasons why children consistently watch TV. (2) To formulate the models of watching TV broadcasting to increase knowledge, attitude, and behavior, as well as learning performance of the children. The research was conducted in three regencies, Maros, Pagkep, and Barru, and one city Pare-pare. The research approach was qualitative, to obtain whole description of research informers to formulate the research focus on learning media model through TV broadcasting in increasing the knowledge, attitude, and behavior of village children in South Sulawesi. The results of the research indicated that in increasing knowledge, some children were able to describe program they watched such as “si Bolang”. Their attitude of watching TV program was very responsive and enthusiastic, and even suggest for an extension of some sitetrons they consider good. Observed behavior of children are imitation of some football player styles, speaking accent, and assessories worn by female children imitating their idols. Reasons motivating children watching favourite TV broadcasting are besides intertaining, the programs are interresting and directly related to children’s world, so that TV watches become their routine program. The model identified in the research was a simple linear model, meanwhile the recommended model is similar to the model observed before, with linear characteristics and additional model of relatives accompanying their children watch TV.

Key words: Model, learning, media.

2. Bidang Kajian Ilmu Ekonomi

KESIAPAN PEMERINTAH DAERAH DALAM RANGKA PENGALIHAN PBB-P2 SEBAGAIPAJAK DAERAH PADA KABUPATEN/KOTA

PROPINSI SULAWESI SELATAN

THE READINESS OF LOCAL GOVERNMENT IN THE DEVOLUTIONOF RURAL AND URBAN LAND AND PROPERTY TAX AS LOCAL TAXES IN THE DISTRICT/CITY OF SOUTH SULAWESI PROVINCE

Mediaty, Darwis, Syahrir,Rahmawati HSFakultas/Jurusan : Ekonomi/

ABSTRAK :Tujuan penelitian ini adalah mengkaji kesiapan pemerintah daerah Kabupaten/Kota yang ada di Provinsi Sulawesi Selatan dalam pengalihan PBB-P2 menjadi pajak daerah dan untuk mengetahui faktor-faktor yang menjadi kendala pengalihan PBB-P2 menjadi pajak daerah.. Metode analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif (descriptive analysis) yaitu pemerintah daerah yang menjadi responden akan diteliti mengenai pemenuhan syarat-syarat yang harus dipersiapkan sebelum pengalihan PBB-P2 menjadi pajak daerah. Selanjutnya akan dikaji faktor-faktor yang menjadi kendala dalam pengalihan PBB-P2 menjadi pajak daerah untuk dapat dijadikan bahan bagi pengambilan kebijakan di daerah masing-masing. Teknik pengumpulan

Page 108: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789...  · Web viewNasruddin*, Moh. Yoenus Osman*, Wiwik Wahidah Osman ...Gedung Kuliah Bersama ini merupakan salah satu

data yang digunakan adalah survey ke kabupaten atau kota yang ada di Provinsi Sulawesi Selatan. Dalam survey tersebut, data persepsi bersumber dari hasil Focus Group Discussion (FGD) dan kuesioner yang disebarkan ke kabupaten atau kota yang ada di Provinsi Sulawesi Selatan. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa dari 12 kabupaten yang diteliti, hanya 6 kabupaten yang sudah membuat payung hukum berupa Perda. Sedangkan berdasarkan kriteria kesiapan yang sudah dibuat yakni peraturan, kerjasama, sarana dan prasarana, sumber daya manusia, sosialisasi, dan pendanaan, kabupaten Gowa dan Makassar adalah kabupaten yang paling siap untuk melakukan pemungutan PBB-P2. Beberapa kendala yang dihadapi sehingga beberapa Pemda belum selesaikan Perda serta belum memenuhi kriteria kesiapan yang ditetapkan, oleh karena kurangnya SDM dengan tingkat pengetahuan dan kemampuan di bidang teknologi informasi serta tenaga fungsional penilai, tenaga pemetaan/pengukuran dan surveyor dan adanya anggapan bahwa penerimaan dari PBB-P2 dinilai tidak signifikan dibandingkan biaya yang dikeluarkan untuk pemungutan, kemampuan aparat daerah terutama dalam pemberian pelayanan di bidang perpajakan oleh masyarakat dinilai masih rendah, sedangkan pengalihan PBB-P2 ke daerah tidak disertai dengan pelimpahan SDM KPP ke pemerintah daerah. Hal lain yang juga perlu juga dicermati dengan tidak adanya lagi pola bagi rata penerimaan keseluruh wilayah Indonesia maka kemungkinan kesenjangan penerimaan PBB-P2 antar daerah akan semakin melebar terutama antara daerah perkotaan dan pedesaan. Hal ini disebabkan karena disparitas potensi pajak properti antara kota dan desa masih cukup jauh.

Kata kunci: Pajak Bumi dan Bangunan Pedesaan dan Perkotaan (PBB-P2), Pajak Daerah, Pemerintah Daerah

ABSTRACT :This study aimed to assess the readiness of the local government district and municipality in the province of South Sulawesi in the devolution of rural and urban land and property tax (PBB-P2) as local taxes and to determine factors that become constraints of the devolution. The study utilized descriptive analysis method and used the local government staff as respondent. They were asked to fulfill the conditions that must be prepared before the PBB-P2 devolution to local taxes. Then, it was conducted an assessment of constraint factors in devolution of PBB-P2 taxes to become local taxes so it can be used as a source of making policy in their local areas. Data collection conducted through surveys to counties and cities in South Sulawesi Province. Survey showed that perception data was derived from Focus Group Discussion (FGD) and response of questionnaires distributed to the district and city in the province of South Sulawesi. The result of the study showed that of the twelft districts assessed, only six districts made the legal form of regulation (Perda). Meanwhile, based on the criterias of readiness, that are: rules, collaboration, infrastructure, human resource, promoting and funding; Makassar and Gowa district are the most prepared districts to implement PBB-P2. Some constraints faced by district and municipal in completing the legislation and fulfilling the readiness criteria were the lack of human resources especially in the knowledge and skills in information technology and less functional valuers, less mapping/measurement and surveyors skills and the notion that the benefit of the PBB-P2 were considered not significant compared to the costs incurred. In addition, the ability of local authorities, especially in the provision of services in the field of taxation by the community was still considered very low, while the PBB-P2 transfer from central government to the local government was not accompanied by skilled human resources. Another thing that should also be observed was the absence of average sharing pattern for revenue throughout the territory of Indonesia would widen the gap of PBB-P2 revenue among regions, especially between urban and rural areas. This was because potential tax disparities between urban and rural properties were still quite far away.

Key words: Rural and Urban Land and Property Tax (PBB-P2), Local Taxes, Local Government

Page 109: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789...  · Web viewNasruddin*, Moh. Yoenus Osman*, Wiwik Wahidah Osman ...Gedung Kuliah Bersama ini merupakan salah satu

ANALISIS PEMANFAATAN SISTEM INFORMASI KOMANDAN SIKD PADA PROVINSI DAN KABUPATEN/KOTA DI SULAWESI

ANALYSIS OF THE USED OF KOMANDAN SIKD INFORMATION SYSTEM AT PROVINCIAL AND MUNICIPALITY/CITY IN SULAWESI

Grace PontohFakultas/Jurusan : Ekonomi/

ABSTRAK :Komunikasi dan Manajemen Data Nasional Sistem Informasi Keuangan Daerah (KOMANDAN SIKD) merupakan sistem informasi berbasis web yang digunakan oleh pemerintah daerah untuk mengirim data dan informasi ke pemerintah pusat. Namun, sejak di-launching Desember 2010 (DJPK, 2011c) baru 108 atau 30% pemda yang memanfaatkan sistem informasi KOMANDAN SIKD (DJPK, 2011b). Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi pemanfaatan sistem informasi KOMANDAN SIKD dari sudut pandang pemakai sistem dan keterbatasan-keterbatasan mereka. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif dengan menggunakan metode angket tertutup dan individu sebagai unit analisisnya. Data penelitian ini diolah dengan menggunakan SmartPLS ver. 2.0 M3 dan hasilnya menunjukkan bahwa variabel-variabel TAM mempunyai hubungan yang signifikan terhadap niat menggunakan KOMANDAN SIKD, sedangkan variabel persepsi kontrol perilaku yang merupakan variabel TPB tidak menunjukkan hubungan yang signifikan terhadap niat menggunakan KOMANDAN SIKD.

