141098414-Termodinamika-Terapan

download 141098414-Termodinamika-Terapan

of 56

Transcript of 141098414-Termodinamika-Terapan

  • 7/22/2019 141098414-Termodinamika-Terapan

    1/56

    Ma ka lah Termod inam ika Terap a n_LNG Rec eiv ing Term inal

    DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA FTUI

    1

    MAKALAH

    TERMODINAMIKA TERAPAN

    LNG RECEIVING TERMINAL

    KELOMPOK 1 , 2 dan 3

    DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA

    FAKULTAS TEKNIK - UNIVERSITAS INDONESIA

    DEPOK 2007

  • 7/22/2019 141098414-Termodinamika-Terapan

    2/56

    Ma ka lah Termod inam ika Terap a n_LNG Rec eiv ing Term inal

    DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA FTUI

    2

    DAFTAR ISIDAFTAR ISI .........................................................................................................................................1

    BAB I...................................................................................................................................................4

    PENDAHULUAN.................................................................................................................................4

    I.1 Latar Belakang Pembangunan LNG Re c e iving Te rm ina l................................................5

    I.2 Penggunaan Energi Listrik dalam Pembangkit Tenaga Listrik........................................8

    I.2.1. Teknologi Konvensional .................................................................................................9

    I.2.2. Teknologi Inovatif..........................................................................................................11

    I.3 Manfaat dari pembangunan LNG receiving terminal ..................................................12

    BAB II ................................................................................................................................................15

    PEMBAHASAN.................................................................................................................................15

    II.1. Mesin Kalor, Siklus Carnot, dan Siklus Rankine ...............................................................15

    II.1.1 Mesin Kalor (Hea t Eng ine) ...........................................................................................15

    II.1.2 Siklus Carnot...................................................................................................................17

    II.1.3 Siklus Rankine .................................................................................................................20

    II.1.4 Analisa Energi pada Siklus Rankine............................................................................21

    II.1.5 Solusi Penyimpangan Siklus Rankine..........................................................................23

    II.2 Sifat-sifat dan Kinerja Refrigeran (R134A dan Propana)...............................................25

    II.2.1 Sifat-Sifat Refrigeran yang Wajib................................................................................25

    II.2.2 Kelompok-Kelompok Refrigeran ................................................................................27

    II.2.3 Pemanfaatan Hidrokarbon sebagai Alternatif Refrijeran Alternatif....................29

    II.2.4 Pemilihan Fluida Kerja pada LNG Receiving Terminal...........................................30

    II.3. Gas Material, Processing and Power Technologies di Osaka Gas............................33

    II.3.1 IPP Plant of Osaka Gas (Torishima Energy Centre) ...........................................33

    II.3.2 Flow System..............................................................................................................33

    II.3.3 Cara Kerja Sistem Pembangkit Listrik...................................................................34

    II.3.3 Kelebihan dan Kekurangan LNG Cold Utilizing Power Generation System .......35

    BAB III ...............................................................................................................................................37

  • 7/22/2019 141098414-Termodinamika-Terapan

    3/56

    Ma ka lah Termod inam ika Terap a n_LNG Rec eiv ing Term inal

    DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA FTUI

    3

    J AWABAN PEMICU ........................................................................................................................37

    BAB IV KESIMPULAN ......................................................................................................................50

    DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................................................52

  • 7/22/2019 141098414-Termodinamika-Terapan

    4/56

    Ma ka lah Termod inam ika Terap a n_LNG Rec eiv ing Term inal

    DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA FTUI

    4

    BAB I

    PENDAHULUAN

    Indonesia sebagai negara dengan jumlah penduduk yang besar, dimana tingkat

    pertambahan penduduk sebesar 4.2% per tahunnya dan tingkat permintaan listrik sebesar 1.6%

    per tahun, mengakibatkan diperlukannya diversifikasi sumber energi pembangkit listrik. Seperti

    diketahui, sampai saat ini Indonesia masih bertumpu pada pemanfaatan minyak bumi sebagai

    sumber energi, dimana sumber energi fosil tersebut saat ini telah menipis jumlahnya, dan

    diprediksi Indonesia akan menjadi negara pengimport minyak pada tahun 2015.

    Selain dari permasalahan krisis minyak, dengan diberlangsungkannya berbagai konvensi

    internasional mengenai pemanasan global, dimana tahun 2007 ini Indonesia bertindak sebagai

    tuan rumah, memaksa negara ini untuk melakukan pembaharuan lebih jelas dan tegas untuk

    menggunakan bahan bakar yang ramah lingkungan.

    Salah satu solusi dari kedua permasalahan di atas adalah dengan mensubtitusi

    penggunaan minyak bumi dengan gas alam. Seperti diketahui, Indonesia memiliki sumber gas

    alam yang cukup sebesar 20 TCF (tanpa mempertimbangkan dari CBM Indonesia), namun yang

    baru digunakan secara optimal masih sekita 10 TCF. Sehingga masih besar peluang negara kita

    untuk mengembangkan pemanfaatan gas alam.

    Salah satu bentuk dari penggunaan gas alam adalah dalam bentuk LNG. Namun

    sayangnya, hingga saat ini LNG lebih besar dalam jumlah ekspor daripada untuk konsumsi

    dalam negeri. Hal ini lebih dikarenakan harga di dalam negeri yang terlalu murah, dibanding jika

    diekspor, misalnya ke Jepang. Dengan kebijakan pemerintah yang lebih berpihak pada

    pemanfaatan LNG dari segi harga, peluang LNG sebagai pemain andalan dalam energi Indonesia

    akan terbuka lebar.

    Sebagai salah satu pengembangan dari transportasi gas alam dalam bentuk LNG adalahmelalui LNG receiving terminal. Kelebihan dari proyek ini adalah :

    Mendukung fasilitas supply gas alam dengan volume besar dan pemenuhan kebutuhanlistrik terutama untuk Pulau Jawa

    Melengkapi transportasi gas dengan pipa

  • 7/22/2019 141098414-Termodinamika-Terapan

    5/56

    Ma ka lah Termod inam ika Terap a n_LNG Rec eiv ing Term inal

    DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA FTUI

    5

    Mengurangi ketergantungan dengan minyak bumi Penerapan dari kebijakan migas 2001 yang melarang bentuk monopoli dalam industri

    migas

    Membuka peluang bisnis baru pada bagian hilirDengan berbagai pertimbangan tersebut, Indonesia sedang mengembangkan pendirian LNG

    receiving terminal sebagai salah satu potensi untuk lebih menguatkan eksistensi gas alam

    Indonesia sebagai sumber energi.

    I.1 Latar Belakang Pembangunan LNGReceiving Terminal

    Sistem transportasi gas bumi dalam bentuk LNG membutuhkan kapal tanker pengangkut

    LNG dan LNG Receiving Terminal. Dilihat dari fungsinya LNG Receiving Terminal sering

    disebut regas facility. Secara umum memang merupakan tempat regasifikasi dimana fungsinya

    adalah menerima gas alam cair dari kapal LNG, menyimpan LNG tersebut kedalam tangki,

    menguapkan LNG, dan selanjutnya menghantarkan gas alam ke distribution pipeline. Dalam hal

    ini, LNG Receiving Terminal berfungsi memasok gas ke PLN sebagai tenaga pembangkit listrik.

    Indonesia diperkirakan memiliki cadangan gas alam sekitar 20 TCF (triliun kaki kubik)

    namun yang hingga kini baru dimanfaatkan sekitar 8 9 TCF. Solusi yang dimaksud adalah

    adanya rencana Pemerintah untuk melarang pemakaian bahan bakar minyak (BBM) pada unit-

    unit industri atau pembangkit baru. Larangan tersebut berlaku bagi mesin-mesin penggerak ataupemberi panas pada unit-unit industri baru. Unit-unit pembangkit itu diharuskan untuk memakai

    energi alternatif di antaranya yang cukup dominan adalah gas alam dan batu bara.

    Energi lain seperti panas bumi, air, dan lain-lain juga dapat dimanfaatkan namun dari sisi

    keekonomian gas alam dan batubara adalah yang paling mungkin untuk saat ini. Larangan itu

    nantinya akan diluncurkan dalam suatu Peraturan Presiden (Perpres) tentang kebijakan energi

    nasional.

    Di dalam Perpres tersebut terdapat strategi untuk menurunkan volume pemakaian minyak

    mentah yang saat ini merupakan salah satu energi yang tidak terbarukan (unrenewable), akan

    tetapi cadangan di Indonesia sudah semakin menipis. Peraturan yang baru nantinya secara tegas

    melarang ekspor gas ke luar negeri, kecuali yang sudah terikat kontrak jual beli. Dengan

    demikian langkah itu dapat menekan pemakaian BBM khususnya di sektor transportasi, industri

    dan rumah tangga.

  • 7/22/2019 141098414-Termodinamika-Terapan

    6/56

    Ma ka lah Termod inam ika Terap a n_LNG Rec eiv ing Term inal

    DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA FTUI

    6

    Perlu diingat bahwa Indonesia sudah sejak lama tercatat sebagai pionir dalam

    pengembangan gas alam cair atau LNG (Liquified Natural Gas). Negara kita juga pernah tercatat

    sebagai eksportir LNG terbesar di dunia. Namun, pemerintah terlena dengan ekspor dan lupa

    mengembangkan potensi pasar gas di dalam negeri. PT PLN (Persero) adalah salah satu pasar

    dalam negeri yang tidak dilirik selama bertahun-tahun. Terbukti, pemakaian gas untuk

    pembangkit PLN tidak didorong dan justru BBM yang harganya kian mahal dan semakin

    terbatas, menjadi bahan baku andalan bagi unit-unit pembangkit milik BUMN tersebut.

    Belakangan ini, kebutuhan akan gas alam di dalam negeri kian meningkat, sedangkan di sisi lain

    cadangannya makin menipis. PLN dan anak perusahaannya seperti PT Indonesia Power dan PT

    Pembangkit Jawa Bali (PJB) adalah contohnya. Dalam beberapa tahun terakhir merasakan sekali

    akibatnya. Kurangnya pasokan gas alam ke beberapa unit PLTG atau PLTGU memaksa unit-unit

    pembangkit tersebut menggunakan BBM. Seharusnya.bisa dipasok dari lapangan gas lain tetapi

    belum memiliki terminal sehingga sulit menampung pasokan gas alam.

    Kelangkaan gas di dalam negeri selama ini disinyalir akibat Pemerintah Indonesia belum

    memiliki kebijakan energi nasional. Padahal, adanya kebijakan tersebut diperkirakan akan

    mendorong pemanfaatan potensi gas alam secara lebih maksimal.

    Dua hal yang kini tengah dilakukan untuk mendorong pemakaian gas alam di dalam negeri.

    Pertama adalah rencana PLN membangun LNG Terminal berkapasitas 4 juta metrik ton yang

    bisa ditingkatkan hingga 8 juta metrik ton. Kedua, adalah pembangunan jaringan pipa atau

    pipanisasi gas alam seperti pipanisasi dari Sumatra dan Kalimantan ke Jawa.

    LNG Terminal berisi :

    1. LNG unloading system (termasuk jetty dan berth)LNG ditransfer ke onshore tangki LNG menggunakan pompa kapal. Tanker penerima

    biasanya berukuran 75.000 m3 sampai 135.000 m

    3 serta waktu untuk mengkosongkannya

    sekitar 12-14 jam per 135.000 m3kapal.

    2. LNG storage tanksDua atau lebih tangki di daratan digunakan untuk menerima dan mensortir LNG,

    melewati terminal dengan single tank. Reduksi biaya dilakukan dengan meminimalkan jumlah

    tangki serta memaksimalkan daya tampungnya.

    3. Vapour handling system

  • 7/22/2019 141098414-Termodinamika-Terapan

    7/56

    Ma ka lah Termod inam ika Terap a n_LNG Rec eiv ing Term inal

    DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA FTUI

    7

    Pada operasi standar, boil-off vapor diproduksi di tangki dan liquid-filled lines oleh

    transfer panas dari sekitarnya. SebuahBoil-off gas (BOG) recondenserjuga diperlukan, dimana

    berguna untuk me-recoverBOG sebagai produk dan menyediakan surge capacityuntuk pompa

    LNG tahap 2.

