Post on 09-Mar-2019
Diselenggarakan oleh :
LEMBAGA PENELITIAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (LPPM) UNMAS DENPASAR
JL. KAMBOJA NO. 11 A KOTA DENPASAR – PROVINSI BALI
29 – 30 AGUSTUS 2016
90 Unmas
Denpasar
PRODUCTIVITY AND PROFITS FARMING SYSTEMS ACQUIRED
THROUGH USE OF FACTOR ON INTEGRATED AGRICULTURAL
SYSTEMS
Ni Putu Sukanteri
Prodi Agribisnis, Fakultas Pertanian
Universitas Mahasaraswati
Email: trikdenpasar@yahoo.com
ABSTRACT
The agricultural sector is one of the main sectors of agriculture and food production .
Agriculture is very important because it has a contribution in the achievement of national
economic development objectives .The research objective To determine the amount of use of
production factors and to determine farm productivityBased on the results of the discussion
of the research that has been conducted on a group Suka Mandiri has implemented an
integrated farming system since 2014 utuk wetlands.It is known that farm profits earned Rp
17,925,570.00 with R / C ratio of 2.22 . This means that for every 100 rupees spent in an
early farming activities will gain acceptance by Rp 222 at the end of business activity. The
average use of production factors in the study area for the seed at 30 kg / ha , for the use of
urea fertilizer at 200kg / ha , NPK fertilizer application of 300 kg / ha and the use of organic
fertilizers amounted to 2000kg / ha. Workforce consisted of labor within the family and
outside the family labor . The use of family labor by 54 person-days per ha and the use of
labor from outside the family for 125 HOK. he productivity of rice farming were obtained at
7.6 tonnes / ha . Value of integrated agricultural program effectiveness in improving the
productivity of rice amounted to 133.39 % thereby promoting agricultural integration
program that is applied to farmer groups Suka implemented very effectively exceeded the
target set by the government in an effort to increase rice productivity.
Keywords: productivity,integrated faming.
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Sektor pertanian merupakan salah satu sektor utama sebagai penghasil pangan.
Pertanian menjadi sangat penting karena mempunyai kontribusi dalam pencapaian tujuan
pembangunan perekonomian nasional karena Indonesia merupakan negara agraris yang
sebagian besar masyarakat indonesia adalah petani.
Sektor pertanian masih memegang peranan penting karena sektor pertanian
memberikan kontribusi terhadap produk domesti k bruto (PDB), sektor pertanian lapangan
kerja yang tinggi dalam penyerapan angkatan kerja, selain itu sektor pertanian mampu
menyediakan keragaman pangan sehingga sektor pertanian mempengaruhi konsumsi dan gisi
masyarakat.
Diselenggarakan oleh :
LEMBAGA PENELITIAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (LPPM) UNMAS DENPASAR
JL. KAMBOJA NO. 11 A KOTA DENPASAR – PROVINSI BALI
29 – 30 AGUSTUS 2016
91 Unmas
Denpasar
Sektor pertanian di Bali menurut badan pusat statistik provinsi Bali 2015
menunjukkan bahwa kabupaten tabanan merupakan jumlah produksi padi terbesar di Bali
dalam kurun waktu 2009 sampai dengan 2014.
Jumlah produksi padi di Kabupaten Tabanan sejak lima tahun terakhir berdasarkan
data Badan Pusat Statistik Provinsi Bali tahun 2015 yaitu tahun 20014 sebesar 214.203 ton,
produksi padi tahun 2013 sebesar 233.681 ton, produksi padi tahun 2012 sebesar 222.706 ton.
Produksi padi tahun 2011 di kabupaten tabanan sebesar210.762 dan produksi padi di tahun
2010 sebesar 223.256.
Jumlah produksi padi menunjukkan fluktuasi produksi disebabkan masalah yang
timbul selama kurun waktu tersebut. Adapun masalah yang di hadapi antara lain alih fungsi
lahan, banyaknya tenaga kerja pertanian beralih ke pekerjaan lain, kualitas tenaga kerja
pertanian tidak memadai, persediaan lahan yang semakin sempit.masalah lain yang dihadapi
oleh petani dalam produksi pertanian meliputi masalah faktor produksi usahatani meliputi
tingginya harga pupuk , semakin mahalnya angkos tenaga kerja pertanian, mahalnya alat-alat
penunjang kerja pertanian seperti traktor dan mesin pencukur rumput. Kondis tersebut
menyebabkan petani mengalami kesulitan dalam meningkatan produksinya, sehingga hasil
yang diperoleh hanya sesuai modal yang dimiliki petani. Dalam proses produksi diperlukan
sejumlah faktor produksi tertentu. Dalam usahatani faktor produksi yang digunakan selain
tanah adalah bibit, pupuk, obat-obatan serta sejumlah tenaga kerja (Soekartawi, 1991)
Untuk merangsang petani dalam meningkatkan hasil produksi pertanian berbagai
bentuk bantuan dan pelatihan telah dilakukan oleh pemerintah khususnya di Provinsi Bali,
pemerintah telah memberikan bantuan berupa upaya khusus yang dilakukan untuk
pengembangan padi dan jagung (upsus pajale). Bantuan pemerintah dalam upaya merangsang
petani berupa program integrasi pertanian (SIMANTRI ) yang bertujuan untuk merangsang
petani mengolah limbah pertanian untuk di manfaatkan lagi untuk produksi pertanian
sehingga dapat menekan biaya pembelian faktor produksi.