Page 110: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789...  · Web viewNasruddin*, Moh. Yoenus Osman*, Wiwik Wahidah Osman ...Gedung Kuliah Bersama ini merupakan salah satu

Kata kunci: Komunikasi dan manajemen data nasional sistem informasi keuangan daerah (KOMANDAN SIKD), teory of planned behavior, dan technology acceptance model

ABSTRACT :Communication and National Data Management of Local Financial Information System (KOMANDAN SIKD) is a web-based information system that is used by local government to deliver data and information to the central government. However, since it launched on December 2010 (DPJK, 2011c), only 108 or 30% of local government have utilized the KOMANDAN SIKD (DJPK, 2011b) information system. The aim of this research is to analyze the influence factors of KOMANDAN SIKD information system utilization from the system users’ point of view and their limitations. The approached used in this research is a quantitative approach using the enclosed questionnaire and individual as the unit of analysis. This research data were processed using SmartPLS ver. 2.0 M3 and the results indicated that TAM’s variables have a significant relation to the intention to use KOMANDAN SIKD, while the perceived behavioral control variable which is the TPB’s variable indicated no significant relation to the intention to use KOMANDAN SIKD.

Key words: Communication and national data management of local financial information system (KOMANDAN SIKD), theory of planned behavior, and technology acceptance model

INTEGRASI MANAJEMEN STRATEJIK DAN KINERJA OPERASIONAL DENGAN MODEL HOSHIN KANRI

INTEGRATION OF STRATEGIC MANAGEMENT AND OPERATIONAL PERFORMANCE BY MODEL HOSHIN KANRI

Yansor Djaya, Debora Ria, Julius Jilbert dan Hendragunawan S ThayfFakultas/Jurusan : Ekonomi/

ABSTRAK :Penelitian ini bertujuan mengevaluasi hubungan praktek manajemen stratejik dan kinerja operasional dengan model hoshin kanri dalam pelaksanaan Renstra Unhas 2011-2015. Metode pengumpulan data menggunakan kuesioner yang dibagikan kepada pejabat fakultas, jurusan/bagian dan dosen, dengan jumlah sampel akhir sebanyak 215 responden. Analisis data menggunakan metode non parametrik Chi-Square test. Temuan penelitian menunjukkan bahwa terdapat kesenjangan persepsi integrasi manajemen stratejik dan kinerja operasional dalam implementasi Renstra Unhas 2011-2015 yang mengindikasikan adanya beberapa kesulitan dan kompleksitas implementasi operasional pencapaian indikator utama kinerja. Untuk meningkatkan efektifitas pencapaian indikator kinerja utama, manajemen puncak Unhas perlu melakukan perbaikan dan penyesuaian sistem yang dapat mendukung pelaksanaan operasional Renstra Unhas. Kata kunci: Manajemen stratejik, kinerja operasional, hoshin kanri, renstra

ABSTRACT :

Page 111: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789...  · Web viewNasruddin*, Moh. Yoenus Osman*, Wiwik Wahidah Osman ...Gedung Kuliah Bersama ini merupakan salah satu

This study aims to evaluate the relationship of strategic management practices and operational performance by hoshin kanri model in the implementation of Unhas 2011-2015 Strategic Plan. Methods of data collection using questionnaire distributed to officials faculties, departments and faculty, with as many as 215 final sample of respondents. Data analysis using non-parametric Chi-Square test. The research findings indicate that there is a gap of perception integration of strategic management and operational performance in the implementation of Unhas 2011-2015 Strategic Plan indicate some difficulty and complexity achievement of the operational implementation of key performance indicators. To improve the effectiveness of achievement of key performance indicators, Unhas top management need to improve and to adjust the system that can support the implementation of Unhas Strategic Plan. Keywords: Strategic management, operational performance, hoshin kanri, strategic plan

REFORMASI AKUNTABILITAS DAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI KAJIAN EMPIRIS DI PEMERINTAHDAERAH KABUPATEN GOWA SULAWESI SELATAN

THE REFORM OF ACCOUNTABILITY AND ACCOUNTING INFORMATION SYSTEM, EMPIRICAL STUDY OF GOWA LOCAL GOVERNMENT SOUTH SULAWESI

Ratna Ayu Damayanti, Syarifuddin, Darmawati dan Aini IndrijawatiFakultas/Jurusan : Ekonomi/

ABSTRAK :Selama beberapa dekade, implementasi berbagai inisiatif reformasi pada organisasi sektor publik telah menyebabkan perubahan yang signifikan di banyak negara. Perubahan umumnya terinspirasi oleh prinsip-prinsip manajerialisme, di mana aspek fundamental dari reformasi tersebut digambarkan melalui perubahan dalam sistem keuangan dan akuntansi. Tujuan studi ini adalah mengamati bagaimana peran sistem informasi akuntansi dalam perkembangannya bagi pihak manajemen dan penggunaannya baik untuk tujuan internal (yaitu akuntansi manajemen), maupun tujuan eksternal (akuntabilitas). Serta mengamati bagaimana interaksi sistem informasi akuntansi dimaknai oleh stakeholder dalam konstruksi akuntabilitas publik. Penelitian ini menggunakan metode interpretif yang menggunakan inductive approach, yaitu sebagai pemahaman dari sesuatu yang empirik dan khusus ke pemahaman yang lebih abstrak melalui proses pemaknaan. Dalam pengalaman pemda Kabupaten Gowa, tujuan yang “dideklarasikan” dan “diinginkan” dari perubahan sistem informasi, bertumpu pada justifikasi mereka terhadap “disiplin manajerial”, dan kearifan

Page 112: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789...  · Web viewNasruddin*, Moh. Yoenus Osman*, Wiwik Wahidah Osman ...Gedung Kuliah Bersama ini merupakan salah satu

lokal. Hal ini tampak lebih menonjol dibandingkan dengan tuntutan peraturan dan perudang-undangan, atau kebutuhan individu.

Kata kunci: Akuntansi, sistem akuntansi, akuntabilitas, sektor publik

ABSTRACT :For decades, the implementation of various reform initiatives in public sector organizations has led to significant changes in many countries. Changes generally inspired by the principles of managerialism, in which the fundamental aspect of the reform is illustrated by the changes in the financial and accounting systems. The purpose of this study was to observe how the role of accounting information systems interact with the management within both internal (ie management accounting) and external used (accountability). As well as observing, how the interaction of accounting information system interpreted by stakeholders in the construction of public accountability. This study uses an interpretive method with an inductive approach, that is, as an understanding of phenomena which is empirical and specific to more abstract through the process of interpretation. In the experience of Gowa local government, a goal that "declared" and "needs" from the changes in information systems, are justification of the "managerial discipline", and local wisdom. That justification seemed more prominent rather than the demanding of rules and regulations, or individual needs. Keywords: Accounting, accounting system, accountability, public sector

KONSEP HARGA POKOK PRODUKSI BERBASIS NILAI KEADILAN DALAM ISLAM

PRODUCTION COSTING CONCEPT BASED ON ISLAMIC JUSTICE VALUE

Alimuddin, Andi Kusumawati, Muhammad Ashari dan Muhammad Irdam FerdiansyahFakultas/Jurusan : Ekonomi/

ABSTRAK :Penelitian ini bertujuan untuk menggali nilai keadilan dalam Islam untuk merumuskan konsep harga pokok produksi. Analisis dilakukan dengan menggunakan metode bayani, burhani, dan irfani. Penelitian ini dilakukan dengan menggali Al-Quran dan As-Sunnah dan aplikasinya pada beberapa perusahaan di beberapa kabupaten dan kota yang di Sulawesi Selatan yang dikelola secara Islami.Dari hasil penelitian diperoleh makna nilai keadilan dalam Islam untuk merumuskan konsep harga pokok produksi, yaitu keadilan untuk diri saya sendiri, keadilan pada lingkungan, dan keadilan pada sosial kemasyarakatan. Konsep harga pokok produksi berdasarkan nilai keadilan dalam Islam didasarkan metode bayani adalah penyerapan biaya, sedangkan menurut metode burhani adalah penyerapan biaya ditambah biaya lingkungan sedangkan harga pokok produksi menurut metode Irfani adalah penyerapan biaya ditambah biaya lingkungan dan sosial. Secara umum, biaya produksi berdasarkan pada nilai keadilan dalam Islam adalah harga pokok keberlanjutan.

Page 113: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789...  · Web viewNasruddin*, Moh. Yoenus Osman*, Wiwik Wahidah Osman ...Gedung Kuliah Bersama ini merupakan salah satu

Kata kunci: Keadilan, bayani, burhani, irfani, harga pokok keberlanjutan

ABSTRACT :

This study aims to explore the value of justice in Islam to formulate the concept of the cost of production. Analysis were performed using the method bayani, burhani, and irfani. The study was conducted by examining the Al-Quran and As-Sunnah and their application in several companies in several districts and cities that exist in South Sulawesi who managed Islami. From this research results obtained by the meaning of justice in Islam to establish the cost of production, namely fairness to myself, environmental justice, and social justice. The concept of the cost of production based on justice value in Islam is based bayani method is absorption costing, while according to the burhani method is absorption plus environmental costing and the price according to the irfani method is absorption plus environmental and social costing. In general, the cost of production based on the justice value in Islam is sustainability costing.

