Post on 28-Dec-2015
description
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PROSES SHIP REPAIR ‘KEEL DEFLECTION CHECK' PADA
KAPAL JULIANTO MOELIODIHARDJO DI PT. DOK &
PERKAPALAN KODJA BAHARI (PERSERO) GALANGAN I
Disusun Oleh :
NAMA : MOCHAMAD RIZKY TRIANDA
NPM : 1106054580
PROGRAM STUDI TEKNIK PERKAPALAN
DEPARTEMEN TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA
2014
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat, hidayah
serta inayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan Kerja Praktek ini
tepat waktu. Penulisan laporan Kerja Praktek ini dilakukan dalam rangka
memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Teknik Program Studi
Teknik Perkapalan pada Fakultas Teknik Universitas Indonesia. Penulis
mengucapkan terimakasih sebesar-besarnya kepada:
1. Prof. Dr. Ir. Yanuar, M.Sc, M.Eng, Dr. Ir. M. A. Talahatu, M.T, Dr. Ir.
Sunaryo, M.Sc., Ir. Hadi Tresno Wibowo, Ir. Mukti Wibowo selaku dosen
program studi Teknik Perkapalan yang telah menularkan ilmu dan
pengalamannya kepada kami semua.
2. Dosen dan Karyawan Departemen Teknik Mesin Fakultas Teknik
Universitas Indonesia yang sudah sangat memberikan banyak ilmu dan
dukungannya
3. Orang tua serta kakak dan adik yang telah sangat banyak mendukung baik
moril maupun spirit.
4. Pak Parno, Pak Budi, Pak Kusmadi, Pak Irfani, serta seluruh karyawan PT.
Dok & Perkapalan Kodja Bahari (Persero) Galangan II yang telah
meluangkan waktunya membantu kami selama kerja praktek ini.
5. Para sahabat dan semua pihak yang telah membantu dalam bentuk doa
yang tidak bisa disebutkan satu-persatu.
Kami menyadari laporan kerja praktek yang telah kami buat ini masih jauh
dari sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat kami
harapkan. Semoga laporan kerja praktek ini dapat memberikan manfaat bagi kami
dalam bidang keteknikan maupun sehari-hari. Akhir kata, semoga Allah SWT
berkenan membalas segala kebaikan semua pihak yang telah disebutkan di atas.
Semoga Kerja Praktek ini membawa manfaat untuk perkembangan ilmu
pengetahuan kami.
Depok, 28 Februari 2014
Tim Penulis
DAFTAR ISI
Halaman Judul ....................................................................................................... i
Kata Pengantar ...................................................................................................... ii
Daftar Isi................................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 1
Latar Belakang ................................................................................... 1
Tujuan................................................................................................. 2
Ruang Lingkup ................................................................................... 3
Metodologi ......................................................................................... 3
BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN .................................................... 5
Gambaran Umum Perusahaan ........................................................... 5
Letak dan Lokasi Perusahaan ............................................................ 6
Organisasi Perusahaan ....................................................................... 7
Fasilitas Perusahaan .......................................................................... 7
Perusahaan Mitra ............................................................................... 9
BAB III KEGIATAN KERJA PRAKTEK ........................................................... 12
UMUM (PERBAIKAN DAN PERAWATAN KAPAL) ......................... 12
Tahapan Umum Perbaikan Kapal ..................................................... 12
Pengedokan Kapal ............................................................................. 14
Perbaikan Jangkar dan Rantai Jangkar .............................................. 15
Perbaikan dan Perawatan Lambung Kapal ........................................ 15
Perbaikan Propeller dan Poros Propeller ........................................... 18
Perbaikan Rudder Blade dan Rudder Stock........................................ 19
Uji Kebocoran Tangki ....................................................................... 19
Penggantian Pelat Tangki .................................................................. 20
KHUSUS (KEEL DELFECTION) ........................................................... 20
BAB IV PENUTUP .............................................................................................. 22
Kesimpulan ........................................................................................ 22
Saran .................................................................................................. 23
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 24
LAMPIRAN .......................................................................................................... 25
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Saat ini, bangsa Indonesia dituntut untuk mampu menghadapi persaingan di
berbagai aspek kehidupan. Selain itu, Indonesia sebagai negara maritim yang
mana sebagian wilayahnya merupakan kepulauan dan memiliki banyak
keragaman suku, dan agama serta budaya yang dipisahkan oleh lautan yang luas
memiliki potensi sumber daya alam yang melimpah tak terbatas. Oleh karena itu,
diperlukan sumber daya manusia yang handal serta memiliki wawasan yang lebih
untuk dapat menghadapi berbagai tantangan tersebut.
Perngembangan sumber daya manusia salah satunya diperoleh melalui
kebutuhan Indonesia akan alat transportasi muatan dan penyeberangan yaitu
kapal. Dengan transportasi kapal sebagai wadah pengembangan sumber daya
manusia, perlu adanya kerjasama antara instansi pendidikan dan unit usaha untuk
menghasilkan sumber daya manusia yang benar-benar siap dalam menghadapi era
globalisasi. Lembaga pendidikan tinggi seperti universitas, merupakan sarana bagi
calon generasi penerus bangsa untuk dapat menimba ilmu sebelum nantinya akan
dikembangkan pada dunia usaha. Untuk itu, sebagai mahasiswa yang telah
dibekali berbagai teori, hendaknya dapat memperoleh pengalaman dan
kemampuan dalam mengaplikasikan ilmu-ilmu yang telah didapatkan pada
bangku kuliah ke dalam dunia usaha. Oleh karena itu, setiap mahasiswa Fakultas
Teknik Universitas Indonesia diwajibkan mengikuti kerja praktek sebagai syarat
dan penilaian untuk memenuhi beban studi yang sesuai dengan kurikulum yang
berlaku.