Agar sasaran pembangunan pertanian mampu memberikan kontribusi yang nyata
maka pemerintah telah memberikan berbagai bantuan untuk merangsang agar petani
mempunyai inovasi yang tinggi dalam menciptakan produksi yang baik, dalam upaya
meningkatkan produksi pertanian pemerintah provinsi Bali telah memberikan bantuan
peningkatan produksi pertanian di Desa Megati melalui sistem pertanian terintegrasi tahun
2014.
SIMANTRI adalah upaya terobosan dalam mempercepat adopsi alih teknologi
pertanian kepada masyarakat perdesaan. SIMANTRI mengintegrasikan kegiatan sektor
pertanian dengan sektor pendukungnya, baik secara vertikal maupun horizontal, sesuai
dengan potensi setiap wilayah dengan mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya lokal yang
ada. Inovasi teknologi yang diintroduksikan berorientasi untuk menghasilkan produk
pertanian organik dengan pendekatan ”pertanian tekno ekologis ”. Kegiatan integrasi yang
dilaksanakan juga berorientasi pada pengembangan usaha pertanian tanpa limbah (zero
waste) dan menghasilkan empat F (food = pangan, feed = pakan, fertilizer = pupuk, dan
fuel = bahan bakar). Kegiatan utama adalah mengintegrasikan usaha budi daya tanaman dan
ternak, yaitu limbah tanaman diolah untuk pakan bermutu (makanan ternak) dan cadangan
Diselenggarakan oleh :
LEMBAGA PENELITIAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (LPPM) UNMAS DENPASAR
JL. KAMBOJA NO. 11 A KOTA DENPASAR – PROVINSI BALI
29 – 30 AGUSTUS 2016
92 Unmas
Denpasar
pakan pada musim kemarau dan limbah ternak (faeces, urine) diolah menjadi biogas, pupuk
organik, dan biopestisida (Wisnuardhana, 2009).
Dinas pertanian dan tanaman pangan provinsi Bali telah menetapkan Kelompok Tani
Ternak Suka Mandiri merupakan salah satu kelompok tani yang menerima bantuan dana
hibah SIMANTRI 2014.
Kelompok Tani Suka Mandiri merupakan salah satu kelompok tani berlokasi di
kecamatan selemadeg Timur, Kabupaten Tabanan. Kelompok ini menerapkan sistem pola
tanam padi palawija yang mempunyai anggota 24 orang. Berdasarkan latar belakang di atas
perlu diadakan penelitian mengenai analisis keuntungan dan analisis fungsi produksi dalam
upaya mendapatkan informasi sumberdaya yang terbatas dikelola dengan baik agar
memperoleh produksi maksimum yang dalam kenyataannya terdapat penggunaan faktor
produksi yang di pengaruhi faktor ketidaktentuan. Berdasarkan latar belakang di atas adapun
rumusan masalah dalam penelitian ini adalah (1) Bagaimanakah keuntungan usahatani pada
kelompok tani Suka Mandiri?, (2) Bagaimanakan penggunaan faktor produksi pada
kelompok tani suka mandiri?, (3) Bagaimanakan produktifitas usahatani kelompok tani suka
mandiri?
METODOLOGI PENELITIAN
Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Kelompok Tani Suka Mandiri, Kecamatan Selemadeg
Timur, Kabupaten Tabanan, Provinsi Bali. Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Januari-
Mei 2016. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan dengan metode purposive sampling
(sengaja) karena didasarkan atas pertimbangan sebagai berikut.
1. Kelompok Tani Suka Mandiri merupakan kelompok yang menerima bantuan program
Simantri 2014 berupa pengadaan ternak secara koloni dan pendampingan dari dinas
pertanian tanaman pangan provinsi Bali.
2. Belum adanya penelitian terkait dilokasi ini sehingga perlu dikaji mengingat Kabupaten
Tabanan merupakan daerah penghasil beras di Bali dan program Simantri merupakan
kebijakan baru dalam meningkatkan produktivitas pertanian.
Data dan Metode Pengumpulan Data
Jenis data
Data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu data kuantitatif dan kualitatif. Data
kuantitatif merupakan data yang dapat diukur dengan pasti, sedangkan data kualitatif
merupakan data yang pengukurannya tidak eksak benar (Soekartawi, 2006).