Keywords: Justice, bayani, burhani, irfani, sustainability costing

ANALISIS PERSEPSI KUALITAS LAYANAN DAN NILAI YANG DIRASAKAN TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN

(STUDI PERSEPSI PELANGGAN MOBIL MEREK TOYOTA DI KOTA MAKASSAR)

Sumardi, Armayah, Musran Munizu dan MukhtarFakultas/Jurusan : Ekonomi/

ABSTRAK :Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis persepsi pelanggan terhadap tingkat kualitas pelayanan, nilai yang dirasakan dan pengaruhnya terhadap kepuasan pelanggan pengguna mobil merek Toyota di Kota Makassar. Populasi penelitian ini adalah seluruh pelanggan/pengguna mobil merek Toyota yang dibeli pada tahun 2010-2011 di Kota Makassar. Adapun jumlah populasi adalah sebanyak 1480 orang, sedangkan jumlah sampel ditetapkan sebanyak 148 orang responden. Penarikan sampel dilakukan dengan menggunakan metode “Simple Random Sampling”. Subyek penelitian adalah pengguna mobil merek Toyota di Kota Makassar. Analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif, dan model persamaan struktural (structural equation modelling = SEM). Pengolahan data menggunakan bantuan komputer melalui software SPSS for windows dan AMOS 18.00. Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden dalam penelitian ini dominan adalah laki-laki, sudah menikah/kawin dengan menggunakan mobil Kijang. Sebagian besar responden memiliki tingkat pendidikan sarjana (S1), dan bekerja sebagai wiraswasta. Responden terbesar dalam penelitian ini adalah memiliki tingkat pendapatan di atas Rp. 5.000.000. Sebagian besar responden memberikan tanggapan yang positif terhadap dimensi tangible, reliability, responsiveness, assurance, dan empathy. Implementasi kualitas pelayanan berada pada kategori baik (4,19), nilai yang dirasakan juga berada pada kategori baik (3,82), demikian pula dengan variabel kepuasan pelanggan (4,11). Penelitian ini

Page 114: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789...  · Web viewNasruddin*, Moh. Yoenus Osman*, Wiwik Wahidah Osman ...Gedung Kuliah Bersama ini merupakan salah satu

hendaknya dilanjutkan pada tahap pengujian konstruk/variabel dengan menggunakan CFA (confirmatory factor analysis) untuk menentukan indikator penting yang membentuk setiap variabel. Kemudian pengujian model penelitian dengan menggunakan analisis SEM (structural equation modeling). Selanjutnya merumuskan kebijakan dan program aksi sebagai salah satu dasar bagi manajemen perusahaan dalam pengambilan keputusan untuk meningkatkan kepuasan pelanggan, khususnya kepuasan pengguna mobil merek Toyota di Kota Makassar.

Kata kunci: Kualitas pelayanan, nilai yang dirasakan, kepuasan pelanggan

ABSTRACT :This study aims to identify and analyze the impact of service quality to perceived value and customer satisfaction, on users of Toyota car in Makassar. The population of this research is the customer or user Toyota car which purchased in 2010-2011 in Makassar. The population is 1480 people, while the sample size is 148 respondents. Sampling is done by using the simple random sampling. The data analysis use both descriptive analysis and structural equation modeling (SEM). Then, processing data use computer assistance with software SPSS for Windows and AMOS 18.00.The results shows that respondents in this study were predominantly male, married, and using Kijang car. Most respondents have a bachelor degree (S1), and work as entrepreneurs. Most respondents in this study have income levels above Rp.5,000,000. Respondents have a positive response to tangible, reliability, responsiveness, assurance, and empathy dimension. The implementation of quality of service in the good category (4.19), perceived value is also in good category (3.82) as well as customer satisfaction variables (4.11). This research should be continued in the testing constructs or variables using Confirmatory Factor Analysis (CFA) to determine the critical indicators that formed each variables. Then, testing the research model use the analysis of structural equation modeling (SEM). Formulate policies and action programs as one of the bases for company management in decision making to improve customer satisfaction, especially the satisfaction of users of Toyota car in Makassar.

Keywords: Service quality, perceived value, customer satisfaction

ANALISIS PENGARUH BAURAN PEMASARAN JASA TERHADAP PENGAMBILAN KEPUTUSAN WISATAWAN BERKUNJUNG DI PROVINSI SULAWESI SELATAN

THE EFFECT OF MARKETING MIX STRATEGIES IN SERVICES ON TOURISTS'S DECISION TO VISIT TOURISM ATTRACTION PLACES, FOR BOTH LOCAL AND FOREIGN TOURISTS, IN THE SOUTH SULAWESI PROVINCE

JusniFakultas/Jurusan : Ekonomi/

ABSTRAK :Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh faktor produk wisata, harga, tempat/lokasi, promosi, dan pelayanan secara bersama-sama terhadap pengambilan keputusan wisatawan berkunjung di Provinsi Sulawesi Selatan, baik wisatawan domestik maupun mancanegara. Selain itu, penelitian ini untuk mengetahui faktor yang dominan mempengaruhi pengambilan keputusan wisatawan berkunjung di Provinsi Sulawesi Selatan, baik wisatawan domestik maupun mancanegara. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian, dilakukan secara aksidental (Accidental Sampling) dimana teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan artinya siapa saja yang secara kebelutan bertemu dengan peneliti dalam hal ini wisatawan, baik wisatawan domestik maupun wisatawan mancanegara, dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang wisatawan yang kebetulan ditemui oleh peneliti cocok sebagai sumber data. Cara yang digunakan untuk menarik sampel adalah dengan menggunakan rumus Slovin (Umar, 2003), sehingga jumlah sampel yang dipilih masing-masing 100 wisatawan domestik dan 96 wisatawan mancanegara. Model dan teknik analisis yang digunakan untuk membuktikan hipotesis adalah regresi linear berganda dengan uji F dan uji t, pada tingkat signifikansi alpha = 0,05. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara simultan ke lima variabel bebas yang diajukan yaitu

Page 115: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789...  · Web viewNasruddin*, Moh. Yoenus Osman*, Wiwik Wahidah Osman ...Gedung Kuliah Bersama ini merupakan salah satu

produk wisata, harga wisata, lokasi wisata, promosi wisata, dan pelayanan wisata, ternyata berpengaruh signifikan terhadap pengambilan keputusan wisatawan berkunjung di Provinsi Sulawesi Selatan, baik untuk wisatawan domestik maupun mancanegara. Sementara itu, secara parsial, variabel promosi wisata adalah variabel bebas yang mempunyai pengaruh dominan terhadap pengambilan keputusan wisatawan domestik berkunjung di Provinsi Sulawesi Selatan dan variabel produk wisata yang mempunyai pengaruh dominan terhadap pengambilan keputusan wisatawan mancanegara berkunjung di Provinsi Sulawesi Selatan.

Kata kunci: Bauran pemasaran dan pengambilan keputusan wisatawan berkunjung

ABSTRACT :This study is intended to identify and determine simultaneously the effect of tourist products, prices, locations, promotions, and services on tourist’s decision visiting the tourism attraction places in the South Sulawesi Province.Research sample used in this study is an accidental sampling method in which any participant, both domestic and foreign tourist, who meets accidentally with, fit and satisfy to be a participant by, the researcher teams, possible to be taken as a sample. Sampling technique applied in the research follows Slovin formula (Umar, 2003) in which the domestic and foreign tourists involved in the samples are 100 and 96 participants respectively. Model and techniques used to approve the hypothesis are multiple regressions with F and t statistical tests using 0.05 significant levels. The result of the study finds that all the five-independent variables: tourism products, prices, locations, promotions, and services, significantly affect tourists’ decision to visit the South Sulawesi Province for both domestic and foreign tourists. Furthermore, with individual test, of all the five variables, the promotion variable dominantly affects the decision

Keywords: Marketing mix, decision to visit tourism attraction places

PERIKLANAN DAN PEMASARAN MELALUI E-MAIL TERHADAP PEMROSESAN INFORMASI SERTA DAMPAKNYA TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK UKM DI SULAWESI SELATAN