Banyak perusahaan yang berkembang pesat seiring dengan kemajuan
teknologi pada saat ini terutama di bidang industri maritim. Industri maritim
sendiri sangat membutuhkan tenaga kerja yang handal dikarenakan risiko yang
tinggi dalam proses pengerjaannya. Disamping itu, dibutuhkan profesionalitas dan
ketelitian dari setiap tenaga kerja untuk mampu mengoperasikan teknologi agar
mendapatkan hasil yang maksimal untuk mendukung kemajuan perusahaan itu.
2
Untuk menjawab tantangan yang terus berkembang, industri perkapalan
Indonesia perlu meningkatkan, menciptakan, dan memproduksi transportasi laut
yang lebih kompetitif. Salah satunya adalah PT. Dok & Perkapalan Kodja Bahari
(Persero) Galangan I yang telah berhasil menunjukan kemampuan untuk
memproduksi dan mengembangkan industri perkapalan di Indonesia.
Hal inilah yang mendasari ketertarikan kami untuk melaksanakan kerja
praktek di PT. Dok & Perkapalan Kodja Bahari (Persero) Galangan I. Pada
kesempatan ini pula saya ditempatkan di beberapa bagian sehingga nantinya saya
dapat mempelajari secara lebih luas tentang perusahaan galangan pada umumnya,
syarat dan peraturan yang ada pada manajemen perusahaan, pelaksanaan
bangunan baru dan perbaikan kapal, dan berbagai hal lainnya.
1.2. Tujuan
Tujuan dari kegiatan kerja praktek ini adalah:
1. Melengkapi syarat akademik Departemen Teknik Mesin program studi
Teknik Perkapalan Fakultas Teknik Universitas Indonesia.
2. Menerapkan pengetahuan yang diperoleh pada perkuliahan dengan
teknologi yang ada di perusahaan.
3. Menyerap ilmu pengetahuan dan teknologi yang diterapkan dalam
perusahaan.
4. Memperoleh perbandingan pengetahuan yang telah di dapat pada
bangku kuliah dengan kondisi yang nyata yang ada di lapangan.
5. Mempelajari tata kerja di perusahaan serta penggunaan sumber daya
yang tersedia untuk meningkatkan kinerja perusahaan.
6. Mempelajari tentang prosedur pengoperasian serta dokumen penting
saat kapal beroperasi maupun saat reparasi.
7. Melihat dan mempelajari langsung teknologi produksi dan reparasi
kapal.
8. Melihat dan mempelajari secara khusus tentang penggunaan cara keel
deflection.
3
1.3. Ruang Lingkup
Lingkup yang menjadi acuan bagi mahasiswa dalam melakukan kerja
praktek adalah:
1. Kemampuan menerapkan pengetahuan matematika, ilmu pengetahuan ,
dan enjinering.
2. Kemampuan merancang serta melaksanakan eksperimen termasuk
menganalisis dan menafsirkan data/hasil uji.
3. Kemampuan merancang suatu sistem komponen, proses dan metode
untuk memenuhi kebutuhan yang diinginkan.
4. Kemampuan mengidentifikasi, memformulasikan, dan memecahkan
permasalahan enjinering.
5. Kemampuan berperan atau berfungsi dalam tim kerja multidisiplin.
6. Pemahaman terhadap tanggung jawab dalam tim multidisiplin.
7. Kemampuan berkomunikasi secara efektif.
8. Pemahaman terhadap dampak dari penyelesaian enjinering dalam
konteks sosio-kultural dan global.
9. Kesadaran terhadap kebutuhan serta kemampuan untuk memenuhinya
melalui proses belajar sepanjang hayat (life long learning).
10. Pengetahuan terhadap permasalahan mutakhir.
11. Kemampuan menggunakan teknik-teknik, keterampilan, dan peralatan
modern yang diperlukan dalam praktek enjinering.
1.4. Metodologi
Metode yang digunakan dalam Program Kerja Praktek ini adalah sebagai
berikut:
1. Identifikasi masalah
Mengidentifikasi masalah yang berkaitan dengan tema yang dipilih di
PT. Dok & Perkapalan Kodja Bahari (Persero) Galangan I.
2. Pengumpulan data
Pengumpulan data dilakukan dengan cara:
Observasi langsung dilapangan
Mencari literatur yang berkaitan
4
Melakukan wawancara dengan pihak-pihak yang berhubungan.
3. Analisa data
Setelah semua data diperoleh, kemudian dianalisa sesuai dengan
literatur dan buku-buku yang berhubungan dengan dunia perkapalan
yang telah dipelajari serta sumber yang dikerjakan di PT. Dok &
Perkapalan Kodja Bahari (Persero) Galangan I untuk memperoleh
kesimpulan.
