Post on 02-May-2018
PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, LEVERAGE, ECONOMIC
VALUE ADDED, RETURN ON INVESTMENT, DAN EARNING PER
SHARE TERHADAP RETURN YANG DITERIMA PEMEGANG
SAHAM
(Studi Empiris pada Industri Makanan dan Minuman di Bursa Efek Indonesia)
Oleh:
RURIANA ULFA
NIM: 107082003607
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1432 H/2011 M
“PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, LEVERAGE, ECONOMIC
VALUE ADDED, RETURN ON INVESTMENT, DAN EARNING PER
SHARE TERHADAP RETURN YANG DITERIMA PEMEGANG SAHAM”
(Studi Empiris pada Industri Makanan dan Minuman di Bursa Efek
Indonesia)
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis untuk Memenuhi Syarat-syarat
Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh:
Ruriana Ulfa
NIM: 107082003607
Di bawah Bimbingan
Pembimbing I Pembimbing II
Prof. Dr. Abdul Hamid, M.Si Zuwesty Eka Putri, SE, M.Ak
NIP: 195706171985031002 NIP: 19800416 200901 200 6
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1432 H/2011 M
Hari ini Senin Tanggal empat belas Maret Tahun Dua Ribu Sebelas telah
dilakukan Ujian Komprehensif atas nama Ruriana Ulfa NIM: 107082003607
dengan judul Skripsi “PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, LEVERAGE,
ECONOMIC VALUE ADDED, RETURN ON INVESTMENT, DAN
EARNING PER SHARE TERHADAP RETURN YANG DITERIMA
PEMEGANG SAHAM (Studi Empiris pada Industri Makanan dan
Minuman di Bursa Efek Indonesia)”. Memperhatikan penampilan mahasiswi
tersebut selama ujian berlangsung, maka skripsi ini sudah dapat diterima sebagai
salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan
Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 14 Maret 2011
Tim Penguji Ujian Komprehensif
Reskino, SE., Ak., M.Si Erika Amelia, SE., M.Si Penguji II Penguji III
Prof. Dr. Abdul Hamid, MS Penguji I
Hari ini Rabu Tanggal dua puluh tiga Maret Tahun Dua Ribu Sebelas telah
dilakukan Sidang Skripsi atas nama Ruriana Ulfa NIM: 107082003607 dengan
judul Skripsi “PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, LEVERAGE,
ECONOMIC VALUE ADDED, RETURN ON INVESTMENT, DAN
EARNING PER SHARE TERHADAP RETURN YANG DITERIMA
PEMEGANG SAHAM” (Studi Empiris pada Industri Makanan dan Minuman di
Bursa Efek Indonesia). Memperhatikan penampilan mahasiswi tersebut selama
ujian berlangsung, maka skripsi ini sudah dapat diterima sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Akuntansi Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 23 Maret 2011
Tim Penguji Ujian Skripsi
Prof. Dr. Abdul Hamid, MS Zuwesty Eka Putri, SE, M.Ak Pembimbing I Pembimbing II Prof. Dr. Ahmad Rodoni Yessi Fitri, SE, Ak., M.Si Ketua Sekretaris
Prof. Dr. Azzam Jasin, MBA Penguji Ahli
SURAT PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama Mahasiswi : Ruriana Ulfa
NIM : 107082003607
Jurusan : Akuntansi
Menyatakan bahwa skripsi ini adalah hasil karya sendiri yang merupakan hasil
penelitian, pengolahan, dan analisis saya sendiri serta bukan saduran dari hasil
karya atau hasil penelitian orang lain.
Apabila terbukti skripsi ini merupakan plagiat, maka skripsi ini dainggap gugur
dan harus melakukan penelitian ulang untuk menyusun skripsi baru dan kelulusan
serta gelarnya dibatalkan.
Demikian pernyataan ini dibuat dengan segala akibat yang timbul di kemudian
hari menjadi tanggung jawab saya.
Jakarta, Maret 2011
Ruriana Ulfa
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. IDENTITAS PRIBADI
1. Nama Lengkap : Ruriana Ulfa
2. Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 28 Maret 1989
3. Alamat : Jl. Swadaya No. 8, Rt 11/Rw 11, Kelurahan
Bintaro, Kecamatan Pesanggrahan, Jakarta
Selatan, 12330
4. No. Telepon : 021-98567179/08567303160
5. E-mail : Ury_blue@yahoo.co.id
II. PENDIDIKAN
1. SD : SDN 04 Pagi Jakarta
2. SMP : SMPN 178 Jakarta
3. SMA : SMAN 86 Jakarta
4. S1 : Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
III. PENGALAMAN ORGANISASI
1. Anggota ROHIS Periode 2003/2004, ROHIS SMPN 178 Jakarta
2. Sekretaris ROHIS Periode 2006/2007, ROHIS SMAN 86 Jakarta
3. Ketua Karang Taruna Periode 2008/2009, Karang Taruna Remaja Rt
11
Effect of Company Size, Leverage, Economic Value Added, Return On Investment, and Earning Per Share of Shareholder Return Received
(Empirical Studies in Food and Beverage Industries in Indonesia Stock Exchange)
By: Ruriana Ulfa
ABSTRACT
This study aims to analyze the effect of company size, leverage, Economic Value Added, Return On Investment, and Earning Per Share of Return received shareholders. The data used secondary data in the form of financial statements of the food and beverage industries that have been audited from the years 2007-2009 on the Indonesia Stock Exchange (IDX). From 17 companies listed on the Sock Exchange only 13 companies that used as a sample of this study. Samples were selected by using the technique of selection non probabilistic sampling with judgment sampling. To analyze the data, this study used regression and then test significance level of 0.05.
The result of this study indicate that partial company size, leverage, and EVA significantly effect stock returns. In other hand ROI and EPS partially have no effect on stock return. Simultaneously, company size, leverage, EVA, ROI, and EPS significantly influence stock returns. Keyword: Company Size, Leverage, Economic Value Added, Return On
Investment, Earning Per Share, and Return Stock.
Pengaruh Ukuran Perusahaan, Leverage, Economic Value Added, Return On Investment, dan Earning Per Share terhadap Return yang Diterima Pemegang
Saham (Studi Empiris pada Industri Makanan dan Minuman di Bursa Efek
Indonesia)
Oleh: Ruriana Ulfa
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh Ukuran Perusahaan, Leverage, Economic Value Added, Return On Investment, dan Earning Per Share terhadap Return yang diterima pemegang saham. Data yang digunakan adalah data sekunder berupa laporan keuangan perusahaan pada industri makanan dan minuman yang telah diaudit dari tahun 2007-2009 pada Bursa Efek Indonesia (BEI). Dari 17 perusahaan yang terdaftar di BEI hanya berjumlah 13 perusahaan yang digunakan sebagai sampel penelitian ini. Sampel dipilih dengan menggunakan nonprobabilistic sampling dengan teknik judgement sampling. Untuk menganalisis data, penelitian ini menggunakan regresi linier berganda kemudian dilakukan uji hipotesis dengan uji t (secara parsial) dan uji F (secara simultan) dengan tingkat signifikansi 0,05.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan secara parsial bahwa ukuran perusahaan, leverage, dan EVA berpengaruh secara signifikan terhadap return saham. Sedangkan ROI dan EPS secara parsial tidak berpengaruh terhadap return saham. Secara simultan, ukuran perusahaan, leverage, EVA, ROI, dan EPS berpengaruh signifikan terhadap return saham. Kata kunci: Ukuran Perusahaan, Leverage, Economic Value Added, Return On
Investement, Earning Per Share, dan Return saham
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Alhamdulillahi Rabbil ‘Alamin penulis panjatkan puji syukur kepada
Allah SWT yang telah memberikan nikmat, pertolongan, dan kasih sayang-Nya
yang tak terhingga, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini tepat pada
waktunya. Tak lupa juga shalawat serta salam senantiasa teriring kepada
junjungan kita nabi besar Muhammad SAW, yang selalu memberikan syafaat
pada umatnya, semoga beliau beserta keluarga dan sahabatnya selalu berada
dalam rahmat Allah SWT. Semoga kita selalu berada di dalam keridhaan-Nya.
Terselesaikannya skripsi ini adalah merupakan nikmat yang telah Allah
berikan kepada penulis. Penulis menyadari, bahwa selama penyusunan skripsi ini
hingga selesai tidak lepas dari dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh
karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak dan Ibuku tercinta yang telah memberikan dukungan secara moriil dan
materiil, serta segala doa yang telah mereka panjatkan untuk penulis. Terima
kasih atas kasih sayang yang tiada batasnya yang telah dicurahkan kepada
penulis, yang tidak dapat penulis balas walau dengan apapun. Tak lupa juga
kepada adik-adikku (Ebi dan Ikang) serta keluarga yang telah memberikan
dukungan, semoga Allah SWT memberikan yang terbaik.
2. Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid, MS. selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis UIN Syarif Hidayatullah sekaligus dosen pembimbing I yang telah
memberikan ilmu, pengarahan, dan bimbingannya selama ini.
3. Ibu Zuwesty Eka Putri, SE, M.Ak, selaku dosen pembimbing II yang telah
memberikan pengarahan, masukan, dan bimbingannya kepada penulis dengan
sabar, terima kasih ibu.
4. Ibu Rahmawati SE, MM. selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi
dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah.
5. Ibu Yessi Fitri, SE, Ak, M.Si. selaku Sekretaris Jurusan Akuntansi Fakultas
Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah.
6. Para penguji ujian komprehansif, Bapak Prof. Dr. Abdul hamid, MS., Ibu
Reskino, SE, Ak, M.Si, dan Ibu Erika Amelia, SE, M.Si.
7. Para penguji ujian skripsi, Bapak Prof. Dr. Azzam Jasin, MBA., Bapak Prof.
Dr. Ahmad Rodoni, dan Ibu Yessi Fitri SE, Ak, M.Si.
8. Bapak Hepi Prayudiawan, SE, Ak, MSi yang telah memberikan masukan dan
pengarahan dalam membuat proposal, serta atas ilmu dan nasihat yang telah
beliau berikan selama penulis proses kuliah. Seluruh dosen Fakultas Ekonomi
dan Bisnis yang telah memberikan ilmu yang bermanfaat bagi penulis. Serta
Pak Ismet, Bu Ani, Bu Siska dan staf jurusan akuntansi lainnya.
9. Teman-teman seperjuangan dan sahabat tercinta penulis khususnya, Firda,
Karina, Vikha, Ocha, Kabul, dan Silvy. Setiap moment yang telah kita lewati
bersama ketika senang maupun sedih tidak akan pernah penulis lupakan.
Semoga kita bisa tetap menjalin silaturrahmi dan menjadi sahabat selamanya,
amin. Sukses selalu ya.
10. Hadi yang selalu memberikan support, semangat, dan masukan pada penulis
setiap saat dengan sabar. Tak lupa juga Kak Beber dan Kak Yusar yang telah
memberikan masukan pada penulis serta teman-teman Akuntansi C dan
Akuntansi Manajemen yang tidak dapat disebutkan satu per satu. Terima kasih
atas dukungannya.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan skripsi
ini, oleh karena itu diharapkan penelitian selanjutnya dapat menyempurnakannya.
Akhir kata, semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca dan semua pihak yang
membutuhkannya.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Jakarta, Februari 2011
Ruriana Ulfa
DAFTAR ISI
Keterangan Halaman
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI ..................................... i
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF ................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI .................................................... iii
SURAT PERNYATAAN ...................................................................................... iv
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ............................................................................. v
ABSTRACT ............................................................................................................ vi
ABSTRAK ............................................................................................................. vii
KATA PENGANTAR ........................................................................................... viii
DAFTAR ISI .......................................................................................................... x
DAFTAR TABEL ................................................................................................. xiv
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. xv
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... xvi
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1
A. Latar Belakang .................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................... 8
C. Tujuan Penelitian ................................................................................. 8
D. Manfaat Penelitian .............................................................................. 9
BAB II PEMBAHASAN ..................................................................................... 11
A. Landasan Teori .................................................................................... 11
1. Perusahaan ...................................................................................... 11
2. Karakteristik Perusahaan ................................................................. 12
3. Ukuran Perusahaan ......................................................................... 13
4. Leverage .......................................................................................... 15
5. Economic Value Added (EVA) ........................................................ 20
a. Definisi Economic Value Added (EVA) ...................................... 20
b. Rumus Menghitung EVA ............................................................ 22
c. Kelemahan dan Keunggulan EVA .............................................. 23
6. Return On Investment (ROI) ........................................................... 25
a. Definisi ROI ................................................................................ 25
b. Keunggulan dan Kelemahan ROI ............................................... 27
7. Earning Per Share (EPS) ................................................................ 28
8. Return Saham .................................................................................... 30
a. Definisi Return Saham ................................................................. 30
b. Komponen Return ......................................................................... 30
c. Jenis-Jenis Return ........................................................................ 31
d. Rumus Return Saham .................................................................. 32
B. Penelitian Terdahulu ............................................................................ 33
C. Kerangka Pemikiran ............................................................................ 37
D. Keterkaitan Antar Variabel ................................................................. 38
1. Ukuran perusahaan dengan Return Saham ..................................... 38
2. Leverage dengan Return Saham ...................................................... 39
3. EVA dengan Return Saham ............................................................ 40
4. ROI dengan Return saham .............................................................. 41
5. EPS dengan Return saham .............................................................. 42
E. Hipotesis .............................................................................................. 43
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ........................................................... 45
A. Ruang Lingkup Penelitian ................................................................... 45
B. Metode Penentuan Sampel .................................................................. 45
C. Metode Pengumpulan Data ................................................................. 46
D. Metode Analisis Data .......................................................................... 47
1. Uji Asumsi Klasik ........................................................................... 47
a. Uji Multikolinearitas ................................................................... 47
b. Uji Autokorelasi .......................................................................... 48
c. Uji Normalitas ............................................................................. 48
d. Uji Heterokedastis ....................................................................... 49
2. Uji Hipotesis ................................................................................... 50
a. Koefisien Determinasi (Uji R2) ................................................... 51
b. Uji Statistik t ............................................................................... 51
c. Uji Statistik F .............................................................................. 52
E. Definisi Operasional Variabel dan Pengukurannya ............................. 52
1. Variabel Independen (X) .................................................................. 52
a. Ukuran Perusahaan (X1) ............................................................... 52
b. Leverage (X2) ............................................................................... 53
c. EVA (X3) ...................................................................................... 54
d. ROI (X4) ....................................................................................... 55
e. EPS (X5) ....................................................................................... 56
2. Variabel Dependen (Y) .................................................................... 56
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .............................................................. 58
A. Gambaran Umum Objek Penelitian .................................................... 58
1. Sejarah Singkat Perusahaan ............................................................ 59
B. Hasil Uji Instrumen Penelitian ............................................................ 70
1. Pengujian Asumsi Klasik ................................................................. 70
a. Hasil Uji Multikolinearitas .......................................................... 70
b. Hasil Uji Autokorelasi ................................................................ 71
c. Hasil Uji Normalitas .................................................................... 72
d. Hasil Uji Heterokedastis ............................................................. 73
2. Hasil Uji Hipotesis ........................................................................... 74
a. Hasil Uji Koefisien Determinasi (Adjusted R-Square) ................ 74
b. Hasil Uji Statistik t ...................................................................... 75
c. Analisis Regresi Linier Berganda ................................................ 82
d. Hasil Uji Statistik F ..................................................................... 83
BAB V PENUTUP ............................................................................................... 86
A. Kesimpulan ......................................................................................... 86
B. Implikasi .............................................................................................. 87
C. Saran .................................................................................................... 88
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 90
LAMPIRAN ........................................................................................................... 94
DAFTAR TABEL
No Keterangan Halaman
2.1 Tabel Perbedaan Penelitian Terdahulu ............................................... 35
4.1 Kriteria Sampel Penelitian ................................................................. 58
4.2 Hasil Uji Multikolinearitas ................................................................. 70
4.3 Hasil Uji Autokorelasi ....................................................................... 71
4.6 Hasil Uji Adjusted Square .................................................................. 74
4.7 Hasil Uji Statistik t ............................................................................. 76
4.8 Hasil Uji Statistik F ............................................................................ 84
DAFTAR GAMBAR
No Keterangan Halaman
2.1 Gambar Kerangka Penelitian ............................................................. 37
4.4 Hasil Uji Normalitas Data .................................................................. 72
4.5 Grafik Scatterplot Hasil Uji Heterokedastisitas ................................... 73
DAFTAR LAMPIRAN
No Keterangan Halaman
1 Surat Izin Penelitian di Bursa Efek Indonesia .................................... 95
2 Daftar Sampel Perusahaan ................................................................. 96
3 Ukuran Perusahaan Makanan dan Minuman Tahun 2007-2009 ........ 97
4 Rasio Leverage Industri Makanan dan Minuman Tahun
2007-2009 .......................................................................................... 98
5 Economic Value Added Industri Makanan dan Minuman
Tahun 2007-2009 ............................................................................... 99
6 Return On Investment Industri Makanan dan Minuman
Tahun 2007-2009 ................................................................................. 100
7 Earning Per Share Industri Makanan dan Minuman Tahun
2007-2009 ........................................................................................... 101
8 Return Saham Industri Makanan dan Minuman Tahun
2007-2009 .......................................................................................... 102
9 Hasil Uji Regresi ............................................................................... 103
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pasar modal merupakan sarana untuk melakukan investasi yang
memungkinkan para investor untuk melakukan penempatan dananya pada
suatu asset sesuai dengan risiko yang bersedia mereka tanggung dengan
tingkat keuntungan yang diharapkan. Soleman (2008:411) mengungkapkan
pasar modal menyediakan fasilitas atau wahana yang mempertemukan dua
kepentingan yaitu pihak yang mempunyai dana (investor) dan pihak yang
memerlukan dana (issuer). Terjadinya krisis global pada tahun 2008 lalu,
menyebabkan gangguan dalam pasar modal Indonesia karena harga saham
menjadi tidak stabil. Kondisi ini mempengaruhi keputusan para investor yang
menanamkan sahamnya di BEI. Kondisi yang mungkin terjadi adalah investor
dengan cepat menarik dananya dari produk-produk perbankan disaat harga
masih tinggi sehingga hal ini memacetkan perputaran uang.
Untuk menarik pembeli dan penjual agar berpartisipasi, pasar modal
harus bersifat likuid dan efisien. Suatu pasar modal dikatakan likuid jika
penjual dapat menjual dan pembeli dapat membeli surat-surat berharga dengan
cepat. Pasar modal dikatakan efisien jika dari surat-surat berharga
mencerminkan nilai dari perusahaan secara akurat. Jika pasar modal sifatnya
efisien, harga dari surat berharga juga mencerminkan penilaian dari investor
terhadap prospek laba di masa yang akan datang serta kualitas dari
manajemennya.
Kegiatan investasi yang dilakukan investor adalah kegiatan untuk
menempatkan dana pada suatu atau lebih suatu asset selama periode tertentu
dengan harapan dapat memperoleh sejumlah keuntungan dimasa yang akan
datang (Indra, 2006:239). Dari keuntungan tersebut, investor akan
mendapatkan pengembalian (return) dari dana yang diinvestasikannya. Jika
perusahaan dapat memberikan return yang cukup besar, tentunya investor
akan semakin menambah investasinya, dan hal ini tentunya dapat memberikan
dampak positif bagi nilai perusahaan di pasar. Return menurut Wirama
(2009:2) adalah imbalan yang diperoleh investor yang menginvestasikan
dananya dengan cara membeli saham. Return setidaknya terdiri atas dua
komponen, yaitu komponen peningkatan harga (capital gain) dan dividen.