ADVERTISING AND MARKETING THROUGH E-MAIL ON INFORMATION PROCESSING AND ITS IMPACT ON MICROFINANCE PRODUCT PURCHASE DECISION IN SOUTH SULAWESI

Haris Maupa, Idayanti Nursyamsi, Abdul Razak Munir, Muhammad Nur Bau Massepe, Syarifuddin Sulaiman

Fakultas/Jurusan : Ekonomi/

ABSTRAK :Industri pertenunan kain sutera alam cukup ideal dikembangkan di Indonesia khususnya di wilayah Sulawesi Selatan karena dapat memberikan nilai tambah dan mempunyai peluang pasar yang cukup besar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh program periklanan dan pemasaran melalui e-mail terhadap pemrosesan informasi serta dampaknya terhadap keputusan pembelian produk UKM (Industri Sutera) di Sulawesi Selatan. Populasi dalam penelitian ini adalah Populasi pada penelitian ini adalah seluruh masyarakat Kotamadya Makassar, Kotamadya Pare-pare, Kabupaten Bone dan Kabupaten Wajo sejumlah 2.570.879 orang. Dengan menggunakan rumus slovin dengan 10 persen kesalahan yang ditolelir, maka ukuran sampel yang didapatkan sebanyak 100 orang. Metode analisis adalah Uji Chi-square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa periklanan di internet berpengaruh positif dan signifikan terhadap pemrosesan informasi dan keputusan pembelian produk UKM (Industri Sutera) di Sulawesi Selatan, namun pemasaran melalui e-mail tidak berpengaruh signifikan terhadap pemrosesan informasi dan keputusan pembelian. Pemrosesan informasi memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian. Sehingga

Page 116: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789...  · Web viewNasruddin*, Moh. Yoenus Osman*, Wiwik Wahidah Osman ...Gedung Kuliah Bersama ini merupakan salah satu

dapat disimpulkan bahwa variabel pemasaran melalui e-mail kurang mempengaruhi konsumen dalam melakukan pemrosesan informasi sehingga keputusan pembelian tidak terjadi.

Kata kunci: Periklanan, Pemasaran melalui e-mail, Pemrosesan Informasi, Keputusan PembelianABSTRACT :Natural silk fabric weaving be ideal developed in Indonesia, particularly in the area of South Sulawesi because it can add value and have a substantial market opportunity. This study aims to identify and analyze the influence of advertising and marketing programs via e-mail to the processing of information and its impact on purchasing decisions of SME products (Silk Industries) in South Sulawesi. The population in this study is the population in this study is the entire community Makassar Municipality, Municipality of Pare-pare, of Bone and Wajo some 2,570,879 people. Using Slovin formula with 10 percent error tolerated, then the sample size is obtained as many as 100 people. The method of analysis is the Chi-square test. The results show that advertising on the internet have a positive and significant impact on information processing and purchasing decisions SME products (Silk Industries) in South Sulawesi, but marketing via e-mail no significant effect on information processing and purchasing decisions. Processing of information has a positive and significant impact on purchasing decisions. So it can be concluded that marketing variables via e-mail less influence consumers in making purchasing decisions of information processing that does not happen.

Keywords: Advertising, Marketing via e-mail, Information Processing, Purchase Decision

3. Bidang Kajian Ilmu Hukum

HARMONISASI PERATURAN DAERAH YANG TERKAIT PERIZINAN PENANAMAN MODAL DI SULAWESI SELATAN

HARMONIZATION OF LOCAL REGULATION RELATED TO PERMIT INVESTMENT IN SOUTH SULAWESI

Aminuddin Ilmar, Sukarno Aburaera, NaswarM. Nur Salam, Wahyuddin Suardi

Fakultas/Jurusan : Hukum/

ABSTRAK :Penelitian ini berjudul ‘Harmonisasi Peraturan Daerah yang Terkait Perizinan Penanaman Modal di Sulawesi Selatan’, bertujuan untuk merumuskan konsep pengaturan dalam Perda terkait perizinan penanaman modal yang harmoni dengan peraturan perundang-undangan (PPUU) yang lebih tinggi untuk terciptanya efisiensi pelayanan dalam rangka mendorong peningkatan penanaman modal di Indonesia pada umumnya dan di kabupaten/kota se-Sulawesi Selatan pada khususnya. Penelitian ini dilakukan di Sulawesi Selatan dengan mengambil sampel empat kabupaten/kota dengan menggunakan teknik random sederhana (simple random sampling design). Pengumpulan bahan hukum dilakukan melalui telaah dokumen atau bahan pustaka. Bahan hukum dianalisa secara kualitatif untuk menghasilkan simpulan yang komprehensif dan mendalam serta rekomendasi yang konkret dan aplikatif. Penelitian menyimpulkan dua hal, yaitu pertama, konsep pengaturan dalam Perda dan peraturan pelaksananya terkait perizinan di bidang penanaman modal yang harmoni dengan PPUU yang lebih tinggi untuk terciptanya efisiensi pelayanan dalam rangka mendorong

Page 117: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789...  · Web viewNasruddin*, Moh. Yoenus Osman*, Wiwik Wahidah Osman ...Gedung Kuliah Bersama ini merupakan salah satu

peningkatan penanaman modal mengaktualisasikan model pelayanan terpadu satu pintu (PTSP), integrasi struktural, pemrosesan dan waktu penyelesaian perizinan paralel, persyaratan yang minimalis serta pemberian insentif fiskal dalam perizinan sesuai dengan kondisi dan kemampuan daerah. Kedua, Perda dan peraturan pelaksanannya yang terkait perizinan di bidang penanaman modal di lokasi penelitian belum terharmonisasikan dengan PPUU yang lebih tinggi ditinjau dari aspek struktur, proses, waktu penyelesaian, dan pemberian insentif fiskal dalam perizinan.

Kata kunci:

ABSTRACT :The research’s title is ‘Harmonization of Local Regulation Related to Permit Investment in South Sulawesi’. The research aims to formulate the concept of regulation in the Local Regulation related to the permission of investment in order to be harmonized with a higher regulation (PPUU). The purpose of doing harmonization is to create public services efficiently in order to enhance investment in Indonesia generally and in the districts / cities in South Sulawesi particularly. The research was conducted in South Sulawesi. It took data in four districts / cities by using simple random sampling design. The collections of legal materials were conducted through document review or reference. The Legal materials was analyzed qualitatively to produce a comprehensive and in-depth conclusions and concretely and applicably recommendations. The research’s results concluded two things: first, the concept of regulation in the Local Regulation related to the permission of investment in order to be harmonized with a higher regulation (PPUU) applied PTSP model, structural integration, processing and parallel finishing of permit investment, a minimalist requirements and fiscal incentives in accordance with the permit conditions and the ability of the districts/cities. Second, the Local Regulation and its explanatory related to permit investment were not harmonized to the higher regulation (PPUU) in terms of aspects of structure, process, turn-around time, and the provision of fiscal incentives.

Keywords:

REDISAIN FAX COURT IN THE ENFORCEMENT FOR TAX LAW FRAMEWORK

Muhammad Djafar Saidi, Ruslan Hambali, Muchsin Salnia dan Eka Merdekawati DjafarFakultas/Jurusan : Hukum/

ABSTRACT :The research located at legal region of municipality of Jakarta, with considered that tax court include in ministry of finance of Indonesia republic and court of law of Indonesia republic are located in Jakarta. Tax court include in manistry of finance of Indonesia republik and court of law of Indonesia republic were expected to have relation to efforts in design the tax court in the enforcement of tax law framewark. The aim of the research are 1) to identify the position of tax court in Indonesia legal state, 2) to identify the establishment of tax court that can make uphold the tax law in Indonesia legal state, and 3) to identify the competence of tax court which can established the tax lain in Indonesia legal state. The research was using primary legal materials that consisting of the approach of regulation interrelated with the research and secondary legal materials consisting of scientific literatures interrelated with tax law. The technique of analysis that used is policy study, this technique of analiysis used by policy mapping toward the approach of regulation interrelated with it self whereas, qualitative of descriptive analisys used for describe the enforcement of tax law forward. The result of the research indicate that tax court as special court in legal administration structure judgement environment can redisain into tax court in tax judicature. The purpose in order to enforcement for tax law include tax legal action and tax criminal tax were absolute competence tax court. The dualism of the enforcement tax law will not happen if tax law in tax court in legal administration structure judgement environment whther in court of first instance in public judicature environment. Customs and manner to design, it must restructuring the approach of regulation interrelated with tax court. The

Page 118: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789...  · Web viewNasruddin*, Moh. Yoenus Osman*, Wiwik Wahidah Osman ...Gedung Kuliah Bersama ini merupakan salah satu

structuring starting to law constitution state of Indonesia republik 1945, regulation No. 14 Tahun 2002 about tax court, regulation No.3 Tahun 2009 about court of law, regulation No. 48 Tahun 2009 about judicial authority, and regulation No. 5 Tahun 1986 about legal administration structure judicature as be changed second time, with regulation no. 51 Tahun 2009.