5
BAB II
TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN
2.1. Gambaran Umum Perusahaan
PT. Dok & Perkapalan Kodja Bahari (Persero) merupakan BUMN di bawah
Departemen Pendayagunaan BUMN yang tebentuk berdasarkan Peraturan
Pemerintah No. 59 tahun 1990 tanggal 13 Desember 1990 dilaksanakan
penggabungan tiga galangan kapal milik negara yaitu :
1. PT. Dok & Perkapalan Tanjung Priok (Persero)
2. PT. Pelita Bahari (Persero)
3. PT. Kodja (Persero)
Ketiga perusahaan tersebut bergerak dalam bidang usaha yang sama yaitu
Pembangunan Kapal Baru, Pemeliharaan dan Perbaikan Kapal sertaEngineering
sehingga memudahkan dalam proses penggabungan dan berjalan sebagaimana
yang diharapkan oleh Pemerintah RI untuk menjadi galangan yang besar dan
mampu bersaing dalam pasar global.
Sesuai peraturan Pemerintah No. 13 tahun 1992 PT. Dok & Galangan Kapal
Nusantara (Persero) bergabung ke PT. Dok & Perkapalan Kodja Bahari (Persero),
dengan akte notaris Ny. Sulami Mustafa SH. Lokasi perusahaan di Jl. Sindang
Laut No. 101, Cilincing Jakarta Utara 14110. Perusahaan ini didirikan dengan
tujuan untuk membangun suatu industri galangan kapal lengkap dengan fasilitas
penunjang yang mampu membangun kapal baru dan mereparasi kapal sampai
dengan ukuran 150.000 ton. Pembangunan industri kapal yang besar itu adalah
untuk memenuhi kebutuhan negara akan kapal-kapal sebagai suatu negara
maritim.
PT. Dok & Perkapalan Kodja Bahari (Persero) dalam usahanya mempunyai
unit galangan dan cabang sebagai berikut:
1. Galangan I, berlokasi di Jl. Penambangan Pelabuhan I, Tanjung Priok –
Jakarta
2. Galangan II, berlokasi di Jl. Sindang Laut No. 119, Cilincing – Jakarta
3. Galangan III, berlokasi di Jl. Sindang Laut No. 104, Cilincing – Jakarta
4. Galangan IV, berlokasi di Jl. RE. Martadinata, Tanjung Priok – Jakarta
6
5. Galangan Paliat, berlokasi di Jl. Paliat Ujung Pelabuhan – Jakarta
6. Cabang Cirebon, berlokasi di Jl. Bali No.5, Cirebon – Jawa Barat
7. Cabang Semarang, berlokasi di Jl. Asahan No. 3, Semarang – Jawa
Tengah
8. Cabang Banjarmasin, berlokasi di Jl. Ir. H. Pangeran M. Noor, Kuin
Cerucuk, Banjarmasin
9. Cabang Palembang, berlokasi di Jl. Ali Gatmir No. 7/13 Ilir Palembang
– Sumatera Selatan
10. Cabang Padang, berlokasi di Jl. Tanjung Priok No. 37, Teluk Bayur –
Sumatera Barat
11. Cabang Sabang, berlokasi di Jl. Perdagangan No. 136, Sabang –
Sumatera Utara
Selain itu, untuk menunjang bisnis utamanya sebagai perusahaan di bidang
pembangunan dan perbaikan kapal, PT. Dok & Perkapalan Kodja Bahari (Persero)
memiliki dua anak perusahaan, yaitu:
1. PT. Airin
2. PT. Kodja Terramarin
PT. Dok & Perkapalan Kodja Bahari (Persero) Galangan I pada awalnya
merupakan perusahaan yang didirikan oleh pemerintah kolonial Belanda pada
tanggal 12 Mei 1891 dengan nama “N.V. Droogdock Maattschappij Tandjong
Priok”. Sejak tanggal 1 Januari 1961 perusahaan ini dinasionalisasikan menjadi
perusahaan milik Negara dengan nama ”P.N Dok Kapal Tanjung Priok”
Kemudian, pada tanggal 2 September 1975 diubah menjadi perusahaan persero
dengan nama “PT. Dok & Perkapalan Tanjung Priok” yang pembinaan tekniknya
dilaksanakan oleh Departemen Perindustrian terhitung mulai tanggal 24
November 1984. Hingga akhirnya dilakukan penggabungan dengan galangan
kapal lain ke dalam PT. Dok & Perkapalan Kodja Bahari (Persero).
2.2. Letak dan Lokasi Perusahaan
PT. Dok & Perkapalan Kodja Bahari (Persero) Galangan I mempunyai letak
yang sangat strategis yaitu di Jl. Penambangan Pelabuhan I, Tanjung Priok –
7
Jakarta. Dikarenakan letaknya yang strategis sehingga dalam hal pengadaan
material yang dibutuhkan dapat segera dikirim dengan biaya yang relatif murah.
2.3. Organisasi Perusahaan
Walaupun PT. Dok & Perkapalan Kodja Bahari (Persero) Galangan I
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari PT. Dok & Perkapalan Kodja
Bahari (Persero), dalam opersionalnya perusahaan ini memiliki struktur organisasi
yang lengkap seperti sebuah perusahaan tersendiri.