Data kuantitatif dalam penelitian ini meliputi data: karakteristik petani yang terdiri
dari luas garapan petani, usia petani, jumlah anak yang ditanggung oleh petani, lama
pengalaman usahatani, dan lama pendidikan formal petani, jumlah penggunaan dan harga
faktor produksi yang terdiri dari bibit padi, pupuk urea, pupuk NPK, pestisida, dan data hasil
produksi padi data kualitatif dalam penelitian ini meliputi: karakteristik status kepemilikan
lahan petani, data gambaran umum lokasi penelitian,
Diselenggarakan oleh :
LEMBAGA PENELITIAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (LPPM) UNMAS DENPASAR
JL. KAMBOJA NO. 11 A KOTA DENPASAR – PROVINSI BALI
29 – 30 AGUSTUS 2016
93 Unmas
Denpasar
Sumber data
Sumber data yang akan dipergunakan dalam penelitian ini yaitu data primer yang
diperoleh langsung dari petani padi di lokasi penelitian. Dalam hal ini data yang didapatkan
memiliki keterkaitan dengan penelitian ini seperti data karakteristik usahatani, jumlah
penggunaan faktor produksi, dan hasil produksi usahatani padi
Data sekunder merupakan data yang diperoleh secara tidak langsung dari sumber
literatur. Dalam hal ini data yang didapatkan memiliki keterkaitan dengan penelitian ini
seperti data Badan Pusat Statistik (BPS) produksi padi di Bali tahun 2009 sampai dengan
2014, data Dinas Pertanian Provinsi Bali berupa data penerima bantuan.
Populasi dan Sampel
Populasi adalah jumlah dari anggota (sampel) secara keseluruhan (Soekartawi, 2006).
Populasi yang dalam penelitian ini yaitu petani yang terdaftar dalam anggota kelompok tani.
Petani yang tercatat dalam buku keanggotaan Kelompok tani Suka Mandiri sampai tahun
2015 tercatat 21 orang.
Sampel adalah sebagian dari anggota populasi yang terpilih sebagai objek pengamatan
(Soekartawi, 2006). Teknik dalam pengambilan sampel mempergunakan teknik sensus
sampling yang berarti semua individu dalam populasi dipilih menjadi anggota sampel
(Soekartawi, 2006). Jumlah sampel yang akan diambil dalam penelitian ini yaitu sebanyak
21 petani.
Variabel dan Pengukuran Variabel
Variabel, indikator, parameter, dan pengukuran variabel penelitian ini secara rinci
dapat dilihat pada tabel 1 berikut ini.
Tabel 1 Variabel, Indikator, Parameter, dan Pengukuran Variabel
Variabel Indikator Parameter Pengukuran
Faktor
Produksi
Bibit Jumlah penggunaan bibit padi
per luas garapan Kilogram/are
Pupuk urea Jumlah penggunaan pupuk
urea per luas garapan Kilogram/are
Pupuk NPK Jumlah penggunaan pupuk
NPK per luas garapan Kilogram/are
Pestisida Jumlah penggunaan pestisida
per luas garapan Liter/are
Output
Produksi Hasil Produksi (Y)
Total produksi padi per luas
garapan Kilogram/are
Diselenggarakan oleh :
LEMBAGA PENELITIAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (LPPM) UNMAS DENPASAR
JL. KAMBOJA NO. 11 A KOTA DENPASAR – PROVINSI BALI
29 – 30 AGUSTUS 2016
94 Unmas
Denpasar
Keuntungan
Penerimaan Total Jumlah produksi padi, ternak
dan jagung
Harga x Hasil
produksi
Biaya total Jumlah biaya produksi padi,
ternak dan jagung
Metode Analisis Data
Analisis Keuntungan
Keuntungan dapat diformulasikan sebagai berikut ( Soekartawi, 1991)
Kt = PrT-B
Karena PT adalah produksi total dikalikan harga dan biaya produksi adalah banyaknya input
dikalikan harganya sehingga persamaannya dapat ditulis.
Kt = Py.Y- (Px1+Px2+...Pxn)
Dimana
Px = Harga produksi
Y = Produksi
Px1...n = harga input X1
X1 = jumlah input
Kt = Keuntungan
Analisis
Pendapatan usahatani pada kelompok tani Suka Mandiri diperoleh dari total
penerimaan dikurangi dengan total biaya dalam suatu proses produksi. Sedangkan total
penerimaan dari produksi dikalikan dengan harga produksi. Untuk mencari pendapatan dalam
perhitunagn menggunakan cash flow. In flow atau penerimaan dan out flow atau biaya
produksi.
Pendapatan = in flow ( Penerimaan ) – out flow (Biaya Produksi) (Soekartawi, 1991)
c. R/C ratio
R/C ratio adalah perbandingan antara total penerimaan dengan total biaya.
Apabila :
R/C ratio< 1 artinya usaha tani belum mendapatkan keuntungan
R/C ratio = 1 artinya usahatani tidak mendapat keuntungan dan tidak mengalami kerugian
R/C ratio > 1 artinya usahatani memberikan keuntungan (Soekartawi, 1991)
Produktivitas dan Efektivitas program sistem Pertanian terintegrasi
Efektivitas merupakan ukuran yang menggambarkan sejauhmana sasaran dapat
dicapai (Atmosoeprapto, 2002. dalam Suwarthiani 2014).
Tujuan meningkatkan produktivitas padi sebesar 0,3 ton/hektar. Rumus untuk
mengukur tingkat efektivitas dalam pencapaian tujuan atau sasaran yaitu: (Subagyo, 2000.
dalam Budiani 2009).