Keywords:

LEGAL POLITIC OF RATIFICATION PRACTICE IN INDONESIA

S.M. NoorFakultas/Jurusan : Hukum/

ABSTRAK :Dalam era Soekarno - Soeharto, Pasal 11 Undang-Undang Dasar 1945 masih berbunyi bahwa, “Presiden dengan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat menyatakan perang, membuat perdamaian, dan perjanjian dengan negara lain”. Pasal ini pendek, ringkas, tanpa penjelasan kecuali komitmen sebagai konsekuensi kedudukan presiden sebagai kepala negara. Sekilas pasal ini sudah cukup jelas, riil, dan tidak perlu menimbulkan perdebatan. Padahal sesungguhnya pasal yang seringkas inilah merupakan pokok permasalahan dalam kehidupan kenegaraan yang cukup panjang dan rumit. Menjadi titik polemik para ilmuan dan politisi secara berlarut-larut dan lebih dari itu, membingungkan. Kenapa membingungkan? karena dalam penjelasan UUD 1945 hanya memberi kewenangan utama bagi presiden dalam tindakan politiknya menyangkut substansi pasal termaksud, padahal isi pasal menyebutkan dua lembaga kenegaraan penting selain presiden yaitu Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). UUD 1945 tidak memberi kejelasan seberapa jauh wewenang yang diemban DPR dalam kedudukannya sebagi pengawas jalannya tugas-tugas kenegaraan presiden. Dalam era reformasi ada perkembangan yang menarik. Era ini demokratisasi parlemen berkembang dengan pesat. Kontrol politik parlemen terhadap jalannya pemerintahan dipandang cukup sukses. Sayangnya kontrol politik parlemen tersebut dipandang terlalu melewati ambang batas kewajaran dari bangun demokratisasi sebagai salah satu sendi/pokok negara modern. Sebagaimana yang diistilahkan oleh Ketua MPR Amin Rais, bahwa demokrasi telah “kebablasan”. Kekuasaan DPR begitu tingginya sehingga apapun keinginannya harus terwujud dan semua usulan pemerintah bisa seenaknya, diterima atau ditolak. Sungguh-sungguh dengan istilah seperti yang lazim di era orde baru “paduan suara” sudah tidak ada. DPR telah mengembalikan fungsinya sebagai pengawal demokrasi rakyat. Semua aspek yang bertentangan dengan

Page 119: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789...  · Web viewNasruddin*, Moh. Yoenus Osman*, Wiwik Wahidah Osman ...Gedung Kuliah Bersama ini merupakan salah satu

demokrasi rakyat diterjangnya. Pemerintahannya pun apabila penilaian DPR dipandang telah melanggar sendi-sendi pokok kenegaraan dan demokratisasi harus disingkirkan, baik pemerintahan pusat sampai ke daerah-daerah. Kejatuhan pemerintahan Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur) pada September 2001 merupakan contoh yang cukup ironis dalam perkembangan ketatanegaraan di Indonesia, sekalipun kejatuhan itu masih perlu diperdebatkan

Kata kunci:

ABSTRACT :Legal politic of ratification practice much influenced dominant in international treaty among states. Firstly ratification as a practical process for the laws in the legislative house then ratification also for binding power of the states in international treaty and also to show political will at government, including in executive institution and legislative institution. Earlier of international treaty before start of negotiation are delegation of the states do the political told about all matters of the subject. Each other of committee prepare political process for the laws, of course all these political process and legal process. Indonesia study indicated that the president's authority to engage in treaties with other countries as stated in the 1945 Constitution was very much dependent on the bargaining power between the presidential instruction and the legislative institutions. In the era after old order under President Soekarno (1945-1965) and the new order under president Soeharto (1966-1998) the presidential institution was so powerful that it was possible for the president to engage in a treaty with any other country, and obvionsly to ask the legislative assembly to ratify all treaties which he had signed on the other hand, during the Reformation era, the situation has been neversed – the stream of consciousness – the power of the legislative assembly has been so Stroup that the assembly is able not only to refuse the ratification of an international treaty, but also to over throw the president. The role of the legislative assembly in ratifying an international treaty showed two contrastive sides. During the old order (Soekarno) and the new order (Soeharto), the legislative assembly was very weak because of the strong power and inisiatives of the executives the situation was different in the Reformation era that the power of the legislative assembly was so high that the President no longer had the freedom to do what he wanted. If the President wanted to engage in an international treaty, the legislative assembly would always exercise its control

Keywords:

4. Bidang Kajian Ilmu Sastra dan Budaya

PENGEMBANGAN DAN UJI EFEKTIFITAS ANCANGAN MODEL PEMBELAJARAN GRAMATIKA BAHASA INGGRIS BERBASIS INTERAKTIF, “PAIR INTERACTION”, DALAM RANGKA MENINGKATKAN

KOMPETENSI BAHASA INGGRIS MAHASISWA: KAJIAN EKSPERIMENTAL

DEVELOPING AND REVISITING THE EFFECTIVENESS OF AN INTERACTIVE-BASED ENGLISH GRAMMAR TEACHING MODEL, “PAIR INTERACTION”, IN IMPROVING LEARNERS’ ENGLISH PROFICIENCY: AN

EXPERIMENTAL STUDY

Hakim YassiFakultas/Jurusan : Ilmu Budaya/

ABSTRAK :Fenomena rendahnya kompetensi Bahasa Inggris mahasiswa di Indonesia merupakan indicator perlunya model pembelajaran yang selama ini digunakan untuk dikaji ulang, termasuk metode pengajaran gramatika Bahasa Inggris karena gramatika merupakan inti dari kegiatan berbahasa. Penelitian ini diperuntukkan utamanya mengembangkan dan menguji-cobakan efektifitas model pembelajaran gramatika Bahasa Inggris, “Pair Interaction”, yang dikembangkan oleh Yassi sejak tahun 2009, terhadap peningkatan kompetensi Bahasa Inggris mahasiswa.Model pembelalaran yang berbasis interaktif ini mengawinkan teori behaviorisme dan konstruktivisme sehingga pembelajaran bahasa lebih bersifat ‘acquisition’ sehingga lebih alamiah dibandingkan dengan ‘learning’ yang lebih bersifat mekanistik. Data diperoleh dari hasil tes 4 keterampilan berbahasa dan kompetensi gramatika Bahasa Inggris dari 90 mahasiswa Bahasa Inggris tahun pertama pada

Page 120: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789...  · Web viewNasruddin*, Moh. Yoenus Osman*, Wiwik Wahidah Osman ...Gedung Kuliah Bersama ini merupakan salah satu

2 universitas swasta ternama di Sulawesi Selatan, UMI di Makassar, UMPAR di Pare-Pare dan UNHAS sebagai comparator. Penelitian ini sifatnya eksperimental dengan menggunakan 2 kelompok observasi, Kelompok Kontrol dan Kelompok Eksperimental, serta 3 ulangan. Hasil penelitian menunjukkan adanya trend yang positif terhadap peningkatan kompetensi Bahasa Inggris mahasiswa pada umumnya, khususnya kompetensi bercakap yang ditunjukkan oleh model pembelajaran ‘Pair Interaction’ ini dibandingkan dengan model pembelajaran konvensional yang digunakan selama ini.

Kata kunci: Gramatika Bhs Inggris, Pair Interaction, konvensional, acquisition, dan kompetensi.

ABSTRACT :The phenomenon of learners’ poor English proficiency is an effective indicator showing the need to revisit the English language teaching model used so far in Indonesia, including those used in teaching English grammar, as grammar is an essence of language activity. The study has been designed to develop and to test the effectiveness of an interactive-based English grammar teaching model, “Pair Interaction” developed by Yassi since 2009 in improving learners’ English proficiency, particularly their communicative skill. The theoretical frameworks underpinning the proposed teaching model are the combination of constructivism and behaviourism. As such, the learning process tends to be more natural, lively and dynamic. Data were obtained purposively from 90 first year Engish students of two outstanding private universities in South Sulawesi, UMI in Makassar and UMPAR in Pare-Pare and UNHAS as a omparison, undergoing tests of the four language skills; Speaking, Reading, Writing, Listening and Grammar.The study is experimental in nature utilizing two observationary groups, Control and Experimental Groups with three replications. The study reveals that generally, there is a positive trend of the improvement of learners’ English competence particularly their communicative skill showed by the Experimental Group compared with those in Control Group. As such, it is concluded that “Pair Interacion” model is convincingly effective in improving learners’ English proficiency.