2.4. Fasilitas Perusahaan
Sebagai faktor penunjang kelancaran segala kegiatan pembangunan,
perbaikan dan perawatan kapal, PT. Dok dan Perkapalan Kodja Bahari (Persero)
Galangan I telah melengkapi diri dengan berbagai fasilitas dan perlengkapan
kerja. Fasilitas tersebut antara lain:
1. Fasilitas docking
PT. Dok & Perkapalan Kodja Bahari (Persero) Galangan I memiliki dua
floating dock, satu graving dock. Fasilitas-fasilitas tersebut memiliki
spesifikasi sebagai berikut:
a. Floating Dock Buana : panjang 101 m, lebar 28 m, kapasitas 3.000
TLC
b. Floating Dock Jayakerta VI : panjang 83,40 m, lebar 20 m, kapasitas
2.250 TLC
c. Graving Dock : panjang 120 m, lebar 21 m, kapasitas 8000 DWT
2. Bengkel-bengkel
a. Bengkel Konstruksi
Peralatan yang tersedia pada bengkel konstruksi:
- Mesin potong otomatis
- Mesin potong manual
- Mesin press
- Mesin bending
- Mesin las
- Overhead travelling crane
8
- Mesin tempa
b. Bengkel Pipa
Peralatan yang tersedia pada bengkel pipa:
- Mesin bending pipa
- Mesin bor radial
- Mesin pembuat kolom
- Papan mal pipa
- Overhead travelling crane
- Mesin bubut
- Mesin gergaji besi
- Mesin senai gigi pipa
- Derek tarik dinamo
- Mesin potong untuk pipa besar
c. Bengkel Mesin Mekanik
Peralatan yang tersedia pada bengkel mesin mekanik:
- Mesin bubut berbagai ukuran
- Propeller balancing
- Overhead travelling crane
- Mesin fraise dan drill dengan kecepatan tinggi
- Peralatan overhaul mesin
- Peralatan Las
d. Bengkel Listrik
Peralatan yang tersedia pada bengkel listrik:
- Oven (pemanas) hingga 9000C
- Overhead travelling crane
e. Bengkel Outfitting
Peralatan yang tersedia pada bengkel outfitting:
- Mesin bor
- Mesin gergaji lurus
- Mesin gergaji melingkar
- Mesin serut
- Mesin serut kayu poghod
9
3. Alat berat
Alat berat yang masih beroperasi meliputi:
- Floating crane dengan SWL 100 ton (Badak Laut)
- 8 buah rotary crane
- 4 buah mobile crane
- Trailers dan forklift
4. Alat-alat transportasi
- Truk Hercules
- 3 buah kapal tunda
- Tongkang bunker
- Tongkang air
- Tongkang sampah
- Tongkang kerja
5. Peralatan khusus
- Mesin induk poros dengan diameter poros maksimum yang
dapat dibubut sampai dengan 500 mm dan panjang poros
maksimum 16 m.
- Mesin pembengkok pipa dengan diameter maksimum 6 “
- Mesin potong optis, mesin las otomatis, postweld heat treatment
- Ultrasonic Gauss / crack detectors, NDT equipment
6. Fasilitas lain
- Pabrik zat asam
- Sentral listrik darurat
- Gudang tertutup dan terbuka
- Tenaga listrik
- Air laut / air tawar, udara tekan
- Zat asam dan LPG tersalur
- Poliklinik
- Dapur umum
2.5. Perusahaan Mitra
10
PT. Dok & Perkapalan Kodja Bahari (Persero) Galangan II menggunakan
standar pelayanan internasional baik dari segi kualitas maupun dari segi kuantitas
dengan harga pemasaran yang bersaing serta jaminan ketetapan penyelesaian pada
waktunya. Berdasarkan standar pelayanan yang ada memungkinkan adanya
kerjasama perusahaan dengan beberapa perusahaan sejenis di luar negeri, antara
lain:
a. Akasaka Diesel Engine, Jepang.
b. Caterpillar, USA.
c. IHC Smith BV, Holland.
d. Mac Gregor.
e. NAVIRE International, UK.
f. MAN B & W Diesel, Denmark.
g. Les Ateliers et Chanters de la Manche, France.
h. Nicol & Andrew, UK.
i. Philadelphjia RESINS Coorporation, USA.
j. Wartsila Diesel, Finlandia.
Selain mengikuti beberapa kerjasama dengan perusahaan asing, PT. Dok &
Perkapalan Kodja Bahari (Persero) Galangan II juga mengadakan kerjasama
dengan biro klasifikasi asing. Dimana biro klasifikasi adalah badan hukum dalam
bidang jasa yang berusaha dalam menentukan kelas kapal-kapal yang sedang
dibangun atau yang sedang beroperasi.