    Sistem baru yang digunakan adalah menggunakan tekanan 0.9 MPa oleh kompresor

    bertekanan rendah dan pencairan menggunakan LNG sebagai pencampur. Karena tekanan sistem

    pencairan BOG dinaikkan bersamaan dengan tekanan keluaran maka sistem ini dapat

    menghemat 30-60% dibandingkan menggunakan conventional high-pressure system. Sistem ini

    mengadopsi teknologi cold energy storage (CES)untuk mencairkan BOG pada volume konstan

    dibawah fluktuasi dari LNG pada flow rate keseharian.

    4.LNG vaporizersFasilitas LNG terminals memiliki multiple parallel operating vaporizer with spares.

    Open rack vaporizers dan menggunakan air laut untuk memanaskan dan menguapkanLNG.

    Submerged combustion vaporizer (SCV) menggunakan sendout gas sebagai bahan bakaruntuk membakar, dan menyediakan panas penguapan.

    5. Open rack vaporizersAir laut menguapkan LNG melewati tube dengan laju unit sekitar 200 sampai 250 MMSCFD.

    6. Submerged combustion vaporizerBerguna untuk membakar gas alam yang diambil dari sendout gas stream dan melewati panas

    gas pembakaran kedalam bak air yang berisi heating tubes untuk LNG. Lajunya sekitar 150

    MMSCFD.

    7. First stage sendout pumpBeberapa pompa keluaran LNG low-head terpasang di setiap LNG storage tank. Terminal

    penerima yang sangat besar memiliki laju alir keluar sebesar 2 BSCFD dan laju pengeluaran

    kapal adalah 5 BSCFD, serta tekanan keluaran pompa sekitar 8 barg.

    8. Second stage sendout pump

  • 7/22/2019 141098414-Termodinamika-Terapan

    8/56

    Ma ka lah Termod inam ika Terap a n_LNG Rec eiv ing Term inal

    DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA FTUI

    8

    Gas keluaran biasanya diinjeksi dengan sistem distribusi tekanan gas tinggi sekitar 80 barg

    maka diperlukan multistaged sendout pumps.

    Berikut ini beberapa gambar gambar dari LNG Receiving Terminal di beberapa wilayah :

    Gambar 1. 1 LNG Receiving Terminal

    I.2 Penggunaan Energi Listrik dalam Pembangkit Tenaga Listrik

    Energi dingin disini diartikan sebagai energi yang dihasilkan dari proses penguapan

    LNG. Energi ini digunakan untuk pembangkit listrik, proses pencairan dan pemisahan gas

    menjadi liquid, dan produksi pencairan H2CO3. Penggunaan energy dingin dari LNG

    menyebabkan penghematan energi untuk pencairan gas sebesar 40 50 %, 30 40% untuk

    manufaktur H2CO3cair dan dry ice, dan 10% untuk industri kriogenik.

    Gambar 1. 2 Aplikasi Energi dingin dari LNG

  • 7/22/2019 141098414-Termodinamika-Terapan

    9/56

    Ma ka lah Termod inam ika Terap a n_LNG Rec eiv ing Term inal

    DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA FTUI

    9

    Aplikasi teknologi energi dingin dapat dibagi dua, yakni teknologi konvensional dan inovatif.

    I.2.1. Teknologi Konvensional

    a. Generator Kriogenik

    Pada proses ini, aliran listrik dihasilkan melalui siklus Rankin berupa siklus ekpansi turbin

    yang diintegrasikan dengan proses penguapan LNG ( lihat Error! Reference source not found.

    ). Proses ini juga menggunakan Tri Ex Vaporizer, yaitu dengan menggunakan fluida

    intermediet yang dapat diaplikasikan pada air laut dingin dan dapat menggunakan energi

    kriogenik LNG.

    Proses digambarkan sebagai berikut. Air laut yang merupakan fluida panas dialirkan

    menggunakan pompa menuju heater, dimana pada saat yang sama dialirkan gas alam yang

    berasal dari vaporizer II. Pada tahap ini, suhu air laut akan turun dan suhu gas alam akan naik.Kemudian air laut akan mengalir menuju vaporizer I untuk memanaskan propane yang telah

    dicairkan pada vaporizer II. Suhu air laut akan turun dan dikembalikan ke laut, sedangkan suhu

    propane akan naik dan dialirkan bersaman dengan gas alam menuju turbin. Pada turbin, gas alam

    akan memutar turbin I dan propane akan memutar turbin II. Propane yang telah digunakan untuk

    memutar turbin akan mengalir kembali menuju vaporizer II untuk dikondensasikan kembali.

    Gambar 1. 3 Proses Generator Kriogenik

    Separasi Udara

    Separasi udara menggunakan energi dingin LNG ( lihat Error! Reference source not

    found.). Proses digambarkan sebagai berikut. Udara akan masuk ke dalam HP rectifier,

    sehingga mengalami kenaikan tekanan. Setelah itu, hasilnya akan mengalir menuju LP rectifier

  • 7/22/2019 141098414-Termodinamika-Terapan

    10/56

    Ma ka lah Termod inam ika Terap a n_LNG Rec eiv ing Term inal

    DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA FTUI

    10

    menjadi argon, oksigen, dan nitrogen cair. Nitrogen yang tidak tercairkan akan digunakan untuk

    sirkulasi proses, dimana nitrogen akan mengalir menuju HE untuk bertukar panas dengan LNG.

    Gambar 2. 1 Proses Separasi Udara

    Pencairan Boil Off Gas

    Proses pencairan BOG ( boil off gas ) dapat menghemat energi listrik sebesar 30 60%

    yang dibutuhkan untuk mengirim BOG, dibandingkan dengan sistem kompresi konvensional

    bertekanan tinggi. Teknologi penyimpanan energi dingin digunakan untuk sistem pencairan

    BOG yang kontinu dan stabil walaupun terdapat fluktuasi laju alir LNG ( lihat Gambar 2.2

    Proses Pencairan BOG

    ).

    Proses yang terjadi adalah pada siang hari, BOG akan dicairkan bersamaan dengan LNG,

    namun LNG tidak ikut tercairkan, LNG akan diuapkan menggunakan vaporizer menjadi gas

    alam dan BOG menjadi energi dingin yang digunakan untuk mendinginkan PCM, dimana PCM

    ini akan dicairkan pada malam hari untuk proses pencairan LNG.

  • 7/22/2019 141098414-Termodinamika-Terapan

    11/56

    Ma ka lah Termod inam ika Terap a n_LNG Rec eiv ing Term inal

    DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA FTUI

    11

    Gambar 2. 2 Proses Pencairan BOG

    Perbandingan Sistem Pengiriman BOG

    Sistem Pengiriman Konvensional Sistem Pencairan BOG dengan Penyimpanan

    Energi Dingin

    BOG dikompres dengan tekanan tinggi ( 2 7.5

    MPa ) untuk mempertahankan tekanan tangki,

    dan dikirim bersamaan dengan gas yang telahtervaporisasi. Dibutuhkan energi listrik yang

    besar untuk menaikkan tekanan BOG.

    BOG dikompres dengan tekanan 0.9 MPa dengan

    kompresor tekanan rendah dan dicampur dengan

    LNG, kemudian dipisahkan dengan separator,dan LNG dialirkan menuju vaporizer untuk

    diuapkan. Tekanan yang digunakan untuk

    menaikkan tekanan BOG berasal dari pompa,

    sistem ini dapat menghemat energi listrik

    kompresor BOG. Volume BOG konstan

    walaupun terjadi volume alir LNG yang fluktuatif

    akibat gas harian yang masuk menuju tangki

    CES.

    I.2.2. Teknologi Inovatif

    Proses Energi Kriogenik LNG Cascade

  • 7/22/2019 141098414-Termodinamika-Terapan

    12/56

    Ma ka lah Termod inam ika Terap a n_LNG Rec eiv ing Term inal

    DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA FTUI

    12

    Proses ini mampu menukarkan panas antara sumber panas dengan sumber energi dingin

    (LNG) dari suhu kriogenik menjadi suhu normal, yang dapat menyuplai energi kriogenik pada

    empat macam industri atau lebih dalam satu kompleks. Proses dapat dilihat pada Gambar 1. 4

    Proses energy kriogenik pada LNG Cascade. Dibandingkan dengan sistem non cascade, sistem

    baru ini lebih efisien, hanya membutuhkan 77% energi LNG untuk menghasilkan energi

    kriogenik yang sama.

    Proses yang terjadi adalah pencairan LNG secara berulang. Tahap pertama adalah proses

    pencairan CO2, yang berasal dari kilang minyak, pada suhu -1600C, dimana CO2 akan ditampung

    pada tangki penyimpanan dan hasilnya adalah NG dan LNG yang akan digunakan pada tahap

    kedua. Tahap kedua adalah proses pendinginan butane yang berasal dari kilang minyak. Butane

    yang bersuhu 30 40oC akan didinginkan dengan LNG dan NG. butane yang sudah didinginkan

    akan disimpan dalam tangki penyimpanan dan menjadi umpan untuk pabrik petrokimia. Tahap

    ketiga adalah proses pendinginan air, yang akan digunakan untuk gas turbin, dimana pada gas

    turbin akan mengalami perubahan fasa menjadi uap. Sisa air yang tidak digunakan untuk gas

    turbin akan dialirkan menuju perairan perkotaan. Gas sisa akan digunakan untuk gas perkotaan.

    Gas ini bersuhu 10oC.

    Gambar 1. 4 Proses energy kriogenik pada LNG Cascade

  • 7/22/2019 141098414-Termodinamika-Terapan

    13/56

    Ma ka lah Termod inam ika Terap a n_LNG Rec eiv ing Term inal

    DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA FTUI

    13

    I.3 Manfaat dari pembangunan LNG receiving terminal

    Membangun fasilitas penyediaan gas yang terpercaya, yang dapat menyediakan gas dalamvolume yang besar kepada Pembangkit Listrik Tenaga Gas yang dimiliki PLN, terutamapembangkit listrik di daerah Jakarta dan Jawa Barat (hampir 60% kebutuhan listrik di Pulau

    Jawa berlokasi di daerah tersebut).

    Melengkapi gas pipeline terutama selama penyediaan gas tidak stabil sehingga dapatmenghindari terganggunya pembangkit listrik akibat tidak menentunya pasokan gas.

    Mengurangi konsumsi bahan bakar minyak untuk pembangkit listrik PLN dan untukmenghindari biaya tak tersaingi dari pembangkitan listrik.

    Mendukung pembangunan pembangkit listrik bertenaga gas sehingga kedua proyek ini(PLTG dan LNG receiving terminal) merupakan proyek yang terintegrasi dan memiliki

    efisiensi yang lebih baik.

    Membawa manfaat untuk ekonomi nasional karena LNG receiving terminal merupakanrantai terakhir yang diperlukan sebagai nilai tambah LNG di Indonesia.

    Merespon hukum baru tentang minyak bumi dan gas alam yang dibuat pada tahun 2001yang bermaksud menghentikan monopli minyak bumi dan gas alam, serta untuk membuka

    kesempatan adanya bisnis baru pada industry ini.

    Namun, timbul permasalahan tentang pengadaan LNG receiving terminal, di antaranya

    adalah adanya penolakan dari penduduk local untuk membangun fasilitas tersebut di sekitar

    lingkungan mereka. Selain itu, nilai heating value tiap LNG berbeda-beda tergantung tempat

    produksinya.

    Tabel 1. 1LNG Calorific Value by Gas Producing Country

    Gas Producing Country LNG Calorific Value (Btu/cf)

    Alaska 1,009

    Trinidad 1,075

    Algeria 1,113

    Nigeria 1,125 1,150

    Abu Dhabi 1,136

  • 7/22/2019 141098414-Termodinamika-Terapan

    14/56

    Ma ka lah Termod inam ika Terap a n_LNG Rec eiv ing Term inal

    DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA FTUI

    14

    Oman 1,100 1,150

    Qatar 1,075 1,130

    Australia 1,127

    Brunei 1,127

    Indonesia (Bontang) 1,114

    Indonesia (Tangguh) 1,050

    Malaysia 1,117

    (Sumber World Gas Intelligence)

    Dari data tersebut, dapat dilihat bahwa pada LNG receiving terminal harus sesuai dengan

    kriteria pengontrol/penyesuaian heating value sehingga membatasi penerimaan LNG. Hal ini

    berarti meskipun ada LNG yang sudah sesuai baik harga maupun kualitasnya, ada kemungkinan

    tidak sesuai dengan criteria atau spesifikasi. Namun, walaupun ada keterbatasan dalam heating

    value, ada fasilitas yang dapat ditambahkan untuk menyesuaikan heating value (misalnya,

    dicampur dengan LNG dengan heating value yang lebih rendah ataupun dengan menambahkan

    nitrogen) sehingga memungkinkan menerima LNG dengan jenis yang lebih banyak.