…………………………………...(4)
R
Efektivitas Program = x 100%
T
Diselenggarakan oleh :
LEMBAGA PENELITIAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (LPPM) UNMAS DENPASAR
JL. KAMBOJA NO. 11 A KOTA DENPASAR – PROVINSI BALI
29 – 30 AGUSTUS 2016
95 Unmas
Denpasar
Dimana:
R = Realita produktivitas padi (ton/hektar)
T = Target produktivitas padi (ton/hektar)
Untuk mengukur efektivitas usahatani padi dalam meningkatkan produktivitas padi sebesar
0,3 ton/hektar digunakan standar acuan yang ditetapkan oleh Litbang Depdagri (1991. dalam
Budiani 2009). Adapun standar acuan untuk mengukur efektivitas dapat dilihat pada Tabel 2
berikut ini.
Tabel 2 Standar Acuan Pengukuran Efektivitas Produktivitas Padi
Rasio Efektivitas (%) Tingkat Capaian
Di bawah 40 Sangat tidak efektif
40 - 59,99 Tidak efektif
60 - 79,99 Cukup efektif
Di atas 80 Sangat efektif
Sumber: Litbang Depdagri (1991. dalam Budiani 2009).
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Karekteristik Anggota Kelompok Tani Suka Mandiri
Faktor yang berkaitan erat dengan kemampuan kerja dalam melaksanakankegiatan
usahatani yaitu usia petani. Kemampuan seseorang dapat dilihat dari usia yang dapat
dijadikan tolak ukur dalam menentukan aktivitas seseorang dalam bekerja.
Berdasarkan hasil penelitian pada kelompok tani Suka Mandiri diperoleh bahwa usia
petani tergolong produktif, sebesar 90,48 persen usia petani berada pada usia antara 15
sampai 60 tahun. Sisanya sebesar 9,52 persen petani berada pada usia non produktif . Hal ini
menunjukkan bahwa pada usia produktif kemungkinan besar seseorang dapat bekerja dengan
baik dan maksimal dan mampu bekerja dengan baik serta maksimal dalam mengadopsi
teknologi pertanian. Usia petani dalam kelompok tani Suka Mandiri dapat dilihat pada tabel
di bawah.
Tabel 3. Usia anggota kelompok Tani Suka Mandiri
No Umur (tahun) Jumlah
Orang Persentase
1 < 15 Tahun 0 0,00
2 15-60 Tahun 19 90,48
3 > 60 Tahun 2 9,52
Jumlah 21 100,00
Pendidikan Formal
Pendidikan formal merupakan salah satu peran penting dalam meningkatkan
pengetahuan seseorang, semakin tinggi pengetahuan seseorang idealnya semakin besar
kemampuan sesorang dalam menunjukan kreatifitas, inovasi dan teknologi yang dimilikinya
dalam upaya meningkatkan kualitas kehidupannya.
Tingkat pendidikan formal yang dimiliki petani akan menunjuukan tingkat
pengetahuan serta wawasan dalam menerapkan apa yang diperolehnya dalam upaya
meningkatkan usahataninya. Pendidikan yang dimiliki oleh patani daya serap terhadap
Diselenggarakan oleh :
LEMBAGA PENELITIAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (LPPM) UNMAS DENPASAR
JL. KAMBOJA NO. 11 A KOTA DENPASAR – PROVINSI BALI
29 – 30 AGUSTUS 2016
96 Unmas
Denpasar
inovasi. Menurut Soekartawi 2003, Tingkat pendidikan seseorang yang pada umumnya
menunjukkan daya kreatifitas manusia dalam berfikir dan bertindak.
Tabel 4 Pendidikan anggota Poktan Suka Mandiri
No Pendidikan Jumlah
Orang Persentase
1 SMA 6 28,57
2 SMP 5 23,81
3 SD 8 38,10
4 DIPLOMA 2 9,52
Jumlah 21 100,00
Hasil penelitian menujukkan bahwa terdapat 28,57% petani yang berpendidikan
menengah atas, terdapat 23,81 persen petani yang menempuh pendidikan menengah pertama,
dan jumlah tertinggi yaitu sebesar 38,10 persen petani menempuh pendidikan dasar.
Sedangkan jumlah petani yang menempuh pendidikan setingkat diploma sebesar 9,52 persen.
Secara rinci karakteristik jenjang pendidikan formal petani dapat dilihat pada tabel di atas.
Berdasarkan teori yang dikemukakan oleh Soekartawi(2003), hal ini menunjukkan
bahwa petani di kelompok tani Suka Mandiri tergolong mempunyai pendidikian yang rendah,
karena sebagian besar pendidikan petani hanya setingkat pendidikan dasar.