a. Lloyd Resgister of Shipping (LR)
b. Bureau Veritas (BV)
c. Germanischer Lloyd (GL)
d. American Bureau of Shipping (ABS)
e. Nippon Kaiji Kyokai (NKK)
f. Det Norske Veritas (DNV)
11
BAB III
KEGIATAN KERJA PRAKTEK
(UMUM dan KHUSUS)
UMUM
PERBAIKAN DAN PERAWATAN KAPAL
3.1. Tahapan Umum Perbaikan Kapal
3.1.1. Tahap persiapan
Saat kapal sedang beroperasi, owner menyusun repair list yang akan
diajukan ke galangan dengan mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:
a. Laporan kondisi kapal dari ABK yang telah diproses di kantor owner
b. Laporan dok terakhir
c. Rekomendasi dari biro klasifikasi
d. Jenis survey pada perbaikan kapal
3.1.2. Tahap arrival meeting
Saat kapal telah dating di pelataran galangan, pihak owner, ABK dan
galangan kapal melakukan arrival meeting. Pada pertemuan inilah didapat poin-
poin reparasi setepat-tepatnya dari repair list sebelumnya dengan
mempertimbangkan hasil survey pendahuluan pada bagian konstruksi dan mesin
3.1.3. Tahap pengedokan
Pada tahap ini pihak galangan, biro klasifikasi dan owner surveyor mulai
bekerja. Adapaun yang dilakukan adalah:
a. Galangan
Melakukan pemeriksaan awal di bidang konstruksi dan mesin
Membuat poin–poin penambahan pekerjaan
Membuat jadwal penyelesaian kerja
b. Biro klasifikasi
Memeriksa kondisi umum kapal, khususnya di bawah garis air
Memeriksa ketebalan pelat di bawah garis air
Memeriksa dan mengukur poros propeller
12
Melakukan pemeriksaan lain yang diperlukan
c. Owner surveyor
Menyetujui dan menawarkan tambahan pekerjaan sesuai hasil survey
Membuat laporan untuk owner apabila tambahan pekerjaan yang
mempengaruhi waktu penyelesaian dan kontrak
3.1.4. Tahap docking dan undocking
a. Galangan
Mengordinir dengan baik waktu penyelesaian
Melakukan kontrol terhadap reparasi
b. Biro klasifikasi
Melanjutkan pemeriksaan di bidang konstruksi dan mesin
Menentukan tambahan pekerjaan paling lambat separuh waktu kapal di
atas dok
c. Owner surveyor
Mengikuti segala tindakan dan keputusan galangan dan biro klasifikasi
Melaporkan kepada owner bila ada penyimpangan
3.1.5. Tahap penyelesaian
Tahap ini adalah tahap akhir reparasi kapal (setelah turun dari dok). Adapun
yang dilakukan oleh masing-masing pihak adalah sebagai berikut:
a. Galangan
Menyelesaikan floating report
Melaksanakan percobaan mesin, navigasi, komunikasi dan outfitting
Membuat laporan hasil reparasi
b. Biro klasifikasi
Mengawasi percobaan yang dilakukan
Melakukan pemeriksaan akhir kapal
Memberikan rekomendasi untuk docking selanjutnya
Menyerahkan sertifikat–sertifikat
c. Syahbandar
Memeriksa alat – alat pemadam pemadam kebakaran, alat keselamatan
jiwa serta dokumen lainnya
13
Memberikan sertifikat kesempurnaan dan surat ijin berlayar
d. Owner surveyor
Menyusun laporan–laporan dari galangan
Memeriksa satisfaction note dan factor
Membuat laporan permohonan sertifikat pada biro klasifikasi
3.2. Pengedokan Kapal
Pengedokan kapal dilakukan karena
a. Emergencydocking
Yaitu pengedokan kapal yang dilakukan untuk perbaikan kerusakan
mendadak seperti karena terlepasnya propeller kapal, deformasi proses
propeller, dan kerusakan daun kemudi.
b. General docking
Yaitu pengedokan kapal yang dilakukan secara berkala tiap lima tahun
untuk perbaikan menyeluruh.
c. Annualdocking
Yaitu pengedokan kapal yang akan masuk dok dengan selang waktu
kontinyu setahun sekali. Hal-hal yang akan dilakukan antara lain bottom
cleaning serta pergantian zinc anode, pergantian pelat, pengurangan
spellingas propeller, pengecekan bagian lambung yang terendam air.
Ada bermacam-macam jenis dok yang melengkapi suatu galangan yaitu dok
kolam (graving dock), dok apung (floating dock), dok tarik (slipway), dan dok
angkat (syncrolife dry dock). Data – data yang harus dipersiapkan dalam proses
pengedokan kapal meliputi docking plan, general arrangement, construction
profile, midship section, capacity plan dan shell plating.
Untuk menghindari kecelakaan selama proses pengedokan, sebelum naik
dok kapal sebaiknya:
- Memiliki bobot mati tidak melebihi kemampuan angkat dok tersebut
- Sudah level keel
- Dalam kondisi kosong
- Khusus untuk kapal tanker harus bebas gas
14
Ketika di dok, pekerjaan dilakukan berdasarkan apa yang tertulis di repair
list. Apabila jadwal mendesak atas permintaan owner pekerjaan tambahan dapat
langsung dilaksanakan parallel dengan perhitungan biaya. Pekerjaan dalam daftar
ini dilakukan secara terpisah oleh masing–masing bengkel sesuai dengan
bidangnya.