Tingkat keuntungan (return) merupakan hasil pendapatan investasi
selama beberapa periode dari jumlah dana yang diinvestasikan. Pada
umumnya investor mengharapkan keuntungan yang tinggi dengan risiko
kerugian yang kecil, sehingga para investor berusaha menentukan tingkat
keuntungan investasi yang optimal dengan menentukan konsep investasi yang
memadai. Akan tetapi, terdapat hubungan positif antara tingkat return yang
diharapkan dengan risiko. Indra (2006:243) mengungkapkan, semakin besar
risiko suatu sekuritas, maka tigkat return yang diharapkan juga semakin besar,
ataupun sebaliknya.
Dalam menilai kinerja perusahaan, investor biasanya berpedoman pada
prospektus dan laporan keuangan perusahaan. Salah satu informasi yang
terdapat di dalam laporan keuangan adalah informasi mengenai laba
perusahaan. Bagi pemilik saham, laba berarti peningkatan nilai ekonomis yang
akan diterima, melalui pembagian dividen. Laba juga digunakan sebagai alat
untuk mengukur kinerja manajemen perusahaan selama periode tertentu yang
pada umumnya menjadi perhatian pihak-pihak tertentu terutama dalam
menaksir kinerja pertanggungjawaban manajemen dalam pengelolaan sumber
daya serta dapat dipergunakan untuk memperkirakan prospeknya di masa
depan. Kualitas laba menurut Boediono (2005:176) dapat diindikasikan
sebagai kemampuan informasi laba memberikan respon kepada pasar.
Kuatnya reaksi pasar terhadap informasi laba yang tercermin dari tingginya
earnings response coefficients (ERC) yang menunjukkan laba yang dilaporkan
berkualitas.
Ukuran yang digunakan untuk menilai kinerja sangat beragam, tetapi
yang biasanya digunakan adalah rasio keuangan seperti rasio likuiditas (quick
ratio, current ratio, cash ratio), rasio profitabilitas (Return On Investment
(ROI), Return On Equity (ROE)), rasio pasar (Price Earning Ratio), rasio
aktivitas, serta rasio solvabilitas. Salah satu rasio yang biasa digunakan dalam
mengukur kinerja adalah Return On Investment (ROI). Menurut Ulupui
(2007:6) ROI berkaitan dengan profit dan investasi atau asset yang digunakan
untuk menghasilkannya. Jadi ROI adalah salah satu bentuk dari rasio
profitabilitas untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan
laba dengan menggunakan total aktiva yang ada. Dengan demikian rasio ini
menghubungkan keuntungan yang diperoleh dari operasinya perusahaan (net
operation income) dengan jumlah investasi atau aktiva yang digunakan untuk
menghasilkan keuntungan operasi tersebut.
Rasio pasar dapat diukur melalui Price Book Value (PBV), Price
Earning Ratio (PER), dan Earning Per Share (EPS). Dalam penelitian ini,
rasio pasar yang digunakan adalah EPS karena dapat menggambarkan tingkat
laba yang diperoleh para pemegang saham, dimana tingkat laba menunjukkan
kinerja perusahaan terutama dari kemampuan laba yang dikaitkan dengan
pasar. Menurut Djazuli (2006:53) salah satu kriteria bagi calon investor untuk
mengambil keputusan dalam membeli saham suatu perusahaan tercermin
dalam EPS. Jadi semakin meningkatnya EPS akan meningkatkan daya tarik
investor dalam menanamkan dana ke dalam perusahaan, sehingga harga
saham akan meningkat. Meningkatnya harga saham tentunya akan
berpengaruh terhadap meningkatnya total return yang diperoleh investor.
Meskipun rasio-rasio tersebut telah digunakan secara luas oleh investor
sebagai salah astu dasar dalam pengambilan keputusan investasi, namun
penggunaan analisis rasio keuangan sebagai alat pengukur akuntansi
tradisional itu mengabaikan adanya biaya modal sehingga sulit untuk
mengetahui apakah suatu perusahaan telah berhasil menciptakan nilai atau
tidak. Untuk mengatasi kelemahan tersebut, dikembangkan suatu konsep baru
yaitu Economic Value Added (EVA) yang mencoba mengukur nilai tambah
(value creation) yang dihasilkan suatu perusahaan dengan cara mengurangi
beban biaya modal (cost of capital) yang timbul sebagai akibat investasi yang
dilakukan.
Siddharta Uatama (1997:10) dalam Rizal dan Sari (2008:4)
mengungkapkan, Economic Value Added (EVA) dipopulerkan pertama kali
oleh Stern Steward Management, analisis keuangan dari Stern Steward & Co.
of New York City. Stern Steward menghitung EVA sebagai laba operasi setelah
pajak dikurangi dengan total biaya modal. Total biaya modal dihitung dengan
cara mengalikan total biaya dengan total modal yang diinvestasikan.
EVA memfokuskan pada efektivitas manajerial dalam satu tahun
tertentu (Kartini dan Hermawan, 2008:356). Dalam hubungannya dengan
penilaian kinerja keuangan perusahaan, tingkat kesehatan perusahaan bagi
para pemegang saham sangatlah penting untuk mengetahui kondisi sebenarnya
suatu perusahaan, agar modal yang diinvestasikan cukup aman dan
mendapatkan tingkat hasil pengembalian (rate of return) yang menguntungkan
dari investasi yang ditanamkannya. Menurut Kartini dan Hermawan
(2008:356) EVA menjadi relevan untuk mengukur kinerja berdasarkan value
karena EVA adalah ukuran nilai tambah ekonomis yang dihasilkan oleh
perusahaan sebagai akibat dari aktivitas atau strategi manajemen. Bagi pihak
manajemen perusahaan, penilaian kinerja ini akan sangat mempengaruhi
dalam penyusunan rencana usaha perusahaan yang akan diambil untuk masa
yang akan datang demi kelangsungan hidup perusahaan.
Untuk mengukur kinerja perusahaan, harus mempertimbangkan
berbagai aspek antara lain yaitu harapan dari pihak-pihak yang
menginvestasikan uangnya, dan karyawannya. Para penyedia dana tentunya
akan mengharapkan tingkat pengembalian yang besar untuk investasi yang
ditanamkannya, sedangkan pihak karyawan menginginkan kelangsungan
hidup dari perusahaan dapat terjamin sehingga kesejahteraan mereka juga
akan ikut terjamin. Penerapan konsep EVA dalam suatu perusahaan akan
membuat perusahaan lebih memfokuskan perhatian pada penciptaan nilai
perusahaan.
Akan tetapi, tidak hanya rasio-rasio tersebut saja yang harus
diperhatikan dalam penerimaan return saham tetapi juga harus melihat rasio
utang (leverage) perusahaan. Jika perusahaan tersebut memiliki rasio leverage
yang cukup tinggi tentunya investor akan mengharapkan return yang besar
karena perusahaan itu dinilai memiliki risiko yang cukup tinggi. Menurut
Pribawati (2007:6), semakin tinggi leverage ratio (Debt to Asset (DTA) dan
Debt to Equity Ratio (DER)) berdampak buruk karena tingkat hutang yang
semakin tinggi berarti beban bunga akan semakin besar yang berarti
mengurangi keuntungan.
Faktor lain yang harus diperhatikan dalam penerimaan return saham
adalah ukuran perusahaan. Soleman (2008:414) menyatakan bahwa semakin
besar ukuran perusahaan akan mencerminkan pula semakin besar kemampuan
perusahaan untuk dapat membiayai kebutuhan dananya (kesempatan investasi)
pada masa yang akan datang. Jadi, dapat dikatakan bahwa ukuran perusahaan
dapat memberikan pengaruh positif bagi investasi. Karena jika ukuran
perusahaan besar, tentunya akan semakin besar pendapatan yang dihasilkan,
maka laba perusahaan pun akan besar dan ini tentu akan memberikan return
yang cukup besar pula bagi pemegang saham.
Pada penelitian yang dilakukan oleh Ulupui (2007) pada 13 perusahaan
makanan dan minuman, menemukan bahwa return saham dipengaruhi oleh
rasio likuiditas, leverage, dan profitabilitas. Sedangkan menurut penelitian
Kartini dan Hermawan (2008), EVA dan MVA secara bersama-sama
mempengaruhi harga saham, akan tetapi tidak berpengaruh signifikan terhadap
return yang diterima pemegang saham. Dari beberapa penelitian tersebut,
penulis merasa tertarik untuk mengetahui apakah ada pengaruh signifikan
antara ukuran perusahaan, leverage, EVA, ROI, dan EPS terhadap return yang
diterima pemegang saham.
Penelitian ini merupakan pengembangan dari penelitian I G. K. A.
Ulupui (2007). Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah:
1. Penelitian ini ingin mengetahui adanya return yang diterima pemegang
saham dengan menambahkan variabel independen yang berbeda yaitu
ukuran perusahaan, EVA, dan EPS. Sedangkan penelitian sebelumnya
menggunakan current ratio dan total asset turn over.
2. Tahun pengamatan penelitian ini adalah 2007-2009 sedangkan penelitian
sebelumnya pada tahun 1999-2005.
Berdasarkan pada pertimbangan dan hasil penelitian tersebut peneliti
tertarik untuk mengambil judul, “Pengaruh Ukuran Perusahaan, Leverage,
Economic Value Added, Return On Investment, dan Earning Per Share
Terhadap Return yang Diterima oleh Pemegang Saham”.
B. Rumusan Masalah
Mengacu pada latar belakang penelitian di atas, maka rumusan
masalah yang akan dijawab dalam penelitian ini adalah:
1. Apakah ukuran perusahaan memiliki pengaruh terhadap return yang
diterima oleh pemegang saham?
2. Apakah leverage memiliki pengaruh terhadap return yang diterima oleh
pemegang saham?
3. Apakah EVA memiliki pengaruh terhadap return yang diterima oleh
pemegang saham?
4. Apakah ROI memiliki pengaruh terhadap return yang diterima oleh
pemegang saham?
5. Apakah EPS memiliki pengaruh terhadap return yang diterima oleh
pemegang saham?
6. Apakah ukuran perusahaan, leverage, EVA, ROI, dan EPS secara simultan
memiliki pengaruh terhadap return yang diterima oleh pemegang saham?
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui atas hal-hal berikut:
1. Menganalisis pengaruh ukuran perusahaan terhadap return yang
diterima pemegang saham.
2. Menganalisis pengaruh leverage terhadap return yang diterima
pemegang saham.
3. Menganalisis pengaruh EVA terhadap return yang diterima pemegang
saham.
4. Menganalisis pengaruh ROI terhadap return yang diterima pemegang
saham.
5. Menganalisis pengaruh EPS terhadap return yang diterima pemegang
saham.
6. Menganalisis pengaruh ukuran perusahaan, leverage, EVA, ROI, dan
EPS secara simultan terhadap return yang diterima pemegang saham.
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi:
1. Investor
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan informasi
dalam melakukan investasi, serta sebagai bahan pertimbangan dalam
pengambilan keputusan investasi pada perusahaan yang diinginkan.
2. Perusahaan
Sebagai bahan masukan dan pertimbangan untuk dapat menilai sendiri
kinerja manajemennya dengan menggunakan rasio keuangan, serta sebagai
bahan pertimbangan dalam mengambil kebijakan perusahaan sehingga
dapat menguntungkan perusahaan serta pemegang saham.
3. Dunia penelitian dan akademis
Yaitu untuk menambah literatur mengenai faktor-faktor fundamental yang
mempengaruhi penerimaan return pemegang saham.
4. Peneliti
Yaitu untuk menambah pengetahuan dan wawasan mengenai saham serta
mengetahui faktor-faktor yang dapat mempengaruhi return dengan
menggunakan rasio keuangan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Perusahaan
Definisi perusahaan menurut Griffin dan Ebert (2006:110) adalah
bisnis yang secara hukum dianggap sebagai satu entitas yang terpisah dari
pemilik-pemiliknya dan bertanggung jawab atas hutang-hutangnya sendiri
(tanggung jawab pemilik terbatas pada besarnya investasi mereka). Menurut
Mangkuprawira (2009), suatu perusahaan atau organisasi yang baik dan
bertanggung jawab serta ingin memelihara kesinambungan bisnis dalam
jangka panjang, harus sudah memikirkan kepeduliannya pada saat awal
pendirian perusahaan, yaitu dengan cara menetapkan visi, misi dan tujuan
perusahaan.
Visi merupakan suatu pernyataan tentang cita-cita organisasi yang
berisikan arahan yang jelas dan apa yang akan diperbuat oleh perusahaan di
masa yang akan datang. Untuk mewujudkan visi tersebut maka perusahaan
melakukan pengembangan misi yang akan dijalani dalam tiap aktivitas. Misi
merupakan penetapan tujuan dan sasaran perusahaan yang mencakup
kegiatan jangka panjang tertentu dan jangka pendek yang akan dilakukan,
dalam upaya mencapai visi yang telah ditetapkan (Mangkuprawira, 2009).
Tujuan perusahaan menurut Kartini dan Hermawan (2008:355)
adalah untuk memaksimalkan nilai suatu perusahaan. Penetapan tujuan yang
benar akan sangat berpengaruh pada proses pencapaian tujuan dan
pengukuran kinerja nantinya. Karena kesalahan menentukan tujuan akan
berakibat pada kesalahan strategi yang diambil. Menurut Sulaiman dan
Handi (2008:111) menyatakan tujuan pokok perusahaan adalah memperoleh
laba semaksimal mungkin serta meningkatkan nilai pasar perusahaan
tersebut. Tujuan perusahaan lainnya menurut Anthony dan Govindarajan
(2005:61) dalam mencari laba adalah memaksimalkan nilai pemegang
saham.
2. Karakteristik Perusahaan
Karakteristik perusahaan menurut Soleman (2008:413) adalah sifat
khas atau spesifikasi suatu perusahaan yang membedakannya dengan
perusahaan lain, yang terdiri dari seperti pertumbuhan asset, volatilitas
pendapatan, ukuran perusahaan, dan profitabilitas perusahaan.
Wald (1999) dalam Soleman (2008:143) mengemukakan bahwa
adanya perbedaan karakteristik perusahaan, akan menyebabkan perbedaan
pada komposisi stuktur modalnya, dan keputusan pemenuhan sumber dana
perusahaan. Karakteristik yang digunakan adalah pertumbuhan asset, ukuran
perusahaan, volatilitas pendapatan perusahaan, dan inventaris.
Jadi dapat disimpulkan bahwa karakteristik perusahaan adalah ciri
khas suatu perusahaan yang membedakannya dengan perusahaan lain dalam
hal ukuran perusahaan, jumlah asset, pendapatan, dan profitabilitas
perusahaan.
3. Ukuran Perusahaan
Ukuran perusahaan menurut Ibrahim (2008:19) merupakan suatu
skala pengklasifikasian besar kecilnya perusahaan menurut berbagai cara
antara lain dengan total aktiva, total penjualan, nilai pasar saham, dan lain-
lain. Adapun menurut Hartono (2000) dalam Maberya dan Suaryana
(2009:4), besar kecilnya perusahaan dapat diukur dengan total aktiva/besar
harta perusahaan dengan menggunakan perhitungan nilai logaritma total
aktiva. Jadi, berdasarkan beberapa pengertian tersebut dapat disimpulkan
bahwa ukuran perusahaan adalah skala besar kecilnya perusahaan yang
dapat diukur melalui total asset, total penjualan, dan kapitalisasi pasar.
Pada dasarnya ukuran perusahaan terbagi menjadi tiga yaitu,
perusahaan besar, perusahaan sedang, dan perusahaan kecil. Pengukuran ini
didasarkan pada total asset perusahaan. Karena biasanya perusahaan yang
besar memiliki aktiva yang besar pula dan ini akan mencerminkan bahwa
perusahaan tersebut mampu menghasilkan laba yang lebih besar
dibandingkan dengan perusahaan kecil. Selain itu juga dapat memberikan
kepastian untuk prospek masa depan perusahaan bagi investor dalam
memprediksi risiko yang akan terjadi jika berinvestasi.
Ukuran perusahaan dari segi total saham dilihat dari kapitalisasi
market yang berasal dari total saham yang dimiliki oleh perusahaan tersebut.
Pengelompokkan perusahaan menurut Ang (1997) dalam Rahmawati,
Mutmainah dan Haryanto (2007:91), dibagi menjadi tiga bagian yaitu:
a. Kapitalisasi besar (big cap)
Yaitu saham-saham yang dinilai kapitalisasi pasarnya lebih besar sampai
dengan Rp 5 trilyun. Saham berkapitalisasi besar ini disebut saham lapis
pertama.
b. Kapitalisasi sedang (middle cap)
Merupakan saham-saham yang nilai kapitalisasi pasarnya berkisar antara
Rp 1 trilyun sampai dengan Rp 5 trilyun. Saham berkapitalisasi sedang
ini disebut juga saham lapis kedua.
c. Kapitalisasi kecil (small cap)
Merupakan saham-saham yang nilai kapitalisasi pasarnya kurang dari Rp
1 trilyun. Saham berkapitalisasi kecil ini disebut juga saham lapis ketiga.
Perusahaan yang berukuran besar tentunya dapat menarik investor
untuk menanamkan investasi karena dianggap dapat mengelola saham
dengan baik sehingga mampu memberikan return yang diharapkan oleh
investor. Menurut Marberya dan Suaryana (2009:4), ukuran perusahaaan
menunjukkan jumlah pengalaman dan kemampuan tumbuhnya suatu
perusahaan yang mengindikasikan kemampuan dan tingkat risiko dalam
mengelola investasi yang diberikan para stockholder untuk meningkatkan
kemakmuran mereka.
Sebagaimana dikemukakan oleh Lauterbach dan Vaninsky (1999)
dalam Soleman (2008:414), bahwa perusahaan yang mempunyai ukuran
besar (size) secara khas mempunyai net income yang lebih besar daripada
perusahaan dengan ukuran kecil. Kemampuan net income yang lebih besar
diharapkan memberikan laba yang superior bagi pemilik perusahaan. Jadi,
dapat dikatakan bahwa ukuran perusahaan yang besar akan dapat
memberikan return yang lebih besar dibandingkan dengan perusahaan yang
lebih kecil.
4. Leverage
Sumber pendanaan bagi perusahaan terbagi menjadi dua yaitu
pendanaan internal dan pendanaan eksternal. Pendanaan internal dapat
diperoleh dari laba ditahan dan modal pemilik, sedangkan pendanaan
eksternal diperoleh dari pinjaman kreditur (utang). Menurut Van Horne dan
Wachowicz (2005:209), leverage merupakan rasio yang menunjukkan
sejauh mana perusahaan dibiayai oleh utang.
Leverage digunakan untuk mengukur tingkat utang yang digunakan
untuk membiayai kegiatan operasi perusahaan. Menurut Soleman
(2008:414) rasio leverage adalah rasio yang mengukur seberapa besar asset
perusahaan dibiayai oleh pihak luar atau kreditor.
Menurut Brigham dan Houston (2001) dalam Soleman (2008:414)
rasio leverage merupakan ukuran yang memperlihatkan sejauh mana
perusahaan dalam membiayai aktivanya menggunakan pembiayaan utang
(total utang) dalam struktur modal perusahaan untuk membiayai kegiatan
perusahaan. Jadi, dapat disimpulkan bahwa leverage merupakan rasio yang
menunjukkan seberapa besar perusahaan membiayai kegiatan usahanya
dengan utang.