    Permasalahan yang paling penting adalah adanya kompetisi harga antara LNG dengan gas

    pipeline.

  • 7/22/2019 141098414-Termodinamika-Terapan

    15/56

    Ma ka lah Termod inam ika Terap a n_LNG Rec eiv ing Term inal

    DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA FTUI

    15

    BAB II

    PEMBAHASAN

    II.1. Mesin Kalor, Siklus Carnot, dan Siklus Rankine

    II.1.1 Mesin Kalor (Heat Engine)

    Pendekatan klasik dari hukum kedua Thermodinamika adalah berdasarkan pada tinjauan

    makroskopik dari sifat-sifat bebas tentang struktur material atau sifat-sifat dari fluida dan

    molekulnya. Hal ini mengarahkan kita kepada mesin kalor, sebuah mesin yang menghasilkan

    kerja dari panas melalui siklus proses, contohnya adalah pembangkit tenaga (power plant) yang

    menggunakan steam, dimana fluida kerjanya (steam) secara periodik kembali ke keadaan

    awalnya.

    Padapower plant , secara sederhana terdapat beberapa proses berikut ini :

    1. Air pada T ambient dipompa ke boiler dengan tekanan tinggi.2. Panas dari bahan bakar (panas pembakaran dari bahan bakar fosil ataupun hasil dari

    reaksi kimia misalnya) dipindahkan oleh boiler ke air, sehingga mengakibatkan air

    berubah menjadi steam bersuhu tinggi pada P boiler.

    3. Energi di-transfer sebagai kerja mesin dari steam ke sekelilingnya. Proses ini dilakukanoleh turbin misalnya, dimana steam diekspansi, diambil energi berupa suhu dan

    tekanannya sehingga P dan T turun.

    4. Steam keluaran dari turbin ini dikondensasikan pada P dan T rendah melalui transferpanas dengan air pendingin. Hal ini sekaligus melengkapi berjalannya siklus ini.

    Hal yang esensial dalam semua siklus mesin kalor adalah penyerapan panas pada T tinggi

    dan pelepasan panas pada T yang lebih rendah yang diiringi dengan proses penghasilan kerja.

    Secara teoritis treatment dari mesin kalor ini memiliki dua tingkat temperatur yang menjadi

    karakteristik operasi dan diatur oleh reservoar kalor. Reservoar ini merupakan suatu bentuk

    imajiner untuk menggambarkan 2 kondisi dimana terjadi penyerapan dan pelepasan panas secara

    isothermal.

  • 7/22/2019 141098414-Termodinamika-Terapan

    16/56

    Ma ka lah Termod inam ika Terap a n_LNG Rec eiv ing Term inal

    DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA FTUI

    16

    Pada operasinya, fluida kerja dari mesin kalor menyerap panas (QH) dari reservoar panas,

    kemudian menghasilkan sejumlah kerja bersih (W), melepaskan panas (QC) dari reservoar dingin

    dan akhirnya kembali pada kondisi awalnya.

    Dengan kondisi ini, hukum I Thermodinamika menjadi :

    CH QQW =

    Dan efisiensi thermalinputheat

    inputworknet=

    Maka :H

    C

    H

    C

    H

    CH

    H T

    T

    Q

    Q

    Q

    QQ

    Q

    W==

    == 11

    Untuk mendapatkan efisiensi thermal 100%, QC haruslah nol. Sayangnya tidak ada

    satupun mesin yang mampu mencapai kondisi ini, pasti akan selalu ada panas yang dibuang ke

    reservoar dingin. Hal yang menentukan limit atas efisiensi adalah derajat reversibilitas dari

    operasinya. Dengan demikian, mesin kalor yang beroperasi secara benar-benar reversibel adalah

    mesin yang ideal dan disebut dengan mesin Carnot.

    Empat tahapan pada mesin Carnot :

    1. Sebuah sistem pada awalnya berada pada kesetimbangan thermal dengan reservoar dinginpada suhu TC. Sistem ini kemudian mengalami proses adiabatik reversibel yang

    menyebabkan suhunya meningkat menjadi suhu di reservoar panas pada suhu TH.

    2. Sistem mempertahankan kontak dengan reservoar panas pada THdan mengalami prosesisothermal reversibel. Selama panas (QH) di ambil dari reservoar panas.

    3. Sistem mengalami proses adiabatik reversibel pada arah berlawanan dari tahap 1 yangmembawa temperaturnya kembali pada reservoar dingin (TC).

    4. Sistem mempertahankan kontak dengan reservoar pada TC dan mengalami prosesisothermal reversibel pada arah yang berlawanan dengan tahap 2 dan kembali pada

    keadaan awalnya melalui proses pelepasan kalor (QC) ke reservoar dingin.

    Mesin Carnot beroperasi diantara 2 reservoir panas pada suatu cara sedemikian hingga

    dimana semua panas diambil pada T konstan dari reservoar panas dan semua kalor dilepas dari

    reservoar dingin pada T konstan pula. Semua mesin yang beroperasi diantara dua reservoar kalor

    adalah termasuk mesin Carnot.

  • 7/22/2019 141098414-Termodinamika-Terapan

    17/56

    Ma ka lah Termod inam ika Terap a n_LNG Rec eiv ing Term inal

    DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA FTUI

    17

    Gambar 2. 3 Mesin Carnot

    Oleh karena mesin Carnot bekerja secara reversibel, maka tentu saja dapat beroperasi

    pada arah balikannya. Siklus balik ini disebut siklus refrijerasi reversibel, dimana kuantitas QH,

    QCdan W adalah sama dengan siklus Carnot biasa hanya saja memiliki arah yang berlawanan.

    Theorema carnot menyatakan bahwa untuk dua reservoar kalor tertentu tidak ada mesin yang

    memiliki efisiensi thermal lebih tinggi daripada mesin Carnot.

    II.1.2 Siklus Carnot

    Sebagaimana telah disebutkan sebelumnya, siklus Carnot adalah siklus yang palingefisien dari operasi diantara dua tingkat temperatur yang spesifik. Dengan demikian siklus ini

    sangatlah cocok untuk digunakan sebagai model prospektif siklus ideal untuk pembangkit tenaga

    uap (vapour power plant). Seandainya bisa, tentu saja siklus ini yang akan digunakan untuk

    siklus pada praktek dilapangan. Namun, ada banyak kesulitan yang menyebabkan siklus ini tidak

    bisa diaplikasikan.

    Dengan mempertimbangkan menjalankan siklus Carnot dengan aliran steady pada kurva

    saturasi zat murni, air misalnya sebagaimana tampak pada gambar dibawah ini :

  • 7/22/2019 141098414-Termodinamika-Terapan

    18/56

    Ma ka lah Termod inam ika Terap a n_LNG Rec eiv ing Term inal

    DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA FTUI

    18

    Gambar 2. 4 Diagram T s siklus uap Carnot

    Secara ringkas proses yang terjadi adalah, air dipanaskan secara reversibel dan isothermal

    didalam boiler (proses 1 - 2), ekspansi secara adiabatik didalam turbin (proses 2 - 3),

    pengkondensasian secara isothermal dan reversibel didalam kondensor (proses 3 4) dan

    diakhiri dengan pengkompresian secara isentropik oleh kompresor menuju kondisi awal dari

    proses ini (proses 4 1).

    Beberapa kesulitan yang berhubungan dengan siklus ini, antara lain :

    Transfer panas menuju atau dari sistem dua fasa tidaklah sulit untuk dicapai padaprakteknya, karena mempertahankan tekanan konstan pada peralatan secara otomatis

    akan mem-fixkan temperatur pada titik jenuhnya. Oleh karena itu, proses 1 2, dan 3 4

    dapat dicapai dengan menggunakan boiler dan kondenser. Membatasi proses transfer

    panas menuju sistem dua fasa menyebabkan temperatur yang dapat digunakan pada

    siklus menjadi terbatasi. Membatasi temperatur maksimum pada siklus juga berarti

    membatasi efisiensi thermal. Usaha apapun untuk meningkatkan Tmaxpada siklus panas

    akan melibatkan transfer panas menuju fluida kerja pada fasa tunggal yang tidak akan

    mudah untuk dicapai secara isothermal.

    Proses ekspansi isentropik (2 3) dapat didekati/ditunjukkkan oleh turbin yang bagus.Namun demikan, kualitas steam akan terus menurun selama proses ini seperti

    ditunjukkan pada gambar sebelumnya. Jadi turbin harus bisa bekerja dengan steam yang

    memiliki kualitas rendah. Dengan kata lain, steam dengan kelembaban tinggi yang

    tentunya akan merusak turbin akibat dari terjadinya erosi oleh butir-butir air pada baling-

    baling turbin. Steam dengan kualitas kurang dari 90% tidak akan bisa dijalankan oleh

  • 7/22/2019 141098414-Termodinamika-Terapan

    19/56

    Ma ka lah Termod inam ika Terap a n_LNG Rec eiv ing Term inal

    DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA FTUI

    19

    turbin di power plant. Masalah ini dapat diatasi dengan menggunakan fluida kerja yang

    memiliki garis uap jenuh sangat curam.

    Proses kompresi isentropik (proses 4 1) melibatkan komposisi dari campuran cair - uapmenuju kondisi cair jenuh. Ada dua kesulitan dalam proses ini, pertama bukanlah hal

    yang mudah untuk mengontrol proses kondensasi sedemikian hingga untuk memperoleh

    kualitas campuran cair uap tertentu pada kondisi uap. Kedua tentu saja tidak praktis dan

    amatlah sulit untuk mendesain kompresor yang dapat bekerja pada dua fasa.

    Beberapa dari masalah-masalah ini dapat dieliminasi dengan menggunakan siklus Carnot

    pada jalan yang berbeda, misalnya pada gambar dibawah ini:

    Gambar 2. 5 T s diagram siklus Carnot modifikasi

    Namun, siklus ini-pun memiliki kesulitan yakni kompresi isentropik pada tekanan yang

    sangat tinggi dan transfer panas isothermal pada variabel tekanan. Oleh karena itulah dapat

    disimpulkan bahwa siklus Carnot tidak dapat direpresentasikan oleh alat alat yang sebenarnya,

    bukan merupakan model yang realistis untuk siklus tenaga uap, namun dapat digunakan untuk

    membantu memahami tentang siklus tenaga uap.

  • 7/22/2019 141098414-Termodinamika-Terapan

    20/56

    Ma ka lah Termod inam ika Terap a n_LNG Rec eiv ing Term inal

    DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA FTUI

    20

    II.1.3 Siklus Rankine

    Siklus Rankine merupakan siklus ideal untuk siklus tenaga uap. Beberapa kesulitan pada siklus

    Carnot dapat diatasi dengan memanaskan steam di reboiler sampai mencapai kondisi superheated dan

    mengkondensasikannya secara keseluruhan dikondenser. Hal ini bisa dilihat pada gambar berikut ini :

    Gambar 2. 6 Siklus Rankine Sederhana

    Siklus Rankine ideal tidak melibatkan irreversibel internal dan terdiri dari 4 tahapan proses :

    1 2 merupakan proses kompresi isentropik dengan pompa. 2 3 Penambahan panas dalam boiler pada P = konstan. 3 4 Ekspansi isentropik kedalam turbin. 4 1 Pelepasan panas didalam kondenser pada P = konstan.

    Berikut ini lay-out fisik dari siklus Rankine :

    Gambar 2. 7 Lay-out Fisik dari Siklus Rankine

  • 7/22/2019 141098414-Termodinamika-Terapan

    21/56

    Ma ka lah Termod inam ika Terap a n_LNG Rec eiv ing Term inal

    DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA FTUI

    21

    Air masuk pompa pada kondisi 1 sebagai cairan jenuh dan dikompresi sampai tekanan

    operasi boiler. Temperatur air akan meningkat selama kompresi isentropik ini melalui sedikit

    pengurangan dari volume spesifik air. Jarak vertikal antara 1 2 pada T s diagram ini biasanya

    dilebihkan untuk lebih amannya proses.

    Air memasuki boiler sebagai cairan terkompresi pada kondisi 2 dan akan menjadi uap

    superheated pada kondisi 3. Dimana panas diberikan oleh boiler ke air pada T tetap. Boiler dan

    seluruh bagian yang menghasilkan steam ini disebut sebagai steam generator.

