10. Sistem Televisi Digital

7/25/2019 10. Sistem Televisi Digital

1/34

By : [email protected]

Sistem Televisi Digital


2/34

Dasar Telkom

2

Obyektif Perkuliahan

Memahami Sistem TV Digital

Memahami Sistem Transmisi TV Digital

Memahami Perbedaan TV Digital dan Analog

Referensi :

MS Iqbal, 2001, Diktat dasar Telkom. Jurusan Teknik

Elektro FT, Unram,

SM Sasongko, Buku Ajar Dasistel. Jurusan Teknik Elektro FT,

Unram. Depkominfo


3/34

Dasar Telkom

Format Televisi Digital

TV digital menggunakan data digital (1 dan 0) untuk

pengiriman informasi gambar dan suara

Karakteristik TV digital ditandai oleh parameter resolusi

horisontal dan vertikal, aspek ratio, interlaced atauprogressive scanning, dan refresh rate.

Resolusi gambarmemuat informasi jumlah pixel elemen

penyusun gambar

Aspek rasio adalah perbandingan lebar : tinggi daribidang gambar, misalnya 4:3 atau 1,33:1 yang berarti

1,33 kali lebih lebar dibanding tinggi gambar (standar

layar TV analog), standar yang lain 16:9 atau 1,78:1.


4/34

Dasar Telkom

Interlaced scanning adalah pemayaran gambar dengan

cara membagi frame menjadi dua medan (ganjil dan

genap) sehingga garis pemayaran bersisipan.

Progressive scanning adalah pemayaran gambar

dengan cara berurutan sehingga garis pemayaran tidakbersisipan.

Refresh Rate adalah kecepatan pengulangan frame /

gambar, dengan satuan frame per detik atau gambar per

detik (umumnya Hz). Refresh Rate TV digital untuk interlaced scanning adalah

30 Hz dan untuk progressive scanning adalah 24, 30,

dan 60 Hz.



5/34

Dasar Telkom

Ringkasan Format TV Digital

Format

Index

Vertical

Resolution

Horizontal

Resolution

Aspect

Ratio

Scan

Type

Refresh

Rate [Hz]Type

1

480

640 4:3

interlaced 30 SDTV

2

progressive

24

EDTV

3 30

4 60

5

704 4:3

interlaced 30

6

progressive

24

7 30

8 60

9

704 16:9

interlaced 30

10

progressive

24

11 30

12 60

13

720 1280 16:9 progressive

24

HDTV

14 30

15 60

16

1080 1920 16:9

interlaced 30

17progressive

24

18 30


6/34

Dasar Telkom

Standard Definition Television (SDTV) menggunakan

kecepatan data 4 7 Mbps.

Enhanced Definition Television (EDTV) mempunyai

mempunyai kualitas gambar yang lebih baik dari SDTVtetapi lebar frek tidak sebesar HDTV

High Definition Television (HDTV) mendukung

kecepatan data 25 - 27 Mbps, dan memiliki kualitas

gambar paling baik diantara standar TV digital. HDTV

cocok untuk kondisi dimana prioritas utama adalah

kualitas gambar dengan mengorbankan faktor lebar

frekuensi yang digunakan.



7/34

Dasar Telkom

Kondisi Global implementasi TV Digital

TV digital menggunakan data digital (1 dan 0) untuk

pengiriman informasi gambar dan suara

Karakteristik TV digital ditandai oleh parameter resolusi

horisontal dan vertikal, aspek ratio, interlaced atauprogressive scanning, dan refresh rate.

Resolusi gambarmemuat informasi jumlah pixel elemen

penyusun gambar

Aspek rasio adalah perbandingan lebar : tinggi daribidang gambar, misalnya 4:3 atau 1,33:1 yang berarti

1,33 kali lebih lebar dibanding tinggi gambar (standar

layar TV analog), standar yang lain 16:9 atau 1,78:1.


8/34

Standar Penyiaran Televisi Analog

8

Abbrev Name Main Geographic Use

PAL Phase Alternating Line Most of Europe, Australia, Parts of Asia

(including India & China), Most of Africa,

Eastern South America

NTSC National Television System

Committee

North & Central America, Western South

America, Japan, Philippines, Thailand,

Taiwan, South Korea

SECAM Sequential Color with Memory France, Russia & former Soviet republics,

portions of Africa, Madagascar


9/34

Standar TV Analog di Dunia9


10/34

Digital Television Worldwide

Worldwide, terrestrial TV broadcasts are switching from analog to digital

modulation

Different countries have different schedules for switching over (most by

2015)

Some satellite TV broadcasting has been digital for more than 15 years

Japan is deploying ISDB-T technology, replacing NTSC and analog HDTVMUSE standards