Menurut Sudana dan Intan (2008:230), pembiayaan dengan
menggunakan utang, memiliki beberapa implikasi yaitu:
1) Memperoleh dana melalui utang membuat pemegang saham dapat
mempertahankan pengendalian atas perusahaan dengan investasi yang
terbatas sebesar modal disetor.
2) Kreditur melihat ekuitas, atau dana yang disetor pemilik untuk
memberikan margin pengaman, apabila pemegang saham hanya
memberikan sebagian kecil dari total pembiayaan, maka risiko
perusahaan sebagian besar ada pada kreditur.
3) Jika perusahaan memperoleh pengembalian yang lebih besar atas
investasi yang dibiayai dengan dana pinjaman dibandingkan pembayaran
bunga, maka pengembalian atas modal pemilik akan lebih besar atau
”leveraged”.
Jenis leverage terbagi menjadi dua yaitu leverage operasi (operating
leverage) dan leverage keuangan (financial leverage):
1) Leverage Operasi (Operating Leverage) merupakan ukuran bagi risiko
operasi (operating risk) yang dapat diketahui dari biaya tetap untuk
kegiatan operasi (fix operating cost) dan dapat dilihat melalui laporan
laba rugi. Menurut Handojo (2007:5), operating leverage timbul karena
adanya biaya operasi tetap (Fixed Operating Cost) yang digunakan
dalam perusahaan untuk menghasilkan pendapatan. Biaya operasi tetap
tidak berubah dengan adanya perubahan penjualan, maka operating
leverage dapat didefinisikan sebagai kemampuan perusahaan di dalam
menggunakan biaya operasi tetap untuk memperbesar pengaruh dari
perubahan penjualan terhadap laba sebelum bunga dan pajak.
2) Leverage Keuangan (Financial Leverage) merupakan ukuran bagi risiko
keuangan dan dapat diketahui dari biaya tetap dari dana utang yang
digunakan. Jika financial leverage tinggi maka akan menyebabkan
financial risk yang tinggi juga sehingga biaya modal juga tinggi.
Menurut Handojo (2007:4), financial leverage merupakan rasio untuk
mengukur sejauh mana aktiva perusahaan dibiayai oleh hutang. Jika
perusahaan menggunakan hutang semakin banyak, maka semakin besar
beban tetap berupa bunga dan angsuran pokok pinjaman yang harus
dibayar.
Rasio keuangan yang digunakan untuk mengukur leverage
perusahaan yaitu dengan menggunakan debt to total equity ratio. Rasio
utang terhadap total ekuitas (debt to total equity ratio) diperoleh dari
membagi total hutang perusahaan dengan total ekuitasnya. Rasio ini
menggambarkan mengenai struktur modal yang dimiliki oleh perusahaan
yang berasal dari utang jangka panjang dan modal yang berasal dari ekuitas.
Jika rasio ini semakin besar, menunjukkan bahwa struktur modal yang
berasal dari utang semakin besar digunakan untuk mendanai ekuitas yang
ada.
Rasio leverage dapat dihitung dengan cara (Ulupui, 2007:9):
Leverage = Total Debt
Total Equity
Keterangan:
Total Debt = Total kewajiban
Total Equity = Total ekuitas
Leverage dapat membantu investor dan perusahaan untuk
berinvestasi atau beroperasi namun dengan risiko yang lebih besar yaitu
risiko bagi pemberi pinjaman. Jika ukuran utang terhadap kapitalisasi total
semakin tinggi rasionya, maka makin mengindikasikan utang yang
berlebihan yang menandakan kemungkinan suatu perusahaan jadi tidak
mampu menghasilkan pendapatan yang memadai untuk memenuhi
kewajiban utang-utangnya. Hal ini tentu dapat menimbulkan pengaruh
negatif bagi investor yang akan menanamkan investasinya. Karena,
perusahaan yang memiliki rasio leverage yang besar, tentunya harus
membagikan dividen lebih kecil karena laba yang diperoleh digunakan
untuk melunasi kewajiban.
Menurut Ulupui (2007:5), semakin tinggi proporsi debt terhadap
ekuitas akan semakin meningkatkan risiko perusahaan. Sebagaimana rasio
lainnya faktor industri dan ekonomi sangat mempengaruhi, baik tingkat debt
maupun sifat debt (jatuh tempo dan tingkat bunga tetap dan variabel).
Misalnya industri dengan modal yang intensif cenderung untuk
menggunakan tingkat debt yang tinggi untuk mendanai property, plant, and
equipment-nya. Debt untuk mendanai kegiatan semacam itu harus bersifat
jangka panjang agar sesuai dengan jangka waktu aset yang diperoleh.
Tingkat risiko dan return saham perusahaan merupakan faktor
penting yang harus dipertimbangkan calon investor sebelum mengambil
keputusan investasi saham. Return saham dan risiko sangat berhubungan
dengan leverage yang akan digunakan oleh perusahaan. Apabila risiko tinggi
maka para pemegang saham akan meminta return saham yang tinggi pula,
disamping itu penggunaan leverage juga dapat meningkatkan nilai
perusahaan.
Menurut Indra (2006:90) Debt to Equity Ratio (DER) yang semakin
besar akan mengakibatkan risiko financial perusahaan yang semakin tinggi.
Penggunaan hutang yang semakin besar akan mengakibatkan semakin
tingginya risiko untuk tidak mampu membayar hutang. Investor biasanya
selalu menghindari risiko, maka semakin tinggi DER akan mengakibatkan
saham perusahaan tersebut semakin dihindari investor, sehingga harga
saham akan semakin rendah. Dengan kata lain dapat dikatakan bahwa
hubungan DER dengan beta saham adalah positif artinya semakin tinggi
tingkat DER akan mengakibatkan semakin tinggi risiko pasar dan sebaliknya
tingkat DER yang rendah akan mengakibatkan risiko sahamnya rendah.
5. Economic Value Added (EVA)
a. Definisi EVA
Definisi dari EVA menurut Hansen dan Mowen (2009:585)
adalah laba bersih (laba operasi setelah pajak) dikurangi total biaya
modal tahunan. EVA merupakan ukuran nilai tambah ekonomis yang
dihasilkan perusahaan sebagai akibat dari aktifitas atau strategi
manajemen.
Menurut Kaur dan Narang (2009:17), definisi EVA adalah:
“EVA is a measure of value created/destroyed that compares the returns from operations with the cost of financing those operations. It is the only performance measure that links directly with the intrinsic value of the business”.
Sedangkan menurut Rizal dan Sari (2008:4) EVA dapat
didefinisikan sebagai keuntungan operasional setelah pajak dikurangi
dengan biaya modal. Konsep EVA dilandasi oleh pemikiran bahwa
pengukuran laba suatu perusahaan harus riil dan adil mampu
mempertimbangkan harapan-harapan para pemegang saham.
Berdasarkan beberapa definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa EVA
adalah pengukuran laba operasional setelah dikurangi pajak dengan
biaya modal yang dapat menciptakan nilai bagi perusahaan.
Rizal dan Sari (2008:5) mengungkapkan, EVA dapat
memberikan manfaat sebagai berikut:
1) EVA sangat bermanfaat sebagai penilai kinerja perusahaan dengan
fokus penilaian kinerja adalah pada penciptaan nilai (value creation).
2) EVA akan menyebabkan perusahaan lebih memperhatikan
kebijaksanaan struktur modalnya.
3) EVA dapat digunakan untuk mengidentifikasi kegiatan atau proyek
yang memberikan pengembalian yang lebih tinggi daripada biaya
modalnya.
Jika EVA positif, maka perusahaan telah menciptakan kekayaan.
Tetapi jika EVA negatif, maka perusahaan telah merusak modalnya.
EVA juga menghasilkan tingkat pengembalian seperti ROI karena
menghubungkan penghasilan bersih (pengembalian) dengan modal yang
dipakai. Intinya, EVA menekankan pada laba operasi setelah pajak dan
biaya aktual dari modal. EVA sebagai alat penilaian kinerja berdasarkan
value based pada dasarnya berfungsi sebagai indikator tentang adanya
penciptaan nilai dari sebuah investasi dan sebagai indikator kinerja
sebuah perusahaan dalam setiap kegiatan operasionalnya ekonomisnya.
Kartini dan Hermawan (2008:358) menyatakan EVA adalah
suatu estimasi laba ekonomis yang sesungguhnya dari perusahaan dalam
tahun berjalan. EVA menunjukkan sisa laba setelah semua biaya modal
termasuk modal ekuitas dikurangkan. Prinsip EVA adalah memberikan
sistem pengukuran yang baik untuk menilai suatu kinerja dan prestasi
keuangan manajemen perusahaan karena EVA berhubungan langsung
dengan nilai pasar suatu perusahaan.
Para investor menyukai EVA karena hal ini menghubungkan laba
dengan jumlah sumber daya yang diperlukan untuk mencapainya. EVA
yang semakin tinggi menandakan semakin baik kinerja perusahaan,
karena meningkatnya kemampuan dalam menciptakan laba setelah
dikurangi dengan risiko perusahaan yang berupa biaya modal. Hal ini
tentu dapat meningkatkan tingkat pengembalian saham pada investor.
Indikator EVA menurut Kartini dan Hermawan (2008:359) yaitu:
1) Bila EVA < 0 menujukkan nilai perusahaan berkurang sebagai akibat
tingkat pengembalian yang dihasilkan lebih rendah daripada tingkat
pengembalian yang diharapkan penyedia dana atau dengan kata lain
tidak ada nilai tambah pada perusahaan tersebut karena laba yang
tersedia tidak memenuhi harapan-harapan para penyedia dana
terutama pemegang saham.
2) Bila EVA = 0 artinya bahwa perusahaan secara ekonomis berada
dalam keadaan impas karena semua laba yang tersedia telah
digunakan untuk membayar kewajiban kepada penyedia dana, baik
kreditur maupun pemegang saham.
3) Bila EVA > 0 memiliki arti bahwa tingkat pengembalian yang
dihasilkan melebihi tingkat biaya modal/tingkat yang diminta
investor atas investasi yang dilakukannya. Keadaaan seperti ini yang
menunjukkan bahwa perusahaan telah berhasil menciptakan nilai
bagi pemilik modal karena telah memaksimalkan nilai perusahaan.
b. Rumus Menghitung EVA
EVA ditentukan oleh dua hal yaitu keuntungan bersih setelah
pajak dan tingkat biaya modal. Laba operasi setelah pajak
menggambarkan hasil penciptaan nilai di perusahaan, sedangkan biaya
modal merupakan pengorbanan yang harus dikeluarkan untuk
mendapatkan nilai tersebut.
EVA dapat dihitung dengan cara berikut (Kartini dan Hermawan,
2008:362):
EVA = NOPAT – (WACC x Invested Capital)
Keterangan:
NOPAT = Net Operating Profit After Tax
= EBIT - Tax Expense
WACC = Weighted Average Cost of Capital
= (Biaya Ekuitas x Presentase Ekuitas) x
(Biaya Utang x Presentase Utang)
Invested Capital = Modal yang diinvestasikan
c. Kelemahan dan Keunggulan EVA
Keunggulan EVA sebagai penilai kinerja perusahaan adalah
dapat digunakan sebagai penciptaan nilai (value creation). Keunggulan
EVA sebagai alat pengukuran kinerja keuangan perusahaan menurut
Anthony dan Govindarajan (2005:350) meliputi:
1) Dengan EVA seluruh unit usaha memiliki sasaran laba yang sama
untuk perbandingan investasi.
2) Meningkatnya EVA maka investasi-investasi yang menghasilkan laba
diatas biaya modal akan meningkatkan EVA sehingga akan lebih
menarik para manajer.
3) Adanya tingkat suku bunga yang berbeda dapat digunakan untuk jenis
aktiva yang berbeda pula.
4) EVA memiliki korelasi positif yang lebih kuat tehadap perubahan-
perubahan dalam nilai pasar perusahaan.
Selain berbagai keunggulan tersebut, konsep EVA juga memiliki
kelemahan-kelemahan menurut Mirza (1999) dalam Rizal dan Sari
(2008:5) EVA memiliki kelemahan sebagai berikut:
1) EVA hanya menggambarkan penciptaan nilai pada suatu tahun
tertentu, sedangkan nilai suatu perusahaan adalah akumulasi EVA
selama umur perusahaan.
2) Prosedur perhitungan EVA memerlukan estimasi atas biaya modal
dan estimasi untuk perusahaan yang belum go public sulit dilakukan
dengan tepat.
3) EVA kurang valid karena perhitungan EVA sesungguhnya cukup
rumit dan mengandung unsur ketidakpastian, artinya bahwa tinggi
rendahnya EVA dapat dipengaruhi oleh gejolak yang terjadi di pasar
modal.
4) EVA bukanlah tolak ukur kinerja yang baik, karena hanya mengukur
kinerja keuangan perusahaan saja, sehingga tidak komprehensif.
5) EVA hanya mengukur hasil akhir (outcome) dan tidak mengukur
aktivitas-aktivitas (driver).
6. Return On Investement (ROI)
a. Definisi ROI
Return On Investment (ROI) merupakan salah satu rasio
profitabilitas yang digunakan untuk mengukur efektivitas perusahaan di
dalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan aktiva yang
dimilikinya. Definisi ROI menurut Hansen dan Mowen (2009:592)
adalah rasio laba operasi terhadap aktiva operasi rata-rata. Menurut
Djazuli (2006:54) ROI merupakan kemampuan perusahaan untuk
menghasilkan keuntungan yang akan digunakan untuk menutup investasi
yang akan dikeluarkan.
Sedangkan menurut Suharli dan Oktorina (2005:290) ROI
merupakan tingkat pengembalian investasi atas investasi perusahaan
pada aktiva. Jadi, dapat disimpulkan bahwa ROI adalah rasio
keuntungan bersih sebelum pajak dengan aktiva untuk menilai seberapa
besar tingkat pengembalian dari investasi yang dimiliki oleh perusahaan.
ROI dapat dibagi ke dalam dua komponen yaitu, margin (rasio
laba operasi terhadap penjualan) dan perputaran (rasio penjualan
terhadap aktiva operasi rata-rata). Margin adalah rasio laba operasi
terhadap penjualan. Hal ini menunjukkan jumlah laba operasi yang
dihasilkan dari setiap rupiah penjualan. Perputaran (turnover) adalah
suatu ukuran yang dihitung dengan membagi pendapatan penjualan
dengan aktiva operasi rata-rata. Perputaran menunjukkan jumlah
penjualan yang dihasilkan dari setiap rupiah yang diinvestasikan dalam
aktiva operasi. Hal ini menunjukkan produktivitas aktiva yang
digunakan untuk menghasilkan penjualan.
Soleman (2008:414) menyatakan bahwa ROI menunjukkan
kemampuan dari modal yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva
untuk menghasilkan keuntungan perusahaan. Jadi, ROI yang semakin
tinggi menandakan semakin baik kinerja perusahaan, karena
meningkatnya kemampuan dalam menghasilkan keuntungan yang
digunakan untuk menutup investasi yang telah dikeluarkan. Hal ini tentu
dapat meningkatkan tingkat pengembalian saham pada investor.
Sedangkan ROI yang negatif menunjukkan kemampuan dari modal yang
diinvestasikan secara keseluruhan belum mampu untuk menghasilkan
laba.
Cara menghitung ROI adalah sebagai berikut (Hansen dan
Mowen, 2009:576):
ROI = Operating Income
Average Operating Assets
Keterangan:
Operating Income = laba sebelum bunga dan pajak
Average Operating Assets = Aktiva operasi rata-rata
= Nilai buku bersih awal + nilai buku bersih
akhir ÷ 2
b. Keunggulan dan Kelemahan ROI
Keunggulan yang dimiliki ROI menurut Hansen dan Mowen
(2009:579) adalah:
1) ROI mendorong manajer untuk fokus pada hubungan antara
penjualan, beban, dan investasi sebagaimana yang diharapkan dari
seorang manajer pusat investasi.
2) ROI mendorong manajer untuk fokus pada efisiensi biaya.
3) ROI mendorong manajer untuk fokus pada efisiensi aktiva operasi.
Sedangkan keunggulan ROI menurut Anthony dan Govindarajan
(2005:249) adalah:
1) ROI merupakan pengukuran yang komprehensif dimana semua
mempengaruhi laporan keuangan tercermin di rasio ini.
2) ROI mudah dihitung, mudah dipahami dan sangat berarti dalam arti
absolut.
3) ROI merupakan denominator yang dapat diterapkan pada setiap unit
organisasi yang bertanggung jawab terhadap laba (profitabilitas), di
luar besar dan jenis usaha .
Akan tetapi selain keunggulan yang dimilikinya, ROI juga
memiliki kelemahan menurut Hansen dan Mowen (2009:581) yaitu:
1) ROI mengakibatkan fokus yang sempit pada profitabilitas divisi
dengan mengorbankan profitabilitas keseluruhan perusahaan.
2) ROI mendorong para manajer untuk fokus pada kepentingan jangka
pendek dengan mengorbankan kepentingan jangka panjang.
7. Earning Per Share (EPS)
Salah satu ukuran profitabilitas yang sering dikutip dari laporan
keuangan adalah laba per lembar saham (earning per share). Menurut Indra
(2006:248) EPS menunjukkan besarnya laba bersih perusahaan yang siap
dibagikan bagi semua pemegang saham perusahaan. EPS adalah rasio
profitabilitas dari laba bersih yang tersedia bagi pemegang saham terhadap
jumlah saham yang beredar.
EPS menurut Weygant, et. all. (2010:200) berguna untuk
menunjukkan laba bersih yang dihasilkan oleh setiap lembar saham biasa
yang beredar di pasar. Sedangkan menurut Suardana (2009:16), EPS adalah
perbandingan antara laba setelah pajak dan saham yang beredar (outstanding
share). Jadi dapat disimpulkan EPS adalah laba bersih yang akan diterima
oleh pemegang saham dari setiap jumlah saham yang beredar.
EPS merupakan hasil atau pendapatan yang akan diterima oleh
pemegang saham untuk setiap lembar saham yang dimilikinya atas
keikutsertaannya dalam perusahaan. Laba per lembar saham biasanya
merupakan indikator laba yang diperhatikan oleh para investor yang
umumnya terhadap korelasi yang kuat antara pertumbuhan laba dan
pertumbuhan harga saham.
Laba merupakan alat ukur utama kinerja keuangan suatu perusahaan,
karena itu para pemodal seringkali memusatkan perhatian pada besarnya
EPS dalam melakukan analisis saham. Semakin tinggi nilai EPS tentu saja
akan menyejahterakan pemegang saham karena semakin besar laba yang
disediakan untuk pemegang saham.
Semakin meningkatnya jumlah EPS akan meningkatkan daya tarik
investor dalam menanamkan dana ke dalam perusahaan, sehingga harga
saham akan meningkat. Meningkatnya harga saham akan berpengaruh
terhadap meningkatnya total return yang diperoleh investor. EPS yang besar
menunjukkan kemampuan perusahaan yang lebih besar dalam menghasilkan
keuntungan bersih dari setiap lembar saham. Peningkatan EPS menandakan
bahwa perusahaan berhasil meningkatkan kemakmuran para investor dan
dari hal tersebut akan mendorong investor untuk menambah jumlah modal
yang ditanamkan pada perusahaan.