3.3. Perbaikan Jangkar dan Rantai Jangkar
Jangkar adalah alat yang dipakai saat kapal akan berlabuh di lautan lepas
agar tidak terbawa arus dan angin. Penyusutan berat jangkar yang diijinkan
maksimal 10% dari berat semula. Sedangkan untuk rantai jangkar, keausan yang
diijinkan maksimal 20% dari diameter standar klasifikasi. Berikut langkah-
langkah perbaikan jangkar dan rantai jangkar:
- Jangkar dan rantainya diturunkan di atas dok dengan menggunakan
windlass
- Jangkar dan rantainya diatur agar tidak bertumpuan lalu disemprot air laut
- Karat-karat diketok dengan palu dan disikat baja hingga bersih
- Berat dan diameter jangkar dihitung. Untuk rantai diukur tiap segel, hasil
pengukuran ini dilaporkan ke kepala proyek, owner surveyor dan biro
klasifikasi
- Setelah diperiksa oleh biro klasifikasi jangkar dan rantainya disemprot air
laut dengan water jet dan dikalibrasi
- Setelah proses pembersihan selesai, rantai jangkar di cat dengan cat
bitumastic atau minyak ikan agar lumut tidak menempel. Tiap segel rantai
dicat dengan warna putih
- Bak rantai dibersihkan kemudian rantai jangkar dan jangkar dikembalikan
ke tempatnya
3.4. Perbaikan dan Perawatan Lambung Kapal
Perawatan badan kapal dapat dilakukan secara berkala dan secepat mungkin
pada saat kapal docking. Karena mahalnya sewa dok, maka bagian bawah kapal
yang tercelup air mendapat prioritas untuk dilakukan reparasi dan perawatan.
Reparasi dan perawatan badan kapal terdiri dari :
15
1. Penyekrapan
Adalah proses pembersihan badan kapal dari fouling yang menempel pada
badan kapal. Hal ini dilakukan agar menjaga badan kapal seperti sedia
kala. Dapat dilakukan dengan menggunakan palu ketuk ataupun sikat baja.
2. Water jet
Adalah penyemprotan dengan air laut bertekanan tertentu yang berfungsi
membersihkan bekas fouling dan kotoran dari pelat agar memudahkan
pembersihan selanjutnya. Setelah itu dilakukan water jet menggunakan
media air tawar agar tidak menimbulkan karat. Pembersihan dengan water
jet dapat dilakukan dengan cara menyemprotkan air bertekanan kurang
lebih 120 kg/cm2 dengan jarak ujung nozzle kurang lebih 15 cm dari pelat
badan kapal. Air bertekanan tinggi ini disalurkan melalui sistem pompa
dari water jet.
3. Sand blasting
Adalah proses pembersihan lambung dari karat dan sisa cat lama dengan
menggunakan pasir bertekanan 6 – 8 kg/cm 2. Dengan cara ini maka akan
terlihat kerusakan yang tidak terdeteksi seperti lobang kecil pada pelat.
Pasir yang digunakan adalah pasir kuarsa, pasir silika, pasir besi time
slack, dan pasir besi copper slack. Pasir tersebut ditempatkan dalam sand
blast machine yang berbentuk tabung beroda. Pada tabung ini beberapa
peralatan seperti katup yang dihubungkan dengan udara yang dihasilkan
oleh kompresor, maka pasir dapat disemprotkan dengan tekanan tinggi.
Semburan pasir bertekanan tinggi ini mengenai pelat yang akan
dibersihkan dari karat sampai bersih terlihat permukaan pelat baja. Metode
ini merupakan metode pembersihan paling efektif tetapi memerlukan biaya
yang sangat besar. Karena adanya percikan pasir dan debu yang keras
maka dibutuhkan pakaian yang tebal dan masker.
4. Pengukuran ketebalan plat
Daerah – daerah yang dicurigai terjadi pengurangan pelat akibat deformasi
atau korosi dapat diketahui dengan pengujian metode ultrasonic test. Cara
pengukuran ketebalan pelat dengan ultrasonic test ialah:
16
a. Daerah yang dicurigai diketok dengan palu ketok. Jika berbunyi
lebih nyaring, maka pelat tersebut lebih tipis
b. Daerah yang tipis ditandai dengan kapur
c. Dibersihkan di sekitar pelat yang akan diuji
d. Ditest dan dari layar monitor akan didapatkan ketebalan pelat
tersebut. Apabila ketebalan pelat tidak sesuai dengan yang
ditetapkan klas maka pelat tersebut harus diganti dengan pelat yang
baru
e. Hasil pengukuran dikurangi sekitar 0.2 mm – 0.3 mm dari ukuran
semula karena kemungkinan masih ada kotoran yang tertinggal
f. Jumlah tempat yang diukur minimal dua titik pada satu lembar
pelat
Hasil dari pengukuran pelat ini dicatat dan kemudian digunakan untuk
menentukan pelat mana yang akan diganti.
5. Pergantian Pelat
Pelat kapal harus diganti jika pelat bocor, deformasi, atau mengalami
keausan ketebalan lebih dari 20% ketebalan plat yang disetujui biro
klasifikasi. Tahap pergantian pelat:
a. Penerimaan SPK dari assman produksi, repair list dan jadwal
pengerjaan
b. Survey ke lokasi kerja
c. Membuat SPK antar bengkel untuk asistensi layanan crane, tangga
peranca dan pemadam kebakaran
d. Pemotongan pada jalur plat yang sudah ditentukan sesuai petunjuki
OS / Kepala Proyek
e. Membuat model atau mal plat apabila diperlukan dan melakukan
pemotongan, pembuatan plat di bengkel kemudian di transport ke
kapal
f. Plat di stel dan dipasang menggunakan alat bantu tackle kotrek
atau baji untuk pengepasan pada plat
g. Melakukan pengelasan luar dan dalam (dua sisi), melaksanakan
gouging dan poengerindaan sesuai ketebalan plat yang ditentukan
17
h. Mengundang QC, class, OS untuk pemeriksaan pengelasan,
perbaikan bila ada rekomendasi
i. Melakukan pengetesan kebocoran dengan metode yang disetujui
j. Membuat laporan pekerjaan
6. Pengecatan
Setelah proses sand blasting, secepatnya dilakukan pengecatan dasar agar
plat tidak mengalami korosi berlebihan akibat udara laut.