Keywords: English proficiency, Pair Interaction, conventional teaching, English grammar, communicative skill

KEBIJAKAN EKONOMI PEMERINTAHAN ANGKATAN LAUT JEPANG DI SULAWESI SELATAN PADA MASA PERANG DUNIA KEDUA TAHUN 1942 -1945

THE ECONOMIC POLICY OF JAPANESE NAVAL GOVERNMENT IN SOUTH SULAWESI IN THE SECOND WORLD WAR 1942 1945

Rasyid AsbaFakultas/Jurusan : Ilmu Budaya/

ABSTRAK :Kebijakan ekonomi Jepang di Sulawesi Selatan tampaknya memiliki kebijakan berbeda bila dibandingkan dengan daerah jajahan lainnya di Indonesia. Perbedaan itu tidak hanya pada tipologi kepemimpinan antara Angkatan Laut Jepang yang berpusat di Makassar dengan Angkatan Darat Jepang yang berpusat di Bukittingi dan Jawa, Di Sulawesi Selatan kebijakannya lebih diarahkan pada pemenuhan bahan logistik dengan memperkuat di bidang sandang dan pangan. Kehidupan ekonomi yang diharapkan dapat membiayai perang terus digalakkan dengan berbagai cara misalnya propaganda usaha-usaha ekonomi di berbagai daerah di Sulawesi Selatan. Kebijakan ekonomi Dai Nippon lebih ditekankan bagaimana sumber-sumber daya alam dapat dieksplorasi semaksimal mungkin. Di samping eksplorasi sumber alam tersebut, juga dilakukan produksi massal hasil pertanian mulai dari beras, palawija, jagung, kapas, jarak, murbei dan berbagai hasil pertanian lainnya. Selain itu, dilakukan juga industri kerakyatan seperti industri garam rakyat, minyak jarak, tekstil, sutra serta berbagai jenis hasil kerajinan rakyat. Penelitian ini adalah penelitian sejarah dengan menggunakan sumber-sumber arsip baik yang ada di Arsip Nasional Indonesia di Jakarta maupun arsip yang telah diterbitkan yang tersimpan di Perpustakaan Nasional RI di Jakarta. Sumber-sumber arsip yang tersimpan di Arsip Nasional RI antara lain catatan MVO aktifitas pendudukan Jepang di Makassar, aktifitas Romusha.di Makassar, perkembangan politik pada masa pendudukan Jepang di Sulawesi Selatan. Selain itu

Page 121: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789...  · Web viewNasruddin*, Moh. Yoenus Osman*, Wiwik Wahidah Osman ...Gedung Kuliah Bersama ini merupakan salah satu

arsip Negara Indonesia Timur yang tersimpan di Badan Perpustakaan dan Arsip Provinsi Sulawesi Selatan di Makassar. Data dari Perpustakaan Nasional RI berupa surat kabar dan majalah pada masa pendudukan Jepang antara lain -Harian Pemberitaan Makassar, Bintang Timoer, Sinar Baroe, Hong Po dan Pemandangan Selain itu penulis melakukan wawancara langsung kepada para informan yang masih hidup dan mengalami langsung pada masa penjajahan Jepang Hasil penelitian menunjukan bahwa berbagai kebijakan ekonomi yang diterapkan Jepang di Sulawesi Selatan membawa perubahan besar dalam membangun struktur ekonomi baru yaitu munculnya diversifikasi tanaman komoditi yang berbasis kerakyatan khususnya dalam memperkuat kebutuhn sandang dan pangan pada masa perang.. Itulah sebabnya masyarakat Sulawesi Selatan diarahkan untuk melalui sistem intensifikasi pertanian, secara professional dan produktif yang didukung oleh kebijakan industri kerakyatan. Kata kunci:

ABSTRACT :The Japanese economic policy in South Sulawesi seemed to have different policies when compared to its other colonies in Indonesia. Such the difference was also reflected by the difference in leadership typology of Japanese Navy based in Makassar and the Japanese Army, based in Bukittingi and Java. In South Sulawesi, the policy was more focused on the compliance of logistic materials by strengthening the program of clothing industry, the plantation of cotton and castor oil, fisheries followed up with the development of their respective industries. The economic activities were continuously encouraged in various ways to finance the war. The propaganda to establish economic enterprises was carried out elsewhere. Dai Nippon economic policy more emphasized on how the natural resources could be explored as maximum as possible. In addition to the exploration of natural resources, the effort to massive production of agricultural products took place in almost all areas of South Sulawesi. Such products were rice, pulses, corn, and many other crops that could be directly consumed in the whole East Asia war. The important policy of the occupation army was the massive production of agricultural sector that supported the war. In addition there were also developed industries such: salt, castor oil, textile, silk, handicrafts and the like. This is a historical research using the archival sources at the Arsip Nasional RI in Jakarta and archives that have been published and stored at the Perpustakaan Nasional RI in Jakarta such as MVO (Memorie Van Overgave), reports the Japanese occupation in Makassar, archives of Romusha.activities in Makassar, documents about local politics on Japan in South Sulawesi. Reports on Japanese economic activity in South Sulawesi were also consulted. Data sources from the magazine and newspapers were taken at Perpustakaan Nasional RI include Pemberitaan Makassar, Bintang Timoer, Sinar Baroe, Soeara Asia, Hong Po and Pemandangan. In addition to such sources, the writer executed the direct interviews with informants who are still alive and have experiences about the Japanese colony. The archival sources on East Indonesia were taken at Badan Perpustakaan dan Arsip Provinsi Sulawesi Selatan, The result of this research shows that the economic policies adopted by Japanese in South Sulawesi brought about great changes in building the new economic structure namely the emergence of the diversification of popular-based commodity specifically in strengthening the production of clothing and food during the war .. This is the reason why the people of South Sulawesi was directed to execute the intensification of agriculture, in a professional productive manner supported by communal industrial policy

Keywords:

Page 122: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789...  · Web viewNasruddin*, Moh. Yoenus Osman*, Wiwik Wahidah Osman ...Gedung Kuliah Bersama ini merupakan salah satu

HUBUNGAN PENGUASAAN MUFRADAT DANKEMAMPUAN MEMBACA TEKS BERBAHASA ARAB

RELATIONSHIP BETWEEN KNOWING ARABIC VOCABULARIES AND READING COMPREHENSION LEVEL OF AUTHENTIC ARABIC TEXT

Najmudidin H. Abd. Safa, Yusring S. Baso, Farida Rahman dan Andi Abdul HamzahFakultas/Jurusan : Ilmu Budaya/

ABSTRAK :Penelitian ini mengkaji hubungan antara penguasaan kosakata dan tingkat pemahaman membaca teks otentik berbahasa Arab. Penelitian ini (tahun pertama) telah menyelidiki ambang leksikal (kata diketahui) mahasiswa untuk mengukur tingkat pemahaman atas teks otentik bacaan berbahasa Arab. Data dikumpulkan dari 47 peserta didik di Program Studi Sastra Arab Universitas Hasanuddin. Dalam penelitian ini telah diberikan teks bacaan berbahasa Arab dan tiga jenis instrumen tes, yaitu test Reading Comprehension Test (RCT) dimana mahasiswa melingkari (mewarnai dengan stabilo) kata yang tidak diketahui artinya dalam teks-teks berbahasa Arab, menjawab pertanyaan dari isi teks-teks yang diberikan kepada mereka tersebut dan tes Lexical Coverage Test (LCT) untuk mendapatkan daftar yang akurat dari kosakata yang tidak diketahui. Hasil penelitian tahun pertama yang dihitung dengan menggunakan regresi menujukkan bahwa tingkat pemahaman bacaan dipengaruhi hingga 68% oleh penguasaan kosa kata. Adapun 32% sisanya tergantung dari topik atau variabel lain di luar penguasaan kosa kata yang tidak diukur dalam penelitian ini. Hasil ini akan dipublikasikan pada pada jurnal nasional terakreditasi, yaitu jurnal Bahasa dan Seni yang diterbitkan oleh Universitas Negeri Malang.

