Post on 21-Jul-2015
PENATALAKSANAA N NYERI PASCA OPERASI PASIEN PEDIATRIPenyaji: Elisabet Augustina (2009-061-188) Fritzie Atanasia (2009-061-303)
Pembimbing: Dr. Indra, SpAn
PEndahuluan International Association for Study of Pain pengalaman sensoris dan emosi subyektif tidak menyenangkan ~kerusakan jaringan
Dahulu : Sistem saraf belum berkembang sempurna Obat-obat analgesik adiksi
Sekarang : Penanganan nyeri post op tidak adekuat stress biokimia & fisiologis kerusakan sistem organ
American Academy of Pediatrics and Canadian Pediatric Society (2000) kurangnya kesadaran dalam nyeri neonatus dan efek samping yang buruk akibat kurangnya penanganan nyeri pada neonatus The Society of Paediatric Anesthesia (2001) penanganan rasa nyeri hak asasi yang mendasar tanpa memandang golongan umur, kondisi medis, terapi maupun institusi medis
Mekanisme nyeri Transduksi Stimulus elektrik
Trasmisi Saraf sensorik perifer medula spinalis batang otak, thalamus cortex
Modulasi Hambat trasmisi nyeri
Persepsi
Klasifikasi nyeri Jenis Akut < 6 bulan, sumber diketahui Kronis > 6 bulan, sumber tidak diketahui
Sumber Nyeri kulit lokasi jelas Nyeri somatik organ dalam
Penilaian nyeri -questtUse a Pain Rating Child Question the Child pernyataan verbal deskripsi Anak >2 tahun nyeri dan lokasi Anak dapat menyangkal nyeri
Penilaian nyeri -questtEvaluate Behavior and Physiologic Changes Tingkah laku menangis, ekspresi muka, postur dan gerakan tubuh
Fisiologis HR , RR , TD , berkeringat, SaO2 , dilatasi pupil, merah atau pucat, muntah dan otot yang menegang
Penilaian nyeri -questt-
Penilaian nyeri -questtSecure Parents Involvement Bertanya tentang tingkah laku anak selama nyeri Take Cause of Pain into Account Etiologi, intensitas, tipe nyeri Take a Quick Action to Relieve the Pain Tingkat nyeri dan metode penanganan yang tepat
Tatalaksana nyeri Pertimbangan: Risk to benefit ratio (keamanan, efek samping) Biaya Waktu Sistemik
Analgesik Post Op
Regional Non farmako
Analgesik non narkotika Paracetamol (Acetaminophen) Paling sering digunakan pasca op Dianjurkan bersamaan dengan ibuprofen Dosis oral = 15-20 mg/kgBB (max.8 kali/24 jam) ES = nefrotoksik, hepatotoksik jarang
Ibuprofen Dosis oral = 4-10 mg/kgBB (tiap 6-8 jam)
Diclofenac Anti inflamasi > poten Dosis oral = 1-1,5 mg/kgBB (tiap 12 jam) Sediaan = tablet, sirup, suppositoria ES = nefrotoksik dan komplikasi gastrointestinal insidens
Analgesik non narkotika Ketorolac NSAID analgesik poten untuk anak Durasi 4-6 jam dapat diberi rutin Dosis IV/IM = 0,2-0,5 mg/kgBB (tiap 6 jam) Dosis max = 120 mg/hari
Ketamine 3 dekade terakhir pemakaian rutin Jalur pemberian = oral, rektal, IM, SC, IV, intraspinal Dosis IV/epidural = 1 mg/kgBB Dosis IM = 2 mg/kgBB
Analgesik narkotika Opioid pada bayi monitor ketat, fasilitas resusitasi Morfin 6 bln-1 thn >1 thn : 0,05 mg/kgBB IV : 0,1 mg/kgBB IV
Codeine Lebih dikenal sebagai antitusif Dosis tunggal 1 mg/kgBB per oral Depresi napas tidak pernah
Pethidine Tidak lebih baik daripada morfin Dosis premedikasi =1,5-2 mg/kgBB IM Dosis intra dan pasca op = 1 mg/kgBB IV
Analgesik narkotika Fentanyl Tidak terlalu dipakai untuk analgesik pasca op Dosis = 1-2 mg/kgBB
Buprenorphine Analgesik poten intra dan pasca op Dosis = 3-5 mg/kgBB Sublingual
Pentazocine Dosis = 1 mg/kgBB IM atau 0,5-0,75 mg/kgBB IV Bayi BB kurang monitor respirasi