    Uap superheated pada kondisi 3 kemudian akan memasuki turbin untuk diekspansi secara

    isentropik dan akan menghasilkan kerja untuk memutar shaft yang terhubung dengan generator

    listrik sehingga dihasilkanlah listrik. P dan T dari steam akan turun selama proses ini menuju

    keadaan 4 dimana steam akan masuk kondenser dan biasanya sudah berupa uap jenuh. Steam ini

    akan dicairkan pada P konstan didalam kondenser dan akan meninggalkan kondenser sebagai

    cairan jenuh yang akan masuk pompa untuk melengkapi siklus ini.

    Ingat bahwa data dibawah kurva proses pada diagram T s menunjukkan transfer panas

    untuk proses reversibel internal. Area dibawah kurva proses 2 3 menunjukkan panas yang

    ditransfer ke boiler, dan area dibawah kurva proses 4 1 menunjukkan panas yang dilepaskan di

    kondenser. Perbedaan dari kedua aliran ini adalah kerja netto yang dihasilkan selama siklus.

    II.1.4 Analisa Energi pada Siklus Rankine

    Analisis energi ini dilihat dari tiap komponen (alat-alat) yang terdapat pada siklus

    Rankine dengan menggunakan asumsi bahwa komponen-komponen tersebut bekerja pada aliran

    steady. Persamaan energi untuk system yang alirannya steady yaitu:

    E = m(h+Ep+Ek)i m(h+Ek+Ep)e+ Q W

    0 = hi he+ Q W

    Q - W = he hi

    Persamaan energi untuk masing-masing komponen dapat ditulis:

    Pompa (Q = 0)Wpompa,in= h2 h1 Boiler (W = 0)Qin= h3 h2 Turbin (Q = 0)Wturb,out= h3 h4

  • 7/22/2019 141098414-Termodinamika-Terapan

    22/56

    Ma ka lah Termod inam ika Terap a n_LNG Rec eiv ing Term inal

    DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA FTUI

    22

    Condenser (W = 0)Qout= h4 h1Berdasarkan hal diatas diperoleh Wnet yaitu :

    Wnet= Qin Qout= Wturb,out Wpompa,in

    Efisiensi termal siklus Rankine dapat ditulis :

    in

    out

    in

    net

    Q

    Q

    Q

    W== 1

    Pada kenyataannya terdapat penyimpangan dalam siklus Rankine yang terjadi karena:

    1. adanya friksi fluida yang menyebabkan turunnya tekanan di boiler dan condensersehingga tekanan steam saat keluar boiler sangat rendah sehingga kerja yang dihasilkan

    turbin (Wout) menurun dan efisiensinya menurun. Hal ini dapat diatasi dengan

    meningkatkan tekanan fluida yang masuk.

    2. adanya kalor yang hilang ke lingkungan sehingga kalor yang diperlukan (Qin) dalamproses bertambah sehingga efisiensi termalnya berkurang

    Penyimpangan pada siklus Rankine ditunjukkan oleh gambar dibawah ini:

  • 7/22/2019 141098414-Termodinamika-Terapan

    23/56

    Ma ka lah Termod inam ika Terap a n_LNG Rec eiv ing Term inal

    DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA FTUI

    23

    Penyimpangan ini terjadi karena adanya irreversibilitas yang terjadi pada pompa dan

    turbin sehingga pompa membutuhkan kerja (Win) yang lebih besar dan turbin menghasilkan kerja

    (Wout) yang lebih rendah seperti pada grafik dibawah ini:

    Efisiensi pompa dan turbin yang mengalami irreversibilitas dapat dihitung dengan:

    s

    a

    s

    a

    T

    a

    s

    a

    sP

    hh

    hh

    W

    W

    hh

    hh

    W

    W

    43

    43

    12

    12

    ==

    ==

    Dimana:

    2a & 4amenyatakan keadaan yang sebenarnya pada turbin dan pompa 2a & 4smenyatakan keadaan isentropic.II.1.5 Solusi Penyimpangan Siklus Rankine

    Peningkatan Efisiensi

    1. Menurunkan tekanan kondensorBatasan : P < Psat

    Kelemahan :

    ~ Timbul kebocoran udara

    ~ x steam masuk turbin rendah

    ~ Menurunkan efisiensi turbin

    ~ Mengerosi bagian turbin.

  • 7/22/2019 141098414-Termodinamika-Terapan

    24/56

    Ma ka lah Termod inam ika Terap a n_LNG Rec eiv ing Term inal

    DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA FTUI

    24

    Memanaskan steam hingga kondisi superheated pada temperatur yang tinggi

    Meningkatkan Trata-rata

    Kadar air dalam steam keluar turbin

    Batasan : T > 6200C

    Meningkatkan tekanan boiler

    T dalam boiler

    Kelemahan : kadar air dalam steam keluar turbin

    Solusi : dengan pemanasan kembali

    Pemanasan Ulang

    Meningkatkan P boiler sehingga akan dengan meningkatkan efisiensi siklus danmelembabkan keluaran turbin.

    Solusi: Memanaskan steam hingga suhu sangat tinggi sebelum masuk turbin.Mengekspansi 2 tahap pada turbin dimana diantara tahapan tersebut, steam dipanaskan.

    Tahap : steam masuk turbin ekspansi 1 (HP turbin, sampai P menengah) pemanasanulang (boiler, pada P tetap)ekspansi 2 (LP turbin)

    Proses single reheat (satu kali pemanasan kembali) dapat meningkatkan efisiensi sebesar 4- 5%.

    Gambar 2. 8 Solusi penyimpangan siklus Rankine

  • 7/22/2019 141098414-Termodinamika-Terapan

    25/56

    Ma ka lah Termod inam ika Terap a n_LNG Rec eiv ing Term inal

    DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA FTUI

    25

    Regenerasi

    Cara meningkatkan T liquid yang meninggalkan pompa: Mengkompres liquid secara isentropik hingga memiliki suhu yang tinggi. Mentransfer panas dari steam yang telah diekspansi kepada air umpan boiler yang

    digunakan untuk regenerasi.

    Regenerasi: mengeluarkan steam sedikit dari dari turbin pada titik-titik yang berbeda.Steam ini digunakan untuk memanaskan air umpan.

    Peralatan dimana air umpan dipanaskan melalui proses regenerasi disebut regenerator ataupemanas air.

    Dengan regenerasi, efisiensi termal dari siklus Rankine akan meningkat. Hal ini karena

    adanya kenaikan temperatur rata-rata dari kalor yang diberi untuk steam di boiler dengan cara

    peningkatan suhu dari air sebelum masuk ke boiler. Dimana efiensi akan meningkat jika

    pemanasan air umpan ditingkatkan.

    II.2 Sifat-sifat dan Kinerja Refrigeran (R134A dan Propana)

    Refrigeran adalah suatu medium yang fungsinya sebagai pengangkut panas, sehingga

    panas tersebut diserap dari evaporator ( temperatur rendah ) dan dilepaskan ke kondensor

    ( temperatur tinggi ).

    Pemilihan refrigeran pada mesin pendingin merupakan faktor yang menentukan karena

    dapat mempengaruhi efisiensi dari mesin itu sendiri. Unit-unit refrigerasi banyak dipergunakan

    untuk daerah temperatur yang luas, dari unit untuk keperluan pendinginan udara sampai

    refrigerasi. Untuk unit refrigerasi tersebut diatas, hendaknya dapat dipilih jenis refrigeran yang

    paling sesuai dengan jenis kompresor yang dipakai dan karakteristik thermodinamikanya yang

    antara lain meliputi temperatur penguapan dan tekanan penguapan serta temperatur

    pengembunan dan tekanan pengembunan.

    II.2.1 Sifat-Sifat Refrigeran yang Wajib

    a. Tekanan penguapan harus cukup tinggi. Sebaiknya refrigeran memiliki temperatur pada

    tekanan yang lebih tinggi, sehingga dapat dihindari kemungkinan terjadinya vakum pada

    evaporator dan turunnya efisiensi volumetrik karena naiknya perbandingan kompresi.

  • 7/22/2019 141098414-Termodinamika-Terapan

    26/56

    Ma ka lah Termod inam ika Terap a n_LNG Rec eiv ing Term inal

    DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA FTUI

    26

    b. Tekanan pengembunan yang tidak terlampau tinggi. Apabila tekanan pengembunannya

    terlalu rendah, maka perbandingan kompresinya menjadi lebih rendah, sehingga penurunan

    prestasi kondensor dapat dihindarkan, selain itu dengan tekanan kerja yang lebih rendah,

    mesin dapat bekerja lebih aman karena kemungkinan terjadinya kebocoran, kerusakan,

    ledakan dan sebagainya menjadi lebih kecil.

    c. Kalor laten penguapan harus tinggi. Refrigeran yang mempunyai kalor laten penguapan yang

    tinggi lebih menguntungkan karena untuk kapasitas refrigerasi yang sama, jumlah refrigeran

    yang bersirkulasi menjadi lebih kecil.

    d. Volume spesifik ( terutama dalam fasa gas ) yang cukup kecil. Refrigeran dengan kalor laten

    penguapan yang besar dan volume spesifik gas yang kecil ( berat jenis yang besar ) akan

    memungkinkan penggunaan kompresor dengan volume langkah torak yang lebih kecil.

    Dengan demikian untuk kapasitas refrigerasi yang sama ukuran unit refrigerasi yang

    bersangkutan menjadi lebih kecil. Namun, untuk unit pendingin air sentrifugal yang kecil

    lebih dikehendaki refrigeran dengan volume spesifik yang agak besar. Hal tersebut

    diperlukan untuk menaikkan jumlah gas yang bersirkulasi, sehingga dapat mencegah

    menurunnya efisiensi kompresor sentrifugal.

    e. Koefisien prestasi harus tinggi. Dari segi karakteristik thermodinamika dari refrigeran,

    koefisien prestasi merupakan parameter yang terpenting untuk menentukan biaya operasi.

    f. Konduktivitas termal yang tinggi. Konduktivitas termal sangat penting untuk menentukan

    karakteristik perpindahan kalor.

    g. Viskositas yang rendah dalam fasa cair maupun fasa gas. Dengan turunnya tahanan aliran

    refrigeran dalam pipa, kerugian tekanannya akan berkurang.

    h. Konstanta dielektrika dari refrigeran yang kecil, tahanan listrik yang besar, serta tidak

    menyebabkan korosi pada material isolator listrik. Sifat-sifat tersebut dibawah ini sangat

    penting, terutama untuk refrigeran yang akan dipergunakan pada kompresor hermetik.

    i. Refrigeran hendaknya stabil dan tidak bereaksi dengan material yang dipakai, jadi juga tidak

    menyebabkan korosi.

    j. Refrigeran tidak boleh beracun dan berbau merangsang.

    k. Refrigeran tidak boleh mudah terbakar dan mudah meledak.

  • 7/22/2019 141098414-Termodinamika-Terapan

    27/56

    Ma ka lah Termod inam ika Terap a n_LNG Rec eiv ing Term inal

    DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA FTUI

    27

    Sebaiknya refrigeran menguap pada tekanan sedikit lebih tinggi dari pada tekanan

    atmosfir. Dengan demikian dapat dicegah terjadinya kebocoran udara luar masuk sistem

    refrigeran karena kemungkinan adanya vakum pada seksi masuk kompresor (pada tekanan

    rendah). Selain itu dapat dicegah turunnya efisiensi volumetrik karena naiknya perbandingan

    kompresi, yang dapat disebabkan karena berkurangnya tekanan dibagian tekanan rendah. Itulah

    sebabnya mengapa titik didih refrigeran merupakan salah satu faktor yang sangat penting. Boleh

    dikatakan bahwa refrigeran yang memiliki titik didih rendah biasannya dipakai untuk keperluan

    operasi pendinginan temperatur rendah (refrigerasi), sedangkan refrigeran yang memiliki titik

    didih tinggi digunakan untuk keperluan pendinginan temperatur tinggi (pendinginan udara). Jadi

    titik didih refrigeran merupakan indikator yang menyatakan apakah refrigeran dapat menguap

    pada temperatur rendah yang diinginkan, tetapi pada tekanan yang tidak terlalu rendah. Dari

    segi termodinamika R12, R22, R500, R502, ammonia dan sebagainya dapat dipakai untuk

    daerah temperatur yang luas, dari keperluan pendinginan udara sampai ke refrigerasi.