Menurut Suardana (2009:11) jika laba yang diperoleh meningkat,
kemungkinan dividen yang dibagikan akan meningkat, sehingga permintaan
akan saham pun naik. Hal inilah yang menimbulkan peningkatan pada harga
saham yang selanjutnya akan meningkatkan return saham.
EPS dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut (Suardana,
2009:16):
EPS = Earning After Tax
Outstanding Share
Keterangan:
Earning After Tax = Laba setelah pajak
Outstanding Share = Saham yang beredar
8. Return Saham
a. Definisi Return Saham
Return saham menurut Wirama (2009:3) adalah imbalan
investasi yang dilakukan dengan cara membeli saham di pasar modal,
baik pasar primer maupun sekunder. Return adalah tingkat pengembalian
yang dinikmati oleh investor atas suatu investasi yang dilakukannya.
Tanpa adanya tingkat keuntungan yang dinikmati dari suatu investasi,
tentunya investor tidak akan melakukan investasi. Jadi setiap investasi
baik jangka pendek maupun jangka panjang mempunyai tujuan utama
mendapatkan keuntungan yang disebut sebagai return baik langsung
maupun tidak langsung.
Menurut Bodie (1998) dalam Handojo (2007:7), pengertian
tingkat pengembalian investasi adalah penghasilan yang diperoleh
selama periode investasi per sejumlah dana yang diinvestasikan.
Sedangkan menurut Sulaiman dan Handi (2008:114) return saham
adalah keuntungan yang diperoleh dari kepemilikan saham investor atas
investasi yang dilakukannya yang terdiri atas dividen dan capital
gain/loss. Jadi, dapat disimpulkan bahwa return saham adalah tingkat
pengembalian yang diperoleh dari investasi saham yang ditanam oleh
pemegang saham.
b. Komponen Return
Menurut Handojo (2007:7), komponen return terdiri dari dua
jenis yaitu:
1) Current Income (pendapatan lancar) adalah keuntungan yang
diperoleh melalui pembayaran yang bersifat periodik seperti
pembayaran bunga deposito, obligasi, dividen, dan sebagainya.
2) Capital Gain (keuntungan selisih harga) yaitu keuntungan yang
diterima karena adanya selisih antara harga jual dan beli suatu
instrument investasi harus diperdagangkan di pasar. Besarnya capital
gain dilakukan dengan analisis return historis yang terjadi pada
periode sebelumnya, sehingga dapat ditentukan besarnya tingkat
pengembalian yang diinginkan.
c. Jenis-Jenis Return
Handojo (2007:7) mengungkapkan, return merupakan hasil yang
diperoleh dari investasi yang berupa return realisasi (realized return)
dan return ekspektasi (expected return).
1) Return realisasi merupakan return yang telah terjadi yang dihitung
berdasarkan data historis dan dipergunakan sebagai salah satu
pengukur kinerja perusahaan. Return realisasi ini juga berguna
sebagai dasar penentuan return ekspektasi (expected return) dan
risiko di masa datang.
2) Return ekspektasi merupakan return yang diharapkan akan diperoleh
investor di masa mendatang yang dihitung dengan mengalikan
masing-masing hasil masa depan (outcome) dengan probabilitas
kejadiannya dan menjumlahkannya.
d. Rumus Return Saham
Konsep return saham dapat digunakan berbagai konsep antara
lain return realisasi yang merupakan capital gain (loss). Menurut Indra
(2006:245) capital gain (loss) adalah selisih dari harga investasi
sekarang relatif dengan harga periode yang lalu. Yield merupakan
persentase penerimaan kas periodik terhadap harga investasi periode
tertentu dari suatu investasi. Return dari investasi pada saham di pasar
modal akan diperoleh dari selisih kurs sewaktu membeli dengan sewaktu
menjual (capital gain) ditambah dengan besarnya dividen kas yang
dibagikan oleh perusahaan.
Dalam penelitian ini hanya memperhitungkan return saham yang
berasal dari capital gain tanpa memperhitungkan adanya deviden yield.
Karena pada dasarnya dividen yang dibagikan nilainya kecil sehingga
tidak terlalu berpengaruh jika tidak ikut diperhitungkan Selain itu tidak
selamanya perusahaan membagikan dividen secara periodik pemegang
sahamnya.
Return yang digunakan dalam penelitian ini adalah return
realisasi. Return realisasi merupakan return yang terjadi yang dihitung
berdasarkan data historis dan digunakan sebagai salah satu pengukur
kinerja perusahaan. Return realisasi ini juga berguna sebagai dasar
penentuan return ekspektasi yang merupakan return yang diharapkan
oleh investor di masa mendatang.
Return dapat dihitung dengan cara berikut (Indra, 2006:245):
Return = Pt - Pt-1
Pt-1
Keterangan:
Pt = Harga saham sekarang (periode t)
Pt-1 = Harga saham periode lalu (periode t-1)
B. Penelitian Terdahulu
Ketut Alit Suardana (2009) melakukan penelitian mengenai pengaruh
rasio CAMEL terhadap return saham pada 13 perbankan yang terdaftar di
BEI. Variabel idependen yang digunakannya adalah CAR, RORA, BOPO,
EPS, dan LDR, sedangkan variabel dependennya adalah return saham. Hasil
penelitiannya menunjukkan bahwa rasio CAMEL secara simultan berpengaruh
positif terhadap return saham dan hanya rasio CAR yang berpengaruh positif
terhadap return saham, sedangkan rasio lainnya tidak berpengaruh.
A. Zubaidi Indra (2006) meneliti faktor-faktor fundamental keuangan
yang mempengaruhi risiko saham. Variabel independen yang ditelitinya
adalah DER, ROE, EPS, PER, dan OPM, dengan variabel dependennya adalah
risiko sistematis beta. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa faktor-faktor
fundamental seperti DER, ROE, EPS, PER, dan OPM mempunyai pengaruh
terhadap risiko sistematis beta.
I G. K. A. Ulupui (2007) yang meneliti mengenai pengaruh rasio
likuiditas, leverage, aktivitas, dan profitabilitas terhadap return saham pada 13
perusahaan makanan dan minuman di BEI. Variabel independen yang diteliti
yaitu current ratio, ROA, DER, dan total asset turnover. Hasil penelitiannya
menunjukkan bahwa current ratio dan ROA menunjukkan pengaruh positif
dan signifikan terhadap return saham. Sedangkan pada variabel DER
menunjukkan hasil yang positif tetapi tidak signifikan terhadap return saham.
Tetapi variabel total asset turnover menunjukkan pengaruh negatif dan tidak
signifikan terhadap return saham.
Asep Suherman (2010) melakukan penelitian mengenai pengaruh
EVA, MVA, dan Residual Income terhadap return saham pada 9 perusahaan
yang terdaftar di JII dari tahun 2005-2008. Hasil penelitiannya menyatakan
bahwa EVA dan MVA berpengaruh secara signifikan terhadap return saham,
sedangkan Residual Income tidak berpengaruh terhadap return saham. Hasil
penelitian uji simultan menunjukkan bahwa EVA, MVA, dan Residual Income
berpengaruh signifikan dan simultan terhadap return saham.
Dyah Kumala Trisnaeni (2007) melakukan penelitian mengenai
pengaruh kinerja keuangan yang terdiri dari rasio EPS, PER, DER, ROI, dan
ROE terhadap return saham pada 30 perusahaan manufaktur yang terdaftar di
BEJ selama tahun 2003-2005. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa EPS,
DER, ROI, dan ROE tidak berpengaruh terhadap return saham, hanya variabel
PER yang berpengaruh terhadap return saham.
Tabel 2.1 Perbedaan Penelitian Terdahulu
No. Nama Peneliti dan Tahun
Metodologi Penelitian Hasil
Persamaan Perbedaan
1. Ketut Alit Suardana (2009)
- Variabel independen yang digunakan adalah EPS
- Variabel dependen yang digunakan return saham
- Metode analisis dan hipotesis regresi berganda, uji F, dan uji t
- Menggunakan Rasio CAMEL yaitu CAR, RORA, BOPO, dan LDR
- Tahun penelitian 2003-2005
Rasio-rasio keuangan CAMEL secara simultan berpengaruh terhadap return saham dan secara parsial hanya CAR yang berpengaruh terhadap return saham.
2. A. Zubaidi Indra (2006)
- Variabel independen yang digunakan adalah EPS dan DER
- Menguji analisis dengan Beta
- Variabel dependen yang digunakan adalah risiko sistematis beta
Faktor-faktor fundamental seperti DER, ROE, EPS, PER dan OPM mempunyai pengaruh terhadap risiko sistematis beta.
3. I G. K. A. Ulupui (2007)
-Variabel independen yang digunakannya adalah ROI, dan Leverage
-Variabel dependen yang digunakannya return saham
- Metode analisis dan hipotesis R2, uji F dan uji t
- Tahun penelitian 1999-2005
- Rasio leverage yang digunakan debt to equity ratio
- Variabel independennya current ratio, dan total asset turn over
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa current ratio, ROI, dan DER berpengaruh positif dan signifikan terhadap return saham, sedangkan total asset turn over berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap return saham.
Bersambung pada halaman berikutnya
Lanjutan Tabel 2.1
No. Nama Peneliti dan Tahun
Metodologi Penelitian Hasil
Persamaan Perbedaan
4. Asep Suherman. (2010)
-Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian adalah EVA
- Variabel dependen yang digunakan adalah return saham
-Metode analisis dan hipotesis yang digunakan multikolinearitas, autokorelasi, normalitas, heterokedastis, koefisien determinasi, uji t dan uji F
- Tahun penelitian 2004-2006
- variabel independen yang digunakan adalah MVA dan RI
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa EVA dan MVA memiliki pengaruh yang signifikan terhadap return saham. Sedangkan RI tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap return saham.
5. Dyah Kumala Trisnaeni (2007)
-Variabel independen yang digunakannya EPS, DER, dan ROI
-Variabel dependennya return saham
- Metode analisis yang digunakan uji asumsi klasik dan regresi berganda
- Menggunakan variabel independen lainnya adalah PER, ROE
-Tahun penelitian 2003-2005
Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa hanya variabel PER yang memiliki pengaruh signifian terhadap return saham, sedangkan variabel EPS, DER, ROI, dan ROE tidak berpengaruh terhadap return.
Sumber: Diperoleh dari berbagai sumber
C. Kerangka Pemikiran
Penelitian ini mengkaji pengaruh ukuran perusahaan, leverage,
EVA, ROI, dan EPS terhadap return yang diterima oleh pemegang saham.
Berdasarkan kerangka teori yang dikemukakan, dapat digambarkan dalam
bentuk model penelitian seperti gambar di bawah ini:
Gambar 2.2 Kerangka Pemikiran
Metode Analisis : Model Regresi Berganda
Variabel Independen Variabel Dependen
EPS (X5)
ROI (X4)
EVA (X3)
Leverage (X2)
Ukuran Perusahaan
(X1)
Return Saham
(Y)
Uji Statistik F
Uji Statistik t
Uji Koefisien Determinasi (Uji R2)
Industri Makanan dan Minuman di BEI
Bursa Efek Indonesia (BEI)
Judul
Pengaruh Ukuran Perusahaan, Leverage, Economic Value
Added, Return On Investment, dan Earning Per Share
terhadap Return yang Diterima Pemegang Saham
D. Keterkaitan Antar Variabel
1. Ukuran Perusahaan dengan Return Saham
Berdasarkan hasil penelitian Daniati dan Suhairi (2006:15), size
perusahaan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap expected
return saham. Hasil ini sesuai dengan penelitian Miswanto (1999)
dalam Daniati dan Suhairi (2006:8), dalam penelitiannya mengenai
pengaruh ukuran perusahaan pada risiko bisnis menemukan bahwa
besar kecilnya perusahaan mempengaruhi risiko bisnis. Dari
penelitiannya diperoleh bukti empiris bahwa perusahaan besar
memiliki risiko dan return yang lebih tinggi dibanding perusahaan
besar.
Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya dapat disimpulkan
bahwa ukuran perusahaan memiliki hubungan positif dengan return
saham. Apabila perusahaan itu berskala besar, maka perusahaan
tersebut mampu menghasilkan laba yang cukup besar, sehingga
mampu memberikan return yang besar pula bagi pemegang saham.
Hal ini karena perusahaan yang berskala besar atau memiliki total
saham yang besar memiliki nilai perusahaan dan dapat menarik
investor. Selain itu perusahaan yang besar memiliki prospek yang baik
dalam jangka waktu yang relatif lama, lebih stabil dan lebih mampu
menghasilkan laba dibanding perusahaan dengan total saham yang
kecil.
2. Leverage dengan Return Saham
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Ulupui (2007:14),
variabel leverage yaitu debt to equity rasio (DER), menunjukkan hasil
yang positif, tetapi tidak signifikan. Hal ini mengindikasikan bahwa
rasio utang tidak menyebabkan perubahan return saham satu tahun ke
depan. Meskipun hasilnya tidak signifikan, bukan berarti bahwa
investor dapat mengabaikan rasio debt suatu perusahaan. Sering kali
kondisi keuangan yang dihadapi perusahaan buruk disebabkan oleh
kegagalan dalam membayar utang.
Penelitian yang dilakukan oleh Nugroho (2009:115)
menunjukkan bahwa DER memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
return saham. Sedangkan menurut hasil penelitian Suharli dan
Oktorina (2006:7) menunjukkan bahwa semakin tinggi leverage
(hutang) maka semakin rendah tingkat pengembalian investasi berupa
pendapatan dividen. Struktur permodalan yang lebih tinggi dimiliki
oleh hutang menyebabkan pihak manajemen akan memprioritaskan
pelunasan kewajiban terlebih dahulu sebelum membagikan dividen.
Akan tetapi, penelitian yang dilakukan oleh Trisnaeni (2007:53)
menunjukkan bahwa DER tidak memiliki pengaruh terhadap return
saham.
Perusahaan yang memiliki rasio hutang lebih besar seharusnya
membagikan dividen lebih kecil karena laba yang diperoleh digunakan
untuk melunasi kewajiban. Dengan demikian investor dapat
mempelajari kewajiban perusahaan untuk memperkirakan pendapatan
dari investasi berupa dividen, di masa yang akan datang. Oleh karena
itu, tingkat hutang memiliki hubungan tidak searah (negatif) dengan
tingkat pengembalian investasi berupa dividen. Tingkat leverage
perusahaan investee berhubungan negatif dengan tingkat pengembalian
investasi berupa dividen bagi investor karena tingkat leverage
menunjukkan bahwa investee melunasi kewajibannya dari laba yang
ada sehingga dividen yang dibagikan ke investor menjadi kecil.
Sehingga dapat diduga bahwa leverage memiliki pengaruh negatif
terhadap return saham.
3. EVA dengan Return Saham
Menurut penelitian yang dilakukan ole Mardiah, Sugiarto, dan
Siagian (2006:103) mengenai pengaruh EVA dan MVA terhadap
return saham, menunjukkan hasil bahwa EVA memiliki pengaruh
yang signifikan terhadap tingkat pengembalian harga saham. Penelitian
Suherman (2010:60) pun menunjukkan bahwa EVA berpengaruh
signifikan terhadap return saham disebabkan karena perusahaan-
perusahaan memperhatikan aspek fundamental terhadap laporan
keuangan.
Akan tetapi, penelitian yang dilakukan oleh Kartini dan
Hermawan (2008:365) mengenai pengaruh EVA dan MVA terhadap
return saham menunjukkan hasil sebaliknya, yaitu EVA dan MVA
tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham. Tetapi, EVA
memiliki pengaruh signifikan terhadap harga saham.
Dari beberapa hasil penelitian di atas diduga EVA mempunyai
pengaruh dengan return saham. Analisis penilaian kinerja dengan
EVA jika dihubungkan dengan return saham yaitu, jika EVA semakin
tinggi menandakan kinerja perusahaan itu semakin baik maka akan
meningkatkan laba yang diperoleh. Meningkatnya laba tentunya akan
berpengaruh terhadap return yang diterima pemegang saham, yaitu
return yang dihasilkan perusahaan itu semakin tinggi.
4. ROI dengan Return Saham
Suharli dan Oktorina (2005:8) mengadakan penelitian
mengenai tingkat pengembalian melalui rasio keuangan. Hasilnya
menunjukkan, tingkat profitabilitas yang diukur melalui ROI memiliki
hubungan yang searah/positif dengan kebijakan dividen, sehingga
semakin tinggi tingkat profitabilitas maka semakin besar dividen yang
dibagikan oleh investee kepada investor, begitupula sebaliknya.
Berdasarkan hasil penelitian Ulupui (2007:13), variabel return
on Investment (ROI) berpengaruh positif dan signifikan terhadap
return saham satu periode ke depan. Hasil yang positif menunjukkan
bahwa semakin tinggi earnings power semakin efisien perputaran aset
dan atau semakin tinggi profit margin yang diperoleh oleh perusahaan.
Hal ini berdampak pada peningkatan nilai perusahaan yang dalam hal
ini return saham satu tahun ke depan. Penelitian yang dilakukan oleh
Nugroho (2009:116) juga menunjukkan hasil yang sama dalam
penelitiannya, yaitu ROI berpengaruh terhadap return saham.
Akan tetapi hasil penelitian Wira (2009:9) menunjukkan hasil
bahwa ROI tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap return saham.
Begitu pula penelitian yang dilakukan oleh Trisnaeni (2007:53)
menunjukkan hasil bahwa ROI tidak berpengaruh terhadap return
saham. Berdasarkan beberapa penelitian tersebut, maka dapat diduga
bahwa ROI memiliki pengaruh signifikan terhadap return saham.
Semakin besar ROI menunjukkan kinerja yang semakin baik, karena
tingkat pengembalian semakin besar. Karena dengan semakin besarnya
ROI akan meningkatkan daya tarik investor, sehingga harga saham
meningkat dan return yang akan diterima pun meningkat..
5. EPS dengan Return Saham
Penelitian Pribawati (2007:88) menunjukkan hasil bahwa EPS
berpengaruh signifikan terhadap return saham. Semakin tinggi nilai
EPS berarti semakin baik karena perusahaan mempunyai laba yang
tinggi. Perusahaan dengan nilai EPS yang semakin tinggi akan menarik
investor karena EPS menandakan laba yang berhak didapatkan
pemegang saham atas satu lembar saham yang dimilikinya.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Indra (2006:254) juga,
menunjukkan bahwa EPS mempunyai pengaruh terhadap return
saham. Karena perusahaan yang memiliki tingkat EPS yang rendah
karena kemampuan menghasilkan laba yang rendah, jadi jika labanya
tinggi tentunya tingkat EPS juga tinggi.
Akan tetapi menurut penelitian Suardana (2009:21) mengenai
pengaruh rasio CAMEL terhadap return saham, hasilnya menunjukkan
bahwa EPS tidak memiliki pengaruh terhadap return saham. Penelitian
yang dilakukan oleh Trisnaeni (2007:53) pun menunjukkan bahwa
EPS tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap return saham karena
return saham itu dipengaruhi oleh faktor eksternal seperti kondisi
ekonomi, sosial, dan politik.