Luas Lahan Garapan
Luas lahan garapan merupakan jumlah seluruh garapan sawah yang diusahakan
petani. Luas lahan garapan mempengaruhi produksi yang dihasilkan, serta berpengaruh
terhadap pendapatan petani. Menurut Hermanto (1996), menyatakan ada beberapa kelompok
luas lahan garapan meliputi:
a. Luas garapan sempit yaitu luas lahan garapan yang kurang dari 0,25 hektar
b. Luas garapan sedang yaitu luas lahan garapan yang luasnya antara 0,25 sampai
dua hektar, dan
c. Luas lahan garapan luas yaitu lahan garapan yang lebih dari dua hektar.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa petani yang mempunyai luas lahan garapan
rendah sebesar 4,76persen, petani yang mempunyai luas lahan garapan sedang sebesar 85,71
persen dan sebesar 9,52 persen petani mempunyai luas lahan garapan sebesar 9,52 hektar.
Kepemilikan luas garapan dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 5. Luas lahan Garapan anggota poktan Suka Mandiri
No Luas Lahan Garapan Jumlah
Orang Persentase
1 < 0,25 Ha 1 4,76
2 0,25-1 Ha 18 85,71
3 >1 Ha 2 9,52
Jumlah 21 100,00
Berdasarkan hasil penelitian pada petani anggota kelompok Suka Mandiri
menunjukkan bahwa terdapat 85 persen lebih lahan garapan responden termasuk kepemilikan
Diselenggarakan oleh :
LEMBAGA PENELITIAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (LPPM) UNMAS DENPASAR
JL. KAMBOJA NO. 11 A KOTA DENPASAR – PROVINSI BALI
29 – 30 AGUSTUS 2016
97 Unmas
Denpasar
lahan sedang. Hal ini menunjukkan bahwa usahatani dilakukan di atas luas kepemilikan lahan
tergolong sedang agar memperoleh pendapatan usahatani.
Pekerjaan Anggota Kelompok Tani Suka Mandiri.
Anggota kelompok tani Suka Mandiri terdiri dari 21 orang. Mayoritas pekerjaan
anggota kelompok tani terdapat pada tabel di bawah ini.
Tabel 6. Pekerjaan Anggota Kelompok Tani Suka Mandiri
No Pekerjaan Jumlah
Orang Persentase
1 Karyawan swasta 1 4,76
2 PNS 1 4,76
3 Dagang 1 4,76
4 Petani 18 85,71
Jumlah 21 100,00
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 85,71 persen anggota mempunyai
pekerjaan utama sebagai petani, sisanya masing masing 4, 76 persen bekerja sebagai
karyawan swasta, terdapat 4, 76 persen sebagai dagang, dan terdapat 4,76 persen sebagai
pedagang. Mata pencaharian merupakan pekerjaan utama yang dilakukan anggota kelompok
tani Suka Mandiri sebagai sumber penghasilan bagi keluarganya.
Produktivitas Usahatani
Faktor produksi usahatani sangat penting bagi pelaku pertanian untuk menjalankan
usahataninya. Penggunan faktor produksi dengan tujuan menghasilkan produktivitas yang
tinggi dengan mengalokasikan input dan cara budidaya serta penerapan teknologi yang tepat
(firdaus, 2010). Alokasi faktor produksi dan mengalokasikan biaya dengan maksud
menghasilkan produksi yang tinggi dan mencapai keuntungan yang maksimum
(Soekartawi,2002).
Produktifitas usahatani kelompoktani suka mandiri rata-rata 5 ton/ha. Tujuan dari
program pertanian terintegrasi dalah meningkatkan produktivitas padi sebesar 0,3 ton/hektar.
Rumus untuk mengukur tingkat efektivitas dalam pencapaian tujuan atau sasaran yaitu:
(Subagyo, 2000. dalam Budiani 2009).
…………………………………...(4)
Dimana:
R = Realita produktivitas padi (ton/hektar)
T = Target produktivitas padi (ton/hektar)
Untuk mengukur efektivitas usahatani padi pada program sistem pertanian terintegrasi dalam
meningkatkan produktivitas padi sebesar 0,3 ton/hektar digunakan standar acuan yang
ditetapkan oleh Litbang Depdagri (1991. dalam Budiani 2009). Adapun standar acuan untuk
mengukur efektivitas dapat dilihat pada Tabel 5.5 berikut ini.
Tabel 7 Standar Acuan Pengukuran Efektivitas Produktivitas Padi
R
Efektivitas Program = x 100%
T
Diselenggarakan oleh :
LEMBAGA PENELITIAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (LPPM) UNMAS DENPASAR
JL. KAMBOJA NO. 11 A KOTA DENPASAR – PROVINSI BALI
29 – 30 AGUSTUS 2016
98 Unmas
Denpasar
Rasio Efektivitas (%) Tingkat Capaian
Di bawah 40 Sangat tidak efektif
40 - 59,99 Tidak efektif
60 - 79,99 Cukup efektif
Di atas 80 Sangat efektif
Sumber: Litbang Depdagri (1991. dalam Budiani 2009).
Produktivitas rata-rata hasil panen pada kelompok tani Suka Mandiri yaitu 5
ton/hektar. Adapun target produktivitas program sistem pertanian terintegrasi yaitu:
Target: 5 ton/hektar + 0,3 ton/hektar = 5,3 ton/hektar
Produktivitas rata-rata hasil panen setelah adanya bantuan sistem pertanian
terintegrasi pada kelompok tani Suka Mandiri yaitu 7,6 ton/hektar. Penilaian efektivitas
program integrasi pertanian dalam upaya meningkatkan produktivitas padi pada kelompok
tani Suka Mandiri dapat diketahui dengan menerapkan metode sebagai berikut.