Kata kunci: Naskah otentik, RCT, LCT, Regresi

Page 123: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789...  · Web viewNasruddin*, Moh. Yoenus Osman*, Wiwik Wahidah Osman ...Gedung Kuliah Bersama ini merupakan salah satu

ABSTRACT :This research has evaluated the relationship between arabic vocabulary and reading comprehension level of authentic Arabic text. In the first year, this study has investigated lexical threshold (known words) to measure student understanding of reading authentic texts in Arabic. Data were collected from 47 students of Arabic Study Programme of Hasanuddin University. All participants were given a reading text through three types of instruments, they are: Reading Comprehension Test (RCT) in which students circle (colored with highlighter) unknown words in this authentic Arabic texts, answering questions from the contents of texts given to them and test Lexical Coverage test (LCT) to get an accurate list of the unknown vocabularies. By regression, the result has showed that the first-year reading comprehension level is affected by up to 68% by the mastery of vocabulary. The remaining 32% is depended on the topic or other variables beyond vocabularies that are not measured in this study. The result will be published in the accredited national journal which published by the State University of Malang.

Keywords: Authentic manuscript, RCT, LCT, Regression

SISTEM PENGETAHUAN LOKAL DALAM PENGELOLAAN HUTAN BERBASIS MASYARAKAT DI KARANGPUANG KABUPATEN SINJAI

THE LOCAL KNOWLEDGE SYSTEM OF MANAGING THE SOCIAL FORESTRY IN KARANGPUANG OF SINJAI REGENCY

Basrah Gising, Abbas, Hunaeni, Esti Pertiwiningsih dan Arni WidiantiFakultas/Jurusan : Ilmu Budaya/

ABSTRAK :Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi fungsi pengetahuan lokal dalam pengelolaan hutan yang dapat diterima sebagai sebuah metode penerapan efektif. Pengetahuan ini diperoleh dari pengalaman kebudayaan dan kebiasaan secara turun temurun yang diserap sebagai nilai-nilai sosial budaya. Ini sangat berbeda dengan sistem pengelolaan hutan sekarang yang terlalu mengandalkan pendekatan teknologi yang belum tentu cocok untuk daerah tertentu. Beberapa kasus pemanfaatan pengetahuan lokal dalam pengelolaan hutan yang berhasil dalam pelestarian hutan, diantaranya pemeliharaan hutan oleh Masyarakat Adat Karampuang yang diangkat dari nilai-nilai paseng masyarakat setempat. Nilai-nilai pengetahuan tersebut meliputi klimatologi, kosmologi, astronomi, koservasi, bilogi, botanologi, dan ekologi. Penelitian ini menggunakan perspektif kualitatif, yakni data-data dikumpulkan secara kualitatif. Selain itu, penelitian ini menggunakan purposive sample, yakni mengambil bebarapa orang sebagai informan kunci. Data diperoleh dari hasil pengumpulan mellaui penelitian lapangan yang dipadukan dengan wawancara menggunakan tape recorder guna menjaga akurasi data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengelolaan hutan memerlukan partisipasi langsung dari masyarakat yang berdomisili di dalam dan sekitar hutan dengan mensinergikan kerjasama dalam bentuk kemitraan antara masyarakat, pengusaha dan pemerintah. Untuk mencapai hasil yang maksimal, pengelolaan social forestry sebagai suatu sistim pengelolaan hutan menuju peningkatan kesejahteraan masyarakat di dalam dan sekitar hutan dan peningkatan kualitas hutan ke arah hutan lestari, patut dikombinasikan dengan suatu bentuk metode atau cara penganekaragaman tanaman hutan atau apa yang disebut sebagai Agroforestry.

Page 124: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789...  · Web viewNasruddin*, Moh. Yoenus Osman*, Wiwik Wahidah Osman ...Gedung Kuliah Bersama ini merupakan salah satu

Kata kunci: ABSTRACT :This research aims at identifying the local knowledge function of managing forest which it is able to understand as an effectiveness method applied. It has been taken from the cultural experiences and hereditary as a social culture values. The values are opposite from the managing forest system today based on the technological approach which it has not accept yet for a specific community. Several cases of local knowledge useful to manage forest conservation, namely the forest careful by Masyarakat Adat Karampuang is applied from the Paseng values of local place. Those values are climatology, cosmology, astronomy, conservation, biology, botanical, and ecology. This research uses the qualitative perspective, namely the research data collected in qualitative method. It is also using purposive sample, which it is taken some key informants. The data is taken from combined field research and interview by using tape recorder to keep the data accuracy. The research result shows that managing forest needs directly participation from people who are living inner and forest area surrounding by harmonious corporation among society, enterpreneurs, and government. To achieve the maximum result, the social forestry management of a forestry management system to increase the society welfare of living inner and forest area surrounding also to improve forest quality need the new method Agroforestry.

Keywords: Local Knowledgel, Management Forestry, Social Forestry, Agroforestry

MODEL PEMBELAJARAN MUATAN LOKAL SEKOLAH MENENGAH PERTAMA BERBASIS MEDIA KOMPUTER DAN MULTILINGUAL

Tadjuddin Maknun, Muslimat, Munira Hasyim dan PammudFakultas/Jurusan : Ilmu Budaya/

ABSTRAK :Penelitian ini bertujuan menyediakan bahan ajar bagi guru dengan materi kelong-kelong bahasa Makassar dan nilai-nilai budaya yang dikandungnya; dan merancang model pembelajaran dengan media komputer yang memuat materi kelong Makassar (aksarak lontarak), terjemahan dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris. Data dikumpulkan dengan metode simak libat cakap (observasi partisipatif) dan metode pustaka. Data dianalisis secara kualitatif sesuai dengan konsepsi analisis semiotik Roland Barthes. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai-nilai budaya yang terkandung dalam kelong Makassar, yaitu nilai etos kerja, keteguhan, solidaritas, kejujuran, moral/etika, pendidikan, kepahlawanan, tanggung jawab, kesetiaan, nasihat, religius/keagamaan, keberanian, kasih sayang, dan pujian/sanjungan. Selain itu, tersedia model pembelajaran dengan media komputer yang berisi materi kelong Makassar dalam akasara lontarak, terjemahan dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa guru tidak lagi mengalami kesulitan bahan ajar dalam mengajarkan pelajaran muatan lokal; siswa lebih tertarik dan termotivasi untuk mempelajari muatan lokal; dan guru mengajar dengan media dan bahan yang lebih menarik dan menyenangkan.

Kata kunci: Model pembelajaran, kelong Makassar, nilai budaya

Page 125: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789...  · Web viewNasruddin*, Moh. Yoenus Osman*, Wiwik Wahidah Osman ...Gedung Kuliah Bersama ini merupakan salah satu

BIDANG ILMU KESEHATAN

1. Bidang Kajian Ilmu Kedokteran

PERBANDINGAN TEKNIK PERAWATAN LUKA MODERN DAN KONVENSIONAL TERHADAP KADAR INTERLEUKIN -1 DAN INTERLEUKIN-6 PADA PASIEN LUKA DIABETIC DI MAKASAR

Werna Nontji, Suni Hariati, Rosyidah Arafat, Ummi Pratiwi Fakultas/Jurusan : Kedokteran

ABSTRAK :Penanganan luka secara komprehensif diperlukan agar tidak menimbulkan gangrene dan amputasi. Salah satu penanganan luka yang dewasa ini digunakan adalah perawatan luka teknik modern dengan menggunakan hidrokoloid. Perawatan luka modern dipercaya lebih efektif dari perawatan luka konvensional (menggunakan kassa steril) yang banyak digunakan di rumah sakit.Untuk mengetahui perbandingan antara teknik perawatan luka modern dan konvensional terhadap kadar interleukin 1 dan interleukin 6 Pada Pasien Luka Diabetik di Makassar quasi-experimental design dengan pre-post test control group design . Subjek dibagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok yang menggunakan perawatan luka teknik modern (16 sampel) dan kelompok kontrol yang menggunakan perawatan luka konvensioanal (16 sampel). Pengambilan sampel darah post setelah 7 hari perawatan luka. Dengan P value <

(0,05) yaitu 0,00, maka disimpulkan bahwa pada tingkat kepercayaan 95% terdapat perbedaan ekspresiα kadar interleukin 1 dan interleukin 6 yang bermakna antara responden yang menggunakan perawatan luka modern dan responden yang menggunakan perawatan luka konvensional.