    II.2.2 Kelompok-Kelompok Refrigeran

    Senyawa kimia sintetis yang tidak beracun dan tidak mudah terbakar disebut halogenated

    hydrocarbon, atau lebih sederhananya disebut dengan halocarbons, dimana penggunaannya

    hanya untuk kepentingan sistem pendinginan kompresi uap untuk kenyamanan sistem

    pengkondisian udara semenjak tahun 1986. Disebabkan oleh Chlorofluorcarbons (CFCs)menipiskan lapisan ozon dan pemanasan global, dan ini harus dihindari. Klasifikasi utama dari

    refrigeran adalah :

    Hydroflurocarbons (HFCs). Hanya berisi atom hydrogen, fluorine dan carbon, tidakmenyebabkan lapisan ozon menipis. Kelompok HFCs adalah : R134a, R32, R125, dan

    R245ca.

    HFCs campuran azeotropic atau HFCs azeotropic. Azeotropic adalah suatu zat campuranmulti komponen dari refrigeran yang mudah menguap dan mengembun dan tidak berubah

    komposisi volumetriknya atau temperatur jenuh jika zat tersebut menguap atau mengembun

    pada tekanan konstan. HFCs azeotropic dapat bercampur dengan refrigeran HFCs. ASHRAE

    menetapkan angka antara 500 dan 599 untuk azeotropic. HFCs azeotropic R507, campuran

    dari R125/R143, biasa dipergunakan untuk refrigeran pada sistem pengkondisian udara

    kompresi uap temperatur rendah.

  • 7/22/2019 141098414-Termodinamika-Terapan

    28/56

    Ma ka lah Termod inam ika Terap a n_LNG Rec eiv ing Term inal

    DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA FTUI

    28

    HFCs hampir berupa azeotropic. Adalah campuran refrigeran yang karakteristiknyahampir berupa azeotropic. Sebab perubahan komposisi volumtrik atau temperatur jenuh

    cukup kecil untuk mendekati azeotropic, seperti yang demikian, pada temperatur 1 2oF,

    dan itu dinamakan HFCs mendekati azeotropic. ASHRAE menetapkan angka antara 400 dan

    499 untuk zeotropic. R404A (R125/R134a) dan R407B(R32/R125/R134a) adalah kelompok

    yang mendekati HFCs azeotropic. Refrigeran ini secara luas digunakan pada sistem

    pendingin kompresi uap.

    Zeotropic atau nonazeotropic, termasuk kedalamnya hampir berupa azeotropic, seharusnyamenunjukkan perubahan komposisi pada perbedaan antara cairan dan phase uap, kebocoran

    atau kehilangan, perbedaan antara isi dan sirkulasi. HFCs mendekati azeotropic memiliki

    gerakan yang lambat dari pada zeotropic. Titik pertengahan antara titik embun dan titik

    gelembung seringkali diambil sebagai campuran refrigeran selama temperatur penguapan dan

    pengembunan berlangsung.

    Hydrochlorofluorocarbons (HCFCs) dan Zeotropic. HCFCs mengandung atom hydrogen,chlorine, fluorine, dan carbon dan tidak sepenuhnya halogeneted. HCFCs memiliki waktu

    yang lama untuk hidup di atmosfir (selama hampir satu dasawarsa atau sepuluh tahun)

    sehingga dapat menyebabkan menipisnya lapisan ozon (ODP 0,02 0,1). R22, R123, R124

    dan seterusnya adalah kelompok HCFCs. HCFCs secara umum dimana-mana selalu

    digunakan. HCFCs hampir berupa azeotropic dan HCFCs zeotropic adalah campuran dari

    HCFCs dengan HFCs. Kelompok refrigeran ini penggunaannya dibatasi sampai tahun 2004.

    Campuran inorganic. Campuran ini digunakan pada tahun 1931, seperti ammonia R717,water R718 dan udara R729. Kelompok ini masih digunakan karena tidak mengakibatkan

    tipisnya lapisan ozon. Amoniak hanya digunakan untuk keperluan industri saja karena sifat

    beracun dan mudah terbakar dilarang untuk digunakan secara umum. Campuran inorganic

    oleh ASHRAE ditetapkan dengan nomor 700 dan 799.

    Chlorofluorocarbons, Halon dan Azeotropic. CFCs hanya memiliki kandungan atomchlorine, fluorine dan carbon. CFCs memiliki waktu yanglama untuk hidup di atmosfir dan

    menyebabkan tipisnya lapisan ozon (ODP 0,6 1). Kelompok refrigeran ini adalah : R11,

    R12, R113, R114, R115 dan sejenisnya. Halon atau BFCs terdiri dari atom bromide, fluorine

    dan carbon. Termasuk kedalam kelompok ini adalah : R13B1 dan R12B1. Jenis ini sangat

    tinggi untuk merusak dan mengakibatkan tipisnya lapisan ozon (ODP untuk R13B1 adalah

  • 7/22/2019 141098414-Termodinamika-Terapan

    29/56

    Ma ka lah Termod inam ika Terap a n_LNG Rec eiv ing Term inal

    DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA FTUI

    29

    10). Sejak tahun 1995, R13B1 digunakan untuk sistem pengkondisi udara kompresi uap

    dengan temperatur yang sangat rendah.

    II.2.3 Pemanfaatan Hidrokarbon sebagai Alternatif Refrijeran Alternatif

    Issue pengaruh dampak lingkungan yang ditimbulkan oleh penggunaan refrigeran begitu

    marak pada saat ini. Pada awalnya mengenai ODS (Ozone Depleting Substance), dan berlanjut

    pada saat ini mengenai GWP (Global Warming Potenisial). Issue-issue tersebut mendorong

    berbagai pihak terutama kalangan peneliti maupun produsen mencari refrigeran yang aman

    terhadap lingkungan. Dengan latar belakang ini mereka mencoba kembali menggunakan

    refrigeran hidrokarbon, seperti kita ketahui bahwa pada awal mesin refrigerasi kompresi uap

    ditemukan hidrokarbon sudah digunakan. Pada saat ini refrigeran hidrokarbon dipersiapkan

    sebagai refrigeran alternatif untuk digunkan sebagai pengganti CFC12, HFC134a dan HCFC22.

    Powell (2002) menerangkan bebeapa syarat yang harus dimiliki oleh refrigeran pengganti, yakni:

    1. Memiliki sifat-sifat termodinamika yang berdekatan dengan refrigeran yang hendakdigantikannya, utamanya pada tekanan maksimum operasi refrigeran baru yang

    diharapkan tidak terlalu jauh berbeda dibandingkan dengan tekanan refrigeran lama yang

    ber-klorin.

    2.

    Tidak mudah terbakar.3. Tidak beracun.4. Bisa bercampur (miscible) dengan pelumas yang umum digunakan dalam mesin

    refrigerasi.

    5. Setiap refrigeran CFC hendaknya digantikan oleh satu jenis refrigeran ramah lingkungan.Setelah periode CFCs, R22 (HCFC) merupakan refrigeran yang paling banyak digunakan

    di dalam mesin refrigerasi dan pengkondisian udara. Saat ini beberapa perusahaan pembuat

    mesin-mesin refrigerasi masih menggunakan refrigeran R22 dalam produk-produk mereka.

    Meski refrigeran ini, termasuk juga refrigeran jenis HCFCs lainnya, dijadwalkan untuk

    dihapuskan pada tahun 2030 (untuk negara maju), namun beberapa negara Eropa telah

    mencanangkan jadwal yang lebih progresif, misalnya Swedia telah melarang penggunaan R22

    dan HCFCs lainnya pada mesin refrigerasi baru sejak tahun 1998, sedangkan Denmark dan

  • 7/22/2019 141098414-Termodinamika-Terapan

    30/56

    Ma ka lah Termod inam ika Terap a n_LNG Rec eiv ing Term inal

    DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA FTUI

    30

    Jerman mengijinkan penggunaan HCFCs pada mesin-mesin baru hanya hingga 31 Desember

    1999. Protokol Montreal memaksa para peneliti dan industri refrigerasi membuat refrigeran

    sintetis baru, HFCs (Hydro Fluoro Carbons) untuk menggantikan refrigeran lama yang ber-klorin

    yang dituduh menjadi penyebab rusaknya lapisan ozon.

    Saat ini, HCFCs (yang pada dasarnya merupakan pengganti transisional untuk CFCs)

    telah memiliki 2 kandidat pengganti, yakni R410A (campuran dengan sifat mendekati zeotrop)

    dan R407C (campuran azeotrop) Hidrokarbon Propana (R290) juga berpotensi menjadi

    pengganti R22. R407C merupakan campuran antara R32/125/132a dengan komposisi 23/25/52,

    sedangkan R410A adalah campuran R32/125 dengan komposisi 50/50. Saat ini, beberapa

    perusahaan terkemuka di bidang refrigerasi dan pengkonsian udara telah menggunakan R410A

    dalam produk mereka.

    II.2.4 Pemilihan Fluida Kerja pada LNG Receiving Terminal

    Pada siklus Rankine, fluida kerja adalah fluida yang digunakan sebagai medium

    perpindahan energi pada proses yang berulang (siklus). Seperti yang terdapat pada gambar di

    atas, di dalam siklus Rankine fluida kerja digunakan kembali secara terus-menerus Karen

    aterdapat dalam suatu siklus. Hal ini menyebabkan penggunaan fluida kerja dapat berfungsi

    optimal dan seefisien mungkin. Selain sebagai medium perpindahan energi, fluida kerja yang

    digunakan suatu siklus juga berperan dalam mempengaruhi efisiensi dari sebuah siklus Rankine.

    Hal ini dikarenakan jangkauan temperatur yang dapat dicapai oleh tiap fluida berbeda-beda.

    Apabila yang digunakan sebagai fluida kerja adalah air, jangkauan temperaturnya dapat

    mencapai 5650C pada masukan turbin (harga temperatur yang sama dengan creep limit dari

    bahan stainless steel) dan 300C pada kondenser. Pada jangkauan ini, efisiensi Carnot teoritisnya

    berkisar pada nilai 63%. Dengan efisiensi yang cukup tinggi ini, siklus Rankine merupakan

    pilihan yang paling reasonable dan digemari dalam pembuatan power plant. Meskipun pada

    beberapa negara power plant berbasis bahan bakar batu bara masih menjadi pilihan utama

    dikarenakan sumber daya batu bara mereka yang melimpah. Beberapa negara juga menggunakan

    power plant berbasis teknologi nuklir sebagai pilihan utama karena dapat menghasilkan daya

    listrik yang lebih besar.

    Mengenai pilihan penggunaan fluida kerja sendiri dapat disesuaikan sesuai dengan

    kebutuhan serta kondisi operasi dari siklus Rankine yang akan dijalankan. Air menjadi pilihan

  • 7/22/2019 141098414-Termodinamika-Terapan

    31/56

    Ma ka lah Termod inam ika Terap a n_LNG Rec eiv ing Term inal

    DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA FTUI

    31

    yang paling umum pada proses-proses konvensional. Akan tetapi, pada penggunaan temperatur

    turbin yang tinggi, penggunaan air cukup dihindari karena uap air pada suhu yang tinggi

    memiliki tingkat korosifitas yang lebih tinggi. Berikut adalah beberapa pilihan fluida kerja yang

    biasa dipakai dalam siklus Rankine.

    Air (H2O). Di antara semua fluida kerja yang tersedia, air merupakan fluida kerja yangpaling ekonomis. Perubahan wujud air menjadi uap (steam) pada suhu 100

    0C dapat

    menyebabkan tingkat energi antara kondensor dan evaporator menjadi lebih tinggi

    (dengan kalor laten penguapannya 40,65 kJ/g mol). Selain itu, karena kebanyakan alat

    yang terlibat di dalam siklus Rankine (seperti pompa, kondensor, evaporator maupun

    turbin) umumnya didisain untuk penggunaan air atau steam, penggunaan air maupun

    steam menjadi lebih disukai karena untuk spesifikasi siklus yang berbeda alat yang

    dibutuhkan lebih mudah ditemukan. Akan tetapi, sifat korosif air pada suhu yang terlalu

    tinggi menyebabkan penggunaan air ataupun steam sebagai fluida kerja sering dibatasi

    pada suhu yang tidak telalu tinggi.