ISDB-T also being widely deployed in South America

North America is deploying ATSC digital TV to replace NTSC analog

standard

U.S. digital transition is completed for full-service broadcasts; legacyNTSC remains for low-power stations

Australia and Europe are deploying DVB-T

China is rolling its own (DMB-T)

1


11/34

Standar Siaran TV Digital11

Abbrev Name

Over-the-Air Modulation

Type

Main Geographic

Use

DVB-T Digital Video

BroadcastingTerrestrial

Coded Orthogonal Frequency

Division Multiplexing (COFDM)

(QPSK, 16QAM, and 64QAM)

Europe, Russia,

Australia, Parts of

Asia

ISDB-T Integrated ServicesDigital Broadcasting -

Terrestrial

Coded Orthogonal FrequencyDivision Multiplexing (COFDM)

(DQPSK, QPSK, 16QAM, and

64QAM)

Japan, SouthAmerica (ISDB-T

International)

ATSC Advanced Television

Systems Committee

8-level Vestigial Sideband (8VSB) North America, South

Korea

DMB-T/H Digital Multimedia

BroadcastTerrestrial/

Handheld

Time Domain Synchronous

Orthogonal Frequency Division

Multiplexing (TDS-OFDM)

China only


12/34

Digital TV Standards Worldwide12


13/34

Digital Transition Worldwide

13

Completed, no analog / Completed for full-service stations / In transition /

Planned / No transition planned / No Information


14/34

TV Spectra

14

DVB-T (OFDM)

ISDB-T (Yellow)

(OFDM)

Digital

Analog

PAL / SECAM / NTSC Generic

(All have video, chrominance, and audio carriers.

Some differences in total bandwidth and

frequency offset between carriers.)

ATSC

(8-VSB)

PAL


15/34

Maximum Transmit Power (U.S.)15

Chan Freq (MHz)

Maximum Analog

EIRP (kW)

Maximum Digital

EIRP (kW)

26 5472 & 7688 164 74

713 174216 518 262

1451 470698 8222 1640


16/34

DTV Unwanted Emissions Limits (U.S.)

(Assumes full-power 1640 kW EIRP)16

Fig. 1.14.5: Unwanted Emissions Limits for a Full-Power (1640 kW EIRP)

Digital TV Signal

-110

-100

-90

-80

-70

-60

-50

-40

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Frequency Offset from Channel Edge (MHz)

EIRPLimitforUnwantedEmissions

[dB(W/Hz)]


17/34

Comparison of Analog (NTSC) and Digital

(ATSC) TV Signal Spectra17

Direct comparison of digital (8-VSB modulation, left) and analog (AM-VSB, PM, and FM, right) TV signals,

of the same station from the same tower at the same time. The analog signal has more power because of

the large video carrier, but the digital signal fills in the spectrum completely.


18/34

Comparison of Digital (ATSC) and Analog

(NTSC) Signals18


19/34

Ratio of Power Spectral Density of Digital

(ATSC) to Analog (NTSC)19


20/34

PROGRESS REPORT

IMPLEMENTASI PENYIARAN

DIGITAL DI INDONESIA

20


21/34

DASAR HUKUM

UNDANG-UNDANG 32 TAHUN 2002 TENTANG PENYIARAN

UNDANG-UNDANG 36 TAHUN 1999 TENTANG TELEKOMUNIKASI

PERATURAN PEMERINTAH NO. 50/2005

TENTANG PENYELENGGARAAN PENYIARAN LEMBAGA PENYIARAN SWASTA

Pasal 2(1) Lembaga Penyiaran Swasta diselenggarakan melalui sistem terestrial dan/atau melalui sistem satelit

dengan klasifikasi sebagai berikut. a. Penyelenggaraan penyiaran melalui sistem terestrial meliputi:

1. penyiaran radio AM/MW secara analog atau digital;

2. penyiaran radio FM secara analog atau digital;

3. penyiaran televisi secara analog atau digital;

4. penyiaran multipleksing.

PERATURAN MENKOMINFO NO. 22/2011

TENTANG PENYELENGGARAAN PENYIARAN TELEVISI DIGITAL TERESTRIAL PENERIMAAN TETAP TIDAKBERBAYAR (FREE TO AIR)

PERATURAN MENKOMINFO NO. 23/2011

TENTANG RENCANA INDUK (MASTERPLAN) FREKUENSI RADIO UNTUK KEPERLUAN TELEVISI SIARAN

DIGITAL TERESTRIAL PADA PITA FREKUENSI RADIO 478694 MHz21


22/34

Kondisi Global implementasi TV Digital

Hampir lebih dari 85% wilayah dunia sudah mulai mengimplementasikan tv digital

Analog Switch Off:

USA : 6/2009

Japan : 7/2011

Korea : 12/2012

China : 2012UK : 10/2012

Brunei : 6/2014

Malaysia : 12/2015

Singapore : 2015

Thailand : 2015

Philliphine : 2015

Vietnam : 2020

Standar TV Digital Dunia :

Digital Video Broadcasting Terrestrial (DVB-T)

Advanced Television Systems Committee (ATSC)

Integrated Services Digital Broadcasting (ISDB-T)

Digital Terrestrial Multimedia Broadcasting (DTMB)22


23/34

KENAPA HARUS MIGRASI KE

DIGITAL?