EPS merupakan ukuran kemampuan perusahaan untuk
menghasilkan keuntungan per lembar saham pemilik. Semakin
meningkatnya EPS tentu akan meningkatkan daya tarik investor dalam
menanamkan dana ke dalam perusahaan, sehingga harga saham akan
meningkat. Meningkatnya harga saham akan berpengaruh terhadap
meningkatnya total return yang diperoleh investor. Jadi, berdasarka
beberapa penelitian tersebut dapat diduga bahwa EPS memiliki
pengaruh dengan return saham.
E. Hipotesis
Hipotesis adalah dugaan sementara atas penelitian yang akan
dilakukan pengujian. Pengujian hipotesis dilakukan untuk mengetahui ada
atau tidaknya pengaruh ukuran perusahaan, leverage, EVA, ROI, dan EPS
terhadap return yang diterima penelitian ini dapat dinyatakan sebagai
berikut:
H�: Ukuran perusahaan memiliki pengaruh signifikan terhadap return
yang diterima oleh pemegang saham.
H2: Leverage memiliki pengaruh signifikan terhadap return yang diterima
oleh pemegang saham.
H3: EVA memiliki pengaruh signifikan terhadap return yang diterima
oleh pemegang saham.
H4: ROI memiliki pengaruh signifikan terhadap return yang diterima oleh
pemegang saham.
H5: EPS memiliki pengaruh signifikan terhadap return yang diterima oleh
pemegang saham.
H6:Ukuran perusahaan, leverage, EVA, ROI, dan EPS secara simultan
memiliki pengaruh signifikan terhadap return yang diterima oleh
pemegang saham.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh ukuran perusahaan,
leverage, EVA, ROI, dan EPS terhadap return yang diterima pemegang
saham. Tipe hubungan antara variabel yang digunakan dalam penelitian ini
adalah tipe kausalitas. Yaitu penelitian dengan karakteristik masalah berupa
hubungan sebab akibat antara variabel independen dengan variabel dependen.
Unit analisis yang digunakan adalah saham perusahaan yang terdaftar dalam
Bursa Efek Indonesia (BEI). Sampel perusahaan yang digunakan dalam
penelitian ini adalah industri makanan dan minuman yang telah terdaftar di
BEI. Penelitian ini mengambil sampel selama tiga tahun yaitu tahun 2007
sampai dengan tahun 2009.
B. Metode Penentuan Sampel
Objek penelitian yang dijadikan dalam penelitian ini adalah seluruh
perusahaan publik yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Sampel penelitian
ini adalah perusahaan manufaktur kategori makanan dan minuman di BEI, dan
dipilih dengan menggunakan non probabilistic sampling, yaitu pengambilan
sampel yang bersifat tidak acak. Teknik yang digunakan dalam penelitian ini
adalah judgement sampling karena dalam memilih sampel, peneliti
memberikan kriteria tertentu sehingga lebih praktis dan waktunya lebih cepat.
Objek penelitian yang akan digunakan dengan kriteria sebagai berikut:
1) Perusahaan yang telah terdaftar di BEI sampai dengan 31 Desember 2009,
menerbitkan laporan keuangan audited per 31 Desember untuk periode
2007-2009, serta memiliki data laporan keuangan lengkap sesuai dengan
data yang diperlukan dalam variabel penelitian.
2) Selama periode peristiwa, perusahaan melaporkan adanya laba mulai dari
tahun 2007-2009, karena penelitian ini bertujuan untuk melihat praktik alat
ukur kinerja keuangan perusahaan.
3) Sampel perusahaan yang digunakan hanya perusahaan yang berasal dari
satu kategori saja yaitu industri makanan dan minuman.
C. Metode Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini, data yang akan digunakan adalah data sekunder
yang berupa, jurnal, artikel, buku-buku, dan laporan keuangan historis yang
telah disusun dalam arsip baik yang telah dipublikasikan maupun yang belum
dipublikasikan. Penelitian ini dilakukan dengan cara meneliti langsung ke
BEI dengan mendatangi Pusat Referensi Pasar Modal (PRPM) untuk
memperoleh laporan tahunan (annual report) perusahaan makanan dan
minuman tahun 2007-2009 yang telah diaudit. Selain itu peneliti juga
mengumpulkan data melalui website www.idx.co.id karena referensi yang ada
di perpustakaan PRPM telah tertinggal beberapa waktu (out of date).
D. Metode Analisis Data
Metode analisis data dalam penelitian ini menggunakan uji asumsi
klasik dan uji hipotesis. Dalam menganalisis data, menggunakan perhitungan
statistik, yaitu SPSS (Statistical Product and Services Solutions) for windows
17.0 dengan menggunakan metode analisis regresi linier berganda (multiple
regression analysis).
1. Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik yang digunakan dalam penelitian ini meliputi uji
multikolinearitas, uji autokorelasi, uji normalitas, dan uji
heterokedastisitas.
a. Uji Multikolinearitas
Pengujian multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah pada
model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas
(independen). Jika terjadi dinamakan problem multikolinieritas
(multiko). Pada model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi
korelasi di antara variabel independen. Jika variabel independen saling
berkorelasi maka variabel ini tidak ortogonal (Ghozali, 2009:95).
Untuk mendeteksi adanya problem multiko, maka dapat dilakukan
dengan melihat nilai Tolerance (TOL) dan Variance Inflation Factor
(VIF) serta besaran korelasi antar variabel independen. Dimana regresi
yang baik memiliki VIF di bawah angka 10 (sepuluh) (Ghozali,
2009:96). Sedangkan bagi TOL adalah mempunyai angka TOL
mendekati 1 (satu) (Santoso, 2010:206).
b. Uji Autokorelasi
Autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah model regresi linier
terdapat korelasi antara kesalahan penganggu dengan periode t dengan
kesalahan pengganggu pada t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi,
maka dikatakan problem autokorelasi. Autokorelasi muncul karena
observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan antara satu
dengan lainnya dan model regresi yang baik adalah yang bebas dari
autokorelasi. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi,
dilakukan dengan uji Durbin-Watson (DW test) (Ghozali, 2009:100).
Hipotesis yang diuji melalui Durbin-Watson adalah:
Ho : tidak terdapat autokorelasi (r=0)
HA : terdapat autokorelasi (r≠0)
Pengambilan keputusan mengenai ada atau tidaknya autokorelasi
adalah sebagai berikut (Santoso,2010:215):
1) Bila angka DW terletak di bawah -2 berarti terdapat autukorelasi
positif.
2) Bila angka DW terletak di antara -2 sampai +2, berarti tidak ada
autokorelasi.
3) Bila angka DW di atas +2 berarti terdapat autokorelasi negatif.
c. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah variabel dalam model
regresi, variabel independen, variabel dependen, atau keduanya
memiliki distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah
yang distribusi data normal atau mendekati normal (Ghozali,
2009:147). Cara mendeteksi normalitas adalah dengan melihat
penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik. Jika data
menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal,
maka model regresi memenuhi asumsi normalitas. Jika data menyebar
jauh dari garis diagonal dan atau tidak mengikuti arah diagonal, maka
regresi tidak memenuhi asumsi normalitas (Santoso, 2010:213).
d. Uji Heterokedastisitas
Heterokedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual suatu pengamatan
ke pengamatan yang lain. Jika terjadi varians dari residual suatu
pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homokedastisitas.
Sebaliknya jika varians berbeda maka disebut heterokedastis. Model
regresi yang baik adalah tidak terjadi heterokedastis. Salah satu cara
untuk mendeteksi ada atau tidaknya heterokedastis adalah dengan
melihat garis plot antara nilai prediksi variabel terikat (ZPRED)
dengan residualnya (SRESID). Deteksi ada atau tidaknya dapat
dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik
scatter plot antara SRESID dan ZPRED dimana sumbu Y adalah Y
yang telah diprediksi, dan sumbu X adalah residual (Y prediksi-Y
sesungguhnya) yang telah di-studentized (Ghozali, 2009:125). Dasar
dalam pengambilan keputusan adalah:
1) Jika ada pola tertentu seperti titik-titik yang ada membentuk suatu
pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian
menyempit), maka terjadi heterokedastisitas.
2) Jika tidak ada pola yang jelas serta titik-titik menyebar di atas dan
di bawah angka 0 (nol) pada sumbu Y, maka tidak terjadi
heterokedastisitas.
2. Uji Hipotesis
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan regresi berganda
(multiple regression) untuk menguji pengaruh dua atau lebih variabel
independen terhadap variabel dependen dengan skala pengukuran interval
atau rasio dalam suatu persamaan linier. Variabel independen terdiri dari
ukuran perusahaan, leverage, EVA, ROI, dan EPS sedangkan variabel
dependennya adalah return yang diterima pemegang saham. Persamaan
regresi yang digunakan adalah sebagai berikut:
Y = α + b1X1 + b2 X2 + b3 X3 + b4 X4 + b5 X5 + e
Keterangan:
Y = Return yang diterima pemegang saham
α = Konstanta
b1, b2, b3, b4, b5 = Koefisien Regresi
X1 = Ukuran Perusahaan
X2 = Leverage
X3 = EVA
X4 = ROI
X5 = EPS
e = Error Item
Dalam melakukan pengujian hipotesis analisis dilakukan melalui:
a. Uji Kofisien Determinasi (Uji R2)
Koefisien determinasi (Adjusted R-Square) digunakan untuk
membuktikan seberapa besar pengaruh variabel independen dapat
menjelaskan variabel dependen yaitu dengan menguadratkan
koefisien korelasi. Nilai adjusted R-Square antara 0 sampai dengan
1. Jika nilai adjusted R-Square berkisar 1, berarti semakin kuat
kemampuan variabel independen dapat menjelaskan fluktuasi
variabel dependen. Dan jika nilai adjusted R-Square semakin
mendekati angka 0, berarti kemampuan variabel independen dalam
menjelaskan fluktuasi variabel dependen semakin lemah (Ghozali,
2009:163).
b. Uji Statistik t
Uji statistik t digunakan untuk mengetahui hubungan masing-masing
variabel independen secara individual terhadap variabel dependen
dan untuk mengetahui arah hubungan variabel independen terhadap
variabel dependen. Uji t ini untuk menguji signifikansi pengaruh
variabel independen terhadap variabel dependen. Yaitu dengan
membandingkan statistik t hitung dengan t tabel. Jika t hitung
(probabilitas signifikansi) di bawah 0,05 maka variabel bebas secara
individual berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen,
sehingga hipotesis alternatifnya (Ha) diterima. Sebaliknya, jika t
hitung di atas 0,05 maka variabel bebas secara individual tidak
berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen, sehingga
hipotesis alternatifnya (Ha) ditolak (Ghozali, 2009:164).
c. Uji Statistik F
Uji statistik F dilakukan untuk mengetahui hubungan variabel-
variabel independen secara simultan mempengaruhi variabel
dependen, maka digunakan tingkat signifikansi sebesar 0,05 (Gozali,
2009:163). Jika probabilitas F lebih kecil dari 0,05 maka model
regresi dapat digunakan untuk memprediksi variabel dependen atau
dengan kata lain variabel independen secara simultan berpengaruh
terhadap variabel dependen. Sebaliknya, jika nilai probabilitas F
lebih besar dari 0,05 maka model regresi tidak dapat digunakan
untuk memprediksi variabel dependen atau dengan kata lain variabel
independen secara simultan tidak mempengaruhi variabel dependen.
E. Definisi Operasional Variabel dan Pengukurannya
1. Variabel Independen (X)
a. Ukuran Perusahaan (X1)
Ukuran perusahaan adalah suatu skala dimana dapat
diklasifikasikan besar kecil perusahaan menurut berbagai cara, antara
lain, total aktiva, total penjualan, nilai pasar saham, dan lain-lain.
Ukuran perusahaan yang digunakan dalam penelitian ini didasarkan
pada kapitalisasi total saham pasar perusahaan, dan pengukurannya
dengan skala nominal. Pengukurannya yaitu (Ang (1997) dalam
Rahmawati, Mutmainah, dan Haryanto, 2007:91):
1) Kapitalisasi besar (big cap) yaitu memiliki nilai saham pasar ≥ Rp
5 trilyun.
2) Kapitalisasi sedang (middle cap) yaitu memiliki nilai saham pasar
antara Rp 1 trilyun – 5 trilyun.
3) Kapitalisasi kecil (small cap) yaitu memiliki nilai saham pasar ≤
Rp 1 trilyun.
b. Leverage (X2)
Leverage merupakan rasio yang mengukur seberapa besar
perusahaan membiayai kegiatan usahanya dengan utang. Rasio
keuangan yang digunakan untuk mengukur variabel leverage yaitu
dengan menggunakan debt to total equity ratio. Rasio ini
menggambarkan mengenai struktur modal yang dimiliki oleh
perusahaan yang berasal dari utang jangka panjang dan modal yang
berasal dari ekuitas. Jika rasio ini semakin besar, menunjukkan bahwa
struktur modal yang berasal dari utang semakin besar digunakan untuk
mendanai ekuitas yang ada.
Leverage dapat dihitung dengan cara (Ulupui, 2008:9):
Leverage = Total Debt
Total Equity
Keterangan:
Total Debt = Total Kewajiban
Total Equity = Total Ekuitas
c. EVA (X3)
EVA (Economic Value Added) adalah nilai tambah ekonomis
yang dimiliki perusahaan setelah laba bersih sesudah dikurangi pajak
dan total biaya modal yang dapat menciptakan nilai bagi perusahaan.
EVA yang positif menandakan perusahaan berhasil menciptakan nilai
bagi pemilik modal karena perusahaan mampu menghasilkan tingkat
penghasilan yang melebihi tingkat biaya modalnya. Sehingga dapat
meningkatkan tingkat pengembalian saham pada investor.
Sebaliknya, EVA yang negatif menunjukkan bahwa nilai
perusahaan menurun karena tingkat penghasilan lebih rendah daripada
biaya modalnya. Tentunya, return yang akan diterima pemegang
saham pun akan menurun.
Variabel EVA diukur dengan cara (Kartini dan Gatot
Hermawan, 2008:362):
EVA = NOPAT – (WACC x Invested Capital)
Keterangan:
NOPAT = Net Operating Profit After Tax
= EBIT - Tax Expense
WACC = Weighted Average Cost of Capital
= (Biaya Ekuitas x Presentase Ekuitas) x
(Biaya Utang x Presentase Utang)
Invested Capital = Modal yang diinvestasikan
d. ROI (X4)
ROI adalah rasio keuntungan bersih sebelum pajak untuk
menilai seberapa besar tingkat pengembalian dari investasi yang
dimiliki oleh perusahaan. ROI yang semakin tinggi menandakan
semakin baik kinerja perusahaan, karena meningkatnya kemampuan
dalam menghasilkan keuntungan yang digunakan untuk menutup
investasi yang telah dikeluarkan. Hal ini tentu dapat meningkatkan
tingkat pengembalian saham pada investor. Sedangkan ROI yang
negatif menunjukkan kemampuan dari modal yang diinvestasikan
secara keseluruhan belum mampu untuk menghasilkan laba, sehingga
return yang diterima pemegang saham pun akan menurun.
ROI menggunakan ukuran rasio dalam pengukurannya, ROI dapat
di ukur sebagai berikut (Hansen dan Mowen, 2009:576):
ROI = Operating Income
Average Operating Assets
Keterangan:
Operating Income = Laba sebelum bunga dan pajak
Average Operating Assets = Aktiva operasi rata-rata
= Nilai buku bersih awal + nilai buku bersih
akhir ÷ 2
e. EPS (X5)
EPS adalah adalah rasio profitabilitas dari laba bersih yang
akan diterima oleh pemegang saham dari setiap jumlah saham yang
beredar. Semakin meningkatnya EPS akan meningkatkan daya tarik
investor dalam menanamkan dananya ke perusahaan, sehingga harga
saham pun akan meningkat. Meningkatnya harga saham ini tentunya
akan berpengaruh terhadap meningkatnya return yang diterima
pemegang saham.
EPS dapat dihitung dengan cara (Suardana, 2009:16):
EPS = Earning After Tax
Outstanding Share
Keterangan:
Earning After Tax = Laba setelah pajak
Outstanding Share = Saham yang beredar
2. Variabel Dependen (Y)
Variabel dependen dalam penelitian ini yaitu return yang diterima
pemegang saham (Y). Dimana return yang diterima pemegang saham
merupakan jumlah yang tidak dapat ditentukan karena adanya
ketidakpastian dalam memperoleh laba bagi perusahaan. Return
merupakan rasio antara pendapatan investasi selama beberapa periode
dengan jumlah dana yang diinvestasikan. Termasuk dalam return saham
ini adalah dividen kas dan selisih perubahan harga saham (capital
gain/loss). Dalam penelitian ini, return yang diperhitungkan hanya return
saham yang berasal dari capital gain tanpa memperhitungkan adanya
deviden yield. Return yang digunakan ini adalah return realisasi atau
sering disebut dengan actual return. Return realisasi ini berguna sebagai
dasar penentuan return ekspektasi yang merupakan return yang
diharapkan oleh investor di masa mendatang.
Cara pengukuran return adalah (Indra, 2006:245):
Keterangan:
Pt = Harga saham sekarang (periode t)
Pt-1 = Harga saham periode lalu (periode t-1)
Return =
Pt - Pt-1
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian
Objek penelitian ini adalah industri makanan dan minuman yang
laporan keuangannya dipublikasikan pada Pusat Referensi Pasar Modal
(PRPM) di Bursa Efek Indonesia (BEI). Sampel yang digunakan dalam
penelitian ini dipilih secara judgment sampling. Penelitian ini mengambil
sampel selama 3 tahun, yaitu dari tahun 2007-2009. Berdasarkan pemilihan
sampel yang dilakukan diperoleh sebanyak 13 perusahaan yang memenuhi
kriteria, sehingga diperoleh data sebanyak 39 sampel. Analisa yang dilakukan
dalam penelitian ini meliputi analisa variabel-variabel independen, yaitu
ukuran perusahaan, leverage, EVA, ROI, dan EPS terhadap variabel
dependen, yaitu Return Saham.
Berikut ini adalah perusahaan yang masuk ke dalam kriteria sampel
yaitu:
Tabel 4.1 Kriteria Sampel Penelitian
No. Kriteria Sampel Jumlah
1 Total Populasi (industri makanan dan minuman) 17
2 Perusahaan yang tidak menerbitkan laporan keuangan yang telah diaudit untuk tahun yang berakhir 31 Desember dari tahun 2007-2009
(4)
3 Perusahaan yang tidak melaporkan labanya mulai dari tahun 2007-2009
(0)
4 Sampel yang terpilih 13
1. Sejarah Singkat Perusahaan
a. PT Ades Water Indonesia Tbk
PT Ades Waters Indonesia Tbk didirikan dengan nama PT
Alfindo Putrasetia pada tahun 1985. Nama Perseroan telah diubah
beberapa kali, terakhir pada tahun 2004. Anggaran Dasar Perseroan
telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir dengan Akta
tanggal 18 Juli 2008 untuk memenuhi Undang-undang Perseroan
Terbatas No. 40/2007.