a. Lapisan pertama, lapisan cat primer
b. Lapisan kedua adalah cat anti korosi
c. Lapisan ketiga adalah cat anti fouling
7. Pemasangan Zinc Anode
Zinc Anode adalah campuran antara seng dan timah. Penggunaan zinc
anode untuk memperlambat terjadinya korosi terutama badang kapal di
bawah garis air. Pada dasarnya zinc anode ini akan bereaksi engan air laut
untuk membentuk muatan listrik positif, dimana akan menetralkan muatan
negatif air laut.
3.5. Perbaikan Propeller dan Poros Propeller
Sesuai dengan petunjuk kerja rekondisi propeller, uraian pekerjaan yang
dilakukan adalah:
1. Mengambil ukuran propeller sebelum dikerjakan
2. Membuat cetakan untuk pengelasan
3. Meluruskan propeller yang bengkok
4. Mengelas propeller yang daunnya patah, retak, atau tidak rata
5. Menggerinda hingga rata dan rapi
6. Membalik propeller
7. Membuang cetakan
8. Mengulang bagian yang belum sempurna
9. Gerinda hingga sempurna
10. Colour check bekas–bekas yang retak
11. Cek ulang ukuran propeller setelah pengerjaan
12. Undang QC , class , OS untuk pemeriksaan
18
13. Perbaikan seperlunya bila ada rekomendasi
14. Membuat laporan pekerjaan
15. Membuat SPK antar bengkel ke bidang terkait untuk asistensi pelayanan
angkut propeller ke bengkel mekanik
16. Pelurusan baling–baling yang bengkok
17. Pelurusan daun baling–baling yang retak dan patah
18. Balancing daun baling–baling
19. Perbaikan poros baling–baling
3.6. Perbaikan Rudder Blade dan Rudder Stock
Manuvering kapal dilakukan oleh rudder dan tongkat kemudi. Karena
fungsi penting inilah maka perawatan dan perbaikan sangat diperlukan. Berikut
langkah yang biasanya dilakukan dalam perbaikan daun kemudi dan tongkatnya:
- Pelepasan
- Pembersihan
- Pemeriksaan
- Perbaikan
- Pemeriksaan oleh biro klasifikasi
- Pemanasan
3.7. Uji Kebocoran Tangki
Pengujian kebocoran kapal dilakukan pada daerah sambungan las antar plat
terutama daerah replating. Salah satu metode uji kebocoran dilakukan dengan
metode kapur minyak.
- Oleskan kapur di sisi luar kapal pada hasil pengelasan plat yang baru
- Semprot atau oleskan minyak pada sisi dalam dari bagian yang diberi
kapur
- Jika kapur basah maka dinyatakan bocor karena minyak merembes keluar
kapal
19
3.8. Penggantian Pelat Tangki
Setiap kapal setidaknya memiliki bahan bakar, tangki minyak pelumas,
tangki ballas, tangki ceruk buritan, tangki ceruk haluan, tangki air tawar, dan lain–
lain. Tiap plat tangki dilakukan pengujian untuk mengetahui ketebalannya.
- Menandai letak plat yang akan diganti dengan kapur berdasarkan hasil
pengukuran dari ultrasonic test yang sudah ada pada gambar bukaan kulit
- Ukuran plat yang hendak diganti ditentukan oleh gading–gading yang ada
harus terlebih dahulu ditandai untuk mencegah gading ikut terpotong
- Membersihkan daerah sekitar plat yang akan dipotong
- Plat ditandai dengan menggunakan brander potong
- Memotong plat dengan alat potong plat atau gas cutting sesuai dengan
penandaan batas-batas plat yang akan dipotong sesuai dengan gambar
bukaan kulit yang telah dibuat dan telah dicantumkan hasil pengujian
ultrasonic test
- Plat pengganti disiapkan kemudian dibantu diangkat dengan menggunakan
crane
- Plat pengganti yang akan dipasang harus memiliki ukuran yang lebih dari
ukuran yang telah ada. Hal ini bertujuan untuk mencegah terjadinya plat
pengganti yang lebih kecil dari ukuran semula
- Dilakukan pemasangan sesuai dengan welding procedure specification
KHUSUS/FOKUS
KEEL DEFLECTION
3.9 Pengertian Keel Deflection Check
Keel Delfection Check adalah pemeriksaan terhadap kedataran lunas
kapal, pemeriksaan ini dilakukan karena di curigai adanya perubahan kedataran
akibat pembebanan yang tidak sesuai dengan desain awal kapal tersebut.
3.10. Perlengkapan dan Peralatan yang diperlukan
Perlengkapan dan Peralatan yang diperlukan untuk Keel Deflection Check adalah:
1. Theodolit
20
Theodolit adalah salah satu alat yang di gunakan untuk melihat
kedataran kapal, yang berbentuk menyerupai teropong.
2. Penggaris
3. Alat Ukur (Meteran)
4. Kapur
5. Senter
3.11. Kerja Lapangan Keel Deflection Check
Dalam melakukan keel deflection check kapal harus berada di floating dock.