International Telecommunication Union (ITU) melalui the Geneva 2006Frequency Plan (GE06) Agreement telah menetapkan bahwa tanggal17 Juni 2015 merupakan batas waktu untuk negara-negara di seluruhdunia untuk melakukan migrasi dari penyiaran tv analog ke penyiarantv digital.

Teknologi analog akan semakin mahal pengoperasiannya dan secarabertahap menjadi usang.

Spektrum frekuensi merupakan sumber daya terbatas, sehinggaefisiensi menjadi kritikal. Penggunaan teknologi digital berarti menjadipenghematan spektrum frekuensi.

Indonesia sudah memulai program migrasi ke tv digital sejak tahun2003, sehingga sudah memiliki hampir sepuluh tahun waktu persiapan.

Besarnya potensi keuntungan yang hilang dan potensi kerugian yangtimbul bagi masyarakat dan negara jika tidak dilaksanakan.

23


24/34

KEUNTUNGAN PENYIARAN DIGITAL

Kualitas gambar dan suara lebih baik Pilihan program siaran lebih banyak

Konsumen

Efisiensi infrastruktur (75%) dan biayaoperasional serta mendukung teknologi ramah

lingkungan

Lembaga

Penyiaran Menumbuhkan industri konten nasional dan

lokalIndustri Kreatif

Kesempatan industri nasional untukmemproduksi Set Top BoxIndustri Perangkat

Efisiensi spektrum frekuensi radio dan potensiPNBP dari digital deviden serta peningkatanpertumbuhan ekonomi dari broadband

Pemerintah

24


25/34

PRINSIP DASAR MIGRASI ANALOG-

DIGITAL

Jaminan penyaluran informasi melalui media penyiaran TV

ke pemirsa tidak terputus

Jaminan kepada LPP dan LPS tentang tidak terganggunya

kegiatan penyiaran, walau dalam masa transisi (simulcast)

Pada masa transisi, LPP dan LPS yang sudah beroperasi

memiliki prioritas awal untuk bersiaran di digital

Pemerintah sedang mengkaji kebijakan subsidiset-top-box kemasyarakat agar tepat sasaran.

25


26/34

Tahapan Digitalisasi sampai saat ini

Steering Committee &Working Group

IMPLEMENTATION

Sosialisasi:PSA, Mall tomall, seminar

dll

SurveyLapanganTV digital

2 12007 2 8 2 9

PenetapanStandarDVB-T

Soft Launching

Ujicoba TVdigital

PeresmianPemancar TV

digital (Jkt,Btm, Sby)

Steering Committee& Working Group

Preparation

PERMEN

39/2009

2 11

AudienceSurvey Master Plan

FrekuensiDigital

KerangkaImplementasiTV Penyiaran

Digital

Trial TVdigital

Bandung

GrandLaunchingUjicoba TV

digital

2 12

PERMEN

22/2011

Seleksi

Penyeleng

gara dan

Digital on

air

2003

26


27/34

Perubahan penting yang terjadi karena

teknologi digital

Transisi bisnis model dari analog ke digital

Organisasi struktur penyelenggara TV digital

Adanya area layanan baru yang disebut zona layanan

27


28/34

ANALOG

TRANSISI MODEL BISNIS PENYIARAN

PenyelenggaraProgram Siaran

Pemegang HakPenggunaan Frekuensi

PenyelenggaraInfrastruktur/Mux

Penyedia Menara

LEMBAGA

PENYIARAN

DIGITAL

Penyedia Menara

Pemegang HakPenggunaan Frekuensi

PenyelenggaraInfrastruktur/Mux

PenyelenggaraProgramSiaran

LEMBAGA

PENYIARAN

VERTIKAL HORIZONTAL

LEMBAGA

PENYIARAN

PENYELENGGARA

PENYIARAN

MULTIPLEKSING

(MUX)

28

ORGANISASI STRUKTUR


29/34

ORGANISASI STRUKTUR

PENYELENGGARAAN TV DIGITAL

MUX-1

MUX-2

MUX-3

MUX-4

MUX-5

TVRI

LPS-1 sd 12LPS-1 sd 12








LPS-1 sd 12LPP-1 sd 12

TVRILPP LOKAL

LP KOMUNITAS

dst

LEMBAGA

PENYIARAN

PENYELENGGARA

PENYIARAN

MULTIPLEKSING

LEMBAGA

PENYIARAN

PENYELENGGARA

PROGRAM

SIARAN

29


30/34

ZONA LAYANAN PENYIARAN

MULTIPLEKSING (MUX)