Sesuai pasal 2 Anggaran Dasarnya, Perseroan dapat bergerak di
beberapa bidang usaha pengolahan dan distribusi air minum dalam
kemasan. Produksi secara komersial dimulai pada tahun 1986. Sampai
dengan bulan Mei 2008, Water Partners Bottling S.A., pemegang
saham Perseroan, merupakan perusahaan joint venture antara The
Coca Cola Company dan Nestle S.A. Perseroan dalam bisnis normal
melakukan transaksi-transaksi dengan afiliasi dari The Coca Cola
Company dan anak perusahaan/afiliasi dari Nestle S.A. Baik The Coca
Cola Company maupun Nestle S.A. memiliki anak perusahaan dan
afiliasi di seluruh dunia.
b. PT Aqua Golden Missisippi Tbk
PT Aqua Golden Mississippi Tbk didirikan berdasarkan akta
notaris Tan Thong Kie, SH No. 24 tanggal 23 Februari 1973. Akta
pendirian ini telah disahkan oleh Menteri Kehakiman dalam Surat
Keputusan No. Y.A.5/213/22 tanggal 19 Juni 1973 serta diumumkan
dalam Tambahan Berita Negara No. 84 tanggal 19 Oktober 1973.
Anggaran dasar Perusahaan telah beberapa kali mengalami perubahan,
perubahan terakhir dengan akta notaris No. 13 tanggal 17 Oktober
2008 dalam rangka penyesuaian dengan Undang-Undang No. 40 tahun
2007 tentang Perseroan Terbatas.
Perusahaan bergerak dalam industri pengolahan dan
pembotolan air minum dalam kemasan. Perusahaan memulai kegiatan
usaha komersialnya pada tahun 1974. Induk Perusahaan adalah PT
Tirta Investama dan induk utama Perusahaan adalah Groupe Danone,
sebuah Perusahaan yang berkedudukan di Perancis. Perusahaan
mempunyai kepemilikan secara langsung pada anak perusahaan IBIC
Sendirian Berhad yang berdomisili di Brunei Darussalam. Pada
tanggal 31 Desember 2008 memiliki jumlah aset masing-masing
sebesar Rp 59 miliar. Kepemilikan pemegang saham minoritas atas
IBIC Sendirian Berhad sebesar 20% dipegang oleh PT Tirta
Investama, pemegang saham utama Perusahaan.
c. PT Cahaya Kalbar Tbk
PT Cahaya Kalbar Tbk dahulu bernama CV Tjahaja Kalbar,
didirikan di Pontianak berdasarkan Akta No. 1 tanggal 3 Februari
1968. Badan hukum Perusahaan berubah menjadi Perseroan Terbatas
berdasarkan Akta Pendirian Perusahaan tanggal 9 Desember 1980 No.
49. Akta-akta tersebut telah mendapat persetujuan dan Menteri
Kehakiman Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. C2-
1390.HT.01.01.TH.88. Anggaran Dasar Perusahaan beberapa kali
mengalami perubahan. Sesuai dengan Surat Persetujuan Ketua Badan
Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (BAPEPAM-LK)
tanggal 10 Juni 1996 No. S-942/PM/1996.
Ruang lingkup kegiatan usaha Perusahaan meliputi bidang
industri makanan berupa industri minyak nabati dan minyak nabati
spesialitas, perdagangan umum termasuk impor dan ekspor.
Perusahaan mulai beroperasi komersial pada tahun 1971. Perusahaan
memiliki anak perusahaan yaitu PT Inticocoa Abadi Industri (IAI),
yang dulu bergerak dalam bidang pengolahan biji kakao menjadi
minyak coklat (cocoa butter) dan bubuk cokelat (cocoa powder).
Sejak April 2005, PT IAI berhenti beroperasi secara komersial karena
biaya produksi yang tinggi dan mengalami kerugian.
d. PT. Delta Djakarta Tbk
Pabrik “Anker Bir” didirikan pada tahun 1932 dengan nama
Archipel Brouwerij. Dalam perkembangannya, kepemilikan dari
pabrik ini telah mengalami beberapa kali perubahan sehingga
berbentuk PT Delta Djakarta pada tahun 1970. PT Delta Djakarta Tbk
didirikan dalam rangka Undang-Undang Penanaman Modal Asing No.
1 tahun 1967 yang telah diubah dengan Undang-Undang No. 11 tahun
1970 berdasarkan akta No. 35 tanggal 15 Juni 1970. Akta pendirian
ini disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat
Keputusannya No. J.A.5/75/9 tanggal 26 April 1971.
Anggaran Dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali
perubahan, terakhir dengan akta notaris No. 56 tanggal 15 Agustus
2008, dalam rangka penyesuaian dengan Undang-undang No. 40 tahun
2007 mengenai Perseroan Terbatas. Persetujuan dari Kementerian
Hukum dan Hak Azasi Manusia Republik Indonesia masih dalam
proses. Sesuai dengan pasal 3 anggaran dasar Perusahaan, ruang
lingkup kegiatan Perusahaan yaitu terutama untuk memproduksi dan
menjual bir pilsener dan bir hitam, perusahaan juga memproduksi dan
menjual produk minuman non alkohol.
e. PT Fast Food Indonesia
PT Fast Food Indonesia didirikan berdasarkan Akta No. 20
tanggal 19 Juni 1978. Akta tersebut telah mendapat pengesahan dari
Menteri Kehakiman melalui Surat Keputusan No. Y.A.5/245/12
tanggal 22 Mei 1979. Anggaran Dasar Perusahaan telah mengalami
beberapa kali perubahan, terakhir dengan Akta No. 32 tanggal 8
Agustus 2008, perubahan Anggaran Dasar Perusahaan untuk
menyesuaikan dengan Undang-undang Perseroan Terbatas No. 40
Tahun 2007. Perubahan ini telah disetujui oleh Menteri Hukum dan
Hak Asasi Manusia Republik Indonesia melalui Surat Keputusan No.
AHU-76847.AH.01.02 tanggal 23 Oktober 2008.
Perusahaan bergerak di bidang makanan dan restoran.
Perusahaan memulai usaha komersialnya sejak tahun 1979. Pada
tanggal 31 Maret 1993 Perusahaan memperoleh pernyataan efektif dari
Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM) untuk melakukan
penawaran umum kepada masyarakat sebanyak 4.462.500 saham
dengan jumlah nilai nominal sebesar Rp4.462.500.
f. PT Indofood Sukses Makmur Tbk
PT Indofood Sukses Makmur Tbk didirikan di Indonesia pada
tanggal 14 Agustus 1990 dengan nama PT Panganjaya Intikusuma.
Anggaran Dasar Perusahaan telah beberapa kali mengalami perubahan.
Perubahan terakhir dalam Akta Notaris No. 2 pada tanggal 1 Juli 2008
mengenai perubahan Direksi dan Dewan Komisaris dan untuk
memenuhi ketentuan dalam Surat Keputusan Ketua Badan Pengawas
Pasar Modal dan Lembaga Keuangan No. KEP-179/BL/2008 tanggal
14 Mei 2008 mengenai Pokok-pokok Anggaran Dasar Perseroan Yang
Melakukan Penawaran Umum Efek Bersifat Ekuitas dan Perusahaan
Publik, telah diterima dan disetujui oleh Menteri Hukum dan Hak
Asasi Manusia Republik Indonesia berdasarkan Surat Keputusan No.
AHU-66708.AH.01.02. Tahun 2008 tanggal 22 September 2008.
Berdasarkan Pasal 3 Anggaran Dasar perusahaan, ruang
lingkup kegiatan perusahaan terdiri dari, antara lain, produksi mie,
penggilingan gandum, kemasan, jasa manajemen, serta penelitian dan
pengembangan. Saat ini, perusahaan terutama bergerak di bidang
pembuatan mie dan penggilingan gandum menjadi tepung terigu.
g. PT Mayora Indah Tbk
PT Mayora Indah Tbk atau Mayora Group adalah salah satu
kelompok bisnis produk konsumen di Indonesia, yang didirikan pada
tanggal 17 Februari 1977. Perusahaan ini telah tercatat di Bursa Efek
Jakarta sejak tanggal 4 Juli 1990. Sesuai dengan pasal 3 Anggaran
Dasar Perusahaan, ruang lingkup perusahaan adalah menjalankan
usaha dalam bidang industri, perdagangan serta agen.
Saat ini perusahaan menjalankan usaha di bidang industri
makanan, kembang gula, dan biskuit. Perusahaan menjual produknya
di pasar lokal dan luar negeri. Saat ini mayoritas kepemilikan
sahamnya dimiliki oleh PT Unita Branindo sebanyak 32,93%. Grup
Mayora memproduksi beberapa lini produk, yakni biskuit, permen,
wafer, coklat, sereal, kopi, bubur instan, mi instan, minuman.
h. PT Multi Bintang Indonesia Tbk
PT Multi Bintang Indonesia Tbk merupakan perusahaan
multinasional yang memproduksi minuman. Perusahaan ini didirikan
pada tahun 1973. Perusahaan ini menghasilkan minuman seperti Bir
Bintang. Perusahaan ini berdiri pada tahun 1931 di bawah nama NV
Nederlandcsh Indische Bierbrouwerijen. Sajak tahun 1936, perusahaan
ini berada di bawah pengawasan perusahaan Belanda yaitu Heineken
International Beheer BV. Produk yang dihasilkan adalah bir dengan
merk Bir Bintang dan Guiness. Bir Bintang menguasai lebih dari 60%
bagian dari pasar bir. Perusahaan sudah berkerjasama dengan
Heikenen Technische Beheer dan Guinness Overseas Ltd.
Diakhir tahun 1994 perusahaan ini menaikan kapasitas
produksi dari 300.000 menjadi 800.000 hekto liter. Dengan total
produksi 60 Juta liter per tahun akan menghasilkan pendapatan sebesar
Rp. 150.000.000.000 pada tanggal 13 Oktober, perusahaan mulai
mengekspor bir ke Jepang dan Australia Utara.
i. PT Prashida Niaga Tbk
PT Prasidha Aneka Niaga Tbk didirikan dengan nama PT
Aneka Bumi Asih berdasarkan akta Notaris No. 7 tanggal 16 April
1974. Akta pendirian Perusahaan telah disahkan oleh Menteri
Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No.
Y.A.5/358/23 tanggal 3 Oktober 1974 dan diumumkan dalam
Tambahan No. 2488 dari Berita Negara No. 37 tanggal 10 Mei 1994.
Anggaran Dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan.
Perubahan terakhir dengan akta Notaris No. 10 tanggal 20
Oktober 2008 mengenai perubahan Anggaran Dasar Perusahaan untuk
menyesuaikan dengan Undang-undang No. 40 Tahun 2007 tentang
Perseroan Terbatas dan telah disahkan oleh Menteri Hukum dan Hak
Asasi Manusia Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. AHU-
97905.AH.01.02.Tahun 2008 tanggal 18 Desember 2008. Perusahaan
saat ini bergerak dalam bidang pengolahan dan perdagangan hasil
bumi.
j. PT Sekar Laut Tbk
PT Sekar Laut Tbk didirikan berdasarkan akte notaris No.120
tanggal 19 Juli 1976. Akte pendirian Perusahaan ini telah disetujui
oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam surat
keputusannya No.Y.A.5/56/1 tanggal 1 Maret 1978 dan diumumkan
dalam Lembaran Berita Negara No. 87, tambahan No. 984 tanggal 30
Oktober 1987. Anggaran dasar perusahaan telah mengalami beberapa
kali perubahan, anggaran dasar perusahaan mengalami perubahan
terakhir dengan akte No. 96 tanggal 17 Juni 2008 mengenai perubahan
anggaran dasar Perusahaan untuk disesuaikan dengan Undang-Undang
Perseroan Terbatas No. 40 tahun 2007.
Perusahaan bergerak dalam bidang industri pembuatan
kerupuk, saos tomat, sambal dan bumbu masak serta menjual
produknya di dalam negeri maupun di luar negeri. Perusahaan
dikontrol oleh Sekar Group. Pada tanggal 8 September 1993,
Perusahaan telah mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Surabaya dan
Jakarta sesuai dengan surat persetujuan Badan Pengawas Pasar Modal
No. S-1322/PM/1993 untuk penawaran umum atas 6.000.000 lembar
saham dengan nilai nominal Rp 1.000 per lembar saham kepada
masyarakat.
k. PT Siantar Top Tbk
PT Siantar Top Tbk didirikan berdasarkan akta No. 45 tanggal
12 Mei 1987 dan akta perubahannya No. 64 tanggal 24 Maret 1988.
Akta pendirian dan perubahan tersebut telah disahkan oleh Menteri
Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusannya No. C2-
5873.HT.01.01.Th.88 tanggal 11 Juli 1988 serta diumumkan dalam
Berita Negara Republik Indonesia No. 104 tanggal 28 Desember 1993,
Tambahan No. 6226. Anggaran Dasar Perusahaan telah mengalami
beberapa kali perubahan, terakhir dengan akta No. 48 tanggal 25 Juli
2008, mengenai Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham Luar
Biasa PT Siantar Top Tbk untuk menyesuaikan dengan ketentuan
Undang-undang No. 40/2007 tentang Perseroan Terbatas. Akta
perubahan tersebut telah mendapat persetujuan dari Menteri Hukum
dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat
Keputusannya No. AHU-11279.AH.01.02 tahun 2009 tanggal 6 April
2009.
Sesuai dengan Pasal 3 Anggaran Dasar Perusahaan, ruang
lingkup kegiatan Perusahaan terutama bergerak dalam bidang industri
makanan ringan, yaitu mie (snack noodle), kerupuk (crackers) dan
kembang gula (candy). Hasil produksi Perusahaan dipasarkan di dalam
dan di luar negeri, khususnya Asia.
l. PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk
PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk didirikan pada tanggal 26
Januari 1990 berdasarkan akta No. 143 dengan nama PT Asia
Intiselera. Akta pendirian ini disahkan oleh Menteri Kehakiman
Republik Indonesia dalam Surat Keputusannya No. C2-
1827.HT.01.01.Th.91 tanggal 31 Mei 1991 serta diumumkan dalam
Berita Negara Republik Indonesia No. 65, Tambahan No. 2504 tanggal
13 Agustus 1991. Anggaran Dasar Perusahaan telah mengalami
beberapa kali perubahan, terakhir melalui akta No. 56 tanggal 31
Januari 2008 mengenai peningkatan modal dasar dari Rp
400.000.000.000 menjadi Rp 998.000.000.000. Akta tersebut telah
disahkan oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik
Indonesia dalam Surat Keputusannya No AHU-12476. AH.
01.02.Tahun 2008 tanggal 13 Maret 2008.
Sesuai dengan pasal 3 Anggaran Dasar Perusahaan, ruang
lingkup kegiatan Perusahaan meliputi usaha bidang perdagangan,
perindustrian, peternakan, perkebunan, pertanian, perikanan dan jasa.
Pada saat ini produk Perusahaan terutama adalah usaha industri mie,
perdagangan mie, khususnya mie kering dan mie instan. Sedangkan
perusahaan anak bergerak dalam bidang industri biskuit, permen,
perkebunan kelapa sawit dan pembangkit tenaga listrik.
m. PT. Ultra Jaya Milk Industry & Trading Company Tbk
PT Ultrajaya Milk Industry & Trading Company Tbk.
selanjutnya disebut "Induk Perusahaan", didirikan dengan Akta No. 8
tanggal 2 November 1971 juncto Akta Perubahan No. 71 tanggal 29
Desember 1971. Akta-akta tersebut telah mendapat persetujuan
Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan Keputusan No.
Y.A.5/34/21 tanggal 20 Januari 1973, dan telah diumumkan dalam
Berita Negara Republik Indonesia No. 34 tanggal 27 April 1973.
Anggaran Dasar Induk Perusahaan telah mengalami beberapa kali
perubahan, termasuk perubahan terakhir yang dilakukan untuk
disesuaikan dengan Undang-Undang Nomor 40 tahun 2007 tentang
Perseroan Terbatas yang disetujui oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi
Manusia Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. AHU-
56037.AH.01.02.
Tujuan Induk Perusahaan adalah untuk berusaha dalam bidang
perindustrian, perkebunan, pertanian, peternakan dan perikanan
darat/laut, serta perdagangan. Kegiatan Induk Perusahaan Induk
Perusahaan bergerak dalam bidang industri makanan dan minuman,
khususnya minuman aseptik yang dikemas dalam kemasan karton yang
diolah dengan teknologi UHT (Ultra High Temperature) seperti
minuman susu, minuman sari buah, minuman tradisional dan minuman
kesehatan. Induk Perusahaan juga memproduksi rupa-rupa mentega,
teh celup, konsentrat buah-buahan tropis, susu bubuk dan susu kental
manis. Induk Perusahaan melakukan kerjasama dengan beberapa
perusahaan multinasional seperti dengan Morinaga dan lain-lain.
B. Hasil Uji Instrumen Penelitian
1. Pengujian Asumsi Klasik
a. Hasil Uji Multikolinearitas
Pengujian multikolineritas dilakukan untuk menguji apakah
pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel
independen. Untuk mendeteksi adanya problem multiko, dapat
dilakukan dengan melihat nilai Tolerance dan Variance Inflation
Factor (VIF). Berdasarkan hasil dari masing-masing variabel
independen dapat dilihat pada tabel 4.2 berikut:
Tabel 4.2 Hasil Uji Multikolinearitas
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) -.176 .179 -.979 .335
UKUR 1.276E-13 .000 .758 4.709 .000 .461 2.170
LVRGE .232 .093 .319 2.483 .018 .720 1.388
EVA -9.454E-13 .000 -.778 -5.050 .000 .502 1.990
ROI .569 .822 .097 .693 .493 .613 1.632
EPS .002 .001 .208 1.499 .143 .617 1.620
a. Dependent Variable: RTRN
(Sumber: Data yang Diolah)
Pada tabel 4.2 menunjukkan bahwa masing-masing variabel
memiliki nilai tolerance mendekati angka 1 dan nilai VIF dibawah 10.
Dimana ukuran perusahaan, leverage, EVA, ROI, dan EPS memiliki
nilai tolerance 0,461, 0,720, 0,502, 0,613, 0,617 dan nilai VIF 2,170,
1,388, 1,990, 1,632, 1,620. Artinya kelima variabel independen
tersebut tidak terdapat hubungan multikolinearitas dan dapat
disimpulkan bahwa persamaan regresi tidak terdapat problem multiko.
b. Hasil Uji Autokorelasi
Autokorelasi digunakan untuk menguji apakah dalam sebuah
model regresi linier terdapat korelasi antara kesalahan pengganggu
pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya). Untuk
mendeteksi autokorelasi dalam penelitian ini maka digunakan uji
Durbin Watson (DW). Hasil regresi dengan nilai signifikansi 0.05
(α=0.05) dengan jumlah variabel independen adalah 5 (k=5), dan
banyaknya data (n=39). Berdasarkan output SPSS 17.00, maka hasil
uji autokorelasi pada tabel 4.3 sebagai berikut:
Tabel 4.3 Hasil Uji Autokorelasi
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 .779a .606 .547 .7001221 1.670
a. Predictors: (Constant), EPS, LVRGE, EVA, ROI, UKUR
b. Dependent Variable: RTRN
(Sumber: Data yang Diolah)
Pengambilan keputusan ada atau tidaknya autokorelasi
berdasarkan tabel autokorelasi yang menyebutkan bahwa nilai Uji Dw
= 1,670. Nilai tersebut berada di daerah tidak ada autokorelasi yaitu
diantara -2 sampai +2, sehingga dapat disimpulkan bahwa pada
persamaan regresi tersebut tidak terdapat autokorelasi.
c. Hasil Uji Normalitas
Pengujian normalitas dilakukan untuk menguji apakah dalam
model regresi variabel dependen, variabel independen atau keduanya
mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik
adalah distribusi data normal atau mendekati normal.