Nilai efektivitas program pertanian terintegrasi dalam upaya peningkatan
produktivitas padi sebesar 0,3 ton/hektar yaitu 133,39%. Sesuai dengan acuan dari Badan
Pusat Penelitian dan Pengembangan Departemen Dalam Negeri (Litbang Depdagri 1991.
dalam Budiani 2009) kriteria efektivitas yang memiliki nilai > 80% menunjukkan program
integrasi pertanian yang diterapkan pada kelompok tani Suka terlaksana secara sangat efektif
melebihi target yang ditetapkan oleh pemerintah dalam upaya meningkatkan produktivitas
padi. Program integrasi pertanian diharapkan dapat terus terlaksana secara sangat efektif
bukan hanya di kelompok tani Suka Mandiri karena program pemerintah ini bukan hanya
dapat memenuhi kebutuhan pangan masyarakat tetapi juga dapat membantu meningkatkan
taraf hidup petani.
Untuk produktivitas jagung minimal sebesar 5 ton/ha atau peningkatan produktivitas
jagung sebesar satu ton/ha. Panen jagung diperoleh dengan rata-rata produktivitas sebesar
8,6 ton/ha. Hal tersebut telah membuktikan bahwa dengan menggunakan faktor produksi
yang optimal dan menerapkan integrasi pertanian menghasilkan produksi yang melebihi
standar produksi yang ditetapkan pemerintah. Dalam hal ini produktivitas usahatani tergolong
tinggi baik untuk produksi padi maupun jagung.
Biaya Usahatani
Pennggunaa Sarana Produksi dan Tenaga Kerja
Proses produksi merupakan upaya yang dilakukan dalam memanfaatkan input
produksi untuk mendapatkan hasil atau produksi dengan memanfaatkan sejumlah faktor
produksi (Soekartawi, 1991). Dalam proses produksi usahatani membtuhkan sejumlah faktor
produksi seperti tanah, bibit, pupuk obat-obatan dan tenaga kerja.
Pada usahatani yang dilakukan oleh kelompoktani Suka Mandiri digunakan jenis bibit
dan obat-obatan yang sama, untuk bibit padi digunakan bibit ciherang, dan pupuk yang
5,3 ton/hektar
Efektivitas Program = x 100% = 143,39 %
7,6 ton/hektar
Diselenggarakan oleh :
LEMBAGA PENELITIAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (LPPM) UNMAS DENPASAR
JL. KAMBOJA NO. 11 A KOTA DENPASAR – PROVINSI BALI
29 – 30 AGUSTUS 2016
99 Unmas
Denpasar
digunakan urea, NPK dan pupuk organik, sedanggkan obat-obatan digunakan pestisidayang
hanya digunakan bio urine yang digunakan untuk menghilangkan hama dan penyakit.
Penggunaan pupuk lebih banyak menggunakan pupuk organik padat dan pupuk
organik cair yang telah dihasilkan dari fermentasi limbah ternak sapi. Penggunaan pupuk
organik dilakukan karena diharapkan dapat menekan biaya produksi karena pupuk hasil
fermentasi biayanya lebih murah dan lebih mudah dibuat.
Usahatani yang dilakukan oleh kelompok tani Suka Mandiri menggunakan lahan
seluas 7,9 ha, dengan penggunaan bibit padi sebesar 237 kg. Penggunaan pupuk terdiri dari
pupuk Urea, NPK dan pupuk organi. Penggunaan pupuk dengan perbandingan 2 :3:5 jika
menggunakan 100 persen pupuk dalam satu petak lahan maka prosentase penggunaan pupuk
terdiri dari dua persen pupuk NPK, 3 Persen penggunaan pupuk Urea dan 5 persen
penggunaan pupuk organik.
Rata-rata penggunaan faktor produksi di dareah penelitian untuk bibit sebesar 30
kg/ha, untuk penggunaan pupuk urea sebesar 200kg/ha, penggunaan pupuk NPK sebesar 300
kg /ha dan penggunaan pupuk organik sebesar 2000kg/ha. Tenaga kerja yang digunakan
terdiri dari tenaga kerja dalam keluarga dan tenaga kerja luar keluarga. Penggunaan tenaga
kerja keluarga sebesar 54 HOK per ha dan penggunaan tenaga kerja luar keluarga sebesar 125
HOK.