Kata Kunci : Teknik perawatan luka, Interleukin-1, Interleukin-6, Ulkus Diabetik

Page 126: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789...  · Web viewNasruddin*, Moh. Yoenus Osman*, Wiwik Wahidah Osman ...Gedung Kuliah Bersama ini merupakan salah satu

DETEKSI RESIDU HORMON PERTUMBUHAN PADA DAGING AYAM DI KOTA MAKASSAR

Dwi Kesuma Sari*, Lucia Muslimin, Fika Yuliza Purba, Magfirah Satya ApadaFakultas/Jurusan : Kedokteran

ABSTRAK :Penelitian ini bertujuan untuk mendeteksi residu hormon pertumbuhan terutama 17ß estradiol dan growth hormon pada daging dan hati ayam ayam di Kota Makassar menggunakan metode immunohistokimia. Sampel diambil dari pasar tradisional dan pasar modern. Dari hasil penelitian diperoleh hasil bahwa tidak ditemukan residu hormone GH dan estradiol 17 beta pada daging dan hati ayam vaik dari pasar tradisonal maupun dari pasar swalayan. Dari hasil ini dapat diperoleh kesimpulan bahwa daging broiler yang beredar dipasaran masih aman untuk dikonsumsi.

Kata Kunci: Residu hormone, growth hormone, estradiol 17 beta

ABSTRAK :Detection of growth hormone residues in the meat and liver of chicken using immunohistochemical methods in Makassar City were studied. The hormones were growth hormone (GH) and estradiol 17 beta. Sampel collected from tradisional and modern market. We found that no residues of GH and estradiol 17 beta in the meat and liver of chicken in Makassar City. We suggested that chicken meat in the tradisional and modern market saved to be consumed.

Keyword: Residu hormone, growth hormone, estradiol 17 beta

Page 127: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789...  · Web viewNasruddin*, Moh. Yoenus Osman*, Wiwik Wahidah Osman ...Gedung Kuliah Bersama ini merupakan salah satu

2. Bidang Kajian Ilmu Kesehatan Masyarakat

DETERMINANT SOSIAL DAN PERILAKU SEKSUAL BERISIKO TERHADAP PENYAKIT INFEKSI MENULAR SEKSUAL, HIV DAN AIDS PADA ANAK JALANAN DI KOTA

MAKASSAR INDONESIA 2012

SOCIAL DETERMINANT AND SEXUAL BEHAVIOR TOWARD SEXUAL TRANSMITTED DISEASE IN STREET CHILDREN

MAKASSAR INDONESIA 2012

Ridwan Amiruddin, Sidik, Jumriani Ansar, Awaluddin dan Dwi Fanny

Fakultas/Jurusan : Kesehatan Masyarakat/ABSTRAK :Anak jalanan identik dengan kehidupan yang bebas dan tanpa aturan yang dapat membuat mereka hidup semaunya tanpa harus memperhatikan kesehatan. Salah satunya adalah dalam menjaga kesehatan diri dari segala penyakit yang mungkin berisiko pada anak jalanan seperti infeksi menular seksual. Infeksi Menular Seksual merupakan suatu penyakit yang menganggu kesehatan reproduksi yang muncul akibat perilaku seksual yang tidak aman. Selain itu juga dapat ditularkan melalui kontak langsung dengan alat-alat, handuk. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui beberapa faktor yang berhubungan dengan higiene perorangan dalam hal pencegahan infeksi menular seksual pada anak jalanan di Kota Makassar. Jenis penelitian yang digunakan adalah observasional analitik dengan rancangan cross sectional study. Dengan jumlah populasi 918 orang dan besar sampel 271 anak jalanan berumur 12-18 tahun. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara accidental sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara melalui kuisioner, data yang didapat disajikan secara diskriptif dan dalam bentuk tabel serta dianalisis dengan uji Chi-Square dengan =0,05. Hasil penelitian menunjukan bahwaα ada hubungan pengetahuan (p=0,000), sikap diri (p=0,000) dan peran media (p=0,000) dengan higiene perorangan terhadap pencegahan infeksi menular seksual pada anak jalanan di kota Makassar dengan kekuatan hubungan yang sedang, dan tidak ada hubungan antara dukungan keluarga (p=0,088) dengan higiene perorangan terhadap pencegahan infeksi menular seksual pada anak jalanan di kota Makassar. Penelitian ini menyarankan agar pemerintah serta

Page 128: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789...  · Web viewNasruddin*, Moh. Yoenus Osman*, Wiwik Wahidah Osman ...Gedung Kuliah Bersama ini merupakan salah satu

dinas-dinas terkait, LSM dan masyarakat dapat memberikan peran serta dalam meningkatakan pengetahuan anak jalanan mengenai infeksi menular seksual dengan melakukan kegiatan penyuluhan ataupun penyebaran brosur kesehatan dan para orang tua agar lebih memantau kegiatan anaknya dan selalu menjaga komunikasi, intensitas untuk bertemu dan memberikan pembinaan serta bimbingan

Kata Kunci: Infeksi menular seksual, anak jalanan

ABSTRAK :The street children are identical to a free life and without any rules that may allow them to live at will without having to pay attention to health. One of them is safeguarding the health of themselves from any disease that may be at risk on the street children such as sexually transmitted infections. Sexually Transmitted Infections is a disease that disrupt the reproductive health that arise due to unsafe sexual behavior. It can also be transmitted through direct contact with tools, towels. This study aims to determine some factors related to personal hygiene in the prevention of sexually transmitted infection in street children in Makassar. This type of observational study is by design a cross sectional analytic study. With a population of 918 people and a large sample of 271 street children aged 12-18 years. Sampling was done by accidental sampling. The data was collected through questionnaire interviews, data was presented in a descriptive and in tabular form and analyzed with Chi-Square test with =α 0.05.The results showed that there is a relationship of knowledge (p = 0.000), carriage (p = 0.000) and the role of the media (p = 0.000) with personal hygiene to the prevention of sexually transmitted infections in street children in Makassar with the medium strength of the relationship, and there is not relationship between family support (p = 0.088) with personal hygiene to the prevention of sexually transmitted infections in street children in Makassar. This study suggests that the government and relevant agencies, social institutions (LSM) and communities can provide the participation of street children in increasing knowledge about sexually transmitted infections by conducting health education or the distribution of brochures and parents to better monitor the activities of their children and always keep the communication, the intensity to meet and provide coaching and guidance.

Keyword: Personal hygiene, sexually transmitted infection, street children

3. Bidang Kajian Ilmu Farmasi

EKSTRAKSI ANTOSIANIN BERAS KETAN HITAM (ORYZA SATIVA LINN. VAR GLUTINOSA) DAN UJI AKTIVITAS GASTROPROTEKTIF

Mufidah, Marianti A. Manggau, Gemini Alam, Abd. Rahim, Andi Arjuna

Fakultas/Jurusan : Farmasi

ABSTRAK :Gastritis adalah salah satu gangguan pencernaan yang secara epidemologis semakin meningkat penderitanya terutama pada usia produktif dengan aktivitas kerja dan tingkat stres yang tinggi. Penggunaan obat anti-inflamasi non steroid (AINS),misalnya indometasin untuk jangka waktu lama juga dapat menyebabkan erosi mukosa lambung, ulkus, perdarahan, dan perforasi, hal ini diakibatkan oleh kerja indometasin yang menginhibisi biosintesis prostaglandin,menghambat aliran darah mukosa sehingga merusak sawar mukosa yang melindungi lambung. Oleh karena itu, selain menerapkan pola hidup yang sehat, diperlukan bahan yang bersifat gastroprotektif untuk melindungi lambung dari kerusakan lebih lanjut.Beras ketan hitam (Oryza sativa Linn. var glutinosa) adalah salah satu bahan pangan dengan kandungan senyawa polifenol antosianin yang tinggi dan telah dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai obat penyakit mag. Metabolit sekunder utama yang dikandung oleh beras ketan hitam dan diduga bermanfaat sebagai gastroprotektif alami adalah antosianin. Hasil penentuan kadar antosianin dengan senyawa marker cyanidin-3-o-glikosida menunjukkan bahwa terdapat 2.185 ug (1.09%) di dalam ekstrak metanol; 0.9744 ug (0.49%) di dalam ekstrak etanol; 1.035 ug (0.52%) di dalam ekstrak aseton; 0.7854 ug (0.39271%) di dalam ekstrak etanol sangrai. Sedangkan kadar di dalam hasil partisi ekstrak aseton adalah < 0.225%. Uji efek gastroprotektif menunjukkan bahwa skor keparahan tukak kontrol normal = sulfakrat = ekstrak etanol sangrai < larutan ampas minuman beras ketan hitam sangrai < ranitidine < minuman beras ketan hitam sangrai < ekstrak aseton < ekstrak etanol < ekstrak methanol < kontrol negatif.

Kata Kunci : Oryza sativa Linn. var glutinosa, antosianin, sediaan gastroprotektif

Page 129: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789...  · Web viewNasruddin*, Moh. Yoenus Osman*, Wiwik Wahidah Osman ...Gedung Kuliah Bersama ini merupakan salah satu