Gambar 4.4 Hasil Uji Normalitas Data
Sumber : (Data yang Diolah)
Berdasarkan gambar 4.4 dapat dilihat bahwa data penelitian
memiliki penyebaran dan distribusi yang normal karena berada di
sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal. Berdasarkan
grafik normal plot tersebut menunjukkan bahwa model regresi yang
dipakai di penelitian ini layak karena memenuhi asumsi normalitas.
Maka dapat dikatakan bahwa distribusi data return saham adalah
normal dan model regresi memenuhi asumsi normalitas.
d. Hasil Uji Heterokedastisitas
Pengujian heteroskedastisitas dilakukan untuk uji
heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi
terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke
pengamatan lain. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya
heteroskedastisitas dilakukan dengan cara melihat grafik scatterplot.
Gambar 4.5 Grafik Scatterplot
(Sumber: Data yang Diolah)
Pada gambar 4.5 menunjukkan titik-titik yang menyebar secara
acak dan tidak membentuk pola tertentu serta tersebar diatas dan
dibawah angka nol (0) pada sumbu Y. Hal ini berarti tidak terjadi
heterokedastisitas sehingga dapat disimpulkan bahwa penelitian ini
bebas dari gejala heterokedastisitas.
2. Hasil Uji Hipotesis
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan model
analisis regresi berganda (multiple regression analysis). Metode regresi
berganda menghubungkan satu variabel dependen dengan beberapa
variabel independen dalam suatu model. Adapun untuk menguji signifikan
tidaknya hipotesis tersebut digunakan uji t dan uji F.
a. Hasil Uji Koefisien Determinasi (Adjusted R-Square)
Uji koefisien determinasi (Adjusted R-Square) digunakan untuk
membuktikan seberapa besar pengaruh variabel independen dapat
menjelaskan variabel dependen.
Tabel 4.6 Hasil Uji Adjusted Square
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 .779a .606 .547 .7001221 1.670
a. Predictors: (Constant), EPS, LVRGE, EVA, ROI, UKUR
b. Dependent Variable: RTRN
(Sumber: Data yang Diolah)
Tabel 4.6 menunjukkan besarnya nilai pengaruh variabel
independen ditunjukkan oleh nilai (Adj R2) = 0,547 yaitu persentase
pengaruh variabel ukuran perusahaan, leverage, Economic Value
Added, Return On Investment, dan Earning Per Share berpengaruh
terhadap return saham sebesar 54,7% dan sisanya sebesar 45,3%
dipengaruhi faktor-faktor atau variabel lain yang tidak termasuk dalam
analisis model regresi penelitian ini seperti current ratio, Market Value
Added (MVA), dan Net Profit Margin (NPM). Dalam penelitian
Ulupui (2007:13) current ratio memiliki pengaruh positif dan
signifikan terhadap return saham karena dapat mengindikasikan bahwa
pemodal akan memperoleh return yang lebih tinggi jika kemampuan
perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendeknya semakin tinggi.
Sedangkan Market Value Added digunakan dalam penelitian Asep
Suherman (2010:61) yang menunjukkan bahwa MVA memiliki
pengaruh signifikan terhadap return saham.
b. Hasil Uji Statistik t
Uji t bertujuan untuk mengetahui pengaruh variabel
independen yang terdiri dari ukuran perusahaan, leverage, Economic
Value Added, Return On Investment, dan Earning Per Share terhadap
variabel dependen yaitu return saham secara parsial. Uji t memiliki
tingkat signifikansi sebesar 0,05, jika t hitung di bawah 0,05 maka
variabel independen secara individu berpengaruh signifikan terhadap
variabel dependen.
Tabel 4.7 Hasil Uji Statistik t
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
Collinearity
Statistics
B
Std.
Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) -.176 .179 -.979 .335
UKUR 1.276E-13 .000 .758 4.709 .000 .461 2.170
LVRGE .232 .093 .319 2.483 .018 .720 1.388
EVA -9.454E-13 .000 -.778 -5.050 .000 .502 1.990
ROI .569 .822 .097 .693 .493 .613 1.632
EPS .002 .001 .208 1.499 .143 .617 1.620
a. Dependent Variable: RTRN
(Sumber: Data yang Diolah)
Berdasarkan pada tabel 4.7 di atas maka dapat disimpulkan
mengenai pengujian hipotesis secara parsial yang telah dibuat
sebelumnya sebagai berikut:
Hipotesis 1: Ukuran perusahaan berpengaruh signifikan terhadap
return saham
Berdasarkan hasil uji hipotesis 1 pada tabel 4.7 menunjukkan
bahwa variabel ukuran perusahaan memiliki tingkat signifikansi
sebesar 0,000. Hal ini berarti H1 diterima karena tingkat signifikansi
yang dimiliki variabel ukuran perusahaan lebih kecil dari 0,05. Dapat
disimpulkan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh signifikan
terhadap return saham. Ini sesuai dengan hipotesis yang menunjukkan
bahwa semakin besar ukuran perusahaan maka return saham akan
meningkat (semakin besar).
Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa ukuran perusahaan
berpengaruh secara signifikan terhadap return saham. Dimana nilai
signifikansi yang dihasilkan lebih kecil dari 0,05 yaitu 0,000. Dengan
demikian semakin besar ukuran perusahaan maka akan semakin besar
pula return yang diterima pemegang saham. Hal ini disebabkan karena
ukuran perusahaan yang besar berdasarkan saham yang dimilikinya,
dapat memberikan prospek yang baik bagi investor serta mampu
memberikan laba yang lebih besar sehingga menghasilkan return yang
lebih besar bagi pemegang saham.
Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan
oleh Daniati dan Suhairi (2006) dan Miswanto (1999) yang
menyatakan bahwa size perusahaan memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap return saham, semakin besar perusahaan maka akan semakin
besar return perusahaan tersebut.
Hipotesis 2: Leverage berpengaruh signifikan terhadap return
saham
Berdasarkan hasil uji hipotesis 2 pada tabel 4.7 menunjukkan
bahwa variabel leverage memiliki tingkat signifikansi sebesar 0,018.
Hal ini berarti H2 diterima karena tingkat signifikansi yang dimiliki
variabel leverage lebih kecil dari 0,05. Dapat disimpulkan bahwa
leverage berpengaruh signifikan terhadap return saham. Semakin besar
tingkat leverage akan maka return yang diterima pemegang saham
akan semakin kecil.
Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa leverage berpengaruh
secara signifikan terhadap return saham. Dengan demikian semakin
tinggi leverage maka akan semakin kecil return yang diterima
pemegang saham, hal ini disebabkan karena perusahaan harus
memprioritaskan pelunasan hutangnya dahulu sebelum membagikan
return pada pemegang saham. Hasil ini mengindikasikan bahwa
semakin tinggi DER menunjukkan komposisi total hutang semakin
besar dibanding dengan total modal sendiri, sehingga berdampak
semakin besar beban perusahaan terhadap pihak luar (kreditur).
Meningkatnya beban terhadap kreditur menunjukkan sumber
modal perusahaan sangat tergantung dengan pihak luar sehingga
mengurangi minat investor dalam menanamkan dananya ke
perusahaan. Menurunnya minat investor berdampak pada penurunan
harga saham perusahaan sehingga return semakin menurun. Seperti
yang dinyatakan oleh Indra (2006) bahwa leverage yang semakin besar
mengakibatkan risiko financial perusahaan yang semakin tinggi.
Dengan penggunaan hutang yang semakin besar akan mengakibatkan
semakin tingginya risiko untuk tidak mampu membayar hutang.
Leverage memiliki hubungan negatif dengan return, jadi jika
perusahaan memiliki tingkat leverage yang tinggi maka return yang
akan diterima pemegang saham semakin rendah, sebaliknya jika
tingkat leverage rendah maka return yang diterima pemegang saham
akan semakin tinggi. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian
yang dilakukan oleh Nugroho (2009), Suharli dan Oktorina (2006),
dan Ulupui (2007) yang menyatakan bahwa leverage memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap return saham.
Hipotesis 3: EVA berpengaruh signifikan terhadap return saham
Berdasarkan hasil uji hipotesis 3 pada tabel 4.7 menunjukkan
bahwa variabel EVA memiliki tingkat signifikansi sebesar 0,000. Hal
ini berarti H3 diterima karena tingkat signifikansi yang dimiliki
variabel EVA lebih kecil dari 0,05. Dapat disimpulkan bahwa EVA
berpengaruh signifikan terhadap return saham. Akan tetapi pada
penelitian ini EVA menunjukkan hasil yang negatif terhadap return
saham sehingga semakin tinggi nilai EVA maka akan semakin rendah
return saham.
Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa EVA berpengaruh
secara negatif dan signifikan terhadap return saham. Oleh karena itu
semakin tinggi EVA maka akan semakin rendah return yang diterima
pemegang saham. Hal ini disebabkan karena perusahaan belum mampu
menghasilkan pengembalian (return) modal yang sepadan untuk
menutup risiko dan biaya investasi yang ditanamkan oleh pemegang
saham. EVA negatif ini menyiratkan adanya penurunan nilai kekayaan
perusahaan. Faktor lain yang menyebabkan EVA negatif adalah karena
adanya tingkat suku bunga bank yang tinggi akibat krisis global.
Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan
oleh Suherman (2010) dan Mardiah, Sugiarto, dan Siagian (2006) yang
menyatakan bahwa EVA memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
return saham. Akan tetapi tidak konsisten dengan penelitian Kartini
dan Hermawan (2008) yang menyatakan bahwa EVA tidak
berpengaruh terhadap return saham.
Hipotesis 4: ROI berpengaruh signifikan terhadap return saham
Berdasarkan hasil uji hipotesis 4 pada tabel 4.7 menunjukkan
bahwa variabel ROI memiliki tingkat signifikansi sebesar 0,493. Hal
ini berarti H4 ditolak karena tingkat signifikansi yang dimiliki variabel
ROI lebih besar dari 0,05. Dapat disimpulkan bahwa ROI tidak
berpengaruh signifikan terhadap return saham.
Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa ROI tidak berpengaruh
secara signifikan terhadap return saham. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa para investor kemungkinan sudah tidak
menggunakan ROI sebagai ukuran kinerja perusahaan untuk
memprediksi return yang akan diterimanya. Hal ini disebabkan karena
investasi yang ditempatkan pada asset akan menghasilkan return yang
lebih kecil jika dibandingkan dengan investasi yang ditempatkan pada
saham (ekuitas). Sehingga menyebabkan ROI menjadi tidak
berpengaruh terhadap return saham karena saat ini investasi lebih
ditanamkan pada saham. Selain itu juga dapat dipengaruhi oleh faktor
eksternal seperti kondisi ekonomi dan data keuangan lainnya.
Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan
oleh Wira (2009) dan Trisnaeni (2007) yang menyatakan bahwa ROI
tidak memiliki pengaruh terhadap return saham. Tetapi hasil penelitian
ini tidak konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Suharli dan
Oktorina (2005), Ulupui (2007), dan Nugroho (2009) yang
menyatakan bahwa ROI memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
return saham.
Hipotesis 5: EPS berpengaruh signifikan terhadap return saham
Berdasarkan hasil uji hipotesis 5 pada tabel 4.7 menunjukkan
bahwa variabel EPS memiliki tingkat signifikansi sebesar 0,143. Hal
ini berarti H5 ditolak karena tingkat signifikansi yang dimiliki variabel
EPS lebih besar dari 0,05. Dapat disimpulkan bahwa EPS tidak
berpengaruh terhadap return saham.
Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa EPS tidak berpengaruh
terhadap return saham. Hasil penelitian ini mengindikasikan arti
dari EPS ini sebenarnya menjadi tidak penting jika tidak dibandingkan
dengan harga saham perusahaan tersebut. Karena investor melihat dari
harga saham perusahaan pada market dalam menentukan investasinya,
tentunya perusahaan yang memiliki harga saham yang besar akan
memberikan laba yang besar pula bagi investor. Hal itu yang mungkin
membuat investor kurang mempertimbangkan EPS untuk membeli
saham suatu perusahaan.
Hasil penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian dari
Suardana (2009), Trisnaeni (2007), dan Wira (2009) yang menyatakan
bahwa EPS tidak memiliki pengaruh terhadap return saham. Akan
tetapi hasil penelitian ini tidak konsisten dengan penelitian yang
dilakukan oleh Daniati dan Suhairi (2006) dan Miswanto (1999) yang
menyatakan bahwa EPS memiliki pengaruh terhadap return saham.
c. Analisis Regresi Linier Berganda
Berdasarkan tabel 4.7, maka diperoleh persamaan regresi
sebagai berikut:
Keterangan:
Y = Return Saham
X1 = Ukuran Perusahaan
X1 = Leverage
X1 = Economic Value Added (EVA)
X1 = Return On Investment (ROI)
X1 = Earning Per Share (EPS)
e = Error item
Berdasarkan Persamaan tersebut dapat diartikan bahwa
koefisien-koefisien persamaan regresi linier berganda di atas dapat
diartikan koefisien regresi untuk konstan sebesar -0,176 menunjukkan
bahwa jika variabel ukuran perusahaan, leverage, EVA, ROI, dan EPS
bernilai nol maka nilai return saham akan konstan sebesar -17,6%.
Y = -176 + 1,276X1 + 0,232X2 -9,454X3 + 0,569X4 +
Koefisien regresi pada variabel ukuran perusahaan sebesar 1,276, hal
ini menunjukkan bahwa jika variabel ukuran perusahaan bertambah 1
satuan maka variabel return saham akan bertambah sebesar 1,276.
Koefisien regresi pada variabel leverage sebesar 0,232, hal ini
menunjukkan bahwa jika variabel leverage bertambah 1 satuan maka
variabel return saham akan bertambah sebesar 0,232.
Sedangkan variabel EVA memiliki koefisien regresi sebesar -
9,454, hal ini menunjukkan bahwa variabel Economic Value Added
memiliki hubungan yang negatif dengan return saham. Hal ini berarti
bahwa setiap EVA meningkat 1 satuan maka akan menurunkan return
saham sebesar 9,454. Pada variabel ROI koefisien regresi sebesar
0,569 menunjukkan bahwa jika variabel ROI meningkat 1 satuan maka
akan meningkatkan return saham sebesar 0,569. Variabel EPS
memiliki koefisien regresi sebesar 0,002, menunjukkan bahwa jika
variabel EPS meningkat 1 satuan maka akan meningkatkan return
saham sebesar 0,002.
d. Hasil Uji Statistik F
Uji F digunakan untuk menguji pengaruh variabel independen
yang terdiri dari ukuran perusahaan, leverage, EVA, ROI, dan EPS
terhadap variabel dependen yaitu return saham secara simultan atau
serentak. Pada uji F memiliki tingkat signifikansi sebesar 0,05, jika
nilai F lebih kecil dari 0,05 maka variabel independen secara simultan
berpengaruh terhadap variabel dependen.
Tabel 4.8 Hasil Uji Statistik F
ANOVAb
Model
Sum of
Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression 24.925 5 4.985 10.170 .000a
Residual 16.176 33 .490
Total 41.101 38
a. Predictors: (Constant), EPS, LVRGE, EVA, ROI, UKUR
b. Dependent Variable: RTRN (Sumber: Data yang Diolah)
Hipotesis 6: Pengaruh ukuran perusahaan, leverage, EVA, ROI,
dan EPS terhadap return saham.
Hasil pengujian ANOVA dengan menggunakan uji F dapat
dilihat nilai F hitung sebesar 10,170 dengan tingkat signifikansi 0,000.
Karena nilai signifikansi lebih kecil dari alpha (0,05), maka dapat
diambil kesimpulan bahwa H0 ditolak dan Ha diterima yang berarti
ukuran perusahaan, leverage, EVA, ROI, dan EPS berpengaruh
signifikan dan secara simultan terhadap return saham.
Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa ukuran perusahaan,
leverage, EVA, ROI, dan EPS berpengaruh secara simultan dan
signifikan terhadap return saham. Dengan demikian semakin tinggi
ukuran perusahaan maka akan semakin tinggi pula return yang
diterima pemegang saham. Begitu pula dengan EVA, ROI dan EPS,
jika nilainya tinggi tentunya return yang diterima pemegang saham
akan lebih tinggi. Bagi tingkat leverage, jika semakin tinggi nilainya
maka nilai return akan semakin rendah, hal ini menunjukkan bahwa
leverage juga memiliki pengaruh terhadap return saham. Hasil
penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Daniati
dan Suhairi (2006), Ulupui (2007), Nugroho (2009), Suharli dan
Oktorina (2006), Suherman (2010), dan Artatik (2007).
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh ukuran
perusahaan, leverage, EVA ROI, dan EPS tehadap return saham pada
perusahaan makanan dan minuman. Berdasarkan hasil dari penelitian yang
yang telah dilakukan pada sebelumnya maka dapat diambil kesimpulan
sebagai berikut:
1. Hasil pengujian berdasarkan uji t menunjukkan bahwa ukuran perusahaan,
berpengaruh signifikan terhadap return saham. Hasil penelitian ini
konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Daniati dan Suhairi
(2006).
2. Hasil pengujian berdasarkan uji t menunjukkan bahwa leverage
berpengaruh terhadap return saham. Hasil penelitian ini konsisten dengan
penelitian yang dilakukan oleh Nugroho (2009) dan Ulupui (2007).
3. Hasil pengujian berdasarkan uji t menunjukkan bahwa EVA berpengaruh
signifikan terhadap return saham. Hasil penelitian ini konsisten dengan
penelitian yang dilakukan oleh Suherman (2010) dan Mardiah, Sugiarto,
dan Siagian (2006).
4. Hasil pengujian berdasarkan uji t menunjukkan bahwa ROI tidak
berpengaruh signifikan terhadap return saham. Hasil penelitian ini
konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Wira (2009) dan
Trisnaeni (2007).
5. Hasil pengujian berdasarkan uji t menunjukkan bahwa EPS tidak
berpengaruh signifikan terhadap return saham. Hasil penelitian ini
konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Suardana (2009),
Trisnaeni (2007), dan Wira (2009).
6. Hasil pengujian secara simultan (uji F) menunjukkan bahwa variabel
ukuran perusahaan, leverage, EVA, ROI, dan EPS secara simultan dan
signifikan berpengaruh terhadap return saham. Hasil penelitian ini
konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Ulupui (2007), Nugroho
(2009), Daniati dan Suhairi (2006), dan Suherman (2010).
B. Implikasi
Berdasarkan kesimpulan diatas menunjukkan bahwa variabel ukuran
perusahaan, leverage, EVA, ROI, dan EPS berpengaruh secara signifikan
terhadap return saham. Hasil penelitian ini dapat berimplikasi terhadap pihak-
pihak yang terkait antara lain:
1. Investor, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi
yang bermanfaat bagi investor serta pengambilan keputusan yang tepat
sehubungan dengan investasinya. Selain itu, investor juga harus
mempertimbangkan faktor di luar kebijakan perusahaan seperti kondisi
pasar yang terjadi serta faktor-faktor eksternal yang lain karena hal ini
secara tidak langsung akan mempengaruhi keuntungan yang
diperolehnya dalam melakukan investasi.
2. Emiten, harus memperhatikan keuntungan yang akan diperoleh oleh
investor dan pemegang saham dalam melakukan penawaran sehingga
dapat tercipta hubungan yang saling menguntungkan bagi berbagai
pihak.
3. Kalangan akademisi, hasil penelitian ini dapat mendorong penelitian
berikutnya mengenai analisis faktor-faktor fundamental terhadap
return saham dengan menambahkan teori-teori yang ada.