Biaya merupakan nilai korbanan yang dikeluarkan untuk memperoleh hasil. Biaya
yang dikeluarkan dalam usahatani dalam luas lahan yang digunakan sebagai tempat produksi
usahatani meliputi biaya bibit, pupuk, dan tenaga kerja, alat. Penggunaan sarana produksi
padi pada kelompok tani Suka Mandiri dapat diperoleh pada tabel di bawah ini
Tabel 8 Penggunaan sarana produksi usahatani per ha
No Sarana Produksi
Rata -Rata satuan Persentase
1 Luas Lahan 0,37 Ha 3,56
2 Bibit 11,2 Kg 1,06
3 Pupuk 940 Kg 88,99
4
Tanaga Kerja Luar
Keluarga 20 HOK 1,94
5 Tenaga Kerja Keluarga 47,05 HOK 4,45
Jumlah 1056,78 100
Berdasarkan hasil penelitian dapat ditunjukkan bahwa rata-rata biaya usahatani yang
terdiri dari biaya bibit, pupuk,tenaga kerja, mesin traktor sebesar Rp 4.624.094 atau sebesar
83% biaya digunakan untuk usahatani padi, untuk jagung diperoleh biaya rata-rata yang
dikeluarkan petani sebesar Rp 940.476 atau sebesar 17 %. Hal ini menunjukkan bahwa biaya
usahatani padi membutuhkan dana yang lebih besar dari pada usahatani jagung pada luar
areal rata-rata 0,37 ha.
Tabel 9. Biaya Rata-Rata usahatani pada kelompok Tani Suka Mandiri
Diselenggarakan oleh :
LEMBAGA PENELITIAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (LPPM) UNMAS DENPASAR
JL. KAMBOJA NO. 11 A KOTA DENPASAR – PROVINSI BALI
29 – 30 AGUSTUS 2016
100 Unmas
Denpasar
No Biaya Rata-Rata Jumlah Persentase
1 Padi 4.624.094 83
1 Jagung 940.476 17
Jumlah 5.564.570 100
Penerimaan Usahatani
Penerimaan usahatani merupakan jumlah output yang dihasilkan dikalikan dengan
harga jual per satuan output (Soekartawi, 1991).
Hasil penelitian yang diperoleh pada kelompok Tani Suka Mandiri di tahun 2015 pada lahan
basah (sawah) meliputi hasil padi dan jagung. Besarnya hasil yang diperoleh dapat dilihat
pada tabel berikut. Penerimaan rata-rata dari hasil padi sebesar Rp 8.600.000 atau sebesar
70%, dan penerimaan jagung rata-rata sebesar Rp 3.761.000 atau sebesar 30%. Hal ini di
sebabkan oleh petani hanya bisa panen padi hanya satu kali dalam satu tahun dan panen
jagung juga satu kali dalam satu tahun akibat kekurangan air. Pengairan lahan sawah hanya
diperoleh saat musim hujan ketersediaan air untuk pengairan sawah tidak bisa diperoleh
sepanjang tahun. Setelah panen padi petani secepatnya menanam jagung untuk menghidari
kekurangan karena penanaman jagung tidak membutuhkan pengolahan seperti pada
penanaman padi.
Tabel 10 Produksi petani pada kelompok tani Suka Mandiri.
No
Rata-Rata
Penerimaan
Jumlah
(Rp)
Persentase
(%)
1 Padi 8.600.000 70
2 Jagung 3.761.000 30
Jumlah 12.361.000 100
Keuntungan Usahatani dan Besarnya Rasio Usahatani (R/C)
Keuntungan (Kt) adalah selisih antara penerimaan total dan biaya-biaya. Biaya dapat
diklasifikasikan menjadi dua yaitu biaya tetap seperti sewa tanah, pemebelian alat pertanian,
dan biaya tidak tetap meliputi biaya yang diperlukan untuk membeli bibit, pupuk obat-obatan,
pembayaran tenaga kerja. ( Soekartawi, 1991).
Berdasarkan hasil penelitian dapat diperoleh bahwa keuntungan usahatani kelompok
tani Suka Mandiri sebesar Rp 17.925.570.
Tabel 11 Keuntungan usahatani pada kelompok tani Suka Mandiri
No Keuntungan Jumlah Rasio R/C
1 Total Penerimaan 12.361.000 2,22
2 Total Biaya 5.564.570
Jumlah 17.925.570
R/C merupakan perbandingan antara total penerimaan dengan total biaya
(Soekartawi, 1991). Hasil penelitian pada kelompok tani Suka Mandiri diperoleh bahwa R/C
ratio sebesar 2,22. Hal ini berarti untuk setiap 100 rupiah yang dikeluarkan dalam suatu awal
kegiatan usahatani akan memperoleh penerimaan sebesar Rp 222 pada akhir kegiatan usaha.
Diselenggarakan oleh :
LEMBAGA PENELITIAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (LPPM) UNMAS DENPASAR
JL. KAMBOJA NO. 11 A KOTA DENPASAR – PROVINSI BALI
29 – 30 AGUSTUS 2016
101 Unmas
Denpasar
Dari hasil penelitian tersebut dapat dikatakan bahwa petani pada kelompok tani Suka
Mandiri telah memperoleh keuntungan dalam melaksanakan usahatani. Semakin besar R/C
ratio maka semakin besar pula keuntungan dalam melaksanakan usahatani dengan
mengalokasikan faktor produksi secara optimal.