    Ammonia (NH3). Meskipun fluida kerja ini memiliki nilai kalor laten penguapan yanglebih kecil dari air (23,35 kJ/g mol), ammonia sering digunakan untuk kondisi operasi

    temperatur yang lebih rendah, di mana pada kondisi tersebut air telah mengalami

    pembekuan. Titik leleh ammonia yang relatif rendah (191,7 K) menjadikan ammonia

    fluida kerja yang umumnya digunakan untuk kondisi operasi temperatur rendah. Refrigeran haloalkana. Refrigeran jenis ini merupakan refrigeran yang umum ditemui

    pada berbagai jenis siklus Carnot maupun siklus Rankine, sampai beberapa tahun yang

    lalu. Akan tetapi, efek negatif sebagian besar senyawa jenis ini terhadap lapisan ozon dan

    merupakan kontibutor pemanasan global menjadikan penggunaan refrigeran haloalkana

    mulai ditinggalkan. Diantara refrigeran haloalkana yang masih cukup luas digunakan

    adalah 1,1,1,2-Tetrafluoroethane (R-134a). Senyawa ini dikatakan tidak memiliki potensi

    deplesi ozon, serta memiliki properti termodinamik yang mirip dengan R-12 CFC yang

    dulu amat umum digunakan sebagai zat refrigeran. Tetapi banyak yang mengatakan

    bahwa R-134a masih memiliki peran yang cukup besar pada pemanasan global dengan

    potensi pemanasan global (GWP100) sebesar 1300 dan secara teoritis berkontribusi pada

    perubahan iklim. Selain itu R-134a juga diklaim dapat menyebabkan hujan asam karena

    terkonversi menjadi asam trifloroasetat melalui reaksi radikal pada atmosfer.

  • 7/22/2019 141098414-Termodinamika-Terapan

    32/56

    Ma ka lah Termod inam ika Terap a n_LNG Rec eiv ing Term inal

    DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA FTUI

    32

    Fluida organik. Berbeda dengan siklus Rankine terdapat pada umumnya, siklus Rankineyang menggunakan fluida kerja organik yang memiliki massa molekul tinggi biasanya

    disebut dengan ORC (Organic Rankine Cycle). ORC memungkinkan terjadinya recovery

    panas dari temperatur temperatur rendah seperti industrial waste heat, panas geotermal,

    dsb.

    Untuk dapat memilih fluida kerja yang sesuai dengan siklus yang akan dijalankan, serta

    agar fluida kerja dapat beroperasi secara optimal, beberapa hal berikut perlu dipertimbangkan.

    Kurva Saturation Vapor Isentropik dari fluida tersebut. Dikarenakan LNG powergenerator yang menggunakan ORC dengan fluida kerja seperti propane, iso-pentana

    atau toluena bertujuan untuk men-recovery energi panas tingkat rendah, pendekatan

    superheated seperti siklus Rankine sederhana tidak sesuai. Untuk itu, superheating kecil

    pada exhaust evaporator selalui dipersiapkan, Karena adanya kekurangan berupa wet

    fluid (yang berbentuk 2 fasa pada akhir ekspansi). Untuk mendapatkan dry fluid,

    regenerator harus digunakan.

    Titik beku dan stabilitas fluida kerja pada temperatur operasi yang diinginkan. Dimanatitik beku seharusnya lebih rendah dari temperatur terendah pada siklus. Fluida kerja

    harus stabil pada suhu tinggi atau minimum pada suhu operasi yang diinginkan, fluida

    kerja organik cenderung terdekomposisi pada suhu tinggi. Panas penguapan serta densitas yang tinggi. Fluida dengan kalor laten dan densitas yang

    tinggi akan mengabsorb lebih banyak energi dari sumber pada bagian evaporasi dan

    karenanya mengurangi kebutuhan laju alir.

    Dampak lingkungan yang minimal. Parameter yang dilihat pada dampak lingkungansuatu fluida kerja adalah pengaruhnya terhadap deplesi ozon dan pemanasan global.

    Tingkat keamanan fluida kerja, terutama pada kondisi operasi yang diinginkan dan sifatkorosifitasnya terhadap bahan. Fluida kerja disaran tidak korosif, tidak mengandung

    racun dan tidak mudah terbakar.

    Ketersediaan fluida kerja serta biaya yang rendah. Tekanan yang dapat diterima pada sistem operasi dan peralatan.

  • 7/22/2019 141098414-Termodinamika-Terapan

    33/56

    Ma ka lah Termod inam ika Terap a n_LNG Rec eiv ing Term inal

    DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA FTUI

    33

    II.3. Gas Material, Processing and Power Technologies di Osaka Gas

    II.3.1 IPP Plant of Osaka Gas (Torishima Energy Centre)Osaka Gas telah membuat kontrak dengan Kansai Elektronik Co. pada tahun 1996 dalam

    hal pembangkit listrik. Kontrak ini akan berlangsung selama 15 tahun dan berlangsung dari tahun

    2002 hingga 2016. Pembangkit listrik ini mampu membangkitkan daya hingga 150 MW. Sistem

    terdiri dari 145 MW gas turbin yang dikombinasikan secara siklus dan 5 MW gas pressure

    recovery. Efisiensi produk ini adalah 50 %. Sistem ini amat ramah terhadap lingkungan karena

    emisi NOx yang dihasilkan hanya sebesar 4 ppm (O2= 16 %).

    II.3.2 Flow System

    Gambar 2. 9 Sistem flow IPP Plant

    Osaka gas mengimpor gas alam (LNG). LNG berwujud cair dengan temperatur -160oC.

    Jika energi dingin yang dimiliki oleh LNG dimanfaatkan untuk membangkitkan energi listrik,

    akan mungkin menghasilkan energi listrik sebesar 240 KWh setiap ton LNG yang digunakan.

  • 7/22/2019 141098414-Termodinamika-Terapan

    34/56

    Ma ka lah Termod inam ika Terap a n_LNG Rec eiv ing Term inal

    DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA FTUI

    34

    Sistem yang merubah LNG cair ini menjadi energi listrik melalui turbin adalah sistem

    pembangkit listrik menggunakan LNG dingin. Karena terdapat perbedaan permintaan LNG

    antara musim panas dan dingin maka rata-rata penggunaan LNG dalam hal ini sebesar 20 % dari

    jumlah yang diimpor setiap tahunnya. Dalam rangka melakukan penghematan energi, Osaka Gas

    menilai penggunaan energi dingin untuk pembangkit listrik ini amatlah esensial.

    II.3.3 Cara Kerja Sistem Pembangkit Listrik

    Gambar 2. 10 Diagram alir proses pembangkit listrik dengan memanfaatkan energi LNG dingin

    Pada sistem ini terdapat tiga jenis sistem yang sedang dioperasikan. Sistem yang pertama

    adalah sistem siklus Rankine dimana fluida intermediet digunakan untuk menggunakan turbin.

    Yang kedua adalah sistem NG direct expansion yang menguapkan gas alam yang akan

  • 7/22/2019 141098414-Termodinamika-Terapan

    35/56

    Ma ka lah Termod inam ika Terap a n_LNG Rec eiv ing Term inal

    DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA FTUI

    35

    menggerakkan turbin. Yang ketiga adalah kombinasi dari siklus Rankine dan NG direct

    expansion. Osaka Gas menggunakan propane atau freon sebagai fluida intermediet sistem untuk

    siklus Rankine. Sekarang, Osaka Gas sudah mensubtitusi freon yang digunakan.

    LNG ditekan hingga tekanannya mencapai 35-45 Kgf/cm2g dengan pompa LNG. Panas

    akan ditukar dengan gas propana pada LNG vaporizer. LNG ini akan dipanaskan hingga suhunya

    mencapi -50oC. Dan panas ditukar dengan air laut untuk dipanaskan di NG trim heater. Propana

    yang dikondensasikan di LNG vaporizer dinaikkan tekanannya dengan pompa propana dan

    dikirim ke propane vaporizer untuk diuapkan pada tekanan yang berhubungan dengan tekanan

    air laut. Gas propana yang sudah diuapkan digunakan untuk menggerakkan turbin, mengalami

    proses ekspansi dan menciptakan energi listrik. Propana keluaran turbin dikirimkan ke LNG

    vaporizer kembali dan dikondensasikan dengan LNG dingin.

    II.3.3 Kelebihan dan Kekurangan LNG Cold Utilizing Power Generation System

    Kelebihan utama pada LNG power generation system umumnya pada kemudahan

    pengoperasian sistem sementara kekurangan utamanya adalah daya listrik yang dihasilkannya

    tidak terlalu besar. Berikut ini detail kelebihan dan kekurangannya :

    Kelebihan:

    Efisiensi energi, dimana dingin yang dilepaskan ke air laut tidak tersia-siakan begitu saja.Energi dingin ini dapat dimanfaatkan untuk nilai ekonomis yang lebih besar.

    Penggunan air laut sebagai medium pemanas memungkinkan biaya operasi pada NGTrim Heaterdapat diminimumkan atau bahkan diabaikan.

    Sistem yang tersusun dari jumlah unit yang sedikit menyebabkan secara ekonomi sistemini tidak mengkonsumsi banyak energi pada pengoperasiannya.

    Prinsip kerja dari sistem ini adalah siklus Rankine yang telah umum digunakan, sehinggaproses troubleshootinglebih mudah dilakukan.

    Jika karena suatu halpower generation systemtidak dapat dijalankan, fasilitas penguapanLNG tidak perlu mengalami shutdownkarena fluida intermediat dapat dialirkan melalui

    katup bypass.

    Sistem dapat dioperasikan bahkan jika permintaan gas mengalami short peak load time.

  • 7/22/2019 141098414-Termodinamika-Terapan

    36/56

    Ma ka lah Termod inam ika Terap a n_LNG Rec eiv ing Term inal

    DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA FTUI

    36

    Kekurangan:

    Pada stasiun LNG yang tidak terlalu besar, jumlah energi listrik yang dihasilkan mungkintidak terlalu signifikan. Hal ini dapat menjadikan proses menjadi tidak efisien.

    Dingin yang dilepaskan ke air laut (panas yang diambil dari air laut) dapat mengganggukeseimbangan ekosistem pada situs tempat air laut pemanas tersebut diambil. Hal ini

    dikarenakan sebagian besar fitoplankton akan berada dalam kondisi dorman apabila

    mereka berada dalam kondisi suhu yang terlalu dingin (umumnya berada dibawah 40C).

  • 7/22/2019 141098414-Termodinamika-Terapan

    37/56

    Ma ka lah Termod inam ika Terap a n_LNG Rec eiv ing Term inal

    DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA FTUI

    37

    BAB III

    JAWABAN PEMICU

    1. Perkiraan kondisi (suhu, tekanan, dan fasa) aliran fluida pada gambar 2.6

    Gambar 3. 1 Siklus Propana

    Berikut adalah alur pengerjaan yang akan dilakukan :

    Ada dua aliran pada LNG receiving terminal. Yang pertama adalah aliran LNG

    dan yang kedua adalah propana. Karena basis yang diketahui adalah laju alir LNG, maka

    perhitungan dimulai dengan proses dari LNG storage. Perhitungan siklus propana

    bergantung pada aliran LNG karena kalor yang diterima LNG berasal dari kalor yang

    dilepaskan propana. Perhitungan keseluruhan proses dilakukan secara simultan dengan

    diawali perhitungan pada aliran LNG.

  • 7/22/2019 141098414-Termodinamika-Terapan

    38/56

    Ma ka lah Termod inam ika Terap a n_LNG Rec eiv ing Term inal

    DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA FTUI

    38

    Aliran masuk dari LNG storage

    Suhu -160oC

    Tekanan 1,153 bar

    Fasa Liquid

    LNG keluaran LNG vaporizer

    Suhu -50oC

    Tekanan 6.5 bar

    Fasa 1 fasa (vapor)

    Propana keluaran LNG vaporizer

    Suhu -48.16 0C

    Tekanan 0.5 bar

    Fasa Liquid

    Propana keluaran propane vaporizer

    Suhu 48.760C

    Tekanan 12.4 bar

    Fasa Gas (vapour)

    Propana keluaran turbin (masukan LNG vaporizer)

    Suhu -42.490C

    Tekanan 1 bar

    Fasa Steam 90 %

  • 7/22/2019 141098414-Termodinamika-Terapan

    39/56

    Ma ka lah Termod inam ika Terap a n_LNG Rec eiv ing Term inal

    DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA FTUI

    39

    2. Perkiraan daya dalam kW yang dapat dihasilkan sistem turbin/generator bila lajualir LNG 150 ton/jam dan tekanan keluaran LNG pump adalah 35 45

    kgf/cm2gauge.