4. Pembaca dan masyarakat, hasil penelitian ini diharapkan dapat
menambah pengetahuan dan wawasan mengenai investasi di pasar
modal.
C. Saran
Penelitian ini di masa yang akan datang diharapkan dapat menyajikan
hasil yang lebih berkualitas lagi dengan adanya beberapa masukan mengenai
beberapa hal diantaranya yaitu:
1. Periode penelitian ini hanya 3 tahun dan sampel yang digunakan hanya
dari satu industri saja, diharapkan untuk penelitian mendatang
menggunakan periode penelitian yang lebih panjang dan sampel yang
digunakan dari beberapa industri yang berbeda agar hasil penelitiannya
memiliki implikasi yang lebih luas.
2. Penelitian ini menggunakan 5 variabel keuangan dan tidak ada variabel
non keuangan, diharapkan penelitian selanjutnya dapat menambahkan
variabel keuangan lainnya dan juga variabel non keuangan.
3. Bagi investor yang akan menanamkan sahamnya sebaiknya dalam
mempertimbangkan keputusan investasinya memperhatikan kinerja
keuangan.
DAFTAR PUSTAKA
Anthony, Robert N. dan Vijay Govindarajan, “Management Control System”,
Buku 1 Edisi 11, Salemba Empat, Jakarta, 2005. Artatik, Sri, “Pengaruh Earning Per Share dan Price Earning Ratio terhadap
Return Saham pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Jakarta”, Skripsi Universitas Semarang, Semarang, 2007.
Boediono, Gideon SB, “Kualitas Laba: Studi Pengaruh Mekanisme Corporate
Governance dan Dampak Manajemen Laba dengan Menggunakan Analisis Jalur”, Simposium Nasional Akuntansi VIII, Solo, 2005.
Daniati, Nina dan Suhairi, “Pengaruh Kandungan Informasi Komponen Laporan
Arus Kas, Laba Kotor, dan Size Perusahaan terhadap Expected Return Saham”, Simposium Nasional Akuntansi 9, Padang, 2006.
Djazuli, Abid, “Pengaruh EPS, ROI, dan ROE terhadap Perubahan Harga Saham
pada Perusahaan Sektor Manufacturing pada Bursa Efek Jakarta”, Vol.6 No. 1, Fordema, 2006.
Ghozali, Imam, “Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS”, Edisi 3,
Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang, 2009. Griffin, Ricky W. dan Ronald J. Ebert, “Bisnis”, Edisi 8, Erlangga, Jakarta, 2006. Hamid, Abdul, ”Buku Pedoman Penulisan Skripsi”, Fakultas Ekonomi dan Ilmu
Sosial Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta, 2007. Handojo, Irwanto, “Pengaruh Efek Persistensi Earning dalam Analisis
Fundamental Guna Memprediksi Return Saham”, The 1st Accounting Conference, Universitas Indonesia, Jakarta, 2007.
Hansen, Don R dan Maryanne M. Mowen, “Managerial Accounting”, Buku 1
Edisi 8, Salemba Empat, Jakarta, 2009. Ibrahim, Hadiasman, “Pengaruh Tingkat Suku Bunga, Peringkat Obligasi,
Ukuran Perusahaan, dan DER terhadap Yield to Maturity Obligasi Korporasi di Bursa Efek Indonesia Periode 2004-2006”, Tesis Program Studi Magister Manajemen, Universitas Diponegoro, Semarang, 2008.
Indra, A. Zubaidi, ” Faktor-Faktor Fundamental Keuangan yang Mempengaruhi
Resiko Saham”, Vol 2 No. 3, Jurnal Bisnis dan Manajemen, 2006.
Indriantoro, Nur dan Bambang Supomo, “Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi & Manajemen”, Cetakan Kedua, BPFE-Yogyakarta, Yogyakarta, 2002.
Kartini dan Gatot Hermawan, “Economic Value Added dan Market Value Added
terhadap Return Saham”, Vol. 12 No. 3, Jurnal Keuangan dan Perbankan, 2008.
Kaur, Mandeep dan Sweety Narang, “Shareholder Value Creation in India’s Most
Valuable Companies: An Empirical Study”, Vol. VII, No. 8, The UIP Journal of Mangement Research, 2009.
Maberya, Ni Putu Ena dan Agung Suaryana, “Pengaruh Pemoderasi
Pertumbuhan Laba terhadap Hubungan antara Ukuran Perusahaan, Debt to Equity Ratio dengan Profitabilitas pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”, Jurnal Ekonomi, Universitas Udayana, Bali, 2009.
Mangkuprawira, Sjafri, “Visi, Misi, Tujuan, dan SDM Perusahaan”, Artikel
diakses melalui http://mangkuprawira.wordpress.com, pada tanggal 29 Oktober 2010.
Mardiah, Siti, Bambang Sugiarto, dan Degribson Siagian, “Analisis Kinerja Bank
Pemerintah dan Swasta dengan Metode EVA dan MVA terhadap Return Saham”, Vol. 6 No. 1, Akuntabilitas, 2006.
Nugroho, Inung Adi, “Analisis Pengaruh Informasi Fundamental terhadap Return
Saham”, Tesis Program Studi Magister Manajemen, Universitas Diponegoro, Semarang, 2009.
Pribawati, Tika Maya,”Analisis Pengaruh Rasio Keuangan terhadap Total Return
Saham pada Perusahaan Industri Manufaktur yang Membagikan Dividen di BEI”, Skripsi Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Semarang, Semarang, 2007.
Rahmawati, Ita Nur, Siti Mutmainah, dan Haryanto, “Analisis Pengaruh Ukuran
Perusahaan, Likuiditas, Leverage, dan Profitabilitas terhadap Mandatory Disclosure”, Vol. 7 No. 1 Januari, Jurnal MAKSI, 2007.
Rizal, Sefcho dan MM. Ratna Sari, “Analisis Economic Value Added (EVA)
dalam Hubungannya dengan Harga Saham pada Perusahaan Jasa Transportasi yang Listing di Bursa Efek Jakarta Periode 2003-2005”, Jurnal Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas Udayana, Bali, 2008.
Santoso, Singgih, “Buku Latihan SPSS Statistik Parametik”, PT. Elex Media
Komputindo, Jakarta, 2010.
Soleman, Rusman, “Karakteristik Perusahaan terhadap Tingkat Leverage”, Vol. 12 No.3, Jurnal Keuangan dan Perbankan, 2008.
Suardana, Ketut Alit, “Pengaruh Rasio CAMEL terhadap Return Saham”,
Volume 4, Jurnal Universitas Udayana, 2009. Sudana, I Made dan Nurul Intan, “Leverage Keuangan dan Likuiditas Saham
Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”, Jurnal Manajemen Teori dan Terapan, 2008.
Suharli, Michell dan Megawati Oktorina, “Memprediksi Tingkat Pengembalian
Investasi pada Equity Sequrities melalui Rasio Profitabilitas, Likuiditas, dan Hutang pada Perusahaan Publik di Jakarta”, Simposium Nasional Akuntansi VIII, Solo, 2007.
Suherman, Asep, “Pengaruh Economic Value Added, Market Value Added, dan
Residual Income terhadap Return Saham Perusahaan yang Tercatat di JII”, Skripsi Fakultas Ekonomi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta, 2010.
Sulaiman dan Ana Handi, “Pengaruh Kinerja Keuangan terhadap Return Saham
pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia (BEI)”, Vol. 2, Akuntabilitas, 2008.
Trisnaeni, Dyah Kumala, “Pengaruh Kinerja Keuangan terhadap Return Saham
(Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta”, Skripsi Fakultas Ekonomi, Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta, 2007.
Ulupui, I G. K. A.,”Analisis Pengaruh Rasio Likuiditas, Leverage, Aktivitas, dan
Profitabilitas terhadap Return Saham (Studi pada Perusahaan Makanan dan Minuman dengan Kategori Industri Barang Konsumsi di BEJ)”, Vol. 2 Jurnal Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas Udayana, Bali, 2007.
Van Horne, James C dan John M. Wachowic2, JR. “Fundamentals of Financial
Management”, Salemba Empat, Jakarta, 2007. Weygant, Jerry J, Donald Kieso, dan Paul D. Kimmel, “Pengantar Akuntansi”,
Salemba Empat, Jakarta, 2010. Wira, Variyetmi, “Analisa Karakteristik Perusahaan terhadap Return dan Beta
Perusahaan Makanan dan Minuman di Bursa Efek Indonesia”, Jurnal Universitas Andalas, Padang, 2009. Jurnal diakses tanggal 26 Januari 2011, dari http://fekon.unad.ac.id/icbe/imagesPaper.
Wirama, Dewa Gede, “Signifikansi dan Implikasi Perbedaan Spesifikasi Return dalam Penelitian Pasar Modal”, Volume 2 No.2, Jurnal Universitas Udayana, Bali, 2009.
Lampiran 1: Surat Izin Penelitian di Bursa Efek Indonesia
Lampiran 2 : Daftar Sampel Perusahaan
NO. EMITEN KODE TANGGAL
LISTED
1 Akasha Wira International Tbk ADES 13 Juni 1994
2 Aqua Golden Mississippi Tbk AQUA 1Maret 1990
3 Cahaya Kalbar Tbk CEKA 9 Juli 1996
4 Delta Djakarta Tbk DLTA 12 Februari 1984
5 Fast Food Indonesia Tbk FAST 11 Mei 1993
6 Indofood Sukses Makmur Tbk INDF 14 Juli 1994
7 Mayora Indah Tbk MYOR 4 Juli 1990
8 Multi Bintang Indonesia Tbk MLBI 17 Januari 1994
9 Prasidha Aneka Niaga Tbk PSDN 18 Oktober 1994
10 Sekar Laut Tbk SKLT 8 September 1993
11 Siantar Top Tbk STTP 16 Desember 1996
12 Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk AISA 11 Juni 1997
13 Ultra Jaya Milk Industry Tbk ULTJ 2 Juli 1990Sumber: www.idx.co.id
Lampiran 3 : Ukuran Perusahaan Makanan dan Minuman Tahun 2007-2009
NO. EMITEN 2007 2008 2009
1 ADES 431,000,000,000 133,000,000,000 378,000,000,000
2 AQUA 1,705,000,000,000 1,672,000,000,000 3,222,000,000,000
3 CEKA 238,000,000,000 208,000,000,000 443,000,000,000
4 DLTA 256,000,000,000 320,000,000,000 993,000,000,000
5 FAST 1,093,000,000,000 1,383,000,000,000 1,093,000,000,000
6 INDF 24,319,000,000,000 8,166,000,000,000 31,171,000,000,000
7 MYOR 1,342,000,000,000 874,000,000,000 3,450,000,000,000
8 MLBI 1,159,000,000,000 1,043,000,000,000 3,729,000,000,000
9 PSDN 73,000,000,000 144,000,000,000 158,000,000,000
10 SKLT 52,000,000,000 52,000,000,000 104,000,000,000
11 STTP 485,000,000,000 197,000,000,000 328,000,000,000
12 AISA 784,000,000,000 711,000,000,000 602,000,000,000
13 ULTJ 1,877,000,000,000 2,311,000,000,000 1,675,000,000,000Sumber: Data yang Diolah
Lampiran 4 : Rasio Leverage Industri Makanan dan Minuman Tahun 2007-2009
NO. EMITEN 2007 2008 2009
1 ADES 1.7235 2.565 1.6135
2 AQUA 0.7443 0.7092 0.7287
3 CEKA 1.8017 1.5765 0.8851
4 DLTA 0.2869 0.3354 0.2725
5 FAST 0.6682 0.6263 0.6295
6 INDF 2.6133 3.0837 2.4506
7 MYOR 0.7257 1.3222 1.0261
8 MLBI 2.1446 1.7349 8.4413
9 PSDN 2.1199 1.6219 1.4340
10 SKLT 0.8953 0.9967 0.7290
11 STTP 0.4429 0.7245 0.3565
12 AISA 3.9848 1.6022 2.1430
13 ULTJ 0.6383 0.5129 0.4516 Sumber: Data yang Diolah
Lampiran 5 : Economic Value Added Industri Makanan dan Minuman Tahun 2007-2009
NO. EMITEN 2007 2008 2009
1 ADES 21,444,632,567.86 262,023,241,907.40 -1,200,192,533,148.09
2 AQUA 122,440,696,040.64 152,443,218,081.37 161,431,028,981.10
3 CEKA -31,638,610,322.76 38,158,396,712.01 -134,503,931,589.33
4 DLTA 53,111,664,000 37,537,068,910.38 53,265,546,676.87
5 FAST 86,762,994,336.28 113,098,941,234.51 151,322,154,470.92
6 INDF 1,875,128,203,703.70 3,810,789,031,138.43 2,685,766,889,025.19
7 MYOR 85,594,457,023.85 291,271,565,948.74 -821,724,595,739.18
8 MLBI 175,380,719,308.28 407,677,000,000 55,013,378,878.79
9 PSDN 345,421,604,369.85 -647,666,241,567.74 -34,843,280,796.80
10 SKLT 50,137,934,331.41 -6,197,388,274.12 -37,083,453,935.05
11 STTP -85,165,855,713.44 72,956,406,650.59 -56,792,295,787.81
12 AISA -816,696,515,538.70 159,879,385,907.31 47,765,675,695.00
13 ULTJ -287,645,041,690.54 68,991,165,734.86 152,209,909,173.13Sumber: Data yang Diolah
Lampiran 6 : Return On Investment Industri Makanan dan Minuman Tahun 2007-2009
NO. EMITEN 2007 2008 2009
1 ADES -0.6388 0.1017 0.4597
2 AQUA 0.1133 0.1083 0.1274
3 CEKA 0.1166 0.2187 0.2291
4 DLTA 0.1129 0.1666 0.2365
5 FAST 0.1665 0.3069 0.3632
6 INDF 0.1656 0.1773 0.1879
7 MYOR 0.1356 0.1563 0.2183
8 MLBI 0.2329 0.3838 0.5477
9 PSDN 0.0980 0.2221 0.1429
10 SKLT -0.0070 0.0392 0.0091
11 STTP 0.0588 0.0547 0.0725
12 AISA 0.1005 0.1288 0.1013
13 ULTJ 0.0614 -0.0471 0.0790 Sumber: Data yang Diolah
Lampiran 7 : Earning Per Share Industri Makanan dan Minuman Tahun 2007-2009
NO. EMITEN 2007 2008 2009
1 ADES -262.5700 -25.7800
27.6700
2 AQUA
5.0080 6.2550
7.2870
3 CEKA
82.9500 93.6700
166.3600
4 DLTA
2.9560 5.2300
7.9000
5 FAST 230.0000 281.0000
408.0000
6 INDF 115.0000 120.0000
236.4200
7 MYOR 185.7000 256.0000
485.4800
8 MLBI
4.0050 10.5510
16.1580
9 PSDN -6.0000 6.7600
23.5300
10 SKLT -8.3100 6.1800
18.5300
11 STTP
11.9000 3.6800
31.3500
12 AISA
15.0800 17.1600
23.4800
13 ULTJ
10.0000 105.1500
21.1700 Sumber: Data yang Diolah
Lampiran 8 : Return Saham Industri Makanan dan Minuman Tahun 2007-2009
NO. EMITEN 2007 2008 2009
1 ADES -0.3423 -0.6918 1.8444
2 AQUA 0.1773 -0.0193 0.9276
3 CEKA 0.3559 -0.1250 1.1286
4 DLTA -0.2982 0.2500 2.1000
5 FAST 0.3462 0.2653 0.6774
6 INDF 0.9074 -0.6388 2.8172
7 MYOR 0.0802 -0.3486 2.9474
8 MLBI 0.0000 -0.1000 2.5758
9 PSDN -0.4900 0.9608 0.1000
10 SKLT -0.7368 0.2000 0.6667
11 STTP 0.7619 -0.5946 0.6667
12 AISA 3.2857 -0.4333 -0.1529
13 ULTJ 0.4943 0.2308 -0.1077Sumber: Data yang Diolah
Lampiran 9 : Hasil Uji Regresi
Variables Entered/Removed
Model
Variables
Entered
Variables
Removed Method
1 EPS, LVRGE,
EVA, ROI,
UKURa
. Enter
a. All requested variables entered.
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Square
Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 .779a .606 .547 .7001221 1.670
a. Predictors: (Constant), EPS, LVRGE, EVA, ROI, UKUR
b. Dependent Variable: RTRN
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 24.925 5 4.985 10.170 .000a
Residual 16.176 33 .490
Total 41.101 38
a. Predictors: (Constant), EPS, LVRGE, EVA, ROI, UKUR
b. Dependent Variable: RTRN
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
T Sig.
Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) -.176 .179 -.979 .335
UKUR 1.276E-13 .000 .758 4.709 .000 .461 2.170
LVRGE .232 .093 .319 2.483 .018 .720 1.388
EVA -9.454E-13 .000 -.778 -5.050 .000 .502 1.990
ROI .569 .822 .097 .693 .493 .613 1.632
EPS .002 .001 .208 1.499 .143 .617 1.620
a. Dependent Variable: RTRN
Coefficient Correlationsa
Model EPS LVRGE EVA ROI UKUR
1 Correlations EPS 1.000 .389 .014 -.557 -.263
LVRGE .389 1.000 -.067 -.453 -.200
EVA .014 -.067 1.000 .089 -.667
ROI -.557 -.453 .089 1.000 .071
UKUR -.263 -.200 -.667 .071 1.000
Covariances EPS 1.215E-6 4.001E-5 2.887E-18 .000 -7.858E-18
LVRGE 4.001E-5 .009 -1.171E-15 -.035 -5.063E-16
EVA 2.887E-18 -1.171E-15 3.505E-26 1.367E-14 -3.386E-27
ROI .000 -.035 1.367E-14 .675 1.591E-15
UKUR -7.858E-18 -5.063E-16 -3.386E-27 1.591E-15 7.345E-28
a. Dependent Variable: RTRN
Collinearity Diagnosticsa
Model Dimension Eigenvalue
Condition
Index
Variance Proportions
(Constant) UKUR LVRGE EVA ROI EPS
1 1 3.184 1.000 .03 .02 .02 .01 .02 .02
2 1.277 1.579 .02 .08 .01 .18 .04 .01
3 .772 2.031 .04 .00 .15 .00 .01 .35
4 .329 3.112 .56 .01 .04 .03 .47 .06
5 .259 3.509 .08 .76 .03 .78 .01 .00
6 .179 4.215 .27 .13 .75 .01 .44 .55
a. Dependent Variable: RTRN
Residuals Statisticsa
Minimum Maximum Mean Std. Deviation N
Predicted Value -1.722939 2.541600 .504818 .8098873 39
Std. Predicted Value -2.751 2.515 .000 1.000 39
Standard Error of Predicted
Value
.126 .602 .237 .140 39
Adjusted Predicted Value -4.794260 2.738584 .392538 1.1012105 39
Residual -1.1372662 1.9884088 .0000000 .6524376 39
Std. Residual -1.624 2.840 .000 .932 39
Stud. Residual -2.061 3.032 .057 1.103 39
Deleted Residual -1.8311763 4.1554246 .1122800 1.0251618 39
Stud. Deleted Residual -2.175 3.515 .085 1.193 39
Mahal. Distance .261 27.112 4.872 7.539 39
Cook's Distance .000 4.340 .154 .695 39
Centered Leverage Value .007 .713 .128 .198 39
a. Dependent Variable: RTRN