30

15

9

87

6

5

4

3

2

1

1

4

13

12

11

10


31/34

ZONA LAYANAN MUX

Zona Wilayah Layanan

Zona 1 Aceh

Sumatera Utara

Zona 2 Sumatera Barat

Riau

JambiZona 3 Bengkulu

Sumatera Selatan

Lampung

Bangka Belitung

Zona 4 DKI Jakarta

Banten

Zona 5 Jawa Barat

Zona 6 Jawa Tengah

DIY

Zona 7 Jawa Timur

Zona Wilayah Layanan

Zona 8 Bali

NTBNTT

Zona 9 Papua

Papua Barat

Zona 10 Maluku

Maluku Utara

Zona 11 Sulawesi Barat

Sulawesi Selatan

Sulawesi Tenggara

Zona 12 Sulawesi Tengah

Gorontalo

Sulawesi Utara

Zona 13 Kalimantan Barat

Kalimantan Tengah

Zona 14 Kalimantan Timur

Kalimantan Selatan

Zona 15 Kepulauan Riau31


32/34

ROADMAP INFRASTRUKTUR TV DIGITAL

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4

1 Uji Coba Lapangan TV Digital di Jabodetabek Q1 Q4

2 Uji Coba Lapangan TV Digital di lokasi lain

a. Bandung 2a Q1 Q1b. Batam 2b Q1 Q4

c. Surabaya 2c Q1 Q4

d. Makasar 2d Q4 Q3

e. Medan 2e Q4 Q3

3 Penyusunan Regulasi TV Digital 3 Q3 Q1

4 Penetapan Regulasi Penyelenggaraan TV Digital 4 Q1

5 Penetapan Master Plan Frekuensi TV Digital 5 Q1

6 Penyusunan Regulasi Perizinan TV Digital 6 Q2

7 Seleksi Perizinan TV Digital 7 Q3

8 Penetapan Perizinan Penyelenggara TV Digital 8 Q3

9 TKDN Set Top Box 9 Q3: >30% Q3: >40% Q3: >50%

10 Penggelaran jaringan TV digital di DKI & DEM Zona 1 10 Q1 Q2

11 Periode simulcast di DKI & DEM Zona 1 11 Q1 Q2

12 Penggelaran jaringan TV digital di DEM Zona 2 12 Q4 Q1

13 Periode simulcast di DEM Zona 2 13 Q4 Q1

14 Penggelaran jaringan TV digital di DEM Zona 3 14 Q3 Q4

15 Periode simulcast di DEM Zona 3 15 Q3 Q4

16 Penggelaran jaringan TV digital di DEKM Zona 4 16 Q1 Q2

17 Periode simulcast di DEKM Zona 4 17 Q1 Q2

18 Penggelaran jaringan TV digital di DEKM Zona 5 18 Q3 Q4

19 Periode simulcast di DEKM Zona 5 19 Q3 Q4

20 Total Analogue Switch-Off 20 Q1

Jangkauan Layanan TV Digital (populasi) 0%-10% 10%-20% 35%-50% 50%-75% 75%-100%

DEM : Daerah Ekonomi Maju

DEKM : Daerah Ekonomi Kurang Maju

DKI tidak termasuk DEM dan DEKM

DEM Zona 1 : (3 propinsi)

Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur


Sumatera Utara, Banten, Riau Kepulauan, DI

Yogyakarta, Kalimantan Timur

20182009 2010 2011 2012 2013 2014No Kegiatan

2015 2016 2017

Q3: >20%

20%-35%


NAD, Sumatera Barat, Riau, Jambi, Sumatera Selatan,

Bangka Belitung, Bengkulu, Lampung, Bali, Kalimantan

Barat, Kalimantan Tengah, Sulawesi Utara, Sulawesi

Selatan, Maluku

DEKM Zona 4 : (9 propinsi)

Gorontalo, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, Sulawesi

Tenggara, Kalimantan Selatan, Nusa Tenggara Barat, Nusa

Tenggara Timur, Maluku Utara, Papua Barat

DEKM Zona 5 : (1 Propinsi)

Papua

TARGET RPJM 2014


33/34

Rencana Jangkauan TV Digital 2012-2017

: DIGITAL TV COVERAGE AREA

2012 2013 2014

2015 2016 2018

NATION-WIDEANALOG SWITCH-OFF

2017

Jawa + Kepri +Sumut + Kaltim+Sumatera+Kaltim

+Sulsel+Sulut+Kalima

ntan (kec Kalsel) +Kalsel +Sulawesi +Maluku

+Papua


34/34

TERIM

K SIH

10. Sistem Televisi Digital

Documents

Transcript of 10. Sistem Televisi Digital