    Algoritma perhitungan :

    Mengasumsikan tekanan dan temperatur turbin didapat nilai entalpi dan entropi darihysis

    Menghitung fraksi uap pada kondisi isentropik dimana S2= S3 (kondisi 2 dan 3 dilihatpada siklus Rankine)

    Mencari entalpi H3 Mencari selisih entalpi kondisi 2 dan kondisi 3 Mengasumsikan tekanan pada kondisi 4 (saturated liquid)didapat nilai H4dari Hysis Menghitung Q kondenser Mengasumsikan properti propana (liquid) ke pompa berupa temperatur dan tekanan

    didapat nilai laju alir volumetrik (Perrys)

    Menghitung entalpi kondisi 1 Menghitung Q boiler

    P = 500

    kPaT= -

    32,56 C

    P = 150 kPa

    T= -32,84 C

    Sat liquid

    P = 300

    kPa T= -

    13,7 C Sat

    P = 300kPa T= -

    13,7 C Sat

  • 7/22/2019 141098414-Termodinamika-Terapan

    40/56

    Ma ka lah Termod inam ika Terap a n_LNG Rec eiv ing Term inal

    DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA FTUI

    40

    Mencari laju alir propana dengan mengasumsikan power rating turbin (yang biasadigunakan dalam stasiun pembangkit, kami menggunakan dari Geothermal)

    Menghitung daya yang dihasilkan turbina. Perhitungan dengan Piranti Lunak Hysys 3.1

    Asumsi yang digunakan dalam melakukan simulasi perhitungan :

    Laju alir propana dan air laut yang digunakan sama dengan laju alir LNG yakni150 ton/jam.

    Tekanan propana hasil keluaran turbin adalah 1 bar dengan kualitas 90 % steam. Air laut yang digunakan sudah dipisahkan dari garam garamnya sehingga hanya

    H2O, memiliki suhu 320C dan tekanan atmosferik.

    Tekanan keluaran pompa sirkulasi propana adalah 12 bar. Fluida kerja yang masuk ke turbin tidak semuanya berubah menjadi liquid ketika

    keluar dari turbin (asumsi masih ada 30% uap pada fluida keluaran turbin).

    Berikut ini hasil perhitungan dengan menggunakan simulator Hysys 3.1 :

  • 7/22/2019 141098414-Termodinamika-Terapan

    41/56

    Ma ka lah Termod inam ika Terap a n_LNG Rec eiv ing Term inal

    DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA FTUI

    41

    Dari hasil simulasi ini diperoleh daya listrik yang dihasilkan sebesar 1.037 x 104kW, atau

    setara dengan 10.37 MW (lebih kecil sedikit dibanding daya listrik yang dihasilkan dari satu

    sumur Geothermal terbesar di Indonesia).

    3. Hasil perhitungan anda apabila fluida kerja adalah R-134a.Asumsi yang digunakan dalam melakukan simulasi perhitungan :

    Laju alir R-134a dan air laut yang digunakan sama dengan laju alir LNG yakni 150ton/jam.

    Tekanan R-134a hasil keluaran turbin adalah 1 bar dengan kualitas 90 % steam. Air laut yang digunakan sudah dipisahkan dari garam garamnya sehingga hanya H2O,

    memiliki suhu 320C dan tekanan atmosferik.

    Tekanan keluaran pompa sirkulasi propana adalah 12 bar. Fluida kerja yang masuk ke turbin tidak semuanya berubah menjadi liquid ketika keluar

    dari turbin (asumsi masih ada 30% uap pada fluida keluaran turbin).

    Berikut ini hasil perhitungan dengan menggunakan simulator Hysys 3.1 :

  • 7/22/2019 141098414-Termodinamika-Terapan

    42/56

    Ma ka lah Termod inam ika Terap a n_LNG Rec eiv ing Term inal

    DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA FTUI

    42

    Dari hasil simulasi ini diperoleh daya listrik yang dihasilkan sebesar 5128 kW, atau setara

    dengan 5.13 MW.

    Dari kedua penggunaaan fluida kerja yang berbeda ini didapatkan hasil keluaran energi

    listrik yang berbeda. Hasil energi listrik dengan menggunakan propana lebih tinggi daripada

    dengan menggunakan R-134a. Hal ini terjadi karena adanya perbedaan properti dari

    masing-masing fluida kerja. Berikut ini beberapa analisisnya :

    Kapasitas panas,LNG yang dikeluarkan dari tanki penyimpanan menuju LNG vaporizer memiliki

    energi dingin yang sangat besar. Suhu target yang ingin dicapai LNG setelah keluar dari

    LNG vaporizer adalah -50oC. Untuk mencapai suhu ini, propana dibutuhkan laju alir sebesar

    280 ton/jam sedangkan untuk R134-a dibutuhkan 250 ton/jam.Kapasitas panas didefinisikan sebagai jumlah energi panas yang dibutuhkan untuk

    menaikkan suhu suatu fluida sebesar 10C. Menurut persamaan energi panas Q = m. c. T ,

    dengan Q dan delta T yang sama, sedangkan c adalah kapasitas panas masing-masing fluida,

    dalam hal ini R-134a dan propane yang nilainya adalah spesifik untuk masing-masing fluida.

    Maka lebih besarnya laju alir propana yang dibutuhkan dibanding R-134a, dengan

    perpindahan kalor yang sama dari LNG, dapat disimpulkan bahwa kapasitas panas propana

    lebih rendah dibandingkan kapasitas panas R-134a.

    Dengan demikian, untuk menaikkan/menurunkan suhu propana 10C dibutuhkan lebih

    sedikit/akan dilepaskan lebih sedikit kalor dibandingkan R-134a. Berarti dengan laju alir

    LNG tertentu, dengan jumlah energi dingin yang sama, bisa digunakan fluida kerja yang

    lebih banyak jika digunakan propana, Tentunya semakin banyak fluida kerja yang mengalir

    dalam sistem akan menghasilkan listrik yang lebih besar.

    Titik didihTitik didih propana yang relatif lebih rendah dibadingkan dengan R-134a yaitu

    sebesar -42oC dan R134a sebesar -26,22 oC. Suhu ini menunjukkan bahwa pada keadaan

    atmosferik, suhu dimana propana berwujud cair lebih rendah dibandingkan suhu R-134a

    berbentuk cair. Sehingga hanya dibutuhkan energi lebih sedikit untuk menguapkan propana

    dibandingkan untuk menguapkan R-134a. Apabila energi kalor yang diberikan untuk

    menguapkan propana pada propana vaporizer sama dengan energi kalor yang diberikan oleh

  • 7/22/2019 141098414-Termodinamika-Terapan

    43/56

    Ma ka lah Termod inam ika Terap a n_LNG Rec eiv ing Term inal

    DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA FTUI

    43

    R-134a, maka suhu dan enthalpi dari propana akan lebih besar daripada R-134a, akibatnya

    listrik yang dihasilkan propana juga akan lebih besar karena pada prinsipnya energi yang

    dirubah menjadi listrik oleh turbin adalah energi dalam bentuk panas dan entalphi dari fluida

    kerja.

    Kalor Laten Penguapan (Lv)Jika dihubungkan dengan kalor laten, kalor laten penguapan propana yang lebih kecil

    daripada kalor laten penguapan R-134a menunjukkan bahwa dengan jumlah energi kalor yang

    diberikan oleh Propana / R-134a vaporizer sama , maka akan ada lebih banyak energi tersisa

    untuk menaikkan temperatur dari propana dibandingkan dengan R-134a. Konsekuensinya,

    sama seperti sebelumnya, propana akan menghasilkan energi listrik yang lebih besar

    dibandingkan dengan R-134a karena memiliki suhu dan enthalpi yang lebih tinggi.

    b.Algoritma Perhitungan jika Melakukan Perhitungan ManualPembuatan algoritma ini berdasarkan pada neraca massa dan energi dengan acuan

    Hukum Thermodinamika 1 dan ,2 pada sistem pembangkit listrik tenaga dingin ini. Tujuannya

    adalah lebih kepada mengetahui logika berpikir secara kualitatif untuk mengetahui secara lebih

    mendalam seperti apa alur perhitungan yang terjadi didalam Hysys sebagaimana yang telah

    dilakukan diatas.

    Algoritma perhitungan manual ini dibatasi pada pertukaran kalor yang terjadi antara LNG

    dengan fluida kerja, kemudian fluida kerja mengalami proses selanjutnya sehingga menghasilkan

    listrik. Algoritma ini tidak membahas aliran LNG keluaran LNG vaporizer yang menuju NG

    Trim Heater, karena proses ini hanya memanaskan lebih lanjut LNG hasil LNG vaporizer untuk

    dialirkan melalui gas pipeline, sehingga sudah tidak berhubungan secara langsung dengan siklus

    tenaga listrik yang dibahas pada pemicu ini.

    Berikut ini alur logika-nya :

    1. Aliran dari tanki timbun LNG melalui pompa ke LNG vaporizer

  • 7/22/2019 141098414-Termodinamika-Terapan

    44/56

    Ma ka lah Termod inam ika Terap a n_LNG Rec eiv ing Term inal

    DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA FTUI

    44

    Pompa akan memberikan energi berupa energi tekanan kepada LNG, sehingga LNG yang

    akan masuk ke LNG vaporizer akan memiliki tekanan yang tinggi. Tujuan dari penggunaan

    pompa selain untuk meningkatkan tekanan LNG adalah agar laju alir dari LNG menuju LNG

    vaporizer bisa diatur konstan, biasanya pada bagian keluaran pompa akan ada control valve

    untuk mengatur laju alir dari LNG yang akan diuapkan di LNG vaporizer.

    Transfer energi yang akan terjadi disini adalah dari energi listrik yang diberikan pada

    pompa, berubah menjadi energi gerak motor pada impeller pompa yang dikenal dengan BHP

    (Brake Horse Power) dan dari impeller ini akan ditransfer ke fluida yang ingin dipompa, dalam

    hal ini LNG sehingga LNG akan menerima energi berupa FHP (Fluid Horse Power) atau LHP

    (Liquid Horse Power) yang merupakan energi impeller pompa yang dapat diterima oleh LNG

    setelah mengalami hydraulic loss didalam shaft pompa serta berupa head.

    Persamaan neraca energi yang terjadi adalah, sebagai berikut :

    Epompa= Editerima LNG + Hidraulic Loss

    V I t = . BHP + Hidraulic Loss

    V I t = FHP + Hidraulic Loss

    Dimana :

    LHP (Liquid Horse Power) dalam kW Q adalah kapasitas dalam (m3/jam) r adalah spesifik gravity dari fluida H adalah total head dalam meter

    Apabila besarnya energi listrik yang diberikan ke pompa diketahui atau jika spesifikasi

    daya pompa diketahui, maka untuk satuan waktu tertentu (dalam hal ini digunakan basis 1 jam

    sesuai pada soal di pemicu) akan bisa diketahui energi listrik yang akan dikonversi menjadi

    energi tekanan oleh pompa akan diberikan kepada LNG. Dari data ini, bisa diketahui berapa

    tekanan LNG keluaran dari fluida, berupa head keluaran pompa dalam hal ini telah diketahui dari

    pemicu bahwa tekanan keluaran pompa adalah 35 45 kgf/cm2g. Untuk perhitungan hidraulic

    loss sendiri bisa dihubungkan dengan efisiensi, karena merupakan kehilangan energi dari listrik

    ke pompa menjadi energi panas.

  • 7/22/2019 141098414-Termodinamika-Terapan

    45/56

    Ma ka lah Termod inam ika Terap a n_LNG Rec eiv ing Term inal

    DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA FTUI

    45

    Maka, hidraulic loss bisa dihitung dengan :

    2.Pertukaran kalor antara LNG dengan fluida kerja (propana / R-134a)

    Untuk menyederhanakan perhitungan pada LNG vaporizer ini, bisa dilakukan dengan

    menggunakan azas Black, dimana kalor yang dilepaskan oleh propana sama dengan kalor yang

    diterima oleh LNG.

    Persamaan neraca energi :

    Kecepatan fluida masuk dan keluar dari dalam Heat Exchanger diasumsikan sama, sehinggatidak ada perubahan energi. Maka = 0.

    Tidak ada perbedaan elevasi yang cukup berarti antara titik aliran masukan baik dari shellmaupun tube dari HE, sehingga = 0.

    Tidak ada kerja yang diberikan dari luar sistem, ataupun dari sistem HE ke lingkungansehingga tidak ada kerja yang terjadi pada sistem ini akibatnya W = 0.