Keel Defletion Check di awali dengan penentuan titik-titik pada bagian bawah
kapal. Titik ini akan digunakan sebagai indikator kedataran lunas kapal.
Ketinggian titik-titik tersebut di ukur menggunakan alat ukur (meteran atau
penggaris) dari permukaan floating dock ke lunas kapal, dan dilakukan pada setiap
10 frame kapal dari Buritan ke Haluan.
Setelah menentukan titik-titik pada setiap jarak 10 frame kapal, digunakan 2
cara yaitu menggunakan alat theodolit atau menggunakan alat ukur manual.
Penggunaan theodolit yaitu dengan cara meletakkan theodolit pada salah satu titik
(jarak 10 frame kapal) yang kemudian dilihat ke arah titik setelahnya, berfungsi
untuk melihat lunas kapal masih sejajar atau berubah ukuran, begitu seterusnya
sampai titik yang terakhir.
Sedangkan cara manualnya yaitu menggunakan meteran (penggaris atau alat ukur)
dengan cara mengukur setiap ketinggian titik (jarak 10 frame) dari permukaan
floating dock ke kapal dari titik yang pertama sampai yang terakhir dan dilihat
kapal masih sejajar atau berubah ukurannya. Keduanya memiliki fungsi yang
sama yaitu sama-sama berfungsi untuk melihat kedataran lunas kapal.
21
BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Kesimpulan yang didapat dari pelaksanaan kegiatan kerja praktek di PT.
Dok & Perkapalan Kodja Bahari (Persero) Galangan II adalah:
1. Pelaksanaan kerja praktek ini merupakan bentuk pengaplikasian ilmu
dalam perkuliahan dan kerja praktek ini membantu memberikan
gambaran, pengalaman, pengetahuan, dan perbandingan tentang industri
perkapalan dan proses pengerjaan di lapangan terutama di bidang
pemeliharaan.
2. Hasil kesepakatan antara pihak galangan dan pemilik kapal merupakan
keputusan akhir yang menjadi pedoman kerja dalam pengerjaan kapal.
Setiap temuan penambahan atau pembatalan di luar keputusan yang
telah ditentukan harus disepakati kembali dengan pemilik kapal dan
mendapat persetujuan.
3. Pedoman jaminan mutu dan standar pelaksanaan yang telah dibuat juga
merupakan pedoman utama dalam pengerjaan proyek baik bangunan
baru maupun perbaikan. Pedoman jaminan mutu dan standar
pelaksanaan harus dilakukan dengan komitmen bersama seluruh pekerja.
4. Pengendalian kualitas merupakan kegiatan yang mutlak dilakukan untuk
memenuhi persyaratan pemilik kapal dan menjaga kualitas hasil
galangan sendiri. Pengendalian kulaitas juga tentunya dapat
meningkatkan produktifitas kerja dan memperkecil peluang pekerjaan
ulang.
5. Kesadaran akan keselamatan kerja merupakan hal yang harus dimiliki
setipa pekerja serta merupakan komitmen yang harus dijalankan untuk
terus mempertahankan kualitas dan kuantitas kerja.
6. Tidak ditemukan defleksi pada lunas kapal
22
4.2. Saran
Saran dari pelaksanaan kegiatan kerja praktek yang dapat diberikan antara
lain:
1. Meningkatkan sarana dan fasilitas milik perusahaan untuk menunjang
kinerja proyek dan efektifitas waktu pengerjaan mengingat waktu
kesepakatan proyek dan jumlah proyek.
2. Meningkatkan dan memonitor jam kerja efektif detiap proyek sehingga
waktu efektif kerja dapat terpakai dengan baik dan efisien.
3. Meningkatkan kesadaran keselamatan kerja setiap pekerja untuk
menghindari kecelakaan dan menghentikan pekerjaan yang dapat memotong
waktu kerja efektif.
4. Meningkatkan kebersihan lingkungan galangan agar kesehatan para pekerja
lebih terjaga, sebagai bentuk tanggung jawab atas Sertifikat OHSAS-18001
dan SMK3 Kategori Bendera Emas yang telah diraih oleh PT. Dok &
Perkapalan Kodja Bahari (Persero) Galangan II.
5. Dalam keel deflection check di harapkan menggunakan peralatan dalam
kondisi baik untuk mendapatkan hasil yang baik pula.
23
DAFTAR PUSTAKA
______. (2011, September-Oktober). “DKB Galangan I Berhasil Meraih Sertifikat
OHSAS dan Sertifikat SMK3 ‘Bendera Emas’”.DKB News. hlm.7.
Accreditation Board for Engineering and Technology. Criteria for Accrediting
Engineering Programs, 2012 – 2013. http://www.abet.org/engineering-criteria-2012-
2013 (16 Jul. 2012).
Multazam, et al. (2011). Laporan Kerja Praktek PT. Dok & Perkapalan Kodja Bahari
Galangan II. Makassar: Universitas Hasanuddin.
PT. Dok & Perkapalan Kodja Bahari (Persero) Galangan II. (2012). Daftar Kerja KM.
Dobonsolo (FF09PP1-A0.02). Jakarta: PT. DKB.
PT. Dok & Perkapalan Kodja Bahari (Persero). (2012). Layout Galangan II. Jakarta: PT.
DKB.
24
LAMPIRAN
Pengaplikasian dengan alat theodolit
25
26