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Berdasarkan hasil pembahasan dari penelitian yang telah dilakukan pada Kelompok
Tani Suka Mandiri yang telah menerapkan sistem pertanian terintegrasi sejak tahun 2014
utuk lahan basah dapat diperoleh simpulan sebagai berikut;
1. Keuntungan usahatani yang diperoleh dari usaha tani padi dan jagung sebesar Rp
17.925.570,00 dengan R/C ratio sebesar 2,22 Hal ini berarti untuk setiap 100 rupiah yang
dikeluarkan dalam suatu awal kegiatan usahatani akan memperoleh penerimaan sebesar
Rp 222 pada akhir kegiatan usaha.
2. Rata-rata penggunaan faktor produksi di dareah penelitian untuk bibit sebesar 30 kg/ha,
untuk penggunaan pupuk urea sebesar 200kg/ha, penggunaan pupuk NPK sebesar 300 kg
/ha dan penggunaan pupuk organik sebesar 2000kg/ha. Tenaga kerja yang digunakan
terdiri dari tenaga kerja dalam keluarga dan tenaga kerja luar keluarga. Penggunaan tenaga
kerja keluarga sebesar 54 HOK per ha dan penggunaan tenaga kerja luar keluarga sebesar
125 HOK.
3. Produktivitas usahatani padi yang diperoleh sebesar 7,6 ton/ha. Nilai efektivitas program
pertanian terintegrasi dalam upaya peningkatan produktivitas padi sebesar 133,39%
artinya menunjukkan program integrasi pertanian yang diterapkan pada kelompok tani
Suka terlaksana secara sangat efektif melebihi target yang ditetapkan oleh pemerintah
dalam upaya meningkatkan produktivitas padi.
Saran
Berdasarkan simpulan di atas dapat diberikan simpulan sebagai berikut,
1. Petani terus melaksanakan usahataninya dengan baik untuk mendapatkan pendapatan
untuk keluarganya.
2. Untuk mengatasi kesulitan produksi pada musim kemarau bisa dilakukan penanaman jenis
tanaman berumur pendek yang memerlukan air dengan volume lebih sedikit.
3. Petani disarankan terus menggunakan pupuk organik padat maupun cair agar di tahun
mendatang bisa menghasilkan produk organik.
DAFTAR PUSTAKA
BPS. 2015. Statistik Padi dan Palawija Provinsi Bali 2015. Badan Pusat Statistik. Provinsi
Bali.
Budiani. 2009. Efektivitas Program Penanggulangan Pengangguran Karang Taruna Eka
Taruna Bhakti Desa Sumerta Kelod Kecamatan Denpasar Timur Kota Denpasar. [E-
Journal] Ekonomi dan Sosial Volume 2 Nomor 1. Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Udayana. Denpasar. Tersedia: http://
Diselenggarakan oleh :
LEMBAGA PENELITIAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (LPPM) UNMAS DENPASAR
JL. KAMBOJA NO. 11 A KOTA DENPASAR – PROVINSI BALI
29 – 30 AGUSTUS 2016
102 Unmas
Denpasar
ojs.unud.ac.id/index.php/input/article/download/3191/2288. Diakses tanggal 7 Januari
2016.
Chintya. 2012. Analisis Efisiensi Usahatani Padi Sawah. [E-journal] Agribisnis dan
Agrowisata vol 1 No 1 Juli 2012. Fakultas Pertanian Universitas Udayana. Denpasar.
Tersedia: http:// download. portalgaruda. org /article .php ? article = 16306 & val =
992. Diakses tanggal 19 Agustus 2015.
Dinas Pertanian. 2015. Daftar Nama Subak dan Kelompok Tani Penerima Bantuan UPSUS.
Dinas Pertanian. Provinsi Bali.
Firdaus, Muhammad. 2010. Manajemen Agribisnis. Bumi Aksara. Jakarta.
Gaspersz, Vincent. 2003. Ekonomi Manajerial Pembuatan Keputusan Bisnis (edisi revisi dan
perluasan). PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Hernanto. 1996. Ilmu Usahatani. Penebar Swadaya. Jakarta.
Husodo. 2004. Pertanian Mandiri. Penebar Swadaya. Jakarta.
Kementan. 2015. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 03/Permentan/ 0T.140/ 2/2015.
Menteri Pertanian. Republik Indonesia. Tersedia: http:// bkppp. bantulkab.go.id
/filestorage/ dokumen/ 2015/03/ Permentan %20 Nomor% 2003-2015 %20Pedoman%
20Upsus% 20pajale.pdf. Diakses tanggal 6 November 2015.
Mubyarto. 1977. Pengantar Ekonomi Pertanian. Lembaga Penelitian Pendidikan dan
Penerangan Ekonomi dan Sosial. Jakarta Barat.
Nurhasikin. 2013. Penduduk Usia Produktif dan Ketenagakerjaan. [Artikel on-line] Badan
Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional. Provinsi Riau. Tersedia: http://
kepri.bkkbn.go.id/ Lists/Artikel/DispForm.aspx?ID =144. Diakses tanggal 12
Desember 2015.
Suryana, Sawa. 2007. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Produksi Jagung di
Kabupaten Blora. [Tesis On-line] Magister Ilmu Ekonomi dan Pembangunan
Universitas Diponegoro. Semarang. Tersedia: http:// eprints
.undip.ac.id/18736/1/Sawa_Suryana.pdf. Diakses tanggal 19 Juli 2015.