    Sistem Heat Exchanger dapat diasumsikan bekerja dalam keadaan adiabatis, dimana tidakada perpindahan kalor dari sistem HE ke lingkungannya. Pertukaran kalor dapat dianggap

    sempurna terjadi antara fluida dingin (LNG) dan fluida panas (Propana ataupun R-134a).

    Didalam proses adiabatis = 0.

    Enthalpi merupakan fungsi dari suhu dan tekanan, yang dinyatakan dalam bentuk persamaan: , karena tidak ada kerja dan tidak ada perubahan dalam energi dalam.

    Maka perubahan enthalpi juga tidak terjadi, sehingga = 0.

    Dengan demikian, persamaan energi yang tersisa adalah pertukaran panas antara fluida

    panas dan fluida dingin, yang dapat disimplifikasi dengan menggunakan azas Black.

  • 7/22/2019 141098414-Termodinamika-Terapan

    46/56

    Ma ka lah Termod inam ika Terap a n_LNG Rec eiv ing Term inal

    DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA FTUI

    46

    Sehingga

    Dalam perhitungan perpindahan panas ini, perlu diperhitungkan kalor laten, karena ada

    perubahan fasa yang terjadi baik pada fluida dingin (LNG akan menguap) dan pada fluida panas(Propana ataupun R-134a keseluruhannya akan mencair).

    Informasi yang diberikan di soal pemicu adalah laju alir dari LNG yaitu aliran dingin

    sebesar 150 ton/jam berupa fasa cair bersuhu -1600C dan akan keluar berupa fasa uap seluruhnya

    dengan suhu -500C. Kapasitas kalor dan kalor laten pada fluida dingin dan fluida panas sudah

    diketahui dari literatur. Dengan menyamakan ruas kiri dan kanan menggunakan trial error, maka

    kondisi laju alir, dan suhu dari fluida kerja yang akan masuk ke pompa sirkulasi bisa diketahui.

    3.LNG menuju NG trim heaterAlgoritma perhitungan hampir sama dengan pada HE sebelumnya, dimana persamaan

    energi yang terjadi adalah pertukaran kalor antara fluida panas (air laut), dengan fluida dingin

    (LNG yang akan dinaikkan suhunya) LNG inilah yang nantinya akan ditransportasian melalui

    gas pipeline. Air laut diasumsikan memiliki tekanan atmosfer dengan suhu didaerah tepi lautsebesar 32

    0C. Sedangkan suhu dari LNG keluaran LNG vaporizer adalah -50

    0C.

    4.Propana menuju propana circulation pump

    Sama seperti kerja pompa sebelumnya, dimana akan memberikan energi berupa energi

    tekanan kepada Propana yang sudah diondensasian dengan memanfaatan energi dingin dari

    LNG. Tujuan dari penggunaan pompa selain untuk meningkatkan tekanan propana adalah agar

    laju alir dari propana menuju Propana vaporizer bisa diatur konstan, biasanya pada bagian

  • 7/22/2019 141098414-Termodinamika-Terapan

    47/56

    Ma ka lah Termod inam ika Terap a n_LNG Rec eiv ing Term inal

    DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA FTUI

    47

    keluaran pompa akan ada control valve untuk mengatur laju alir dari propana yang akan

    diuapkan di propana vaporizer.

    Transfer energi yang akan terjadi disini adalah dari energi listrik yang diberikan pada

    pompa, berubah menjadi energi gerak motor pada impeller pompa yang dikenal dengan BHP

    (Brake Horse Power) dan dari impeller ini akan ditransfer ke fluida yang ingin dipompa, dalam

    hal ini LNG sehingga LNG akan menerima energi berupa FHP (Fluid Horse Power) atau LHP

    (Liquid Horse Power) yang merupakan energi impeller pompa yang dapat diterima oleh LNG

    setelah mengalami hydraulic loss didalam shaft pompa serta berupa head.

    Persamaan neraca energi yang terjadi adalah, sebagai berikut :

    Epompa= Editerima LNG + Hidraulic Loss

    V I t = . BHP + Hidraulic Loss

    V I t = FHP + Hidraulic Loss

    Dimana :

    LHP (Liquid Horse Power) dalam kW Q adalah kapasitas dalam (m3/jam) r adalah spesifik gravity dari fluida H adalah total head dalam meter

    Apabila besarnya energi listrik yang diberikan ke pompa diketahui atau jika spesifikasi

    daya pompa diketahui, maka untuk satuan waktu tertentu (dalam hal ini digunakan basis 1 jam

    sesuai pada soal di pemicu) akan bisa diketahui energi listrik yang akan dikonversi menjadi

    energi tekanan oleh pompa akan diberikan kepada propana. Tekanan keluaran pompa ini belum

    diketahui oleh karena itu akan digunakan asumsi rasio tekanan discharge dibanding suction

    adalah 10. Untuk perhitungan hidraulic loss sendiri bisa dihubungkan dengan efisiensi, karena

    merupakan kehilangan energi dari listrik ke pompa menjadi energi panas.

    Maka, hidraulic loss bisa dihitung dengan :

    5. Propana Menuju Propana Heater

  • 7/22/2019 141098414-Termodinamika-Terapan

    48/56

    Ma ka lah Termod inam ika Terap a n_LNG Rec eiv ing Term inal

    DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA FTUI

    48

    Dari soal pemicu tidak diketahui apa fluida pemanas yang akan digunakan untuk

    menguapkan propana. Oleh karena itu, diasumsikan penguapan terjadi dengan menggunakan koil

    pemanas yang ada pada sebuah heater dengan menggunakan energi listrik.

    Persamaan dasarnya adalah perubahan energi listrik menjadi energi panas yang akan

    ditransfer kedalam propana, dalam perhitungan ini tentu saja tidak semua energi kalor bisa

    diterima oleh propana karena pasti ada energi loss pada koil pemanasnya.

    Pada simulasi hysys, semua cairan propana akan berubah menjadi uap pada heater ini, oleh

    karena itu akan ada peningkatan tekanan yang terjadi didalam aliran propana ini.

    6. Propana Menuju Turbin

    Propana yang telah diuapkan sehingga memiliki suhu dan tekanan yang tinggi, dialirkan

    menuju turbin untuk mengalami ekspansi secara isentropik agar energi berupa suhu dan tekanan

    bisa dikonversi menjadi energi listrik.

    Persamaan energi yang terjadi pada turbin adalah :

    Dimana Ws adalah kerja pada shaft turbin yang akan digunakan untuk menghasilkan

    listrik pada generator. Kerja shaft yang dihasilkan berbanding lurus dengan laju alir massa dan

    enthalpi yang dimiliki oleh fluida yang masuk kedalam turbin. Dengan demikian, semakin besar

    laju alir massa semakin besar pula energi shaft yang dihasilkan. Semakin besar suhu dan tekanan,

    berarti semakin besar pula enthalpi yang dimiliki oleh fluida kerja. Dua hal ini merupakan kunci

  • 7/22/2019 141098414-Termodinamika-Terapan

    49/56

    Ma ka lah Termod inam ika Terap a n_LNG Rec eiv ing Term inal

    DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA FTUI

    49

    penting untuk menghasilkan energi shaft yang besar, semakin besar kerja shaft maka listrik yang

    dihasilkan oleh generator akan semakin besar pula.

  • 7/22/2019 141098414-Termodinamika-Terapan

    50/56

    Ma ka lah Termod inam ika Terap a n_LNG Rec eiv ing Term inal

    DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA FTUI

    50

    BAB IV

    KESIMPULAN

    LNG Receiving Terminal merupakan tempat regasifikasi dimana fungsinya adalah menerimagas alam cair dari kapal LNG, menyimpan LNG tersebut kedalam tangki, menguapkan LNG,

    dan selanjutnya menghantarkan gas alam ke distribution pipeline.

    LNG Receiving Terminal terdiri dari LNG unloading system (termasuk jetty dan berth),LNG storage tanks, Vapour handling system, LNG vaporizers, Open rack vaporizers

    Submerged combustion vaporizer (SCV), Open rack vaporizers, Submerged combustion

    vaporizer, First stage sendout pump, Second stage sendout pump Manfaat dari pembangunan LNG receiving terminal :

    o Membangun fasilitas penyediaan gas yang terpercaya, yang dapat menyediakan gasdalam volume yang besar kepada Pembangkit Listrik Tenaga Gas.

    o Melengkapi gas pipeline terutama selama penyediaan gas tidak stabil sehingga dapatmenghindari terganggunya pembangkit listrik akibat tidak menentunya pasokan gas.

    o Mengurangi konsumsi bahan bakar minyak untuk pembangkit listrik PLN dan untukmenghindari biaya tak tersaingi dari pembangkitan listrik.

    o Mendukung pembangunan pembangkit listrik bertenaga gas sehingga kedua proyek ini(PLTG dan LNG receiving terminal) merupakan proyek yang terintegrasi dan memiliki

    efisiensi yang lebih baik.

    o Membawa manfaat untuk ekonomi nasional karena LNG receiving terminal merupakanrantai terakhir yang diperlukan sebagai nilai tambah LNG di Indonesia.

    o Merespon hukum baru tentang minyak bumi dan gas alam yang dibuat pada tahun 2001yang bermaksud menghentikan monopoli minyak bumi dan gas alam, serta untuk

    membuka kesempatan adanya bisnis baru pada industry ini.

    Siklus Carnot merupakan model pendekatan yang paling ideal untuk mempelajari siklusenergy, namun demikian tidak dapat diaplikasikan untuk keadaan yang sesuai kenyataan.

    Ada beberapa kelemahan dari siklus Carnot :

  • 7/22/2019 141098414-Termodinamika-Terapan

    51/56

    Ma ka lah Termod inam ika Terap a n_LNG Rec eiv ing Term inal

    DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA FTUI

    51

    o Usaha apapun untuk meningkatkan Tmaxpada siklus panas akan melibatkan transfer panasmenuju fluida kerja pada fasa tunggal yang tidak akan mudah untuk dicapai secara

    isothermal.

    o Kualitas steam akan terus menurun selama proses ekspansi isentropik, hal ini dapatmerusak turbin karena erosi pada cairan pada fluida dapat mengikis baling baling dari

    turbin.

    o Proses kompresi isentropik (proses 4 1) memungkinkan timbulnya dua fasa (cair danuap) , kompresor bisa rusak jika ada fasa cair pada fluidanya

    Siklus Rankine merupakan modifikasi dari siklus Carnot dan merupakan siklus yang idealuntuk tenaga uap.

    Refrigeran adalah suatu medium yang fungsinya sebagai pengangkut panas, sehingga panastersebut diserap dari evaporator (temperatur rendah) dan dilepaskan ke kondensor

    (temperatur tinggi).

    Terkait dengan isu pemanasan global, penggunaan CFC sebagai refrijeran mulai digantikanoleh refrijeran alternatif lain, seperti hidrokarbon yang lebih ramah lingkungan.

    Jika energi dingin yang dimiliki oleh LNG dimanfaatkan untuk membangkitkan energilistrik, akan mungkin menghasilkan energi listrik sebesar 240 KWh setiap ton LNG yang

    digunakan.

    Tiga jenis sistem yang dioperasikan pada pemanfaatan energy dingin LNG untuk keperluanpembangkit listrik adalah siklus Rankine, NG direct expansion, dan kombinasi dari siklus

    Rankine danNG direct expansion.

  • 7/22/2019 141098414-Termodinamika-Terapan

    52/56

    Ma ka lah Termod inam ika Terap a n_LNG Rec eiv ing Term inal

    DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA FTUI

    52

    DAFTAR PUSTAKA

    Cengel, A Yunus, Boles, A Michael Thermodynamics An Engineering Approach Mc-Graw Hill International Edition, : New York 1994

    Van Ness H, et al Introduction to Chemical Engineering Thermodynamics Mc-GrawHill International Edition Chemical Engineering Series , fifth edition : New York 1996

    Nasution, Henry. REFRIGERAN DAN SIFAT-SIFATNYA.http://www.he4si.com/Pendingin/BAB3.pdf

    Sarwono.Pemanfaatan Hidrokarbon Sebagai Refrigeran Alternatifhttp://pwww.btmp-bppt.net/Html/detail_rd.php

    http://strategis.ic.gc.ca/epic/site/imr-ri.nsf/en/gr125052e.html http://www.gasandoil.com/goc/company/cnm73942.htm http://www.detikinet.com/